KALOMEL CALOMEL 1. N a m a Golongan Garam anorganik Sinonim / Nama Dagang Mild Mercury Chloride; Mercurous Chloride, C.I. 777764; Mercury (+) Chloride; Mercury Monochloride; Calomel; Precipitate Blance; Mercury Protochloride; Calogreen; Subchloride of Mercury; ClHg, Cl2Hg2. Nomor Identifikasi: Nomor CAS
: 7546-30-7 u 10112-91-1
Nomor OHS
: 13960
Nomor RTECS
: OV8750000
Nomor EC (EINECS)
: 231-430-9
Nomor UN
: 2025
ICSC
: 0984
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Calomel Deskripsi Serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Berat molekul: 236,04. Rumus molekul: HgCl. Berat jenis (air = 1): 7,15. Titik sublimasi 723°F(384°C).Tidak larut dalam: alkohol, eter, air. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 2
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 0
= Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC: T+
= Sangat beracun
Xn
= Berbahaya bagi kesehatan
N
= Berbayaha bagi lingkungan
R22
= Berbahaya bila tertelan
R26/27/28
= Sangat beracun bila terhurup, bersinggungan/kontak dengan kulit dan tertelan
R33
= Berbahaya karena efek kumulatif
R36/37/38
= Iritasi pada mata, sistem pernafasan dan kulit
R50/53
= Sangat beracun bagi organisme perairan, dapat menyebabkan efek merugikan jangka panjang di lingkungan perairan
S2
= Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S13
= Jauhkan dari makanan, minuman dan bahan makanan hewan
S24/25
= Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan mata
S46
= Jika
tertelan,
cari
segera
pertolongan
medis
(perlihatkan wadah atau label)
3. Penggunaan Lampu Bengal berwarna hijau pekat, kertas calomel, dicampurkan dengan emas pada proses pelukisan porselen, elektroda calomel, sebagai fungisida pada pertanian untuk memberantas larva pada akar tanaman kubis dan bawang.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: reaksi alergi. Organ sasaran: sistem imun (sensitisasi), sistem saraf, ginjal. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Reaksi alergi, rasa kecap logam, mual, muntah, diare, nyeri dada, sulit bernafas, sakit kepala, kerusakan paru-paru, kerusakan ginjal. Kontak dengan kulit
Iritasi dan reaksi alergi. Kontak dengan mata Iritasi. Tertelan Sama seperti yang dilaporkan pada paparan inhalasi jangka panjang, kemerahan pada kulit, mual dan muntah. Paparan jangka panjang Terhirup Garis biru pada gusi, gigi geligi menjadi goyah, kerusakan saraf, efek buruk terhadap sistem reproduksi. Kontak dengan kulit Sama seperti yang dilaporkan pada paparan inhalasi jangka panjang, kerusakan ginjal dan kerusakan saraf. Kontak dengan mata Tidak ada informasi mengenai efek samping berbahaya yang signifikan. Tertelan Sama seperti yang dilaporkan pada paparan inhalasi jangka panjang, kerusakan ginjal dan kerusakan saraf.
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada tekanan dan suhu normal
Tancampurkan
: Basa, garam logam, sianida, bahan pereduksi, asam, peroksida, halogen, karbon halo
Kalomel dengan Alkali
: tancampurkan
Klorida alkali
: tancampurkan
Amonia
: tancampurkan
Basa (kuat)
: tancampurkan
Bromida
: tancampurkan
Karbonat
: tancampurkan
Garam tembaga
: tancampurkan
Sianida
: tancampurkan
Antimoni sulfida emas
: tancampurkan
Hidrogen bromida
: tancampurkan
Hidrogen peroksida
: tancampurkan
Hidroksida
: tancampurkan
Iodida
: tancampurkan
Iodium
: tancampurkan
Iodoform
: tancampurkan
Garam timbal
: tancampurkan
Lime water
: tancampurkan
Garam perak
: tancampurkan
Sulfat
: tancampurkan
Sulfida
: tancampurkan
Sulfit
: tancampurkan
Bahaya dekomposisi
: Produk
dekomposisi
termal:
senyawa
ter-
halogenasi, merkuri Polimerisasi
: Tidak terpolimerisasi.
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpanlah dalam kemasan yang tertutup rapat. Simpanlah dalam ruangan yang gelap. Simpan terpisah dari bahan-bahan yang inkompatibel.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 1 mg/kg; LD50 subkutan-tikus (rat) 14 mg/kg; Mutagenik
Perubahan DNA – Bacillus subtilis 50 mmol/L; sistem pemeriksaan mutasi laiinnya – ovarium hamster 2700 ug/L; pertukaran “sister chromatid” – ovarium hamster 3200 nmol/L. Informasi Ekologi Sangat toksik untuk organisme perairan – dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap lingkungan.
