Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP KADAR ERITROSIT DAN TROMBOSIT PADA AYAM KAMPUNG (THE EFFECT OF MENHADEN FISH OIL ON ERITROCYTE AND TROMBOCYTE CONTENT OF LOCAL CHICKEN) Leni Handayani, Ning Iriyanti dan Endro Yuwono Fakultas peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
[email protected] ABSTRAK Penggunaan minyak ikan lemuru dengan kandungan omega-3 merupakan manipulasi pakan untuk meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan ayam dengan menstabilkan kadar eritrosit dan trombosit darah ayam kampung. Materi yang digunakan adalah ayam kampung betina umur 28 minggu sebanyak 60 ekor yang dipelihara selama 3 bulan, bahan pakan yang digunakan terdiri dari minyak ikan lemuru, minyak kelapa sawit, bungkil kedelai, dedak, jagung, dan top mix. Metode penelitian adalah eksperimental in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang di berikan R0 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 0,0%, R1 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 2,5% R2 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 5,0%, R3 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 7,5%. Rataan hasil penelitian kadar eritrosit di dapat R0= 2,30x106/mm3; R1= 1,75x106/mm3R2=2,10x106/mm3; R3=2,06x106/mm3 dan kadar trombosit R0=156x103/mm3, R1=120x103/mm3, R2=137,20x103/mm3, R3=482x103/mm3. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum ayam kampung berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar eritrosit dan trombosit. Kesimpulan penelitian yaitu : Pemberian minyak ikan lemuru sampai level 7,5% dalam pakan mampu menstabilkan kadar eritrosit dan trombosit darah ayam kampung. Kata kunci : minyak ikan lemuru; omega 3; eritrosit; trombosit; ayam kampung ABSTRACT The use of menhaden fish oil which contains omega-3 is a feed manipulation effort to improve immunity and the health of chicken through stabilize erythrocytes and thrombocytes (platelets). The research materials used were 60 heads of 28-week old local hens which received fed treatments for 3 months. The diet used were menhaden fish oil, coconut oil, soybean meal, ricebran, corn and top mix. The method used was experimental method using Compeletely Randomized Design (CRD). Treatments used were R0= utilization of menhaden fish oil 0.0%, R1 = utilization of menhaden fish oil 2.5%, R2= utilization of menhaden fish oil 5.0%, and R3= utilization of menhaden fish oil 7.5%. The examined variables were erythrocytes and thrombocytes content of local chicken. Data were analyzed by analysis of variance. The everage results of erytrocytes content were R0 = 2.30 x 106/mm3, R1= 1.75x106/mm3, R2 = 2.10x106/mm3, R3 = 2.06 x106/mm3, respectively, and the thrombocytes content were R0= 156x103/mm3, R1 = 120x103/mm3, R2 = 137.20x103/mm3, R3 = 482x103/mm3 respectively. The analisysis of variance showed that utilization of menhaden fish oil in diet of local chicken had no significant respons tf erythrocytes and thrombocytes content. The utilization of menhaden fish oil as much at 7.5% did not increase erytrocytes and thrombocytes contents of local chicken. Keywords : menhaden fish oil; omega 3; erythrocytes; thrombocytes; local chicken
39
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
