ANILIN ANILINE 1.
Nama Golongan Amina, aromatik (1). Sinonim / Nama Dagang (1,2,4) Aminobenzene; Phenylamine; Benzenamine; Blue Oil; Aminophen; Aniline Oil; Benzene, amino; Anyvim; C.I. 76000; RCRA U012; STCC 4921410; Nomor Identifikasi Nomor CAS
: 62-53-3 (1,2,3,4,7)
Nomor OHS
: 01530 (1)
Nomor RTECS
: BW6650000 (1,2,3)
Nomor EC (EINECS) : 200-539-3 (1,4)
2.
Nomor Index
: 612-008-00-7 (1)
UN
: 1547 (1,4,7)
TSCA
: 8 (b) (2)
Sifat Fisika Kimia Nama bahan Anilin Deskripsi (1,2,3) Bentuk cairan berminyak berwarna jernih sampai kecoklatan, berbau amis. Berat molekul 93,13; Rumus molekul C6H5NH2; Titik nyala 228oC; Titik didih 184oC (363 F); Titik beku -6 oC (21 F); Tekanan uap 0,6 mmHg pada suhu 20oC; Berat jenis uap (udara=1) 3,2; Berat jenis (air=1) 1,0217; Ambang batas bau 2,4 ppm; Titik kritis 425,6oC (798,1 F); Log Kow 0.9; Kelarutan dalam air 3,5%; pH 8,1 (larutan 0,2 M); Larut dalam metanol, eter, aseton, benzena, ligroin, kloroform, pelarut organik, air dingin, air panas. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,3,7) :
Kesehatan 2
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 2
= Mudah terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC (1,2,3,4): Xn
= Berbahaya
T
= Beracun
N
= Berbahaya terhadap lingkungan
Kategori Karsinogen 3
= Bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan insiden
R20/21/22
= Berbahaya
bila
terhirup,
bersinggungan/kontak
dengan kulit dan tertelan R23/24/25
= Beracun bila terhirup, bersinggungan / kontak dengan kulit dan tertelan
R36/38
= Iritasi pada mata dan kulit
R40
= Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik
R41
= Risiko kerusakan serius pada mata
R43
= Dapat menyebabkan sensitisasi akibat bersinggungan / kontak dengan kulit
R48/23/24/25
= Beracun: Berbahaya karena kerusakan serius pada kesehatan akibat pemaparan jangka panjang melalui saluran pernafasan, persinggungan/kontak dengan kulit dan jika tertelan.
R50
= Sangat beracun bagi organisme perairan
S1/2
= Jaga agar tetap berada pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
S26
= Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S27
= Lepaskan segera semua pakaian yang terkontaminasi
S28
= Setelah mengenai / kontak dengan kulit, cuci segera dengan
sejumlah
besar
bahan
sebagaimana
disebutkan pada kemasannya. S36/37/39
= Pakai / kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata / wajah
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/ rumah sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S46
= Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan wadah ini atau label)
S61
= Hindari / cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan pada lembar data keamanan / instruksi khusus.
S63
= Pada kasus keracunan karena inhalasi, pindahkan pasien
ke
ruang
terbuka
dan
biarkan
beristirahat. 3.
Penggunaan (6,7) Digunakan sebagai bahan antioksidan, akselerator, dan vulkanisir dalam industri karet; digunakan dalam pembuatan antalgin, isopropil antipirin, obat sulfa, oksifen butazon, dan vitamin B2 dalam industri farmasi; digunakan dalam industri pembuatan pestisida; digunakan dalam industri pembuatan bahan peledak; digunakan sebagai zat antara dalam industri pembuatan bahan kimia dan bahan pewarna sintetis; digunakan dalam pembuatan parfum; digunakan dalam industri resin dan pernis.
4.
Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya (jika terhirup, kontak dengan kulit, atau tertelan), iritasi saluran napas, iritasi kulit, iritasi mata, kerusakan darah (1). Organ sasaran: Darah
(1,2)
, pembuluh darah, ginjal, hati, sistem saraf pusat,
sistem kardiovaskuler, limpa, kandung kemih Rute Paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi, kulit berwarna kebiruan (1) Kontak dengan kulit Iritasi, kulit berwarna kebiruan (1)
(2,4)
, sumsum tulang (4).
untuk
Kontak dengan mata Iritasi, kerusakan mata
(1)
. Dapat menyebabkan lakrimasi, penglihatan kabur,
dan fotofobia (4). Tertelan Telinga berbunyi, mual, muntah, sakit perut, nyeri dada, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, mengantuk, pusing, disorientasi, kulit berwarna kebiruan, kejang, dan koma (1) Paparan jangka panjang Terhirup Menimbulkan efek yang sama seperti yang dilaporkan pada rute paparan lainnya (1) Kontak dengan kulit Iritasi, kulit berwarna kebiruan (1) Kontak dengan mata Tidak terdapat informasi adanya efek merugikan yang bermakna
(1)
Tertelan Tidak terdapat informasi adanya efek merugikan yang bermakna 5.
(1)
Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas Kondisi
: yang
harus :
dihindarkan
Stabil pada tekanan dan suhu normal (1) Hindarkan panas, api, percikan dan sumber api lain. Wadah dapat pecah atau meledak bila terkena
panas.
terakumulasi
Gas
dalam
berbahaya ruangan
dapat
terbatas.
Hindarkan dari sumber air dan selokan (1). Bahan tak tercampurkan :
Asam,
/ tancampurkan
peroksida,
logam,
bahan
halogen,
mudah
bahan
terbakar,
pengoksidasi,
amina, basa, halokarbon (1) Bahaya dekomposisi
:
Produk dekomposisi termal: oksida karbon, nitrogen
(1)
, uap dan gas yang mengiritasi dan
beracun (4) Polimerisasi
:
Tidak akan terjadi (1,4)
Anilin dengan (1) Asetat anhidrat :
Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah tertutup (1)
Asam : Aluminium : Anilinium klorida : Benzendiazonium-2- :
Memungkinkan terjadinya reaksi keras (1) Dapat terkorosi (1) Meledak pada suhu dan tekanan tinggi (1) Reaksi eksplosif (1)
karboksilat Boron Triklorida : Asam klorosulfonik :
Memungkinkan terjadinya reaksi keras (1) Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah tertutup (1)
Dibenzoil peroksida : Diisopropil :
Reaksi eksplosif (1) Memungkinkan terjadinya dekomposisi (1)
peroksikarbonat Epiklorohidrin : Florin : Florin nitrat : N-Haloimida :
Reaksi eksplosif (1) Reaksi pijar (1) Meledak saat kontak (1) Memungkinkan terjadinya reaksi keras (1)
Heksakloromelamin :
Reaksi eksoterm cepat (1)
Hidrogen peroksida :
Membentuk senyawa eksplosif
Asam nitrat : Nitrometana : Nitrosil perklorat : Oleum :
(1)
Terbakar saat kontak (1) (1)
Membentuk campuran eksplosif Terbakar saat kontak (1)
Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah tertutup (1)
Oksidator (kuat) :
Bahaya kebakaran dan ledakan
(1)
Ozon :
Membentuk campuran eksplosif
(1)
Asam perklorat + :
Membentuk resin eksplosif
(1)
formaldehida Perkloril florida : Perkromat : Asam peroksiformat :
Membentuk padatan eksplosif
(1)
Reaksi eksplosif pada suhu tinggi (1) Reaksi keras (1)
Asam peroksosulfida :
Dapat meledak (1)
(mono dan di) Plastik, karet, pelapis :
Kemungkinan diserang (1)
Kalium peroksida :
Terbakar saat kontak (1)
Beta-Propiolakton :
Suhu dan tekanan meningkat pada wadah tertutup (1)
Perak perklorat : Natrium peroksida + air : Asam sulfida :
Membentuk campuran eksplosif
(1)
Terbakar saat kontak (1) Suhu dan temperatur meningkat pada wadah tertutup (1)
Tetranitrometana : Trikloronitrometana :
Terbakar (1) Memungkinkan terjadinya reaksi keras (1)
(kloropikrin) Seng : 6.
