Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN LOKAL BERMUTU DAN PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG MENUJU KAWASAN VILLAGE POULTRY FARMING (VPF) DI DESA KASANG LOPAK ALAI KABUPATEN MUARO JAMBI Noferdiman, Fatati dan Heru Handoko Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi
ABSTRAK Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: (1), Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani peternak ayam kampung (Kelompok Tani) dalam bioproses bahan-bahan pakan ternak ayam yang kurang berkualitas menjadi yang lebih bermutu melalui teknologi biodegradasi dengan menggunakan jamur Pleurotus ostreatus menuju kawasan Village Poultry Farming (VPF). (2). Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani peternak ayam kampung (Kelompok Tani) dalam menyusun ransum ayam kampung yang tepat dan biaya yang lebih murah dan bermutu. (3). Peningkatan pengetahuan petani peternak ayam kampung (Kelompok Tani) dalam manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan ayam yang lebih efisien dan menghasilkan produksi yang lebih baik. (4). Peningkatan pengetahuan tentang pembuatan mesin tetas dan penggunaannya pada telur ayam kampung. (5). Peningkatan pengetahuan petani peternak ayam (Kelompok Tani) tentang standar mutu produksi ternak ayam (kualitas telur ayam) dan mutu ransum ayam, sehingga mempunyai daya saing yang lebih baik untuk menjual produknya dan memberi kontribusi pendapatan yang lebih baik. Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan dengan metode interaksi aktif antara pelaksana kegiatan dengan kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu: 22 anggota kelompok usaha bersama dan kelompok tani. Pendekatan pada metode ini diharapkan kelompok sasaran dapat menguasai proses alih teknologi biodegradasi bahan pakan lokal, mesin tetas, perkandangan, dan unit pengolahan pakan ayam kampung dengan lebih baik. Beberapa program yang ditawarkan untuk pencapaian target penerapan teknologi produksi untuk pengembangan kawasan budidaya ayam kampung dan pemecahan masalah yang ada pada Kelompok tani adalah: penyuluhan dan pelatihan, partisipatif aktif anggota Kelompok Tani, serta penerapan teknologi biodegradasi bungkil inti sawit dan penyusunan ransum ayam kampung berbasis bahan pakan lokal, dan teknologi mesin tetas. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah: (1). Program pengabdian pada masyarakatan tahun 2013 dapat dilaksanakan dan direspon dengan baik oleh KUBE. Mandiri Bersatu dan Kelompok Tani Bina Lestari mandiri dan masyarakat Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi. (2). Pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi peternak, dan Institusi Pelaksana karena dapat menjadi menjadi media transfer Ilmu pengetahuan dan Teknologi khususnya ayam kampung yang selama ini masih kurang banyak dilakukan dan tidak terfokus, sehingga tidak optimal dalam hasil kajian dan usaha pengembangan ayam kampung di pedesaan. (3). Pengembangan dan pemeliharaan ayam kampung secara intensif/semi intensif dengan memanfaatkan bahan-bahan pakan local dan teknologi biodegradasi akan memberi peluang usaha yang menjanjikan bagi kelompok tani dan masyarakat, kondisi ini didukung oleh potensi bahan-bahan pakan lokal yang tersedia dan pemasaran produk ayam kampung, baik telur konsumsi maupun produksi bibit ayam kampung melalui penetasan telur. Kata kunci : Teknologi pakan lokal, mesin tetas, dan ayam kampung PENDAHULUAN Kawasan Village Poultry Farming (VPF) pada intinya mempunyai tujuan pemberdayaan masyarakat melalui usaha
kelompok tani ternak dalam membudidayakan unggas lokal (ayam kampung) dengan mengaplikasikan teknologi dan budidaya ayam kampung
