KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADUK SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam
Disus
oleh BASUKI NIM 11408264
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
Basuki
NIM
:11408264
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan juplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 28 Juli 2010 Yang menyatakan,
Basuki
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :
Judul
Nama
: Basuki
NIM
:11408264
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam : KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADHU SISWA PADA
SEKOLAH
KECAMATAN
DASAR
NEGERI
PRINGSURAT
I
KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan,
Salatiga, 28 Juli 2010 Pembimbing,
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP.19710219 200003 1 00 2
PINGIT
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung” (QS al-Isra-37). Kupersembahkan skripsi ini untuk : 1. Istriku tercinta nur Solihah 2. Anak-anakku yang kubanggakan, 3. Almamater tercinta
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat, taufik, hidayah, dan inayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Sikap Tawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit
Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak . Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis 3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran 4. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat yang telah memberikan izin penelitian 5. Teman-teman se-angkatan yang telah memberikan dorongan dan semangat 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Salatiga, Juli 2010 Penyusun
ABSTRAKS
Skripsi Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan SikapTawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010 Oleh Basuki Nim 11408264 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2010 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.Untuk mengetahui sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 . Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai r hitung sebesar 0,577 dibandingkan dengan r tabel 0,176 pada tingkat signifikasi 5 % ternyata jauh lebih besar dari r tabel.
DAFTAR ISI Halaman judul……………………………………………….……………………i Halaman Persetujuan Pembimbing……………………….………………………ii Halaman Pengesahan…………………………………………………………….iii Halaman Motto dan Persembahan ………………………………………………iv Kata Pengantar ………………………………………….………………………..v Daftar Isi …………………………………………………………………...……vii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….…….. 1 A. Latar belakang masalah…………………………………………….…… 1 B. Rumusan masalah…………………………………………………….…. .5 C. Tujuan penelitian………………………………………………….………5 D. Hipotesis penelitian……………………………………………… ....……6 E. Keguanaan penelitian…………………………………………….……….7 F. Definisi operasional………………………………………………. .……7 G. Metode penelitian………………………………………………………..10 H. Sistematika penelitian……………………………………………………15 BAB II PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP TAWADUK SISWA………………………………………….. 16 A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam……...……………16 1. Pengertian belajar……………………………….……………………16 2. Pengertian prestasi belajar……………………………………………18 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……..……………………19 B. Pendidikan Agama Islam……………...…………………………………26 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam…………………...……………26 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam………...…………………………..27 C. Sikap Tawaduk…………………………………………...………………29 1. Pengertian tawaduk…………………………………..………………29 2. Pembagian tawaduk………………………………….………………31 BAB III HASIL PENELITIAN …………………………………………………33 A. Gambaran Umum SD Negeri Pingit I Kec. Pringsurat………………….33
1. Letak geografis………………………………………………………33 2. Keadaan guru dan karyawan………………………………...……….33 3. Sarana dan prasarana……………………………………..………….34 B. Pelaksanan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri I Pingit……..……...34 1. Kurikulum…………………………...……………………………….34 2. Metode pembelajaran………………………...………………………35 3. Evaluasi pembelajaran………………………………...……………..36 C. Data tentang prestasi Pendidikan Agama Islam dan Data Angket Siswa tentang Tawaduk……………………………………………….. ..38 1. Data nilai prestasi siswa……………………………………………...38 2. Data sikap tawaduk…………………………………………………..41 BAB IV ANALISIS DATA……………………………………………………...46 A. Analisin Pendahuluan……………………………………………………46 B. Analisis Lanjut…………………………………………………………..50 C. Analisis Uji Hipotesis……………………………………………………52 BAB V PENUTUP………………………………………………………………54 A. Kesimpulan………………………………………………………………54 B. Saran……………………………………………………………………...55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati agama Islam melalui bimbingan dan latihan. Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui hasil belajar ini dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuankemampuan, sikap maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya. Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar menekankan pada beberapa hal antara lain tauhid (keyakinan pada tuhan yang mantap), syariah (pengamalan ibadah sebagai bentuk manifestasi dari tauhid) dan akhlakul karimah (penekanan pada konsep dan norma-norma perilaku yang mulia). Akhlaq sangat penting dalam kehidupan manusia, lebih-lebih karena manusia adalah makhluk yang paling mulia di dunia ini. Salah satu tanda kemuliaan manusia ialah berakhlaq.Dalam agama Islam terdapat sumber pendidikan yang paling luhur bagi manusia, sebagai dasar bagi kehidupan manusia yaitu akhlak. Hal ini dapat difahami, sebagaimama tugas utama Rasulullah saw.yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam terjemah Riyadhus Shalihin Shabir (1981:478) mengungkapkan Sabda Rosulullah yang berbunyi
:
2
“Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”. Dengan pendidikan agama Islam, anak diharapkan dapat berakhlakul karimah (berakhlak mulia) sesuai dengan ajaran agama yang telah diperolehnya. Salah satu
akhlakul karimah (akhlak mulia) ditanamkan pada siswa dalam
Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar adalah sifat tawaduk. Pengertian Tawaduk adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan
hamba
Allah
yang
lainnya. Orang
yang
tawaduk adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.
Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit
sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya Tanda orang yang tawaduk adalah disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawaduk dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan
3
waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawaduk menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya apakah ia bersyukur atau kufur. Sesuai dengan firman Allah berikut ini :
"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40). Soenaryo (1971: 598) Pada ayat Al Quran yang lain ditegaskan perintah Allah SWT untuk senantiasa bersikap tawaduk dan menjauhi sikap sombong, sebagai berikut :
”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung” (QS al-Isra-37). Soenaryo (1971: 429)
4
Pada era globalisasi yang serba materialistik dan hedonistik saat ini, kesombongan dan keangkuhan telah menggejala dalam semua aspek dan sendisendi kehidupan bahkan telah menjadi “pakaian” yang dikenakan banyak orang. Sikap seperti suka membanggakan diri, merasa tinggi melebihi orang di sekitarnya, merasa orang lain membutuhkannya, suka memamerkan apa yang dimilikinya, tidak mau menyapa lebih dahulu, menjadi fenomena yang mudah dilihat dimanamana. Padahal keangkuhan dan kesombongan menghalangi seseorang untuk masuk surga. Shabir (1981: 501) mengungkapkan sabda Rasulullah:
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi (HR. Muslim). Dari fenomena diatas penulis ingin meneliti apakah Pendidikan Agama Islam yang selama ini diajarkan dan ditanamkan oleh guru Agama Islam benarbenar telah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin mengetahui apakah prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam yang dicapai siswa selama ini berbanding lurus dengan pengamalan agama siswa terutama pengamalan sikap tawadlu yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumukan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ?
