perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI PADA IBU BERSALIN SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak
Oleh: Fitriana S021308035
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BIODATA
a. Nama
: Fitriana
b. Tempat, tanggal lahir
: Karanganyar, 23 Oktober 1988
c. Email
:
[email protected]
d. Riwayat pendidikan di Perguruan Tinggi: No
Institusi
Bidang Ilmu
Tahun
Gelar
1 STIKes „Aisyiyah Yogyakarta
Kebidanan
2009
Amd.Keb
2 STIKes „Aisyiyah Yogjakarta
Bidan pendidik
2011
SST
Surakarta,
Juli 2015
Fitriana
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fitriana. 2014. HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI PADA IBU BERSALIN SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEBERHASILAN INISISASI MENYUSU DINI TESIS. Pembimbing I : Prof.Dr.Didik Tamtomo,dr.,M.Kes, II : Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ABSTRAK Kesehatan Ibu dan Anak, sepertinya sebuah isu yang tidak pernah lekang oleh waktu, karena kesehatan ibu dan anak tidak dapat terlepas dari Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia, tidak heran jika dalam kesepakatan MDG's (Millenium Development Goals), program-program tersebut menjadi Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Sample Jenuh. Besar sampel yaitu 39 ibu hamil di Bidan Praktek Swasta Di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Teknik analisis data regresi logistik. Hasil penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan antara pendampingan suami pada ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi dini (IMD) (p = 0.014), Dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) (p = 0.048). Hubungan positif dan secara statistik signifikan antara pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini (p = 0.000). Kesimpulan terdapat hubungan signifikan antara pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Kata Kunci: Pendampingan suami, ibu bersalin, dukungan tenaga kesehatan, inisiasi menyusu dini.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fitriana. 2014. RELATED ASSISTANCE AND HUSBAND IN MOTHER SUPPORT DELIVERY OF HEALTH WITH SUCCESS THESIS early breastfeeding initiation. Supervisor I: Prof.Dr.Didik Tamtomo, dr., Kes, II: Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si, Department of Public Health Sciences, Graduate School, University of March, Surakarta.
ABSTRACT Maternal and Child Health, seems to be an issue that was never cracked by time, because the maternal and child health can not be separated from the indicator is the Human Development Index (HDI). Not only in Indonesia, even in the world, do not be surprised if a deal MDG's (Millennium Development Goals), these programs become successful development of indicators of health in a country. This study used quantitative methods, analytical observational research with cross sectional design. The sampling technique using Sample Saturated. A large sample of 39 pregnant women in Private Practice Midwife In Depok Sleman Yogyakarta. Data collection tools with a questionnaire. Logistic regression data analysis technique. Results of the study are positive and significant relationship between husband on maternal assistance with the success of early initiation (IMD) (p = 0.014), support health workers with the success of early breastfeeding initiation (IMD) (p = 0048). Positive relationships and statistically significant between husband on maternity assistance and support of health workers with the success of early breastfeeding initiation (p = 0.000). Conclusion there is a significant relationship between husband on maternity assistance and support of health workers with the success of early breastfeeding initiation (IMD) in Depok Sleman Yogyakarta.
Keywords:
Assistance
husband,
maternity,
breastfeeding initiation. commit to user vi
health
workers
support,
early
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul : “Hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna tercapainya maksud dan tujuan penulis. Dalam penyusunan Tesis ini, penulis mendapat bantuan baik material maupun moril dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi,M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH.,M.Sc.,Ph.D selaku Kepala Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. Prof.Dr.Didik Tamtomo,dr.,M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah senantiasa
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun Tesis ini. 5. Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun Tesis ini. 6. Ibu-ibu bidan di Kecamatan depok Kabupaten Sleman yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di puskesmas tersebut. commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan dorongan dan semangat atas kebersamaan baik dalam suka maupun duka selama menempuh pendidikan. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan Tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan dari semua pihak diterima Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta waktu. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhirnya penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Surakarta,
Juli 2015
Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ......................................................................................................
ii
Pernyataan Keaslian .......................................................................................................
iii
Biodata .............................................................................................................................
iv
Abstrak .............................................................................................................................
v
Abstract ............................................................................................................................
vi
Kata Pengantar ............................................................................................................... vii Daftar Isi ..........................................................................................................................
ix
Daftar Gambar ................................................................................................................
xi
Daftar Tabel..................................................................................................................... xii Daftar Lampiran ............................................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .....................................................................................................
7
1.
Inisiasi Menyusu Dini .....................................................................................
7
2.
Pendampingan Suami ...................................................................................... 19
3.
Dukungan Tenaga Kesehatan .......................................................................... 25
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................................... 27 C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 31 D. Hipotesis ................................................................................................................. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian ................................................................................................... 34 commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Waktu Penelitian..................................................................................................... 34 C. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 34 D. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 34 E. Tehnik Pengambilan Sampel .................................................................................. 35 F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................................ 36 G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 37 H. Instrumen dalam Pengumpulan Data ...................................................................... 38 J. Teknik dan Analisis Data ....................................................................................... 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ................................................................................................... 47 B. Analisis Bivariat ..................................................................................................... 49 C. Analisis Multivariat ................................................................................................ 51 D. Pembahasan ............................................................................................................ 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................................. 59 B. Implikasi ................................................................................................................ 60 C. Saran ....................................................................................................................... 61
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir…………………………………………………………
commit to user xi
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen dukungan tenaga kesehatan…………………………………. ................................................. 39
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi pendampingan suami .................................................. 47
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi dukungan tenaga kesehatan ........................................ 48
Tabel 3.3
Distribusi frekuensi keberhasilan inisiasi menyusu dini .............................. 49
Tabel 4.4
Hubungan antara pendampingan suami dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini ................................................................................................ 50
Tabel 4.5
Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini .................................................................................... 51
Tabel 4.6
Analisis regresi logistik pendampingan suami dengan dukungan tenaga kesehatan ................................................................................................... 52
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Rencana Penelitian Lampiran 2 : Surat keterangan permohonan studi pendahuluan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dari Universitas Sebelas maret Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala Badan Penanaman Modal Semarang dari Universitas Sebelas maret Lampiran 4 : Surat keterangan permohonan Ijin Penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dari Universitas Sebelas maret Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Penelitian Dari Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah Lampiran 7 : Surat Rekomendasi perijinan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Lampiran 8 : Surat Ijin Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Lampiran 9 : Surat permohonan pengisian kuesioner Lampiran 10 : Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent) Lampiran 11 : Kuesioner Lampiran 13 : Tabulasi data penelitian Lampiran 14 : Analisis univariat Lampiran 15 : Analisis bivariat Lampiran 16 : Analisis multivariat
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak, sepertinya sebuah isu yang tidak pernah lekang oleh waktu, karena kesehatan ibu dan anak tidak dapat terlepas dari Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia, tidak heran jika dalam kesepakatan MDG's (Millenium Development
Goals),
program-program
tersebut
menjadi
Indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara. Berbicara tentang kesehatan ibu dan anak tentunya tidak bisa lepas dari angka kematian ibu, angka kematian bayi, yang sampai saat ini masih menjadi masalah di Negara berkembang, termasuk Indonesia (Setianingrum, 2012). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup atau mengembalikan pada kondisi tahun 1997 (Saputra, 2013). Adapun angka kematian bayi pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di DIY mempunyai angka yang relatif tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (taget MDG‟s sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Apabila melihat angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah
kematian
bayi
merupakan
hal
yang
serius
yang
harus
