JST Kesehatan, Oktober 2014, Vol.4 No.4 : 377 – 384
ISSN 2252-5416
PENGARUH ANTIOKSIDAN MADU DORSATA DAN MADU TRIGONA TERHADAP PENGHAMBATAN OKSIDASI LDL PADA MENCIT HIPERKOLESTEROLEMIA The Antioxidant's Effect of Dorsata and Trigona Honeys on the Inhibition of LDL Oxidation in Hypercholesterolemic Mice Sitti Rahma1, Rosdiana Natsir2, Peter Kabo3 1
Ilmu Keperawatan, FIKK, Universitas Negeri Gorontalo Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin 3 Bagian Kardiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin 2
(E-mail:
[email protected]) ABSTRAK Keadaan dimana jumlah oksigen reaktif melebihi jumlah antioksidan dalam tubuh maka dapat mengakibatkan penyerangan komponen lipid seperti ldl kolesterol sehingga mengakibatkan terjadinya oksidasi ldl yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Tujuan penelitian untuk melihat pengaruh antioksidan madu dorsata dan madu trigona terhadap penghambatan oksidasi ldl pada mencit hiperkolesterolemia. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian True Experimental Design-Post Test Control Group Design dengan tiga kelompok perlakuan yang dibuat hiperkolesterolemia dengan memberikan pakan Tinggi Lemak Tinggi Kolesterol (TLTK) dan tablet profiltiourasil (PTU) 0,26 mg/20 gBB/hari, kelompok kontrol tetap dibuat hiperkolesterolemia, kelompok kedua setelah pemberian PTU selama 15 hari dilanjutkan dengan suplementasi madu dorsata begitu juga dengan kelompok ketiga dengan madu trigona selama 15 hari kemudian diukur kadar absorban MDA masing-masing kelompok lalu diuji dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tests LSD didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) antara kontrol (0,803) dengan madu dorsata (0,498) dan madu trigona (0,459) tetapi tidak ada perbedaan antara kedua madu tersebut. Simpulan baik madu dorsata maupun madu trigona dapat menghambat oksidasi ldl. Kata Kunci: Oksidasi LDL, Madu Dorsata, Madu Trigona ABSTRACT The condition If the reactive oxygen is more than antioxidants in the body, it can attack lipid components such as LDL cholesterol, so that causing oxidation of LDL that can lead to coronary heart disease. The purpose of the study is to see antioxidant's effect of dorsata and trigona honeys on the inhibition of LDL oxidation in hypercholesterolemic mice. This research uses a True Experimental Design-Post Test Control Group Design with three treatment groups. They were made hypercholesterolemic by providing feed high cholesterol and profiltiourasil (PTU) 0.26 mg/20 GBB/day. The first group (control group) is still made hypercholesterolemia, both groups after administration of PTU for 15 days followed by supplementation dorsata honey as well as a third group with trigona honey for 15 days and then measured the levels of MDA absorbance of each group then tested by ANOVA followed by post hoc test LSD. The results show that there is significant difference (P <0.05) between the control (0,803) with dorsata honey (0.498) and trigona honey (0.459). But there is not difference between the both two honeys. It can be concluded that the both dorsata and trigona honeys can inhibit the oxidation of LDL. Keywords: Oxidation of LDL, Dorsata Honey, Trigona Honey
377
Sitti Rahma
ISSN 2252-5416
bebas tergantung dari sumber nektar bunga yang dijadikan makanan bagi lebah. Menurut Waili (2004) melaporkan bahwa konsentrasi kolesterol total dapat turun dengan pemberian madu sebesar 75 gr setiap hari. Selain itu Yaqhoobi et al., (2008) menyatakan bahwa mengkonsumsi madu setiap hari mampu menurunkan faktor-faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler. Selanjutnya hasil penelitian Perez et al., (2006) menunjukkan bahwa madu dapat menurunkan lipid peroksida dan malonaldealdehida atau sering disingkat MDA. Mekanisme terjadinya penurunan kolesterol dan MDA pada pemberian madu tersebut diduga karena adanya aktivitas antioksidan yang terkandung di dalam madu (Munstedt et al., 2009). Madu dorsata dan madu trigona merupakan jenis madu hutan yang banyak di produksi di hutan Indonesia yang memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan madu ternak. Hasil penelitian dari (Oddo et al., 2008) menunjukkan bahwa pemeriksaan aktivitas antioksidan madu trigona memakai DPPH sebesar 48,03 ppm yang termasuk kategori antioksidan kuat dan kadar flavonoidnya sebesar 10,52 mg. Sedangkan pemeriksaan kadar antioksidan madu dorsata memakai DPPH sebesar 59,89 ppm namun kadar flavonoidnya sekitar 65,65 mg (Moniruzzaman et al., 2013). Begitu juga hasil riset Zainal Hasan dari Institut Pertanian Bogor membuktikan bahwa kadar flavonoid propolis trigona mencapai 4%; propolis apis dorsata 1,5%. Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas serta minimnya penelitian mengenai kedua madu ini sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang efek antioksidan kedua madu ini yang berhubungan dengan kejadian oksidasi ldl pada hiperkolesterolemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antioksidan madu dorsata dan madu trigona terhadap penghambatan oksidasi ldl pada mencit hiperkolesterolemia.
