JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
1
ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI
Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected] Abstrak - Proyek pembangunan Apartemen De Papilio Tamansari membutuhkan ketersediaan material untuk menjamin kelancaran proses konstruksi. Perencanaan kebutuhan material sangat diperlukan agar material dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Analisa persediaan material dapat menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Dalam analisa persediaan material, salah satu tahap yang paling penting untuk dilakukan adalah menentukan berapa jumlah pesanan setiap kali melakukan pemesanan (lot sizing). Biaya persediaan sangat dipengaruhi oleh jumlah pemesanan. Dalam Penelitian ini, proses analisa persediaan material dilakukan dengan menganalisa 4 (empat) teknik lot sizing pada metode Material Requirement Planning (MRP) yaitu lot for lot (L4L), economic order quantity (EOQ), period order quantity (POQ), part period balancing (PPB). Data berupa kebutuhan material, biaya pesan, biaya simpan dan lead time dianalisa melalui beberapa tahapan antara lain perhitungan kebutuhan bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan (lotting) serta penentuan waktu pemesanan (offsetting) yang disesuaikan dengan jadwal perencanaan produksi guna mendapatkan total pesanan yang paling optimum dan biaya persediaan yang paling minimum. Hasil proses analisa menunjukkan bahwa teknik lotsizing yang menghasilkan jumlah pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan paling minimum adalah teknik lot for lot, period order quantity dan part period balancing. Teknik lot for lot menghasilkan total biaya persediaan minimum untuk material besi beton D25. Teknik period order quantity menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material kayu meranti 5/7, kayu meranti 6/12, besi beton D8, besi beton D10, dan besi beton Ø13. Teknik part period balancing menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material multipleks 12 mm, kayu glugu 5/7, dan besi beton D16. Kata kunci: Metode perencanaan persediaan, MRP, teknik lot sizing. I. PENDAHULUAN
S
ebuah proyek konstruksi membutuhkan ketersediaan
material yang menjamin kelancaran proses konstruksi. Pengadaan material dalam suatu proyek konstruksi memiliki batasan-batasan tertentu. Dengan adanya keterbatasan ini, maka untuk mengoptimalkan penggunaan material diperlukan suatu proses perencanaan yang matang. Ada beberapa metode untuk penentuan jumlah pesanan antara lain metode statistik, metode just in time dan
metode Material Requirement Planning (MRP). 4 Dalam penelitian ini penentuan jumlah pesanan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Metode Material Requirement Planning (MRP) ini digunakan untuk perencanaan material yang memiliki sifat saling bergantung (dependent) dan berkelanjutan dengan jumlah kebutuhan yang berbeda setiap periodenya. Ada beberapa tahapan dalam metode MRP antara lain perhitungan kebutuhan bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan (lotting) serta penentuan waktu pemesanan (offsetting) yang disesuaikan dengan jadwal rencana produksi. Jumlah pesanan akan mempengaruhi biaya persediaan. 