Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan bimbingan-Nya sehingga laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) BBP2HP tahun 2014 ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tujuan dari penyusunan
LAKIP
BBP2HP
tahun
2014
ini
adalah
untuk
Mempertanggungjawabkan kinerja Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai dengan adanya transparansi, partisipasi serta akuntabilitas. Selain itu, penyusunan LAKIP BBP2HP tahun 2014 juga diharapkan dapat memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja internal BBP2HP. Secara umum, dari hasil pengukuran kinerja BBP2HP sampai dengan akhir tahun 2014, diperoleh data capaian kinerja BBP2HP di tingkat korporat sebesar 109,35 %, yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : 1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 99,57 %; 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 120 %; 3. Perspektif Internal proses (Internal Process Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 113,33 %; 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 104,48 %. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Inspektorat Jenderal KKP, Biro Perencanaan Setjen KKP dan Sekretariat Direktorat Jenderal P2HP yang telah membimbing penyusunan LAKIP BBP2HP tahun 2014 ini. Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami sampaikan kepada tim pelaksana kegiatan dan LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
i
segenap keluarga besar Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) yang telah mempersiapkan dan melaksanakan seluruh kegiatan ini di lingkungan BBP2HP dengan penuh tanggungjawab. Akhir kata, kami mohon maaf jika ada kekurangan dan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan BBP2HP di waktu yang akan datang. Saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan guna kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya. Jakarta, Januari 2015 Kepala BBP2HP
Ir. Rahmah Hayati Samik Ibrahim, MM.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
ii
Daftar Isi Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
i
DAFTAR ISI.......................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
vi
BAB I.
PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1.
Latar Belakang........................................................................
1
1.2.
Maksud dan Tujuan................................................................
2
1.3.
Data Umum Organisasi..........................................................
3
1.4.
Kepegawaian..........................................................................
5
1.5.
Sistematika penyajian.............................................................
6
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.............................
8
2.1.
Visi BBP2HP...........................................................................
8
2.2.
Misi BBP2HP..........................................................................
8
2.3.
Tujuan dan Sasaran Strategis ...............................................
9
2.4.
Petetapan Kinerja BBP2HP....................................................
10
AKUNTABILITAS KINERJA............................................................
15
3.1.
Prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU)..........................................
15
3.2.
Evaluasi dan Analisis Kinerja.........................................................
18
BAB II.
BAB III.
3.2.1.
Stakeholder Perspektif .................................. ……………
18
3.2.2.
Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat 3.2.1.1. Kelautan dan Perikanan …………………… Customer Perspektif...........................................................
20
3.2.3.
Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan Perikanan Yang Bernilai Tambah Internal Process Perspektif................................................
18
20
3.2.2.1.
3.2.3.1. LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
24
Terlaksananya Kebutuhan Inovasi Teknologi Hasil Penelitian dan
iii
3.2.4.
3.3.
Pengembangan dan Rekayasa Untuk Modernisasi Sistem Pengolahan................ Tersedianya Kebijakan Bidang Penerapan 3.2.3.2. Teknologi P2HP Sesuai Kebutuhan ……… Terselenggaranya Modernisasi Sistem 3.2.3.3. Produksi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan, dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan yang Optimal dan Bermutu....................................................... Learning and Growth Perspective....................................
Tersedianya SDM BBP2HP yang 3.2.4.1. Kompeten dan Profesional………………… Tersedianya Informasi Bidang Pengolahan 3.2.4.2. yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses.... Terwujudnya Good Governance dan Clean 3.2.4.3. Government di Lingkungan BBP2HP............... Terkelolanya Anggaran BBP2HP Secara 3.2.4.4. Optimal........................................................ Akuntabilitas Keuangan.................................................................
BAB IV. PENUTUP..................................................................................................
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
24 25
27 39 39 41 46 53 55 61
iv
Daftar Tabel Halaman Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12 Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24.
Data Pegawai BBP2HP 6 Rencana Kinerja Tahunan BBP2HP Tahun 2014 13 Capaian Kinerja BBP2HP Hingga Triwulan III Tahun 2014 16 Target dan Realisasi IKU PDB, Tahun 2014 19 Pencapaian IKU PDB, 2010-2014 19 Target Dan Realisasi Jumlah Produk Olahan Tahun 2014 21 Target Dan Realisasi Jumlah Produk Olahan Tahun 2010 – 2014 21 Target dan Realisasi Nilai Produk Kelautan dan Perikanan Non Konsumsi pada Tingkat Pedagang Besar, Tahun 2014 22 Capaian Nilai Produk KP Non Konsumsi, 2011-2014 22 Target dan Realisasi Jumlah Inovasi Ragam Produk dan Teknologi P2HP Hasil Pengujian Penerapan Hasil Perikanan yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing, Tahun 2014 24 Pertumbuhan Capaian IKU Jumlah Inovasi Ragam Produk dan Teknologi P2HP Hasil Pengujian Penerapan Hasil Perikanan yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing, Tahun 2014 24 Jumlah Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan, Tahun 2014 26 Target dan Realisasi inovasi ragam Produk Olahan, Tahun 2014 28 Capaian Ragam Teknologi Hasil Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 28 Target dan Realisasi penyusunan RSNI, Tahun 2014 30 Capaian Jumlah Bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan 2010 - 2014........................................................................................ 30 Target dan Realisasi Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk, Tahun 2014 32 SPPT SNI Produk Hasil Perikanan Yang Terbit Tahun 2014 bagi pengolah UKM 32 Target dan Realisasi Jumlah Data Uji Nutrisi dan Mutu Produk Perikanan, Tahun 2014 34 Data Jenis Produk Dan Daerah Asal Produk Perik anan Yang Telah Diuji Nutrisi Dan Mutunya 34 Data Uji Nutrisi dan Mutu Produk Hasil Perikanan Tahun 2010 - 2014 36 38 Poklah Binaan, 2014 Target dan Realisasi Jumlah Pelayanan Pengembangan Usaha, Tahun 2014 39 43 Demontrasi Alih Teknologi Dan Informasi Hasil Perikanan
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
v
Tabel 25. Pameran Dalam Rangka Alih Teknologi Dan Informasi Tabel 26 Tabel 27. Tabel 28. Tabel 29 Tabel 30. Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33.
Hasil Perikanan Rekapitulasi Rekomendasi Inspektorat Jenderal KKP dan BPK, Tahun 2014 Hasil Penilaian SAKIP BBP2HP 2013 Capaian IKU Niilai Integritas BBP2HP Target dan Realisasi Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP, Tahun 2014 Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP, 2011–2013 Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BBP2HP Tabel 32. PMPRB Ditjen P2HP, 2014 Realisasi Anggaran BBP2HP Tahun Anggaran 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
44 47 48 49 50 50 52 52 56
vi
Daftar Gambar Halaman Gambar 1.
Struktur Organisasi BBP2HP
Gambar 2.
Peta Strategi BBP2HP
11
Gambar 3.
Peta Strategis Lingkup Eselon III BBP2HP
12
Gambar 4.
Capaian Kinerja Berdasarkan Peta Strategis BBP2HP
15
Gambar 5 .
Nilai Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Infromasi
44
Gambar 6.
Nilai persepsi User terhadap Materi dan Waktu pelaksanaan Demonstrasi/Apresiasi
Gambar 7.
46
Perbandingan Alokasi Anggaran Dan Penyerapan Tahun 2010-2014
Gambar 8.
5
54
Perbandingan Alokasi Anggaran Dan Penyerapan per Jenis Belanja 2010-2014
54
Gambar 9.
Realisasi anggaran BBP2HP tahun 2014
55
Gambar 10.
Realisasi anggaran BBP2HP per jenis belanja
55
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
vii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap
pemerintahan sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja suatu instansi demi terwujudnya aspirasi masyarakat dan tercapainya tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem kinerja dan pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dengan berlandaskan asas-asas umum penyelenggaraan negara yaitu asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Terselenggaranya good governance juga harus didukung dengan suatu dasar peraturan perundang-undangan demi terciptanya suatu kepastian hukum. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah menerbitkan dasar hukum yang berkaitan dengan terselenggaranya good governance, yaitu : 1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, 2. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 3. Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
1
Tujuannya adalah untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi yang bersinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu kepemerintahan yang baik (Good Governances) dan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Dengan demikian maka setiap entitas pelaporan dari setiap Kuasa Pengguna Anggaran wajib untuk menyampaikan semua laporan kinerja. Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) sebagai satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil
Perikanan
(Ditjen
P2HP)
membuat
laporan
pertanggungjawaban dan evaluasi yang tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2014. LAKIP BBP2HP merupakan wujud pelaksanaan 2. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud disusunnya LAKIP BBP2HP Tahun Anggaran 2014 adalah dalam
rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas KInerja Instansi Pemerintah yang menyatakan bahwa setiap instansi pemerintah secara berjenjang wajib menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 juga mengamanahkan kepada setiap unit kerja agar menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan. Tujuan penyusunan LAKIP BBP2HP Tahun Anggaran 2014 adalah : 1) Mempertanggungjawabkan kinerja Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan selama Tahun 2014 kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam rangka mewujudkan
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
2
pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai dengan adanya transparansi, partisipasi serta akuntabilitas. 2) Memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja internal BBP2HP.
1.3.
DATA UMUM ORGANISASI Pengembangan produk olahan hasil perikanan merupakan salah satu
upaya meningkatkan nilai tambah dari produk perikanan. Pengembangan produk olahan tersebut dapat dilakukan melalui upaya diversifikasi produk hasil perikanan yang memiliki mutu dan keamanan pangan, serta kemasan yang baik sehingga dapat menjangkau strata konsumen yang lebih tinggi dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka menjamin mutu dan keamanan produk hasil perikanan hingga dikonsumsi masyarakat, maka diperlukan suatu lembaga yang kredibel dalam melaksanakan tugas tersebut. Untuk mewujudkan upaya tersebut, maka keberadaan Unit Pelaksana Teknis Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (UPT BBP2HP) memiliki peran penting dan strategis untuk mendukung terlaksananya kebijakan tersebut. Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) merupakan satu-satunya
Unit
Pelaksana
Teknis
(UPT)
lingkup
Direktorat
Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP). Keberadaan BBP2HP didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28/PERMEN-KP/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan BBP2HP memiliki tugas pokok melaksanakan uji terap teknik pengolahan dan
pemasaran,
pengujian
dan
sertifikasi
produk,
serta
pelayanan
pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dengan uraian tugas sebagai berikut : a) Meyelenggarakan penyusunan rencana program dan anggaran b) Meyelenggarakan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
3
c) Menyelenggarakan pengujian persyaratan kelayakan pengolahan dan penganekaragaman produk hasil perikanan; d) Menyusun standardisasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; e) Menyelengarakan sertifikasi produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) hasil perikanan; f)
Menyelenggarakan pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;
g) Menyelenggarakan bimbingan teknis hasil uji terap, pengujian, dan sertifikasi produk hasil perikanan; h) Menyelenggarakan urusan tata usaha dan rumah tangga. i)
Memantau pelaksanaan program dan anggaran
j)
Mengevalusiasi pelaksanaan program dan anggaran
k) Menyusun laporan pelaksanaan program dan anggaran
BBP2HP mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari : 1. Bidang Uji Terap Teknik Pengolahan dan Pemasaran; 2. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk; 3. Bidang Pelayanan Pengembangan Usaha; 4. Bagian Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
4
Dalam menjalankan tugas tersebut, organisasi BBP2HP diatur seperti Gambar 1 :
Gambar 1. Struktur Organisasi BBP2HP berdasar Permen KP Nomor 28/PERMEN-KP/2013 Berdasar permenKP tersebut, Sejak tahun 2013, Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan juga bertanggung jawab terhadap 4 satuan kerja, yang berlokasi di Cibinong, Palabuhanratu, Mataram, dan Ambon. 1.4.
KEPEGAWAIAN Pada Tahun Anggaran 2014, pegawai BBP2HP seluruhnya berjumlah 121
pegawai, terdiri dari 93 PNS (1 dipekerjakan di LPPMHP Gorontalo) dan 28 tenaga kontrak, dengan sebagaimana tabel 1:
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
5
Tabel 1. Data Pegawai BBP2HP No. 1.
2.
Data Pegawai
Jumlah (orang)
Pejabat Struktural
14
a.
Eselon II
1
b.
Eselon III
4
c.
Eselon IV
9
Pejabat Fungsional Tertentu
28
a. Fungsional Perekayasa
13
b. Fungsional Pengawas Mutu
12
c.
Fungsional Pranata Humas
2
d. Fungsional Analis Kepegawaian
1
3.
Pejabat Fungsional Umum
51
4.
PNS BPSDMKP diperkerjakan di BBP2HP
1
5.
PNS BBP2HP DPK LPPMHP Gorontalo
1
6.
Pegawai Kontrak
28
TOTAL
121
Komposisi pegawai BBP2HP terdiri atas pegawai laki-laki sejumlah 82 orang (67,21%), sedangkan pegawai perempuan sebanyak 39 orang (31,97%). Sedangkan komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya adalah pegawai yang memiliki gelar S2 sebanyak 21 orang (17,71%), S1 dan D4 sebanyak 32 orang (26,23%), D3 sebanyak 11 orang (9,01%), SLTA sebanyak 44 orang (36,06), SLTP sebanyak 8 orang (6,56%), dan SD sebanyak 1 orang (0,82%).
1.5.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
LAKIP BBP2HP Tahun Anggaran 2014 ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut : Ringkasan Eksekutif, yang berisi tentang uraian secara singkat tentang tujuan dan sasaran strategis, kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil serta langkah antisipatifnya. LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
6
Bab I.
Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, data umum organisasi, kepegawaian, serta sistematika penyajian.
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Menguraikan visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis, kebijakan, penetapan kinerja, dan reviu Renstra BBP2HP Tahun 2014. Bab III. Akuntabilitas Kinerja Menguraikan tentang pencapaian Sasaran Strategis (SS) yang diukur dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBP2HP pada tahun 2014, evaluasi dan analisis capaian masing-masing IKU Tahun 2014. Terakhir akan dibahas mengenai akuntabilitas keuangan BBP2HP berupa sumber pembiayaan anggaran disertai realisasi anggaran untuk masing-masing program dan kegiatan. Bab IV. Penutup Menguraikan tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi pemecahannya untuk tahun mendatang.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
7
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1.
VISI BBP2HP Memperhatikan keragaan, potensi, peluang dan tantangan yang dihadapi
saat ini dan tahun-tahun mendatang maka Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan mempunyai Visi : “Menjadi Lembaga yang Maju dan Profesional dalam Pengujian Penerapan Hasil Perikanan”. Adapun penjelasan dari visi BBP2HP tersebut adalah:
Maju dan Profesional memiliki arti bahwa BBP2HP akan bergerak menuju yang terdepan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, selalu melakukan inovasi, serta senantiasa mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.
