ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset terapan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan
Implementasi Standard Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SKA-ETAP) dalam Proses Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal 90-96, Redaksi Account menerima Nedsal Sixpria Titi Suhartati, Sabar Warsini.
artikel penelitian untuk
Pengaruh Krisis Subprime Mortgage Terhadap Kinerja Keuangan Indidimuat pada terbitan kator Return Saham Industri Konsumsi Yang Terdaftar di BEI. Hal 97berikunya 106. Ridwan Zulpi Aghayang sesuai dengan
ruangl lingkup jurnal ac-
Studi Terhadap Implementasi Kurikulum Program Studi Komputerisasi count. Akuntansi di Indonesia. Hal 107-117, Ali Masjono.
Kirim artikel anda ke
Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi dalam Laporan Keuangan. Hal
[email protected]. 118-125, Eli Suhayati. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going ConSesuaikan format tulisan an- di Bursa Efek Indonesia. cern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar daSharlita dengan yang terseHal 126-135, Saraformat Izzati, Lana Sularto.
dia di halaman belakang,
Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Corporate atau kirim email dengan isi Social Responsilbility pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa request for2010-2013. format keHal email Efek Indonesia Periode 136-143, Shinta Nur Amalia, Lana diatas Sularto. Optimalisasi Dana Bergulir dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Miskin (Studi Kasus Dana PNPM Mandiri Perkotaan di Provinsi Sumatera Barat). Hal 144-150, Veriyetmi Wira, Gustati. Apakah Mahasiswa di Kelas Pengauditan Mendukung Penggunaan Crossword Puzzle?, Hal 151-157, Yanto Darmawan, Yudi Santara Setyapurnama. Pengaruh Anggaran Partisipatip terhadap Kinerja Manajerial dengan Locus of Control sebagai Variabel Moderating (studi Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung). Hal 158-163, Dena Adilla Gunawan, Ivan A. Setiawan. Profile Demografis Nasabah E-Banking. Hal 164-169, Petrus Hari Kuncoro Seno, Ali Masjono.
Redaksi Account
menerima artikel penelitian untuk dimuat pada terbitan berikutnya yang sesuai dengan ruang lingkup jurnal account. Kirim artikel anda ke
[email protected]. Sesuaikan format tulisan anda dengan format yang tersedia di halaman belakang, atau kirim email dengan isi request for format ke email diatas
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Susunan Redaksi: Pengarah: Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin Penangung Jawab Elly Mirati
:
Pimpinan Redaksi Ali Masjono Tim Redaksi: Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim, Ahmad Abror, Bambang Waluyo , Chaterina Somangungsong, Silvia Roza, Supriatnoko Mitra Bestari: Dr Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang) Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma) Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi, mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan bidang akuntansi, keuangan dan perbankan. Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk menyalurkan berbagai pemikiran baru dan tujuan lainnya yang relevan.
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Dari Redaksi Syukur Alhamdulillah, jurusan akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dapat menerbitkan jurnal ilmiah yang kedua “Account” dengan No ISSN 2338-9753. Dalam kesempatan terbitan kedua ini (Vol 1 No 2 Edisi Desember 2014) diturunkan tulisan hasil penelitian para dosen program studi akuntansi, program studi keuangan dan perbankan konvensional dan syariah dimana pada edisi ini ada sumbangan artikel dari Perguruan Tinggi lain, redaksi mengucapkan terima kasih atas partisipasinya. Pada edisi kedua ini diterbitkan tulisan mengenai implementasi standar Akuntansi SAK-ETAB, studi implementasi kurikulum program studi komputerisasi, kajian kualitas informasi dalam laporan keuangan, faktor factor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern di BEI, Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI dan beberapa kajian lainnya yang telah tersaji pada terbitan kali ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim editor yang telah bekerja sama dalam menyukseskan terbitan kedua ini. Besar harapan dari redaksi bahwa para dosen dari seluruh Indonesia yang berkepentingan dengan publikasi hasil penelitian dapat berpartisipasi dengan mengirimkan artikelnya ke redaksi.
