Asni Gurning ISSN: 2356-2595
JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Volume-3, Edisi-2, September 2016 Halaman 120-130
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEKS CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS XI SMA N 1 PANGKALAN SUSU T.A.2016/2017. Asni Gurning Guru Bidang Studi Matematika SMA N 1 Pangkalan Susu Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran active learning tipe index card match dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI SMA N 1 Pangkalan Susu T.A. 2016/2017. Pada pra siklus siswa hanya memperoleh 26,66% untuk tes kemampuan komunikasi dan 23,33% untuk tes kemampuan pemecahan masalah yang mampu mencapai pada rata-rata KKM. Hasil dari pengolahan data digunakan untuk menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatanhasil belajarsiswa. Pada siklus I untuk peningkatan kemampuan komunikasi 16 orang dari 30 siswa (53,33% secara klasikal) mencapai ketuntasan belajar 65 dan kemampuanpemecahan masalahmatematika siswa 15 orang (50%) dari 30 siswa mencapai ketuntasan belajar 65, sedangkan pada siklus II, untuk peningkatan kemampuan komunikasi terdapat 26 orang (86,66%) dari 30 siswa mencapai ketuntasan belajar 65 dan kemampuanpemecahan masalahmatematika siswa 26 orang dari 30 siswa(86,66% secara klasikal) mencapai ketuntasan belajar 65 dan pada lembar obsevasi guru di siklus I diperoleh hasil dengan rata-rata 3,3 sedangkan Pada siklus II, hasilobervasi guru diperoleh dengan ratarata 3,7 yang artinya proses pembelajaran dilakukan sangat baik. Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran active learning tipe index card match dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI SMA N 1 Pangkalan Susu. Kata kunci : Model Pembelajaran Active Learning tipe Index Card Match, Kemampuan Komunikasi, Kemampuan Pemecahan Masalah.
bermasyarakat,
PENDAHULUAN Diabad ke-21 ini, prestasi pendidikan di
ditentukan
negara
Singapura,
lainnya, Malaysia,
dan
bernegara.Maju mundurnya suatu bangsa
Indonesia tertinggal jauh dibawah negaraAsia
berbangsa,
oleh
kreativitas
pendidikan
seperti
negara
bangsa itu sendiri.Kompleksnya masalah
dan
Jepang.
kehidupan menuntut sumber daya manusia
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan
handal
yang harus dipenuhi dalam kehidupan
Demikian
dan
mampu
halnya
berkompetensi.
dengan
Indonesia,
JSP | FKIP | UHN |hal 120 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
menaruh harapan besar terhadap pendidik
sangatlah bermanfaat untuk pengembangan
dalam perkembangan masa depan bangsa
kurikulum matematika.
ini, karena dari sanalah tunas muda harapan
Pendidikan matematika merupakan ilmu
bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
universal yang mendasari perkembangan
Mesti diakui bahwa pendidikan adalah
teknologi
investasi besar jangka panjang yang harus
penting dalam berbagai kehidupan manusia,
ditata, disiapkan, dan diberikan sarana
dan mengembangkan daya pikir manusia.
maupun prasarananya.Dalam arti modal
Atas dasar itu, pelajaran matematika perlu
material yang cukup besar, tetapi sampai
diberikan kepada semua siswa sejak sekolah
saat ini Indonesia masih berkutat pada
dasar, untuk membekali siswa dengan
problematika (permasalahan) klasik dalam
kemampuan berpikir secara logis, analitis,
hal ini yaitu kualitas pendidikan.
sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan
modern,
mempunyai
peran
Kemajuan Negara-negara maju, hingga
bekerja sama, serta mampu memecahkan
sekarang menjadi dominan ternyata 60%-
masalah. Kompetensi tersebut diperlukan
80% menggantungkan kepada matematika
agar siswa dapat memiliki kemampuan
(Santosa
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
dalam
Hudojo,
2005:25).
Indonesiapun sebagai Negara yang sedang
informasi
berkembang
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
memerlukan
matematika.
Dengan demikian pendidikan matematika di
untuk
bertahan
hidup
pada
dan kompetitif.
Indonesia harus diperhatikan dengan baik.
