IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret tepatnya di desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Lokasi penelitian ini memiliki jenis tanah alfisol. Kondisi umum lokasi penelitian adalah berupa lahan yang berbentuk ladang yang terbentang luas tanpa ada naungan pohon. Lahan tersebut membentang dari Barat ke Timur dan menghadap ke Utara, sehingga cahaya matahari dapat menyinari lahan penelitian secara merata. Kondisi kelerengan di lokasi penelitian merupakan lahan yang datar, jadi untuk faktor kesuburan dianggap merata. Keadaan umum iklim selama penelitian pada bulan Februari 2013 hingga Desember 2013 menunjukkan suhu rata-rata 26oC, kelembaban 83%, curah hujan 210 mm/bulan. Rumput Zoysia japonica termasuk subfamili chlorisoideae, yang mempunyai pertumbuhan optimum pada suhu 25o-35oC dan beradaptasi di daerah tropik dan subtropik (Beard 1973). Pada awal penanaman saat bulan Februari hingga Mei, curah hujan masih tinggi sehingga perlakuan penyiraman dihentikan jika turun hujan, mengingat kondisi tanah yang lembab, pada bulan Juni hingga November curah hujan sangat rendah, sehingga perlakuan penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah alfisol dan dengan aplikasi pemberian pupuk antara lain berupa pupuk urea, SP36, KCl, dan pupuk organik. Sedangkan untuk rumput yang digunakan yaitu rumput Zoysia japónica yang berasal dari daerah pantai dan dataran tinggi.
20
21
B. Identitas Morfologi
Menurut Gilliland (1971), ciri-ciri dari rumput secara garis besar terdiri dari bagian yang berupa perakaran, batang, daun dan bunga. Rumput termasuk dalam tumbuhan tingkat tinggi, yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Secara umum bagian rumput dibagi menjadi dua yaitu root dan shoot. Root merupakan akar, atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah. Sedangkan shoot, merupakan pucuk atau bagian tanaman yang berada di permukaan tanah, misalnya daun, bunga, dan batang. Dibawah ini terdapat skema rumput secara umum:
Gambar 1. Morfologi Rumput Zoysia Japonica. Keterangan : (a) Vernation : bentuk daun muda. (b) Ligula : bagian yang terletak antara helaian
22
daun dan pelepah daun. (c) Auricle : selaput antara pelepah dan helaian daun. (d) Stolon. (e) Rhizoma. (f) Sheath : pelepah daun. (g) Collar : bagian belakang pangkal helaian daun. (h) Mid rib : tulang daun. (i) Node : buku. (j) Crown : bagian antara shoot dan root. (k) Seedhead : bunga. Tabel 2. Identifikasi morfologi rumput Zoysia japonica. No.
Karakteristik
Tipe
Keterangan
1.
Seedhead/Flower
Spikelet
Bunga berbentuk spikelet dengan biji di setiap sisinya
2.
Vernation
Rolled
Daun menggulung pada saat berupa tunas
3.
Ligule
Fringe of hair
Berbulu halus di tepian daun (panjang 0,2 mm)
4.
Auricle
Absent
Tidak ditemukan selaput
23
5.
Leaf blade tip
Sharp – pointed
Terdapat bulu halus pada bagian pangkal
6.
Leaf blade width
Sempit, 0,1 – 0,2inchi
Ditutupi bulu halus sampai ke pangkal, memiliki lembaran daun yang kaku
7.
Stolon
Ada
Kuat
8.
Rhizome
Ada
Kuat
9.
Collar
Continous with hair
Tertutup bulu halus yang panjang di bagian tepinya
10.
Life cycle
Warm season
Hidup di daerah beriklim panas
11.
Mid rib
Absent
Tidak terdapat tulang daun sejajar.
Sumber :Turffiles 2004 cit. Hery 2013.
