Edisi 06 Januari - Maret 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
LENSA PRIORITAS
Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah
Kabupaten Mitra Pamerkan Keberhasilan Pendampingan
Pendidikan Bagian Penting dalam Pembangunan Daerah
Dinas pendidikan dan 121 sekolah/madrasah dari 5 kabupaten mitra USAID PRIORITAS (Semarang, Sragen, Batang, Banjarnegara, dan Purbalingga) melaksanakan lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS secara bertahap pada bulan Maret. Acara Stuart Weston dan Wakil Bupati Batang sedang berinteraksi dengan siswa, menguji tersebut memamerkan coba konduktor bersama siswa MI Islamiyah Reban, Batang (13/3). inovasi dan kreativitas daerah selama untuk melanjutkan program sampai 2017,” didampingi USAID PRIORITAS. ujarnya setelah melihat pameran di Kabupaten Direktur USAID PRIORITAS Stuart Batang (13/3). Weston menyampaikan, ada kabupaten Dalam lokakarya keberhasilan tersebut, yang baru lima bulan intens didampingi sekolah, madrasah, dan dinas pendidikan oleh prorgram. Namun, perubahan nyata memamerkan dampak program USAID dapat terlihat dengan baik melalui produk- PRIORITAS selama satu tahun. Misalnya, produk pembelajaran dan manajemen pendampingan pembelajaran aktif, PAKEM, dalam pameran itu. ”Perubahan yang pembelajaran kontekstual, manajamen berbasis tampak di pameran ini merupakan kabar sekolah, dan manajemen di tingkat daerah. yang membahagiakan. Ini awal yang baik Baca liputannya di halaman 4 dan 5
Di Latih menjadi Sekolah Lab yang Baik untuk PPL
Latih kreativitas mahasiswa dalam membuat big book 8 Siswa MTs Ma’arif Banjarnegara temukan jeli salak
”Pendidikan berperan penting dalam mengubah pola dan sudut pandang serta roda Bupati Banjarnegara ekonomi Sutedjo Slamet masyarakat di Utomo MHum Banjarnegara. Karena itu, saya memberikan perhatian khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan,” tutur Bupati Kabupaten Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo MHum dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS, Kamis (6/3). Bupati secara khusus datang hari itu untuk melihat hasil pendampingan USAID PRIORITAS. ”Saya berharap Bapak/Ibu di sini terus mendukung pengembangan pendidikan. Khususnya, mitra dan praktik baik dari USAID PRIORITAS. Sebab, ini penting untuk pengembangan kabupaten ke depan,” tuturnya.
10
Buat siswa terampil menyunting karangan 11
Belajar sejarah dengan menyusun menara perjanjian 11
Sebanyak 36 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK yang bekerja sama dengan USAID PRIORITAS, yaitu UNY, Unnes, dan IAIN Walisongo, dilatih untuk menerapkan pembelajaran berbasis PAKEM, kontekstual, dan mengembangkan manajemen berbasis sekolah. ”Tujuannya, menyiapkan tempat praktik pengalaman lapangan yang baik bagi mahasiswa,” terang Afifuddin PhD, spesialis pelatihan dan pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jawa Tengah. Afifuddin melanjutkan, jika sekolah, khususnya guru pamong mahasiswa, telah mampu menerapkan PAKEM dan kontekstual, mereka dapat membimbing mahasiswa yang sedang melakukan PPL. ”Masalah yang sering muncul adalah
Peserta pelatihan PAKEM untuk sekolah lab mitra Unnes dan IAIN Walisongo sedang berdiskusi membahas materi unit 2 modul USAID PRIORITAS, Jumat (14/2).
guru pamong belum menerapkan pembelajaran aktif di sekolah. Akibatnya, mahasiswa calon guru yang melakukan PPL enggan untuk melakukan inovasi pembelajaran aktif yang didapat di perkuliahan. Masalah inilah yang ingin kami atasi,” paparnya. Baca Sekolah Lab... hal 3
LENSA PRIORITAS
Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah
Pilih Sekolah Praktik yang Baik Wakil Kabupaten
Diskusi penilaian sekolah praktik yang baik dengan para pemangku kepentingan di Kabupaten Batang
Salah satu program USAID PRIORITAS ialah memilih sekolah praktik yang baik sebagai contoh di lingkup kabupaten. Tujuannya, sekolah tersebut menjadi rujukan dan model bagi sekolah lain di kabupaten. Selain itu, sekolah tersebut dapat menjadi tempat bagi praktik pengalaman lapangan (PPL) mahasiswa dari LPTK mitra USAID PRIORITAS. Sekolah praktik yang baik akan mendapatkan pelatihan tambahan dan kegiatan-kegiatan lain agar termotivasi untuk lebih berkembang. Misalnya,
kunjungan belajar ke provinsi lain dan workshop pengembangan sekolah dari USAID PRIORITAS. Afifuddin PhD, spesialis pelatihan dan pengembangan LPTK, mengatakan, pemilihan sekolah praktik yang baik diawali dengan pemilihan nominasi sekolah dan akan dilanjutkan dengan verifikasi ke sekolah serta penetapan sekolah praktik yang baik. ”Pada tahap ini, pemilihan nominasi sekolah praktik yang baik telah selesai dilakukan. Di masingmasing kabupaten telah dinominasikan enam SD/MI dan empat SMP/MTs untuk menjadi sekolah praktik yang baik,” terangnya. ”Indikator sekolah praktik yang baik akan dilihat dari lingkungan kelas/sekolah, kegiatan guru, kegiatan siswa, kepemimpinan kepala sekolah, dan partisipasi masyarakat. Syarat utamanya adalah komitmen kuat dari seluruh akademi sekolah untuk mau menjadi lebih baik,” jelas doktor ilmu fisika tersebut.
Perubahan Bertahap Sudah Terlihat
Ibu Erni, perwakilan dari Biro Mental Pemprov Jateng melihat pembelajaran di MI Klero Kabupaten Semarang (10/3)
Sebanyak 20 pemangku kepentingan tingkat Jawa Tengah bersama undangan dari Kemendikbud Jakarta diajak USAID PRIORITAS untuk berkunjung ke sekolah, madrasah, dan dinas pendidikan di lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jawa Tengah. Tujuannya, melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan pembelajaran, manajemen sekolah, manajemen guru, serta mendorong perencanaan diseminasi dan pengenalan program pra-unjuk karya (showcase) tingkat provinsi. Pemangku kepentingan tingkat provinsi itu berasal dari unsur Dinas Pendidikan, Setda Jawa Tengah, Bappeda, Dewan Pendidikan, Kantor Kemenag, Unnes, IAIN Walisongo, IKIP PGRI Semarang, UKSW Salatiga, STAIN Pekalongan, STAIN Purwokerto, serta perwakilan media.
”Walaupun setiap sekolah yang saya kunjungi memiliki perbedaan, saya melihat sudah ada perubahan mendasar dari pola pembelajaran yang mereka lakukan. Selain itu, dalam hal manajemen sekolah, dokumen-dokumen perencanaan dan partisipasi masyarakat juga sudah baik,” terang Dr Son Haji, perwakilan dari STAIN Purwokerto, saat mengunjungi sekolah mitra dan dinas pendidikan di Kabupaten Purbalingga, Senin (3/3). ”Saya melihat USAID PRIORITAS memang memberdayakan potensi SDM di sekolah. Cara ini akan memberikan efek jangka panjang kepada sekolah. Setiap tahun, kalau di-update, pasti ada perubahan walaupun hal tersebut bertahap,” urai Ibu Eny Suryani, perwakilan Bappeda Provinsi Jawa Tengah, dalam kunjungan di Kabupaten Semarang, Selasa (10/3). Kepala SMPN 1 Mandiraja Wilujeng Nurhayati mengatakan, program ini sangat bermanfaat bagi kepentingan pengembangan sekolah dan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Dia mengatakan telah melakukan perubahan secara bertahap, baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat.
