ISSN 2338-9753
Volume 1 No 4 Desember 2015
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset terapan di bidang akuntansi, keuangan dan perbankan
Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat Kota Tegal,. Ervani Candra Diyanti. Hesti Widianti. Hal 256265.
Redaksi Account menerima
Redaksi Account
Analisis Dan Perhitungan Break Even Point (Bep) Sales Mix Paving Blok Di PT artikel penelitian untuk Borneo Abadi Samarinda. Achmad Rudzali. Selvy Damayanti. Hal 266-275.
menerima artikel penelitian untuk dimuat pada terbitan berikutnya yang sesuai dengan ruang lingkup jurnal account.
Analisis Spillover Terhadap Pasar Ekuitas Negara Berkembang dan Negara Maju Periode 2003-2011. Husnil Barry . Hal 285-293.
Kirim artikel anda ke
[email protected].
dimuat pada terbitan berikunya yang sesuai dengan Faktor-Faktor Penentu Niat Mahasiswa Untuk Menjadi Pegawai Direktorat Jenderal Pajak: Pendekatan Theory Of Reasoned ruangl Model lingkup jurnal ac- Action. Yanto Darmawan. Yudi Santara Setyapurnama. Hal 276-284. count. Kirim artikel anda ke
[email protected].
Perancangan Web Performance and Load Test Rig pada Microsoft Azure Cloud Platform untuk Sistem iBanking. Alfian Akbar Gozali. Sesuaikan format tulisan an- Hal 294-301.
da dengan format yang terse-
Pengaruh Likuiditas, Leverage, Dan Aktivitas Operasi Terhadap Kemampulabaan dia di halaman belakang, Pada Pt Kai Daop 2 Bandung. Renny Sukawati. Hal 302-307.
atau kirim email dengan isi request for format ke email Pengaruh Faktor Pendapatan, Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas Lembaga Pengelola Zakat Terhadap Kepercayaan diatas Masyarakat Pada Lembaga Pengelola Za-
kat (Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi). Astri Yuningsih. Abdillah. Mulia Nasution. Hal 308-315. Pengaruh Gross Domestic Product Dan Inflasi Terhadap Non Performing Financing Pada PT Bank Muamalat Indonesia Periode 2006-2013. Aidah Masthuroh. Efriyanto. Herbirowo Nugroho. Hal 316-322. Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank BNI Syariah Kantor cabang Fatmawati. Agissa Ardania Putri. R. Elly Mirati. Aminah. Hal 323-330
The Significance of Marketing Business Award on Corporate Reputation and Marketing Performance of Brand Holder Company in Indonesia. Silvia Rozza. Hal 331341
Sesuaikan format tulisan anda dengan format yang tersedia di halaman belakang, atau kirim email dengan isi request for format ke email diatas
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 4 Desember 2015
Susunan Redaksi: Pengarah: Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin Penangung Jawab: Elly Mirati Pimpinan Redaksi: Ali Masjono Tim Redaksi: Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim, Ahmad Abror, Bambang Waluyo, Silvia Roza, Supriatnoko. Mitra Bestari: Dr Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang) Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma) Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta) Dr. Silvia Roza (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Supriatnoko (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Endang PB (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Nurhasyim (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Ade Sukma Mulya (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Silvia Roza (Politeknik Negeri Jakarta) Dr. Supriatnoko (Politeknik Negeri Jakarta) Dr. Ida Nurhayati (Politeknik Negeri Jakarta) Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi, mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan bidang akuntansi, keuangan dan perbankan. Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk menyalurkan berbagai pemikiran baru dan tujuan lainnya yang relevan.
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 4 Desember 2015
Dari Redaksi Sampai terbitan ke 4 edisi Desember 2015 Account telah mendapatkan dukungan dari berbagai penulis di Indonesia. Kali ini ucapan terima kasih ditujukan kepada para penulis dan peneliti dari Politeknik Harapan Bersama, Tegal, Politeknik Negeri Samarinda, Akademik Akuntansi YKPN Yogyakarta dan Universitas Telkom Bandung yang telah menyumbangkan artikelnya untuk dimuat pada terbitan ini. Setiap terbit, Account telah diedarkan ke seluruh Indonesia sebanyak 175 examplar secara pisik (edisi cetak) kepada Perguruan Tinggi yang memiliki program studi akuntansi, keuangan dan Perbankan dan kepada para peneliti yang inline dengan jurnal ini, dan secara online juga telah dibaca oleh berbagai kalangan melalui http://akuntansi.pnj.ac.id
Semoga bermanfaat. Depok Desember 2015
Pimpinan Redaksi
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT KECAMATAN (PD BKK) TEGAL BARAT KOTA TEGAL Ervani Candra Diyanti Program Studi DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Email :
[email protected]
Hesti Widianti Program Studi DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Email :
[email protected] Abstract The study is to determie the Company's financial performance Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat (PD BKK) Tegal Barat viewed from the aspect of capital, asset quality, management, earnings, and liquidity. The data used is primary data obtained through interviews and secondary data, the financial statements of the balance sheet and income statement of the Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat 2010-2014.Data collection techniques are observation, interviews, documentation, and literature. Data analysis technique used is by using CAMEL is to analyze the factors of capital, asset quality, management, earnings and liquidity.Results of the data analysis, the conclusion CAMEL as bank health analysis using CAR on capital ratios, KAP and PPAP ratio in asset quality, the ratio of NPM in management, ROA and ROA ratios on profitability, and Cash Ratio and LDR on liquidity. Based on the ratio of CAMEL method of the Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat continued to increase in terms of financial performance increase is seen in the improvement of health predicate Regional Company of the District Credit Agency (PD BKK) Tegal West from 2010 to 2014 which in 2010 amounted to -69.23% (Unhealthy), in 2011 amounted to 42.61% (Unhealthy), in the year 2012 amounted to 65.95% (less healthy), in 2013 amounted to 75.99% (Quite healthy), and the year 2014 is 89.46% (healthy). Keywords: Financial Performance, Soundness of Bank, CAMEL
