Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN Volime 1(1), 46-54, September 2014
ISSN: 2356-2595
PENGARUH INSTRUKTUR TERHADAP PENINGKATAN NILAI UJI KOMPETENSI PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Efron Manik Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen. ABSTRACT Matter of Education and Training of Professional Teacher (ETPT) is very much to be learned for 9 days. According to various studies that teachers' performance before and after the certification of teachers is almost no difference. The results of these studies led many to ask why ETPT who spend a lot of money is no result. The purpose of this study was to determine whether the discipline, passion and a way of teaching instructors can increase the value of the competence test participant ETPT. This study reveals that the discipline, passion and way of teaching instructor is necessary, but this is not a sufficient condition to be able to increase the value of ETPT participants Competency Test. Kata Kunci : PLPG, Semangat, Disiplin, Cara Mengajar, Uji Kompetensi PENDAHULUAN Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Bruner (Willis, 1989) mengemukakan
(PLPG) merupakan jalur yang paling banyak
bahwa: Terdapat empat tema pendidikan.
dilalui oleh guru-guru yang akan mendapatkan
Tema pertama tentang struktur pengetahuan.
Sertifikat Pendidik. Walaupun ada jalur lain,
Dengan struktur ini peserta pelatihan ditolong
yaitu:
untuk melihat bagaimana fakta-fakta yang
jalur
Pemberian
Portofolio Sertifikat
(PF)
dan
Pendidik
jalur secara
kelihatannya
tidak
berhubungan
dapat
Langsung (PSPL), jalur PLPG lebih banyak
dihubungkan satu dengan yang lain. Tema
memberi peningkatan kompetensi bagi guru.
kedua tentang kesiapan untuk belajar kesiapan
Menurut Fontana (Suherman, 2003), belajar
terdiri
adalah proses perubahan tingkah laku individu
ketrampilan yang lebih sederhana yang dapat
yang
mengijinkan
relatif
pengalaman,
tetap
sebagai
sedangkan
hasil
dari
atas
penguasaan seseorang
ketrampilan-
untuk
mencapai
pembelajaran
ketrampilan-ketrampilan yang lebih tinggi.
merupakan upaya penataan lingkungan yang
Tema yang ketiga adalah intuisi dalam proses
memberi nuansa agar program belajar tumbuh
pendidikan tujuan intuisi untuk mengetahui
dan berkembang secara optimal. Dengan
apakah
demikian proses belajar bersifat internal dan
merupakan kesimpulan-kesimpulan yang sahih
unik dalam diri individu peserta pelatihan,
atau tidak. Tema keempat adalah motivasi
sedangakan
bersifat
untuk belajar dan cara-cara yang merangsang
eksternal yang disengaja direncanakan dan
motivasi adalah pengalaman dimana peserta
proses
pembelajaran
bersifat rekayasa perilaku. Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
formulasi-formulasi
yang
dibuat
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
pelatihan berpartisipasi secara aktif dalam
optimal. Strategi pembelajaran yang dilakukan
menghadapi alamnya.
oleh
instruktur
sebelum
melaksanakan
Pendekatan Bruner terhadap belajar
pembelajaran di kelas, biasanya dibuat secara
didasarkan pada dua asumsi yaitu perolehan
tertulis, mulai dari Telaah Kurikulum, Satuan
pengetahuan merupakan suatu proses yang
Acara Perkuliahan, sampai dengan Rencana
interaktif
dan
pengetahuannya
orang
mengkonstruksi
Pembelajaran.
