·r
~
II "
I
,I
IS'iJa~OdSNW.L
Ycr.LSIS WORn IDfnWNlJa
I I aYe
BAB II TINJAUAN UMUM SISTEM TRANSPORTASI
A.PENGANTAR Salah satu
bentuk hubungan (kornunikasi) guna
menunjang
terjadinya' suatu perdagangan. adalah angkutan (transport).' Angkutan diperlukan
karena
sumber
kebutuhan
manusia
tidak
terdapat
di
sernbarang tempat. Selainitu, sumber yang berupa bahan baku tersebut melalui tahapan produksi hingga dapat digunakan. Tahapan produksi tersebut tidak selalu berada dekat dengan konsumen. Kesenjangan jarak antara sumber,
lokasi produksi dan lokasi konsumen itulah yang
melahirkan angkutan. Sehil")gga angkutan adalah usaha memindahkan orang/barang, dengan sarananya yaitu kendaraan, dari satu tempat ke ternpat lain. Usaha pemindahan in; hampir selalu menimbulkan lalu lintas. Jadi lalu lintas adalah
kegiatan lalu lalangnya orang/barang atau
kendaraan. Lalu Iintas juga akibat dari . merupakan suatu medium kegiatan, .. . ..
-,-
gabungan potens; gunalahan dan kemampuan pengangkutan.
1..
~~,~,~~.~ ~~~3---.1,.~~~.~~ . ~~~~~,~~.' . JL ~~~~~.J-+ 1 . .,~~.~~.~~~.~.u 1 ..
I....
!
..
;
I
Skema 11.1 : Siklus Transportasi
Tugas Ak11ir/ReJokasi 'TPKL' Soekamo Hatta/ Rkiwan Duce/ Bab D/ Hal. 13
B. SISTEM TRANSPORTASI LAUT 1. Pengertian Guna menunjang perdagangan lalu lintas muatan, maka pelabuhan diciptakan sebagai titik sentra (simpul) yang memungkinkan perpindahan muatan dan penumpang, di mana kapal-kapal dapat berlabuh dan bersandar untuk kemudian melakukan bongkar muat dan/atau penerusan kedaerah lainnya. 2. Komponen Sistem Transportasi Laut Komponen sistem transportasi laut, terdiri dari : • Manusia dan Bar.ang, yang membutuhkan angkutan. • Kapal, sebagai a/at angkut. • Pelabuhan, sebagai prasarana angkutan. • Organisasi, yaitu pengelola angkutan.
3. Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Oalam sub sistem angkutan laut (sea transport sub system), dibedakan dua hal pokok, yaitu berupa sarana dan prasarana di mana keduanya saling bergantung satu dengan yang lainnya (interdependency).
Sarana. kapal Laut Sesuai
dengan
fungsinya,
kapal
dapat
dibedakan
menjadi
beberapa tipe sebagai berikut : • KapalPenumpang Oi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hid up sebagian penduduk relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peran yang cukup besar. Jarak antara pulau yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh kapal-kapal penumpang. Selain itu dengan semakin mudahnya hubungan antara pulau (Sumatera-Jawa Bali), semakin banyak beroperasi ferri-ferri yang memungkinkan mengangkut
mobil,
bis
dan
truk
bersama-sama
dengan
penumpangnya.
.
......
Tugas Akhirl ReJokiJsi 'TPKL'Soekamo Hattal Ridwan Duce/ Bab III Hal. 14
• Kapal Barang Kapal barang
khusus dibuat untuk mengangkut
barang.
Pada
umumnya kapal barang mempunyai ukuran yang relatif lebih besar daripada kapal penumpang. Bongkar muat barang bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara vertikal dan secara horizontal. Bongkar muat barang secara vertikal yang biasa disebut lift on/lift off (LolL0) dilakukan dengan keran kapal, keran mobil dan/atau keran tetap yang ada di dermaga. Pada bongkar muat secara horisontal yang juga disebut Roll on/Roll off (RolRo) barang-barang diangkut dengan menggunakan truk. Prsarana, fasilitas pelabuhan
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang dan pemelancar hubungan antar daerah, pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya (daerah pengaruh). Daerah belakang ini adalah daerah yang mempunyai kepentingan hubunga/"l ekonomi, sosial dan lain-lain dengan pelabuhan tersebut. Misalnya ..dwa barat merupakan daerah belakang dad pelabuhan Tanjung Priok, atau pelabuhan Makassar mempunyai daerah pengaruh yang berupa pulau pulau dan laut-Iaut disekitarnya.
c. TERMINAL PENUMPANG ."
1. Pengerti~m Pengertian Terminal adalah: • Terminal
adalah
tempat
alat-alat pengangkutan
berhenti
untuk
melakukan aktifitas memuat atau menurunkan barang dan manusia. 1 • Terminal adalah tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu Iintas kendaraan umum. 2
1 Prof
AG. Pringgoda, EksiJopedia Umum, Kanisius, Yogyakarta, ]997, Hal ]096.
Ditjen Perhubungan Darat, Rancangan Pedoman Te/mis Pembangunan Dan Penyelenggaran
Angkutan Penumpang dall Barang, Dephub 1993.