PENDAHULUAN Darah merupakan sistem transpor yang berfungsi antara lain membawa zat makanan dari saluran pencernaan menuju jaringan, membawa produk akhir metabolisme dari sel ke organ ekskresi, serta membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit, sebagai alat pertahanan dari mikro organisme yang masuk ke dalam tubuh. (Frandson, 1992). Eritrosit atau sel darah merah pada unggas mempunyai nukleus dan berbentuk elips. Sel darah merah terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K (Kusumawati, 2004). Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Kadar normal sel eritrosit ayam berkisar 2,0-3,2 juta per mm3 (Guyton,1996). Trombosit terdapat pada sel darah matur lainnya yaitu megakariosit. Megakariosit adalah sel dengan sitoplasma tersusun atas fragmen-fragmen. Setiap fragmen yang dibatasi oleh membran sel dinamakan trombosit. Diameter trombosit adalah (2-4 m). Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis Trombosit berjumlah 200.000-500.000. Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Kuantitas dan kualitas plasma darah (eritrosit maupun trombosit) tergantung pada berbagai total yaitu spesies, umur, jenis kelamin dan asupan pakan (Swenson,1984) Asupan pakan yang berkualitas sangat menentukan status kondisi hematologis ayam terutama kadar eritrosit dan trombosit. Pakan berkualitas merupakan pakan yang mempunyai nilai lebih selain dari kandungan nutriennya, yaitu mempunyai fungsi yang dapat meningkatkan kesehatan ternak. Salah satu pakan berkualitas adalah pakan yang mengandung antioksidan, probiotik, dan omega 3. Sumber omega 3 berasal produk hewani adalah dari minyak ikan lemuru dengan kandungan asam lemak Eicosapentanoic (EPA) dan Dokosahexaenoic (DHA) sebanyak 58,418 mg/gr yang berfungsi mencegah agregitasi platelet atau penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi kuat dan tidak rapuh, sebagai prekursor pembentukan tromboksan, serta meningkatkan jumlah oksigen dalam darah (Rusmana, 2008 dan Lubis, 1993). EPA diharapkan dapat mengurangi sifat imunosupresif dari asam lemak omega 6. Omega 6 banyak terdapat pada pakan nabati seperti minyak kelapa sawit dan jagung. Oleh karena itu penggunaan minyak ikan lemuru sebagai sumber omega 3 diharapkan mampu menyeimbangkan kandungan asam-asam lemak esensial sehingga dapat terabsorbsi dan dapat meningkatkan kinerja darah yang di lihat melalui kadar eritrosit dan trombosit. METODE Penelitian mengggunakan ayam kampung betina umur 28 minggu sebanyak 60 ekor yang dipelihara selama lima bulan. Ayam di tempatkan pada 60 unit kandang baterai individual terbuat dari bambu dengan ukuran 50x33x25 cm, masing-masing dilengkapi dengan tempat air minum dan pakan dari plastik. Bakan pakan perlakuan terdiri dari: minyak ikan lemuru, minyak kelapa sawit, tepung ikan, bungkil kedele, dedak, jagung, mineral mix (Tabel 1). Susunan pakan perlakuan disusun berdasarkan hasil perhitungan dari tabel komposisi bahan pakan menurut NRC (1994) dan hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak UNSOED (2011).
40
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
Tabel 1. Susunan Ransum Penelitian Bahan Pakan (%) Ro Jagung 49 Dedak 26 Bk Kedele 14 T.ikan 9 M. lemuru 0 M.sawit 0,2 T.batu kapur 2 Premix 0,3 101,5 Komposisi Kimia Protein (%) 17,12 Energi (kalori/kg) * 2709,1 Serat Kasar (%) 5,015 Lemak Kasar (%) 6,62 Ca (%) ** 2,4547 P (%) ** 1,2273
R1 40.5 33 13 9 2,5 0.2 2 0,3 101,5
R2 30 40,5 13.5 9 5 0,2 2 0,3 101,5
R3 27 41 13.5 9 7,5 0,2 2 0,3 101,5
16,85 2745,45 5,5125 8,42 2,4547 1,2273
17,39 2757,3 6,105 8,60 2,4547 1,2273
17,322 2880,5 6,085 6,85 2,4547 1,2273
Keterangan : Hasil analisis Lab. INMT (2011), *) hasil analisis lab IBMT (2011), **) hasil perhitungan berdasarkan NRC (1994).
