Ribka Kariani ISSN: 2356-2595
JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Volume-2, Edisi-2, September 2015 Halaman 119-131
PENGARUH PEMBELAJARAN THINK–TALK–WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DI SMP NEGERI 2 MARDINGDING Ribka Kariani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Santo Thomas Medan Email:
[email protected] Abstract Abstract. This study is aimed to know whether the mathematical communication skills of students who learn think-talk-write (TTW) is better when compared to the mathematical of students who learn in convensional way. This study was a quasi-experimental research. The population of the study was the students of SMP Negeri 2 Mardingding. The sample is selected randomly of the four classes. The instrument used consisted of a post test mathematical communication skills with cubes and blocks. The data is obtained from the description test in mathematical communication skills. Statistical analysis of the data was analyzed by doing ttest. The results showed that mathematical communication skills of students who learn TTW is better when compared to the mathematical of students who learn in conventional way. Based on this result, the researcher suggested that TTW on mathematics can be used as an alternative for math teachers to improve students' mathematical communication skills in learning math. Keyword: Cooperative learning model Think-Talk-Write (TTW) , mathematic communication, mathematics matematika merupakan pola berpikir, pola
PENDAHULUAN Matematika
merupakan
ilmu
mengorganisasikan, pembuktian yang logik,
pengetahuan yang banyak peranannya dalam
matematika
perkembangan ilmu dan teknologi saat ini,
menggunakan istilah yang didefinisikan
seperti Aljabar dan Numerik. Matematika
dengan
sebagai
memiliki
representasinya dengan simbol dan padat,
karakteristik yang berbeda dengan ilmu
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
lainnya karena matematika bukan hanya
daripada mengenai bunyi. Sesuai dengan
pengetahuan tentang objek tertentu tetapi
yang dikemukakan oleh Baroody (1993:99)
juga
untuk
matematika bukan hanya sekedar alat bantu
mendapatkan pengetahuan itu, matematika
berfikir, menemukan pola, menyelesaikan
menyajikan suatu cara bagaimana manusia
masalah, atau menggambarkan kesimpulan,
itu
tetapi juga sebagai suatu bahasa atau alat
suatu
disiplin
menuntut
berpikir.
Hal
cara
ini
ilmu
berpikir
sesuai
dengan
penjelasan Johnson dan Rising
dalam
yang
itu
cermat,
tak
ialah
jelas
terhingga
bahasa
dan
nilainya
yang
akurat,
untuk
Suherman (2001:19) mengatakan bahwa JSP | FKIP | UHN |hal 119 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
mengkomunikasikan berbagai macam ide
siswa. Kesulitan ini timbul akibat materi
secara jelas, tepat, dan ringkas.
yang sulit, metode mengajar guru yang
Pembelajaran matematika pada saat
kurang tepat, teori belajar yang digunakan
ini, diharapkan menjadi pembelajaran yang
kurang sesuai atau pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa. Siswa dituntut
digunakan guru kurang tepat.
untuk aktif membangun
pengetahuannya
Di dalam laporan penelitian TIMSS
sendiri, guru hanya sebagai fasilisator.
(Trends in Mathematics and Science Study)
Namun pada kenyataannya sampai saat ini
mengemukakan bahwa prestasi matematika
masih
menggunakan
dan sain siswa Indonesia pada tahun 2003
paradigma lama yaitu pembelajaran yang
berada pada peringkat 34 dari 45 negara,
berpusat pada guru ( teacher centered),
tahun 2007 Indonesia berada pada peringkat
bukan pada siswa (student centered). Masih
36 dari 49 negara, dan tahun 2011 Indonesia
ada guru yang beranggapan bahwa belajar
berada pada peringkat 38 dari 42 negara. Ini
matematika merupakan transfer ilmu secara
menunjukkan
utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.