Penyimpanan
Dapat terkorosi (1)
(1,2,3)
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku Hindari panas, api, percikan api dan sumber api lainnya. Simpan di tempat yang dingin, kering dan tersedia ventilasi. Simpan di tempat yang terpisah dari bahan-bahan yang tidak tercampurkan. Jangan menghirup gas / asap/ uap / semprotan. Simpan dalam wadah tertutup, tempat yang sejuk, cukup ventilasi 7.
Toksikologi Toksisitas Data pada manusia (1) TDL0 oral-anak 3125 mg/kg; LDL0 metode tidak dilaporkan-manusia 350 mg/kg; LDL0 metode tidak dilaporkan-manusia 150 mg/kg Data pada hewan Data iritasi (1) : Iritasi sedang: Kulit-kelinci 20 mg/24 jam; mata-kelinci 20 mg/24 jam
Iritasi berat: Mata-kelinci 102 mg Data toksisitas (1): LD50 oral-tikus 250 mg/kg; LCL0 inhalasi-tikus 250 ppm/4 jam; LD50 kulit-tikus 1400 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 420 mg/kg; LD50 oral-mencit 464 mg/kg; LC50 inhalasi-mencit 175 ppm/7 jam; LD50 intraperitoneal-mencit 492 mg/kg; LD50 subkutan-mencit 200 mg/kg; LD50 oral-anjing 195 mg/kg; LDL0 kulit-anjing 1540 mg/kg; LDL0 intravena-anjing 200 mg/kg; LDL0 oral-kucing 100 mg/kg; LCL0 inhalasi-kucing 180 ppm/8jam; LD50 kulit-kucing 254 mg/kg; LDL0 subkutan-kucing 100 mg/kg; LDL0 oral-kelinci 500 mg/kg; LD50 kulitkelinci 820 µL/kg; LDL0 subkutan-kelinci 1 g/kg; LD50 intravena-kelinci 64 mg/kg; LD50 oral-marmut 400 mg/kg; LD50 kulit-marmut 1290 mg/kg; LD50 intraperitoneal-marmut 100 mg/kg; LD50 oral-burung puyuh 750 mg/kg; LD50 oral-mamalia 500 mg/kg; LC50 inhalasi-mamalia 2500 mg/m3; LD50 oralburung liar 562 mg/kg; TDLo oral -tikus 913 mg/kg/2 minggu intermittent; TDL0 oral kontinu 550 mg/kg/5 hari; TDL0 oral-tikus 210 mg/kg/12 minggu kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus 3 mg/m3/22 minggu intermittent; TCL0 inhalasitikus 87 ppm/6jam selama 2 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-tikus 300 µg/m3/24 jam selama 80 hari kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus 5 mg/m3/24 jam selama 21 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus 900 mg/kg/6 hari intermittent. Data Karsinogenik (1,2) IARC : Group 3 – Bukti pada manusia tidak memadai; bukti pada hewan terbatas (1) ACGIH : A3 – Karsinogen pada hewan (1) TRGS 905: K3 (1). Ada sejumlah bukti terbatas terkait efek karsinogenik anilin hidroklorida pada hewan
uji.