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 60
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
yang baik sesuai dengan standar manajemen ternak unggas pada suatu wilayah pengembangan di pedesaan. Permasalahan utama dalam usaha pemeliharaan ayam kampung yang dihadapi oleh kelompok tani ternak adalah: ketersediaan bahan-bahan pakan penyusun ransum yang lazim digunakan pada akhirakhir ini makin terasa sulit dan mahal harganya, kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan-bahan pakan ternak ayam terutama bahan baku yang masih impor seperti bungkil kedelai, jagung, dan tepung ikan. Pada tahun 2010, Indonesia masih mengimpor bungkil kedele sebesar 2.450.000 ton/tahun, jagung 465.000 ton/tahun, dan tepung ikan 150.000 ton/tahun (Statistik Peternakan, 2011). Penggunaan komponen impor ini dapat diturunkan atau dikurangi melalui penggunaan sumberdaya pakan lokal, antara lain dengan menggali potensi limbah non konvensional yang jumlahnya semakin meningkat, seperti: dedak padi (DP) dan bungkil inti sawit (BIS). Bila dihitung secara nominal potensi dedak padi dan bungkil inti sawit berdasarkan produksi tanaman padi dan produksi minyak sawit serta diestimasikan menurut Aritonang (1984) dan Sutardi (1991), maka Provinsi Jambi pada tahun 2010 memiliki potensi dedak padi sebesar 105.921 ton/tahun dan bungkil inti sawit sebesar 65.240 ton/tahun. Dedak padi dan bungkil inti sawit diharapkan dapat menunjang bahkan menggantikan bahan pakan impor dan mahal harganya, seperti: bungkil kedele dan jagung. Kandungan serat kasar yang tinggi pada dedak padi (15,10 %) dan bungkil inti sawit (17,40 %) merupakan suatu kendala untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ayam kampung, dikarenakan ayam kampung memiliki sistem pencernaan tunggal tidak menghasilkan enzim selulase untuk mencerna komponen serat kasar. Salah satu cara untuk menurunkan kandungan serat kasar adalah dengan cara memanfaatkan aktivitas mikroba melalui proses biodegradasi, dimana mikroba
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
mampu mendegradasi komponen serat secara lebih ekonomis dan hasilnya dapat lebih bermanfaat. Salah satu mikroba lignoselulolitik adalah jamur Pleurotus ostreatus karena mampu mendegradasi serat kasar yang lebih baik terutama pada komponen selulosa dan lignin. Peningkatan nilai manfaat selulosa harus didahului dengan penguraian ikatan kompleks lignoselulosa yang dapat dilakukan oleh enzim selulase dari jamur Pleurotus ostreatus. Pada proses biodegradasi terjadi pemecahan oleh enzim terhadap komponen serat kasar seperti: selulosa, hemiselulosa, lignin, serta polimer lainnya menjadi lebih sederhana sehingga bahan-bahan hasil biodegradasi mempunyai mutu dan daya cerna lebih baik dari bahan asalnya. Disamping sebagai jamur yang ligninolitik, Pleurotus ostreatus dapat juga menghasilkan enzim endoselulase (Chang dan Chiu, 1992 ; Widiastuti, dkk., 2007). Ayam kampung merupakan komoditas peternakan yang sangat disukai oleh masyarakat, dimana jika dibandingkan dengan ternak lain, namun ternak ini mempunyai produktivitas masih rendah sebagai akibat dari pemeliharaan yang masih sederhana dan belum memperhatikan tata laksana atau manajemen pemeliharaan yang baik, pemberian pakan yang belum seimbang baik kulaitas maupun kuantitasnya (Muryanto et al, 1994) dan pencegahan penyakit belum optimal (Lestari 2000). Sartika (2005) menyatakan bahwa produktivitas ayam kampung beragam, bergantung pada sistem pemeliharaan dan keragaan individu. Upaya meningkatkan produktivitas ayam buras dapat dilakukan melalui introduksi teknologi pemeliharaan dari ekstensif-tradisional menjadi semiintensif atau intensif (Zakaria 2004) disamping juga memperbaiki managemen pemberian pakan dengan pemanfaatan sumber daya pakan dan meramu bahan pakan lokal yang lebih bermutu. Perkembangan populasi ayam kampung di Indonesia relatif lebih lamban dibandingkan ayam ras, dimana populasi ayam kampung