2
Tugas Akhir/Relokasi 'TPKL'Soekamo Hatta/ Ridwan Duce/ Bab D/ Hal.1S
• Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus angkutan penumpang. 3 • Terminal adalah tempat bementi, tempat kedudukan, tempat tinggal, dan tempat kediaman. 4 • Terminal adalah prasarana transportasi untuk keperruan memuat dan menurunkan
orang
atau
barang
serta
mengatur
kedatangan
pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umurn yang merupakan salah satu wujud simpuljaringan transportasi. 5
2. Fungsi Terminal Terminal adalah suatu titik dimana penumpang dan angkutan , barang 'memasuki dan meninggalkan sistem transpqrtasi. Terminal selain merupakan komponen fungsional utama dari suatu sistem transportasi juga merupakan prasarana yang mahal' yang jika tidak direncanakan dengan baik bisa mengurangi efisiensi suatu sistem transportasi, misalnya menjadi kurang/tidak berfungsi atau malah menjadi titik rawan kemacetan. Dalam perencanaan terminal hal yang pokok adalah menyangkut lokasi dan fungsi, jika salah satu atau keduanya tidak direncanakan dengan baik maka upaya untuk memperbaiki atau memindahkan biasanya sangat sulit, lama dan mahal. Fungsi terminal yang paling utarna adalah menyediakan fasilitas . untuk masuk dan k,~.luarnya. orang/barang ya,ng akan diangkut menuju dan meninggalkan. sisterri transportasi. I
Secara umum fungsi terminal adalah: • Memuat dan membongkar penumpang dan barang ke atau dari dalam kendaraan pengangkut, termasuk transfer dan satu kendaraan ke kendaraan lain. • Menyediakan fasilitas menunggu sementara penumpang dan barang dari waktu kedatangan hingga waktu keberangkatan. Termasuk disini Ditjen Perhubungan Darat, Op. cit
Drs. KM Pretem, Drs. Jadi Subrata, Kanisius, Yogyakarta, 1969.
S UURI No 14. Tahun 1992, Lalu Lin/as dan Angkutan Jalan Raya, Bah I, Pasal I, Ayat I, Jakarta,
1992.
3 4
Tugas Akhirj ReJokasi 7PKL'Soekamo Hattaj Ridwan Ducej Bab D/ Ha116
misalnya pemprosesan
atau
pengepakan
barang
serta fasilitas
termasuk
penghitungan
kenyamanan penumpang. • Dokumentasi
pencatatan
pergerakan,
penumpang, pembagian barang, pemilihan trayek, penjualan tiket, dan sebagainya. • Tempat menunggu sementara, pemeliharaan singkat serta persiapan pemberangkatan dari kendaraan-kendaraan angkut. • Ternpat penumpang dan barang mengumpul dan berkelompok dalam ukuran yang ekonomis untuk suatu perjalanan serta sebagai tempat menyebar penumpang yang datang.. atau
menga~hiri
perjalanan. .
3. Perencanaan Terminal Kegiatan angkutan umum selalu diawali dan diakhiri di terminal dengan melibatkan berbagai faktor seperti manusia, barang, kendaraan pengangkut, pola pergerakan dan lain-lain. Banyaknya kegiatan yang harus diwadahi mengakibatkan kebutuhan ruang yang cukup luas serta pengaturan yang aman, nyaman, teratur dan mudah dicapai perlu selalu langkah perencanaan yang komprehensif, menyangkut : • penentuan lokasi, • penentuan luas area yang dibutuhkan,
'.
•
tata letak bangunan,
•
pola pergerakan kendaraan, orang dan barang,
• pengelolahan terminal.
D. TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT (TPKL) 1. Pengertian Terminal Penumpang Kapal Laut adalah sebuah fasilitas publik yang berfungsi sebagai stasiul1 penumpang untuk melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan proses embarkasi dan debarkasi. Untuk memberikan pelayanan yang memadahi kepada para pelaku di dalamnya, TPKL dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas penunjang.
Tugas AkIIir/ ReJokasi 'TPKL'Soekamo Hatl:a/ Rkfwan Duce/ Bab 11/ Hal.17
2. Kedudukan, Fungsi dan Peranan TPKL a. Kedudukan Kedudukan TPKL adalah sebagai pintu gerbang daerah, juga sebagai suatu
fasilitas
publik yang
berfungsi sebagai
wadah
perpindahan
penumpang dan barang. b. Fungsi Fungsi TPKL adalah : • Sebagai. wadah
layanan,
yang
memberikan
pelayanan
kepada
penumpang dalam melakukan perjalanannya. • Sebagai titik pertemuan dan perpindahan dari moda angkutan laut ke moda angkutandarat, dan sebaliknya. c. Peranan Peranannya adalah untuk meningkatkan kelancaran perpindahan penumpang dan barang dari satu tempat tertentu ke tempat tujuan lainnya. 3. Unsur-unsur Kegiatan pada TPKL Unsur-unsur
kegiatan
merupakan
unsur
yang
membentuk
terjadinya suatu aktifitas oleh pelaku kegiatan. Unsur-unsur kegiatan secara garis besar dibagi ke dalam 2 (dua) unsur utama, yaitu : a. Unsur yang dilayani •
~enumpang;
yaitu penumpang embarkasi, penumpang debarkasi dan
. penumpang transit. • Pengantar I Penjemput • Pihak lain pengguna jasa TPKL b. Unsur yang melayani Unsur
yang
melayani
ada/ah
pihak-pihak
yang
melakukan
pelayanan terhadap pil1ak yang membutuhkan pelayanan. Unsur tersebut dibedakan atas:
1) Unsur Penge/o/a, terdiri dan: • Pengusaha
Pelabuhan,
adalah
pihak yang
bertanggung jawab
terhadap kelancaran operasional pelabuhan laut.