Semoga bermanfaat
Depok 1 Desember 2014
Pimpinan Redaksi
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sharlita Sara Izzati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
[email protected] Lana Sularto Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
[email protected]
Abstract This study aims to analyze the factors that affect the going concern audit opinion on companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study uses the size of the public accounting firms, the previous year's audit opinion, profitability, leverage, and company growth as the independent variables. This study conducted to examine whether the size of the public accounting firms, the previous year's audit opinion, profitability, leverage, and company growth affect the going concern audit opinion. The population used in this study is all companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in the period of the year 2011 through 2013, sampling conducted using purposive sampling method in order to get a sample of 25 companies. Logistic regression used as the analytical tool. The result shows that partially, only the previous year's audit opinion and profitability variables that has significant influence on the likelihood of going concern audit opinion. While simultaneously, all the variables: size of the public accounting firms, the previous year's audit opinion, profitability, leverage, and company growth are significantly influenced the likelihood of going concern audit opinion. Key words: Going Concern Audit Opinion, Size of the public accounting firms, Provitability, Leverage, Company Growth
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011 sampai 2013. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga didapat sampel sebanyak 25 perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel opini audit tahun sebelumnya dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Sedangkan secara simultan, variabel ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Kata Kunci: Opini Audit Going Concern, Ukuran KAP, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Halaman 126
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Pendahuluan Latar Belakang Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Dalam hal ini, auditor memiliki peran penting dalam menjembatani kepentingan para pemakai laporan keuangan dengan kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Auditor berperan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan yang tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya dengan cara melakukan audit atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Auditor akan melakukan pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor akan menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang telah diauditnya dengan mengeluarkan opini audit. Laporan keuangan yang telah diaudit tentunya sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan. Hal ini disebabkan data keuangan perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja dan kondisi perusahaan yang sebenarnya yang telah mendapatkan pernyataan wajar dari auditor. Walaupun tujuan audit bukan untuk menilai kesehatan keuangan suatu entitas, namun auditor juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SA Seksi 341). Kelangsungan hidup dan kegagalan usaha perusahaan adalah dua sisi yang saling bertolak belakang. Konsep going concern mengasumsikan bahwa suatu entitas akan tetap beroperasi selama jangka waktu di masa depan yang diharapkan (Horngren et al, 2009). Perusahaan dianggap tidak akan berhenti, ditutup atau dilikuidasi di masa yang akan datang (Harahap, 2012). Namun, kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya selalu ada, terlebih lagi dalam kondisi krisis ekonomi dan keuangan.
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Seorang auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang berkualitas tinggi yang akan berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan. De Angelo (1981) dalam Ramadhany (2004) menyatakan bahwa perusahaan audit berskala besar memiliki insentif lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan perusahaan audit berskala kecil. Perusahaan audit berskala besar juga lebih cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Pendapat tersebut berarti bahwa perusahaan audit berskala besar cenderung mengungkapkan masalah going concern kliennya jika terbukti kliennya memiliki masalah dalam hal mempertahankan kelangsungan hidupnya. Opini audit going concern pada tahun sebelumnya juga akan menjadi salah satu pertimbangan auditor dalam mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Nogler (1995) dalam Ramadhany (2004) mendapat bukti bahwa setelah perusahaan mendapat opini going concern dari auditor, perusahaan yang bersangkutan harus menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga tidak lagi mendapat opini going concern pada tahun selanjutnya. Jika perusahaan tidak berhasil menunjukkan peningkatan signifikan, maka perusahaan akan mendapatkan opini going concern kembali pada tahun berikutnya. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat ROA suatu perusahaan, maka semakin baik pula kinerja perusahaan dalam mengelola asetnya untuk mendapatkan laba sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, dapat pula dikatakan bahwa semakin tinggi ROA suatu perusahaan, semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapat opini audit going concern dari auditor. Rasio leverage mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). Dalam penelitian ini, rasio leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio leverage yang tinggi mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan yang buruk sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan (Wibisono, 2013). Dengan demikian, semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern dari auditor.