24
a. Bunga Bagian rumput yang kebanyakan orang menyebutnya bunga pada dasarnya adalah inflorescence yang merupakan kumpulan bunga-bunga, yang terdiri dari spike, raceme dan panicle (Gilliland 1971). Rumput berbunga tidak hanya satu floret, melainkan dua atau lebih floret tersusun dalam satu sumbu, disebut rachilla, dan di bagian bawahnya terdapat sepasang pelindung lapis kedua yang disebut glume, terdiri atas glume atas (upper glume) dan glume bawah (lower glume). Satu rangkaian bunga yang terdiri atas floret yang tersusun pada satu rachilla dan dilindungi oleh sepasang glume disebut spikelet (anak bulir). Spikelet dapat bertangkai maupun tidak bertangkai. Bila spikelet tidak bertangkai dan tersusun langsung pada sumbu utama bunga (main axis), rangkaian bunga disebut bulir (spike). Bila spikelet bertangkai dan tersusun langsung pada sumbu utama maka rangkaian bunga disebut raceme. Bila spikelet bertangkai dan tersusun pada percabangan sumbu utama maka disebut malai (panicle). Berikut beberapa tipe dari inflorescence:
Gambar 2. Tipe Spike
gambar 3. Tipe Raceme
Gambar 5. Spikelet
Gambar 4. Tipe Panicle
25
Tabel 3. Hasil pengamatan bunga Bunga Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Jenis rumput Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Rachilla Rachilla Rachilla floret floret floret (cm) (cm) (cm) ZJ 01 ZJ 02 2,6 28 ZJ 03 ZJ 04 ZJ 05 ZJ 06 2,2 22 ZM 07 ZJ 08 2,6 30 ZJ 09 ZJ 10 ZJ 11 1,2 16 ZJ 12 2,1 23 1,7 19 ZJ 13 2,5 27 1,2 11 ZJ 14 2,7 28 SP 15 ZJ 16 2,3 24 ZJ 17 2,1 33 ZJ 18 ZJ 19 ZM 20 ZJ 21 2,4 23 ZM 22 ZJ 23 1,8 23 ZJ 24 3,1 40 ZJ 25 ZJ 26 2,5 34 CD 27 SP 28 ZJ 29 ZJ 30 2,7 30 2,9 45 Keterangan: tanda (-) menandakan tidak muncul bunga Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar rumput Zoysia japonica memiliki panjang rachilla antara 1,2-3,1 cm dan terdapat floret yang berjumlah sekitar 11-45 dengan floret yang berwarna hijau tua, hijau kekuningan dan hijau keunguan. Berdasarkan data di atas, hanya Zoysia japonica yang muncul rachilla bunga dibandingkan dengan tiga jenis rumput yang lain. Hal
26
ini dikarenakan Zoysia japonica mempunyai ketahanan yang baik terhadap tekanan pemakaian, kekeringan dan naungan, selain itu mempunyai toleran terhadap beberapa tanah (Beard 1973). Sedangkan tipe inflorescence dari rumput Zoysia japonica itu sendiri adalah tipe spike. b. Sudut daun Tabel 4. Hasil pengamatan sudut daun Jenis rumput
Sudut daun (o)
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ZJ 01 60 45 50 ZJ 02 60 45 ZJ 03 50 ZJ 04 55 50 45 ZJ 05 50 45 ZJ 06 45 45 45 ZM 07 45 45 ZJ 08 45 50 45 ZJ 09 55 45 45 ZJ 10 45 55 50 ZJ 11 45 50 45 ZJ 12 60 45 50 ZJ 13 60 45 50 ZJ 14 50 45 45 SP 15 45 40 40 ZJ 16 50 50 45 ZJ 17 55 50 ZJ 18 45 55 45 ZJ 19 50 50 ZM 20 45 45 45 ZJ 21 55 ZM 22 45 40 55 ZJ 23 50 55 45 ZJ 24 45 ZJ 25 60 50 55 ZJ 26 50 45 CD 27 45 45 45 SP 28 45 45 ZJ 29 45 45 45 ZJ 30 45 50 45 Keterangan: tanda (-) menandakan rumput mati
