14
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA 1
1
Evi Nuryuliyani , Endah Puji Astuti , Ari Sulistyawati 1
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Akademi Kebidanan Umi Khasanah Yogyakarta
2
ABSTRACT Background: Infant Mortality Rate (IMR) is one important indicator in determining the level of public health. Early breastfeeding initiation can save the lives of infants under 28 days of age. Furthermore, infants who were given the opportunity for early breastfeeding were eight times more successful to breast-fed exclusively. Early breastfeeding initiation is a process that allows the babies to find and suckle the milk by themself, within the first hour in their early life. Exclusive breastfeeding is breastfeeding without any additional food in infants until the age of six months old. Objective: This study aimed to determine the relationship between early breastfeeding initiation and exclusive breastfeeding in Mergangsan Health Center. Methods: This research was an analytic survey with a case-control design. Samples were taken by purposive sampling technique, consisted of 64 respondents. Result: Most of the mothers in Mergangsan Health Center had implemented early breastfeeding initiation (65.6%), while exclusive breastfeeding in Mergangsan Health Center was largely applied (64.1%). The chi square test revealed p=0,000 (p< 0.05) with a contingency value of 0.605. Conclusion: There was a significant relationship between early breastfeeding initiation and exclusive breastfeeding in Mergangsan Health Center. Mothers who initiated early breastfeeding were tend to be more successful in implementing exclusive breastfeeding. It is recommended for health workers to provide early breastfeeding initiation at the time of delivery as well as to motivate mothers in order to implement exclusive breastfeeding. Keywords: early breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah salah satu
Menurut Data Survai Demografi dan
jenis makanan yang mencukupi seluruh
Kesehatan Indonesia tahun 2007, angka
unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
kematian neonatal di Indonesia adalah 19
sosial, maupun spiritual.(3) Inisiasi menyusu
kematian per 1000 kelahiran hidup, angka
dini
kematian bayi sebesar 34 kematian per 1000
mengajarkan bayi untuk menyusu, yaitu
kelahiran hidup dan angka kematian balita
dengan memberi kesempatan pada bayi
sebesar 44 kematian per 1000 kelahiran
untuk mencari dan mengisap ASI sendiri,
hidup.
(1)
Inisiasi
menyusu
dini
dapat
(IMD)
dalam
satu
adalah
jam
proses
pertama
alami
pada
yang
awal
menyelamatkan nyawa bayi umur di bawah
kehidupannya. Hal itu terjadi jika segera
28 hari, dan bayi yang diberi kesempatan
setelah lahir, bayi dibiarkan kontak kulit
untuk
dengan ibunya, setidaknya selama satu jam
menyusu
dini
delapan
berhasil diberi ASI eksklusif.
(2)
kali
lebih
untuk
menjamin
berlangsungnya
proses
15
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
menyusui yang benar. Dengan menyusu
tentang
inisiasi
menyusu
secara baik dan benar maka kematian bayi
tentang inisiasi menyusu dini adalah setelah
serta gangguan perkembangan bayi dapat
bayi lahir dibersihkan dan dibedong lalu
dihindari.(4)
diberikan
ke
ibunya
dini,
persepsi
disusui.(7)
untuk
Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
ingin mengetahui hubungan inisiasi menyusu
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
dini terhadap keberhasilan pemberian ASI
air putih, dan tanpa tambahan makanan
eksklusif
padat seperti pisang, bubur susu, bubur nasi,
Yogyakarta.
dan
tim.
Pemberian
ASI
eksklusif
di
Puskesmas
Mergangsan,
ini
dianjurkan untuk jangka waktu sampai enam bulan.(4) ASI eksklusif adalah pemberian ASI
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survai analitik
tanpa makanan dan minuman tambahan lain
dengan
pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
control yaitu melakukan pengukuran atau
Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap
pengamatan dengan pendekatan retrospektif.
ASI eksklusif.(5) Manfaat ASI eksklusif bagi
Variabel independen dalam penelitian ini
bayi adalah menyediakan nutrisi yang sesuai
yaitu pelaksanaan inisiasi menyusu dini yang
untuk bayi, meningkatkan daya tahan tubuh,
diidentifikasi pada waktu yang lalu dengan
meningkatkan
menanyakan riwayat.
kecerdasan,
dan
meningkatkan jalinan kasih sayang.(6)
kesulitan
case
Variabel dependen
eksklusif yang diidentifikasi saat ini.
