JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) ANALISA EFFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK DI PT.PJB UP PAITON UNIT 1 Widy Rahmat Tanjung Readiansyah1, Totok Ruki Biyanto2,Gunawan Nugroho3 Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya 3) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Jalan Arief Rahman Hakim Sukolilo – Surabaya 60111 Indoneisa Email :
[email protected] 1
1,2)
Abstrak - Telah dilakukan penelitian pada pembangkit listrik tentang penurunan performansi. Penurunan performansi disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi. Sebelum mendapatkan faktor-faktor yang mempengarui terjadinya performansi, maka perlu dilakukan analisis. Analisis ini dilakukan untuk melihat trend penurunan performansi dari komponen-komponen yang ada pada pembangkit listrik. Yang berpengaruh besar dalam penelitian ini adalah boiler, turbin, dan HE. Hasil dari rata-rata penurunan performansi boiler yaitu terletak pada nilaioverall heat transfer coefficient economizer, superheater, dan reheat. Jika di tinjau dari nilaioverall heat transfer coefficient maka penurunan performansi economizer sebesar -2.663 sebesar performansi pada Reheat B sebesar Nilai penurunan performansi pada Superheat A sebesar pada Superheat B sebesar penurunan performansi pada
HPH
1
sebesar
komponen pembangkit listrik mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Untuk menghasilkan energi listrik yang optimal dari suatu pembangkit listrik, maka dibutuhkan monitoring performansi komponen-komponen pembangkit listrik [1]. Dari hasil monitoring tersebut dapat dijadikan dasar untuk dilakukan pemeliharaan terhadap komponen-komponen tersebut agar dapat dihasilkan energi listrik yang seoptimal mungkin. Komponen-komponen utama dalam plant pembangkit listrik diantaranya adalah condenser, heater, boiler, dan turbin. II.
METODOLOGI PENELITIAN
-0.98
sebesar -0.6802 (W/ performansi pada HPH 3 sebesar Nilai penurunan performansi pada LPH 1 sebesar -0.0968 sebesar performansi pada LPH 3 sebesar Nilai penurunan performansi pada condenser sebesar -0.255 sebesar-0.00084% perjam
Kata Kunci :Turbin, Boiler,HE. I. PENDAHULUAN Di era modern saat ini, kebutuhan akan energi listrik semakin lama semakin meningka.. Oleh karena itu, keberadaan industri pembangkit listrik semakin banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Ada beberapa macam pembangkit listrik, yaitu PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin), PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Sebagian besar perbedaan dari berbagai macam pembangkit listrik tersebut terletak pada sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan uap panas, yang mana uap panas tersebut digunakan untuk memutar turbin sehingga dihasilkan listrik. Jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tergantung pada proses siklus pembangkitan dan performansi komponen-komponennya. Proses siklus pembangkitan tidak akan berubah terhadap waktu, kecuali adanya perombakan proses didalam siklus pembangkitan. Sedangkan performance komponen-
Gambar 1 Flowchart penelitian Alur penelitian tugas akhir ini dijelaskan pada diagram alir Gambar 1, yaitu (1) studi literatur, (2) pengambilan data, (3) data processing, (4)Cek hasil perhitungan, (5) analisa data, (6) pembuatan dan penyusunan laporan. Studi literatur merupakan proses awal penelitian dengan melakukan pemahaman mengenai tugas akhir malalui manual book dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang digunakan adalah data yang diambil dari kapal PT.PJB UP PAITON yang didapatkan dari referensi kedua yaitu data desain plant. Data yang di dapat adalah Temperatur, Pressure, Luasan. Pada power plant PT PJB UP PAITON ini menggunakan tiga turbin, yaitu HP(High Pressure) turbin, IP(Intermediate Pressure), dan LP(Low Pressure) turbin. Input daritiga turbin tersebut berbeda beda. input dari HP turbine pressure tinggi,di IP turbin input Pressure sedang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Component condenser economizer HPH 1 HPH 2 HPH 3 LPH 1 LPH 2 LPH3 Reheat A Reheat B Superheater A Superheater B
