JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN BANGGAI TAHUN 20092013 Dian Linggi1 dan Bambang Wiwoho2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Country indonesia is a developing country in the world,the magnetude of the unemployment rate is very important in assesing the succes of a country. This is because unemployment is one indicator to indicate the level of prosperity of a country as a result of development and economic growth. Population increased followed by increasing the number of labor force will increase the number of unemployed if they are not matched by an increase in employment/jobs. As well as cities and districts in indonesia,in Banggai unemployment occurring is quite high,over a period of 5 years from 2009 to 2013 the average unemployment rate of 4,76 percent per year. Unemployment figures are quite disturbing this is an economic phenomena that occurs in Banggai district. The purpose of this studyis to determine labor force and minimum wage wether a significant influence on the unemployment rate in Banggai,and to determine which variable big impact on the unemployment rate. With the result of the research regression F test and T test is known that the number of labor force (X1) and minimum wage (X2) taken together significant effect on unemployment rate in Banggai. From the result R² most dominant variable effect on the unemployment rate is the minimum wage Keywords: unemployment rate, labor force, minimumwage
segera diatasi maka dapat menimbulkan
Pendahuluan Indonesia merupakan
salah
satu
kerawanan
sosial,
dan
berpotensi
Negara berkembang dalam pengelompokan
mengakibatkan kemiskinan (Badan Pusat
negara
Statistik, 2007).
berdasarkan
taraf
masyarakatnya,
di
permasalahan
yang
N egara–negara
salah
satu
Besarnya angka pengangguran dapat
dihadapi
oleh
dikatakan sangat penting dalam mengukur
termasuk
keberhasilan pembangunan ekonomi. Hal
berkembang
Indonesia adalah Pengangguran
mana
kesejahteraan
masalah
pengangguran.
merupakan masalah
sangat kompleks
karena
ini
yang
dikarenakan pengangguran merupakan
salah satu indikator untuk menunjukkan
mempengaruhi
tingkat
kesejahteraan
akibat
dari
sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor
pembangunan ekonomi. Jumlah penduduk
yang saling berinteraksi mengikuti pola
yang semakin
yang tidak selalu mudah untuk dipahami.
dengan
Apabila pengangguran tersebut tidak
meningkat. Faktor utama yang menyebabkan 167
jumlah
meningkat angkatan
diikuti
pula
kerja
yang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 pengangguran
adalah
Volume 1, Nomor 2, September 2016
kekurangan
pengeluaran
agregat.
Para
memproduksi
barang dan
baru dan salah satu masalah tersebut adalah
pengusaha jasa
dengan
masalah
pengangguran.
pertambahan
penduduk
maksud untuk memperoleh keuntungan.
pesat dan semakin
Keuntungan
menyebabkan
tersebut
diperoleh dapat
apabila
menjual
produksi.
hanya para
barang
Kenaikan
akan
pengusaha
yang
yang
besar
masalah
semakin jumlahnya
pengangguran
menjadi bertambah buruk (Sadono Sukirno,
mereka
produksi
Sedangkan
1985).
yang
Dengan
bertambahnya
digunakan akan menambah penggunaan
penduduk
tenaga kerja selain itu faktor lain yang
masyarakat pendatang yang pindah untuk
menyebabkan
memperbaiki
timbulnya
adalah faktor pendidikan
pengangguran
setiap
akibat
nasib
pengangguran
yaitu minimnya
tahun
jumlah
di
adanya
mengakibatkan
Kabupaten
Banggai
pemahaman masyarakat akan pendidikan
semakin meningkat dikarenakan biasanya
dan juga pelatihan, faktor pembangunan
masyarakat
dimana adanya anggapan bahwa pemerintah
kemungkinan
mengalami kegagalan dalam melakukan
ketrampilan sehingga
pembangunan di suatu negara padahal
mampu bersaing dengan SDM lainnya.
pemerintah merupakan agen of change yang
Ada
seharusnya
karena di-PHK.
melaksanakan
perubahan-
mereka tidak lagi berjuang untuk memenuhi
masing tetap berjuang menuntut persamaan hak yang terkadang mereka lebih memilih menganggur daripada bekerja. Pertumbuhan
kesulitan
menimbulkan
kepada
negara–negara
pertumbuhan
masyarakat. ekonomi
Perkembangan penduduk cepat
dan
dalam
yang
jumlah
stabil.
mereka
tidak
JUMLAH PENGANGGURAN JUMLAH
2009
6.407
2010
5.407
2011
6.808
2012
11.131
2013
7.224
pengangguran
merupakan
suatu
masalah.
gambaran
dampak
dari
pengangguran
semakin
yang
memiliki
Meningkatnya
Akibatnya
tidak
belum
Sumber: diolah BPS Kabupaten Banggai
berkembang untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan
tersebut
pula masyarakat yang menganggur
TAHUN
kebutuhan ekonomi dasar mereka masing-
yang tinggi,
besar
pindah
Tabel 1 Pengangguran di Kabupaten Banggai
perubahan serta sikap pekerja di mana
penduduk
yang
tersebut
Salah
satu
meningkatnya yaitu
akan
banyaknya sumber daya yang terbuang
besar
percuma
sekali dapat menimbulkan beberapa masalah 168
dan
pendapatan
masyarakat
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
berkurang. Dalam masa-masa seperti itu,
berpengaruh
besar
terhadap
tingkat
tekanan ekonomi menyebar luas sehingga
pengangguran di kabupaten Banggai
mempengaruhi emosi masyarakat maupun kehidupan rumah tangga sehingga akan
Tinjauan pustaka
mengurangi
Penelitian Terdahulu
kesejahteraan
masyarakat.