5
2. Bagaimana sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ? 3. Adakah korelasi yang positif dan
signifikan antara prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 . 3. Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 . D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Suharsimi Arikunto(1998: 67) Adapun hipotesis yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja yaitu :
6
“ Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.” Dengan kata lain semakin tinggi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam maka akan semakin tinggi pula sikap tawaduk siswa. E. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini antara lain : 1. Dapat memberikan informasi mengenai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. 2. Sebagai bahan masukan kepada pihak pengelola pendidikan dan masyarakat umum tentang upaya peningkatan kualitas pembelajaran Agama Islam pada Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya. 3. Dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui hasil belajar ini
7
dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-kemampuan, sikap maupun
keterampilan
dalam
mengikuti
proses
belajarnya.
Oemar Hamalik (2001: 45) mengemukakan bahwa : Prestasi belajar itu adalah hal-hal yang telah dicapai setelah ia belajar. Sedangkan Rochman Natawidjaya (1979: 48), menjelaskan bahwa : Prestasi belajar yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri(internal) maupun luar diri (eksternal) individu. Pendapat lain memberi batasan tentang pengertian prestasi belajar; Engkoswara (1979:47) mengemukakan : penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang sikap dan nilainilai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang ilmu. Kemudian Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 76) mengemukakan : Hasil belajar merupakan segala prilaku dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya. Batasan tersebut cukup luas meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah, atau di luar sekolah, belajar bersifat kognitif, afektif, ataupun psikomotor disengaja ataupun tidak. Dari batasan-batasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa kemampuan, keterampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya usaha belajar dan mengajar. 2
Pendidikan Agama Islam Pengertian Pendidikan Agama Islam, di bawah ini akan penulis
kemukakan pendapat dari beberapa ahli sebagai berikut :
8
1) Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh (1976: 19) Pendidikan Agama Islam adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik/siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan hidup). 2) Menurut Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam S D dan MI
Pengertian pendidikan agama islam sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2008: 23) adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan,serta
penggunaan
pengalaman. Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang mencapai kehidupan dunia dan akhirat. Berdasarkan beberapa definisi diatas indikator dari Pendidikan Agama Islam adalah : a. Berusaha menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa
9
b. Mengajarkan Agama Islam dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan Assunah c. Melakukan bimbingan kepada anak didik agar menjadi insan yang kamil (sempurna) dan berkepribadian utama. 3
Sifat tawaduk Tawaduk adalah lawan kata dari takabbur (sombong). Ia berasal dari
lafadz Adl-Dla’ah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman, atau mau menerima kebenaran, apapun bentuknya dan dari siapa pun asalnya. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Adapun indikator sifat tawaduk yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Sikap tawadhu kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. 2. Sikap tawaduk pada rasulullah dengan berusaha mengikuti sunnahnya dan menjadikan rasulullah sebagai tauladan dalam kehidupan.
10
3. Sikap tawaduk pada orang tua dengan berusaha menghormati dan berbakti pada orang tua 4. Sikap tawaduk pada guru dan orang yang lebih tua dengan menghornati danh memuliakannya. 5. Sikap tawaduk pada teman sebaya dan orang yang lebih kecil dengan berusaha menghormati, menyayangi, dan tidak semena-mena terhadap orang yang lebih kecil. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu data yang dapat diuraikan dan dihitung secara langsung karena berupa angka. Data ini meliputi data yang berhubungan dengan jumlah siswa, pendidik, sarana prasarana dan data-data lain yang berupa angka. Sedangkan menurut Kerlinger, Fred N. (1990: 483) rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif. Metode ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh prestasi belajar Pendidikan Agama Islam terhadap sikap tawaduk siswa. Deskriptif kuantitatif dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat korelasi karena penelitian ini
11
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungandan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap tawaduk sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai Pendidikan Agama Islam variabel terikat (Y). 2. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Adapun waktu penelitian direncanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. 3. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti, adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 Sekolah Dasar Negeri I Pingit yang berjumlah 174 siswa. Adapun data jumlah siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit, Pringsurat, Temanggung
KELAS 1 2 3 4 5 6 JUMLAH
MUSLIM L P 18 13 20 15 16 9 16 18 8 12 15 8 93
75
JUMLAH SISWA NON MUSLIM JUMLAH L P 31 2 1 35 1 25 34 20 1 23 1 168
5
1
JUMLAH
TOTAL
3 1 1 1
34 36 25 34 21 24
6
174
12
Sampel merupakan sejumlah individu atau subjek yang merupakan wakil atau bagian populasi yang akan diteliti. Teknik pemilihan dan pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian sejumlah 118 siswa. 4. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: a. Tes Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan. b. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, dan lain-lain. Instrumen ini digunakan untuk mencari data-data yang berhubungan dengan dokumen sekolah. c. Angket / kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala menurut likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan
13
3 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai berikut: 1. Jawaban A diberi skor 4 2. Jawaban B diberi skor 3 3. Jawaban C diberi skor 2 4. Jawaban D diberi skor 1 Dari skor yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibuat kategori bagus, cukup, sedang dan kurang. 5. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Metode Test Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sikap tawaduk siswa. Soal berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan. b. Metode Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan memeriksa dan mencatat dokumen sekolah yang berupa dokumen prestasi belajar siswa. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari yang akan diteliti. c. Metode Angket atau Kuesioner
14
Metode ini dilaksanakan dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur oleh subjek yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sikap tawaduk siswa. 6. Analisis Data Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi ; a. Analisis Pendahuluan Yaitu mengelompokkan data-data yang telah terkumpul dalam tabulasi b. Analisis Uji Hipotesis Proses pengolahan data yang telah diperoleh dari analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Sutrisno Hadi (2000: 110)sebagai berikut : ∑x'y'2 -
(Cx’)(Cy’)
N
r xy
= (SDx’)
(Sdy’)
Keterangan : XY : Perkalian X dan Y X
: Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
Y
: Sikap tawaduk siswa
N
: Jumlah sampel
c. Analisis Lanjut Analisis lanjut digunakan untuk menguji kebenaran perumusan hipotesis yang diajukan dengan hasil analisis uji hipotesis. H. Sistematika Penulisan
15
Sistematika dalam penulisan penelitian ini meliputi : BAB I
Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II
Kajian Pustaka berisi tentang prestasi belajar pendidikan Agama Islam
dan sikap tawaduk BAB III
Hasil Penelitian berisi gambaran umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dan penyajian data penelitian. BAB IV
Analisis data berisi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan
analisis lanjut BAB V
Penutup berisi kesimpulan, dan saran.