U design 2500 350000 85000 30000 60000 4000 6000 7000 9000 8000 150000 110000
A design 25200 9353 165 205 245 786 658 550 689 689 689 689
Analisis yang dilakukan dalam peneltian ini adalah analisa data performansi overall heat transfer coefficient komponen terukur yang dibandingkan dengan performansi overall heat transfer coefficient desain terhadap waktu. Trend penurunan performansi overall heat transfer coefficient tiap komponen terhadap waktu. Trend yang dilihat yaitu overall heat transfer coefficient. Setelah di ketahui trend penurunan terhadap waktu maka dapat di ketahui alasannya. Setelah keluar grafik penurunan maka dapat di analisis dan diketahui apa penyebab dari penurunan tersebut. Jika di boiler, low pressure heater, high pressure heater, dan condenser trend yang di lihat adalah dari nilai overall heat transfer coefficient design terhadap overall heat transfer coefficient aktual. Untuk turbine hanya di lihat nilai efficiency yang didapat di karenakan tidak mengutamakan luasan. Trend didapat dari hasil komponen tersebut dibandingkan dengan data desain awal per satuan waktu. Tidak hanya menganalisa saja, untuk merekomendasi perusahaan dan juga dapat mengetahui harus berapa lama sekali dilakukan pembersihan.jika penurunannya sangat drastis maka harus dilakukan pembersihan lebih sering. Karena jka di biarkan akan berpengaruh pada produksi yang di hasilkan. Jika performansi dari komponen.
HASIL DAN DISKUSI
3.1 Turbin Pada pembangkit listrik PT PJB UP PAITON ini menggunakan tiga turbin, yaitu HP(High Pressure) turbin, IP(Intermediate Pressure), dan LP(Low Pressure) turbin. Masukan dari tiga turbin tersebut berbeda-beda. Masukan tekanan pada HP turbin tinggi, di IP turbin tekanan masukan sedang dan pada LP turbin tekanan masukan rendah. Nilai efisiensi didapatkan dari jumlah keluaran daya dibagi dengan Qin turbin. Daya didapatkan dari data yang sudah ada pada PT.PJB UP PAITON. Nilai Qin turbin didapatkan dari perhitungan entalpi dikalikan dengan laju aliran massa. Entalpi didapatkan dari tabel termodinamika pada tekanan dengan suhu. Perbandingan antara Efisiensi aktual dan efisiensi tertentu pada turbin ditunjukkan pada gambar di bawah ini. 120 100 80 60 40 20 0
y = -0.0004x + 67.735
Eff Design Eff Actual
1 97 193 289 385 481 577 673 769 865 961 1057 1153 1249 1345
Tabel 4.1 Tabel perbandingan kalor pada turbin.
III.
Efisiensi (%)
dan pada LP turbin input pressure rendah. Nilai efficiency didapatkan dari output dibagi input. Output dari turbin ini didapat dari keluaran dari daya HP turbin dijumlahkan dengan keluaran daya dari IP turbin dijumlahkan keluaran daya dari LP turbin dijumlahkankeluaran steam dari LP turbin menuju ke condenser. Input di dapatkan dari masukan HP turbin dijumlahkan selisih antara output dan input reheater. Nilai efficiency naik setelah minggu terakhir pada akhir bulan ke minggu pertama pada awal bulan. Dalam rentang waktu per satu minggu di dalam satu bulan, nilai efficiency turun. Ambil contoh satu bulan pada bulan pertama, minggu pertama nilai efficiency didapatkan 77%,minggu kedua 76,8%, minggu ketiga 75%, minggu keempat 74.3%. ini. Dimana data desain komponen diambil dari database PT PJB UP PAITON. Berikut adalah grafik perbandingan kalor dari data desain dan data aktual. Perbandingan antara Efficiency actual dan efficiency desin pada turbin di tunjukkan pada tabel di bawah ini.