matematika siswa Indonesia berada jauh di
Guru berperan sebagai pemberi informasi
bawah
dan siswa mendengarkan, guru memberikan
Sekalipun hasil ini tidak menunjukkan
contoh soal dan mengerjakannya kemudian
prestasi siswa Indonesia secara umum dalam
memberikan soal yang akan dikerjakan
matematika,
siswa yang mirip dengan soal yang disajikan
membandingkan prestasi siswa Indonesia
guru. Hal inilah membuat siswa tidak
berdasarkan
mempunyai
menunjukkan
ada
guru
yang
kesempatan
untuk
bahwa
rata-rata
rata-rata
skor
internasional.
namun
hasil
skor
dengan
TIMSS,
sudah
rendahnya
kualitas
mengemukakan ide dan gagasan, siswa
pengetahuan matematika siswa Indonesia
hanya sampai pada berfikir tingkat rendah
pada level internasional.
sementara tujuan yang ingin dicapai adalah
Model
pembelajaran
kooperatif
berfikir rasional, kritis, logis, kreatif dan
merupakan salah satu model pembelajaran
bernalar
yang menuntut siswa untuk belajar bersama
yang merupakan
bagian
dari
berfikir tingkat tinggi. Berbagai
cara
berbagi ide, bekerja dalam kelompokdan
usaha
telah
kelompok kecil untuk menyelesaikan atau
dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran
memecahkan masalah secara bersama. Hal
matematika di kelas. Akan tetapi tatap saja
ini dinyatakan oleh Sanjaya (2008:242)
masih ada kesulitan belajar yang dihadapi
mengatakan
bahwa
:”pembebelajaran
JSP | FKIP | UHN |hal 120 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
kooperatif merupakan model pembelajaran
lebih bermakna, dan inilah yang akan
dengan
sistem
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara
pembalajaran matematika. Disamping itu
empat sampai enam orang yang mempunyai
perlu
latar belakang kemampuan akademik, jenis
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
kelamin, ras, atau suku yang berbeda
dalam memahami matematika. Seperti yang
(heterogen)”.
dinyatakan Ruseffendi (1991) bahwa, dari
menggunakan
diketahui
bahwa
setiap
siswa
Model pembelajaran kooperatif tipe
sekelompok siswa yang dipilih secara acak
Think-Talk-Write (TTW) merupakan model
akan selalu dijumpai siswa yang memiliki
pembelajaran yang memiliki prosedur yang
kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
ditetapkan secara eksplisit untuk memberi
Namun perbedaan yang dimiliki oleh siswa
siswa lebih banyak waktu berfikir, berbicara
bukan semata-mata bawaan dari lahir, tetapi
(diskusi
bisa saja dipengaruhi oleh lingkungan.
saling
bersama
teman
membantu
dan
kelompoknya) Pada
Dengan demikian pemilihan lingkungan
pembelajaran ini, siswa dituntut untuk
belajar khususnya pembelajaran kooperatif
menemukan
tipe pembelajaran menjadi sangat penting
Namun
sendiri
tidak
menulis.
pengetahuan
sekedar
baru.
mendapatkan
untuk
dipertimbangkan
sehingga
dapat
pengetahuan yang baru, lebih dari itu siswa
mengakomodasi kemampuan komunikasi
diharapkan
dalam
siswa yang heterogen agar hasil belajar
untuk
dapat dimaksimalkan.
mendapatkan ilmu tersebut. Artinya, siswa
Pertanyaannya
memahami
supaya proses
mampu yang
terjadi
adalah
bagaimana
membangun sendiri pengetahuannya. Siswa
guru dapat menerapkan model pembelajaran
juga dituntut untuk dapat mereflesikan
untuk mengukur kemampuan komunikasi
benda nyata, gambar yang ada disekitarnya
matematika siswa dan sejauh mana siswa
ke
perlu menggunakan kemampuan komunikasi
dalam
ide
menginterpretasikan
matematika ilmu
yang
dan peroleh
dengan kejadian aktual di masyarakat.
matematika
dalam
pembelajaran
matematika?