(Samuelson dan Nordhaus,1996)
Dalam penelitian Analisis Tingkat
Berdasarkan informasi yang diperoleh, secara
umum
tingkat
Pengangguran Kabupaten Banggai terdapat
pengangguran
referensi pada peneliti sebelumnya. Peneliti
Kabupaten Banggai memang mengalami
yang
penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar
Parung, Dian (2012)
7.226 seiring dengan masuknya perusahaan-
“Analisis
perusahaan besar di wilayah tersebut. Tetapi
Sulawesi Selatan” dengan hasil regresi
masih ada saja masalah pengangguran.
penelitiannya bahwa PDRB harga konstan
Dalam hal ini sesuai dengan kenyataan-
berpengaruh
kenyataan yang ada dan dijelaskan di atas
terhadap tingkat pengangguran, sedangkan
maka penulis
tingkat
tertarik
untuk
meneliti
pertama
dilakukan
Tingkat
Silviani
dengan
judul
Pengangguran
negatif
beban
oleh
dan
di
signifikan
tanggungan
penduduk
masalah pengangguran dan mengkaji lebih
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
dalam
terhadap
lagi
kondisi
pengangguran
di
Kabupaten Banggai.
tingkat
pengangguran,
PDRB
konstan, upah minimum provinsi, tingkat inflasi
dan
tingkat
beban
tanggungan
penduduk.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang
Peneliti yang kedua dilakukan oleh
ditemukan di atas maka tujuannya dapat
Asri Widyana(2010) dengan judul “Analisis
diketahui yaitu: 1. Untuk
mengetahui
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
jumlah
dan
pengangguran
minimum
angkatan
kerja(X1)
(X2)
apakah
upah
berpengaruh
Sidoarjo”
di
kota
dengan
hasil
Surabaya
dan
analisis
dan
signifikan terhadap tingkat pengangguran di
pengujian hipotesis diketahui bahwa secara
kabupaten Banggai. 2. Untuk
mengetahui
simultan diperoleh bahwa jumlah industri,
signifikan
angkatan kerja, pertumbuhaan ekonomi dan
tingkat
inflasi secara bersama-sama berpengaruh
pengangguran di kabupaten Banggai. 3.
terhadap tingkat pengangguran di kota
Untuk mengetahui variabel mana yang
Surabaya dan Sidoarjo.
variabel secara
yang
berpengaruh
parsial
terhadap
169
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Peneliti yang ketiga yaitu dilakukan oleh Rizaldi Imam Buchori (2010) dengan “Analisis
judul
faktor-faktor
Ketenagakerjaan
yang
Sumber daya manusia mengandung
mempengaruhi tingkat pengangguran di Jawa
dua
Timur” dengan hasil analisa dan pengujian
manusia mengandung
hipotesis diketahui secara simultan diperoleh
kerja yang diberikan dalam proses produksi.
bahwa
Dalam
angakatan
kerja,
pertumbuhan
pengertian.
hal
Pertama,
ini
sumber daya
pengertian usaha
sumber
daya
manusia
ekonomi, UMR (upah minimum regional)
mencerminkan
dan
diberikan seseorang dalam waktu tertentu
investasi
secara
bersama
sama
kualitas
untuk
Timur. Dari hasil analisis dengan uji secara
Pengertian kedua dari sumber daya manusia
parsial bahwa angakatan kerja, pertumbuhan
menyangkut
ekonomi,
berpengaruh
melaksanakan kegiatan yang mempunyai
terhadap tingkat pengangguran di Jawa
nilai ekonomis, yaitu dapat menghasilkan
Timur. Sedangkan UMR (upah minimum
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
regional)
masyarakat (Payaman Simanjutak, 1985).
tidak
berpengaruh
terhadap
tingkat
barang atau
yang
berpengaruh terhadap pengangguran di Jawa
investasi
menghasilkan
usaha
manusia yang
jasa.
mampu
Bukan angkatan kerja adalah bagian
pengangguran di Jawa Timur. dari
Dengan adanya beberapa penelitian
tenaga
kerja
tidak bekerja
terdahulu di atas diharapkan pada penelitian
ataupun
ini dapat menjawab beberapa pertanyaan
dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja
yang
yang sesungguhnya
mungkin
belum
terjawab
dan
mencari
yang
pekerjaan,
terlibat
atau
tidak
tingkat pengangguran
produksi. Kelompok bukan angkatan kerja ini terdiri
Banggai.
terlibat dalam
bisa
menambah masukan pada penelitian analisis di kabupaten
berusaha
tidak
atau
kegiatan
atas golongan yang bersekolah,
golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain yang menerima pendapatan.
Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas
Berdasarkan hasil survei Angkatan
teori yang terkait dengan pengangguran dan
Kerja Nasional (SAKERNAS) memberikan
dan teori-teori yang berkaitan yang meliputi
pengetian dan definisi terhadap konsep
ketenagakerjaan, penawaran dan permintaan
ketenaga
tenaga
upah,
Penduduk. 2. Umur. 3. Penduduk Usia Kerja.
kesempatan kerja, dan beban tanggungan
4. Angkatan Kerja. 5. Bekerja. 6. Sementara
penduduk.
tidak bekerja. 7.
kerja,
pengangguran,
170
kerjaan
sebagai
berikut:
1.
Pengangguran Terbuka. 8.
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 Mencari Usaha.
pekerjaan. 10.
9.
Setengah
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Mempersiapkan Penganggur.
Semakin banyak lapangan pekerjaan yang
11.
tersedia maka permintaan tenaga kerja akan
Setengah Penganggur terpaksa. 12. Setengah
meningkat. Kedua, permintan tenaga kerja
Penganggur
dipengaruhi oleh
sukarela
13.
Tingkat
jenis
yang
Pengangguran Terbuka (TPT). 14. Bukan
tersedia
Angkatan Kerja. 15. Pekerjaan Purna Waktu
Permintaan
(Full Time). 16. Pekerjaan Paruh waktu
industri,
(PartTime). 17. Lapangan Usaha. 18. Jenis
peningkatan sejalan dengan peningkatan
Pekerjaan. 19. Status pekerjaan
yang terjadi dalam produksi barang jasa
Penawaran adalah jumlah komoditi bersedia
suatu perekonomian.
tenaga kerja misalnya,
pada
di
sektor
akan mengalami
dan
sektor perindustrian dalam
perekonomian suatu negara (Kaufman dan
Penawaran Tenaga Kerja
yang
dalam
pekerjaan
Hotchkiss,1999)
ditawarkan oleh produsen
selama periode
waktu
tertentu
dan
dipengaruhi oleh harga komoditi itu
dan
biaya produksi yang dikeluarkan
Pengangguran Pengangguran
adalah
angka
yang
(Dominic
menunjukkan berapa banyak dari jumlah
Salvatore, 1997). Sedangkan menurut Paul
angkatan kerja yang sedang aktif mencari
A. Samuelson dan William D. Nordhaus
pekerjaan
penawaran tenaga
menunjukkan
Pengangguran merupakan suatu keadaan
jumlah jam yang digunakan pada kegiatan
dimana seseorang yang tergolong dalam
untuk menghasilkan
pabrik-
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
pabrik, pertanian, bisnis lain, pemerintah,
tetapi mereka belum dapat memperoleh
atau usaha
utama
pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno, 2008).
penawaran tenaga kerja adalah jumlah
Menurut Irawan dan Suparmoko (1983),
penduduk dan cara penduduk menggunakan
di
waktunya.
pengangguran dapat digolongkan menjadi 3
kerja
sesuatu
nirlaba.
di
Determinan
(Mulyadi
Negara
yang
Subri,
sedang
2003).
berkembang,
jenis yaitu: a. Pengangguran yang kelihatan (visible
Permintaan Tenaga Kerja Permintaan sangat
dipengaruhi
penting. Pertama, kerja
dalam
dipengaruhi
oleh
tenaga
Pengangguran
dua faktor
permintaan oleh
kerja
underemployment)
adalah
yang kelihatan akan timbul
apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-
tenaga
sungguh digunakan lebih sedikit daripada
pertumbuhan
waktu kerja yang sanggup/disediakan untuk
dalam jumlah total pekerja yang tersedia.
bekerja. 171
b.
