e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN PENEKANAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus Pada Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng) 1
Ni Kadek Erni Apriantini, 1I Made Pradana Adiputra, 2Edy Sujana, Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Gahesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan penekanan anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating pada Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng. Kriteria responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pejabat yang berkaitan dengan proses penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, di mana data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden yang diukur menggunakan skala likert. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 323 orang, dimana jumlah sampel berjumlah 75 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji regresi linear sederhana, Moderated Regression Analysis (MRA), dan koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran (2) Terdapat pengaruh interaksi yang positif dan signifikan antara penekanan anggaran terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. (3) Terdapat pengaruh interaksi yang negatif dan signifikan antara antara komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Kata kunci : senjangan anggaran, partisipasi anggaran, penekanan anggaran, komitmen organisasi Abstract This present study was intended to identify the impact of the participation of budget on the budgetary slack in which emphasis was given on the budget and organization’s commitment as moderating variables in the Local Government Offices of Buleleng Regency. The respondents used in the present study were the officials who were involved in its preparation and implementation, and those who were responsible for the budget. The data used were the primary data which were collected using the survey method in which questionnaire was directly distributed to the respondents, and which were measured using the likert scale. The population totaled 323 and the sample totaled 75. The data were analyzed using the tests of validity, reliability, normality, multicolinearity, simple linear regression, Moderated Regression Analysis (MRA), and 2 determination coefficient (R ).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) The results of the study showed that (1) the budgetary participation significantly and positively affected the budgetary slack; (2) there was a positive and significant interactional impact between the budget emphasis and the relation between the budgetary participation and the budgetary slack; (3) there was a negative and significant impact of interaction between the organization’s commitment and the budgetary participation on the relation between the budgetary participation and the budgetary slack. Keywords : budgetary slack, budgetary participation, budget emphasis, organization’s commitment
PENDAHULUAN Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Hak, Wewenang, dan Kewajiban Daerah, serta undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan undang-undang yang memberikan pengaruh terhadap otonomi daerah. Otonomi kepada daerah didasari oleh asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang bersifat luas, nyata dan bertanggungjawab. Otonomi tersebut dikatakan bersifat luas karena kewenangan berada pada daerah dan bersifat nyata karena memerlukan kewenangan untuk menyelenggarakan, tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Sedangkan disebut bertanggungjawab karena pemerintah pusat telah menyerahkan kewenangan kepada daerah demi pencapaian tujuan otonomi daerah (Herminingsih, 2009). Dalam rangka pertanggungjawaban publik, pemerintah daerah harus melakukan optimalisasi anggaran yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif (Value for Money) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Fathillah dalam Hermaningsih 2009). Anggaran adalah kebutuhan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Anggaran dirancang untuk dijadikan pedoman sekaligus tolak ukur kinerja bagi seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan, dan anggaran juga digunakan sebagai alat koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Penganggaran pada dasarnya merupakan proses di mana peran pimpinan satuan kerja dalam menetapkan dan melaksanakan program kegiatan. Dalam proses penganggaran itu sndiri dibutuhkan kerjasama pimpinan satuan kerja di organisasi Pemerintah itu sendiri dan
