INTERPRETASI RADIOGRAFI JANTUNG ANAK BABI (Sus scrofa) PADA MANUVER REKRUTMEN CEDERA PARU AKUT PEDIATRI
ARMEDI AZNI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Interpretasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus scrofa) pada Manuver Rekrutmen Cedera Paru Akut Pediatri adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Armedi Azni B04100114
ABSTRAK ARMEDI AZNI. Interpretasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus scrofa) pada Manuver Rekrutmen Cedera Paru Akut Pediatri. Dibimbing oleh HARRY SOEHARTONO dan RIKI SISWANDI. Penelitian ini bertujuan melakukan interpretasi radiografi jantung (vertebrae heart score (VHS) dan cardiothoracic ratio (CTR) ) anak babi sebagai model cedera paru akut (CPA) pediatri. Penelitian ini menggunakan 10 ekor anak babi. Paru anak babi dikumbah dengan salin hangat untuk membuat kondisi CPA. Setelah terjadinya kolaps paru, kedua kelompok menerima manuver rekrutmen. Kelompok pertama (RmB) diberikan pembebatan pada rongga toraks sementara kelompok kedua (Rm) tidak diberikan pembebatan. Pembebatan dinding dada dilakukan untuk meniru kegagalan otot pernapasan pada bayi. Hasil penelitian menunjukkan pada arah pandang right lateral, nilai sudut jantung berkisar antara 28.28-34.83o dan nilai VHS kelompok RmB lebih besar dibandingkan kelompok Rm. Hal ini terjadi karena pembebatan dinding dada menyebabkan peningkatan tekanan intratoraks. Pada arah pandang dorsoventral, nilai CTR kedua kelompok dalam rentang normal. Kelompok RmB sebagai model gangguan otot dada menunjukkan gangguan pada jantung kanan yang terlihat dengan peningkatan nilai short axis. Kelompok Rm tidak mengalami gangguan jantung kanan. Tekanan intratoraks menyebabkan distensi ventrikel kanan pada manuver rekrutmen. Kata kunci: induksi CPA, manuver rekrutmen paru, radiografi toraks
ABSTRACT ARMEDI AZNI. Interpretation of Piglet Cardiovascular Radiography on Recruitment Maneuver in Pediatric Acute Lung Injury. Supervised by HARRY SOEHARTONO and RIKI SISWANDI. This study was conducted to evaluate cardiovascular radiography (vertebrae heart score (VHS) and cardiothoracic ratio (CTR)) during recruitment maneuver after induced acute lung injury (ALI) in piglet as animal model. As many as ten piglets used on this study. Condition of ALI were induced by lavaging prewarmed saline into lung parenchymal. Recruitment maneuver performed into two groups. The first group (RmB) was bandaged on their chest during recruitment maneuver while the second group (Rm) was not. Chest bandaging is simulated abnormalities of diaphragm muscle in baby. Samples were taken before and after recruitment maneuver. On right lateral view showed that, angle of heart value were ranged between 28.28-34.83o and VHS value increase in RmB greater than Rm. This is happened because chest bandaging provided additional intrathoracic pressure. On Dorsoventral view, CTR value between groups still in the normal range. RmB as a model pediatric musculoskeletal disorders showed significant disturbance in right heart has showed increase short axis value. Rm showed no significant abnormalities. Intrathoracic pressure agreeged heart contractility by enlarging right heart chamber during recruitment maneuver. Keywords: induced ALI, lung recruitment maneuver, Thoracic radiography
INTERPRETASI RADIOGRAFI JANTUNG ANAK BABI (Sus scrofa) PADA MANUVER REKRUTMEN CEDERA PARU AKUT PEDIATRI
ARMEDI AZNI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Interpretasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus Scrofa) pada Manuver Rekrutmen Cedera Paru Akut Pediatri Nama : Armedi Azni NIM : B04100114
Disetujui oleh
Drh R Harry Soehartono, MAppSc PhD Pembimbing I
Drh Riki Siswandi, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Drh Agus Setiyono, MS PhD APVet Wakil Dekan
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi dengan judul “Interpretasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus scrofa) selama Manuver Rekrutmen pada Model Cedera Paru Akut Pediatri” berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Februari 2013. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran Hewan , Institut Pertanian Bogor. Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan baik materil maupun moril, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Drh R Harry Soehartono, MAppSc PhD selaku dosen pembimbing I dan Drh Riki Siswandi, MSi selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, arahan, dan nasihat dalam penyusunan skripsi ini; 2. Papa (Azwir), Mama (Afriani), dan ketiga adik tercinta (Anley, Ari dan Amor) atas segala dukungan, doa, dan perhatian yang diberikan kepada penulis; 3. Dr Drh Heru Setijanto PAVet(K) selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, arahan, dan nasihatnya; 4. Dr Ririe Fachrina Malisie, MSpA (K) selaku peneliti yang telah membantu selama penelitian berlangsung; 5. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian (Rian, Mas Hanif, Nunu, Hafi, Riena dan Shine) atas bantuan dan kerjasamanya; 6. Riko, Ardian, Ratna, Chadefi, Sari, Siska, Egi, Devi, Sari serta Kemala 47 lainnya atas dukungan dan doanya; 7. Terima kasih kepada Tim PDD Farewell 47 (Abid, Adis, Andra, Yanuar, Frio, Fajar, Intan, Tatum, Tita, Papaw, dan Mira) atas kerja samanya; 8. Gama, Tri, Kukuh, Novan, Risti, Mamad, serta teman-teman FKH 47 lainnya atas kebersamaanya selama ini; 9. Harini Pristiwa atas perhatian, semangat, dan dukungannya. Semoga dukungan dan kebaikan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Oktober 2014
Armedi Azni
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
Cedera Paru Akut
2
Ventilasi Mekanik pada CPA
2
Konsep Manuver Rekrutmen
2
Anak Babi sebagai Hewan model
3
Interpretasi Regio Toraks
3
METODE
4
Tempat dan Waktu Penelitian
4
Alat dan Bahan
4
Hewan Coba
5
Tahapan Persiapan
5
Pengambilan Radiograf
6
Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Nilai R dan L
7
Nilai RH dan LH
7
Nilai LAT
8
Nilai CTR
9
Nilai A
9
Nilai LC
10
Nilai HH
11
Nilai HC
11
Perbandingan Nilai HH dan HC
12
Sudut Jantung
13
Nilai Long Axis
14
Nilai Short Axis
14
Nilai Vertebrae Heart Score
15
SIMPULAN DAN SARAN
17
Simpulan
17
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
17
RIWAYAT HIDUP
19
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Rataan Nilai R dan L Rataan Nilai RH dan LH Rataan Nilai LAT Rataan Nilai CTR Rataan Nilai A Rataan Nilai LC Rataan Nilai Height of Heart (HH) Rataan Nilai Height of Chest (HC) Rataan Nilai HH:HC Rataan Nilai Sudut Jantung Rataan Nilai Long Axis Rataan Nilai short axis (SA) Rataan Nilai VHS
7 8 8 9 9 10 11 11 12 13 14 14 15
DAFTAR GAMBAR 1 Ventilator AVEA® bicore 2 Pengukuran jantung. (A) Pengukuran VHS, (B) Perbandingan HH:HC, (C) Pengukuran sudut jantung, dan (D) Pengukuran di DV. 3 Mesin sinar X 4 Anak babi 5 Alur penelitian 6 Pengukuran Nilai R dan L 7 Pengukuran Nilai RH dan LH 8 Pengukuran Nilai A 9 Pengukuran Nilai LC 10 Pengukuran Nilai HH 11 Pengukuran Nilai HC 12 Pengukuran Nilai HH:HC 13 pengukuran Nilai sudut jantung 14 Pengukuran Nilai LA 15 Pengukuran Nilai SA 16 Pengukuran Nilai VHS
2 4 5 6 6 7 8 10 10 11 12 13 13 14 15 16
PENDAHULUAN Latar Belakang Cedera paru akut (CPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak yang dapat menyebabkan kematian. Tingkat kejadian CPA adalah 2-8 kasus per 100000 penduduk per tahun (American Thoracic Society 1998). Sebagian besar penderita meninggal disebabkan kegagalan multiorgan dan bukan akibat gagal pernapasan. Salah satu organ yang terganggu adalah jantung karena hipoksia. Hipoksia adalah keadaan patologis di dalam tubuh atau bagian dari tubuh (jaringan atau sel) yang disebabkan kurangnya asupan oksigen (Wanandi et al. 2009). Pertolongan pada kasus CPA biasanya menggunakan ventilasi mekanik yang merupakan komponen penting dalam upaya pemenuhan pasokan oksigen ke berbagai organ agar dapat menurunkan mortalitas CPA. Penggunaan ventilasi mekanik yang tidak tepat dapat memperburuk cedera alveoli paru yang sudah terjadi secara iatrogenik. Hal ini dapat diatasi dengan manuver rekrutmen yang mencegah kolaps alveoli dengan konsep meningkatkan tekanan transpulmoner (Amato et al. 1995). Model hewan pada penelitian ini adalah anak babi. Anak babi merupakan mamalia dengan struktur anatomi dan fisiologis yang mirip dengan anak manusia. Anak babi lebih memperlihatkan kecenderungan untuk mengalami CPA karena secara fisiologi, anatomi, dan mekanik respirasinya mirip dengan anak-anak. Anak babi yang dijadikan model CPA diberikan manuver rekrutmen untuk memperbaiki ventilasi paru dan bebat dinding dada. Pembebatan dinding dada bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan rongga dada terhadap fungsi respirasi dan fungsi jantung. Salah satu metode diagnosa yang dapat digunakan dalam perubahan regio toraks adalah analisis radiografi. Proses radiografi dilakukan pada daerah toraks dengan dua arah pandang yaitu dorsoventral (DV) dan right lateral (RL). Perbedaan gambaran radiografi dan ukuran jantung dari interpretasi radiografi digunakan untuk mengetahui kondisi jantung.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan melakukan interpretasi radiografi jantung (vertebrae heart score (VHS) dan cardiothoracic ratio (CTR)) anak babi sebagai model cedera paru akut (CPA) pediatri.