Pengangguran
tak
kentara
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 (invisible
underemployment)
Volume 1, Nomor 2, September 2016
adalah
seluruh
angkatankerja
yang
mencari
Pengangguran tak kentara terjadi apabila
pekerjaan,
para pekerja telah menggunakan
pertama kali maupun yang sedang
kerjanya
secara
penuh
pekerjaan dapat ditarik perubahan–perubahan organisasi tanpa
dalam
suatu
sebelumnya.
Sedang
(setelah
ada
digolongkan
setengah
sederhana
atau metode
suatu
waktu
produksi
bekerja
pekerja
yang
pengangguran
dalam
(underemployment) adalah pekerja
tetapi
masih
yang
mencari pekerjaan penuh atau
yang besar) ke
sambilan dan mereka yang bekerja dengan
sektor/perusahaan lain tanpa mengurangi
jam kerja rendah (di bawah sepertiga jam
output. c. Pengangguran potensial (potential
kerja normal, atau berarti bekerja kurang
underemployment)
dari
potensial
tambahan
baik yang mencari pekerjaan
adalah
merupakan
Pengangguran
suatu
perluasan
35
masih
jam
mau
dalam seminggu). Namun
menerima
serta
daripada disguised unemployment, dalam arti
mereka
yang
bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat
namun
mau menerima
ditarik dari
sektor
tersebut
tanpa
Pekerja digolongkan setengah pengangguran
mengurangi
output;
hanya
harus
parah (severely underemployment) bila ia
dengan perubahan–perubahan
termasuk setengah menganggur dengan jam
dibarengi fundamental produksi
dalam
metode–metode
tidak
pekerjaan,
mencari pekerjaan pekerjaan
itu.
kerja kurang dari 25 jam seminggu.
yang memerlukan pembentukan
capital yang berarti.
Upah
Menurut BPS, pengangguran terbuka terdiri atas: 1.
Upah adalah pendapatan yang diterima
Penduduk yang sedang
tenaga kerja dalam bentuk uang, yang
mencari pekerjaan. 2. Penduduk yang sedang
mencakup bukan hanya komponen upah/gaji,
mempersiapkan usaha. 3.
Penduduk yang
tetapi juga lembur dan tunjangan tunjangan
merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan. 4.
yang diterima secara rutin/reguler (tunjangan
Penduduk yang sudah punya pekerjaan tapi
transport, uang makan dan tunjangan lainnya
belum mulai bekerja
sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak
Tingkat (TPT)
Pengangguran
adalah angka
termasuk Tunjangan Hari Raya (THR),
uang menunjukkan
banyaknya pengangguran
terhadap
penduduk yang masuk kategori kerja.
Terbuka
Pengangguran
unemployment) didasarkan
tunjangan
100
bersifat
tahunan,
kwartalan,
tunjangan-tunjangan lain yang bersifat tidak
angkatan
rutin (BPS, 2008).
terbuka
(open
Menurut Gilarso (2003) balas karya
pada
konsep
untuk faktor produksi tenaga kerja manusia 172
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
disebut upah (dalam arti luas, termasuk gaji,
yaitu: 1.
honorarium, uang lembur, tunjangan, dan
Kematian. 3. Mobilitas Penduduk.
sebagainya). Masih menurut Gilarso upah
Angka kelahiran. 2.
Daryono
Soebagiyo, dkk
biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu:
memberikan pengertian
upah
beban/tanggungan
nominal
(sejumlah
uang
yang
Angka
(2005)
mengenai tingkat
penduduk,
yaitu
diterima) dan upah riil (jumlah barang dan
merupakan
jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu).
penduduk
Upah dalam arti sempit khusus dipakai untuk
penduduk usia kerja. Penduduk usia nol
tenaga kerja yang bekerja pada orang lain
sampai empat belas ditambah penduduk
dalam
usia lebih dari enam puluh lima dibagi
hubungan
kerja
(sebagai
karyawan/buruh).
penghitungan
jumlah
yang ditanggung
oleh
setiap
dengan penduduk usia lima belas tahun
Kesempatan Kerja Kesempatan kerja dalam masyarakat
hingga
enam
puluh
dikali
dengan
empat tahun dan
seratus,
dengan satuan
merupakan
kecenderungan
persen.
tidak seragam, kesempatan kerja dipecahpecah menurut kebutuhan yang salah satunya
Inflasi
adalah menurut lapangan usaha ekonomi yang sudah disebut
baku
secara
sebagai
di
KLUI
internasional
Classification)
Tengah,
yang
menerus.
Dari
definisi
dikatakan
bahwa
kenaikan
Indonesia diterjemahkan menjadi
beberapa
pada suatu
(Klasifikasi
hanya
“sementara”
Lapangan
Indonesia). Sedangkan menurut dari BPS
kenaikan harga–harga umum secara terus
ISIC (International
Standard Industrial ada
Inflasi
(Badan
Pusat
kesempatan
Usaha
pengertian
menimbulkan
Statistik) Jawa
kerja
saat
ini
dapat
satu
atau
tertentu
belum
dan tentu
inflasi (Dwi Eko Waluyo,
2007).
merupakan
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak
perbandingan antara penduduk yang bekerja
akan
menggalakkan
dengan penduduk usia kerja.
ekonomi.
Biaya
naik Beban/Tanggungan Penduduk Menurut I Gusti Ngurah Agung
yang
menyebabkan
perkembangan terus
menerus
kegiatan
produktif
sangat tidak menguntungkan.
