Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
PENGGUNAAN LEVEL PUPUK ORGANIK GRANUL TERHADAP LUAS DAN JUMLAH DAUN RUMPUT GAJAH PADA DEFOLIASI KE DUA (USAGE LEVEL OF GRANULEORGANIC FERTILIZER ON AREA AND NUMBER OF LEAVES OF ELEPHANT GRASS AT THE SECOND DEFOLIATION) Rohmat Fadludin, Suwarno, dan Eko Hendarto Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Banyumas
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan level pupuk organik granul terhadap luas dan jumlah daun rumput gajah pada defoliasi ke dua. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan Enam perlakuan, tiap perlakuan terdiri dari Empat kali ulangan.Data yang diperoleh diuji dengan analisis ragam (anava). Jjika perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dan untuk mengetahui tren perlakuan maka akan diuji dengan uji Ortogonal Pholynomial. Perlakuan pada penelitian ini adalah R0 (0 ton/ha/defoliasi), R1 (15 ton/ha/defoliasi), R2 (30 ton/ha/defoliasi), R3 (45 ton/ha/defoliasi), R4 (60 ton/ha/defoliasi) dan R5 (75 ton/ha/defoliasi).Peubah yang diamati adalah luas dan jumlah daun rumput gajah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rumput gajah, peningkatan dosis pupuk organik granul dari 0 ton/ha/defoliasi ke level R5 (75 ton/ha/defoliasi) berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan luas daun, dari 102,110 cm2/helai sampai 216,506 cm2/helai.Uji Ortogonal Pholynomial menunjukan grafik linier, Penggunaan pupuk organik granul berpengaruh nyata (P<0.05) meningkatkan jumlah daun.Level R0 (0 ton/ha/defoliasi) ke level R3 (45 ton/ha/defoliasi) daun meningkatkan dari, dengan rataan 8,2 helai daun menjadi 10 lembar per tanaman. Pada uji orthogonal pholynomial menunjukan grafik kuadrater. Kata kunci : rumput gajah, pupuk organik granul, luas daun dan jumlah daun ABSTRACT The purpose of this study was to evaluate the levels of granule organic fertilizer on the leaf area and leaf number of elephant grass. The experimental design used was Completely Randomized design with six treatments, and four replicate/treatment. The data obtained were tested by analysis of variance (ANOVA), if the treatment showed significant effect, then it was continued with the Honesty significant difference test (HSD) to determine the curve trend, it was tested with Orthogonal Pholynomial test. The treatment in this study were R0 (0 tons/ha/defoliation), R1 (15 tons/ha/ defoliation), R2 (30 tons/ha/defoliation), R3 (45 tons/ha/defoliation), R4 (60 tons/ha/defoliation) and R5 (75 tons/ha/defoliation). The observed variables were leaf area and leaf number of elephant grass. The results showed that in Elephant grass the increase of granule organic fertilizer from 0 tons/ha/defoliation to 75 tons/ha/defoliation increased leaf area significantly (P<0.05), from 102,110 cm2/leaf to 216.506 cm2/leaf. Orthogonal Pholynomial test showed a linear graph, while for the number of leaves, the level of granule organic fertilizer had a significant effect (P< 0.05). Until the level of R3 (45 tons/ha/defoliation) the number of leaves increased, 10 leaves per plant and the test showed a quadratic, Orthogonal Pholynomial line. Keywords: elephant grass, granule organic fertilizer, leaf area and leaf number.
