JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
AUDIT INTERNAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) UNTUK MENILAI AKUNTABILITAS KINERJA DESA (Di Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro) Tahun 2015. Davis Budi Purnama1, Hendy Widiastoeti2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Internal audit of accounting information system in the village of Batokan, did in the subdistrict Kasiman, Bojonegoro Regency aims to acknowledge and identify the problems related to the management of the allocation of the funds of the village mainly on planning, implementation, and accountability. As well as providing accounting information system management of the allocation of the village Fund, so that the performance of the village of Batokan in the management of the village fund allocation can achieve performance accountability of Government Agencies, has the Government agency performance accountability system, as well as generate accountability refers to the report of the performance accountability of agencies of Government.The methods used in this research is qualitative method. Data obtained by means of field studies through the interview process, documentation and observation. The process of data analysis used is making the accounting information system of managing the allocation of funds the village using data flow diagram (flowchart) and classify the conditions, criteria, cause and effect.Based on the results of the research that has been analyzed as a whole then it can be inferred that the performance of the village Batokan in the management of the allocation of the village Fund insufficient. As for some of the weakness in the village of Batokan, among others, the village government apparatus limited ability in managing the allocation of funds, the submission and reporting accountability that is insufficient and has yet to effectively report on accountability for the realization of the village Fund allocations to the community.Based on the results of the findings about the problems on the face, then given some suggestions and recommendations to enhance accountability of the performance of the village Batokan in terms of the management of the allocation of the funds of the village in the future. Keywords: Internal Audit, Accounting Information Systems, The Management of the Village Fund Allocation, Performance Accountability Village. pelayanan
Pendahuluan Desa merupakan unit organisasi
publik.
Maka
pemerintah
megeluarkan kebijakan Alokasi Dana Desa
pemerintahan yang berhubungan dengan
(ADD)
segala latar belakang kepentingan dan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
kebutuhanya
yang
mempunyai
peranan
yang
sangat strategis, khususnya dalam bidang
yang
berasal
bersumber
dari
dari
Anggaran
bagian
dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/Kota untuk
77
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Desa. Hal ini semakin diperkuat dengan
dengan mudah menyongsong implementasi
adanya undang-undangan Nomor 6 tahun
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014.
2014 yaitu tentang Desa, merupakan upaya
Adapun
untuk
Kabupaten Bojonegoro menetapkan pera-
semakin
otonomi
daerah
mewujudkan hingga
semangat
pada
level
secara
yuridis
Pemerintah
turan Bupati Nomor 9 tahun 2010 yaitu
pemerintahan desa. Munculnya undang-
tentang Desa.
undang desa tersebut semakin memberi
Alokasi Dana Desa adalah dana yang
keleluasaan kepada desa untuk melakukan
cukup
perencanaan, pengawasan, pengendalian dan
menunjang
mengevaluasi
yang
Pengelolaan keuangan baik dari anggaran
dikeluarkan oleh desa. Banyak sisi positif
sampai realisasi harus melibatkan tokoh-
yang diharapkan dengan munculnya undang-
tokoh masyarakat dan aparat Pemerintah
undang desa tersebut, akan tetapi disisi lain
Daerah. Kendala-kendala yang dihadapi
juga
dikhawatirkan akan memunculkan
oleh Pemerintah Daerah baik Pemerintah
banyak permasalahan ketika pemerintah
desa dan Pemerintah Kecamatan adalah
baik pusat maupun daerah tidak mengikapi
kurangnya pengendalian terhadap penge-
dengan baik konsekuensi dengan munculnya
lolaan Dana yang berasal dari Alokasi dana
undang-undang desa tersebut. Penataan di
Desa, Hal ini disebabkan karena minimnya
berbagai
untuk
sumber daya yang ada dan kontrol dari
menyambut implementasi undang-undang
Pemerintah dan Masyarakat. Untuk itu perlu
desa tersebut mulai dari evaluasi kinerja di
diketahui
masa lalu masing-masing desa hingga
pengelolaan keuangan Alokasi Dana Desa
penyusunan sistem pengukuran kinerja baru
dan sejauh mana peran dari Alokasi Dana
yang lebih bersifat strategik.
Desa dalam program Desa sehingga tujuan
kebijakan-kebijakan
bidang
harusdilakukan
signifikan
bagi
Desa
untuk
program-program
sejauh
mana
Pengukuran kinerja merupakan salah
Pemerintah
satu komponen dalam sistem akuntabilitas
Pemerintah
Pusat
kinerja publik yang dapat digunakan untuk
membantu
program
menilai kinerja pengelolaan desa terutama
Pemerintah terwujud.