Maka,
pemilik
modal
biasanya
untuk
suka
dan Akhir Harahap dalam Fitra Kincaka
menggunakan
Rizka (2007) pertumbuhan penduduk dapat
spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai
dipengaruhi oleh 3 faktor yang dominan,
dengan membeli harta-harta 173
uangnya
lebih
tetap
tujuan
seperti
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha kegiatan
lebih investasi
produktif
akan
suka menjalankan seperti
ekonomi
Sebagai
akibatnya
negeri (domestic inflation). 2.
akan menurun.
yang
Inflasi yang
berasal dari luar negeri (imported inflation)
banyak
Metodologi penelitian
terwujud. (Sadono
Metode penelitian merupakan suatu
Sukirno, 2006).
cara
Penggolongan kedua
adalah
menjadi: 1. Inflasi yang berasal dari dalam
dan tingkat
lebih
yang ketiga
berdasarkan asal inflasi. Inflasi dibedakan
ini, investasi
berkurang
kegiatan
pengangguran
Penggolongan
kerja
atau
prosedur
mengenai
adalah atas
bagaimana kegiatan yang akan dilakukan
dasar sebab musabab awal dari inflasi.
untuk mengumpulkan dan memahami objek-
Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi:
objek yang menjadi sasaran dari penelitian
1. Inflasi
yang dilakukan (Mohammad Nazir, 2003).
yang
permintaan
masyarakat
timbul
karena
akan
berbagai
barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation. 2.
Desain Penelitian
Inflasi yang
Jenis penelitian ini menggunakan cara
timbul karena kenaikan ongkos produksi.
melalui studi pustaka yaitu dengan membaca
Ini disebut cost inflation.
buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
Akibat dari kedua macam inflasi
yang
dilakukan,
serta
dari
penelitian-
tersebut, dari segi kenaikan harga output
penelitian sebelumnya yang di dalamnya
tidak berbeda, tetapi dari segi volume output
juga
(GDP riil) ada perbedaan. Dalam kasus
Statistik) Provinsi Sulawesi Tengah, BPS
demand
Kabupaten Banggai dan melalui buku-buku
inflation,
biasanya
ada
diperoleh
dari
kecenderungan untuk output (GDP riil) naik
yang
bersama-sama
dengan kenaikan
pengangguran kabupaten Banggai.
umum.
kecilnya kenaikan output
ini
Besar
tergantung
agregate
pada
supply
elastisitas biasanya
harga
kurva
menyangkut
BPS (Badan Pusat
masalah
tingkat
Tempat dan waktu Penelitian
semakin
Penelitian
ini
dilakukan
(Sulawesi
di
mendekati output maksimum semakin tidak
Kabupaten
elastis. Sebaliknya dalam cost inflation,
tepatnya di Luwuk pada semester ganjil tahun
biasanya kenaikan harga-harga dibarengi
ajaran 2015 antara bulan september sampai
dengan penurunan omset penjualan barang
dengan bulan desember dengan menggunakan
(kelesuan usaha).
data sekunder.
174
Banggai
akan
Tengah)
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Populasi dan Sampel Dalam
penelitian
ini
tidak
Jenis Data
menggunakan populasi dan sampel karena
Jenis data yang digunakan dalam
data hanya di peroleh dari Badan Pusat
penelitian ini adalah data sekunder. Data
Statistik kabuapten Banggai.
sekunder adalah data yang diperoleh atau
Teknik Sampling dan Besarnya Sampel
dikumpulkan oleh orang yang melakukan
Data yang dipakai atau digunakan
penelitian dari sumber-sumber yang telah
dalam penelitian ini adalah data sekunder
ada.
yang berupa data time series periode 2009– 2013. Data sekunder adalah data yang
Sumber Data
diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
dari
subjek
data dapat diperoleh (Suharsimi,1998). Data
biasanya
sekunder adalah data yang diperoleh atau
atau data
dikumpulkan oleh orang yang melakukan
laporan yang telah tersedia (Azwar, 2001).
penelitian dari sumber-sumber yang telah
Data yang dipergunakan meliputi: data
ada.
jumlah angkatan kerja dan data upah
perpustakaan
minimum
serta data-data pendukungnya di
penelitian terdahulu. Data sekunder dalam
kabupaten Bnaggai. Data-data ini diperoleh
penelitian ini diperoleh dari BPS kabupaten
dari
Banggai .
penelitiannya. berwujud
Data
data
Badan
peneliti
dari
Sumber data adalah subjek dari mana
sekunder
dokumentasi
Pusat
Statistik
(BPS)
di
kabupaten Banggai.
akan
biasanya
atau
dari
diperoleh
dari
laporan-laporan
adalah
menjadi
segala sesuatu
objek
adalah
data
besarnya
jumlah
pengangguran, jumlah angkatan kerja dan
Definisi Variabel Dan Definisi Operasional
yang
ini
Data yang diperlukan untuk penelitian ini
Penelitian
Data
besaran upah minimum kabupaten banggai.
penelitian,
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan
sedangkan Definisi operasional adalah suatu
dari sumber kedua (Soekartawi, 2002).
definisi yang diberikan kepada suatu variabel
Data
sekunder
diperoleh
melalui
dengan memberikan arti (Mohammad Nazir,
studi pustaka yaitu dengan membaca buku-
2003). Jadi variabel penelitian ini meliputi
buku yang berkaitan dengan penelitian yang
faktor-faktor
dalam
dilakukan, serta dari penelitian- penelitian
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. a.
sebelumnya. Data sekunder juga diperoleh
Pengangguran (Y). b. Angkatan kerja (X1).
dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi
c. Upah (X2).
Sulawesi Tengah, BPS Kabupaten Banggai.
yang
berperan
175
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016 Dari kerangka penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah angkatan kerja dan
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan
upah minimum akan berpengaruh terhadap
prosedur yang sistematis dan standar guna
tingkat
memperoleh data kuantitatif, disamping itu
terjadi baik angkatan kerja maupun upah
metode pengumpulan data memiliki fungsi
minimum akan mengakibatkan perubahan
teknis guna memungkinkan para peneliti
yang terjadi pada tingkat pengangguran
melakukan pengumpulan data sedemikian
kabupaten Banggai.
rupa sehingga angka-angka dapat diberikan pada
obyek
yang
diteliti.
pengangguran.
Perubahan
yang
di
Upah minimum akan dilihat dari
Metode
perubahan
jumlah
upah
minimum
pengumpulan data yang digunakan pada
kabupaten.Upah minimum akan berpengaruh
penelitian ini adalah studi pustaka sebagai
terhadap
metode pengumpulan data untuk mendukung
adanya peningkatan terhadap jumlah upah
suatu teori sehingga tidak diperlukan teknik
minimum
sampling
maka akan hal tersebut akan mengakibatkan
serta
kuesioner.