Waktu (Per 30 menit)
Gambar 3.1.Penurunan harga efisiensi seiring waktu pada turbin. Pada Gambar 3.1, dimana trend line efisiensi menurun dengan laju penurunan -0.0008% per jam. Nilai penurunan efisiensi didapatkan dari pembagian antara efisiensi desain turbin dengan nilai konstanta dikalikan dengan dua, agar menjadi per 1 jam. Nilai konstanta di dapatkan dari persamaan y = -0.0004x + 67.735. Nilai y mengimplementasikan penurunan effisiensi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Penurunan efisiensi terjadi dikarenakan turbin dioperasikan dengan laju aliran massa aktual lebih rendah 19% dari kondisi laju aliran massa desain, Semakin besar laju penurunan efisiensi maka performansi peralatan semakin cepat menurun. 3.2 Boiler Performansi boiler pada pembangkit listrik PT PJB UP PAITON ditinjau dari penurunan overall heat transfer coefficient dari aktual (U Aktual) dengan overall heat transfer dari desain (U Desain). Di dalam boiler terdapat 3 komponen yang mempengaruhi performansi, yaitu economizer, superheater, dan reheat. Uap keluaran yang mempengarui penurunan performansi pada boiler ada tiga, yaitu uap keluaran economizer, superheater, dan reheat.
3.2.1 Economizer
U Design U Actual
10000 8000
U_aktual
6000
U_desain
4000 2000
y = -0.0295x + 3607.8 1 112 223 334 445 556 667 778 889 1000 1111 1222 1333
0
Waktu (per 30 menit) Gambar 3.3. Penurunan harga U terhadap waktu pada reheat A Pada Gambar 3.3, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan -0.059 (W/m2. dengan Persamaan. y = -0.0295x + 3607.8. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun.
y = -1.3315x + 258228
Gambar 3.2 Penurunan harga U terhadap waktu pada economizer Pada Gambar 3.2, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan .y = -1.3315x + 258228. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun. 3.2.2 Reheat Di PT.PJB UP Paiton terpasang 4 tube reheat secara kesuluruhan plant. Masing-masing unit plant terpasang 2 tube reheat. Reheat ini berfungsi untuk menaikan suhu keluaran HP turbin yang akan dilanjutkan lagi ke IP turbin. Untuk mencari performansi dikedua reheat itu sama. Performansi pada reheat menurun terhadap bertambahnya waktu. Untuk melihat trend U sebaiknya data dalam rentang waktu yang panjang diperlukan, sehingga trend penurunan nilai U lebih mudah diamati. Dengan bantuan trend line, penurunan harga U yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, bisa dimodelkan menggunakan persamaan pada trend line. Agar lebih jelas penurunan terhadap bertambahnya waktu maka harga UAktual dibandingkan dengan harga Udesain. Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain)pada reheat A ditunjukan oleh Gambar berikut.
10000 8000 6000 4000 2000 0
y = -0.0215x + 3353.8
U_Aktual U_Desain
1 132 263 394 525 656 787 918 1049 1180 1311
Waktu (per 30 menit)
Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada reheat B ditunjukan oleh gambar berikut. U pada Reheat B (W/m2 .C)
400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
1 112 223 334 445 556 667 778 889 1000 1111 1222 1333
U economizer (W/m2 .C)
Performansi pada economiser menurun terhadap bertambahnya waktu. Untuk melihat trend U sebaiknya data dalam rentang waktu yang panjang diperlukan, sehingga trend penurunan nilai U lebih mudah diamati. Dengan bantuan trend line, penurunan harga U yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, bisa dimodelkan menggunakan persamaan pada trend line. Agar lebih jelas penurunan terhadap bertambahnya waktu maka harga U Aktual dibandingkan dengan harga U desain. Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada economizer ditunjukan oleh gambar berikut.