struktur organisasi satuan kerja menunjukkan tanggungjawab bagi setiap pelaksana anggaran. Setiap pelaksana bertanggungjawab untuk mempersiapkan dan mengelola anggarannya masingmasing. Partisipasi anggaran merupakan proses di mana satuan kerja baik itu atasan maupun bawahan yang terlibat dan mempunyai pengaruh dalam menentukan target anggaran. Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran juga memberikan wewenang kepada para pimpinan satuan kerja pusat pertanggungjawaban untuk menetapkan isi anggaran mereka. Wewenang yang dimiliki ini ini memberikan peluang bagi partisipan untuk menyalahgunakan kewenangannya dalam mempermudah pencapaian anggaran sehingga dapat merugikan organisasi tersebut. Penyalahgunaan ini dapat dilakukan dengan membuat senjangan anggaran. Erawati dalam Sujana (2010) mendefinisikan senjangan anggaran sebagai pengungkapan yang dimasukkan dalam anggaran yang memungkinkan untuk dicapai. Dengan melakukan senjangan, kinerja manajer perusahaan akan terlihat baik karena jumlah yang dianggarkan mudah dicapai. Didalam partisipasi anggaran penekanan anggaran merupakan variabel yang dapat menimbulkan senjangan anggaran dengan alasan untuk meningkatkan kompensasi. Penekanan anggaran adalah kondisi bilamana anggaran dijadikan faktor yang paling dominan dalam pengukuran kinerja bawahan pada suatu organisasi (Sujana, 2010). Jika bawahan meyakini bahwa keberhasilan pencapaian target anggaran akan mendapatkan penghargaan (reward),
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) maka bawahan akan berusaha untuk mencoba membuat senjangan dalam anggarannya Timbulnya suatu senjangan tergantung pada individu itu sendiri sejauh mana mementingkan dirinya sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya. Hal ini merupakan bentuk dari tingkat komitmen yang mereka miliki. Menurut Mowday et al. dalam Darlis (2002:523) mengatakan komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Dengan memiliki komitmen yang tinggi terjadinya senjangan dapat dihindari. Sebaliknya, jika individu memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasinya, maka peluang untuk terjadinya senjangan anggaran sangat besar Masalah-masalah yang berkaitan dengan partisipasi anggaran dan senjangan anggaran telah menjadi perhatian dari banyak peneliti dan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai partisipasi anggaran dan senjangan anggaran yaitu penelitian dari Ramdeen et.al (2006), Anggraeni (2008), dan Veronica dan Komang (2009), dan Latuheru (2006). Penelitian tersebut menggunakan variabel partisipasi anggaran, budget emphasis, asimetri informasi, komitmen organisasi dan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang di dapat yaitu pada penelitian Ramdeen et.al (2006) meneliti pengaruh partisipasi anggaran, budget emphasis dan asimetri informasi terhadap senjangan anggaran, hasilnya terjadi hubungan negatif diantara variabel-variabel tersebut. Sama halnya dengan penelitian Ramdeen et.al. Anggraeni (2008) yang melakukan penelitian pengaruh partisipasi anggaran, budget emphasis, dan information asymmetry terhadap slack anggaran memperoleh hasil penelitian yaitu hubungan partisipasi anggaran dengan penekanan anggaran berpengaruh pada terjadinya senjangan anggaran, sedangkan asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Latuheru (2006) yang meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating menyatakan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran, sekaligus menunjukkan bahwa hubungan antara partisipasi dan senjangan anggaran dipengaruhi oleh variable moderating. Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan Ramdeen et.al (2006), Anggraeni (2008), dan Latuheru (2006), penelitian ini akan mengkaji kembali tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan penekanan anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating pada Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini yaitu, dari data tentang laporan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Buleleng Tahun 2012, pada bagian pendapatan dari target yang ditetapkan setelah perubahan sebesar 1.184 trilyun rupiah lebih terealisasi sebesar 1.196 trilyun rupiah atau lebih 101,00% sehingga terdapat surplus realisasi pendapatan sebesar 11,89 milyar. Pendapatan asli daerah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar 116,11 milyar rupiah lebih terealisasi sebesar 129.00 milyar rupiah lebih atau 111,10%. Pendapatan transfer target setelah perubahan 1.067 trilyun rupiah lebih terealisasi sebesar 1.066 trilyun rupiah atau 99.89%. Pendapatan lain-lain yang sah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar 725.00 juta rupiah terealisasi sebesar 963,58 juta rupiah lebih atau 128.14%. Dari sisi belanja, terdapat efesiensi pengeluaran sebesar 133,89 milyar rupiah lebih atau 