dengan
menghubungkan
(Suyitno, 2004) strategi pembelajaran adalah
Menurut
Amin
Suyitno
informasi yang masuk dengan informasi yang
perencanaan
disimpan sebelumnya. Bruner yakin bahwa
mengenai
orang
dengan
kompetensi yang diharapkan tercapai. Strategi
lingkungan secara aktif; perubahan tidak hanya
pembelajaran merupakan cara-cara yang akan
terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri
dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk
orang itu sendiri. Dengan demikian belajar
menyampaikan materi pembelajaran sehingga
merupakan suatu proses yang ditandai dengan
akan memudahkan peserta didik menerima dan
adanya perubahan perilaku. Perubahan ini
memahami materi pembelajaran, yang pada
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
akhirnya
seperti
dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
yang
belajar
beriteraksi
berubahnya
kecakapan, Peristiwa
penalaran,
kebiasaan, belajar
dan
disertai
sikap,
sebagainya.
tindakan
kegiatan
tujuan
Agar
yang
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
dapat
cermat agar
dapat
diserap
proses
dengan baik oleh peserta pelatihan, selain
pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik
diperlukan strategi pembelajaran, instruktur
daripada belajar yang hanya semata-mata dari
juga perlu memilih model pembelajaran yang
pengalaman
di
dipandang tepat dan sesuai dengan kondisi
proses
peserta pelatihan. Istilah model pembelajaran
pembelajaran, di dalamnya terdapat peran
dibedakan dari istilah metode pembelajaran.
instruktur, bahan belajar, dan lingkungan
Model pembelajaran dimaksudkan sebagai
kondusif yang sengaja diciptakan, sehingga
pola
diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang
instruktur di dalam kelas yang menyangkut
optimal.
strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
dalam
masyarakat.
kehidupan
Belajar
Strategi
dengan
dan
dalam
sosial
dengan
kaitannya
dengan
interaksi
pelatihan
dengan
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
pembelajaran adalah siasat atau kiat yang
mengajar
sengaja
di
kelas.
Sedangkan
metode
oleh
instruktur,
pembelajaran adalah cara menyajikan materi
segala
persiapan
yang masih bersifat umum. Jadi istilah model
pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran mempunyai makna yang lebih
berjalan dengan lancar dan tujuannya yang
luas dari pada metode pembelajaran. Model
berupa hasil belajar dapat tercapai secara
pembelajaran
berkenaan
47
direncanakan
peserta
dengan
menurut
Saripuddin
dalam
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
Nurhayati Abba (Abba, 2000) adalah kerangka
instruktur, dan model pembelajaran yang
konseptual yang menggambarkan prosedur
inovatif
yang sistematis dalam mengorganiasasikan
yang berpusat pada peserta pelatihan . Namun
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
masih tetap perlu diingat bahwa setiap model
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
pembelajaran baik yang dianggap kurang
bagi perancang dan para pengajar dalam
inovatif maupun yang
merencanakan dan melaksanakan aktivitas
kelebihan dan kelemahan masing masing.
belajar mengajar.
dengan pendekatan
pembelajaran
inovatif
memiliki
Semangat instruktur saat mengajar
Perubahan paradigma mendasar dalam
yang
sangat
merupakan salah satu faktor yang menentukan
pembelajaran saat ini
keberhasilan proses pembelajaran. Nuraida
berkaitan dengan pemilihan
pendekatan
(2012) mengatakan semangat dan antusiasme
pembelajaran yaitu perubahan pilihan kegiatan
bisa menular. Jika instruktur tidak semangat
pembelajaran yang berpusat pada guru TCA
maka hal itu akan menular kepada peserta
(teacher centerd approach); yang sudah
pelatihan. Sebaliknya jika instruktur semangat
dianggap usang, dianggap tradisional, peserta
maka peserta juga akan semangat juga. Bahkan
pelatihan sebagai penerima informasi secara
Peale (1997) mengatakan tidak akan pernah
pasif, kurang aktif, materi yang diajarkan
ada yang besar bisa dicapai tanpa semangat.
kurang relevan, model pembelajaran yang
Ada suatu kualitas dinamis luar biasa tentang
kurang inovatif bergeser menjadi pilihan
semangat.
paradigma
arah
hambatan di depannya, membuat kepribadian
pembelajaran yang berpusat pada peserta siswa
hidup, dan menghasilkan kekuatan-kekuatan
SCA (student centered approach);
yang aktif.