diupayakan penurunannya agar target MDG‟s dapat dicapai (Dinkes DIY, 2013).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Faktor penyebab utama kematian bayi di Indonesia adalah kematian neonatal sebesar 46,2%, diare sebesar 15,0%, dan pneumonia sebesar 12,7%. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan langkah-langkah nyata dalam upaya pencegahan kasus-kasus yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi, khususnya angka kematian neonatal. Faktor penyebab kematian neonatal diakibatkan infeksi 36%, prematuritas 28%, dan asfiksia 23%. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh neonatal, yaitu dengan sesegera mungkin memberi kolostrum yang ada dalam Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi baru lahir. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningkuningan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dan merupakan sel darah putih dan antibodi yang mengandung imunoglobulin A (IgA) yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi (Sejatiningsih & Raksanagara, 2013). Program Inisiasi Menyusu Dini sangat perlu dilakukan kepada bayi yang baru lahir untuk mencegah tingginya kematian neonatal. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Pada IMD, bayilah yang diharapkan berusaha untuk menyusu. Pada jam pertarma, bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi (Prasetyono, 2012). Hubungan beberapa
IMD
penelitian,
dan
ASI eksklusif
telah dibuktikan
melalui
antara lain dilaporkan bahwa IMD dapat: (1)
menurunkan kematian bayi sebesar 22% pada 28 hari pertama kehidupan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
(2) berpengaruh terhadap durasi menyusui, perilaku ibu dan fungsi fisiologis bayi, (3) memberikan peluang delapan kali lebih besar untuk keberhasilan pemberian ASI eksklusif, dan (4) memberikan mental positif bagi ibu yaitu terjalin ikatan kuat dengan bayi dan perasaan nyaman untuk menyusui (Noer et al, 2011). Namun demikian, cakupan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia masih rendah. Hasil Riskesdas tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang menyusu kurang dari satu jam setelah persalinan (Sejatiningsih & Raksanagara, 2013). Menurut data UNICEF tahun 2009, menyebutkan bahwa angka cakupan praktik inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia dari tahun 2003 hingga 2008 sebesar 39% dan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 40% (Noer et al, 2011) perlu dilakukan upaya-upaya secara komprehensif untuk meningkatkan cakupan inisiasi menyusu dini (IMD). Prasetyono (2012) menyatakan bahwa dalam proses IMD dibutuhkan kesiapan mental ibu. Ibu tidak boleh merasa risih ketika bayi diletakkan di atas tubuhnya. Saat inilah, dukungan dan pendampingan dari keluarga, terutarna suami, sangat dibutuhkan oleh ibu yang akan melakukan IMD usai melahirkan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan suami antara lain memberikan perhatian kepada istri, misalnya mengelus-elus rambut disertai mengungkapkan kalimat yang menenangkan hati. Selain pendampingan dari keluarga khususnya suami, maka dukungan dari petugas kesehatan juga mendukung pelaksanaan IMD. Hal ini dikarenakan tenaga kesehatan berperan menangani commit to user
langsung
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
persalinan ibu, dan ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa dukungan dan fasilitasi dari tenaga kesehatan. Namun pada kenyataannya, sering ditemui penolong persalinan memisahkan bayi dan ibunya segera setelah lahir, untuk dibersihkan, ditimbang, ditandai, dan diberi pakaian. Hal ini menyebabkan inisiasi menyusu dini tidak dilakukan. Hasil studi pendahuluan di beberapa bidan praktik swasta dan RS di Kecamatan Depok, masih ada yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) terhadap bayi yang baru dilahirkan. Dari 6 Rumah sakit dan 15 Bidan praktik swasta (BPS) yang ada di Kecamatan Depok hanya 2 rumah sakit dan 4 bidan praktik swasta yang mempunyai program untuk melakukan IMD dengan benar. Tindakan itu dilakukan dengan alasan untuk memberikan kesempatan kepada ibu melahirkan istirahat setelah proses persalinan yang memakan banyak waktu dan tenaga. Sedangkan untuk pendampingan suami hampir 70 % ibu bersalin didampingi oleh suaminya, tetapi tidak banyak para suami yang mengetahui akan pentingnya inisiasi menyusu dini. Sejauh ini pengertian mereka hanya sebatas memberikan support pada saat istri meneran sampai melahirkan itu saja. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : Hubungan Pendampingan Suami pada ibu bersalin serta Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah ada pengaruh pendampingan suami terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ? 2. Apakah ada pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ? 3. Apakah ada pengaruh pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan secara bersama-sama terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan secara bersama-sama dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis pengaruh pendampingan suami pada ibu bersalin terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. b. Menganalisis
pengaruh
dukungan
tenaga
kesehatan
terhadap
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
c. Menganalisis hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin dan dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan IMD di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat menjadi bukti empirik tentang adanya hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : a. Bagi Ibu dan keluarga pendamping persalinan Penelitian ini dapat menjadi gambaran tentang adanya hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD). b. Bagi Puskesmas Penelitian ini dapat menjadi acuan tentang keadaan sebenarnya bagaimana pelaksanaan inisiasi menyusu dini dilapangan serta menjadi dasar dalam evaluasi dan perbaikan program tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2012). Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir (Roesli, 2008). Pada IMD, bayilah yang diharapkan berusaha untuk menyusu. Pada jam pertama, bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi (Prasetyono, 2012). b. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri Menurut Roesli (2008), pentingnya kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama adalah : 1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian bayi to user karena kedinginan commit (hypothermia).
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. 3) Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri „baik‟ di kulit ibu. Bakteri „baik‟ ini akan berkembangbiak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri „jahat‟ dari lingkungan. 4) „Bonding‟ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. 5) Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu mamalia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. 6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu eksklusif dan akan lebih lama disusui. 7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Pentingnya
hormon
oksitosin : a) Membantu
rahim
berkontraksi
sehingga
membantu
pengeluaran ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
b) Merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaan sangat bahagia. c) Menenangkan ibu dan bayi serta mendekatkan mereka berdua. Oleh karena itu dinamakan juga hormone kasih sayang. d) Merangsang pengaliran ASI dari payudara. 8) Bayi mendapatkan ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. 9) Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah. c. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Ganga et al (2007) menyatakan bahwa
Inisiasi dini
memberikan beberapa keuntungan untuk bayi dan ibu, yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
1) Membantu bayi tetap hangat. 2) Mengarahkan keterampilan menyusu secara lebih cepat. 3) Bayi mulai mendapatkan kolostrum sebagai makanan pertama. Kolostrum memiliki antibodi (kekebalan) dengan konsentrasi yang tinggi. Bayi mulai mendapatkan koloni kuman yang aman (flora bakteri) dari ibu. Kedua hal ini menawarkan perlindungan terhadap infeksi dan karenanya penting untuk kelangsungan hidup bayi. 4) Membantu kontraksi uterus, pengeluaran plasenta lebih cepat, mengurangi kehilangan darah ibu dan mencegah anemia. 5) Menghasilkan kadar gula yang lebih baik dan parameter biokimia lain dalam beberapa jam pertama kelahiran. 6) Bagian awal dari mekonium (tinja pertama kehitaman-hijau) dan karenanya menurunkan intensitas normal (fisiologis) ikterus. 7) Awal dari kesuksesan menyusui dalam jangka panjang. 8) Menambah ikatan ibu dan bayi. 9) dimungkinkan memiliki peran dalam meningkatkan perkembangan sistem saraf bayi. d. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada pelaksanaan IMD, setelah bayi lahir, ia akan dibersihkan dengan kain lap, lalu ditaruh di atas perut ibu. Selanjutnya, bayi dibiarkan mencari putting payudara ibu secara mandiri. Ketika itu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Jika perlu, ibu boleh mendekatkan bayi pada puting payudara, tetapi jangan memaksakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
bayi saat itu. Biasanya, bayi siap minum ASI pada 3040 menit setelah dilahirkan (Prasetyono, 2012). Menurut Roesli (2008), tatalaksana inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut : 1) Dianjurkan suami dan keluarga mendampingi ibu saat persalinan. 2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing. 3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok. 4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak putih (vernik) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan. 5) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti. Jika perlu, gunakan topi bayi. 6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke putting susu. 7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selam satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama. 8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar. 9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive, misalnya suntikan vitamin k dan tetesan mata bayi yang ditunda. 10) Rawat gabung-ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkuan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI „keluar‟) dihindari. Ganga et al (2007) menyatakan bahwa segera setelah melahirkan dan setelah bayi telah menangis dan mulai bernapas dengan baik, maka : 1) Bayi itu harus benar-benar dikeringkan (kecuali untuk tangan) dengan kain katun lembut. 2) Tangan harus dicuci dengan benar menggunakan sabun dan air commit to user sebelum menyentuh bayi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
3) Selanjutnya bayi ditunjukkan dan kemudian didekatkan kepada ibu serta dilakukan sebentar kontak pipi dengan pipi. Hal ini memungkinkan ibu untuk mencium bayi dan juga memfasilitasi kebiasaan mengatakan pesan suci di telinga bayi. 4) Telungkupkan bayi di antara payudara ibu. Bayi dan dada ibu keduanya telanjang, sehingga bayi memiliki kontak kulit ke kulit dengan ibu secara penuh. Bayi dan ibu harus ditutup bersama-sama dengan kain, sehingga mereka tetap hangat sambil terus dengan kontak kulit ke kulit. 5) Perawatan harus dilakukan untuk mencegah bayi jatuh. 6) Bayi sangat waspada dan responsif segera setelah dilahirkan sehingga nalurinya berada di tingkat yang terbaik. 7) Bayi dijaga tetap hangat selama kontak kulit ke kulit dengan ibu. Sentuhan juga merupakan stimulus yang kuat untuk perkembangan saraf. 8) Risiko infeksi pada bayi berkurang karena kuman yang aman (bakteri) dari ibu mulai menjajah kulitnya dan usus, serta mencegah kuman berbahaya untuk tumbuh. 9) Posisi ini memastikan stimulasi naluriah awal dan memberikan kehangatan, cinta, keamanan dan makanan. Hal ini juga memulai proses ikatan antara bayi dan ibu. 10) Bila mungkin, angkat kepala ibu di atas bantal untuk memfasilitasi kontak visual ibu-bayi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
11) Tendangan dari bayi akan memberikan sentakan yang merangsang kontraksi rahim. Hal ini akan membantu untuk mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan. 12) Setelah bayi menyadari bahwa terdapat makanan di dekatnya, dia mulai mengeluarkan air liur. 13) Bau payudara merupakan stimulus kuat yang mendorong bayi menuju puting. Penciuman bayi berkembang dengan baik. Bau zat yang dikeluarkan oleh puting mirip dengan bau zat dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. 14) Pijatan bayi membuat puting memanjang. Pijatan terhadap puting juga melepaskan hormon yang disebut oksitosin pada ibu. Hal ini membantu untuk kontrak rahim, mengurangi perdarahan dan mencegah anemia pada ibu. 15) Bayi mulai membuat gerakan. Tangan bayi harus memiliki cairan ketuban pada mereka, sebagai panduan bayi ke puting. 16) Bahu, pinggul dan leher otot bayi yang cukup berkembang untuk membantu dia bergerak. 17) Walaupun dengan pandangan yang terbatas, bayi dapat melihat areola. Jika bayi mengangkat kepalanya, dia juga bisa melihat wajah ibunya. 18) Bayi itu kemudian mencapai puting, mengangkat kepalanya dan posisi melekat ke puting yang baik dengan mulut terbuka lebar untuk mengambil seteguk ASI. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