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Merkuri klorida: lihat informasi pada senyawa merkuri inorganik Senyawa merkuri inorganik: terhirup senyawa merkuri pada kadar tinggi dapat menyebabkan sesak nafas, batuk, demam, mual, muntah, diare, sakit kepala, sariawan, salivasi, gusi bengkak, rasa kecap logam, dan kelainan jantung. Iritasi saluran pernafasan dapat terjadi bersamaan dengan nyeri dada dan nafas terasa berat. Gejala dapat membaik namun dapat pula berkembang hingga menjadi bronkiolitis nekrotik. Pneumonitis, edema pulmoner, pneumothoraks, dan fibrosis interstisial. Asidosis, kerusakan ginjal, dan dapat terjadi kematian. Reaksi alergi yang dapat terjadi pada individu yang pernah mengalami paparan sebelumnya berupa dermatitis, ensefalitis, dan kematian. Kontak dengan kulit Merkuri klorida: lihat informasi pada senyawa merkuri inorganik Senyawa merkuri inorganik: senyawa merkuri dapat menyebabkan iritasi kulit. Sejumlah kecil senyawa merkuri dapat diabsorpsi melalui kulit yang intak. Reaksi alergi yang dapat timbul berupa dermatitis, ensefalitis dan hingga kematian. Kontak dengan mata Merkuri klorida: lihat informasi pada senyawa merkuri inorganik Senyawa merkuri inorganik: senyawa ini dapat menyebabkan iritasi. Tertelan Merkuri klorida: suatu katartik iritan atau purgatif bila tertelan. Bila tertahan dalam tubuh, pada dosis 30-40 mg/kg dapat berakibat fatal. Reaksi ringan memiliki gambaran berupa demam, rash skarlatinal atau urtikarial dapat timbul setelah
periode latent kira-kira sekitar satu minggu (“calomel sickness”). Lihat pula informasi pada senyawa merkuri inorganik. Senyawa merkuri inorganik: penelanan senyawa merkuri dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan tenggorokan, rasa haus, mual, dan muntah. Dapat menimbulkan gambaran dan gejala seperti yang dijabarkan pada paparan inhalasi kronik. Keracunan kronik Terhirup Merkuri klorida: lihat informasi pada senyawa merkuri inorganik Senyawa merkuri inorganik: paparan berulang dapat menyebabkan gejala merkurialisme, yang ditandai dengan tremor halus dan erethisme. Tremor pada mulanya terjadi pada tangan, namun lama-kelamaan akan tampak pula pada wajah, lengan, dan kaki. Erethisme dapat bermanifestasi pada sikap malu yang abnormal, kemerahan pada wajah, rasa mawas diri yang abnormal, depresi, murung, tidak bisa menerima kritik, iritabilitas atau eksitabilitas, sakit kepala, kelelahan dan insomnia. Pada kasus-kasus yang berat, dapat terjadi halusinasi, kehilangan memori dan dapat terjadi kemunduran mental. Kontak dengan kulit Senyawa merkuri inorganik: paparan berulang atau lama dapat menyebabkan sensitisasi dermal dan efek sistemik seperti yang dijabarkan pada paparan inhalasi kronik. Kontak dengan mata Senyawa merkuri inorganik: paparan secara inhalasi, tertelan atau kontak kulit dapat diindikasikan dari adanya merkurialentis, yaitu suatu perubahan warna lensa kristalin yang diketahui melalui pemeriksaan slit lamp. Tertelan Senyawa merkuri inorganik: paparan berulang dapat menyebabkan efek toksik seperti yang dijabarkan pada paparan inhalasi kronik.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau alat yang sejenis untuk melakukan bantuan pernafasan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Jangan menginduksi muntah, karena dikhawatirkan adanya risiko luka korosif yang serius. Lakukan bilas lambung, dan rencanakan tindakan endoskopi bila terjadi luka bakar korosif. Antidotum Dimerkaprol intramuskular; tindakan hemodialisis; penisilamin per oral; bahan pengkelat.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan merkuri klorida: Semua jenis merkuri, kecuali alkil (sebagai Hg): 0, 1 mg/m3 OSHA langit-langit 0, 05 mg/m3 OSHA TWA (uap) (kulit) (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) 0, 10 mg/m3 ACGIH TWA (aril) (kulit) 0, 025 mg/m3 ACGIH TWA (senyawa logam dan inorganik) (kulit) 0, 05 mg/m3 NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam (uap) (kulit) 0, 1 mg/m3 rekomendasi untuk langit-langit (kulit) Metode pengukuran: Hydrar (R) sorbent rube; asam; atomic absorption spectrometry (dingin); NIOSH III #6009, Merkuri. Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Respirator: data mengenai respirator berikut konsentrasi maksimum didapatkan dari NIOSH dan/atau OSHA. Elemen yang diukur Merkuri (Hg) 1 mg/m3