16
BAB II A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian belajar Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach memberikan definisi, “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Geoch, mengatakan dalam Sadirman, AM. (2005: 20), “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.14) Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu
sebenarnya
merupakan rangsangan-rangsangan individu
yang
dikirim.kepadanya oleh lingkungan Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar
17
yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan. Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra
(1997:24)
mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slammeto (2003: 28) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000: 11). mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lainlain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah
laku
seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut
sebenarnya belum
mengalami
proses
belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi
18
internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai. 2. Pengertian Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh
siswa
setelah
proses
belajar
mengajar
berlangsung.
Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
belajar
adalah
mencari
ilmu
dan
menuntut
ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi Yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1987: 28)
19
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
usaha
belajar
sebagaimana
yang
dinyatakan
dalam
raport.”
Selanjutnya Winkel (996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1986: 17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi Target dalam ketiga kriteria tersebut. “ Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
20
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. a.
Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun
yang
dapat
digolongkan
ke
dalam
faktor
intern
yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. 1) Kecerdasan / inteligensia Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan
sebaya.
Adakalany
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang
tidak
diabaikan
dalam
kegiatan
belajar
mengajar.
Menurut Kartono (1995: 17) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. “ Slammeto (2003: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
21
Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. 2. Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto(1987: 28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupankesanggupan tertentu”. Kartono (1995: 28) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar “. Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi studi tertentu.
rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang
22
Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. 3. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slammeto (2003: 76) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang .“ Kemudian Sardiman (2005: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
23
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 4. Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (1986: 73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (2005:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin Melakukan sesuatu. “ Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan
24
mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.. Menurut Slammeto (2003:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” 1) Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slammeto (2003: 57) bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertamatama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
25
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian
yang serius
tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajardengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. 2) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Kartini Kartono (1995: 62) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. 3)
Lingkungan masyarakat
26
Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit
pengaruhnya
terhadap
hasil
pelaksanaanpendidikan. Karena lingkungan
belajar
siswa
dalm
alam sekitar sangat
proses besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan seharihari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini Kartini Kartono (1999: 55) berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Telah dikemukakan dalam bab pendahuluan, bahwa Pendidikan Agama Islam meliputi tiga kerangka dasar ajaran Islam yaitu akidah, syariah dan akhlak. Sehubungan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap tawaduk siswa, maka penulis
27
mengambil salah satu pendekatan yang berhubungan erat dengan sikap tawaduk yaitu Akhlak. Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh,(1976: 19) Pendidikan Agama Islam adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik/siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan aj aran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan hidup). Menurut permendiknas nomor 22 tahun 2006, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang mencapai kehidupan dunia dan akhirat. 2 . Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, menurut Tim Pengarah dan Tim Materi latihan Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama di SD/MI, adalah :
“ Pembangunan
disektor
agama
bertujuan
untuk
meningkatkanpenghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sosial
28
kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara yang selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila. Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani ” Tujuan tersebut
merupakan usaha untuk mencapai dua amanat
pembangunan sekaligus yakni sektor Agama dan sektor Pendidikan Nasional. Dengan demikian bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar bagi kepentingan bangsa dan negara bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. 1. Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam memegang fungsi yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia, baik bagi peserta didik maupun pengaruhnya bagi bangsa dan negara. Hal ini karena Pendidikan Agama memiliki kekuatan rohani yang mengikat bagi pemeluknya. Fungsi Pendidikan Agama menurut Tim pengarah dan Tim latihan Peningkatan Wawasan Guru Agama SD/MI adalah : a) Dalam aspek kehidupan individual adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang percaya dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang menjadi
warga
negara
yang
baik.
Maha
Diharapkan
Esa
dan
melalui
pendidikan agama Islam anak didik akan menjadi manusia yang beriman, bertakwa, dan akan menjadi manusia yang berakhlak mulia dan mempunyai rasa
29
cinta tanah air dan dapat memberikan manfaat dan kemaslakhatan bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. b) Dalam aspek kehidupan kemasyarakatan dan beragama adalah : Melestarikan Pancasila dan melaksanakan ketentuan UUD 1945 Melestarikan asas pembangunan nasional khusus asas perikehidupan dalam keseimbangan Melestarikan modal dasar pembangunan nasional yakni rohaniah dan mental berupa kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Fungsi tersebut merupakan hal yang mendasar. Oleh karena itu apabila dilaksanakan dengan baik, maka cita-cita nasional dan kondisi ideal yang diharapkan oleh Negara Indonesia akan tercapai. Mulyasa. (2008: 37) Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam adalah bagi diri pribadi seorang muslim membentuk insan yang beriman , bertaqwa dan juga fungsi rahmatan lil „alamin bagi alam dan lingkungan sekitarnya C . Sikap Tawaduk 1. Pengertian Tawaduk
Secara bahasa Syaikh Salim bin Ied Al Hilali, (2007: 54) mengungkapkan bahwa tawaduk
berasal dari
kata tawadha‟a-yatawadha‟u-tawadukan yang
berarti merendahkan diri atau meletakkan di bawah. Asal katanya adalah Tawadhhoatil ardhu , tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilngnya.
Secara istilah, tawaduk berarti menghargai orang lain, menganggap bahwa orang lebih baik, lebih benar dan lebih mulia. Penghargaan dan pengagungan yang.