Manfaat Penelitian Informasi yang diperoleh akan berguna untuk menentukan tatalaksana pengobatan CPA pada bayi manusia dengan disertai kegagalan otot-otot pernafasan.
2
TINJAUAN PUSTAKA Cedera Paru Akut Cedera paru akut adalah suatu sindrom berupa peradangan dan peningkatan permeabilitas yang ditandai dengan abnormalitas klinis, radiologi, dan fisiologis serta tidak diikuti hipertensi atrium kiri dan kapiler pulmoner. Kejadian CPA dapat berupa hipoksia (PaO2:FIO2 kurang dari 300 mmHg), infiltrasi cairan bilateral yang terlihat secara radiografi toraks, dan perubahan tekanan kapiler kurang dari 18 mm atau tidak adanya gejala klinis akibat peningkatan tekanan atrium kiri (Susanto dan Sari 2012).
Ventilasi Mekanik pada CPA Ventilasi mekanik adalah teknik yang berlawanan dengan fisiologi ventilasi, yaitu dengan menghasilkan tekanan positif sebagai pengganti tekanan negatif untuk mengembangkan paru-paru (Gambar 1). Ventilasi preset pressure bertujuan untuk mengembangkan paru-paru hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Sebaliknya, ventilasi volume-cycled yang dapat mengembangkan paru-paru sampai volume awal yang ditentukan serta menyalurkan volume alveolar yang konstan meskipun terjadi perubahan paru-paru, sehingga ventilasi volume-cycled dijadikan sebagai metode standar pada ventilasi mekanik tekanan positif (Lanken 2007).
Gambar 1 Ventilator AVEA® bicore
Konsep Manuver Rekrutmen Manuver rekrutmen merupakan strategi meningkatkan tekanan transpulmonar dengan tujuan membuka kembali unit-unit alveolar yang tidak diaerasi atau dengan aerasi buruk. Manuver rekrutmen dilakukan dengan
3 mempertahankan tekanan akhir ekspirasi positif yang tinggi. Strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan ventilator ICU konvensional atau perangkat osilasi frekuensi tinggi dalam posisi telentang atau tengkurap (Guerin et al. 2011). Ventilasi mekanik digunakan sebagai penunjang oksigenasi pada pasien dan dapat meminimalisasi kerusakan paru yang lebih lanjut.
Anak Babi sebagai Hewan model Anatomi paru babi sama dengan manusia yang menjadi pembeda adalah pada lobus asesorisnya. Babi mempunyai lobus asesorius sedangkan manusia tidak. Sistem kardiovaskular babi juga mirip dengan manusia dalam hal morfologi dan fungsi fisiologi.
