11. Persentase usia perkawinan pertama di bawah 18 tahun a. Berapa persentase anak laki-laki dan perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya? Persentase anak laki-laki dan perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun, pada tahun 2014 dan tahun 2013 ada pada tabel di bawah ini :
No 1
Kel.Umur Usia < 20 th
Jumlah perkawinan Tahun 2013 Jml
%
7.383
33,02
Jumlah perkawinan Tahun 2014 Jml % 7.732
31,43
Sumber : BKB Jumlah perkawinan usia kurang dari 18 tahun di Kabupaten Malang yaitu dengan 2437 (sebanyak 148 laki-laki dan 164 perempuan telah mendapatkan penetapan pengadilan) dari total pernikahan sejumlah 7.383 pada tahun 2013 dan 2.430 perempuan dari total pernikahan sejumlah 7.732 pada tahun 2014. Sedangkan perkawinan usia 18-20 tahun pada tahun 2013 sebanyak 4.946 dan perkawinan usia 18-20 tahun pada tahun 2014 sejumlah 5.302. Sedangkan idealnya menikah menurut remaja wanita antara 20 – 24 tahun, namun masih ada remaja perempuan yang menganggap ideal kawin dibawah usia 20 tahun. Sementara remaja laki-laki menganggap ideal kawin diatas 25 tahun. Menyikapi keadaan ini,
Pemerintah
Kabupaten Malang
bekerja ekstra untuk
memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terutama bagi remaja wanita dibawah usia 20. Adapun data Pernikahan Usia Anak di kabupaten Malang sampai bulan maret tahun 2015 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
DAFTAR NIKAH BERDASARKAN UMUR ISTERI KABUPATEN MALANG PADA BULAN MARET 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 1'8. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Kecamatan DONOMULYO PAGAK BANTUR SBR. MANJING WT. DAMPIT AMPELGADING PONCOKUSUMO WAJAK TUREN GONDANGLEGI KALIPARE SBR. PUCUNG KEPANJEN BULULAWANG TAJINAN TUMPANG JABUNG PAKIS PAKISAJI NGAJUM WAGIR DAU KARANGPLOSO SINGOSARI LAWANG PUJON NGANTANG KASEMBON TIRTOYUDO GEDANGAN KROMENGAN WONOSARI PAGELARAN KAB. MALANG Sumber : BKB
Umur Perempuan < 20Th 39 60 39 121 141 67 0 113 98 85 58 52 164 78 40 96 70 253 66 67 58 61 56 109 78 66 107 46 93 34 29 58 8 2510
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
b. Apa penyebab terjadinya pernikahan usia anak. Jelaskan? Jawab : Penyebab terjadinya pernikahan usia anak dapat dijelaskan antara lain : a). Keinginan untuk segera mendapatkan tambahan anggota keluarga. b). Tidak adanya pengertian mengenai akibat buruk, perkawinan terlalu muda, baik bagi mempelai itu sendiri dan keturunannya. c). Pengaruh budaya tradisional, sifat kolot orangtua yang tidak mau menyimpang dari ketentuan adat, kebanyakan orang desa mengatakan bahwa mereka itu mengawinkan anaknya begitu muda karena mengikuti adat. d). Pergaulan bebas di kalangan remaja serta pengaruh lingkungan. e). Pengaruh perkembangan teknologi informasi pada ,media (terutama informasi melalui media internet) yaitu terutama informasi yang bersifat negatif yang mempengaruhi budaya bergaul anak muda. Hal tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong terjadinya perkawinan usia muda yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat antara lain : 1.
Ekonomi Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban orangtuanya, maka dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu.
2.
Pendidikan Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua anak dan masyarakat, menyebabkan adanya keinginan mengawinkan anaknya yang masih di bawah umur.
3.
Faktor orangtua Orang tua khawatir terkena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga mengawinkan anaknya.
4.
Media Massa Gencarnya expose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian prinsip terhadap seks.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
c. Sebutkan program/kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan angka pernikahan usia anak? Jawab : Program/kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan angka pernikahan usia anak antara lain dapat dijelaskan bahwa pola pikir yang terjadi di masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar yang mempengaruhi tingginya angka pernikahan dini. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah Kabupaten Malang menghimbau kepada masyarakat setempat untuk mengubah pola pikir tentang menikah di usia dini supaya kualitas hidup meningkat. Program pembangunan yang berkaitan adalah program keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranya : 1. Program Pendewasaan Usia Perkawinan. Program ini dilatarbelakangi beberapa hal : a. Semakin banyaknya kasus pernikahan usia dini b. Banyaknya kasus kehamilan yang tidak diinginkan c. Banyaknya
kasus pernikahan usia dini dan kasus kehamilan yang tidak
diinginkan menyebabkan pertambahan penduduk semakin cepat d. Pertumbuhan penduduk tinggi sedangkan kualitasnya rendah e. Menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis, cekcok, terjadi perselingkuhan, KDRT dan rentan terhadap perceraian. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tinggi saja, tetapi mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup matang. PUP memberikan dampak pada peningkatan usia kehamilan pertama yang pada dasarkanya akan menurunkan Total Furtility Rate (TFR). Yang mana upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama saat mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Tujuan program Pendewasaan Usia Perkawinan
(PUP) adalah memberikan
pengertian dan kesadaran kepada remaja agar di dalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga yang terkait kesiapan fisik / mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran yang dapat memberikan pertimbangan tentang perlunya peningkatan usia perkawinan yang lebih dewasa. 2. PUP dan perencanaan keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi diantaranya : a. Batas usia perkawinan dan pencegahan pernikahan dini b. Kesehatan Reproduksi dan pernikahan usia dini ( Sasarannya remaja usia 16 sampai 20 tahun).
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
c. Pernikahan usia dini dan permasalahannya (untuk remaja usia 16 samapai 20 tahun). 3. PUP dalam Mewujudkan Generasi Berencana (Genre). Peraturan Perundang-undangan masih terlalu rendah mengatur usia pernikahan seseorang. Saat ini telah diusulkan revisi terhadap UU Perlindungan Anak khususnya penjelasan tentang umur minimal seseorang boleh menikah, yakni usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Karena pernikahan usia dini tidak selamanya memberikan dampak positif, tetapi merugikan masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya, melalui Generasi Berencana, ditujukan untuk generasi muda dengan sebutan (Genre). Dalam Genre, generasi pada masa transisi merencanakan kapan menikah dengan usia perkawinan sampai dengan 20 tahun untuk perempuan, dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan perencanaan dan persiapan kehidupan berumah tangga, kapan harus hamil, berapa jarak kelahiran dan bercita – cita untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, kelak menjadi keluarga yang berkualitas dan dapat mencegah ledakan penduduk di masa yang akan datang. Pemuda dan usia perkawinan juga secara langsug memberikan dampak mempercepat penurunan tingkat kelahiran, penurunan angka kematian ibu, anak dan bayi karena pada saat melahirkan ibu lebih matang dan dewasa. 4. Keutamaan Psikologi remaja Keutamaan Psikologi remaja diperlukan dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga dengan maksud antara lain : 1). Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya
secara
efektif 2). Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. 5. Kematangan Sosial Remaja Kematangan Sosial Remaja diperlukan dalam menyiapkan kehidupan – kehidupan berkeluarga dengan maksud diantaranya : a. Memahami dan menyesuaikan diri, baik dalam lingkungan baru maupun antar lain jenis. b. Menjalankan peran sosial dalam lingkungan masyarakat. c. Mempraktekkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Adapun program untuk mendukung penurunan angka pernikahan usia anak dilakukan melalui kegiatan : 1. Fasilitasi pembentukan forum remaja yang bertujuan untuk melakukan pencerdasan terhadap diri sendiri dan masyarakat mengenai persiapan –
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
persiapan sebelum perkawinan serta resiko pernikahan dini. Penyelenggaranya Badan Keluarga Berencana. 2. Sarasehan Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi, dengan membentuk forum remaja di setiap puskesmas yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan dan Bagian Kesra Setda Kabupaten Malang. 3. Sosialisasi Pendewasaan usia perkawinan berbasis Remaja Masjid di 293 Masjid di Kabupaten Malang. Penyelenggaraan LP2M UIN Maliki. 4. Mengimajinasi Kader-kader TP-PKK atau Karangtaruna sebagai konselor keluarga untuk menguatkan kesehatan dan ketahanan keluarga dengan diawali pilot project di beberapa Kecamatan. Penyelenggara PSG UIN Maliki. 5. Membentuk Famili Corner dengan tujuan untuk memfasilitasi permasalahan keluarga di Kecamatan Bululawang dan Sumberpucung. penyelenggara LP2M UIN Maliki. 6. Workshop terkait data Gender dan anak, khususnya pemetaan dan data angka pernikahan dini, sebagai dasar untuk melakukan program atau kegiatan yang dapat menurunkan atau meminimalisasi angka pernikahan dini. 7. Parenting Skill bagi orangtua atau Walimurid, dilakukan agar orangtua memberikan pengakuan terhadap kemampuan anak.
Anak didengarkan
pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga berlatih untuk bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Peran orang tua disini memberikan bimbingan tetapi tidak mengatur anak dan memberi penjelasan tentang hal – hal yang perlu disiapkan dalam perkawinan.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
d. Instansi/SKPD, lembaga, masyarakat, dan Dunia Usaha mana saja yang terlibat dalam upaya menurunkan angka pernikahan usia anak? Sebutkan! Jawab : Instansi/SKPD, lembaga, masyarakat, dan Dunia Usaha mana saja yang terlibat dalam upaya menurunkan angka pernikahan usia anak antara lain Badan KB, Dinas Kesehatan, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan melaksanakan program antara lain : 1. Pembinaan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Pendewasaaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan, perempuan mencapai minimal usia 20 tahun dan laki-laki usia 25 tahun. Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Badan Keluarga Berencana.Tujuannya untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar dalam merencanakan keluarga mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga. Baik itu kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan , sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran menurunkan Total Fertility Rate. Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena dilatarbelakangi beberapa hal seperti berikut : a. Semakin banyaknya kasus pernikahan usia dini maka semakin banyaknya kasus kehamilan yang tidak diingingkan. b. Menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis, sering cekcok, terjadi perselingkuhan, terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian. c. Dari segi kesehatan, dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada ibu serta bayinya, seperti: Keguguran, Preeklamsia/ Eklamsia (keracunan kehamilan), Timbulnya kesulitan persalinan, Bayi lahir sebelum waktunya, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), Kanker leher rahim. 2.
Kesehatan Reproduksi Remaja melalui advokasi dan KIE Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja, tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Kebersihan organ-organ genital Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus. b. Akses terhadap pendidikan kesehatan Remaja mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi remaja yang diajarkan di sekolah dan di dalam lingkungan keluarga. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja tersebut berguna untuk kesehatan remaja itu sendiri khususnya untuk mencegah dilakukannya perilaku seks pranikah, penularan penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut rahim, kehamilan diluar nikah, gradasi moral bangsa, dan masa depan yang suram dari remaja tersebut. c. Hubungan seksual pranikah Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir dengan aborsi. Aborsi yang disengaja berisiko lebih besar pada remaja putri dibandingkan pada mereka yang lebih tua. Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan macet, perdarahan, dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang berhubungan dengan kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya, hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya secara umum. Selain itu aborsi juga dapat menyebabkan gangguan mental pada remaja yaitu adanya rasa bersalah, merasa kehilangan harga diri, gangguan kepribadian seperti berteriak-teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali, bahkan dapat menyebabkan perilaku pencobaan bunuh diri. d. Penyalahgunaan NAPZA NAPZA adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Pengaruh dari zat tersebut diantaranya penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang luar biasa. Penggunaan NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi
karena
penggunaan
NAPZA
akan
berpengaruh
terhadap
meningkatnya perilaku seks bebas. e. Pengaruh media massa Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya artikel-artikel yang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan reproduksinya. f.
Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik, ataupun posyandu. Dengan akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan, remaja
dapat
melakukan
konsultasi
tentang
kesehatannya
khususnya
kesehatan reproduksinya dan mengetahui informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Remaja juga dapat melakukan tindakan pengobatan apabila
remaja
sudah
terlanjur
mendapatkan
masalah-masalah
yang
berhubungan dengan organ reproduksinya seperti penyakit menular seksual. g. Hubungan harmonis dengan keluarga Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Remaja juga dapat memperoleh informasi yang benar dari kedua orangtuanya tentang perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan. Di dalam keluarga, remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan yang harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan informasi awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi seorang remaja. h. Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang penularannya melalui hubungan seksual. Cara penularannya tidak hanya terbatas secara genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital. Sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu kontak langsung dengan alat-alat seperti handuk, pakaian, bahkan termometer. Selain itu penyakit menular seksual dapat juga ditularkan oleh ibu kepada bayinya ketika di dalam kandungan. Kementrian Agama dalam upaya menurunkan angka pernikahan usia anak kegiatan yang telah dilakukan antara lain : 1. Pembinaan Usia nikah dengan sasaran siswa/siswi yang ada di lemaga pendidikan (SMP dan SMA) yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu tahun. 2. Pembinaaan kepada para calon pengantin. 3. Melakukan pembinaan keluarga sakinah tentang pendewasaan pernikahan kepada para guru atau tenaga pendidik. 4. Pembinaan melalui kelompok-kelompok pengajian atau Majelis Taklim yang dilakukan oleh penyuluh Agama Islam yang dilakukan setiap 1 buka sekali.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
e. Siapa sasaran dari program/kegiatan terkait dengan upaya penurunan angka pernikahan usia anak?(orang tua, kelompok anak, TOGA, TOMA, Aparat,dll) Jawab : Sasaran dari program/kegiatan terkait dengan upaya penurunan angka pernikahan usia anak antara lain : 1. Remaja melalui kelompok PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja. Adapun data Bina Keluarga Remaja dapat dilihat pada tabel sebagaimana terlampir. Data Bina Keluarga Remaja se Kabupaten Malang No
Kecamatan
BKR
1 Donomulyo
4
2 Pagak
1
3 Bantur
3
4 Sbr.Manjing W
1
5 Dampit
6
6 Ampelgading
4
7 Poncokusumo
3
8 Wajak
1
9 Turen
6
10 Gondanglegi
6
11 Kalipare
2
12 Sumberpucung
0
13 Kepanjen
18
14 Bululawang
4
15 Tajinan
5
16 Tumpang
15
17 Jabung
6
18 Pakis
3
19 Pakisaji
12
20 Ngajum
1
21 Wagir
9
22 Dau
6
23 Karangploso
2
24 Singosari
9
25 Lawang
5
26 Pujon
4
27 Ngantang
5
28 Kasembon
6
29 Tirtoyudo
2
30 Gedangan
2
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
31 Kromengan
3
32 Wonosari
1
33 Pagelaran
3
Kabupaten
158
Sumber : BKB
2. PPKBD (Pembantu Pembina KB Desa), Sub PPKBD, TOGA dan TOMA. 3. Pembinaan keluarga yang memiliki balita yang dilaksanakan melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Pembinaan keluarga yang memiliki remaja yang dilaksanakan melalui kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR). 4. Orangtua adalah melalui program atau kegiatan sosialisasai dan rapat rapat koordinasi. Dimana pemerintah semakin giat mensosialisasikan Undang-undang terkait pernikahan anak di bawah umur beserta sanksi – sanksi bila melakukan pelanggaran dan menjelaskan resiko – resiko terburuk yang bisa terjadi akibat pernikahan anak di bawah umur kepada orangtua atau masyarakat. 5. Kelompok anak, yaitu melalui forum anak atau laskar anak yang ada di Kabupaten Malang dengan program kegiatan Konseling PIR sebaya, PIK KRR, Konseling Remaja, Remaja peduli KESPRO, Forum GN-AKSA dan Narkoba.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
f. Apakah ada keterlibatan Forum Anak dalam pencegahan pernikahan usia anak? Sebutkan bentuk keterlibatannya Jawab : Ada. Keterlibatan Forum Anak dalam pencegahan pernikahan usia anak dilakukan oleh anggota Laskar anak sendiri ataupun bekerjasama dengan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak’ Badan KB, P2TP2A, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana, TP PKK Kabupaten dan Kecamatan dengan kegiatan antara lain : 1. Membentuk kelompok PIK Remaja dan Penggalakan kampanye Generasi Berencana (GenRe), dimana di dalamnya dikembangkan pembinaan PUP dan TRIAD KRR (Seks Bebas, NAPZA (Narkotika, Phsikotropika, Zat Aditif) dan HIV/AIDs) dengan mengkampanyekan Salam GenRe. Adapun Stiker Salam Genre sebagaimana gambar di bawah ini :
Tabel 7. Pernikahan Usia Anak Sumber data
Jumlah yang menikah usia <9 tahun
1 KUA Organisasi Agama Catatan Sipil Lembaga Adat Pengadilan Negeri Pengadilan Agama BP4 Majelis Taklim
L 2 0 0 0 0 0 0 0 0
P 3 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah yang menikah usia 9 – 16 tahun L 4 0 0 0 0 0 0 0 0
P 5 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah yang menikah usia 16 <18 tahun 2014 L P 6 7 114 148 0 0 0 45 0 0 0 0 0 0 34 16 0 0
Jumlah pernikaha n tahun berjalan 2015
Jumlah pernikahan tahun sebelumnya 2014
8 24069 0 106 0 0 0 0 0
9 25594 0 508 0 0 0 0 0
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
2. Sarasehan Remaja sebagai kader Kesehatan. Kegiatan ini
dengan melibatkan anak usia 16 – 18 tahun yang ada di setiap
kecamatan dengan membentuk forum yang difasilitasi oleh puskesmas dan Dinas Kesehatan telah terbentuk 39 forum di setiap Puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Malang. Adapun foto-foto tentang Sarasehan Remaja sebagai kader Kesehatan sebagaimana terlampir di 11. f. 2. 3. Forum GN-AKSA Yaitu forum yang melibatkan anak usia 16 – 18 tahun untuk mengkampanyekan gerakan nasional anti kejahatan seksual anak di lembaga sekolahnya (lembaga sekolah di tingkatan SMA), sedangkan untuk forum orangtua peduli GN-AKSA untuk orangtua/walimurid di tingkatan SMP yang difasilitasi oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Adapun foto-foto tentang GN-AKSA sebagaimana terlampir di 11. f. 3
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
12. Tersedia lembaga konsultasi bagi orang tua/keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak a. Apa saja lembaga yang menyediakan layanan konsultasi, konseling bagi orang tua/ keluarga dalam pengasuhan dan perawatan anak, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya? Jawab : Lembaga yang menyediakan layanan konsultasi, konseling dll bagi orang tua/ keluarga dalam pengasuhan dan perawatan anak diantaranya adalah : 1. Pusat Informasi Konseling Kesejahteraan Reproduksi Remaja (PIK KRR) Merupakan wadah yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja dalam memperoleh informasi dan pelayanan konseling tentang kesehatan reproduksi. Tujuannya untuk memberikan Informasi KRR, Pendidikan keterampilan/ kecakapan hidup (life skills), Pelayanan konseling dan rujukan KRR. Ruang lingkung KRR mencakup Pemberian Informasi KRR, Keterampilan/kecakapan hidup (life skills), Pelayanan konseling, Rujukan Pengembangan jaringan dan dukungan, Kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai ciri dan minat remaja. Adapun tahapan – tahapan dalam KRR meliputi : Tahapan Tumbuh :
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
Tahapan Tegak :
Tahapan Tegar :
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
Kelompok PIK KRR berdasarkan strata, terdapat pada tabel berikut : Tahun 2013 Real PPM % isasi 105,4 55 58 5 133,3 6 8 3
No
Klasifika si
1
Tumbuh
2
Tegak
3
Tegar
6
3
JUMLAH
67
69
Tahun 2014 Real PPM % isasi 215,1 33 71 5 12
11
50,00
7
9
102,9 9
90
91
91,67 128,5 7 101,1 1
Total Realisasi
%
13.00
109,7 0
3,00
-41,67
6,00
78,57
22,00
-1.87
2. Bina Keluarga Balita (BKB) Bina keluarga balita merupakan kegiatan yang khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader. Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita. Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak batita atau anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita (Bawah UsiaTigaTahun) dan keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun), seluruh jajaran pembangunan. Tujuan Bina Keluarga Balita (BKB) antara lain : 1. Bagi lembaga - Untuk mendapatkan informasi dan edukasi program keluarga berencana dalam perencanaan keluarga dengan pendekatan pada oktimalisasi perhatian pola asuh anak balita dikeluarga. - Untuk meningkatkan kelestarian kesertaan ber-KB bagi keluarga. 2. Bagi orang tua - Agar dapat mengurus dan merawat anak serta pandai membagi waktu dan mengasuh anak - Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak yang benar - Untuk meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik anak balita - Supaya lebih terarah dalam cara pembinaan anak
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
- Agar mampu mencurahkan perhatian dan kasih saying terhadap anak sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara otang tua dan anak. - Agar mampu membentuk anak yang berkualitas. 3. Bagi anak - Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Berkepribadian luhur - Tumbuh dan berkembang secara optimal - Cerdas, trampil, dan sehat - Memiliki dasar kepribadian yang kuat guna perkembangan selanjutnya Adapun foto untuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) sebagaimana terlampir di 12. a. 2. 3. Bina Keluarga Remaja (BKR) Program Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan kegiatan bersama yang dilakukan oleh kader dengan orangtua atau anggota keluarga lainnya yang mempunyai
anak
dan remaja
yang
memiliki
tujuan
untuk
meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilku dan keterampilan orangtua dang anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja, baik fisik maupun intelektual, kesehatan reproduksi, mental, emosional, sosial dan moral spiritual secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orangtua atau keluarga dengan remaja. Adapun foto pada Kegiatan BKR sebagaimana terlampir di 12. A. 3 Dan data Keluarga BKB dan BKR pada pada awal tahun 2015 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : DATA KELOMPOK BINA KELUARGA BALITA DAN BINA KELUARGA REMAJA TAHUN 2015 No
Kecamatan
BKB
BKR
1 DONOMULYO
18
4
2 PAGAK
20
1
3 BANTUR
4
3
4 SBR.MANJING W
41
1
5 DAMPIT
31
6
6 AMPELGADING
24
4
7 PONCOKUSUMO
30
3
8 WAJAK
28
1
9 TUREN
37
6
10 GONDANGLEGI
43
6
11 KALIPARE
27
2
12 SUMBERPUCUNG
36
0
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
13 KEPANJEN
30
18
14 BULULAWANG
28
4
15 TAJINAN
26
5
16 TUMPANG
38
15
17 JABUNG
55
6
18 PAKIS
26
3
19 PAKISAJI
32
12
20 NGAJUM
11
1
21 WAGIR
17
9
22 DAU
33
6
23 KARANGPLOSO
28
2
24 SINGOSARI
37
9
25 LAWANG
44
5
26 PUJON
22
4
27 NGANTANG
26
5
28 KASEMBON
43
6
29 TIRTOYUDO
26
2
30 GEDANGAN
15
2
31 KROMENGAN
23
3
32 WONOSARI
13
1
33 PAGELARAN
14
3
KABUPATEN Sumber : BKB
926
158
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