30
proposional bukan taklid buta. Tawaduk juga diartikan dengan menerima kebenaran dari siapapun datangnya, atau siap menerima kebenaran tanpa melihat siapa yang berbicara. Jadi tawaduk adalah: “melebur dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. dan di hadapan hamba-hambanya. Sifat tawaduk bukanlah suatu kehinaan, justru dengan ketawadukan dapat mengangkat derajat seseorang karena pada dasarnya setiap manusia menginginkan untuk dihormati, dan diperlakukan sama dengan pihak lainnya. Sehingga bila ada seseorang yang selalu berhias dengan sikap tawaduk, menghormati orang lain, tidak meremehkannya, menghargai pendapatnya, tentu pihak lainnya pun akan memperlakukan sama bahkan bisa lebih dari itu. Hal ini merupakan suatu realita yang dapat disaksikan dalam kehidupan ini. Seseorang yang memiliki sifat mulia ini akan menempati kedudukan yang tinggi di hadapan manusia, akan disebutsebut kebaikannya dan akan dicintai oleh mereka. Berbeda dengan yang sombong,
orang-orang akan
orang
menganggapnya rendah sebagaimana dia
menganggap orang lain rendah, tidak akan disebut-sebut kebaikannya dan orangorang-pun membencinya. Rasulullah bersabda:
“Tidak akan berkurang suatu harta karena dishadaqahkan, dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah angkat derajatnya.” Shabir, (1981: 496) Sikap tawaduk sangat erat kaitannya dengan sifat ikhlas. Rangkuman keikhlasan seorang hamba ada pada ketawadukannya. Orang yang mampu
31
bersikap tawaduk berarti keikhlasan telah bersarang di hatinya. Bedanya, ketawadukan lebih bersifat horizontal. Tawaduk banyak berhubungan dengan manusia secara sosial. Sedangkan Ikhlas, lebih bersifat vertikal, langsung kepada Alloh, tawaduk bukan berarti menghinakan diri. Tapi tawaduk adalah bentuk penghambaan kepada Tuhan yang sesungguhnya. 2. Pembagian Tawaduk Sikap Tawaduk di bagi menjadi tiga macam: a.
Tawaduk kepada Allah SWT.. Tawaduk kepada Allah SWT. artinya merendahkan diri di hadapan-Nya.
Tanda-tanda orang tawaduk kepada Allah SWT. diantaranya : Merasa kecil/sedikit dalam ta‟at kepada-Nya. Artinya, seorang yang tawaduk kepada Allah SWT. itu merasa bahwa dalam ketaatan dan ibadahnya sedikit
dibandingkan dengan dosa-dosa
masih sangat
yang telah dilakukan.
Merasa
besar/banyak dalam maksiat. Artinya, seorang yang tawaduk kepada Allah SWT., merasa bahwa dosa/maksiat
yang telah dilakukan sangat
besar/banyak
dibandingkan dengan amalnya. Memperbanyak pujian kepada Allah SWT.. Dan tidak pada diri sendiri. Tidak menuntut hak kepada Alloh, tetapi berorientasi pada amal yang harus dilakukan. b. Tawaduk kepada Rasulullah saw. Tanda-tanda orang tawaduk pada Rasulullah saw.diantaranya : Mengutamakan petunjuk Rasulullah saw.diatas manusia lainnya. Mencintai, mentaati, dan mengikuti setiap perkataan dan perbuatan beliau. Menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan hidupnya.
32
d. Tawaduk kepada Sesama. Tanda-tanda orang yang tawaduk kepada manusia diantaranya: Menerima nasehat/saran kebenaran dari orang lain. Senantiasa melihat kelebihan-kelebihan saudaranya, dan berusaha menutupi kekurangan-kekurangannya. Siap membantu orang lain. Bermusyawarah dengan anggota masyarakat yang lain. Senantiasa berbaik sangka (khusnudzon) kepada orang lain
33
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung 1. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung terletak di Desa Pingit, Kecamatan Pringsurat, kabupaten Temanggung. Letak Lokasi sangat strategis karena dapat dijangkaun dengan mudah dari segala arah dan dekat dengan pasar Pingit yang merupakan pasar besar di Kecamatan Pringsurat. 2. Keadaan Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung mempunyai 10 orang guru dan seorang penjaga sekolah. Adapun keadaan guru dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Keadaan guru dan karyawan SD Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat, Kabupaen Temanggung tahun 2009/2010 NO
NAMA GURU
PEND. TERAKHIR
TUGAS/MENGAJAR
KETERANGAN
1
AMIN SINGGIH, S.Pd.
S1
BAHASA DAERAH IV-VI
KEPSEK
2
PRAPTI UTAMI WIDYANINGSIH
D II PGSD
GURU KELAS 1
-
3
Hj. CHAMIDAH, S.Pd.
S1
GURU KELAS IV
-
4
BASUKI
D II GPAI
GURU AGAMA I - VI
-
5
MUHLASIN
D II PGSD
GURU KELAS V
-
6
SUTRASNO
D II PENJASKES
GURU PENJAS I-VI
-
7
TRI HARYUNI
D II PGSD
GURU KELAS VI
-
8
ENDANG SRI RAHAYU, S.Pd.
SI
GURU KELAS III
-
9
DWI ARSI AGUS SETYANINGSIH
D II PGSD
GURU KELAS III
Wiyata Bhakti
10
DIAN KUSUMA
SMA
BAHASA INGGRIS IV-VI
Wiyata Bhakti
11
ASROFI
SMA
PENJAGA SEKOLAH
Wiyata Bhakti
34
3. Sarana dan Prasarana Sarana fisik yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri
I Pingit Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut : - Ruang Kelas
: 6 ruang
-Ruang Kepala
: 1 ruang
-Ruang Guru
: 1 ruang
-Ruang Tata Usaha
: 1 ruang
-Ruang Perpustakaan
: 1 ruang
-Musholla
: 1 buah
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung 1. Kurikulum Kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat kabupaten Temanggung adalah kurikulum 2006. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006. Adapun Tabel tabel stuktur kurikulum SD/MI berdasarkan peraturan diatas dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3 . Struktur Kurikulum SD/MI
Kelas dan alokasi waktu Komponen
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan
I
II
III
IV, V, dan VI 2 5
35
3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah
5 4 3 4 4 2 2
26
27
28
2*) 32
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran 2. Metode Pembelajaran Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi bidang studi Pendidikan Agama Islam kepada siswanya, diataranya adalah : kepandaian guru btersebut dalam memilih dan menggunakan metode pengajaran yang tepat atau sesuai dengan materi, tujuan, situasi dan kondisi serta perkembangan anak. Sedangkan metode pengajaran yang digunakan dalam pmenyampaikan materi adalah sebagai berikut : a. Metode Ceramah Metode itu digunakan dalam penyampaian seluruh materi pelajaran dengan cara penuturan dan penerangannya secara lisan pada materi yang bersifat teoritis atau pengertahuan dengan menggunakan alat bantu lain seperti tulisan-tulisan, gambar dan lain sebagainya. b . Metode Tanya Jawab Metode ini biasa digunakan untuk penambahan soal-soal ataupun untuk evaluasi dengan tujuan mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan guru.
36
c.
Metode Diskusi Metode ini digunakan untuk menyampaikan suatu masalah, agar siswa dapat
memecahkannya.Metode ini bertujuan untuk melatih siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. d.