Tujuan pelajaran matematika di sekolah
Merujuk kepada pendapat Santosa, Hudojo
adalah agar siswa memiliki kemampuan
(2005:7)
bahwa
memahami konsep matematika, menjelaskan
dalam
keterkaitan
juga
“Kerjasama
mengemukakan
internasional
di
antar
pendidikan matematika melalui komperensi-
mengaplikasikan
komperensi
efisien,
para
ahli
membenarkan
dan
konsep
tepat
konsep
dan
secara
akurat,
dalam
pemecahan
kenyataan bahwa perombakkan kurikulum
masalah, serta memecahkan masalah yang
matematika untuk semua Negara dan demi
meliputi kemampuan memahami masalah,
keuntungan manusia dapat dilaksanakan”.
merancang
Dengan kata lain, saling tukar ide oleh
menyelesaikan
model model
matematika, dan
menafsirkan
manusia yang berkemampuan profesi tinggi JSP | FKIP | UHN |hal 121 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
solusi yang diperoleh (dalam Peraturan Menteri Nasional RI Nomor 22 tahun 2006) Dari hasil pengamatan yang terjadi di
Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka suatu masalah akan lebih cepat bisa direpresentasikan dengan benar dan hal
dalam kelas peneliti
menyatakan bahwa
ini akan mendukung untuk penyelesaian
siswa
kesulitan
masalah.
Kemampuan
menyelesaikan soal yang membutuhkan
matematis
merupakan
pemecahan
yang
memecahkan masalah, artinya jika siswa
diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit
tidak dapat berkomunikasi dengan baik
mengerjakannya,
memaknai permasalahan maupun konsep
dengan
mengalami
masalah,
hal
kemampuan
kemampuan
jika
dalam
soal
tersebut
berkaitan
komunikasi
pemecahan
dan
masalah
matematika siswa dalam belajar matematika masih
rendah,
siswa
hanya
matematika
maka
ia
komunikasi syarat
tidak
untuk
dapat
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
sekedar
Namun kita mengetahui saat ini bahwa
mengikuti pembelajaran saja kurang adanya
dalam kalangan siswa banyak dari mereka
umpan balik antar guru dengan siswa, siswa
yang memiliki sifat negatif dari pelajaran
hanya menghapal rumus-rumus matematika
matematika yang mereka dapatkan, dalam
dan tidak memahami, sehingga pada saat
benak mereka bahwa matematika itu sulit
pemberian soal yang sedikit berbeda dari
dan sangat tidak menyenangkan. Timbulnya
contoh soal yang dibuat maka siswa tidak
sikap negatif siswa terhadap matematika
mampu
atau
karna kebanyakan guru matematika yang
menyelesaikannya”. Di antara kemampuan
mengajarkan matematika dengan model
matematika siswa yang sangat penting untuk
yang tidak menarik, guru menerangkan dan
dikembangkan dikalangan siswa adalah
siswa mencatat, pendekatan pengajaran
kemampuan komunikasi dan kemampuan
matematika
pemecahan
matematika
menggunakan pendekatan tradisional yang
siswa.Kemampuan komunikasi matematis
menekankan proses latihan, procedural serta
menunjang
kemampuan-kemampuan
menggunakan rumus dan algoritma sehingga
matematis yang lain, misalnya kemampuan
siswa dilatih mengerjakan soal seperti
pemecahan masalah.
mesin. Konsekuensinya adalah jika siswa
memecahkannya
masalah
di
Indonesia
masih
diberikan soal yang beda dengan soal latihan JSP | FKIP | UHN |hal 122 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
mereka akan membuat kesalahan. Siswa
merupakan salah satu pembelajaran yang
tidak terbiasa memecahkan masalah yang
aktif.
banyak sekeliling mereka.
Istarani (2011: 225) menjelaskan Index
Untuk mencapai kemampuan komunikasi dan
kemampuan
masalah
adalah “suatu model cukup menyenangkan
matematissiswa dalam matematika bukanlah
untuk mengulangi materi pembelajaran yang
suatu
telah
hal
yang
mempunyai dalam
pemecahan
Card Match (mencari pasangan kartu)
mudah,
kemampuan
memahami
demikian
Setiap
siswa
diberikan
sebelumnya”.
yang
berbeda
demikian,
matematika.