Interpretasi Regio Toraks Radiografi toraks bertujuan memeriksa trakea, paru-paru, jantung, esofagus, diafragma, costae, dan rongga toraks. Radiografi toraks dilakukan pada saat inhalasi maksimum untuk meningkatkan kontras struktur antara struktur radiolusen dan radioopak yang juga memperluas ruang toraks dan mengembangkan lapangan paruparu. Pemeriksaan radiografi toraks menggunakan dua posisi yaitu secara lateral dan DV atau ventrodorsal (VD). Posisi lateral sangat penting digunakan untuk melihat secara langsung tampilan perubahan pada jantung dan vaskularisasi darah (Carlisle dan Thrall 2005). Parameter pengukuran VHS terdiri dari SA dan LA sedangkan pengukuran CTR terdiri dari parameter nilai R, L, RH, LH, LAT, dan CTR. Long axis merupakan pengukuran dari karina sampai ke puncak jantung. Short axis merupakan pengukuran luas bagian jantung pada sumbu tegak lurus terhadap sumbu panjang (LA). Nilai VHS adalah penjumlahan nilai LA dan SA. Nilai R merupakan jarak antara dinding bebas ventrikel kanan jantung dengan dinding kanan toraks. Nilai L merupakan jarak antara dinding bebas ventrikel kiri jantung dengan dinding kiri toraks. Nilai RH merupakan jarak antara sumbu tengah jantung dengan lebar jantung di ventrikel kanan. Nilai LH merupakan jarak antara sumbu tengah jantung dengan lebar jantung di ventrikel kiri. Nilai LAT adalah jarak antara dinding toraks kanan dan kiri. Nilai CTR adalah perbandingan lebar jantung (RH+LH) dengan lebar rongga toraks (LAT). Nilai A merupakan jarak dari lebar aorta sebelah kiri ke sumbu tengah jantung. Nilai LC merupakan jarak dari sumbu tengah jantung bagian kranial dengan dinding kiri toraks. Nilai hight of heart (HH) merupakan tinggi jantung dari basis ke dasar rongga toraks. Nilai hight of chest (HC) adalah tinggi rongga toraks yang diukur dari dasar rongga toraks ke aorta descenden yang mendekati dinding rongga toraks bagian atas. Sudut jantung dibentuk oleh sumbu LA dan dasar rongga toraks (Toombs dan Wildmer 1994). Teknik pengukuran terlihat pada Gambar 2.
4
Gambar 2 Pengukuran jantung. (A) Pengukuran VHS, (B) Perbandingan HH:HC, (C) Pengukuran sudut jantung, dan (D) Pengukuran di DV.
METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium bedah eksperimental dan laboratorium radiologi Divisi Bedah dan Radiologi Departemen Klinik, Patologi dan Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan hewan dilakukan di kandang Unit Pemeliharaan Hewan Laboratorium (UPHL) Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dari dari bulan Januari–Februari 2013. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah mesin sinar X pada Gambar 3 (Diagnostic X-Ray Unit VR-1020, MA Medical Corporation, Nakanodai-Japan), kaset dengan intensifying screen, film ronsen ukuran 24x30 (Kodak Medical X-Ray Film), apron, alat bedah minor, laryngoscope, endo tracheal tube (ETT), infus set, pompa isap, IV-cath (kateter kupu-kupu), benang jahit Catgut (Catgut Chrome®, Bbraun), jarum bulat-tumpul, triway, mesin ventilator AVEA® bicore (Carefusion, Yorba LindaAmerika), bebat yang tersambung dengan spigmomanometer Bahan yang digunakan adalah Kodak GBX Developer-Analog (Carestream Health Inc), Kodak GBX Fixer RPLR 1369 (Carestream Health Inc), Atropin Sulfat (Aludonna®, PT. Armoxindo Farma), Ketamin (Ketamil®, Troy Laboratories), Xylazine (Ilium Xylazil®, Troy Laboratories), Propofol (Lipuro®, B BRAUN Medical Inc.), Midazolam (Hipnoz®, PT Pharoz), Fentanyl (Fentanyl Injection®,
5 Johnson&Johnson), Vecuronium Bromida (Ecron®, PT. Pharoz), dan larutan infus NaCl 0.9% (PT. Widatra Bhakti)
Gambar 3 Mesin sinar X
Hewan Coba Model hewan (Gambar 4) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor anak babi (Sus scrofa) berumur 1–3 bulan dengan bobot badan (BB) 5–10 kg. Penelitian ini mendapatkan persetujuan atas perlakuan etik dari komite Etik Penggunaan Hewan IPB dengan nomor 03-2013 IPB. Selama adaptasi anak babi diberikan oxfendazol sebagai antihelmentik dan suplemen zat besi. Kemudian hewan coba dibagi dalam dua kelompok perlakuan yang sama banyak. Kelompok pertama diberikan pembebatan pada dinding dada (RmB). Kelompok kedua tidak dilakukan pembebatan pada dinding dada (Rm). Kedua kelompok hewan akan menjalani perlakuan dasar yaitu: anestesi, pemasangan ETT, kumbah paru (lung lavage), pemberian ventilasi mekanik, dan rekrutmen paru.