89,35% yaitu dari anggaran perubahan yang ditetapkan sebesar 1.257 trilyun rupiah lebih terealisasi sebesar 1,123 trilyun rupiah lebih atau 89.35% (www.bulelengkab.go.id, diakses tanggal 27/11/13). Terjadinya senjangan anggaran dapat dilihat setelah angggaran tersebut terealisasi. Dari uraian data di atas terdapat tingkat persentase pencapaian realisasi pendapatan dan belanja daerah dari target anggaran setelah perubahan. Dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) adanya tingkat persentase pencapaian realisasi pendapatan dan belanja daerah dari target anggaran setelah perubahan pada laporan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012 tersebut, yang ingin diketahui yaitu apakah dalam proses penyusunan anggarannya terdapat pengaruh peran dari partisipasi anggaran, penekanan anggaran pada tahap penetapan skala prioritas program, dan komitmen organisasi dalam menunjukkan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai. Mustikawati dalam Sujana (2010) menyarankan perlunya bawahan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Afiani (2010) menyatakan dalam penelitiannya bahwa partisipasi anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap senjangan anggaran. Manajer tingkat bawah yang mengaharapkan mendapat keuntungan melalui senjangan anggaran mereka, maka mereka harus meningkatkan partisipasinya dalam proses penyusunan anggaran (Lukka, 1988). Jika partisipasi rendah, kesempatan bagi manajer bawah untuk menciptakan senjangan dalam anggaranya sangat kecil H1 : Adanya pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran Baiman dan Lewis dalam Ramdeen et.al (2006) menyatakan bahwa penekanan anggaran dalam evaluasi kinerja dapat mendorong terciptanya senjangan anggaran. Anggraeni (2008) dalam penelitiannya menyatakan senjangan anggaran hanya dipengaruhi oleh partisipasi anggaran dan budget emphasis. Alasan utama manager bawah menciptakan senjangan dalam anggarannya tidak lain adalah untuk menciptakan kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan imbalan yang akan mereka peroleh, jika manajer bawah merasa bahwa penghargaan yang mereka terima didasarkan atas pencapaian anggaran maka, mereka akan menciptakan senjangan anggaran ketika dalam proses partisipasi dengan penekanan anggaran. (Ramdeen et.al dalam Afiani 2010). H2 : Penekanan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Manager yang memiliki tingkat komitmen organisasi tinggi akan memiliki pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organissi (Porter et al, 1974). Dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Dari hasil penelitian Latuheru (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi akan menyebabkan semakin menurunnya kecenderungan individu yang berpatisipasi dalam penyusunan anggaran untuk melakukan senjangan anggaran, atau dengan kata lain pengaruh interaksi antara komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran dapat menurunkan kecenderungan senjangan anggaran. Semakin tinggi tingkat komitmen organisasi maka semakin berpengaruh secara negatif hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, yang berarti bahwa semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin menurunkan kecenderungan manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk menciptakan senjangan anggaran. H3 : Komitmen organisasi mempunyai pengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
METODE Penelitian ini dilakukan pada dinasdinas Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng. Sasaran pengamatan difokuskan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dan ingin membuktikan secara empiris apakah faktor-faktor seperti, penekanan anggaran, dan komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan partisipasi anggran dengan senjangan anggaran. Subjek dari penelitian ini yaitu, pejabat struktural yang terlibat dalam proses penganggaran. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah bagaimana pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, dengan dimoderating oleh penekanan anggaran dan komitmen organisasi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer di mana data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden, terdiri dari 4 instrumen di mana masing-masing instrumen terdapat 6 pertanyaan dan diukur menggunakan skala likert. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 323 orang Penentuan sampel menurut Arikunto dalam Adrianto (2008) apabila subyek atau populasinya lebih besar dari 100, maka sampel dapat diambil antara 20-25% dari jumlah tersebut. Maka jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 75 pejabat struktural yang terlibat dengan proses penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum demografi responden, selanjutnya dilakukan uji kualitas data dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Pada uji validitas Butir pertanyaan dikatakan sah atau valid jika rhitung lebih besar dari rtabel, (Nugroho, 2011:23). Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s Alpha Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali 2002:33). Setelah uji kualitas data, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji heteroskedastisitas merupakan cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji multikolinieritas dilihat nilai tolerance, jika lebih rendah dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan hasil perhitungan nilai VIF, jika memiliki nilai VIF kurang dari 10, maka tidak mempunyai persoalan multikolinieritas. (Ghozali, 2009). Tahap terakhir yaitu dengan menguji hipotesis dengan menggunankan uji regresi sederhana dengan rumus, Y = α + β1X1 + e (1) Kemudian uji interaksi atau sering disebut
dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006), dengan rumus Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X1X2 + e (2) Y = a + β1X1 + β4X3 + β5X1X3 + e (3) selanjutnya uji determinan, dan uji t untuk uji signifikansi dan uji F untuk kelayakan model regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuesioner yang disebar dapat kembali secara keseluruhan yaitu sebanyak 75 kuesioner dan semuanya diisi dengan lengkap. Uji validitas dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya instrumen yang digunkakan. Dasar pengukuran untuk valid atau tidak valid tiap butir instrumen adalah dengan menggunakan indeks korelasi validitas soal, jika korelasi product moment rhitung lebih besar dari rtabel, maka tiap butir instrumen dikatakan valid. Jumlah responden kuesioner sebanyak 75 responden sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,227 dari hasil koefisien korelasi product moment tiap butir instrumen lebih besar dari rtabel. Jadi, setiap butir kuesioner adalah valid. Uji reliabilitas dinilai melalui besarnya koefisien Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukan bahwa semua variabel memiliki koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Jadi, instrumen partisipasi anggaran, penekanan anggaran, komitmen organisasi, dan senjangan anggaran adalah reliabel. Uji normalitas sebaran data dilakukan pada data partisipasi anggaran, penekanan anggaran, komitmen organisasi, dan senjangan anggaran. Berdasarkan hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa angka-angka signifikansi lebih besar dari 0,05 untuk statistik Kolmogorov-Smirnov. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Uji multikolinieritas dapat diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas nilai VIF dari masing-masing variabel bebas berjumlah kurang dari 10. Dengan demikian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) dapat disimpulkan bahwa di antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat digunakan uji Glejser. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui 1) pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran 2) penekanan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran 3) komitmen organisasi mempunyai pengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Pengujian hipotesis yang pertama digunakan simple linear regression analysis. Rekapitulasi hasil simple linear regression analysis antara partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran tersaji pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Regresi Sederhana Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta B 1 (Constant) 13,608 1,441 PPA 0,588 0,078 0,664 R Square 0,441 F Hitung 57,491 Sig. F 0,000 Keterangan: PPA = Partisipasi Anggaran Sumber: data primer diolah, 2014 Model
Berdasarkan tabel 1. terlihat bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,441. Hal ini menyatakan bahwa 44,1% variasi senjangan anggaran dapat dijelaskan oleh variasi variabel partisipasi anggaran dan sebesar 55,9% disebabkan oleh faktorfaktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b1 sebesar 0,588 dan konstanta a sebesar 13,608. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan antara kedua variabel dengan persamaan regresi (4) Yˆ = 13 , 608 + 0,588 PPA Diperoleh harga thitung sebesar 7,582 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 75-2 = 73 adalah 2,000 dengan demikian H0 Ditolak dan Ha diterima. Koefisien beta (b1) 0,588 dengan angka probabilitas/signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, maka dapat diambil hasil kesimpulan bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh yang positif dan
t
Sig.