Sedangkan guru dituntut supaya dapat memahami
karakteristik
belajar
siswa,
sehingga siswa dapat belajar dengan caranya masing-masing,
dengan
PEMBAHASAN Pada
dasarnya
komunikasi
di
demikian
dimaknai sebagai proses penyampaian pesan
pembelajaran menjadi menyenangkan dan
dari pengirim pesan kepada penerima pesan JSP | FKIP | UHN |hal 121
Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
melalui
saluran
tertentu
tertentu.
Menurut
untuk
Sarwono
tujuan
berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang
(2010:186),
dipergunakan oleh guru di kelas sangat
syarat terjadinya komunikasi adalah adanya
menunjang
keberhasilan
dalam
dua orang atau lebih pelaku, yakni orang
belajar-mengajar.
pertama berfungsi sebagai pengirim pesan,
dapat membantu siswa dalam mengasah
sedangkan orang kedua sebagai penerima
kemampuan berkomunikasi, menyampaikan
pesan.
dan
Komunikasi
proses
multiarah
mengekspresikan
ide-ide
Kemampuan komunikasi matematika
matematikanya. Komunikasi multiarah dapat
penting
pada
berlangsung bila siswa belajar melalui
dasarnya adalah bahasa yang sarat dengan
strstegi pembelajaran kelompok. Sesuai
notasi dan istilah sehingga konsep yang
dengan NCTM (2000) mengatakan bahwa
terbentuk dapat dipahami, dimengerti dan
komunikasi matematika dapat terjadi ketika
dimanipulasi oleh siswa.
siswa belajar dalam kelompok. Komunikasi
juga
perlu
sebab
ditekankan
matematika
Sehingga yang
selanjutnya
adalah
yang terjalin di dalam kelompok-kelompok
bagaimana cara kita menyampaikan pesan
kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang
agar dapat berjalan secara efektif.
seyogianya memiliki kemampuan heterogen
Kemampuan komunikasi matematika
dalam tingkat kecerdasan diharapkan dapat
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
meningkatkan komunikasi maatematik siswa
siswa dalam menyampaiakan sesuatu yang
terhadap pembelajaran. Suherman (2001)
diketahuinya melalui peristiwa dialog atau
menyebutkan bahwa bantuan belajar dari
saling hubungan yang terjadi di lingkungan
teman
kelas, dimana terjadi pengalihan pesan.
kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih
Pesan
mudah dipahami.
dialihkan
berisi
tentang
materi
matematika yang dipelajari siswa, misalnya
sebaya
NCTM
dapat
(2000)
menghilangkan
mengungkapkan
berupa konsep, rumus, atau pembelajaran
bahwa siswa dikatakan telah memiliki
kooperatif tipe penyelesaian suatu masalah.
kemampuan komunikasi matematika apabila
Pihak
siswa telah menguasai standar evaluasi atau
yang
terlibat
dalam
peristiwa
komunikasi di dalam kelas adalah guru dan
indikator
siswa. Cara pengalihan pesannya dapat
menyatakan ide matematika dengan lisan,
secara lisan maupun tertulis. Komunikasi
tulisan,
dalam
dengan
menggambarkan dalam bentuk visual; (2)
kemampuan dan keterampilan siswa dalam
dapat memahami, menginterpretasikan dan
matematika
berkaitan
sebagai
berikut:
(1)
mendemonstrasikan
dapat
dan
JSP | FKIP | UHN |hal 122 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
menilai ide matematika yang disajikan
berkontribusi
dalam bentuk tulisan atau visual; (3) dapat
komunikasi adalah menulis. Menulis adalah
menggambarkan
proses bermakna karena siswa sacara aktif
hubungan
pembuatan
terhadap
model. Kemudian Utari-Sumarmo (2010:6)
membangun
menyatakan bahwa kemampuan komunikasi
pelajari dengan apa yang sudah ia ketahui.
matematika
dari
Seperti yang diungkapkan oleh Masingila
kemampuan: (1) menyatakan suatu situasi,
dan Wisniowska (dalam Ansari, 2009)
gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam
bahwa menulis dapat membantu siswa
bahasa, simbol, ide atau model matematika;
membentuk pengetahuan secara implisit dan
(2) menjelaskan ide, situasi dan relasi
berpikir secara eksplisit sehingga mereka
matematika secara lisan atau tulisan; (3)
dapat
mendengarkan,
pengetahuan dan pikirannya.