Pengujian Penerapan Hasil Perikanan meliputi kegiatan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran, pengujian dan sertifikasi produk, serta pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, yang dilakukan dalam kapasitas BBP2HP sebagai Unit Pelaksana Teknis Ditjen P2HP.
2.2.
MISI BBP2HP Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yang diemban oleh
Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan adalah : 1. Penerapan inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang tepat guna; 2. Pelayanan pengujian dan sertifikasi produk hasil perikanan yang terpercaya; 3. Pelayanan informasi terkini dan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. 4. Penguatan manajemen pelaksanaan tugas dan fungsi BBP2HP LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
8
2.3.
Tujuan dan Sasaran Strategis Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Balai Besar Pengujian
Penerapan Hasil Perikanan merumuskan tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan
ragam
teknik
pengolahan
dan
pemasaran
hasil
perikanan yang siap diterapkan pada masyarakat; 2. Meningkatkan daya saing melalui pengujian persyaratan kelayakan pengolahan dan penganekaragaman produk hasil perikanan; 3. Meningkatkan jumlah bahan rancangan standar pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; 4. Meningkatkan jumlah produk yang mendapatkan tanda SNI hasil perikanan; 5. Meningkatkan pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; 6. Meningkatkan penyebarluasan informasi hasil uji terap, pengujian, dan sertifikasi produk hasil perikanan kepada masyarakat; 7. Meningkatkan dukungan manajemen bagi pelaksanaan tugas-tugas teknis BBP2HP; 8. Meningkatkan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan melalui operasionalisasi Satuan Kerja BBP2HP.
LAKIP
interm
BBP2HP
Tahun
2014
ini
merupakan
perwujudan
pertanggung-jawaban kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi BBP2HP dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis BBP2HP pada Tahun Anggaran 2014 yang tercermin dalam dokumen penetapan kinerja BBP2HP Tahun 2014. Sasaran Strategis BBP2HP pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : -
STAKEHOLDER PERSPECTIVE, meliputi : o Sasaran Strategis 1 (SS1) : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
-
CUSTOMER PERSPECTIVE, meliputi :
o Sasaran Strategis 2 (SS2) : Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan yang Bernilai Tambah
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
9
-
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE, meliputi :
o Sasaran Strategis 3 (SS3) : Terlaksananya Inovasi Produk dan Teknologi Hasil Pengujian Penerapan Hasil Perikanan untuk Modernisasi Sistem Pengolahan o Sasaran Strategis 4 (SS4) : Tersedianya Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan o Sasaran Strategis 5 (SS5) : Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi KP, Pengolahan, dan Pemasaran Produk KP yang Optimal dan Bermutu -
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE, meliputi :
o Sasaran Strategis 6 (SS6) : Tersedianya SDM BBP2HP yang Kompeten dan Profesional o Sasaran Strategis 7 (SS7) : Tersedianya Informasi Bidang Pengolahan yang Valid, Handal dan Mudah Diakses o Sasaran Strategis 8 (SS8) : Terwujudnya Good Governance & Clean Government di BBP2HP o Sasaran Strategis 9 (SS9) : Terkelolanya anggaran
BBP2HP
secara optimal
2.4.
Penetapan Kinerja BBP2HP Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disusun dengan menetapkan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome). Dalam melakukan penetapan rencana kinerja juga ditetapkan ukuran-ukuran kinerja yang jelas berupa indikator kinerja serta penetapan rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator. Sejak tahun 2013, penetapan kinerja pada unit kerja lingkup BBP2HP telah didasarkan pada konsep manajemen kinerja berbasis BSC. Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
10
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam konsep BSC, Sasaran Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Peta Strategi BBP2HP Tahun 2014 adalah sebagaimana disajikan dalam gambar 2 dan telah di-cascading kepada setiap unit kerja eselon III lingkup BBP2HP (Gambar 3).
Gambar 2. Peta Strategi BBP2HP
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
11
Gambar 3. Peta Strategis Lingkup Eselon III BBP2HP
Dalam Peta Strategi BBP2HP Tahun 2014 telah ditetapkan 9 (sembilan) Sasaran Strategis (SS) dan 20 (dua puluh) Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran Strategis dan IKU beserta targetnya (sebagaimana tertuang dalam dokumen penetapan kinerja) BBP2HP Tahun 2014, adalah sebagaimana pada tabel 2.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
12
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan BBP2HP Tahun 2014. SASARAN STRATEGIS
TARGET 2014 Pengembangan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis bidang P2HP Stakeholder Perspective 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan PDB perikanan 7 kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Customer Perspective 2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang bernilai tambah Internal Process Perspective 3 Terlaksananya inovasi produk dan teknologi hasil pengujian penerapan hasil perikanan untukmodernisasi system pengolahan 4 Tersedianya kebijakan pengujian penerapan hasil perikanan sesuai kebutuhan 5
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
INDIKATOR KINERJA
2
Jumlah produk olahan hasil perikanan (Juta Ton)
5.20
3
Nilai produk KP nonkonsumsi pada tingkat pedagang besar (Rp Triliun)
2.00
4
Jumlah inovasi produk dan teknologi P2HP hasil pengujian penerapan hasil perikanan yang be8rnilai tambah dan berdaya saing
35
5
Jumlah kebijakan bidang pengujian penerapan hasil perikanan Jumlah draft peraturan perundangundangan bidang pengujian penerapan hasil perikanan
1
7
Teknologi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan bernilai tambah dan berdaya saing yang diterapkan (Ragam)
35
8
Jumlah bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan
8
9
Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk (SPPT SNI)
3
10
Jumlah data uji nutrisi dan mutu produk perikanan (data)
600
11
Jumlah pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (UMKM)
12
6
Learning and Growth Perspective 6 Tersedianya SDM 12 Indeks Kesenjangan Kompetensi BBP2HP yang kompeten Pejabat Eselon II dan III Lingkup dan professional BBP2HP (%)
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
1
50.00
13
7
8
9
Service Level Agreement (SLA) lingkup BBP2HP (%) Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi (skala likert 1-5)
75.00
15
Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBP2HP (%)
100.00
16
Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di BBP2HP
17 18 19
Nilai integritas BBP2HP Nilai inisiatif anti korupsi BBP2HP Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi (RB) BBP2HP
6.75 7.75 80.00 (setara level 4)
20
Persentase penyerapan DIPA BBP2HP
> 95%
Tersedianya informasi BBP2HP yang valid, handal dan mudah diakses
13
Terwujudnya good governance dan clean government di BBP2HP
Terkelolanya anggaran BBP2HP secara optimal
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
14
4.25
Nilai AKIP A
14
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1.
Prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya, pengelolaan kinerja
BBP2HP tahun 2014 telah didasarkan pada BSC. BBP2HP telah menetapkan 9 (sembilan) Sasaran Strategis (SS) dan 20 (dua puluh) Indikator Kinerja Utama (IKU). Pengukuran capaian kinerja BBP2HP tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi IKU pada masing-masing perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data rata-rata capaian kinerja BBP2HP pada tahun 2014 adalah sebesar 109,35 % (Gambar 4). Nilai capaian tersebut berasal dari capaian kinerja setiap perspektif yang dijabarkan setiap sasaran strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana yang tertuang pada tabel 3 :
Gambar 4. Capaian Kinerja Berdasarkan Peta Strategis BBP2HP LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
15
Tabel 3. Capaian Kinerja BBP2HP Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Pengembangan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis bidang P2HP Stakeholder Perspective 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan PDB 7.00 kesejahteraan perikanan masyarakat kelautan dan perikanan Customer Perspective 2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang bernilai tambah
2
3
Internal Process Perspective 3 Terlaksananya 4 inovasi produk dan teknologi hasil pengujian penerapan hasil perikanan untukmodernisasi system pengolahan 4 Tersedianya 5 kebijakan pengujian penerapan hasil perikanan sesuai kebutuhan 6
5
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
7
8
9
10
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
CAPAIAN
%
6.97
99.57
Jumlah produk olahan hasil perikanan (Juta Ton) Nilai produk KP nonkonsumsi pada tingkat pedagang besar (Rp Triliun)
5.20
5.37
103.26
2.00
2.92
146
Jumlah inovasi produk dan teknologi P2HP hasil pengujian penerapan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing Jumlah kebijakan bidang pengujian penerapan hasil perikanan Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengujian penerapan hasil perikanan Teknologi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan bernilai tambah dan berdaya saing yang diterapkan (Ragam) Jumlah bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk (SPPT SNI)
35
35
100
1
2
200
1
0
0
35
35
100
8
8
100
3
6
200
Jumlah data uji nutrisi dan mutu produk perikanan (data)
600
600
100
16
11
Jumlah pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (UMKM) Learning and Growth Perspective 6 Tersedianya SDM 12 Indeks Kesenjangan BBP2HP yang Kompetensi Pejabat kompeten dan Eselon II dan III Lingkup professional BBP2HP (%) 7 Tersedianya 13 Service Level Agreement (SLA) informasi BBP2HP lingkup BBP2HP (%) yang valid, handal dan mudah diakses 14 Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi (skala likert 15) 9 Terwujudnya good 15 Jumlah rekomendasi governance dan Aparat Pengawas clean government di Internal Eksternal BBP2HP Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBP2HP (%) 16 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di BBP2HP 17 Nilai integritas BBP2HP 18 Nilai inisiatif anti korupsi BBP2HP 19 Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi (RB) BBP2HP 9
Terkelolanya anggaran BBP2HP secara optimal
20
Persentase penyerapan DIPA BBP2HP
12
12
100
50.00
29.03
120
75.00
96.16
120
4.25
4.18
98.35
100.00
100
100
Nilai AKIP A (Setara 75) 6.75 7.75
B (Setara 66.06)
88,08
7.46 8.43
110.52 108.77
80.00 (setara level 4)
87.50
109.38
> 95%
93.57
98.49
Berdasarkan hasil capaian kinerja tahun 2014, sebagian besar IKU telah dicapai 100%. Capaian IKU tertinggi adalah Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk (SPPT SNI) dan Jumlah kebijakan bidang pengujian penerapan hasil perikanan yaitu sebesar 200%. Namun demikian, pada tahun 2014 juga terdapat IKU yang tidak dapat dicapai oleh BBP2HP yaitu jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengujian penerapan hasil perikanan.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
17
3.2.
Evaluasi dan Analisis Kinerja
3.2.1. Stakeholder Perspektif 3.2.1.1. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan merupakan tolak ukur dampak dari berbagai keberhasilan program dan kegiatan yang dilakukan baik di tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), unit kerja eselon I maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dalam rangka mendukung sasaran stretegis ini, BBP2HP menetapkan satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan:
IKU 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun angka
persentase
pertumbuhan
PDB
Perikanan
diperoleh
dengan
membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2014 dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun 2013. Pada tahun 2014, pertumbuhan PDB perikanan ditargetkan mencapai 7,00 %. Perolehan nilai PDB perikanan pada BBP2HP mengadopsi secara langsung dari Ditjen P2HP yang mengacu pada perhitungan BPS. Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2014 nilai PDB perikanan belum mencapai target yang telah ditetapkan. Data KKP menyebutkan, capaian PDB perikanan baru berkisar pada angka 6,97% (tabel 4) sedangkan rekapitulasi capaian IKU PDB selama tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel 5.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
18
Tabel 4. Target dan Realisasi IKU PDB, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
TARGET 7,00
REALISASI 6,97
% 99,57
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
Tabel 5. Pencapaian IKU PDB, 2010-2014 Uraian
Lapangan Usaha
2012
2013*
2014**
304 777,1
315 036,8
328 279,7
339 560,8
350 722,2
151 500,7
154 153,9
158 910,1
161 925,5
164 082,6
b. Tanaman Perkebunan
47 150,6
49 260,4
52 325,4
54 629,3
57 245,7
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
38 214,4
40 040,3
41 918,6
43 902,3
45 960,1
d. K e h u t a n a n
17 249,6
17 395,5
17 423,0
17 442,5
17 476,3
e. P e r i k a n a n
50 661,8
54 186,7
57 702,6
61 661,2
65 957,5
2 314 458,8 2 171 113,5
2 464 566,1 2 322 653,1
2 618 932,0 2 481 790,3
2 769 053,0 2 635 612,6
985 470,5
1 091 447,1
1 193 452,9
1 310 427,3
574 916,3
621 832,7
668 337,7
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2014
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan
PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2014
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
2011
2 909 181,5 2 779 064,0
1 446 722,3
a. Tanaman Bahan Makanan
482 377,1
b. Tanaman Perkebunan
136 048,5
529 967,8 153 709,3 129
162 542,6
174 638,4
192 921,5
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
119 371,7
297,7
145 720,0
165 162,9
184 246,5
d. K e h u t a n a n
48 289,8
51 781,3 226
54 906,5
56 994,2
60 872,8
e. P e r i k a n a n
199 383,4
691,0
255 367,5
291 799,1
340 343,8
6 446 851,9 5 941 951,9
7 419 187,1 6 795 885,6
8 230 925,9
9 087 276,5 8 419 133,9
PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
7 589 809,0
10 094 928,9 9 391 537,3
3,01
3,37
4,20
3,44
3,29
a. Tanaman Bahan Makanan
1,64
1,75
3,09
1,90
1,33
b. Tanaman Perkebunan
3,49
4,47
6,22
4,40
4,79
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
4,27
4,78
4,69
4,73
4,69
d. K e h u t a n a n
2,41
0,85
0,16
0,11
0,19
e. P e r i k a n a n
6,04
6,96
6,49
6,86
6,97
PRODUK DOMESTIK BRUTO
6,22
6,49
6,26
5,73
5,06
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
6,60
6,98
6,85
6,20
5,44
1. PERTANIAN, PETERNAKAN,
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2000-2014
2010
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Catatan: * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Sumber: Badan Pusat Statistik
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
19
Jika dilihat dari metode perhitungannya, BBP2HP turut serta dalam pemanfaatan belanja pemerintah melalui beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pelaksanaan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, pengujian dan sertifikasi produk, dan pelayanan pengembangan usaha. Selain itu, dukungan BBP2HP juga tercermin dari kegiatan yang bersifat penunjang
operasional
perkantoran
termasuk
kegiatan
dalam
rangka
perencanaan dan pelaporan. Dukungan alokasi anggaran BBP2HP yang telah dibelanjakan
sampai
dengan
akhir
tahun
2014
adalah
sebesar
Rp 37.727.892.420,- (Tiga Puluh Tujuh Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Rupiah)
3.2.2. Customer Perspektif 3.2.2.1.
Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan Perikanan Yang Bernilai Tambah
Produk perikanan bernilai tambah merupakan kebutuhan utama dalam rangka meningkatkan daya saing produk perikanan baik produk konsumsi maupun non konsumsi. Peningkatan daya saing produk perikanan tidak bisa hanya diperoleh dari peningkatan volume saja melainkan diperlukan juga adanya jaminan keamanan pangan (food safety), promosi dan lain sebagainya. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kelembagaan dan tatakelola yang kuat terhadap sumberdaya ikan sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar dalam dan luar negeri. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan produk kelautan perikanan yang bernilai tambah, BBP2HP menetapkan 2 (Dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Jumlah produk olahan hasil perikanan dan nilai produk kelautan dan perikanan non konsumsi pada tingkat pedagang besar:
IKU 2 : Jumlah Produk Olahan Hasil Perikanan Produksi sektor hulu kelautan dan perikanan memiliki peran sangat strategis dalam penyediaan bahan baku industri pengolahan hasil perikanan serta penyediaan bahan pangan yang sehat dan bergizi secara nasional. Dari sisi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan produk perikanan bermutu tinggi dan LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
20
aman dikonsumsi telah menjadi kebutuhan tak terpisahkan dari sebuah produk. Lebih dari itu, komponen lebih penting lagi adalah menciptakan sistem produksi perikanan yang efisien dan mampu menghasilkan produk berpenampilan baik dan murah. Pada tahun 2014, target capaian IKU jumlah produk olahan hasil perikanan adalah sebesar 5,37 juta ton. IKU ini merupakan hasil cascading adopsi langsung dari Dirjen P2HP ke beberapa unit eselon II lingkup Ditjen P2HP termasuk BBP2HP. Namun demikian, berdasarkan data Direktorat Jenderal P2HP capaian IKU jumlah produk olahan hasil perikanan sampai dengan akhir tahun 2014 mencapai 5,37 juta ton atau sebesar 103,26 % dari target tahun 2014 (Tabel 6), Jika dibandingkan antara tahun 2010 hingga tahun 2014, jumlah produk olahan hasil perikanan menunjukkan trend pertumbuhan yang meningkat sebesar 1,17 juta ton dengan rata – rata 6,96% per tahun (Tabel 7).