109
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
PENDAHULUAN Faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman antara lain tanah, suhu, cahaya matahari serta unsur hara. Faktor tanah sangat berkaitan dengan kesuburan tanah yang tidak lepas dari kandungan mineral organik, kelembaban tanah dan ketersediaan air tanah.Salah satu upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan cara memberi pupuk. Pupuk organik granul merupakan pupuk yang berbahan baku feses ternak, feses sapi potong. Pupuk organik granul tidak berbeda jauh dengan pupuk organik lainnya, hanya berbeda dalam bentuknya saja, yaitu berbentuk granul atau butiran.Dalam merubah bentuk asalnya yaitu tepung menjadi granul digunakan alat Granulator. Keunggulan dari pada pupuk organik granul adalah dalam pengaplikasian dilapangan, jika pupuk lainnya misal berbentuk tepung kurang baik dalam aplikasinya, karena pupuk yang berbentuk tepung sangat mudah terbawa oleh angin dan air, tapi jika berbentuk granul maka dalam pengaplikasiannya tidak akan mudah terbawa air dan angin, karena bentuknya yang lebih besar dan berat. Pengaruh pemberian pupuk kandang antara lain adalah memudahkan penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan tanah dalam memegang air, mengurangi erosi, memberikan lingkungan tumbuh yang baik untuk perkecambahan biji dan pertumbuhan akar dan merupakan sebagai sumber hara tanaman (Setiawan, 1999). Kotoran hewan padat yang mengandung kadar air 50-80 persen dapat membantu memelihara sifat olah tanah dalam keadaan baik, memperbaiki penyerapan air dan meningkatkan kadar bahan organic tanah (Tisdale dan Nelson, 1975), kandungan air kotoran sapid aging adalah nisbah padatan dan cairan 80:20, kandungan H2O (%) sebesar 85% (Soepardi, 1983). Komposisi dan jumlah hara yang terkandung dalam pupuk kandang tergantung pada beberapa factor antara lain : macam ternak, umur dan keadaan hewan, sifat dan jumlah amparan, caramengurus dan menyimpan pupuk sebelum digunakan (Soepardi, 1983). Daun merupakan organ tubuh tanaman yanng penting, karena pada daun terdapat komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, oleh karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman.Pemanenan Rumput Gajah dilakukan pada umur 45 hari, karena penanaman dilakukan pada musim penghujan, pada umur tersebut merupakan waktu tanaman akan mulai berbunga, memiliki kandaungan nutrisi yang tinggi sehingga tepat untuk pemanenan. Pengambilan sampel tanaman dilakukan pada Defoliasi kedua, karena untuk menyeragamkan umur tanaman saat panen dan untuk memastikan bawha tanaman rumput gajah tersebut sudah dipengaruhi oleh pupuk organik granul yang sudah diberikan.Rumput sebagai tanaman pakan sangat membutuhkan nitrogen untuk mendukung pertumbuhan karena nitrogen merupakan unsur esensial pada berbagai senyawa penyusun tanaman termasuk unsur penyusun klorofil. MATERI DAN METODE Materi Materi penelitian yang digunakan adalah pupuk organik granul sebanyak 540 kilogram, EM4 sebanyak 3 liter dan untuk aplikasi pada tanaman, materi yang digunakan adalah lahan seluas 255 m2 yang terdiri dari 24 petak, luas petak 6 m2 (3 m x 2 m), stek batang Rumput Gajah per petak sebanyak 21. Alat-alat yang digunakan Cangkul, Sabit, Meteran, alat pengukur pH dan kelembaban
110
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