baru
memberikan
dan
bergerak
ke
yang
Semangat
melenyapkan
semua
kesempatan kepada peserta
Disiplin memastikan seseorang dapat
pelatihan untuk aktif, ketrampilan belajar dan
mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
berinovasi berfokus pada kreativitas, berfikir
Pavlina (2012) mengatakan disiplin adalah
kritis, komunikatif dan kolaborasi
kemampuan
(Fuad
Abdul Hamied, 2008).
untuk
mengambil
tindakan
terlepas dari keadaan emosi anda. Dengan
Trianto (2007:2) menyatakan bahwa
disiplin kita dapat mencapai cita-cita dan niat
perubahan paradigma pembelajaran tersebut
kita. Jika peserta pelatihan melihat instruktur
adalah orientasi pembelajaran
yang semula
disiplin maka peserta akan berusaha untuk
berpusat pada guru (teacher centered) beralih
disiplin melakukan apa yang diinginkan
berpusat
instruktur.
pada
siswa
Dengan demikian,
(student
centered). ada
Dari landasan teori yang diuraikan di
model pembelajaran yang kurang inovatif
atas maka dapat ditarik hipotesis dalam
dengan
penelitian ini, yaitu: (1) Ada pengaruh antara
pendekatan
dapat disimpulkan
yang
berpusat
pada
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
48
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
disiplin, semangat, dan cara mengajar
ajar, lembar kerja siswa (LKS) dan lain-lain
instruktur terhadap nilai Uji Kompetensi
akan diakukan selama 22 jam pelajaran.
peserta PLPG. (2) Ada perbedaan pencapaian
Akhirnya kegiatan pelatihan akan diakhiri
nilai Uji Kompetensi peserta PLPG yang diajar
dengan
oleh instruktur yang disiplin dengan yang
(peerteaching) selama 20 jam pelajaran.
pelaksanan
pembelajaran
tidak. (3) Ada perbedaan pencapaian nilai Uji
Materi PLPG terlalu sangat banyak
Kompetensi peserta PLPG yang diajar oleh
untuk dipelajari selama 9 hari. Sehingga
instruktur yang bersemangat dengan yang
menurut berbagai penelitian yang dilakukan
tidak.
untuk mengukur kinerja guru sebelum dan
oleh
PLPG diselenggarakan selama 9 hari
sesudah sertifikasi guru hampir tidak ada
Lembaga
perbedaan. Hasil tersebut membuat banyak
Pendidikan
dan
Tenaga
Kependidikan (LPTK). Setiap hari peserta
orang
diajar oleh instruktur selama 10 jam pelajaran.
menghabiskan banyak dana menjadi terbuang
Proses pembelajaran dimulai pukul 7.30
siasia. Hal ini membuat pelaksanaan sertifikasi
sampai dengan pukul 17.45. Setelah itu
guru mengalami banyak perubahan dari tahun
mereka akan mengerjakan tugas-tugas yang
ke tahun.
diberikan oleh instruktur. Untuk tahun 2012 mereka
belajar
materi
Kebijakan
bertanya
mengapa
kegiatan
yang
Penyelenggaraan sertifikasi guru tahun 2012 mengalami banyak perubahan. Peserta
Pengembangan Profesi Guru (KPPG) selama 3
PLPG
jam pelajaran, dan pendalaman materi mata
Kompetensi Awal terlebih dahulu. Peserta
pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian
yang skornya di bawah 30 tidak dapat
besar guru selama 25 jam pelajaran. Selama 10
mengikuti PLPG, sehingga pesertanya lebih
jam pelajaran berikutnya mereka belajar
siap
tentang model-model pembelajaran inovatif,
sebelumnya. LPTK juga akan dinilai oleh KSG
asesmen, dan pemanfaatan media disesuaikan
apakah
dengan karakteristik isi mata pelajaran dan
penyelenggara sertifikasi guru atau tidak untuk
peserta didik yang mengacu pada Rencana
tahun berikutnya. Penilaiannya dilihat dari
Pelaksanaan
untuk
ketaatan menjalankan aturan/prosedur dan
meningkatkan pengetahuan, teknologi, dan
kemampuan LPTK meningkatkan skor Uji
seni termasuk keimanan, ketaqwaan, dan
Kompetensi Guru.
