KARBARIL CARBARYL
1. N a m a Golongan Karbamat Sinonim / Nama Dagang 1-naphthalenyl methylcarbamate; 1-naphthol-N-methylcarbamate; 1-naphthyl-Nmethylcarbamine; Arylam; Carbamine; Carbaril; Carbarilo; Carbaryl; Carbatox; Carylderm; Carpolin; Cekubaryl; , Denapon; Dicarbam; Hexavin; Karbaspray; Methylcarbamate 1-naphthalenol; Methylcarbamate 1-naphthol; Methylcarbamic acid; 1-naphthyl ester; N-methyl-alpha-naphthylurethan; NAC; Panam; Ravyon; Septene; Sevin; Tercyl; Tricarnam; Union Carbide 7744. Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 63-25-2
Nomor RTECS
: FC5950000
Nomor EC (EINECS)
: 200-555-0
Nomor EU Index
: 006-011-00-7
UN
: 2757
STCC
: 4941122
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Karbaril IUPAC: 1-naphthyl methylcarbamate Deskripsi Bentuk kristal padat, warna mulai dari tidak berwarna, putih hingga kelabu, tergantung pada kemurnian senyawa; tidak berbau, non-korosif; Berat molekul 201,24; Rumus kimia C12H11NO2; Terdekomposisi sebelum mendidih; Titik lebur 142oC (288 F); Titik nyala 193-202 oC; Kelarutan dalam air 0,005 g/100 g pada 20oC dan 0,004 g/100 g pada 30oC. Dapat larut dalam aseton, isoforon, sikloheksanon, dimetilformamid, dimetilsulfoksida, campuran kresol, petroleum
oils, pelarut polar. Sedikit larut dalam metanol. Stabil terhadap panas, cahaya, dan asam pada kondisi penyimpanan. Tekanan uap <0,0001 torr (20-25 oC). Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 2
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 1
= Dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EU: Carc, Cat. 3
=
Karsinogen kategori 3, bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker
R20/22
= Berbahaya bila terhirup dan tertelan
R40
= Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik
R50
= Sangat beracun terhadap organisme perairan
S2
= Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S22
= Awas berbahaya jangan terhirup debu
S24
= Hindari persinggungan/kontak dengan kulit
S36/37
= Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang baik
Xn
= Berbahaya
3. Penggunaan Insektisida, nematisida, regulator pertumbuhan tanaman.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Risiko utama: Berbahaya jika tertelan, iritasi saluran pernafasan, kulit, dan mata, serta kerusakan sistem saraf. Sasaran organ: Sistem pernafasan, kulit, hati, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler.
Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi, keluar air mata, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma. Kontak dengan kulit Iritasi, keluar air mata, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma. Kontak dengan mata Iritasi, keluar air mata, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma. Tertelan Iritasi, keluar air mata, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma. Paparan jangka panjang Terhirup Iritasi, keluar air mata, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma. Kontak dengan kulit Iritasi, mata berair, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma. Kontak dengan mata Iritasi, mata berair, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma.
Tertelan Iritasi, mata berair, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit dada, sesak nafas, detak jantung tidak beraturan, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil, kongesti paru, konvulsi, koma.
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Tancampurkan
: Basa kuat, asam, nitrat, dan bahan pengoksidasi
Karbaril dengan Alkali
: Terhidrolisis cepat jika tercampur.
Oksidator kuat
: Dapat bereaksi
Bahaya dekomposisi
: Produk dekomposisi termal: Oksida nitrogen
Polimerisasi
: Tidak akan terjadi
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Simpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Jauhkan dari sumber panas atau api, basa kuat, asam, bahan yang mudah terbakar, dan agen pengoksidasi.
Simpan dalam kemasan aslinya.
Simpan dalam wadah anti bocor dan diberi label yang jelas.