tanah (soiltester) dan alat-alat pengukuran luas daun meliputi alat ukur, alat hitung, dan pensil.Level pupuk pupuk yang digunakanR0 = 0 ton/ha/defoliasi, setara dengan 0 kg N/ha/defoliasi, R1 = 15 ton/ha/defoliasi, setara dengan 219.3 kg N/ha/defoliasi, R2 = 30 ton/ha/defoliasi, setara dengan 438.6 kg N/ha/defoliasi, R3 = 45 ton/ha/defoliasi, setara dengan 657.9 kg N/ha/defoliasi, R4 = 60 ton/ha/defoliasi, setara dengan 877.2 kg N/ha/defoliasi, R5 = 75 ton/ha/defoliasi, setara dengan 1096.5 kg N/ha/defoliasi. Metode Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, sebagai berikut : (1). Persiapan lahan, Lahan penelitian di cangkul hingga tanah menjadi gembur, membuang sisa-sisa gulma dan akar, dan membuat petak dengan ukuran 6 m2, (2). Penanaman, Bibit tanaman yang digunakan berupa stek, jarak tanam 40 x 80 cm dan tiap petak ditanam 20 stek, (3). Pemupukan, pemupukan dilakukan setelah penanaman, pupuk di taburkan disekeliling stek tanaman, (4). Pemanenan dan pengambilan sampel, pemanenan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari dan pemanenan ke dua berumur 45 hari. Pengambilan sampel tiap petak dilakukan secara diagonal sampling kemudian dicari nilai rata-ratanya, tiap petak di ambil lima tanaman, yaitu dibagian tengah diagonal antara titik sudut petak dengan titik potong diagonal (4 tanaman) dan dititik potong diagonal (1 tanaman), (a). Luas daun : dari lima tanaman sampel, tiap tanaman diambil sebanyak dua helai daun yaitu dari bagian tengah batangnya, kemudian di cari nilai lebar dan panjang daun, dari beberapa sampel tersebut dihitung rata-ratanya, setelah itu nilai panjang dikalikan lebar dan nilai konstanta, dan (b). Jumlah daun, sampel pohon yang digunakan adalah tanaman yang dijadikan sebagai sampel untuk luas daun.Kriteria daun yang dihitung untuk jumlah daun yaitu daun yang sudah terbuka sempurna dan daun yang berada dibagian bawah atau daun yang sudah berwarna coklat atau kering tetap dihitung.Untuk menghitung luas daun digunakan rumus A = P x L x K, ((A= Luas daun (cm2), P= Panjang daun (cm), L= Lebar daun (cm), K= Konstanta (0,765)). HASIL DAN EMBAHASAN Lokasi Penanaman Rumput Gajah (Pennisteum purpureum) Lokasi penanaman Rumput Gajah adalah di lahan kebun rumput Experimental Farm Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dengan ketinggian 103 meter diatas permukaan laut.Hasil analisis tanah lokasi penelitian sebelum dilakukan pemupukan dasar, mengandung unsur Nitrogen 0,218% (Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto). Kondisi tanah tergolong subur, hal tersebut sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1995) bahwa ciri tanah yang subur memiliki kandungan N tanah 0,210,15%.Rinsema (1983) menyatakan bahwa persyaratan pH yang dikehendaki oleh tanaman sangat bervariasi, kebanyakan tanaman tumbuh kurang baik pada pH kurang dari lima. Berdasarkan hasil pengamatan, pH tanah dilokasi penelitian 6,2. Syarief (1989) menyatakan bahwa tanah yang memiliki pH antara 5,5 sampai 7,5 (mendekati netral) mengandung unsur hara dalam jumlah cukup banyak dalam tanah. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti Fosfor dan Nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah
111
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Berdasarkan hal tersebut maka pH tanah pada lokasi penelitian termasuk kategori yang cukup baik (pH netral) untuk pertumbuhan tanaman khususnya Rumput Gajah. Derajat keasaman (pH) tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak.Tanaman makanan ternak yang ditanam pada tanah yang memiliki pH rendah biasanya juga menunjukkan Clorosis (peleburan klorofil sehingga daun berwarna pucat) akibat kekurangan Nitrogen atau kekurangan Magnesium. Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis degan leguminosa seperti Rhizobium atau bersimbiosis dengan tanaman non Leguminosa seperti Frankia sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman makanan ternak pada tanah asam mengalami chlorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti Azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat berasosiasia dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana larutan tanah netral hingga basa. Mikroorganisme tanah lain yang bermanfaat bagi tanaman, yang dapat terpengaruh pertumbuhannya bila berada pada suasana asam adalah Mikoriza. Mikoriza adalah jamur yang dapat melarutkan Fosfor organik menjadi Fosfor inorganik yang tersedia bagi tanaman (Deden. 