Tahapan Persiapan Anestesi diawali dengan pemberian premedikasi Aludonna® secara intramuskular (IM), kemudian dilakukan induksi anastesi dengan kombinasi Ketamil® dan Ilium Xylazil® secara IM. Setelah terinduksi, dilakukan pemasangan akses vena perifer pada vena aurikularis dengan IV-cath dan three way stop cock. Setelah IV-cath terpasang, IV-cath disambungkan dengan satu set pompa syringe yang berisi Lipuro®, Hipnoz®, dan Fentanyl®. Injeksi intravena Ecron® dilakukan secara periodik setiap 30 menit. Pemasangan ETT dilakukan pada anak babi. Kumbah paru dilakukan dengan mengalirkan cairan salin hangat ke dalam ETT ke dalam parenkim paru untuk menginduksi CPA. Pada kelompok RmB dilakukan pembebatan dengan menggunakan manset dari karet yang tersambung dengan selang pompa yang diberikan tekanan udara. Setalah terinduksi CPA, ETT dihubungkan dengan ventilator AVEA®.
6
Gambar 4 Anak babi
Eutanasia
Premedikasi Sedasi Intubasi
Kumbah Bronkus
Ventilasi Mekanik Manuver Rekrutmen
1 jam
1 jam
2 jam
Sampel Radiografi prerekrutmen
1 jam
Sampel Radiografi pascarekrutmen
Gambar 5 Alur penelitian Pengambilan Radiograf Setelah anak babi teranestesi dilakukan pengambilan radiografi dalam dua kali pengambilan yaitu arah pandang RL dan DV. Pengambilan data pada kedua kelompok dilakukan pada tahap prarekrutmen (sebelum kumbah dan ventilasi mekanik) dan pascarekrutmen. Evaluasi radiografi dilakukan dengan pengukuran nilai-nilai VHS, sudut jantung, HH:HC, A
Analisis Data Data yang diperolah dinyatakan dalam rataan dan simpangan baku. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 21. Perbedaan antartahap radiografi dan antarkelompok dianalisis dengan metode oneway ANOVA, bila ada data berbeda dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95%.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai R dan L Nilai R berfungsi untuk mengetahui pembesaran jantung sebelah kanan. Kelompok Rm terjadi peningkatan nilai R sedangkan kelompok RmB mengalami penurunan nilai R yang tidak signifikan (P>0.05) antarperlakuan (Tabel 1). Nilai L berfungsi untuk mengetahui pembesaran jantung sebelah kiri. Kedua kelompok tersebut mengalami penurunan nilai L yang tidak signifikan (P>0.05) antarperlakuan (Tabel 1). Nilai R sama dengan nilaiL pada kedua kelompok sesuai dengan Toombs dan Wildmer (1994) menyatakan bahwa nilai R dan L yang proporsional pada anjing ketika R sama dengan L. Tabel 1 Rataan Nilai R dan L Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm R 1.06±0.37ax 1.24±0.40ax
RmB L 1.16±0.32ax 0.90±0.37ax
R 1.52±0.49ax 1.37±0.42ax
L 1.10±0.53ax 0.79±0.32ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Gambar 6 Pengukuran Nilai R dan L
Nilai RH dan LH Kelompok Rm mengalami penurunan nilai RH sedangkan kelompok RmB mengalami peningkatan nilai RH yang tidak signifikan (P>0.05) antarperlakuan (Tabel 2). Kedua Kelompok tersebut mengalami peningkatan nilai LH yang tidak signifikan (P>0.05) antar perlakuan (Tabel 2). Nilai RH sama dengan LH pada kedua kelompok. Hal ini sesuai dengan Toombs dan Wildmer (1994) yang
8 menyatakan bahwa nilai R dan L yang proporsional pada anjing ketika nilai RH sama dengan LH. Tabel 2 Rataan Nilai RH dan LH Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm RH 2.94±0.31ax 2.84±0.49ax
RmB LH 2.99±0.20ax 3.23±0.36ax
RH 2.58±0.31ax 2.94±0.31ax
LH 3.04±0.60ax 3.27±0.27ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Gambar 7 Pengukuran Nilai RH dan LH
Nilai LAT Nilai LAT adalah penjumlahan nilai R, L, RH dan LH. Nilai LAT berfungsi mengetahui luas rongga toraks. Kelompok Rm mengalami peningkatan dan kelompok RmB mengalami penurunan nilai LAT yang tidak signifikan (p>0.05) antarperlakuan (Tabel 3). Tabel 3 Rataan Nilai LAT Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 8.15±0.26ax 8.21±0.61ax
RmB 8.24±0.77ax 8.06±0.53ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
9 Nilai CTR Nilai CTR dipenaruhi oleh nilai RH, LH, dan LAT. Kelompok RmB mengalami peningkatan nilai RH dan LH sedangkan kelompok Rm mengalami penurunan nilai RH dan peningkatan nilai LH (Tabel 4). Nilai CTR kedua kelompok tersebut masih dalam rentang nilai normal. Kondisi normal nilai ukuran besar jantung terhadap panjang rongga toraks pada arah pandang DV yaitu lebar maksimum jantung harus lebih kecil dari 2/3 lebar rongga toraks. Tabel 4 Rataan Nilai CTR Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 0.73±0.07ax 0.74±0.05ax
RmB 0.68±0.07ax 0.73±0.02ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Nilai A Kedua kelompok mengalami kenaikan nilai A yang tidak signifikan (P>0.05) antarkelompok (Tabel 5). Perubahan nilai tersebut diduga karena perubahan pembuluh darah aorta akibat pelebaran mediastinum kranial. Tabel 5 Rataan Nilai A Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 0.95±0.17ax 1.18±0.22ax
RmB 0.95±0.17ax 1.12±0.26ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
10
Gambar 8 Pengukuran Nilai A
Nilai LC Nilai A
Kelompok babi Rm 2.20±0.20ax 2.42±0.38ax
RmB 2.16±0.17ax 2.33±0.43ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Gambar 9 Pengukuran Nilai LC
11 Nilai HH Tabel 7 Rataan Nilai Height of Heart (HH) Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 4.89±0.42ax 4.90±0.30ax
RmB 4.70±0.29ax 4.92±0.22ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Dilihat dari posisinya, jantung anak babi mempunyai kemiripan dengan jantung kucing yaitu posisinya tidak tegak melainkan seperti tidur. Kedua kelompok tersebut mengalami kenaikan nilai yang tidak signifikan (P>0.05) dari antar tahap perlakuan (Tabel 7).