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia : TDL0 oral-pria 500 mg/kg; LDL0 oral-wanita 5 gm/kg. Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 230 mg/kg; LD50 kulit-kelinci 4 gm/kg; LD50 intraperitonealtikus (rat) 64 mg/kg; LD50 subkutan-tikus (rat) 1400 mg/kg; LD50 intravena-tikus
(rat) 18 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus (rat) 500 mg/kg; LD50 oral-tikus (mouse) 128 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus (mouse) 25 mg/kg; LD50 subkutantikus (mouse) 860 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus (mouse) 370 mg/kg; LD50 oral-anjing 759 mg/kg; LD50 oral-kucing 150 mg/kg; LD50 oral-kelinci 710 mg/kg; LD50 kulit-kelinci 2 gm/kg; LD50 intraperitoneal-kelinci 223 mg/kg; LD subkutankelinci >2 gm/kg; LD50 oral-marmut 250 mg/kg; LC inhalasi-marmut >390 mg/m3/4 jam; LDL0 oral-hamster 250 mg/kg; LD50 intraperitoneal-hamster 640 mg/kg; LDL0 subkutan-ayam 2 gm/kg; LD50 oral-burung puyuh 829 mg/kg; LD50 oral-gerbil 491 mg/kg; LD50 oral-mammalia 510 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-mammalia 310 mg/kg; LD50 oral-burung liar 56 mg/kg; TDL0 oral-tikus (rat) 30 mg/kg/30 hari intermittent; TDL0 oral-tikus (rat) 1050 mg/kg/21 hari intermittent; TDL0 oral-tikus (rat) 10800 mg/kg/96 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (rat) 25480 mg/kg/1 tahun intermittent; TDL0 oral-tikus (rat) 1109 mg/kg/22 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 214 µg/m3/24 jam – 13 minggu intermittent; TDL0 oral-tikus (rat) 720 mg/kg/10 hari intermittent; TDL0 oral-tikus (rat) 300 mg/kg/50 hari kontinyu; TDL0 inhalasi-tikus (rat) 23 mg/m3/4 jam – 17 minggu intermittent; TCL0 inhalasikucing 63 mg/kg/4 minggu intermittent; TDL0 oral-babi 8157 mg/kg/72 hari intermittent; TDL0 oral-burung puyuh 13230 mg/kg/14 minggu kontinyu. Karsinogenik IARC: Grup 3 – tidak diklasifikasikan bersifat karsinogenik bagi manusia. ACGIH: A4 – tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen bagi manusia. Data Tumorigenik TDL0 oral-tikus (rat) 5640 mg/kg selama 94 minggu intermittent; TDL0 implanttikus (rat) 80 mg/kg. Data Mutagenik Sejumlah penelitian mengindikasikan bahwa karbaril hanya menunjukkan sedikit risiko mutagenik. Pada kondisi tertentu karbaril dapat bereaksi dengan nitrit sehingga
menghasilkan
peningkatan
N-nitrosokarbaril.
Berdasarkan
uji
laboratorium, nitrosokarbaril sangat bersifat mutagenik pada kadar rendah. Karbaril juga dapat mempengaruhi proses mitosis sel dan kromosom pada tikus uji. Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 250 µg/cawan (+S9); Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 100 µmol/L (-S9); Mutasi
pada mikroorganisme – mikroorganisme lain 5 mg/L (-S9); Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – Drosophila melanogaster oral 1 pph selama 24 jam; Mutasi pada mikroorganisme – Saccharomyces cerevisae 100 ppm (-S9); Analisis sitogenetik – belalang parenteral 100 pph; Uji mikronukleus – spesies non mammalia multipel 5 ppm selama 8 hari kontinyu; Sintesis DNA tidak terjadwal – fibroblast manusia 1 µmol/L; Inhibisi DNA – paru manusia 1 mmol/L; Sistem uji mutasi lain – paru manusia 1 mmol/L; Inhibisi DNA – limfosit manusia 50 mg/L; Sistem uji mutasi lain – fibroblast manusia 100 mg/kg; Analisis sitogenetik – embrio manusia 40 mg/L; Inhibisi DNA – tipe sel lain tikus (rat) 1 mg/L; Inhibisi DNA – tikus (mouse) Ascites tumor 100 µmol/L; Sistem uji mutasi lain – tikus (mouse) Ascites tumor 400 µmol/L; Host-mediated assay – tikus (mouse) Ascites tumor 60 mg/kg selama 5 hari intermittent; Sperma – tikus (mouse) intraperitoneal 1 mmol/L; Sperma – tikus (mouse) oral 1 mmol/L; Analisis sitogenetik – fibroblast hamster 30 mg/L selama 48 jam; Analisis sitogenetik – paru hamster 100 µmol/L; Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – paru hamster 50 µmol/L; Mutasi sel somatik mammalia – paru hamster 10 µmol/L. Data Reproduksi Tidak ada data reproduktif atau fetal yang teramati pada uji jangka panjang tikus yang diberi pakan karbaril dosis tinggi. Terdapat efek teratogenik yang minimal pada hewan uji setelah dikenai paparan kronik. TDL0 oral-tikus (rat) 1370 mg/kg selama 39 minggu pra kehamilan kontinyu; TDL0 oral-tikus (rat) 5500 mg/kg multigenerasi; TDL0 oral-tikus (rat) 27500 µg/kg multigenerasi; TDL0 oral-tikus (rat) betina hamil 220 mg/kg selama 5-15 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (rat) jantan 1370 mg/kg selama 39 minggu; TDL0 oraltikus (rat) 5475 mg/kg selama 52 minggu pra kehamilan kontinyu; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 11660 mg/kg selama 6-15 hari kontinyu;TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 100 mg/kg selama 8 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 200 mg/kg selama 8 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 150 mg/kg selama 8 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus (mouse) betina hamil 900 mg/kg selama 6-15 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus (mouse) betina hamil 900 mg/kg selama 6-14 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus (mouse) betina hamil 418 mg/kg selama 6-14 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus (mouse) betina hamil 4176 mg/kg selama 6-14 hari kontinyu; TDL0 oral-anjing betina hamil 375 mg/kg selama 3-62 hari kontinyu; TDL0 oral-anjing betina hamil 750 mg/kg
selama 3-62 hari kontinyu; TDL0 oral-anjing betina hamil 197 mg/kg selama 1-63 hari kontinyu; TDL0 oral-anjing betina hamil 394 mg/kg selama 1-63 hari kontinyu; TDL0 oral-kelinci betina hamil 1950 mg/kg selama 6-18 hari kontinyu; TDL0 oralkelinci betina hamil 2600 mg/kg selama 6-18 hari kontinyu; TDL0 oral-babi betina hamil 912 mg/kg selama 1-16 minggu kontinyu; TDL0 oral-marmut betina hamil 300 mg/kg selama 12-16 hari kontinyu; TDL0 oral-hamster betina hamil 250 mg/kg selama 8 hari kontinyu; TDL0 oral-gerbil multigenerasi 12500 mg/kg; TDL0 oralgerbil multigenerasi 20300 mg/kg; TDL0 oral-gerbil multigenerasi 40600 mg/kg. Data Tambahan Karbaril bersifat racun sedang. Karbaril segera dipecah dan diekskresi melalui urin dan feses. Informasi Ekologi Data ekotoksisitas: Toksisitas pada ikan
:
LC50 (Mortalitas) Barb (Barbus stigma) 21,05 µg/L selama 96 jam
Toksisitas pada invertebrata
:
EC50 (Immobilisasi) Water flea (Daphnia pulex) 6,4 µg/L selama 48 jam
Toksisitas pada alga
:
Fotosintesis
alga
hijau
(Enteromorpha
intestinalis) 50 µg/L selama 6 jam Fototoksisitas
:
Fotosintesis Frog’s bit (Halophila ovalis) 50 µg/L selama 6 jam
Toksisitas lain
:
Lokomotor Clawded toad / katak air (Xenopus laevis) 100 µg/L selama 24 jam
Karbaril bersifat letal terhadap berbagai serangga non target. Senyawa ini bersifat lebih aktif pada serangga daripada mammalia. Bersifat toksik sedang terhadap organisme perairan dan beberapa spesies burung. Kadar residu pada ikan dapat 140 kali lebih besar daripada kadarnya di air. Senyawa ini cepat dimetabolisme dan didegradasi sehingga tidak menunjukkan risiko bioakumulasi yang berbeda nyata pada air yang bersifat alkali tetapi berbeda nyata pada kondisi air yang asam. Penguraian di tanah dan air tanah: Karbaril memiliki sifat kurang persisten di tanah. Degradasi karbaril di tanah kebanyakan disebabkan oleh cahaya matahari