U reheat A (W/m2 .C)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Waktu (per 30 menit)
Gambar 3.4 Penurunan harga U terhadap waktu pada reheat B Pada Gambar 4.11, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan y = -0.0215x + 3353.8. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun. 3.2.2
Superheater Di PT.PJB UP Paiton terpasang 4 tube superheat secara kesuluruhan plant. Masing-masing unit plant terpasang 2 tube superheat. Superheater ini berfungsi untuk menaikan suhu dari keluaran steam drum yang akan menuju ke HP turbin. Untuk mencari performansi masingmasing superheat itu sama. Performansi pada superheat menurun terhadap bertambahnya waktu. Untuk melihat trend U sebaiknya data dalam rentang waktu yang panjang diperlukan, sehingga trend penurunan nilai U lebih mudah diamati. Dengan bantuan trend line, penurunan harga U yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, bisa dimodelkan menggunakan persamaan pada
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
100000
U_Aktual U_Desain y = -5.058x + 64744
50000 0 Waktu (per 30 menit)
Gambar 3.5. Penurunan harga U terhadap waktu untuk superheat A Pada Gambar 4.15, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan y = -5.058x + 64744. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun.
120000 100000 80000 60000 40000 20000 0
U_aktual U_desain y = -0.1275x + 638.4
Waktu (per 30 menit) Gambar 3.7 Penurunan harga U terhadap waktu untuk condenser
y = -6.2134x + 28193 U_aktual U_desain 1 121 241 361 481 601 721 841 961 1081 1201 1321
U pada Superheat B (W/m2 .oC)
Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada superheat B ditunjukan oleh gambar berikut
3000 2500 2000 1500 1000 500 0
1 112 223 334 445 556 667 778 889 1000 1111 1222 1333
150000
3.3 Condenser Condenser adalah tube penukar panas yang berfungsi untuk menurunkan suhu yang tinggi menjadi suhu rendah. Cara condenser menukarkan panas tersebut dengan bantuan air laut. Tube di dalam condenser sangat panjang, dikarenakan untuk menurunkan suhu dari LP turbin lama. Tetapi bentuk tube yang ada di dalam condenser tidak lurus memanjang melainkan berkelok. Performansi pada condenser menurun terhadap bertambahnya waktu. Untuk melihat trend U sebaiknya data dalam rentang waktu yang panjang diperlukan, sehingga trend penurunan nilai U lebih mudah diamati. Dengan bantuan trend line, penurunan harga U yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, bisa dimodelkan menggunakan persamaan pada trend line. Agar lebih jelas penurunan terhadap bertambahnya waktu maka harga UAktual dibandingkan dengan harga UDesain. Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada condenser ditunjukan oleh gambar berikut. U Pada Condenser (W/m2 .C)
200000
1 121 241 361 481 601 721 841 961 1081 1201 1321
U Superheat A (W/m2 .C)
trend line. Agar lebih jelas penurunan terhadap bertambahnya waktu maka harga UAktual dibandingkan dengan harga UDesain. Perbandingan overall heat transfer coefficient dari Aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada superheat A ditunjukan oleh gambar berikut.
Waktu (per 30 menit) Gambar 3.6. Penurunan harga U terhadap waktu untuk superheat B Pada Gambar 4.19, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan y = -6.2134x + 28193. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun
Pada Gambar 4.23, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan -0.255 (W/m2. dengan persamaan.y = -0.1275x + 638.4. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun. 3.4 Low Pressure Heater Di PT.PJB UP Paiton memiliki 6 low pressure heater secara kesuluruhan plant. Masing-masing unit plant terpasang 3 low pressure heater. Low pressure heater ini berfungsi untuk menaikkan suhu keluaran dari condenser. Untuk mencari performansi di kedua reheat itu sama. Performansi pada reheat menurun terhadap bertambahnya waktu. Untuk melihat trend U sebaiknya data dalam rentang waktu yang panjang diperlukan, sehingga trend penurunan nilai U lebih mudah diamati. Dengan bantuan trend line, penurunan harga U yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, bisa dimodelkan mengunakan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
2000 U_aktual
0
U_desain Waktu (Per 30 Menit)
Gambar 3.8. Penurunan harga U terhadap waktu untuk LPH 1 Gambar 3.8 Penurunan harga U terhadap waktu untuk Pada Gambar 4.20, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan. y = -0.0484x + 1975.6. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun,
8000 6000 4000 2000
y = -0.0005x + 488.85 U_aktual U_desain
0 1 112 223 334 445 556 667 778 889 1000 1111 1222 1333
U pada LPH 2 (W/m2 .C)
Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada LPH 2 ditunjukan oleh gambar berikut.