Gambar 10 Pengukuran Nilai HH
Nilai HC Kedua kelompok tersebut mengalami kenaikan nilai HC yang tidak signifikan (P>0.05) antartahap perlakuan (Tabel 8). Tabel 8 Rataan Nilai Height of Chest (HC) Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 6.73±0.24ax 6.68±0.26ax
RmB 6.80±0.49ax 7.04±0.44ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
12
Gambar 11 Pengukuran Nilai HC
Perbandingan Nilai HH dan HC Pengukuran tinggi jantung untuk mengetahui pembesaran jantung pada arah pandang DV. Perubahan yang tidak signifikan (P>0.05) terjadi pada kedua kelompok antarperlakuan (Tabel 9). Menurut Toombs dan Wildmer (1994) nilai normal HH:HC pada anjing adalah 2:3. Pada anak babi nilai normal HH:HC belum diketahui. Pada penelitian ini, nilai HH:HC yang didapat mendekati nilai normal pada anjing, yaitu 2:3. Tabel 9 Rataan Nilai HH:HC Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 0.73±0.05ax 0.74±0.06ax
RmB 0.69±0.06ax 0.70±0.06ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antar perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antar kelompok.
13
Gambar 12 Pengukuran Nilai HH:HC Sudut Jantung Tabel 10 Rataan Nilai Sudut Jantung Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 31.38±2.96ax 33.23±1.23ax
RmB 30,46±2.18ax 32,37±2.46ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Tidak terjadi perubahan yang signifikan (P>0.05) pada kedua kelompok antarperlakuan (Tabel 10). Menurut Toombs dan Wildmer (1994) nilai normal sudut jantung anjing berbeda dengan anak babi. Nilai normal pada anjing mempunyai rentang antara 55-60o. Refrensi tentang sudut jantung anak babi belum ada karena jarang digunakan. Pada penelitian ini nilai sudut jantung yang didapat berkisar antara 28.28-34.83o.
Gambar 13 pengukuran Nilai sudut jantung
14 Nilai Long Axis Long axis merupakan pengukuran dari carina sampai ke puncak jantung. Namun pada anatomi daerah toraks babi mempunyai perbedaan letak carina, yaitu terletak jauh di belakang jantung, sehingga pengukuran LA dilakukan modifikasi. Pengukuran LA merupakan sudut pertemuan jantung dan basisnya sampai sumbu terpanjang bagian jantung. Kedua kelompok mengalami kenaikan nilai yang tidak signifikan (P>0.05) antarperlakuan (Tabel 11). Tabel 11 Rataan Nilai Long Axis Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 6.56±0.33ax 6.62±0.44ax
RmB 6.40±0.96ax 6.82±0.74ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
Gambar 14 Pengukuran Nilai LA
Nilai Short Axis Tabel 12 Rataan Nilai short axis (SA) Perlakuan
Kelompok babi Rm
RmB
Prarekrutmen 4.90±0.58ax 4.26±0.34ax ax Pascarekrutmen 5.02±0.23 4.94±0.64bx Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
15 Nilai SA pada kelompok RmB mengalami kenaikan yang signifikan (P<0.05) sedangkan kelompok Rm mengalami kenaikan yang tidak signifikan (P>0.05) antarperlakuan (Tabel 12). Kenaikan nilai SA diduga akibat pembesaran jantung baik secara bilateral maupun unilateral.