1 Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu perencanaan persediaan material yang tepat guna untuk menjaga kontinuitas pelaksanaan proyek dengan menganalisa (empat) 4 teknik penentuan jumlah pesanan (lot sizing) pada metode Material Requirement Planning (MRP) yaitu lot for lot (L4L), economic order quantity (EOQ) , period order quantity (POQ) , part period balancing (PPB). Teknik lot for lot (L4L) adalah teknik penentuan jumlah pesanan dengan meminimumkan ongkos simpan, sehingga ongkos simpan menjadi nol. Teknik economic order quantity (EOQ) adalah teknik penentuan jumlah pemesanan atas dasar minimasi ongkos simpan dan ongkos pesan.2 Teknik POQ adalah teknik penentuan jumlah pesanan atas dasar jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode yang bersifat permintaan diskrit. Teknik PPB adalah teknik penentuan jumlah pesanan untuk menyeimbangkan biaya pemesanan dan penyimpanan. Teknik ini diterapkan pada perencanaan persediaan material proyek pembangunan Apartemen De Papilio Tamansari yang merupakan obyek dalam penelitian ini. Dengan membandingkan 4 teknik lot sizing tersebut dapat menghasilkan jumlah pesanan yang optimal dan memberikan total biaya persediaan yang minimum. II. METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Latar Belakang Studi literatur Pengumpulan data & Informasi
Pembuatan Break down
AA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
2 III. ANALISA DAN HASIL
Pengolahan data Menyusun struktur produk (BOM) Menghitung volume material Menyusun jadwal induk produksi Menyusun kebutuhan material
Penentuan ukuran pemesanan: L4L,EOQ,POQ, PPB
Menentukan waktu pemesanan
Menentukan biaya total persediaan
Kesimpulan
B. Data Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis data yang akan digunakan, [3] tiga jenis data tersebut yaitu: 1. Data umum proyek meliputi nama proyek, spesifikasi proyek, lokasi proyek, owner, konsultan perencana, kontraktor, waktu pelaksanaan dan nilai proyek. 2. Data material meliputi analisa material, lokasi suplier, dan harga material. 3. Data permodelan meliputi gambar perencanaan, schedule proyek,struktur produk, biaya persediaan, dan lead time. C. Metode analisa 1. Proses penentuan jumlah material diawali dengan proses exploding yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor dari suatu item pekerjaan berdasarkan beberapa input data yaitu gambar design, schedule proyek, dan struktur produk [3]. 2. Proses berikutnya adalah penentuan jumlah pemesanan. Penentuan jumlah pemesanan diawali dengan perhitungan kebutuhan material yang didapatkan dari perhitungan volume material berdasarkan gambar desain dan schedule pelaksanaan proyek. 3. Langkah terakhir adalah penentuan total biaya persediaan. Biaya total persediaan diperoleh dari total biaya yang dikeluarkan akibat adanya proses persediaan yang meliputi proses pembelian, proses pengadaan, dan proses penyimpanan. Biaya pembelian tergantung pada volume kebutuhan dan harga satuan barang. Biaya pengadaan yang diperhitungkan adalah biaya pemesanan dan biaya pembuatan. Biaya Penyimpanan yang diperhitungkan adalah biaya modal yang timbul karena adanya penumpukan modal kerja, biaya kerusakan atau penyusutan, biaya gudang, biaya administrasi, dan biaya asuransi. Proses analisa dilakukan dengan bantuan program POM-QM. POM-QM merupakan sebuah program bantu komputer yang memiliki beberapa metode untuk memecahkan permasalahan–permasalahan yang berkaitan dengan manajemen operasi dan riset operasi. Dalam penelitian ini, program POM-QM digunakan dalam proses lotting yaitu menentukan jumlah pemesanan.
Apartemen De Papilio Tamansari ini terdiri dari 2 tower yaitu tower A (Apartement) dan tower B (Condotel) dengan masing – masing tower terdiri dari 33 lantai. Pekerjaan arsitektur terdiri dari pekerjaan pada basement, podium dan tower. Pekerjaan mechanical, electrical dan plumbing terdiri dari tata udara dan ventilasi, plumbing, fire fighting, elektrical, elektronic,dll. Item pekerjaan pada tiap lantai meliputi pekerjaan balok, pekerjaan plat, pekerjaan kolom, pekerjaan core wall & sherewall dan pekerjaan tangga. Item pekerjaan yang akan direncanakan