b. Berapa jumlah orang tua/keluarga yang memanfaatkan lembaga konsultasi tersebut, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya? Jawab : Jumlah orang tua/keluarga yang memanfaatkan lembaga konsultasi Lembaga tersebut diatas, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : DATA KELUARGA YANG MENJADI KELOMPOK KEGIATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kecamatan DONOMULYO PAGAK BANTUR SBR.MANJING W DAMPIT AMPELGADING PONCOKUSUMO WAJAK TUREN GONDANGLEGI KALIPARE SUMBERPUCUNG KEPANJEN BULULAWANG TAJINAN TUMPANG JABUNG PAKIS PAKISAJI NGAJUM WAGIR DAU KARANGPLOSO SINGOSARI LAWANG PUJON NGANTANG KASEMBON TIRTOYUDO GEDANGAN KROMENGAN WONOSARI PAGELARAN KABUPATEN
BKB 20 4 41 31 24 30 28 37 43 27 36 30 28 26 38 55 26 32 11 17 33 28 37 44 22 26 43 26 15 23 13 14 14 922
BKR 3 1 3 1 6 4 3 1 6 6 2 18 4 5 15 6 3 12 1 9 6 2 9 5 4 5 6 2 2 3 1 3 157
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
c. Sebutkan program/kegiatan atau kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran bagi orang tua/keluarga dan anak tentang hak – hak anak dalam kehidupan keluarga? Jawab : Program/kegiatan atau kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran bagi orang tua/keluarga dan anak tentang hak – hak anak dalam kehidupan keluarga antara lain dapat dijelaskan bahwa perlunya peningkatan pemahaman bagi masyarakat dalam rangka pemenuhan dan menjamin hak-hak anak yang menjadi tanggung jawab bersama orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara. Dimana anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis pembangunan, mereka perlu dipersiapkan demi kelangsungan eksistensi Bangsa dan Negara di masa mendatang, supaya setiap anak mampu mengelola dan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah Kabupaten Malang mengadakan sosialisasi melalui program antara lain: 1. Pendewasaan Usia Perkawinan Kampanye untuk mencegah pernikahan muda dapat dilakukan dengan melihat film dokumenter untuk remaja usia 15 sampai 19 tahun dengan tema Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Tujuan dari film tersebut adalah ajakan agar remaja tidak menikah pada usia dini, baik karena kebiasaan budaya daerah maupun akibat punya anak sebelum menikah. 2. TRIAD KRR Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) merupakan risiko yang muncul dari perkembangan tentang seksual dan seksualitas dimana didalamnya termasuk kehamilan yang tidak diinginkan dan pubertas, dari NAPZA atau narkoba, dari Infeksi menular seksual serta HIV/AIDS. Pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya menghindari resiko triad KRR ini merupakan pangkal dari merebaknya pengguna narkoba, meningkatnya penderita HIV dan AIDS, serta meningkatnya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, IMS serta perilaku buruk lainnya ini semua dapat menjadi sumber kejahatan dan kriminalitas di segala lingkungan. Namun,
kepedulian
masyarakat
sepertinya
belum
signifikan
dalam
upaya
memberikan informasi dan pengetahuan tentang risiko Triad KRR khususnya kepada para remaja. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Malang membuat Pusat–pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) baik itu berada di lingkungan sekolah, di lingkungan Perguruan Tinggi atau di Akademi, LSM kepemudaan dan juga di Organisasi keagamaan, selain itu kepada keluarga yang memiliki remaja informasi dan penyuluhan juga disampaikan melalui kelompok-kelompok BKR.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
3. Generasi Berencana (GenRe). Adapun tujuan dari program ini, agar para remaja di Indonesia mengenal program Keluarga
Berencana
(KB)
dan
Kependudukan
sehingga
mereka
mampu
menghindari sex bebas, narkoba, dan HIV/AIDS. Ungkapan yang harus melekat pada remaja di program GenRe adalah Say no to drugs (ucapkan tidak untuk/pada Narkoba), Say no
to free
sex (ucapkan tidak
pada
sex bebas), Goodbye
HIV/AIDS (Selamat tinggal HIV/ AIDS). Dengan adanya kegiatan program GenRe seperti GenRe Goes to Campus dan GenRe Goes to School, diharapkan para mahasiswa/i dan siswa/i mendapatkam pembelajaran dari sejak dini. Remaja Indonesia hendaknya harus dapat serta merencanakan jauh ke depan , agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. 4. Parenting Skill Merupakan cara terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Mereka dapat berupaya untuk mengaktualisasikan terhadap penataan lingkungan, fisik lingkungan, lingkungan budaya, suasana psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadi pertemuan dengan anak-anak, dengan harapan apa yang diberikan kepada anak (pengasuhan) akan berdampak positif bagi kehidupannya di masa depan. 5.
Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak (GN-AKSA) Merupakan program yang dibentuk sebagai kepedulian terhadap maraknya kasus kasus pelecehan seksual yang terjadi akhir-akhir ini, sehingga
diperlukan
koordinasi dan integrasi melalui suatu gerakan untuk melakukan pencegahan dan penanganan tindakan pelecehan seksual terhadap anak yang perlu ditangani secara serius oleh aparat pemerintah, mengingat bahwa pelecehan seksual terhadap anak memiliki pengaruh yang sangat besar seperti rasa bersalah dan menyalahkan diri, kenangan buruk, mimpi buruk, insomnia, takut halyang berhubungan dengan pelecehan (termasuk benda, bau, tempat, kunjungan dokter), masalah harga diri, disfungsi seksual, sakit kronis, kecanduan, melukai diri sendiri, keingin bunuh diri, keluhan somatik, depresi, gangguan stres pasca trauma, kecemasan, penyakit mental lainnya (termasuk gangguan kepribadian) dan gangguan disosiatif, kecenderungan untuk mengulangi tindakan kekerasan setelah dewasa. Adapaun tujuan dari Program GN-AKSA adalah merupakan bentuk komitmen dari pemerintah untuk menekan kasus kekerasan seksual terhadap anak, untuk itu perlu gerakan bersama Pemerintah, Swasta dan Masyarakat agar anak Indonesia bisa tumbuh menjadi anak mandiri, cerdas berkarakter dan cinta tanah air serta mencintai kedamaian dan menjauhi kekerasan.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
6. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Merupakan bentuk bantuan pemberian makanan kepada peserta didik dalam bentuk jajanan atau makanan lengkap yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Adapun tujuan PMT-AS antara lain : a. Meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui makanan tambahan; b. Meningkatkan ketahanan fisik dan kehadiran peserta didik dalam
mengikuti
kegiatan belajar; c. Meningkatkan kesehatan anak khususnya dalam penanggulangan penyakit cacingan; d. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk menyukai makanan lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS); e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan pengadaan pangan lokal; f.
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan gizi peserta didik, produksi pertanian, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan keluarga.
Dengan adanya program ini, diharapkan pihak sekolah, orang tua/wali murid dan masyarakat secara bersama-sama dapat berinovasi dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Adapun foto Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS)
sebagaimana terlampir. 7. Kesehatan Reproduksi (KesPro) Merupakan suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya. Kesehatan Reproduksi mencakup tentang hal-hal sebagai berikut: a) Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi; b) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak kebebasan melakukannya; c) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural; d) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
8. Bunda Paud Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Bunda PAUD dalam melaksanakan tugas mulia dan penuh dedikasi. Hal yang paling utama adalah Bunda PAUD harus memahami visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Visi ini penting untuk mengetahui kemana tujuan melangkah yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan untuk membentuk insan indonesia yang cerdas dan beradab. Bunda PAUD diharapkan mengerti komponen penting terkait PAUD yang diamanatkan dalam misinya. Misi Bunda PAUD diantaranya : a). Ketersediaan Bunda PAUD harus dapat memastikan di daerahnya tersedia layanan PAUD, ketersediaan sarana prasarana, pendidik, maupun peserta didik. b). Keterjangkauan Dapat diartikan pelaksanaan PAUD terjangkau bisa dalam arti jarak ataupun biaya c). Kesetaraan. Dalam artian semua peserta didik dilayani tanpa memandang perbedaan gender. d). Kepastian Lembaga PAUD dan juga pasti anak usia dini sekolah semua. Bunda PAUD juga harus memahami tujuan pembangunan nasional termasuk pentingnya gerakan Paudisasi, yakni Layanan holistik integratif dengan berbagai tugas kementerian/lembaga untuk memperhatikan kesehatan anak, perlindungan anak, termasuk parenting education seperti Bina Keluarga Balita. Bunda PAUD diharapkan mengetahui jumlah populasi anak usia dini di wilayahnya masingmasing, jumlah lembaga, data pendidik dan tenaga kependidikan, data sarana prasarana, besarnya alokasi dana di APBD untuk program PAUD, dan mengetahui program-program di Direktorat Pembinaan PAUD Kemdikbud. Bunda PAUD dipersiapkan untuk generasi penerus bangsa yang akan mempunyai peran penting di masa depan, khususnya mempersiapkan generasi 2045. Hal – hal yang yang harus dilakukan dalam melaksanakan program Bunda PAUD antara lain : a). PAUD dijadikan sebagai pendidikan pra pendidikan dasar supaya membawa dampak positif sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK). b). Mengajakseluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan peran dan usaha dalam rangka memajukan PAUD. Banyaknya lembaga PAUD saat ini
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
merupakan cerminan minatnya masyarakat terhadap PAUD yang dodorong oleh usaha pemerintah dalam meningkatkan sejumlah fasilitas. c). Peran Bunda PAUD merupakan profesi sukarela yang berlandaskan pada cinta dan kasih sayang. Untuk itu, seluruh Bunda PAUD memiliki peran sebagai lokomotif dalam mewujudkan PAUD yang lebih baik. Sehingga semua bisa berjalan sinergis dalam mengemban tugas mulia ini. Para Bunda PAUD, guru PAUD, dan orangtua agar terus mendidik dengan penuh kasih sayang serta merangsang pendidikan secara jasmani dan rohani agar anak-anak memiliki kesiapan yang tangguh. Dalam hal ini peranan orang tua dinilai sangat penting dalam mendampingi anak-anak mereka seperti saat menonton televisi. Orang tua berkewajiban menjaga anaknya untuk tidak menyaksikan tayangan yang bersifat kekerasan dan tidak mendidik. Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh bunda PAUD antara lain : Menyambangi PAUD, TK, RA, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Bahwa kegiatan PKBM lebih banyak menyambangi kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF). Disamping itu, program Bunda PAUD di Kabupaten Malang juga meliputi 4 unsur antara lain : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) TK (Taman Kanak-kanak) RA (Roudhotul Atfal) PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) PKBM Lebih mengarah pada kegiatan sosial dengan cara menyambangi kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF) yang meliputi cakupan kegiatan Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), KBU (Kelompk Belajar Usaha), KUPP (Kelompok Usaha Pemuda Produktif), dan Taman Bacaan Masyarakat (Perpustakaan) 9. Pelatihan Gizi Kesehatan Kabupaten Malang Pelatihan Gizi yang pernah dilakukan di Kabupaten Malang antara lain : a). Pada awal bulan april 2014 telah dilakukan pelatihan konseling menyusui yang bekerjasama dengan Save The Children.