19) Kontak kulit ke kulit pertama ini harus terus dipertahankan sampai bayi selesai menyusu pertama. Pencarian putting susu pada bayi akan terjadi dengan sendirinya, karena adanya bau yang khas dari ibunya sehingga bau sang ibu itulah yang akhirnya menuntun bayi untuk mencari puting susu ibu sesaat setelah bayi lahir (Widjanarko, 2011). Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi Caesar. Namun, jika diberikan anastesi spinal atau epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respons pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi. Usahakan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan yang tercepat. Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespons walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan kulit sehingga bayi tetap hangat. Untuk mendukung terjadinya inisiasi
menyusu
dini
pada
persalinan
Caesar,
berikut
ini
tatalaksananya. 1) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif. 2) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20 derajad-25 derajad C. disediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi. 3) Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum. 4) Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih (Roesli, 2008). e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Aprillia
(2009)
menyebutkan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini antara lain: 1) Kebijakan Instansi pelayanan kesehatan tentang IMD dan ASI Eksklusif. 2) Pengetahuan, Motivasi dan Sikap tenaga penolong persalinan. 3) Pengetahuan, Motivasi dan Sikap ibu. 4) Gencarnya promosi susu formula 5) Dukungan anggota keluarga Penelitian Örün (2012) mendapatkan hasil adanya hubungan yang positif antara multiparitas dan bayi yang cukup bulan terhadap inisiasi menyusu dini (IMD). Lumula et al (2012) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa dukungan keluarga, pendidikan ibu, dan tindakan bidan mempunyai pengaruh positif terhadap pelaksanaan commit to user inisiasi menyusu dini (IMD). Adapun dalam penelitian Lessen et al
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
(dalam Örün et al, 2010) mendapatkan hasil bahwa pengalaman menyusui sebelumnya mempunyai hubungan positif dengan inisiasi menyusui dini (IMD). Adapun faktor penghambat inisiasi menyusu dini (IMD) menurut Roesli (2008) adalah sebagai berikut : 1) Bayi kedinginan tidak benar Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajad dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr, Neils Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 derajad celcius lebih panas dari pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 derajad celcius. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2o C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal. 2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak benar Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membnatu menenangkan ibu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
3) Tenaga kesehatan kurang tersedia-tidak masalah Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. 4) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. 5) Ibu harus dijahit-tidak masalah Kegiatan merangkak mencari payudara di area payudara terjadi di area payudara yang dijahit bagian bawah tubuh ibu. 6) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir –tidak benar Menurut American College of Obstetrics and Gynecology and Academy Breasfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. 7) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukurtidak benar Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernic caseosa meresap, commit to user melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusui awal selesai. 8) Bayi kurang siaga-tidak benar Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama, jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding. 9) Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pralaktal)-tidak benar. Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. 10) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi-tidak benar Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi petama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda. 2. Pendampingan Suami Suami merupakan keluarga yang paling dekat dengan ibu melahirkan. Pendampingan suami akan mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dilakukan ibu yang baru melahirkan. Kehadiran suami mendatangkan rasa tenang dan aman bagi ibu, serta percaya diri sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanan IMD. commit to penelitian user Hal ini juga didukung dengan hasil Suryani & Mularsih (2011)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
yang menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan
suami dengan
pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu post partum. Menurut (Marshall, 2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan dapat di bagi menjadi dua yaitu: 1. Dukungan Fisik Adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin. 2. Dukungan Emosional Adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa di cintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan. Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, kerena itu pastikan bahwa setiap ibu mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan ibu yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan angota keluarga lain untuk berada di samping ibu selama proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk melakukan peran aktif dalam mendukun ibu dan mengidentifikasikan langkah-lngkah yang mungkin untuk kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara untuk menemaninya (BKKBN, 2013). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan selsel sarafnya mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi yang selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap pengeluaran ASI ibu (Ganggal, 2007). Menurut Devi dalam Hamilton (2008) Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya selam proses persalinan dapat memberikan manfaat seperti: 1.
Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman , istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untu mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
2.
Selalu ada bila dibutuhkan Dengan berada di samping istri, suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri. Di saat-saat bersalin kebutuhan akan kasih sayang, dukungan, serta perhatian lebih diharapkan oleh sang ibu daripada kebutuhan materi seperti makan, minum meskipun itu juga penting dalam proses persalinan (Dashti, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id 22
Kedekatan emosi suami-istri bertambah Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya.
4.
Suami akan lebih menghargai istri Melihat pengorbana istri saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan menjaga priakunya. Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
5.
Membantu keberhasilan IMD IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.
6.
Pemenuhan nutisi Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai melemah.
7.
Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman dan aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya dukungan dari orang yang paling di sayang sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Menurut Hamilton dalam Kurniasih (2009) menyatakan peran pendamping selama proses persalinan yaitu: 1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi. 2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafa saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi. 3. Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut. 4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan. 5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman. 6. Membantu ibu ke kamar mandi. 7. Memberi cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu. 8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa. 9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan. Menurut Azwar (2012) suami sebagai pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai berikut: 1. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya iberitahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
2. Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, dengan menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan. 3. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggil perawat atau dokter jika istri membutuhkan bantuan. 4. Memegang istri saat mengedan agar istrimemiliki pegangan saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling efektif. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri teruteme jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka karena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istrinya. (lutfiatus Sholilah, 2008:35). Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti: 1.
Suami tidak siap mental Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id 25
Tidak diizinkan pihak RS Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petuga medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang oprasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.
3.
Pengetahuan yang kurang Pengetahuan yang cukup sangat diperlukan oleh para suami, selain untuk mengetahui seberapa penting dukungan yang diberikan kepada para istri saat melahirkan dan juga pemdamingan setelah persalinan, maka para suami juga akan sedikit mengetahui kalau-kalau istri menghendaki sesuatu atau menerima saran dari petugas kesehatan tentang hal yang berkaitan dengan persalinan tersebut.
3. Dukungan Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini commit to user menyebabkan pemerintah merasa perlu membuat peraturan secara khusus,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
yang diimplementasikan dengan pembuatan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, disebutkan bahwa
tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pada ayat 2 dinyatakan bahwa
asisten
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga. Adapun pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa : (1) Tenaga kesehatan terdiri dari : b. tenaga medis; c. tenaga keperawatan; d. tenaga kefarmasian; e. tenaga kesehatan masyarakat; f. tenaga gizi; g. tenaga keterapian fisik; h. tenaga keteknisian medis. (2) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. (3) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
(4) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker. (5) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiolog
kesehatan,
penyuluh
kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian. (6) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien. (7) Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis wicara. (8) Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis. Tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar dalam peningkatan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Aprillia (2008) menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin, rumah sakit sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan atau dokter karena merekalah yang pertama-tama akan membantu ibu bersalin melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Petugas kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD yang baik dan benar, petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap IMD. Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakannya. Betapa pun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut, diharapkan masih dapat meluangkan waktu. untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin commit to user untuk melaksanakan IMD. Menurut Yulianty (2010) dukungan tenaga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
kesehatan diwujudkan dengan pemberian informasi, melatih keterampilan, dan tindakan tenaga kesehatan terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian yang masih relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Lumula et al (2012) Melakukan penelitian dengan judul : Determinan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tilamuta Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Jenis
penelitian adalah
observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Tilamuta mulai bulan Januari-Desember 2012. Sampel sebanyak 215 orang yang
dilakukan
secara simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan wawancara.