2010). Kelembaban tanah dari hasil pengukuran penelitian rata-rata 71,6%. Kelembaban tanah tersebut kategori tinggi untuk pertumbuhan rumput dan legume, hal ini dimungkinkan adanya peningkatan kandungan air dikarenakan pada saat penelitian sedang berlangsung musim penghujan.Menurut Mellroy (1976) menyatakan bahwa rumput dan legume dapat tumbuh optimum pada kelembaban tanah yang sedang (sekitar 60%).Kelembaban tanah digunakan untuk memperkirakan berapa lama persediaan air dalam tanah dapat mendukung pertumbuhan tanaman sebelum air diperlukan (Syarief, 1989).Selama berlangsungnya penelitian merupakan bulan musim hujan, makadengan seringnya turun hujan cukup dapat membasahi tanah yang kondisi tersebut diperlukan untuk penyerapan unsur hara.Data kondisi tanah lokasi penelitian disajikan dalam tabel 1. Tabel 1.Hasil uji kandungan unsur hara tanah penelitian No Komponen Satuan Hasil Uji Harkat BPT 2005 1, N total % 0,218 0,21-0,5 sedang 2, Karbon Organik % 2,528 2-3 sedang 3, C/N rasio 11,60 11-15 sedang 4, Bahan Organik % 4,359 5, P2O3 tersedia Ppm 1,478 <4 sangat rendah 6, K2O tersedia me% 0,195 0,1-0,3 rendah 7, pH H2O 5,56 5,5-6,5 agak masam BPT : Balai Penelitian Tanah
112
Metode Kjeldhal Kolorimetri Kalkulasi Konversi Kolorimetri Flamefotometri Elektrometri
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
Tabel 2.Hasil uji pupuk organik granul No Komponen SNI Hasil uji Pupuk Organik Granul1 1, N total ≥ 0,40 % 1,462 % 2, P ≥ 0,10 % 1,114 % 3, K ≥ 0,20 % 0,551 % 4, C/N rasio 10-20 10,25 5, pH 6,80-7,49 5,34 6, C-Organik 9,80-32% 14,987 % 7, Bahan Organik 27-58 % 25,839 % Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (2012)
Berdasarkan Tabel 1 diatas maka tanah dapat dikatakan cukup baik untuk menanam rumput gajah, karena N total yang terkandung 0.218%, karbon organic 2,528%, bahan organic 4.359% dan C/N ratio 11,60. Tetapi nilai P2O3 1.478 Ppm sangat rendah dari harkat BPT 2005 (<4 sangat rendah), K2O 0.195 me% (0.1-0.3 rendah) dan pH H2O 5.56 (5.5-6.5 agak masam), untuk lebih menunjang pertumbuhan rumput gajah yang ditanam maka diberi pupuk organic granul yang memiliki kandungan N total (1,462%), P (1,114%), K (0,551%), C/N ratio (10,25), pH (5,34), carbon organic (14,987%), dan bahan organic (25,839%). Tan (1994) menyatakan kandungan unsur hara yang terkandung dalam kotoran ternak sapi potong antara lain : N (0.65), P (0.15), K (0.30), Ca (0.12), Mg (0.10), S (0.09), Fe (0.004).nitrogen total dalam tanah masih termasuk sedang, sehingga masih dapat ditingkatkan oleh pemupukan, sehingga didapat tanah yang lebih subur. Penggunaan Level Pupuk Organik Granul Terhadap Luas Daun Rumput Gajah pada Defoliasi Ke Dua Pengaruh beberapa level pupuk Granul organik terhadap nilai rataan luas lembar daun Rumput Gajah dapat dilihat pada pada Tabel 3. Tabel 3.Analisis variansi luas lembar daun (cm2) rumput gajah padadefoliasi ke dua Jumlah Kuadrat F hitung F tabel Derajat Sumber vasriansi kuadrat tengah 0.05 0.01 bebas Perlakuan 5 18817.7434 3763.5487 13.8230 ** 2.77 4.25 R Lin 1 18204.8027 18204.8027 66.8637 ** 4.41 8.29 R kdr 1 401.9772 401.9772 1.4764 4.41 8.29 R kbk 1 15.0612 15.0612 0.0553 4.41 8.29 R qat 1 1.3541 1.3541 0.0050 4.41 8.29 R kwi 1 194.5482 194.5482 0.714 4.41 8.29 Eror 18 4900.8144 272.2675 SD = 16.501 KK = 9.597 % Total 23 23718.5579 Tabel 4. Hasil Uji BNJ luas daun Urutan rataan Sesuai perlakuan R5 205,7328 a R0 127,4245 c R4 200,1005 a R1 145,3025 bc R3 180,7813 ab R2 172,2840 ab R2 172,2840 ab R3 180,7813 ab R1 145,3025 bc R4 200,1005 a R0 127,4245 c R5 205,7328 a Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNJ 0,05% 113
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