Desa.
akuntabilitas
mengalokasikan dan Desa
Dana
Daerah dan
bisa tujuan
dalam pengelolaan Program ADD (Alokasi
Terselenggaranya pemerintahan yang
Dana Desa). Jika pengelolaan ADD sudah
baik (good government) menjadi prasyarat
dilaksanakan
utama
dengan
baik
maka
akan 78
untuk
mewujudkan
aspirasi
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
masyarakat dalam mencapai tujuanbangsa
untuk mengatur sendiri kawasannya sesuai
dan negara. Karenanya tidak berlebihan jika
kemampuan dan potensi yang dimiliki
penyelenggaraan pemerintahan yang baik
masyarakatnya agar tercapai kesejahteraan
menjadi salah satu indikasi terwujudnya
dan pemerataan kemampuan ekonomi.
demokratisasi
sebagai
mengem-
Di Indonesia, kemajuan pembangu-
balikan kedaulatan kepada rakyat. Dalam
nan di setiap desa tidak kalah pentingnya.
rangka itu diperlukan pengembangan dan
Pembangunan ini juga memerlukan peren-
penerapan
canaan,
sistem
upaya
akuntabilitas
dan
pelaksanaan,
dan
transparansi yang tepat, jelas dan nyata
jawaban.
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
mencerminkan sikap gotong royong dan
pembangunan dapat berlangsung secara
kebersamaan sebagai wujud pengamalan
berdaya
bersih,
sila-sila dalam Pancasila demi mewujudkan
bertanggung jawab serta bebas dari praktik-
masyarakat desa yang adil dan sejahtera.
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Perencanaan
Akuntansi
hanya
terlepas dari perencanaan pembangunan
diterapkan di pemerintah pusat, namun juga
Kabupaten atau Kota, sehinggaperencanaan
di
wilayah
yang dibuat tersebut bisa tetap selaras.
pedesaan, yang semuanya itu membutuhkan
Pelaksanaan pembangunan desa harus sesuai
pertanggungjawaban di setiap anggaran dan
dengan apa yang telah direncanakan dalam
kegiatan yang dilaksanakan.
proses perencanaan dan masyarakat berhak
guna,
tingkat
berhasil,
pemerintahan
daerah sampai
dan
tidak
di
Namun terkadang masih ada pihak-
untuk
Pembangunan
pertanggung-
pembangunan
mengetahui
pihak yang terkait pembuatan laporan
pengawasan
terhadap
pertanggungjawaban yang masih belum
ngunan desa.
dan
desa
desa
harus
tidak
melakukan
kegiatan
pemba-
memahami akuntansi pemerintahan secara
Untuk mendanai setiap kegiatan
benar, khususnya untuk daerah pedesaan.
pembangunan desa, diperlukan biaya yang
Dalam perkembangannya, kini desa telah
terbilang tidak sedikit. Di setiap desa di
berkembang menjadi berbagai bentuk yang
Indonesia diberikan Alokasi Dana Desa
harus diberdayakan sehingga menjadi desa
(ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu
yang mandiri, maju, dan kuat
dengan tujuan untuk pembangunan desa
untuk
mencapai masyarakat yang adil, makmur,
tersebut.
dan sejahtera. Desa memiliki wewenang
Pemerintah 79
Pengalokasian Kabupaten
dana untuk
oleh Desa,
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
bersumber dari bagi hasil penerimaan pajak
dalam membangun desa menjadi lebih maju
daerah, bagi hasil penerimaan retribusi
dan berkembang. Di sinilah pentingnya
daerah, dan bagian dana perimbangan
peran
keuangan pemerintah pusat dan daerah yang
langsung dan
diterima Pemerintah Kabupaten kecuali
pemerintah kabupaten selaku pemberi dana
Dana Alokasi Khusus. Besarnya bagi hasil
untuk
pajak daerah sebagaimana yang dimaksud
pembangunan di desa. Hal ini dilakukan
yang diperuntukkan bagi desa paling sedikit
karena sebesar 70% dari Alokasi Dana Desa
adalah 10% dari penerimaan pajak daerah
diperuntukkan
per tahun, dengan memperhatikan aspek
masyarakat dan 30% untuk penyelengaraan
pemerataan
yang
pemerintah desa.Alokasi dana desa yang
bersangkutan. Untuk besarnya bagi hasil
digunakan untuk pemberdayaan masyarakat
retribusi daerah yang diperuntukkan bagi
desa
desa
dari
pembangunan sarana dan prasarana fisik
penerimaan retribusi daerah per tahun
desa yang meliputi perbaikan sarana publik
dengan memperhatikan aspek keterlibatan
dalam skala kecil dan perbaikan lingkungan
desa
serta pemukiman, honor Tim Pelaksana
adalah
dalam
dan
potensi
paling sedikit
penyediaan
desa
10%
pelayanan.
masyarakat
sebagai
tidak
selalu
diarahkan
lepas
dari
memonitor
bagi
untuk
Desa
peran
jalannya
pemberdayaan
perbaikan
Alokasi
perimbangan keuangan pemerintah pusat
kelembagaan desa dan kegiatan desa lainnya
dan daerah yang diterima kabupaten untuk
yang
desa adalah sebesar 5% sampai dengan 10%
penggunaan.Alokasi
dari penerimaan dana perimbangan per
penyelenggaraan
tahun, yang terdiri dari bagi hasil pajak dan
diarahkan untuk menunjang penyelengga-
sumber daya alam, serta Dana Alokasi
raan pemerintah desa dan operasional Badan
Umum (DAU) setelah dikurangi belanja
Permusyawaratan Desa. Badan Pemberda-
pegawai. (Badan Pemberdayaan Masyarakat
yaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
dan Pemerintahan Desa, 2013).
