ASETON ACETONE
1. N a m a Golongan Keton, alifatik (1), asiklik keton (5). Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,4) Acetone alcohol; Acetone oil; Beta-ketopropane; Caswell No. 004; Chevron acetone;
Grams
decolorizer;
Dimethylformaldehyde;
Gram
Dimethylketal;
stain
Dimethyl
No. ketone;
3;
2-Propanone;
Beta-ketopropane;
Ketone propane; Methyl ketone; Propanone; Pyroacetic ether; Pyroacetic acid. Nomor Identifikasi Nomor CAS
: 67-64-1 (1,2)
Nomor OHS
: 00140 (1)
Nomor RTECS
: AL3150000 (1,2)
Nomor EC (EINECS)
: 200-662-2 (1,2)
UN
: 1090 (1,2,4)
STCC
: 4908105 (1)
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Aseton Deskripsi (1,2,3) Berbentuk cairan, mudah menguap, tidak berwarna, beraroma mint dan manis, berasa manis; Rumus molekul C3H6O; Berat molekul 58,08; Titik didih 56oC (133F); Titik beku -95 oC (-139F); Titik lebur -94oC; Tekanan uap 180 mmHg @ 20oC; Berat jenis uap (udara=1) 2,0; Berat jenis (air=1) 0,7899; larut dalam air; larut dalam alkohol, eter, benzen, kloroform, dimetilformamid, minyak. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1): Kesehatan 2
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 3
= Sangat mudah terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC (1,2,3): F
= Sangat mudah menyala
Xi
= Iritan
T
= Beracun
R11
= Sangat mudah menyala
R36
= Menyebabkan iritasi pada mata
R66
= Paparan berulang dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah
R67
= Uap dapat menyebabkan kantuk dan pusing
R23/24/25
= Bearcun bila terhirup, bersinggungan / kontak dengan kulit dan tertelan
R39/23/24/25
= Beracun: berbahaya karena efek tidak dapat balik yang sangat serius bila terhirup, bersinggungan / kontak dengan kulit dan bila tertelan
S2
= Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S9
= Letakkan wadah di tempat berventilasi yang baik
S16
= Jauhkan dari sumber nyala-dilarang merokok
S23
= Jangan menghirup gas / asap / uap / spray (penamaan yang layak ditunjukkan oleh produsen)
S26
= Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S33
= Ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S36/37
= Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang baik
3. Penggunaan Sebagai pelarut lemak, minyak, lilin, karet, plastik, lak, pernis, semen karet sebagai reagen di laboratorium kuku (3).
(2)
; sebagai pelarut cat
(3)
(2)
;
; sebagai penghilang cat
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan iritasi saluran napas, kulit, mata, dan depresi sistem saraf pusat (1). Organ sasaran: Sistem saraf pusat (1,4), ginjal, hati, mata, kulit, sistem pernapasan (4)
.
Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi, mual, sakit kepala, pusing, kantuk, gejala mabuk
(1)
. Menghirup bahan
dalam konsentrasi tinggi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai mual, sakit kepala, pusing, tidak sadarkan diri, dan koma. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal (4). Kontak dengan kulit Iritasi (1) yang ditandai dengan kemerahan, kulit kering, dan radang (4). Kontak dengan mata Iritasi
(1)
yang ditandai dengan rasa terbakar, kemerahan, berair, radang, dan
kemungkinan luka kornea (4). Tertelan Iritasi saluran cerna, mual, diare, gejala mabuk
(1)
. Dapat menyebabkan depresi
sistem saraf pusat, kerusakan ginjal, dan kerusakan hati
(4)
.
Paparan jangka panjang Terhirup Iritasi, mual, sakit kepala, pusing, kantuk, gejala mabuk Kontak dengan kulit Kesemutan (1). Dapat menyebabkan dermatitis (3). Kontak dengan mata Iritasi (1). Tertelan Kerusakan ginjal, kerusakan hati (1).
(1)
.
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada suhu dan tekanan normal (1).
Kondisi yang harus
: Hindarkan dari panas, nyala, percikan, dan sumber
dihindarkan
api lain
(1)
dan suhu di atas 220oC
(4)
. Wadah dapat
pecah atau meledak jika terpapar panas Tidak
tercampurkan
(1)
.