persediaan materialnya adalah item pekerjaan struktur pada lantai 8, karena lantai 8 sampai dengan lantai 33 memiliki desain yang sama. a. Jadwal Proyek Persediaan material yang akan dihitung adalah item pekerjaan pada pekerjaan balok, plat lantai dan kolom. Pekerjaan struktur lantai 8 memiliki durasi 9 hari dimulai pada minggu ke 35 pada tanggal 7 September dan direncanakan akan selesai pada minggu ke 37 pada tanggal 18 September 2013. Jadwal pekerjaan struktur lantai 8 terdapat pada Tabel 1 Tabel 1 Jadwal pekerjaan struktur lantai 8 Durasi Uraian Pekerjaan (hari) Pekerjaan Struktur Lantai 8 6 Bekisting balok 6 Bekisting pelat 6 Pembesian balok 6 Pembesian pelat 3 Pembesian kolom 1 • Zona 1 1 • Zona 2 1 • Zona Lift 3 Bekisting kolom 1 • Zona 1 1 • Zona 2 1 • Zona Lift Pengecoran balok & pelat 3 1 • Zona 1 1 • Zona 2 1 • Zona Lift 3 Pengecoran kolom 1 • Zona 1 1 • Zona 2 • Zona Lift 1
Start
Schedule Finish
7-Sep-13 7-Sep-13 9-Sep-13 10-Sep-13
13-Sep-13 13-Sep-13 14-Sep-13 16-Sep-13
17-Sep-13 17-Sep-13 12-Sep-14 12-Sep-14 14-Sep-13 14-Sep-13 18-Sep-13 18-Sep-13 13-Sep-13 13-Sep-13 16-Sep-13 16-Sep-13
17-Sep-13 17-Sep-13 12-Sep-14 12-Sep-14 14-Sep-13 14-Sep-13 18-Sep-13 18-Sep-13 13-Sep-13 13-Sep-13 16-Sep-13 16-Sep-13
b. Struktur produk Struktur produk lantai 8 tersebut terdiri dari 4 level, antara lain level 0 yang paling atas merupakan produk akhir dari analisa yang dilakukan yaitu struktur lantai 8. Level dibawahnya yaitu level 1 terdiri dari beberapa komponen dari penyusun level 0 yaitu pekerjaan balok, pekerjaan plat, pekerjaan kolom, dan pekerjaan dinding geser. Level dibawahnya yaitu level 2 terdiri dari sub komponen penyusun level 1 , misalnya pada pekerjaan balok membutuhkan jenis material seperti besi beton, bekisting dan beton dengan mutu K-300. Untuk level yang paling bawah yaitu level 3 berisi tipe- tipe material yang dibutuhkan pada jenis material di level 2, misalnya pada pekerjaan balok untuk jenis material besi beton dibutuhkan beberapa tipe yaitu besi beton ulir dengan diameter 10, besi beton ulir dengan diameter 16 dan besi beton polos dengan diameter 13.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
3
Gambar 2 . Pembagian zona pada lantai 8 Gambar 1. Struktur produk pekerjaan struktur lantai 8
Volume material penyusun dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang disesuaikan atau dikonfersikan berdasarkan satuan pada saat pembelian dengan cara mengkalikan dengan koefisien dalam HSPK . Tabel. 2 berikut ini volume material yang digunakan untuk pekerjaan struktur lantai 8 . Tabel. 2 Volume material tiap item Uraian Pekerjaan No 1 Balok Beton K-300 Pekerjaan Bekisting • multipleks 12 mm • Kayu meranti 5/7 • Kayu meranti 6/12 • Kayu Glugu 5/7 Besi Beton • D10 • 13 • D16 2 Pelat Beton K-300 Pekerjaan Bekisting • multipleks 12 mm • Kayu meranti 6/12 • Kayu Glugu 5/7 Besi Beton • D8 • D10 3 Kolom Beton K-350 Pekerjaan Bekisting • multipleks 12 mm • Kayu Glugu 5/7 Besi Beton • D 10 • D 25
Kebutuhan Material Satuan 82.05 638.8 20.22 98.53 51.39 862.78 12817 .97 610.52 138.73 577.51
m³ m² lembar batang batang batang kg lonjor lonjor lonjor
136.11 954.1 80.48 128.05 1041.42 11458.33 478.66 1318.53
m³ m² lembar batang batang kg lonjor lonjor
78.12 408.32 39.34 638.58 22081.28 1044.56 334.19
m³ m² lembar batang kg lonjor lonjor
Desain Apartemen Depapilio Tamansari ini berbentuk menyerupai huruf L oleh karena itu diperlukan pembagian zona untuk mempermudah proses pengerjaan. Lantai 8 sampai lantai 33 memiliki bentuk dan desain yang sama. Setiap lantai dibagi menjadi 3 zona, yaitu zona 1, zona 2, dan zona lift. Gambar 2. Berikut ini merupakan gambar detail pembagian zona pada lantai8.