Sebagai
tingkat
pengangguran.
kabupaten
pendukung data juga diperoleh dari data
terjadinya
penurunan
BPS, buku-buku, jurnal, browsing internet
pengangguran.
Setiap
dalam suatu daerah
presentase
tingkat
yang terkait dengan masalah pengangguran. Model Analisis Model analisis data yang digunakan
Kerangka Konseptual / Model Analisis Untuk
memudahkan
kegiatan
adalah
analisis
regresi
digunakan
dalam
pengaruh terhadap perubahan suatu variabel
digambarkan
suatu
menguji
mengetahui
yang
penelitian serta memperjelas akar pemikiran penelitian,
untuk
berganda
model
adanya
kerangka pemikiran yang skematis sebagai
untuk
tingkat
berikut:
pengangguran di kabupaten Banggai yang Gambar 1
dapat dinotasikan dalam persamaan sebagai
Kerangka Penelitian
berikut: TP = f (angkatan kerja, upah minimum), Atau dengan : Y= f ( X1, X2)
Jumlah Angkatan Kerja
dimana: Y = Tingkat Pengangguran. X1
=
angkatan kerja. X2 = upah mínimum. b=
Pengangguran
koefisien
regresi.
Dengan
rumus
digunakan : Y=a+ b1X1 + b2X2+ e
Upah Minimum
176
yang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016 hal tidak di masukkan ke dalam persamaan
Proses Pengolahan Data Proses pengolahan data ini tidak
regresi (J. Supranto, 1995:59)
menggunakan kuisioner karena data yang
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah
variabel independen yaitu angkatan kerja
data sekunder. Data sekunder adalah data
(X1), upah mínimum (X2) terhadap variabel
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
dependen yaitu Tingkat Pengangguran (Y)
yang melakukan penelitian dari sumber-
maka
sumber yang telah ada serta di dapatkan
determinasi (R2). Koefisien Determinasi
secara langsung melalui survey data yang
analisis
koefisien
(R2) yang kecil atau mendekati nol berarti
selanjutnya akan di proses melalui editing
kemampuan variabel– variabel independen
dan koding dan tabulating. Editing adalah
dalam menjelaskan variasi variabel dependen
kegiatan meneliti kembali data yang telah dikumpulkan
digunakan
amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu
untuk mengetahui apakah
data tersebut perlu di laporkan atau tidak.
berarti
Koding adalah memberi kode data yang
memberikan hampir semua informasi yang
terpilih agar tidak tertukar dengan data yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel–
lain atau diidentifikasi ulang. Tabulating
variabel dependen.
yaitu
proses penyusunan
variabel–variabel
Akan
tetapi
ada
independen
kalanya
dalam
data
dengan
telah
diproses
penggunaan koefisisen determinasi terjadi
kedalam bentuk tabel atau daftar untuk
bias terhadap satu variabel independen yang
mempermudah pemahamannya.
dimasukkan dalam model. Setiap tambahan
memasukkan
data
yang
satu variabel independen akan menyebabkan peningkatan R2, tidak peduli apakah variabel
Analisis Regresi inier Berganda Persamaan
analisa
regresi
linear
tersebut
berpengaruh
secara
siginifikan
berganda untuk penelitian ini adalah sebagai
terhadap variabel dependen (memiliki nilai t
berikut:
yang signifikan).
Rumus:
Y=a+ßıXı+ß₂x₂+e.
Keterangan: Y = tingkat pengangguran. a = konstanta. X1 = angkatan kerja. X2 = upah
Analisa Koefisien Korelasi (R)
mínimum. ßı,ß₂= koefisien regresi X1,X2. e
Menurut Malhotra (2004, p.497),
= variabel penganggu, sebagai kesalahan
analisa koefisien korelasi digunakan untuk
yang disebabkan adanya faktor-faktor yang
mengetahui
mempengaruhi Y akan tetapi karena sesuatu
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
tingkat
kekuatan
hubungan
Suliyanto (2005, p.52), menyatakan bahwa 177
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
ada 3 jenis hubungan dalam analisa koefisien
Banggai terletak antara 121° 50’ Bujur
korelasi, yaitu: a.
Korelasi positif adalah
Timur dan 0° 22’ – 2° 41’ Lintang Selatan.
Korelasi positif terjadi apabila perubahan
Luas wilayah Kabupaten Banggai adalah
pada variabel yang satu diikuti dengan
berupa daratan seluas 9.672,70 Km2. Hingga
perubahan variabel yang lain dengan arah
akhir 2012, jarak antara ibukota kabupaten
yang sama (berbanding lurus). Artinya jika
ke ibukota provinsi Sulawesi Tengah dan
variabel yang satu meningkat, maka akan
kabupaten lain di Sulawesi Tengah adalah: -
diikuti dengan peningkatan variabel yang
Luwuk-Palu = 610 Km. - Luwuk-Parigi =
lain, demikian sebaliknya. b. Korelasi negatif
535 Km. - Luwuk-Poso = 388 Km. - Luwuk-
Korelasi negatif terjadi apabila perubahan
Ampana = 248 Km. - Luwuk-Banggai = 100
pada variabel yang satu diikuti dengan
Km/66 Mil Laut. - Luwuk-Salakan = 61
perubahan
Km/38 Mil Laut. - Luwuk-Bungku = 161
variabel
yang
lain
dengan
arah yang berlawanan (berbanding terbalik).
Km/106 Mil Laut.
Artinya jika variabel yang satu meningkat,
Kabupaten
Banggai
maka akan diikuti dengan penurunan variabel
keanekaragaman
yang lain, demikian sebaliknya. c.
Korelasi
terdapat pegunungan, sungai-sungai yang
nihil adalah korelasi nihil terjadi apabila
masih sangat jernih serta pulau-pulau kecil
perubahan pada variabel yang satu diikuti
yang
dengan
lain
kabupaten. Ada pun sungai-sungai yang
dengan arah yang tidak teratur (acak).
terdapat di Kabupaten Banggai terdiri dari
Artinya jika variabel yang satu meningkat,
sungai Balingara, sungai Bunta, sungai
kadang diikuti dengan peningkatan variabel
Toima, sungai Lobu,
yang lain tetapi kadang diikuti penurunan
sungai Minahaki, sungai Sinorang, sungai
variabel yang lain.