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat dilihat dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan data sekunder yaitu laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat Kota Tegatahun 2010-2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan CAMEL yaitu dengan menganalisis faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Hasil analisis data tersebut, diperoleh kesimpulan CAMEL sebagai analisis kesehatan bank yang menggunakan rasio CAR pada permodalan, rasio KAP dan PPAP pada kualitas aset, rasio NPM pada manajemen, rasio ROA dan BOPO pada rentabilitas, kemudian Cash Ratio dan LDR pada likuiditas. Berdasarkan rasio pada metode CAMEL Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat terus mengalami kenaikkan kenaikkan kinerja keuangan hal tersebut terlihat pada peningkatan predikat kesehatan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat dari tahun 2010 sampai tahun 2014 yaitu ditahun 2010 sebesar -69,23% (Tidak Sehat), ditahun 2011 sebesar 42,61% (Tidak Sehat), ditahun 2012 sebesar 65,95% (Kurang Sehat), ditahun 2013 sebesar 75,99% (Cukup Sehat), dan ditahun 2014 sebesar 89,46% (Sehat). Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Kesehatan Bank, CAMEL
Pendahuluan Latar Belakang Di era perekonomian global saat ini perkembangan perbankan di Indonesia mengalami peningkatan salah satunya adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menghimpun dana dari masyarakat yang
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
berbentuk tabungan dan pinjaman kepada pihak lain dengan harapan bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman yang berupa bunga sebagai pendapatan bank yang bersangkutan. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit
Halaman 256
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) antara lain Perseroan Terbatas, Koperasi dan Perusahaan Daerah (Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1992). Analisis kinerja perbankan merupakan suatu penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan bank pada periode tertentu berdasarkan rencana kerja, laporan realisasi rencana kerja dan laporan berkala bank. Untuk menilai kinerja perbankan umumnya menggunakan 5 aspek penilaian yang disebut CAMEL, yang meliputi Capital, Assets Quality, Management, Earnings, dan Liquidity. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan sebuah bank, tetapi sering pula digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi prospek suatu bank di masa yang akan datang. Analisis kinerja keuangan digunakan manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil operasi, memperbaiki kesalahan-kesalahan, dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat mengalami kenaikkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, namun pada tahun 2014 perolehan laba bersih menurun disebabkan kerena pendapatan operasional turun dan beban operasional naik. Manajer Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat belum melakukan langkah yang optimal untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat membahayakan kesehatan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat. Tujuan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat dilihat dari aspek permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Permasalahan: Permasalahan Penurunan laba bersih Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat pada tahun 2014 mengindikasi terjadinya penurunan kinerja keuangan, Berdasarkan pada latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah adalah : “Bagaimanakah kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat Kota Tegal?”.
Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) berperan dalam mendorong Review Pustaka ekonomi daerah dimana peran tersebut akan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan berpengaruh positif dengan didukung kinerja keuangan yang baik. Untuk mengetahui bahwaMenurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 19 Tahun 2002 tentang Perusahaan Daerah Badan tujuan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kredit Kecamatan di Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan dapat dicapai dan untuk mengetahui Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan dalam dibentuk dengan maksud dan tujuan untuk mencapai tujuan maka secara periodik dilakukan membantu dan mendorong pertumbuhan pengukuran kinerja keuangan Perusahaan Daerah perekonomian dan Pembangunan Daerah di segala Badan Kredit Kecamatan. Berikut merupakan tabel bidang serta dalam rangka meningkatkan taraf yang menggambarkan posisi keuangan Perusahaan hidup rakyat sebagai salah satu sumber Pendapatan Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat dari Daerah. tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 : Tabel 1.1 Total Aktiva, Laba Bersih, danPerusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan berfungsi sebagai salah satu lembaga Intermediasi di bidang Pendapatan Operasional PD BKK Tegal Barat keuangan dengan tugas menjalankan usaha sebagai Tahun 2010-2014 Lembaga Kredit Mikro sesuai dengan ketentuan TOTAL LABA (RUGI) PENDAPATAN Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. TAHUN AKTIVA BERSIH OPERASIONAL Tugas Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (Rp) (Rp) (Rp) antara lain : 2010 28.819.499.123 (7.691.620.519) 6.554.381.935 2011
35.468.022.885
1.138.930.918
6.588.716.706
2012
43.035.888.524
2.190.371.407
8.455.055.078
2013
48.010.766.674
2.498.052.628
9.420.712.975
2014
48.461.687.061
1.397.094.084
9.027.376.382
Sumber : PD BKK Tegal Barat Kota Tegal Kinerja keuangan yang baik akan meningkatkan bagian laba Perusahaan Daerah untuk mewujudkan peranannya sebagai intermediasi dana bagi pembangunan ekonomi daerah. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laba bersih yang diperoleh
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
1. 2. 3.