Dalam hal ini
Tugas Akhir/ ReJokosi 7PKL' Soekamo Hattaj RkJwan Duce/ BaIJ ill Hal.iS
Perumpel yang bertanggung jawab pada Adpel lalu Dirjen Pelabuhan Laut. • Pemerintahan, adalah pihak yang bertanggung jawab terahadap keamanan dan keselamatan penumpang serta hal-hal yang bersifat politis. 2) Unsur Penyewa
Pihak yang menyewa tempat di dalam terminal ataupun pelabuhan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan terhadap pemakai jasa pelabuhan dan jasa angkutan. Unsur penyewa terdiri dar; : • Perusahaan
Pelayaran,
yang
bertugas
memberikan
pelayanan
- langsung terhadap penumpang dan barang (baggage). • Pengusaha Komersil, ialah pihak yang biasanya menyediakan barang barang kebutuhan untuk para pemakai jasa TPKL.
E. PELABUHAN
MAKASSAR
1. Peran dan Fungsi Pelabuhan Makassar Dalam konteks sistem
perwilayahan
Pelabuhan Makassar ditetapkan sebagai
pembangunan
nasional,
pelabuhan pintu gerbang
(gateway port). Sebagai pelabuhan pintu gerbang untuk Bagian Timur Kawasan Indonesia (BTKI) pelabuhan Makassar sangat penting, yaitu secara fungsional
m~mpunyai
peran yang
mendorong perkembangan
pelabuhan-pelabuhan re/atif kedl yang berada disekitarnya dan secara operasional meningkatkan kinerja dibidang kepelabuhanan agar lebih efektif dan efisien. Pelabuhan Makassar terletak di pesisir barat kota Ujung Pandang, ibukota Sulawesi Selatan.
Pelabuhan Makassar berada di tengah
bentangan Nusantara yakni pada posisi 05°. 08'. 08" S dan 119°. 24'.02" E. Lokasi ini sangat strategis ditinjau dari jalur pelayaran dalam negeri karena menghubungkan Sagian Sarat Kawasan Indonesia (SSKI) dan Bagian Timur Kawasan Indonesia (STKI). Oi masa yang akan datang Pelabuhan Makassar mempunyai kedudukan yang sangat prospektif pada
Tugas Akhirl ReJokasi '7PKL'Soekamo Hattal Rjdwan Oucej Bab HI Hal. 19
jalur pelayaran luar negeri karena terletak di ujung selatan selat Makassar yang merupakan jalur alternatif pelayaran internasional malalui selat Malaka. Pada saat ini pelabuhan Makassar merupakan pelabuhan Samudra yang melayani kegiatan pelayaran Dalam Negeri dan pelayaran Luar Negeri. Khusus untuk pelayaran luar negeri, terutama didominasi oleh kapal-kapal yang rnengangkut barang curah kering dan bag cargo. 2. Pertumbuhan Transportasi Laut MeJalui Pelabuhan Makassar a. Arus Kunjungan Kapal Kunjungan kapal luar negeri mengalami pertumbuhan 4,30%, dari pertumbuhan tersebut mengalami peningkatan 25,40%. Di lain 'pihak kunjungan kapal dalam negeri mengalami penurunan, namun total GRT (Gross Register Tons) mangalami peningkatan sekitar 4,20%. Hal ini menunjukkan terjadinya pergeseran bobot kapal yang lebih besar untuk kapal-kapal yang mengunjungi pelabuhan Makassar.
NO
1
URAIAN
SAT.
1991
1992
1993
1994
1995
Menurut Pelayaran a. Luar Negeri
b. Dalam Negeri
Total
2
Dermaga Umum
Call
328
280
330
372
388
Grt
1,230,523
1,004,663
1,919,998
2,353,805
3,043,821
Call
4,757
4,911
4,609
4,171
4,254
Grt
6,832,399
7,151,011
7,471,748
7,471,748
8,499,361
Call
5,085
5,191
4,543
4,543
4,642
Grt
8,063,022
8,155,674
9,825,553
9,825,553
11,543,182
Call
5,085
5,191
4,543
4,543
4,642
Grt
1,726,368
1.294,528
1,451,286
1,451,286
1,578,116
Sumber .' PT (Persero) r'e/sbuhan Indoncsia IV
Tabelll.1 : Arus Kunjungan Kapal Pelabuhan Makassar (1991 - 1995)
b. Arus Barang Secara total arus barang perdagangan luar negeri yang melalui pelabuhan
Makassar dalam kurun
lima tahun
terakhir
mengalami
peningkatan rata-rata 7,80% pertahun. Sementara itu untuk barang perdagangan dalam negeri mempunyai tingkat pertumbuhan yang relatif
Tugas Ald1ir/ ReJokasi 7PKL ' Soekamo Hattal Rkiwan Duce/ Bab III Hal20
tinggi, yakni 10,50% pertahun. Demikian juga total arus barang melalui dermaga umum mengalami peningkatan rata-rata 10% pertahun.
NO
URAIAN
1
SAT.