(BPMPD, 2013). Karena sebagian besar
dianggap
dan
atau
Sedangkan untuk besarnya bagian dana
Bebarapa situasi dalam penggunaan
Dana
pengawas
penting. dana
penguatan
Sedangkan desa
untuk
pemerintahan
desa
Alokasi Dana Desa diperuntukkan bagi
Alokasi Dana Desa ini rawan terhadap
masyarakat
penyelewengan dana
oleh pihak yang
perencanaan, pelaksanaan , hingga pelapo-
seharusnya bisa dipercaya oleh masyarakat
rannya haruslah dilakukan sesuai dengan 80
maka
mulai
dari
proses
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
prosedur yang berlaku. Sehingga nantinya
pembangunan saat ini diarahkan pada pola
diharapkan denganalokasi dana desa ini
pemberdayaan masyarakat khususnya yang
dapat
yang
berada di pedesaan. Berdasarkan kebijakan
merata dan bermanfaat bagi masyarakat
tersebut dan sesuai dengan amanat Undang-
desa.
Undang Nomor 06 Tahun 2014 maka guna
menciptakan
pembangunan
Tabel 1 Besaran Alokasi Dana Desa Di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015
memper
cepat
masyarakat,
upaya
pemberdayaan
Pemerintah
Kabupaten
Bojonegoro
mengalokasikan
anggaran
Desa-desa
bantuan
Kecamatan
Desa
APBN
APBD
Total
Kasiman
Batokan
Kasiman
Besah
98.728.60 0 143.054.4 00
480.248.0 00 460.909.0 00
578.976.6 00 603.963.4 00
Kasiman
Betet
162.360.8 00
430.841.0 00
593.201.8 00
Kasiman
Kasiman
123.319.1 00
496.015.0 00
619.334.1 00
Kasiman
Ngaglik
153.285.2 00
449.141.0 00
602.426.2 00
melakukan
Kasiman
Sambeng
78.798.20 0
469.299.0 00
548.097.2 00
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana
Kasiman
Sekaran
129.938.1 00
507.136.0 00
637.074.1 00
Desa
Kasiman
Sidomuk ti
157.043.4 00
453.124.0 00
610.167.4 00
Muncar Kabupaten Banyuwangi Tahun
Kasiman
Tambak merak Tembeli ng
161.438.1 00 146.133.2 00
493.886.0 00 457.438.0 00
655.324.1 00 603.571.2 00
Kasiman
Gresita
Aprilani
(2014)
penelitian
dengan
judul
Sherly
di
2013,
Desa
Kedungrejo
Penelitian
ini
Kecamatan
dilakukan
untuk
mengetahui pengelolaan Alokasi Dana Desa dari
ketiga
tahap
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban di
Hal ini juga sesuai dengan visi dan
mementingkan
bentuk
Hasil Penelitian Terdahulu
Tahun 2015
Kabupaten
dalam
Alokasi Dana Desa (ADD).
Sumber :Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 1
misi
ke
Bojonegoro
kesejahteraan
Desa
Kedungrejo
Kecamatan
Muncar
yang
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013. Hasil
masyarakat
penelitian ini menunjukkan bahwa pada
melalui optimalisasi penggunaan alokasi
tahap
dana-dana, yang salah satunya
pertanggungjawaban
adalah
perencanaan,
pelaksanaan, telah
dan
memenuhi
Alokasi Dana Desa. Selain itu juga sesuai
prosedur
dengan arah kebijakan nasional dan Rencana
muncul adalah kurangnya koordinasi antar
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
anggota Tim Pelaksana Alokasi Dana Desa
(RPJMD) Kabupaten Bojonegoro tahun
(ADD)
2010 hingga 2015 yang menyebutkan bahwa
pertanggung jawaban yang terlambat. 81
yang berlaku. Masalah yang
serta
penyampaian
laporan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Rani Eka Diansari (2015) dalam penelitianya
yang
berjudul
Pembangunan
Evaluasi
Kecamatan
di
Desa
Sesayap
Sebawang
Kabupaten
Tana
Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Alokasi
Tidung, Peneliti menggunakan pendekatan
Dana Desa (ADD) kasus di seluruh Desa di
ini untuk mendapatkan gambaran yang
Kecamatan
Kabupaten
menyeluruh tentang Proses pengelolaan
Temanggung Tahun 2013, Penelitian ini
Alokasi Dana Desa di Desa Sebawang
dilakukan karena Tim Pelaksana Alokasi
Kecamatan
Dana
Tidung.
