Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
INTEGRASI ANTARA TERNAK ITIK DAN IKAN NILA BERBASIS PROBIOTIK PROBIO_FM DAN AZOLLA DI DESA SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI Ella Hendalia, Fahmida Manin, dan Anie Insulistyowati Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi
ABSTRAK Secara umum, permasalahan yang dialami oleh peternak ikan relatif sama dengan permasalahan yang dialami oleh peternak itik umumnya, yaitu kurangnya modal usaha, tingginya biaya pakan dan timbulnya bau dari dalam kolam/kandang yang mencemari lingkungan. Demikian pula hal yang dialami oleh kelompok peternak ikan brother’s fish farm (BFF) dan Mina Nila Lestari (MNL) yang berada Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Kekurangan modal yang dialami menyebabkan kelompok BFF belum melakukan sistem intensifikasi pemeliharaan larva. Kelompok BFF selaku unit pembenihan rakyat, masih kekurangan peralatan untuk pemeliharaan larva, sehingga survival rate benih hanya sekitar 60 %. Demikian pula halnya dengan masalah tingginya biaya pakan dan timbulnya pencemaran bau kolam menyebabkan kelompok MNL mengalami kesulitan untuk mengembangkan usahanya Selain itu, pemeliharaan ikan di kolam juga menimbulkan bau akibat terjadinya penguraian limbah organik yang berasal dari sisa pakan dan eskreta oleh bakteri pembusuk. Ketiga masalah di atas dapat diatasi sekaligus dengan cara mengintegrasikan pemeliharaan ikan nila dengan ternak itik disertai dengan pengembangan tumbuhan Azolla dan pemanfaatan probiotik (Probio_FM). Prinsip dari integrasi ini adalah membangun kandang itik diatas kolam ikan, mengembangkan tumbuhan Azolla di dalam kolam sebagai pakan itik dan ikan, serta memanfaatkan bakteri probiotik (Probio_FM) sebagai pengendali ekosistem di dalam kolam ikan sekaligus untuk menjaga kesehatan itik dan ikan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa program intensifikasi pemijahan ikan dengan system hapa pada kelompok peternak ikan nila BBF di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dapat meningkatkan daya tetas telur dari 50 menjadi 90% serta meningkatkan daya taham hidup larva dari 60% menjadi 90%, Demikian pula integrasi antara ternak itik dan ikan nila berbasis tumbuhan azolla dan probiotik probio_ FM pada kelompok peternak ikan MNL di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dapat mengurangi biaya pakan sekitar 25-50% serta dapat mengurangi bau kolam yang mencemari lingkungan. Kata kunci: Integrasi, Probiotik Probio_Fm Dan Azolla PENDAHULUAN Latar Belakang Akhir-akhir ini, permintaan akan daging dan telur itik terus mengalami peningkatan seiring dengan menjamurnya usaha bebek goreng diperkotaan serta berkembangnya industri makanan, seperti roti dan kue berbahan baku telur. Mengingat jumlah peternak itik di Provinsi Jambi masih sangat terbatas, terbuka peluang yang cukup besar bagi masyarakat di Provinsi Jambi untuk mengembangkan usaha ternak itik, baik untuk menghasilkan bibit, daging ataupun telur,
Kendala utama dalam pengembangankan usaha itik adalah terbatasnya lahan, tingginya biaya pakan serta timbulnya bau asal kotoran yang mencemari lingkungan. Ketiga masalah ini dapat diatasi sekaligus dengan cara mengintegrasikan pemeliharaan ternak itik dengan ikan disertai dengan pengembangan tumbuhan Azolla dan pemanfaatan bioteknologi probiotik (Probio_FM) yang dihasilkan dari riset
Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM Dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambu Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi 13
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Manin et al (2003-2012). Prinsip dari integrasi ini adalah membangun kandang itik diatas kolam ikan, mengembangkan Azolla sebagai pakan itik dan ikan di dalam kolam serta memanfaatkan bakteri probiotik (Probio_FM) untuk memelihara kesehatan ternak dan ekosistem di dalam kolam ikan (Hakim, 2013). Pola integrasi antara ternak itik, ikan dan azola dapat diterapkan pada peternak yang sudah memiliki kolam ikan serta berkeinginan untuk mengembangkan usaha berbasis teknologi, seperti yang dilakukan oleh kelompok tani brother’s fish farm (BFF) dan Mina Nila Lestari (MNL). Kelompok tani BFF dan MNL berada di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, dengan jarak sekitar 4 -5 km dari kampus UNJA Mendalo. Dua kelompok peternak ikan ini bergerak dibidang pembenihan ikan nila (hetchery). Kelompok BFF berdiri