1991
1992
1993
1994
1995
T-M3
637,728
668,361
792,237
851,471
862,364
Menurut Perdagangan a. Luar Negeri
2
b. Dalam Negeri
T-M3
30,964,399
3,230,229
3,287,125
3,281,889
3,968,941
Total
T-M3
3,734,167
3,898,590
4,079,362
4,133,360
4,831,305
Dermaga Umum
T-M3
2,554,013
2,769,586
2,819,680
2,945,676
3,706,954
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV
Tabel 11.2 : Arus Barang Pelabuhan Makassar (1991 - 1995)
c. Arus Peti Kemas Pertumbuhan arus peti kemas yang melalui Pelabuhan Makassar menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi, yakni dari 15.140 Teu's pada tahun 1991 menjadi 90.014 Teu's pada tahun 1995, atau mengalami pertumbuhan sebesar 56% pertahun. Sekalipun demikian porsi peti kemas ekspor-impor relatif masih rendah, yakni sekitar 5% dari total arus peti kemas. NO
URAIAN
SAT.
1991
1992
1993
1994
1995
1
Luar Negeri
Teu's
114
199
365
1,311
4,419
2
Dalam Negeri
Teu's
15,026
24,686
46,987
68,173
85,595
) 5,140
. 24,885
... 47,352
69,484
90,014
Total
Sumber : PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV
Tabelll.3 : Arus Barang Pelabuhan Makassar (1991 - 1995)
d. Arus Penumpang Sejak pengoperasian kapal penumpang PELNI yang menyinggahi pelabul1an Makassar dengan rata-rata kunjungan 40 kali sebulan, arus penumpang di Pelabuhan Makassar dalarn kurun enam tahun terakhir menunjukkan peningkatan rata-rata 5% pertahun. Selain itu jumlah penumpang kapal turis yang menyinggahi pelabuhan Makassar juga
Tugas Akhirl Relokasi 'TPKL'Soekamo HattiJl Ridwan Duce/ Bab III Hal.21
mengalami peningkatan, walaupun porsinya relatif sangat keeil (± 1%) dibandingkan penumpang non turis. URAIAH
SAT.
1991
1992
1994
1993
1995
1996
KAPAL a. Kap. Tourist
Call
11
9
14
17
14
6
Grt
93,802
91,429
125,439
175,644
151,673
114,963
Call
434
402
428
436
452
459
Grt
4,725,624
4,212,360
5,015,980
5,090,505
5,491,861
5,639,831
Call
5,109
5,122
4,211
4,457
4,527
4,634
b. Kap. N. Tourist 1. Kapal Pelni 2. Kapal N.Pelni
Grt
4,543
5,146,413
3,117,865
6,010,690
7,477,764
7,695,977
Jumlah (b)
Call
5,543
5,524
4,639
4,893
4,979
5,112
Grt
9,695,588
9,358,773
8,133,845
11,101,195
12,969,625
13,207,132
Jumlah 1(a + b)
Call
5,554
5,533
4,653
4,910
4,993
5,666
Grt
9,789,390
9,450,202
8,259,284
11,276,839
13,121,298
13,322,095
1. Naik
Org
2,115
2,904
3,382
4,589
4,366
2,543
2. Turun
Org
2,115
2,904
3,382
4,589
4,366
2,543
Jumlah (a)
Org
4,230
5,808
6,764
9,176
8,732
5,086
PENUMPANG a. Tourist
I ,f·· i
b. Bukan Tcurist 1. Naik
Org
344,629
346,445
413,286
405,975
470,968
425,943
2. Turun
Org
355,718
386,107
386,627
393,819
380,798
368,621
Jumlah (b)
Org
700,347
732,552
799,913
799,794
851,766
794,564
Jumlah (a + b)
Org
704,577
738,360
806,677
808,496
860,498
799,650
Sumber: PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia IV
label 11.4 : Arus Kapal dan Penumpang Pelabuhan Makassar (1991-1996)
3. Kondisi Operasional Pelabuhan Makassar a. Daerah Lingkungan Kerja dan Kepentingan Pelabuhan Pelabuhan Makassar didukung oleh tersedianya lahan daratan dan perairan yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Sulewesi Selatan, No : 27/KPPSNIII/BKPMD/93, yang menetapkan bahwa : •
Luas wilayah perairan Pelabuhan Makassar sebesar 1.467,20 Ha.
•
Luas daerah kerja Pelabuhan Makassar sebesar 50,78 Ha.
i
Tugas Akl7ir/ Relokasi 'TPKL ' Soekamo Hatta/ Rkfwan Ducej Bab l1/ Hal.22
b. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan
Pelabuhan Makassar mengelola dua dermagalpangkalan, yakni Dermaga Soekarno dan Dermaga Hatta. Dermaga Soekarno untuk terminal serba guna, general cargo, curah dan terminal penumpang. Sedangkan Dermaga Hatta untuk terminal peti kemas dan terrninal serba guna. Untuk pelayanan kapal-kapal lokal dan rakyat melalui kawasan Paotere. Disamping
menyediakan
kelengkapan
fasilitas
pelabuhan,
pelabuhan Makassar memiliki peralatan pelayanan kapal dan peralatan bongkar muat terminal konvensional yang cukup memadahi serta terminal penumpang pelabuhan makassar yang tergolong dalarn kategori 'A'. Sedangkan peralatan bongkar muat terminal peti kemas masih dalam taraf persiapan dan pengembangan berupa penyediaan peralatan bongkar muat modern pada akhir tahun ini (1997). c. Kinerja Pelabuhan
Secara garis besar kinerja pelayanan pada Pelabuhan Makassar meliputi pelayanan barang dan tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan.
1) Kinerja Pe/ayanan Kapal Kinerja pelayanan kapal di pelabuhan Makassar dalam tiga tahun terakhir ditunjukkan pada tabel dibawah ini. URAIAN
NO
SAT.