4.
Merupakan ekonomi kerakyatan; Membantu menyediakan modal usaha bagi usaha mikro, kecil, dan menengah; Memberikan pelayan modal dengan cara mudah, murah dan mengarah dalam mengembangkan kesempatan berusaha; Menjadi salah satu sumber Pendapatan Daerah.
Halaman 257
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan menyelenggarakan usaha-usaha antara lain : 1.
2. 3.
4.
rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan rasio Menghimpun dana dari masyarakat dalam keuangan pada beberapa tahun penilaian dapat bentuk Simpanan, Tabungan, dan atau bentuk dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran lainnya yang dipersamakan dengan itu; kinerja keuangan sesuai dengan kegunaan masingMemberikan kredit dan melakukan masing rasio tersebut. pembinaan terhadap nasabah; Dari sejumlah pengertian kinerja keuangan di atas, dapat Menempatkan dananya dalam bentuk, diambil kesimpulan sederhana bahwa kinerja Deposito Berjangka, Setifikat Deposito, Giro keuangan merupakan pencapaian prestasi atau jenis lainnya pada Bank lain; perusahaan pada suatu periode yang Menjalankan usaha-usaha lainnya sepanjang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan tidak bertentangan dengan Peraturan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, Perundang-undangan yang berlaku. likuiditas dan profitabilitas.
Pengertian Analisis Analisis CAMEL Analisis adalah kegiatan berfikir untukPendekatan CAMEL merupakan suatu jenis analisis menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, kinerja keuangan dan manajerial bank untuk hubungannya satu sama lain dan fungsi masingmenentukan tingkat kesehatan bank dan keamanan masing dalam satu keseluruhan yang terpadu bank. CAMEL menggambarkan suatu hubungan (Komaruddin, 2001:53). Sedang kan menurut atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu Kamus Akuntansi (2000:48) analisis adalah dengan jumlah yang lain. Dengan analisis rasio melakukan melaukan evaluasi terhadap kondisi dari keuangan dapat diperoleh gambaran baik buruknya pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan keadaan atau posisi keuangan suatu bank. akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul. a. Permodalan (Capital) Pada saat ini persyaratan untuk mendirikan Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat BPR memerlukan modal disetor antara Rp 500 disimpulkan bahwa analisis adalah kerangka juta sampai dengan Rp 5 Milyar (PBI No. berfikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi 6/22/PBI/2004). Namun, BPR-BPR yang ada bagian-bagian atau komponen sehingga dapat pada saat ketentuan tersebut diberlakukan diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian sudah berdiri, jumlah modalnya mungkin hubungan satu sama lain serta fungsi masingkurang dari jumlah tersebut. Pengertian masing bagian dari keseluruhan. kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga Pengertian Kinerja Kuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu dari perhitungan rasio kewajiban penyediaan diantara dasar penilaian mengenai kondisi modal minimum yang diwajibkan atau disebut keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan juga sebagai kecukupan modal (Capital analisa terhadap rasio keuangan perusahaan Adequacy Ratio atau CAR). (Munawir, 2010:30). Pihak yang berkepentingan b. Kualitas Aktiva (Assets Quality) sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja Di dalam menganalisis suatu bank, pada keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi umumnya perhatian difokuskan pada perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan kecukupan modal karena masalah solvensi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. memang penting. Namun demikian, Menurut Sawir (2003:144), dalam menilai kinerja menganalisis kualitas aktiva produktif bank keuangan yang menggunakan analisis rasio secara cermat tidaklah kalah pentingnya. keuangan perlu diketahui standar rasio keuangan Kualitas aktiva produktif bank yang sangat tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan jelek secara implisit akan menghapus modal (2003:31), dengan adanya standar rasio keuangan, bank. Walaupun secara riil bank memiliki perusahaan dapat menentukan apakah kinerja modal yang cukup besar, apabila kualitas keuangannya baik atau tidak. Penilaian ini aktiva produktifnya sangat buruk, dapat saja dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan modalnya menjadi buruk pula. Hal ini antara yang diperoleh dengan standar rasio keuangan yang lain terkait dengan berbagai permasalahan ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan seperti pembentukan cadangan, penilaian aset, dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan pemberian pinjaman kepada pihak terkait, dan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas sebagainya. standar rasio keuangan. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif Menurut Munawir (2010:67), selain dalam analisis CAMEL didasarkan pada dua membandingkan rasio keuangan dengan standar macam rasio yaitu:
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 258
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Metode Penelitian 1.
2.
Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktivaLokasi Penelitian produktif atau rasio KAP (KualitasPenelitian ini dilaksanakan di PD BKK Tegal Barat , Jalan Aktiva Produktif) Hangtuah No. 17 Kota Tegal. Rasio PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang dibentuk Jenis dan Sumber Data terhadap PPAP yang Wajib Dibentuk Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian (PPAPWD) deskriptif kuantitatif.
c.
Manajemen (Management) Sumber Data Manajemen adalah suatu proses pengelolaanSumber data dalam penelitian ini yaitu dan penghimpunan dan masyarakat ke dalam a. Data Primer dalam penelitian ini adalah hasil bank dan pengalokasian dana-dana interview dan observasi pada staf bagian masyarakat pada umumnya serta akuntansi Perusahaan Daerah Badan Kredit pemupukannya secara optimal melalui Kecamatan Tegal Barat. pergerakan semua sumber daya yang tersedia b. Data sekunder yang digunakan dalam dalam mencapai tingkat rentabilitas yang penelitian ini adalah laporan keuangan berupa memadai sesuai dengan batas ketetentuan laporan laba rugi dan neraca pada Perusahaan peraturan yang berlaku. Sehingga Daerah Badan Kredit Kecamatan Tegal Barat menunjukkan kemampuan bank dalam dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, mengontrol resiko-resiko yang timbul melalui Metode Analisis Data kebijakan dan stertegi bisnis suatu bank. Metode analisis data yang digunakan adalah aspek manajemen pada penilaian kinerja bank metode analisis deskriptif dengan menggunakan dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan analisis C,A,M,E,L berdasarkan Surat Edaran pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 perihal sistem data yang tersedia diproyeksikan dengan Net penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Profit Margin karena adanya keterbatasan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 yang ada. tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian d. Rentabilitas (Earning) tingkat kesehatan bank umum sebagai berikut : Analisis rasio rentabilitas bank menurut Dendawijaya (2003 : 117) adalah alat untuk a. Rasio Permodalan (Capital) menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi Dengan menghitung Capital Adequacy Ratio usaha dan profitabilitas yang berhasil (CAR): dihimpun dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. Penilaian terhadap faktor earning didasarkan pada 2 (dua) rasio yaitu: Sumber : Taswan, 2008 a. Rasio laba terhadap total assets (ROA) b. Rasio beban operasional terhadap Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Rasio Kecukupan pendapatan operasional (BOPO) Modal (CAR) e. Likuiditas (Liquidity) Rasio Peringkat Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang CAR ≥ 12% 1 dilakukan terhadap kemampuan bank dalam 9% ≤ CAR < 12% 2 memenuhi kewajiban-kewajiban jangka 8% ≤ CAR < 9% 3 pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh 6% < CAR < 9% 4 tempo dengan menggunakan aktiva lancar CAR ≤ 6% 5 yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenan Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004 dengan keadaan keseluruhan keuangan b. Rasio Kualitas Aktiva (Assets Quality) perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan 1. Rasio aktiva produktif yang kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar diklasifikasikan terhadap aktiva tertentu menjadi uang kas (Dendawijaya, 2003 produktif atau rasio KAP (Kualitas ; Syamsudin, 2000). Aktiva Produktif) Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan Rumus KAP: pada 2 (dua) rasio yaitu: 1. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar (Cash Ratio) 2. Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Ratio) Sumber : Taswan, 2008
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 259
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Rasio Kualitas Aktiva Produktif Rasio Peringkat KAP1 ≤ 2% 1 2% < KAP1 ≤ 2 3% 3% < KAP1 ≤ 3 6% 6% < KAP1 ≤ 4 9% 5 KAP1 > 9% Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004 2. Rasio PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang dibentuk terhadap PPAP yang Wajib Dibentuk (PPAPWD) Rumus PPAP:
Sumber : Taswan, 2008 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Rasio Peringkat KAP2 ≥ 110% 1 105% ≤ KAP2 < 2 110% 100% ≤ KAP2 < 3 105% 95% ≤ KAP2 < 4 100% 5 KAP2 < 95% Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004 c. Rasio Manajemen (Management) Rumus NPM adalah:
Rasio Peringkat ROA > 1,5% 1 1,25% < ROA ≤ 2 1,5% 0,5% < ROA ≤ 3 1,25% 0% < ROA ≤ 4 0,5% 5 ROA ≤ 0% Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004 2. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Rumus BOPO adalah:
Sumber : Taswan, 2008 3.6 Kriteria Penilaian Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio Peringkat BOPO ≤ 94% 1 94% < BOPO ≤ 95% 2 95% < BOPO ≤ 96% 3 96% < BOPO ≤ 97% 4 BOPO > 97% 5 Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004 e. Rasio Likuiditas (Liquidity) 1. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar (Cash Ratio) Rumus Cash Ratio adalah:
Tabel
Sumber : Taswan, 2008 Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Ratio) Rumus LDR adalah: 2.