Halaman 127
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya sehingga kemungkinan untuk mendapatkan opini yang baik (opini non going concern) akan lebih besar (Santosa dan Wedari, 2007). Sedangkan perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar ke arah kebangkrutan. Kebangkrutan ini merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern.
Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan pada masalah berikut: 1. Apakah ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Tujuan Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Review Pustaka
utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain (SA Seksi 341). Konsep kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa suatu entitas akan tetap beroperasi selama jangka waktu di masa depan yang diharapkan (Horngren et al, 2009). Perusahaan didirikan tentunya dengan maksud untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan tetap terus beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama atau memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk menjalankan visi dan misinya (Hery, 2013).
B. Opini Audit Going Concern Meskipun tujuan audit bukan untuk menilai kesehatan keuangan suatu entitas, auditor bertanggung jawab untuk menilai apakah entitas yang diaudit memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Mulyadi, 2002). Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang jika dipertimbangkan secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Berikut ini adalah beberapa kondisi dan peristiwa yang dapat menyebabkan keraguan besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya seperti yang tercantum dalam SA Seksi 341: 1.
2.
3.
A. Going Concern Asumsi going concern merupakan salah satu asumsi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas ekonomi. Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
4.
Trend negatif, sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali terjadi; kekurangan modal kerja; arus kas negatif dari kegiatan usaha; serta ratio keuangan penting yang jelek. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa; penunggakan pembayaran dividen; penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa; restrukturisasi utang; kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru; atau penjualan sebagian besar aktiva. Masalah intern, sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain; ketergantungan besar atas sukses projek tertentu; komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis; serta kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. Masalah ekstern, sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan; keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, dan kekeringan
Halaman 128
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto yang tidak diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti yang telah disebutkan di atas, auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa yang mengindikasikan adanya keraguan besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen meliputi: a. Rencana untuk menjual aktiva b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik Jika entitas yang bersangkutan tidak memiliki rencana manajemen, maka auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tersebut tidak efektif mengurangi dampak negatif dari kondisi atau peristiwa yang mengindikasikan adanya masalah going concern sehingga auditor menyatakan tidak memberi pendapat (disclaimer opinion). Namun jika auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat dilaksanakan secara efektif, maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha. Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut memadai, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language) mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka auditor akan memberi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau pendapat tidak wajar (adverse opinion) karena terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
C. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern 1.
Ukuran KAP Seorang auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang berkualitas tinggi yang akan berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan. De Angelo
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
(1981) dalam Ramadhany (2004) menyatakan bahwa perusahaan audit skala besar memiliki insentif lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan perusahaan audit skala kecil. Perusahaan audit berskala besar juga lebih cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Pendapat tersebut berarti bahwa perusahaan audit berskala besar cenderung mengungkapkan masalah going concern kliennya jika terbukti kliennya memiliki masalah dalam hal mempertahankan kelangsungan hidupnya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H1: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern 2.
Opini Audit Tahun Sebelumnya Mutchler (1984) dalam Ramadhany (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Nogler (1995) dalam Ramadhany (2004) mendapat bukti bahwa setelah perusahaan mendapat opini going concern dari auditor, perusahaan yang bersangkutan harus menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga tidak lagi mendapat opini going concern pada tahun selanjutnya. Jika perusahaan tidak berhasil menunjukkan peningkatan signifikan, maka perusahaan akan mendapatkan opini going concern kembali pada tahun berikutnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penerimaan opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya memiliki hubungan yang positif dengan penerimaan opini audit going concern pada tahun berjalan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H2: Opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berikutnya. 3.
Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA). Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu (Sartono, 2001). Semakin tinggi Return On Assets maka semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola aset-aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan,
Halaman 129
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto maka semakin rendah kemungkinan perusahaan mendapat opini audit going concern dari auditor (Kristiana, 2012). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H3: Rasio profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern 4.