1993
1994
1995 --
1
Kapal Samudra
26,88
9,35
12,35
Jam
79,51
61,30
66,29
Jam
106,39
71,05
79,04
a. Waiting Time
Jam
b. Berthing Time c. Turn Round Time
2
Kapal Samudra a. Waiting Time
Jam
7,38
10,49
9.57
b. Berthing Time
Jam
56.08
48,08
41,45
c. Turn Round
Jam
63,46
58,57
51,42
Time
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV
Tabelll.5: Kinerja Pelayanan Kapal di Pelabuhan Makassar (1993 - 1995)
Tugas Akl1ir/Relokasi 'TPKL' Soekamo Haltill Ridwan Ducej Bab III Hal.23
2) Produktifitas Bongkar Muat
Produktifitas bongkar muat barang dipelabuhan Makassar dalam tiga tahun terakhir disajikan pada tabel berikut ini. NO
URAIAN
SAT.
1
General Cargo
T/G/J
14
14,25
14,32
2
Bag Cargo
T/G/J
19
19,05
21,05
1993
1994
1995
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Tab~1
11.6 : Produktivittas Bongkar Muat Barang Menurut Kemasan di Pelabuhan Makassar (1993 -1995)
3) Kinerja Pemakaian Fasilitas
Tingkat pemakaian fasilitas di pelabuhan Makassar dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. NO
1
2
3
URAIAN
SATUAN
1993
1994
1995
Tambatan a. BOR
%
52,84
86,64
71,30
b. BTP
T/m2fThn
1.219
1.837
2.386
a.SOR
%
48,53
50,87
29,38
b.STP
T/m2fThn
39
49,15
53,12
35,83
39,39
23,52
74
74,51
78,70
Gudang
Lapangan
a.OSOR
%
b.OSTP
T/m2fThn
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV
Tabelll.7 : Kinerja Pemakaian Fasilitas Pelabuhan Makassar (1993 -1995)
4. Kondisi Teknis Pelabuhan Makassar a. Tanah Daratan, Jalan Akses, Perairan dan Kolam Pelabuhan Pelabuhan Makassar memiliki fasilitas daerah kerja seluas 50,78 Ha dengan jalan akses yang cukup memadahi yaitu JI. Satando dengan lebar ± 20 m. Memiliki daerah perairan seluas 1.467,20 Ha dan kolam pelabuhannya seluas 319,38 Ha dengan kedalaman minimum 9,7 m dan maximum 16,25 m (LWS) dengan kondisi dasar berupa lapisan pasir.
Tugas Akhir/ ReJokilsi TPKL ' Soekamo Hatta/ Ridwan Duce/ Bab II/ Hal24
b. Alur Pelayaran Panjang alur pelayaran adalah 2 mil dengan lebar ± 400 m dan kedalaman berkisar 16 m. Pintu masuk kolam pelabuhan Makassar sebanyak satu buah dengan lebar 200 m dan kedalaman dari 11 meter 12,8 meter (LWS). c. Gelombang, Pasang Surut dan Arus Tinggi maksimum gelombang rata-rata (Ho) adalah sebesar ± 1,3 meter, tinggi gelombang ini berdasarkan asumsi dari kecepatan angin 20 knots selama 1 jam, kemudian diikuti oleh angin dengan kecepatan 45 knots selama 30rnenit dan 20 knots selama 2 jam, sehil1gga total lama waktu angin bertiup adalah 3,5 jam. Pelabuhan Makassar terlindung dari gelombang oleh karang dan break water sehingga tinggi gelombang yang menjadi kriteria desain sebesar 1,1 rn. Pasang surut di pelabuhan ini adalah sebesar 1,80 m dengan tinggi muka air laut rata-rata (MSL) 0,90 m, LWS sebesar 0,00 m dan tinggi muka air terendah adalah 0,00 m. Karakteristik dari pasang surut di pelabuhan Makassar adalah semi diurnai/diurnal. Kecepatan arus kurang dari 1 knot (D,S m/dt) dengan perkiraan kecepatan maksimum pada saat pasang sebesar 0,6 m/dt. d. Angin dan Gempa Angln dengan kecepatan 20 knots (10 m/dt) bertiup selama 11 han sampai 36 hari pertahun dan kecepatan lebih dari 30 knots (15 m/dt) bertiup selama 4 hari pada tahun 1986. Sebagian besar angin dengan kecepatan yang tingg; bertiup pada musim hujan. Selama 6 tahun terakhir kecepatan angin yang bertiup adalah sebesar 38 knots (19 m/dt) pada bulan Juni 1986 selama 3 hari tanpa henti, sedangkan kecepatan angin maksirnurn yang pernah tercatat adalah 45 knots (23 m/dt) ke arah timur yang terjadi pada bulan November 1980. Sesuai dengan posisi Pelabuhan Makassar yang terletak pada 119°, 08', 08" S dan 119°, 24', 02" E, maka menurut peta gempa Indonesia pelabuhan Makassar terfetak pada zona IV.
'"~.'