Sumber : Taswan, 2008 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Rasio Net Profit Margin (NPM) Rasio Peringkat NPM ≥ 100% 1 81% ≤ NPM < 100% 2 66% ≤ NPM < 81% 3 51% ≤ NPM < 66% 4 NPM < 51% 5 Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004 d. Rasio Rentabilitas (Earning) 1. Rasio laba terhadap total assets (ROA) Rumus ROA adalah:
Sumber : Taswan, 2008 Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA)
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Sumber : Taswan, 2008 Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Ratio) Rasio Peringkat LDR ≤ 75% 1 75% < LDR ≤ 85% 2 85% < LDR ≤ 100% 3 100% < LDR ≤ 120% 4 LDR > 120% 5 Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004
Pembahasan
Halaman 260
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Faktor Permodalan Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tentang kewajiban penyediaan modal minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu sebesar 8% yang digunakan untuk mengukur seberapa kuat permodalan bank menutupi resiko yang ada pada bank. Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
2010
1.474.099.163
28.834.676.787
5,11
2011
2.317.001.425
23.283.728.050
9,95
4,84
94,65
2012
1.925.998.463
31.633.725.242
6,09
-3,86
-38,82
2013
4.961.891.076
37.620.425.511
13,19
7,10
116,63
2014
5.169.963.863
37.002.724.666
13,97
0,78
5,93
5,11
-3,86
-38,82
Maksimal
13,97
7,10
116,63
Rata-rata
9,66
2,21
44,60
Minimal
-
-
Sumber : Data Sekunder Diolah
Tabel 4.2 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014 Pertumbuhan
Tahun
Modal Bank (Rp)
ATMR (Rp)
Rasio CAR (%)
2010
(1.766.251.645)
15.159.755.036
-11,65
-
2011
(1.140.230.809)
21.939.239.632
-5,20
6,45
-55,39
2012
320.336.576
29.641.895.525
1,08
6,28
-120,79
2013
2.673.983.683
34.243.705.993
7,81
6,73
622,57
2014
4.767.665.579
34.061.172.066
14,00
6,19
79,25
Minimal
-11,65
6,19
-120,79
Maksimal
14,00
6,73
622,57
Rata-rata
1,21
6,41
131,41
Nilai
% -
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan rasio CAR PD BKK Tegal Barat selama tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami kenaikkan dari tahun ke tahun dengan presentase pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya sebesar 131,41%. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan modal bank, sehingga dapat dikatakan PD BKK Tegal Barat mampu mempertahankan sejumlah aktiva yang memiliki resiko. Faktor Kualitas Aktiva Penilaian aspek kualitas aktiva produktif (Asset) juga diukur dengan menggunakan bobot 30% dan didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki Bank dimana rasio yang diukur ada 2 yaitu: a. Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif Kredit poin yang diberikan untuk rasio KAP adalah sebagai berikut untuk rasio KAP sebesar 22,5% atau lebih, nilai kredit = 0 (nol). Untuk setiap penurunan 0,15% dimulai dari 22,5% mendapat tambahan nilai 1 dengan maksimum 100.
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa pertumbuhan rasio KAP selama tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami kenaikkan dan penurunan dari tahun ke tahun, dengan presentase penurunan terbesar yaitu -38,82% pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena jumlah APYD yang semakin kecil dalam artian bahwa dari tahun ke tahun PD BKK Tegal Barat semakin baik dalam mengelola pemberian kreditnya. Selain itu dipengaruhi juga oleh total aktiva produktif yang dari tahun ke tahun semakin meningkat yang berarti bahwa jumlah kredit yang disalurkan PD BKK Tegal Barat dari tahun ke tahun semakin besar. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi total aktiva produktif semakin kecil terjadinya kredit bermasalah. b.
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk Kredit poin yang diberikan untuk PPAP adalah sebagai berikut untuk rasio PPAP sebesar 0%, nilai kredit=1. Untuk setiap kenaikkan 1% dimulai dari 0 mendapat tambahan nilai 1 dengan maksimum 100.
Tabel 4.6 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014 PPAP yang Dibentuk Bank (Rp)
PPAP yang Wajib Dibentuk Bank (Rp)
Rasio PPAP (%)
2010
1.266.068.158
1.266.068.159
100,00
-
-
2011
1.572.037.868
1.572.030.874
100,00
0,00
0,00
2012
935.786.552
937.336.632
99,83
-0,17
-0,17
2013
986.973.663
986.973.440
100,00
0,17
0,17
2014
1.352.764.507
1.352.764.506
100,00
0,00
0,00
99,83
-0,17
-0,17
Maksimal
100,00
0,17
0,17
Rata-rata
99,97
0,00
0,00
Tahun
Minimal
Pertumbuhan Nilai
%
Sumber : Data Sekunder Diolah Tabel 4.4 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014 Tahun
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (Rp)
Total Aktiva Produktif (Rp)
Rasio KAP (%)
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Pertumbuhan Nilai
%
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa pertumbuhan rasio PPAP selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikkan dan penurunan dari tahun ke tahun, dengan
Halaman 261
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti presentase penurunan terbesar yaitu -0,17% pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena penurunan PPAP yang dibentuk bank sehingga secara langsung akan mengurangi PPAP yang wajib dibentuk bank. Namun besarnya rasio PPAP yang wajib dibentuk di tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sudah sangat baik karena mampu menjaga rasio PPAP diatas 81% sehingga berdasarkan kriteria penilaian rasio PPAP PD BKK Tegal Barat dapat dikategorikan sehat. Hal ini mengindikasikan bahwa PD BKK Tegal Barat mampu menjaga kolekbilitas atau pinjaman yang disalurkan semakin baik.
total aset yang dimilikinya. Kredit poin yang diberikan untuk ROA adalah sebagai berikut untuk ROA sebesar 0% nilai kredit adalah 0. Untuk kenaikkan sebesar 0,015% nilai kredit ditambah satu dengan maksimum 100. Bobot nilai ROA adalah 5%.