Perlakuan terdiri 4 macam pakan, setiap perlakuan diulang 5 kali, setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam. Percobaan dilakukan dengan metode eksperimen in vivo, dengan rancangan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL), (Steel dan Torrie, 1994). Data dianalisis dengan analsisis variansi Pakan perlakuan terdiri dari: R0=Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 0,0%; R1=Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 2,5%; R2=Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 5,0%; R3=Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 7,5%. Variabel yang diamati meliputi : kadar eritrosit (Duncan, et al., 1994) dan trombosit (Nihon Kohden Celltac, 2000) darah ayam kampung. HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan kadar eritrosit dan trombosit ayam kampung hasil penelitian selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Kadar Eritrosit dan trombosit Ayam Kampung Perlakuan R0 R1 R2 R3
Kadar Eritrosit (106/mm3)ns
Kadar trombosit (103/mm3)ns
2,30 ± 0,20 1,75 ± 0,28 2,10 ± 0,53 2,06 ± 0,39
156,00 ± 130,88 120,00 ± 44,72 137,20 ± 70,54 482,00 ± 43,82
Keterangan perlakuan: R0 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 0,0% R1 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 2,5% R2 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 5,0% R3 = Penggunaan minyak ikan lemuru sebanyak 7,5%
41
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lemuru Terhadap Kadar Eritrosit Darah Ayam Kampung Tabel 2. menunjukkan bahwa rataan kadar eritrosit hasil penelitian sebesar 2,05x106/ mm3 ± 0,12x106. Rataan hasil penelitian ini masih sesuai dengan kandungan kadar normal eritrosit pada ayam dan sejalan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian seperti yang tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar eritrosit berbagai jenis unggas No. Kadar eritrosit spesies 6 3 1. 3,85 ± 1,06x10 / mm puyuh 6 3 2. 2,55x10 / mm ayam 3. 2,0-3,2 juta/ mm3 ayam 6 3 4. 2,65 ± 0,45 x 10 / mm ayam hutan 5.
2,0-3,2 x 106/mm3
ayam
peneliti Hazim et.al (2010) Ratna (2008) Guyton (1996) Zainal-Abidin (1995) Mangkoewidjojo dan Smith (1988)
Hasil analisis sidik ragam (Tabel 2). menunjukkan bahwa pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum ayam kampung berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar eritrosit. Hal ini disebabkan karena imbangan omega 3 : 6 dalam pakan yang diberikan dengan perbandungan 3:1. Absorsi omega 3 pada pakan akan optimal apabila terdapat imbangan omega 3 dengan omega 6 yang sesuai yaitu berkisar antara 4:1 sampai 6:1. Newton (1996) menyatakan bahwa perbandingan omega 3 dengan omega 6 sebaiknya dengan rasio 5:1. Suripta dan Astuti (2007) menyatakan bahwa rasio omega 3 dengan omega 6 yang ideal adalah 6:1 karena pemanfaatan omega 3 pakan tergantung pada keseimbangan asam-asam lemak yang lain, terutama imbangan omega 3 denan omega 6, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh, serta fungsi fisiologis tubuh berjalan sempurna. Leeson and Ateh (1995) menyatakan bahwa perbandingan omega 3 dengan omega 6 akan mempengaruhi pembentukan micelle yaitu lipoprotein asal lemak dan protein pakan, yang merupakan bentuk lemak supaya dapat diabsorbsi yang selanjutnya masuk kedalam peredaran darah. Minyak ikan lemuru dapat digunakan oleh tubuh apabila proporsi omega 3 dengan omega 6 seimbang (Chanmugam et al.,1992; Friedman and Sklan, 1995). Disamping itu omega 3 dan omega 6 sangat penting untuk pembentukan asam eicosanoid dan asam linoleat, karena ayam tidak dapat mensintesis de novo dari lemak pakan (Boudreau et al., 1991). Penggunaan minyak ikan lemuru sampai level 7,5% tidak berpengaruh terhadap kadar eritrosit disebabkan karena konsumsi lemak linoleat pakan perlakuan relatif sama. Rataan konsumsi lemak pakan yang tidak mengandung minyak ikan lemuru adalah 6,40 gram sedangkan rataan konsumsi lemak yang mengandung minyak ikan lemuru 2,5% adalah 8,32 gram, 5% adalah 8,66 gram dan 7,5% adalah 6,93 gram. Fritsche etal (1992) kadar eritrosit di pengaruhi oleh komposisi pakan diantaranya yaitu lemak. Lemak merupakan nutrient yang digunakan tubuh untuk menyusun jaringan, terutama asam-asam lemak esensial yang merupakan asam lemak penyusun jaringan limfoid sebagai penyangga utama fungsi sel imun dengan membentuk PGE2. Nilai kalori lemak adalah (9,3 Kkal/g) lebih dari dua kali energi karbohidrat dan protein serta penyimpanan lemak mengandung sedikit air. Jika setiap gram lemak mengandung energi 9,3 Kkal/g, maka selisih konsumsi energi pakan yang mengandung minyak ikan lemuru hanya dapat menghasilkan 5,32 gram lemak.