PENDAHULUAN Hiperkolesterolemia menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum ditemukan di masyarakat dengan prevalensi yang terus meningkat dan komplikasinya yang sangat berbahaya. Hiperkolesterolemia merupakan penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang disebabkan oleh kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal. Kandungan kolesterol di dalam serum yang tinggi (hiperkolesterolemia) telah diketahui meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung coroner (PJK). Data dari penelitian epidemiologi menunjukkan makin tinggi kadar kolesterol akan diikuti dengan peningkatan mobiditas dan mortalitas PJK yang bermakna, dan sebaliknya makin rendah kadar kolesterol akan diikuti juga dengan penurunan morbiditas dan mortalitas PJK. Pada keadaan hiperkolesterolemia terjadi peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dimana LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah yang terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Jika radikal bebas menyerang lipid pada LDL, maka akan menginduksi terjadinya peroksidasi lipid. Akhir dari reaksi ini adalah terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai senyawa yang bersifat toksik terhadap sel, seperti malondialdehid (MDA). LDL yang telah teroksidasi ini akan difagositosis oleh makrofag membentuk sel busa. Sel busa merupakan tanda awal dari aterosklerosis Penelitian pada hewan coba memperlihatkan bahwa antioksidan dapat menghambat terjadinya aterosklerosis. Oleh karena itu penelitian mengenai bahan yang mengandung antioksidan serta efeknya dalam mencegah aterosklerosis perlu dilakukan. Salah satu bahan alam yang mengandung antioksidan atau antiradikal bebas adalah madu. Setiap madu memiliki banyak macam antioksidan dan memiliki aktivitas antiradikal bebas yang berbedabada. Perbedaan aktivitas antiradikal 378
Oksidasi LDL, Madu Dorsata, Madu Trigona
BAHAN DAN METODE Lokasi dan rancangan penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia & Farmakognosi dan laboratorium Farmakologi dan Biofarmasi Farmasi UMI Makassar pada bulan April sampai Juni 2014. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian True Experimental-Post Test Only Control Group Design dengan melihat perbandingan kadar MDA antara madu dorsata, madu trigona dan pembanding yang tidak diberikan madu.
ISSN 2252-5416
Analisis data Data yang diperoleh dari pengujian DPPH diolah dengan menggunakan regresi linier untuk menentukan ES50. Data yang dihasilkan dari pengujian kadar kolesterol dan MDA yang diperoleh diolah dengan progam komputer SPSS 21,0 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% yang berarti nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 dianggap bermakna. Data yang diperoleh diuji distribusinya dengan uji Shapiro Wilk. Perbedaan antara kelompok perlakuan dianalisis dengan menggunakan one way anova dan dilanjutkan dengan uji post hoc.