c. Jadwal induk produksi Setelah merencanakan durasi dari masing-masing item pekerjaan dan material yang dibutuhkan, maka jadwal induk produksi tiap zona dapat disusun dengan memasukkan hasil perhitungan kuantitas volume pekerjaan tiap durasinya ke dalam jadwal pekerjaan. Tabel 3 Jadwal induk produksi. Uraian Kebutuhan Minggu Pekerjaan Material Satuan ke 35 6 Balok Zona 1 Bekisting 221.2 m² Pembesian 4566.7 kg Pengecoran 27.1 m³ Zona 2 Bekisting 197.1 m² 98.5 Pembesian 3705.7 kg Pengecoran 24.1 m³ Zona 3 Bekisting 220.6 m² Pembesian 4545.6 kg Pengecoran 27 m³ Plat Zona 1 Bekisting 350.2 m² Pembesian 3910.8 kg Pengecoran 47.6 m³ Zona 2 Bekisting 244 m² 122 Pembesian 2562.2 kg Pengecoran 33.2 m³ Zona 3 Bekisting 359.9 m² Pembesian 4985.4 kg Pengecoran 48.9 m³ Kolom Zona 1 Bekisting 122.5 m² Pembesian 6624.4 kg Pengecoran 22.3 m³ Zona 2 Bekisting 101.9 m² Pembesian 7728.4 kg Pengecoran 27.3 m³ Zona 3 Bekisting 142.9 m² Pembesian 7728.4 kg Pengecoran 27.3 m³
1
2
Minggu ke 36 3 4
5
6
Minggu ke 37 1 2 3
111 110.6 2283 2283 27.1 98.5 1853 1853 24.1 110 110 2273 2273 27
175 175.1 177.8 177.8 47.6 122 1281 1281 33.2 180 180 2493 2493 48.9
123 6624 22 102 7728 27.3 142.9 7728 27.3
d. Analisa kebutuhan material Analisa kebutuhan material adalah besarnya volume material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan. Sebelum melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang direncanakan, beberapa material seperti multipleks, kayu, besi harus terlebih dahulu datang untuk dirakit. Proses perakitan dilakukan 1 minggu sebelum proses pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal. Perhitungan rekapitulasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
4 f. Penentuan jumlah pemesanan (lotting ) Proses lotting bertujuan untuk menentukan besarnya jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Teknik penentuan jumlah pemesanan (lotting) yang digunakan adalah : 1. Teknik Lot for Lot (L4L) 2. Teknik Economic Order Quantity (EOQ) 3. Teknik Period Order Quantity (POQ) 4. Teknik Part Period Balancing (PPB)
kebutuhan setiap material di jelaskan pada tabel 5. Setelah mengetahui rekapitulasi kebutuhan material akan dilanjutkan dengan proses pengolahan lot sizing menggunakan program POM-QM V.3.0. e. Biaya persediaan Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul karena adanya persediaan. Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul karena adanya persediaan. Biaya persediaan yang dihitung meliputi biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan pada pekerjaan struktur lantai dasar. Ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu harga material tidak terpengaruh oleh jumlah pembelian, sehingga berapapun jumlah pembelian harga material tetap. Asumsi lain adalah lead time tetap setiap kali pemesanan material, dan biaya pesan konstan untuk setiap kali pemesanan.
Penentuan jumlah pemesanan dengan keempat teknik tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan program Production and Operation Management Quantitative Method V. 3.0 (POM - QM V. 3.0.). Data-data yang diperlukan sebagai input, antara lain : 1. Kebutuhan bersih material per-periode (tabel 5) 2. Biaya simpan dan biaya pemesanan material (tabel 4) 3. Lead Time (lead time yang digunakan adalah 1 hari.