Tabel 6. Target dan Realisasi Jumlah Produk Olahan, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah produk olahan hasil perikanan (Juta Ton)
TARGET 5,2
REALISASI 5,37
% 103,26
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
Tabel 7. Target dan Realisasi Jumlah Produk Olahan Tahun 2010 - 2014 Indikator Kinerja Utama Jumlah produk olahan hasil perikanan (Juta Ton)
2010
2011
4,2
4,58
Tahun 2012 2013 4,83
5,24
2014 5,37
Pertumbuhan (%) 2010-2014 2013-2014 27,85
2,48
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
Keterlibatan BBP2HP dalam rangka meningkatkan jumlah produk olahan hasil perikanan ini antara lain melakukan pelayanan pengembangan usaha, sertifikasi dan pengujian nutrisi dan mutu produk perikanan serta pengembangan teknologi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang berdaya saing. Selain itu, BBP2HP juga memfasilitasi kegiatan di beberapa satker yaitu satker BBP2HP di Mataram, Palabuhan ratu, dan Ambon. Kegiatan yang mendukung antara lain asistensi dan fasilitasi pengembangan usaha P2HP dalam rangka industrialisasi hasil perikanan, bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
21
peningkatan layanan promosi dan fasilitasi pameran produk hasil perikanan, fasilitasi program branding bagi UMKM pengolahan hasil perikanan. Dukungan alokasi anggaran BBP2HP yang telah dibelanjakan sampai dengan akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp 2.322.996.300,- (Dua Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Rupiah)
IKU 3 : Nilai Produk Kelautan dan Perikanan Non Konsumsi pada Tingkat Pedagang Besar Komoditas kelautan dan perikanan non konsumsi Indonesia memiliki prospek bisnis dan ekonomi yang menjanjikan. Komoditas yang dimaksud antara lain ikan hias, mutiara, tanaman hias air, kerajinan, minyak ikan untuk keperluan kosmetik atau medis/farmasi, rumput laut untuk keperluas medis/farmasi atau kosmetik, dan tepung ikan untuk bahan baku pakan. Nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi pada tingkat pedagang besar di Indonesia setiap tahun selalu meningkat. Data perdagangan komoditas kelautan dan perikanan non konsumsi pada tingkat pedagang besar di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2014 tercatat mencapai Rp 2,92 trilyun dari total target sebesar Rp 2 triliun (Tabel 8). Jika dibandingkan capaian IKU ini pada tahun 2014 dengan tahun 2011, maka terlihat kenaikan Nilai Produk KP Non Konsumsi sebesar 407,01 % dari Rp 570 Milyar menjadi Rp 2,89 Trilyun (Tabel 9)
Tabel 8. Target dan Realisasi Nilai Produk Kelautan dan Perikanan Non Konsumsi pada Tingkat Pedagang Besar, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai Produk Kelautan dan Perikanan Non Konsumsi pada Tingkat Pedagang Besar
TARGET 2
REALISASI 2,92
% 146
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
Tabel 9. Capaian Nilai Produk KP Non Konsumsi, 2011-2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai Produk KP NonKonsumsi (Rp Triliun)
2011 0,57
Tahun 2012 2013 1,4
1,79
2014 2,92
Pertumbuhan (%) 2011-2014 2013-2014 412,28
63,12
Sumber : Ditjen P2HP, 2014 (Diolah)
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
22
Nilai produk KP nonkonsumsi tersebut di atas merupakan nilai dari 17 produk KP nonkonsumsi sebagaimana tertera pada Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor 017/KEP-DJP2HP/2013 tentang Pedoman Umum Registrasi Unit Penanganan, Pengolahan Hasil Perikanan NonKonsumsi, diantaranya adalah ikan hias, mutiara, tanaman hias air, kerajinan, minyak ikan untuk keperluan kosmetik atau medis/farmasi, rumput laut untuk keperluas medis/farmasi atau kosmetik, tepung ikan untuk bahan baku pakan, garam untuk industri medis/farmasi, tulang ikan untuk keperluan medis/farmasi, khitin dan khitosan, kolagen, gelatin, silase untuk pakan, produk bioteknologi kelautan, artemia, bubuk kulit kerang mutiara untuk kosmetik, dan albumin. Capaian nilai perdagangan produk nonkonsumsi tahun 2014 adalah Rp. 2,92 Triliyun dari target Rp 2 Triliyun. Capaian tersebut berasal dari perdagangan ikan hias sebesar 76,16%; Tepung Ikan 8,25% Mutiara 6,13% dan produk nonkonsumsi lain 9,45%. Dari data tersebut, ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru, meskipun masih perlu upaya pengembangan yang lebih baik lagi. Keterlibatan BBP2HP dalam meningkatkan nilai produk kelautan dan perikanan non konsumsi pada tingkat pedagang besar antara lain keikutsertaan pameran ikan hias dan produk non konsumsi lainnya, pemetaan potensi ikan hias, identifikasi potensi dan pelaku pemasaran ikan hias, bimtek standarisasi penanganan dan pemasaran ikan hias, bimtek pengembangan usaha dan pemasaran ikan hias. Selain itu, BBP2HP juga mengembangkan teknologi pengolahan hasil perikanan yang berdaya saing khusus untuk produk perikanan non konsumsi antara lain minyak ikan, tepung ikan, masker rumput laut, hiasan kekerangan.
Dukungan alokasi anggaran BBP2HP yang telah dibelanjakan
sampai dengan akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp 1.565.263.433,- (Satu Milyar Lima Ratus Enam Puluh Lima Juta Dua Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Empat Ratus Tiga Puluh Tiga Rupiah)
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
23
3.2.3. Internal Process Perspektif 3.2.3.1.
Terlaksananya Kebutuhan Inovasi Teknologi Hasil Penelitian dan Pengembangan dan Rekayasa Untuk Modernisasi Sistem Pengolahan
IKU 4 : Jumlah Inovasi Produk dan Teknologi P2HP hasil pengujian penerapan Hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing. Jumlah inovasi Produk dan Teknologi P2HP hasil pengujian penerapan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing merupakan hasil penelitian dan rekayasa tentang produk, alat dan mesin, desain kemasan, dan desain lay out UPI/Pasar yang akan dikembangkan oleh BBP2HP berdasarkan sumber acuan yang didapatkan dari berbagai hasil penelitian, pengembangan dan atau rekayasa yang dilakukan oleh instansi pemerintah, perguruan tinggi, swasta maupun masyarakat umum. Indikator kinerja ini merupakan salah satu indikator baru yang ditetapkan oleh Ditjen P2HP yang di-cascading kepada BBP2HP. Target yang telah ditetapkan oleh Ditjen P2HP dan BBP2HP dalam melaksanakan IKU ini adalah sebanyak 35 ragam. Pemilihan jumlah inovasi produk dan teknologi ini didasari atas beberapa alasan, seperti hasil-hasil penelitian dari Balitbang KP dan universitas perlu untuk dilakukan pengembagan agar lebih mudah diterapkan dan diaplikasikan di masyarakat dengan teknologi yang sederhana dan tepat guna. Selain itu juga berdasarkan dari hasil diskusi serta saran masukan dari para stakeholder dan masyarakat/pelaku usaha. Daftar Jumlah Inovasi Produk dan Teknologi P2HP hasil pengujian penerapan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing disajikan pada Lampiran 1. Tabel
10. Target dan realisasi jumlah inovasi produk dan teknologi P2HP hasil pengujian penerapan Hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing, Tahun 2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Inovasi Produk dan Teknologi P2HP hasil pengujian penerapan Hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing
TARGET 35
REALISASI 35
% 100
Sumber : BBP2HP, 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
24
Tabel 11. Pertumbuhan capaian IKU jumlah inovasi produk dan teknologi P2HP hasil pengujian penerapan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing, Tahun 2013 - 2014 Tahun IKU
2013
Jumlah Inovasi Produk dan Teknologi P2HP hasil pengujian penerapan Hasil 34 perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing Sumber : BBP2HP, 2013 – 2014 (Diolah)
3.2.3.2.
2014 Target Realisasi
35
35
%
Pertumbuhan 2013-2014 (%)
100
2,94
Tersedianya Kebijakan Bidang Penerapan Teknologi P2HP Sesuai Kebutuhan
IKU 5 : Jumlah Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan Jumlah kebijakan bidang penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran merupakan norma, standar, prosedur, dan ketentuan (NSPK) yang berlaku. Pada tahun 2014, BBP2HP mentargetkan 1 (satu) kebijakan dan hingga akhir tahun 2014. Kebijakan yang dimaksud adalah berkaitan dengan revisi Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : 01/PER-DJP2HP/2013 Tentang Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan (LSPro-HP) per tanggal 23 Januari 2013. Sertifikasi produk merupakan salah satu kegiatan penilaian kesesuaian yang memberikan sertifikat kepada suatu produk atau pemenuhannya terhadap suatu kriteria tertentu yang berupa standar atau kriteria lain. Perubahan nomenklatur Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan (BBP2HP) menjadi Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: 28/PERMEN-KP/2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan Per Tanggal 31 Oktober 2013, menyebabkan diperlukannya revisi pada Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : 01/PER-DJP2HP/2013 Tentang Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan (LSPro-HP) per tanggal LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
25
23 Januari 2013 dimana BBP2HP sebagai pelaksana Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan (LSPro-HP). Output dari IKU ini adalah telah diterbitkannya Peraturan Dirjen P2HP nomor : 05/PER-DJP2HP/2014 Tentang Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan pada tanggal 18 November 2014. Pada peraturan Dirjen tersebut menjelaskan bahwa LSPro-HP merupakan lembaga nonstruktural yang bersifat mandiri dan berada dibawah serta bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada Peraturan Dirjen tersebut juga menunjuk BBP2HP sebagai pelaksana LSPro-HP. Selain itu, pada tahun 2014 BBP2HP juga telah menyusun Draft Keputusan Dirjen P2HP tentang uraian tugas pejabat struktural di lingkungan Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan. Draf tersebut telah disahkan pada tanggal 27 Maret 2014 menjadi keputusan Dirjen P2HP Nomor 40/KEP-DJP2HP/2014. Target dan realisasi capaian IKU Jumlah Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
TARGET 1
REALISASI 2
% 200
Sumber : BBP2HP, 2014
IKU 6 : Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengujian penerapan hasil perikanan IKU Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengujian penerapan hasil perikanan merupakan tindak lanjut dari IKU Jumlah Kebijakan Bidang Pengujian Penerapan Hasil Perikanan. BBP2HP sebagai LSPro-HP telah diakreditasi
oleh
Komite
Akreditasi
Nasional
dengan
nomor
akreditasi
LSPr-040-IDN. Saat ini, LSPro-HP telah memiliki payung hukum berupa Peraturan Dirjen P2HP nomor 05/PER-DJP2HP/2014. Dalam rangka memperkuat LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
26
keberadaan LSPro-HP dan kebijakan pemberlakuan SNI bagi pelaku usaha hasil perikanan secara nasional, maka BBP2HP mengusulkan Draft Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Tentang Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan. Sampai akhir tahun 2014, draft Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut telah kami sampaikan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal P2HP pada tanggal 29 Desember 2014. Sehubungan dengan pembahasan draft yang belum selesai maka pembahasan draft usulan akan dilanjutkan pada tahun 2015.
3.2.3.3.
Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan, Dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan yang Optimal dan Bermutu
IKU 7 : Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Bernilai Tambah dan Berdaya Saing yang Diterapkan Sesuai dengan visi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan yaitu mewujudkan produk perikanan prima yang berdaya saing tinggi di pasar domestik dan pasar luar negeri sudah seharusnya produk perikanan dari hasil budidaya maupun penangkapan dapat diolah menjadi produk-produk yang bernilai tambah sehingga memliki daya saing yang lebih tinggi. Daya saing yang dimaksud mencakup mutu, jaminan keamanan dan harga. BBP2HP sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal P2HP mempunyai salah satu fungsi yaitu mengembangkan inovasi produk, alat dan mesin serta desain kemasan yang profitabel selain itu juga mendesain layout UPI. Pada tahun 2014, target capaian IKU ini adalah sebanyak 35 (tiga puluh lima) ragam yang dilaksanakan melalui 9 (sembilan) kegiatan. Pelaksanaan kegiatan untuk ragam produk konsumsi dan nonkonsumsi meliputi identifikasi dan verifikasi, uji coba, uji lanjutan, preferensi konsumen, evaluasi dan penyusunan laporan. Pelaksanaan kegiatan rancang bangun alat, ragam kemasan, rancang bangun desain layout UPI dan desain layout Pasar, yang secara garis besar meliputi persiapan, pembuatan desain alat/label dan kemasan/layout, pembuatan ragam produk final, evaluasi dan pelaporan. Untuk kegiatan rancang bangun alat
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
27
dilakukan uji coba operasional alat dan untuk kegiatan rancang bangun desain layout juga dilakukan pembuatan ilustrasi digital dan pembuatan animasi. Sampai akhir 2014, IKU ini telah tercapai 100%. Namun demikian, secara umum pencapaian IKU ini terkendala adanya berbagai proses perekayasaan yang harus dilakukan berulang, keterbatasan SDM fungsional khususnya perekayasa dan fasilitas pendukung yang terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun yang akan datang target ragam inovasi akan disesuaikan dengan ketersediaan jumlah tenaga fungsional perekayasa dan meningkatkan sarana pendukung workshop pengolahan.