LENSA PRIORITAS - Edisi 06, Januari - Maret 2014
Kabid Tendik Dindik Purbalingga, Drs Ashari MPd, memaparkan hasil analisis data di hadapan bupati dan pemangku kepentingan pada konsultasi publik penataan dan pemerataan guru, Rabu (22/1)
Hasil Pemetaan Jangan Masuk Laci PURBALINGGA - ”Saya menyambut baik hasil pemetaan dan analisis penataan guru dari USAID PRIORITAS bersama dinas pendidikan dan BKD. Yang paling penting adalah tindak lanjut dari pemetaan dan analisis ini. Jangan sampai hasil pemetaan ini hanya masuk laci tanpa ada tindak lanjutnya,” pesan Bupati Kabupaten Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto saat konsultasi hasil pemetaan dan pemataan guru di aula bupati Kabupaten Purbalingga (22/1). Drs Ashari MPd yang mewakili tim PPG mempresentasikan kepada bupati dan pemangku kepentingan yang hadir saat itu. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa Purbalingga masih mengalami kekurangan PNS untuk jabatan guru kelas 892 orang, PAI 176, penjaskes 211, dan guru SMPN untuk 10 mapel 282 orang. Terdapat pula sekolah kecil sebanyak 56 sekolah atau 12% dari populasi sekolah dasar yang ada. Dia menambahkan, solusinya ialah mendayagunakan guru GTT untuk memenuhi kekurangan guru kelas PNS dan melakukan pembelajaran multigrade untuk sekolah yang jumlah siswa kurang dari 96 dalam rangka efisiensi tenaga pendidik. Selain itu, perlu dilakukan regrouping untuk sekolah yang jumlah siswa kurang dari 96, guru mobile untuk guru spesialis mengajar lebih dari satu sekolah, menaikkan supply guru dengan meningkatkan insentif untuk guru, dan mengangkat guru GTT menjadi guru PNS dengan melihat pengetatan anggaran APBD. Upaya lainnya adalah guru mapel dengan model mobilitas atau guru mengajar di lebih dari satu sekolah. ”Usulan kebijakan tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam implementasi kebijakan di dinas pendidikan. Kami tetap menindaklanjuti sesuai hasil dan pesan Bapak Bupati,” terangnya.
LENSA PRIORITAS
LENSA UTAMA
Lebih Siap Implementasikan Kurikulum 2013
Kelompok guru didampingi fasilitator mendiskusikan pola lama dan baru dalam pembelajaran
YOGYAKARTA - Sebanyak 6 SD dan 3 SMP mitra Universitas Negeri Yogyakarya (UNY) lebih siap mengimplementasikan kurikulum 2013. Kesiapan ini disampaikan setelah mengikuti pelatihan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) untuk jenjang SD dan pembelajaran kontekstual untuk jenjang SMP di aula Fakultas Ilmu Pendidikan UNY (25-27/1). Dalam tiga hari guru dilatih untuk mengimlementasikan pembelajaran aktif, baik PAKEM atau pembelajaran kontekstual yang seyogianya adalah inti kurikulum 2013. Model ini mengaktifkan, menantang, dan memotivasi siswa agar pembelajaran berjalan aktif. Dari beberapa prinsip kurikulum 2013, di antaranya ialah dari siswa yang diberi tahu menuju siswa mencari tahu. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber. Kemudian dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang
Suasana kelompok MBS SD/MI Kabupaten Pekalongan
kebenarannya multidimensi. Hal itu dipahamkan dalam pelatihan. Bahkan, setelah pelatihan 2 hari yang implementatif, pada hari ketiga guru melaksanakan praktik pembelajaran di kelas masing-masing yang kemudian dievaluasi oleh fasilitator dari dosen yang sebelumnya telah dilatih USAID PRIORITAS. Afifuddin PhD, spesialis pelatihan dan pengembangan perguruan tinggi USAID PRIORITAS Jawa tengah, menyatakan bahwa guru akan lebih siap implementasikan kurikulum 2013 setelah mengikuti pelatihan ini. ”Materi telah kami susun sedemikian rupa sehingga sangat aplikatif dan sesuai kebutuhan implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan menjelang tahun ajaran baru Juni tahun ini. Prinsip dalam pembelajaran aktif merupakan isi dari kurikulum 2013, sehingga akan banyak guru yang siap mengimplementasikannya di sekolah,” tegasnya. Penjelasan tersebut sesuai dengan yang dirasakan Jumadi, kepala SD Negeri Karangjati, Yogyakarta. ”Respons para guru rata-rata menyatakan senang mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini mengajarkan mereka untuk mengaktifkan siswa. Model guru yang hanya berceramah di depan kelas dalam pelatihan ini harus diubah menjadi siswa yang mesti aktif dan guru mendampingi. Sekarang kami lebih siap mengimplementasikan kurikulum 2013,” jelasnya.
Praktik Mengajar di Kelas Awal SDN Jengkol 2, Wonosobo
Sekolah Lab Pelatihan PAKEM dan kontekstual bagi sekolah mitra UNY dilaksanakan di gedung FIP UNY (24-27/1) dan ruang seminar FBS UNY (25-27/1). Sementara pelatihan untuk sekolah mitra Unnes dan IAIN Walisongo dihelat di Hotel Gumaya, Semarang (15-17/1). Pelatihan MBS sekolah mitra LPTK UNY, baik SD maupun SMP, dilakukan pada 10–12 Februari 2014 di Fakultas Bahasa Sastra UNY (10-12/2). Sementara pelatihan serupa untuk sekolah mitra LPTK Unnes dan IAIN Walisongo Semarang, baik SD/MI maupun SMP/MTs, dihelat di Hotel Gumaya (22-24/2). Kasi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Semarang Hidayatullah menyampaikan apresiasi setelah melihat pembelajaran yang dilakukan Bapak Musrian di SD Kalibanteng 3 Semarang (17/2). ”Model pembelajaran seperti ini perlu disebarkan ke sekolah lain. Guru kratif, siswa aktif, dan tujuan pembelajaran tercapai,” jelasnya. Bapak Musrian merupakan salah seorang guru di sekolah mitra Unnes yang mengikuti pelatihan. Dia bersama guru sejawat di Kota Semarang mendapatkan materi tentang PAKEM dan pengelolaan kelas yang efektif. Menurut dia, walaupun bukan hal baru, setelah pelatihan, dirinya merasa penting menerapkan model itu dalam pembelajaran. ”Semoga pelatihan semacam ini bisa berlanjut,” harapnya.
Kepala SMPN 3 Garung,Wonosobo, memaparkan hasil kerja kelompoknya.
Siswi kelas 2 SDN 1 Kampil, Pekalongan mempresentasikan hasil kerjanya
Tingkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model PAKEM USAID PRIORITAS telah melatih seluruh sekolah mitra di Kabupaten Pekalongan dan Wonosobo tentang praktik pembelajaran yang baik dengan menggunakan modul I. Pelatihan ini dimulai akhir Februari dan berakhir pada Maret 2014. Sebanyak 48 sekolah/madrasah mengikuti pelatihan tersebut, baik guru, kepala sekolah, dan komite sekolah.
LENSA PRIORITAS
Peserta dari jenjang SD/MI dan SMP/MTs dilatih pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), pembelajaran kontekstual, serta manajemen berbasis sekolah. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan Dr Ahmad Umar MA di Gedung Pemuda Kajen (14/3) berpesan agar mutu pendidikan di Kabupaten Pekalongan benar-benar diangkat dengan
kerja keras. ”Kita beruntung mendapat program dari USAID PRIORITAS. Dengan program ini, seharusnya lebih mudah bagi kita untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah,” tuturnya. ”Salah satu cara memperbaiki kualitas pembelajaran adalah mengubah pola pembelajaran konvensional dengan pembelajaran aktif atau PAKEM,” tuturnya.
Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS
3
Pukau Pengunjung; Durian sampai Semangka Bermanfaat untuk Pembelajaran BANJARNEGARA - Inovatif dan kreatif. Kata tersebut mewakili tampilan dalam unjuk karya keberhasilan program USAID PRIORITAS di Kabupaten Banjarnegara. Betapa tidak, kulit durian, buah salak, buah semangka, serta beraneka macam sumber daya di lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan itu di Gedung Wanita Banjarnegara diikuti 24 sekolah dan madrasah mitra di Kabupaten Banjarnegara (6/3). Setiap stan menampilkan praktik yang baik selama pendampingan. Contohnya, SMP Negeri 2 Banjarnegara yang menunjukkan simulasi menghitung dan membuktikan rumus luas dan volume lingkaran dengan mengupas kulit semangka. SDN 3 Kutabanjar menampilkan simulasi alat peredaran darah. MTs Ma'arif Banjarnegara memperagakan simulasi pembuatan buah salak dan kulit durian sebagai bahan pengenyal jeli. Ada juga simulasi uji karbohidrat dari SMP Taman Siswa. Semua tampilan tersebut merupakan produk dari pendampingan USAID PRIORITAS. Ahmad Sarjita, spesialis pelatihan SD/MI, mengatakan bahwa kelebihan
program yang ditawarkan USAID PRIORITAS ialah produk pembelajaran. Dengan terciptanya produk ini, proses pembelajaran menjadi lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Ratusan siswa dan guru dari sekolah di lingkungan Kabupaten Banjarnegara datang untuk menyaksikan acara tersebut. Banyak yang baru menyadari bahwa hal-hal di lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran. Hal ini disampaikan oleh salah seorang guru dan fasilitator, Fajriatun. Hasil kreativitas dan inovasi tersebut memang memukau pengunjung. Terutama ketika didemonstrasikan cara kerja dan fungsi masing-masing media pembelajaran inovatif itu. Dengan lugas dan cekatan, siswa memdemonstrasikan. Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo MHum, memberikan apresiasi kepada USAID PRIORITAS yang mendukung perubahan pendidikan dasar ke arah lebih baik. Dia berharap kegiatan bersama USAID PRIORITAS terus didukung oleh seluruh elemen pendidikan di Banjanegara. Sebab, kegiatan tersebut telah terbukti membuat perubahan pendidikan lebih optimal.
Siswa dan guru SDN Kutabanjar 3 mempresentasikan peredaran darah di Jantung (6/3).
Siswa SMPN 2 Banjarnegara, menghitung dan membuktikan luas permukaan bola dengan kulit semangka.
Ratusan siswa antusias masuk untuk menyaksikan pameran praktik yang baik (6/3)
Ajak Wakil Bupati Batang dan Direktur USAID PRIORITAS Mengecek Denyut Jantung sakit di telinga, corong diberi kapas pembelajaran. dan direkatkan dengan isolasi,” paparnya. Dengan polos, Alya Setelah menjelaskan di depan cara mempresentasikan menggunakannya, siswi imut ini meminta tahap demi tahap kepada undangan yang Wakil Bupati Batang, Bapak Soetadi SH, hadir. ”Pertama bahan untuk mencobanya kepada Direktur bakunya adalah selang USAID PRIORITAS Stuart Weston. kaku sepanjang 50 cm. Dengan wajah berseri, tegang, dan kocak, Ada juga selang yang keduanya mencoba. Diawali dengan Stuart, kemudian Bapak Soetadi. lebih elastis kurang Keduanya bergantian mencobanya. lebih 1 meter. Ada corong kecil dan ”Ini sangat bagus karena sesuai dengan Alya Adilatur Khusna, siswa SDN sobekan balon,” simulasi seperti stetoskop asli,” kata Stuart Weston (kiri) mencoba stetoskop buatan Alya Sukomangli 2 menjelaskan stetoskop tuturnya. Stuart. Demonstrasi diakhiri dengan kepada Wakil Bupadi Batang, Bapak Soetadi. yang dibuat bersama temannya. ”Cara penjelasan Alya. ”Kenapa bisa membuatnya, lubangi mendengarnya? Sebab, membran yang selang yang kaku pada bagian tengahnya, BATANG - Ada-ada saja ulah Alya menempel di dada bergetar sesuai Adilatul Khusna, siswa SD Sukomangli 2, kemudian dipanaskan dengan api dan dibentuk ujungnya agar bisa menjepit telinga. dengan detak jantung yang berdetak. Reban, dalam lokakarya keberhasilan Lalu dipasang tengahnya dengan selang lebih Kemudian udara dalam selang bergetar program USAID PRIORITAS di lentur yang dilekatkan dengan lem dan Kabupaten Batang, Kamis (13/3). menuju ke atas sampai ke gendang telinga isolasi. Bagian ujung diberi corong kecil Dalam demonstrasi produk lalu ke syaraf sampai ke otak,” jelas Alya pembelajaran, dia menampilkan stetoskop dengan balon yang sudah sobek dan ditarik mengakhiri demonstrasi. lebih kencang serta diikat karet. Agar tidak yang dibuat bersama temannya dalam
4
LENSA PRIORITAS - Edisi 06, Januari - Maret 2014
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
Inovasi dengan Sumber Daya Alam di Pucuk Gunung memahami urutan bilangan baik dari bilangan positif atau negatif, begitu pula sebaliknya. Setelah tahu siswa akan memiliki pemahaman mendasar tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan positif dan bilangan negatif. Hal tersebut memudahkan siswa pada tahap selanjutnya dalam memainkan operasi Siswa MI NU 2 Tangkisan mendemonstrasikan alat peraga bilangan. matematika Gabil Basing dalam lokakarya keberhasilan Ir Susilo Utomo MSi, asisten II bupati progran USAID PRIORITAS, Selasa (4/3) Purbalingga yang juga Plt Kepala Dinas Terdapat juga 24 stan lain yang Pendidikan Kabupaten Purbalingga, mengatakan, batang singkong yang awalnya menampilkan beraneka produk dampingan dari USAID PRIORITAS. terlihat tidak bermanfaat ternyata bisa Bapak Sarbini dari Komite SDN 1 menjadi media pembelajaran menarik. Panican menyampaikan, walaupun bantuan ”Semangat inovasi ini perlu PURBALINGGA – Lokakarya USAID PRIORITAS berupa bantuan teknis, ditindaklanjuti,” katanya. keberhasilan program USAID PRIORITAS hal itu sangat menginspirasi dan Selain tampilan Gabil Basing, ada Kabupaten Purbalingga di kantor aula membantu mereka dalam mengembangkan demonstrasi dari SMPN 3 Kemangkon bupati Purbalingga (4/3) terlihat renyah sekolah. ”Yang awalnya kami kira tidak bisa dengan tampilan dari MI NU 2 Tangkisan, yang memanfaatkan kencing kambing ternyata setelah ada USAID PRIORITAS sebagai media pembelajaran dan Mrebet. Khasbi Istanto bersama para menjadi bisa,” ucapnya. pembudidayaan jahe merah di sekolah. siswanya menampilkan media pembelajaran Gabil Basing dengan kocak, Munculkan Tema Teknologi Pembelajaran namun berisi materi pembelajaran. Permainan Gabil Basing diawali dengan dalam Pameran Praktik yang Baik menampilkan nyanyian. Syair lagunya dibuat untuk meningkatkan keingintahuan SRAGEN - Mendadak suasana gedung Kartini Sragen, Rabu (5/3), dipenuhi siswa dan menggunakan indikator, yakni pengunjung. Mereka merupakan guru mengurutkan, membandingkan, dan menghitung bilangan bulat positif negatif. serta siswa SD, MI, SMP, dan MTs di Permainan dimulai dengan menaruh angka lingkungan Kabupaten Sragen. Mereka memadati deretan 24 stan pameran nol dalam garis bilangan dan menjadi sekolah mitra program USAID angka pedoman untuk menghitung. Jika ingin mengurutkan bilangan besar positif, PRIORITAS yang memajang produk diawali dengan menaruh kertas nilai angka dampingan selama kurang lebih setahun pada paku bilangan positif. Sebaliknya, bila kerja sama. Banyak yang memamerkan ingin memulai dari negatif, dimulai dari sisi produk teknologi dan produk kreatif hasil negatif. Misalnya, memulai dengan empat karya siswa dan guru yang digunakan dalam pembelajaran. angka 8, 4, -2, -3. Masing-masing