27
Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu sheat (pelepah), blade (helai daun) dan ligule (lidah daun). Sheat merupakan bagian daun yang menyelimuti batang. Blade merupakan bagian daun yang biasa dikenal orang sebagai daun. Ligule merupakan bagian yang terletak antara helaian daun dan pelepah yang berfungsi sebagai penghubung antara keduanya. Dari tabel pengamatan dapat diketahui rumput Zoysia japonica memiliki rata-rata sudut daun sebesar 45o-60o. Sedangkan pada Zoysia matrela, Seashore paspalum, Cynadon dactolon memiliki rata-rata sudut daun sebesar 45o. Sudut daun selain mempengaruhi proses fotosintesis juga berpengaruh dalam kaitannya dengan kualitas lapangan sepakbola. Rumput lapangan sepak bola yang baik harus mendukung kelancaran dari laju bergulirnya bola. Zoysia japonica memiliki kanopi rumput dengan sudut daun ideal sehingga dapat memperlancar bergulirnya bola. c. Rhizoma dan Stolon Sistem perakaraan pada jenis rumput-rumputan terbagi dalam dua sistem, yaitu rhizome dan stolon. Rhizoma adalah batang yang menjalar di bawah permukaan tanah, pada buku akar terdapat mata kuncup yang dapat tumbuh menjadi tunas dan seterusnya menjadi tanaman baru. Stolon merupakan tunas yang muncul diatas dipermukaan tanah (Gilliland 1971). Berdasarkan uji yang dilakukan dengan menggunakan metode kruskall wallis dilanjutan dengan menggunakam metode mood median pada rerata data panjang rhizoma rumput menunjukan hasil berbeda nyata. Pada tabel rerata panjang rhizoma, rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma pada rumput berlabel ZJ 09 dan ZJ10 sepanjang 2,8 cm. Pada rumput Zoysia matrela memiliki rerata terpanjang rhizoma pada rumput berlabel ZM 28 sepanjang 1,50 cm, rumput Cynadon dactolon memiliki rerata panjang rhizoma sepanjang 1,50 cm, rumput Seashore paspalum memiliki rerata terpanjang rhizoma pada rumput SP21 sepanjang 1,00 cm.
28
Tabel 5. Nilai rerata panjang rhizoma dan panjang stolon Jenis rumput Panjang rhizoma (cm) Panjang stolon (cm) ZJ 01 2,42 ± 1,01b 2,50±0,00a ZJ 02 1,50 ± 1,32ab 2,08±1,84abc ZJ 03 0,50 ± 0,87a 0,50±0,87bc ZJ 04 2,50 ± 1,00b 2,17±0,58a ZJ 05 1,25 ± 1,25ab 1,42±1,28bc ZJ 06 2,50 ± 0,00b 2,50±0,87ab ZM 07 0,75 ± 0,75a 1,00±0,87bc ZJ 08 b 2,25 ± 0,43 1,67±0,29b ZJ 09 2,83 ± 1,26b 2,17±1,89abc ZJ 10 2,83 ± 0,58b 2,00±0,87ab ZJ 11 2,67 ± 0,29b 1,83±0,58ab ZJ 12 b 2,33 ± 0,29 1,50±0,00b ZJ 13 2,17 ± 0,58b 1,42±0,14b ZJ 14 2,17 ± 0,58b 1,50±0,00b SP 15 1,00 ± 0,25a 1,42±0,14b ZJ 16 b 2,50 ± 1,00 2,67±0,29a ZJ 17 1,08 ± 0,95ab 1,67±1,44bc ZJ 18 2,33 ± 0,29b 2,42±0,80ab ZJ 19 1,67 ± 1,44ab 1,50±1,50abc ZM 20 1,50 ± 0,00b 1,42±0,14b ZJ 21 0,50 ± 0,87a 0,58±1,01bc ZM 22 0,77 ± 0,03a 1,08±0,29c ZJ 23 2,50 ± 0,00b 2,50±0,00a ZJ 24 0,50 ± 0,87a 0,67±1,15bc ZJ 25 1,33 ± 0,29ab 1,92±0,52ab ZJ 26 ab 1,08 ± 0,95 1,33±1,26abc CD 27 1,50 ± 0,00b 1,92±0,72ab SP 28 0,83 ± 0,76ab 1,00±0,87bc ZJ 29 2,33 ± 0,29b 1,92±0,38ab ZJ 30 b 2,33 ± 0,29 2,58±0,52a Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5% Sedangkan untuk panjang stolon, berdasarkan uji yang dilakukan dengan menggunakan metode kruskall wallis pada rerata panjang stolon rumput menunjukan hasil tidak berbeda nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh P-value 0,073 yang lebih dari α 5% (0,050), yang menunjukan rata-rata panjang stolon setiap jenis rumput sama. Rumput Zoysia japonica yang memiliki panjang stolon terpanjang terlihat pada rumput berlabel ZJ 30 sepanjang 2,58 cm. Pada rumput
29
Zoysia matrela memiliki rerata terpanjang stolon pada rumput berlabel ZM 20 sepanjang 1,42 cm, rumput Cynadon dactolon memiliki rerata panjang stolon sepanjang 1,92 cm, rumput Seashore paspalum memiliki rerata terpanjang stolon pada rumput berlabel SP 15 sepanjang 1,42 cm. Panjang dari rhizoma dan stolon mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari rumput. Rhizoma dan stolon berkaitan dengan kemampuan rumput untuk menutup permukaan tanah. Rumput harus memiliki penutupan yang luas dan kemampuan jelajah yang tinggi, daya regenerasi tinggi, serta ketebalan penutupan karena stolon, rhizoma maupun cabang-cabang lateral cukup tebal sehingga menjamin elastisitas yang baik (Munandar 1990). Rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma dan stolon sepanjang 2,8 cm dan 2,5 cm yang mampu memberi kemampuan jelajah dan penutupan yang tinggi dan dapat menjamin elastisitas yang baik. Elastisitas rumput mempunyai rentang dari keras hingga lembut, dan tentunya yang dipilih adalah pada tingkat elastisitas optimum yang mampu meningkatkan permainan para pemain sepakbola. Untuk kecepatan dapat diperhatikan dari kemampuan pemain untuk dapat berlari dengan nyaman, di sini yang menjadi ukurannya adalah ketebalan lapangan rumput dan kekerasannya (Tatang 2006). C. Kualitas Visual a. Warna daun Warna menunjukkan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh turfgrass. Beberapa orang menyukai warna daun rumput berwarna hijau-kuning akan tetapi kebanyakan orang menyukai warna hijau tua. Berbeda dengan orang eropa yang lebih menyukai warna hijau cerah. Akan tetapi beberapa spesies dan varietas secara normal memiliki warna hijau cerah. Kekurangan warna pada rumput dapat disebabkan oleh defisiensi nitrogen, kekeringan, stres suhu, serangan hama dan penyakit.. Kekurangan warna hijau tidak dapat diartikan bahwa turfgrass tidak sehat (Emmons, 2000). Pengukuran warna daun dilakukan dengan metode skoring dari nilai terendah 2 sampai 5 dengan menggunakan bagan warna daun.