Tabel 13. Target dan Realisasi inovasi ragam Produk Olahan, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Bernilai Tambah dan Berdaya Saing yang Diterapkan
TARGET 35
REALISASI 35
% 100
Sumber : BBP2HP, 2014
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2.515.821.000 (Dua Milyar Lima Ratus Lima Belas Juta Delapan Ratus Dua Puluh Satu Ribu rupiah) Rp. 5.885.045.000,- (Lima Milyar Delapan Ratus Delapan Puluh Lima Juta Empat Puluh Lima Ribu Rupiah). Sampai akhir 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp 5.473.270.150 (Lima Milyar Empat Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Ribu Seratus Lima Puluh Rupiah) atau 93% dari total alokasi anggaran. Jika dibandingkan dengan target jangka panjang (2010 – 2014), hingga saat ini jumlah ragam hasil inovasi yang telah dihasilkan oleh BBP2HP adalah sebanyak 129 ragam inovasi dari target yang harus dicapai sebanyak 124 ragam (Tabel 14). Tabel 14.Capaian ragam Teknologi Hasil Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Indikator Kinerja Utama Ragam Teknologi Hasil Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
2010
2011
14
13
Tahun 2010 -2014 2012 2013 2014 Target Realisasi 29
38
35
124
129
104
Sumber : BBP2HP, 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
%
28
IKU 8 : Jumlah Bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan Standar minimal mutu dan keamanan bahan pangan selalu berkembang mengikuti tuntutan konsumen. Perkembangan tersebut berkaitan erat dengan masalah gizi dan manfaat bahan pangan bagi kesehatan manusia. Bahan pangan dengan kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia akan sangat diminati oleh konsumen.
Keamanan pangan sangat
tergantung pada pelaku
industri dalam mengolah bahan pangan serta peran (kebijakan) pemerintah yang dapat memberi jaminan keamanan produk pangan. Salah satu peranan pemerintah yang dapat memberi jaminan keamanan produk pangan adalah dengan standardisasi. Standardisasi memiliki peran yang strategis dalam peningkatan daya saing suatu produk. Umumnya standar dimanfaatkan konsumen sebagai acuan dalam memilih produk, sedangkan bagi produsen standar berfungsi sebagai patokan dalam memproduksi produk yang berkualitas dan dapat diterima pasar nasional maupun internasional. Masyarakat secara umum menghendaki bahwa seluruh produk perikanan yang beredar di pasar merupakan barang yang aman dan tidak membahayakan kesehatan. Standar Nasional Indonesia dirumuskan oleh Panitia Teknis. Panitia Teknis melaksanakan kaji ulang minimal 1 kali dalam lima tahun setelah ditetapkan untuk menjaga kesesuaian SNI terhadap kebutuhan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memelihara dan menilai kelayakan dan kekinia SNI. Hasil kaji ulang dapat ditindaklanjuti dengan menerbitkan ralat, amandemen, revisi, abolisi atau tetap tanpa perubahan terhadap SNI. Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) sebagai Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan bertugas melakukan penyiapan bahan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk dibahas dalam rapat teknis dan rapat konsensus bersama dengan Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan. Berdasarkan kaji ulang yang dilakukan oleh Ditjen P2HP dan Panitia Teknis, maka BBP2HP ditetapkan untuk melakukan penyusunan 8 (Delapan) RSNI yang terdiri dari 5 (Lima) RSNI produk konsumsi yaitu RSNI ATSC (Alkali Treated Seaweed Chips) dan melakukan revisi terhadap RSNI Rumput Laut LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
29
Kering, RSNI Tuna Loin Beku, RSNI Paha Kodok Beku, RSNI Udang Kupas Rebus Beku dan 3 (tiga) RSNI metode uji yaitu RSNI cara uji mikrobiologi – bagian 9 : penentuan Sthaphylococcus aureus pada produk perikanan, RSNI Penentuan Kapang dan Kamir pada Produk Perikanan dan RSNI Uji Sensori Pada Produk Perikanan. Selain itu, BBP2HP juga dilibatkan dalam kelompok kerja penyusunan RSNI untuk produk non konsumsi yaitu RSNI Tepung Kepala udang. Pada pelaksanaan kegiatan tahun 2014 IKU ini telah tercapai 100% dari 8 RSNI yang ditargetkan (Tabel 15) yaitu 5 konsep RSNI produk perikanan : Tuna Loin Beku, Rumput laut kering, Alkali Treated Seaweed Chip ( ATSC), Udang kupas rebus beku, Paha kodok beku, dan 3 RSNI Metode Uji : Cara Uji Mikrobiologi – Penentuan Stapylococcus aureus, pada produk perikanan, Penentuan Kapang dan Kamir Pada Produk Perikanan, dan uji sensori produk perikanan. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini adalah adanya kerbatasan waktu dalam penggumpulan data yang disebabkan oleh pengusulan komoditas RSNI pada tahun berjalan. Untuk mengantisipasi permasalahan serupa terulang kembali pada tahun berikutnya maka pembahasan usulan RSNI yang akan dibahas dengan pantek agar dilaksanakan pada tahun sebelumnya dan mengantisipasi musim dari komoditas tersebut.
Tabel 15. Target dan Realisasi penyusunan RSNI, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan
TARGET 8
REALISASI 8
% 100
Sumber : BBP2HP, 2014
Jika dibandingkan dengan target jangka panjang (2010 – 2014), hingga saat ini jumlah bahan RSNI yang telah dihasilkan oleh BBP2HP dan disampaikan kepada panitia teknis adalah sebanyak 22 bahan RSNI dari target yang harus dicapai sebanyak 22 RSNI (Tabel 16).
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
30
Tabel 16. Capaian Jumlah Bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan 2010 - 2014 Indikator Kinerja Utama Jumlah Bahan RSNI pengujian penerapan hasil perikanan
2010
2011
-
-
Tahun 2012 2013 7
7
2014
Target
8
22
2010 -2014 Realisasi 22
% 100
Sumber : BBP2HP, 2014
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp 503.850.000 (Lima Ratus Tiga Juta Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) melalui kegiatan Penyiapan Bahan Rumusan Standard Produk, Alat dan Mesin Pengolahan dan Pembuatan Bahan Acuan Dalam Rangka Jaminan Mutu Pengujian. Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp 493.228.600 (Empat Ratus Sembilan Puluh Tiga Juta Dua Ratus Dua Puluh Delapan Juta Enam Ratus Rupiah) atau 97,89% dari total alokasi anggaran.
IKU 9 : Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) telah menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan (Dirjen P2HP) Nomor 01/ PER-DJP2HP/ 2013 tentang Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan sebagaimana telah direvisi melalui
Peraturan
Dirjen
P2HP
Nomor
05/PER-DJP2HP/2014
tanggal
14 Nopember 2014 Tentang Lembaga Sertifikasi Hasil Perikanan (LSPro-HP), Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) ditunjuk sebagai LSPro-HP yang mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi dan menerbitkan Sertifikat Produk Pengunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) produk hasil perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut, sejak tahun 2014 BBP2HP menetapkan IKU Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk. BBP2HP sebagai pelaksana lembaga sertifikasi produk hasil perikanan (LSPro-HP) telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSPr-040-IDN. Tantangan terbesar BBP2HP selaku pelaksana LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
31
LSPro-HP adalah masih rendahnya kesadaran para pengolah produk perikanan dalam konsistensi menjaga mutu dan keamanan produk hasil perikanan. Kegiatan Penerapan Penggunaan Tanda SNI pada produk hasil perikanan dapat membantu pengolah mengetahui apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan yang dipersyaratkan SNI melalui beberapa tahapan antara lain verifikasi, pra evaluasi/evaluasi (SSOP/GMP atau sistem manajemen mutu, pengambilan contoh produk dan
pengujian produk), tinjauan hasil evaluasi, keputusan
sertifikasi dan penerbitan sertifikat. Pada tahun 2014 BBP2HP telah menetapkan target jumlah penerapan SPPT SNI terhadap 3 (tiga) produk olahan hasil perikanan. Dengan adanya SPPT SNI ini diharapkan konsistensi pelaku usaha dalam menjaga mutu dan keamanan produk hasil perikanan dapat meningkat. Dengan demikian daya saing produk hasil perikanan juga dapat meningkat dan lebih dipercaya oleh konsumen. Target pencapaian indikator SPPT SNI ini baru dimulai pada tahun 2014. Capaian indikator ini ditandai dengan SPPT SNI yang diterbitkan oleh LSPro-HP (BBP2HP). Pada tahun 2014 LSPro-HP (BBP2HP) telah menerbitkan sebanyak 6 SPPT SNI atau 200% dari target yang ditetapkan. Tingginya capaian indicator ini disebabkan adanya klien LSPro-HP yang dibina sejak tahun 2013 dan baru menindaklanjuti hasil audit evaluator pada tahun 2014. Adapun keenam klien penerima SPPT SNI yaitu Bandeng Presto UD. Mina Makmur (Januari 2014), Bandeng Cabut Duri “88 Marijo” (Juli 2014) dan Bakso ikan beku UKM Risya (September 2014), UD. Supra Dinasty (Desember 2014), UD. Cindy Group (Desember 2014) dan UKM. Syarifah Salmah (Desember 2014). Selengkapnya disajikan pada Tabel 17 dan 18.
Tabel 17. Target dan Realisasi Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk (SPPT SNI)
TARGET REALISASI 3 6
% 200
Sumber : BBP2HP, 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
32
Tabel 18. SPPT SNI Produk Hasil Perikanan Yang Terbit Tahun 2014 bagi Pengolah UKM No
No. SPPT
No. SNI
Jenis Produk
Pengolah UKM
1 2
03/BP/LSPro-HP/I/2014 SNI 4106:2009 04/BCDB/LSPro-HP/VII/2014 SNI 7316:2009
UD. Mina Makmur UKM. “88” Marijo
3 4 5
05/BIB/LSPro-HP/IX/2014 06/BP/LSPro-HP/XII/2014 07/KI/LSPro-HP/XII/2014
SNI 01-7266:2006 SNI 4106:2009 SNI 2713:2009
Bandeng Presto Bandeng Cabut Duri Beku Bakso Ikan Beku Bandeng Presto Kerupuk Ikan
6
08/BIB/LSPro-HP/XII/2014
SNI 01-7266:2006
Bakso Ikan Beku
UKM. RISYA UD. CINDY Group UKM. Syarifah Salmah UD. Supra Dinasty
Sumber : BBP2HP, 2014
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,936,079,000 (Dua Milyar Sembilan Ratus Tiga Puluh Enam Juta Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah) meliputi kegiatan Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk Hasil Perikanan dan Pemeliharaan Sistem Manajemen SNI ISO/IEC 17065 : 2012, Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu ISO/IEC 17025 : 2005 dan pengadaan alat pengujian mendukung LSPro-HP. Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp 2.856.915.250 (Dua Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) atau 97,30% dari total alokasi anggaran.
IKU 10 : Jumlah Data Uji Nutrisi dan Mutu Produk Perikanan Produk perikanan secara umum perlu diuji nutrisi dan mutunya karena produk tersebut telah mengalami proses pengolahan dan pencampuran dengan bahan-bahan non ikan, seperti tepung dan bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses pembuatannya. Dari sudut pandang konsumen, ketersediaan data nutrisi dan mutu memberi kesempatan bagi mereka untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Di sisi lain, dari sudut pandang produsen, ketersediaan data nutrisi dan mutu produk diharapkan dapat meningkatkan daya saing dari produk tersebut. Sasaran yang akan dicapai melalui industrialisasi kelautan dan perikanan adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan yang terdiri dari 7 ruang lingkup yaitu: Industrialisasi Tuna, Tongkol dan Cakalang (TTC), Industrialisasi Udang, LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
33
Industrialisasi
Bandeng,
Industrialisasi
Pindang,
Industrialisasi
Patin,
Industrialisasi Rumput laut, dan Industrialisasi Garam Rakyat. Pada 2013 KKP telah menetapkan 4 komoditas industrialisasi perikanan budidaya, yaitu udang, bandeng, patin dan rumput laut. Pelaksanaan uji nutrisi dan mutu produk hasil perikanan dilaksanakan mulai pada tahun 2010. Kegiatan ini meliputi pengambilan contoh produk berbasis industrialisasi di sentra pengolahan ikan, dan UKM perikanan, dan dilanjutkan dengan pengujian nutrisi dan mutu produk dengan sepuluh parameter uji, yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, Ca, K, Fe, Na, ALT, dan uji sensori, di laboratorium BBP2HP. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2014, kegiatan ini telah menghasilkan 600 data dengan capaian 100% dari target 600 data uji nutrisi dan mutu dari produk perikanan unggulan 12 daerah di Indonesia. Data uji yang dihasilkan telah disampaikan kepada pihak terkait untuk dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan. Data jenis produk dan daerah asal produk yang telah diuji nutrisi dan mutunya disajikan pada Tabel 19 dan 20.
Tabel 19. Target dan Realisasi Jumlah Data Uji Nutrisi dan Mutu Produk Perikanan, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Data Uji Nutrisi dan Mutu Produk Perikanan
TARGET 600
REALISASI 600
% 100
Sumber : BBP2HP, 2014
Tabel 20. Data Jenis Produk Dan Daerah Asal Produk Perikanan Yang Telah Diuji Nutrisi Dan Mutunya No. 1.
2.
Daerah Asal Pati
Banyuwangi
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
Produk Pindang ikan 1 Pindang ikan 2 Bandeng cabut duri Kerupuk Bandeng Pindang ikan 3 Abon tuna Abon tuna Evira Petis tuna Terasi udang Nuget tuna Kerupuk barakuda
Jumlah Data 48
58
34
No. 3.
Daerah Asal Sukabumi
4.
Kendal
5.
Bekasi
6.
Indramayu
7.
Cirebon
8.
Bandung
9.
Serang
10.
Lampung
11.
Pekalongan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
Produk Keripik belut flamboyan Abon belut flamboyan Abon marlin Bakso ikan marlin Abon ikan marlin Baby nila crispy Rolade bandeng Pempek bandeng Abon bandeng Kerupuk bandeng Otak-otak bandeng Bandeng presto Kerupuk ikan Sosis bandeng Siomay Ekado Bandeng rorot Kerupuk udang kw 1 Kerupuk udang kw 2 Kerupuk udang kw 3 Kerupuk ikan Bandeng cabut duri Bakso ikan Siomay Fish steak Bandeng gepuk Bandeng pindang Bakso ikan Abon ikan leker Dodol rumput laut Kerupuk rumput laut Otak-otak ikan Abon ikan bandeng Kerupuk ikan payus Kerupuk rumput laut Snack teri Teri gulung Teri nasi Rolade ikan Bakso ikan Kerupuk ikan
Jumlah Data 52
44
60
49
42
39
26
26
27
35
No. 12.