angka ”Hari ini kami tampilkan roket air dan tersebut dimasukkan dalam paku yang Siswa MTSN Sragen mendemokan cara kerja arus listrik dari Jus kepada perwakilan Kemendikbud meriam hasil praktik siswa. Ada pula alarm telah diurutkan sesuai urutan dan Jakarta, Ibu Munjiyem (5/3). pengaman pintu rumah atau kantor dari mengacu pada bilangan nol. aksi pencurian. Masih ada produk-produk Dari cara kerja tersebut, siswa dapat lainnya,” ujar Kepala SMPN 2 Banyurip 3, karya siswanya yang Sambungmacan Bambang Sudaryono di dipamerkan ialah maket tata surya dan LENSA PRIORITAS lokasi pameran. maket proses erupsi gunung berapi. Dua Edisi 06. Januari - Maret Tahun 2014 Meski pameran yang dikemas dalam maket tersebut digunakan siswa dalam Penanggung Jawab: lokakarya keberhasilan program USAID pembelajaran Nurkolis PRIORITAS tersebut hanya diikuti jenjang Ia menuturkan, semua karya itu dibuat Editor: SD/MI dan SMP/MTs, berbagai inovasi dan sendiri oleh siswa yang memang Anang Ainur Roziqin produk teknologi yang ditampilkan tak ditekankan untuk aktif serta kreatif kalah dengan jenjang sekolah di atasnya. Tim Redaksi: melalui sistem pembelajaran pembelajaran Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati, Misalnya, para siswa SMPN 2 aktif kreatif, efektif, dan menyenangkan R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Sambungmacan yang menciptakan roket (PAKEM) hasil binaan USAID PRIORITAS. Wahyu Daryono air serta alarm pengaman pintu rumah Siswa MTSN Sragen juga menampilkan Alamat: dari pencurian. berbagai inovasi. Di antaranya, pembangkit Jl. Candi Makmur No.2A Siswa SDN Banyurip 3 Sambungmacan listrik yang berbahan jeruk dan buahKaranganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email:
[email protected] tak mau kalah dalam unjuk beberapa buahan yang mengandung larutan Web: www.prioritaspendidikan.org produk. Menurut Suwarno, kepala SDN elektrolit.
”Walaupun lokasi madrasah kami berada di desa pucuk gunung, kami terus bersemangat untuk berinovasi dalam pembelajaran. Inovasi yang kami lakukan ialah memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekolah yang murah meriah. Salah satunya, media pembelajaran Gabil Basing atau garis bilangan menggunakan batang singkong,” tutur guru MI NU 2 Tangkisan Mrebet, Khasbi Istanto, saat sesi demonstrasi.
LENSA PRIORITAS
Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS
5
LENSA Daerah Mitra
Dukung Pengembangan Manajemen Sekolah SEMARANG - ”USAID PRIORITAS di Kabupaten Semarang mendukung pengembangan manajemen sekolah. Hal tersebut terlihat dengan melatih guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dengan materi manajemen berbasis sekolah (MBS),” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih MPd dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS di Kabupaten Semarang, Selasa (11/3). Menurut dia, pembangunan saat ini kebanyakan berupa fisik, kurang pada aspek sumber daya manusia (SDM). Padahal, bila dikembangkan, aspek SDM lebih potensial dalam mengembangkan sekolah secara maksimal. Contoh konkretnya, dalam manajemen sekolah dikembangkan pembelajaran aktif yang mendukung siswa berkembang maksimal. ”Pelajaran IPA dan matematika yang tadinya menjadi momok, bila disampaikan dengan metode baru yang kreatif dan menyenangkan, tentu perolehan nilai siswa akan berbeda,” paparnya saat meninjau stan pameran dari 24 sekolah mitra. Dalam hal perencanaan sekolah, manajemen sekolah membantu
penyusunan rencana tahunan, rencana kegiatan sekolah, rencana anggaran sekolah, dan perencanaan pengembangan sekolah yang lain. ”Peran aktif masyarakat lewat komite sekolah atau paguyuban orang tua siswa juga dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi sekolah. Khususnya, pencapaian prestasi belajar siswa,” jelasnya. ”Sudah terlihat praktik-praktik yang baik dari pendampingan USAID PRIORITAS. Semoga lebih baik lagi tahun depan,” lanjutnya. Bupati Semarang dr H Munjirin SpOG menyampaikan, walaupun dampingan USAID PRIORITAS baru 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs di dua kecamatan, hasil baiknya sangat terlihat. Dia berharap, hasil positif tersebut bisa disebarkan di kecamatankecamatan lain. ”Melihat hasil dalam stan-stan pameran sekolah, saya melihat banyak perubahan positif. Saya berharap, modulmodul USAID PRIORITAS dijadikan bahan rujukan untuk membuat loncatanloncatan dalam inovasi pendidikan,” tegasnya. ”Peran masyarakat dan dukungan USAID PRIORITAS dalam hal manajemen
Bupati Semarang, dr. H. Munjirin, Sp.OG memberikan dukungan kepada sekolah dampingan USAID PRIORITAS (11/3).
Siswa MI Klero Semarang, memamerkan alat untuk media pembelajaran yang telah dilakukannya (11/3).
sekolah memberikan masukan yang berarti untuk perbaikan sekolah. Kami mulai berbenah bukan hanya saat akan pameran, namun juga mencoba membuat regulasinya dalam keseharian di sekolah. Guru-guru berterima kasih telah didampingi selama ini,” jelas Ujianto, kepala SDN 2 Sumowono, di stan pameran.
Berbagi Pengalaman Penataan dan Pemerataan Guru sama. Termasuk, disparitas guru yang ada dua kelompok, di daerah pegunungan dan perkotaan,” tuturnya mengawali diskusi. Pemangku kepentingan Kabupaten Pamekasan juga mengunjungi SD dan SMP yang Rombongan dari Kabupaten Pamekasan bersama (Dari kiri) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan dan terdampak penataan dan penataan ketua dewan pendidikan (dua dari kanan) kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo (28/2). guru serta yang telah mengunjungi SMPN 8 Purworejo (28/2). melaksanakan PAKEM dan pembelajaran kontekstual binaan PURWOREJO - Kabupetan Purworejo kedatangan tamu dari USAID-DBE.Yaitu, SDN Bendosari, Kecamatan Gebang, dan Kabupaten Pamerkasan yang melakukan kunjungan belajar SMPN 8 Purworejo yang merupakan diseminasi dari kabupaten tentang penataan dan pemerataan guru (28/2). Rombongan yang untuk pelaksanaan pembelajaran kontekstual, MBS, dan PSM. berjumlah 45 orang itu terdiri atas dinas pendidikan, kepala Rombongan tersebut disambut hangat oleh jajaran dinas UPTD pendidikan, pengawas SD dan SMP, unsur musyawarah pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten kerja kepala sekolah, serta kelompok kerja kepala sekolah. Purworejo. Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Rombongan diketuai kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Drs Wuryanto MM memimpin penyambutan dan diskusi. Dinas Pamekasan Drs M. Yusuf Suharmanto MSi. pendidikan menceritakan awal program, tantangan yang Ia menyampaikan, latar belakang kunjungan adalah ingin dihadapi dalam PPG, dan cara mengatasinya. Di akhir pleno, menimba dan sharing pengalaman dengan Kabupaten Purworejo rombongan merasa mendapatkan banyak masukan berarti yang lebih dahulu didampingi oleh USAID-DBE dalam penataan untuk tindak lanjut di Kabupaten Pamekasan. dan pemerataan guru (PPG). ”Kami telah melihat video praktik ”Apresiasi, kami berikan kepada Kabupaten Purworejo, yang yang baik dalam penataan dan pemerataan guru yang sudah telah menerapakan pola PPG ini. Pengalaman hari ini akan berjalan di Purworejo sehingga ingin belajar bersama mengenai menjadi bahan dan acuan bagi kami untuk implementasi PPG di PPG. Sebab, peta guru dan geografi Kabupaten cenderung Kabupaten Pamekasan,” tegas Bapak Yusuf.