Tabel 4.10 Perhitungan Return on Assets (ROA) PD BKK Tegal Barat Tahun 20102014 Total Aktiva (Rp)
Rasio ROA (%)
2010
(7.691.620.519)
28.819.499.123
-26,69
-
-
2011
1.301.635.335
35.468.022.885
3,67
30,36
-113,75
2012
2.190.371.407
43.035.888.524
5,09
1,42
38,69
2013
2.498.052.628
48.010.766.674
5,20
0,11
2,23
2014
1.397.094.084
48.461.687.061
2,88
-2,32
-44,59
-26,69
-2,32
-113,75
Maksimal
5,20
30,36
38,69
Rata-rata
-1,97
7,39
-29,36
Minimal
Laba Operasional (Rp)
Rasio NPM (%)
(7.691.620.519)
(96.958.641)
-79,32
-
-
2011
1.138.930.918
1.376.850.745
94,54
173,86
219,18
2012
2.190.371.407
2.544.077.993
86,10
-8,44
-8,93
2013
2.498.052.628
3.066.049.620
81,47
-4,62
-5,37
2014
1.397.094.084
1.394.041.318
100,22
18,74
23,01
Laba Bersih (Rp)
2010
%
Minimal
-79,32
-8,44
-8,93
Maksimal
100,22
173,86
219,18
Rata-rata
56,60
44,88
-52,62
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa pertumbuhan rasio NPM selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikkan dan penurunan dari tahun ke tahun, dengan presentase penurunan terbesar yaitu -8,93% pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena alokasi penggunaan dana PD BKK Tegal Barat banyak disalurkan pada kredit tanpa memperhatikan kolebilitas kreditnya sehingga laba yang diperoleh tidak optimal. Rasio NPM yang dimiliki PD BKK Tegal Barat dapat dikatakan kurang sehat karena memiliki rata-rata rasio kurang dari ketetapan BI yaitu >100%. Artinya PD BKK Tegal Barat mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik dalam melakukan manajemen untuk mencapai target. Faktor Rentabilitas a.
%
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diketahui bahwa pertumbuhan rasio ROA selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun, dengan presentanse penurunan terbesar yaitu -2,32% pada tahun 2014 hal ini disebabkan karena peningkatan total aktiva sehingga secara langsung akan menambah beban operasional yang tentunya akan mengurangi laba bersih. Namum demikian PD BKK Tegal Barat menghasilkan rasio ROA yang kurang baik pada tahun 2010, yaitu < 1,5% dan pada tahun 2011 sampai 2014 PD BKK Tegal Barat mampu menghasilkan rasio ROA yang sangat baik atau melebihi standar yang ditetapkan oleh BI, yaitu >1,5%. Semakin tinggi nilai rasio ROA yang dicapai maka keuntungannya akan semakin banyak.
Pertumbuhan Nilai
Nilai
Sumber : Data Sekunder Diolah
Tabel 4.8 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014 Tahun
Pertumbuhan
Laba Sebelum Pajak (Rp)
Tahun
Faktor Manajemen Rasio NPM sebuah bank dapat dikatakan sehat apabila melebihi ketetapan BI pada PBI Nomor 3/21/2001 yaitu 4,9%. Aspek manajemen yang diproksikan dengan Net Profit Margin yang dirumuskan sebagai berikut :
b.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Kredit poin yang diberikan untuk rasio BOPO adalah sebagai berikut untuk rasio BOPO sebesar 100% atau lebih nilai kredit adalah 0. Untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah dengan 1 dengan maksimum 100. Bobot nilai BOPO adalah 5%. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return on Assets (ROA) Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan PD BKK Tegal Barat dalam menghasilkan laba sebelum pajak dengan
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 262
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Tabel 4.12 Perhitungan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014 Pertumbuhan
Beban Operasional (Rp)
Pendapatan Operasional (Rp)
Rasio BOPO (%)
2010
6.651.340.576
6.554.381.935
101,48
-
-
2011
5.211.865.961
6.588.716.706
79,10
-22,38
-22,05
2012
5.910.977.085
8.455.055.078
69,91
-9,19
-11,62
2013
6.354.663.355
9.420.712.975
67,45
-2,46
-3,51
2014
7.633.335.094
9.027.376.382
84,56
17,10
25,36
Minimal
67,45
-22,38
-22,05
Maksimal
101,48
17,10
25,36
Rata-rata
80,50
-4,23
-2,96
Tahun
Nilai
2011
3.573.345.170
35.922.020.854
9,95
-0,25
2012
4.243.001.871
41.762.315.159
10,16
0,21
2,13
2013
5.590.875.942
44.194.613.864
12,65
2,49
24,52
2014
6.477.614.096
43.068.768.106
15,04
2,39
18,89
9,95
-0,25
-2,44
Maksimal
15,04
2,49
24,52
Rata-rata
11,60
1,21
10,78
Minimal
%
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui bahwa pertumbuhan cash ratio selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, dengan presentase pertumbuhan rata-rata yaitu 10,78% yang disebabkan karena bank terlalu banyak menyalurkan kredit atau dana kepada nasabah dan kurang memperhatikan rasio kecukupan likuiditas bank dalam hal ini kemampuan bank menurun dalam memenuhi dana yang ditarik sewaktu-waktu atau pada saat jatuh tempo.