Ada 4 angkatan, kurang lebih
berjumlah 40 orang peserta yang terdiri dari bidan dan petugas gizi. Pelatihan ini bertempat di Hotel IBIS Malang. b). Tata laksana gizi buruk di hotel Cakra Turen dilaksanakan pada bulan Juni 2014 dengan peserta berjumlah 39 orang yang terdiri dari dokter umum, perawat dan pelaksana gizi dari 13 Puskesmas.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
c). Pada bulan april 2015 dilakukan pelatihan konseling menyusui yang bertempat di hotel Ibis Malang dengan jumlah peserta kurang lebih 10 orang yang terdiri dari bidan dan petugas gizi. Pelatihan ini dilaksanakan dan bekerjasama dengan Save The Children. d). Pada bulan april 2015 dilakukan Peningkatan Kinerja Konselor ASI dan tata laksana gizi buruk, yang bekerjasama dengan Badan Diklat dengan peserta kurang lebih sebanyak 40 orang. Adapun pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari atau kurang lebih 40 jam. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah Kabupaten Malang dalam Penanggulangan gizi buruk yang terjadi di kalangan masyarakat, khususnya pada balita dan anak-anak. Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3 bulan berturut-turut tidak naik). Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi
ataupun
berlebih
sehingga
menyebabkan
terjadinya
gangguan
kesehatan. Menimbang pentingnya menjaga kondisi gizi balita untuk pertumbuhan dan kecerdasannya, maka Pemerintah Kabupaten Malang berperan aktif untuk memberikan pelatihan kepada para orang tua dalam upayapencegahan terjadinya kondisi gizi buruk pada anak. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak: a) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun. b)
Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya.
c)
Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
d) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
e)
Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
Adapun foto-foto tentang pemberian ASI Eklusif sebagaimana terlampir di No. 12. C. 9 10. Hak –hak Anak Hak-hak anak merupakan alat untuk melindungi anak dari kekerasan dan penyalahgunaan.Hak anak dapat menciptakan saling menghargai pada setiap manusia. Penghargaan terhadap hak anak hanya bisa dicapai apabila semua orang, termasuk anak-anak sendiri, mengakui bahwa setiap orang memiliki hak yang sama, dan kemudian menerapkannya dalam sikap dan perilaku yang menghormati, mengikutsertakan dan menerima orang lain. Ada empat hak dasar anak diantaranya : a). Hak Hidup Lebih Layak Misalnya seperti berhak atas kasih sayang orangtua, asi ekslusif dan memperoleh akte kelahiran. Dimana pencatatan kelahiran adalah langkah pertama untuk memberikan perlindungan pada anak.Pencatatan kelahiran disamping itu, akte kelahiran anak dapat membantu kepastian hak anak untuk mendapat pendidikan, kesehatan serta layanan-layanan hukum, sosial, ekonomi, hak waris, dan hak pilih. b). Hak Tumbuh dan Berkembang Setiap anak harus mempunyai kesempatan untuk tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.Jika keluarga tidak mampu memelihara dan mengasuh anak, pihak pemangku kepentingan harus melakukan upaya untuk mengetahui penyebabnya dan menjaga keutuhan keluarga.Contoh hak tumbuh dan berkembang anak seperti Hak atas pendidikan yang layak, istirahat, makan makanan yang bergizi, tidur / istirahat, belajar, dan bermain.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
c). Hak Perlindungan Anak perempuan dan anak laki-laki harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi. Termasuk ketelantaran fisik, seksual dan emosional, pelecehan dan perlakuan yang merugikan bagi anak seperti perkawinan anak usia dini dan pemotongan/perusakan alat kelamin pada anak perempuan. d). Hak Berpartisipasi / Hak Partisipasi Setiap anak berhak untuk menyampaikan pendapat, punya suara dalam musyawarah keluarga, punya hak berkeluh kesah atau curhat, memilih pendidkan sesuai minat dan bakat.Sehingga mereka mendapatkan informasi yang sesuai dengan usianya dan didengarkan maupun dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut diri mereka. Pemenuhan hak berpartisipasi pada anak juga memberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam perlindungan diri mereka sendiri dari pelecehan, kekerasan, dan eksploitasi sehingga mereka dapat menjadi warga masyarakat yang aktif. 11. Sekolah Ramah Anak Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.Prinsip utama Sekolah Ramah Anak adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Sekolah Ramah Anak bersifat terbuka yang melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial,serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak. Sekolah Ramah Anak memiliki ciri – ciri sebagai berikut: a. Sikap guru terhadap anak Sebagai sahabat anak, guru harus dapat menunjukkan perilaku adil terhadap semua anak tanpa memandang status sosial maupun keadaan fisik anak, baik anak normal maupun berkebutuhan khusus serta menghormati hak-hak anak. Kasih sayang terhadap semua anak, menerapkan norma-norma agama dan budaya yang berlaku. b. Metode Pembelajaran Indikator seorang anak cocok terhadap pilihan sekolah adalah sejauh mana anak merasa aman dan nyaman berada di sekolah itu. Proses belajar mengajar yang dikemas sedemikian rupa sehingga anak merasa enjoy dalam mengikuti pelajaran, tanpa rasa cemas, takut akan menjadikan anak lebih kreatif. Dalam hal ini, guru berperan sebagai sahabat bagi anak yang membantu segala hambatan dan kesulitan yang dihadapi anak. Disamping itu guru juga berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak, bukan semata–mata orang yang memegang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
otoritas penuh dalam kelas. Tugas guru adalah menerapkan metode belajar inovatif dan variatif dengan didukung media pembelajaran yang membantu daya serap anak, memotivasi anak belajar berpartisipasi dan kooperatif guna mengembangkan kompetensi belajar learning by doing. c. Ruang lingkup kelas Di dalam ruang kelas, Penggunaan bangku dan kursi harus sesuai ukuran dan kenyamanan anak. Begitu juga pemilihan warna cat sebisa mungkin sesuai warna anak, cerah dan menyenangkan sehingga dapat merasa senang berada di kelas, tidak lekas bosan. Anak-anak pun perlu dilibatkan dalam setiap hal yang berkaitan dengan penataan ruang, misalnya memasang hasil karya atau majalah dinding. Tersedianya sarana MCK juga sangat penting untuk melatih anak hidup bersih dan sehat.
12. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Adapun Kegiatan PAUD yang di selenggarakan di Kabupaten Malang meliputi : a. Pembelajaran melalui sentra-sentra dimana sentra tersebut ada 4 antara lain : Sentra Persiapan Sentra persiapan merupakan kegiatan bermain untuk mempersiapkan anak mengenal tulisan, huruf dan menghitung. Kegiatan ini guna membantu anak mempersiapkan diri memasuki sekolah dasar.
Sentra Peran Sentra bermain peran merupakan dasar perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, kerjasama kelompok, penyerapan kosakata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan pengambilan sudut pandang Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
spasial, keterampilan pengambilan sudut pandang afeksi, keterampilan pengambilan sudut pandang koneksi. Dalam kegiatan main di sentra main peran
anak
dapat
mengembangakan
kemampuannya
bersosialisasi,
mengikuti prosedur, bereksperimen dan berbahasa. Sentra Balok Sentra bermain balok memiliki manfaat a sangat besar untuk melatih motorik halus. Membuat sebuah bangunan dapat melatih tangan anak terampil menata dan meletakkan potongan demi potongan sehingga menjadi satu bentuk bangunan yang kokoh. Dari tahapan ini anak akan berhati - hati ketika menyusun potongan balok agar tidak mudah roboh. Semakin tinggi tingkat kesulitan semakin terasah motoriknya. Sentra Alam Pada sentra alam, anak-anak bermain dengan benda-benda yang bersifat alam. Misalnya bermain air, plastisin, pasir, biji-bijian, playdough, tanah liat, dsb. Selain itu ragam main yang di sajikan di sentra ini memungkinkan anak untuk memahami suatu konsep dan proses sains. Manfaat di sentra alam ini adalah Melatih motorik halus anak, melatih koordinasi mata dan tangan anak yang dibutuhkan untuk kesiapan menulis, merangsang syaraf taktil anak yang dibutuhkan untuk menulis, melatih motorik kasar anak, melatih kerjasama dan kemandirian anak. b. Gebyar peringatan hari-hari besar Nasional seperti hari Kartini, Dan Hari Kemerdekaan RI yang dirayakan tiap tanggal 17 agustus dengan menampilkan senam bersama, tarian tradisional dan out bond. c. Lomba-lomba mewarnai dan melukis dengan tangan.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
d. Siapa saja mitra instansi dalam pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua/keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak?sebutkan Jawab : Mitra instansi dalam pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua/keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak antara lain :
RPSA (Rumah Perlindungan Sosial Anak) ”Bima Sakti” Rumah Perlindungan Sosial Anak (RSPA) adalah unit pelayanan perlindungan anak korban tindak kekerasan dan perdagangan anak
sebagai lanjutan dari
penampungan sementara yang berfungsi memberikan perlindungan, pemulihan, rehabilitasi, advokasi dan rujukan.Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bima Sakti sangat dibutuhkankeberadaannya, oleh masyarakat sejalan dengan semakin kompleknyadan meningkatnya masalah anak yang memerlukan perlindungan khusus di Kabupaten Malang.RPSA merupakan model yang dapat memberikan perlindungankepada anak dari berbagai perlakuan salah yang dilakukan oleh orangdewasa.
RPSA
memberikan
pelayanan
sosial
kepada
anak-anak
yangmembutuhkan perlindungan khusus, dalam bentuk perlindungansementara dan rumah perlindungan.RPSA juga telah berupaya mengembalikan anak-anak untuk berfungsisosial, tetap terjamin hak-haknya, serta memberikan perlindungan agar anak tidak kembali memperoleh situasi yang secara langsung maupuntidak langsung
dapat
menimbulkan
ancaman,
tekanan
dan
membahayakan
fisik,sosialmaupunmentalanak.
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.Terkait dengan keberadaannya dalam pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua/keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang telah menetapkan sasarannya sebagai berikut : 1. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan indikator : a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil K4. b. Meningkatnya pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. c. Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi dirujuk. d. Meningkatnya kunjungan neonatus / KN2. e. Meningkatnya kunjungan bayi dan balita. f. Meningkatnya bayi berat badan lahir rendah yang ditangani
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah, dengan indikator : a. Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah. b. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS / dokter kecil. c. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat kelas 1 oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS / dokter kecil. d. Meningkatnya pelayanan kesehatan remaja.
3. Pelayanan keluarga berencana, dengan indikator: a. Meningkatnya peserta KB aktif. 4. Meningkatnya pelayanan imunisasi, dengan indikator: a. Meningkatnya desa atau kelurahan Universal Child Immunization hingga 100%. 5. Meningkatnya pemantauan pertumbuhan balita dengan indikator : a. Meningkatnya balita yang naik berat badannya ( N/D ). b. Menurunnya balita bawah garis merah ( BGM ). 6. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat, dengan indikator : a. Meningkatnya ibu hamil mendapat 90 tablet Fe. b. Meningkatnya balita mendapat kapsul Vitamin A 2 (dua) kali per tahun. c. Seluruh bayi BGM dari keluarga miskin diberi makanan pendamping ASI. d. Seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan kesehatan. e. Meningkatnya wanita usia subur yang mendapatkan kapsul yodium. 7. Meningkatnya penyuluhan perilaku sehat, dengan indikator: a. Meningkatnya rumah tangga sehat. b. Meningkatnya bayi yang mendapat ASI Eksklusif. c. Meningkatnya desa dengan garam beryodium baik. d. Meningkatnya posyandu purnama e. Meningkatnya desa dengan program PHBS f.
Meningkatnya peserta dana sehat / JPKM
Badan Keluarga Berencana Terkait dengan keberadaannya dalam pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua / keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak, Badan Keluarga BerencanaKabupaten Malang memiliki tujuan antara lain : a. Meningkatnya jumlah kelompok bina keluarga balita ( BKB ). b. Meningkatnya kualitas kelompok bina keluarga ( BKB, BKR, BKL) Sedangkan sasarannya diantaranya :
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
a. Bertambahnya cakupan anggota kelompok Bina Keluarga Balita ( BKB ) serta anggota BKB yang menjadi peserta KB. b. Bertambahnya kelompok BKB percontohan di setiap kecamatan. c. Bertambahnya
cakupan
anggota
kelompok
BKR
dan
kelompok
BKR
cakupan
anggota
kelompok
BKL
dan
kelompok
BKR
percontohan. d. Bertambahnya percontohan.