9,444 7,582
0,000 0,000
signifikan terhadap senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa jika partisipasi anggaran meningkat, maka terjadinya senjangan anggaran juga meningkat. Partisipasi agen dalam proses penganggaran kemungkinan memberikan akses local informasi dari agen kepada principal, dan asimetri informasi kemungkinan memunculkan peningkatan senjangan yang tinggi sehubungan dengan proses penganggaran tersebut (Ramdeen, et.al, 2006). Maka dari itu peran manajer puncak sangat dibutuhkan dalam partisipasinya pada saat penyusunan anggaran. Dijelaskan oleh Rudianto dalam Armaeni 2012 bahwa “Manajemen puncak harus berpartisipasi dalam meninjau dan mengesahkan anggaran. Tanpa partisipasi aktif dalam proses pengesahan, akan besar godaan bagi para pelaksana anggaran untuk menyerahkan anggaran yang mudah dicapai”. Dengan demikian, pada Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng selaku manajer puncak yaitu Kepala Dinas harus
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) ikut berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan anggaran, karena manajer tingkat bawah di mana dalam penelitian ini adalah Kepala Bagian dan Kepala Seksii cenderung melakukan tindakan disfungsional dengan membuat senjangan anggaran yang dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan informasi yang dimiliki Kepala Dinas sebagai manajer tingkat atas dan Kepala Bagian serta Kepala Seksi sebagai manajer tingkat bawah. Ketidakseimbangan informasi ini sering disebut asimetri informasi, dimana Informasi yang diketahui oleh manajer tingkat bawah lebih lengkap dibandingkan atasannya. Hal ini dikarenakan manajer tingkat bawah yaitu Kepala Bidang dan Kepala Seksi memiliki kapasitas lebih banyak terlibat langsung pada suatu kegiatan operasional sehari-hari, maka dari itu manajer tingkat bawah lebih mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan dihadapi di lingkup tanggung jawabnya. Hal
lain yang juga menjadi penyebab adanya senjangan anggaran adalah pengharapan penghargaan yang seharusnya diperoleh dalam pencapaian anggaran dalam proses penyusunan anggaran. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Komang, (2009) dan Anggraeni (2008) dimana di dalam penelitiannya menunjukkan hasil adanya hubungan yang positif antara partisipasi anggaran terhadapa senjangan anggaran, yang berarti bahwa partisipasi yang tinggi dalam proses penyusunan anggaran, maka dapat menimbulkan senjangan anggaran yang tinggi pula. Pengujian hipotesisi yang kedua digunakan moderate regression analysis. Rekapitulasi hasil moderate regression analysis interaksi antara partisipasi anggaran dan penekanan anggaran terhadap senjangan anggaran tersaji pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Moderate Regression Analysis Partisipasi Anggaran dan Penekanan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Sig. t Std. Error Beta B 1 (Constant) 17,654 6,244 2,827 0,006 PPA -0,688 0,337 -0,777 -2,040 0,045 PA 0,299 0,293 0,309 2,019 0,003 PPA*PA 0,030 0,015 1,271 2,031 0,046 R Square 0,795 F Hitung 91,958 Sig. F 0,000 Keterangan: PPA = Partisipasi Anggaran, PA = Penekanan Anggaran Sumber: data primer diolah, 2014 Model
Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa peningkatan koefisien determinasi R2 sebesar 0,795. Hal ini berarti 79,5% variasi senjangan anggaran dapat dijelaskan oleh variasi variabel partisipasi anggaran dan penekanan anggaran serta sebesar 20,5% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b1 sebesar -0,688, b2 sebesar 0,299, b3 sebesar 0,030, dan konstanta a sebesar 17,654. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan antara kedua variabel dengan persamaan regresi
ˆ = 17,654 – 0,688PPA + 0,299PA + Y 0,030PPA*PA (5) Diperoleh harga thitung sebesar 2,031 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 75-3 = 72 adalah 2,000 dengan demikian H0 Ditolak dan Ha diterima. Koefisien beta (b3) 0,030 dengan angka probabilitas/signifikansi sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05, sehingga menyatakan bahwa variabel penekanan anggaran mampu memperkuat (memoderasi) hubungan antara partisipasi anggaran