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 61
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
pada tahun 2009 mencapai 349 762 409 ekor dengan produksi daging dan telur masing-masing mencapai 394 550 ton dan
237 982 ton, sedangkan produktivitas ayam kampung berdasarkan umur induk disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Populasi dan Produksi Ayam Kampung di Indonesia, 2006-2009 Uraian
2006
2007
2008
2009
298 431 917
309 220 743
324 042 975
335 762 409
Produksi daging (ton)
322 780
340 172
379 040
394 550
Produksi telur (butir)
181 095
199 240
202 640
237 982
Populasi (ekor)
Sumber: Direktorat Jendral Peternakan (2010) Kelompok Tani Bina Lestari Mandiri Desa Kasang Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Kelompok Tani ini tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mandiri Bersatu. KUBE dibentuk dari kondisi sosial masyarakat yang tumbuh karena adanya keinginan untuk usaha bersama dalam satu tujuan, yaitu peningkatan kesejahteraan. Kebersamaan ini lebih dari identitas untuk bereaksi dalam melakukan usaha tani ternak yang lebih baik dari segi manajemen pemeliharaan, penggunaan teknologi, permodalan, dan pemasaran produk ternak yang akan dihasilkan. Kemampuan kelompok untuk mencapai kondisi tersebut sangat tergantung dari kemampuan melibatkan anggotanya dalam kelompok-kelompok kerja yang relevan dengan beberapa rencana kerja dan mediator teknologi yang lebih baik. Kelompok Tani ini berdiri pada tahun 2003 dengan basis usaha tani dibidang tanaman jagung dan sayur mayur. Pada tahun 2007, Kelompok Tani ini lebih serius ke bidang peternakan terutama ternak kambing, itik lokal, dan ayam kampung karena memang komoditi ternak ini mempunyai peluang pasar yang potensial dikembangkan dengan skala lebih besar dan memberi kontribusi pendapatan yang cukup menjanjikan bagi peternak dan anggota kelompok taninya. Jumlah ternak ayam yang dipelihara oleh Kelompok Bina Lestari Mandiri pada awalnya berjumlah hanya 60 ekor (tahun
2009). Mitra kegiatan pada Kelompok Tani ini diharapkan mampu menjalankan usaha tani ternak yang dapat memberi tambahan pendapatan sehari-hari dan mampu menata kembali kelompoknya dari segi : jumlah anggota yang ideal, kemampuan pengurus dari sisi manajemen kelompok, mengoptimalkan peran kontak tani dalam pembinaan anggota yang berkelanjutan. Diharapkan dengan penggunaan bahan pakan lokal bermutu dan pembibitan ayam kampung merupakan solusi dalam penyediaan pakan yang lebih murah bagi kelompok tani ternak ayam kampung serta dapat memperbaiki penampilan produksi telur ayam kampung yang lebih baik sehingga akan memberikan kontribusi pendapatan bagi kelompok tani yang lebih baik juga untuk menuju pengembangan kawasan unggas di pedesaan atau kawasan Village Poultry Farming (VPF) di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi. METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan untuk pencapaian target pengembangan kawasan Village Poultry Farming (VPF) pada Kelompok tani dengan beberapa metode yaitu: penyuluhan dan pelatihan, partisipatif aktif anggota Kelompok Tani, serta penerapan teknologi bioproses bahan pakan lokal, penyusunan ransum yg tepat dan efektif, serta manajemen pemberian ransum pada ayam kampung.