6
LENSA PRIORITAS - Edisi 06, Januari - Maret 2014
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
Evaluasi Mandiri Dukung Ketercapaian Program
Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Purbalingga, Drs. Ashari, M.Pd (kiri) pada saat mengoordinasikan perkembangan program USAID PRIORITAS di daerahnya.
Purbalingga. Untuk mengetahui ketercapaian program USAID PRIORITAS di Kabupaten Purbalingga, Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga melakukan rapat koordinasi dan evaluasi program secara menyeluruh kepada 24 kepala sekolah mitra dan 30 fasilitator daerah, Jumat (27/12). Kegiatan difasilitasi oleh Kepala Bagian Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga dan jajaran dinas pendidikan. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mendengarkan paparan dari masing-masing sekolah mitra, baik perkembangan program, tantangan yang dihadapi, komitmen dalam pelaksanaan program, dan capaian yang sudah dilakukan selama kurang lebih 1
tahun kerjasama. Selain paparan dari kepala sekolah mitra, fasilitator juga diberikan kesempatan untuk memaparkan kegiatan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan. Di mulai dari pelatihan tingkat sekolah, sampai dengan pendampingan sebanyak 20 kali yang dilakukan oleh fasilitator daerah. Drs Ashari MPd, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga menyampaikan, program USAID PRIORITAS sudah berjalan satu tahun dan dinas pendidikan ingin mengetahui sejauh mana pencapaian yang dilakukan. Oleh karena itu, dia mengharapkan banyak masukan untuk perbaikan dan tantangantantangan yang dirasa sekolah dalam menerapkan program. Dalam forum tersebut dinas pendidikan sengaja ingin merangkum secara umum, dan mengevaluasi pencapaian dan dampak yang sudah ada setelah hadirnya USAID PRIORITAS di Kabupaten Purbalingga. “Hasil evaluasi dalam forum ini akan Dinas Pendidikan gunakan untuk membuat laporan dan rencana tindak lanjut. Tujuannya adalah program ini dapat dipetakan ketercapaiannya. Setelah
diketahui pemetaannya kita akan tahu capaian dan hambatan-hambatannya, kemudian baru kita akan memikirkan solusinya bersama.” jelas Ashari. Hasil secara umum rapat koordinasi dan evaluasi tersebut yaitu sekolah telah banyak melakukan perubahan dalam pembelajaran, khususnya pada pembelajaran PAKEM dan kontekstual, peran serta masyarakat juga telah meningkat. Terbukti dengan terbentuknya beberapa forum kelas, keterlibatan masyarakat dan komite dalam pengelolaan kebutuhan sekolah, pembangunan fasilitas sekolah yang lebih baik, dan manajemen pengelolaan keuangan lebih transparan dan partisipatif. Telah banyak sekolah yang memiliki dokumen perencanaan baik RKT, RKAS yang didasari dari EDS. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki progress yang sama. Ada sekolah yang baru sebagian gurunya menerapkan pembelajaran aktif. Yang paling dikeluhkan oleh kepala sekolah adalah adanya dana tambahan pada standar proses ketika melakukan pembelajaran aktif. Di akhir pertemuan tersebut, semua kendala telah terpecahkan.
Aplikatif dalam Kebijakan Manajemen Sekolah dengan kebutuhan guru, siswa, dan tentu saja transparan. Mantan pembantu rektor IV Unnes itu tampak aktif, mulai hari pertama pelatihan sampai pelatihan selesai dilaksanakan. ”Pelatihan ini merupakan kesempatan bagus untuk membahas program sekolah. Sebab, guru, kepala sekolah, dan komite bisa duduk bersama,” ujarnya. Pelatihan dilakukan secara bertahap. Prof. Dr. Soegiyanto, M.S (paling kiri) mengamati RKS buatan Peserta menyelami proses pembelajaran kelompok lainnya dalam kunjung karya pelatihan MBS sekolah mitra Unnes dan IAIN Walisongo (24/2). aktif di sekolah, kemudian mempelajari kiat mendorong peran aktif masyarakat, SEMARANG - ”Manajemen sekolah yang kreativitas menghimpun berbagai sumber aplikatif dalam menerapkan kebijakan daya, membuat rencana kerja tahunan dan untuk mendukung pembelajaran itu yang Kegiatan monitoring internal USAID saya rasakan dalam pelatihan ini,” tutur PRIORITAS telah dilakukan untuk Prof Dr Soegiyanto MS, ketua komite mengambil data tingkat kabupaten SMPN 13 Semarang, saat mengikuti mitra baik kohor 1 maupun kohor 2. pelatihan manajemen berbasis sekolah (16/1-17/2). Pengambilan data awal (MBS) yang diselenggarakan USAID PRIORITAS bagi sekolah mitra Universitas pada sekolah mitra LPTK (UNNES, IAIN Walisongo, dan UNY) juga telah Negeri Semarang (Unnes) dan IAIN dilakukan dengan mengambil sampel 5 Walisongo di Hotel Gumaya, Semarang sekolah untuk tiap LPTK (3 SD/MI dan (22-24/2). 2 SMP/MTs) total 15 sekolah sampel Menurut dia, manajemen sekolah terlihat dari program-program yang sesuai yang telah diambil (18/3-4/4).
LENSA PRIORITAS
rencana anggaran, sampai merumuskan rencana tindak lanjut. Semua langkah dilakukan secara kontekstual dengan keadaan sekolah. Ketua komite SMPN 13 Semarang tersebut menyampaikan, antara sekolah satu dan sekolah lain bisa bertukar pendapat dan mengembangkan kebutuhan sekolah dari inspirasi teman sejawat. ”Ada tagihan dalam pelatihan, tapi bukan merasa tagihan karena harus dilaksanakan. Kami merasa komite memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sekolah,” kata guru besar ilmu keolahragaan tersebut.
Ibu Ani Fadilah (belakang), observer dari USAID PRIORITAS (fasda Purbalingga) mengamati pembelajaran di kelas SDN Karangjati Yogyakarta (28/3).
Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS
7
LENSA Praktik yang Baik Latih Kreativitas Mahasiswa dalam Membuat Big Book Dosen PGSD Unnes Nugraheti Sismulyasih MPd memiliki kiat dalam membelajarkan big book kepada mahasiswanya. Dosen yang termasuk tim penyusunan big book USAID PRIORITAS itu mengajarkan materi big book dengan dua perlakuan pada dua kelas. Kelas A diajar dengan menjelaskan awal tentang literasi, aspekaspek penting dalam literasi, sampai konsep literasi. Kemudian ia menunjukkan contoh big book yang telah dibuat bersama tim. Kelas B diajar menggunakan teori tanpa menunjukkan sebuah contoh, hanya ditunjukkan syarat-syarat dan kriteria sebuah big book. Sehari setelah penugasan, hasil pekerjaan yang dikumpulkan oleh mahasiswa antara kelas A dan B berbeda. Kelas yang ditunjukkan contoh terlebih dahulu memandang ideal sebuah big book seperti contoh. Karena itu, mereka kurang kreatif dan variatif dalam membuat buku besar. ”Kelas B yang tanpa saya tunjukkan contoh ternyata lebih varitaif dalam membuat. Ada model timbul, pop up, zig zag, dan berbagai model. Ternyata, dalam sehari mereka bisa membuatnya dengan maksimal,” tutur Hety, panggilan akrabnya. Berdasar pengalaman tersebut, sarannya adalah lebih baik memberikan kesempatan mahasiswa seluas-
Aprilia Pireraningtias, salah satu mahasiswa sedang mengerjakan Big Book
Contoh big book hasil kreativitas mahasiswa.
luasnya untuk berkreativitas. ”Baru menunjukkan sebuah contoh yang bisa dijadikan pedoman dan pembanding,” tegasnya. Salah seorang mahasiswa PGSD yang telah mengerjakan, Aprilia Pireraningtyas, mengatakan sangat senang dengan tugas itu. ”Setelah ini tugas apa lagi, Bu? Kalau kami membuat dengan model seperti kotak ajaib, apakah bisa?” kenang Hety menirukan ucapan mahasiswanya.
Adaptasi Modul untuk Perkuat Kemampuan Pedagogi pembelajaran di Hotel Solo Paragon (1719/12). ”Setelah mendapatkan modul materi IPA dari USAID PRIORITAS, saya menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Alhamdulillah, mahasiswa menerimanya dengan baik,” kata Listyono MPd, dosen IAIN Walisongo dan juga ketua jurusan fisika, setelah mendampingi mahasiswanya simulasi microteaching di SEMARANG - USAID PRIORITAS IAIN Walisongo. membekali dosen LPTK mitra dengan Listyono MPd mengatakan, modul modul pembelajaran untuk literasi kelas USAID PRIORITAS membantu dalam awal, sains, dan matematika. Materi di menata sebuah konsep pedagogi. Misalnya, dalamnya menghubungkan teori dengan microteaching. Mahasiswa lebih punya praktik. Salah satu strategi untuk mencapainya ialah banyaknya kegiatan di skenario pembelajaran yang jelas, baik dalam memulai pembelajaran maupun dalam modul. Lynne Hill, advisor menentukan metode dan model yang pengajaran dan pembelajaran USAID PRIORITAS, menyampaikan bahwa materi paling tepat, bahan ajar, dan penilaian yang dalam modul bisa diadaptasi atau diambil digunakan. Kesulitan pada umumnya ialah pindah tema. Misalnya, dari materi biologi sebagian untuk memenuhi kebutuhan ke fisika. Untuk mengawali itu, banyak pemakai. Contoh penggunaannya bisa dipakai untuk PPL mahasiswa, perkuliahan, mahasiswa yang kesulitan. Tapi, setelah ada panduan dan contoh jelas dalam modul, dan pendidikan profesi guru. mereka lebih mudah mempelajarinya. ”Beberapa kali kami bertemu dan Karena tinggal mengadaptasi dalam modul berkumpul bersama tim dari LPTK, tersebut. kementerian pendidikan, dan praktisi Menurut dia, kendala implementasinya untuk mengetahui kebutuhan di LPTK. adalah tidak banyak waktu untuk Kami lalu membuat modul, me-review materi, menyosialisasikan, dan menyiapkan menyampaikan materi secara penuh. Kekhwatirannya, mahasiswa memaknai mereka untuk implementasi di LPTK PAKEM hanya sebatas menyanyi, masing-masing,” terang Lynne setelah merepotkan, tidak mencapai sasaran workshop materi dan kurikulum ”Dalam modul, kami diajarkan bukan hanya teoretis, namun juga praktik. Khususnya, menyambungkan jaringan tema. Misalnya, tema biologi ke fisika. Prosesnya juga saintifik,” kata Puwowidodo, mahasiswa PGMI IAIN Walisongo.
8
LENSA PRIORITAS - Edisi 06, Januari - Maret 2014
pembelajaran, dan tidak memahami secara penuh tujuan dari pembelajaran tersebut. Inilah yang dia antisipasi sejak awal walaupun dengan keterbatasan waktu. Pelatihan implementasi modul untuk LPTK dilaksanakan di Hotel Grand Artos, Magelang (20-22/2). Sebanyak 84 peserta berasal dari dosen delapan LPTK mitra dan anggota konsorsia. Dosen LPTK mitra dilatih untuk membekali mahasiswa calon guru dengan kemampuan pedagogi.
Salah satu kelompok sains bermain peran menggunakan alat peraga sains selama sesi pelatihan modul LPTK, Kamis (20/2).
Purwowidodo sedang mencoba menjelaskan tuas pada materi fisika dan biologi dalam microteaching di Lab Microteaching IAIN Walisongo.
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Tidak Tidur Persiapkan Praktik PAKEM WONOSOBO - Luar biasa…! Itulah kesan pertama yang muncul ketika melihat kesungguhan guru-guru di SDN 2 Bojasari. Betapa tidak, dengan didampingi kepala sekolah, mereka rela tidak tidur demi mempersiapkan praktik mengajar dalam rangkaian pelatihan PAKEM jenjang SD/MI (17/3). Mereka membuat RPP dan berbagai media yang akan digunakan untuk praktik mengajar keesokan hari. ”Akan mengajar saja kok begini berat syaratnya. Baru kali ini saya mengalami hal seperti ini,” kata Pak Yitno, guru paling senior di kelas II SDN 2 Bojasari yang sebulan lagi pensiun. Dalam pikirannya, Pak Yitno jelas penasaran tentang hasilnya ketika diterapkan pada pembelajaran besok. Ternyata benar-benar di luar
Pak Yitno sedang berupaya menarik perhatian siswa agar terfokus pada pelajaran.
dugaannya. Siswa yang diajar sangat menikmati proses pembelajaran dan berani berargumentasi. ”Baru kali ini, selama 38 tahun mengajar, tidak ada siswa yang izin ke belakang selama proses pembelajaran berlangsung karena asyik mengikuti KBM. Padahal, biasanya siswa seperti bergiliran izin ke belakang. Mungkin dulu merasa tertekan, sekarang merasa menikmati pembelajaran,” tambahnya. Sayangnya, ia merasa bahwa mengapa baru sekarang beliau mendapatkan pelatihan PAKEM ini. Sebulan lagi beliau akan pensiun. Andai saja mendapatkan pelatihan ini sejak dahulu, atau paling tidak 10 tahun yang lalu. Dia yakin anakanak didiknya menjadi siswa yang mandiri,
Dengan model PAKEM, dalam kelompok tidak ada siswa di kelas Pak Yitno (kelas 2) yang menganggur. Semua berdiskusi dan memecahkan permasalahan secara bersama-sama.
terampil, kreatif, dan mampu memecahkan persoalan dengan baik. Demikian sesalnya. Namun, Pak Yitno tidak terlalu kecewa. Waktu sebulan yang masih tersisa akan ia manfaatkan secara maksimal untuk membekali anak-anak didiknya dengan model pebelajaran PAKEM. Ia merasa harus meningggalkan sesuatu yang berharga kepada murid-murid yang sangat disayanginya, yaitu kemandirian, dan soft skill dalam memecahkan persoalan. Ia yakin, masih banyak guru yang lebih muda dan dapat menerapkan model pembelajaran PAKEM ini dengan baik. Menurut Pak Yitno, model pembelajaran PAKEM sangat cocok dengan semangat guru-guru muda tersebut.
Dengan didampingi Pak Yitno, siswa benar-benar menikmati seluruh proses pembelajaran. Mereka tampak kerasan mengerjakan tugas di dalam kelompoknya.
9
9
Bersemangat Karena Menjadi Kabupaten Piloting
Spesialis manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS, Bapak Aos Santosa, memaparkan proses implementasi penataan dan pemerataan Guru (4/2).
Kepala UPTD pendidikan se-Kabupaten Semarang berkumpul untuk mendiskusikan usulan penggabungan sekolah (4/2).