Hasil uji BNJ (tabel 4, kolom 2) menyatakan bahwa peningkatan level pupuk dari R0 (0 ton/ha/defoliasi) ke R1 (15 ton/ha/defoliasi) belum meningkatkan luas daun, jika dibandingkan dengan tanpa pemupukan R0 (0 ton/ha/defoliasi), peningkatan luas daun baru terlihat (P<0.05) dari level pupuk R2 (30 ton/ha/defoliasi) ke level R4 ke level R5 (75 ton/ha/defoliasi). Berdasarkan uji BNJ kesimpulan yang diperoleh adalah bila menggunakan pupuk granul organik, hasil yang lebih maksimal didapatkan bila menggunakan dosis R5 (75 ton/ha/defoliasi), karena pada dosis R5menghasilkan nilai rataan luas daun tertinggi. Untuk mengetahui tren yang terjadi pada tiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Orthogonal Pholynomial. 250
Luas daun (cm2)/Helai
200
R0
150 100
R1
R2
R5
R4
R3
Y = 131.62098 + 1.0751095 X R2 =76.75 %
50 0 0
10 20 30 40 Penggunaan pupuk organik granul (ton/ha)
50
60
70
80
Gambar 1. Grafik luas daun rumput gajah pada defoliasi ke dua
Hasil uji Ortogonal Polynomial, menunjukakan tren yang terjadi di setiap level perlakuan pupuk menunjukan hasil garis linier atau pemberian pupuk granul organic mulai dari 0 ton/ha/defoliasi dampai dengan 75 ton/ha/defoliasi masih dapat meningkatkan luas daun, sehingga kesimpulannya dosis pupuk masih dapat ditingkatkan lebih dari 75 ton/ha/defoliasi untuk megetahui titik puncak luas daun. Penelitian tentang luas dan jumlah daun sebelumnya telah dilakukan oleh Budi A.K (2009), namun penelitian sebelumnya menggunakan pupuk urea dan guano dengan dosisi P1 = 100% pupuk urea, P2 = 75% urea + 25% pupuk guano, P3 = 50% urea+ 50% pupuk guano, P4 = 25% urea + 75% pupuk guano dan P5 = 100% pupuk guano, persen substansi urea dengan pupuk guano didasarkan pada jumlah N dengan dosis 150 kg N/ha. Berdasarkan hasil yang diperoleh substansi guano pada masing-masing perlakuan P1-P5 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas dan jumlah daun rumput gajah.Penelitian lainyaitu Juniar (2008), perlakuan pemupukan tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap luas daun. Pemupukan nitrogen tidak memberikan pengaruh nyata pada rataan luas daun (P>0.05), rataan luas daun tiap perlakuan (P1 = 0 kg N/ha, P2 = 100 kg kg N/ha, dan P3 = 200 kg N/ha) tidak menunjukan perbedaan walaupun secara numeric terdapat pertambahan. Sedangkan perbedaan ukuran helaian daun antar tanaman diduga karenakan perbedaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan perbedaan lingkungan tumbuh (Finkeldey, 2005). Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi level pupuk organik granul yang diberikan akan meningkatkan luas daun.Hasil analisis menggunakan pembanding linier orthogonal menunjukan bahwa peningkatan dosis pupuk granul organik berpengaruh positif linier nyata (p<0,05). Peningkatan luas daun ini berkaitan dengan pertumbuhan yang didukung oleh ketersedian unsur hara dalam tanah, unsur hara ini berasal dari pupuk organik granul yang diberikan. Untuk 114
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
kandungan N total pupuk organic granul R0 = 0 kg N/ha/defoliasi, R1 = 219,3 kg N/ha/defoliasi, R2 = 438,6 kg N/ha/defoliasi, R3 = 657,9 kg N/ha/defoliasi, R4 = 877,2 kg N/ha/defoliasi, dan R5 = 1096,5 kg N/ha/defoliasi. Syarief (1986) menyatakan bahwa unsur N yang terkandung atau tersedia lebih banyak, maka dihasilkan protein lebih banyak dan daun dapat tumbuh lebih lebar, sebagai akibatnya maka proses fotosintesis lebih banyak terjadi. Jika proses fotosintesis lebih banyak maka nutrisi bagi tanaman juga akan banyak sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Herman (1989) menyatakan bahwa Rumput Gajah merupakan tanaman yanag sangat responsive terhadap pemupukan berat, pupuk cukup banyak dibutuhkan oleh tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah.Yaccob and Blair (1980) menyatakan bahwa bahan organik seperti limbah tanaman, pupuk hijau dan kotoran ternak