42
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
Penggunaan minyak ikan lemuru tidak mempengaruhi kadar eritrosit, dimungkin karena energi ransum perlakuan relatif sama (ransum disusun berdasarkan iso-energi). Asam lemak bebas dalam darah asal lemak pakan kemudian akan mengalami re-esterifikasi (Lanori, 2002), selanjutnya akan mengalami metabolisme menjadi energi. Energi untuk seldarah merah digunakan untuk menjalankan pompa natrium, memelihara volume sel, dan melestarikan keutuhan sel. Rataan konsumsi energi pada perlakuan yang tidak mengandung minyak ikan lemuru adalah 262,08 Kkal, sedangkan yang mengandung minyak ikan lemuru 2,5% adalah 271,19 Kkal. Perlakuan berpengaruh tidak nyata juga disebabkan karena ayam dalam kondisi relatif sehat, kosumsi PUFA (Polly Ursaturatted Fatty Acid), umur, jenis kelamin, dan kondisi iklim juga relatif sama. Jumlah konsumsi PUFA berhubungan dengan menurunnya produksi antibodi dan proliferasi limfosit, produksi antibodi berhubungan secara kuadratik terhadap imbangan kadar asam linoleat dan total omega 6 PUFA. Respon produksi antibodi yang optimal terjadi pada konsentrasi asam linoleat plasma 40–50 % dari total asam lemak (Friedman and Sklan 1995). Respon minyak ikan terhadap antibodi (antibody dependent cellcytotoxicity) dilaporkan oleh Fritsche et al. (1991 bahwa ransum yang mengandung 7% minyak ikan lemurum menunjukkan respon antibodi tertinggi dibanding dengan ayam yang diberi ransum dengan lemak hewan, minyak jagung atau minyak kanola. Menurut Castro (1990) peradangan mukosa usus dapat menyebabkan gangguan penyerapan zat nutrisi pakan sehingga ayam tidak dapat menggunakan makanannya dengan baik untuk memproduksi sel eritrosit melalui umsum tulang merah. Guyton (1996) menyebutkan bahwa ketinggian dan kontak tubuh dengan oksigen akan mempengaruhi jumlah pembentukan eritrosit. Semakin dewasa umur ayam maka eritrosit semakin meningkat. Eritrosit dipengaruhi oleh spesies, aktivitas, status nutrisi, produksi telur, bangsa, panjang hari, suhu lingkungan dan faktor iklim. (Swenson, 1984). Pengaruh Pemberian MinyakIkan Lemuru Terhadap Kadar Trombosit Darah Ayam Kampung Rataan kadar trombosit darah ayam kampung hasil penelitian berkisar 223,8x103/mm3± 72,42x103 (Tabel 2). Rataan hasil penelitian merupakan hasil nilai normal trobosit ayam. Hasil penelitian Hazim (2010) yang menyatakan rataan kadar trombosit pada puyuh yang diberi pakan penambahan minyak ikan sebanyak 3% sebesar 129,3x103/mm3 ±11.93. Hasil penelitian Chang and Hamilton, (1979a) dan George (2000) kadar trombosit pada ayam sebesar (50 x103/mm3. Hasil analisis sidik ragam (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum ayam kampung berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar trombosit. Hal ini disebabkan karena pemberian minyak ikan lemuru dengan kandungan omega-3 sebesar 2,37g dan pemberian selama 8 minggu belum mempengaruhi siklus pembentukkan trombosit, sehingga jumlah kadar trombosit relative stabil. (Lands, 2005). Eikosanoid berperan dalam mempertahankan sifat kekebalan tubuh. Trombosit maupun limfosit yang dibentuk dalam sumsum tulang berhubungan dengan eiksosanoid sebagai fungsi pengatur dalam pembentuk sifat kekebalan tubuh. Platelet/trombosit berfungsi sebagai pengatur hemostatis dan pembentukan thrombus, serta berperan dalam inlamasi pada perbaikan jaringan tubuh (George, 2000; dan Klinger, 1997). Sebagai bioreactor molekuler dan mempertahankan faktor kemostatik pada berbagai tipe sel, kartionik protein, histamin, serotonin, prostaglandin E2, and prostaglandin D2 (Klinger,1997; Klinger and Jelkmann, 2002; Elzey et al., 2005). Tromobist