menyusui
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas
bayinya. Hal ini disebabkan antara lain
Mergangsan, Yogyakarta pada bulan Mei
karena kemampuan bayi untuk mengisap ASI
sampai dengan Juni 2012, melibatkan ibu
kurang
secara
yang mempunyai bayi berumur 6 bulan
keseluruhan proses menyusu terganggu. Di
sampai dengan 12 bulan. Sampel diambil
samping itu, selama ini penolong persalinan
dengan teknik purposive sampling dengan
selalu memisahkan bayi dari ibunya segera
kriteria
setelah lahir, untuk dibersihkan, ditimbang,
penyakit menular seperti HIV, hepatitis, dan
dan ditandai, dan diberi pakaian sehingga
bayi mengalami cacat lahir seperti bibir
proses menyusu dalam satu jam pertama
sumbing. Sampel yang diambil sebanyak 64
setelah kelahiran tidak terlaksana.(6)
ibu, yang terdiri atas kelompok kasus yaitu
sempurna
untuk
rancangan
dalam penelitian ini yaitu pemberian ASI
Namun demikian masih banyak ibu yang mengalami
menggunakan
sehingga
eksklusi
Ibu
yang
mempunyai
Keterlibatan tenaga kesehatan dalam
ibu yang melaksanakan IMD sebanyak 42 ibu
persalinan adalah kunci terjadinya inisiasi
dan kelompok kontrol yaitu ibu yang tidak
menyusu dini. Sebelum adanya sosialisasi
melaksanakan IMD. Pengambilan data primer
16
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
menggunakan
closed-ended
questions.
Analisis data menggunakan Chi Square.
adalah tidak bekerja yaitu 43 orang (67,2%). Tingkat pendapatan mayoritas responden adalah Rp1.000.000 – Rp5.000.000 yaitu 49
HASIL DAN PEMBAHASAN
orang
Analisis univariat
paritas
Analisis memberikan
univariat
digunakan
gambaran
dari
untuk
karakteristik
(76,6%).
Sedangkan
menunjukkan
berdasarkan
bahwa
mayoritas
responden adalah primipara sebanyak 32 orang (50,0%).
responden dan variabel pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan keberhasilan ASI eksklusif
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta.
Distribusi
Karakteristik responden
pelaksanaan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Karateristik
Puskesmas
responden inisiasi
berdasarkan
menyusu
Mergangsan
dini
di
Yogyakarta
disajikan pada tabel berikut:
Frekuensi
Persentase (%)
1 61 2 64
1,6 95,3 3,1 100
12 24 28 64
18,8 37,5 43,8 100
43 21 64
67,2 10,9 100
sebagian besar responden melaksanakan
12 49
18,8 76,6
42 responden (65,6%), dan 22 responden
Umur < 20 tahun 20- 35 tahun >35 tahun Jumlah Pendidikan SMA DIII S1 Jumlah Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Jumlah Pendapatan <1000.000 1000.0005000.000 >5000.000 Jumlah Paritas Primipara Multipara Grandemultipara Jumlah
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Inisiasi menyusu
Frekuensi
Persentase
IMD
42
65,6
Tidak IMD
22
34,4
Jumlah
64
100
dini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
inisiasi menyusu dini pada bayinya sebanyak
(34,4%) tidak melaksanakan inisiasi menyusu 3 64
4,7 100
32 28 4 64
50,0 43,8 6,3 100
dini. Keberhasilan ASI eksklusif Distribusi
Berdasarkan karateristik umur, mayoritas responden
berumur
sebanyak
61
orang
20-35
tahun,
(95,3%).
yaitu
Tingkat
pendidikan responden mayoritas S1 yaitu 28 orang (43,8%). Sebagian besar responden
responden
berdasarkan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas
Mergangsan
disajikan pada tabel berikut:
Yogyakarta
17
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun 2012
Tabel 4 Tabulasi Silang dan Uji Korelasi Chi square antara pelaksanaan IMD Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta IMD
Pemberian ASI Berhasil Tidak berhasil Jumlah
Frekuensi
Persentase
41 23 64
64,1 35,9 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas ibu
berhasil
memberikan
ASI
IMD Tidak IMD Total
x
ASI Eksklusif Total
Berhasil
Tidak berhasil
f
%
f
%
38
59,4
4
6,3
3
4,7
19
29,7 22 34,4
41
64,1
23
f
2
p-
Cont
Hitung Value Coeff
%
42 65,6
37,027 0,000
0,60 5
35,9 64 100
eksklusif
kepada bayinya (64.1%).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara inisiasi
Analisis bivariat
menyusu
Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu bayi
dini
terhadap
keberhasilan
pemberian ASI eksklusif pada ibu yang
yang melaksanakan inisiasi menyusu dini
mempunyai
sebagian besar berhasil memberikan ASI
Puskesmas
eksklusif kepada bayinya sebanyak 38 orang
Sentuhan tangan bayi pada puting susu dan
(59,4%). Sedangkan ibu bayi yang tidak
sekitarnya serta isapan bayi pada puting susu
melaksanakan IMD sebagian besar tidak
akan
berhasil memberikan ASI eksklusif kepada
oksitosin.
bayinya sebanyak 19 orang (29,7%). Hasil
hormon-hormon lain yang menyebabkan ibu
perhitungan statistik menggunakan uji Chi
merasa aman dan nyaman, sehingga ASI
square
4,
keluar dengan lancar dan proses pemberian
diperoleh p-value sebesar 0,000 (p<0,05)
ASI eksklusif dapat diberikan secara optimal.