P2TP2A Kabupaten Malang P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten Malang merupakan salah satu bentuk wahana pelayanan bagi perempuan dan anak dalam upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, perlindungan dan penanggulangan tindak kekerasan serta perdagangan terhadap perempuan dan anak. Fungsi dari lembaga ini adalah : 1. Memfasilitasi penyediaan berbagai pelayanan untuk masyarakat baik fisik maupun non fisik (informasi, rujukan, konsultasi / consoling, pelatihan keterampilan); 2. Mengadakan pelatihan – pelatihan para kader yang memiliki komitmen dan kepedulian yang besar terhadap masalah perempuan dan anak disegala bidang; 3. Bekerjasama dan ikut memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu wadah peningkatan kualitas hidup dan perlindungan bagi perempuan dan anak. Adapun tujuan dari lembaga ini adalah : 1. Menyediakan informasi terkait perempuan dan anak, termasuk data terpilah bagi masyarakat yang membutuhkan; 2. Mendorong tersedianya sarana dan prasarana serta berbagai jenis layanan yang dibutuhkan perempuan dan
anak
dengan meyertakan seluas mungkin
stakeholder pemerhati perempuan dan anak di Kabupaten Malang; 3. Membangun mekanisme dialog antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha sehingga terbangun kerjasama/kemitraan yang dapat mendukung keberadaan P2TP2A Adapun foto – foto kegiatan P2TP2A sebagaimana terlampir di 12. d. 5.
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang Terkait dengan pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua / keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak,Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang memiliki tugas yang ditangani Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak antara lain :
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
1. Menyusun dan melaksanakan program / kegiatan Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak 2. Melaksanakan dan memfasilitasi perlindungan perempuan dan anak 3. Melaksanakan
koordinasi,
sinkronisasi
dan
fasilitasi
pelaksanaan
program/kegiatan di bidang perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak 4. Melaksanakan dan memfasilitasi ketersediaan data kekerasan perempuan dan anak 5. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi lembaga perlindungan perempuan dan anak 6. Melaksanakan, mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak
Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Gabungan Organisasi Wanita merupakan mitra instansi yang penting dalam pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua / keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak. Kaum ibu merupakan sosok inspiratif bagi putra dan putri mereka agar di kemudian hari akan tumbuh anak-anak yang cemerlang dan dapat menciptakan generasi yang unggul. Untuk itu, GOW menghimpun segala potensi perempuan yang ada di Kabupaten Malang dengan terus meningkatkan peranannya di segala bidang terutama di bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan harus menjadi pegangan bagi kaum perempuan karena kaum perempuan merupakan guru yang paling pertama bagi anak-anak. Disamping ilmu pengetahuan, pendidikan moral bagi anggota keluarga juga tidak kalah pentingnya.karena dengan adanya pembekalan iman dan taqwa, pengaruh buruk pergaulan di masyarakat dapat diminimalisir.
TP PKK tingkat Kabupaten dan Kecamatan Yaitu kegiatan yang bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Adapun keterkaitan PKK dengan pengembangan lembaga konsultasi bagi orangtua / keluarga tentang pengasuhan dan perawatan anak adalah bahwasanya PKK memiliki strategi dalam upaya menjangkau sebanyak mungkin keluarga yang dilaksanakan melalui “Kelompok Dasawisma”, yaitu kelompok 10 – 20 KK yang berdekatan. Ketua Kelompok Dasawisma dipilih dari dan oleh anggota kelompok. Ketua Kelompok Dasawisma membina 10 rumah dan mempunyai tugas menyuluh, menggerakkan dan mencatat kondisi keluarga yang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
ada dalam kelompoknya, seperti adanya ibu hamil, ibu menyusui, balita, orang sakit, orang yang buta huruf dan sebagainya. Informasi dari semuanya ini harus disampaikan kepada kelompok PKK setingkat diatasnya, yang akhirnya sampai di Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan.
Women Crisis Center(WCC) WCC merupakan Pusat Penanganan Wanita Korban Kekerasan sangat dibutuhkan atas dasar kecenderungan budaya patriarkhi yang menguatkan kedudukan laki-laki di satu sisi dan melemahkan kedudukan wanita di sisi yang lain. Akibatnya wanita rentan mengalami kekerasan seperti perkosaan, pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan dan anak, kekerasan dalam pacaran, kekerasan terhadap istri. Kekerasan terhadap perempuan adalah segala bentuk tindakan kekerasan yang berbasis gender yang mengakibatkan atau akan mengakibatkan rasa sakit atau penderitaan terhadap perempuan termasuk ancaman, paksaan, pembatasan kebebasan, baik yang terjadi di area publik maupun domestik. Di Kabupaten Malang sendiri, kasus kekerasan terhadap anak meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan ini di sisi lain juga menandai perubahan positif karena kaum perempuan (orangtua dan anak) yang menjadi korban kekerasan
sudah
memiliki kesadaran dan keberanian untuk melaporkan kepada pihak – pihak yang dianggap dapat membantu menyelesaikan permasalahannya. Ketika mereka dianiaya, ketika mereka dilecehkan, mereka tidak hanya sadar bahwa hak mereka dilanggar. Namun mereka juga mulai berani memperjuangkannya dengan memproses secara hukum, minimal membuat pengaduan atau laporan. Ada berbagai bentuk kekerasan, baik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara umum maupun kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Mulai dari kekerasan psikis, kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun kekerasan ekonomi. Kekerasan ini juga dalam berbagai kasus seringkali masuk dalam beberapa jenis sekaligus. Karena tiap kekerasan fisik pasti juga menimbulkan efek psikis. Untuk itu, dalam
penanggulangan
kasus
kekerasan,
Pemerintah
Kabupaten
Malang
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperbanyak sosialisasi dan penyadaran. Salah satunya dengan lembaga Women Crisis Center (WCC) pihak untuk memperbanyak sosialisasi dan penyadaran. Semakin banyak sosialisasi yang diberikan terkait keadilan gender maka akan semakin memberi peluang tidak hanya pada pemberantasan kekerasan namun juga pada pencegahan. Di sini baik generasi muda, akademisi, penegak hukum, maupun ikatan advokat bisa saling bantu. Bahkan tidak hanya perbanyak sosialisasi namun juga memperluas tempattempat pengaduan.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
13. Tersedia Program Pengasuhan Berkelanjutan (Continuum of Care for Children) a. Pengurangan Risiko : 1.
Berapa jumlah anak yang berada dalam pengasuhan yang beresiko? Jawab : Jumlah anak yang berada dalam pengasuhan yang beresiko dikarenakan ibu tersebut berada dalam Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Malang dan jumlahnya 38 anak. Upaya pemerintah Kabupaten Malang dalam mengambil langkah untuk pemenuhan hak
dan
perlindungan
anak
melalui
program
pengasuhan
berkelanjutan
diantaranya : a. Melakukan kerjasama, dukungan,sinergitas, keterlibatan dan komitmen seluruh unsur masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan memelihara anak dan mendidik anak agar anak memperoleh informasi yang tepat, bermanfaat bagi anak secara secara terus menerus, berkelanjutan, terarah termasuk menyedikan sarana informasi yang dibutuhkan oleh anak. b. Melibatkan masyarakat sebagai upaya perlindungan anak dari penggunaan media digital, karena masyarakat memilik hak untuk mengetahui kebenaran informasi, melaksanakan pengawasan, pelaksanaan pelayanan pengunaan media digital, mendapat advokasi, perlindungan dan pemenuhan pelayanan informasi melalui media digital yg berkualitas bagi anak. c. Mencegah informasi yang tidak layak dibaca dan dilihat oleh anak dan perlu secara proaktif melakukan pengawasan bentuk informasi yang tidak layak untuk anak. d. Memperkuat regulasi terkait perlindungan dan pengasuhan anak serta mereformasi kebijakan pengasuhan berbasis keluarga dengan penyusunan RPP Pengasuhan, Perwalian dan Pengangkatan Anak. e. Memperkuat mekanisme pengasuhan alternative dengan Penerapan Standar Nasional Pengasuhan Anak (SNPA) untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), sistem database nasional LKSA, sosialisasi serta training untuk LKSA dan transformasi fungsi LKSA sebagai pendukung pengasuhan anak di dalam keluarga. f. Penguatan sektor kesejahteraan sosial, dengan melaksanakan sertifikasi bagi pekerja sosial profesional dan akreditasi bagi LKS untuk memastikan beneficiaris memperoleh layanan yang professional, child protection and care dalam pendidikan pekerja sosial dan memperkuat keorganisasian yang menaungi bidang kesejahteraan social.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
g. Mengutamakan pengasuhan dalam keluarga sehingga masyarakat berpartisipasi dalam upaya perlindungan dan pengasuhan anak dengan melakukan penelitian tentang Kualitas Pengasuhan di Panti Sosial Asuhan Anak kemudian mensosialisasikan pada LKSA di Kabupaten Malang.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
2.