SEMARANG - Kabupaten Semarang terpilih oleh USAID PRIORITAS menjadi pilot program implementasi penataan dan penataan guru. Mengawali kegiatan implementasi, Kabupaten Semarang telah didampingi untuk melakukan pemetaan,
LENSA PRIORITAS
analisis data dan usulan kebijakan, serta mengumpulkan kepala UPTD pendidikan membuat perencanaan kebijakan. Di kecamatan untuk memberikan usulan SD antaranya, penggabungan sekolah yang potensi untuk digabung. Data dari (regrouping) jenjang sekolah dasar, guru kepala UPTD pendidikan di kecamatan mobilitas untuk guru mapel di SD dan kemudian kami sinkronkan dengan data SMP. olahan SIMPK Dapodik yang telah diolah ”Kami beruntung menjadi kabupaten bersama-sama USAID PRIORITAS,” jelas pilot untuk implementasi PPG karena akan Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan didampingi dalam menata guru,” papar Kebudayaan Kabupaten Semarang Drs Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Supandi MPd. Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih Hasil dari pertemuan kepala UPTD MPd. pendidikan kecamatan tersebut (4/2) Dalam implementasi kebijakan menghasilkan usulan regroup SD secara penataan guru di Kabupaten Semarang, bertahap pada kecamatan yang memiliki dinas pendidikan bersama USAID potensi. Pada tahap pertama, direncanakan PRIORITAS terlebih dahulu berkoordinasi 23 SD akan digabung menjadi 11 SD dan dan berdiskusi dengan badan kepegawaian tahap kedua 34 SD menjadi 17 SD. daerah, badan perencanaan daerah, ”Dinas akan membuat aturan baku DPPKAD, PGRI, dewan pendidikan, dan tentang mekanisme dan keberlanjutan DPRD untuk merencanakan formula yang pengembangan sekolah yang digabung. paling sesuai. Setelah tersepakati rencana Waktu dan urutan mana sekolah yang kebijakan yang akan dilakukan, mereka diprioritaskan akan dibicarakan secara menyampaikannya kepada bupati. internal dengan sekolah, desa, dan pihak”Setelah kesepakatan diambil, kami pihak yang terkait,” terangnya.
Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS
9
LENSA Praktik yang Baik Siswa MTs Ma’arif Banjarnegara Temukan Jeli Salak
Yanti Indriyani (kiri), siswi kelas IXA MTS Maarif Mandiraja, Banjarnegara, sedang mendemokan cara pembuatan jelly salak berbahan pengenyal dari kulit durian bersama teman-temannya, Kamis (6/3)
BANJARNEGARA - Terkadang limbah yang sudah tidak dibutuhkan dibuang dan menumpuk menjadi sampah. Tak terkecuali limbah kulit durian. Benda ini sering dibuang begitu saja oleh penikmat durian begitu selesai menikmati daging buahnya. Namun, berkat kreativitas Yanti Indriyani, limbah kulit durian ini menjadi suatu yang bermanfaat. Dia menemukan metode yang cukup revolusioner. Ia
menjadikan kulit durian sebagai bahan pengenyal jeli salak. ”Kulit durian ini dipakai sebagai sumber pektin atau bahan pengenyal jeli buah salak,” papar siswi kelas IXA MTs Ma'arif Mandiraja itu. Dia menjelaskan, proses pembuatan jeli salak ini tidak rumit. Pada proses awal, buah salah dikupas, lalu dicuci dan dibuang bijinya serta dipotong menjadi dua bagian. ”Mencucinya dengan kulitnya sehingga kandungan gizinya tidak terbawa air,” pesannya. Terpisah, bagian luar kulit durian yang dimanfaatkan sebagai pengenyal dipotong. ”Cuci bagian dalam kulit durian lalu potong kecil-kecil. Langkah selanjutnya, masukkan potongan kulit durian dan potongan buah salak ke dalam blender,” urainya. ”Tambahkan gula pasir dan natrium benzoat, setelah itu diblender,” lanjutnya. Proses pembuatan jeli salak berlanjut dengan memasukkan bahan yang telah diblender ke dalam panci. ”Panaskan hingga mengental, lalu diamkan selama satu jam dan masukkan ke dalam toples kaca,” katanya. Menurut dia, peran kulit buah durian ini sangat penting. Sebab, dengan memanfaatkan kandungan pektin di dalamnya, jeli salak yang kenyal bisa terbentuk. ”Inovasi ini merupakan jawaban saat buah salak melimpah dan harganya murah,” ungkapnya. Dia menambahkan, berbeda dengan produk olahan salak lainya, jeli salak memiliki rasa yang unik dan khas. ”Ada juga rasa duriannya sehingga lebih enak,” pungkasnya.
Belajar Menulis Petunjuk dari Kemasan Jajan dengan Demonstrasi SRAGEN - Belajar menulis petunjuk dari kemasan jajan merupakan bagian dari kompetensi dasar menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Kegiatan diawali dengan memberikan pertanyaan menggali keingintahuan siswa.Yaitu, ”Bahasa yang ada di petunjuk itu pendek atau panjang lebar?” Salah seorang siswa yang duduk di depan menjawab, ”Pendek, Bu.” Guru menulis jawaban itu di papan tulis. Guru bertanya ke siswa lainnya. Amalia pun menjawab, ”Kalimat perintah, Bu”. Begitu seterusnya sampai ada beberapa ciri bahasa petunjuk yang dapat mereka identifikasi dari bahasa petunjuk dalam kemasan yang mereka bawa. Guru dan siswa pun menyimpulkan ciri-ciri bahasa petunjuk itu. Setelah mengetahui ciri-ciri bahasa petunjuk, siswa duduk berkelompok dan mendapat tugas kerja kelompok. Setiap kelompok menunjuk ketua kelompok dan membuat nama kelompok serta yel-yel dalam kelompok. Contohnya, kelompok enam menamai diri dengan Rinso dan yel-yelnya yang unik, yaitu Kelompok Rinso, pikiran bersih, cemerlang, ikuti pelajaran. Maju! Dalam lembar kerja kelompok itu, siswa ditugasi mendemonstrasikan petunjuk yang ada di dalam kemasan yang dibawanya. Anggota kelompok lain menulis apa yang diperagakan. Tugas terakhir ialah menyunting tulisan mereka. Pada tahap pertama, tiap anggota kelompok secara bergantian mendemontrasikan petunjuk dalam kemasan yang sudah dibawanya dengan perlengkapan yang juga sudah disiapkan tanpa berbicara. Sebagai contoh, Fresis mendemonstrasikan cara menyajikan minuman ringan (Marimas). Dia menyiapkan gelas, sendok, air,
10
LENSA PRIORITAS - Edisi 06, Januari - Maret 2014
Siswa menyiapkan bahan demontrasi dan siap mendemonstrasikannya.
Fresis mendemonstrasikan membuat minuman ringan, siswa yang lain memperhatikan dan menulis petunjuknya.
Marimas yang masih ada isinya, dan gunting. Dia lantas mengikuti petunjuk di kemasan tersebut. Langkahnya, menggunting kemasan Marimas, menuangkannya di gelas, menambahkan air ke dalam gelas tersebut, dan mengaduknya. Anggota kelompok yang tidak giliran demonstrasi menulis urutan-urutan apa yang diperagakan oleh temannya itu dalam bentuk menulis petunjuk. Begitu seterusnya sampai semua anggota kelompok mendemokannya. Setelah semua anggota kelompok mendemonstrasikan dalam kelompoknya sendiri, tiap anggota kelompok membacakan urutan yang didemokannya. Anggota yang lain mengoreksi tulisannya, apakah sudah sistematis dan sesuai dengan isinya atau belum. Apabila ada yang tidak sesuai isi dan urutannya, dia dapat memperbaikinya dan menuliskannya di bawah jawaban yang salah. Pada kegiatan penutup, guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu dan memberikan penguatan atas kesimpulan yang dibuat. Selanjutnya, guru menugasi siswa melakukan refleksi. *Penulis dan pelaku: Yuni Susilowati, M.Pd. guru bahasa Indonesia SMP Negeri Satu Atap 3 Sambirejo dan Fasda Kab Sragen.