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 62
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Pelaksanan program dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: (I). Pengenalan Program Ipteks Masyarakat dan Persiapan, (II). Penyuluhan dan Pelatihan, (III). Demonstrasi, Praktek, dan Pembinaan, (IV). Layanan Konsultasi Teknis, dan (V). Evaluasi Program. 1. Tahap I: Pengenalan program Iptek Masyarakat dan Persiapan, Tim Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat memperkenalkan rencana kegiatan pengabdian Iptek masyarkat pada Kelompok Tani Kelompok tani ternak Bina Lestari Mandiri dan KUBE Mandiri Bersatu dengan menjelaskan secara detail rencana kegiatan yang akan dilakukan, dilakukan diskusi dan kesepakatan bersama untuk mencari permasalahan dan solusi yang ada dalam proposal ini. Pada tahap ini dibuat kesepakatan pengaturan rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan pengabdian masyarakat, sehingga komitmen untuk ikut serta dan partisipasi aktif kelompok lebih tinggi. Tahap ini dilakukan juga survey awal tentang potensi kelompok tani Kelompok tani ternak Bina Lestari Mandiri dan KUBE Mandiri Bersatu, baik dari potensi sumberdaya usahatani ternak ayam kampung (sarana dan prasarana), sumberdaya pendukung ketersediaan bahan-bahan pakan, ketersediaan mesin tetas, sumberdaya manusia anggota Kelompok Tani, maupun keterkaitan Kelompok Tani dengan Kelembagaan Desa, Kelembangaan Permodalan, serta peluang pemasaran produk ayam kampung. 2. Tahap II: Penyuluhan dan Pelatihan dengan metode ceramah dan diskusi yang dilaksanakan langsung di rumah ketua Kelompok Tani ternak. Penyuluhan dibantu dengan alat multimedia projector (LCD) agar memudahkan peserta penyuluhan dalam memahami materi yang disampaikan. Tahap ini materi yang diberikan adalah:
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
a.
Potensi ayam kampung, potensi bahan-bahan pakan lokal, potensi bungkil inti sawit dan kandungan nutrisinya. b. Teknologi bioproses bahan pakan lokal, cara membuat dedak padi, bungkil inti sawit melalui biodegradasi oleh jamur Pleurotus ostreatus (DP+BIS Bio.), dan penggunaan dalam ransum ayam kampung. c. Cara menyusun pakan ayam kampung bermutu yang berbasis bahan-bahan pakan lokal. d. Manajemen pemeliharaan, perkandangan dan pemberian pakan pada ayam. e. Manajemen pengelolaan pasca panen produksi telur dan anak ayam. f. Teknologi pembuatan mesin tetas sederhana dan penggunaannya g. Permodalan dan peningkatan pemasaran produk itik. 3. Tahap III: Demonstrasi, Praktek, dan Pembinaan; a. Pembuatan dedak padi (DP) dan bungkil inti sawit (BIS) melalui biodegradasi oleh jamur Pleurotus ostreatus, dan penyusunan pakan ayam kampung bermutu per kelompok peserta pelatihan. Setiap kelompok peserta membuat DP + BIS biodegradasi sebanyak 10 kg dan penyusunan pakan ayam kampung bermutu berbasis bahanbahan pakan lokal dilakukan dengan teknik menyusun ransum yang paling sederhana namun aplikatif. Selanjutnya peserta mencoba sendiri cara menyusun ransum dan langsung memberikan kepada ternak ayam kampung hasil ransum buatannya sendiri tersebut. b. Pembuatan mesin tetas sederhana dan penggunaan mesin tetas per kelompok peserta pelatihan. Setiap kelompok peserta membuat 1 unit mesin tetas sederhana kapasitas 100
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 63
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
c. butir telur tetas, dapat dikembangkan menjadi kapasitas 500 butir telur d. tetas atau lebih besar dengan merubah ukurannya dengan patokan pada ukuran kapasitas 100 butir tersebut. e. Penyusunan ransum yang tepat dan manajemen pemberian pakan ayam kampung. 4. Tahap IV: Layanan Konsultasi Teknis: Memberi jasa konsultasi teknis kepada anggota Kelompok tani dan masyarakat tentang manajemen pemeliharaan ayam kampung, baik masalah bibit, teknologi biodegradasi bahan pakan lokal, 6. ransum ayam bermutu basis bahanbahan pakan lokal, dan manajemen pemberian pakan ayam untuk mengetahui tingkat ketrampilan peserta pelatihan. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Bimbingan Teknis Pemeliharaan Ayam Kampung. Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat pada kelompok tani peternak ayam kampung di Desa Kasang Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi tahun 2012 ini, bila dilihat dari potensi sumberdaya lokal (bahanbahan pakan), potensi kelompok tani ternak, potensi pasar dan komoditi sangat Bimbingan Teknis Teknologi Bioproses Bahan Pakan DP + BIS Bio.