30
Tabel 6. Hasil pengamatan warna daun Warna Daun Jenis rumput Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ZJ 01 4 4 4 ZJ 02 4 4 ZJ 03 4 ZJ 04 3 4 3 ZJ 05 4 3 ZJ 06 4 4 4 ZM 07 4 3 ZJ 08 4 4 4 ZJ 09 3 3 4 ZJ 10 4 3 3 ZJ 11 4 4 4 ZJ 12 3 3 3 ZJ 13 3 4 4 ZJ 14 4 4 4 SP 15 3 3 3 ZJ 16 4 4 4 ZJ 17 4 4 ZJ 18 3 4 4 ZJ 19 4 3 ZM 20 3 3 3 ZJ 21 4 ZM 22 4 3 4 ZJ 23 3 4 4 ZJ 24 4 ZJ 25 3 3 3 ZJ 26 3 3 CD 27 4 4 4 SP 28 3 3 ZJ 29 4 4 4 ZJ 30 4 3 4 Keterangan: tanda (-) menandakan rumput mati Tabel 7. Skala bagan warna daun Skala Keterangan 2 warna hijau sangat muda 3 warna hijau muda 4 warna hijau tua 5 hijau sangat tua
31
Warna daun rumput Zoysia japonica diukur dengan menggunakan bagan warna daun berkisar antara skala 2-5 dari warna hijau sangat muda sampai hijau sangat tua. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan warna daun rumput spesies Zoysia japonica dan Zoysia Matrella berkisar antara skala 3-4 sehingga warna daunnya dapat dikategorikan hijau hingga hijau tua. Spesies Cynodon dactylon mempunyai skala 4 yang menunjukkan warna daun hijau tua, sedangkan spesies Seashore paspalum mempunyai skala 3 yang menunjukan warna daun hijau muda. Perbedaan warna hijau daun pada keempat spesies rumput yang diamati dapat disebabkan oleh kandungan klorofil dan intensitas cahaya yang diterima. Warna suatu daun sangat dipengaruhi oleh jumlah kandungan klorofil pada daun. Apabila intensitas cahaya relatif tinggi maka jumlah klorofilnya lebih banyak sehingga warna daun menjadi semakin tua. Warna merupakan kualitas visual yang penting pada rumput dan menjadi indikator kesehatan tanaman (Landschoot and Mancino 2000). b. Keseragaman hamparan Keseragaman hamparan pada rumput dapat meliputi warna, tekstur, dan kerapatan rumput. Penampilan rumput yang menarik akan memiliki keseragaman dan penampilan yang konsisten. Parameter-parameter yang terdapat pada keseragaman hamparan saling berkaitan karena apabila warna daun sudah terlihat seragam tetapi tekstur daun masih ada yang berbeda maka akan mengurangi nilai keindahan. Pengukuran keseragaman hamparan merupakan penilaian subjektif. Keseragaman hamparan rumput dapat dihitung dengan melakukan skoring dengan metode NTEP yaitu pemberian skoring 1-9. Skor tersebut terdiri dari skor keseragaman warna, tekstur dan kerapatan dengan skala antara 1-9.
32
Tabel 8. Hasil pengamatan keseragaman hamparan Hamparan Jenis rumput Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ZJ 01 8 9 7 ZJ 02 4 5 ZJ 03 4 ZJ 04 7 6 5 ZJ 05 6 4 ZJ 06 9 8 9 ZM 07 8 7 ZJ 08 7 8 8 ZJ 09 8 7 9 ZJ 10 8 7 8 ZJ 11 9 9 8 ZJ 12 9 9 9 ZJ 13 2 7 9 ZJ 14 5 6 6 SP 15 9 7 7 ZJ 16 8 7 8 ZJ 17 9 9 ZJ 18 6 7 7 ZJ 19 8 6 ZM 20 8 8 5 ZJ 21 7 ZM 22 8 5 8 ZJ 23 9 9 9 ZJ 24 4 ZJ 25 4 4 7 ZJ 26 8 7 CD 27 8 7 7 SP 28 3 2 ZJ 29 7 7 8 ZJ 30 8 7 8 Keterangan: tanda (-) menandakan rumput mati Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata skor tingkat keseragaman hamparan pada spesies Zoysia japonica memiliki skor sebesar 6-9, pada spesies Zoysia matrella memiliki skor sebesar 7, pada spesies Seashore paspalum memiliki skor sebesar 5 dan pada spesies Cynodon dactylon sebesar 7. Skor tersebut dapat di artikan semakin besar nilai skor dari hamparan semakin tinggi tingkat keseragaman hamparan dari rumput tersebut. Salah satu ukuran dari kualitas lapangan sepak bola dapat di lihat dari keseragaman hamparan rumput yang digunakan. Tentunya pemain sepakbola kurang merasa nyaman apabila