Setiap respirator kartrid kimia dilengkapi dengan kartrid yang melindungi terhadap bahan ini. Dipersyaratkan memiliki lampu indikator yang memperingatkan akhir masa pakai (End of service life indicator). Setiap respirator pemasok udara. 2,5 mg/m3 Setiap respirator pemasok udara. Setiap respirator pemasok udara dilengkapi dengan kartrid yang melindungi terhadap bahan ini dan memiliki sumber tenaga. Dipersyaratkan memiliki lampu indikator yang memperingatkan akhir masa pakai (End of service life indicator). 5 mg/ m3 Setiap respirator kartrid kimia dilengkapi dengan masker wajah penuh dan kartrid yang melindungi terhadap bahan ini. Dipersyaratkan memiliki lampu indikator yang memperingatkan akhir masa pakai (End of service life indicator). Setiap respirator pemurni udara dilengkapi dengan masker wajah penuh dan kanister yang melindungi terhadap bahan ini. Dipersyaratkan memiliki lampu indikator yang memperingatkan akhir masa pakai (End of service life indicator). Setiap respirator pemasok udara dengan masker wajah penuh. Setiap respirator pemasok udara dilengkapi denganmasker wajah penuh dan kartrid yang melindungi terhadap bahan ini, dan memiliki sumber tenaga. Setiap alat bantu pernafasan yang serba lengkap dan memiliki masker wajah penuh. Setiap respirator pemasok udara dengan masker wajah penuh. 10 mg/m3 Setiap respirator pemasok udara yang dioperasikan dalam mode pressure demand atau mode tekanan positif. Pelindung wajah untuk keluar dari sumber paparan (Escape): Setiap respirator pemurni udara dilengkapi dengan masker wajah penuh dan sebuah kanister uap organik.
Setiap tipe escape yang sesuai, alat bantu pernafasan serba lengkap. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara dilengkapi dengan masker wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan dengan “escape supply” terpisah. Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan masker wajah penuh.
11. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Media pemadaman: kimia kering biasa, karbon dioksida, air, busa biasa. Kebakaran besar: gunakan busa biasa atau banjiri dengan semprotan air yang halus (fine water spray). Pemadaman api: pindahkan wadah dari area kebakaran, lakukan hal ini bila memang tidak berisiko, gunakan media pemadaman yang sesuai dengan kondisi api saat itu. Hindari menghirup gas atau produk yang dihasilkan dari kebakaran tersebut. Tetaplah berada di tempat yang tinggi dan tidak melawan arah angin.
12. Manajemen Tumpahan Jangan menyentuh bahan yang tumpah. Bila memungkinkan segera hentikan kebocoran. Tumpahan sedikit: serap menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan tumpahan menggunakan bahan penyerap tersebut lalu masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Tumpahan kering: kumpulkan bahan yang tumpah tersebut dalam wadah yang sesuai lalu kemudian dimusnahkan. Pindahkan kontainer bahan ke area yang aman dan jauh dari area tumpahan. Tumpahan besar: buatlah suatu waduk kecil untuk menampung tumpahan bahan sementara waktu, untuk dimusnahkan kemudian. Jauhkan dari orang yang tidak berkepentingan dan isolasi area bahaya.
13. Daftar Pustaka 1.
Budavari, S. The Merck Index, 13th ed. An Encyclopedia of chemicals, Drugs and Biologicals. Merck & Co., Inc, NJ, 2001.
2.
Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc.
3.
OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
4.
Olson K.R., Ed. Poisoning & Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004, p. 253-258.
5.
Sentra Informasi Keracunan (SIKer), et al. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. Jakarta. 2001.
6.
_____http://siri.org/msds/mf/cards/file/0984.html (diunduh Agustus 2010)
7.
_____http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0984.htm
(diunduh
Agustus 2010) 8.
_____http://msds.chem.ox.ac.uk/ME/mercury_II_chloride.html
(diunduh
Agustus 2010) 9.
_____http://www.hse.gov.uk/chip/phrases.htm (diunduh Agustus 2010)
10. _____http://potency.lbl.gov/chempages/MERCUROUS%20CHLORIDE.html (diunduh Agustus 2010) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------