Daerah Asal Jambi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Produk Kerupuk udang Terasi 1 Bilis tawar Terasi 2 Abon ikan patin Kerupuk duri patin Patin salai Rengginang patin Pilus patin
Jumlah Data 29
TOTAL
600
Berdasar pada renstra 2010 - 2014, target capaian data uji nutrisi dan mutu produk hasil perikanan hingga akhir tahun 2014 adalah sebanyak 1570 data. Sedangkan pada tahun 2014, ditargetkan jumlah uji nutrisi dan mutu produk hasil perikanan adalah sebanyak 600 data. Merujuk pada target yang telah ditetapkan, capaian kinerja setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2014 telah dicapai sebanyak 600 data dan total data uji nutrisi produk perikanan yang telah dilakukan antara tahun 2011 – 2014 adalah sebanyak 1630 data (Tabel 21).
Tabel 21. Data Uji Nutrisi dan Mutu Produk Hasil Perikanan Tahun 2010 - 2014 Indikator Kinerja Utama Data uji nutrisi dan mutu produk hasil perikanan
Tahun
2011 -2014
2010
2011
2012
2013
2014
Target
Realisasi
-
220
330
480
600
1570
1630
%
103,82
Sumber : BBP2HP, 2014
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,027,696,000,- (Satu Milyar Dua Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah) meliputi kegiatan Pengujian Nutrisi dan Mutu Produk Hasil Perikanan, Pembentukan dan Pemeliharaan Panelis Standar Produk Perikanan, Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Pengujian ISO/IEC 17025:2005. Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp 1.005.580.992 (Satu Milyar Lima Juta LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
36
Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Rupiah) atau 97,85% dari total alokasi anggaran IKU 11 : Jumlah Pelayanan Pengembangan Usaha Sarana dan prasarana produksi perikanan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan yang mutlak diperlukan untuk memajukan kegiatan industri perikanan dan merealisasikan program peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan, sehingga dapat dihasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing tinggi seperti diamanatkan dalam Undang-undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Menurut
Permen
KP
nomor
4
tahun
2013
tentang
pedoman
pengembangan usaha bidang perikananan berbasis kelompok masyarakat dan sejalan
dengan
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
No
:
PER.28/PERMEN-KP/2013, BBP2HP diberikan tanggung jawab pembinaan Bimbingan teknis pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan Pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang dikembangkan BBP2HP bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat
berusaha,
memumbuhkembangkan
kelompok
usaha
baru,
meningkatkan produksi, pendapatan, diversifikasi produk, nilai tambah, dan konsumsi ikan melalui Bimbingan Teknis Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Bimbingan teknis ini dilakukan dengan cara fasilitasi uji mutu, bahan pengemas dan perijinan kepada pelaku usaha skala kecil dan menengah/UMKM/kelompok pengolah hasil perikanan agar terfasilitasi, baik dari segi informasi maupun penerapan teknologi. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Tahun Anggaran 2013, yang telah dilaksanakan di tiga (3) daerah yaitu Kota Palembang, Kabupaten Indramayu dan Kota Semarang serta dilakukan kegiatan evaluasi pada tahun 2014. Pada tahun 2014, BBP2HP menargetkan 12 UMKM di 6 lokus yang terdiri dari 6 UMKM di 3 lokus kelanjutan kegiatan tahun anggaran 2013 (Tahap 2) dan 6 UMKM di 3 lokus baru tahun anggaran 2014 (tahap 1) Tabel 22. Lokus kegiatan tahun 2014 yaitu Kabupaten Gunung Kidul (Provinsi DI Yogyakarta), Kabupaten Lampung Selatan (Provinsi Lampung) dan Kabupaten Maros (Provinsi Sulawesi LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
37
Selatan). Sampai dengan akhir 2014, BBP2HP telah menyelesaikan pembinaan pelayanan pengembangan usaha pada 12 UMKM tersebut. Tabel 22. Poklah Binaan BBP2HP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Poklah UMKM Mina Lestari UMKM Abiyy UMKM Pas Mantap UMKM Cempaka UMKM Tegar Mandiri UMKM Ujung Parappa UMKM Mina Syar'i UMKM Suket Segoro UMKM Cek Tura UMKM Rizky UMKM Sri Tanjung UMKM Tri Star Fish
Lokus Kabupaten Gunung Kidul
Tahap kegiatan Tahap I
Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Maros Kota Semarang
Tahap II
Kota Palembang Kabupaten Indramayu
Sumber : BBP2HP, 2014
Jumlah pelayanan pengembangan usaha juga didukung oleh kegiatan Informasi Hasil Uji Terap dan Pengujian Hasil Perikanan melalui penyebarluasan piranti/peraga/media informasi yang lebih komunikatif melalui 6 (enam) media informasi berupa Poster, Leaflet, Panel, Banner, Buku dan Jurnal Pasca Panen Perikanan kepada masyarakat; Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan melalui penyebarluasan hasil uji terap dan pengujian hasil perikanan berupa pameran di 13 event dan demonstrasi/apresiasi di 28 lokus; dan Apresiasi Pengembangan Usaha dan Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Bernilai Tambah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan taraf hidup bagi 30 (tiga puluh) orang pengolah ikan dengan mengaplikasikan materi teknologi pengolahan produk bernilai tambah. Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 2.734.431.000 (Dua Milyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Empat Juta Empat Ratus Tiga Puluh satu Ribu Rupiah) melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp. 2.171.269.587 (Dua Milyar Seratus Tujuh Puluh Satu Juta
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
38
Dua Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus Delapan Puluh Tujuh Rupiah) atau 79,40% dari total alokasi anggaran.
Tabel 23. Target dan Realisasi Jumlah Pelayanan Pengembangan Usaha, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Pelayanan Pengembangan Usaha (UMKM)
TARGET 12
REALISASI 12
% 100
Sumber : BBP2HP, 2014
3.2.4. Learning and Growth Perspective 3.2.4.1.
Tersedianya SDM BBP2HP yang Kompeten dan Profesional
IKU 12 : Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II, III, Lingkup BBP2HP SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan kompetensinya dilaksanakan melalui sistem penempatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) yang merupakan jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Sementara itu indeks kesenjangan kompetensi jabatan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan. Angka ini dihitung berdasarkan Level Kompetensi pada Kamus Kompetensi Manajerial. Nilai minimum seorang dikatakan telah memenuhi kompetensi jabatannya adalah telah memenuhi level kompetensi yang dipersyaratkan. Pengembangan SDM sebagai sumber daya BBP2HP, menekankan manusia sebagai pelaku yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas,
disiplin,
profesionalisme,
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
loyalitas
serta
memiliki
kemampuan 39
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kemampuan manajemen. Hal ini harus terus dikembangkan baik secara kualitas maupun kuantitas guna keberhasilan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. IKU yang digunakan untuk memenuhi sasaran strategis ini adalah indeks kesenjangan kompetensi pejabat eselon II dan III lingkup BBP2HP. Nilai indeks tersebut bersifat minimize yang artinya semakin kecil semakin baik, karena menunjukkan semakin kecilnya kesenjangan kompetensi pejabat lingkup BBP2HP. Target IKU telah diseragamkan bagi seluruh Eselon II lingkup P2HP yaitu sebesar 50%. Sampai akhir tahun 2014, nilai capaian IKU ini adalah sebesar 29,03%. Dalam rangka menurunkan indeks kesenjangan kompetensi antar pejabat dan pegawai lingkup BBP2HP, pada tahun 2014 BBP2HP turut berperan aktif dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Ditjen P2HP, seperti: (1) mengusulkan kebutuhan diklat; (2) transformasi budaya kerja Ditjen P2HP untuk pejabat Eselon I, II, III dan IV guna meningkatkan perencanaan;
kemampuan (3)
manajerial,
memetakan
standar
khususnya
dalam
kompetensi
jabatan;
melakukan dan
(4).
Mengikutsertakan pegawai lingkup BBP2HP dalam kegiatan diklat. Sedangkan kegiatan yang khusus diselenggarakan oleh BBP2HP dalam rangka mendukung IKU ini antara lain pengembangan kapasitas SDM dan ketatausahaan, penyusunan analisis ABK, SIMPEG dan ANJAB, peningkatan kapasitas jabatan fungsional, pembinaan kepegawaian dan sosialisasi penyusunan dan penilaian SKP kepada pegawai BBP2HP. Dukungan alokasi anggaran BBP2HP yang telah dibelanjakan
sampai
dengan
akhir
tahun
2014
adalah
sebesar
Rp 1.186.409.291,- (Satu Milyar Seratus Delapan Puluh Enam Juta Empat Ratus Sembilan Ribu Dua Ratus Sembilan Satu Rupiah)
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
40
3.2.4.2.
Tersedianya Informasi Bidang Pengolahan yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses
IKU 13 : Service Level Agreement Service Level Agreement (SLA) merupakan komitmen BBP2HP untuk memberikan jasa berupa jaminan pelayanan data dan informasi kepada pengguna/pemanfaat secara online. Layanan online yang dimaksud adalah layanan website BBP2HP (http://www.bbp2hp.p2hp.kkp.go.id) Salah satu cara yang digunakan untuk menilai layanan tersebut adalah melalui IKU SLA yang merupakan kesepakatan formal dua entitas yaitu pihak penyedia layanan dan penerima layanan tentang penyediaan data dan informasi serta aksesibilitasnya melalui teknologi informasi. SLA di BBP2HP dihitung berdasarkan penyediaan sarana aksesibilitas data dan informasi menggunakan teknologi informasi, dalam hal ini data dan informasi yang terdapat pada website BBP2HP, yang dihitung melalui: (i) jaringan koneksi internet berfungsi dalam setahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2014; (b) teraksesnya aplikasi sistem informasi oleh publik dalam 24 jam sehari. Berdasarkan penjelasan di atas, dilakukan perhitungan SLA sebagai berikut: a) Jumlah hari sampai dengan akhir 2014 (1 Januari – 31 Desember 2014) adalah 365 hari; b) Sejak tanggal 1 Januari 2014, pernah terjadi down time (website mati) selama 14 hari. Dengan demikian nilai down time (website mati) = 3,84%. c) Sehingga capaian SLA bias dihitung melalui selisih hari operasional dengan nilai down time (website mati) dibagi jumlah hari operasi kali 100%. Dengan demikian nilai SLA adalah sebesar ((365 – 14) ⁄365 ) x 100% = 96,16 Target SLA BBP2HP tahun 2014 adalah 75. Sampai dengan akhir tahun 2014, capaian nilai SLA BBP2HP adalah 96,16% atau setara dengan 128,21%. Guna menjaga capaian nilai SLA di tahun mendatang, maka inisiatif strategis yang akan dilakukan adalah melakukan penyusunan kuesioner tingkat kepuasan pengguna informasi dan menyebarkannya secara berkala melalui pameran dan LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
41
pada saat demonstrasi/apresiasi dalam rangka Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan maupun apresiasi dan bimbingan teknis. Pengguna website BBP2HP juga dapat secara langsung mengisi kuesioner yang tersedia di website, sehingga dapat diperoleh hasilnya secara up to date. IKU 14 : Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi Pada tahun 2014, BBP2HP telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka penyebarluasan informasi hasil inovasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
serta
bidang
pengujian
dan
penerapan
hasil
perikanan.
Penyebarluasan informasi yang dimaksud dapat berupa penyebarluasan poster, banner, panel, leaflet, buku dan journal serta website dengan alamat http://www.bbp2hp.p2hp.kkp.go.id. Nilai persepsi user terhadap kemudahan akses informasi digambarkan dari hasil pooling pada website BBP2HP yang menanyakan tentang tampilan website BBP2HP. Dengan hasil seperti pada Gambar 5. Jika dirata-rata, maka didapat nilai persepsi pengguna adalah sebesar 4,18 (skala linkert 1 – 5) atau bernilai baik.
Gambar 5. Hasil Pooling Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi Selain itu, BBP2HP juga telah melakukan Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan pada 28 lokasi yang tersebar di 5 provinsi dan turut serta dalam
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
42
pameran di 13 event. Data demonstrasi/apresiasi dapat dilihat pada Tabel 24 sedangkan pameran pada Tabel 25. Tabel 24. Demontrasi/Apresiasi dalam rangka Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan No Lokasi Tanggal Pelaksanaan 1
DWP Pusat
12 Februari 2014
2
DWP Itjen Kementerian Keuangan
19 Februari 2014
3
DWP LIPI
21 Maret 2014
4
26-27 Maret 2014
9
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bandung Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab.Bekasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Sumedang PP Salimah, Jakarta Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Purbalingga Kowani, Jakarta
10
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak
20-21 Mei 2014
11
Rumah Pintar Mekarsari, Jakarta
28 Mei 2014
12
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara
2 – 3 Juni 2014
13
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sidoarjo
25-26 Juni 2014
14
Rumah Ilmu Sejahtera, Jakarta
16 Juli 2014
15
Dinas Sosial, Kota Bekasi
12-13 Agustus 2014
16
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Pati
19-20 Agustus 2014
17
18-19 September 2014
20
Dinas Pertanian Kota Surabaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara STIE Taman Siswa, Jakarta
21
Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo
21-22 Oktober 2014
22
23 Oktober 2014
24
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Muslimat Nahdlatul Ulama Kota Surabaya
25
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
17-18 Desember 2014
5 6 7 8
18 19
23
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
03 s/d 04 April 2014 16 s/d 17 April 2014 24 April 2014 29 s/d 30 April 2014 8-9 Mei 2014
7 Oktober 2014 9 Oktober 2014 11 Oktober 2014
30 Oktober 2014 25-26 November 2014
43
No
Lokasi
Tanggal Pelaksanaan
26
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
19 Desember 2014
27
Demonstrasi/Apresiasi di Aisyiyah Jakarta
22 Desember 2014
28
Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Wat Tamwil, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Laznas BMT ICMI), Jakarta
24 Desember 2014
Tabel 25. Pameran dalam rangka Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan No 1
2 3 4 5 6 7
Lokasi Bumi Perkemahan Pantai Coastarina, Batam, Kepulauan Riau Malang, Jawa Timur Kementerian Keuangan, Jakarta Lotte Mart Kelapa Gading, Jakarta Jakarta Convention Center Senayan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan, Belitung
Tanggal 28 - 30 Maret
7-12 Juni 2 Juli 2014 15 – 17 Agustus 27-29 Agustus 7-13 September 16-17 Oktober
8
Kampus IPB Baranangsiang, Bogor
9
Jakarta Convention Center Senayan
10
Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta GOR Pajajaran, Bogor
16 November
12
Plaza Keramik, Parkir Timur Senayan, Jakarta
29-30 November
13
Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan
11
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
28 Oktober
12-14 November
23 November
9-15 Desember
Dalam Rangka Safari Peningkatan Konsumsi Ikan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan ke XIV 2014 Bazar Ramadhan “Pelangi Budaya” Bazar Produk Perikanan Marine & Fisheries Expo and Conference 2014 Festival Teluk Tomini Kunjungan Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan, Belitung Final Lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan Indonesia Quality Expo 2014
Street Campaign Hari Ikan Nasional Street Campaign Hari Ikan Nasional 2014 Puncak Hari Ikan Nasional
Hari Nusantara 2014 44
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp.1.258.572.000,- (Satu Milyar Dua Ratus Lima Puluh Delapan Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah) melalui kegiatan Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan. Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp 967.601.984,- (Sembilan Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Satu Ribu Sembilan Puluh Delapan Empat Rupiah) atau 76,88% dari total alokasi anggaran. Selain itu, nilai persepsi user terhadap kemudahan akses informasi digambarkan oleh hasil evaluasi mengenai materi dan waktu pelaksanaan pada saat Demonstrasi/Apresiasi kegiatan Alih Teknologi dan Informasi Hasil Perikanan di 28 lokasi yang tersebar di 5 provinsi. Nilai persepsi user terhadap materi dan waktu pelaksanaan Demonstrasi/Apresiasi masing-masing sebesar 4 (skala linkert 1 – 5).