Pembelajaran
(RPP)
akhlak mulia. Guru juga akan dilengkapi dengan
untuk
mengikuti
dibanding
masih
Untuk
seleksi
peserta
layak
menjaga
Ujian
tahun-tahun
menjadi
peningkatan
induk
mutu
Penelitaian
penyelenggaraan, Panitia Sertifikasi Guru
Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya
Rayon 133, Universitas HKBP Nommensen,
ilmiah selama 6 jam pelajaran. Selanjutnya
membuat prosedur pelaksanaan PLPG yang
workshop untuk membuat silabus, RPP, bahan
lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
49
kemampuan
harus
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
Pemilihan instruktur PLPG untuk tahap
secara bersama-sama. Hasil penelitian ini akan
berikutnya ditentukan oleh rata-rata kenaikan
memberikan manfaat untuk perbaikan angket
skor Uji Kompetensi dari peserta kelas yang
untuk instruktur PLPG untuk tahun-tahun
diasuhnya, dan oleh hasil rank angket yang
selanjutnya. Hasil ini juga dapat digunakan
disebarkan kepada peserta. Peserta diminta
sebagai bahan masukan untuk instruktur-
untuk membuat rank dari instruktur untuk
instruktur yang mengajar di kampus.
instrumen angket yang terdiri dari 4 butir, yaitu: (1) Instruktur yang paling semangat
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Universitas
pada saat mengajar di kelas, (2) Instruktur yang
mampu
membuat
materi
yang
diajarkannya mudah dimengerti , (3) Instruktur yang mengajar paling PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif,
dan
Menyenangkan), dan (4) Instruktur yang paling disiplin mematuhi kegiatan dan waktu
HKBP Nommensen dan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Medan. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama enam bulan sejak Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013. Sampel penelitian ini adalah instruktur dan peserta PLPG Rayon 133 tahun 2012 mata pelajaran Matematika.
pada jadwal (Roster) PLPG. Penelitian ini akan difokuskan untuk peserta PLPG mata pelajaran Matematika karena keterbatasan dana. Mata pelajaran ini juga sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh oleh peneliti. Sehingga kesalahan-kesalahan
ini diperoleh dari hasil angket instruktur yang diisi peserta PLPG, dan persentasi jumlah soal yang dijawab peserta PLPG dengan benar untuk setiap materi yang diajarkan instruktur yang bersangkutan dikali dengan seratus. Angket akan diujicoba pada peserta
yang terjadi dapat diminimumkan. Masalah yang akan diteliti adalah ”Apakah
ada
hubungan nilai rank angket instruktur mata pelajaran
Matematika
dengan
skor
Uji
Kompetensi peserta PLPG sesuai dengan materi
yang
bersangkutan?
diberikan
instruktur
yang
Apakah
perbedaan
rank
instruktur menyebabkan pemahaman peserta PLPG tentang materi yang diajarkan instruktur juga berbeda?” Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui berapa besar
Data pada penelitian
mata pelajaran Matematika Tahap I untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Sebelum digunakan data diuji dulu kenormalannya dengan menggunakan uji Liliefors dan uji Burlett digunakan untuk menguji homogenitas dua
kelompok
data
(Muhidin,
2007).