Namun
diajarkan dengan model ini dengan catatan,
kemampuan
peserta didik diberi tugas mempelajari topik
peningkatan
materi
masalah matematika perlu diupayakan demi
sehingga ketika masuk kelas mereka sudah
keberhasilan peserta didik dalam belajar.
memiliki bekal pengetahuan. Index Card
Salah
Match
untuk
mengatasi
merupakan
terlebih
bisa
yang
upaya
diajarkan
tetap
komunikasi dan kemampuan pemecahan
satu
akan
barupun
Namun
salah
dahulu,
satu
model
permasalah tersebut, guru dituntut untuk
pembelajaran yang menyenangkan yang
profesional
akan mengajak siswa untuk aktif dalam
dalam
merencanakan
dan
melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu,
guru
harus
proses pembelajaran.
mampu
Model pembelajaran Active Learning tipe
mendesainpembelajaran matematika dengan
Index Card Match membuat siswa terbiasa
metode, model, teori atau pendekatan yang
aktif
mampu menjadikan siswa sebagai subjek
aktivitas siswa meningkat. Model ini dapat
belajar bukan lagi objek belajar.
melatih pola pikir siswa karena dengan
Salah satu belajar aktif itu adalah belajar
model
mengikuti
ini
pembelajaran
siswa
kecepatan
yang menyenangkan, belajar yang membuat
berpikirnya
suasana pembelajaran itu hidup dan siswa
masalah atau topik melalui pencarian kartu
lah yang lebih aktif ambil bagian didalam
jawaban atau kartu soal.
proses
pembelajaran
belajar
aktif
tersebut.
diharapkan
siswa
Melalui dapat
dalam
dilatih
sehingga
mempelajari
suatu
Komunikasi matematis berarti proses penyampaian
informasi
dengan
mencapai tujuannya, model pembelajaran
menggunakan ekspresi atau simbol-simbol
Active Learning tipe Index Card Match
dalam matematika. Ketika sebuah konsep JSP | FKIP | UHN |hal 123
Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
informasi matematika diberikan seorang
menggambarkan hubungan-hubungan dan
guru
model-model situasi.
kepada
siswa
maupun
siswa
mendapatkannya sendiri melalu bacaan, maka
saat
itulah
terjadi
transformasi
Secara
umum
kesenjangan
antara
masalah
adalah
harapan
dengan
informasi matematika dari komunikator
kenyataan, antara apa yang diinginkan atau
terhadap
apa yang dituju dengan apa yang terjadi atau
komunikan.
Karena
itu
kemampuan komunikasi dalam matematika
faktanya.
menjadi tuntutan khusus. Komunikasi dalam
menyatakan
matematika
dengan
biasanya memuat situasi yang mendorong
kemampuan, keterampilan siswa dalam
seseorang untuk menyelesaikannya, akan
berkomunikasi.
didik
tetapi tidak tahu secara langsung apa yang
haruslah memiliki kemampuan komunikasi
harus dikerjakan untuk menyelesaikannya”.
matematis, sebab komunikasi matematis
Jika suatu masalah diberikan kepada seorang
merupakan sarana untuk dapat memahami
anak dan anak tersebut langsung mengetahui
serta
cara penyelesainnya dengan benar maka soal
juga
mampu
berkaitan
Seorang
peserta
memecahkan
masalah
matematika. Indikator
Notoatmojo bahwa
(2005
:
:”Suatu
39)
masalah
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai kemampuan
dalam
masalah.
komunikasi matematis pada pembelajaran
Suatu
matematika menurut NCTM dapat dilihat
dilukiskan
dari : (1) kemampuan mengekspresikan ide-
pemecahannya
ide matematika melalui lisan, tertulis, dan
pengertian,
pemikiran
mendemonstrasikannya
imajinasi.
Untuk
dapat
memecahkan
masalah,
siswa
harus
menggambarkannya
siswa
serta
secara
kemampuan
visual;
(2)
masalah
masalah
matematika
sebagai
“tantangan”
memerlukan
dapat bila
kreatifitas,
yang
asli
atau
dapat
memahami,
menunjukkan data yang ditanyakan. Dengan
menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-
mengajarkan pemecahan masalah siswa-
ide matematika baik secara lisan maupun
siswi akan mampu mengambil keputusan.
dalam
(3)
Metode Belajar Aktif Index Card Match
kemampuan dalam menggunakan istilah-
adalah metode belajar yang merangsang
istilah,
dan
supaya siswa aktif dalam pembelajaran.