siswa
dapat
berdiskusi
dilihat
dan
menulis
tentang matematika; (4) membaca dengan
hubungan
kemampuan
melihat
Kemampuan
antara
dan
yang ia
merefleksikan
mengemukakan
ide
penahaman suatu representasi matematika
matematika dari suatu teks baik lisan
tertulis;
maupun
(5)
membuat
konjektur,
tulisan dari
merupakan standard
bagian
merumuskan dan generalisasi; dan (6)
terpenting
komunikasi
mengungkapkan kembali suatu uraian atau
matematika yang perlu dimiliki siswa, sebab
paragraf matematika dalam bahasa sendiri.
seorang pembaca dikatakan memahami teks
Dalam diskusi siswa perlu memiliki
tersebut secara bermakna apabila ia dapat
kemampuan komunikasi lisan yang dapat
mengemukakan ide dalam teks secara benar
dilakukan dengan latihan secara teratur. Dari
dalam bahasanya sendiri. Karena itu, untuk
hasil
dapat
memeriksa apakah siswa telah memiliki
menyadarkan siswa mengapa jawabannya
kemampuan teks membaca secara bermakna
salah, dan membantu siswa melihat jawaban
maka dapat didestimasi melalui kemampuan
yang benar. Seperti yang diungkapkan
siswa menyampaikan secara lisan atau
Petterson (dalam Ansari, 2009) bahwa “
menuliskan kembali ide matematikanya
hasil diskusi dapat menjelaskan kepada
dengan bahasanya sendiri.
diskusi
siswa
yang
gambaran
diperoleh
bermacam-macam
Salah satu tujuan dari penggunaan
pembelajaran dan proses yang digunakan
model
siswa untuk memecahkan masalah”.
meningkatkan kemampuan siswa selama
Selain kemampuan membaca dan diskusi,
kemampuan
lain
yang
juga
pembelajaran
adalah
untuk
proses belajar. Dalam pemilihan metode, pembelajaran kooperatif tipe,
pendekatan
JSP | FKIP | UHN |hal 123 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
dan teknik adanya
pembelajaran, perubahan
(memorizing)
dari
atau
diharapkan
kooperatif, siswa didorong untuk bekerja
mengingat
sama pada suatu tugas bersama dan mereka
menghapal
(rote
harus mengkoordinasikan usahanya untuk
learning) ke arah berpikir (thinking) dan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
pemahaman (understanding),
guru. Tujuan dari model
dari
model
pembelajaran
ceramah kependekatan discovery learning
kooperatif
atau inquiry learning, dari belajar individual
akademik siswa
ke
dapat menerima berbagai keragaman dari
kooperatif,
dan
menumbuhkembangkan seperti:
mental,
dapat
kemampuannya emosional
serta
temannya,
meningkat
serta
pembelajaran
kooperatif
adalah suatu model pembelajaran mengutamakan
adanya
yang
kelompok-
siswa
pengembangan
Johnson & Johnson (1994) dalam Trianto (2010:60)
Model
dan
belajar
keterampilan sosialnya.
keterampilan atau kognitif, afektif dan behaviour.
ini adalah agar hasil
menyebutkan bahwa
prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1.
Saling bekerja sama untuk mencapai
kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
satu tujuan dan terikat satu sama lain,
kelompok mempunyai tingkat kemampuan
artinya
yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
bagian dari kelompok yang juga
rendah) dan jika memungkinkan anggota
mempunyai andil terhadap suksesnya
kelompok berasal dari ras, budaya, suku
kelompok.
yang
berbeda
serta
memperhatikan
2.
setiap
siswa
merupakan
Interaksi antara siswa yang semakin
kesetaraan jender. Pembelajaran kooperatif
meningkat dalam hal tukar-munukar
dirancang
untuk
ide mengenai masalah yang sedang
siswa,
dipelajari bersama.
dalam
meningkatkan
sebuah
usaha
partisipasi
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan
dan
keputusan
dalam
memberikan
kesempatan
membuat
kelompok, kepada
yang
(Trianto,
berbeda 2010:58).