Waktu(per 30 Menit)
Gambar 3.9 Penurunan harga U terhadap waktu untuk LPH 2 Pada Gambar 3.9, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan persamaan y = -0.0005x + 488.85. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun.
U_desain
4000 2000 0
1 104 207 310 413 516 619 722 825 928 1031 1134 1237 1340
1000
U_aktual
y = -0.0351x + 2779.4
1 104 207 310 413 516 619 722 825 928 1031 1134 1237 1340
y = -0.0484x + 1975.6
3000
6000
Waktu (per 30 menit)
Gambar 3.10. Penurunan harga U terhadap waktu untuk LPH 3 Pada Gambar 4.35, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan y = -0.0351x + 2779.4. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun. 3.5
High Pressure Heater Di PT.PJB UP Paiton memiliki 6 high pressure heater secara kesuluruhan plant. Masing-masing unit plant terpasang 3 high pressure heater. High pressure heater ini berfungsi untuk menaikkah suhu keluaran dari deaerator. Untuk mencari performansi di kedua reheat itu sama. Performansi pada reheat menurun terhadap bertambahnya waktu. Untuk melihat trend U sebaiknya data dalam rentang waktu yang panjang diperlukan, sehingga trend penurunan nilai U lebih mudah diamati. Dengan bantuan trend line, penurunan harga U yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, bisa dimodelkan menggunakan persamaan pada trend line. Agar lebih jelas penurunan terhadap bertambahnya waktu maka harga UAktual dibandingkan dengan harga Udesain. Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada HPH 1 ditunjukan oleh gambar berikut. 100000 80000 60000 40000 20000 0
U_aktual U_desain y = -0.49x + 33987 1 121 241 361 481 601 721 841 961 1081 1201 1321
4000
8000
U pada HPH 1 (W/m2 .C)
U Pada LPH 1 (W/m2 .C)
5000
Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada LPH 3 ditunjukan oleh Gambar berikut.
U pada LPH 3 (W/m2 .C)
persamaan pada trend line. Agar lebih jelas penurunan terhadap bertambahnya waktu maka. Harga UAktual dibandingkan dengan harga Udesain. Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada LPH 1 ditunjukan oleh gambar berikut.
Waktu (per 30 menit)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Gambar 3.11 Penurunan harga U terhadap waktu untuk HPH 1 Pada Gambar 4.39, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan persamaan y = -0.49x + 33987. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun.
40000 30000 20000
y = -0.3401x + 12940 U_aktual U_desain
10000 0 1 132 263 394 525 656 787 918 1049 1180 1311
U Pada HPH 2 (W/m2 .C)
Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada HPH 2 ditunjukan oleh gambar berikut.
Pada Gambar 4.47, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan y = -0.3125x + 13936. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun. Penurunan performansi pada keseluruhan sistem pembangkit listrik tenaga uap PJB Paiton, secara berurutan dari besar ke kecil dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perbedaan penurunan ini disebabkan banyak faktor. Pada tabel didapatkan persamaan penurunan U. Dengan didapatkannya persamaan tersebut, maka bisa untuk mencari nilai persentase penurunan U. Nilai persentase penurunan U didapatkan dengan cara membagi UDesain setiap peralatan dengan nilai konstanta setiap persamaan untuk setiap peralatan. Karena keterbatasan data, maka hal ini belum bisa ditentukan saat ini. Semakin besar penurunan performansi akan menimbulkan konsekuensi lebih sering dibersihkan. Tabel 3.1. Harga penurunan U untuk setiap peralatan dibandingkan dengan Udesain
Waktu(per 30 menit) Gambar 3.12. Penurunan harga Uterhadap waktu untuk HPH 2 Pada Gambar 4.43, dimana trend line U menurun dengan laju penurunan dengan persamaan y = -0.3401x + 12940. Nilai y mengimplementasikan penurunan performansi, sedangkan nilai x mengimplementasikan waktu. Semakin besar laju penurunan U maka performansi peralatan semakin cepat menurun.