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) dengan senjangan anggaran maka dapat diambil hasil kesimpulan bahwa penekanan anggaran mempunyai pengaruh interaksi yang positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi penekanan anggaran maka semakin menaikkan kecenderungan manajer di lingkungan SKPD Kabupaten Buleleng, khususnya Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk menciptakan senjangan anggaran.. Baiman dan Lewis dalam Ramdeen et.al (2006) menyatakan bahwa penekanan anggaran dalam evaluasi kinerja dapat mendorong terciptanya senjangan anggaran. Jika manajer tingkat bawah meyakini penghargaan (reward) yang diberikan tergantung pada pencapaian target dalam anggaran, manajer tingkat bawah akan mencoba membangun senjangan anggaran ketika dalam proses partisipasi (Sujana, 2010). Di dalam suatu organisasi, senjangan anggaran dapat terjadi akibat adannya pengaruh dari penekanan anggaran yang disebabkan oleh adanya pengukuran kinerja yang berbasis anggaran. Jika di dalam Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng anggaran menjadi faktor yang paling dominan sebagai tolak ukur kinerja dari manajer tingkat bawah di mana dalam penelitian ini yaitu Kepala Bagian dan Kepala Seksi, maka dengan kondisi yang demikian dapat dikatakan
sebagai penekanan anggaran yang dilakukan pada saat tahap penetapan skala prioritas program yang dianggarkan untuk dapat mencapai target anggaran. Pengukuran kinerja berdasarkan anggaran cenderung akan membuat manajer tingkat bawah akan berusaha menyusun anggaran pada tingkat yang mudah untuk dicapai dengan menciptakan senjangan, hal ini dilakukan untuk menghilangkan tekanan dan rasa frustasi dalam usaha untuk mewujudkan target anggaran akibat dari anggaran yang terlalu ketat. Tekanan dan rasa frustasi itu muncul dikarenakan bersarnya ketidakpastian untuk memprediksi masa yang akan datang yang harus mereka hadapi guna untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Afiani (2010) dan Anggraeni (2008) dimana di dalam penelitiannya menunjukkan hasil adanya pengaruh positif dan signifikan antara penekanan anggran terhadap senjangan anggaran. yang berarti bahwa penekanan anggaran yang tinggi dalam proses maka dapat penyusunan anggaran, menimbulkan senjangan anggaran yang tinggi pula. Pengujian hipotesisi yang ketiga digunakan moderate regression analysis. Rekapitulasi hasil moderate regression analysis interaksi antara partisipasi anggaran dan penekanan anggaran terhadap senjangan anggaran tersaji pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Moderate Regression Analysis Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Senjangan Anggaran Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Sig. t Std. Error Beta B 1 (Constant) -1,985 9,046 -0,219 0,027 PPA 1,574 0,453 1,778 3,478 0,001 KO 1,066 0,546 1,115 2,954 0,005 PPA*KO -0,067 0,028 -1,421 -2,409 0,019 R Square 0,528 F Hitung 26,526 Sig. F 0,000 Keterangan: PPA = Partisipasi Anggaran, KO = Komitmen Organisasi Sumber: data primer diolah, 2014 Model
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Berdasarkan tabel 3. terlihat bahwa peningkatan koefisien determinasi R2 sebesar 0,528. Hal ini berarti 52,8% variasi senjangan anggaran dapat dijelaskan oleh variasi variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi serta sebesar 47,2% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b1 sebesar 1,574, b4 sebesar 1,066, b5 sebesar -0,067, dan konstanta a sebesar -1,985. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan antara kedua variabel dengan persamaan regresi
ˆ = -1,985 + 1,574PPA + 1,066KO Y 0,067PPA*KO (6) Diperoleh harga thitung sebesar 2,409 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 75-3 = 72 adalah sebesar 2,000, dengan demikian H0 Ditolak dan Ha diterima. Koefisien beta (b5) – 0,067 dengan angka probabilitas/signifikansi sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05, sehingga, komitmen organisasi mampu memoderasi (memperlemah) hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat komitmen organisasi maka semakin berpengaruh secara negatif hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin menurunkan kecenderungan manajer di lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Buleleng yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk menciptakan senjangan anggaran. Komitmen Organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al., 1979). Dengan adanya komitmen yang tinggi dari manajer di lingkungan DinasDinas Pemerintah Kabupaten Buleleng, dapat menunjukkan keyakinan dan dukungan yang dimiliki manajer di dalam organisasi terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai dengan cara yang positif sehingga kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Hasil penelitian lain yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Latuheru (2006). Hasil analisis regresi dan perhitungan matematis partial derivative menunjukkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. semakin besar komitmen organisasi akan menyebabkan semakin menurunnya kecenderungan individu yang berpatisipasi dalam penyusunan anggaran untuk melakukan senjangan anggaran, atau dengan kata lain pengaruh interaksi antara komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran dapat menurunkan kecenderungan manajer untuk menciptakan senjangan anggaran. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji hipotesis analisis data pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. 2) Terdapat pengaruh interaksi yang positif dan signifikan antara penekanan anggaran terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 3) Terdapat pengaruh interaksi yang negatif dan signifikan antara antara komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Adapun saran dari penelitian ini adalah terkait dengan partisipasi anggaran, pejabat struktural harus ikut serta berperan aktif dalam penentuan dan pengesahan anggaran, juga harus mengetahui informasi yang sama yang dimiliki oleh bawahannya dalam proses penetapan anggaran, sedangkan terkait penekanan anggaran, jika target anggaran yang dapat dicapai merupakan pengukuran kinerja bawahan, sebaiknya atasan memperhatikan aspekaspek lain juga yang dapat mendukung kinerja bawahan bukan hanya dilihat dari hasil pencapaian target anggarannya saja.
DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Yogi. 2008. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Kepuasan Kerja, Job
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Relevant Information Dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Rumah Sakit Swasta di Wilayah Kota Semarang). Universitas Diponogoro. Semarang. Afiani,
Dina Nur. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran Dan Asimetri Informasi Terhadap Senjangan Anggaran Pada Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Semarang).Jurnal Akuntansi Keuangan. Vol 7.
Anggraeni, Rika Sari. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran Budget Emphasis dan Information Asymmetry terhadap Slack Anggaran. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Armaeni, 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri Dan Penekanan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) (Studi Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang). Universitas Hasanudin. Makasar Darlis, Edfan. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. JRAI Vol. 5 No. 1 Januari 85-101. Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program SPSS. -------, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke2. Semarang: Universitas Diponegoro. -------, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Jakarta: Salemba Empat
Herminingsih, 2009. Pengaruh Partisipasi Dalam Penganggaran Dan Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Demak). Universitas Diponegoro. Semarang. http://www.bulelengkab.go.id/index.php/beri ta-detail/220/Bupati-SampaikanLaporan PertanggungjawabanAPBD-Tahun-2012/ Diakses Pada Tanggal 27 November 2013. Ikhsan, Arfan, Ane, La. 2007. Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar. 26-28 Juli 2007. ASPP-02. Latuheru, Belianus Patria. 2006. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kawasan Industri Maluku). Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 5, No. 1, April 2006: 24-38. Mowday, R., R. Steers, dan L. Porter. 1979. The Measurement of Organizational Commitment. Journal of Vacational Behavior 14. Hal. 224-247. Nugroho, Yohanes Anton. 2011. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta: PT. Skripta Media Creative. Porter. L. W., R. M. Steers, R. T. Mowday, dan P. V. Boulian. 1974. Organizational Commitment, Job Satisfaction, and Turn Over Among Psyatric Technicians. Journal of Applied Psychology 59. pp. 603-609. Ramdeen, Collin et.al. 2006. An Examination of Impact of Budgetary Participation, Budget
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) emphasis and Information Aymmetry on Budgetary Slack In the Hotel Industry. Sujana, I Ketut. 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, Dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Budgetary Slack Pada Hotel-Hotel Berbintang Di Kota Denpasar Universitas. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 5 No. 2 Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Visi Media Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Visi Media Jakarta. Veronika, Amelia, Komang A., 2009. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Slack Anggaran Pada Bank Perkreditan Rakyat (Bpr) Di Kabupaten Badung. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis. Vol. 4 No. 1.