Sebutkan dan jelaskan program/kegiatan yang dilakukan terhadap anak-anak yang beresiko dalam pengasuhan keluarga, contohnya sepertia anak-anak yang diasuh oleh orangtua tunggal, diasuh kerabat dekatnya, anak angkat atau
anak
yang
berada
di
dalam
pengasuhan
alternatif
untuk
mempertemukan/silaturahmi antara anak asuh, anak angkat, anak yang diasuh di LKSA dengan orang tua biologis atau kerabat? Jika ada berapa kali dalam setahun? Jawab : Program/kegiatanyang dilakukan terhadap anak-anak yang beresiko dalam pengasuhan keluarga di Kabupaten Malang Bertempat di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang berjumlah 47 lembaga tersebar di 23 Kecamatan di wilayah Kabupaten Malang melalui : a. Panti Sosial Panti Sosial sebagai Lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normatif secara fisik, mental dan sosial. Panti Sosial yang ada,diantaranya : Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat berkembang secara wajar. Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi bagi penyandang cacat tubuh
agar
mampu
mandiri
dan
berperan
aktif
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Panti Sosial Bina Grahita (PSBG) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para penyandang cacat mental retardasi agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Sosial Bina Karya (PSBK) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para gelandangan, pengemis dan orang terlantar agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Sosial Bina Laras (PSBL) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat mental bekas psikotik agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam masyarakat. Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
Panti Sosial Bina Netra (PSBN) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi bagi penyandang cacat netra
agar
mampu
mandiri
dan
berperan
aktif
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Panti Sosial Bina Pasca Laras Kronis (PSBPLK) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat bekas penyakit kronis agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam masyarakat. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi bagi anak terlantar putus sekolah agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para penyandang cacat rungu wicara agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para wanita tuna susila
agar
mampu mandiri
dan
berperan aktif
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak nakal agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi eks korban penyalahgunaan NAPZA. Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan bagi anak yang mengalami hambatan belajar karena menyandang masalah sosial agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat berkembang secara wajar Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) sebagai Panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun Foto-foto kegiatan Panti Sosial sebagaimana terlampir di 13. 2. a.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
b. Panti Rehabilitasi Panti Rehabilitasi sebagai Lembaga pelayanan kesejahteraan sosialyang memiliki tugas dan fungsi untukmembantu memulihkan orang yang memilki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologis. Panti Rehabilitasi memiliki program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, dan pencegahan penyakit. Pasien yang masuk di pusat Rehabilitasi kebanyakan menderita rendah diri dan kurangnya pandangan positif terhadap kehidupan, oleh karena itu psikologi memainkan peranan yang sangat besar dalam program di Panti Rehabilitasi, dan hal ini juga sangat penting untuk menjaga pasien dari teman-teman dan lingkungan yang memungkinkan kecanduan kembali terhadap obat-obat terlarang.Program ini berkaitan erat dengan tujuan rehabilitasi terhadap anak korban NAPZA diantaranya untuk : 1. Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya. 2. Memulihkan kembali kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. 3. Selain penyembuhan secara fisik juga penyembuhan keadaan sosial secara menyeluruh. 4. Penyandang cacat mencapai kemandirian mental, fisik, psikologis dan sosial, dalam arti adanya keseimbangan antara apa yang masih dapat dilakukannya dan apa yang tidak dapat dilakukannya. Rehabilitasi tersebut melalui : 1. Rehabilitasi Medis (Medical Rehabilitation ) Merupakan ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penanganan secara menyeluruh (comprehensivemanagement) dari pasien yang mengalami gangguan fungsi/cedera (impairment), (musculos keletal), susunan otot syaraf (system),serta ganggungan mental, sosial dan kekaryaan yang menyertaiKecacatan tersebut. 2. Rehabilitasi karya (Vocational Rehabilitation) Merupakan bagian dari suatu proses rehabilitasi secara berkesinambungan dan terkoordinasikan yang menyangkut pengadaan pelayananpelayanan di bidang jabatan seperti bimbingan jabatan (vocational guidance), latihan kerja (vocational training), penempatan yang selektif (selective placement), adalah diadakan guna memungkinkan para penderita cacat memperoleh kepastian dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
3. Rehabilitasi sosial (Social Rehabilitation) Merupakan bagian dari proses rehabilitasi penderita cacat yang berusaha untuk menghilangkan
atau
setidak-tidaknya
mengurangi
semaksimal
mungkin
pengaruhpengaruh negatif yang disebabkan kecacatannya, sehingga penderita dapat aktif dalam kehidupan di masyarakat. Adapun jumlah Panti Rehabilitasi yang berada di Kabupaten Malang : No
Nama_LKS
Alamat_Panti LKSODK Jl. Argopuro Gg Manyar No.1Rt.001 Rw.012 Kel. 1 Corpus Christy Kalirejo - Lawang 2 Pancaran Kasih Jl. Sumber Waras Timur No.50 Lawang Jl. Sumber Bangun No.17 A Rt.04 Rw.04 Kel. 3 Mutiara Bunda Kalirejo Kec. Lawang No Nama_LKS Alamat_Panti LKS NAPZA Jl. Argopuro Gg Manyar No.1Rt.001 Rw.012 Kel. 1 Corpus Christy Kalirejo - Lawang Sedangkan foto-foto kegiatan Panti Rehabilitasi sebagaimana terlampir di 13. 2. b. c. Panti Asuhan Panti Asuhan merupakan suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang berada dibawah pengawasan Dinas sosial dan mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional. Adapun foto-foto kegiatan Panti Asuhan sebagaimana terlampir di 13. 2. c. Sedangkan jumlah Panti Asuhan yang berada di Kabupaten Malang sebagai berikut : Data Panti Asuhan se Kabupaten Malang No
Nama_LKS
1
Al - Masyithoh
2
DiakoniaGPIB Cab.Malang
3
Pangeran Diponegoro
Alamat_Panti Jl. Kauman No.213 Lawang (65211) Jl. Pramuka RT.06 RW.07 Ds.Nganarto No. 30 Lawang (65211) Jl. Raya Dr.Sutomo No.70/71 C Lawang (65213)
Telp (0341) 424138 427932-91888237046699 (0341) 427306 - 081 553 242 757 (0341) 426043
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
(0341) 520986 3162557, 085755113988, 081334139307
4
Al - Mustaqim
Jl. Ketindan No. 215 Rt.04/Rw.04 Lawang (65213)
5
Islam & Pendidikan Islam BANI SALIM UMMU AIMAN
Jl. Argopuro No.20 Lawang (65213)
(0341) 427932, 426425
6
PA. Darussalam
Jl. Rogonoto No.48 Singosari (65153)
(0341) 458759 8667769 - 456131 9309770
7
Yatim Piatu "Nurul Huda"
8
Roudloh Insan Kamil
9
Husnur Robbani
10
Ar - Rohmah
11
Yayasan Al Husna Malang
12
Al - Hidayah
13
Darul Azhar Malang
14 15
16 17 18
19
20 21
Dsn. Kreweh RT.21 RW.06 Ds. Gunungrejo Kec. Singosari Jl. Tunggul Ametung No.165 RT.05 RW.08 Candirenggo Kec. Singosari (65153) Perumahan Bumi Mondoroko Raya Blok B-A No. 1 RT 01 RW. XII Desa Watugede Kec. Singosari Jl. Raya Apel 61 Sumbersekar - Dau Perum Pondok Bestari Indah D4/176 Ds. Landungsari Kec.Dau Jl. Raya Donowarih Karangploso
Jl. Sumberbening No.1 Dk.Leses Ds.Ngijo Kec.Karangploso Jl. Gondowarso No.94 Ds. Al - Kautsar Pandanrejo - Wagir Al - Ma'walil Jl. Simpang Kelet Sebaluh Yatama Rt.25/05 Pandesari - Pujon Walmustadh'afiin (65391) Jl. Eyang Walidin No.46 Rt. PA. Wali Songo 39/03 Kalangan - Wiyurejo Pujon (65391) Dsn.Slatri 003/001 Ds. Pait Putra R.Patah Kasembon (65393) Jl. Malang Dsn. Mangir Manbaul Jannah RT.05/06 Ds. Sukosari Kec. Kasembon (65395) Dsn. Pulosari RT.03 RW.09 Al Fatah Ds. Sukosari Kec. Kasembon (65393) Jl. Kauman 32 (Komplek Yasi Masjid Jami' Al-HUrriyah) Tumpang (65156) Jl. Anggrek No.100 Rt32 Al Ikhsan Rw03 Kebonsari -Tumpang
(0341) 5356441 (0341) 453652 7285310 081615766188 (0341) 455736 081233676077 (0341) 7280560 0815 5523739 (0341) 0821405552775412313 (0341) 468854486654-77888 (0341) 5482065 0813 33019200 (0341) 81114506383450-085 732 519 096 (0341) 706430308125229802 (0354) 7011774 / 081 556 649 755 0813 30313221
0852 5397761 (0341) 7872077708819 - 081 333 958 584 (0341) 786465
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
22
Hajjah Khodijah
23
Nurul Hadi
24
Yatim Piatu
25
Al - Kaaf
26
Al - Ikhlas
27
Dahrul Aitam
28
Sosial Islam Tujuh Tangkai
29
Asy Syuura
30
An - Nur
31
Bina Putra
32
Taslimiyah
33
An Nur I Malang
34
Petermas
35
Muhammadiyah
36
Abu Salam
37
Al - Ikhlas
38
Al - Raudlah
39
Assalam
40
Tabita
41
Arba'Adiwiyoto
42
Al - Ihsan
Ds. Sumberpasir Kec.Pakis Jl. KH.Hasib Rt.02 Rw.08 Dsn. Trajeng Ds. Pakisjajar Pakis (65154) Jl. Kedungboto RT.05 RW.03 Ds.Kedungrejo Kec. Pakis Jl. Terusan A. Yani Timur No.118 Dsn. Alas Kulak Ds.Kemantren - Jabung Jl. Raya Belung 01 Poncokusumo Jl. Raya Klakah Dsn.Klakah Ds.Patok Picis - Wajak (65173) Jl. Tirto No.81 RT.03 RW.5 Ds. Pagedangan Kec. Turen Jl. Kantor 11/04 Jeru Kec. Turen 65175 Jl. Raya Barat Pasar No.28 Tajinan (65172) Jl. Sidodadi I/13 RT.09 RW.03 Ds. Wandanpuro Bululawang (65171) Jl. Raya Krebet Senggrong 55 Bululawang Jl. Diponegoro IV/6 RT.10 RW.06 Ds. Bululawang Kec. Bululawang (65171) Jl. Alibasah Sentot H/I Gondanglegi (65174) Jl. MT. Haryono No.1 Gondanglegi Jl. Raya Karangsuko No.56, Pagelaran Jl.KH. Hasyim Asy'ari RT.09/RW.03 Brongkal Kec.Pagelaran Sumber Kenongo RT.05/RW.01 Ds.Srigonco Kec.Bantur (65179) Jl. Raya Sukosari Ds. Rejoyoso Kec. Bantur Ds. Sitiarjo RT 30/14 - Sbr. Manjng Wetann (65176) Dsn. Genengan VI/45 Ds. Kebonagung - Pakisaji (65161) Jl. Siddadi Gg.7 No. 25 RT.36 RW. 06 Sememek Ds.Kebonagung - Pakisaji
(0341) 787730 (0341) 7336161 7057029 (0341) 712349 081 333 568 648 08123311480 (0341) 787815081555813130 (0341) 777897008179651909081405134429(0341) 825259 (0341) 7006030 081334230991 (0341) 823402, 9606751, 5302234 (0341) 751317 (0341)833147 087859443636 (0341) 833341 (0341) 805610 (0341) 8770397362713 - 081 334 746 765 (0341) 876832 2168431 (0341) 875393 - 081 615 687 834 (0341) 8676356 (0341) 9030221 0818 574767 (0341) 6349429 8151735 (0341) 8570947, 8570988, 081334303197 (0341) 802173
(0341) 800 586
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
43
Al - Kholifah
44
Mabarrot NU 01
45
Al - Ikhlash Tarakan Cabang Malang
46
Muslimin
47
Ar - Rahman
(65162) Jl. Delima No. 216 Cepokomulyo-Kepanjen Jl. Raya Ngadilangkung No.244 Kepanjen (65163) Jl. Sidodadi No.53 Rt.05/01 Ds.Panggungrejo - Kepanjen (65163) Jl. MT. Haryono No. 67 Sendang Rt. 06/07 Ds. Ngajum - Ngajum Jl. Said II Ringin Pitu Ds. Peniwen - Kromengan
(0341) 393203 (0341) 396429 (0341) 395442 (0341) 5454206 - 081 233 214 689 (0341) 329367 379111 0818381092
d. Pondok Pesantren Pondok Pesantren merupakan tempat untuk mengenyam pendidikan yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun data Pondok Pesantren yang berada di Kabupaten Malang sebagai berikut : Data Pondok pesantren se Kabupaten Malang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Al Aziz Banjar Potanan Al Manah Sabilillah Al Ridlo Sukowilangan Tahfizhul Qur’an Al-Firqoh AnNajiyah Shirothul Fuqhoha’ Baussalam Nurul Muarok Ushulul Salam Assalam Baiturrohim Darul Muttaqin Darul Hikam Mambaul Ulum