Metode Resitasi Metode ini digunakan dengan cara memberi tugas kepada siswa untuk
dikerjakan diluar palajaran, selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada guru. Misalnya menulis ayat Al Quran Surat
Al Mujadalah ayat 56, menjelaskan
tentang pengertian puasa dan sebagainya. e.
Metode Demonstrasi Metode ini biasa dipergunakan untuk mempraktekkan suatu pelajaran,
misalnya dengan cara membaca ayat Al qur’an, menghafal dan sebagainya. f.
Metode Drill Metode drill dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam digunakan
dengan memberi tugas kepada siswa untukmenulis kembali ayat-ayat Al Quran sebagai latihan. 3. Evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Evaluasi
ialah
kegiatan
mengumpulkan
data
seluas-luasnya,
sedalamdalamnya,yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Tujuan diadakan evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
37
adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Adapun pelaksanaannya ditempuh dengan berbagai cara diantaranya : a. Evaluasi Formatif Adalah evaluasi yang memberikan umpan balik kepada guru sebagai sarana untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta untuk mengadakan remidiasi kepada siswa. Evaluasi ini diberikan setiap selesai mengadakan proses belajar mengajar yang sering disebut dengan evaluasi harian, evaluasi ini dapat diberikan baik secara lisan maupun tertulis. b. Evaluasi Sub Sumatif Evaluasi ini dilaksanakan pada pertengahan semester, terdiri dari beberapa standar kompetensi yang telah diajarkan pada siswa guna mengetahui hasil beklajar siswa selama setengah semester itu. c. Evaluasi Sumatif Evaluasi ini dilakukan pada akhir semester, guna untuk mengetahui hasil belajar siswa selama semester itu. Hasil evaluasi ini dikomulatifkan dengan nilai raport kemudian guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa. d. Evaluasi Belajar Tahap Akhir Evaluasi ini dilaksanakan apabila siswa sudah kelas VI. Evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah didapatkan selama 6 tahun. Evaluasi ini digunakan untuk menentukan kelulusan siswa.
38
C. Data tentang Prestasi Belajar PAI dan Data Angket Sikap Tawaduk Siswa 1.
Data Nilai Prestasi Pendidikan Agama Islam Data nilai prestasi Pendidikan Agama Islam yang ada dalam penelitian ini
diambil dari data nilai ulangan tengah semester (UTS) genap tahun pelajaran 2009/2010. Adapun data yang penulis peroleh adalah sebagai berikut : Tabel 3. Data Nilai Pendidikan Agama Islam
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA SISWA Aan Prasetyawan Abdan Nur Faizin Adi Kurnianto Adib Zain Afi Muyasaroh Afid Achmadani Afida Khusna Afriyana Ramlan Nasution Agus Dwi Yuda Atmoko Agus Santoso Ahmad Muttaqin Akhmad Farisqa Andi Aziz Effendi Ani Safitri Anisah Nuroniyah Anita Ngindana Zulfa Ardhyka Wulan Saputri Arfiyanto Adi Nur Laksono Arika Purwaningrum Asmaul Khusna Atika Masruroh Avia Cahyanti Dewi Ayu Suryani Dia Sudiyarti
KELAS 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 6 6 6 1 1
NILAI 70 75 70 74 73 78 76 72 71 68 76 70 70 75 77 68 75 74 71 70 74 78 73 68
39
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Dian Ambarwati Eka Yuli Khosyyatillah Eko Fibriyanto Eko Yulianto Elin Yuliastanti Enjang Kiryawan Erlinda Akmalia Ernia Ervina Laelly A. Eva Atul Munawaroh Fahma Rofiyana Fajah Al Ichwan Fandi Bagas Aji Farid Masudi Farida Rahmatun Habithoh Fathihatul Muyasaroh Fendi Setioko Fera Ita Ningrum Feri Kurniawan Fida Ulfa Sholihah Fitri Handayani Fitriana Yulaichah Hafid Riyanto Hanum Fatikhatun Ulifah Hegmah Yuliyani Hoirul Anam Ichda Kunnairoh Iin Anggraeni Imailatul Sholekhah Irfan Yudianto Isna Rhomadhani Jazilatul Mutaalimah Jazimatul Aliyah Joko Tri Nugroho Khamid Azwar Syarif Khasanah
3 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 1 1 2 2 2 2
72 75 78 70 69 71 70 74 78 73 70 75 70 74 78 73 70 72 75 75 74 78 73 69 72 75 73 68 78 69 77 71 77 68 78 77
40
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
Kholisyatur Rofiah Kurniawan Agung Putra Lia Listiyani Linda Liliani A. Listiana Khasanah Lusia Hikmah Yuliani Lutfi Abdurohman Lutfi Maulana M. S. Bintoro Kabul K. M. Samsul Ma'arif M. Syahrudin Falah Muchamad Rouf Muhamad Masngud Muhammad Malikul Aziz Muhammad Misbahudin Muhammad Rozin Muhafidz Muhammad Safrudin Mukhamad Andy Santoso Nadya Veronika Nafisatul Khifdhiyah Najib Sonny Sugeng Nanang Fauzin Nur Fatih Hidayanti Nur Rizal Al Aziz Nurul Atika Nurul Fajriyah Pratiwi Wulandari Rafa Fadhilah Uchfani Rahayu Styaningsih Ridha Fatma Wardhani Ridhwan Abdul Wakhid Risani Nur Khasanah Robi Adi Setiawan Romaniyah Sintia Laras Pratiwi Siti Chafsach
6 1 1 6 6 6 6 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 6 5 5 5 5 6 6 6 6 2 2 2 2 4 4 4 4 1 1
68 71 77 69 78 75 73 71 77 70 76 78 68 70 75 76 73 71 77 72 76 78 74 71 77 75 75 68 72 70 75 77 69 71 77 75
41
97 Siti Yulaehoq 98 Siti Zunurrohmah 99 Slamet Ma'inah 100 Sri Nurjanah 101 Sri Wahyuni 102 Suci Nurmayanti 103 Sulton Basori 104 Tanjung Wijayanto 105 Tiara Nurul Latifah 106 Titin Widiyati 107 Tri Imawati 108 Ultah Asmaul Chusna 109 Uswatun Khasanah 110 Wahyu Anugrah Jati 111 Wahyu Aziz SA 112 Wahyu Budiyanto 113 Wihar Tatik 114 Yayang Oktaviani 115 Yhogi Pembayun 116 Yogi Septian 117 Zaenatul Ifron 118 Zulfa Prastika Jumlah Rata-rata
2.