Tugas Akhir/ Relokasi 7PKL'Soekamo Hatta/ Ridwan Ducej Bab ll/ Hal.2S
5. Pengembangan Pelabuhan Makassar
Melihat kebutuhan areal pengembangan pelabuhan Makassar secara keseluruhan yang mencapai 196 Ha sarnpai dengan tahun 2018 (termasuk penyediaan lahan untuk industrial zone) dan dengan adanya keterbatasan panjang tepi air yang dapat dimanfaatkan maka harus dicari lokasi pengembangan baru yang rnemadahi. Konsep rencana pengembangan pelabuhan Makassar mengacu pada Rencana Strategis Jangka Panjang Perusahaan (Corporate Plan) PT. Pelabuhan Indonesia IV, yang meliputi : • Pengembangan fasilitas dan peralatan pelabuhan Makassar dalam mendukung pelayanan jasa kepelabuhanan berupa pelayanan kapal, barang dan penumpang yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan, termasuk penyediaan fasilitas tambatan dan areal pendukung untuk mengantisipasi
perkembangan angkutan (Ro-Ro)
yang
semakin
meningkat dari 'tarlun ke tahul1. 4l
Meningkatkan peran dan fungsi pelabuhan Makassar sebagai pusat kegiatan ekonomi, yang menjamin kelancaran proses pengumpulan, distribusi barang dan transhipment untuk Bagian Timur Kawasan Indonesia, baik untuk muatan konvensional maupun muatan peti kemas.
• Pengembangan pelabuhan Makassar menjadi pelabuhan modern yang bertaraf internasional, yang mampu mengakomodasi terselenggaranya jasa
transportasi
laut
yang
optimal
melalui
penyediaan
dan
penggunaan teknologi tinggi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan. • Pengembangan
palayanan
penumpang
melalui
pengembangan
terminal penumpang secara terpadu yang sekaligus berfungsi sebagai trade centre (untuk tahun 2003 - 2008).
• Pengembangan dan peningkatan sistem informasi terpadu dalam lingkup pelayanan kepelabuhanan yang melibatkan peran serta pengelola pelabuhan dengan pengguna jasa pelabuhan.
Tugas Akhirj ReJokasi 'TPKL'Soekarno Hattal Ridwan Ducej Bah 01 Hal.26
•
Mendayagunakan lahan maupun aset yang kurang produktif agar dapat dioptimalkan dari segi ekonomis untuk menunjang kelancaran kegiatan pelayanan palabuhan.
•
Meningkatkan aksessibilitas perekonomian antara kawasan industri dengan pelabuhan, dengan menyediakan zona industri primer pada daerah lingkungan kerja pelabuhan I dukungan kawasan berikat.
~:}).~ ~
•. n
l~llolt&.fi~}'t(\I~\~t·;"':{l~lt~(ill;~-r.~;f-:!~t[:!.:i·i1.\!~f.t:~il. !I~
.~1,lltJM';I\t~'~~'"
.~.llt·.Ir~,il'
_.
_
, . .!
,.cr.ll'\&...~'il "''''~~''''~l~''''
;:tt1~yr~~~~;jtjf;i V~i~~J.J;\Ji!~i:~it~ri;~~~'H~it~~t.~t
'1\";-:, ; ".' '".
"li~!'l,i~r~~!Wr:~.tY'~i1.~~~h;r.~:.U':.,}.1~;1.~I\'I~I;;.j'~:' ,~~f 'fll.~~·~.t .~L·· .. ' . ~~ ',',~~;~'i":~\'I\\l,,'\ ~!.V-: ~
"l·;:.,~~.. .t.7; ~t~ ;":~!1l)f" ':ti':~tn~ .~~1l;~li!.~·~·~~i';';f,l-i .•''-re :.tttl~~ .,.-: '\~.,. .. .,,1~~ "::. : . '\ :~.'~~:'4 r.W:;!~\;~.tfill'\~l.p..h'.~.! ..Ir.~rt;!)i,~.'tjr· l.";t.~'·li~;· "'i~~' ~ '(~:I!.1'?:11~.;.:,j!t''t~ ,: !""I'\.•·:~·t.,:,nl'·'·"~\~.': J .',.":. ;;>:~~·;·'r.·'J-.·;'" '(i. \ \,.
".~";I ,.~.~~~~.!t •.. (,~:)I!'I'I'I~" ...;I~~ ·it. ~I,~c"". '..'.I"" '~""._ '... '. . ,\",.,. • ~'''''~.';"'~.""" "'jL:: .• .r
t.!'.:..,:J
... ":"
••
f
'(",
f:·I:i:':·ii~:~i~ .. ~. 8~1tl"t:;~~~¥I:t~~U1;tt.0.~~·I;!.{!Jm~!~~.~r~~)~i.I' ~,~ '. '\"y ;. i~":;~I'lh.WHf..:~t~I~~t~l~~f.r.~0j,t~IJ:~;.~?~;;.l!"~.:~; ~\..:. ~ ~.t'~.~;"'*,::~~':jN~.'~~; ;11!";'I\-': i'::h ',,:, 1i'!1 8l~ l!'rr~ ~~:W,.,,:, .:!L{~~·:lr '/-f. ~:~:~':-~~;l . r' "~" """ ·t·' -. ~ .... 'I· ,.....1'",.;"(, .r- ...... ", ""l\.,rl~.-.. ,;r-" _~ . . '.I." .• 'J; .'.\ '.' n1~:.'il~ . ,.;~~s:~~~ v.: ~;,l
;'!r~;\·~l,JI\~1it!,,·,,·~~~~~j·t~';~;~:!:;I~.~~/?/
:;;\} :. ,"
i-\-)
~I('~~,~I'"
i' j ~fJ.
·r'
'f /:."