43
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
pada ayam digunakan untuk proin lammatory cytokines, dan sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi lingkungan antara lain : stres, pakan, udara, dan mikro organisme, serta digunakan sebagai system phagocytes (Changand Hamilton, 1979b). Pakan yang kaya omega-3 diduga mempengaruhi prostaglandin dengan mengurangi produksi TXA2 ( tromboksan A2) dan prostasiklin (PGI2), merupakan inhibitor kompetitif dari AA (α-Linoleic Acid) pada proses siklo oksigenase, dapat mengakibatkan terbentuknya prostaglandin seri 3 yaitu TXA3 (tromboksan A3) yang berperan in aktif atau sebagai proagregator lemah dan PGI3 yang berperan sebagai anti agregator yang lebih kuat dari PGI2. Pembentukan seri 3 dari TXA3 dan PGI3 juga diikuti oleh penurunan PGI2 dan TXA2. AA juga dikonversi oleh enzim lipoksigenase menjadi leukotrin (LT4) yang merupakan suatu bahan dalam sel darah putih sebagai mediator untuk sistem kekebalan tubuh, yang mempunyai efek terhadap permeabilitas vascular dan kemotaksis leukosit serta konstriksi bronkus dan pembuluh darah (Fadilah, 1987). Bruckner (1986) menyatakan Omega-3 di membran platelet dikonversi menjadi TXA3 yang merupakan proagregator lemah, dan di endothelium vascular dikonversi menjadi PGI3 yang merupakan anti agregator dan vasodilator yang kuat. Omega-3 merupakan inhibitor kompetitif pada proses siklo oksigenase, sehingga menurunkan pembentukan TXA2 dan PGI2, mempengaruhi reseptor yang ada di membran sehingga menurunkan reaksi terhadap agen proagregator, mempengaruhi fluiditas membran platelet sehingga menurunkan kemampuan untuk melekat pada sub endothelium vascular, dan menghambat desaturase dan elongase sehingga menurunkan AA. Dosis omega-3 yang cukup berpengaruh adalah 4-15 g per hari yang diberikan sekurang-kurangnya 2 minggu. SIMPULAN Penggunaan minyak ikan lemuru sampai level 7,5% dapat menstabilkan kadar eritrosit dan kadar trombosit darah ayam kampung. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, dan Dr.Ir.Ning Iriyanti,MP. selaku ketua Proyek penelitian pada skim percepatan Guru Besar dana DIP A UNSOED yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Boudreau, M.D., P.S. chanmugam, S.B. Hart, S.H. Lee and D.H. Hwang, 1991. Lack of dose response by diatery n-3 fatty acids at a constant ratio of n-3 to n-6 fatty acids in suppressing eicosanoid biosynthesis from arachidonic acid. American Journal Clinical Nutrition. 54: 111117. Bruckner, G. 1986. Fats, their Positional Isomer, and Platelete Function. J. Med. Tech. 3 (1): 24-27. Castro C. A. 1990. Intestinal Pathology. In: Behnke J. M (Ed) Parasites; Immunity and Pathology: The Consequences of Paracitic Infection in Mamals. Taylor and Francis, Philadelphia.