Kalumbangan, dansungaiKintom.
perubahan
variabel
yang
Tabel 1.2 Interpretasi Koefisien Korelasi
tersebar
kondisi
memiliki
alam,
dimana
mengelilingi
wilayah
sungai
Mentawa,
Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Banggai tahun 2013 Tabel 1.3 Penduduk per kecamatan di kabupaten Banggai
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
Nama kecamatan
Jumlah penduduk
0,60 – 0,799
Kuat
Nambo
7.886
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Kondisi Umum Kabupaten Banggai Kabupaten
Banggai
merupakan
dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter di atas permukaan laut, Kabupaten 178
Mantoh
6.976
Luwuk Utara
15.917
Luwuk Selatan
21.300
Balantak Utara
4.098
Balantak Selatan
4.588
Balantak
5.483
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Masama
10.886
Lamala
5.928
Lobu
3.416
sebesar 1,76 persen per tahun. Penduduk lakilaki di Kabupaten Banggai lebih banyak
Kabupaten Banggai mengalami pertumbuhan
Bualemo
17.547
Pagimana
22.988
Luwuk Timur
10.907
dibandingkan
berbanding 100, bahkan di Kecamatan Toili
Luwuk
35.046
Kintom
9.776
Simpang Raya
14.047
Nuhon
18.498
Bunta
18.902
Batui selatan
13.279
perempuan,
yakni
Barat dan Balantak Selatan perbandingannya 110 berbanding 100. Sedangkan Kecamatan Luwuk
perbandingannya
98
berbanding
Batui
15.223
100. Jika dilihat dari tabel
Moilong
18.716
Toili Barat
21.420
Kabupaten Banggai, mengambarkan
Toili
31.783
struktur
Sumber : bps kabupaten banggai 2013
penduduk kabupaten
sebanyak 174.614
342.698
jiwa,
laki-laki
dan
faktor
Banggai
terdiri
penduduk
penduduk
muda.
bahwa
Hal
ini
menunjukkan bahwa fertilitas merupakan
Berdasarkan data Penduduk 2013, jumlah
104
yang
mempengaruhi
struktur
penduduk.
dari
Penduduk
yang
tinggal
di
168.084
Kabupaten Banggai berasal dari beragam
perempuan. Jumlah penduduk tertinggi
suku bangsa, budaya, adat dan agama. Suku
ada di Kecamatan Luwuk yaitu 35.046
bangsa yang ada di Kabupaten Banggai
jiwa dan yang terendah ada di Kecamatan
antara lain suku Saluan, Balantak, Banggai,
Lobu yaitu 3.416 jiwa.
Jawa, Bali, Sasak, Bugis, Bajo, dan lain-lain.
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai Tahun
Sementara agama yang dianut mayoritas penduduk
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kabupaten
Banggai
adalah
2009
316.408
2010
323.626
2011
329.609
Kabupaten Banggai merupakan salah satu
2012
334.561
daerah otonom dan masuk dalam wilayah
2013
342.698
agama Islam.
Provinsi Sulawesi Tengah beribukota di
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kecamatan
Luwuk
Luwuk, terletak pada titik koordinat antara
merupakan
122°23’ dan 124°20’ Bujur Timur, serta
wilayah terpadat dengan tingkat kepadatan
0°30’ dan 2°20’ Lintang Selatan, memiliki
492 jiwa/km2, meskipun hanya memiliki luas 72,82
km². Sementara
luas wilayah daratan ± 9.672,70 Km²
Kecamatan
atau sekitar 14,22 % dari luas Provinsi
Batui merupakan wilayah yang terjarang penduduknya
yaitu
hanya
Sulawesi
15 jiwa/km².
Selama lima tahun terakhir, jumlah penduduk 179
Tengah
dan
luas
laut
±
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 20.309,68
Km²
dengan
garis
Volume 1, Nomor 2, September 2016
pantai
menciptakan nilai tambah terbesar dalam
sepanjang 613,25 km. Wilayah berbatasan
pembentukan PDRB Kabupaten Banggai.
Kabupaten
dengan:
Banggai
Sebelah
Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu
Utara
wilayah
tergambar
melalui
berbatasan dengan Teluk Tomini.
Sebelah
perkembangan PDRB atas dasar harga
Timur
Maluku
konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga
berbatasan
dengan
Laut
dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
konstan
Se-
cendrung
menunjukkan
Selat
perkembangan positif, hal ini menunjukkan
Peling dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
adanya peningkatan perekonomian dari tahun
belah
Selatan
Sebelah
berbatasan
Barat
dengan
berbatasan
ke tahun.
dengan
Pendapatan perkapita adalah jumlah
Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten
seluruh balas jasa faktor produksi yang
Morowali Utara
diterima oleh setiap penduduk secara rataPerekonomian Daerah Kabupaten Banggai
rata dalam keterlibatannya pada faktor
Struktur ekonomi menggambarkan
produksi dalam proses produksi, sehingga
kontribusi
atau
peranan
sering digunakan sebagai indikator dalam
masing-masing
sektor dalam pembentukan Produk Domestik
melihat
Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks
kemakmuran
lebih jauh akan memperlihatkan bagaimana
Pendapatan perkapita penduduk Banggai dari
suatu
Tahun 2007–2012 menunjukkan kenaikan
perekonomian
mengalokasikan
tingkat
masyarakat
secara
Struktur ekonomi dapat menggambarkan
meningkatnya
kemajuan suatu daerah. Semakin maju
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang
perekonomian suatu daerah maka kontribusi
tercapai dari tahun ke tahun merupakan
sektor
mengalami
indikator untuk menilai kinerja suatu daerah
penurunan sedangkan sektor sekunder dan
dalam mengendalikan kegiatan ekonominya
tersier menunjukkan peningkatan.
dalam
jangka
seiring
umum.
yang
cenderung
signifikan
atau
sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor.
primer
cukup
kesejahteraan
pertumbuhan
pendek
dengan ekonomi.
dan
usaha
mengembangkan ekonominya dalam jangka
Struktur ekonomi Kabupaten Banggai masih berbasis pada pemanfaatan sumber
panjang.
daya alam atau masih berstruktur primer.