Pada
jawab yang sama diantara anggota
siswa
latarbelakangnya. proses
Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
serta
untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa
3.
kelompoknya. 4.
Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi
kepemimpinan
dan
membutuhkan keterampilan untuk
pembelajaran dengan model pembelajaran JSP | FKIP | UHN |hal 124 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
belajar
bersama
selama
proses
belajarnya. 5.
Proses
pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan,
kelompok,
apabila
yaitu
anggota
terjadi
kelompok
rnenyusun,
serta
melakukan negosiasi atau berbagi ide-ide dalam
kegiatan
diskusi
kelompok.
mendiskusikan tujuan yang dicapai
Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat
dan membuat hubungan kerja yang
pada dialognya dalam berdiskusi baik
baik.
dalam
Pembelajaran kooperatif tipe TTW
kelompok ataupun refleksi mereka sendiri
merupakan pembelajaran yang membangun secara tepat untuk berfikir, merefleksikan
bertukar
ide
sesama
teman
yang diungkapkannya kepada siswa lain. 3. Tahap Write (Menulis)
dan untuk mengorganisasikan ide-ide serta
Tahap ini adalah tahap write, dimana
mengetes ide tersebut sebelum siswa di
siswa
minta untuk menulis (Huinker dan Laughlin,
diperolehnya dari kegiatan tahap pertama
1996) dalam Ansari (2009). Esensinya,
dan kedua. Tulisan ini terdiri atas
pembelajaran kooperatif tipe TTW ini
landasan
melibatkan tiga aspek penting yang harus
keterkaitan dengan materi sebelumnya,
dikembangkan
strategi penyelesaian, dan solusi yang
dan
dilakukan
dalam
menuliskan
konsep
ide-ide
yang
yang
digunakan,
pembelajaran matematika yaitu:
diperolehnya. Pada tahap write, yang
1. Tahap Think (Berfikir
harus dilakukan adalah menulis. Menulis
Tahap berfikir dimana siswa membaca
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
teks berupa soal. Pada tahap ini siswa
secara sadar untuk mengungkapkan dan
secara
merefleksikan
individu
memikirkan
pemikiran.
kemungkinan jawaban atau penyelesaian,
menulis
membuat catatan kecil tentang ide-ide
membuat
yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal
memungkinkan
yang tidak dipahaminya sesuai dengan
pengembangan konsep siswa.
bahasanya sendiri.
mendorong
Aktivitas
siswa
dalam
dan
juga
hubungan guru
melihat
Ada beberapa manfaat yang dapat
2. Tahap Talk (Berbicara atau Berdiskusi)
diperoleh
oleh
siswa
aktivitas
atau
diberikan
dikemukakan oleh Rose (dalam Baroody,
untuk
1993) bahwa menulis merupakan proses
membicarakan tentang penyelidikannya
berfikir keras yang dituangkan dalam
kesempatan
dimana
kepada
siswa
seperti
hasil
Tahap ini adalah tahap talk (berbicara diskusi)
menulis,
sebagai
yang
JSP | FKIP | UHN |hal 125 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
kertas dan merupakan alat berfikir yang
Sampel penelitian ini dipilih secara
bermanfaat karena melalui berfikir siswa
random (acak). Pengambilan sampel ini
memperoleh
matematika
dimaksudkan agar setiap siswa dari seluruh
sebagai suatu aktivitas yang kreatif.
populasi mendapat kesempatan yang sama
Lebih jauh, Manzo (dalam Ansari, 2003:
untuk dipilih. Dari 3 sekolah berakreditas B
26)
dapat
diambil 1 sekolah yaitu SMP Negeri 2
meningkatkan taraf berfikir siswa ke arah
Mardingding. Kemudian peneliti memilih
yang lebih tinggi (higher order thinking).