Leverage Rasio leverage mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman) kepada kreditur. Dalam penelitian ini, rasio leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio leverage yang tinggi mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan yang buruk sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan (Wibisono, 2013). Dengan demikian, semakin tinggi rasio leverage suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern dari auditor. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H4: Rasio leverage berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berikutnya. Pertumbuhan Perusahaan Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya sehingga kemungkinan untuk mendapatkan opini yang baik (opini non going concern) akan lebih besar (Santosa dan Wedari, 2007). Sedangkan perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar ke arah kebangkrutan. Kebangkrutan ini merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang negatif cenderung mendapatkan opini going concern dari auditor. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern
report (GCAR). Sedangkan angka 0 diberikan untuk perusahaan yang menerima opini audit tanpa going concern audit report (Non GCAR) Variabel Independen (X): a. Ukuran KAP Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Angka 1 diberikan untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bekerja di KAP yang berafiliasi dengan KAP big four. Sedangkan angka 0 diberikan untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bukan bekerja di KAP yang berafiliasi dengan KAP big four. b. Opini Audit Tahun Sebelumnya Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Angka 1 diberikan untuk perusahaan yang mendapatkan opini audit dengan going concern audit report pada tahun sebelum tahun berjalan. Sedangkan angka 0 diberikan untuk perusahaan yang tidak mendapat opini audit dengan going concern audit report pada tahun sebelum tahun berjalan. c. Profitabilitas Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA). Rumus:
d.
Leverage Rasio leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rumus:
e.
Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan diukur menggunakan rasio pertumbuhan laba. Rumus:
5.
Metode Penelitian Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen (Y): Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Angka 1 diberikan untuk perusahaan yang mendapat opini audit dengan going concern audit
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Populasi dan Sampel Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 sampai dengan 2013. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Proses seleksi sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Halaman 130
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto Tabel 1. Proses Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria No. 1.
Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 2011 sampai tahun 2013 2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah tanggal 1 Januari 2011. 3. Perusahaan manufaktur yang delisting selama periode penelitian (2011 – 2013) 4. Perusahaan manufaktur yang datanya tidak tersedia pada website IDX. 5. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan laba secara konsisten selama periode penelitian (2011 – 2013). 6. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak menggunakan mata uang Rupiah secara konsisten selama periode penelitian (2011 – 2013). Jumlah sampel penelitian/tahun Jumlah tahun pengamatan Total sampel selama periode penelitian Sumber : Data olahan penulis
Metode Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik dengan dibantu software SPSS versi 20.0. Model regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabelvariabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
Keterangan: GC Α β1, β2, β3, β4, β5 KAP OASBLM ROA DER EATGR
: : : : : :
Opini audit going concern Konstanta Koefisien regresi Ukuran KAP Opini audit tahun sebelumnya Return On Assets (Profitabilitas) : Debt to Equity Ratio (Leverage) : EAT Growth (Pertumbuhan perusahaan)
Pengujian menggunakan model regresi logistik ini memperhatikan pengujian-pengujian berikut ini: a. Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow‟s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow‟s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka model mampu memprediksi nilai observasinya atau model cocok dengan data. Begitu pula sebaliknya. b. Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Apabila nilai - 2 LL pada saat Block Number = 0 lebih besar dari nilai - 2 LL pada saat Block Number = 1, maka model regresi dapat dikatakan baik. Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of square error” pada model regresi, sehingga penurunan Log
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Jumlah
Akumulasi 143
(12)
131
(7)
124
(5) (80)
119 39
(14)
25
25 3 75
seperti ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan going concern audit report. Model regresi logistik dalam penelitian ini dinyatakan dalam persamaan berikut:
Likelihood menunjukkan model regresi yang lebih baik. c. Pengujian Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%. Jika nilai probabilitas (sig) lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 5%, maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Begitu pula sebaliknya. d. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) di dalam regresi logistik mengukur proporsi varian di dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen (Widarjono, 2010). Nilai koefisien determinasi (R2) dalam regresi logistik menggunakan versi yang disarankan oleh Nagelkerke, sehingga disebut dengan Nagelkerke R Square.