Menyusun Ransum Ayam Kampung Berbasis BahanBahan Pakan Lokal
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
penyusunan ransum dan pemberiannya, perkandangan, penyakit dan pengendaliannya, pengolahan hasil ternak ayam, standar mutu hasil ternak ayam, solusi permodalan, dan peningkatan pemasaran produk ayam. 5. Tahap V: Pelaksanaan evaluasi dilakukan dua kali, yaitu: pada akhir penyuluhan dan pelatihan dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan materi yang disampaikan, dan pada akhir demonstrasi/praktek pembuatan DP + BIS bioproses (DP+BIS Bio.), menyusun potensial kegiatan ini akan berlanjut di tingkat petani, karena dari 3 bulan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat produksi telur yang merupakan penghasilan petani ternak selalu meningkat dengan menggunakan teknologi biodegradasi bahan-bahan pakan lokal. Disamping itu, respon dari petani peternak cukup tinggi dalam pemeliharaan ayam kampung, bahkan akan dijadikan salah satu wilayah produksi ayam kampung yang potensial dari sisi ekonomis dan pasar. Adapun rincian materi pembinaan atau program pendampingan yang telah dan sedang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.
Jenis Kegiatan Alasan 1. Potensi dan kualitas bahan 1. Bahan pakan lokal pakan lokal potensial. tersedia tapi kualitas 2. Penggunaan jamur Pleurotus masih rendah dan perlu ostreatus dalam proses ditingkatkan. biodegradasi. 2. Membuat bahan pakan 3. Cara membuat bahan pakan yang murah harganya lokal dengan teknologi dan bermutu. biodegradasi. 3. Peternak mendapat pengetahuan tentang teknologi biodegradasi. 1. Pemilihan bahan-bahan 1. Peternak belum pakan lokal untuk ayam. memahami tentang 2. Penggunaan bahan pakan pemilihan bahan-bahan lokal hasil biodegradasi. pakan lokal yang murah 3. Menyusun ransum ayam untuk menyusun ransum dengan metode sederhana. ayam kampung.
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 64
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
2. Peternak mendapat pengetahuan tentang menyusun ransum yang sederhana untuk ayam. 1. Peternak belum melaksanakan pemberian pakan secara efisien. 2. Penempatan tempat pakan dan minum yang tepat sehingga tidak tumpah/ tercecer. 3. Peternak paham cara pemberian pakan dan air minum yang efisien. 1. Pengaturan kandang dan pakan untuk anak ayam. 2. Biosecurity untuk ayam. 3. Penanganan produksi telur. 4. Peternak mengetahui dengan benar pemeliharaan ayam DOC / petelur. 1. Peternak paham cara membuat mesin tetas secara sederhana. 2. Peternak akan mendapat pengetahuan tentang cara menetaskan telur ayam dan penanganan telur yang telah menetas.
Manajemen Pemberian Pakan untuk Ayam Kampung
1. Cara pemberiaan pakan yang efisien (jumlah dan frekuensi). 2. Penempatan tempat pakan dan minum. 3. Sanitasi pakan.
Manajemen Pemeliharaan Anak Ayam (DOC) dan Dara/Petelur
1. Pemeliharaan Periode Starter 2. Pemeliharaan Periode Layer.
Teknologi Penetasan Telur Ayam Kampung
1. 2. 3. 4.
Seleksi Bibit Ayam Kampung
1. Cara seleksi bibit Ayam Kampung (DOC). 2. Cara seleksi bibit yang baik.
1. Peternak mengetahui cara seleksi bibit ayam kampung (DOC). 2. Peternak akan mengetahui ciri-ciri bibit yang baik.
Pemasaran Produksi Ayam Kampung
1. Cara pemasaran telur, ayam jantan, dan ayam afkir. 2. Cara pemasaran bibit ayam kampung (DOC).
1. Terbentuknya jalur pemasaran produksi ayam di kawasan Village Poultry Farming (VPF) ayam kampung. 2. Peternak akan memperoleh keuntungan yang lebih baik.