/ : Asam, amina, halogen, halo karbon, bahan
Tancampurkan
pengoksidasi, garam logam, peroksida, basa , bahan yang mudah terbakar (1)
Aseton dengan Asam : Tancampurkan (1) Amina (alifatik) : Tancampurkan (1) Bromin : Reaksi keras dengan kelebihan jumlah bromin
(1)
Bromin trifluorida : Meledak jika terjadi kontak (1) Bromoform : Reaksi keras dengan adanya basa, misal kalium hidroksida (1) Kloroform : Reaksi keras dengan adanya basa (1) Kromium trioksida : Terbakar jika jika terjadi kontak pada suhu kamar (1) Kromil klorida : Berpijar (1) Dioksigen difluorida + : Meledak pada suhu -78oC (1) karbon dioksida padat Heksakloromelamin : Kemungkinan meledak (1) Hidrogen peroksida : Meledak (1) Asam nitrit : Terbakar (1) Campuran nitrit + asam : Kemungkinan meledak (1) asetat Campuran nitrit + asam : Oksidasi kuat (1) sulfida Nitrosil klorida : Meledak (1) Nitrosil perklorat : Terbakar dan meledak (1) Nitril perklorat : Terbakar dan meledak (1) Pengoksidasi kuat : Bahaya kebakaran dan ledakan (1) Asam permonosulfida : Meledak (1) Plastik : Tancampurkan (1)
Platinum + nitrosil klorida : Kemungkinan meledak (1) Kalium-tersier-butoksida : Terbakar (1) Rayon : Tancampurkan (1) Natrium hipobromit : Meledak (1) Natrium hipoiodit : Kemungkinan meledak (1) Sulfur diklorida : Reaksi keras (1) Asam sulfida dan kalium : Terbakar (1) bikromat Tiodiglikol + hidrogen : Kemungkinan meledak (1) peroksida Tiotriazil perklorat : Kemungkinan meledak (1) 1,1,1-trikloroetana : Kondensasi eksotermik dengan katalis dasar (1) Trikloromelamin : Kemungkinan meledak (1) Bahaya dekomposisi produk
: Produk hasil dekomposisi termal: oksida karbon
(1)
Kebakaran dapat menghasilkan gas yang bersifat korosif atau beracun (2)
Polimerisasi
: Tidak akan terjadi (1)
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku (1).
Hindarkan dari bahan tancampurkan
Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi yang baik (2,4).
Simpan dalam wadah tertutup rapat (4).
(1)
.
7. Toksikologi Data pada manusia Data iritasi: Mata-manusia 500 ppm
(1)
Data toksisitas (1): TDL0 oral-manusia 2857 mg/kg; TCL0 inhalasi-manusia 440 µg/m3/6 menit; TCL0 inhalasi-manusia 10 mg/m3/6 jam; TCL0 inhalasi-manusia 500 ppm; TCL0 inhalasi-manusia 12000 ppm/4 jam; LDL0 tidak dilaporkan-manusia 1159 mg/kg. Data pada hewan Data iritasi:
.