Teknik analisis data
dilakukan dengan menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan : a. Ibu yang mendapatkan dukungan keluarganya 6,8 kali lebih besar dapat
melakukan
IMD dibandingkan
dengan ibu yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarganya. b. Ibu yang berpendidikan cukup 5,9 kali lebih besar dapat melakukan IMD dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
c. Ibu yang mendapatkan tindakan nyata dari bidan 2,6 kali lebih besar dapat melakukan IMD dibandingkan pada ibu yang tidak mendapatkan tindakan dari bidan. 2. Suryani & Mularsih (2011) Melakukan penelitian dengan judul : Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Post Partum di BPS Kota Semarang. Penelitian menggunakan rancangan cross
sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah suami dari semua ibu nifas yang bersalin pada bulan Februari dan Maret di BPS Ny. Ida Purwanto sebanyak 30 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini, adalah sampel jenuh (total sample), yaitu keseluruhan dari anggota populasi yaitu sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan : a. Semua responden (suami dari ibu nifas yang bersalin pada bulan Februari dan Maret di BPS Ny. Ida Purwanto) berumur 20 –35 tahun. Sebagian besar responden menempuh tingkat Pendidikan Menengah (SMA/sederajat sebanyak 17 (56,7%) responden dan sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 9 (30%) responden. b. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang ASI dan inisiasi menyusui dini sebanyak 15 (50%) responden. c. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori mendukung ibu post partum dalam pelaksanaan IMD sebanyak 18 (60%) responden. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
d. Sebagian
digilib.uns.ac.id 30
besar
responden
termasuk
dalam
kategori
berhasil
melaksanakan inisiasi menyusui dini pada bayi mereka sebanyak 17 (56,7%) responden. e. Ada hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu post partum di BPS Ny. Ida Purwanto, dengan ρ value sebesar 0,004 (ρ value< 0,05). 3. Widiastuti et al (2013) Melakukan penelitian dengan judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat dan bidan di ruang mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal sebanyak 37 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan : a. Ada pengaruh pengetahuan perawat dan bidan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
b. Ada pengaruh sikap perawat dan bidan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. c. Ada pengaruh pengalaman perawat dan bidan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. 4. Hidayat & Dewantiningrum (2012) Melakukan penelitian dengan judul : Perbandingan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasar Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil. Penelitian ini adalah penelitian cohort prospektif. Sebanyak 56 sampel ibu hamil dengan usia kehamilan > 28
minggu yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Halmahera dan Puskesmas Ngesrep selama Maret-Juni 2012 serta memenuhi kriteria inklusi dan menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dibagi dalam kelompok pengetahuan tinggi (n=28) dan rendah (n=28). Semua sampel
mengisi kuesioner dan
diwawancarai setelah ibu melahirkan. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square untuk analis is bivariat dan uji regresi logistik ganda untuk analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan IMD pada ibu dengan tingkat pengetahuan mengenai IMD yang tinggi lebih besar di bandingkan ibu dengan tingkat pengetahuan mengenai IMD yang rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
C. Kerangka Berpikir Proses Persalinan Bayi Sehat Faktor Internal : Kemampuan ibu Kesehatan ibu Pengetahuan ibu
Ibu Bersalin Faktor Eksternal : Pendampingan suami Dukungan tenaga kesehatan
Pelaksanaan IMD
Berhasil Tidak Berhasil
Motivasi
Gambar 2.1. Kerangka pikir penelitian hubungan pendampingan suami pada ibu ibu bersalin serta dukungan kesehatan dengan keberhasilan inisisasi menyusu dini 1. Hubungan Pendampingan Suami Dengan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini melibatkan tiga hubungan insani, yaitu bayi yang disusui, ibu yang memberikan ASI, dan suami. Roesli (2008) bahwa kondisi emosi yang stabil menentukan
tingkat
produksi ASI yang dihasilkan ibu. Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang suami turut mendukung. Keterlibatan seorang suami dalam Inisasi Menyusu Dini (IMD) akan memberi motivasi pada ibu dan menentukan kestabilan emosi ibu. Kondisi emosi yang stabil menentukan sikap yang positif dari ibu. Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang suami atau keluarga commit to user memberikan dukungan dan motivasinya secara maksimal. Dukungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
memberikan suatu kesan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai. Sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap emosional ibu dimana ia lebih tenang, nyaman, percaya diri dalam melakukan proses IMD pada bayinya (Lumula et al, 2012). Beberapa peneliti telah membuktikan hubungan dukungan suami dengan keberhasilan IMD, diantaranya adalah Suryani dan Mularsih (2011). Hasil penelitian
Mularsih dkk (dalam Lumula et al, 2012)
membuktikan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, 77,8%
menyatakan bahwa bayi
mereka berhasil melakukan IMD. 4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Tenaga kesehatan merupakan suatu hal yang penting dalam keberhasilan pelaksanaan IMD, karena tenaga kesehatan merupakan orang yang melakukan pertolongan persalinan. Dukungan tenaga kesehatan berupa pemberian informasi dan keterampilan mengenai IMD setelah ibu melahirkan menimbulkan niat dan keinginan untuk melakukan IMD. Informasi dan pemberian keterampilan yang diberikan tenaga kesehatan mengenai IMD akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil
akan
mengetahui
mengenai
pengertian,
manfaat,
dan
penatalaksanaan IMD. Pengetahuan ibu hamil akan berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD. Hal ini seperti terungkap dari penelitian Hidayat dan Dewantiningrum (2012) yang mendapatkan hasil tingkat pengetahuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
memiliki hubungan bermakna dengan pelaksanaan IMD dengan angka signifikansi sebesar p=0.029 dan RR sebesar 1,615 yang berarti bahwa angka pelaksanaan
IMD pada kelompok dengan tingkat pengetahuan
tinggi lebih tinggi 1,6 kali dibanding kelompok dengan tingkat pengetahuan rendah. D. Hipotesis 1. Ada hubungan pendampingan suami dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. 2. Ada hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. 3. Ada hubungan pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan secara serentak dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada 4 Bidan Praktik Swasta (BPS) yang telah menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). B. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah selama 2 bulan, yaitu bulan April sampai bulan Juni tahun 2015. C. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional sedangkan desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yang mempelajari hubungan-hubungan atau korelasi antara faktor-faktor resiko dan dampak atau efeknya di observasi pada waktu yang sama (Sastroasmoro dan Ismael, 2006). D. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah bidan praktik swasta (BPS) di kecamatan Depok Kabupaten Sleman diketahui ada 12 BPS, tetapi hanya 4 BPS yang menerapkan program inisiasi menyusu dini (IMD) secara benar. Sehingga 4 BPS ini yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi (Zuriah, 2009). Sampel dalam penelitian ini digunakan sampel jenuh, yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2010). Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan HPL antara bulan Mei-Juni tahun 2015 yang melakukan pemeriksaan serta berencana melahirkan di 4 bidan praktek swasta yang menerapkan program IMD secara benar berjumlah 39 ibu hamil. E. Variabel Penelitian Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. 1. Variabel Bebas X1 = Pendampingan Suami X2 = Dukungan tenaga kesehatan 2. Variabel Terikat (Y) : Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pendampingan Suami a. Tindakan asuh dan asih suami kepada istri pada waktu proses persalinan sampai melahirkan yang berdampak pada berhasil tidaknya ibu dalam melakukan IMD. b. Alat Ukur Alat yang digunakan adalah lembar kuesioner commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
c. Skala Data Skala data: ordinal, dengan criteria : Pendampingan baik
: jika jumlah skor 1-6
Pendampingan sedang : jika jumlah skor 7-13 Pendampingan kurang : jika jumlah skor 14-20
2. Dukungan Tenaga Kesehatan a. Definisi Motivasi, pemberian kesempatan dan bantuan serta fasilitas oleh tenaga kesehatan pada ibu bersalin untuk melakukan IMD pada bayi yang dilahirkanya. b. Alat Ukur Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner c. Skala Data Skala data : ordinal, dengan criteria : Dukungan tenaga kesehatan tinggi : jika jumlah nilai 1-5 Dukungan tenaga kesehatan sedang : jika jumlah nilai 6-12 Dukungan tenaga kesehatan rendah : jika jumlah nilai 13-18 3. Keberhasilan inisiasi menyusu dini a. Definisi Ketersediaan ibu dalam memberikan kesempattan kepada bayinya untuk mencari putting susu ibu sendiri selama satu jam setelah melahirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
b. Alat ukur data Alat ukur data keberhasilan inisiasi menyusu dini menggunakan daftar tilik (checklist) yang disadur dari lembar observasi JNPK-KR Depkes RI tahun 2008. c. Skala Data Skala data : kontinu diubah menjadi dikotomi dengan kriteria : Berhasil
: jika jumlah nilai 1-7
Tidak berhasil
: jika jumlah nilai 8-18
G. Prosedur Pengumpulan Data 1. Data primer Dalam penelitian ini pengumpulan data primer dilakukan melalui checklist yang kemudian dijadikan acuan dalam melakukan observasi pada suami tentang ketersediaanya mendampingi istrinya yang sedang melahirkan, sedangkan untuk mengetahui ada dukungan dari tenaga kesehatan peneliti menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh tenaga kesehatan. Untuk keberhasilan inisiasi menyusu dini juga berpedoman dengan checklist sesuai dengan teori yang ada. 2. Data sekunder Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah
data yang
diperoleh dari dinas kesehatan Sleman dan data dari puskesmas yang berhubungan dengan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
3. Pendokumentasian Dalam penelitian ini baik data primer yang di dapatkan akan di catat pada lembar penilaian atau checklist sebagai instrumen dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder dicatat sebagai bahan acuan sewaktu-waktu. H. Instrumen dan pengumpulan data Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 4.