Kledung
Desa
dalam
menyelenggarakan
administrasi keuangannya terindikasi belum
sesayap
Agus
Kabupaten
Tana
(2008)
dalam
Subroto
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
penelitianya yang berudul Akuntabilitas
Penelitian
Pengelolaan
ini
menggunakan
metode
Dana
Desa
studi
kasus
kualitatif dengan pendekatan studi kasus,
Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa-
alat
desa dalam wilayah Kecamatan Tlogomulyo
analisis
Performance
yang
digunakan
Blueprint
mengategorikan
indikator
yang
adalah mampu
kinerja
Kabupaten
yang
Temanggung
Tahun
2008,
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada
terdapat pada Desa-desa di Kecamatan
penerapan
Kledung Kabupaten Temanggung menjadi
pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan
empat kategori sesuai dengan ranking yang
tujuan untuk mendeskripsikan akuntabilitas
terdapat dalam four quadrantanalysis..
pengelolaan Alokasi Dana Desa. Penelitian
Daru Wisakti (2008) melakukan penelitian
yang
berjudul
prinsip
akuntabilitas
dalam
ini dilakukan karena Tim Pelaksana Alokasi
Implementasi
Dana
Desa
dalam
menyelenggarakan
Kebijakan Alokasi Dana Desa di wilayah
administrasi keuangannya belum sesuai
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
dengan ketentuan yang berlaku. penelitian
Tahun 2008, Dengan berdasarkan data yang
ini berusaha mendeskripsikan gambaran
ada, penulis berupaya mendiskripsikan/
yang senyatanya dari fenomena yang terjadi
menggambarkan secara sistematis, factual
pada pengelolaan dana desa, khususnya
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
Alokasi Dana Desa di wilayah Kecamatan
serta hubungan antar fenomena yang ada.
Tlogomulyo.
Thomas (2013) dalam jurnalnya yang berjudul Pengelolaan Alokasi Dana Desa
dalam
Upaya
Meningkatkan 82
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Pengertian Audit Internal
harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
Sawyer (2005:10) menyatakan: “Internal
(1)
Audit
memadai tidaknya dan penerapan dari
adalah
sebuah
penilaian
yang
Menelaah
dan
menilai
sistematis dan obyektif yang dilakukan
sistem
auditor internal terhadap operasi dan kontrol
pengendalian
yang berbeda-beda dalam perusahaan untuk
operasional lainnya serta mengembangkan
menentukan apakah: (1) informasi keuangan
pengendalian yang efektif dengan biaya
dan
dapat
yang tidak terlalu mahal. (2) Memastikan
dihadapi
ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan
operasi
telah
diandalkan.,
(2)
perusahaan
telah
akurat
risiko
dan
yang
intern
manajemen,
dan
pengendalian
dan
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
diminimalisasi. (3) peraturan eksternal serta
oleh manajemen. (3) Memastikan seberapa
kebijakan dan prosedur internal yang bisa
jauh
diterima telah diikuti. (4) kriteria operasi
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
yang memuaskan telah dipenuhi. (5) sumber
kemungkinan
daya telah digunakan secara efisien dan
pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
ekonomis. (6) tujuan organisasi telah dicapai
(4) Memastikan bahwa pengelolaan data
secara efektif semua dilakukan dengan
yang dikembangkan dalam organisasi dapat
tujuan
dengan
dipercaya. (5) Menilai mutu pekerjaan setiap
anggota
bagian dalam melaksanakan tugas yang
untuk
manajemen
diidentifikasi
pengendalian
kebaikan,
dikonsultasikan
dan
membantu
harta
perusahaan
terjadinya
oleh
segala
manajemen.
bentuk
organisasi dalam menjalankan tanggung
diberikan
(6)
jawabnya secara efektif”.
Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi
Tahap-tahap Sukrisno
Audit
Agoes
Internal (2004:222),
Menurut
dan efektifitas.
tujuan
pemeriksaan yang dilakukan oleh internal
Sistem Informasi Akuntansi
auditor adalah membantu semua pimpinan
Mulyadi (2008) mengatakan bahwa
perusahaan (manajemen) dalam melaksa-
suatu sistem informasi akuntasi merupakan
nakan tanggungjawabnya dengan memberi-
suatu
kan analisa, penilaian, saran dan komentar
memiliki
mengenai kegiatan yang diperiksanya.Untuk
informasi bagi pengelola kegiatan usaha,
mencapai tujuan tersebut, internal auditor
memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh 83
bentuk
sistem
tujuan
informasi
untuk
yang
menyediakan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
sistem
yang
sudah
ada
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
sebelumnya,
dalam
pembagiannya
untuk
tiap
desa
memperbaiki pengendalian akuntasi dan
dibagikan secara proporsional yang disebut
juga pengecekan internal, serta membantu
sebagai
memperbaiki
Pengelolaan
biaya
klerikal
dalam
pemeliharaan catatan akuntansi.