Materi
Waktu Pelaksanaan
Gambar 6. Nilai persepsi user terhadap materi dan waktu pelaksanaan Demonstrasi/Apresiasi
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
45
3.2.4.3.
Terwujudnya Good Governance dan Clean Government di Lingkungan BBP2HP
IKU 15 : Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal Eksternal Pemerintahan yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi yang Diberikan.
Laporan hasil pemeriksanaan aparat pengawas memuat antara lain rekomendasi yang diberikan dalam rangka perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemui selama proses audit. Rekomendasi menjadi sangat penting dan prioritas untuk ditindaklanjuti sebagai langkah perbaikan, pertanggungjawaban dan cerminan komitmen suatu unit kerja untuk memperbaiki diri, termasuk dalam pemberantasan KKN dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Aparat pengawas internal KKP dalam hal ini adalah Inspektorat Jenderal KKP dan pengawas eksternal KKP adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang melakukan pengawasan terhadap BBP2HP. Dalam rangka mewujudkan Good Governance dan Clean Government di Lingkungan BBP2HP, pada tahun 2014 BBP2HP telah menargetkan akan menindaklanjuti semua rekomendasi aparat pengawas baik internal KKP maupun eksternal. Sampai akhir tahun 2014, BBP2HP mendapat 5 rekomendasi Itjen KKP dan semua rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti dan dinyatakan tuntas sebagaimana pada Tabel 26. Tabel 26. Rekapitulasi Rekomendasi Inspektorat Jenderal KKP dan BPK, Tahun 2014 Instansi Inspektorat Jenderal KKP BPK Total
Jumlah Rekomendasi 5 0 5
Tuntas 5 0 5
Penyelesaian Proses Pending 0 0 0 0 0 0
Sumber : Berita acara pemeriksaan, 2014 (Diolah)
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
46
IKU 16 : Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja di BBP2HP Penilaian Inspektorat Jenderal atas akuntabilitas kinerja BBP2HP. Akuntabilias kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah di amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Pada tahun 2014, telah dilakukan evaluasi atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) pada Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan oleh Inspektorat Jenderal KKP pada Bulan Juni 2014. Evaluasi dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen besar manajemen kinerja yang meliputi : Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Dokumen yang dievaluasi meliputi Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan beberapa dokumen pendukung lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi, BBP2HP mendapat nilai 66,06 dari bobot maksimal 100. Nilai tersebut setara dengan predikat penilaian “B” (Cukup). Predikat ini mengalami peningkatan jika dibanding dengan tahun sebelumnya yang hanya memperoleh nilai sebesar 55,98 atau setara dengan predikat “CC” (cukup (memadai)).
Tabel 27. Hasil Penilaian SAKIP BBP2HP 2013 Komponen yang Dinilai 1 Perencanaan Kinerja 2 Pengukuran Kinerja 3 Pelaporan Kinerja 4 Evaluasi Kinerja 5 Pencapaian Kinerja Nilai Hasil Evaluasi Predikat Penilaian No
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
Bobot (%) 35 20 15 10 20 100
2012 20,68 5,32 7,32
Nilai 2013 27,38 8,03 8,43
14,73 48,05 C
12,14 55,98 CC
2014 28,02 11,81 10,14 1,58 14,50 66,06 B
47
Dalam rangka perbaikan SAKIP, BBP2HP telah melaksanakan semua rekomendasi termasuk penyusunan lakip interm setiap triwulan. Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp.1.481.898.000 (Satu Milyar Empat Ratus Delapan Puluh Satu Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu Rupiah) melalui kegiatan Penyusunan Program dan Koordinasi dengan Instansi Terkait, Penyusunan Laporan Rutin (Laporan Bulanan, LAKIP dan Laporan Tahunan), Reviu Penyusunan Renstra dan BSC. Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi anggaran dalam mencapai IKU tersebut adalah sebesar Rp 1.310.387.049,- (Satu Milyar Tiga Ratus Sepuluh Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Tujuh Empat Puluh Sembilan Rupiah) atau 88,43% dari total alokasi anggaran IKU 17 : Nilai Integritas BBP2HP Survei integritas sektor publik dilakukan dalam rangka memberikan penilaian terhadap integritas layanan yang diberikan oleh BBP2HP kepada masyarakat. Hasil penilaian merupakan cerminan bagaimana masyarakat sebagai pengguna layanan memberikan penilaian yang didasarkan dari pengalaman pengguna layanan dalam mengurus layanan di BBP2HP. Upaya perbaikan dilakukan dengan mekanisme pengaduan masyarakat, pemanfaatan teknologi informasi, ekspektasi petugas terhadap gratifikasi, perilaku birokrat maupun pengguna layanan dan tingkat upaya sosialisasi/kampanye antikorupsi terhadap petugas dan pengguna layanan. Nilai integritas merupakan adopsi langsung dari IKU atasan yaitu Ditjen P2HP. Oleh karena itu, capaian IKU BBP2HP mengikuti capaian IKU Ditjen P2HP. Pencapaian IKU ini didasarkan pada penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN-RB. Pada tahun 2014, capaian IKU ini adalah sebesar 7,46 dari target sebesar 6,75. Jika dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya, maka capaian pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,3 atau setara 4,17% Tabel 28.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
48
Tabel 28. Capaian IKU Nilai Integritas BBP2HP Tahun IKU
2014 Target Realisasi
2013
Nilai Integritas
7,2
6,75
7,46
%
Pertumbuhan 2013-2014 (%)
110,52
4,17
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
IKU 18 : Nilai Inisiatif Anti Korupsi BBP2HP Penilaian Insiatif Anti Korupsi (PIAK) dilakukan dengan tujuan untuk mengukur apakah suatu instansi publik telah menerapkan sistem dan mekanisme yang efektif untuk mencegah dan mengurangi korupsi di lingkungannya. Ditjen P2HP termasuk BBP2HP terus berupaya mendorong munculnya inisiatif dalam melakukan langkah nyata pemberantasan korupsi di lingkungan internalnya. Indikator penilaian PIAK 2014 menggunakan 7 indikator kuantitatif, yaitu: Kode etik; Peningkatan transparansi dalam manajemen SDM; Peningkatan transparansi dalam
pengadaan;
Peningkatan
transparansi
penyelenggara
Negara;
Peningkatan akses publik dalam memperoleh informasi unit utama; Pelaksanaan rekomendasi KPK; dan Kegiatan promosi anti korupsi. Penilaian
untuk
laporan
kualitatif
dilakukan
dengan
metode
self
assessment check list. Peserta PIAK mengisi sendiri kuesioner dengan melampirkan bukti pendukung dan dinilai oleh Inspektorat Jenderal KKP. Nilai PIAK BBP2HP masih mengikuti capaian Ditjen P2HP. Berdasarkan data Ditjen P2HP, nilai PIAK Ditjen P2HP tahun 2014 meningkat sebesar 5,37% dibanding tahun sebelumnya atau dari angka 8,00 pada tahun 2013 menjadi 8,43 pada tahun 2014 (Tabel 29 dan 30)
Tabel 29. Target dan Realisasi Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP, Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP
TARGET REALISASI 7,75 8,43
% 100
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
49
Tabel 30. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP, 2011–2013 Indikator Kinerja Utama Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP
2011
Tahun 2012 2013
2014
6,64
7,84
8,43
8,00
Pertumbuhan (%) 2011-2014 2013-2014 26,96
5,37
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
Dalam rangka pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di lingkungan Ditjen P2HP, BBP2HP telah turut berperan aktif dalam berbagai kegiatan, diantaranya : a. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah melalui monitoring capaian kinerja dan anggaran BBP2HP secara berkala, antara lain laporan bulanan sampai dengan Desember 2014 dan LAKIP triwulan III tahun 2014 dan LAKIP tahun 2014. b. Peningkatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) melalui sosialisasi dan identifikasi resiko dalam rangka sistem pengendalian intern lingkup BBP2HP; c. Pencanangan Wilayah Bebas Korupsi melalui sosialisasi dan asistensi wilayah bebas korupsi. Diharapkan kegiatan ini akan berdampak yang besar dan bersifat jangka panjang. Selain itu, keterlibatan BBP2HP dalam capaian indikator nilai inisiatif anti korupsi adalah turut serta dalam sosialisasi nilai unggul budaya KKP (INI KKP), Sistem Pengendalian Intern BBP2HP, Penyusunan dan Verifikasi Laporan Keuangan, Pengelolaan Serta Penataan Sistem Akuntansi dan Administrasi Keuangan, Apresiasi
Administrasi Keuangan, Penyusunan Buku Pengelolaan
Keuangan, Pendampingan dan Tindak Lanjut atas Pemeriksaan Intern dan Ekstern. Anggaran yang dialokasikan untuk pencapaian IKU ini adalah sebesar Rp. 415,450,000 (Empat Ratus Lima Belas Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) sedangkan realisasi sampai akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp. 342.216.000,- (Tiga Ratus Empat Puluh Dua Juta Dua Ratus Enam Belas Ribu Rupiah) atau sebesar 82,37% dari total alokasi anggaran.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
50
IKU 19 : Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BBP2HP Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan
dan
perubahan
mendasar
terhadap
sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan melalui programprogram yang meliputi: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penataan Peraturan Perundang-undangan; (3) Penataan dan Penguatan Organisasi; (4) Penataan Tata Laksana; (5) Penataan Sistem SDM Aparatur; (6) Penguatan Pengawasan Intern; (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Berbagai
permasalahan/hambatan
yang
mengakibatkan
sistem
penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui. Reformasi birokrasi KKP dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain reformasi birokrasi KKP merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Oleh karena itu KKP harus segera mengambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistemik sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi, dan strategi KKP. Sehubungan dengan hal tersebut maka BBP2HP selaku unit kerja eselon II (UPT) dari Ditjen P2HP maka BBP2HP turut serta
dalam melaksanakan
tanggung jawab untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban. Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dikatakan bahwa terdapat 8 area perubahan yaitu organisasi,
tatalaksana,
peraturan
perundang-undangan,
SDM
aparatur,
pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, mind set dan culture set, yang kemudian diatur dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
51
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 bahwa program reformasi birokrasi terdapat 3 tingkat yaitu makro, meso dan mikro. Penetapan target indikator ini merupakan adopsi langsung dari Dirjen P2HP dan dihitung secara tahunan yaitu sebesar 80. Berdasarkan data dari Ditjen P2HP, capaian IKU ini adalah sebesar 109,38% atau 87,50 (Tabel 31)
Tabel 31. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BBP2HP Tahun IKU Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BBP2HP
2013 79,20
%
Pertumbuhan 2013-2014 (%)
109,38
10,48
2014 Target Realisasi 80,00
87,50
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
Hasil rincian Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Ditjen P2HP tahun 2014 adalah sebagai berikut (tabel 32) :
Tabel 32. PMPRB Ditjen P2HP, 2014 No Penilaian Pengungkit 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan Perundang-undangan 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 7. Penguatan Pengawasan 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Hasil 1. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 2. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 3. Kualitas pelayanan publik Total Nilai
Nilai 56,67 4,93 5,00 6,00 5,00 14,00 5,80 10,45 5,48 30,83 15,16 7,72 7,95 87,50
Sumber : Ditjen P2HP, 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
52
3.2.4.4.
Terkelolanya Anggaran BBP2HP Secara Optimal
IKU 20 : Persentase Penyerapan DIPA BBP2HP Persentase pelaksanaan
penyerapan
anggaran
DIPA
dibanding
BBP2HP
dengan
alokasi
merupakan
persentase
anggaran.
Persentase
penyerapan DIPA dihitung dari jumlah anggaran yang dipergunakan dengan jumlah total alokasi anggaran dikalikan 100%. Pada Tahun Anggaran 2014, alokasi anggaran BBP2HP sebesar Rp 40.320.533.000,- dengan nilai penyerapan sampai dengan akhir tahun 2014 sebesar Rp 37,727,892,420,- (93,57%). Prosentase nilai penyerapan DIPA tahun 2014 masih dibawa target yang ditetapkan yaitu 95%. Beberapa hal yang menyebabkan masih rendahnya realisasi anggaran BBP2HP antara lain : 1. Adanya
perubahan
nomenklatur
BBP2HP
memerlukan
beberapa
penyesuaian termasuk pejabat struktural yang baru dilantik pada pertengahan februari 2014. 2. Keterlambatan perubahan pejabat struktural ini memyebabkan kekosongan pejabat pengelola anggaran BBP2HP hingga maret 2014. 3. Adanya Inpres nomor 24 tahun 2014 tentang langkah – langkah penghematan
menyebabkan
beberapa
kegiatan
terpaksa
ditunda
pelaksanaannya sampai menunggu kepastian penghematan anggaran. 4. Kebijakan penghematan anggaran (Self blocking) melalui Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara – Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Nomor : 11 tahun 2014 tentang pembatasan kegiatan pertemuan / rapat di luar kantor Perbandingan antara alokasi anggaran dan penyerapan secara komulatif selama tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada gambar 7 dan per jenis belanja pada gambar 8.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
53
Gambar 7. Perbandingan alokasi anggaran dan penyerapan tahun 2010 – 2014 120,000,000,000 100,000,000,000 80,000,000,000 60,000,000,000 40,000,000,000 20,000,000,000 -
Pagu
Realisasi
Belanja Pegawai
Pagu
Realisasi
Belanja Barang
Pagu
Realisasi
Belanja Modal
2010
3,880,367,
3,980,788,
8,224,303,
7,884,720,
2,894,888,
2,741,964,
2011
4,452,191,
4,278,827,
98,879,992
92,931,277
8,304,579,
8,029,995,
2012
4,762,158,
4,737,569,
14,830,381
14,095,247
4,032,732,
3,967,039,
2013
4,969,945,
4,803,963,
30,356,904
29,187,696
30,938,010
30,476,503
2014
5,370,098,
5,055,880,
22,296,719
20,232,197
12,653,716
12,439,814
Gambar 8. Perbandingan alokasi anggaran dan penyerapan per jenis belanja tahun 2010 – 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
54
3.3.