Data
epidimiologi
yang
tersedia
tidak
memadai
untuk
menyimpulkan efek karsinogenik anilin pada manusia. Data Mutagenik (1) Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 10 µg/cawan (-S9); Perbaikan DNA – Eschericia coli 39658 µg/sumur selama 16 jam; Kerusakan DNA intraperitoneal-tikus 105 mg/kg; Uji cairan tubuh tikus menggunakan Salmonella typhimurium 300 mg/kg; Pertukaran pasangan kromatida – hati
tikus 200 µmol/L; Tes mikronukleus – intraperitoneal tikus 50 mg/kg; Mutasi pada mikroorganisme – limfosit mencit 500 mg/L; Perubahan morfologi fibroblas mencit 800 µg/L; Kerusakan DNA – intraperitoneal mencit
300
mg/kg; Kerusakan DNA – limfosit mencit 21500 µmol/L; Pertukaran pasangan kromatida – intraperitoneal mencit 210 mg/kg; Mutasi pada sel somatik mamalia – limfosit mencit 2500 µmol/L; Analisis sitogenetik – ovarium hamster 444 mg/L; Pertukaran pasangan kromatida – ovarium hamster 50 mg/L; Mutasi pada sel somatik mamalia – paru-paru hamster 500 µg/L. Data Tumorigenik (1) TDL0 oral-tikus 11 gm/kg/29 minggu kontinyu; TD oral-tikus 72800 mg/kg/2 tahun kontinyu. Data Reproduksi (1) TDL0 oral-mencit betina hamil 4480 mg/kg selama 6-13 hari kontinyu. Data Tambahan (1) Alkohol dapat meningkatkan efek toksik. Suhu lingkungan yang tinggi dapat meningkatkan efek toksik. Informasi Ekologi Toksisitas pada ikan (1) LC50 (96 jam, mortalitas) rainbow trout, donaldson trout (Oncorhynchus mykiss) 36200 µg/L. Toksisitas pada invertebrata (1) EC50 (48 jam, imobilisasi) kutu air (Daphnia magna) 300 µg/L. Toksisitas pada alga (1) LC50 (12-13 minggu, mortalitas) alga hijau (Chorella vugaris) >183900 µg/L. Toksisitas pada mikroorganisme EC50 bakteri Phytobacterium phosphoreum 425-488 mg/L (4) Toksisitas pada perairan Stress pada komunitas perairan 1000 µg/L.
Biokonsentrasi: BCF (Residu) alga hijau (Scenedesmus quadricauda 13,5 nmol/mL adalah 261 nmol/mL 24 hari. 8.
Efek Klinis (1) Keracunan akut Terhirup Anilin: Dosis letal anilin pada mencit adalah 175 ppm selama 7 jam. Dapat menimbulkan efek seperti efek tertelan akut jika terhirup pada jumlah yang cukup banyak (1). Kontak dengan kulit Anilin: Dapat menyebabkan iritasi. Pada individu yang pernah terpapar bahan ini sebelumnya dapat menimbulkan sensitivitas berupa dermatitis. Anilin cepat diserap melalui kulit, dan sejumlah kecil bahan yang diserap melalui baju dan sepatu dapat menimbulkan gejala toksik. Dapat menimbulkan efek seperti efek tertelan akut jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup banyak (1). Kontak dengan mata Anilin: Dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kemerahan, perih, dan kemungkinan kerusakan kornea (1). Tertelan Anilin: Rata-rata dosis letal anilin murni adalah 15-30 gram. Dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Hipoksia jaringan akibat pembentukan methemoglobin dapat terjadi di susunan saraf pusat dan menimbulkan efek pada jantung. Gejala dapat berupa sakit kepala, mual, muntah, nyeri pada tenggorokan dan perut, dan tenggorokan terasa kering. Dapat terjadi sianosis jika kadar methemoglobin mencapai 15%. Bibir, lidah dan membran mukosa dapat menjadi biru tua hingga hitam, dan kulit tampak abu-abu. Efek pada susunan saraf pusat dapat meliputi kebingungan, iritasi, ataksia, vertigo, pingsan, tinnitus, disorientasi, letargi, kesemutan pada anggota gerak, nyeri persendian, mengantuk, delirium, kejang, koma,dan tidak sadarkan diri. Dapat juga menyebabkan fotofobia, penglihatan melemah dan reaksi pupil menjadi lambat. Efek pada saluran kemih berupa
