MOTIVASI MASYARAKAT MELAKUKAN PENGALIHAN LAHAN DARI LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN PENAMBANGAN EMAS DI JORONG TANJUNG PAUH KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata I)
DELRAHMAWATI NIM : 09030006
Pembimbing I
( Drs. Edi Suarto, M.Pd )
Pembimbing II
( Widya Prari Keslan, M.Si )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013
THE MOTIVATION OF SOCIETY IN THE FUNCTIONAL CHANGE OF AREA FROM FARMING BECOME GOLDEN MINING AT JORONG TANJUNG PAUH IV NAGARI DISTRICT OF SIJUNJUNG REGENCY By Delrahmawati1, Drs. Edi Suarto, M.Pd2, Widya Prari Keslan, M.Si3 1.
Geography Education College Student STKIP PGRI West Sumatera
2,3. Education Instructor Staffs STKIP PGRI Geography West Sumatera
ABSTRACT Indonesia was familiar nation called as agriculture country had larger farming area. All around of Indonesian village had high potency in the farming sector. However, the development of farming sector is not always yield the best product. The province of west Sumatra had any kinds of natural resources both on the land, sea and the air. For example to the larger forest and various mining material coal, gold, ore, sulfur and other. Jorong Tanjung Pauh was an area had high potency the golden mining. This research was conducted aim to observe and analysis data of society’s motivation in doing the Functional Change of Area from Farming become Golden Mining at Jorong Tanjung Pauh IV Nagari District of Sijunjung Regency. The type of this research was qualitative study; informant of research was conducted by using snow ball sampling technique, the researcher interview the informant regularly. Techniques of collecting data were interview, observation, filed note and documentation by using photo. The data analysis of this research used data reduction. The result of research showed that (1) lack of paddy (Oryza sativa) production, therefore, is motivated to farmer do the functional change of their farming area become Golden Mining area at Jorong Tanjung Pauh IV Nagari District of Sijunjung Regency. In general was caused by not fluent the water stream to make wet their farming and often occur the landslide. (2) The condition of people’s income from the golden mining was larger than farming production have motivated people to change the area function from farming area become golden mining area.. (3) The management of golden mining was easier than farming; it motivated the society to do the change of area function at Jorong Tanjung Pauh IV Nagari District of Sijunjung Regency Key words:
Motivation, Society, Change of Area Function, Golden Mining Area
Farming and
PENDAHULUAN Indonesia terkenal sebagai negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Disetiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam bidang pertanian. Hal ini tentu juga didukung oleh kondisi iklim dan keadaan lingkungan yang menjadikan Indonesia cocok sebagai daerah pertanian. Hampir disetiap wilayah di Indonesia menjadikan pertanian sebagai andalan masyarakat. Sebagian besar masyarakat bekerja dan menggantungkan hidup pada sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumatera Barat termasuk salah satu daerah yang termasuk agraris. Sektor pertanian memiliki potensi yang besar, baik pertanian padi maupun perkebunan. Sektor pertanian selama ini dijadikan mata pencaharian bagi sebagian masyarakat di Sumatera Barat. Salah satu daerah tersebut adalah Jorong Tanjung Pauh Kecamatan 1V Nagari Kabupaten Sijunjung. Sektor pertanian yang dikembangkan masyarakat di Jorong Tanjung Pauh adalah padi. Perkembangan sektor pertanian tidak selalu menghasilkan hasil terbaik bagi petani. Banyak kendala yang dihadapi oleh petani dalam sektor pertanian. Hambatan utama berkaitan dengan makin menurunnya hasil produksi pertanian sehingga kesejahteraan masyarakat juga menurun. Hal yang sama juga dihadapi oleh masyarakat di Jorong Tanjung Pauh. Tahun 2009 jumlah produksi padi masyarakat Jorong Tanjung Pauh sebanyak 210 ton, tahun 2010 sebanyak 207 ton, sedangkan tahun