Tabel 4. Harga Material Biaya Pembelian No. Jenis Material /Unit a b c 1 Multipleks 12 mm Rp 165,000 2 Kayu meranti 5/7 Rp 48,000 3 Kayu meranti 6/12 Rp 67,000 4 Kayu Glugu 5/7 Rp 38,000 5 Besi beton D8 Rp 57,000 6 Besi beton D10 Rp 81,000 7 Besi beton 13 Rp 101,200 8 Besi beton D16 Rp 162,000 9 Besi beton D25 Rp 365,000 10 Beton K-300 Rp 640,000 11 Beton K-350 Rp 674,000
Biaya pemesanan /pesan d Rp 10,050 Rp 10,050 Rp 10,050 Rp 10,050 Rp 14,430 Rp 14,430 Rp 14,430 Rp 14,430 Rp 14,430 Rp 10,050 Rp 10,050
Biaya Penyimpanan/ unit/hari e Rp 42.95 Rp 12.49 Rp 17.44 Rp 9.89 Rp 12.49 Rp 17.75 Rp 22.18 Rp 35.51 Rp 80.00 -
Tabel 6 menampilkan contoh output hasil analisa dengan POM-QM V.3 menggunakan Teknik Lot For Lot
Biaya persediaan material f=c+d+e Rp 175,093 Rp 58,062 Rp 77,067 Rp 48,060 Rp 71,442 Rp 95,448 Rp 115,652 Rp 176,466 Rp 379,510 Rp 650,050 Rp 684,050
Tabel 5. Rekapitulasi kebutuhan material No
Uraian Pekerjaan
Satuan
Minggu ke34 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pekerjaan Lantai 8 Multipleks 12 mm Balok Pelat Kolom Kebutuhan bersih Dibulatkan Kayu meranti 5/7 Balok Kebutuhan bersih Dibulatkan Kayu meranti 6/12 Balok Pelat Kebutuhan bersih Dibulatkan Kayu Glugu 5/7 Balok Pelat Kolom Kebutuhan bersih Dibulatkan D8 kolom kebutuhan berrsih Dibulatkan D10 Balok Pelat Kolom kebutuhan berrsih Dibulatkan 13 Balok kebutuhan berrsih Dibulatkan D16 Balok Kebutuhan berrsih Dibulatkan D 25 Kolom Kebutuhan berrsih Dibulatkan Beton K-300 Balok Pelat Kebutuhan berrsih Dibulatkan Beton K-350 Kolom Kebutuhan berrsih Dibulatkan
lbr lbr lbr lbr lbr
6
Minggu ke-35 1
2
3
4
Minggu ke 36 5
3.1 10.3
3.1 10.3
3.5 15.2
3.5 15.2
3.5 14.8
13.4 14
13.4 14
18.7 19
18.7 19
18.3 19
3.5 14.8 13.8 32.0 32.0
btng btng btng
6.9 6.9 7.0
6.9 6.9 7.0
7.7 7.7 8.0
7.7 7.7 8.0
7.7 7.7 8.0
7.7 7.7 8.0
btng btng btng btng
7.9 16.4 24.3 25.0
7.9 16.4 24.3 25.0
8.9 24.2 33.0 33.0
8.9 24.2 33.0 33.0
8.9 23.5 32.4 33.0
8.9 23.5 32.4 33.0
btng btng btng btng btng
133.1 133.2 266.2 267.0
6
133.1 149.0 149.0 149.4 149.4 133.2 196.4 196.4 191.1 191.1 223.5 266.2 345.4 345.4 340.5 564.0 267.0 346.0 346.0 341.0 564.0
lnjr lnjr lnjr
53.5 53.5 54.0
53.5 104.1 104.1 53.5 104.1 104.1 54.0 105.0 105.0
lnjr lnjr lnjr lnjr lnjr
84.8
lnjr lnjr lnjr
20.0 20.0 20.0
20.0 20.0 20.0
25.3 25.3 26.0
25.3 25.3 26.0
24.0 24.0 24.0
24.0 24.0 24.0
lnjr lnjr lnjr
56.4 56.4 57.0
56.4 56.4 57.0
68.2 68.2 69.0
68.2 68.2 69.0
65.6 65.6 66.0
65.6 65.6 66.0
lnjr lnjr lnjr m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³
84.8 105.1 105.1 147.4 147.4 286.8 365.6 84.8 232.2 252.5 757.5 85 233 253 758.0
81.7 81.7 82.0
117.0 117.0 117.0
1
2
3
13.8 13.8 14.0