kelas (karena tidak mungkin mengambil
pengalaman
menjelaskan
menulis
siswa secara acak untuk membentuk kelas) sebagai unit sampling terkecil. Dari 4 kelas
METODOLOGI PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah semua
yang ada dilakukan pengundian dengan
siswa SMP kelas VIII dari sekolah yang
penomoran tiap kelas. Sampel yang terpilih
berakreditasi B yang ada di Kecamatan
dua kelas yaitu siswa kelas VIII B dan siswa
Mardingding yang berjumlah 3 sekolah.
kelas VIII C, kemudian dilakukan undian
Dipilih sekolah yang berakreditas B atau
dari dua kelas tersebut untuk memilih
sekolah dengan level menengah dengan
kelompok model pembelajaran kooperatif
pertimbangan
umumnya
tipe TTW, sehingga terpilih kelas VIII B
sekolah yang berpredikat B mempunyai
dengan jumlah siswa 40 orang sedangkan
kemampuan
model pembelajaran biasa terpilih VIII C
bahwa
akademik
pada
siswanya
yang
heterogen. Alasan dipilihnya siswa SMP
dengan jumlah 38 orang.
kelas VIII adalah mengingat: a) Siswa kelas
Kelompok
pembelajaran
VIII merupakan siswa menengah pada
kooperatif
satuan
kelompok kecil sebanyak empat-lima orang.
pendidikan
tersebut
yang
dibagi
model menjadi
diperkirakan telah dapat menyesuaikan diri
Anggota
dengan kondisi lingkungannya, b) terdapat
terdiri dari siswa pandai, sedang dan lemah
topik matematika yang dianggap tepat yaitu
(kurang).
materi pokok Kubus dan Balok mengingat
berdasarkan hasil tes kemampuan awal
materi pokok ini belum pernah diteliti di
matematika
sekolah ini, c) siswa kelas VIII telah
pembelajaran biasa tidak adanya pembagian
menerima cukup banyak materi prasyarat
kelompok.
untuk mengikuti topik matematika yang akan diteliti.
kelompoknya
kelompok-
Teknik
siswa.
heterogen
penentuan
Pada
yang
kelompok
kelas
model
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) sebab kelas JSP | FKIP | UHN |hal 126
Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
yang digunakan telah terbentuk sebelumnya.
adalah desain eksperimen dengan kelompok
Desain yang digunakan dalam penelitian ini
kontrol hanya postes:
Kelompok
Perlakuan
Random : VIII-B (Kel. Eksperimen) Random : VIII-C (Kel. Kontrol) Keterangan: X O
X
O O
: Perlakuan berupa Pembelajaran Kooperatif tipe TTW : Postes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Instrumen melalui
tes
pengumpulan
kemampuan
data
komunikasi
matematika siswa.
digunakan
untuk
diajarkan
melihat
Analisis
kemampuan
statistik
yang
digunakan adalah uji t.
matematika diketahui berdistribusi normal dan homogen.
siswa diperoleh data masing-masing kelas
komunikasi
matematika
tentang
tes
kemampuan
komunikasi
kelas kontrol dapat dilihat melalui output
Setelah dilakukan postest kepada
apakah
Ukuran gejala pusat dan variasi data
matematik siswa pada kelas eksperimen dan
HASIL PENELITIAN
melihat
pembelajaran
konvensional digunakan uji t. Dari data
komunikasi matematika siswa terhadap matematika.
melalui
yang diperoleh kemampuan komunikasi
Data yang diperoleh melalui tes,
untuk
Postest
kemampuan siswa
SPPS berikut: Tabel 1. Data-data Statistik Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas
yang
diajarkan melalui pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik daripada siswa yang diajarkan melalui pembelajaran biasa. Ratarata kemampuan komunikasi matematika pada kelas eksperimen sebesar 10,89 dan pada kelas kontrol sebesar 6,39. Untuk mengetahui komunikasi
apakah matematika
kemampuan siswa
yang
diajarkan melalui pembelajaran kooperatif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
tipe TTW lebih baik daripada siswa yang JSP | FKIP | UHN |hal 127 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
Pada Tabel 1. dapat dilihat rata-rata
adalah 6. Nilai yang paling banyak muncul
kemampuan komunikasi matematik siswa
pada kelas eksperimen adalah nilai 12 dan
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
nilai yang paling banyak muncul pada kelas
masing-masing adalah 6,71 dan 10,88.