33
rumput yang digunakan ada yang tinggi dan ada yang rendah akibat pemeliharaan yang kurang baik atau banyak warna-warna akibat fisiologi tanaman rumputnya kurang baik (Tatang 2006). Rumput Zoysia japonica memiliki tingkat keseragaman hamparan yang tinggi sehingga cocok digunakan untuk rumput lapangan sepak bola. c. Keseragaman tekstur Tabel 9. Nilai rerata pengamatan lebar daun Jenis rumput Lebar daun (cm) ZJ 01 0,23 ± 0,06c ZJ 02 0,17 ± 0,15c ZJ 03 0,10 ± 0,17c ZJ 04 0,40 ± 0,05b ZJ 05 0,22 ± 0,19c ZJ 06 0,27 ± 0,06c ZM 07 0,10 ± 0,09d ZJ 08 0,28 ± 0,03c ZJ 09 0,57 ± 0,06a ZJ 10 0,28 ± 0,03c ZJ 11 0,28 ± 0,08c ZJ 12 0,27 ± 0,06c ZJ 13 0,32 ± 0,08bc ZJ 14 0,30 ± 0,00c SP 15 0,30 ± 0,05bc ZJ 16 0,33 ± 0,06bc ZJ 17 0,22 ± 0,20bc ZJ 18 0,35 ± 0,09bc ZJ 19 0,23 ± 0,21bc ZM 20 0,15 ± 0,00d ZJ 21 0,10 ± 0,17cd ZM 22 0,17 ± 0,03d ZJ 23 0,28 ± 0,08bc ZJ 24 0,12 ± 0,20bcd ZJ 25 0,28 ± 0,08bc ZJ 26 0,17 ± 0,15cd CD 27 0,18 ± 0,03d SP 28 0,17 ± 0,15cd ZJ 29 0,25 ± 0,05c ZJ 30 0,30 ± 0,00c Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%
34
Tabel 10. Kategori tekstur berdasarkan lebar daun Kategori Tekstur Lebar Daun (mm) Sangat halus <1 Halus 1-2 Sedang 2-3 Kasar 3-4 Sangat kasar >4 Sumber: Beard, 1973.
Kehalusan adalah tampilan permukaan rumput yang berpengaruh pada kualitas visual. Tingkat kehalusan rumput juga akan mempengaruhi kualitas dari permainan bola dilapangan. Kecepatan dan durasi perputaran bola akan berkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam. Zoysia japonica memiliki daun lebih luas (> 2 mm) dibanding Zoysia matrella (<2 mm) (Aaron 2010). Tekstur daun spesies Zoysia japonica pada penelitian ini menunjukkan bahwa tekstur daun antar perlakuan berbeda nyata. Rumput Zoysia japonica memiliki lebar daun dengan kategori sedang, yaitu memiliki lebar daun antara 2-3 mm. Rumput Zoysia matrella memiliki lebar daun antara 1-2 mm termasuk dalam kategori halus. Rumput Seashore paspalum memiliki lebar daun antara 2-3 mm termasuk dalam kategori sedang. Rumput Cynodon dactylon memiliki lebar daun antara 1-2 mm termasuk dalam kategori halus. Rumput yang cocok digunakan pada lapangan sepak bola adalah rumput yang memiliki lebar daun sedang, sehingga rumput Zoysia japonica cocok digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola. D. Kualitas fungsional a. Panjang akar Rumput dengan sistem perakaran yang baik sangat diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas rumput, karena tanaman menjadi lebih toleran terhadap kondisi stress. Perakaran yang panjang dan lebat memudahkan rumput untuk menyerap air dan hara pada permukaan media yang lebih dalam serta berpengaruh terhadap ketahanan pada kekeringan (Emmons 2000). Perakaran menggambarkan pertumbuhan rumput di satu waktu selama musim pertumbuhan. Rumput menjadi lebih tahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dengan perakaran yang dalam daripada pada perakaran yang dangkal (Seriulina 2009).