LENSA PRIORITAS
PRIORITAS - Praktik yang Baik
LENSA Praktik yang Baik
Buat Siswa Terampil Menyunting Karangan
Ibu Sutini, mendampingi dan membimbing kelompok dalam menyunting karangan.
BANJARNEGARA - Salah satu solusi yang saya gunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar menyunting karangan adalah menggunakan model pembelajaran kepala bernomor yang dipadu dengan media Karet (Kartu EYD -ejaan yang disempurnakan- Tematik) seperti yang diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMPN 1 Karangkobar, Banjarnegara. Pembelajaran diawali dengan kegiatan apersepsi untuk mengondisikan kesiapan siswa dalam belajar. Termasuk, di dalamnya menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran.
Selanjutnya, siswa diminta bergabung dalam kelompok masing-masing yang sudah dibentuk sebelumnya. Semua siswa dalam kelompok memakai topi bernomor 1- 4 dengan warna yang berbeda, yaitu merah, hijau, kuning, dan biru. Setiap kelompok lalu diberi lembar kerja siswa dan Kartu EYD Tematik yang sesuai dengan nomor kepala yang dipakainya. Lembar kerja siswa berisi tugas-tugas yang berkaitan dengan materi menyunting. Kartu EYD Tematik berisi panduan singkat menyunting karangan yang dikemas secara sederhana dengan komposisi yang menarik. Selanjutnya, semua siswa dalam kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan nomor kepalanya. Siswa yang mengalami kesulitan diberi kesempatan untuk bekerja sama atau berkonsultasi dengan siswa dari kelompok lain yang bernomor kepala sama. Setelah selesai berdiskusi selama 15 menit, saya mempersilakan salah seorang siswa yang bernomor kepala 1 dari kelompok tertentu untuk menyampaikan hasilnya dan siswa yang bernomor kepala sama dari kelompok lain diminta untuk
menanggapi. Kemudian dilanjutkan dengan siswa yang bernomor kepala 2 sampai dengan siswa yang bernomor kepala 4. Kelompok yang menampilkan hasil terbaik mendapatkan penghargaan. Setelah presentasi selesai, siswa kembali duduk pada posisi awal. Selanjutnya saya membagikan kembali soal yang berisi 5 butir tentang materi menyunting. Siswa diminta untuk mengerjakan secara individu dalam waktu 10 menit. Kemudian jawaban siswa dikoreksi oleh temannya dengan cara jawaban digeser ke kanan hingga hitungan ketiga. Siswa yang memperoleh nilai terbaik (4 siswa) mendapat hadiah majalah siswa edisi terbaru. Sebelum pembelajaran berakhir, saya menanyakan bagaimana perasaan dan kesan siswa selama mengikuti pembelajaran. ”Asyik, Bu. Saya bisa mengerjakan tugas menyunting karangan. Selama pembelajaran berlangsung, tidak ada teman-teman yang mengantuk!” ucap Nico, salah seorang siswa kelas IXD.* * Penulis dan pelaku: Sutini, Guru SMPN 1 Karangkobar, Banjarnegara
Belajar Sejarah dengan Menyusun Menara Perjanjian ”Saya sangat senang mengikuti pelajaran IPS karena saya dan temanteman menyusun sendiri materinya. Saya selalu terbayang dan teringat materi yang saya jadikan menara perjanjian itu,” kata Indah Pratiwi, siswa kelas IXA SMP Negeri I Rakit.
dipakai, yaitu kertas berwarna yang sudah digunting atau diiris kecil-kecil. Kertas tersebut berisi informasi tentang nama, waktu, tempat, perwakilan/delegasi, dan isi Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar. Satu irisan kertas berisi satu informasi. Irisan kertas itu dibuat dan didesain sedemikian rupa sehingga ketika BANJARNEGARA - ”Bu Guru, besok disusun oleh siswa akan berbentuk seperti menggunakan model yang menyenangkan menara. Guntingan kertas tersebut diacak lagi ya? Saya jadi tidak mengantuk dalam dan dimasukan ke dalam amplop. belajar sejarah,” kata Lulus, siswa kelas Saat kegiatan, saya memberi informasi IXC SMP Negeri I Rakit, sambil tersenyum. tentang perjuangan diplomasi secara Begitulah reaksi siswa yang telah umum sebelum siswa dibentuk dalam melakukan pembelajaran IPS dengan kelompok kecil yang terdiri atas 5 siswa. model Menyusun Menara Perjanjian. Mereka lantas menyebutkan nama-nama Untuk meningkatkan motivasi, perjanjian yang telah dilakukan dalam partisipasi, dan kreativitas dari siswa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. belajar IPS, khususnya sejarah, saya Selanjutnya, saya membagikan bahan melakukan pembelajaran dengan metode yang digunakan kepada masing-masing Menyusun Menara Perjanjian. Ini dilakukan kelompok. Di antaranya, amplop yang untuk materi perjuangan diplomasi dalam berisi guntingan kertas mengenai mempertahankan kemerdekaan Republik perjanjian-perjanjian yang sudah Indonesia. disebutkan siswa, kertas karton, dan lem. Sebelum kegiatan dilaksanakan, saya Isi amplop/materi bervariasi antara mempersiapkan bahan-bahan yang akan kelompok yang satu dan kelompok lain.
LENSA PRIORITAS
Siswa dengan sukaria mempresentasikan hasil pekerjaanya kepada kelompok lain.
Siswa belomba menyusun dan menempel guntingan kertas itu di kertas karton dengan cara dilem. Setelah waktu yang disepakati selesai, dua kelompok tercepat mempresentasikan hasil diskusinya. Banyak tanggapan yang muncul dari siswa dari kelompok lain. Isi tanggapannya mengonfirmasi perjanjian tersebut dan mengapa diletakkan pada posisi tersebut. Di akhir pelajaran, saya bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok secara kooperatif dan menyenangkan.* * Penulis dan pelaku: Fajriyatun, guru IPS SMP N I Rakit Banjarnegara, Jawa Tengah
Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS
11
BINGKAI LENSA PRIORITAS Dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS di 5 kabupaten mitra, USAID PRIORITAS memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk menampilkan demonstrasi-demonstrasi dalam pembelajaran yang pernah dilakukan. Beberapa demonstrasi pembelajaran yang telah dilakukan terangkum dalam foto berikut ini.
Guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, Khasbi Istanto, bersama muridnya melakukan permainan Garis Bilangan Batang Singkong (Gabil Basing), Selasa (4/3).
Perwakilan dari Kemendikbud, Ibu Munjiyem mencoba uji kandungan karbohidrat bersama siswa SDN 1 Gringging, Rabu (5/3).
3
5
Siswa SMPN 2 Banjarnegara, mendemonstrasikan cara menghitung luas permukaan bola dengan kulit buah semangka, Kamis (6/3).
Direktur USAID PRIORITAS, Stuart Weston (kanan) dan Project Administration Manager, RTI International, Jhon E. Shutt, mengunjungi stan pameran lokakarya program USAID PRIORITAS di Kabupaten Batang (13/3)
Ayu Azahra dan temannya sedang memperagakan pengaruh permukaan benda ketika berada di dalam air, Selasa (11/3)
Pak Sabar bersama dengan Diana Riskiyani (kiri) dan Nurul Akmal, Siswa MI Islamiyah Sojomerto, mengujicoba kandungan protein dalam telur, Kamis (13/3)
Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di
www.prioritaspendidikan.org LENSA LENSAPRIORITAS PRIORITAS
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students