KAPTAN CAPTAN
1. N a m a Golongan Thioftalimida; Sulfenimida Sinonim / Nama Dagang 1,2,3,6-tetrahydro-N-(trichloromethylthio)phthalimide; chloromethanesulphenyl)phthalimide;
3a,4,7,7a-tetrahydro-N-(tri
3a,4,7,7a-tetrahydro-2-[(trichloromethyl)
thio]-1H-isoindole-1,3(2H)-dione; N-[(trichloromethyl)thio]-4-cyclohexene-1,2-dicar boximide; Agrosol S; Agrox; Amercide; Bangton; Buvisild K; Captab; Captaf; Captal; Captane; Captex, Captol, Captonex, Clomitane, Glyodex 3722; Granox PFM; Hexacap; Merpan, Meteoro, Neracid; Orthocide, Phytocape, Sepicap, Sorene, Vancide 89; Vangard K; Venturin; Zenecal. Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 133-06-2
Nomor RTECS
: GW5075000
Nomor EINECS
: 205-087-0
Nomor EC Index
: 613-044-00-6
UN
: 3077
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Kaptan Deskripsi Bentuk padat, kristal berwarna putih, tidak berbau; Berat molekul 300,6; Rumus molekul C9H8Cl3NO2S; Titik lebur 178oC; Tekanan uap 1 x 10-5 torr pada 25oC; Gravitasi spesifik (air=1): 1,74 pada 26oC; Kelarutan dalam air 3,3 mg/L pada 25oC; Kelarutan pada 26oC: kloroform 7,78 g/100 mL, tetrakloroetan 8,15 g/100 mL, sikloheksanon 4,96 g/100 mL, dioksan 4,70 g/100 mL, benzen 2,13 g/100
mL, toluen 0,69 g/100 mL, heptan 0,04 g/100 mL, etanol 0,29 g/100 mL, eter 0,25 g/100 mL. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 3
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 0
= Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC: T
= Beracun
N
= Berbahaya untuk lingkungan
R23
= Beracun jika terhirup
R40
= Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik
R41
= Risiko kerusakan serius pada mata
R43
= Dapat menyebabkan sensitisasi karena bersinggungan /kontak dengan kulit
R50
= Sangat beracun bagi organisme perairan
S(1/2)
= Jaga pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
S26
= Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S29
= Jangan dibuang ke dalam saluran limbah
S36
= Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
S37
= Pakai/kenakan sarung tangan yang tepat
S39
= Pakai/kenakan pelindung mata/wajah
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/ rumah sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S61
= Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukkan pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus
3. Penggunaan Fungisida di pertanian dan perkebunan, untuk tanaman hias, buah-buahan, dan sayur; Bakteriostat pada sabun.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Asma akut dan/atau penyakit paru lain akibat uap (spray mists). Kaptan dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan mulut. Organ sasaran: Mata, kulit, saluran pernafasan, saluran pencernaan, hati, ginjal. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Dapat berakibat fatal jika terhirup. Kontak dengan kulit Berbahaya jika diabsorbsi melalui kulit. Dapat mengiritasi kulit. Kontak dengan mata Menyebabkan kerusakan mata irreversible. Dapat mengiritasi mata, pandangan kabur. Tertelan Berbahaya jika tertelan. Muntah, diare. Paparan jangka panjang Terhirup Tidak tersedia informasi. Kontak dengan kulit Paparan berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu. Dapat menimbulkan dermatitis dan sensitisasi kulit. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak bersifat onkogenik terhadap tikus (rat) pada uji diet seumur hidup. Pada tikus (mouse) yang mendapat diet kaptan teknis seumur hidup, terdapat peningkatan tumor usus halus (terutama duodenum) yang berbeda nyata setelah
paparan berulang dosis tinggi. Tumor tersebut merupakan dampak iritasi mukosa usus halus dan bukan efek genotoksik.
5. Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada tekanan dan suhu normal
Tancampurkan
: Basa kuat, asam, bahan pengoksidasi kuat
Kondisi
yang
harus : Paparan panas berlebih dan kelembaban tinggi
dihindari Bahaya dekomposisi
yang berkepanjangan : Pembakaran
normal
menghasilkan
karbon
dioksida dan uap air serta dapat menghasilkan oksida sulfur dan senyawa klorin yang beracun; hasil
pembakaran
yang
tidak
sempurna
menghasilkan karbon monoksida Polimerisasi
: Tidak terpolimerisasi.