Model mesin tetas Cara membuat mesin tetas. Karakteristik telur tetas. Cara melaksanakan penetasan telur. 5. Penanganan telur yang menetas
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 65
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
5.2 Aplikasi Teknologi dan Bantuan Yang Telah Diberikan Beberapa aplikasi teknologi dan jenis bantuan yang akan diberikan kepada
No.
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Kelompok Tani Ternak Bina Lestari Mandiri dan KUBE Mandiri Bersatu dan beberapa alasan kenapa bantuan tersebut diberikan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Aplikasi Teknologi dan Jenis Bantuan Yang Telah Diberikan. Jenis Bantuan Alasan
1.
95 ekor Ayam Kampung Dara/Betina Siap Produksi dan 25 ekor Ayam Kampung Jantan Dewasa (Jumlah Ayam yang diberikan 120 ekor).
2.
Teknologi Bioproses Dedak Padi, Bungkil Inti Sawit (DP+BIS-Bio.); Pembuatan DP+BIS-Bio., sebanyak 150 kg.
3. Ransum Ayam kampung (100 kg Konsentrat, 250 kg Jagung, dan 250 kg Dedak). 4. Pembuatan Kandang, Tempat Pakan dan Minum
5.3 Evaluasi Penyuluhan dan Pelatihan. Evaluasi keberhasilan pelatihan dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak sebelum dilakukan pelatihan dan pada akhir dilakukan pelatihan, pengetahuan yang dievaluasi meliputi: pengetahuan tentang ayam kampung, teknologi biodegradasi, pembuatan bungkil inti sawit fermentasi, menyusun ransum ayam kampung, manajemen pemberian pakan ayam kampung. Evaluasi ini dilakukan untuk
Untuk subjek alih teknologi yang digunaka; mencapai produksi yang terbaik. Peningkatan potensi ayam yang perlu dipertahankan. Untuk menghasilkan telur konsumsi yang baik. Teknologi yang dapat meningkatkan mutu bahan-bahan pakan lokal yang murah harganya, seperti: BIS, dedak padi. Hasil biodegradasi dapat digunakan sebagai campuran bahan pakan dalam ransum untuk meningkatkan produksi yang lebih efisien. Ransum untuk sebelum produksi telur (pre layer) selama 8 minggu. Ransum untuk persiapan produksi telur ayam kampung. Kandang memiliki standar sesuai dengan sistem pemeliharaan ayam kampung yang sedang bertelur. Kenyamanan ayam kampung di dalam kandang untuk hidup dan bertelur. Mudah dalam penanganan produksi telur.
melihat sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, sehingga dari evaluasi ini akan diketahui batas pengetahuan, keterampilan peserta pelatihan, serta kegiatan apa lagi yang akan dilakukan untuk menunjang keberhasilan yang telah dicapai dan target pelatihan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi tingkat pengetahuan peserta pelatihan dapat dilhat pada Tabel 4.
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 66
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Tabel 4. Hasil Evaluasi Tingkat Pengetahuan Peserta Penyuluhan dan Pelatihan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Materi Penyuluhan Pengetahuan Bibit Ayam Pengetahuan Bahan-Bahan Pakan Lokal Pengetahuan Limbah Sawit/Bungkil Inti Sawit Pengetahuan Teknologi Fermentasi Pengetahuan Penyusunan Ransum Ayam Kampung Pengetahuan Manajemen Pemberian Pakan Ayam Kampung Pengetahuan Manajemen Pemeliharaan Ayam Kampung Pengetahuan Penetasan Telur Ayam
Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan peserta pelatihan mengalami peningkatan dari beberapa aspek materi penyuluhan yang disampaikan dan di kategorikan berhasil. Tingkat pengetahuan tentang bibit ayam kampungberkategori baik, dimana tingkat pengetahuan sebelum melakukan penyuluhan hanya 60,00 % dan meningkat menjadi 75,00 %, keadaan ini menunjukkan bahwa peserta pelatihan telah mengetahui ciri-ciri bibit ayam kampung yang baik, mengetahui potensi ayam kampung untuk bibit, petelur dan pedaging, serta mengetahui keunggulan produksi ayam kampung. Sedangkan untuk aspek bahan-bahan pakan lokal tingkat pengetahuan juga meningkat dari 50,00 % menjadi 80,50 %, artinya peserta pelatihan sudah mengetahui beberapa macam bahanbahan pakan lokal seperti: jagung, dedak padi, bungkil kelapa, tepung bekicot, bungkil inti sawit, serta mengetahui potensi, kualitas zat-zat gizi, dan batas penggunaannya dalam ransum itik. Tingkat pengetahuan tentang limbah sawit dan bungkil inti sawit sebelum dilakukannya pelatihan hanya 40,00 % dan meningkat menjadi 70,00 %