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa pertumbuhan rasio BOPO PD BKK Tegal Barat selama tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun, dengan presentase penurunan terbesar yaitu -22,05% pada tahun 2011 hal ini disebabkan karena adanya penurunan total aktiva produktif sehingga secara langsung akan mengurangi beban operasional. Dalam hal ini jika semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan lembaga keuangan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Hasil perhitungan rasio BOPO selama tahun 2010 sampai 2014 memiliki penurunan dan peningkatan akan tetapi masih berada pada tingkat efisiensi yang sangat baik karena mampu menghasilkan rasio yang sesuai dengan standar BI yaitu <94%, hanya pada tahun 2010 memiliki nilai rasio BOPO >94%. Faktor Likuiditas a.
Cash Ratio Kredit poin yang diberikan untuk cash ratio adalah sebagai berikut untuk ROA sebesar Rasio 0% diberi nilai kredit 0 (nol). Setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100. Bobot nilai cash ratio adalah 5%.
Tabel 4.14 Perhitungan Cash Ratio PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014
Tahun
Alat Likuid (Rp)
Hutang Lancar (Rp)
Cash Ratio (%)
2010
3.126.867.622
30.667.741.168
10,20
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Pertumbuhan Nilai
% -
-
-2,44
b.
Loan to Deposit Ratio (LDR) Kredit point yang diberikan untuk rasio LDR adalah sebagai berikut untuk rasio LDR sebesar 115% atau lebih, nilai kredit = 0 (nol). Untuk setiap penurunan 1% mulai dari 115%, nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum 100. Bobot nilai rasio LDR adalah 5%.
Tabel 4.16 Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) PD BKK Tegal Barat Tahun 2010-2014 Tahun
Jumlah Kredit yang Diberikan (Rp)
Dana Pihak Ketiga (Rp)
Rasio LDR (%)
2010
20.923.228.565
28.756.449.691
72,76
-
-
2011
23.283.728.050
34.621.391.978
67,25
-5,51
-7,57
2012
31.633.725.242
41.857.180.423
75,58
8,32
12,38
2013
37.620.425.511
46.632.049.060
80,68
5,10
6,75
2014
37.002.724.666
47.591.699.826
77,75
-2,92
-3,63
Minimal
67,25
-5,51
-7,57
Maksimal
80,68
8,32
12,38
Rata-rata
74,80
1,25
1,98
Pertumbuhan Nilai
%
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa pertumbuhan rasio LDR selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikkan dan penurunan dari tahun ke tahun, dengan presentase penurunan terbesar yaitu -7,57% pada tahun 2011 hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar, padahal pembiayaan bukanlah merupakan aktiva yang likuid, bila sewaktu-waktu nasabah hendak mencairkan dana depositonya
Halaman 263
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti maka bisa jadi penyimpan dana tidak bisa segera mencairkan rekening simpanannya, karena dananya tertanam dalam pembiayaan yang belum jatuh tempo. Pada rasio ini jika semakin tinggi rasio yang didapat maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Nilai rasio LDR dari kelima tahun terjadi peningkatan dan penurunan tiap tahunnya, karena tejadi peningkatan dan penurunan jumlah dana yang diberikan dari pada kredit yang diberikan. Dalam hal ini, PD BKK Tegal Barat masih diberi predikat sehat karena nilai standar yang ditetapkan BI yaitu di bawah 95%. Hasil Evaluasi Penilaian Kinerja Keuangan Bank Tabel 4.25 Rekapitulasi Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode CAMEL PD BKK Tegal Barat Kota Tegal Tahun 2010-2014 Tahun No
Rasio 2010
1. 2. 3. 4. 5.
Permodalan (Capital) Kualitas Aktiva (Assets Quality) Manajement (Management) Rentabilitas (Earning) Likuiditas (Liquidity)
Jumlah
2011
2012
2013
2014
-39,45
-20,09
-1,26
18,93
30
30
26,16
29,99
20,77
19,46
-15,86
18,91
17,22
16,29
20
-89,78
10
10
10
10
10
10
10
10
10
-105,09
44,98
65,95
75,99
89,46
Sumber : Data Sekunder Diolah Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 kualitas aktiva (Assets Quality) terus mengalami penurunan hal ini disebabkan karena kolektibilitas aktiva produktif dalam kategori macet mengalami kenaikkan dan penurunan rata-rata dari tahun ke tahun sebesar 62,15%. Kualitas aktiva yang sangat buruk dapat membuat modal yang dimiliki PD BKK Tegal Barat menjadi buruk pula. Oleh karena itu, pengurus PD BKK Tegal Barat wajib menjaga kualitas aktiva yang merupakan pendapatan utama PD BKK Tegal Barat.