11.8 11.8 12.0
223.5 223.5 224.0
191.6 191.6 192.0
4
Minggu ke 37 5
6
1
2
3
81.7 81.7 82.0
115.4 115.4 286.8 225.0 225.0 365.6 313.4 402.3 706.0 225.0 313.4 403.0 706.0 225.0 314.0
117.0 117.0 117.0
100.3 100.3 101.0 25.3 34.8 60.1 61.0
28.3 51.3 79.7 80.0 27.3 28.0 28.0
28.4 50.0 78.4 79.0 27.3 28.0 28.0
23.4 24 24
Tabel 6. Contoh hasil output program POM-QM V.3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
No
item
Satuan
Volume
Minggu ke-34 5 6
1
5
Minggu ke-35 3 4
2
5
6
Minggu ke 36 2
1
3
4 Total
1 Multipleks 12 mm
lbr lbr lbr lbr
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Periode 6 Periode 7 Periode 8 Periode 9 Periode 10 Periode 11 Periode 12 Demand 0 14 14 19 19 19 19 0 14 0 12 0 Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Order receipt 14 14 19 19 19 19 14 12 Order release 14 14 19 19 19 19 0 14 0 12 0 0
2 Kayu meranti 5/7
btng btng btng btng
Demand Inventory Order receipt Order release
btng btng btng btng
Demand Inventory Order receipt Order release
btng btng btng
Demand Inventory Order receipt Order release
3 Kayu meranti 6/12
4 Kayu Glugu 5/7
5 Besi beton D8
6 Besi beton D10
0 0
7 0 7 7
7 0 7 8
8 0 8 8
8 0 8 8
8 0 8 8
8 0 8 0
0 0
0 0
0
0
25 0 25 25
25 0 25 33
33 0 33 33
33 0 33 33
33 0 33 33
33 0 33 0
0 0
267
267 0 267 267
267 0 267 346
346 0 346 346
346 0 346 341
341 0 341 564
564 0 564 0
54 0 54 105
105 0 105 105
253 0 253 758
758 0 758 403
7 0 0 25 0 0
lnjr lnjr lnjr lnjr
Demand Inventory Order receipt Order release
0 0
0 0
0 0
0
0
54
54 0 54 54
lnjr lnjr lnjr lnjr
Demand Inventory Order receipt Order release
0 0
0 0
0
85
85 0 85 233
233 0 233 253
Tabel 7. Rekapitulasi biaya persediaan Item
Teknik Lot Size
a b M ultipleks Lot for Lot Economic Order Quantity 12 mm Period Order Quantity Part Period Balancing Lot for Lot Kayu meranti 5/7 Economic Order Quantity Period Order Quantity Part Period Balancing Lot for Lot Kayu Economic Order Quantity meranti Period Order Quantity 6/12 Part Period Balancing Kayu Lot for Lot Glugu 5/7 Economic Order Quantity Period Order Quantity Part Period Balancing Besi beton Lot for Lot Economic Order Quantity D8 Period Order Quantity Part Period Balancing Besi beton Lot for Lot Economic Order Quantity D10 Period Order Quantity Part Period Balancing Besi Lot for Lot beton13 Economic Order Quantity Period Order Quantity Part Period Balancing Besi beton Lot for Lot Economic Order Quantity D16 Period Order Quantity Part Period Balancing Besi beton Lot for Lot Economic Order Quantity D25 Period Order Quantity Part Period Balancing Beton Lot for Lot K-300 Beton Lot for Lot K 350
Total Biaya Pembelian c