2011 jumlah produksi padi masyarakat Jorong Tanjung Pauh sebanyak 205 ton (Sumber : Kantor Wali Nagari Muaro Bodi). Kendala lain yang dihadapi masyarakat di Jorong Tanjung Pauh adalah tingginya biaya dalam pemeliharaan padi. Tingginya biaya dalam pemeliharaan padi sawah dapat dilihat dari harga pupuk yang semakin mahal sementara produksi padi semakin menurun dan harga padi tidak memadai apabila dibandingkan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Selain itu kendala yang dihadapi Masyarakat di Jorong Tanjung Pauh adalah sering datang serangan hama. Pada beberapa tempat serangan hama yang paling berat diantaranya serangan hama tikus dan serangan hama wereng dimana serangan tersebut kadang kala tidak bisa dikendalikan lagi sehingga bukan mendapat keuntungan malah kerugian yang diterima. Provinsi Sumatera Barat dikarunia dengan berbagai macam potensi sumber daya alam baik di darat, laut, dan udara. Seperti hutan yang luas dan lebat, serta berbagai jenis bahan tambang seperti batu bara, emas, besi, batu kapur, dan lainnya. Selain itu terdapat laut yang luas dengan berbagai kekayaan yang ada didalamnya. Semua itu harus dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Untuk mengoptimalisasikan kekayaan alam secara menyeluruh dan terpadu harus diperhatikan keseimbangan dan kelestarian kehidupan. Selanjutnya harus diperhatikan kepentingan generasi yang akan datang sehingga mereka juga dapat menikmati kekayaan alam yang terkandung di
bumi pertiwi ini untuk kesejahteraan hidup rakyat secara luas. Salah satu sumber daya alam yang sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat adalah emas. Jorong Tanjung Pauh merupakan daerah yang memiliki potensi tambang emas dan sebagian besar penduduknya melakukan aktifitas tambang emas. Bagi masyarakat yang tidak melakukan penambangan emas, kehidupan masyarakat yang melakukan penambang emas menjadi pedoman, karena kehidupan mereka lebih sejahtera dibandingkan masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian saja. Hal ini disebabkan karena harga emas lebih tinggi dari harga padi. Dengan tingginya harga emas maka pendapatan masyarakat yang melakukan pengalihan lahan pertanian menjadi lahan tambang emas ini juga akan tinggi. Oleh karena itu semakin banyak masyarakat di Jorong Tanjung Pauh yang mengalihkan lahan sawahnya menjadi lahan penambangan emas dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga. Walaupun sudah ada UndangUndang yang melarang masyarakat untuk mengalihfungsikan lahan sawah menjadi lahan pertanian lainnya maupun menjadi lahan non pertanian namun masyarakat di Jorong Tanjung pauh masih banyak yang mengalihfungsikan lahan sawahnya menjadi lahan tambang emas. Peraturan ini terlihat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 pasal 44 ayat 1 tentang Lahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilindungi dan
dilarang dialihfungsikan. Luas sawah yang terdapat di Jorong Tanjung Pauh Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung yaitu seluas 70 Ha. Luas sawah yang dialihfungsikan menjadi tambang emas yaitu seluas 20 Ha. Penambangan ini merupakan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) (Sumber : Kantor Wali Nagari Muaro Bodi, 2013). Berdasarkan observasi awal orang yang pertama melakukan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan tambang emas di Jorong Tanjung Pauh Nagari Muaro Bodi adalah Ibu Mr. Sawah Ibu Mr ini terletak dipinggir sungai. Ibu Mr mendapatkan informasi dari orang yang sudah pernah menambang emas di sungai dekat sawahnya. Orang itu mengatakan kalau arah emas mengarah kesawah Ibu Mr. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai “Motivasi Masyarakat melakukan pengalihan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan penambangan emas di Jorong Tanjung Pauh Kecamatan 1V Nagari Kabupaten Sijunjung”. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah bersifat kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang keadaan yang sedang berlangsung pada objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder didapat melalui instansi – instansi pemerintahan maupun foto. Sedangkan data primer dapat diperoleh melalui wawancara langsung dengan masyarakat yang