Iritasi ringan: kulit terbuka-kelinci 395 mg; kulit-kelinci 500 mg/24 jam. Iritasi sedang: mata-kelinci 20 mg/24 jam Iritasi berat: mata-kelinci 20 mg Data toksisitas (1): LDL0 oral-tikus 5800 mg/kg; LC50 terhirup-tikus 50100mg/m3/8 jam; LDL0 intraperitoneal-tikus 500 mg/kg; LD50 intravena-tikus 5500 mg/kg; LD50 oral-mencit 3 gm/kg; LC50 terhirup-mencit 44 gm/m3/4 jam; LD50 intraperitoneal-mencit 1297 mg/kg; LDL0 intravena-mencit 4 gm/kg; LDL0 oral-anjing 8 gm/kg; LDL0 intraperitoneal-anjing 8 gm/kg; LDL0 subkutan-anjing 5 gm/kg; LD50 oral-kelinci 5340 mg/kg; LDL0 kulit-kelinci 20 mL/kg; LDL0 intravena-kelinci 1576 mg/kg; LD50 kulit-marmut >9400 µL/kg; LDL0 subkutan-marmut 5 gm/kg; TDL0 oral-tikus 273 gm/kg/13 minggu kontinyu; TCL0 terhirup-tikus 19000 ppm/3 jam selama 8 minggu intermittent; TCL0 terhirup-tikus 199 mg/m3/8 jam selama 45 hari intermittent; TDL0 546 gm/kg/13 minggu kontinyu mulut-tikus. Data Karsinogenik ACGIH: A4 – Tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia (1). Data Mutagenik (1,4) Hilangnya kromosom seks dan non disjunction – ragi Saccharomyes cerevisae 47600 ppm; Analisis sitogenetika – fibroblast hamster 40 gm/L. Data Reproduksi (1,4) TDL0 (13 minggu) oral-tikus jantan 273 gm/kg; TCL0/24 jam terhirup-mamalia betina
hamil
31500
µg/m3
1-13
hari
terus-menerus;
efek
paternal-
spermatogenesis (meliputi materi genetis, morfologi sperma, motilitas, dan jumlah). Informasi Ekologi Sangat beracun bagi kehidupan perairan Toksisitas pada ikan
(1)
.
: LC50 (kematian) harlequinfish, rasbora merah (Rasbora heteromorpha) 4 µg/L 96 jam (1); LC50 (air ledeng) sunfish, rainbow trout 5540 mg/L/96 jam (4); LC50 (kondisi mengalir, 96 jam) bluegill 8300 mg/L (4);
LC50 (kondisi statis, 11-13 oC, 96 jam) fathead minnow 7280-8120 mg/L (4) Toksisitas pada invertebrata : EC50 (Imobilisasi) kutu air (Daphia pulex) 35 perairan Toksisitas pada alga
µg/L 48 jam (1) : MATC (pertumbuhan) alga merah (Champia parvula) <14 ug/L 11-14 jam (1)
Toksisitas lain
: LC50 (kematian) katak (Rana hexadactyla) 0,21 µg/L 96 minggu (1)
Biokonsentrasi
: 100000 µg/L 32 jam BCF (residu) fathead minnow (Pimephales promelas) 4,3 µg/L (1)
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Aseton: Konsentrasi uap sekitar 1000 ppm dapat menyebabkan iritasi sementara pada saluran napas atas. Paparan hingga 12000 ppm menyebabkan iritasi tenggorokan dan depresi sistem saraf pusat disertai rasa lemah pada kaki, sakit kepala, pusing kantuk, mual, dan rasa tidak enak. Efek lain yang mungkin timbul akibat terpapar bahan ini dalam konsentrasi tinggi adalah rasa kering pada mulut dan tenggorokan, tidak adanya koordinasi antara gerakan dan bicara, gelisah, anoreksia, nyeri perut, muntah, kadang-kadang diikuti hematemesis, hipotermia, dispnea, napas tidak teratur dan lambat, detak jantung lemah dan lambat, kolaps disertai stupor/pingsan, dan pada kasus berat dapat terjadi koma. Kerusakan hati dapat diindikasi melalui kadar urobilin yang tinggi dan jaundice. Kerusakan ginjal dapat diindikasi melalui adanya albumin serta sel darah merah dan putih pada urin. Menghirup bahan ini juga dapat mempengaruhi kadar glukosa darah serta dapat menimbulkan ketosis yang bersifat fatal (1). Kontak dengan kulit Aseton: Kontak dengan cairan bahan dapat menyebabkan iritasi ringan pada kelinci. Pada manusia dapat terjadi kerusakan sel pada lapisan terluar epitel disertai edema ringan dan hiperemia, tetapi hal tersebut dapat segera pulih. Sejumlah kecil bahan dapat terserap melalui kulit terbuka Kontak dengan mata
(1)
.