Total Biaya Total Biaya Total Biaya Pesan Simpan Persediaan d e f = c+d+e
Pembulatan Biaya Persediaan
Rp 21,450,000 Rp 29,700,000 Rp 21,450,000 Rp 21,450,000 Rp 2,208,000 Rp 3,168,000 Rp 2,208,000 Rp 2,208,000 Rp 12,194,000 Rp 14,874,000 Rp 12,194,000 Rp 12,194,000
Rp 80,400 Rp 30,150 Rp 20,100 Rp 20,100 Rp 60,300 Rp 10,050 Rp 10,050 Rp 10,050 Rp 60,300 Rp 20,100 Rp 10,050 Rp 10,050
Rp ‐ Rp 24,307 Rp 16,233 Rp 13,055 Rp ‐ Rp 5,484 Rp 1,487 Rp 1,487 Rp ‐ Rp 13,846 Rp 8,492 Rp 8,492
Rp 21,530,400 Rp 29,754,457 Rp 21,486,333 Rp 21,483,155 Rp 2,268,300 Rp 3,183,534 Rp 2,219,537 Rp 2,219,537 Rp 12,254,300 Rp 14,907,946 Rp 12,212,542 Rp 12,212,542
Rp 21,530,400 Rp 29,754,500 Rp 21,486,350 Rp 21,483,200 Rp 2,268,300 Rp 3,183,550 Rp 2,219,550 Rp 2,219,550 Rp 12,254,300 Rp 14,907,950 Rp 12,212,550 Rp 12,212,550
Rp 96,786,000 Rp 104,880,000 Rp 96,786,000 Rp 96,786,000 Rp 27,474,000 Rp 40,185,000 Rp 27,474,000 Rp 27,474,000 Rp 241,137,000 Rp 259,524,000 Rp 241,137,000 Rp 259,524,000 Rp 14,168,000 Rp 21,049,600 Rp 14,168,000 Rp 14,168,000 Rp 62,208,000 Rp 65,610,000 Rp 62,208,000 Rp 62,208,000 Rp 122,275,000 Rp 122,640,000 Rp 122,275,000 Rp 122,275,000
Rp 80,400 Rp 50,250 Rp 30,150 Rp 30,150 Rp 86,580 Rp 43,290 Rp 14,430 Rp 28,860 Rp 115,440 Rp 86,580 Rp 43,290 Rp 43,290 Rp 86,580 Rp 28,860 Rp 14,430 Rp 14,430 Rp 86,580 Rp 43,290 Rp 14,430 Rp 28,860 Rp 43,290 Rp 43,290 Rp 28,860 Rp 28,860
Rp ‐ Rp 34,626 Rp 31,976 Rp 27,812 Rp ‐ Rp 31,970 Rp 16,453 Rp 11,331 Rp ‐ Rp 69,132 Rp 50,917 Rp 35,418 Rp ‐ Rp 21,515 Rp 8,118 Rp 8,118 Rp ‐ Rp 17,789 Rp 35,365 Rp 16,617 Rp ‐ Rp 11,680 Rp 18,720 Rp 18,720
Rp 96,866,400 Rp 104,964,876 Rp 96,848,126 Rp 96,843,962 Rp 27,560,580 Rp 40,260,260 Rp 27,504,883 Rp 27,514,191 Rp 241,252,440 Rp 259,679,712 Rp 241,231,207 Rp 259,602,708 Rp 14,254,580 Rp 21,099,975 Rp 14,190,548 Rp 14,190,548 Rp 62,294,580 Rp 65,671,079 Rp 62,257,795 Rp 62,253,477 Rp 122,318,290 Rp 122,694,970 Rp 122,322,580 Rp 122,322,580
Rp 96,866,400 Rp 104,964,900 Rp 96,848,150 Rp 96,844,000 Rp 27,560,600 Rp 40,266,300 Rp 27,505,000 Rp 27,516,350 Rp 241,252,450 Rp 259,679,750 Rp 241,231,250 Rp 259,602,750 Rp 14,254,600 Rp 21,100,000 Rp 14,190,550 Rp 14,190,550 Rp 62,294,600 Rp 65,671,100 Rp 62,257,800 Rp 62,253,500 Rp 122,318,300 Rp 122,695,000 Rp 122,322,600 Rp 122,322,600
Rp 140,800,000 Rp 30,150
Rp 140,830,150 Rp 140,830,150
Rp 53,920,000 Rp 30,150
Rp 53,950,150 Rp 53,950,150
130 0 130 130
0 0
0 0
0 0
46 0 46
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
182 0 182 182
0 0
0 0
224
224 0 224 0
192
192 0 192 0
105 0 105 82
82 0 82 82
82 0 82 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
403 0 403 706
706 0 706 225
225 0 225 314
314 0 314 0