Kuesioner Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk pengambilan data dukungan tenaga kesehatan. Kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasi supaya responden mencatat jawabannya. Pertanyaan dalam kuesioner ialah tentang indikator dari konsep (Silalahi, 2009). Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner dukungan tenaga kesehatan yang pernah digunakan oleh Roslina Yuliaty dalam penelitaianya yang berjudul “Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Bromo Medan Tahun 2010”. Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Dukungan Tenaga Kesehatan No. 1. 2. 3.
Indikator Pemberian Informasi tentang IMD Pemberian keterampilan tatalaksana IMD Dukungan terhadap pelaksanaan IMD Jumlah commit to user
No. Item Jml. Item 1, 2, 3, 4 4 5, 6, 7, 8, 9, 7 10, 11 12, 13, 14, 7 15, 16, 17, 18 18
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id 40
Observasi Observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan
secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun non partisipatif. Pengamatan partisipatif merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti (Idrus, 2009). Observasi dipergunakan untuk mengambil data pendampingan suami dan keberhasilan IMD. Instrumen yang dipergunakan untuk melakukan observasi adalah pedoman observasi. I. Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar penelitian ini meliputi dua tahap yaitu tahap persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan BPS yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. b. Membuat surat izin penelitian dari Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Melakukan Studi Pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
d. Menghubungi pihak BPS di Kecamatan Depok yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan melihat rekam medik untuk melihat ibu hamil yang mempunyai HPL bulan Mei – Juni 2015. e. Menyiapkan instrumen untuk melakukan observasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagia berikut : a. Tahap Pertama Tahap pertama penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 – Januari 2015, dengan mengambil data Rumah sakit maupun BPS yang mempunyai program IMD. b. Tahap Kedua Tahap kedua penelitian dilakukan pada bulan Februari– Maret 2015, terhadap subjek penelitian yang sebelumnya telah diambil data dukungan
tenaga
kesehatan
dikumpulkan
melalui
kuesioner
sedangkan pendampingan suami dan keberhasilan IMD, menggunakan pedoman observasi. Pengamatan dilakukan segera setelah ibu melahirkan. J. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data Deskripsi data adalah teknik analisis untuk mengolah data yang diperoleh. Data yang diperoleh setelah ditabulasi, kemudian disusun secara teratur, agar lebih mudah dimengerti. Dalam penelitian ini dideskripsikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
data pendampingan suami, dukungan tenaga kesehatan, dan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Data penelitian dideskripsikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. a. Deskripsi Dukungan Tenaga Kesehatan Data dukungan tenaga kesehatan ditafsirkan dengan kalimat Azwar (2012(a)) menyatakan bahwa pada dasarnya, interpretasi terhadap skor bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada posisi relatif skor terhadap suatu norma (mean) skor populasi teoritik sebagai parameter sehingga hasil ukur yang berupa angka (kuantitatif) dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Acuan normatif tersebut memudahkan pengguna memahami hasil pengukuran. Interpretasi skor data penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep kurva normal, dengan norma interpretasi sebagai berikut : 1) Di dukung oleh tenaga kesehatan (1): jika skor kuesioner ≥ 9 2) Tidak di dukung oleh tenaga kesehatan (0) : jika skor kuesioner ˂ 9 b. Pendampingan Suami Data pendampingan suami dideskripsikan dengan kategori sebagai berikut : 1) Didampingi suami (1) : jika skor pada lembar observasi ≥ 15 2) Tidak didampingi suami (0) : jika skor pada lembar observasi ˂ 15 c. Keberhasilan IMD commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Data keberhasilan IMD dideskripsikan dengan kategori sebagai berikut : 1) Berhasil (1) : jika skor pada lembar observasi ≥ 8 2) Tidak berhasil (0) : jika skor pada lembar observasi ˂ 8 2. Analisis Bivariat dan Multivariat Analisis bivariat dan multivariat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan regresi logistik. Regresi logistik digunakan karena data variabel terikat dalam penelitian ini merupakan variabel dengan skala data nominal. Adapun persamaan logistik regression adalah sebagai berikut : (Murti, 2006) ln
p = a + b1 x1 + b2 x2 1 p
Keterangan : a
= Konstanta
x1
= Pendampingan suami
x2
= Dukungan tenaga kesehatan
p
= Probabilitas keberhasilan IMD
b1, b2 = Koefisien regresi Tahap-tahap dalam pengujian dengan regresi logistik adalah sebagai berikut : a. Menilai Model Fit Beberapa statistik uji yang dapat digunakan untuk menguji kesesuaian model regresi logistik adalah : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
1) -2 Log Likelihood Statistik
2-log
likelihood
kadangan-kadang
disebut
likelihood chi square statistik, dimana chi square distribusi dengan derajat kebebasan n – q, dimana q adalah jumlah parameter dalam model. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : G2 = 2
Oij
Oij Log Eij i
j
Dimana : Oij = Frekuensi observasi Eij = Frekuensi harapan (Notobroto, 2004) 2) Goodness of Fit 2 =
(Oij Eij) 2 Eij i j
Dimana : 2 = Statistik Chi Square Oij = Frekuensi observasi Eij = Frekuensi harapan 3) 2 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 2 = -2 ln
(likelihood tan pa var iabel ) likelihood dengan var iabel
Statistik -2 Log Likelihood dan Goodness of Fit digunakan commit to user untuk menguji hipotesis :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Ho : Model sesuai (tidak ada perbedaan antara observasi dengan kemungkinan hasil prediksi) H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan antara observasi dengan kemungkinan hasil prediksi) Adapun statistik 2 dipergunakan untuk mengetahui apakah satu atau lebih variabel bebas yang belum masuk dalam model memiliki peranan yang penting dalam model. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut : Ho : Model tanpa variabel tertentu adalah model terbaik. H1 : Model dengan variabel bebas tertentu adalah model terbaik. b. Pengujian Parameter Pengujian signifikansi parameter merupakan pemeriksaan untuk menentukan apakah variabel prediktor dalam model signifikan atau berpengaruh secara nyata terhadap variabel respon. 1) Uji Parsial (Bivariat) Dalam uji parsial ini, pengujian dilakukan dengan menguji setiap i secara individual. Hasil pengujian secara individual akan menunjukkan apakah suatu variabel prediktor layak untuk masuk dalam model atau tidak. Dalam pengujian ini digunakan uji statistik Wald, dengan rumus sebagai berikut : W=
bi SE . (bi) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
analog untuk a : W=
a SE . (a )
Keterangan : W
= Harga statistik Wald
SE
= Standar Error
bi
= Koefisien regresi
a
= intercept (Murti, 2006) Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows release 16.0 dengan kriteria : p 0,05 = Ho ditolak p > 0,05 = Ho diterima 2) Uji Serentak (Multivariat) Pengujian secara serentak juga merupakan uji model Chi Square yang digunakan untuk menguji parameter hasil estimasi secara bersama.