dalam system tanaman-tanaman dapat memperbaiki struktur tanah dan membantu perkembanga mikroorganisme tanah. Kondisi tesebut sebagai awal mula proses transformasi N secara biologis dalam tanah dan menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk anorganik yang tersedia bagi tanaman sehingga fungsi dari pemberiian pupuk organic masih cenderung fungsi jangka panjang. Penggunaan Level Pupuk Organik Granul Terhadap Jumlah daun Rumput Gajah pada Defoliasi Ke Dua. Rumput Gajah pada saat dewasa (akhir pembentukan vegetative) dapat mencapai ketinggian 3,5-4,0 meter dengan diameter batang 2,5 cm dan jumlah daun 10-12 helai/batang tanaman (Ditbinpronak, 1992)Rataan jumlah daun Rumput Gajah terendah dihasilkan dari penggunaan level pupuk granul organik R0 : 0 ton/ha/defoliasi yakni 8,4 helai/tanaman, sedangkan tertinggi dihasilkan dari penggunaan level pupuk granul organik R3 : 45 ton/ha/defoliasi yakni 10,2 helai/tanaman. Pernyataan ini diperkuat oleh laporan Direktorat Bina Produksi Ternak (1992) yang menyatakan bahwa Rumput Gajah pada saat dewasa (akhir pembentukan vegetative) menghasilkan jumlah daun sebanyak 10-12 helai/tanaman.Data jumlah daun rumput gajah pada defoliasi ke dua pada berbagai level pupuk granul organik. Tabel 5. Nilai analisis variansi jumlah daun rumput gajah pada defoliasi ke dua Jumlah Kuadrat F hitung Sumber Derajat kuadrat tengah vasriansi bebas Perlakuan 5 8.3000 1.6600 3.4825 * R Lin 1 0.2520 0.2520 0.5287 R kdr 1 5.7096 5.7096 11.9783 ** R kbk 1 1.0427 1.0427 2.1875 R qat 1 0.0804 0.0804 0.1686 R kwi 1 1.2153 1.2153 2.5495 Eror 18 8.5800 0.4767 Total 23 16.8800 Tabel 6. Hasil Uji BNJ Jumlah Daun Urutan rataan R3 10,20 a R1 9,80 ab
F tabel 0.05 0.01 2.77 4.25 4.41 8.29 4.41 8.29 4.41 8.29 4.41 8.29 4.41 8.29 SD = 0.690 KK = 7.345 %
Sesuai perlakuan R0 R1 115
8,40 b 9,80 ab
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
R2 9,75 ab R2 R5 9,15 ab R3 R4 9,10 ab R4 R0 8,40 b R5 Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNJ 0,05%
9,75 ab 10,20 a 9,10 ab 9,15 ab
(Lembar Daun)
Jumlah daun
Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan level pupuk organik granul berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah daun Rumput Gajah. Hasil yang terbaik adalah pada level perlakuan R3 (45 ton/ha/defoliasi (657.9 kg N/ha/defoliasi)) dan terendah adalah R0 (0 ton/ha/defoliasi). Peningkatan level pupuk dari R0 (0 ton/ha/defoliasi) ke R2 (30 ton/ha/defoliasi) sampai dengan R3 (45 ton/ha/defoliasi) meningkatkan jumlah daun, sedangkan peningkatan level pupuk R3 (45 ton/ha/defoliasi) ke R5 (75 ton/ha/defoliasi (1096,5 kg N/ha/defoliasi)) tidak meningkatkan jumlah daun dan bahkan cenderung mengalami penurunan. Kemungkinan adanya unsure hara mikro yang berlebihan dalam tanah pada level pemupukan lebih dari 45 ton/ha/defoliasi dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Untuk mengetahui tren yang terjadi pada tiap perlakuan dan untuk menetahui apakah terjadi suatu nilai titik puncak dari penggunaan pupuk organik granul terhadap jumlah daun rumput gajah, maka dilanjutkan dengan uji Ortogonal Pholynomial. 10.2 10 9.8 9.6 9.4 9.2 9 8.8 8.6 8.4
R3
R2
R4
R1
R5 Y = 8.59822 + 0.0692 X R2 =35.32 %
R0 0
10
20
0.00087X2
30
40
50
60
70
80
Penggunaan pupuk organik granul (ton/ha/defoliasi)
Gambar 2. Grafik jumlah daun rumput gajah pada defoliasi ke dua Hasil uji Orthogonal Pholynomial menunjukan grafik kudrater, titik puncak jumlah daun terjadi pada perlakuan R3, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk granul pada dosis R3 (45 ton/ha/defoliasi) memberikan pengaruh terhadap jumlah daun dan merupkan titik puncak dari jumlah daun sehingga tidak perlu adanya peningkatan pemberian dosis pupuk organik granul.Ketiadaan suplai unsur hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.Penyerapan unsur-unsur hara ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetative tanaman seperti bagian-bagian daun dan akar (Salisbury, 1992). Daun terhambat pertumbuhannya karena kurangnya suplai unsur hara terutama N, hal ini didukung oleh pernyataan Ericsson (1995) yang menyatakan bahwa tersedianya unsur N dan P akan mendukung alokasi biomasa dan perkembangan morfologi khususnya daun.Sanchez (1993) menyatakan bahwa Rumput Gajah memiliki respon tinggi terhadap N dan membutuhkan pemupukan N sebanyak 400-