Dana
ADD
Desa
menurut
(ADD). Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007
Fungsi
Alokasi
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan Desa yang telah dirubah menjadi
dan Tujuan Sistem Informasi
Akuntansi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Menurut Mulyadi (1993, h.19-20), sistem
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
informasi akuntansi memiliki empat tujuan
Desa ,Pengelolaan Alokasi Dana Desa
dalam penyusunannya, yaitu: (a) Untuk
(ADD) merupakan satu kesatuan dengan
menyediakan informasi bagi pengelolaan
pengelolaan
keuangan
kegiatan usaha. (b) Untuk memperbaiki
keseluruhan
kegiatan
informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
perencanaan,
penganggaran,pelaksanaan
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan
penatausahaan,
pelaporan,
penyajian maupun struktur informasinya. (c)
jawaban dan pengawasan keuangan desa.
Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi
Tujuan adanya Alokasi Dana Desa (ADD),
dan
untuk
adalah: (1) Menanggulangi kemiskinan dan
memperbaiki tingkat keandalan (reliability)
mengurangi kesenjangan. (2) Meningkatkan
informasi akuntansi dan untuk menyediakan
perencanaan dan penganggaran pemba-
catatan
lengkap
mengenai
pertanggung
ngunan di tingkat desa dan pemberdayaan
jawaban
dan
perlindungan
kekayaan
masyarakat. (3) Meningkatkan pembangu-
perusahaan. (d) Untuk mengurangi biaya
nan infrastruktur perdesaan. (4) Meningkat-
klerikal dalam penyelenggaraan catatan
kan
akuntansi.
sosial budaya dalam rangka mewujudkan
pengecekan
intern,
yaitu
pengamalan
peningkatan Alokasi Dana Desa
desa yang
nilai-nilai
sosial.
(5)
yakni meliputi
pertanggung
keagamaan,
Meningkatkan
ketentraman dan ketertiban masyarakat. (6)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72
Meningkatkan pelayanan pada masyarakat
Tahun 2005 tentang Desa, bahwa dana
desa dalam rangka pengembangan kegiatan
perimbangan keuangan pusat dan daerah
sosial
yang diterima oleh kabupaten/Kota yang
dan
ekonomi
masyarakat.
(7)
Mendorong peningkatan keswadayaan dan 84
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
gotong royong masyarakat. (8) Meningkat-
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
kan pendapatan desa dan masyarakat desa
Pemerintahan
melalui
Badan
Usaha
Milik
Desa
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
(BUMDesa).
Pemerintah,yang
selanjutnya
disingkat
(SAKIP) adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,alat dan prosedur yang
Pengertian Akuntabilitas Menurut
Ghartey
dan
Crisis,
dirancang untuk tujuan penetapan dan
Accountability and Development in the
pengukuran
Third World (2000) yang dikutip oleh
pengklasifikasian,
Mardiasmo
pelaporan
(2006:4)
menyatakan:
,pengumpulan
pada
data
pengikhtisaran, kinerja
pada
dan
instansi
“Akuntabilitas ditunjukkan untuk mencari
pemerintah, dalam rangka pertanggung-
jawaban
jawaban dan peningkatan kinerja instansi
terhadap
pertanyaan
yang
berhubungan dengan pelayanan apa, siapa,
pemerintahan.Hal
kepada siapa, milik siapa yang mana dan
tertuang pada Peraturan Presiden nomor 29
bagaimana”.Pertanyaan yang memerlukan
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
jawaban tersebut antara lain ada yang harus
Kinerja Instansi Pemerintahan. Perbaikan
dipertanggungjawabkan, mengapa pertang-
tata kelola pemerintahan merupakan agenda
gungjawaban harus diserahkan, siapa yang
penting dalam reformasi pemerintahan yang
bertanggungjawab terhadap berbagai bagian
sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem
kegiatan
manajemen pemerintahan yang berfokus
dalam
masyarakat,
apakah
tersebut
pada
kewenangan yang memadai. Dalam konteks
sekaligus peningkatan kinerja berorientasi
organisasi pemerintah, akuntabilitas adalah
pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem
pemberian informasi dan disclosure atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
aktivitas,
(SAKIP). SAKIP diimplementasikan secara
finansial
pemerintah
akuntabilitas
yang
pertanggungjawaban berjalan seiring dengan
kinerja
peningkatan
sesuai
kepada pihak-pihak yang berkepentingan
“self
dengan laporan tersebut. Pemerintah, baik
instansi pemerintah, hal ini berarti instansi
pusat maupun daerah, harus bisa menjadi
pemerintah tersebut merencanakan sendiri,
subjek pemberi informasi dalam rangka
melaksanakan, mengukur dan memantau
pemenuhan hak-hak publik.