Hipotesis : Ho : 1 = 2 = ........ = k = 0 H1 : Paling tidak ada satu i yang tidak sama dengan nol. Statistik uji yang digunakan adalah G-likelihood ratio dengan rumus sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
G = -2 ln
(n 1 / n ) n1 (n 0 / n ) n 0 n i y i (1 i )1 y i
Dimana : n1 = yi, n0 = (1 – yi), n = n1 + n0 (Notobroto, 2004) Statistik uji G ini mengikuti distribusi chi square dengan derajat bebas banyaknya parameter dalam model. Karena itu, untuk memperoleh keputusan uji, nilai G dibandingkan dengan nilai 2,y. Kriteria penolakan Ho adalah jika G > 2,y.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini merupakan distribusi frekuensi dari variabel penelitian yang meliputi variabel pendampingan suami, dukungan tenaga kesehatan, dan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Analisis univariat ditampilkan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: 1. Pendampingan suami Pendampingan suami merupakan pendampingan pada waktu asuh, asih kepada istri yang sedang hamil pada waktu persalinan sampai melahirkan yang berdampak pada berhasil tidaknya ibu dalam melakukan IMD. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 39 responden. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendampingan Suami Pendampingan Suami n Tidak didampingi suami Didampingi suami Jumlah
10 29 39
% 25,6 74,4 100,0
(Sumber : Data primer, 2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin di dampingi oleh suaminya sejumlah 29 ibu bersalin (74,4 %).
2. Dukungan tenaga kesehatan Dukungan tenaga kesehatan merupakan motivasi, pemberian kesempatan dan bantuan serta fasilitas oleh tenaga kesehatan pada ibu commit to user bersalin untuk melakukan IMD pada bayi yang dilahirkanya. 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Skor dukungan tenaga kesehatan diperoleh skor rata-rata sebesar 13,05 atau lebih kecil dari skor 9, yang berarti dapat dinyatakan bahwa para ibu hamil yang melakukan pemeriksaan serta berencana melahirkan rata-rata mendapatkan dukungan yang kuat oleh tenaga kesehatan. Untuk lebih detailnya mengenai klasifikasi dukungan tenaga kesehatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan Dukungan tenaga kesehatan N Dukungan tenaga kesehatan lemah Dukungan tenaga kesehatan kuat Jumlah (Sumber : Data primer, 2015)
%
8 31
20,5 79,5
39
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin mendapat dukungan yang kuat dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 31 orang (79,5%). 3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) adalah kebersediaan ibu dalam memberikan kesempatan kepada bayinya untuk mencari puting susu ibu sendiri selama satu jam setelah melahirkan. Skor keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) diperoleh skor rata-rata sebesar 8,13 atau lebih kecil dari skor 8, yang berarti dapat dinyatakan bahwa
para ibu hamil telah berhasil dalam hal inisiasi
menyusu dini (IMD). Untuk lebih detailnya mengenai klasifikasi keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) adalah sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Keberhasilan Inisiasi n % Menyusu Dini (IMD) Tidak berhasil 9 23,1 Berhasil 30 76,9 Jumlah 39 100,0 (Sumber : Data Primer, 2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin telah berhasil melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) yaitu sebanyak 30 orang (76,9%). B. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendampingan suami pada ibu bersalin dan dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan menunjukkan besaran
kemungkinan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square, hasil pengujiannya dapat ditunjukkan sebagai berikut: 1.
Hubungan pendampingan suami dengan keberhasilan IMD Hasil perhitungan chi square hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi menyusu dinidapat dilihat pada cross tabulation tabel 4.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Tabel 4.4. Hubungan antara pendampingan suami dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pendampingan Inisiasi Menyusu Total suami Dini (IMD) Tidak Berhasil OR p berhasil F % % F F % Tidak didampingi 8 20,5 suami Didampingi suami 1 2,6 Jumlah 9 23,1 (Sumber: Data primer, 2015)
2
5,1
10
25,6
28 30
71,8 76,9
29 39
74,4 100
11,20
0,000
Tabel 4.4 menunjukkan nilai odds Ratio sebesar 11,20 yang berarti bahwa ibu bersalin yang di dampingi oleh suaminya mempunyai kemungkinan 11,20 kali lebih besar dari pada ibu bersalin yang tidak di dampingi oleh suaminya. Hasil uji chi square menunjukkan adanya pengaruh antar pendampingan suami pada ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan nilai statistik signifikan (p=0,000). 2.
Hubungan Dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan IMD Hasil perhitungan chi square hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi menyusu dinidapat dilihat pada cross tabulation tabel 4.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Tabel 4.5. Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Keberhasilan Inisiasi Total OR Menyusu Dini (IMD) Tidak Dukungan tenaga berhasil F % berhasil kesehatan
p
F
%
F
%
Dukungan tenaga kesehatan lemah Dukungan tenaga kesehatan Kuat
7
17,9
1
2,6
8
20,5 10,15 0,000
2
5,1
29
74,4
31
79,5
Total
9
23
30
77
39
100
(Sumber: Dataprimer, 2015) Tabel 4.5 menunjukkan nilai odds Ratio sebesar 10,15 yang berarti bahwa ibu bersalin yang mendapat dukungan kuat oleh tenaga kesehatan mempunyai kemungkinan 10,15 kali lebih besar dari pada ibu bersalin yang mendapatkan dukungan lemah dari tenaga kesehatan. Hasil uji chi square menunjukkan adanya pengaruh antar Dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan nilai statistik signifikan (p=0,000). C. Analisis Multivariat Pada analisis ini digunakan regresi logistic, penggunaan ini didasari oleh data variabel terikat dalam penelitian ini merupakan variabel dengan skala data nominal. Untuk menghindari kesalahan yang cukup signifikan dalam penggunaan regresi linier yang menggunakan rumus Least Square sebagai akibat dari variabel dependen yang merupakan skala kontinu, maka dalam penelitian ini digunakan regresi logistik yang diharapkan hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah baik atautosesuai commit user dengan data penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
1. Hasil uji koefisien regresi logistik Analisis regresi logistik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Analisis regresi logistik pendampingan suami serta dukungan tenaga kesehatan CI 95% p Variabel OR Batas bawah Batas atas Pendampingan suami
3,54
1,44
6,00
0,014
Dukungan tenaga kesehatan N Observasi
3,13
1,58
3,91
0,048
39
(Sumber: Data primer, 2015) 2. Pengujian hipotesis Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Pengaruh pendampingan suami terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Variabel pendampingan suami memiliki nilai koefisien regresi yang positif sebesar 3,546 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan suami pada ibu bersalin berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
b. Pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Dukungan tenaga kesehatan memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar 3,135 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan tenaga kesehatan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). D. Pembahasan 1. Hubungan antara pendampingan suami dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Berdasarkan hasil analisis data diatas diperoleh hasil bahwa para ibu bersalin sebagian besar didampingi suami dengan persentase pendampingan sebesar 74,4%, sedangkan ibu bersalin yang tidak didampingi suaminya yaitu dengan persentase sebesar 25,6%. Padahal kita tahu bahwa pendampingan dari keluarga terutarna suami sangat dibutuhkan oleh ibu yang bersalin. Selain mendapatkan dukungan mental ibu juga akan merasa terbantu dengan adanya suami pada saat proses persalinan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan suami antara lain memberikan perhatian kepada istri, misalnya mengelus-elus rambut disertai mengungkapkan kalimat yang menenangkan hati. Hal inilah yang sangat mempengaruhi tindakan apa saja yang akan dilakukan oleh ibu setelah bersalin seperti IMD dan sebagainya. Pada pengujian pendampingan suami ini, menunjukkan bahwa pendampingan suami pada ibu bersalin berpengaruh signifikan terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), sehingga hipotesis yang menyatakan pendampingan suami berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) diterima atau terbukti. Hal ini memberikan gambaran bahwa suami ikut berperan dalam keberhasilan ibu menyusui dini terutama dengan hadir dan memberikan dukungan kepada ibu saat melahirkan dan membangun percaya diri ibu agar mau dan mampu menyusui. Adanya pengaruh ini t dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu bersalin mengharapkan didampingi oleh suaminya maupun keluarganya yang lain, adanya dorongan dan kedekatan suami dalam mendampingi ibu dalam proses persalinan menyebabkan para ibu juga sadar untuk melakukan inisiasi menyusu dini. Kehadiran suami mendatangkan rasa tenang dan aman bagi ibu, serta percaya diri sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanan IMD. Keterlibatan seorang suami dalam Inisasi Menyusu Dini (IMD) akan memberi motivasi pada ibu dan menentukan kestabilan emosi ibu. Kondisi emosi yang stabil menentukan sikap yang positif dari ibu. Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang suami atau keluarga memberikan dukungan dan motivasinya secara maksimal. Dukungan memberikan suatu kesan
bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki
harga diri dan dihargai. Sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap emosional ibu dimana ia lebih tenang, nyaman, percaya diri dalam melakukan proses IMD pada bayinya (Lumula et al, 2012). Beberapa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