Gambar 15 Pengukuran Nilai SA Nilai Vertebrae Heart Score Metode VHS dikembangkan sebagai uji tapis (screening test) untuk cardiomegaly, namun metode VHS juga berfungsi sebagai metode untuk mendeteksi ukuran jantung dalam perkembangan penyakit jantung (Gardner et al. 2007). Kedua kelompok tersebut mengalami kenaikan nilai VHS yang tidak signifikan (P>0.05) antarperlakuan. Kelompok RmB mengalami peningkatan SA yang signifikan (P<0.05) sehingga peningkatan nilai VHS terjadi lebih tinggi dibandingkan kelompok Rm (Tabel 13). Kenaikan yang lebih tinggi diduga karena pemakaian bebat pada kelompok RmB. Tabel 13 Rataan Nilai VHS Perlakuan Prarekrutmen Pascarekrutmen
Kelompok babi Rm 11.46±0.66ax 11.64±0.65ax
RmB 10.66±1.19ax 11.76±1.36ax
Keterangan: Rm= manuver rekrutmen tanpa pembebatan; RmB= manuver rekrutmen dengan pembebatan. Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarperlakuan. Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya signifikan (P<0.05) antarkelompok.
16
Gambar 16 Pengukuran Nilai VHS Pada arah pandang DV, tidak terjadi pembesaran jantung karena lebar jantung tidak lebih besar dari 2/3 lebar rongga toraks dan masih dalam rentang nilai normal CTR minipig, yaitu 0.66-0.75 (Jung et al. 2008). Hal ini terlihat pada nilai CTR kelompok Rm dan RmB yang tidak mengalami perubahan yang signifikan (P>0.05). Pada arah pandang RL ditemukan peningkatan nilai SA yang signifikan pada kelompok RmB. Jantung mengalami pembesaran jantung kanan, sesuai dengan deksripsi Poteet (2008) yaitu bentuk jantung membulat, posisi jantung lebih menempel ke dasar dinding toraks (os sternum), apeks jantung terangkat, dan komposisi jantung kanan lebih dominan dibandingkan jantung kiri. Menurut Smeding et al. (2010) pembesaran atau distensi ventrikel kanan menyebabkan ventrikel kiri mengecil akibat penurunan kemampuan untuk mengembang (compliance). Pembesaran jantung kanan diduga sebagai kompensasi dari edema pulmonum dan peningkatan tekanan intratoraks akibat pemberian positive endexpiratory pressure (PEEP) dan pembebatan. Positive end-expiratory pressure yang tinggi dapat mempengaruhi fungsi jantung dengan mekanisme yang kompleks. Pemberian PEEP mempengaruhi vena cava yang bermuara ke jantung kanan, sehingga preload ventrikel kanan berkurang. Makin tinggi tekanan intratoraks, makin berkurang preload dari ventrikel kanan (Malisie et al. 2011). Afterload ventrikel kanan akan meningkat, sehingga penambahan level PEEP pada pasien ini dapat memperburuk aliran balik vena yang menyebabkan curah jantung berkurang dan mengakibatkan hipotensi sistemik. Selain itu, peningkatan afterload ventrikel kanan dapat mengakibatkan pendesakan ventrikel kiri oleh septum sehingga volume akhir diastolik ventrikel kiri menurun. (Helmi 2012). Peningkatan afterload juga menyebabkan stroke volume berkurang (Sofyani 2002). Pemakaian bebat pada kelompok RmB menyebabkan peningkatan tekanan yang berlebihan di rongga toraks. Peningkatan tekanan intratoraks akan berdampak gangguan hemodinamik yang lebih besar dibandingkan kelompok Rm. Hal ini sesuai dengan temuan Nufus (2014) dan Diansari (2014), yaitu penurunan stroke volume, cardiac output, dan heart rate yang lebih besar pada anak babi dengan pembebatan (kelompok RmB).
17
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Rekrutmen manuver dengan pembebatan sebagai model gangguan otot pediatri menunjukkan gangguan pada jantung kanan yang ditunjukan pada peningkatan nilai SA. Rekrutmen manuver tanpa pembebatan tidak menunjukan kelainan dan tidak mengganggu nilai CTR dan VHS. Namun, kedua kelompok terjadi peningkatan nilai RH dan LH.
Saran Penelitian lanjutan disarankan dilakukan dengan jumlah model hewan yang lebih banyak, memperhatikan jenis kelamin, bobot badan yang seragam, dan model hewan jenis lain selain babi. Saran aplikatif pada manusia adalah memberikan terapi obat inotropik positif untuk mengatasi gangguan hemodinamik dan memberikan terapi surfaktan untuk memperbaiki fungsi respirasi dan perfusi.