melakukan pengalihan lahan di Jorong Tanjung Pauh Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Penetapan informan dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu dengan teknik snow-ball sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara, observasi, pencatatan dilapangan, dan pemotretan. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan reduksi data yang bertujuan untuk memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan 1) perpanjangan pengamatan yang berarti peneliti kembali kelapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui, 2) Peningkatan ketekunan yaitu dengan melakukan pengamatan yang cermat dan peneliti tidak gampang putus asa sebelum mendapat data yang benarbenar akurat, 3) Trianggulasi yaitu pengecekkan data dari berbagai sumber, 4) Menggunakan bahan referensi yaitu berupa foto, tulisan, dan lain-lain, dan 5) Diskusi dengan teman sejawat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama : Dari hasil wawancara dengan petani padi sawah yang mengalihkan lahan sawahnya menjadi tambang emas, menjelaskan bahwa petani padi sawah beralih ke tambang emas disebabkan karena kurang lancarnya aliran air untuk air sawah. Air untuk sawah petani ini diperoleh dari kincir air. Apabila air sungai besar maka kincir air akan hanyut terbawa arus sungai tetapi apabila air sungainya kecil maka
kincir air ini tidak bisa berfungsi. Penyebab lainnya adalah sawah sering mengalami longsor. Longsornya sawah ini disebabkan karena orang yang memiliki sawah di kiri–kanan sawah sudah mengalihkan sawahnya terlebih dahulu. Longsornya sawah ini mengakibatkan semakin berkurang luas sawah yang dimiliki petani sehingga berpengaruh terhadap tingkat produksi padi. Hal ini sesuai dengan pengertian produksi menurut Saputra (1994) yang menyatakan produksi mencakup setiap usaha manusia untuk merubah, mempertinggi atau mengadakan nilai atas barang dan jasa sehingga barang dan jasa dapat berfaedah bagi manusia. Produksi ditinjau dari teknis yaitu suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia, yang mana diharapkan terwujudnya hasil yang lebih dari segala pengorbanan yang telah diberikan. Apabila ditinjau dari segi ekonomi produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan komoditi yang dapat diperdagangkan. Kedua : Dari hasil wawancara dengan petani padi sawah yang mengalihkan lahan sawahnya menjadi tambang emas, menjelaskan bahwa sejak mereka mengalihkan lahan sawahnya menjadi tambang emas, mereka mengaku pendapatan mereka lebih meningkat dari yang sebelumnya. Selain itu dalam pengelolaan tambang emas ini petani padi sawah tidak mengeluarkan biaya kalaupun mengeluarkan biaya, biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan
tambang emas ini juga tidak banyak jika dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dari tambang emas. Pendapatan dari padi sawah dulunya hanya 800 rantang padi/Ha dalam satu kali panen, dengan adanya tambang emas berubah pendapatan sekarang menjadi minimal Rp 1 juta dalam satu minggu. Masyarakat yang melakukan pengalihan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan penambangan emas merasa bersyukur dengan adanya tambang emas. Pendapatan adalah jumlah keseluruhan uang atau barang yang diterima sebagai hasil kerja yang dilakukan oleh masing- masing masyarakat. Hal ini sesuai dengan Gilarso (1992) dalam Riyawati pendapatan keluarga dapat bersumber pada : 1. Usaha sendiri 2. Bekerja pada orang lain 3. Hasil dari milik sendiri Ketiga : Dari hasil wawancara dengan petani padi sawah yang mengalihkan lahan sawahnya menjadi tambang emas, menjelaskan bahwa mudahnya pengelolaan tambang emas dibandingkan menanam padi sawah, merupakan salah satu pendorong untuk mengalihkan lahan sawahnya menjadi tambang emas. Selain itu dari segi pengelolaannya, tambang emas ini tidak mengeluarkan biaya kalaupun mengeluarkan biaya, biaya yang dikeluarkan juga tidak banyak kalau dibandingkan dengan hasil yang diterima dari tambang emas. Dalam pengelolaan tambang emas ini metode penambangan yang digunakan adalah tambang semprot dan tambang alat berat. Dalam hal