Populasi dan sampel Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus mucullus) yang berkelamin jantan, umur 2-3 bulan dengan berat badan rata-rata 20-30 gram. Besar sampel yang digunakan adalah 12 ekor dimana dibagi atas 3 kelompok dan masingmasing kelompok berjumlah 4 ekor yang meliputi kriteria inklusi yaitu keturunan murni, umur dua sampai tiga bulan, berat badan 20-30 gram, tidak ada abnormalitas anatomis yang tampak dan akan dikeluarkan jika meliputi kriteria ekslusi yaitu sakit selama masa adaptasi 7 hari, infeksi selama perlakuan berlangsung, mati selama perlakuan berlangsung.
HASIL Pengujian aktivitas antioksidan Tabel 1 memperlihatkan bahwa pada madu dorsata menghasilkan nilai ES50 sebesar 94,83 ppm, sedangkan pada madu trigona diperoleh nilai ES50 sebesar 81,37 ppm. Nilai ini menunjukkan bahwa madu dorsata dan madu trigona potensial untuk menjadi antioksidan, karena nilai ES50nya berada dalam kisaran 50-100 ppm, dimana pada nilai ini antioksidan tersebut dikategorikan sebagai “moderately active”, akan tetapi kedua nilai ES50 madu ini jauh lebih besar daripada pembanding quarsetin yaitu 2,99 ppm yang masuk dalam kategori “very strongly active”. Senyawa bioaktif dapat digolongkan berdasarkan nilai ES50nya. Jika nilai ES50>250 ppm digolongkan sebagai “inactive”; 100-250ppm “weakly active”; 50-100ppm “moderately active”; 10-50ppm “strongly” dan <10ppm “very strongly active” (Phongpaichit 2007).
Metode pengumpulan data Terlebih dahulu dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan dari madu dorsata dan madu trigona menggunakan DPPH. Penilaian penghambatan oksidasi ldl dilihat dari kadar absorban MDA dari hewan coba (mencit). Semua hewan coba diinduksi dengan tablet profiltiurasil (PTU) agar terjadi keadaan hiperkolesterolemia selama 15 hari lalu dibagi atas tiga kelompok. Kelompok 1 tetap diberikan tablet PTU sampai hari ke-30, kelompok 2 diberikan madu dorsata selama 15 hari, dan kelompok 3 diberikan madu trigona selama 15 hari. Pada hari ke-31 semua hewan coba diambil darahnya untuk diukur kadar kolesterol dan MDA.
Kadar kolesterol dan MDA Tabel 2 memperlihatkan hasil rerata kadar kolesterol antara kontrol dengan madu dorsata dan antara kontrol dengan madu trigona ada perbedaan. Rerata kadar kolesterol pada kontrol yaitu sebesar 218.75 mg/dl, perlakuaan madu dorsata yaitu 208.75 mg/dl dan perlakuan madu trigona sebesar 169.50 mg/dl. Apabila dilihat dari rerata kadar 379
Sitti Rahma
ISSN 2252-5416
kolesterol, madu dorsata maupun madu trigona dapat menurunkan kolesterol namun tidak secara signifikan penurunannya. Tabel 4 memperlihatkan bahwa rerata jumlah absorban MDA tertinggi terlihat pada kelompok kontrol yaitu sebesar 0,803 sedangkan yang terendah adalah pada kelompok perlakuan madu trigona yaitu 0,459.
nilainya lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) sehingga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil uji Post Hoc Tests LSD kadar absorban MDA terlihat pada Tabel 5. Data ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan madu dorsata menunjukkan angka 0,013 dimana nilai lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) sehingga menunjukkan perbedan yang signifikan begitu juga dengan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan madu trigona menunjukkan angka 0,007 dimana nilai lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) sehingga terdapat perbedaan yang signifikan. (P<0,005). Sedangkan antara kelompok perlakuan madu dorsata dengan madu trigona menunjukkan angka 0,703 dimana nilai lebih besar dari 0,05 (P>0,05) sehingga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan, kadar absorban MDA tertinggi terdapat pada kelompok kontrol sedangkan kadar absorban MDA terendah terdapat pada kelompok perlakuan madu trigona.