pertanian secara tidak langsung berdampak
Hal
terhadap perubahan peranan sektorsektor
ini
terlihat
pertanian, pertambangan
dari
kontribusi sektor
Menurunnya
peranan
sektor
kelautan
dan
sektor
lainnya. Prospek perekonomian Kabupaten
dan
penggalian
yang
Banggai pada masa mendatang menunjukan 180
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 semakin
membaik
seiring
Volume 1, Nomor 2, September 2016
dengan
wilayah
lingkungan
perusahaan
peningkatan investasi baik oleh PMA dan
pertambangan Dongi Sinoro Liquid Natural
PMDN dengan menggali berbagai potensi
Gas (DSLNG) di Kabupaten Banggai yang
sumber daya alam yang ada. Berbagai
memang membuka banyak lowongan kerja
kondisi yang ada seperti eksplorasi tambang
terbuka disamping bertambahnya putra putri
minyak dan gas bumi yang secara langsung
daerah sebagai lulusan-lulusan perguruan
nantinya memberikan nilai tambah terhadap
tinggi baik yang dalam daerah maupun yang
perekonomian daerah, demikian pula sektor-
lulus dari luar daerah Kabupaten Banggai
sektor lainnya seperti perkebunan, perikanan,
yang mungkin sebagian tidak sesuai dengan
kehutanan, perdagangan dan lainnya.
kualifikasi pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan
Tabel 1.5 Pengangguran di Kabupaten Banggai
langsung ataupun tidak secara langsung dalam pengelolaan sumberdaya
JUMLAH PENGANGGURAN JUMLAH
2009
6.407
2010
5.407
2011
6.808
2012
11.131
2013
7.224
wilayah
pengangguran
di
Banggai
daerah
Tabel 1.6 Angkatan Kerja Kabupaten Banggai (dalam ribuan) ANGKATAN KERJA
dari angka tersebut menurun ditahun 2010
TAHUN
walaupun menurun tetapi hanya berkisar di
JUMLAH (Jiwa)
2009
161.381
2010
164.332
2011
166.854
peningkatan
2012
147.816
5.407 sampai pada tahun 2012
2013
146.238
bawah angka 1% dan pada tahun 2011 meningkat
dengan
yang kini
Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten
pada tahun 2009 mencapai 6.407 jiwa dan
mencapai
Banggai
kerja di daerah ini.
Kabupaten Banggai relatif bertambah dimana
kembali
Kabupaten
alam di
telah menjadi primadona bagi para pencari
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Jumlah
perusahaan-perusahaan
domestik dan internasional yang terlibat
Hasil penelitian dan pembahasan
TAHUN
oleh
Sumber : BPS Kabupaten Banggai
angka tersebut melonjak tajam menjadi
Jumlah angkatan kerja di daerah
11.131 jiwa.
Kabupaten
Lonjakan jumlah pengangguran yang
Banggai
relatif
bertambah
dimana pada tahun 2009 mencapai angka
terjadi dapat dimungkinkan terjadi di daerah
161.381 jiwa dan dari angka itu terus
Kabupaten Banggai akibat adanya pendatang
meningkat
dari daerah lain sebagai pencari kerja ke 181
walaupun
peningkatannya
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 hanya
berkisar
di
bawah
angka
Volume 1, Nomor 2, September 2016 1%
sehingga
pertahunnya tapi itu sangat berpengaruh terhadap
peningkatan
angkatan
yang
terjadi
2013
angka
kerja Analisis Model
naik menjadi 166.854. Lonjakan jumlah kerja
tahun
tersebut naik menjadi Rp 995.000.
sehingga sampai tahun 2011 angka tersebut
angkatan
sampai
Pengolahan
data
dalam
proses
dapat
penelitian ini menggunakan analisis regresi
dimungkinkan terjadi di daerah Kabupaten
linier berganda, berdasarkan data dan dengan
Banggai akibat adanya pendatang dari daerah
menggunakan perhitungan program SPSS
lain. Lalu kemudian menurun pada tahun
16.0, hasil perhitungan ditunjukkan dalam
2012 sebanyak 147.216 dan tahun2013
tabel di bawah ini.
sebanyak 146.238 jiwa.
Berikut uraian data variabel jumlah angkatan kerja dan variabel upahminimum
Jumlah Upah minimum di Sulawesi Tengah tahun 2009-2013 Tabel 1.7 Upah minimum Sulawesi Tengah (dalam ribuan)
terhadap variabel tingkat pengangguran dan data
perhitungan
yang
dianalisa
terhadap variabel yang di uji selama lima tahun yaitu dari tahun 2009 hingga tahun
UPAH Tahun
hasil
2013.
Jumlah ( Rp)
2009
720.000
2010
775.500
2011
827.500
2012
885.000
Variabel Konstanta
Koefisien Regresi (β) 44648,78
2013
995.000
Jumlah angkatan kerja(X1)
6 0,205
Tabel 1.8 Data Koefisien Regresi Linier Berganda
Upah minimum(X2)
Sumber : BPS Sulawesi Tengah
0,361
R Square : 0,489
Jumlah
upah
minimum
pada
menggunakan
upah
kabupaten
banggai
minimum
berdasarkan
Jumlah
Dari tabel diatas dapat digunakan
upah
untuk menyusun model persamaan regresi
minimum provinsi yaitu upah minimum provinsi Sulawesi bertambah
Tengah
yang
relatif
pada
tahun
2009
dimana
mencapai angka Rp angka
itu
terus
720.000 meningkat
dan
linier berganda sebagai berikut : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e Y = 44648,786 + 0,205X1 + 0,361X2 + e
dari
Dari persamaan regresi linier berganda
walaupun
diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel
peningkatannyahanya berkisar antara angka
bebas yaitu jumlah angkatan kerja(X1), upah
1-5% pertahunnya tetapi sangat berpengaruh terhadap peningkatan
upah
minimum(X2) mempunyai pengaruh yang
minimum
182
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186 positif terhadap tingkat pengangguran
Volume 1, Nomor 2, September 2016 di
determinasi
kabupaten Banggai. Variabel
Jumlah
di
variabel
upah
minimum (X2) yaitu sebesar 0,173056. angkatan
kerja(X1)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pengangguran
parsial (R2)
kabupaten
variabel upah minimum (X2) merupakan
Banggai
variabel yang mempunyai pengaruh paling
sebesar 0,205. Hal ini menunjukkan bahwa
besar
setiap perubahan variabel jumlah angkatn
atau
dominan
terhadap
tingkat
pengangguran di Kabupaten Banggai (Y).
kerja besar satu-satuan akan mengakibatkan perubahan variabel angkatan kerja sebesar 0,205 dengan arah yang sama atau searah bila
Pembahasan Hasil Penelitian
variabel bebas lainnya konstan. Untuk
variabel
minimum(X2)
nilai F hitung 21,958> F tabel (19,000)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap
dengan memiliki tingkat signifikansi sebesar
tingkat pengangguran di kabupaten Banggai
0,013 lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Maka
yaitu sebesar 0,361. Hal ini menunjukkan
dengan demikian model regresi dapat dipakai
bahwa
upah
untuk memprediksikan tingkat pengangguran
minimum satu-satuan akan mengakibatkan
di kabupaten Banggai. Atau dengan kata lain
perubahan terhadap upah minimum sebesar
dapat dikatakan bahwa angkatan kerja (X1)
setiap
upah
Berdasarkan hasil uji F diketahui
perubahan variabel
0,361 dengan arah yang sama atau searah
dan Upah minimum (X2) secara bersama-
bila variabel bebas lainnya konstan.
sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Banggai (Y).