116
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
900 kg N/ha/th. Kandungan N total dalam pupuk organik granul tiap perlakuan adalah R0 = 0kg N/ha/defoliasi, R1 = 219,3 kg N/ha/defoliasi, R2 = 438,6 kg N/ha/defoliasi, R3 = 657,9 kg N/ha/defoliasi, R4 = 877,2 kg N/ha/defoliasi, dan R5 = 1096,5 kg N/ha/defoliasi. Menurut Sanchez (1993) rumput gajah yang diberi N sampai 400-900 kg N /ha/th, produksi masih meningkat. Maka suplai N yang berasal dari pupuk organik granul untuk tanaman rumput gajah sudah cukup karena mulai dari R2 (438,6 kg N) sampai dengan R3 (657.9 kg N). pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan rumput gajah meningkatkan produktivitas rumput gajah tersebut (gambar 2). Hal ini disebabkan karena penggunaan pupuk kandang bagi tanah secara kimia memberikan keuntungan menambah unsur hara terutama NPK dan meningkatkan KPK serta secara biologi dapat meningkatkan aktivitas mokroorganisme tanah (Allison, 1973).Level R4 dan R5mungkin dapat menurunkan pH tanah (tabel 6), karena pupuk granul tersebut bersifat agak asam (pH 5.34) tabel 2, sehingga dapat meniadakan efek positif pemupukan. SIMPULAN Peningkatan level dosis pupuk organik granul berpengaruh positif linier terhadap luas daun, kuadrater terhadap jumlah daun rumput gajah dan rataan jumlah daun rumput gajah terendah dihasilkan dari penggunaan level pupuk organik granul R0(0 ton/ha/defoliasi) dan yang tertinggi R3 (45 ton/ha/defoliasi atau setara dengan 657.9 kg N/ha/defoliasi). UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada kepala Laboratorium Agrostologi Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto yang telah memberikan tempat untuk pelaksanakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Deden. 2010. pH tanah. (http://kafein4u.wordpress.com/2010/02/13/ph-tanah/) di akses tanggal 13 juni 2012. Direktorat Bina Produksi Ternak. 1992. Petunjuk Budidaya Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta. Hal 28-29. Finkeldey, R. 2005. An Introduction to Tropical Forest Genetics. Diterjemahkan Djamhuri,E. et.al. Pengantar Genetika Hutan Tropis. ASEAN-EU University Network Programme (AUNP) Bogor Hardjowigeno. S. 1995. Ilmu Tanah. PT. Medy Utama Sarana Perkasa. Jakarta. Hal 70-76. Rinsema W.T., 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan.Bhratara karya aksara. Jakarta Salisbury. F.B dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan DR. Lukman dan Sumaryono.ITB. Bandung. Sanchez .P.A. 1993.Sifat dan Pengolahan Tanah Tropika.ITB. Bandung. Hal 212-260. Setiawan, A.I. 1999. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta. 82 hal Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah.Departemen Ilmu-ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Petanian Bogor. Bogor. 468.
117
Rohmat Fadludin dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):109-118, April 2013
Syarief, S.E. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian.Pusaka buana. Bandung. Hal 24-29. Tan, K.H. 1994. Environmental Soil Science. Manual Dekter INC. New York 10016. USA Tisdale, S and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. Mac Millan Publishing Co. New York. 611. Yaacob.O. and G.J. Blair. 1980. Mineralizatition of 15 N-labelled legume residues in soils with different nitrogen contents and its up take by rhedes grass plant and soil. 57: 237-248.
118