Analisis Anova dilanjutkan post hoc tes Berdasarkan hasil uji analisis kolesterol post hoc (Tabel 3) kadar kolesterol antara kontrol dengan perlakuan madu dorsata menunjukkan angka 0,524 dimana nilainya lebih besar dari 0,05 (P>0,05) sehingga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan kadar kolesterol antara kontrol dengan perlakuan madu trigona menunjukkan angka 0,010 dimana nilainya lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) sehingga menunjukkan perbedaan yang signifikan, begitu juga dengan perlakuan antara madu dorsata dengan madu trigona menunjukkan angka 0,029 dimana
Tabel 1. Aktivitas antioksidan madu dorsata dan madu trigona Perlakuan/Konsentrasi
300ppm
400ppm
500ppm
ES50
Madu Dorsata
41,46
44,48
45,01
94,83
Madu Trigona
41,38
42,43
47,72
81,37
6ppm
8ppm
10ppm
ES50
29,28
30,10
34,02
2,99
Perlakuan/Konsentrasi Quarsetin
Tabel 2. Kadar kolesterol madu dorsata dan madu trigona Mencit 1 2 3 4 Rerata
Kontrol 220 253 202 200 218.75
Kadar Kolesterol (mg/dl) Madu Dorsata 185 210 220 220 208.75
380
Madu Trigona 138 170 185 185 169.50
Oksidasi LDL, Madu Dorsata, Madu Trigona
ISSN 2252-5416
Tabel 3. Hasil uji analisis kolesterol Post Hoc Tests LSD Kontrol Kontrol Madu Dorsata
0,524
Madu Trigona
0,01
Madu Dorsata
Madu trigona
0,524
0,01 0,029
0,029
Tabel 4. Kadar absorban MDA dari mencit Mencit 1 2 3 4 Rerata
Kontrol 0,922 0,732 0,906 0,665 0,803
Absorban MDA Madu Dorsata 0,659 0,477 0,319 0,537 0,498
Madu Trigona 0,247 0,55 0,471 0,568 0,459
Tabel 5. Hasil uji analisis kolesterol Post Hoc Tests LSD Kontrol
Madu Dorsata
Madu trigona
0,013
0,007
Kontrol Madu Dorsata
0,013
Madu Trigona
0,007
0,703 0,703
polifenol yang terdiri dari asam fenolik dan flavonoid selain itu juga mengandung berbagai vitamin dan mineral. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammed dkk., (2010) dimana mengatakan bahwa diantara madu yang dihasilkan oleh lebah cerana, millefera, dan dorsata didapatkan bahwa madu dari lebah dorsata memiliki kandungan asam fenolik dan flavonoid yang tertinggi. Dalam madu dorsata mengandung 6 macam asam fenol (gallic, syringic, benzoic, trans-cinnamic, pcoumaric, dan caffeic acids) dan ada 5 macam senyawa flavonoid (catechin, kaempferol, naringenin, luteolin, dan apigenin) (Kishore et al., 2011).
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas antioksidan madu dorsata dan madu trigona dilihat dari analisa data yang diperoleh pada pengujian aktivitas antioksidan menggunakan DPPH. Diketahui bahwa madu dorsata dan madu trigona memiliki senyawa antioksidan kategori "moderately active" karena menunjukkan hasil ES50 sebesar 94,83 ppm dan 81,37 ppm. Madu dorsata dan madu trigona merupakan madu rimba yang berasal dari hutan Sulawesi Selatan yang tersebar sebanyak 27 hektar. Dari analisa data diketahui bahwa madu dorsata dan madu trigona memiliki senyawa antioksidan. Secara umum madu mengandung senyawa antioksidan yaitu
381
Sitti Rahma
ISSN 2252-5416
Pada penelitian ini mencit dibuat hiperkolesterolemia dengan cara memberikan pakan yang tinggi kolesterol disertai dengan pemberian tablet PTU 0,26 mg/20 gBB/hari selama 30 hari, sehingga didapatkan hasil dari ketiga kelompok hewan coba tersebut yaitu kelompok kontrol memiliki rata-rata kadar kolesterolnya 218.75 mg/dl dimana lebih tinggi dari kelompok perlakuan madu dorsata yaitu 208.75 mg/dl dan rata-rata kadar kolesterol perlakuan madu dorsata lebih tinggi dari rata-rata kadar kolesterol perlakuan madu trigona yaitu 169.50 mg/dl. Peningkatan kolesterol ini diakibatkan karena Propiltiourasil (PTU) berfungsi meningkatkan kadar kolesterol dengan cara menghambat sintesis hormon tiroid. Peningkatan hormon tiroid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan kadar sekresi kolesterol menuju empedu dan selanjutnya dibuang bersama feses. Mekanisme penurunan kadar kolesterol oleh hormon tiroid yaitu hormon