struktur-strukturnya untuk menyajikan ide,
Siswa aktif dalam mempelajari suatu konsep
bentuk
visual
notasi-notasi
lainnya;
matematika
JSP | FKIP | UHN |hal 124 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
atau topik melalui pencarian kartu jawaban
kemampuan
atau kartu soal, setiap siswa pasti mendapat
kegiatan kerjasama kelompok kecil yang
pasangan
memungkinkan
kartu
yang
cocok
lalu
mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa bersama pasangannya dan siswa lainnya. Dengan pasangannya
mendiskusikan maka
siswa
bersama
akan
lebih
untuk
mengajar
untuk
melalui
memperoleh
pemahaman dan penguasaan materi. Adapaun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Active Learning tipe Index Card Match dalam
pembelajaran
matematika
dapat
mengerti dengan konsep materi yang sedang
meningkatkan kemampuan komunikasi dan
dipelajari. Metode belajar Index Card Match
kemampuan
dapat memupuk kerja sama siswa dalam
matematika siswa pada materi Statistika di
menjawab pertanyaan dengan mencocokkan
kelas XI SMA N Pangkalan Susu.
pemecahan
masalah
kartu Indexyang ada di tangan mereka. Proses pembelajaran ini lebih menarik
METODOLOGI PENELITIAN
karena siswa mencari pasangan sambil
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
belajar mengenai suatu konsep atau topik
Negeri 1 Pangkalan Susu pelaksanaannya
dalam suasana yang menyenangkan. Dalam
pada semester ganjil T.A.2016/2017. Subjek
model ini siswa harus mengerjakan banyak
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
tugas. Mereka harus menggunakan otak,
SMA Negeri 1 Pangkalan Susu . Objek
mengkaji gagasan, memecahkan masalah,
penelitian ini adalah penerapan model Active
dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Learning tipe Index Card Match untuk
Belajar juga harus gesit, menyenangkan,
meningkatkan kemampuan komunikasi dan
bersemangat dan penuh gairah.Siswa bahkan
kemampuan
sering meninggalkan tempat duduk mereka,
matematika
bergerak leluasa dan berpikir keras.
T.A.2016/2017.
pemecahan pada
masalah
materi Untuk
Statistika menjawab
Siswa saling bekerja sama dan saling
pertanyaan penelitian yang telah disebutkan
membantu untuk menyelesaikan pertanyaan
pada bagian terdahulu, maka alat yang
dan
kepada
digunakan untuk mengumpulkan data dalam
pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini
penelitian ini adalah : tes dan lembar
dapat membantu memacu belajar aktif dan
observasi.
melemparkan
pertanyaan
JSP | FKIP | UHN |hal 125 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
Pelaksanaan
penelitian
tindakan
ini
Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis
dilakukan melalui dua siklus. Permasalahan
secara
deskriptif
dengan
menggunakan
pada awal siklus 1 diperoleh dari data tes
persentase secara kuantitatif, yaitu :
awal kelas terkait beberapa kesulitan yang
a.
Menghitung total aktivitas yang
dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-
dilakukan siswa selama pembelajaran
soal.Masalah
menurut kategori pengamatan.
yang
ditemukan
dalam
penelitian ini adalah tingkat kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam kategori
b.
Menghitung
presentasi
masing siswa. Persentase Aktivitas Siswa (PAS) =
rendah.Dan dalam hal ini, masih bisa untuk ditingkatkan.Dalam
tahap
ini,
peneliti
menganalisis tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikan berbagai masalah yang terjadi
di
kelas.
Mulai
dari
proses
pembelajaran, dampak dari tindakan yang dilakukan,
hal
apa
saja
yang
harus
diperbaiki dan hambatan yang dialami. Apabila
terdapat
kekurangan
dalam
masing-
x 1oo% Adapun
kriteria
rata-rata
penilaian
observasi 0% < PAS ≤ 60% artinya tidak aktif 60% ≤ PAS < 75% artinya kurang aktif 75% ≤ PAS <100%
artinya aktif
Hasil Observasi aktivitas belajar Guru Penilaian observasi dilakukan dengan formula berikut :
pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa belum mengalami peningkatan, dilakukan
Pi = Dengan
perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah peneliti melakukan tahap refleksi, kemudian merumuskan rencana tindakan untuk siklus berikutnya. Pada siklus II akan mengalami
= Skor pengamatan Pi = Nilai proses pembelajaran ke-i Adapun
kriteria
rata-rata
penilaian
observasi
perbaikan dari proses pembelajaran yang
0 < Pi ≤ 1,2
artinya sangat buruk
dilaksanakan pada siklus I.