Pengujian hipotesis ke 3 (uji pengaruh
Sedangkan melalui uji “t” dapat
dominan)
diketahui variabel independen mana saja Tabel 1.9 Nilai Parsial
Variabel Jumlah angkatan kerja(X1) Upah minimum
Parsial 0,416 0,498
yang berpengaruh signifikan secara parsial Determinasi 0,173056 Parsial
terhadap tingkat pengangguran di kabupaten
0,248004
t hitung (4,710) > t tabel (4,30265) dengan
Banggai, untuk variabel angkatan kerja (X1),
(X2)
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
sebesar 0,012< 0,05 atau 5 persen. Jadi
nilai koefisien determinasi parsial (R2)
dapat dikatakan bahwa variabel angkatan kerja
variabel Jumlah angkatan kerja (X1) sebesar 0,416
lebih
kecil
dari
nilai
(X1)
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap tingkat pengangguran di
koefisien
kabupaten Banggai. 183
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Untuk variabel Upah minimum (X2) t
jumlah
angkatan
(X1)
minimum
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
berpengaruh
sebesar 0,015< 0,05 atau 5 persen. Jadi
pengangguran di kabupaten Banggai. Hal ini
dapat
Upah
terbukti dengan nilai F hitung (21,958) > F
minimum (X2) mempunyai pengaruh yang
tabel (19,000) dengan memiliki tingkat
signifikan terhadap tingkat pengangguran di
signifikan sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05
kabupaten Banggai.
atau 5%.
Dari
bahwa
variabel
perhitungan
diatas
dapat
2.
secara
danupah
hitung (5,345) > t tabel (4,30265) dengan
dikatakan
(X2)
kerja
signifikan
bersama-sama
terhadap
tingkat
Dari uji “t” dapat diketahui variabel
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi
independen mana saja yang berpengaruh
parsial (R2) variabel angkatan kerja (X1)
signifikan secara parsial terhadap variabel terikat
sebesar 0,173056 lebih kecil dari nilai
minimum
(X2)
yaitu
yang
di
(4,30265) dengan memiliki tingkat kesalahan meramal (sign) sebesar 0,012< 0,05 atau 5
bahwa variabel Jumlah upah minimum (X2) variabel
pengangguran
angkatan kerja, t hitung (4,710) > t tabel
sebesar
0,248004. Dengan demikian dapat dikatakan
merupakan
tingkat
kabupaten Banggai, untuk variabel Jumlah
koefisien determinasi parsial (R 2) variabel Upah
yaitu
persen. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel
mempunyai
Jumlah angkatan kerja (X1) mempunyai
pengaruh paling besar atau dominan terhadap
pengaruh yang signifikan secara parsial
tingkat pengangguran di kabupaten Banggai
terhadap tingkat pengangguran (Y). Untuk
(Y).
variabel upah mínimum (X2), t hitung Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa
(5,345)
variabel Jumlah angkatan kerja
maupun
upah
minimum
>
t
tabel
(4,30265) dengan
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
mempunyai
sebesar 0,015< 0,05 atau 5
pengaruh yang signifikan secara parsial
dapat
terhadap tingkat pengangguran di kabupaten
dikatakan
minimum
Banggai.
bahwa
persen. variabel
Jadi upah
(X2) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Banggai (Y).
Simpulan 1.
3.
Dari
uji
F
diketahui
Variabel
upah
minimum
bahwa
hipotesis
yang
diajukan
oleh
didukung
atau
terbukti
kebenarannya,
merupakan
peneliti
pengaruh
variabel paling
yang
besar
atau
(X2)
mempunyai dominan
terhadap tingkat pengangguran di kabupaten
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
Banggai 184
(Y).
karena
nilai
koefisien
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
(R2) variabel upah
tentang otomotif, produksi makanan dan
mínimum (X2) sebesar 0,248004 lebih besar
minuman,servis elektronik dan listrik dan
determinasi parsial
lain sebagainya.
dari nilai koefisien determinasi parsial (R2) variabel angkatan kerja (X1) yaitu sebesar 0,173056.
Dengan
demikian
Daftar pustaka
dapat Bps kabupaten Banggai Bps Sulawesi Tengah
dikatakan bahwa variabelupah mínimum (X2) merupakan variabel yang mempunyai
Gilarso, Erlangga. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta
pengaruh paling besar atau dominan terhadap tingkat pengangguran di kabupaten Banggai (Y).
Mankiw,Gregory N. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta :Erlangga
Saran
Mankiw,Gregory N. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta:Erlangga
1. Untuk mengatasi pengangguran pada daerah
tertentu
terutama
Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kabupaten
Banggai, maka pemerintah perlu melakukan pemerataan jumlah penduduk agar tidak
Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja GrafindoPersada
terpusat pada suatu daerah tertentu agar tercipta lapangan kerja baru pada suatu
Nanga, Muana. 2001. Ekonomi Makro Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: Erlangga
daerah tersebut. 2.
Pemerintah kabupaten perlu membuka
lahan baru yang tidak produktif menjadi Samuelson, A. Paul & Nordhaus, D. William. 1997. Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga
produktif baik di sektor pertanian maupun perkebunan, agar tercipta lapangan kerja baru, sehingga
jumlah
penduduk
yang
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus William D. (1996). Makroeknomi. Jakarta: Erlangga
melakukan urbanisasi berkurang. 3.
Membekali para pencari kerja dengan
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
berbagai macam ketrampilan yang bertujuan untuk menjadikan mereka sebagai sosok yang mandiri dalam menciptakan lapangan
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi. Jarta: Raja Grafindo Persada.
kerja sendiri khususnya dan untuk orang lain pada umumnya melalui badan pelatihan
Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
kerja. Contohnya: memberikan pembekalan
185
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 167 - 186
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Suprianto, J. 2001. Statistik teori dan aplikasi. Jakarta : Erlangga www.banggaikab.go.id www.sultengprov.go.id
186