kontrol adalah 5. Berdasarkan
Bila diperhatikan rata-rata kemampaun
ketuntasan
komunikasi
komunikasi matematik ditemukan bahwa
matematik
kelompok
belajar
sebanyak
kontrol dengan selisih 4,17. Hal ini
ketuntasan belajar pada kelas kontrol.
memberi petunjuk bahwa pembelajaran
Sementara itu, pada kelas eksperimen
dengan strategi TTW dapat memberikan
ditemukan
pencapaian
ketuntasan belajar. Semua hasil tersebut
matematik
yang
pembelajaran
lebih
baik
daripada
diatas
27
dapat
yang
mencapai
orang siswa mencapai
menunjukkan
nilai
pembelajaran
pada
kelas
jumlah siswa yang tuntas belajar untuk
eksperimen dan kelas kontrol masing-
materi kubus dan balok lebih banyak jika
masing adalah
dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
matematik
8,779 dan 12,860. Dapat
dilihat bahwa variasi nilai kelas kontrol adalah
lebih
besar
dari
pada
TTW
dapat
bahwa
Variasi
komunikasi
biasa.
komunikasi
siswa
kemampuan
eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kemampuan
6
untuk
kriteria
memberikan
Hasil tes memberikan informasi
kelas
tentang kemampuan komunikasi matematik
eksperimen. Hal tersebut dapat memberi
siswa. Informasi tersebut berupa skor
tanda bahwa kesenjangan nilai pada kelas
postes. Hasil pengolahan data dapat dilihat
kontrol adalah lebih besar. Sedangkan
pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 4.2
range pada kelas eksperimen lebih besar
menyajikan skor terendah (xmin), skor
daripada kelas kontrol dengan selisih 3
tertinggi (xmaks), rata-rata skor ( x ) dan
yaitu 13-10. Nilai paling tinggi kemampuan
stándar deviasi (s) pada kelompok data
komunikasi matematik pada kelas kontrol
dengan pembelajaran Think-Talk-Write dan
adalah 15 dan paling rendah 2. Sedangkan
pembelajaran biasa, seperti pada tabel 4.2
pada kelas eksperimen, nilai paling tinggi
berikut :
diperoleh sebesar 16 dan nilai terendah
JSP | FKIP | UHN |hal 128 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani Talk…….
Pengaruh Pembelajaran Think-
ISSN: 2356-2595 2015
Volume-2, Edisi-2, September
Tabel 2. Data Hasil Postest Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 1. Skor Rata-Rata Postest Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
10.89 6.39 3.03 2.08
2.98 1.71
Dari tabel 2 dan gambar 1 dapat dilihat bahwa rata-rata postes siswa dikelas
2.5 1.39
2.38 1.21
kelas
eksperimen
lebih
baik
dibandingkan dengan kelas kontrol.
eksperimen dan kontrol berbeda untuk
2. Menyatakan ide matematika ke
setiap indikator komunikasi matematik
dalam bentuk gambar untuk kelas
adalah sebagai berikut :
eksperimen adalah 2,38 dan kelas
1. Merefleksikan gambar ke dalam ide
kontrol adalah 1,21 atau eksperimen
matematika untuk kelas eksperimen
>
kontrol,
artinya
kemampuan
adalah 3,03 dan kelas kontrol adalah
menguraikan ide matematika ke
2,08 atau eksperimen > kontrol,
dalam bentuk gambar di kelas
artinya kemampuan merefleksikan
eksperimen lebih baik dibandingkan
gambar ke dalam ide matematika di
dengan kelas kontrol.