Pembahasan a. Kelayakan Model Regresi Seperti yang terlihat pada tabel 2 di bawah ini, nilai statistik Hosmer and Lemeshow‟s Goodness of Fit Test sebesar 0,503. Nilai tersebut
Halaman 131
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto lebih besar dari 0,05 model mampu memprediksi nilai observasinya atau model cocok dengan data. Tabel 2. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Step 1
Hosmer and Lemeshow Test Chi-square df 6.315 7
Sig.
Likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik. Tabel 3. Nilai -2 Log Likelihood pada Awal (BlockNumber = 0) Iteration Historya,b,c -2 Log likelihood
Iteration
Coefficients Constant -.453 -.461 -.461
.503
b. Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Pada tabel 3, nilai -2 Log Likelihood pada awal (Block Number = 0) sebesar 100,085, sedangkan pada tabel 4, nilai -2 Log Likelihood akhir pada saat (Block Number = 1) mengalami penurunan menjadi 33,995. Penurunan Log
1 100.086 2 100.085 3 100.085 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 100.085 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Step 0
Tabel 4. Nilai -2 Log Likelihood pada saat Block Number = 1 Iteration Historya,b,c,d Iteration
-2 Log likelihood
Constant -1.610 -2.222 -2.506 -2.575 -2.580 -2.580
KAP -.610 -1.475 -2.350 -2.720 -2.767 -2.768
Coefficients OASBLM ROA 3.246 -1.544 4.520 -3.499 5.241 -4.214 5.500 -4.347 5.532 -4.355 5.533 -4.355
1 42.417 2 35.388 3 34.107 Step 1 4 33.996 5 33.995 6 33.995 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 100.085 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
c.
DER .003 .008 .008 .004 .003 .003
EATGR -.001 -.002 -.004 -.005 -.006 -.006
Persamaan Regresi Tabel 5. Persamaan Regresi Logistik Variables in the Equation B
S.E.
Wald
KAP -2.768 1.549 3.194 OASBLM 5.533 1.195 21.421 ROA -4.355 2.179 3.996 Step 1a DER .003 .051 .003 EATGR -.006 .020 .084 Constant -2.580 .658 15.375 a. Variable(s) entered on step 1: KAP, OASBLM, ROA, DER, EATGR.
df
Sig. 1 1 1 1 1 1
Exp(B)
.074 .000 .046 .958 .771 .000
.063 252.866 .013 1.003 .994 .076
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20.0
Dari tabel 5 dapat diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut:
d. Pengujian Hipotesis Pada tabel 5, dapat dilihat hasil uji hipotesis untuk masing-masing variabel independen sebagai berikut: H1: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
opini audit going concern. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) variabel ukuran KAP (KAP) sebesar 0,074. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Persamaan regresi pada tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel ukuran KAP bertanda negatif, yaitu sebesar -2,768. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari
Halaman 132
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto (2007), Susanto (2009), serta Arsianto dan Rahardjo (2013) yang menemukan bukti bahwa kualitas audit atau reputasi auditor yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa ketika auditor menjalankan tugasnya untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pendapat atas laporan keuangan kliennya, auditor tersebut akan berusaha menjaga dan mempertahankan reputasinya dengan selalu bersikap objektif dan independen terhadap kliennya. Apabila auditor menilai bahwa kliennya mempunyai masalah dalam hal mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor tersebut akan mengeluarkan opini audit going concern tanpa memandang apakah auditor berasal dari KAP Big Four ataupun KAP Non Big Four. Dengan demikian, besar kecilnya KAP tidak mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan penerimaan opini audit going concern. H2: Opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berikutnya. Pengujian terhadap variabel opini audit tahun sebelumnya menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Dari hasil pengujian pada tabel 5 diketahui bahwa nilai probabilitas (sig) variabel opini audit tahun sebelumnya sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Persamaan regresi pada tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari variabel opini audit tahun sebelumnya bertanda positif yaitu sebesar 5,533. Tanda dari koefisien regresi variabel opini audit tahun sebelumnya sudah sesuai dengan hipotesis yang diajukkan. Dengan demikian, variabel opini audit pada tahun sebelumnya selain berpengaruh signifikan juga berpengaruh secara positif terhadap penerimaan opini going concern. Hal ini berarti bahwa jika perusahaan mendapat opini going concern pada tahun sebelumnya, perusahaan tersebut cenderung akan menerima opini yang sama dengan tahun sebelumnya untuk tahun berjalan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Ramadhany (2004), Santosa dan Wedari (2007), serta Solikhah dan Kiswanto (2010) yang menemukan bukti bahwa jika perusahaan mendapat opini audit going concern pada tahun sebelumnya, perusahaan tersebut cenderung akan menerima opini yang sama dengan tahun sebelumnya untuk tahun berjalan jika perusahaan tidak berhasil menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa auditor akan mempertimbangkan opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya dalam mengeluarkan opini audit untuk tahun berjalan.