Alamat_Pondok Pesantren Banjar Potanan Donomulyo Malang Donomulyo Malang Donomulyo Malang Kalipare Malang Karangploso Malang Jl. Proyek 347 Ngembul Kalipare Malang Jl. Brantas Tlogorejo Pagak Malang Druju Pagak Malang Bendo Gampingan Pagak Malang Jl. Raya Sukosari Rejoyoso Bantur Malang Jl. Sunan Ampel 131 Bantur Malang Desa Bantur RT 10 Bantur Malang Kampung Sukorame Bantur Malang Jl. Pondok Pesantren No. 230 Bantur Malang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
15 16 17 18
Miftahul Ulum Roudhotul Ulum Sabilillah Pesantren luhur
19
Al Darul Huda
20 21 22 23 24
Al Hikmah As Syafiyah Assirojiyah Darus Salam Roudlotul Faizin Tarbiyyatus Shiyan Al Munir Ash-Sholihudin Miftahul Ulum Nasrudin Raudlatul Ulum An Nawawi Raudlatul Mutaalimien Raudlatul Ulum Darul Ghufron Roudlotul Mahmudiyah Roudlotul Rohmaniyah Darul Ulum Al Mutalazimi AlAzmunnuriyyah Al-Hikmatul Ittihad Al-Ittihad Putri Al-Mubabarok Nur Ihsan Al-Muhsinin Mamba’ul Ulum Mambaur Nur Miftahul Huda Nailurrohmah Annurronniyah Nurul Hikmah AsSalafiyah Roudhotul Sholihin Roudhotul Bodon Roudlatul Ihsan Roudlotul Muqiwwimin Roudlotul Mu’alimin
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Salafiyah Al-Ishlah
Kampung Sumber Kenongo Bantur Malang Gajah Rejo Gedangan Malang Sumbersari Gedangan Malang Jl. Sumbersari 88 Malang Rt. 14 Rw. 03 Sumbermanjing Malang (0341) 872141 Sidomukti Sumbermanjing Malang Sumbermanjing Wetan Malang Jl. Raya Sumber Agung Sumbermanjing Malang Sumber Manjing Malang Sumber Manjing Malang Tambak Sari Sidomulyo Sumber Manjing Malang Banjarpamotan Dampit Malang Sumbertangkep Dampit Malang Majang Tengah Dampit Malang Jl. Segaluh Barat Dampit Malang Jl. Raya Crabaan Dampit Malang Sumberayu Pamotan Dampit Malang Jl. Merapi Tlogosari Tirtoyudo Malang Ampel Gading Malang Kampungtengah Ampel Gading Malang Jl. Sumber Sewu Ampel Gading Malang Jl. Kampung Songo Ampel Gading Malang Gadungan Karanganyar Poncokusumo Malang Jl. Gang 06 Ponco Kusumo Malang Jl. A. Qusyairi Ponco Kusumo Malang Jl. Raya 01 Belung Ponco Kusumo Malang Wates Ponco Kusumo Malang Jl. SumbersariPonco Kusumo Malang Ketitang Ponco Kusumo Malang Pajajaran Ponco Kusumo Malang Gadungan Ponco Kusumo Malang Ponco Kusumo Malang Ketintang Ponco Kusumo Malang Jl. Raya Argo Suko 88 Ponco Kusumo Malang Ds. Wonorejo Ponco Kusumo Malang Wonorejo Ponco Kusumo Malang Jl. KH. Bahaudin Ketitang Ponco Kusumo Malang Ponco Kusumo Malang Jl. Raya Nusantara No. 193 Ponco Kusumo Malang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
Roudlotul Mutasodiqin Salafiyah AlIttihad Putra Al Roudhlotil Tholibin Al Shalahuddin Al Falah Al Huda II Al Ulum Al- Huda Al-Murtaqo An-Nidhomiyah Arrohmah Asy’ariyah Az Zuhri Hidayatul Mubtadiin Hidayatul Muttaqin Mambaul Huda Nurul Fataa Nurul Jadid Raudlotul Tholibin Raudlatul Husna Roudlotus Shibyan Roudlotul Faizin Roudlotul Khalimiyah Sunan Kalijaga Tarbiyatul Athfal Darul Hikmah Al Falah Raudlatul Muta’alimin Mamba’unnur Al Faqoh Al Ihsan Putra Al Ihsan Putri Al-Hasyimiyah An-Nur An-Nur ArRosyidin An-Nur III Ath Thiriyah Badrul Huda Darul Hikma M. Ikhsan Roudlatul Hidayah Al Khoir Roudlotul Muhsinin
Ponco Kusumo Malang Jl. Raya Belung 01 Ponco Kusumo Malang Jl. Bengawan Solo 03 Wajak Malang Jl. Masjid Attaqwa Wajak Malang Sukolilo Napel Wajak Malang Jl. KH.A Dahlan No. 56 Wajak Malang Dadapan Wajak Malang Klakah Wajak Malang Jl. Sidodadi Wajak Malang Jl. Panglima Sudirman Wajak Malang Jl. Juanda no. 01 Wajak Malang Jl. Raya Kidangbang Wajak Malang Wajak Malang Wajak Malang Jl. Lesti 39 Wajak Malang Ngembang Santren Wajak Malang Jl. Raya Wajak Malang Jl. Kauman Wajak Malang Jl. Bengawan No. 1-2 Wajak Malang Wonoayu Wajak Malang Jl. Cokroaminoto Wajak Malang Kidang Berik Wajak Malang Jaruman Wajak Malang Jl. Raya Kidangbang Wajak Malang Dadapan Wajak Malang Jl. Cokroaminoto 42 Wajak Malang Jl. Masjid 36 Turen Malang Jl. Kauman Turen Malang Gading Bululawang Kuwolu Bululawang Blambangan Bululawang Malang Blambangan Bululawang Malang Kuwolu Bululawang Malang Jl. Diponegoro IV 2-6 Bululawang Malang Lumbangsari Bululawang Malang Bululawang Malang Jl. Diponegoro No. 641 Bululawang Malang Krajan Bululawang Malang Kasembon Bululawang Malang Krebet Bululawang Malang Jl. Raya Gading Selatan 57 Bululawang Malang Kuwolu Bululawang Malang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
Roudlotul Masyhuriyah Qur’an Tahfidzul Qur’an Annur Wasilatul Hidayah Zumrotul Tulmasalik Al Falah Al Hafilidin Al-Bukhori Assanamiyah Darul Karomatul Qur’an Darurrohman Darut Tauhid Hikmatul Hasanah Mafahitul Huda Al-Insani Mansyaul Ulum Putra Miftahul Ulum Putra
112 Nurul Irsyad II 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
Raudlatul Ulum 03 Raudlatul Ulum I Putra Shirotul Fuqoha Zainul Ulum Al-Ainun Baahiron Al-Fitriyah Al-Karomah Darul Falah Darul Ulum Miftahul Huda PPAI Syarif Hidayatullah
125 Raden Patah 126 127 128 129 130 131
Darussalam II Al Darussalam Al Rurul Hikmah Al Huda Al Ihsan Al MUnib Dakrulloh Bachrul 132 Ulum 133 Fathul Huda
Kasembon Bululawang Malang Bululawang Malang Bululawang Malang Krajan Sukonolo Bululawang Malang Bululawang Malang Jl. Sumber Manis 04 Gondanglegi Malang Jl. Sunan Ampel Bulupitu Gondanglegi Malang Jl. Raya No. 24 Ganjaran Gondanglegi Malang Jl. Sumber Ilmu No. 127 Gondanglegi Malang Sepanjang Gondanglegi Malang Jl. Pesantren Gondanglegi Malang Jl. Panjaitan Gondanglegi Malang Jl. Sumber Ilmu Gondanglegi Jl. Melati Gondanglegi Malang Ganjaran Gondanglegi Malang Jl. Sumber Waras No. 01 Gondanglegi Malang Jl. Sunan Kalijaga Jl. Sumber Waras No. 01 Gondanglegi Malang Jl. Raya Sukosari Jl. Sumber Waras No. 01 Gondanglegi Malang Jl. Sumber Waras No. 127 Gondanglegi Malang Gondanglegi Malang Jl. Sumber Ilmu 37 Ganjaran Gondanglegi Malang Jl. Semeru Dilem Kepanjen Malang Jl. Sidoluhur 9 Anggadi Langkun Kepanjen Malang Jl. Raya Curung Rejo No. 01 Kepanjen Malang Jl. Pande N0. 95 B Kepanjen Malang Kepanjen Malang Jl. Pesantren III No. 6 Mojo Kepanjen Malang Ketapang Sukoraharjo Kepanjen Malang Jl. Anjasmara Barat 53 Kepanjen Malang Jl. Nangka 02 Karanf Kates Sumber Pucung Malang Sumbersuko Wagir Malang Sutojayan Pakisaji Malang Jl. Kauman Gg. III Pakisaji Malang Jl. Golek Karangduren Pakisaji Malang Jl. Sidodadi No. 25 Pakisaji Malang Sono Tengah Pakisaji Malang Karangduren Sidomulyo Pakisaji Malang Segaran Kendalpayak Pakisaji Malang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176
Masakini Darussalam Miftahul Jannah Nurul Hikmah Rayadlul Jannah Subulas Salam Tahfi Idul Qur’an Al Miftahul Huda Al Hamid Bahrul Ulum Yasalami PPPI Raudlatul Arifin Rughotul Mustofa Burul Hikmah Al-Islamiyah Al Attaqwa Islamiyah Mambaul Ulum Miftahul Ulum Putra Miftahul Ulum Putri Tarbiyatul Mu’allimin Al Manad Islami Assalafi A Baitur Rahman Al Fattah Al-Islahiyah An Naslikhah Darul Karomah Hidayatul Mubtadi’in Ilmu Al-Qur”an Miftahul Huda Nurul Huda Ribath AlMurtadla Salafiyah Darun Najah Sunan Giri Al Assa’idiyah Al-Hidayah Al Fatih Al-Hidayah An Nahdlah Darul Hikmah Darun Najah Hidayatul Haromain Hidayatul Mubtadi’in
Jl. Pahlawan Bajuri 10 Pakisaji Malang Genengan Pakisaji Malang Jl. Kauman 05 Kebonagung Pakisaji Malang Genengan Pakisaji Malang Jl. Dodadi Pakisaji Malang Karangsono Pakisaji Malang Jl. Raya 87 Tajinan Malang Jl. Raya 87 Tajinan Malang Jl. Raya 50 Tajinan Malang Sumbersuko Tajinan Malang Jl. Masjid 49 Jero Tumpang Malang Jl. Raya Slamet Wiroto Tumpang Malang Glangsung Tumpang Malang Kidal Tumpang Malang Jl. KH.Ghozali Jebuk Pakis Malang Begawan Jabung Malang Sumber Kradenan Pakis Malang Jl. A. Yani 127 Jabung Malang Sukolilo Jabung Malang Sukolilo Jabung Malang Jl. Raya Sukolilo No. 96 Jabung Malang Jl. Indrokilo Utara Lawang Malang Sumberejo Sidoluhur Lawang Malang Jl. Kertanegara 4 Singosari Malang Jl. Kramat No. 46 Singosari Malang Jl. Sido Agung No. 33 Singosari Malang Jl. Raya Randu Agung Gg V Singosari Malang Kembang Purwoasri Singosari Malang Jl. Raya 107 Singosari Malang Randu Gembolo Ardimulyo Singosari Malang Jl. Kramat 71 Singola Singosari Malang Jl. Tumpel II B No. 28 Singosari Malang Jl. Kendedes No. 108 Candireng Singosari Malang Jl. Sidoagung 115 Singosari Malang Baba’an Ngenep Karangploso Malang Karang Donowarin Karangploso Malang Karangploso Malang Karangan Karangploso Malang Jl. Raya Kepuh Raharjo Karangploso Malang Tegalgondo Gondang Karangploso Malang Jl. Pesantren 51 Karangploso Malang Manggi Sari Karangploso Malang Ngenep Karangploso Malang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216
Mambaur Rohmah Miftahul Ulum Nahrul Ulum Roudhotul Muttaqin Tarbiyatus Salafiyah At Taufiq Darul Fikri Darul Muttaqien Maratussolihin Miftahul Uluim Nurul Karomah Roudlatul Nashichin Salafiyah Almukaromah Al Lanatut Tholibin Al Nurulloh Al Baitul Al Ishlah Bahrul Ulum Darul Ulum Darussalam Nurul Wahid Roudlotul Mutaalomin Roudlotul Rokhim Subulus Salam Tanatut Tholobin Tarbiyyatussibyan Attohiri Toriqul Hidayah Islamiyah Hidayatul Mubtadiin Nabhaddin Nailul Falach Ma’had Al Qoyyim Mambaul Uluim Manbaul Huda Roudlotul Hikam Ar Rahman Miftahul Huda Al Hamidah Babussalam Al-Roudlotul Syifa 1 Babussalam Darut Tauhid
Bocek Karangploso Malang Kauman Bocen Karangploso Malang Tangelang Ijo Karangploso Malang Ampel Dento Karangploso Malang Jl. Masjid Bocek Salafiyah Jl. Raya Sengkaling 272 Dau Malang Jetis Mulyoagung Dau Malang Petungsewu Dau Malang Jl. Kenanga Mulyoagung Dau Malang Jl. Raya Jetis 55 B Dau Malang Jl Raya Pesantren Kewidoro Dau Malang Karang Widoro Dau Malang Selorejo Almukaromah Wiyurejo Pujon Malang Madiredo Pujon Malang Mantung Groto Pujon Malang Bengkaras Madiredo Pujon Malang Madiredo Pujon Malang Jl. Abdillah Madiredo Pujon Malang Kalangan Wiyurejo Pujon Malang Jl. Imam Bonjol Pujon Malang Wiyurejo Pujon Malang Delik Pujon Malang Jl. Kali Ledok 04 B Pujon Malang Kalangan Pujon Malang Kalangan Wiyurejo Pujon Malang Bengkaras Madiredjo Pujon Malang Kaumrejo Ngantang Malang Wiyu Ngantang Malang Gang Kramat Selobrojo Ngantang Malang Sukosari Kasembon Malang Slatri Kasembon Malang Slatri Kasembon Malang Sapudak Kasembon Malang Jl. Said II Krumengan Malang Ringin Anom Krumengan Malang Banjarejo Pagelaran Malang Sipring Pagelaran Malang Jl. KH Hasyim Asari Pagelaran Malang Brongkal Pagelaran Malang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
217 Mambaul Ulum 218 Miftahul Huda Roudlotul Qur’an 219 Wal Huffa Yobsi Khoiro 220 Ummah 221 Al-Hikmah 222 Azharul Ulum Lembaga Tinggi 223 Pesantren Luhur 224 Hidayatul Qur’an 225 Raden Fatah 226 Gubug Pusung 227 Al-Khoirot
Jl. KH. Hasbulloh Banjarejo Pagelaran Malang Brongkal Pagelaran Malang Kademangan Pagelaran Malang Sumbersari Ds. Wonosari Pagelaran Malang Jl. Adi Santoso Ardirejo Kepanjen Malang Jl. KH Bachrowi Brongkal Pagelaran Malang Jl. Raya Sumbersari 88 Malang Singosari Jl. Masjid Barat Jl. Jeruk Karangkates Sumber Pucung Malang Jl. Gubug Pesantren Tengo Rt.5 Rw.7 Ds. Kemiri Jabung Malang Karang Suko Pagelaran Malang
Lembaga kesejahteraan Sosial anak (LKSA) di Kabupaten malang memberikan kesempatan untuk bertemu dengan orang tuanya / keluarganya /saudaranya pada saat anak liburan sekolah dan pada saat Hari Raya dalam waktu 1 tahun ada 3X pertemuan.