kinerjanya
assessment”
sendiri
oleh
dan
serta
masing-masing
melaporkannya
sendiri kepada instansi yang lebih tinggi. 85
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Dalam sistem yang mekanisme pelaksanaan
secara triangulasi (gabungan), analisis data
demikian, perlu adanya evaluasi Laporan
bersifat
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
kualitatif lebih menekankan makna dari
(LAKIP) dari pihak yang lebih independen
pada generalisasi. Tempat penelitian ini
agar diperoleh timbal balik yang obyektif
adalah Desa Batokan Kecamatan Kasiman
untuk perbaikan akuntabilitas dan kinerja
Kabupaten Bojonegoro yang dilakukan pada
instansi pemerintah dan unit kerja. Evaluasi
bulan November sampai dengan bulan
bertujuan
Desember tahun 2015.
untuk
memperoleh
informasi
induktif,
dan
hasil
penelitian
tentang implementasi SAKIP dan saran perbaikan dalam meningkatkan kinerja dan
Teknik Pengumpulan Data
penguatan akuntabilitas instansi pemerintah
Peneliti
dan unit kerja sesuai dengan prioritas
pengumpulan data dengan
program pemerintah saat ini. Oleh sebab itu
beberapa
pelaksanaan evaluasi laporan akuntabilitas
pendahuluan
kinerja
(LAKIP)
mendapat informasi mengenai gambaran
merupakan bagian yang inherent dengan
awal dan permasdimalahan yang dihadapi
SAKIP
sehinga
oleh
Kinerja
Instansi
instansi
pemerintah
Sistem
Akuntabilitas
Pemerintahan
harus
dalam
yakni:
teknik
melakukan (1)
dimaksudkan
Desa Batokan. Peneliti
wawancara
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
tahap
menggunakan
Survei untuk
melakukan
awal di Kecamatan Kasiman
kepada Kepala Desa serta untuk meminta izin penelitian. (2) Survei Lapangan Pada
Metode Penelitian
survei ini peneliti melakukan tiga metode
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
yaitu: Wawancara ( Interview ) Dalam
desain penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan wawancara sebagai salah satu
bermaksud untuk mengetahui lebih dalam
metode pengumpulan data ini, peneliti
tentang sistem informasi pengelolaan alokasi
melakukan wawancara dengan beberapa
dana desa (ADD) di Desa Batokan. Metode
narasumber yaitu kepada Kepala Desa
penelitian
metode
,Sekertaris Desa ,Bendahara Desa dan Ketua
penelitian yang digunakan untuk meneliti
Badan Permusyawaratan Desa Batokan.
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana
Pengamatan
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
observasi dilakukan antara lain: Membaca
teknik
tugas dan wewenang perangkat Desa yang
kualitatif
pengumpulan
adalah
data
dilakukan 86
(observation),
Kegiatan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
terkait dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD).
Dokumentasi,
Pembahasan Hasil Temuan
Dokumen-
Pembahasan hasil temuan berisi
dokumen yang dipelajari berupa informasi
tentang identifikasi masalah - masalah yang
umum
ditemukan dalam pengelolaan alokasi dana
seperti
Gambaran Umum Desa
Batokan, struktur
organisasi,
deskripsi
desa
di
Desa
Batokan
pada
proses
perangkat Desa,Tugas dan Wewenang serta
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung
informasi
jawaban pengelolaan alokasi dana desa.
khusus
penelitian
yaitu
yang menjadi Informasi
fokus
mengenai
Pengelolaan Dana Desa .
Pembahasan Laporan Hasil Audit Berikut ini adalah pembahasan hasil
Kerangka Berfikir / Model Analisis
rincian yang berkaitan dengan kondisi, kriteria, penyebab, akibat yang ada pada Desa Batokan serta kriteria yang harus di
AUDIT INTER NAL SISTE M
penuhi dalam pengelolaan alokasi dana desa AKUNTAB ILITAS KINERJA DESA
yang bertujuan untuk menilai akuntabilitas kinerja Desa Batokan.
PENG ELOL AAN ALOK
Temuan 1: Sistem Informasi Akuntansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa a) Kondisi
Gambar
3.1
Kerangka
Berfikir/Model
Belum
Analisis Berdasarkan Gambar 3.1 maka
Ada
Internal dengan kinerja yang dicapai oleh
sistem
informasi
akuntansi
pengelolaan alokasi dana desa
pemerintah desa untuk menilai akuntabilitas (2)
informasi
b) Kriteria
sebagai berikut: (1) Menghubungkan Audit
desa.
sistem
akuntansi pengelolaan alokasi dana desa
penulis menggunakan model analisis data
kinerja
adanya
c) Sebab
Menghubungkan
Kurangnya sumber daya manusia (SDM)
pengelolaan alokasi dana desa dengan
Aparatur Pemerintah Desa Batokan
kinerja pemerintah desa. (3) Untuk menilai
d) Akibat
Pengelolaan alokasi dana desa dengan
Tidak dapat membuat sistem informasi
standar yang telah ditetapkan.