sejak tahun 2008, namun baru secara resmi mendapat izin pada tahun 2010, sedangkan kelompok MNL baru didirikan pada tahun 2011 sebagai pengembangan dari usaha kelompok BFF. Kelompok BFF dikenal sebagai unit pembenihan rakyat, karena benih yang dihasilkan disebarkan untuk memenuhi kebutuhan benih bagi petani pembesaran ikan nila dikeramba jaring apung sungai Batanghari. Kelompok BFF memiliki 16 buah kolam berukuran 300 m 2 dengan luas keseluruhan 5000 m2 , sedangkan Mina Lestari memiliki 8 buah kolam berukuran 600 m2 dengan luas keseluruhan 5000 m2. Kegiatan usaha pembibitan ikan nila pada kelompok BFF dan MNL masih dilakukan secara konvensional, dimana lahan yang diperlukan sangat luas, kepadatan induk per m2 masih rendah, dan produktivitas dan kontinuitasnya sangat rendah. Secara umum, permasalahan yang dialami kelompok ini relatif sama dengan permasalahan yang dialami oleh peternak itik umumnya, yaitu kurangnya modal usaha, tingginya biaya pakan dan timbulnya bau dari dalam kolam/kandang yang membuat lingkungan tidak nyaman. Dengan mengntegrasikan pemeliharaan
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
ikan nila dengan ternak itik serta memanfaatkan bakteri probiotik (Probio_FM) untuk memelihara kesehatan ternak dan ekosistem di dalam kolam ikan, diharapkan ketiga masalah tersebut dapat diatasi. Dengan membangun kandang itik diatas kolam ikan nila, diiringi dengan pengembangan tumbuhan Azolla di dalam kolam serta pemanfaatan bakteri probiotik (Probio_FM) untuk memelihara kesehatan ternak dan ekosistem di dalam kolam ikan, akan dicapai suatu pola usaha yang efisien, khususnya ditinjau dari aspek penggunaan lahan dan penyediaan pakan. Hal ini dimungkinkan karena di dalam kolam ikan, bakteri probiotik akan bekerja mendegradasi limbah organik yang berasal dari sisa pakan dan eskreta menjadi senyawa organik sederhana yang bermanfaat untuk menunjang pertumbuhan plankton sebagai pakan ikan serta pertumbuhan Azolla sebagai pakan itik dan ikan. Integrasi antara ternak itik dan ikan nila berbasis tumbuhan azolla dan probiotik probio_FM di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi selain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha pada kelompok peternak ikan nila BFF dan MNL, juga untuk memenuhi kebutuhan akan bibit dan daging itik sekaligus untuk menciptakan pola integrasi yang ramah bagi lingkungan. TARGET DAN LUARAN Target dan luaran yang ingin dicapai dengan adanya kegiatan pengabdian ini adalah terjadinya peningkatan efisiensi usaha yang tercermin dari: 1. Meningkatnya daya tetas telur dari 50% menjadi 90% 2. Meningkatnya tingkat kelangsungan hidup larva dari 70% menjadi 90%. 3. Adanya perbaikan system pemeliharaan ikan dari system tradisional menjadi system hapa 4. Berkembangnya produksi azolla sebagai pakan ikan dan itik
Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM Dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambu Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi 14
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
5. Terbangunnya kandang itik di atas kolam ikan 6. Terwujudnya usaha ternak itik dan ikan secara terintegrasi METODE PELAKSANAAN Perbanyakan Azolla di Dalam Kolam 1. Pupuk kandang sebanyak 250 kg/1000 ditabur merata didalam petakan kolam. 2. Setelah 5-7 hari kemudian, air dimasukkan dalam petakan dengan ketinggian 10-12 cm. 3. Kemudian dimasukkan probiotik probio_FM sebanyak 3 L, dan diulang setiap 4-5 hari sekali. 4. Setelah 20-25 hari azolla nampak menyebar keseluruh permukaan kolam, penyebaran azolla dikolam diperkirakan mencapai 1,0-1,25 ton. Pembesaran Itik Kerinci Pedaging 1. Pembesaran itik Kerinci dimulai dari umur 1 hari (DOD) yang diperoleh dari kabupaten Kerinci dan dipelihara diatas kolam ikan nila. 2. Pemberian pakan dimulai dari umur 160 hari dengan susunan pakan terdiri dari jagung 35 %, bungkil inti sawit 25 %, konsentrat 25%, poles 15 %. Probiotik diberikan setiap hari dengan dosis 10 ml/L air minum. 3. Pemberian azolla dilakukan pada saat pemberian pakan pada itik dengan perbandingan 1 : 1 (1 bagian pakan itik dan 1 bagian azolla, diaduk sampai homogen. 4. Pakan yang tercecer pada feses itik yang jatuh kekolam dapat meningkatkan pertumbuhan plankton yang ada di kolam, dan plankton tersebut merupakan makanan bagi ikan nila. 5. Pada saat itik umur 60 hari diperkirakan bobot badan itik mencapai 1400-1500 gr/ekor, dan itik siap dijual ke warung pecel lele.
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Fish Farm yang terrletak di Desa Sungai Duren. Di lokasi tersebut terdapat 8 unit kolam, 1 unit bangunan sebagai ruang penetasan telur dan 1 unit pengolahan air. Untuk program pembesaran dan pemijahan induk ikan nila dilakukan di kelompok MNL di Desa Simpang Nes Sungai Duren. Tahap-tahapan proses pembibitan ikan nila disajikan pada Gambar 1.
Intensifikasi Produksi Benih Ikan Nila (Gambar 1) Proses pembibitan ikan nila dilakukan di lokasi kelompok Brother’s Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM Dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambu Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi 15
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Seleksi Induk
Pemijahan
Pemanenan Telur/ Larva
Penetasan Telur dan pemeliharaan larva
Pendederan
Pemanenan dan Penyortiran benih
Gambar1. Alur Proses Pembibitaaaan Ikan Nila di Kelompok “ Brother’s Fish Farm” HASIL YANG DICAPAI Intensifikasi Pemijahan Ikan Nila dengan System Hapa Pada awalnya kegiatan usaha pembibitan ikan nila pada kelompok peternak ikan BFF masih dilakukan secara konvensional. Kelompok BFF selaku unit pembenihan rakyat, masih kekurangan peralatan untuk pemeliharaan larva, sehingga tingkat kelangsungan hidup larva hanya sekitar 60 %. Untuk mengatasi
masalah ini kelompok BFF telah melakukan pemeliharaan larva dengan sistem resirkulasi. Namun akibat terbatasnya alat, maka waktu pemeliharaan larva dipersingkat yang seharusnya 10 hari menjadi 6-8 hari. Sebagai akibatnya larva yang mampu bertahan hidup di kolam bebas menjadi berkurang. Setelah dilakukan intensifikasi pemijahan ikan nila dengan system hapa, terbukti bahwa daya tetas telur dan tingkat kelangsungan hidup larva dapat ditingkatkan (Tabel 1)
Tabel 1. Perbandingan sistem penetasan sebelum dan sesudah program intensifikasi pemijahan Peubah yang di amati Sitem suhu air Daya tetas telur Tingkat kelangsungan hidup larva Kapasitas Ruangan
Kondisi Hatchery Sebelum intensifikasi Sesudah intensifikasi Tidak satabil Sangat stabil Rendah (50%) Tinggi (90%) Rendah (70%) Tinggi (90%) Sempit Lebih Luas
Sistem hapa memiliki beberapa keunggulan yaitu produksi per m2 sangat tinggi dengan ukuran larva relatif seragam dan penanganan induk dan larva lebih mudah dilakukan. Sekalipun demikian, system ini juga memiliki kelemahan, dimana
manajemen atau pengelolaannya lebih rumit karena larva dan induk harus diberi pakan komersil (Hakim, 2012). Intensifikasi pemijahan ikan nila dengan system hapa, diawali dengan seleksi induk. Induk yang digunakan adalah induk
Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM Dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambu Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
16
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
sebar ( PS ) yang berasal dari instansi atau Selanjutnya benih ikan yang masih balai yang berkompeten dalam penyediaan berukuran kecil (post larva) di pelihara di calon induk. Bobot Induk berkisar antara kolam pendederan dengan kepadatad 200 s/d 100 – 200 gram/ ekor dengan umur 4-5 250 ekor per m2. Pada periode ini benih bulan dan Induk harus sehat dan tidak diberi pakan komersil berbentuk crumble cacat. Selanjutnya, Induk hasil seleksi adlibitun dengan frekuensi pemberian 4 - 5 dimasukan kedalam hapa pemijahan dengan kali/hari. Pada tahap berikutnya kepadatan 4-5 ekor per m2 dan dilakukan pendederan. Pendederan di kolam perbandingan jantan dan betina 1:3 s/d 1:5. dilakukan selama 30 hari dengan ukuran Induk diberi pakan komersil dalam bentuk akhir benih berkisar antara 5- 8 cm. pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per Pemanenan benih dilakukan dengan hari dengan frekuensi pemberian 