ini petani berharap perekonomiannya lebih meningkat dari yang sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pengertian Pertambangan menurut Otong (2012) adalah salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh manusia. Berdasarkan karakteristik endapan emas, metode penambangan yang umum diterapkan dengan menggunakan peralatan berupa : Pendulangan (panning), Tambang semprot (hydraulicking), Dredging , dan Tambang dengan menggunakan alat berat. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Petani padi sawah beralih ke tambang emas di Jorong Tanjung Pauh Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung termotivasi karena produksi padi sawah kurang. Hal ini disebabkan kurang lancarnya pengairan untuk air sawah dan sawah petani sering mengalami longsor yang mengakibatkan semakin berkurangnya luas sawah. 2. Petani padi sawah beralih ke tambang emas di Jorong Tanjung Pauh Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung termotivasi karena tingginya tingkat pendapatan setelah tambang emas dibandingkan menanam padi sawah. Banyak petani mengalihkan lahan sawah nya menjadi tambang emas bertujuan agar perekonomiannya membaik dari yang sebelumnya. 3. Petani padi sawah beralih ke tambang emas di Jorong Tanjung Pauh Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung karena dilihat dari pengelolaan tambang emas lebih mudah dari menanam
padi sawah dan pengelolaan tambang emas ini tidak memerlukan biaya kalaupun mengeluarkan biaya, biaya yang dikeluarkan tidak banyak apabila dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dari tambang emas. Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan: 1. Diharapkan kepada pemerintah daerah supaya mengambil suatu kebijakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Diharapkan kepada pihak penambang supaya lebih mementingkan ketentraman bersama dari pada ketentraman pribadi. 3. Diharapkan kepada masyarakat supaya membantu pemerintah di dalam mengambil kebijakan yang berwawasan lingkungan, sehingga kebijakan yang diambil bermanfaat secara bersama-sama dan tidak melanggar aturan yang ada dalam masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Amini Amnul. 2008. Aktivitas penambangan emas tradisional di Kenagarian Ganggo Hilir Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. Padang : UNP
Fuad, M., H. Christine., Nurlela., Sugiarto., dan Paulus. 2006. Pengantar Bisnis. Gramedia : Jakarta Moleong. 2010. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya Peter Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Prasetyo S. Mineral tambang. http://www. Mineral tambang. com/tambang emas. html. diakses tanggal 25 mei 2013 P. Siagian Sondang. 2007. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Psychologymania. 2013. Indikatormotivasi kerja. http://www. psychologymania. Com/2013/01/indikator motivasi kerja.html. diakses 19 mei 2013
Arifin Imamul. 2007. Membaca cakrawala ekonomi. Bandung : PT Setia Purna Inves
Purnama Sari Rahmi. 2012. Kehidupan sosial ekonomi penambang emas rakyat di Nagari Tambang Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1985-2010. Padang : STKIP
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Ratnasari Juwita. 2007. Mengenal aneka hasil tambang. Jakarta: Logika Galileo.
BPS Kabupaten Sijunjung. 2012. IV Nagari Dalam Angka 2012. Sijunjung
Reni. 2011. Motivasi masyarakat untuk tetap tinggal didaerah Bukit Lantiak Kecamatan Padang Selatan kota Padang. Padang : STKIP Rosadi Otong. 2012. Pertambangan dan kehutanan:dalam perspektif cita hukum pancasila. Semarang. Thafa Media. Sherraden Michael. 2006. Aset untuk orang miskin. Jakarta : Raja Grafindo Soemarso. 2004. Akuntansi suatu pengantar. Jakarta : PT Salemba Empat
Swasthu, Basu. 1982. Pengantar teori ekonomi modern. Yogyakarta : Liberty Wirawan. 2003. Kapita selekta teori kepemimpinan: pengantar untuk praktek dan penelitian 1. Jakarta. UHAMKA Press. Zul’aini. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu rumah tangga untuk bekerja ganda dikenagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat. Padang : STKIP