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Meskipun demikian, penerbitan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan tidak semata-mata didasarkan pada opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya. Namun lebih kepada efek yang terjadi akibat pemberian opini audit going concern yang menyebabkan hilangnya kepercayaan dari publik akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga akan mempersulit perusahaan untuk bangkit dari keterpurukan usaha yang dihadapinya. H3: Rasio profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit). Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA). Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Hasil pengujian hipotesis pada tabel 5 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) variabel profitabilitas (ROA) sebesar 0,046. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Persamaan regresi pada tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari variabel profitabilitas (ROA) bertanda negatif yaitu sebesar -4,355. Tanda dari koefisien regresi variabel profitabilitas (ROA) sudah sesuai dengan hipotesis yang diajukkan. Dengan demikian, variabel profitabilitas (ROA) selain berpengaruh signifikan juga berpengaruh secara negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi profitabilitas (ROA) suatu perusahaan, maka semakin rendah kemungkinan perusahaan tersebut mendapat opini audit going concern dari auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008), Susanto (2009), dan Kristiana (2012) yang menemukan bukti bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern secara negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi ROA suatu perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola aset-aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin rendah kemungkinan perusahaan tersebut mendapat opini audit going concern. H4: Rasio leverage berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berikutnya.
Halaman 133
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto Rasio leverage mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman) kepada kreditur. Dalam penelitian ini, rasio leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Dari hasil pengujian pada tabel 5 didapat bahwa variabel leverage (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas (sig) variabel leverage (DER) yaitu sebesar 0,958. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Meskipun variabel leverage (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern tetapi nilai koefisien regresi dari variabel leverage (DER) seperti yang tercantum dalam tabel 5 bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diajukkan yaitu sebesar 0,003. Angka ini menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage (DER) suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern dari auditor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008), Susanto (2009), dan Wibisono (2013) yang menemukan bukti bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Variabel leverage yang tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern menunjukkan bahwa meskipun tingkat hutang (pinjaman) perusahaan tinggi, namun selama perusahaan masih dapat menjaga kinerja perusahaannya dengan baik, maka perusahaan tidak mendapat opini going concern dari auditor. Dalam hal ini, tingginya hutang (pinjaman) yang dimiliki perusahaan harus selalu diiringi dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Dengan adanya laba, investor atau pemakai laporan keuangan lainnya menganggap bahwa perusahaan masih dapat menjalankan operasinya dengan baik. Dengan kata lain, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat menjaga kelangsungan usahanya. H5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Pertumbuhan perusahaan diukur menggunakan rasio pertumbuhan laba (EAT Growth). Dari hasil pengujian didapat bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas (sig) variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth) sebesar 0,771. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Meskipun variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
terhadap penerimaan opini audit going concern tetapi nilai koefisien regresi dari variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth) seperti yang tercantum dalam tabel 5 bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diajukkan yaitu sebesar -0,006. Angka ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan perusahaan (EAT Growth), maka semakin rendah kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern dari auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) yang menemukan bukti bahwa pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Variabel pertumbuhan perusahaan yang tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern menandakan bahwa apabila perusahaan mengalami penurunan laba, perusahaan tersebut tidak mendapat opini audit going concern selama perusahaan tersebut tetap memperoleh laba. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik. Dengan kata lain, adanya laba yang didapat oleh perusahaan menandakan perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
e. Koefisien Determinasi Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square 1 33.995a .586 .795 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Step
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20.0 Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 6 adalah 0,795 atau 79,5%. Hal ini menunjukkan bahwa 79,5% variasi dari opini audit dengan going concern audit report bisa dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen (ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan). Sedangkan sisanya sebesar 20,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini .
Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel opini audit tahun sebelumnya dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Halaman 134
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto 2.
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Daftar Pustaka Agoes, Soekrisno. 2012. Auditing “Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik”, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Agoes, Soekrisno dan Jan Hoesada. 2012. Bunga Rampai Auditing, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Arsianto, Maydica Rossa, Shiddiq Nur Rahardjo. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3: 1 – 8. Baroroh, Ali. 2013. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers. Horngren, Charles T., Walter T. Harrison, dan Linda Smith Bamber. 2009. Akuntansi, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks. Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2002 – 2005). Jurnal Maksi, Vol. 8, No. 1, Januari: 43 – 58. Kartika, Andi. 2012. Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Dinamika Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Mei: 25 – 40. Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Januari: 1 – 5. Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 8, No. 1, Juni: 78 – 93.
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Purba, Marisi P. 2009. Asumsi Going Concern “Suatu Tinjauan terhadap Dampak Krisis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan”, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Tesis Program Magister Akuntansi Universitas Diponegoro. Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 11, No. 2, Desember: 141 – 158. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Satistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Solikhah, Badingatus dan Kiswanto. 2010. Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Maret: 56 – 64. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sunyoto Danang. 2014. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3. Desember: 155 – 173. Warnida. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing di BEI). Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 6, No. 1, Juni: 30 – 43. Wibisono, Edward Akiko. 2013. Prediksi Kebangkrutan, Leverage, Audit Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Going Concern Perusahaan Manufaktur BEI. Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 4, Desember: 362 – 373. Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeua ngandantahunan.aspx http://www.sahamok.com/perusahaan-manufakturdi-bei/ http://alengwee.files.wordpress.com/2011/10/saseksi-341.pdf
Halaman 135
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Format Penulisan Artikel Judul Nama Penulis Pertama Program studi, Nama PT, alamat email Nama Penulis Kedua Program studi, Nama PT, alamat email Abstract (bhs Inggris) Abstrak (bhs Indonesia) Pendahuluan Latar belakang Tujuan Permasalahan Review Pustaka Metode Penelitian Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Ketentuan: Item
Ketentuan
Ukuran kertas
A4
Judul :
Huruf Time New Roman 14 Point, Centre. Title Case Times New Roman 12 Point, Italic
Nama Penulis, Nama Program studi, nama Perguruan Tinggi: Abstract Bahasa Inggris Abstrak Bahasa Indonesia
Time New Roman, Italic 10 point. Times New Roman, Italic, 10 point
Sub judul
Time New Roman, Bold, 11 Point, Title Case
Konten
Dua Kolom, Times New Roman, 10 Point, satu spasi dan garis diantara dua kolom Sesuai standard, lihat contoh di artikel terbitan kali ini. Maksimum 10 halaman Wajib menyebutkan judul dan sumbernya Lihat sample pada terbitan kali ini
Daftar Pustaka Jumlah Halaman Tabel dan grafik Secara menyeluruh
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta Jln Prof. Dr. Ir. G.E. Siwabessy. Kampus UI Depok. Gedung F Lantai 2, Telp 021-7862537, Fax 021-7863537
[email protected]