1,2< Pi ≤ 2,2
artinya kurang baik
Hasil Observasi aktivitas belajar siswa
2,2
artinya sangat baik
HASIL PENELITIAN JSP | FKIP | UHN |hal 126 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
Setelah
melakukan
perbaikan
2.
Afektif yaitu kemampuan sikap dan
pembelajaran dari siklus I ke siklus II
perilaku seperti menerima tanggapan,
dengan
menilai, organisasi, karakterisasi.
menggunakan
model
Active
Learning tipe Index Card Match dapat
3.
Psikomotorik yaitu kemampuan atau
dilihat bahwa siswa lebih aktif belajar dan
keterampilan motorik yang berhubungan
memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Mereka
dengan anggota tubuh, atau tindakan
menjadi lebih aktif sehingga mereka mampu
yang memerlukan koordinasi antara
mengumpulkan keberaniannya untuk dapat
saraf dan otot terdiri dari kesiapan, gerak
bekerjasama dan mencari pasangan kartunya
dan kreativitas.
dengan
siswa
yang
lainnya,
sehingga
Dengan
menggunakan
model
membuat mereka lebih mengerti akan materi
pembelajaran Active Learning tipe Index
itu karna mereka mencari sendiri pasangan
Card Match siswa mampu menunjukkan
kartu benar yang ada pada mereka.
kemampuan yang mereka miliki.
Pada saat pembelajaran model Active Learning
tipe
Match
Active Learning tipe IndexCard Match ini
berlangsung guru hanya mengarahkan dan
dapat dilihat bahwa tes awal kemampuan
membimbing siswa, selebihnya siswa yang
komunikasi dan kemampuan pemecahan
aktif mencari sendiri jawaban yang mereka
masalah matematika siswa dapat meningkat
butuhkan
memberikan
jika diberi tindakan sesuai dengan langkah-
penguatan kesimpulan yang lebih akurat.
langkah model pembelajaran dan perbaikan
Hal
dari model pembelajaran itu sendiri.
,
tersebut
permasalahan
Index
serta
Card
Namun dengan menggunakan model
guru
merupakan dari
jawaban
pembahasan
bab
Untuk kemampuan awal komunikasi
sebelumnya, yaitu menurut Bloom (dalam
terdapat 8 orang siswa yang mencapai
Suprijono:6), menyatakan bahwa belajar
persentase hasil ≥ 65 % (Tuntas) dan 22
mencakup tiga aspek kemampuan yaitu ;
siswa yang memperoleh hasil belajar ≤ 65%
1.
Kognitif yaitu kemampuan berpikir
(Tidak tuntas), namun setelah menggunakan
mencakup pengetahuan, pemahaman,
model pembelajaran Active Learning tipe
penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
Index Card Match kemampuan komunikasi siswa meningkat dilihat dari beberapa aspek yaitu : JSP | FKIP | UHN |hal 127
Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
1. Hasil Observasi yang diperoleh oleh
1. Hasil Observasi yang diperoleh oleh
peneliti siklus I ke siklus II mengalami
peneliti siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan yaitu dari 3,2 menjadi 3,8
peningkatan yaitu dari 3,2 menjadi 3,8
yang dikategorikan sangat baik dalam
yang dikategorikan sangat baik dalam
pelaksanaan pembelajaran, sedangkan
pelaksanaan pembelajaran, sedangkan
hasil observasi siswa juga meningkat
hasil observasi siswa juga meningkat
dari siklus I ke siklus II yaitu dari 23,33
dari siklus I ke siklus II yaitu dari 23,33
% setelah melakukan 4 pertemuan
% setelah melakukan 4 pertemuan
menjadi 86,66%.
menjadi 86,66%.
2. Dilihat dari tes hasil belajar individual
2. Dilihat dari tes hasil belajar individual
pada siklus I terdapat 16 orang siswa
pada siklus I terdapat 7 orang siswa yang
yang mencapai persentase hasil ≥ 65 %
mencapai persentase hasil ≥ 65 %
(tuntas) dan 14 orang siswa memperoleh
(tuntas) dan 23 siswa yang memperoleh
hasil belajar ≤ 65% (tidak tuntas ).
hasil belajar ≤ 65% (Tidak tuntas).