AKUNTABILITAS KEUANGAN Anggaran yang digunakan sebagai penunjang dalam pencapaian tujuan
dan sasaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BBP2HP pada tahun 2014 bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BBP2HP Nomor: DIPA-032.06.2.427686/2014 tanggal 05 desember 2013 dengan pagu awal sebesar Rp. 63,120,533,000,-, Namun dengan adanya perubahan kebijakan, maka alokasi anggaran BBP2HP TA 2014 per tanggal 7 Juli 2014 mengalami perubahan menjadi Rp 40.320.533.000,- dengan realisasi Rp 37,727,892,420,- atau sebesar 93,97% (Gambar 9 dan 10). Data realisasi untuk masing-masing kegiatan disajikan pada Tabel 33.
Gambar 9. Realisasi anggaran BBP2HP tahun 2014 5,055,880,511
12,439,814,310
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
20,232,197,599
Gambar 10. Realisasi anggaran BBP2HP per jenis belanja tahun 2014
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
55
Tabel 33. Realisasi Anggaran BBP2HP Tahun Anggaran 2014 REALISASI ANGGARAN BAGIAN TATA USAHA A. Perencanaan dan Pelaporan No Kegiatan Pagu Realisasi Penyusunan Program dan Koordinasi 1 Dengan Instansi Terkait 337,487,000 309,901,355
Sisa Anggaran 27,585,645
2
Rapat Teknis BBP2HP
194,243,000
194,240,925
2,075
3
Penyusunan Laporan Rutin Pemantauan Pemanfaatan Alat Nilai Tambah
276,985,000 411,486,000
276,587,450 401,590,669
397,550 9,895,331
5
Reviu dan Penyusunan Renstra
50,655,000
50,654,575
425
6
Reviu Dokumen BSC Pendampingan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pendampingan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi TOTAL
76,513,000
76,512,075
925
75,890,000
900,000
74,990,000
58,639,000 1,481,898,000
1,310,387,049
58,639,000 171,510,951
4
7 8
B. Pengembangan Kapasitas SDM dan Ketata Usahaan No Kegiatan Pagu
Realisasi
Sisa Anggaran
1
Peningkatan Kompetensi Pegawai
375,858,000
328,903,301
46,954,699
2
178,770,000
171,277,250
7,492,750
3
Peningkatan Jabatan Fungsional Penyusunan Analisis ABK, SIMPEG dan ANJAB
146,300,000
142,463,750
3,836,250
4
Pembinaan Kepegawaian
195,970,000
194,820,000
1,150,000
5
Operasional Pengguna Anggaran Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) TOTAL
365,957,000
278,506,990
87,450,010
71,600,000 1,334,455,000
70,438,000 1,186,409,291
1,162,000 148,045,709
Pagu 70,705,000
Realisasi 70,705,000
71,908,000
46,200,000
25,708,000
187,562,000
145,811,000
41,751,000
49,175,000
49,100,000
75,000
36,100,000
30,400,000
5,700,000
415,450,000
342,216,000
73,234,000
3,231,803,000
2,839,012,340
392,790,660
6
C. Pengelola Administrasi dan Keuangan No Kegiatan 1 Sistem Pengendalian Intern BBP2HP 2 3 4 5
Penyusunan dan Verifikasi Laporan Keuangan Pengelolaan Serta Penataan Sistem Akuntansi dan Administrasi Keuangan Apresiasi Adimistrasi Keuangan Penyusunan Buku Pengelolaan Keuangan TOTAL Total Tata Usaha
D. Layanan Perkantoran & Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran No Kegiatan Pagu Realisasi 1
Pembayaran Gaji dan Tunjangan TOTAL
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
5,370,098,000 5,370,098,000
5,055,880,511 5,055,880,511
Sisa Anggaran -
Sisa Anggaran 314,217,489 314,217,489
56
2
Pengadaan Pakaian Dinas
3 4 5 6 7 8
No 3
No
75,090,000
75,000,000
90,000
Perawatan Gedung Kantor Perawatan/Perbaikan Peralatan Kantor Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4/6/10 Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2
197,025,000
195,344,000
1,681,000
345,330,000
324,952,865
20,377,135
390,990,000
390,959,250
30,750
88,720,000
72,028,600
16,691,400
Langganan Daya dan Jasa Operasional Perkantoran dan Pimpinan TOTAL
735,000,000
707,885,517
27,114,483
Kegiatan Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor TOTAL Kegiatan
1
Pengadaan Alat pengolah Data
2
Rehabilitasi Gedung Laboratorium
3
Pembangunan IPAL TOTAL
1,621,060,000
1,472,565,090
3,453,215,000
3,238,735,322
Pagu
Realisasi
148,494,910 214,479,678 Sisa Anggaran
319,456,000
285,573,000
33,883,000
319,456,000
285,573,000
33,883,000
Pagu
Realisasi
Sisa Anggaran
500,000,000
484,262,910
15,737,090
1,332,500,000
1,185,481,000
147,019,000
200,000,000 2,032,500,000
198,308,000 1,868,051,910
1,692,000 164,448,090
REALISASI ANGGARAN BIDANG UJI TERAP TEKNIK PENGOLAHAN A. Penerapan Teknik Pengolahan Hasil Perikanan No Kegiatan Pagu Realisasi Sisa Anggaran 1 Penerapan Teknik Pengolahan Ikan 254,935,000 242,975,800 11,959,200 (RKP-5; KP-1; KP-3) 2 Penerapan Teknik Pengolahan 256,305,000 244,914,700 11,390,300 Rumput Laut (RKP-5; KP-1; KP-3) 3 Penerapan Teknik Pengolahan Produk 248,927,000 242,288,500 6,638,500 Non Konsumsi (RKP-5; KP-1; KP-3) 4 Kerjasama Teknologi Pengolahan 523,018,000 313,556,000 209,462,000 Hasil Perikanan (RKP-5; KP-1; KP-3) 5 Penerapan Teknologi Pengolahan 746,512,000 740,365,900 6,146,100 Bandeng Dalam Rangka Mendukung Industrialisasi (KP-1) 6 Penyiapan Bahan Rumusan Standard 201,350,000 195,272,000 6,078,000 Produk, Alat dan Mesin Pengolahan (KP-1; KP-3) 7 Penerapan Teknologi Pengolahan dan 705,212,000 703,904,500 1,307,500 Pemasaran Hasil Perikanan (KP-1; KP3; DP-2; DP-9) 8 Inovasi Rancang Bangun Alat dan 314,931,000 296,583,900 18,347,100 Mesin Pengolahan (KP-1; KP-3; DP-9) 9 Inovasi rancang bangun tata letak 215,539,000 215,516,500 22,500 dan desain layout (KP-1; KP-3) 10 Workshop Dalam Rangka Deseminasi 507,697,000 400,474,500 107,222,500 Hasil - Hasil Inovasi BBP2HP
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
57
11 12 13 14 15
No 1
Penerapan Produk Hasil Perikanan Bernilai Tambah Bagi UMKM Inovasi Teknologi Pengemasan dan Pelabelan Hasil Perikanan (KP-1; KP3) Inovasi Rancang Bangun Alat/Sarana Pemasaran (RKP-5; KP-1; KP-3) Inovasi Rancang Bangun Tata Letak dan Desain Layout Pasar (RKP-5; KP1; KP-3) Uji penerimaan pasar produk hasil perikanan (KP-1; KP-3) Kegiatan Pembangunan Coldstorage Muara Baru Lanjutan TOTAL
1,199,951,000
1,171,713,150
28,237,850
296,885,000
296,784,400
100,600
213,827,000 180,744,000 220,562,000
210,262,000
10,300,000
6,086,395,000
5,668,542,150
417,852,850
Pagu
Realisasi
8,317,500,000 8,317,500,000
8,267,987,500 8,267,987,500
REALISASI ANGGARAN BIDANG PENGUJIAN A. Pengujian Hasil Perikanan No Kegiatan Pagu Realisasi Pengujian Nutrisi dan Mutu Produk 1 Hasil Perikanan 242,929,000 238,349,900 Verifikasi dan Penerapan Metode 2 Pengujian Hasil Perikanan 422,700,000 419,281,042 Pembuatan Bahan Acuan Dalam 302,500,000 297,956,600 3 Rangka Jaminan Mutu Pengujian Pembentukan dan Pemeliharaan 114,805,000 114,448,950 4 Panelis Standar Produk Perikanan Penerapan Penggunaan Tanda SNI 5 Prooduk Hasil Perikanan 1,066,957,000 1,024,394,650 Pemeliharaan Sistem Manajemen SNI 6 ISO 17065 369,122,000 363,063,700 Pemeliharaan Sistem Manajemen 247,262,000 233,501,100 Mutu Laboratorium Pengujian ISO/IEC 7 17025:2005 2,766,275,000 2,690,995,942 TOTAL No 1
Kegiatan Pengadaan Alat Pengujian Mendukung LSPRO HP TOTAL
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
640,000
213,187,000 180,743,300
Pagu 1,500,000,000 1,500,000,000
Realisasi 1,469,456,900 1,469,456,900
700
Sisa Anggaran 49,512,500 49,512,500
Sisa Anggaran 4,579,100 3,418,958 4,543,400 356,050 42,562,350 6,058,300 13,760,900 75,279,058 Sisa Anggaran 30,543,100 30,543,100
58
REALISASI ANGGARAN BIDANG PELAYANAN PENGEMBANGAN USAHA A. Pelayanan Informasi No Kegiatan Pagu Realisasi Sisa Anggaran Informasi Hasil Uji Terap dan 1 Pengujian Hasil Perikanan 494,295,000 434,602,600 59,692,400 Alih Teknologi dan Informasi Hasil 2 Perikanan 1,258,572,000 967,601,984 290,970,016 Apresiasi Penerapan Teknologi 263,156,000 257,053,800 6,102,200 Pengolahan Hasil Perikanan Produk 3 Bernilai Tambah 4 Bimbingan Teknis Pengembangan 718,408,000 512,011,203 206,396,797 Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan TOTAL 2,734,431,000 2,171,269,587 563,161,413
No 1
Kegiatan Pemetaan Potensi Pasar Ikan Hias
2
Identifikasi Potensi dan Pelaku Pemasaran Ikan Hias Bimbingan Teknis Pengembangan Usaha dan Pemasaran Ikan Hias Bimbingan Teknis Standardisasi Penanganan dan Pemasaran Ikan Hias KeiSkutsertaan Gelar Teknologi
3 4 5 6
Operasionalisasi UPT BPUPIH Bogor TOTAL
No 1 2
3
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
Realisasi 24,960,000
Sisa Anggaran 5,780,000
70,500,000
66,247,300
4,252,700
41,310,000
41,280,000
30,000
33,260,000
32,945,000
315,000
32,630,000
20,630,000
12,000,000
208,440,000
186,062,300
22,377,700
1,671,440,000
1,379,201,133
292,238,867
1,879,880,000
1,565,263,433
314,616,567
BPUP2HP Mataram Pagu 124,805,000
Realisasi 122,493,900
Sisa Anggaran 2,311,100
730,135,000
686,833,800
43,301,200
854,940,000
809,327,700
45,612,300
205,600,000
197,597,000
8,003,000
1,060,540,000
1,006,924,700
53,615,300
Kegiatan Operasionalisasi Program Kegiatan Satker BBP2HP di Mataram dalam rangka Mendukung Industrialisasi Asistensi dan Fasilitasi Pengembangan Usaha P2HP dalam rangka mendukung Industrialisasi Perikanan Operasionalisasi UPT BPUP2HP Mataram TOTAL
BPUPIH BOGOR Pagu 30,740,000
59
No 1 2
3
No 1 2 3
4
BPUP2HP Pelabuhan Ratu Kegiatan Pagu Pelayanan dan Pengembangan Usaha 324,616,000 Pengolahan Hasil Perikanan Pelayanan dan Pengembangan Usaha 120,714,000 Pemasaran Hasil Perikanan 445,330,000 Operasionalisasi UPT BPUP2HP Pelabuhan Ratu TOTAL
Realisasi 324,600,800
Sisa Anggaran 15,200
120,379,100
334,900
444,979,900
350,100
364,670,000
306,665,000
58,005,000
810,000,000
751,644,900
58,355,100
BPUP2HP Ambon Kegiatan Pagu Operasional Program Kegiatan Satker 143,400,000 BBP2HP di Ambon dalam rangka mendukung Industrialisasi Bimbingan Teknis Pengolahan dan 362,480,000 Pemasaran Hasil Perikanan Peningkatan Layanan Promosi dan 136,500,000 Fasilitasi Pemasaran Prodok Hasil Perikanan 642,380,000 Operasionalisasi UPT BPUP2HP Ambon TOTAL
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
116,060,000 758,440,000
Realisasi 112,494,700
Sisa Anggaran 30,905,300
287,091,300
75,388,700
103,076,700
33,423,300
502,662,700
139,717,300
61,764,000 564,426,700
54,296,000 194,013,300
60
BAB IV. PENUTUP Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup P2HP. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BBP2HP telah menyusun rencana strategis tahun 2010 – 2014. Dalam pelaksanaannya, renstra BBP2HP telah dilakukan reviuw sebanyak 3 (tiga) kali dengan reviuw terakhir dilakukan dalam rangka mengakomodir kebijakan KKP yang merubah nomonklatur BBP2HP berdasarkan PerMenKP nomor 28/PERMEN-KP/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan. Berdasarkan Penetapan Kinerja BBP2HP tahun 2014, kinerja BBP2HP dapat terbagi menjadi 4 Prespektif dengan 9 SS (Sasaran Strategis) dan 20 IKU (Indikator Kinerja Utama). Perspektif stakeholder terdiri dari 1 SS dan 1 IKU, Perpektif Customer terdiri dari 1 SS dan 2 IKU, Perspektif internal proses terdiri dari 3 SS dan 7 IKU, dan perspektif learn and growth terdiri dari 4 SS dan 9 IKU. Secara umum, dari hasil pengukuran kinerja BBP2HP sampai dengan akhir tahun 2014, diperoleh data capaian kinerja BBP2HP di tingkat korporat sebesar 109,35 %, yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : 1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 99,57 %; 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 120 %; 3. Perspektif Internal proses (Internal Process Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 113,33 %; 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 104,48 %
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
61
Berbagai keberhasilan yang diraih pada tahun 2014 tidak terlepas dari kendala yang dihadapi. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain terbatasnya SDM yang handal, keterbatasan peralatan uji laboratorium dan adanya perubahan nomenklatur BBP2HP. Selain itu, adanya wacana pemotongan anggaran pada akhir triwulan II tahun 2014 juga turut serta dalam menghambat pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 yang berakibat pada lambatnya penyerapan anggaran dan realisasi IKU BBP2HP. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut. Pada tahun 2014, BBP2HP telah mengikutsertakan pegawai pada berbagai pelatihan. Selain itu BBP2HP juga telah mengadakan peralatan Laboratorium dalam rangka mendukung LSPro-HP dan memperbaiki sarana lainnya.