Selanjutnya untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar dari kedua kelompok, diuji menggunakan uji t atau uji Mann U Whitney. Salah satu hipotesis yang akan diuji adalah:
pengaruh disiplin, semangat, dan PAIKEM
H0 : 1 2
instruktur terhadap nilai Uji Kompetensi baik
H1 : 1 > 2
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
50
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
Rumus yang digunakan:
t
x1 x 2
, dimana:
1 1 s n1 n2
s2
(n1 1) s12 (n2 1) s 22 . n1 n2 2
Terima Ho jika – t1-1/2α(n1+n2-2) < t
(Sudjana, 1996). Uji t ini apabila
kedua
kelompok
mempunyai varians yang sama. Apabila
secara
signifikan
terjadi
perbedaan varians maka uji t yang digunakan adalah:
x1 x 2
t
s12 s 22 n1 n2
(Sudjana, 1996).
Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan data yang
Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika
sudah diambil pada pelaksanaan Pendidikan
diperoleh:
t
w1t1 w1t1 s2 s2 dimana w1 1 , w2 2 , t1 w1 w2 n1 n2
dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 133 Universitas HKBP Nommensen Tahun 2012. Uji coba instrumen dilakukan pada saat
= t(1-α)(n1-1) , dan t2 = t(1-α)(n2-1).
pelaksanaan PLPG Tahap I pada tanggal 4 – Keterangan:
13 Juni 2012. Sedangkan penelitian dilakukan
x1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
pada pelaksanaan PLPG Tahap II pada tanggal
x 2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
5 – 14 Juli 2012. Kedua kegiatan ini
s12 : varians data pada kelompok eksperimen
dilaksanakan
di
Lembaga
Pendidikan
Perkebunan Jalan William Iskandar Sampali
s 22 : varians data pada kelompok kontrol
Medan.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
Rayon
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol.
133
Universitas
HKBP
Nommensen melaksanakan PLPG untuk guru
Apabila data tidak berdistribusi normal,
dalam
pengujian
ini
Pelajaran IPA, IPS, PKn, Bahasa Indonesia,
menggunakan statistik non parametrik yaitu
Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi,
Uji U Mann-Whitney.
Sejarah, dan Ekonomi. Penelitian ini hanya
maka
hipotesis
penelitian
10
Mata
Pelajaran,
yaitu:
Mata
meneliti pelaksanaan kegiatan PLPG Mata 51
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
Pelajaran Matematika untuk 2 tahap dari 4
Kompetensi peserta PLPG dapat dinyatakan
tahap yang dilakukan di Rayon 133.
valid berdasarkan Validitas Isi. untuk
Angket dan soal yang sudah dinyatakan
mengukur Disiplin, Semangat, dan Cara
valid dan reliabel digunakan dalam penelitian
Mengajar Instruktur. Pertanyaan/ pernyataan
untuk
yang digunakan dalam angket sebanyak 4
Pelajaran
butir.
Disiplin,
Kami
Butir
menggunakan
angket
pertanyaannya
adalah
(1)
peserta
PLPG
Rayon
Matematika. Semangat,
dan
Kami Cara
133
Mata
mengukur Mengajar
Instruktur yang paling semangat pada saat
Instruktur dengan menggunakan angket. Rata-
mengajar di kelas, (2) Instruktur yang mampu
rata nilai Rank Instruktur dapat dilihat pada
membuat materi yang diajarkannya mudah
Tabel 1. Nilai Rank Instruktur 1 disimbolkan
dimengerti , (3) Instruktur yang mengajar
dengan X1, dan untuk Instruktur 2 disimbolkan
paling PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
dengan X2. Kami hanya ingin menguji Rank
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), dan (4)
Instruktur terbaik (X1) dengan terjelek (X2)
Instruktur yang paling disiplin mematuhi
apakah berbeda atau tidak secara meyakinkan.
kegiatan dan waktu pada jadwal (Roster)
Tabel 1. Rata-rata Rank Instruktur
PLPG. Peserta diminta untuk menetukan rank
No. Instruktur Rata-rata Rank 1 Instruktur 1 2,05 2 Instruktur 2 4,32 3 Instruktur 3 2,37 4 Instruktur 4 2,15 Kami lebih dahulu menguji kenormalan data
dari semua instruktur yang mengajar di kelas untuk setiap butir pertanyaan/ pernyataan. Rank dari instruktur pengajar tidak boleh sama untuk butir pertanyaan yang sama. Dengan = 5% diperoleh rtabel = 0,355.