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpan dalam wadah aslinya.
Simpan wadah dalam keadaan tertutup rapat jika tidak digunakan.
Lindungi dari panas berlebih.
Simpan di tempat yang sejuk dan kering.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia TDL0 oral-manusia 1071 mg/kg. Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 9000 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus (rat) >5700 mg/kg; LD50 oralmencit 7000 mg/kg; LC50 inhalasi-mencit 4500 mg/kg.
Karsinogenik IARC: Grup 3 – Tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen untuk manusia. Pada mencit yang diberi pakan kaptan 560 mg/kg diet (84 mg/kg/hari) selama 18 bulan tidak menunjukkan adanya peningkatan tumor. Tidak terjadi peningkatan frekuensi tumor pada tikus (rat) yang diberi pakan kaptan 5000 mg/kg (250 mg/kg/hari) selama 2 tahun atau 10000 mg/kg (500 mg/kg/hari) selama 24 minggu. Data Mutagenik Meskipun kaptan bersifat mutagenik terhadap kultur jaringan pada uji laboratorium, kebanyakan studi mutagenik mengindikasikan bahwa kaptan tidak bersifat mutagenik atau memiliki mutagenisitas yang sangat rendah terhadap hewan uji. Data Teratogenik Tidak terjadi malformasi fetus pada kelinci percobaan yang diberikan 75mg/kg kaptan secara oral pada 6-18 hari kehamilan. Kejadian serupa juga terjadi ketika diberikan tetrahydrophthalimide 75 mg/kg setiap hari pada 6-16 hari kehamilan. Data Reproduksi Sejumlah 6 dari 15 ekor mencit betina hamil yang terpapar kaptan dosis tinggi dengan cara terhirup selama 4 jam sehari menunjukkan mortalitas atau penurunan berat badan yang berbeda nyata disertai dengan kematian fetus. Mencit yang diberi pakan kaptan 50 mg/kg/hari lebih dari tiga generasi bereproduksi secara normal. Kaptan tidak memberikan efek reproduktif terhadap manusia pada tingkat paparan yang lazim. Informasi Ekologi Pestisida ini sangat toksik terhadap ikan. Jangan gunakan secara langsung pada air. Aliran air dari area yang dikenai pestisida dapat membahayakan organisme perairan di sekitarnya. Jangan membersihkan perlengkapan atau membuang air bekas mencuci perlengkapan dengan cara yang dapat mengkontaminasi sumber air. Toksisitas pada organisme perairan : LC50 Rainbow trout 50 µg/L selama 96 jam LC50 Bluegill 0,07 µg/L selama 96 jam
LC50 Mirror carp 240 µg/L selama 96 jam EC50 Daphnia magna 4,7 mg/L selama 48 jam Toksisitas pada avian LD50 oral-burung puyuh Bobwhite >2000 mg/kg Toksisitas pada invertebrata LD50 oral-bebek Mallard >2000 mg/kg Relatif tidak toksik terhadap lebah madu LD50 oral-lebah >100 µg/lebah LD50 kontak-lebah >200 µg/lebah Toksisitas pada alga EC50 (biomassa) alga hijau 1,6 mg/L selama 96 jam EC50 (laju pertumbuhan) alga hijau 11 mg/L selama 96 jam Toksisitas pada bakteri EC50 Pseudomonas putida 0,22 mg/L :
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Tidak tersedia informasi. Kontak dengan kulit Dilaporkan terjadinya allergic dermatitis. Kontak dengan mata Dilaporkan terjadinya konjungtivitis. Tertelan Toksisitas oral akut rendah dan overdosis akut tidak diharapkan menimbulkan toksisitas berat. Bukti dari hasil pengujian menggunakan hewan uji yang diberi senyawa yang secara struktur berhubungan, mengindikasikan bahwa dapat terjadi efek saluran pencernaan, seperti muntah dan diare.