44
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
Chang, C. F., and P. B. Hamilton. 1976. Phagocytic properties of chicken thrombocytes. Poultry Science Journal. 55:2018. (Abstr.) Chang, C. F., and P. B. Hamilton. 1979a. The thrombocyte as the primary circulating phagocyte in chickens. Journal Reticuloendothel. Soc. 25:585–590. Chang, C. F., and P. B. Hamilton. 1979b. Refractory phagocytosis by chicken thrombocytes during aflatoxicosis. Poult. Sci. 58:559–561. Chanmugam, D., M. Boudreau, T. Boutte, R.S. Park, J. Hebert, L. Berrio and D.H. Hwang, 1992.Incorporation of different types of n-3 fatty acids into tissue lipid of Poultry Science Journal. 71: 516-521. Duncan, J.R., K.W. Prasee and E.A. Mahaffey. 1994. Veterinary Laboratory Medicine. Third Edotion.Iowa State University Press,Ames, Iowa. Elzey, B. D., D. L. Sprague, and T. L. Ratliff. 2005. The emerging role of platelets in adaptive immunity. Cell. Immunol. 238:1–9. Fadilah, S. 1987. Pengaruh Diit Minyak Ikan Lemuru terhadap Kadar Lipid Plasma dan Agregasi Platelet pada Orang Sehat. Tesis. FKUI. Jakarta. Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta. Friedman, A. and D. Sklan, 1995. Effect of dietary fatty acids on antibody production and fatty acid composition of lymphoid organs in broiler chickens. Poultry Science Journal. 74: 14631469. Fritsche, K.L., N.A. Cassity and S.C. Huang, 1992. Dietary (n-3) fatty acid and vitamin E interactions in rats: Effect on vitamin E status, immune cell prostaglandin E production and primary antibody response. Journal Nutrition. 122: 1009-1018. George, J. N. 2000. Platelets. Lancet 355:1531–1539. Guyton, A. C. 1996. Buku Fisiologi Kedokteran. Ed Ke-7. Terjemahan. K. A Engadi. EGC, Jakarta. Hazim J. Al-Daraji, Ali S. Al-Hassani, H.A. Al-Mashadani, W.K. Al-Hayani and H.A. Mirza, 2010. Effect of Dietary Supplementation with Sources of Omega-3 and Omega-6 Fatty Acids on Certain Blood Characteristics of Laying Quail. International Journal of Poultry Science 9 (7): 689694. Klinger, M. H. 1997. Platelets and inflammation. Anat. Embryol. (Berl.) 196:1–11. Klinger, M. H., and W. Jelkmann. 2002. Role of blood platelets in infection and inflammation. Journal Interferon Cytokine Res. 22:913–922. Kusumawati, D. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gadjah Mada Press.Yogyakarta. Lands, W.E.M., 2005. Dietary fat and health: The evidence and the politics of prevention: careful use of dietary fats can improve life and prevent disease. Ann. New York Acad. Sci., 1055: 179-192. Lanori, T. 2002.Manusia Dan Lemak. http://rudycty.tripod. com/sem/023/tamrin lanori.html. Diakses tanggal 20 Desember 2011. Leeson, S. and Atteh. 1995. Utilization of fats and fatty acids by turkey Poult. Sci. 74: 2003-2010. Lubis, M.I. 1993. Pengaruh Minyak Ikan Lemuru Dalam Pakan Terhadap Respon Vaskuler Kera Ekor Panjang (Mocaca Fascicularis) Yang Hipokolesterolemik. Disertasi Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. P.64
45
Leni Handayani dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):39-46, April 2013
Mangkoewidjojo S dan Smith JB. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: UI-Press.Hlm 122-123. Newton, I.S. 1996. Food enricment with long-chain n-3 PUFA. INFORM 7: 169-171. Nihon Kohden Korporation, 2000. Petunjuk Oprasional Alat Analisa Hematologi Nihon Kohden Celltac α, MEK-6318 K. Jakarta: PT Gandasari Ekasatya. National Research Council, 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th Rev. Edn., National Academy Press, Washington, DC. Ratna. 2008. Jumlah Eritrosit, Nilai Hematokrit dan Kadar Hemoglobin Ayam Pedaging Umur 6 Minggu yang Diberi Suplemen Kunyit, Bawang Putih dan Zink. Skripsi. Fakultas kedokteran hewan Institut Pertanian Bogor. Rusmana. 2008. Minyak Ikan Lemuru Sebagai Imunomodulator dan Penambahan Vitamin E Untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Ayam Broiler. [disertasi]. Bogor : Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Suripta., H. dan Astuti P. 2007. Pengaruh Penggunaan Minyak Lemuru dan Minyak Sawit dalam Ransum Terhadap Rasio Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 dalam Telur Burung Puyuh (cortunix japanica). Journal Indonesia Tropical Agricultur 32. Surakarta. Swenson, M. J. 1984. Physiology properties and cellular and chemical constituent ofblood In Swenson, M. J. (Ed). Duke’s Physiology of Domestic Animals. 10 th Edit. Cornell University Press, Ithaca and London. Steel, G.D. dan Torrie J.H. 1994. Prinsip dan Prosedur Statistika. Sumantri B, Penerjemah; Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : Principles and Procedures of Statistics. Zainal-Abidin., B. A. H, 1995 . Parasitic protozoa and the haematological aspect of Malaysian jungle fowl (Gallus gallus spadiceus) . Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 1 (2): 114-116.
46