2 x sehari. menggunakan anco secara bertahap, supaya Pemanenan telur dan larva dilakukan benih tidak stress dan rusak. Selanjutnya secara periodik setiap 10 – 15 hari. benih di tampung di bak penampungan benih Penetasan telur ikan nila dilakukan dalam dan dilakukan penyoriran (grading). Proses corong penetasan yang terhubung dengan pemijahan dan penetasan telur ikan nila pada system resirkulasi. Proses penetasan telur kelompok BFF dapat dilihat pada Gambar 4. berkisar antara 3-5 hari. Pemeliharaan larva Bila dilakukan komparasi antara dilakukan dalam hapa pendederan berukuran pemijahan ikan nila dengan system 2 x 5 x 1 m dengan padat tebar 35.000 s/d tradisional dengan system hapa terlihat 40.000 ekor selama 7 hari. Selama bahwa system hapa selain memiliki pemeliharaan larva diberikan pakan keunggulan juga memiliki kelemahan, komersil berbentuk tepung adlibitum dengan terutama dalam penyediaan pakan komersil frekuensi pemberian 4-5 kali/ hari. (Tabel 2). Tabel 2. Komparasi Pemijahan Ikan Nila Sistem Tradisional dan Sitem Hapa Pengamatan Sistem Tradisioanal Sistim Hapa Kebutuhan Lahan Dibutuhkan lahan luas Dapat memanfaatkan lahan sempit Kepadatan Induk Padat tebar induk rendah Kepadatan tinggi Frekuensi Rendah Lebih Tinggi Pemijahan Pakan Pakan alami dan atau pakan Pakan komersial tambahan Output Larva, benih ukuran kecil Telur/larva seragam Produksi Rendah Tinggi waktu 3-4 hari laju pertumbuhan mencapai Perbanyakan Azolla di Dalam Kolam Hasi pengamatan menunjukkan 2 kali lipat (Handayani, 2007; Khan, 1988). bahwa azolla yang dikembangkan di dalam Menurut Lumpkin dan Pliket (1988) kolam memiliki pertumbuhan yang cepat. keunggulan azolla antara lain, 1) memiliki Dalam kurun waktu 20-25 hari, azolla kecepatan pertumbuhan yang cepat dengan terlihat menyebar keseluruh permukaan produksi biomasa yang besar, 2) memilki kolam. Diperkirakan produksi azolla di kandungan nutrisi yang cukup baik, terutama dalam kolam mencapai 1,0-1,25 ton. protein kasar dan asam amino, 3) dapat Ketebalan azolla di dalam kolam yang diberi tumbuh pada permukaan air alami sehingga probiotik mencapai + 7 cm. Pada kondisi tidak tergantung lahan pertanian reguler, 4) normal, laju pertumbuhan azolla dapat dapat diberikan pada semua ternak, baik mencapai 35% tiap hari atau dalam jangka segar maupun kering, 5) tanpa ada perlakuan khusus, seperti pemotongan, penggilingan Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
17
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
dan penglohan lainnya, 6) dapat menyediakan pakan ternak sepanjang tahun. Disamping itu Azolla merupakan satu satunya tanaman paku air yang mampu bersimbiosis dengan Anabaena azollae untuk mensintesis N udara bebas. Pembesaran Itik Kerinci jantan Di Atas Kolam Ikan Itik jantan yang dipelihara dalam kandang yang dibangun di atas kolam ikan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Meskipun itik hanya diberi pakan konsentrat sekitar 50% dari kebutuhan dan sisanya diberi azolla, bobot badan itik dapat mencapai 14 - 1,5 kg/ekor pada umur 2 bulan. Kondisi ini menunjukkan bahwa azolla sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan itik menggantikan sebagian pakan konsentrat. Azolla mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yaitu 27%, namun mengandung energy yang relatif rendah, yaitu sekitar 1160 kkal ME/kg. Dari beberapa hasil penelitian di Balai Penelitian Ternak Ciawi diketahui bahwa kebutuhan protein untuk itik jantan adalah sekitar 19 20% dengan kandungan energy 2900-3000 kkal ME/kg. Implementasi Azolla terhadap ternak unggas telah dilaporkan oleh beberapa
