KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS V11 SMPN 2 BUKIT SUNDI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO
E JURNAL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)
RISKA ILFIA NELA NIM. 09080232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS VII SMPN 2 BUKIT SUNDI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Riska Ilfia Nela 1, Lira Hayu Afdetis Mana, M.Pd 2, Harry Andeska, M. Pd 3, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRACT Based on the background of this study as follows . First , the low skills of the students in understanding the oral discourse . Second , the lack of students in listening comprehension . Third , the lack of media or facilities to support learning to listen , including listening to fairytales . Based on the results of research on listening skills class VII SMP fable 2 Solok Bukit Sundi use of audio media , it can be concluded that fairy tales listening skills are at the level of qualification well with the average value in the range of 86-95 % 89.81berada . From the results obtained by the indicator , it can be concluded the average value of the indicator 1 students write the contents of a fairy tale the mean ( M ) 85.52 % are in the range of 76-85 % on qualifying Being Good ( Good ) . In the second indicator in the message write obtaining the mean ( M ) of 84.65 % in the range of 76-85 % . Being good in qualifying . At 3 in the write indicator figures derive the mean ( M ) of 100 % at the range of 96-100 % . Perfectly located on qualifications . At 4 in the write indicator obtaining background mean ( M ) of 80.70 was in the range of 96-100 % . Both are on the qualifications ( Good )
Keywords: Listening Tale, Media Audio
KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS VII SMPN 2 BUKIT SUNDI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Riska Ilfia Nela 1, Lira Hayu Afdetis Mana, M.Pd 2, Harry Andeska, M. Pd 3, 3) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 4) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ABSTRACT Berdasarkan latar belakang penelitian ini sebagai berikut. Pertama, rendahnya keterampilan siswa dalam memahami wacana lisan. Kedua, kurangnya daya tangkap siswa dalam menyimak. Ketiga, kurangnya media atau fasilitas untuk menunjang pembelajaran menyimak, termasuk menyimak dongeng. Bardasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan menyimak dongeng siswa kelas VII SMPN 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok menggunakan media audio, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak dongeng berada pada taraf kualifikasi baik sekali dengan nilai rata-rata 89.81berada pada rentangan 86—95%. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 menuliskan isi dongeng diperoleh mean (M) 85.52% berada pada rentangan 76-85% Berada pada kualifikasi Baik (Baik). Pada indikator 2 dalam menuliskan amanat memperoleh mean (M) sebesar 84.65 % berada pada rentangan 76—85%. Berada pada kualifikasi baik. Pada indikator 3 dalam menuliskan tokoh memperoleh mean (M) sebesar 100% berada pada rentangan 96—100%. Berada pada kualifikasi Sempurna. Pada indikator 4 dalam menuliskan latar memperoleh mean (M) sebesar 80.70 berada pada rentangan 96—100%. Berada pada kualifikasi Baik (Baik)
Kata Kunci: Menyimak Dongeng, Media Audio
PENDAHULUAN Keterampilan menyimak harus dikuasai setiap orang, karena keterampilan itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan menyimak, pendengar dapat menangkap pesan atau informasi yang disampaikan oleh pengujar. Tinggi rendahnya keterampilan menyimak juga menentukan berapa banyak informasi yang didapatkan. Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif atau keterampilan menerima dan memahami isi atau pesan suatu ujaran yang disampaikan penutur dengan media bahasa lisan baik langsung maupun tidak langsung. Keterampilan menyimak seseorang akan mempengaruhi kualitas keterampilan berbahasa lainnya karena setiap keterampilan berbahasa pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Penguasaan keterampilan menyimak tidak dapat dimiliki siswa secara langsung. Namun, harus memerlukan banyak latihan agar hasil simakan dapat menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, keterampilan menyimak tidak boleh diabaikan. Menyimak juga merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan pembicara dapat dipahami oleh pendengar. Oleh sebab itu, sebagai salah satu keterampilan berbahasa, keterampilan menyimak harus dilatihkan di sekolah tidak terkecuali di SMP. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang penting dikuasai siswa dalam pembelajaran di sekolah.Untuk itu, pembelajaran menyimak perlu diajarkan melalui pembelajaran bahasa di sekolah. Pada kurikulum 2006 (KTSP) untuk siswa SMP kelas VII semester 1 terdapat (SK) ke-5 “mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan. Kemudian dijabarkan dalam (KD) 5.1 menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan. Dongeng merupakan cerita yang disenangi oleh siswa, selain untuk mendapatkan pesan yang disampaikan, dongeng juga sebagai hiburan. Karena menyimak dongeng, dapat menambah wawasan siswa tentang hal-hal menarik yang terkandung dalam sebuah dongeng. Seperti: (a) dari segi bahasa mudah dipahami, (b) kronologis ceritanya jelas, (c) mengandung teladan dan nasehat yang berguna, (d) mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk tokoh. Oleh sebab itu, menyimak dongeng menarik untuk diajarkan. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru bahasa dan sastra Indonesia pada tanggal 9 September 2013 di SMP Negeri 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyimak sudah diajarkan. Namun, pelaksanaannya belum optimal. Hal itu disebabkan oleh hal-hal berikut, pertama rendahnya keterampilan siswa dalam memahami informasi dalam wacana lisan, baik sastra maupun nonsastra. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya media yang menunjang keterampilan menyimak dan tidak bervariasinya metode yang digunakan guru sehingga siswa merasa bosan dan jenuh dalam menyimak dongeng yang diperdengarkan. Kedua kurangnya daya tangkap siswa dalam menyimak. Hal ini disebabkan guru dalam menyampaikan pembelajaran menyimak terlalu cepat sehingga siswa sulit mencerna apa yang disampaikan. Ketiga kurangnya media atau fasilitas untuk menunjang pembelarajaran menyimak. Siswa merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran menyimak karena media yang digunakan dalam pembelajaran menyimak itu-itu saja, seperti guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pembelajaran termasuk pelajaran menyimak dongeng. Selain melakukan wawancara dengan guru peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa. Hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa guru dalam menerangkan pembelajaran menyimak terlalu cepat dan guru kurang menggunakan media dalam pembelajaran menyimak dongeng. Berdasarkan hal tersebut, penting dilakukan penelitian tentang keterampilan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok dengan menggunakan media audio”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah hasil tes keterampilan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok dengan menggunakan media audio. Data dikumpulkan berdasarkan teknik pengumpulan data dan dianalisis berdasarkan teknik penganalisisan data.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas VII yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 76 orang yang tersebar pada 4 kelas. Sampel menurut Arikunto (2006:131) Merupakan sebagian dari populasi. Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi jadi sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, perlu penarikan sampel dan jika jumlah populasi kurang dari 100 lebih baik diambil seluruhnya Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai (menjawab pertanyaan). Tes esai adalah sejenis tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahas, siswa dituntut berfikir dan mempergunakan apa yang diketahuinya sesuai dengan pernyataan yang diajukan. Tes esai menunjukkan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis pengetahuan, dan mengevaluasi informasi baru. Pada tes esai siswa dituntut menghubungkan fakta- fakta dan konsep-konsep mengorganisasikan dalam bentuk yang logis, kemudian menuangkan dalam bentuk ekspresi tulis. Tes tersebut berjumlah 4 soal dari 1 dongeng yang diperdengarkan, empat soal dari satu dongeng yang terdiri dari tema, amanat, penokohan, dan latar. Tes kemampuan menyimak dongeng dibagikan kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, yaitu menyangkut tema, amanat, penokohan, dan latar. Dongeng yang diperdengarkan adalah dongeng yang sesuai dengan tingkat SMP. PEMBAHASAN Setelah data terkumpul, dilakukan penganalisisan data dengan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut. Pertama, pemeriksaan data dan pemberian skor. Pemeriksaan hasil menyimak siswa sesuai dengan indikator penilaian. Kedua, skor yang diperoleh setiap siswa pada masing-masing tes diolah menjadi nilai. Untuk mengolah skor menjadi nilai menggunakan rumus persentase. Menurut Nurgiyantoro (dalam Abdurrahman dan Ratna, 2003:264) untuk menentukan nilai keterampilan menyimak siswa digunakan rumus persentase. Ketiga, pengelompokkan hasil tes keterampilan menyimak dongeng. Untuk mengelompokkan keterampilan dongeng siswa, digunakan pedoman skala 10. Keempat, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menyimak dongeng siswa. Lima, Membuat grafik histogram hasil tes keterampilan menyimak dongeng siswa. Enam, Mendeskripsikan data penelitian. Tujuh, Menganalisis dan membahas data penelitian. Delapan, Menyimpulkan hasil pembahasan. HASIL PENELITIAN Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap keterampilan menyimak dongeng siswa kelas VII SMPN 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok dengan menggunakan media audio, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak dongeng berada pada taraf kualifikasi baik sekali dengan nilai rata-rata 89.81berada pada rentangan 86—95%. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau keterampilan dalam menuliskan tema diperoleh mean (M) 85.52% berada pada rentangan 76-85% Berada pada kualifikasi Baik (Baik). Pada indikator 2 atau keterampilan dalam menuliskan amanat memperoleh mean (M) sebesar 84.65 % berada pada rentangan 76—85%. Berada pada kualifikasi baik. Pada indikator 3 atau keterampilan dalam menuliskan tokoh memperoleh mean (M) sebesar 100% berada pada rentangan 96—100%. Berada pada kualifikasi Sempurna. Pada indikator 4 atau keterampilan dalam menuliskan latar memperoleh mean (M) sebesar 80.70 berada pada rentangan 96—100%. Berada pada kualifikasi Baik (Baik) KESIMPULAN Hasil penelitian tentang keterampilan menyimak dongeng siswa kelas VII SMPN 2 Bukit Sundi Kabupaten Solok dengan menggunakan media audio,maka dapat diambil kesimpulan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang menerapkan media audio lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. ”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2006. Kurikulum 2006 Bahasa Indonesia. Jakarta: Pendidikan Nasional.