akuntansi pengelolaan alokasi dana desa. 87
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Temuan 2: Perencanaan Alokasi Dana
dengan
Desa
Belanja Desa (APBDes) yang telah di
a) Kondisi
susun.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
yang
disusun
Anggaran
Pendapatan
dan
c) Jumlah alokasi dana desa belum cukup
belum
untuk
memenuhi
penyelenggaraan
memenuhi Rencana Kerja Pemerintah
pemerintahan, pembangunan, dan prog-
Desa (RKPD).
ram pemberdayaan masyarakat.
b) Kriteria
d) Akibat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Realisasi pelaksanaan alokasi dana desa
(APBDes)
belum dilaksanakan dengan cukup baik.
memenuhi
yang
disusun
sudah
Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKPD).
Temuan 4: Pertanggungjawaban Alokasi
c) Sebab Keterbatasan Pemerintah
Dana Desa kemampuan Desa
dalam
Aparatur
a) Kondisi
menyusun
Lambatnya pembuatan laporan pertang-
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
gungjawaban pada akhir tahun anggaran
(APBDes).
b) Kriteria
d) Akibat
Laporan pertanggungjawaban sudah di-
Realisasi alokasi dana desa jumlahnya
buat pada akhir tahun anggaran.
tidak sesuai dengan perkiraan / prediksi.
c) Sebab Belum adanya pembinaan teknis pembua-
Temuan 3: Pelaksanaan Alokasi Dana
tan laporan keterangan pertanggung-
Desa
jawaban oleh Pemerintah Kabupaten.
a) Kondisi
d) Laporan keterangan pertanggungjawaban
Penyelenggaraan pemerintahan, pemba-
di susun sesuai dengan kemampuan dan
ngunan dan pemberdayaan masyarakat
keterbatasan Kepala Desa.
belum terselesaikan sepenuhnya. b) Kriteria
Temuan 5: Pertanggungjawaban Alokasi
Penyelenggaraan pemerintahan, pemba-
Dana Desa
ngunan dan program pemberdayaan
a) Kondisi
masyarakat sudah terselesaikan sesuai 88
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Belum
adanya
laporan
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
pertanggung
2. Mengajukan pelatihan dan pembinaan
jawaban pengelolaan alokasi dana desa
teknis kepada pemerintah kabupaten
kepada masyarkat.
dalam ruang lingkup urusan pengelolaan
b) Kriteria
alokasi dana desa sehingga kemampuan
Laporan pertanggungjawaban pengelola-
perangkat
an alokasi sudah dibuat setiap akhir tahun
alokasi dana desa lebih menguasai
anggaran melaui media informasi desa.
sepenuhnya dalam mengelola alokasi
c) Sebab
desa
dalam
pengelolaan
dana desa.
Kurangnya
wawasan
dan
kesadaran
aparatur pemerintah desa dan masyarakat
KESIMPULAN
tentang transparansi laporan pertanggung-
1. Di dalam penyelenggaraan pemerintahan
jawaban pengelolaan alokasi dana desa.
desa batokan baik di dalam organisasi
d) Akibat Laporan
maupun tugas dan wewenang sudah pertanggungjawaban
kepada
sesuai dengan kebijakan–kebijakan yang
masyarakat tidak dibuat
telah di atur oleh pemerintah. 2. Setiap prosedur–prosedur pengelolaan alokasi dana desa telah dilaksanakan
Rekomendasi Atas lemahnya pengelolaan alokasi dana desa tersebut
dengan sebaik baiknya oleh perengkat
maka diperlukan
desa yang terkait dalam perencanaan,
rekomendasi yang bertujuan untuk koreksi
pelaksanaan dan pertanggung jawaban di
dan perbaikan kepada Perangkat Desa untuk
dalam pengelolaan alokasi dana desa
mencapai akuntabilitas kinerja desa,Berikut
tidak ada unsur kesengajaan di dalam
ini adalah rekomendasi untuk kelemahan
lemahnya kinerja desa.
tersebut:
3. Tujuan realisasi alokasi dana desa telah
1. Desa Batokan harus memiliki sistem
susun
sesuai
informasi akuntansi pengelolaan alokasi
pemerintah
serta
dana desa sehingga perangkat desa
batokan yaitu Rencana Pembangunan
terkait pengelolaan alokasi dana desa
Jangka menengah Desa (RPJMDes) di
akan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
lebih
mudah
melihat
di
tugas,
wewenang serta prosedur–prosedur yang
dengan
pemerintah
Desa (APBDes) Desa Batokan.
telah ditetapkan oleh pemerintah. 89
program desa
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Selain kesimpulan yang telah di buat diatas
peneliti
juga
1. Menggunakan
menemukan
sistem
informasi
akuntansi pengelolaan alokasi dana desa
kelemahan – kelemahan di dalam proses
yang
pengelolaan alokasi dana desa antara
pemahaman di dalam prosedur serta
lain :
tugas dan wewenang pemerintah desa
1. Tidak adanya sistem informasi akuntansi
bertujuan
untuk
memudahkan
terkait dalam pengelolaan alokasi dana
pengelolaan alokasi dana desa sehingga
desa.
tidak ada informasi yang jelas di dalam
2. Mengajukan pembinaan teknis tentang
proses pengelolaan alokasi dana desa.
pengelolaan alokasi dana desa yang
2. Kurangnya pemahaman perangkat desa
bertujuan
untuk
meningkatkan
di dalam penyusunan pengajuan alokasi
akuntabilitas kinerja desa dalam hal
dana desa yang di buat di dalam
penyelenggaraan maupun pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
alokasi dana desa.
(APBDes).
3. Memberikan
3. Kurang maksimalnya pembuatan laporan pertanggungjawaban
baik
masyarakat
kepada
tentang
kepada pentingnya
informasi atas apa yang telah dicapai dan
pemerintah kabupaten. 4. Tidak adanya
sosialisasi
dilaksanakan pemerintah desa dalam
laporan pertanggung-
penyelenggaraan
pemerintahan
desa
jawaban pengelolaan alokasi dana desa
serta pengelolaan alokasi dana desa yang
kepada seluruh masyarakat desa batokan
telah direalisasikan yang bertujuan agar
karena penyampaianya hanya sebatas
kinerja desa dilakukan secra transparansi
kepada Badan Permusyawaratan Desa
dan akuntabilitas.
Batokan
sebagai
media
informasi
penyampaian kepada masyarakat.
Daftar Pustaka Agoes Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
SARAN Berdasarkan dari penelitian ini maka dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan
Andri Kristanto. 2008. Perancangan Sistem Informasi. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi aparatur pemerintah Desa Batokan antara lain: 90
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Apriliani, Gresita, Sherly. 2014. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013. Skripsi. Jember. Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.
Hutagaol, Jona. (Tidak Dipublikasikan). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi Pada Desa Riau Periangan Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah). Jurnal. (Tidak Dipublikasikan). Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Arens dan Loebbecke, 1997. Auditing (Pendekatan Terpadu). Buku Pertama. Edisi Indonesia. Jakarta. Salemba Empat.
James A Hall. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Arens, Alvin A., and Loebbecke, James K., 1996, Auditing An Integrated Approach, dialih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf, Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Revisi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Jogiyanto HM. 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur. Penerbit Andi .Yogyakarta.
Azhar Susanto, 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Lingga Jaya. Bandung.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G.(2001). Modern Auditing. 7th Edition. John Willey & Sons Inc . New York. Budi
Konsorsium Organisasi Profesi Audit internal, 2004. Standar Profesi Audit Internal .Jakarta. LPD, Rosalinda, Okta. 2014. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Menunjang Pembangunan Pedesaan, (Studi Kasus Desa Segodorejo dan Desa Ploso Kerep, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang). Jurnal Ilmiah. Malang. Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya.
Sutedjo dharma Oetomo, 2002. Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Diansari, Eka, R.2013. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Kasus Seluruh Desa Di Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung Tahun 2013. Tesis. Yogyakarta. Program S-2 Akuntansi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Universitas Gadjah Mada.
Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik : Suatu Sarana Good Governance.
Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Auditor Internal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing. Edisi keenam, Cetakan Pertama, Salemba Empat. Jakarta.
91
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Besaran Sementara Alokasi Dana Desa, Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi Hasil Retribusi Daerah,Setiap Desa Di Kabupaten Bojonegoro Tahun Anggaran 2015.
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H, 2006. Internal Auditing, Diterjemahkan oleh : Ali Akbar, Jilid 3, Edisi 5, Salemba Empat .Jakarta.
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Simbolon, Anthon. (2006). Akuntabilitas Birokrasi Publik. Edisi Revisi. Yogyakarta. UGM.
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 9 Tahun 2010 tentang Desa.
Subroto, Agus. 2009. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Pengelolaan Alokasi Dana Desa, desadesa dalam wilayah Kecamatan Tlogomulyo kabupaten Temanggung 2008. Semarang. (Tesis S-2 Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 32 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah untuk Desa di Kabupaten Bojonegoro.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Penerbit Alfabeta. Bandung
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan.
Surat
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Thomas. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung. eJournal Pemerintahan Integratif. Vol.1 , Hal. 51-52.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
92
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
Undang-undang Nomor 60 Tahun 2014 tentang Alokasi Dana Desa. Wisakti, Daru. 2008. Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Wilayah Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Tesis. Semarang. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
93
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 75 - 94
Volume 1, Nomor 1 , Maret 2016
94