JSP | FKIP | UHN |hal 129 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
3. Menyatakan ide ke dalam model
lebih baik dibandingkan dengan
matematika untuk kelas eksperimen
kelas kontrol.
adalah 2,5 dan kelas kontrol adalah
5. Keseluruhan
aspek
komunikasi
1,39 atau eksperimen > kontrol,
matematik kelas eksperimen adalah
artinya kemampuan menyatakan ide
10,89 dan kelas kontrol adalah 6,39
ke dalam model matematika di kelas
atau eksperimen > kontrol, artinya
eksperimen lebih baik dibandingkan
jika dilihat dari keseluruhan aspek
dengan kelas kontrol.
kemampuan komunikasi matematik
4. Menjelaskan prosedur penyelesaian
siswa kelas eksperimen lebih baik
untuk kelas eksperimen adalah 2,98
dari siswa kelas kontrol.
dan kelas kontrol adalah 1,71 atau eksperimen
>
kontrol,
artinya
kemampuan menjelaskan prosedur penyelesaian di kelas eksperimen Tabel 3. Uji Rata-Rata Kemampuan Komunikasi Matematika Aspek
Eksperimen ̅
10,89
Komunikasi matematika
3,43
11,76
Kontrol ̅
6,39
thitung
3,98 15,84 22,21
ttabel
Kesimpulan
1,66
Tolak Ho
Berdasarkan hasil analisis data dari Berdasarkan hasil perhitungan padalapangan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tabel 1 di atas dengan menggunakan uji t pada tarafpembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung sebesar 22,21daripada pembelajaran biasa. sedangkan ttabel sebesar 1,66. Karena thitung > ttabel
Saran
peneliti
terkait
dengan
(22,21 > 1,66) sehingga H0 ditolak. Maka dapatpembelajaran ke depannya adalah: disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi 1. Kepada Guru matematika
siswa
yang
diajarkan
dengan
Pembelajaran
kooperatif
tipe
pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik dari
TTW pada kemampuan komunikasi
pada
matematika
yang
diajarkan
dengan
pemnelajaran
konvensional.
siswa
dapat
diterapkan
pada semua kategori. Oleh karena itu hendaknya
KESIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran
ini
terus
dikembangkan di
JSP | FKIP | UHN |hal 130 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Ribka Kariani
Pengaruh Pembelajaran Think-Talk…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-2, September 2015
lapangan yang membuat siswa terlatih dalam
mengkomunikasikan
matematika
siswa
melalui proses merefleksikan gambar ke dalam ide matematika, , menyatakan ide-ide matematika dalam
bentuk
gambar,
menyatakan
ide-ide
matematika ke dalam model matematika dan menjelaskan prosedur
penyelesaian. Peran guru
sebagai fasilitator perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan memandu diskusi
di
kelas,
serta
kemampuan
dalam
menyimpulkan. 2. Kepada lembaga terkait Pembelajaran kooperatif tipe TTW, masih sangat asing bagi guru dan siswa, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan
harapan
kemampuan
dapat
belajar
meningkatkan
meningkatkan
siswa,
kemampuan
khususnya komunikasi
matematika
siswa
yang
tentunya
berimplikasi
pada
meningkatnya
akan
prestasi
siswa dalam penguasaan materi matematika. 3. Kepada peneliti. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian
ini
dapat
dilengkapi
dengan
meneliti aspek lain secara terperinci yang belum terjangkau saat ini. DAFTAR PUSTAKA Ansari, B. (2009). Komunikasi Matematika: Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA. Baroody, A.J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating. K8: Helping Children Think
Mathematically. New York: Mac Millan Publishing Company. National
Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standart for School Mahatematics. Reston, VA: NCTM. ------------------------------------------------------. (2000). Mathematics Assesment A Practical Handbook. Virginia, NCTM. Ruseffendi, H.E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Suherman Ar, E. Dkk (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. Sumarmo, U. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematika: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah disajikan dalam Seminar FPMIPA UPI Bandung, Bandung, 11 Pebruari. TIMSS. (2012). Trends in International Mathematics and Science Study, (Online), (http://nces.ed.gov/timss/table03.as p, diakses 20 Desember 2012). Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. JSP | FKIP | UHN |hal 131
Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.