DAFTAR PUSTAKA Amato MBP, Barbas CSV, Medeiros DM, Schettino GDPP, Filho GL, Kairalla RA. 1995. Beneficial effect of the “open lung approach” low distending pressure in acute respiratory distress syndrome. A prospective randomsized study on mechanical ventilation. Am J Respir Crit Care Med. 152:1835-1846. [ATS] American Thoracic Society. 1998. Acute lung injury. J Respir Crit Care Med. 158:675-679. Carlisle CH, Thrall DE. 2005. A comparison of normal feline thoracic radiographs made in dorsal versus ventral recumbency. Vet Rad. 23(1):3-9.doi: 10.1111/j.1740-8261.1982.tb00700.x. Diansari SR. 2014. Gambaran Elektrokardiogram Selama Manuver RBpmen Cedera Paru Akut Pada Hewan Model Anak Babi (Sus scrofa) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Gardner A, Thompson MS, Fontenot D, Gibson N, Heard DJ. 2007. Radiographic evaluation of cardiac size in flying fox species (Pteropus rodricensis, P. hypomelanus, and P. vampyrus). JZWM. 38 (2):192-200. Guerin C, Debord S, Debord S, Leray V, Delannoy B, Bayle F, Bourdin G, Richard JC. 2011. Efficacy and safety of recruitment maneuvers in acute respiratory distress syndrome. Ann Intensive Care. 1:9.doi:10.1186/2110-5820-1-9. Helmi M. 2012. Peran ventilasi mekanik terhadap fungsi jantung. MKTI. 2(3):130134. Jung J, Chang J, Oh S, Choi M. 2008. Thoracic radiograpic features in normal premature minipigs. Korean J Vet Res. 48(2):235-238. Lanken PN. 2007. Mechanical ventilation. Di dalam Lanken PN, ed. The Intensive Care Unit Manual 2nd ed. Philadelphia (US): Saunders.
18 Malisie RF, Yanuarso PB, Sedono R, Farida R, Pudjiadi AH. 2011. Pemantauan curah jantung kontinu pada anak dengan ALI. MKTI. 1(4):231-235. Nufus SK. 2014. Evaluasi Ekokardiografi Anak Babi (Sus scrofa) Selama Manuver Rekrutmen pada Model Cedera Paru Akut Pediatri [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, Siap terbit. Poteet BA. 2008. Radiology of the Heart. Di dalam Tilley LP, Smith jr FWK, Oyama MA, Sleeper MM: Manual of Canine and Feline Cardiology. 4th ed. Canada(US): Saunders Elsevier. Smeding L, Lust E, Plotz FB, Groenveld ABJ. 2010. Clinical implications of heartlung interaction during mechanical ventilation: an update. J Med. 68(2):5661. Sofyani S. 2002. Peran vasodilatator pada gagal jantung anak. Sari pediatri. 3(4):213-221. Susanto YS, Sari FR. 2012. Penggunaan ventilasi mekanis invasif pada acute respiratory distress syndrome (ARDS). J Respir Indo. 32(1):46-52. Toombs JP, Wildmer WR. 1994. Evaluating Canine Cardiovascular Silhouttes: Radiography Method and Normal Radiography Anatomy. Di dalam Moon M, Diplomate: Radiology In Pratice. New Jersey(US): Veterinary Learning System. Wanandi SI, Dewi S, Paramita R. 2009. Ekspresi relatif mRNA HIF-1alpha pada jantung, otak dan darah tikus selam induksi hipoksia sistemik. Sains. 13(2):185-188.
19
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Teluk Betung, Lampung pada tanggal 31 Oktober 1992 sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan bapak Azwir dan Ibu Afriani. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Negeri 3 Perumnas Way Kandis dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2010. Selanjutnya ditahun yang sama melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor dengan jurusan Kedokteran Hewan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis bergabung dalam beberapa organisasi yaitu Klub Asrama TPB IPB Cybertron (2010), Keluarga Mahasiswa Lampung (KEMALA) (2010-sekarang), Koperasi Mahasiswa (Kopma) (2010), Himpunan Minat dan Profesi Hewan Kesayangan Satwa Akuatik Eksotik (2011sekarang). Selain itu penulis juga mengikuti magang profesi dan Kepanitiam kegiatan baik diluar maupun didalam kampus yaitu magang di Klinik Hewan Kayu Manis(2012), Back To Village KEMALA IPB (2010), Pelatihan Grooming (2012), Kunjungan Breeder (2012), Pelatihan Menejemen Satwa Akuatik Eksotik (2012), Pet Care Day (2012), dan Introduction Veteriner (2012).