peneliti telah membuktikan hubungan dukungan suami dengan keberhasilan IMD, diantaranya adalah Suryani dan Mularsih (2011). Hasil penelitian Mularsih dkk (dalam Lumula et al, 2012) membuktikan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, 77,8% menyatakan bahwa bayi mereka berhasil melakukan IMD. Suryani & Mularsih (2011) yang menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu post partum. Dan juga sependapat dengan Guyton (1997), yang menyatakan bahwa dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel sarafnya
mengeluarkan
hormon
oksitosin
yang
reaksinya
akan
menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi yang selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap pengeluaran ASI ibu. 2. Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin mendapat dukungan yang kuat oleh tenaga kesehatan yaitu sebesar 79,5% sedangkan ibu bersalin yang mendapatkan dukungan tenaga kesehatanya lemah sebesar 20,5%. Hal ini menunjukkan keberadaan tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam memberikan dukungannya kepada para ibu hamil dalam melakukan tindakan inisiasi menyusu dini. Dan dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
dari dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa dukungan tenaga kesehatan berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) diterima atau terbukti. Adanya pengaruh ini dapat dikarenakan sudah tingginya kesadaran para ibu yang melahirkan akan pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini, dengan pengetahuan dan wawasannya para ibu dengan melakukan inisiasi menyusu dini untuk anaknya yang baru lahir. Dukungan dari tenaga kesehatan mampu mendorong para ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini pada anaknya yang lahir. Tenaga kesehatan merupakan suatu hal yang penting dalam keberhasilan pelaksanaan IMD, karena tenaga kesehatan merupakan orang yang melakukan pertolongan persalinan. Dukungan tenaga kesehatan berupa pemberian informasi dan keterampilan mengenai IMD setelah ibu melahirkan menimbulkan niat dan keinginan untuk melakukan IMD. Informasi dan pemberian keterampilan yang diberikan tenaga kesehatan mengenai IMD akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil akan mengetahui mengenai pengertian, manfaat, dan penatalaksanaan IMD. Pengetahuan ibu hamil akan berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD. Dengan demikian hasil penelitian ini sependapat dengan Aprillia (2008), yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar dalam peningkatan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin, rumah sakit commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan atau dokter karena merekalah yang pertama-tama akan membantu ibu bersalin melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Petugas kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD yang baik dan benar, petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap IMD. Mereka
diharapkan
dapat
memahami,
menghayati
dan
mau
melaksanakannya. Betapa pun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut, diharapkan masih dapat meluangkan waktu. untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk melaksanakan IMD. Menurut Yulianty (2010) dukungan tenaga kesehatan diwujudkan dengan pemberian informasi, melatih keterampilan, dan tindakan tenaga kesehatan terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Widiastuti et al (2013), yang menyatakan ada pengaruh pengetahuan perawat dan bidan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini. E. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya dilakukan di BPS Kecamatan Depok Kabupaten Sleman sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan di tempat lain. 2. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang membahas tentang dukungan tenaga kesehatan serta
lembar observasi untuk mengetahui
keberhasilan inisiasi menyusu dini sehingga kurang adanya wawancara yang lebih mendalam dengan responden. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
3. Waktu penelitian yang singkat sehingga sampel yang diperoleh tidak terlalu banyak karena berhubungan dengan jumlah ibu bersalin yang ada pada Bidan Praktek Swasta yang dijadikan tempat penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pengaruh dari variabel pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Ada pengaruh pendampingan suami terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), hal ini menjelaskan tingginya kontribusi dari pendampingan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan inisiasi menyusu dini. 2. Ada pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yang berarti dukungan dari tenaga kesehatan mampu memberikan peran besar terhadap para ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini pada anaknya. 3. Tingginya pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan secara bersamaan akan meningkatkan keberhasilan para ibu hamil dalam Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yang berarti bayi berhasil menemukan payudara ibunya pada saat setelah melahirkan. Karena keberhasilan inisiasi dini ini akan memberikan beberapa keuntungan baik untuk bayi dan ibu, seperti membantu bayi tetap hangat dan dimungkinkan memiliki peran dalam meningkatkan perkembangan sistem saraf bayi.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
B. Implikasi 1.
Teoritis
Teori pengembangan ketrampilan (A Skill Building Approach) dari Sekaran. U (2006) dapat digunakan sebagai landasan teori dalam perencanaan program promosi kesehatan khususnya upaya untuk memberikan ASI sedini mungkin kepada bayi baru lahir. Untuk mensosialisasikan program tersebut ibu butuh ppendampingan dari keluarga dan juga informasi atau dukungan dari tenaga kesehatan, dimana perhatian dari merekalah yang sangat dibutuhkan. Tidak hanya itu, semangat dan kemauan dari ibu sendiripun sangat berperan dalam pemberian ASI sedini mungkin. Dalam penelitian ini teori-teori tersebut dapat dibuktikan bahwa variabel prediktor yyang diteliti baik secara terpisah maupun bersama-sama memepunyai pengaruh yang signifikan. Oleh sebab itu, upaya untuk mensukseskan program Inisiasi Menyusu Dini harus mendapat dukungan penuh baik dari keluarga atau suami serta tenaga kesehatan yang membantu persalinan ibu ersebut. Jadi semakin tinggi pendampingan suami pada bu bersalin serta kuatnya dukungan tenaga kesehatan akan mempengaruhi tingginya proses Inisiasi Menyusu dini. 2.
Praktis
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendampingan suami pada ibu bersalin serta adanya dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini pada ibu. Semakin tinggi tingkat kesadaran suami dalam mendampingi ibu saat proses persalinan semakin commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
tinggi juga keberhasilan ibu dalam melakukan inisiasi menyusu dini. Begitu juga dengan pemberian informasi serta dukungan tenaga kesehatan terhadap proses inisisi menyusu dini maka semakin tinggi tingkat keberhasilan proses inisiasi menyusu dini. C. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Sehubungan dengan adanya pengaruh dari pendampingan suami terhadap keberhasilan inisiasi menyusu dini dapat memberikan dukungan kepada para suami akan pentingnya dalam mendampingi istri saat melahirkan, dan dapat memberikan dorongan kepada istri untuk
melakukan kegiatan inisiasi
menyusu dini pada bayinya yang baru lahir. 2.
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi lembaga kesehatan seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan bagi puskesmas yang ada untuk memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan untuk memberikan dukungannya kepada para ibu hamil yang melahirkan untuk melakukan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi anaknya yang baru lahir, karena tingginya manfaat dari inisiasi menyusu dini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y. (2009). Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Kepada Bidan di Kabupaten Klaten. Tesis Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana UNDIP. dalam http://eprints.undip.ac.id. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. _______. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. BKKBN. (2013). Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun 2013. Jakarta: BKKBN. Dashti M. Determinants of breastfeeding initiation among mothers in Kuwait. Int breastfeed J [serial on internet]. 2010 [cited 2013 Jan 23]; 5:7. dalam: www. International Breastfeeding Journal.com. diakskes tanggal 29 Juni 2015. Dinas Kesehatan DIY. (2013). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta : Dikens DIY. Gangal, P., Bhagat, K., Prabhu, S., Nair, R. (2007). Breast Crawl: Initiation Of Breastfeeding By Breast Crawl. Mumbai: UNICEF Maharashtra. Hidayat, K. A. dan Dewantiningrum, J. (2012). Perbandingan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasar Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil. dalam http://portalgaruda.org. Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Erlangga. JNPK-KR, Depkes RI. (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jakarta, Indonesia. Lumula, S. N., Abdullah, T., Sirajuddin, S. (2012). Determinan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tilamuta Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. dalam http://pasca.unhas.ac.id. Mannion CA. Maternal perceptions of partner support during breastfeeding. Int Breastfeed J [serial on internet]. 2013 [cited 2013 Jul 4]; 8: 4. Available from: www. International Breastfeeding Journal.com commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Murti, B, (2006). Prinsip dan Metode Penelitian Epidemiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Noer, E. R, Muis, S. F., Aruben, R. (2011). Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI Eksklusif Studi Kualitatif pada Dua Puskesmas, Kota Semarang. Jurnal Media Medika Indonesiana. Volume 45, Nomor 3, Tahun 2011: 144-150. Notobroto, H. B. (2004). Regresi Logistik. Materi Pelatihan Analisis Regresi Linier, Ordinal dan Regresi Logistik (Teori dan Praktek). Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya. 7 – 8 Desember 2004. Örün, E., Yalçın, S., Madenda, Y., Eras, Z, Ü., Kutluk, Ü., Yurdakök, K. (2012). Factors Associated With Breastfeeding Initiation Time in a Baby-Friendly Hospital. The Turkish Journal of Pediatrics 2010; 52: 10-16. Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif: Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatan-kemanfaatannya. Yogyakarta : DIVA Press. Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2014. No. 60. Sekretariat Negara.Jakarta. Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda. Saputra, W. (2013). Angka Kematian Ibu (AKI) Melonjak, Indonesia Mundur 15 Tahun. Prakarsa Policy Review. dalam http://theprakarsa.org/new/ck_uploads/files/Prakarsa%20Policy_Oktober_ Rev3-1.pdf Sastroasmoro, S. (2006). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto. Sejatiningsih, S dan Raksanagara, A. S. (2013). Program Inisiasi Menyusu Dini dalam rangka Menurunkan Angka Kematian Neonatal. dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/02/Pustaka_unpad_Inisiasi_Menyusu_Dinipdf Sekaran, U. (2003). Research Methods For Business: A Skill Building Approach. NewYork : John Wiley dan Sons. Setegn T. Determinants of timely initiation of breastfeeding among mothers in Goba Woreda, South East Ethiopia. BMC Public Health [serial on internet]. 2011 Apr [cited 2012toAug commit user 18]; 11: 217. Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov /pubmed/21473791. Diakses tanggal 30 Juli 2015.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setianingrum, E. (2012). Penurunan AKI dan AKB melalui ANC Jampersal. Buletin Jendela Husada. Edisi 3/2012: 6-8. Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung Alfabeta. Suryani, D. N & Mularsih, S. (2011). Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Post Partum di BPS Kota Semarang. Jurnal Dinamika Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011, hlm. 115. Widjanarko, Bambang. (2010). Payudara dan Laktasi, reflek Laktasi. dalam http/reproduksi.imj.blogspot.com. diakses pada tanggal 29 Juli 2015. Widiastuti, Y. P., Rejeki, S., Khamidah, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal. Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 2, November 2013, hlm. 142146. Yulianty, R. (2010). Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Bromo Kota Medan. Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. dalam http://repository.usu.ac.id. Zuriah, N. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara. Unicef, Initiation Of Breastfeeding By Breast Cawl. India: Unicef Maharastra 19, Harish
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
Kegiatan Penelitian Masalah Pengajuan judul Penyusunan proposal Seminar proposal Revisi proposal Penyerahan proposal Pelaksanaan penelitian Pengolahan Data Bab IV Bab V Ujian Tesis Revisi tesis Penjilidan Tesis Pengumpulan Tesis
Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Juli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis Univariate Descriptives
Descriptive Statistics N
Minimum
PendampinganSuami
39
Valid N (listwise)
39
Maximum
7
23
Mean
Std. Deviation
15,85
3,281
Valid Percent
Cumulative
Frequencies
Statistics PendampinganSuami Valid
39
N Missing
0
PendampinganSuami Frequency
Percent
Percent
Valid
Tidak didampingi suami
10
25,6
25,6
25,6
Didampingi suami
29
74,4
74,4
100,0
Total
39
100,0
100,0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Descriptives
Descriptive Statistics N
Minimum
DukunganTenagaKesehatan
39
Valid N (listwise)
39
Maximum
7
Mean
18
13,05
Std. Deviation 3,448
Frequencies
Statistics DukunganTenagaKesehatan Valid
39
N Missing
0
DukunganTenagaKesehatan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak di dukung oleh tenaga
8
20,5
20,5
20,5
31
79,5
79,5
100,0
39
100,0
100,0
kesehatan Valid
Di dukung oleh tenaga kesehatan Total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Descriptives
Descriptive Statistics N
Minimum
KeberhasilanIMD
39
Valid N (listwise)
39
Maximum
6
Mean
9
Std. Deviation
8,13
1,005
Frequencies
Statistics KeberhasilanIMD Valid
39
N Missing
0
KeberhasilanIMD Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak berhasil Valid
9
23,1
23,1
23,1
Berhasil
30
76,9
76,9
100,0
Total
39
100,0
100,0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis Bivariate Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N PendampinganSuami *
Missing Percent
39
N
100,0%
Total
Percent 0
N
Percent
0,0%
39
100,0%
KeberhasilanIMD
PendampinganSuami * KeberhasilanIMD Crosstabulation KeberhasilanIMD Tidak berhasil Tidak didampingi
Count
suami
% of Total
Total
Berhasil 8
2
10
20,5%
5,1%
25,6%
1
28
29
2,6%
71,8%
74,4%
9
30
39
23,1%
76,9%
100,0%
PendampinganSuami Count Didampingi suami % of Total Count Total % of Total
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,000
20,425
1
,000
23,428
1
,000
24,548 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,000 23,918
1
,000
39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,31. b. Computed only for a 2x2 table
commit to user
,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Symmetric Measures Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Approx. Sig.
,622
N of Valid Cases
,000
39
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for
Upper
112,000
8,960
1400,072
23,200
3,299
163,171
,207
,060
,717
PendampinganSuami (Tidak didampingi suami / Didampingi suami) For cohort KeberhasilanIMD = Tidak berhasil For cohort KeberhasilanIMD = Berhasil N of Valid Cases
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Crosstabs
Case Processing Summary Cases Valid N DukunganTenagaKesehatan *
Missing Percent
39
N
100,0%
Total
Percent 0
N
Percent
0,0%
39
100,0%
KeberhasilanIMD
DukunganTenagaKesehatan * KeberhasilanIMD Crosstabulation KeberhasilanIMD Tidak
Total
Berhasil
berhasil Count
Tidak di dukung oleh DukunganTena tenaga kesehatan
% of Total
gaKesehatan
Di dukung oleh tenaga
Count
kesehatan
% of Total Count
7
1
8
17,9%
2,6%
20,5%
2
29
31
5,1%
74,4%
79,5%
9
30
39
23,1%
76,9%
100,0%
Total % of Total
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,000
19,187
1
,000
21,276
1
,000
23,531 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,000 22,928
1
,000
39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,85. b. Computed only for a 2x2 table
commit to user
,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Symmetric Measures Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Approx. Sig.
,613
N of Valid Cases
,000
39
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for
Upper
101,500
8,018
1284,918
13,563
3,461
53,149
,134
,021
,838
DukunganTenagaKesehatan (Tidak di dukung oleh tenaga kesehatan / Di dukung oleh tenaga kesehatan) For cohort KeberhasilanIMD = Tidak berhasil For cohort KeberhasilanIMD = Berhasil N of Valid Cases
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis Multivariate Logistic Regression
Case Processing Summary a
Unweighted Cases
N Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 39
100,0
0
,0
39
100,0
0
,0
39
100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
Tidak berhasil
0
Berhasil
1
Block 0: Beginning Block
a,b,c
Iteration History Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
1
42,250
1,077
2
42,136
1,200
3
42,136
1,204
4
42,136
1,204
Step 0
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 42,136 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less commit than ,001.
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Classification Table
a,b
Observed
Predicted KeberhasilanIMD Tidak berhasil
Percentage Correct
Berhasil
Tidak berhasil
0
9
,0
Berhasil
0
30
100,0
KeberhasilanIMD Step 0 Overall Percentage
76,9
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E.
1,204
Wald
,380
df
10,035
Sig. 1
Exp(B)
,002
3,333
Variables not in the Equation Score
Variables Step 0
df
Sig.
PendampinganSuami_A
24,548
1
,000
DukunganTenagaKesehatan
23,531
1
,000
27,974
2
,000
_A Overall Statistics
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Block 1: Method = Enter a,b,c,d
Iteration History Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
PendampinganS DukunganTenag uami_A
aKesehatan_A
1
19,121
-1,735
1,876
1,782
2
15,124
-2,443
2,773
2,553
3
14,431
-2,806
3,323
2,976
4
14,380
-2,925
3,523
3,119
5
14,380
-2,937
3,546
3,135
6
14,380
-2,937
3,546
3,135
Step 1
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 42,136 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
27,756
2
,000
Block
27,756
2
,000
Model
27,756
2
,000
Model Summary Step
1
-2 Log likelihood
14,380
a
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square ,509
,771
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
df
Sig.
1,075
1
,300
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test KeberhasilanIMD = Tidak berhasil Observed
Step 1
Expected
KeberhasilanIMD = Berhasil Observed
Total
Expected
1
7
6,648
0
,352
7
2
1
1,705
3
2,295
4
3
1
,648
27
27,352
28
Classification Table
a
Observed
Predicted KeberhasilanIMD Tidak berhasil
Percentage Correct
Berhasil
Tidak berhasil
7
2
77,8
Berhasil
0
30
100,0
KeberhasilanIMD Step 1 Overall Percentage
94,9
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation B
Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
PendampinganSuami_A
3,546
1,447
6,001
1
,014
34,668
DukunganTenagaKesehatan
3,135
1,584
3,915
1
,048
22,982
-2,937
1,456
4,068
1
,044
,053
_A Constant
a. Variable(s) entered on step 1: PendampinganSuami_A, DukunganTenagaKesehatan_A.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Correlation Matrix Constant
PendampinganS DukunganTenag uami_A
Step 1
aKesehatan_A
Constant
1,000
-,403
-,750
PendampinganSuami_A
-,403
1,000
-,050
DukunganTenagaKesehatan
-,750
-,050
1,000
_A
commit to user