dan bakteri. Karbaril memiliki waktu paruh 7-14 hari di tanah berpasir serta 14-28 hari di tanah liat. Penguraian di air: Pada air permukaan, penguraian karbaril terjadi oleh bakteri serta melalui proses hidrolisis. Evaporasi berlangsung sangat lambat. Karbaril memiliki waktu paruh sekitar 10 hari pada pH netral. Waktu paruh bervariasi sesuai tingkat keasaman air. Penguraian pada vegetasi: Degradasi karbaril pada hasil pertanian terjadi melalui hidrolisis di dalam tumbuhan. Waktu hidup residu pendek, kurang dari 2 minggu. Dibandingkan dengan senyawa karbaril, metabolit karbaril memiliki toksisitas yang lebih rendah terhadap manusia. Penguraian senyawa ini sangat bergantung pada tingkat keasaman dan temperatur.
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Karbaril dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Pada salah sattu laporan, pekerja yang terpapar bahan dengan konsentrasi 0,23-31 mg/m3 selama periode 19 bulan menyekresikan lebih dari 80 mg 1-naphthol/hari; 1-naphthol merupakan
suatu
metabolit
dari
karbaril.
Terjadi
sedikit
penekanan
asetilkolinesterase darah. Tidak ada tanda dan gejala aktivitas antikolinesterase. Lihat informasi pada karbamat. Paparan akut karbamat: Jika terhirup, efek pertama inhibisi kolinesterase biasanya pada saluran pernafasan dan dapat termasuk hiperemia nasal dan watery discharge, ketidaknyamanan di dada, dyspnea, dan bersin karena peningkatan sekresi bronkial serta bronkokonstriksi. Efek sistemik lain dapat dimulai dalam waktu paparan beberapa menit atau beberapa jam. Gejala dapat meliputi mual, muntah, diare, kram perut, sakit kepala, vertigo, nyeri okuler, spasme otot siliar, pandangan kabur atau suram, miosis, atau pada beberapa kasus midriasis, lakrimasi, salivasi, berkeringat, dan kebingungan. Efek sistem saraf pusat atau neuromuskuler yang dilaporkan meliputi ataksia, bicara melantur, arefleksia, lemah, lelah, twitching, fasikulasi, tremor, dan akhirnya paralisis anggota badan dan kemungkinan otot-otot pernafasan. Pada kasus berat, dapat pula timbul
defekasi dan urinasi yang tidak disengaja, bradikardia, hipotensi, edema paru, konvulsi, koma, dan kematian akibat gagal nafas atau serangan jantung. Umumnya karbamat tidak diakumulasi pada jaringan mammalia dan inhibisi kolinesterase membalik agak cepat. Pada kasus yang tidak berat, biasannya kesakitan berlangsung kurang dari 24 jam. Kontak dengan kulit Aplikasi karbaril sebanyak 12 mg pada kulit kelinci dapat menyebabkan iritasi berat. Pada uji sensitivitas kulit, marmut mengalami sensitif lemah. Paparan berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Lihat informasi pada karbamat: Paparan akut karbamat: Beberapa senyawa karbamat dapat menyebabkan iritasi. Pada tempat kontak dapat timbul keringat setempat dan fasikulasi. Jika senyawa yang diabsorbsi melalui kulit jumlahnya memadai, dapat timbul efek inhibisi kolinesterase seperti yang dijelaskan pada paparan terhirup akut; gejala dapat tertunda selama 2-3 jam, biasanya tidak lebih dari 8 jam. Kontak dengan mata Sedikit nekrosis kornea terjadi ketika 50 mg debu karbaril diaplikasikan pada mata kelinci. Lihat informasi pada karbamat. Paparan akut karbamat: Kontak langsung karbamat dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, twitching kelopak mata, miosis, dan spasme otot siliar disertai hilangnnya akomodasi, pandangan kabur atau suram dan browache. Kadang-kadang terjadi midriasis dan bukan miosis. Dengan adanya paparan yang memadai, dapat timbul gejala inhibisi kolinesterase seperti pada paparan terhirup akut. Tertelan Enam sukarelawan pria yang menelan karbaril dengan dosis 0,12 hingga 0,13 mg/kg/hari selama 6 minggu mengalami sedikit penurunan kemampuan sementara pada ginjal untuk mengabsorbsi asam amino tanpa efek lain yang nyata terkait dengan karbaril. Pemberian diet berulang menimbulkan kerusakan ginjal pada anjing dan gangguan metabolisme karbohidrat dan protein pada kelinci. Efek pada kelenjar pituitari disertai gangguan fungsi tiroid dan gonag serta