Setelah
dilakukan
uji
coba
dan
perhitungan untuk instrumen angket pada PLPG tahap pertama disimpulkan bahwa semua butir angket valid, yaitu: butir 1 valid karena r = 0,872 lebih besar dari rtabel, butir 2 valid karena r = 0,9 lebih besar dari rtabel, butir 3 valid karena r = 0,877 lebih besar dari rtabel, dan butir 4 valid karena r = 0,872 lebih besar dari rtabel. Dengan menggunakan perhitungan
yang akan diteliti. Untuk data X1 diperoleh L0 = 0,132 dan untuk data X2 diperoleh L0 = 0,131. Untuk n = 31 dan = 5% diperoleh Ltabel = 0,159. Jadi data X1 dan data X2 berdistribusi Normal karena L0 < Ltabel. Karena kedua data berdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan pengujian Homogenitas. Dengan menggunakan nilai kedua varians data, yaitu: S12 = 4,71, dan S22 = 19,52 diperoleh F = 4,15. Sedangkan untuk = 5%
Reliabilitas diperoleh r = 0,68 sehingga angket
diperoleh Ftabel =3,316. Jadi kedua data Tidak
dinyatakan Reliabel. Jadi angket yang telah
Homogen karena F > Ftabel. Dari pembahasan di atas diperoleh
disusun dapat dipakai untuk mengukur dalam p-enelitian
ini.
digunakan
untuk
Sedangkan mengukur
soal nilai
yang
bahwa kedua data berdistribusi normal tetapi
Uji
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
52
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
tidak homogen. Sehingga Uji Perbedaan yang
t
digunakan menggunakan Uji-t dengan rumus:
t
Perhitungan menggunakan
x 2 x1
. s12 s 22 n1 n2 selengkapnya
rumus
x1 x 2 1 1 s n1 n2
,
dimana . s2 dengan
tersebut
tersebut
Perhitungan
(n1 1) s12 (n2 1) s 22 . n1 n2 2 selengkapnya dengan
diperoleh t = 2,57, sedangkan untuk n1 = n2,
menggunakan rumus tersebut diperoleh
dan = 5% diperoleh ttabel = 2,04. Jadi rata-
0,34, dan
rata Rank X1 lebih baik dari X2, karena t
Karena | t | < ttabel maka disimpulkan bahwa
hitung lebih besar dari pada ttabel. Berarti rata-
½
t =
= 2,5% diperoleh ttabel = 2,30.
tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa
rata Rank Instruktur 1 lebih baik dari
nilai rata-rata Y1 lebih besar dari nilai rata-rata
Instruktur 2.
Y2.
Selanjutnya
peneliti
akan
Walaupun peserta PLPG menyatakan
menguji
apakah nilai Uji Kompetensi peserta PLPG
bahwa Instruktur 1 lebih disiplin, dan lebih
untuk topik yang diajarakan Instruktur 1 (Y1)
semangat, serta cara mengajarnya (X1) juga
berbeda dengan nilai Uji Kompetensi peserta
lebih baik dari pada Instruktur 2 (X2), tetapi
PLPG untuk topik yang diajarakan Instruktur 2
nilai Uji Kompetensi peserta PLPG untuk
(Y2). Sebelum dianalisa, peneliti akan terlebih
topik yang diajarakan Instruktur 1 (Y1) tidak
dahulu menguji kenormalan data, yaitu: untuk
berbeda dengan nilai Uji Kompetensi peserta
data Y1diperoleh L0 = 0,1 dan untuk data Y2
PLPG untuk topik yang diajarakan Instruktur 2
diperoleh L0 = 0,153. Untuk n = 31 dan =
(Y2).