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
Ibu
yang signifikan antara pelaksanaan inisiasi
semakin sering menyusui, produksi ASI akan
menyusu
dini
keberhasilan
lebih banyak. Hal ini sesuai dengan teori
pemberian
ASI
Puskesmas
bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu
seperti
Mergangsan kontingensi
disajikan
pada
dengan Eksklusif
Yogyakarta. sebesar
di
Nilai
0,605
tabel
koefisien
menunjukkan
bayi
usia
Mergangsan
merangsang
tidak
7-12
Oksitosin
lagi
bulan
Yogyakarta.
pengeluaran akan
khawatir
di
hormon
menstimulasi
karena
dengan
dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.(4)
keeratan hubungan antara pelaksanaan IMD
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
sebelumnya yang menyimpulkan bahwa bayi
adalah kuat.
yang
diberi
kesempatan
menyusu
dini
dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui.(2) Penelitian ini juga
18
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
mendukung
temuan
sebelumnya
yang
KESIMPULAN
menunjukkan bayi yang diberi kesempatan
Mayoritas ibu yang mempunyai bayi usia
untuk menyusu dini hasilnya delapan kali
6-12 bulan melakukan inisiasi menyusu dini
lebih berhasil mendapatkan ASI eksklusif.(2)
sebanyak 42 (65,6%) dan mayoritas berhasil
Dari hasil penelitian
diketahui kebanyakan
memberikan ASI eksklusif sebanyak 41 orang
responden berhasil memberikan ASI eksklusif
(64,1%). Ada hubungan signifikan antara
kepada bayinya yaitu 41 orang (64,1%) dan
inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan
yang tidak berhasil ASI eksklusif adalah 23
pemberian
(35, 9%) responden. Ibu yang belum berhasil
Mergangsan Yogyakarta dengan keeratan
memberikan
hubungan yang kuat dengan nilai kontingensi
ASI
eksklusif
disebabkan
adanya anggapan bahwa bayi tidak cukup
ASI
Eksklusif
di
Puskesmas
0,605.
kenyang jika hanya diberikan ASI saja, pengeluaran ASI yang sedikit, dan kesibukan
KEPUSTAKAAN
ibu
1. Wijaya. Gizi Tepat untuk Perkembangan
pada
pekerjaannya.
Dengan
kesibukannya, ibu sulit meluangkan waktu
Otak
untuk memberikan ASI eksklusif kepada
Kawan Pustaka. 2009
bayinya.
(8)
Kebiasaan dan mitos tentang
menyusui
yang
masih
tertanam
di
masyarakat kita adalah membuang kolostrum karena dianggap kotor dan menganggap bahwa menyusui merupakan perilaku yang kuno dan dapat merusak payudara.
(9)
dan
UNICEF
Kesehatan
Balita.
Jakarta:
2. Fika dan Syafiq. Inisiasi menyusu dini. Journal Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta: 2003. 3. Purwanti, H.S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: ECG. 2008. 4. Utami Roesli. Inisiasi Menyusu Dini Plus
Untuk dapat menyusui secara ekslusif, WHO
dan
merekomendasikan
ASI Eksklusif. Jakarta : FKUI. 2008 5. Depkes, RI. Manajemen Laktasi. Buku
metode tiga langkah. Langkah yang pertama
Panduan
adalah menyusui setelah melahirkan, yang
Kesehatan. Departemen Kesehatan RI,
kedua tidak memberikan makanan tambahan
Jakarta. 2005
apapun
pada
bayi,
dan
yang
ketiga,
Bagi
Bidan
Dan
Petugas
6. Afifah, D.N. “Inisiasi Menyusu Dini dan
menyusui sesering mungkin dan sebanyak
Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan
yang diinginkan bayi. Dengan tiga langkah
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.
tersebut diharapkan tujuan menyusui akan
Disertai Pascasarjana Ilmu Kesehatan
tercapai.(10)
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Belum diterbitkan. 2009. 7. Buku panduan Peserta,pelatihan asuhan persalinan
Normal
Bahan
tambahan
19
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
Inisiasi menyusu Dini, JNPK-KR/POGI dan IDAI dengan dukungan dari USAID. 2007 8. Anton Baskoro. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media. 2008. 9. Nency Y, Arifin M.T. ”Gizi Buruk Ancaman
Generasi
yang
Hilang”.
2005. http://ppi-jepang.org. Diakses tanggal 8 Maret 2012.
10. Nadine Menyusui. 2009.
Suryoprajog. Yogyakarta:
Keajaiban Keyword.