Kesimpulan 1.
2.
Permodalan Permodalan untuk PD BKK Tegal Barat Kota Tegal kurang mampu untuk mempertahankan pengelolaan terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko, serta belum mampu untuk menutup kerugian atas kredit yang diberikan. Kualitas Aktiva Kualitas aktiva PD BKK Tegal Barat Kota Tegal kurang mampu untuk mengatasi resiko
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
usaha yang terkandung pada komponen kredit yang diberikan. 3. Manajemen Manajemen PD BKK Tegal Barat Kota Tegal mampu untuk mengolah sumber-sumber maupun alokasi penggunaan dana secara efisien. 4. Rentabilitas Dalam aspek rentabilitas PD BKK Tegal Barat Kota Tegal mampu menanggung beban operasional yang ada dengan pendapatan operasional yang diterima setiap tahunnya. 5. Likuiditas Likuiditas untuk PD BKK Tegal Barat Kota Tegal memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi dan dapat membayar kembali semua deposannya.
Daftar Pustaka Rahmah, Rizqie Aulia. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan pada PD BKK Slawi. Politeknik Harapan Bersama Tegal Azizati, Nurrochimi. 2010. Analisis Kinerja Keungan Bank pada PT. BPR Jateng Periode 2006-2008. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bank Indonesia, 1997, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR Jo SE BI No. 30/3/UPPB. Jakarta. Bank Indonesia, 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 8/26/PBI/2006 Tentang Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta : Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2014 tanggal 12 April 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta. Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia No. 8/18/PBI/2006 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta : Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia No. 8/19/PBI/2006 Tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta : Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2014. Booklet Perbankan Indonesia 2014. Edisi 1, Maret 2014. Jakarta : Bank Indonesia Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan. Bank Indonesia. 2014. Laporan Triwulan Otoritas Jasa Keuangan. Triwulan I2014. Jakarta : Otoritas Jasa Keuangan. Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Halaman 264
Account: Ervani Candra Diyanti, Hesti Widianti Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Cetakan kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta. Diah K, Yanuar. 2005. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL terhadap PD BPR BKK Jumantono Periode 20022004. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dwi Prastowo D, dan Rifka Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi). Edisi Kedua. UPP STIM YKPM, Yogyakarta. Hasibuan, H. Melayu S.P., Drs. 2005. Dasar-Dasar Perbankan. Bumi Aksara. Jakarta. Irningsih M, Rambat. 2013. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2009. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Karim, Nur Fitri. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode CAMELS pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Universitas Hasanuddin Makasar. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Komaruddin, Ahmad. 2005. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Munawir S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. PD BKK Tegal Barat. 2013. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan PD BKK Tegal Barat Tahun 2013. Tegal : PD BKK Tegal Barat. Permata S, Marlupi. 2006. Analisis Kinerja Perbankan dengan Menggunakan Metode CAMEL Periode 2002-2004. Universitas Brawijaya Malang. Siamat, Dahlan. 2005. Manajement Lembaga Keuangan. Edisi Kelima. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Syamsudin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Rajawali Pers. Jakarta. Taufik, A Dharnaeny. 2012. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Hasa Mitra dengan Metode CAMEL Periode 20062010. Universitas Hasanuddin Makassar. Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah. UPP STIN YKPN. Yogyakarta. 2015. Peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah. Diakses 15/03/2015. http://www.bphn.go.id/data/documents/02 pdprovjateng019.pdf 2015. Peraturan Perbankan. Diakses 28/05/2015. http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbanka n/Documents/828aa23594154a89aeabab7 dc3103805pbi_130112.pdf.
Halaman 265
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 4 Desember 2015
Format Penulisan Artikel Judul Nama Penulis Pertama Program studi, Nama PT, alamat email Nama Penulis Kedua Program studi, Nama PT, alamat email Abstract (bhs Inggris) Abstrak (bhs Indonesia) Pendahuluan Latar belakang Tujuan Permasalahan Review Pustaka Metode Penelitian Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Ketentuan: Item
Ketentuan
Ukuran kertas
A4
Judul :
Huruf Time New Roman 14 Point, Centre. Title Case Times New Roman 12 Point, Italic
Nama Penulis, Nama Program studi, nama Perguruan Tinggi: Abstract Bahasa Inggris Abstrak Bahasa Indonesia
Time New Roman, Italic 10 point. Times New Roman, Italic, 10 point
Sub judul
Time New Roman, Bold, 11 Point, Title Case
Konten
Dua Kolom, Times New Roman, 10 Point, satu spasi dan garis diantara dua kolom Sesuai standard, lihat contoh di artikel terbitan kali ini. Maksimum 10 halaman Wajib menyebutkan judul dan sumbernya Lihat sample pada terbitan kali ini
Daftar Pustaka Jumlah Halaman Tabel dan grafik Secara menyeluruh
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 4 Desember 2015
Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta Jln Prof. Dr. Ir. G.E. Siwabessy. Kampus UI Depok. Gedung F Lantai 2, Telp 021-7862537, Fax 021-7863537
[email protected]