LAKIP BBP2HP TAHUN 2014
62
LAMPIRAN 1. Daftar Jumlah Inovasi Produk dan Teknologi P2HP hasil pengujian penerapan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing No. 1
2
Kelompok Kegiatan Penerapan Teknik Pengolahan Ikan
Penerapan Teknik Pengolahan Rumput Laut
Ragam Inovasi 1
Samosa Tuna
2
Bakso ikan
3
Cookies Patin
4
Snack mie bandeng
5
Dim Sum Rumput Laut
Alasan Pengembangan Berdasarkan data statistik tahun 2011, ikan tuna naik produksinya dari 203.289 ton menjadi 213.796 ton. Dalam rangka menambah variasi dan diversifikasi produk olahan berbahan baku Tuna, serta adanya permintaan produk Samosa dari beberapa UMKM yang ada di Indonesia. Oleh karena itu penerapan teknologi pengolahan produk Samosa Tuna dengan menggunakan bahanbahan/rempah-rempah yang mudah di dapat serta teknik pengolahan yang lebih sederhana perlu dilakukan penerapannya agar bisa diterapkan ke masyarakat/UMKM . Mengingat produk Samosa yang dikenal di masyarakat barbahan baku daging sapi dan daging ayam, serta rempah-rempah yang berasal dari Arab dan India. Masyarakat lebih menyukai bakso sapi dibandingkan dengan bakso ikan. Sehingga teknologi dan penerapan bakso ikan dengan warna yan lebih gelap dan tekstur yang menyerupai bakso sapi perlu dilakukan. Yaitu dengan menerapkan bakso ikan berbahan baku daging ikan merah/gelap seperti daging Tuna dan Tongkol serta dengan penambahan rumput laut sebagai pengenyal. Masyarakat sekarang ini menyukai jenis camilan yang sehat dan bebas dari bahan pengawet. Salah satunya adalah produk Cookies. Produk Cookies yang dikembangkan yaitu dengan penambahan daging ikan Patin bertujuan untuk lebih meningkatkan nilai gizi terutama Protein sekaligus dalam rangka pengembangan diversifikasi olahan ikan Patin. Banyaknya snack yang dikonsumsi oleh anak-anak mengandung bahan pengawet dan pewarna, serta minat masyarakat yang tinggi akan camilan anak-anak yang sehat dan bebas dari bahan pengawet. Snack Mie Bandeng merupakan produk snack yang akan dikembangkan dengan penambahan daging ikan Bandeng untuk lebih meningkatkan nilai gizi terutama Protein sekaligus dalam rangka pengembangan diversifikasi olahan ikan Bandeng Dim Sum merupakan salah satu makanan pembuka/makanan ringan ala Cina, seperti bakpau, hakau, siomay atau lumpia.yang sudah sangat populer di masyarakat, yang biasanya terbuat dari daging ayam sapi dan babi. Dim Sum Rumput laut dikembangkan untuk menambah variasi dan diversifikasi produk olahan yang sudah ada. Penambahan rumput laut ke dalam adonan Dim Sum untuk meningkatkan kandungan serat pangan yang menyehatkan dalam bentuk kudapan
55
No.
3
Kelompok Kegiatan
Penerapan Teknik Pengolahan Produk Nonkonsumsi
Ragam Inovasi
Alasan Pengembangan
6
Pai rumput laut
Pai merupakan jenis kudapan ringan/snack yang jenisnya beragam dan telah banyak diproduksi secara komersial. Penambahan rumput laut ke dalam adonan pai dan selai ditujukan untuk meningkatkan asupan serat pangan dari rumput laut yang menyehatkan dalam bentuk snakc/kudapan. Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia. Saat ini konsumsi kopi masyarakat Indonesia mencapai 1,0 kg per kapita per tahun (http://www.aekiaice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id). Rendahnya konsumsi kopi karena sebagian masyarakat menganggap bahwa kopi dapat merusak kesehatan. Melalui inovasi dan pengembangan penambahan rumput laut Gracilaria sp dan Sargassum sp pada kopi akan dapat meningkatkan nilai fungsional kopi antara lain serat, kandungan antioksidan, mineral dll. Karagenan merupakan produk derivat dari Euchema sp yang banyak dibutuhkan oleh industri pangan, kosmetik dan farmasi. Kebutuhan karagenan di Indonesia sebagaian besar dipenuhi secara impor. Produsen karagenan di Indonesia jumlahnya hanya ada tiga (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/28/09521996/Dahlan.Kurangi.Impor.Rumput. Laut). Hal ini merupakan peluang yang besar bagi UMKM untuk memproduksi karagenan dengan teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitbang KP maupun lembaga penelitian lainnya. Berdasarkan hal tersebut BBP2HP pada tahun 2014 akan mengembangkan teknologi pengolahan kargenan berbasis UMKM dengan teknologi sederhana
7
Kopi rumput laut
8
Karagenan
9
Masker rumput laut
Pemanfaatan rumput laut menjadi produk komersial telah banyak dilakukan, diantaranya sebagai bahan makanan, obat-obatan, pewarna dan kosmetik. Dalam rangka peningkatkan nilai tambah dan variasi ragam produk rumput laut dalam bidang kosmetik maka perlu dilakukan inovasi produk dalam bentuk produk non konsumsi masker rumput laut
10
Hiasan kekerangan
Hasil samping proses pengolahan produk perikanan khususnya hasil samping pengolahan kerang belum termanfaatkan secara maksimal, sehingga perlu dilakukan inovasi teknologi pemanfaatan limbah kekerangan menjadi produk hiasan kekerangan yang lebih memiliki nilai tambah dan nilai komersial bagi UMKM/Masyarakat kecil yang memanfaatkannya.
11
Tepung Ikan
Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan variasi ragam produk perikanan, serta meningkatkan produksi tepung ikan, guna memenuhi kebutuhan tepung ikan nasional maka perlu dikembangkan pengolahan hasil samping produk perikanan menjadi tepung ikan.
56
No.
4
Kelompok Kegiatan
Kerjasama Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Ragam Inovasi 12
Minyak Ikan
Pemanfaatan hasil samping produk perikanan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan variasi ragam produk perikanan. Dalam rangka meningkatkan produksi minyak ikan, guna memenuhi kebutuhan minyak ikan nasional maka perlu dikembangkan pengolahan hasil samping produk perikanan menjadi minyak ikan.
13
Tofu Bandeng
14
Snack Bar Bandeng
Merupakan makanan yang sederhana, murah, disukai banyak orang dan merupakan menu makanan pendamping makanan pokok sehari-hari. Menjadi lebih bergizi karena ada penambahan protein dari ikan bandeng Merupakan makanan ringan yang praktis, sehat dan bergizi dan disukai oleh anak-anak, merupakan diversifikasi snack yang berbasis ikan bandeng
15
Bandeng Asam Manis dalam pouch
Bandeng Saos Padang dalam pouch
Mini Portable Naget Forming Machine
16
5
Inovasi Rancang Bangun Alat dan Mesin Pengolahan
Alasan Pengembangan
17
Rasanya sangat lezat, merupakan produk siap saji yang sangat praktis untuk dikonsumsi dan mempunyai kadar protein yang cukup tinggi Rasanya sangat lezat, mempunyai daya simpan yang cukup lama Produk siap saji Produk yang sangat praktis untuk dikonsumsi Produk mempunyai kadar protein yang cukup tinggi Rasanya sangat lezat, merupakan produk siap saji yang sangat praktis untuk dikonsumsi dan mempunyai kadar protein yang cukup tinggi Rasanya sangat lezat, mempunyai daya simpan yang cukup lama Produk siap saji Produk yang sangat praktis untuk dikonsumsi Produk mempunyai kadar protein yang cukup tinggi Alat yang ada dipasaran relatif besar dan belum ada yang portable. Kemampuan UMKM dalam konsumsi listrik rata-rata <900 Watt (masih menjadi satu dengan listrik rumah tangga) Mudah dalam pengoperasian alat (inovativ) Lebih praktis pada saat demonstrasi penggunaan alat (bimtek). Harga lebih murah (ekonomis)
57
No.
Kelompok Kegiatan
Ragam Inovasi
Alasan Pengembangan
18
Mini fishball Machine
19
Portable pemotong kerang
Alat yang ada dipasaran relatif besar dan belum ada yang portable. Kemampuan UMKM dalam konsumsi listrik rata-rata <900 Watt (masih menjadi satu dengan listrik rumah tangga) Mudah dalam pengoperasian alat (inovativ) Lebih praktis pada saat demonstrasi penggunaan alat (bimtek). Harga lebih murah (ekonomis)
6
7
Inovasi Rancang Bangun Tata Letak dan Desain UPI
Inovasi Teknologi Pengemasan dan Pelabelan
20
Desain layout UPI Pengolahan Kerupuk Ikan
21
Desain layout UPI Cold Storage
22
Kemasan pai rumput laut Kemasan dimsum RL
23
Limbah kulit kerang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hiasan dan pajangan yang menarik, yang mempunyai nilai tambah dan nilai jual yang tinggi. Alat yang digunakan untuk pemotong/pemecah/penghalus kerang selama ini masih menggunakan alat pemotong keramik. Belum tersedianya alat pemotong kerang khusus, yang dapat digunakan untuk berberbagai fungsi sebagai pemotong, pembolong, ataupun penghalus/perapian. Adanya permintaan dari pengrajin hiasan dari kulit kerang terhadap alat pemotong kerang yang mudah digunakan, portable, dan murah
Permasalahan : Banyaknya UKM pengolah kerupuk ikan di indonesia yang kualitas produk nya tidak standar dan tidak hygiene, dikarenakan kros kontaminasi alur proses dan sarana prasarana Desain Layout UPI Kerupuk Ikan untuk mewujudkan alur proses pengolahan kerupuk ikan/udang yang memenuhi kaidah pengolahan yang baik, persyataratan mutu dan keamanan pangan, sehingga menghasilkan produk berkualitas dan terstandarisasi. Permasalahan : Kurangnya pengetahuan untuk mempertahankan penurunan mutu ikan, tidak hanya mencegah kontaminasi pada produk saja, namun juga dari alur proses termasuk tata letak unit pengolahan pembekuan / cold storage Sarana Cold Storage yang mempunyai Tata letak yang berstandar baik untuk mempertahankan mutu ikan sejak dari penangkapan, pengolahan dan pendistribusian untuk mendukung Sistem Logistik Ikan Nasional.
Permasalahan dalam inovasi teknologi pengemasan dan pelabelan adalah pemilihan bahan kemasan yang tepat, sedangkan untuk label adalah belum adanya informasi komposisi, tanggal kadaluarsa, nomor pendaftaran, dan nilai gizi. Hal ini dikarenakan
58
No.
Kelompok Kegiatan Hasil Perikanan
Ragam Inovasi 24 25 26
27 28
29 30
8
Inovasi Rancang Bangun Alat / Sarana Pemasaran
31
32
Kemasan cookie patin Kemasan samosa tuna Kemasan snack mie bandeng Kemasan minyak ikan Kemasan masker Rumput Laut Kemasan tofu bandeng Kemasan snack bar bandeng Both Pemasaran
Showcase penghangat untuk pemasaran
Alasan Pengembangan
belum adanya informasi yang lengkap dari produk inovasi yang dikembangkan. Adanya peraturan yang berkaitan dengan pangan, tidak terlepas dari salah satu upaya perlindungan konsumen agar dapat mengkonsumsi makanan dengan aman. Adanya peraturan tersebut diantaranya tentang penggunaan label pada makanan. Label merupakan bagian dari kemasan dan mengandung suatu informasi tentang produk yang tercetak pada kemasan. Labeling ditunjukkan agar konsumen dapat memperoleh informasi tentang komposisi bahan, kandungan zat, cara penggunaan/ pengolahan, masa simpan/cara penyimpanan serta keterangan tentang halal. Inovasi kemasan dan pelabelan, selain menjamin keamanan dari kontaminasi fisik, kimia dan mikroba, kemasan yang menarik juga akan menjadi silent marketing yang efektif. Kemasan pangan olahan perikanan mutlak disesuaikan standar pasar tujuan. Pemilihan 9 ragam (spesifikasi produk) disesuaikan dengan inovasi produk yang dilakukan oleh BBP2HP
Booth pemasaran sebagai sarana untuk promosi dan pemasaran produk perikanan perlu untuk dikembangkan yang menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dalam memasarkan produk dan hasil perikanan baik dalam bentuk segar, olahan maupun produk siap saji. Booth pemasaran yang akan dikembangkan didesain semenarik mungkin, dengan bahan-bahan yang standar, murah dan praktis. Penyajian produk perikanan yang siap saji dan siap konsumsi dalam pemasarannya memerlukan suatu sarana yang dapat menjamin sanitasi dan higiene, serta kualitas produk yang dipasarkan. Untuk itu perlu dikembangkan suatu sarana pemasaran berupa Showcase penghangat untuk memasarkan produk perikanan yang siap yang lebih praktis, murah, ekonomis, dan mudah dalam pengoperasiannya.
59
No.
9
Kelompok Kegiatan
Inovasi Rancang Bangun Tata Letak dan Desain Layout Pasar
Ragam Inovasi 33
Showcase pendingin untuk pemasaran
34
Desain Layout Pasar Ikan
35
Desain Layout Pasar Ikan Hias
Alasan Pengembangan Penyajian dan display produk perikanan yang dipasarkan harus ditempatkan pada suatu sarana berpendingin, agar dapat menjamin mutu produk selama pemasarannya. Hal ini mengingat produk perikanan harus selalu berada dalam rantai dingin. Untuk itu perlu dikembangkan suatu sarana pemasaran Showcase berpendingin. Showcase berpendingin dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk penyajian dan display produk perikanan yang dipasarkan yang lebih praktis, murah, ekonomis, dan mudah dalam pengoperasiannya. Produk perikanan sebagai produk pangan untuk konsumsi harus memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan yang terjamin sampai ke konsumen. Pasar ikan yang dibangun selama ini belum semuanya memenuhi standar sanitasi dan higiene. Untuk mendorong terbentunya pasar ikan yang memenuhi standar sanitasi dan hygiene maka perlu adanya suatu desain layout pasar ikan yang memiliki standarisasi. Untuk itu perlu adanya pengembangan desain lay out pasar ikan yang memiliki standarisasi. Sehingga dalam pembangunan pasar ikan akan memiliki standar yang sama Pasar ikan Hias dalam pembangunanya belum memiliki standarisasi. Kondisi pasar ikan hias dengan sarana dan prasarana serta desain layout yang stardar sangat menentukan kualitas pasar ikan hias yang dibangun, karena akan sangat mempengaruhi kualitas ikan hias yang dipasarkan dari penyakit, kualitas air serta mempengaruhi nilai jualnya. Untuk itu perlu adanya pengembangan desain lay out pasar ikan hias yang memiliki standarisas,. sehingga dalam pembangunan pasar ikan hias akan memiliki standar yang sama
60