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 2 2 2 2 4 4 4 4 6
75 70 75 70 75 70 69 75 73 70 75 76 68 70 75 72 70 75 70 74 71 70 8618 73,0339
Data Sikap Tawaduk Siswa
Angket tentang sikap tawaduk siswa yang penulis sampaikan kepada siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat kabupaten Temanggung terdiri dari 10 item pertanyaan. Tiap item pertanyaan diberi 4 alternatif jawaban yang diberi kode A,B,C, dan D Penilainnya berdasarkan jawaban yang diberikan oleh siswa dari 4 alternatif pada itempertanyaan sebagai berikut :
42
a.
Setiap angket kualitas yang diperoleh jawaban dari 4 alternatif pada pertanyaan kemudian dijumlah sejumlah pertanyaan tersebut.
b.
Bobot nilai masing-masing alternative jawaban tiap angket adalah -alternatif A diberi skor 4 -alternatif B diberi skor 3 -alternatif C diberi skor 2 -alternatif D diberi skor 1 Adapun hasil nilai siswa dari angket yang penulis sampaikan adalah sebagai
berikut : Tabel 4. Data Sikap Tawaduk Siswa NO
NAMA RESPONDEN
1
JAWABAN YANG DIPILIH SISWA 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Aan Prasetyawan
A
D
B
A
B
C
A
A
C
B
2
Abdan Nur Faizin
A
B
A
B
A
A
C
B
B
D
3
Adi Kurnianto
B
A
B
C
A
D
B
A
A
B
4
Adib Zain
A
A
B
C
A
B
A
D
B
A
5
Afi Muyasaroh
B
A
A
C
C
A
B
A
B
D
6
Afid Achmadani
A
C
A
A
B
B
A
D
A
A
7
Afida Khusna
A
A
C
A
B
A
B
A
D
A
8
Afriyana Ramlan N.
A
A
B
B
D
C
A
A
B
C
9
Agus Dwi Yuda Atmoko
A
A
C
A
B
A
B
A
B
D
10
Agus Santoso
C
A
A
B
D
D
B
A
D
B
11
Ahmad Muttaqin
B
A
D
C
A
C
B
A
C
B
12
Akhmad Farisqa
C
A
B
A
D
A
D
B
C
B
13
Andi Aziz Effendi
A
A
B
B
C
A
D
A
B
B
14
Ani Safitri
A
A
B
D
A
B
B
A
C
A
15
Anisah Nuroniyah
A
B
B
A
A
C
B
A
B
D
16
Anita Ngindana Zulfa
A
D
B
A
C
D
A
D
C
B
17
Ardhyka Wulan Saputri
A
A
C
B
A
A
D
A
B
B
18
Arfiyanto Adi Nur L
A
A
B
A
B
A
C
A
A
D
19
Arika Purwaningrum
A
B
A
B
A
D
A
B
C
C
20
Asmaul Khusna
A
A
A
C
B
B
A
A
D
B
21
Atika Masruroh
A
A
B
B
C
A
D
A
B
B
JUMLAH NILAI
30 31 31 32 30 33 33 30 32 26 28 27 31 32 31 25 32 33 30 32 31
43
22
Avia Cahyanti
B
A
A
C
A
A
A
D
A
A
23
Dewi Ayu Suryani
B
B
A
A
C
A
C
D
B
A
24
Dia Sudiyarti
A
B
C
A
D
D
A
B
B
D
25
Dian Ambarwati
A
B
A
C
A
D
A
C
D
A
26
Eka Yuli Khosyyatillah
A
B
A
A
C
B
A
B
B
D
27
Eko Fibriyanto
B
A
A
A
A
A
C
A
A
C
28
Eko Yulianto
A
A
C
D
A
B
B
B
A
A
29
Elin Yuliastanti
A
A
A
B
C
A
B
D
B
A
30
Enjang Kiryawan
A
B
B
A
A
C
D
C
A
B
31
Erlinda Akmalia
A
B
A
C
A
B
B
A
D
A
32
Ernia
A
A
B
B
A
A
C
D
A
A
33
Ervina Laelly A.
A
A
C
A
B
A
A
A
C
A
34
Eva Atul Munawaroh
A
A
B
C
A
C
B
B
A
D
35
Fahma Rofiyana
A
B
A
A
D
B
B
A
C
B
36
Fajah Al Ichwan
A
A
B
C
A
A
D
D
A
C
37
Fandi Bagas Aji
A
A
B
B
A
C
D
A
B
B
38
Farid Masudi
A
B
A
C
D
A
B
C
B
A
39
Farida Rahmatun H.
A
A
B
A
A
C
A
A
C
A
40
Fathihatul Muyasaroh
A
C
A
B
A
B
A
A
D
B
41
Fendi Setioko
A
D
C
A
C
B
A
C
B
B
42
Fera Ita Ningrum
A
A
A
B
B
C
D
A
A
B
43
Feri Kurniawan
B
A
C
A
B
A
D
B
A
B
44
Fida Ulfa Sholihah
A
A
B
A
A
C
A
A
D
A
45
Fitri Handayani
A
C
A
B
B
A
C
A
D
B
46
Fitriana Yulaichah
A
B
C
A
B
A
B
A
B
D
47
Hafid Riyanto
A
B
A
C
A
C
D
A
A
D
48
Hanum Fatikhatun Ulifah
A
B
B
A
C
B
A
D
D
D
49
Hegmah Yuliyani
C
A
B
A
D
A
A
C
B
B
50
Hoirul Anam
A
B
A
A
C
B
A
A
B
D
51
Ichda Kunnairoh
A
A
B
B
C
A
A
B
D
A
52
Iin Anggraeni
B
A
B
C
D
C
B
A
D
A
53
Imailatul Sholekhah
A
C
D
A
A
B
A
A
B
B
54
Irfan Yudianto
B
A
B
B
C
A
B
D
A
A
55
Isna Rhomadhani
A
B
A
A
C
A
A
A
D
A
56
Jazilatul Mutaalimah
A
A
C
A
D
A
B
B
B
A
57
Jazimatul Aliyah
A
A
B
B
A
C
A
B
A
D
58
Joko Tri Nugroho
A
C
A
B
C
A
B
B
C
D
59
Khamid Azwar Syarif
A
A
B
A
B
A
C
D
A
A
60
Khasanah
A
A
C
D
A
B
B
A
B
B
34 30 26 29 31 35 32 32 30 32 33 35 30 31 29 31 30 35 32 28 32 31 34 30 31 29 26 30 32 32 27 32 31 34 32 31 28 33 31
44
61
Kholisyatur Rofiah
B
A
C
B
A
C
A
B
D
D
62
Kurniawan Agung Putra
A
A
C
A
B
B
B
B
D
A
63
Lia Listiyani
B
A
B
B
A
C
A
D
C
C
64
Linda Liliani A.