peneliti. Menurut Khan (2008) itik yang diberi pakan azolla segar sampai 15 % tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap penampilan itik. Hasil penelitian Manin (1997) penggunaan Azolla pinnata dapat digunakan sampai 40% dalam ransum basal., tanpa menganggu pertumbuhan itik. Begitu juga dengan ayam petelur yang diberi pakan azolla segar sebanyak 9 kg/hari/100 ekor akan menghemat beaya pakan sebesar 20% tanpa menurunkan produksi secara signifikan (Sing and Subudhi, 1978). Pembesaran itik Kerinci di atas kolam ikan nila direncanakan akan dimulai pada umur 4 hari, namun karena ada kendala di lapangan, pemeliharaan baru dapat dimulai pada umur 21 hari. Pemeliharaan Itik lokal Kerinci umur 4 hari – 20 hari dilakukan di kandang percobaan Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Pemberian pakan dimulai dari umur 1 hari dengan susunan pakan terdiri dari hasil fermentasi tepung ikan dan bungkil inti sawit 50%, jagung 10 %, dedak 20%, bungkil kelapa 10 % dan ransum komersil broiler (BR-1) 10 %, Probiotik Probio_FM diberikan dalam air minum setiap hari dengan dosis 10 ml/L air minum. Data pertumbuhan ternak itik disajikan pada Table 2
Tabel 3. Rataan bobot badan itik lokal Kerinci (gram/ekor/minggu) Kandang Bbt awal
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
1 2 3 4
110.47 ± 9.36 150.80± 18.32 210.87±16.83 259.53±21.28
234.20 ± 9.36 315.80±24.08 388.73±20.46 466.53±30.50
384.40 ± 37.84 482.87±17.65 561.20±23.85 648.40±
584.13 ± 33.42 657.53±21.53 735.67±27.23 824.20±44.15
36.67±1.11 39.33± 0.98 42.00±1.07 46.33±1.68
Tabel 3 memperlihatkan bahwa pertumbuhan itik lokal Kerinci semakin meningkat dengan adanya penambahan Azolla pinnata dalam ransum basal dengan perbandingan Azolla pinnata 1 bagian dan ransum basal 1 bagian. Pemberian Azolla dilakukan dalam bentuk segar. Teknik pemberian azolla pada itik yang dipelihara di atas kolam ikan dapat dikatakan sangat
praktis, karena azolla cukup diambil dari kolam menggunakan saringan/ayakan, lalu dicampur dengan konsentrat dan probiotik lalu langsung diberikan kepada ternak. Dengan cara ini, peternak tidak perlu lagi membasahi pakan konsentrat yang akan diberikan. Ketika itik makan, ikan yang di bawah kandang akan ikut makan dari tumpahan pakan yang jatuh ke dalam kolam.
Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
18
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Pakan dan kotoran itik yang jatuh ke dalam kolam dapat meningkatkan pertumbuhan plankton sebagai makanan bagi ikan nila. Dengan adanya Azolla yang dibudidayakan di kolam ikan biaya pakan itik dapat dihemat sekitar 25-50%. Kesimpulan 1. Adanya program intensifikasi pemijahan ikan dengan system hapa pada kelompok peternak ikan nila BBF di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dapat meningkatkan daya tetas telur dari 50 menjadi 90% serta meningkatkan daya taham hidup larva dari 60% menjadi 90%. 2. Integrasi antara ternak itik dan ikan nila berbasis tumbuhan azolla dan probiotik probio_FM pada kelompok peternak ikan MNL di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dapat mengurangi biaya pakan sekitar 25-50% DAFTAR PUSTAKA
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Penelitian Biaya Mandiri. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Hendalia, E, F. Manin, 2012. Penggunaan Probiotik Secara Berlangsung Dan Taraf BIS Pada Ayam Broiler. Laboran Penelitian Dana Mandiri. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Hendalia, E, F. Manin, dan Rahmi Dianita, 2012. Optimalisasi Biokonversi Bungkil Inti Sawit sebagai Sumber Prebiotik. Laporan Penelitian Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Universitas Jambi. Hendalia, E, F. Manin, dan Yusrizal, 2009. Pemanfaatan Berbagai Spesies Bakteri Bacillus dan Lactobacillus dalam Probiotik untuk Mengatasi Polusi Lingkungan Kandang Unggas.