Tingkat Pengetahuan (%) Sebelum Pelatihan Setelah Pelatihan 60,00 75,00 50,00 80,00 40,00
70,00
40,00
75,00
55,00
80,00
50,00
75,00
60,00
85,00
30,00
60,00
setelah dilakukannya pelatihan, keadaan ini menunjukkan bahwa peserta pelatihan sudah mengetahui tentang asal limbah sawit/bungkil inti sawit, kualitas limbah sawit/bungkil inti sawit, pengolahan bungkil inti sawit menjadi bahan pakan dan batas penggunaan bungkil inti sawit dalam ransum ayam. Sedangkan untuk pengetahuan teknologi fermentasi hanya 40,00 % sebelum pelatihan dan meningkat menjadi 75,00 % setelah pelatihan, artinya peserta pelatihan sudah mengetahui caracara melakukan pembuatan bungkil inti sawit fermentasi dengan baik. Sedangkan untuk cara menyusun ransum ayam kampung tingkat pengetahuan juga meningkat dari 55,00 % menjadi 80,00 %, artinya peserta pelatihan sudah mengetahui beberapa cara-cara sederhana menyusun ransum untuk ayam kampung dengan menggunakan bahanbahan pakan lokal dan bungkil inti sawit fermentasi. Peserta juga telah mengetahui tentang faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun ransum ayam kampung seperti: kebutuhan gizi untuk ayam kampung, kualitas bahanbahan yang akan disusun menjadi ransum, batas-batas penggunaan bahan pakan
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 67
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
dalam penyusunan ransum, ketersediaan bahan-bahan pakan, harga bahan pakan, dan tipe ransum yang akan dibuat. Untuk manajemen pemberian pakan ayam kampung, peserta pelatihan sudah mengetahui tentang cara pemberian ransum yang efisien, bentuk ransum, jumlah yang harus diberikan, waktu pemberian ransum, dan perhitungan jumlah konsumsi ransum terhadap bobot badan dan produksi telur yang dihasilkan. Pengetahuan tentang penetasan telur ayam kampung dengan menggunakan mesin tetas masih rendah 30,00 %, karena selama ini belum pernah dilakukan oleh petani peternak. Setelah melakukan pelatihan, pengetahuan petani peternak meningkat menjadi 60,00 % artinya petani telah mengetahui tentang cara membuat mesin tetas dan cara pengelolaan telur tetas menjadi bibit ayam kampung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Program pengabdian pada masyarakatan tahun 2013 dapat dilaksanakan dan direspon dengan baik oleh KUBE. Mandiri Bersatu dan Kelompok Tani Bina Lestari mandiri dan masyarakat Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi. 2. Pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi peternak, dan Institusi Pelaksana karena dapat menjadi menjadi media transfer Ilmu pengetahuan dan Teknologi khususnya ayam kampung yang selama ini masih kurang banyak dilakukan dan tidak terfokus, sehingga tidak optimal dalam hasil kajian dan usaha pengembangan ayam kampung di pedesaan. 3. Pengembangan dan pemeliharaan ayam kampung secara intensif/semi
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
intensif dengan memanfaatkan bahan-bahan pakan local dan teknologi biodegradasi akan memberi peluang usaha yang menjanjikan bagi kelompok tani dan masyarakat, kondisi ini didukung oleh potensi bahan-bahan pakan lokal yang tersedia dan pemasaran produk ayam kampung, baik telur konsumsi maupun produksi bibit ayam kampung melalui penetasan telur. DAFTAR PUSTAKA [Dirjen Perkebunan] Direktorat Jendral Perkebunan. 2008. Statistik Perkebunan Indonesia (Kelapa Sawit) 2007—2009. Jakarta: Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan. Catalina, S., A. Maria, O. Margarita., A. Velayos., A.P., Eslava and E.P. Benito. 2002. Interalletic complementation provides genetic evidence for the multimeric organization of the phycomyces blakesleeanus phytoene dehydrogenase. Journal Biochem. 269 : 902 – 908. Karmini,
M. 1996. Aktivitas enzim hidrolitik kapang Rhyzopus sp. pada proses fermentasi tempe. Center for Research and Development of Nutrition and Food, NIHRD.