5% diperoleh Ltabel = 0,159. Maka data Y1 dan
Jika kita perhatikan bahwa rata-rata nilai Uji Kompetensi peserta PLPG untuk
Y2 berdistribusi Normal karena L0 < Ltabel. Selanjutnya akan diuji Homogenitas data Y1 dan Y2. Variansnya adalah S12 =
topik yang diajarakan Instruktur 1
Y1 sama
dengan 57,76 tidak berbeda dengan rata-rata
Dengan
nilai Uji Kompetensi peserta PLPG untuk
menggunakan nilai kedua varians ini, dihitung
topik yang diajarakan Instruktur 2 Y2 sama
F = 1,18. Sedangkan untuk = 5% diperoleh
dengan 52,70. Selisih rata-ratanya sebesar 5,06
Ftabel =3,316. Jadi kedua data Homogen karena
tetapi selisih sebesar ini ternyata tidak cukup
F < Ftabel.
untuk mengatakan hasil pengajaran Instruktur
3586,21,
dan
S22
=3032,80.
Y2
1 lebih baik dari hasil pengajaran Instruktur 2.
berdistribusi normal dan homogen maka Uji
Jadi disiplin, semangat dan cara mengajar
Perbedaan yang digunakan menggunakan Uji-t
Instruktur merupakan hal yang perlu, tetapi hal
Karena
kedua
data
Y1
dan
dengan rumus: 53
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Efron Manik
Pengaruh Instruktur Terhadap Peningkatan Nilai.........................
ini belum merupakan syarat yang cukup yang dimiliki oleh seorang instruktur untuk dapat meningkatkan nilai Uji Kompetensi peserta PLPG. KESIMPULAN DAN SARAN Instruktur 1 lebih disiplin, dan lebih semangat, serta cara mengajarnya (X1) juga lebih baik dari pada Instruktur 2 (X2), tetapi nilai Uji Kompetensi peserta PLPG untuk topik yang diajarakan Instruktur 1 (Y1) tidak berbeda dengan nilai Uji Kompetensi peserta PLPG untuk topik yang diajarakan Instruktur 2 (Y2).
Jadi
disiplin,
semangat
dan
cara
mengajar Instruktur merupakan hal yang perlu, tetapi hal ini belum merupakan syarat yang cukup yang dimiliki oleh seorang instruktur untuk
dapat
meningkatkan
nilai
Uji
Kompetensi peserta PLPG. Pada
kesempatan
ini
kami
menyarankan kepada Panitia PLPG untuk memikirkan
aspek-aspek
lain
yang
mempengaruhi nilai Uji Kompetensi guru. Hal ini diperlukan untuk menambah butir penilaian Angket pada PLPG yang akan datang sehingga nilai angket benar-benar perpengaruh pada peningkatan nilai Uji Kompetensi. DAFTAR PUSTAKA Abba, N. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Makalah Program Studi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNESA. Fuad Abdul Hamied. 2008. Deputi Menko Kesra. Model Pembelajaran Inovatif .
di Era Global . Seminar Nasional Model Pembelajaran Inovatif. Di Purwokerto 27 Nov. 2008. http://ispibanyumas.blogspot.com/2008/12/mo del-pembelajaran-inovatif-diera.html. 11-6-2009. Muhidin, S.A. dan M. Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Nuraida, N. 2012. Semangat dan Antusiasme Bisa Menular. http://edukasi.kompasiana. com/2012/03/22/semangat-danantusiasme-bisa-menular/ Pavlina, S. 2012. Self Discipline: The Key to Success. http://penyala.files.wordpress. com/ 2012/05/self-disiplin.pptx Peale, N.P. 1997. Enam Sikap Pemenang. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suherman, E., dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Suyitno, A. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Trianto. 2007. Model Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Willis, D.R. 1989. Teori – teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
54