0 0
0 2977 0 0 2977 0 2977
0
0 2547 0 0 2547 0 2547 482 0 482 482
g. Biaya Total Persediaan Material Setelah mendapatkan output dari keempat teknik lalu dilakukan rekapitulasi biaya persediaan berdasarkan biaya pembelian, biaya pesan, dan total biaya simpan. Tabel 7 menjelaskan rekapitulasi biaya setiap material dengan 4 teknik lot sizing yang digunakan. Dari rekapitulasi biaya persediaan maka dipilih 1 teknik yang menghasilkan biaya persediaan paling minimun dalam setiap material. Tabel 8 menjelaskan teknik lot sizing yang menghasilkan biaya persedian minimum. Tabel 8. Biaya persediaan minimum No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Material
Teknik Lotsizing
Multipleks 12 mm Part Period Balancing Kayu meranti 5/7 Period Order Quantity Kayu meranti 6/12 Period Order Quantity Kayu Glugu 5/7 Part Period Balancing Besi beton D8 Period Order Quantity Besi beton D10 Period Order Quantity Besi beton 13 Period Order Quantity Besi beton D16 Part Period Balancing Besi beton D25 Lot for lot Beton K300 Lot for lot Beton K350 Lot for lot
Total biaya persediaan
Pembulatan total biaya persediaan
Rp 21,483,155 Rp 2,219,537 Rp 12,212,542 Rp 96,843,962 Rp 27,504,883 Rp 241,231,207 Rp 14,190,548 Rp 62,253,477 Rp 122,318,290 Rp 140,830,150 Rp 53,950,150
Rp 21,483,200 Rp 2,219,550 Rp 12,212,550 Rp 96,844,000 Rp 27,505,000 Rp 241,231,250 Rp 14,190,550 Rp 62,253,500 Rp 122,318,300 Rp 140,830,150 Rp 53,950,150
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
6
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa teknik lotsizing yang menghasilkan jumlah pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan paling minimum adalah teknik lot for lot, period order quantity dan part period balancing. Teknik lot for lot menghasilkan total biaya persediaan minimum untuk material besi beton D25. Teknik period order quantity menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material kayu meranti 5/7, kayu meranti 6/12, besi beton D8, besi beton D10, dan besi beton Ø13. Teknik part period balancing menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material multipleks 12 mm, kayu glugu 5/7, dan besi beton D16.
DAFTAR PUSTAKA [1]
[2] [3] [4]
Astana, I Nyoman Yuda. 2007. “Perencanaan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode MRP (Material Requirement Planning)11”. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil (7) : 184-194. Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna Widya. Sofyan, D.K. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogjakarta : Graha Ilmu. Widia, Wayan. 1996. Permasalahan dan Model Optimasi Pada Sistem Persediaan 2. Jogjakarta: Graha Ilmu.