35
Tabel 11. Nilai rerata pengamatan panjang akar Jenis rumput Panjang akar (cm) ZJ 01 14,73±3,72cd ZJ 02 8,63±8,15abcd ZJ 03 2,07±3,58a ZJ 04 10,13±3,73abcd ZJ 05 8,77±8,47abcd ZJ 06 8,77±2,50abcd ZM 07 6,93±6,03abcd ZJ 08 9,87±2,34abcd ZJ 09 12,63±3,22bcd ZJ 10 11,50±2,15abcd ZJ 11 13,97±1,99cd ZJ 12 15,00±1,64cd ZJ 13 12,17±2,86abcd ZJ 14 14,03±5,29cd SP 15 13,93±2,15cd ZJ 16 10,27±2,72abcd ZJ 17 9,63±8,45abcd ZJ 18 14,17±5,52cd ZJ 19 9,73±9,90abcd ZM 20 13,33±3,16bcd ZJ 21 4,90±8,49abc ZM 22 8,47±1,78abcd ZJ 23 17,20±5,47d ZJ 24 3,37±5,83ab ZJ 25 11,70±4,34abcd ZJ 26 10,40±9,04abcd CD 27 12,50±2,35bcd SP 28 5,40±4,69abc ZJ 29 14,67±4,50cd ZJ 30 13,63±1,86bcd Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Duncan’s Multiple Range Test 5% Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata antar empat spesies rumput. Rumput Zoysia japonica memiliki rata-rata panjang akar sebesar 10,99 cm. Rumput Cynodon dactolon memiliki rata-rata panjang akar sebesar 12,5 cm. Rumput Zoysia matrella memiliki rata-rata panjang akar sekitar 10,1 cm. Rumput Seashore paspalum memiliki rata-rata panjang akar sekitar 9,7 cm. Perkaran dari rumput Zoysia japonica cukup panjang yang dapat masuk ke kedalaman tanah sehingga membuat rumput Zoysia japonica tahan
36
terhadap kondisi lingkungan. Selain dapat memiliki ketahanan lingkungan yang baik, Zoysia japonica yang memiliki perkaran yang cukup panjang dapat di gunakan sebagai rumput lapangan sepak bola. Rumput harus memiliki fleksibilitas dan resistensi untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas lari, melompat dan menginjak-injak dalam kegiatan olah raga (Munandar 1990). Dengan perakaran yang panjang zoysia japonica dapat mengurangi resiko tercabutnya rumput dari tanah akibat aktivitas dalam sepakbola. b. Kerapatan Tabel 12. Nilai rerata kerapatan per 100 m2 Jenis rumput Kerapatan (%) ZJ 01 88,33±7,64a ZJ 02 33,33±28,87c ZJ 03 13,33±23,09c ZJ 04 63,33±11,55b ZJ 05 33,33 ±30,55bc ZJ 06 86,67±5,77a ZM 07 53,33±47,26abc ZJ 08 80,00±10,00a ZJ 09 81,67±10,41a ZJ 10 75,00±15,00a ZJ 11 86,67±5,77a ZJ 12 91,67±2,89a ZJ 13 63,33±37,86abc ZJ 14 65,00±13,23bc SP 15 81,67±11,55a ZJ 16 81,67±7,64a ZJ 17 60,00±51,96abc ZJ 18 70,00±10,00b ZJ 19 45,00±42,72abc ZM 20 76,67±23,09ab ZJ 21 26,67±46,19bc ZM 22 75,00±13,23ab ZJ 23 88,33±2,89a ZJ 24 13,33±23,09c ZJ 25 53,33±23,09bc ZJ 26 50,00±43,59abc CD 27 83,33±7,64a SP 28 16,67±15,28c ZJ 29 76,67±2,89a ZJ 30 80,00±13,23a Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%
37