tiroid menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel-sel hepar menyebabkan pembuangan yang cepat (Rapid removal) LDL dari plasma oleh hati, dimana kolesterol yang tadinya ada pada LDL disekresi lewat empedu menuju feses (Guyton dan Hall, 2006). Jadi dengan adanya PTU, sintesis hormon tiroid dihambat dan kadar kolesterol meningkat. Dari hasil pemeriksaan kolesterol ini dapat dilihat bahwa madu dorsata dan madu trigona mampu menurunkan kadar kolesterol. Madu digunakan sebagai penurun kolesterol karena didalam madu terkandung vitamin C. Dimana sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Waspadji et al., (2003) dan Suhartono dkk., (2007) menunjukkan bahwa Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang berperan dalam menurunkan kolesterol. Hal tersebut dikarenakan vitamin C dapat menghambat penyerapan kolesterol yang berlebih di dalam darah. Vitamin C mampu meningkatkan pengubahan kolesterol menjadi bentuk senyawa lain seperti asam
empedu dan garam empedu. Vitamin C juga dapat menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol dan juga dapat mencegah peningkatan hormon kortikosteroid di dalam darah. Kelebihan hormon kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan kolesterol di dalam darah (Waspadji et al., 2003). Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan hewan coba menggunakan parameter malondialdehid dilakukan pada tikus hiperkolesterolemia. Hasil pengukuran menunjukkan aktivitas antioksidan madu dorsata dan madu trigona terhadap penghambatan oksidasi LDL pada mencit Hiperkolesterolemia terlihat dari nilai absorban MDA lebih rendah dari kelompok kontrol (tanpa diberi madu). Nilai penurunan MDA ini kemudian diuji statistik. Pertama dengan menguji distribusi data, uji dilakukan dengan Shapiro-Wilk, nilai yang dihasilkan (p>0.05) artinya data terdistribusi normal, karena nilai signifikansinya lebih dari 0.05. Uji kemudian dilanjutkan dengan menggunakan one way anova, untuk menentukan pengaruh pemberian perlakuan. Hasil pengujian menunjukkan angka 0.013 artinya lebih kecil dari 0.05 (P<0,05). Nilai ini menunjukkan terdapat perbedaan penurunan nilai kadar MDA antar kelompok perlakuan, sehingga uji kemudian dilanjutkan dengan post hoc. Hasil uji post hoc memperlihatkan madu dorsata dibandingkan dengan kelompok kontrol menunjukkan angka 0,013 dan madu trigona dibandingkan dengan kelompok kontrol menunjukkan 0,007, nilai ini lebih kecil dari 0.05 (P<0,05), yang berarti signifikan, hal ini berarti penurunan nilai MDA madu dorsata dan madu trigona berbeda dengan kelompok kontrol (tanpa pemberian madu). Akan tetapi perbandingan antara madu dorsata dan madu trigona menunjukkan angka 0,703 dimana nilai lebih besar dari 0,05 (P>0,05) yang berarti nonsignifikan. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan madu dorsata dalam peng382
Oksidasi LDL, Madu Dorsata, Madu Trigona
hambatan oksidasi ldl sama dengan madu trigona Tingginya kolesterol di dalam darah dapat menyebabkan pula terjadinya peningkatan malondialdehida (MDA). Komponen senyawa antioksidan madu dorsata sama dengan madu trigona hanya konsentrasinya yang berbeda, sehingga hal ini yang menjadikan aktivitas penurunan kadar MDA tidak terlalu berbeda. Senyawa antioksidannya meliputi enzim (glukosa oksidase dan katalase), vitamin (A, C dan E) serta senyawa berupa asam fenol dan flavonoid. Antioksidan dalam madu dorsata dan madu trigona meredam atau menghambat radikal bebas tersebut sehingga kerusakan sel tidak bertambah, sehingga tidak menimbulkan aterosklerosis yang pada akhirnya menuju ke penyakit jantung koroner. Menurut Gordon (2001) senyawa fenolik berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya dalam memberikan atom hidrogen secara cepat kepada radikal lipid, sedangkan radikal bebas yang berasal dari antioksidan senyawa fenol ini lebih stabil daripada radikal bebasnya.