A
C
B
A
D
A
C
B
A
B
65
Listiana Khasanah
A
A
B
A
D
A
A
A
A
C
66
Lusia Hikmah Yuliani
B
A
C
A
A
A
B
B
D
A
67
Lutfi Abdurohman
A
C
A
B
A
A
D
B
A
B
68
Lutfi Maulana
A
D
A
B
A
A
B
B
C
C
69
M. S. Bintoro Kabul K.
B
A
A
C
B
A
C
B
D
A
70
M. Samsul Ma'arif
A
B
A
B
A
C
A
D
B
B
71
M. Syahrudin Falah
A
B
A
C
A
D
C
A
D
A
72
Muchamad Rouf
A
A
B
A
B
C
D
B
A
B
73
Muhamad Masngud
A
A
C
B
C
A
D
B
B
A
74
Muhammad Malikul Aziz
C
B
A
D
A
B
A
A
B
A
75
Muhammad Misbahudin
A
A
B
B
B
A
A
C
A
D
76
M. Rozin Muhafidz
A
D
B
A
C
A
C
A
B
B
77
Muhammad Safrudin
A
A
B
A
C
B
A
B
D
A
78
Mukhamad Andy Santoso
D
A
B
A
A
C
B
A
A
B
79
Nadya Veronika
A
A
A
B
A
A
C
D
A
A
80
Nafisatul Khifdhiyah
A
A
B
B
A
C
B
A
B
D
81
Najib Sonny Sugeng
A
B
A
C
A
A
D
A
A
A
82
Nanang Fauzin
C
A
A
B
B
B
A
D
A
A
83
Nur Fatih Hidayanti
A
A
B
B
A
A
A
B
C
D
84
Nur Rizal Al Aziz
A
A
B
C
A
B
A
B
C
D
85
Nurul Atika
A
A
B
A
A
C
D
A
A
A
86
Nurul Fajriyah
A
A
B
B
A
A
B
C
B
D
87
Pratiwi Wulandari
B
A
A
C
A
D
B
A
C
B
88
Rafa Fadhilah Uchfani
A
B
A
A
C
C
A
D
A
D
89
Rahayu Styaningsih
C
A
A
B
B
B
A
C
D
C
90
Ridha Fatma Wardhani
A
A
C
D
A
A
B
A
B
B
91
Ridhwan Abdul Wakhid
A
A
A
B
B
B
A
C
A
D
92
Risani Nur Khasanah
A
B
B
C
C
A
A
A
B
D
93
Robi Adi Setiawan
A
C
C
D
A
B
D
A
A
A
94
Romaniyah
A
A
B
B
C
A
A
B
B
D
95
Sintia Laras Pratiwi
A
B
A
A
C
A
B
B
A
D
96
Siti Chafsach
A
A
A
A
A
B
A
C
A
D
97
Siti Yulaehoq
A
A
B
A
B
A
C
A
D
A
98
Siti Zunurrohmah
D
A
A
C
B
B
A
A
B
A
99
Slamet Ma'inah
A
B
A
C
B
A
D
A
A
A
27 31 28 30 35 32 31 30 30 31 29 31 30 32 32 30 32 31 34 31 34 32 32 30 34 31 30 29 28 32 32 30 29 31 32 34 33 32 33
45
100
Sri Nurjanah
A
A
C
A
C
A
B
B
B
D
101
Sri Wahyuni
A
A
A
A
D
A
C
B
B
B
102
Suci Nurmayanti
A
B
A
B
C
A
B
A
B
D
103
Sulton Basori
B
A
D
A
D
A
C
B
B
C
104
Tanjung Wijayanto
A
B
A
C
D
A
A
A
A
A
105
Tiara Nurul Latifah
A
C
B
B
A
B
A
C
D
A
106
Titin Widiyati
A
D
A
C
A
A
B
A
B
B
107
Tri Imawati
A
A
A
B
A
B
C
D
A
A
108
Ultah Asmaul Chusna
A
A
A
A
B
A
A
C
C
A
109
Uswatun Khasanah
A
C
A
C
A
D
B
B
D
D
110
Wahyu Anugrah Jati
A
A
A
B
B
A
B
C
C
D
111
Wahyu Aziz SA
A
B
A
B
C
D
A
A
A
A
112
Wahyu Budiyanto
A
B
B
A
A
C
A
B
D
A
113
Wihar Tatik
A
C
A
A
C
A
B
B
B
D
114
Yayang Oktaviani
B
A
B
A
C
A
A
D
A
A
115
Yhogi Pembayun
A
A
B
D
A
C
A
B
B
D
116
Yogi Septian
A
A
A
B
B
A
C
A
D
A
117
Zaenatul Ifron
A
B
A
A
B
A
B
B
C
D
118
Zulfa Prastika
A
A
C
A
C
D
A
B
B
B
30 32 31 27 34 30 32 33 35 25 30 33 32 30 33 31 33 31 30
46
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan Pada bab ini dikemukakan pembahasan dan permasalahan tentang korelasi antara prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung sebagai variabel X dan sikap tawaduk siswa sebagai variabel Y. Nilai prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam dan nilai sikap tawaduk siswa
pada
Sekolah
Dasar
Negeri
I
Pingit
Kecamatan
Pringsurat
KabupatenTemanggung dijadikan tebel sebagai berikut : Tabel 5. Data Prestasi Pendidikan Agama Islam dan Sikap Tawaduk Siswa DATA NILAI PRESTASI PAI VARIABEL X
NOMOR RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
DATA NILAI SIKAP TAWADUK VARIABEL Y
KELAS NILAI 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4
70 75 70 74 73 78 76 72 71 68 76 70 70 75 77
NOMOR RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KELAS NILAI 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4
30 31 31 32 30 33 33 30 32 26 28 27 31 32 31
47
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
5 5 5 5 6 6 6 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 5
68 75 74 71 70 74 78 73 68 72 75 78 70 69 71 70 74 78 73 70 75 70 74 78 73 70 72 75 75 74 78 73 69 72 75 73
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
5 5 5 5 6 6 6 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 5
25 32 33 30 32 31 34 30 26 29 31 35 32 32 30 32 33 35 30 31 29 31 30 35 32 28 32 31 34 30 31 29 26 30 32 32
48
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
5 5 5 1 1 2 2 2 2 6 1 1 6 6 6 6 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 6 5 5 5 5 6 6 6 6 2
68 78 69 77 71 77 68 78 77 68 71 77 69 78 75 73 71 77 70 76 78 68 70 75 76 73 71 77 72 76 78 74 71 77 75 75
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
5 5 5 1 1 2 2 2 2 6 1 1 6 6 6 6 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 6 5 5 5 5 6 6 6 6 2
27 32 31 34 32 31 28 33 31 27 31 28 30 35 32 31 30 30 31 29 31 30 32 32 30 32 31 34 31 34 32 32 30 34 31 30
49
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 Jumlah Rata-rata
2 2 2 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 2 2 2 2 4 4 4 4 6
68 72 70 75 77 69 71 77 75 75 70 75 70 75 70 69 75 73 70 75 76 68 70 75 72 70 75 70 74 71 70 8618 73,03