Kecepatan penutupan tanaman rumput adalah fungsi dari pertumbuhan memanjang pucuk lateral dan frekuensi pembentukan stolon dan rimpang baru. Pertumbuhan rimpang dipengaruhi oleh panjang hari, intensitas cahaya, dan status nitrogen (Beard 1973). Selain hal tersebut, perlakuan pemangkasan dapat pula meningkatkan pertumbuhan horizontal stolon dan rimpang. Rumput yang memiliki kecepatan penutupan yang cepat lebih disukai karena dapat mempercepat pembangunan area suatu hamparan. Setiap spesies pada penelitian ini memiliki kecepatan penutupan yang berbeda-beda. Hal tersebut diduga disebabkan oleh karakter genetik dan daya adaptasi terhadap lingkungan sekitar lahan penelitian. Pada tabel rerata kerapatan per 100 cm2 rumput Zoysia japonica yang memiliki tingkat kerapatan sebesar 70%-90%. Rumput Cynodon dactolon memiliki tingkat kerapatan sebesar 90%. Rumput Zoysia matrella memiliki tingkat kerapatan sebesar 80%, sedangkan rumput Seashore paspalum memiliki tingkat kerapatan sebesar 80%. Dengan tingkat kerapatan yang tinggi rumput Zoysia japonica cocok di gunakan untuk rumput lapangan sepak bola. c. Crown Crown atau chach merupakan badan utama pada suatu tumbuhan rumput dalam bentuk internod yang pendek dengan nod-nod yang rapat. Letak crown berada pada bagian antara shoot dan root. Rumput memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemangkasan dan tekanan. Hal ini disebabkan titik tumbuhnya terdapat di atas stem yang memancang yang disebut crown, yang berada tepat di aatas permukaan tanah (Turgeon 2002). Letak crown dari rumput penting untuk pertumbuhan, kelangsungan hidup dan produksi tanaman rumput. Letak crown rumput telah di gambarkan dimana 2 atau lebih node batang tetap dekat bersamasama (Hyder 1974).
38
Tabel 13. Nilai rerata pengamatan panjang chach Jenis rumput chach (cm) ZJ 01 1,00±0,30ab ZJ 02 0,40±0,36c ZJ 03 0,27±0,46c ZJ 04 0,90±0,56abc ZJ 05 0,43±0,40c ZJ 06 1,17±0,72ab ZM 07 0,30±0,26c ZJ 08 0,97±0,25ab ZJ 09 1,30±0,26a ZJ 10 1,07±0,59abc ZJ 11 0,87±0,21b ZJ 12 1,23±0,75ab ZJ 13 1,03±0,29ab ZJ 14 0,70±0,20bc SP 15 0,97±0,40abc ZJ 16 1,13±0,49ab ZJ 17 0,73±0,70abc ZJ 18 1,07±0,38ab ZJ 19 0,57±0,49bc ZM 20 0,43±0,06c ZJ 21 0,30±0,52bc ZM 22 0,57±0,29bc ZJ 23 1,27±0,32a ZJ 24 0,13±0,23c ZJ 25 0,77±0,31abc ZJ 26 0,73±0,64abc CD 27 0,70±0,26abc SP 28 0,73±0,64abc ZJ 29 0,80±0,10b ZJ 30 0,87±0,15ab Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5% Berdasarkan tabel rerata panjang crown, rumput Zoysia japonica memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,5-1,5 cm. Rumput Zoysia matrella memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,3-0,6 cm. Rumput Cynodon dactolon memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,7 cm, sedangkan rumput Seashore paspalum memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,7-0,9 cm. Letak dan panjang suatu crown pada rumput mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan bibit pada rumput. Kedalaman crown di tanah mempengaruhi kerentanan crown
39
terhadap kondisi lingkungan dan pengelolaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembentukan rumput dan tingkat biji-bijian dan hasil hijauan (Ries 1999). Rumput Zoysia japonica memiliki panjang crown yang baik sehingga memiliki ketahanan terhadapa kondisi lingkungan dan persentase hidup yang tinggi.