kerusakan hati telah diamati pada tikus (rat) uji. Pemberian karbaril secara oral selama organogenesis bersifat teratogenik terhadap marmut pada dosis 300 mg/kg dan terhadap anjing pada dosis 25 mg/kg. Dilaporkan pula
adanya
perubahan degeneratif pada testis dan siklus estrus berkepanjangan pada tikus (rat). Lihat informasi pada karbamat. Paparan akut karbamat: Jika tertelan, efek yang mula-mula timbul adalah mual, muntah, anoreksia, kram perut, dan diare. Dengan adanya absorpsi dari saluran pencernaan dapat timbul efek inhibisi kolinesterase lain seperti yang dijelaskan pada terhirup akut; gejala dimulai dalam beberapa menit atau tertunda beberapa jam. Keracunan kronik Terhirup Paparan kronik karbamat: Paparan yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan efek seperti pada paparan akut. Kontak dengan kulit Paparan kronik karbamat: Paparan yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan efek seperti pada paparan akut. Kontak dengan mata Paparan kronik karbamat: Paparan yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan efek seperti pada paparan akut. Beberapa senyawa dapat menyebabkan efek toksik pada lensa kristalin, penebalan konjungtiva dan obstruksi kanal nasolakrimal jika digunakan sebagai tetes mata miotik. Tertelan Paparan kronik karbamat: Penelanan karbamat secara berulang dapat menimbulkan efek seperti yang dijelaskan pada paparan akut.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Segera pindahkan dari tempat pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup
atau
pernafasan
serupa
untuk
melakukan
pernafasan
buatan
(pernafasan untuk keselamatan). Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau detergen lembut dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal (minimal 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9% b/v), sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
sesekali
membuka kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Cuci mulut dengan air. Jangan
merangsang muntah atau memberikan suatu
cairan kepada pasien yang tidak sadar. Bila terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah daripada pinggul untuk menghindari aspirasi. Bila korban tidak sadarkan diri, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas: membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan: ventilasi dan oksigenasi, yaitu memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika timbul kejang: beri diazepam dengan dosis sebagai berikut: Dewasa: 10 – 20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30 – 60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200 – 300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa / konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan kantung masker berkatup atau peralatan sejenis untuk memberikan pernafasan buatan jika diperlukan. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 10.3 Antidotum Sulfas atropin, intravena, intramuskular. Catatan untuk dokter: Untuk paparan terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen.
Untuk
penelanan,
pertimbangkan
kumbah
lambung.