ISSN 2252-5416
Antioxidant. Elsevier Applied Science. London and New York. Pp. 1-15. Guyton and Hall. (2006). Metabolisme kolesterol. Dalam Buku Ajar Fisiologi Manusia. EGC. Jakarta. Kishore RK, Halim AS, Syazana MS, Sirajudeen KN. (2011). Tualang honey has higher phenolic content and greater radical scavenging activity compared with other honey sources. Nutr Res.;31(4):322–325. Mohamed M, Sirajudeen KN, Swamy M, Yaacob NS, Sulaiman SA. (2010). Studies on the antioxidant properties of Tualang honey of Malaysia. Afr J Tradit Complement Altern Med.; 7(1):59–63. Moniruzzaman M, Ibrahim K, Amrah siti, Hua Gan S. (2013). Physicochemical and Antioxidant Properties of Malaysian Honeys Produced By Apis Cerana, Apis Dorsata and Apis Mellifera. BMC Complementary & Alternative Medicine. Munstedt, K., Hoffman, S, Hauenschild., Bulte, M., Georgi, V.R., Hackethal, A. (2009). Effect of Honey On Serum Cholesterol and Lipid Values. J Med Food 12 (3): 624-628. Oddo LP, Heard TA, Rodriquez MA, et al. (2008). Composition and antioxidant activity of Trigona carbonaria honey from Australia. J Med Food. 2008 Dec;11(4):789-94. doi: 10.1089/jmf.2007.0724. Perez, E.J.A., Malaver, R, and Vit, P. (2006). Antioxidant Capacity of Venezuelan Honey in Wistar Rat Homogenates. J Med Food 9 (4): 510-516. Phongpaichit., et al. (2007). Biological Activities of Extract from Endophytic Fungi Isolated from Garcinia plants. Wiley Online Library, Diakses 28 Maret 2014. Suhartono E, Fachir H, Setiwan B. (2007). Stres oksidatif dasar dan penyakit. Banjarmasin. Pustaka Benua.
KESIMPULAN DAN SARAN Kategori aktivitas antioksidan madu dorsata dan madu trigona pada penelitian ini termasuk yang antioksidan kekuatan sedang. Aktivitas antioksidan ini dapat menghambat terjadinya oksidasi ldl dilihat dari kadar MDA, sebagai indikator oksidasi ldl, yang lebih rendah dari yang tidak mengkonsumsi madu serta tidak ada perbedaan antara madu dorsata dan madu trigona dalam hal menghambat oksidasi ldl karena keduanya mengandung kadar antioksidan yang tinggi. Pengujian lanjutan berupa uji klinik dengan memberikan madu dorsata atau madu trigona pada pasien hiperkolesterolemia di klinik DAFTAR PUSTAKA Gordon. (2001). The mechanisme of antioxidant action in vitro. In:B.J.F.Hudson (Ed.), Food 383
Sitti Rahma
ISSN 2252-5416
Waili. (2004). Natural honey lowers plasma glucose, C-reactive protein, homocysteine, and blood lipids in healthy, diabetic, and hyperlipidemic subjects: comparison with dextrose and sucrose. Diakses 2 April 2014. Available: http://www. ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15117561. Waspadji S dan Suyono S. (2003). Pengkajian status gizi studi
epidemiologi. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Yaqhoobi N et al. (2008). Natural honey and cardiovascular risk factors; effects on blood glucose, cholesterol, triacylglycerole, CRP, and body weight compared with sucrose. Diakses 2 April 2014. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/18454257.
384