sakit saat berkemih, hematuria, hemoglobinuria (dan methemoglobinuria), oliguria, gagal ginjal ringan dan sakit kuning, walaupun jarang terjadi. Efek pada jantung dapat meliputi blok jantung, denyut jantung lambat, dan syok. Anilin juga memiliki efek racun yang bersifat langsung, mengakibatkan penurunan tekanan darah dan aritmia jantung. Kematian biasanya terjadi akibat kolaps kardiovaskuler. Fase terakhir dari hemolitik akut dapat terjadi 6 sampai 8 hari setelah menelan bahan. Anilin dapat menembus plasenta, oleh karena itu terpapar bahan selama kehamilan dapat mempengaruhi janin. Hasil evaluasi dari RTECS menunjukkan bahwa pemberian anilin secara oral pada tikus menimbulkan peningkatan kasus tumor neoplastik yang bermakna secara statistik (1). Keracunan kronik Terhirup Paparan berulang atau jangka panjang dapat menimbulkan efek seperti pada paparan kronik secara tertelan (1). Kontak dengan kulit Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis akibat kontak atau sensitisasi. Paparan kronis dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan paparan kronik secara tertelan (1). Kontak dengan mata Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan konjungtivitis dan fotofobia. Dapat menyebabkan perubahan warna pada konjungtiva dan fisura palpebral pada kornea (1). Tertelan Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah, menstimulasi sumsum tulang dan regenerasi. Dapat terjadi anemia yang disertai pembentukan Heinz body. Anilin dapat mempengaruhi sistem saraf, ginjal, dan hati. Dapat pula terjadi penyakit kuning (jaundice). Urin yang dihasilkan dapat berwarna coklat gelap atau berwarna seperti anggur. Naftilamin, yang merupakan kontaminan pada anilin komersial, dapat menyebabkan papiloma pada dinding kandung kemih. Dapat pula
timbul gejala seperti pada paparan akut, lesi kulit, anoreksia, dan penurunan berat badan (1). 9.
Pertolongan Pertama Terhirup (1) Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup untuk memberikan pernapasan buatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit (1) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata (1,2) Periksa dan lepaskan jika menggunakan lensa kontak. Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (1,2) Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau petugas kesehatan. Jangan merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya aspirasi. Jika korban tidak sadar, posisikan kepala menoleh ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Pertimbangkan pemberian oksigen jika terpapar bahan melalui inhalasi. Pertimbangkan dilakukannya kumbah lambung dan pemberian arang aktif jika terpapar bahan melalui jalur oral / tertelan
(1)
.
Antidotum: Metilen biru yang diberikan secara intravena; asam askorbat yang diberikan secara intravena (1). 10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan (1,5) Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Kemungkinan diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
-
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. -
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri (1) Batas paparan anilin: OSHA TWA pada kulit 5 ppm (19 mg/m3) OSHA TWA pada kulit 2 ppm (8 mg/m3) (ditinggalkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) ACGIH TWA pada kulit 2 ppm (8 mg/m3). NIOSH direkomendasikan TWA 2 ppm (8 mg/m3) selama 10 jam. DFG MAJ 4 kali/shift 8 mg/m3 (2 mL/m3) Metode pengukuran: Tabung silika gel; etanol; kromatografi gas dengan deteksi ionisasi nyala; NIOSH III # 2002, amina aromatik Ventilasi:
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang berlaku (1). Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (1). Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia
(1)
.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (1)
.