80000 60000 40000
y = -0.3125x + 13936
U_aktual U_desain
Economizer Turbin LPH 3 HPH 3 HPH 1 HPH 2 LPH 1 Superheat A Condenser Superheat B
Persamaan U y = -0.0005x + 488.85 y = -0.0215x +3353.8 y = -0.0295x + 3353.8 y = -1.3315x + 258228 y = -0.0004x + 67.735 y = -0.0351x + 2779.4 y = -0.3125x + 13936 y = -0.49x + 33987 y = -0.3401x + 12940 y = -0.0484x + 1975.6
-0.00076% -0.00084% -0.00100% -0.00104% -0.00115% -0.00227% -0.00242%
y = -5.058x + 64744 y = -0.1275x + 638.4
-0.00674% -0.01020%
y = -6.2134x + 28193
-0.01130%
20000 0 1 112 223 334 445 556 667 778 889 1000 1111 1222 1333
U Pada HPH 3 (W/m2 .C)
Perbandingan overall heat transfer coefficient dari aktual (UAktual) dengan overall heat transfer coefficient dari desain (UDesain) pada HPH 3 ditunjukan oleh gambar berikut.
Komponen LPH 2 Reheat B Reheat A
Penurunan U terhadap U desain (%) -0.00002% -0.00054% -0.00066%
Waktu (per 30 menit)
Gambar 3.13. Penurunan harga U terhadap waktu untuk HPH 3
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa persentase penurunan performansi yang paling kecil terjadi di superheater A dengan nilai -0.01130% dan penurunan performansi yang paling besar terjadi di low pressure heater 2 dengan nilai -0.00002%. Dari sini dapat dilihat bahwa untuk komponen reheat B perlu sering adanya pembersihan. Penurunan performansi dapat dilihat dari
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) perbandingan nilai overall heat transfer coefficient desain dibandingkan dengan nilai overall heat transfer coefficient aktual. Nilai aktual yang didapat tergantung manajemen untuk mengetahui dan mengatur nilai laju aliran massanya. Setelah mengetahui, dapat dikataan bahwa komponen tersebut perlu dilakukan pembersihkan atau tidak.
DAFTAR REFERENSI 1
2
3
4
5 6 7
8
9
Riola, J.M. 2006, Habitability and Personal Space in Seakeeping Behaviour, Journal of Maritime Reasearch Perez, T. 2005, A Review of Geomatrical Aspects of Ship Motion in Manoevering and Seakeeping, and the Use of Consistent Notation, Norwegian University of Science and Technology. Norway Garaphonitis, G. 2011, Seakeeping Analysis of a Medium Speed Twin Hull Containership, School of Naval Architeture and Marine Engeering, Greece Rigatoz, G. 2006. Adaptive Fuzzy Control for the Ship Steering Problem, Elsevier Mechatronics 16 (2006) 479-489 Fossen, T.I. 1994. Guidance and Control of Ocean Vehicle. USA: John Willey & Sons, Inc Isherwood, M.A, 1972. Wind Resistance of Merchant Ship, Naval Architecture Vol 115 Lewis, E.V. 1989. Priciple of Naval Architecure Volume II – Resistance, propultion and Vibration. United States Lewis, E.V. 1989. Priciple of Naval Architecure Volume III - Motion in Waves and Controllability”. United States Zadeh, L.A. 1950. Fuzzy Sets. Elsevier Volume 8 Issue 3