3. Tingkat ketuntasan secara klasikal yang
Kemudian dapat dilihat juga dari tes
diperoleh siswa adalah 53,33 %. Setelah
hasil belajar pada siklus I terdapat 15
dilakukan
pada
orang siswa yang mencapai persentase
siklus II, terjadi peningkatan pada skor
hasil ≥ 65 % (tuntas) dan 15 orang siswa
tes hasil belajar siswa. Banyak siswa
memperoleh hasil belajar ≤ 65% (tidak
yang mencapai ketuntasan hasil belajar
tuntas ).
tindakan
perbaikan
dengan nilai ≥ 65 % adalah 26 siswa dari
3. Tingkat ketuntasan secara klasikal yang
30 jumlah siswa keseluruhan atau secara
diperoleh siswa adalah 50 %. Setelah
klasikal sebesar 86,6 %.
dilakukan
4. Dan
pertambahan
tindakan
perbaikan
pada
persentase
siklus II, terjadi peningkatan pada skor
kemampuan komunikasi dari siklus I ke
tes hasil belajar siswa. Banyak siswa
siklus II dapat dilihat pada lampiran (38-
yang mencapai ketuntasan hasil belajar
40).
dengan nilai ≥ 65 % adalah 26 siswa dari
Sedangkan untuk kemampuan pemecahan masalah
meningkat
dilihat
dari
aspek
30 jumlah siswa keseluruhan atau secara klasikal sebesar 86,6 %.
sebagai berikut : JSP | FKIP | UHN |hal 128 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
4.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
Dan
pertambahan
persentase
siklus II yang bertumpuan pada kegagalan
kemampuan komunikasi dari siklus I ke
yang ada pada siklus I. Hal ini dapat dilihat
siklus II dapat dilihat pada lampiran (41-
dari hasil tes kemampuan komunikasi dan
43).
kemampuan
Dari kedua kemampuan yang diperoleh
matematika yang diperoleh siswa, pada
bahwa rataan nilai klasikal telah mencapai
siklus II lebih banyak siswa yang tuntas
86,6% sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam menyelesaikan permasalahan dari
tujuan penelitian ini sudah tercapai.
pada siklus I.
Dengan
menggunakanmodel
pemecahan
masalah
Dengan demikian, dapat disimpulkan
pembelajaran Active Learning tipe Index
bahwaada
Card Match, pada materi Statistika siswa
komunikasi dan kemampuan pemecahan
dapat
masalah
lebih
mudah
permasalahan,
karena
menyelesaikan pada
saat
peningkatan
matematika
menggunakanmodel
kemampuan
siswa
pembelajaran
dengan Active
menyelesaikan masalah, mereka ikut serta
Learning tipe Index Card Matchpada pokok
dan aktif dalam proses pembelajaran, serta
bahasan Statistika di Kelas XI SMA N 1
guru membimbing siswa sepenuhnya agar
Pangkalan Susu T.A. 2016/2017.
dapat menyelesaikan permasalahan dengan
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, M, 2012, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta. Ansari, I.B, 2009, Komunikasi Matematik Konsep & Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh. Arikunto, S, 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Hudojo, Herman, 2005, Pengembanagn Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang. Istarani, 2011, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan. Jihad, Asep dan Abdul Haris, 2012 ,Evaluasi Pembelajaran, Multi Prasindo, Yogyakarta. Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat
tepat. Tetapi dengan menggunakanmodel pembelajaran
Active
LearningtipeIndex
Card Match, guru memerlukan waktu yang cukup
banyak
menertibkan
untuk
mengajar
siswapada
saat
dan
mencari
pasangan mereka. Peningkatan kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah
matematika
menggunakanmodel
siswa
pembelajaran
dengan Active
Learning tipe Index Card Match mengalami peningkatan
pada
siklus
II
dengan
melaksanakan tindakan-tindakan yang telah dirancang pada pelaksanaan tindakan pada
JSP | FKIP | UHN |hal 129 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Asni Gurning
penerapan Model Active Learning…...…….
ISSN: 2356-2595
Volume-3, Edisi-2, September 2016
Satuan Pendidikan (KTSP), Rajawali Pers, Jakarta. Marpaung,Yansen, dkk, 1987, Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan Notoatmojo, Soekidjo, 2005, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sagala, H, Syaiful, 2009, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Matematika dan Fisika, FMIPA IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta. Melvin L, Silberman, 2009, Active Learning (101Cara Belajar Siswa Aktif), Nusamedia, Bandung. Problematika Belajar Dan Mengajar, Alfabeta, Bandung. Sudjana, 2009, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito. Suprijono, A, 2009, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
JSP | FKIP | UHN |hal 130 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.