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 Jumlah Rata-rata
Berikut ini adalah Tabel Score X dan Y serta frekwensinya :
2 2 2 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 2 2 2 2 4 4 4 4 6
29 28 32 32 30 29 31 32 34 33 32 33 30 32 31 27 34 30 32 33 35 25 30 33 32 30 33 31 33 31 30 3658 31
50
Tabel 6. Tabel Skor Variabel X dan Y serta Frekwensinya skor X
Frekwensi
Skor Y
Frekwensi
68
9
25
2
69
6
26
3
70
21
27
4
71
10
28
5
72
7
29
6
73
9
30
23
74
8
31
24
75
21
32
27
76
6
33
11
77
10
34
8
78
11
35
5
118 = N
118 = N
B. Analisis Lanjut Selanjutnya untuk mencari korelasi product moment penulis menggunakan bantuan peta korelasi (scatter Diagram) sebagai berikut : x/y
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
f (y)
y'
Fy'
fy2
100
5
5
25
125
115
48
20
8
4
32
128
104
15
35 34
20
12 9
X'y'
6
30
30
10
3
30
90
75
32
-8
-42
-8
-4
0
6
28
8
20
28
2
56
112
0
31
-4
-21
-8
-1
0
1
8
12
10
1
24
24
-3
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
1
0
-2
-3
6
-1
6
6
5
5
-2
20
20
4
4
-3
36
36
51
3
-4
48
48
56
2
-5
50
50
50
111
639
457
∑fy'
∑fy'2
∑f'y'2
33
30
0
0
29
5
4
28
10
27
30
12
26
40
16
25
50
f(x)
9
6
21
10
7
9
8
21
6
10
11
x'
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
fx'
-45
24
-63
20
-7
0
8
44
18
40
55
6
∑fx'
fx2
225
96
189
40
7
0
8
88
54
160
275
1142
∑fx'2
x'y'
135
20
-48
16
-2
0
13
88
27
60
180
457
∑f'y'
6
2
-6
0
24
-8
9
118
checking
51
Dari peta korelasi tersebut dapat diketahui bahwa : N
= 118
∑fx'
=6
∑fy'
= 111
∑fx'2
= 1142
∑fy'2
= 639
∑x'y'2
= 457
Maka Cx’ =∑fx'
= 6
N
0,051
=
0,940
118
Cy’= ∑fy'
= 111
N
118
SDx’ = i√ ∑fx' 2
_
N = 1√ 1142
_
= 1√
9,678 -
= 1√
9,675
=1 x 3,110 3,110
∑fx'
2
N
118
=
=
6 118 0,0026
2
52
SDy’ = i√ ∑fy' 2
_
∑fy'
N = 1√
C.
2
N
639 _
111
118
118
= 1√
5,415 -
0,883
= 1√
4,531
=1 x
2,129
=
2,129
2
Analisis Uji Hipotesis
∑x'y'2 - (Cx’)(Cy)
N
r xy
= (SDx’) (Sdy’) – ( 0,051 ) ( 0,940 )
457 =
118 ( 3,110 )
=
3,872
( 2,129 ) - 0,048
6,621 =
3,824 6,621
=
0,577
53
Hipotesis penelitian ini menyebutkan Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. Setelah dicari dalam tabel nilai r product moment ditemukan ₫f = N = nr = 118 – 2 = 116. Karena dalam tabel df 116 tidak ada, maka dipakai df 125, pada taraf signifikasi 5 % terdapat
0,176
dan pada taraf signifikasi 1 %
terdapat 0,230. Maka r xy sebesar 0,577 jauh lebih besar dari 0,176
maupun
0,230, karena itu dapat kita simpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan Terdapat korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 dapat diterima.
54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 cukup bagus dengan nilai rata-rata 73. 2. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa sejumlah 10 daftar pertanyaan dan empat alternatif jawaban dengan skor ideal sebanyak 40. Sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 mencapai rata-rata 31. 3. Terdapat korelasi positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 Dengan kata lain semakin tinggi nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa, maka akan semakin tinggi pula tingkat tawaduk siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,577 dibandingkan dengan r tabel 0,176 pada tingkat signifikasi 5 % ternyata jauh lebih besar dari r tabel.
55
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1 Kepada penyelenggara pendidikan dalam hal ini pihak sekolah, dengan melihat prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam yang semakin meningkat, maka pihak sekolah hendaknya juga makin meningkatkan sarana prasarana yang menunjang prestasi belajar siswa terutana sarana dan prasarana dalam bidang Pendidikan Agama Islam 2. Kepada para siswa diharapkan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar dan juga mengamalkan ilmu yang telah diperoleh. 3. Untuk penelitian lebih lanjut hendaklah lebih memperhatikan fariabel-fariabel lain karena banyak sekali factor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sadirman, AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka ... Slameto, 2003, Belajar Dan Daktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta Hakim, Thursan. 2000. Belajar secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Purwanto, Ngalim. 1987. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Cet.II; Remaja Rosdakarya, Bandung. Nasution, S. (1986). Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung: Winkel, W.S. (1996). Psikologis Pengajaran, Jakarta: Grasindo. Kartini Kartono (1995), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Pers Muhibbin Syah, 1999, Psikologi Belajar Jakarta: Logos Wacana Ilmu.. ... AM, Sardiman, 1992, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press