Keracunan kronik Terhirup Tidak tersedia informasi. Kontak dengan kulit Dilaporkan terjadinya allergic dermatitis. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi pada manusia. Pada anjing yang diberi pakan kaptan 300 mg/kg/hari selama 48 minggu dilanjutkan 18 minggu dengan dosis yang lebih rendah, terdapat sedikit peningkatan berat hati dan ginjal.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna
Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Pemberian arang aktif dilakukan jika pasien telah menelan senyawa dalam bentuk cair selama 30-60 menit atau 4 jam jika senyawa yang ditelan berbentuk padat. Pemberian arang aktif dosis tunggal: Anak
: 1-2 g/kg secara oral
Dewasa : 50-100 g secara oral Pemberian arang aktif secara nasogastrik tidak disarankan jika pemberian secara oral tidak berhasil.
Disarankan dilakukan whole bowel irrigation pada kasus penelanan bahan yang berpotensi sangat toksik, yaitu jumlah bahan terlalu banyak jika hanya diberikan arang aktif saja sebagai dekontaminan (rasio arang aktif terhadap bahan kurang dari 10 : 1) Irigan yang disarankan adalah larutan elektrolit iso-osmotik polietilen glikol yang diberikan dalam rentang berikut ini, setelah efluen rektal bersih: Anak
: 9 bulan-6 tahun: 20 mL/kg/jam secara oral atau NGT 6-12 tahun: 20 mL/kg/jam secara oral atau NGT
Dewasa :1500-2000 mL/jam secara oral atau NGT Antidotum Tidak ada antidotum spesifik untuk kaptan
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan karbofuran: 5 mg/m3 (kulit) – ACGIH TLV 5 mg/m3 – NIOSH REL Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Dapat terbakar, melepaskan gas yang bersifat iritan dan beracun karena dekomposisi termal atau pembakaran. Media pemadam kebakaran: Gunakan busa, bahan kimia kering, karbon dioksida. Jangan gunakan air. Pada suhu tinggi, kaptan dapat terdekomposisi dan menghasilkan gas beracun (termasuk oksida sulfur dan nitrogen, hidrogen korida, dan fosgen). Instruksi pemadaman kebakaran: Evakuasi area dan padamkan api berlawanan arah angin dari jarak aman untuk menghindari uap berbahaya dan produk hasil dekomposisi. Bendung dan kumpulkan air yang digunakan untuk memadamkan api untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat aliran air. Lebih disukai penggunaan busa atau bahan kimia kering untuk memadamkan api agar kerusakan lingkungan akibat kelebihan aliran air dapat dicegah. Perlengkapan pemadam kebakaran: Peralatan pernafasan serba lengkap dengan masker penuh. Full fire fighting turn-out gear (Bunker gear).
Produk berbahaya hasil pembakaran: Hidrogen klorida; oksida nitrogen, hidrogen, karbon, dan sulfur.
13. Manajemen Tumpahan Tumpahan jangan dibuang ke saluran air. Sapu tumpahan bahan bahan ke dalam wadah, jika memungkinkan dibasahi terlebih dahulu untuk mencegah menyebarnya debu. Sisanya dikumpulkan lalu di buang ke tempat yang aman. Tumpahan harus dibersihkan sebanyak mungkin. Bekas tumpahan dicuci dengan larutan natrium hidroksida 5% kemudian dibilas dengan air yang banyak.
14. Daftar Pustaka
Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996. p. 288289.
Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991.
ftp://ftp.for.gov.bc.ca/HBT/external/!publish/Pesticide/Maestro%20Captan%2 0PCP26408.pdf (Diunduh Agustus 2010)
http://actrav.itcilo.org/actrav-english/telearn/osh/ic/133062.htm (Diunduh Agustus 2010)
http://extoxnet.orst.edu/pips/captan.htm (Diunduh Agustus 2010)
http://msds.chem.ox.ac.uk/CA/captan.html (Diunduh Agustus 2010)
http://npic.orst.edu (Diunduh Agustus 2010)
http://www.cdms.net/ldat/mp3k5001.pdf (Diunduh Agustus 2010)
http://www.inchem.org/documents/pds/pds/pest9_e.htm (Diunduh Agustus 2010)
http://www.pesticideinfo.org/Detail_ChemUse.jsp?Rec_Id=PC34569 (Diunduh Agustus 2010)
http://www.toxinz.com (Diunduh Agustus 2010)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------