b. Penanganan : 1.
Berapa jumlah ibu hamil, ibu menyusui yang berusia< 18 th, ibu yang sedang mengasuh anak balita yang berkonflik dengan hukum, dan berada di dalam rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan? Jika ada, apakah ada program untuk pemeliharaan? Jawab : Terdapat 4 ibu hamil yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Malangyang berkonflik dengan hukum. Tetapi semua narapidana ibu hamil tersebutdiperlakukan sama dengan narapidana wanita lainnya. Dalam segi pemenuhan hak tidak ada perbedaan antara narapidana wanita yang sedang hamil dengan yang tidak hamil.Mereka dibimbing dan dibina dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya membangun sebagai wujud kewajiban mereka dalam menjalani masa pidana. Selain itu tidak hanya kewajiban saja yang diberikan, namun kebutuhan yang mendasar juga dipenuhi sebagai wujud hak-hak mereka sebagai narapidana. Semua kegiatan ini ditujukan agar narapidana wanita menjadi aktif dan produktif sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk memikirkan hal-hal yang mendorong mereka untuk melakukan perbuatan yang negatif (sedih,meratapi nasib).
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
a.
Program Pemeriksaan Kehamilan Rutin setiap bulan (Antenatal Care) Program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.Bagi para ibu hamil, diadakan pengawasan secara teratur dan tertentu.Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar : a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat; b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati, c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat
b.
Program Pembagian Makanan Tambahan Ibu Hamil Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil merupakan salah satu cara untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Melalui program ini, diberikan makanan tambahan yang mengandung zat besi (Fe), seng(Zn), iodium (I), vitamin A, vitamin C, dan asam folat. Adapun Makanan tambahan yang di berikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Malang adalah berupa susu untuk ibu hamil. Sedangkan ibu yang sedang mengasuh anak balita atau sedang menyusui yang berkonflik dengan hukum terdapat 5 ibu Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Malang dan diberikan akses / fasilitas antara lain : Merawat dan menyusui bayi dan balita mereka sampai berumur 2 tahun 6 bulan Layanan Poll Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) oleh Dokter dan Paramedis Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Malang dengan kegiatan antara lain pemeriksaan kesehatan rutin, pembagian susu dan bubur balita Layanan imunisasi dasar pada bayi dan balita yang bekerja sama dengan poli KIA Puskesmas Ciptomulyo Malang Ditempatkan di blok hunian khusus ibu hamil dan menyusui dengan fasilitas ruangan yang di design dan diperuntukkan untuk bayi dan balita (cat tembok warna warni dengan beberapa gambar di dinding serta disediakan arena bermain dalam blok berupa ayunan dan mainan lainnya.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
2.
Sebutkan dan jelaskan program/kegiatan yang memberikan akses dan fasilitas (menyusui dan pengasuhan anak) bagi ibu-ibu dengan kategori di atas. Jawab : Program/kegiatan yang memberikan akses dan fasilitas (menyusui dan pengasuhan anak) bagi ibu-ibuyang berkonflik dengan hukum, dan berada di dalam rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan antara lain : a. Program Pemeriksaan Kehamilan Rutin setiap bulan (Antenatal Care) Program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.Bagi para ibu hamil, diadakan pengawasan secara teratur dan tertentu.Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar : Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat; Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati, Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal b. Program Pembagian Makanan Tambahan Ibu Hamil Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamiladalah salah satu cara untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Melalui program ini, diberikan makanan tambahan yang mengandung zat besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), vitamin A, vitamin C, dan asam folat. Adapun Makanan tambahan yang di berikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Malang adalah berupa susu untuk ibu hamil. c. Program Penyuluhan Pemberian ASI Eklusif Asi mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian ASI Eklusif adalah pemerian asi saja pada bayi tanpa tambahan makanan/minuman lain seperti susu formula/kaleng, pisang, madu dan teh), kecuali obat sampai usia 6 bulan. Manfaat ASI untuk bayi antara lain : Satu-satunya makanan terbaik untuk tumbuh kembang bayi Mudah dicerna dan diserap Kebal terhadap penyakit infeksi
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
Terhindar dari diare karena ersih dan tidak pernah basi Gigi, langit-langit dan rahang tumuh secara sempurna Meningkatkan perkemangan kecerdasan mental emosional anak. Sedangkan manfaat menyusui bagi ibu antara lain : Terjalin kasih sayang Memantu menunda kehamilan Mempercepat pemulihan kesehatan Praktis dan menghemat iaya rumah tangga Meningkatkan kesehatan ibu (Mengurangi resiko kanker payudara dan indung telur) d. Sosialisasi Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yangaman dan persiapan menghadapikomplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan dan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan
stiker
sebagai
media
notifikasi
sasaran
dalam
rangka
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu danbayi baru lahir. Tujuan P4K diantaranya meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat. 3.
Sebutkan dan jelaskan program pengasuhan anak yang ibunya terinfeksi HIV-AIDS. Jawab : Program pengasuhan anak yang ibunya terinfeksi HIV-AIDS tidak ada secara langsung. Tetapi Dinas Sosial memberikan bantuan ekonomi produktif untuk orangtua dalam upaya peningkatan ekonomi dan bantuan sosial untuk anaknya sebesar Rp. 1.500.000,00 dalam 1 tahun 1kali. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Malang perupaya melaksanakan program yang dilaksanakan dalam jangka panjang secara terkoordinasi dengan melibatkan berbagai pihak terkait baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat (kader, LSM, populasi kunci, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat) serta dengan memobilisasi sumberdaya yang intensif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mempercepat dan memperluas jangkauan program.
Disamping
itu,
dilakukan
juga
upaya
pengendalian
secara
berkesinambungan dengan pemberian layanan HIV dan IMS secara paripurna, yaitu
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
sejak dari rumah atau komunitas, ke fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit hingga kemali ke rumah atau komunitas, juga selama perjalanan infeksi HIV (sejak belum terinveksi sampai stadium terminal). Penanggulangan HIV/AIDS dilakukan dengan standar palayanan sebagai berikut : Setiap orang dewasa, remaja dan anak-anak yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan tanda, gejala, atau kondisi medis yang mengidentifikasikan atau patut diduga telah terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat penyakit tuberculosis dan IMS Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin Bayi lahir dan ibu dengan infeksi HIV Anak-anak dengan pertumuhan suboptimal atau malnutrisi di wilayah epidemi luas, atau anak dengan malnutrisi yang tidak menunjukkan respon yang baik dengan pengobatan nutrisi yang adekuat Laki-laki dewasa yang meminta sirkumsisi 4.
Berapa jumlah LKSA dan jumlah anak yang dilayani LKSA baik di dalam maupun di luar LKSA ( diasuh keluarga sendiri), pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya? Jawab : Terdapat 47 LKSA di wilayah Kabupaten Malang dan jumlah anak yang dilayani LKSA baik di dalam maupun di luar LKSA ( diasuh keluarga sendiri), pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya terdapat pada tabel berikut : Data Jumlah anak yang tinggal di LKSA Kabupaten Malang No
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Per Kecamatan 2 Lawang Singosari Dau wagir Pujon Kasembon Tumpang Pakis Jabung Poncokusumo Wajak Turen Tajinan Bululawang Gondanglegi Pagelaran Bantur Sumber Manjing Wetan Pakisaji
L 3 141 71 21 20 20 56 53 73 72 19 75 33 43 77 104 96 100 34 61
Jumlah Anak P 4 168 65 44 20 59 57 32 89 41 37 54 33 17 89 116 80 101 26 59
SOP T
Ya
Tidak
5 309 136 65 40 79 113 85 162 113 56 129 66 60 166 220 176 201 60 120
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II
20 21 22
5.
Kepanjen Karangploso Kromengan
88 87 59
67 45 0
155 132 59
√ √ √
Berapa jumlah peristiwa pengangkatan anak dan mekanisme pemantauan secara periodik terhadap anak angkat, pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya? Jawab : Jumlah peristiwa pengangkatan anak dan mekanisme pemantauan secara periodik terhadap anak angkat, pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya ada 1 yaitu dari Kecamatan Bantur. Adapun pengangkatan anak dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Permohonan izin pengangkatan anak diajukan pemohon kepada Kepala Dinas Sosial/Instansi Sosial Propinsi/Kab/Kota b. Dalam hal calon anak angkat tersebut sudah berada dalam asuhan keluarga calon orang tua angkat dan tidak berada dalam asuhan organisasi sosial, maka calon orang tua angkat harus dapat membuktikan kelengkapan surat - surat mengenai penyerahan anak dan orang tua/wali keluarganya yang sah kepada calon
orang
tua
angkat
yang
disahkan
oleh
instansi
sosial
tingkat
Kabupaten/Kota setempat, termasuk surat keterangan kepolisian dalam hal latar belakang dan data anak yang diragukan (domisili anak berasal) c. Proses Penelitian Kelayakan d. Sidang Tim Pertimbangan Izin Pengangkatan Anak (PIPA) Daerah e. Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial/Instansi Sosial Propinsi/Kab/Kota bahwa calon orang tua angkat dapat diajukan ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan ketetapan sebagai orang tua angkat. f. Penetapan Pengadilan. g. Penyerahan Surat Penetapan Pengadilan. 6.
Sebutkan jumlah LKSA yang terdaftar, yang memiliki kebijkan serta mekanisme pemenuhan hak dan perlindungan anak, dan memiliki sarana prasarana yang memperhatikan kepentingan terbaik anak di dalam LKSA. Jawab : Ada 47 LKSA yang terdaftar, yang secara keseluruhan sudah memiliki kebijkan serta mekanisme pemenuhan hak dan perlindungan anak, dan memiliki sarana prasarana yang memperhatikan kepentingan terbaik anak di dalam LKSA. Adapun untuk bantuan bersifat insidentil misalnya penerimaan pada saat penerimaan siswa baru dan pada saat hari lebaran sebesar Rp. 1.000.000,00.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster II