EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
Info Terkini Dirut Pimpin Penringatan Hari Ibu Hal 2
Info EBT
PLT Biomassa Hal 3
Inspiring Story
Rumah Kompos Penjaga Lingkungan Hal 6
Quiz IPWN 50
Hal 8
Berita Foto
Hal 9
PROFESIONAL
Pembaca setia IPWN, di pengunjung tahun 2016 kami selalu hadir menyajikan informasi terbaru seputar PT Indonesia Power.
Berita pertama adalah Upacara peringatan hari Ibu dengan tema “ Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki Untuk Mewujudkan Indonesia Yang Bebas Dari Kekerasan, Perdagangan Orang dan Kesenjangan Akses Ekonomi Terhadap Perempuan”. Berita Kedua yaitu tentang bagaimana mengembangkan renewable energy (energi baru dan terbarukan= EBT) sebagai bahan bakar pembangkit listrik . Inspiring Story kali ini akan mengulas tentang Rumah Kompos, sebagai penjaga lingkungan khususnya di area pembangkit. Jangan Lewatkan Quiz IPWN Edisi 50 hadiah menarik menanti anda.
#JanganCintaiPekerjaaanApaAdanya
Pengumuman Bagi rekan rekan yang akan mengirimkan tulisan atau materi sosialisasi dalam bentuk artikel/tips/ bentuk lainnya, setiap minggunya kami tunggu materinya maksimal hari Kamis pukul 13.00 WIB.
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INFO TERKINI Dirut Pimpin Upacara Peringatan Hari Ibu JAKARTA - Peringatan Hari Ibu (PHI) ke88 tahun 2016 diperingati PT Indonesia Power Kantor Pusat dengan menggelar Upacara Bendera bertempat di Lapangan Krida, Kamis (22/12). Upacara yang diikuti oleh seluruh Pegawai Kantor Pusat maupun Unit dan Anak Perusahaan, Persatuan Ibu, serta Jajaran Direksi IP, dan Direksi Anak Perusahaan. Pada kesempatan itu Direktur Utama IP, Sripeni Inten Cahyani membacakan amanat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise yang mengatakan bahwa Peringatan Hari Ibu di Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam upacara ini juga dibacakan sejarah singkat yang menjelaskan Keterlibatan perempuan yang dibuktikan melalui Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 2728 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia. Hakekat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Inten juga mengatakan bahwa perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami serta memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai dengan tema PHI kali ini, “ Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki Untuk Mewujudkan Indonesia Yang Bebas Dari Kekerasan, Perdagangan Orang dan Kesenjangan Akses Ekonomi Terhadap Perempuan”. (FK)
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INFO EBT PLT Biomassa
Program pemerintah dalam mengembangkan renewable energy (energi baru dan terbarukan= EBT) sebagai bahan bakar pembangkit listrik demikian semangat, sehingga dalam beberapa kali perubahan RUKN (Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional), porsi EBT juga mengalami perubahan. Pada setiap kali perubahan menyatakan bahwa porsi EBT semakin diperbesar. Apa artinya itu? Salah satu jawabannya adalah bahwa pemerintah semakin menyadari bahwa periode penggunaan bahan bakar dari energi fosil semakin berkurang, sudah harus segera diantisipasi dengan EBT jika rakyat Indonesia tidak menginginkan terjadinya krisis energi (lebih to the point-nya adalah jika masyarakat tidak mengharapkan terjadinya situasi kekurangan listrik. Bahasa sederhananya mati lampu secara giliran) sampai adanya pembangkit listrik dengan bahan bakar energi baru-terbarukan. Membangun pembangkit listrik perlu hitungan bulan, bahkan tahun. Apakah di jaman yang sudah seperti sekarang ini, kita mau mati lampu ber-lama2??? TENTU TIDAK..!!! Oleh karena itu, Pemerintah dan banyak unsur di masyarakat kita berupaya untuk turut mengembangkan potensi pemanfaatan EBT sebagai persiapan pengganti energi listrik dengan bahan bakar fosil. Di rubrik info EBT kali ini, akan disampaikan sekilas terkait dengan PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa). Ada beberapa jenis PLTBm yang dikembangkan saat ini, namun dalam periode yang tidak terlalu lama, yang akan dikembangkan oleh IP bersama partner bisnis yang sudah menyepakati MoU yang sudah ditandatangani pada tanggal 08 Nop 2016 yang lalu adalah PLTBm yang akan menggunakan boiler jenis stocker.
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INFO EBT Prinsip kerja PLTBm ini adalah sebagai berikut:
Bahan bakar yang digunakan sebagai energi primernya adalah dari batang pohon2 yang diolah dalam bentuk woodchip (batang kayu di-potong2 dalam ukuran tertentu, kemudian dikeringkan). Teknologi pembakaran dilakukan dengan menggunakan stoker boiler dengan Chain Grate Moving Boiler. Tipe Chain Grate ini biasanya digunakan untuk pembangkit dengan kapasitas di bawah 5 MW. Tipe ini dipilih karena memiliki dimensi reaktor yang kecil dan sederhana, mudah dioperasikan, memiliki efisiensi pembakaran tinggi untuk level pembakaran biomassa, emisi rendah, serta kondisi temperatur tidak terlalu tinggi. Kriteria ini sesuai dengan konsep PLTBm yang compact dan efisien. Biaya perawatan (maintenance) untuk jenis reaktor ini juga relatif murah dan mudah. Besarnya luas permukaan pada chain grate juga dapat meningkatkan efisiensi pembakaran karena merata. Laju bahan bakar dapat mudah diatur dengan mengontrol kecepatan flow pada konveyor.
Hasil pembakaran woodchip berupa CO2 (karbondioksida) dan partikulat2 lainnya. CO2 yang dilepaskan di udara, akan diserap oleh tanaman untuk siklus hidupnya. Dengan demikian, sangat tepat pengembangan PLTBm yang dilakukan oleh IP di awal ini lokasinya ada di mulut hutan HTI (hutan tanaman industri), karena mitra yang digandeng oleh IP juga menyiapkan HTI sebagai kesinambungan rantai hidup PLTBmnya. Keluaran berupa Sox, Nox maupun partikulat lainnya yang dikeluarkan melalui cerobong setinggi 3540 meter setelah sebelumnya dilalukan melalui cyclone dengan efisiensi mencapai 95% untuk menangani debu yang melaluinya dan CEMS untuk mengukur kandungan yang ada didalamnya, tingkat emisinya akan di bawah ambang sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2795 dan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2799.
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INFO EBT Limbah padat berupa abu, karena tidak termasuk limbah B3 sebagaimana abu batubara, maka dapat dimanfaatkan sebagai pengisi permukaan tanah (con-block, campuran bata, dll), bahkan dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Sedangkan limbah cair, setelah melalui waste water treatment kandungannya juga memenuhi persyaratan dari lingkungan hidup. Uap yang dihasilkan boiler akan dikonversi oleh turbin dan generator menjadi energi listrik, dan energi listrik disalurkan melalui jaringan 20 kV kepada konsumen. Mitra yang digandeng dalam pengembangan PLT Biomassa oleh IP ini adalah juga bergerak dalam penanaman Hutan Tanaman Industri, agrikultur dan juga energi. Dengan sumber bahan bakar sudah tersedia di HTI yang berlokasi berdekatan dengan PLT Biomassa-nya, maka jaminan ketersediaan bahan bakar sudah tidak menjadi kekhawatiran. Tidak seperti PLT Biomassa lain yang banyak didengar bahwa kesinambungan bahan bakarnya banyak bermasalah dikarenakan ketersediaan bahan bakarnya sering tidak tercukupi, untuk PLT Biomassa yang kita akan kembangkan ini, ketersediaan tanaman di HTI untuk bahan bakar PLT Biomassa ini sudah disiapkan untuk kebutuhan siklus 7 tahun-an, dari sejak pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, penebangan, sampai dengan pengolahan limbahnya. Keberhasilan dalam pengembangan di tahap I dengan skala 1x3,5MW ini nantinya akan diteruskan ke tahap berikutnya. Ditulis Oleh: Bpk. Ria Tri Sakya, Ahli Utama Optimasi Bisnis Kantor Pusat Dari berbagai sumber
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INSPIRING STORY “Rumah Kompos, Penjaga Lingkungan” Miftachun Nisa – UP PGT Sampah, siapa tak kenal dengan ini. Barang sisa tak terpakai yang jumlahnya kian hari kian menumpuk. Mulai dari sampah organik, anorganik hingga limbah B3 menjadi pemandangan yang lekat di Unit Pembangkit Perak Grati, Jawa Timur. Sampah organik berupa sampah dari kantin dan daundaun, sedangkan anorganik itu berupa plastik dan lain-lain yang tidak bisa di hancurkan oleh alam. Berbagai pemikiran untukmengelola sampah pun dilakukan, ter- utama sejak pemberlakukan UU No.18 tahun 2008, tentang pengelolaan sampah. “Di Undang-Undang tersebut, ada larangan membakar sampah,” ungkap Miftachun Nisa, Ahli Madya Enjiniring Kimia, K3 dan Lingkungan UP Perak Grati. Padahal, menurut Nisa, sebelum diberlakukannya UU tersebut, sampah- sampah domestik dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir milik UP Perak Grati untuk dibakar seperti di tempattempat lain. Sementara Limbah Berbahaya B3 mendapat perlakuan khusus. “Jadi limbah B3 itu dikelola oleh pihak luar dan ini mengeluarkan biaya. Kita punya gudang BPS B3 yang berfungsi mengumpulkan sampah B3 yang kemudian dikelola perusahaan-perusahaan yang sudah mempunyai ijin untuk mengolah limbah B3,” ujar Nisa sembari menyebut sebelumnya sampah dipilah terlebih dahulu dengan jalan membuangnya di tempat sampah yang telah ditentukan. Perhatian khusus terhadap sampah semakin gencar dilakukan semenjak keikutsertaan perusahaan dalam program Proper. Program Proper ini berupa program penilaian kinerja perusahaan di bidang lingkungan. Semenjak tahun. 2004 hingga 2009, UBP Grati masih mendapat peringkat biru. “Sementara perusahaan memberi target untuk maik menjadi hijau,” ujar Nisa, “Barulah di tahun 2010-2011 mendapat hijau dua kali.” Selain PLTGU Grati, PLTGU Priok, PLTP Kamojang dan PLTP Gunung Salak pun mendapat proper hijau di tahun 2011. Prestasi yang membanggakan adalah di tahun 2011, PLTGU Grati mendapat Proper Hijau peringkat ke-2 setelah PLTP Gunung Salak. Penghargaan ini diraih sebagai wujud kerja keras seluruh elemen Unit Bisnis Pembangkit, salah satunya dari bagian lingkungan. “Ya, kami berpikir keras bagaimana UU itu bisa dijalankan dengan baik. Bagaimana caranya mengolah sampah yang segitu banyak dengan cara tidak membakarnya,” ungkap Nisa dengan mimik wajah serius.
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INSPIRING STORY Mereka pun memutuskan untuk mengelola sampah organik menjadi kompos. “Awalnya kita hanya bikin kompos kecil dari drum plastik kapasitas 20 kilo sebanyak satu buah,” tutur Nisa. Selanjutnya dibuat pula dari tandon bekas penampungan air berkapasitas 2.500 liter sebanyak tiga buah. Tandon dan drum plastik inilah digunakan untuk tempat penampungan sampah organik. “Lalu kita siram dan tunggu sampai matang. Cuma yang menjadi kendala, kalau sudah jadi ini mau diapakan lagi,” ujar Nisa. Ternyata kesulitan yang dihadapi selanjutnya adalah cara mengeluarkan hasil pengolahan karena posisinya yang tinggi. “Kami studi banding ke Rumah Kompos, BLH Pasuruan dan tanya-tanya bagaimana memanfaatkan sampah organik. Hal ini karena BLH Pasuruan sudah punya rumah kompos untuk pengolahan limbah kompos yang besar,” Nisa menceritakan langkah memecahkan kesulitan tersebut. Ya, upaya diatas menjadi sebuah pemecahan masalah teknis terhadap kesulitan memanen sekaligus upaya belajar bagian Lingkungan. Apalagi setelah sebuah bangunan rumah kompos berdiri di Grati. “Kami studi banding ke Bangil dan mencontoh persis bangunannya serta mengajak sosialisasi rumah kompos, bersama helper dan tukang sapu sebanyak 15 orang,” ujar Nisa sembari menyebut bagaimanapun ujung tombak pengolahan sampah ada di helper. “Supaya para helper bisa memilih sampah mana yang bisa dimanfaatkan,” ujar Nisa tentang maksud diikutsertakannya para helper. Setelah sampah dipilih, lanjut Nisa, para helper pun jadi mengerti langkah selanjutnya setelah sampah dikumpulkan. Memang, sebelum rumah kompos berdiri, “Sekitar 4 bulan kita menghadapi kendala komposter penuh tapi hasilnya sedikit dan tidak bisa dikeluarkan sehingga tidak bisa dinikmati atau dimanfaatkan,” tutur Nisa seraya menyebut menggunakan dana sekitar Rp 30 juta untuk pembangunan rumah kompos dan pencacah kompos.
Rumah kompos berdiri di bagian belakang kawasan pembangkit Grati. “Wujudnya berupa rumah, ada atap dan tiang-tiang, tanpa tembok. Sementara pondasinya disekat menjadi 4 kotak penampungan.” Kemudian sampah- sampah organik tadi dimasukkan ke dalamnya, diberi bioaktivator (bakteri mempercepat proses pembentukan kompos) dan disiram 3 hari sekali, kemudian ditutup terpal. Diaduk terus menerus selama 3 minggu hingga kompos berubah warna dan daun-daun kering menjadi semacam tanah hitam. Hasil panenan kompos tadi kini telah memiliki banyak manfaat. Selain untuk pemupukan tanaman hijau di kawasan Grati, para pegawai pun dapat memanfaatkannya. “Ya, saat ini kompos itu kita bungkus plastik kecil ukuran 4 kilogram dan dijual seharga 4 ribu rupiah,” ujar Nisa. Ia menyebut menyebut kualitas kadar kompos Grati tidak kalah bersaing dengan yang beredar di pasaran, berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2010 dan tahun 2011. Hingga saat ini tidak ada target jumlah kompos yang dihasilkan. “Sesuai kebutuhan saja. Kalau teman-teman banyak pesenan, kita bikin agak banyak,” ujar Nisa sembari menyebut sebulan bisa memproduksi sekitar setengah ton kompos. ( Sita )
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
INSPIRING QUIZ IPWN 50 Dari kisah diatas, jika dikaitkan dengan Nilai IP-AkSi (Integritas, Profesional, Proaktif dan Sinergi) termasuk dari nilai yang mana? Sebutkan alasannya. AYO, kirimkan jawaban Bapak/Ibu pada Dian (
[email protected]) Jawaban kami terima maksimal tanggal 28 Desember 2016. Jawaban yang paling sesuai akan kami undi dan diumukan pada edisi InPower Weekly berikutnya dan hadiah akan dikirimkan ke Unit Bapak/Ibu Pemenang.
PENGUMUMAN INSPIRING QUIZ IPWN EDISI 49 Dari beberapa pengirim jawaban Kuis Inspiring Stories telah kami dapatkan 1 (Satu) Pemenang yang beruntung mendapatkan hadiah menarik melalui pengundian secara random untuk jawaban yang kami nilai lengkap. Junaidi – UJP JPR Jawaban : PROAKTIF
Karena dia mampu menganalisa masalah yang tidak kasat mata. Saat yang lain tidak merasa ada masalah tetapi dia mencari-cari sampai masalah itu terdeteksi dan bisa memberikan solusi yang tepat guna. Dan saat pengajuan lomba karya inovasi diapun mendengarkan saran dari berbagai pihak yang lebih berpengalaman sampai akhirnya bisa mendapatkan juara 2 walaupun sebelumnya hanya mendapat juara 5. Karena dia sharing dan mencari-cari bahan untuk bahan persentasi agar lebih bisa diterima, keberhasilanpun tercapai dengan mendapat juara 2.
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
BERITA FOTO
EDISI 50 Tahun IV/2016 Terbit 27 Desember
BERITA FOTO
UP Saguling
UPJP Priok
UPJP Kamojang
Up. Suralaya
UP Saguling