Respirator: Penggunaan respirator di bawah ini beserta batas konsentrasi maksimumnya diperoleh dari NIOSH dan/atau OSHA
(1)
Pada setiap konsentrasi yang dapat dideteksi: Setiap peralatan pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker seluruh wajah dan memerlukan tekanan atau modus tekanan positif lainnya untuk pengoperasiannya. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan dioperasikan dalam kondisi perlu tekanan atau tekanan positif lain yang dikombinasikan dengan pemasok escape yang terpisah. Escape Respirator: Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan wadah uap organik. Setiap jenis escape respirator yang memadai dengan peralatan pernapasan serba lengkap. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan dioperasikan dalam kondisi perlu tekanan atau tekanan positif lain yang dikombinasikan dengan pemasok escape yang terpisah Setiap alat pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker seluruh wajah. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran sedang. Uap lebih berat daripada udara. Uap atau gas terbakar walaupun jarak dengan sumber api jauh. Campuran uap/udara dapat meledak di atas titik nyala (1). Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa yang sesuai, busa tahan alkohol (1). Kebakaran besar: Gunakan busa yang sesuai atau basahi dengan semprotan air (1).
Pemadaman kebakaran: Jauhkan wadah dari area kebakaran jika dapat dilakukan tanpa adanya risiko. Dinginkan wadah dengan air yang berasal dari pemadam kebakaran tanpa awak atau yang menggunakan monitor hingga api padam. Padamkan api dari lokasi yang berjarak aman. Menjauhlah dari tangki. Buatlah tanggul untuk pembuangan selanjutnya. Jangan menyebarkan tumpahan bahan menggunakan air bertekanan tinggi (1)
.
Autoignition (suhu minimum dapat terbakar sendiri): 1139 F (615 oC) Kelas Mudah Menyala (OSHA) : III A Keterangan khusus tentang Bahaya Kebakaran: Anilin kontak dengan natrium peroksida dan air dapat terbakar. Anilin terbakar secara spontan dengan asam nitrat, natrium peroksida atau kalium peroksida. Bila anilin dipanaskan sampai terdekomposisi akan mengeluarkan asap beracun (2). Keterangan khusus tentang Bahaya Ledakan: Anilin secara spontan dapat meledak bila bereaksi dengan Nitrosyl benzenediazonium-2-karboksilat, peroksida dibenzoil, nitrat fluor, perklorat, asam nitrat, asam peroxodisulfuric, dan tetranitrometana. Penambahan setetes anilin dengan 1 gram dibenzoil peroksida menimbulkan sedikit ledakan setelah beberapa saat. Anililne dengan asam perklorat dan formaldehida dapat menghasilkan bahan peledak dan mudah terbakar (2). 13. Manajemen Tumpahan (1,2) Tumpahan/kebocoran: Kurangi uap menggunakan semprotan air (1). Tumpahan pada tanah: Jaga tumpahan agar tidak menyebar, misal dengan karung pasir. Bendung tumpahan untuk selanjutnya dibuang. Serap tumpahan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan bahan ke dalam wadah yang sesuai (1). Tumpahan pada air: Serap dengan arang aktif. Bersihkan bahan yang terjebak menggunakan selang penghisap. Jauhkan dari sumber air dan selokan (1).
Tumpahan di tempat kerja: Hindarkan dari panas, api, percikan, dan sumber api lainnya. Jangan menyentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa adanya risiko. Kurangi uap dengan semprotan air (1). Tumpahan sedikit: Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah dalam wadah yang sesuai
(1)
diperlukan, netralkan residu menggunakan larutan asam asetat encer
(2)
. Jika
.
Tumpahan sedikit dan kering : Pindahkan wadah dari tumpahan ke area aman (1). Tumpahan yang banyak: Bendung untuk pembuangan selanjutnya. Jauhkan dari sumber api. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk
(1)
.
diperlukan, netralkan residu menggunakan larutan asam asetat encer
Jika
(2)
.
14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, Inc. Donelson Pike, Nashvill, 1997 2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927435 (diunduh April 2012) 3. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/DisplayMSDSContent.do (diunduh April 2012) 4. http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/aniline.htm (diunduh April 2012) 5. Badan POM (2001), Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk Rumah Sakit, Jakarta, hal. 21-22 6. http://www.amosenterprise.com/chemicals.php (diunduh Juni 2012) 7. http://nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/0135.pdf
(diunduh
Juni
2012) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------