Handayani, H. 2007. Peningkatan Nilai Nutrisi Tepung Azolla Melalui Fermentasi. Jurusan Perikanan Universitas Muhamadiyah Malang.
Hendalia, E, F. Manin, Yusrizal dan Yatno, 2010-2012. IBIKK Usaha Agribisnis Ayam Pedaging Ramah Lingkungan Berbasis Probiotik di Fapet Farm Universitas Jambi, Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Program PPM Nomor :0120/SP2H/PP/DP2M/III/2010 Tanggal 10 Maret 2010.
Haryanto, H., Sucipto. 2003. Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Pupuk Organik terhadap Produsi Jagung. Jurnal Teknologi Pertanian No.2 th XV. Jakarta.
Kecamatan dalam Angka (2012). Kecamatan Jambi Luar Kota (JALUKO) dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro-Jambi. Jambi.
Hendalia, E, F. Manin, 2012. Penggunaan Probiotik dan Bungkil Inti Sawit Yang Difermentasi Dengan Tricoderma Harzianum dalam Ransum Ayam Broiler. Laporan
Khan, M.Manzoor. 1988. a primer on AZOLLA production and utilization in agriculture.IBS-UPLB. Philipina.
Hakim, U. L., 2013. Uji coba Probiotik Probio_FM pada ternak itik dengan pakan berbasis Azolla. (komunikasi pribadi).
Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
19
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Lumpkin, TA and D.L.Plucknett. 1981. Azolla as a Green Manure: Use and Management in Production. Westview Tropical Agricultute Series No 5. Honolulu-Hawaii. Manin, F., Anie Insulistyowati dan Maksudi, 2012. Penggunaan Bakteri Bacillus dan Bakteri Asam Laktat Sebagai Sumber Probiotik dalam Air Minum Terhadap Performan dan Status Kesehatan Itik Lokal Kerinci. Laporan Penelitian I’MHERE Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Manin, F., Ella Hendalia, A.Aziz, 2008. Isolasi dan Produksi Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bacillus sp dari Saluran Pencernaan Ayam Buras Asal Lahan Gambut Sebagai Sumber Probiotik. Jornal AGRITEK (Jornal Ilmu-ilmu Pertanian Teknologi Pertanian dan Kehutanan) Terakreditasi No. 026/DIKTI/KEP/2005. Agritek Edisi Khusus Dies Natalis IPM ke-16 November 2007. Halaman 74-78 (Penelitian Fundamental 2007-2008). Manin, F., Ella Hendalia, Haris Lukman, dan Farhan 2012. “Pelestarian Itik Kerinci Melalui Pengembangan Usaha Ramah Lingkungan Berbasis Probiotik Probio_FM di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Laporan KKN_PPM Dikti Tahun 2012.
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Manin, F., Ella Hendalia, Yusrizal dan Nurhayati. 2006. Effect of Kerinci Duck’s Intestinal Probiotic (Bacillus circulans and Bacillus sp) as Feed Additive on Broiler Performans. Proceedings of The 4th ISTAP “Animal Production and Sustanable Agriculture in The Tropics” Faculty of Animal Science, Gajah Mada University, november 8-9, 2006. p: 276-286. Manin, F., Ella Hendalia, Yusrizal, 2009. Penggunaan Berbagai Bakteri Bacillus dan Bakteri Asam Laktat sebagai Ssumber Probiotik dalam Air Minum Terhadap Performans Ayam Broiler. Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2009. Manin, F., Ella Hendalia, Yusrizal, dan Yatno. 2010. Penggunaan Simbiotik yang Berasal dari Bungkil Inti Sawit dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Performans, Lingkungan dan Status Kesehatan Ayam Broiler (Laporan Penelitian Strategi Nasional). Nugrahapradja, H. 2008. Pertumbuhan Tanaman Air Azolla pinnata R.Br. (Mata Lele) pada Tanaman Medium Pertumbuhan Berbeda. Skripsi Program Studi Sarjana Biologi SITH.
Integrasi Antara Ternak Itik dan Ikan Nila Berbasis Probiotik Probio_FM dan Azolla Di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
20