Pertimbangkan pemberian oksigen. Hindarkan pemberian depressants.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan: Media
Spesifikasi
Udara
Tempat
Negara /
Deskripsi Batas Paparan
Organisasi Argentina
kerja
Nilai
Konsentrasi maksimum yang diijinkan: - Time-weighted average (TWA)
5 mg/m3
- Paparan jangka pendek
10 mg/m3
Bulgaria
Konsentrasi maksimum yang diijinkan
Jerman
Konsentrasi maksimum di tempat
1 mg/m3
kerja:
Hungaria
- 8 jam TWA
5 mg/m3
Konsentrasi maksimum yang dapat
1 mg/m3
diterima Inggris
Standar paparan yang berhubungan dengan pekerjaan: - 8 jam TWA
5 mg/m3
- 10 menit paparan jangka pendek
10 mg/m3
Amerika
Batas paparan yang diijinkan
Serikat
- 8 jamyuk
(OSHA)
TWA
Amerika
Batas paparan yang
Serikat
direkomendasikan
5 mg/m3 5 mg/m3
(NIOSH) Amerika
Threshold limit value (TLV)
Serikat
- 8 jam TWA
5 mg/m3
Konsentrasi maksimum yang diijinkan
5 mg/m3
(ACGIH) WHO
(tentatif) Makanan
Asupan
FAO / WHO
Acceptable Daily Intake (ADI) /
0–0,01 mg/kg
Asupan harian yang diijinkan Residu
FAO / WHO (Codex
Batas residu maksimum (pada produk spesifik):
Alimentarius) Pakan hewan (hijau), alfalfa, kacang
0,1–100 mg/kg
polong, rumput. Gula bit
100 mg/kg
Aprikot, asparagus, blackberry, ceri,
10 mg/kg
buah kiwi, sayuran berdaun (kecuali kubis-kubisan), zaitun, plum Sekam/dedak
20 mg/kg
Jeruk, strawberi, blueberry
7 mg/kg
Apel, pisang, anggur, kubis-kubisan,
5 mg/kg
unggas (kulit), tomat Telur (tanpa kulit), daging unggas
0,5 mg/kg
Daging ternak, kentang, tepung terigu
0,2 mg/kg
Susu dan produk susu
0,1 mg/kg
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat (local exhaust) atau ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat (emergency eye wash fountain) serta semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang sesuai dan tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bila terjadi kebakaran, jaga drum dan lain-lain, dinginkan dengan semprotan air. Media pemadam kebakaran: Serbuk, busa tahan alkohol, semprotan air, karbon dioksida, bahan kimia kering. Kebakaran besar: Gunakan busa atau semprotan air. Pemadam kebakaran: Pindahkan wadah dari area kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api dari lokasi yang aman atau dari jarak aman. Menjauhlah dari akhir tangki. Bendung untuk dibuang kemudian. Jangan menyebarkan tumpahan bahan menggunakan aliran air bertekanan tinggi. Jangan berusaha untuk memadamkan api, kecuali aliran bahan telah dapat dihentikan. Gunakan bahan pemadam kebakaran yang memadai di sekeliling api. Basahi dengan semprotan air. Dinginkan wadah dengan semprotan air setelah api padam. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetap berada pada tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah. Pertimbangkan evakuasi sesuai arah angin jika terjadi kebocoran.
13. Manajemen Tumpahan Jika cairan yang mengandung karbaril tertumpah, lakukan hal-hal sebagai berikut: Jauhkan orang yang tidak menggunakan perlengkapan pelindung dari area tumpahan atau area kebocoran bahan hingga bersih. Beri udara pada area tumpahan atau kebocoran. Kumpulkan tumpahan atau diserap menggunakan vermiculite, pasir kering, atau tanah. Jangan diguyur dengan air. Tumpahan dilap dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan di tempat yang aman.
14. Daftar Pustaka Budavari, S. (Ed.), The Merck Index: An Encyclopedia of Chemical, Drugs, and Biologicals, Thirteenth Edition, Merck & Co. Inc., USA, 2001, p. 675.
OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
Olson, R.K., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill companies, Inc., USA, 2004, p. 560 t.
Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991.
Worksafe Australia. Hazardous according to criteria of Worksafe Australia: Carbaryl Liquid Insecticide. July 2004.
http://monographs.iarc.fr/ENG/Classification/index.php (Diunduh Juli 2010) http://pmep.cce.cornell.edu/profiles/extoxnet/carbaryl-dicrotophos/carbarylext.html (Diunduh Juli 2010)
http://www.inchem.org/documents/pds/pds/pest3_e.htm (Diunduh Juli 2010) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------