H" lh'ljl'"~·;·:-~~·!\I
~~~~~\tJ.1~~~:,;i1t~I}H~I~~~r~&.:f~{~~:;t~t~~~:gJ~~;.~i1~~k. ."" I:·':;·j".:· :!~(y,,·M;."'· r·":,"".i;'.l.:..:,;~,,!;gl~~i!r~;. :, ;'.{; ". !~\\~.~~:.tl.~{, ~!,~~.r{(." .I~ ~'1;'~"~J;·.~·ti ,;~(A,.,yv;'(·.I1'~1h,. ·.f\ 1
'M
r.
'1,
.
\
t
.-),1' IiI
'f~~~',;l!'~1,:t-~~l·.~:, . ~:t ."-f.' .. ~,;j .. )" I"'!>~l~:;;:~·;~t~n.~'i~."nii~t.·it;..~rr~rii;~;~.'~b~~!·(r'i.!. ""'''{~TIPi\l~'''~~~1'~~''1 .....p.,.. .":.,f'" "Ior_:.', ·1' i~<\l!~.:\:;r~w~t: .~+W~f;I.:1~!;1\~!~~tti.Sci:~t~i~1 ii:.
. g.·.1 1~1~~t~i\i :;: \;:':~: :':':'" ~~~~;t£~.~l~~~.0~.1;~Nilif~N~·~·.j~iii',.':H\', ; 'f&" ,;f··t ./ .tM~ . : ; nit. ~~'.1' 1;,;.1.:-;., !'r:"'~~·il'W:~:~~:.;~r~!lf(~'f~'i~i~·~f~ ,f ~r:~;~ .... ~ I.,. If.... ..: f .t.~ ~ ~!tf. lr~ V·;···~·,~ . ' l,~!i, .:.J.... . " ' { . ~.J"."._ ~ . ".\J.\~ .' :~~~~ ..... ~;~~:ln,\~f~t;:t.;),/ :~. i·"~·.: <,,~. W
1': ".
,".
~
'''.
• .'
.
"'I"
I
I,'
'j(.,
'. lj ,..,.
Wljl'1';
'f"'l.,~,',"'\ "c .!'i.'iIJj·/''''·' \.. ".' ~>r I!o ,lifo ·"~'iI"i· j;'ft'~>';lI"""Q~i'';'':'i"'oj'
:.i>' i!F"::1~"~('l:'~Rr~~~ '1~~~\:l.tt1IU
(.
:~~j1'~~ ~~.;~. I.~~
."'Ii
'.
~ !y..." ..• ~"'I'" ;';. ,~
l•
,.~ •• ,....
•. "j. ;~.
.
!" ~f.,?tJ ~. I()I '.' I,U" '~ir
.:,:.;«
t.·I.'. ',., '. I:::: II,:!:,'; ; ,::,;::
""; . ,. ,..••.• ," ··r{;. '!. :... ~.~;. h::.:
i:t~ .«~
,(·fll
i\"""'",,~· :.-If'h'''c.\'''! ~1l'"I'r ..
~~ 'f~~'
',r.
~i~\:(~'!C;~"'; &.~\i~;::t;"
J
F(.1
:j>'"
.
;.'-.~
I
"1"" !...
F:hf:~i<;:::.~-:;{!h :.·~!.f.i.;¥I·i~I,\ ..,ll;:;lii
~.J~ ,. ~~.~/fi !f:·;..). ~.': I:\'r:it(,\l~~ '\l':i~",~ .• A i·~:~: ""'1"·1'",:, ,./ !\tl'~:. II!'t. :J . :1i~ "~h)'.!' ,.
t,,~,.1·ilfJ·'
(l~. ~(.:I.'
~llr/·I·o'. 1~' tf.'~~~·_U'fi
i.~,lr;t.IJ;;~~~\f:·1
~'l".~f'/\-;!~U~r.'-~\1{~!";~ f,,~ii \t~~,.\n "'h~ .:'• .,,' .... ~~ •• " " ~
~'W'>. !"~:"f~' ~.:
;~;f~!l(;.: .~.\ljjiJ.'i'~~ ,...i.,$i~!:l:LP. t~"l ~2.:
;.... ~.
It • • .
'1rJ:lt~Tr
,~ "I'~
'.
:l~
~ '1.~ ~,!i
.... Itl·:.·'''·(·'''' 11!"(·"'~~·'n~·::'k:·,,,rirl\I"I'·lt'h~
.. ;.~,
t ~;"".~.'<'" ~ii )'f~~~:l :~l:~t~.r.. ~+:;-t~·ft:.\~~~~ .. ~:~· ;'~-'I~,.\l~: 'I,':~ .. i !:-.'.',.:-: :';' ~t~;i~~,:;_~.I~~.~;; ·f\;t;:~;:~r'I,;I/'':Wf:~:I:!:i '';:.'::: \:.~·r·,:'.;~ .~~~::-;!~Tr~:(\f'ft;il~::';'!~;~:'··:f:j!:; '\':i;;'~!:":' j''::'\:''I~~::''~ .'r·· ~~,,~t7,;~~~~'t ";l~l':"~} :·;:'~.{:'~··~~;·L!·I'·.1~t)t:"';iti "'!'" ' " ' ' .. \ •• , . " .'. ","" '1"I'e! ''':.1' i' ., . , .. :.,.; ,.'; .;, ·r1o;;h~:·)jfi{j~,; r··' !;'~.l' It!':i;,;;fj' tf:\~\~;~"t 'I·.'·~.' "~l"'l
:.··f,:.~(· ~ ... ~.