Aseton: Pada manusia, uap bahan dapat menyebabkan iritasi ringan jika konsentrasinya ≤ 1000 ppm. Pada hewan, uap bahan dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan luka epitel kornea dan konjungtiva. Percikan cairan pada mata manusia dapat menyebabkan rasa tersengat, tetapi bila dicuci dengan tepat hanya menimbulkan kerusakan epitel kornea yang ditandai dengan titik kelabu kecil serta sensasi tubuh asing yang dapat pulih dalam 1-2 hari (1). Tertelan Aseton: Dapat menyebabkan napas beraroma seperti buah serta iritasi membran mukosa dan gastroenterik. Pada kasus akut, periode laten kemungkinan diikuti dengan gelisah, diare, mual, muntah hingga hematemesis dan kolaps disertai stupor/pingsan. Dilaporkan juga terjadinya lesi hepatorenal. Menelan bahan ini juga dapat mempengaruhi kadar glukosa darah serta dapat menimbulkan ketosis yang bersifat fatal. Tubuh dapat menolerir paparan bahan 10-20 mL tanpa adanya efek sakit. Menelan bahan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan letargi, erosi faringeal dan langit-langit, dan eritema. Menelan 200 mL bahan dapat menyebabkan stupor dalam setengah jam, pipi memerah, napas dangkal, dan koma yang berlangsung selama 12 jam. Glukosuria ginjal dapat bertahan selama 5 bulan (1). Keracunan kronik Terhirup Aseton: Pekerja yang terpapar bahan sebanyak 500 ppm/6 jam/6 hari dapat mengalami iritasi membran mukosa, bau yang tidak sedap, mata terasa berat, sakit kepala semalaman, rasa lemah yang disertai perubahan hematologik. Pasien dapat pulih dalam beberapa hari. Telah dilaporkan bahwa pekerja yang terpapar 1000 ppm selama 3 jam/hari selama 7-15 tahun mengalami peradangan kronis pada saluran napas, perut dan duodenum, pusing, hilangnya kekuatan, dan astenia. Paparan kronis bahan dalam kadar rendah, dilaporkan dapat menyebabkan kantuk, vertigo, rasa panas, dan batuk. Paparan aseton pada tikus betina sebanyak 0, 440, 2200 atau 11000 ppm selama 6 jam/hari pada kehamilan 6-9 hari serta pada mencit betina sebanyak 0, 440, 2200 atau 6600 ppm pada kehamilan 6-17 hari menimbulkan efek terhadap keturunannya berupa penurunan berat badan (1). Kontak dengan kulit
Aseton: Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis disertai kering, pecah-pecah, dan eritema karena hilangnya lemak disertai dengan parestesia permanen pada jari. Jumlah bahan yang terserap melalui kulit dapat mengalami peningkatan sesuai frekuensi dan banyaknya paparan
(1).
Kontak dengan mata Aseton: Paparan uap bahan yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan iritasi atau konjungtivitis (1). Tertelan Aseton: Tikus yang diberi aseton sebanyak 25000 ppm dalam air minumya selama 14 hari menunjukkan depersi pertumbuhan, asupan cairan serta pakan. Tikus yang diberi bahan sebanyak 100000 ppm menunjukkan debilitasi ringan, penurunan berat badan, badan menjadi kurus, dan hiperplasia sumsum tulang. Tikus jantan yang terpapar bahan selama 13 minggu menunjukkan penurunan motilitas sperma, penurunan berat ekor dan epididimis, peningkatan insiden sperma abnormal dan neuropati. Tikus yang terpapar 20000 dan 50000 ppm bahan menunjukkan adanya anemia dan hemosiderosis. Pada mencit yang terpapar bahan selama 14 hari dan 13 minggu, menunjukkan adanya hipertropi hepatoseluler sentrilobuler (1). 9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan dan pindahkan ke area dengan udara bebas. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1). Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
(1)
.
Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak selama 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan
kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1). Tertelan Jangan merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Jika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien tidak sadarkan diri, miringkan kepala ke arah samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1). Catatan untuk dokter: Bila tertelan, pertimbangkan kumbah lambung dan pemberian arang aktif
(1)
. Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (4).
Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan bahan ini. Pengobatan yang diberikan adalah simptomatik dfan penunjang (5). 10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran cerna Aspirasi nasogastrik direkomendasikan jika kuantitas cairan bahan yang tertelan secara sistemik bersifat toksik dan volumenya cukup untuk terjadinya aspirasi. Karena prosedur ini dapat meningkatkan risiko muntah dan aspirasi paru, maka jalan napas pasien harus terlindungi. Harus dipastikan pula penempatan tabung nasogastrik yang akurat pada pasien (5). Peningkatan eliminasi Hemodialisis diketahui 40 kali lebih efisien untuk menghilangkan aseton daripada hanya melalui ekresi urin saja dan dapat dipertimbangkan pada kasus intoksikasi berat (5).
Hemofiltrasi dilaporkan telah digunakan dalam 2 kasus penelanan aseton dengan hasil adanya peningkatan status klinis yang cepat kemudian pulih tanpa gejala sisa (5). 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan aseton: 1000 ppm (2400 mg/m3) OSHA TWA (1) 750 ppm (1780 mg/m3) OSHA TWA (ditinggalkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) (1) 1000 ppm (2375 mg/m3) OSHA STEL (ditinggalkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) (1) 500 ppm (1188 mg/m3) ACGIH TWA (1) 750 ppm (1782 mg/m3) ACGIH STEL (1) 250 ppm (590 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam (1) 1200 mg/m3 (500 mL/m3) DFG MAK 4 kali/shift (1) 750 ppm ( 1810 mg/m3) UK OES TWA (1) 1500 ppm (3620 mg/m3) UK OES STEL (1) Metode pengukuran: Tabung arang; karbon disulfida; kromatografi gas dengan deteksi ionisasi nyala; NIOSH III # 1300, Keton I (1) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang berlaku (1). Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (1). Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia
(1)
.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia
(1)
.
Tipe bahan untuk pelindung: karet butil, polietilen terklorinasi, Silver Shield (R), Teflon (R) (1). Respirator: Respirator berikut serta konsentrasi maksimum penggunaan diambil dari NIOSH dan/atau OSHA (1). 2500 ppm
Setiap respirator kartrid kimia yang dilengkapi kartrid uap organik (1). Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga dan dilengkapi kartrid uap organik (1). Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh dan wadah uap organik (1). Setiap respirator penyuplai udara (1). Setiap alat pernapasan serba lengkap yang dilengkapi pelidung wajah penuh (1). Escape: Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh dan wadah uap organik (1). Setiap alat pernapasan serba lengkap dengan tipe escape yang sesuai (1). Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator penyuplai udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh dan dioperasikan dalam keadaan memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lain berkombinasi dengan suplai escape terpisah (1). Setiap peralatan pernapasan serba lengkap yang dilengkapi pelindung wajah penuh (1). 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran berat. Uap bahan lebih berat daripada udara. Uap atau gas dapat terbakar pada sumber pengapian jauh dan kembali. Capuran uap bahan/udara dapat meledak
(1)
.
Media pemadam kebakaran: Busa tahan alkohol, karbon dioksida, bahan kimia kering, air (1). Kebakaran besar: Gunakan busa tahan alkohol atau basahi dengan semprotan air (1). Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Dinginkan wadah menggunakan semprotan air hingga api padam. Untuk kebakaran di kargo atau area penyimpanan: Dinginkan wadah menggunakan air dari penyemprot otomatis hingga api padam. Jika hal tersebut tidak mungkin dilakukan, maka lakukan langkah
pencegahan sebagai berikut: Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk. Biarkan tetap terbakar.
Ambil segera jika timbul suara dari alat pengaman ventilasi atau
perubahan warna tank karena kebakaran (1). 13. Manajemen Tumpahan Hindarkan panas, nyala, percikan, dan sumber api lain. Pindahkan sumber api. Hentikan kebocoran jika mungkin dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Kurangi uap menggunakan semprotan air (1). Tumpahan sedikit: Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak terbakar. Kumpulkan bahan yang tertumpah dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan (1). Tumpahan yang banyak: Buat tanggul untuk dibuang kemudian. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah
(1)
.
14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, INC., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. http://www.chemicalbook.com/ProductMSDSDetailCB3130928_EN.htm 3. http://www.chemicalbook.com/CASEN_67-64-1.htm 4. http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/acetone.htm 5. http://www.toxinz.com/Spec/2027809
Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan POM RI, Tahun 2011