Masni. 2006. Limbah sawit bermanfaat bagi kesehatan. Public Health Seminar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, 27 April, Ujung Pandang. Mirwandhono, E. dan Z. Siregar. 2004. Pemanfaatan hidrolisat tepung kepala udang dan limbah kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger, Ryzhopus oligosporus dan Trichoderma
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 68
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
viride dalam ransum ayam pedaging. Laporan Penelitian Universitas Sumatera Utara, Medan. Nuraini. 2002. Campuran ampas sagu dan enceng gondok fermentasi sebagai pakan ayam buras. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2002. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Pandey, A., Soccol and D. Mitchell. 2000. New development in solid state fermentation : I – Bioprocesses and Product. http ://www.biotech.kth/ iobb/profile/bkopli.cv.doc. Diakses tanggal 20 Desember 2000. Said,
G. 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. Penerbit Trubus Agriwidya, Ungaran.
Santoso, U. 2000. Potensi lumpur sawit sebagai makanan ternak ruminansia dan unggas. Poultry Indonesia, Edisi Februari ; 12 – 17. Sartika, T. 2005. Peningkatan mutu bibit ayam kampung melalui seleksi dan pengkajian penggunaan penanda genetik promotor prolactin dalam MAS (Masker Assiated Selection) untuk mempercepat proses seleksi. Disertasi. IPB, Bogor. Sinurat, A.P.J., Purwadaria., P. Ketaren., D. Zainuddin dan I.P. Kompiang . 2000. Pemanfaatan lumpur sawit untuk ransum unggas. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 5 (2) ; 107 – 112.
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
mengembangkan industri peternakan di Indonesia. Seminar Nasional pada Dies Natalis UGM, Yogyakarta. Sukria, A. K. Rantan. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia. Bogor. IPB Press. Sutardi, T. 1991. Pemanfaatan limbah tanaman perkebunan sebagai pakan ternak ruminansia. Proseding seminar peningkatan produksi dan teknologi peternakan. Fakultas Peternakan IPB dan Pemda Bogor. hal : 1 – 7. Tantalo, S., S. Rudi., dan P. Nining. 2001. Perbandingan energi metabolis terkoreksi (EMn) tepung biji karet dan lumpur sawit yang diberi secara paksa (force feeding) dan tanpa paksa (free feeding) pada ayam petelur. Prosiding Seminar Nasional. Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Mencapai Produktivitas Optimum Berkelanjutan, Bandar Lampung, 26-27 Juni 2001., hal : 459 -464. Wang, G., Y. Weiss and J.D. Keasling. 2002. Amplification of HMG coa reductase production enhances carotenoid accumulation in Neurospora crassa. Metabolic Engineering. J. 25 ; 124 – 129. Widjaja, E. 2005. Kandungan kolesterol, vitamin A dan profil asam-asam lemak karkas broiler yang diberi lumpur sawit dalam ransumnya. Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. Winarno, F.G. dan S. Fardiaz. 1980. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Penerbit Angkasa, Bandung.
Sudrajat, S.D. 2000. Potensi dan prospek bahan pakan lokal dalam Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 69
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Zakaria, S. 2004. Performans ayam buras fase dara yang dipelihara secara intensif dan semi-intensif dengan tingkat kepadatan kandang yang
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
berbeda. Bulletin Nutrisi Makanan Ternak 5(1):41-45.
dan
Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming (VPF) Di Desa Kasang Lopak Alat Kabupaten Muaro jambi 70