:".',::.',:! :,·· .. ··i
~"', "',' '.. :~
'. li'/ . .'~" ',~,'(, ~~ I·I:,~.: .:~,.....;. "·do
III
',' i "'a~
·11... ·\'
'~"" ,~!'i'
1:\i;,'r!:"lI'c:"
.....;:. ····;;·:i·· ··.·.i l ......:,:·· •• ,·
u~
...'.i:
~;.,.·~~ ~";ltt' .;.,;;~.,~~
.~. -1I~"IL:f~/!t(~~~;;Jt,:1;"~1
rt··~1:ft;;frt~;lrl~'.,~:r~~\.f.')·~f tli.,..~·. . ·,~,·,~:.r; ~:'r' f~··::'11
,.'JI'
'·~
f'"
t.iJ
.,,;
(I"
~
tf~
:1'"."
J:,/.r;lr" ",I:.,' :.,:~ '.,:
II
0"
•
I
••••
':
~ ,~.:Y.I,·\it.t:!,~~:.1·t If; .:~ '. ~r'., ..!, ,".,. :.'.t: :1';'I'I:"I:J~~I" ;·••.f. \':\~. r.... tf!.• 'r. ...,"""....;.'.. ; .;.~·.~-I.':rl;~a,i·~·',~III~,···,;:·i~ ...·;;,·;:· '~~1;"," 1i;.1.;!~, 'd~:) »; ·,·,,"i'(':1;:-.":::·; Ii" !:'. J' t
~ ~.;~~ .~.
':
I:;: \.:-j .. :t.:).·~l
r),:f; ',.".J.:"!' .
.:::l~ ~:I\ ':: r,; ).;~ ·r:~!;·?;;'I~:t.'·6:.:.'~r~:1f. f -~'" ,' .. " ,I'I f ' • • ' . ,:;.'.t ,i. ·,·«t· ." .:q..11'1 (I:. ' '.-'";..' ~-." .. r,:I! \·~,··.!,i '~.'.~
r :.."',:;..;,. . . .. ..': t~~+ .E"" {(t". ~"I::~~\~,:n~II?~'it·~(t.·f\:(~rr:
,~,.".1.' ~"'''.l,~ I' .,. ·,1 . \ \'<,':;:!.r...~lf1!lli.". .... ~~ j '''hl% f ••• · t,· " 1., , ~i:.~.p;·.';:',,'i:'....~~~h ~!iv~.~;!' ,.i:i".fl.t~ ~;tt .. ,I).:' . ; 1!.;·,t':·I,·IJ···:IJ~:·!:I·"~·:~1~'r~~··-'·"I"\o~:.L»..ow.;;::.~T, :'.~! 0" 1I ··"·,1:,·(········.·.· ''··Io'j)'·t. . .~ 1·.. .,'r..,.. " , .....·~·v )o"l~' ,.'j:',:.J ~~. ';J,f " 11/. .,' "'''iH''''lf'Pr·;·j·r ..., .. ····,\·..:, .. ,·J~1,rJI!?IJ,~)\j~ "F~"~" ,~:.;~.. ~:.~ ...f:\·:.r\;·:·tl,:·,.:· :r':'-.:_::••:., ;~I.;'tllf\·'ltl'·~~-:"dll •.\.,... .'. ':1:,'.,1 i'c;'.' I.'
".' ,~,\ .
:, .,'t' ... <' ;?I"'J~'~;'('~;;I .,....'. :If l:r~}
i
t'·
.l"~i· .. !:,!::~.(~ ... ;·t~~.~; ..;:.:,
,~.;,'fllq·.tr\;·ir;".,,·:-.:.,y ,r:;.,.·,J·
~;~'!.-:;.w:I~·;·.lf.,·..
:·,,1'; ,liL.':·\·l/ ';,;':".£:' " .'. < ..\.", t'l ['. ....., . ~~.~:,,·,~.~,i!,~:~;:.~.:ji";~':'!~l~<'~:-:·; ·~:i.~;t;~~J.tl·~·· ..f:··~:,~:i~·': ""l.'.'~ .• ,.... ' . ,.• ,_. ..};,.~ )11'.. • r " .. 4 ..
... {II.?\:;···d '!'l ~,.. 011""""' "'.: .:ir\JlfJ j it.,I\.r;l.··.:.~~,.·. "'" '"
..
.
~:t. l·.' ',~,.r·l;~ ""';ld[.J/~f~lrr.; . .~:."i_ . . ·. ··.r.3:Jll.·,
··..... h~~j)':·~:·
i::,:.'\\:',·:r7!1"i~'i~~:~f;j~·1
;~. :~~;: )\i}!.:~~. ,~~~~:; ~.'\: "::~:;fifir~~h\~H;'Y~!1"ff; ~ '''i~",}:t~t1'~1:~·M: i~~!jt1.1'~"'" "";' :':'" ~~;I""'::,c~~':"T~':\. ftli' 1,.t4'IV""'" . .:~~~~:7' ~ :?-.: :~; ,.,':'..".'"'. ;.,:/, '":~'" ,;;.j
..,1.
'i: ," f,". ,: . t ." ~~r.~t,!,
Fe hff 'Jf'i !('.{I'.'/.,:",:\::;.,\r·c,:;':J !;' ?';:'.(~~,}f.~1~~.~\f~~h~~C~;:I;lJr1lit.A~ . . . . '"t~i,,~." .~-/,t' t'3.t ~~"~ft;"I' ;,·~-,·~t~"\:·~J+.I('~lI·.• ': ~~ ~,l., ".!··r·,:·"·"::- .:\.' t:-.• ".~ ,
an Pelabuhan Makassar Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV