INTEGRITY Edisi 33
Christian Lifestyle Magazine
Cara Menghindari Perceraian
Kuasa Doa Yabes
Di Natal Ini, Sudahkah Kristus Lahir di Hatimu?? UNTUK KALANGAN SENDIRI
Family
9 hal dilakukan ayah yang hebat!
Faith
Apakah Nama Anda Tercatat di Surga?
Kesaksian
Dr. Paul Kalanithi: Hidupku Tinggal 3 Bulan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
CONTENTS 26
CONTENTS
FAITH
Apakah Nama Anda Tercatat di Surga? “Tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga...”
30
14 KESAKSIAN
Dr. Paul Kalanithi: Hidupku Tinggal 3 Bulan “Clocks are now kind of irrelevant to me ... time, where it used to have sort of a linear progression now feels more like a space.”
CHARACTER BUILDING
40 CHRISTMAS Natal, kelahiran Sang Juruselamat 46 FAMILY Cara Menghindari Perceraian Dalam sebuah pernikahan atau keluarga, seorang suami harus berfungsi sesuai perintah firman Tuhan
Mengapa orang Kristen harus jaga hati & tidak boleh kepahitan?
9 hal dilakukan ayah yang hebat! “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang yang lebih baik dari pada perak dan emas (Amsal 22:1).”
FAITH
Kejujuran Menentukan Masa Depan Anda, Percayakah?
CHARACTER BUILDING
78 FAMILY
5 Generasi yang Melayani Tuhan
36
72
54 FAITH Kristen palsu (KTP) Vs Kristen asli (Beriman) “Kristen yang bertumbuh akan bermultiplikasi. Firman Tuhan berkata bahwa benih yang kecil akan bertumbuh mejadi lebih besar, bahkan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.”
50
82 CHRISTMAS Di Natal Ini, Sudahkah Kristus Lahir
di Hatimu?? Kasih Allah itu berasal dari diri-Nya sendiri dan tidak memandang bulu.
88 CHARACTER BUILDING Tangguh menghadapi badai hidup Jadikanlah itu pokok-pokok doa syafaat, maka kita akan
menjadi kuat dan dapat menanggung segala beban karena Tuhan pasti menolong.
BUSINESS
Sukses Cara Dunia Vs Sukses Dalam Tuhan
62 HEALTH
20
PRAYER
Kuasa Doa Yabes “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: ‘Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!’ Dan Allah mengabulkan permintaanya itu (1 Tawarikh 4:10).”
10
76
PRAYER Keuntungan ikut Doa Fajar
Dengan ikut Doa Fajar, doa dan seruan hati kita didengar oleh Tuhan.
Bahaya Diabetes Melitus ”Penyakit ini diakibatkan oleh karena adanya gangguan sistem metabolism dalam tubuh manusia.”
66 LEADERSHIP Dampak Sebuah Kepemimpinan “Pemimpin yang tidak dapat membedakan otoritas dan kemampuan justru akan memperlambat kinerja dan menurunkan motivasi orang lain yang memiliki kemampuan tersebut.”
94 VISI
“Visi adalah pandangan ke depan yang datangnya dari Tuhan. Artinya, mesti terjadi karena dari Dia.”
11
EDITOR’S NOTE
Shalom, Sungguhkah kita mempunyai hati bagi generasi? Mungkin tak banyak orang yang memiliki kepedulian seperti itu. Di Perjanjian Lama, Musa, Yosua, dan Kaleb mau berdiri bagi bangsanya, Israel. Daud pun melakukan kehendak Allah pada zamannya dan berpesan, “Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju (1 Raj. 2:2-3).”
EDITORIAL
Penanggung Jawab: Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD Pemimpin Redaksi: Pdm. Robertus Purwadi, S.Pd, SE
Salomo berpesan juga, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengk. 12:13-14).”
Tim Redaksi: Timbul Berutu, S.Th Pdp. Pinkan Moningka Pdp. Elizabeth Sulastri, M.Th Pdm. Imani Hia, S.Th Franisz Ginting
Di Perjanjian Baru, ada seorang perempuan Samaria bersaksi tentang Dia kepada orang-orang di sekitarnya (Yoh. 4:1-42). Kemudian, ada juga seorang anak kecil memberi bekalnya berupa 5 roti dan 2 ikan kepada Tuhan Yesus untuk menjadi berkat bagi ribuan orang (Yoh. 6:9). Pendek kata, mereka peduli terhadap generasi.
Iklan: Pdm. Roy R Tanudjaja, MSc Pdp. Erna Sari, SE CBC Handrie Nathanael Suryanti Suma Ferdinanto, S.Th
Perbuatan signifikan seperti apa yang kita lakukan pada zaman ini supaya menjadi warisan berharga bagi generasi-generasi yang akan datang? Semoga kita pun menjadi generasi yang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa dan peduli generasi. Kiranya nama Tuhan dimuliakan—bukan hanya di generasi dulu dan yang ada saat ini, melainkan di banyak generasi mendatang juga. Dan sampai selama-lamanya. Gembala GBI CK7 dan segenap tim redaksi majalah Integrity mengucapkan selamat merayakan Hari Natal 2016 dan menyambut Tahun Baru 2017.
(Disclaimer: Meskipun isi telah diteliti dengan saksama untuk menjaga ketepatan informasi, kami mohon maaf apabila ada kekurangan dan lain-lain hal yang mungkin terjadi karena ketidaksengajaan. Pembaca tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang terhadap semua informasi, termasuk penawaran produk dan jasa melalui iklan dalam majalah Integrity.)
12
Admin: Pdp. Ferry Sunaryo, SE Design Graphics: Jimmy, S.Ds Website: Ronaldo Alvin Andrianes, S.Kom Promosi: Tjung Fuk Nji, S.Kom Rinto Akim Dicetak oleh: Maju Jaya Printing Lawyer: Kaleb Winarto, SH
13
KESAKSIAN
dua tahun lagi. Namun, 2 tahun itu pun baginya harus dijalani dengan penuh perjuangan.
P
aul Kalanithi, adalah seorang dokter ahli bedah saraf. Sebelum memiliki gelar neurolog itu, ia merupakan sarjana S1 biologi serta lulusan S2 sastra Inggris dari Universitas Stanford. Kemudian, walau sebenarnya ingin melanjutkan studi S3 untuk menjadi profesor di bidang sastra Inggris, ia merasakan sebuah panggilan dalam hatinya untuk menjadi seorang dokter.
Dr. Paul Kalanithi:
Hidupku Tinggal 3 Bulan 14
Dengan tekad bulat, ia mengubah jalan hidupnya dengan mengambil gelar magister di bidang sejarah dan filsafat ilmu kedokteran di Universitas Cambridge. Tidak hanya itu, ia juga studi dan lulus cum laude dari Yale School of Medicine pada 2007. Itulah perubahan drastis pertama yang dilakukan dalam hidupnya. Kanker Mengubah Hidupnya Di luar dugaan dan di tengah segala prestasinya itu, pada Maret 2013, Dr. Paul Kalanithi didiagnosis terserang penyakit kanker paru stadium IV dan
Foto: Paul Kalanithi memiliki sisa umur sedikit lagi. Padahal, ia telah menjaga pola makan dan hidup sehat. Ia juga tidak pernah menyentuh batang rokok. Bagaimanapun, penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut menyerangnya. (Kanker paru sendiri merupakan penyebab nomor satu kematian dibandingkan karena kanker usus, payudara, maupun prostat.) Menyadari betapa singkatnya sisa umurnya, ia mulai mengubah prioritasprioritas hidup. Ia ingin mengukir sisa hidupnya menjadi suatu kebahagiaan dan kebanggaan yang berarti. Hidupnya bukan sekadar untuk menghindari penderitaan, melainkan lebih untuk menciptakan kenangan-kenangan yang indah. Sesuai diagnosis dokter, Dr. Paul Kalanithi hanya memiliki sisa hidup selama 3 bulan. Tetapi, ternyata Tuhan—Pribadi yang mungkin tidak dipedulikannya sebelum terserang kanker ini, sebab ia awalnya seorang ateis—masih menganugerahinya waktu hidup selama
Paul Kalanithi berkata, “Jika saya masih punya 2 tahun, saya akan menulis. Kalau masih punya 10 tahun, saya akan kembali melayani di bidang kedokteran.” Ya, ia mempunyai bakat menulis yang luar biasa karena pernah mengenyam sastra Inggris. Semasa perawatan di rumah sakit, ia menulis sejumlah artikel yang sangat menyentuh hati untuk beberapa media massa. Salah satunya adalah artikel berjudul How Long Have I Got Left? untuk koran New York Times yang mendapat banyak respons positif dan mengharukan dari para pembaca karena gaya menulisnya yang jujur menyampaikan penderitaan beserta harapan-harapannya. Paul sendiri berkata bahwa aturan kejujuran nomor satu sebagai seorang dokter: “Be honest about the prognosis, but always leave
”
Clocks are now kind of irrelevant to me … time, where it used to have sort of a linear progression, now feels more like a space. —Paul Kalanithi
”
15
KESAKSIAN
some room for hope (Jujurlah tentang hasil diagnosis dan apa dampaknya yang akan terjadi, tapi selalu sediakanlah ruang bagi harapan).”
Pada 4 Juli 2014, lahirlah putri tunggal mereka yang diberi nama Elizabeth Acadia, atau yang akrab mereka panggil Cady.
untuk menyadari apa yang dirasakan oleh tiap anggota keluarga dan apa dampak yang mereka alami dari penyakit saya ini.”
Ia juga menulis buku berjudul When Breath Becomes Air untuk menggoreskan kenangan-kenangannya maupun pengalamannya sebelum kematiannya.
Keberadaan Cady seolah mengisi ruang harapan bagi sisa hidup Paul serta yang dapat membuatnya untuk terus bersyukur dan menikmati kehidupan ini meskipun terserang kanker. Paul pun makin menghargai waktu bersama istri, anak, orangtua serta saudarasaudaranya. Baginya, mungkin harta yang paling indah adalah keluarga. Ia juga makin menikmati hal-hal sederhana seperti bunga-bunga di jalan, matahari yang baru terbit di pagi hari, dan pemandangan luar yang barangkali selama ini terlewat begitu saja karena terburu-buru atau sibuk bekerja.
Puji Tuhan, Lucy Kalanithi, istrinya bisa mengerti perasaan suaminya. Bahkan, jika ingin melihat sisi positifnya, satu berkat tersendiri bagi pasangan itu ialah cinta mereka makin erat—yang sebelumnya penuh perselisihan karena berbagai hal dan persoalan. Namun, kanker paru yang dialami Paul seolah mempererat kesatuan hati mereka dalam pernikahan.
Bersama istrinya, ia juga menggalang dana melalui Bonnie J. Addario Lung Cancer Foundation dan mengajak orang-orang untuk menyadari dampak kanker paru. Juga pada masa perawatannya, Paul dan istrinya ingin segera memiliki seorang bayi—suatu hal yang sebenarnya sudah mereka inginkan sejak lama. Ia berkata, “Kami memang berencana mempunyai anak. Dan tidak ada alasan bagi kami untuk tidak terus melanjutkan kehidupan atau melakukan hal-hal yang ingin kami lakukan dengan sisa waktu yang masih saya miliki.” 16
Semua Mendatangkan Kebaikan “Sebuah penyakit tak hanya dialami seseorang yang mengidapnya,” kata Paul Kalanithi, “melainkan juga dirasakan oleh seisi keluarganya. Jadi, sangat penting
Bagi Paul sendiri, semenjak terdiagnosis kanker paru seolah menjadi pedang bermata dua—ia dibawa menjauh dari hidup dan dibawa mendekat pada kematian. Kemudian, semakin cepat putrinya, Cady bertumbuh, maka semakin cepat pula Paul untuk tidak akan bisa lagi bertemu dengannya. Menurutnya, hal buruk yang disebabkan 17
KESAKSIAN
mempergunakan waktu hidup Anda dengan mengisi hal-hal yang positif? Dan saat ini, apabila kita sedang mengalami guncangan atau penderitaan, apakah kita mau memilih jalan yang benar dan mengandalkan Tuhan? Apakah harus menunggu penyakit datang baru melakukan hal-hal yang benar?
Foto: Paul Kalanithi merupakan hal abstrak seperti rasa benci, cinta, maupun arti kehidupan— apalagi tentang Tuhan. Tetapi, setelah mengidap kanker itu, Paul Kalanithi kembali kepada kesadaran akan adanya Tuhan serta betapa berharganya kehidupan ini. Hingga ia meninggal dunia pada 9 Maret 2015. Di usia yang ke-37. Delapan bulan setelah kelahiran putrinya, Cady. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda menyadari betapa penting dan berharganya hidup ini? Apakah Anda
oleh kanker bukanlah sekadar waktu yang serba-terbatas, melainkan juga tenaga yang sangat memudar. Paul Kalanithi menyadari waktunya terbatas. Tinggal sedikit waktu lagi. Ternyata, hanya pada waktu ia divonis terkena penyakit kankerlah, ia baru menyadari bahwa hidupnya selama ini belumlah benar-benar berguna bagi orang banyak dan bagikeluarga. Bahkan mungkin tidak bagi dirinya sendiri. Kepandaian, kepintaran, dan kesuksesannya tidaklah menjamin dia mengerti akan arti dan tujuan hidup. Paul sempat teringat ayat Pengkhotbah 18
1:14, “Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” Karena itu, ia bukan menghitung maju (bertambah) umurnya, melainkan mundur (berkurang). Ada banyak batasan dalam hidup ini yang mungkin diijinkan Tuhan terjadi demi kebaikan manusia. Alkitab versi Today’s English Version mengatakan, “I have learned that everything has limits [Aku melihat batas-batas kesempurnaan] (Mzm. 119:96 a).” Manusia memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya
keterbatasan fisik, emosi, mental, dan waktu. Lama sebelum terserang penyakit kanker, Paul merupakan seorang ateis (tidak percaya akan adanya Tuhan). Hal itu banyak terjadi pada beberapa saintis, terutama di luar negeri seperti Amerika dan Eropa. Namun, seiring divonis menderita sakit kanker paru, ia mulai mempercayai Tuhan. Istrinya yang juga seorang dokter spesialis penyakit dalam, pernah bertanya kepadanya, “Sayang, apakah kamu percaya adanya Tuhan…?” Paul menjawab secara tersirat dengan pertanyaan, “Sayang, kamu sendiri apakah percaya akan adanya cinta?”
Namun jika hal-hal yang tidak baik menimpa Anda percayalah kepada Tuhan, sebab Ia bisa memakai segala sesuatu yang kita alami untuk menjadi berkat, baik bagi sesama maupun diri sendiri, dan mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya. Adalah lebih baik memulai dari sekarang mempersembahkan waktu dan hidup kita kepada Tuhan dan sesama.
”
Adversity toughens manhood, and the characteristic of the good or the great man is not that he has been exempt from the evils of life, but that he has surmounted them. —Patrick Henry
”
Sebagaimana cinta itu ada, Tuhan itu ada. Paul juga menyesali akan lalunya yang disia-siakan. Seandainya masa mudanya lebih memikirkan hal-hal rohani, mungkin ia bisa saja menjadi pendeta daripada seorang dokter ataupun penulis. Namun, melalui bukunya, When Breath Becomes Air terlihat nilai-nilai rohaninya yang tinggi. Meski lahir dan dibesarkan di tengah keluarga Kristen, karena ia sendiri meneruskan karier sebagai saintis, ia tidak bisa menyimpulkan, menyatakan dengan gamblang, atau meneliti tentang sesuatu yang menurut ilmu pengetahuan
Foto: Paul Kalanithi & family
19
PRAYER
KITAB TAWARIKH
Penyerbuan & Pembinasaan Yerusalem _ 600 SM ) oleh Raja Nebukadnezar ( +
K
ira-kira 600 tahun sebelum Yesus lahir ke dunia, Israel terbagi menjadi dua, yaitu di bagian Utara (kerajaan Israel) dan di bagian Selatan (kerajaan Yehuda). Dan di masa Perjanjian Lama, Tuhan berbicara kepada umat Israel melalui para mediator, yaitu nabi-nabinya. Misalnya, Nabi Yehezkiel, Maleakhi, dan lain-lain. Apa yang disampaikan? Ada 2 hal: soal uang (atau persembahan dan perpuluhan) dan soal pernikahan.
Kuasa Doa Yabes “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: ‘Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!’ Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. (1 Tawarikh 4:10).”
20
Tetapi, ternyata orang-orang Israel tidak mau merespons peringatan dari nabinabi itu. Tuhan yang berkata bahwa umat Israel menipu dan mencuri uang Tuhan, maka hidup mereka terkutuk (lih. Maleakhi 3:8-9). Tapi, orang Israel malah tidak takut. Lalu, karena Tuhan marah, maka dari masa akhir Perjanjian Lama sampai ke awal Perjanjian Baru, sekitar 300 – 400 tahun, Tuhan berdiam diri. Kita sebagai manusia melihat keras kepalanya umat Israel tentu akan kehabisan akal menghadapi mereka. Bagaimana caranya supaya mereka tidak tetap keras kepala? Tuhan itu panjang sabar. Dan Bapa mengirimkan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, memasuki masa Perjanjian Baru.
70 Tahun Masa
DITULIS
Pembuangan di Babel
_ 450 SM ) (+
Raja Koresy Mengizinkan orangorang Pembuangan kembali ke _ 538 SM ) Israel ( +
Beberapa jemaat masa kini pun mungkin ada yang seperti orang Israel yang tidak mau mendengarkan peringatan atau nasihat dari pemimpin dan hamba Tuhan. Contoh sederhananya, ketika diminta membawa Alkitab ke gereja, tapi tidak mau membawa. Karena Tuhan sudah memakai para nabi untuk memperingatkan orang-orang Israel, kita pun juga sebaiknya mendengarkan peringatan dari pemimpin atau hamba Tuhan. Juga, utamakan beribadah ke gereja di hari Minggu. Hujan ataupun tidak, tetaplah pergi beribadah. Hari Minggu jangan kita pakai untuk jalan-jalan ke manapun. Lalu, melupakan Tuhan. Akankah kita tetap bandel dan tidak mau mendengarkan Tuhan—seperti orang Israel waktu itu? Karena seperti itu, akhirnya Tuhan marah. Dia mengizinkan dan mengirim Raja Nebukadnezar untuk menghukum orang Israel. Kota Yerusalem, ibukotanya Yehuda dibakar dan Bait Allah pun dihancurkan. Tetapi, orang-orang pintar di Israel dibawa dan ditawan selama 70 tahun seperti nubuat Nabi Yeremia (lih. Yer. 25). Setelah itu, Tuhan menggerakkan Raja Koresh untuk melepaskan bangsa Israel dan berbuat baik bagi mereka. Dan orang-orang Israel yang telah menjadi
_ 4 SM ) Kelahiran Yesus ( +
tawanan selama 70 tahun itu akhirnya pulang, kembali ke Israel. Kita harus menyadari terlebih dulu bahwa peristiwa itu terjadi dengan orang-orang Israel dalam keadaan rohani yang hancur. Mereka semula mengharap Sang Mesias (Juruselamat) akan segera datang menyelamatkan dan menolong umat Israel, tetapi menjadi kecewa karena menganggap Dia tidak datangdatang sebab sudah ditawan selama 70 tahun. Mereka putus asa. Berapa banyak dari antara kita, orang-orang Kristen, yang juga sedang dilanda keputusasaan? Misalnya, kita rajin ke gereja dan berdoa supaya segera mendapatkan pekerjaan, tapi kita belum mendapatkan jawaban dan masih saja mengganggur. Nah, di tengah pengalaman orang Israel tersebut, suatu hari ketika orang-orang Israel baru pulang dari Babel (diperkirakan Irak masa kini), ada seorang bernama Yabes, yang juga sedang putus asa. Orang Israel yang telah merasakan menjadi budak belian jauh sebelumnya, mungkin sekitar selama ratusan tahun di Mesir, mereka menjerit kepada Tuhan supaya membebaskan mereka. Tuhan mengutus Musa untuk memimpin dan 21
PRAYER
membebaskan bangsa Israel dari menjadi budak belian di Mesir. Selama masa pembebasan dan perjalanan di padang gurun berpuluh-puluh tahun, Tuhan menentukan Yosua yang memimpin umat-Nya masuk ke Tanah Perjanjian, yaitu Israel kala itu, dan mendudukinya. Setelah berhasil menduduki, Yosua membagi-bagikan daerah-daerah dan tanah-tanah di sana kepada semua penduduk serta suku-suku Israel, kecuali suku Lewi sebab mereka mengemban jabatan imam TUHAN (Yos. 18:7). Singkat cerita, Yabes tadi pun mendapatkan sejumlah wilayah atau tanah yang hanya sedikit. Untuk bercocok tanam, kurang luas. Untuk memelihara ternak, juga kurang. Suatu hari, ia sedang merenungi dan meratapi nasibnya. Kita harus mengingat bahwa ia sedang putus asa, patah semangat dan rohani. Dan mungkin sudah tidak tahu mau berbuat apa lagi. Mendapatkan pembagian tanah cuma sedikit, yang tidak bisa diolah atau diusahakan menjadi apa pun yang berguna, ia pasti makin putus asa dan merasa masa depannya amat suram. Lalu, mari kita baca kitab 1 Tawarikh 4:9. Kalau kita membaca kitab 1 Tawarikh, isinya penuh silsilah atau nama-nama 22
keturunan suku Ibrani. Ada sekitar 500 ratusan di dalamnya. Dari Adam sampai Daud. Mungkin bagi yang kurang gemar membaca, akan bosan— sebab yang s e n a n g membaca saja belum tentu mau membacanya. Tetapi, di tengah-tengah kebosanan tersebut, ada dua ayat yang luar biasa, yaitu tentang doa Yabes (lih. 1 Taw. 4:910). Mungkin kita tidak tahu mengapa Tuhan menaruh 2 ayat itu di tengahtengah ayat yang mungkin membosankan bagi sebagian besar orang. Jika kita mau mengerti, mengimani, dan menghidupi kedua ayat atau doa Yabes itu, Tuhan akan memberkati kita juga secara luar biasa seperti Dia memberkati Yabes. Lebih dimuliakan daripada suadarasaudaranya Yabes lebih dimuliakan daripada suadarasaudaranya. Bahkan, di versi bahasa Inggris The Message disebutkan, ia pria yang lebih baik ketimbang saudarasaudara lelakinya. Pria yang terhormat. “Jabez was a better man than his brothers, a man of honor (1 Taw. 4:9 a).” Ibunya memberinya nama Yabes sebab dia telah melahirkannya dengan kesakitan. Jadi, nama Yabes pun berarti sakit. Maukah kita diberi nama seperti itu? Tentu tidak, bukan? Kita tentu mau memiliki nama yang bagus dan ingin
sehat. Misalnya, nama untuk orang Tionghoa, Ho Kie Lai, atau untuk orang Jawa, bernama Subur Selamat. Nama itu penting. Bayangkan, sudah putus asa, tanpa harapan besar, Yabes diberi nama jelek oleh ibunya! Barangkali ia tambah putus asa dan sangat sedih. Karena itu, Yabes berseru kepada Tuhan, “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Selain itu, latar belakang singkat penyebab Yabes berseru kepada Tuhan adalah ketika suku Yehuda sedang menyusun nama-nama keturunan suku tersebut, kedapatanlah nama Yabes. Namun, karena nama Yabes berarti kesakitan ataupun kesedihan, suku Yehuda hendak menghapus namanya dari silsilah sebab mewakili nama yang buruk terhadap suku itu. Karena itulah, Yabes malah makin sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan sehingga Dia mengabulkan doanya. Pada waktu ia putus asa, ia mencari wajah Tuhan. Tidak seperti kebanyakan orang—bukannya mencari Tuhan, malah pergi ke peramal. Bukannya mencari kehendak-Nya di dalam Alkitab, malah mengandalkan jimat. Ketika Yabes mengalami kesulitan, ia berdoa kepada Tuhan. Mungkin saudara-saudaranya tidak. Itulah sebabnya, ia lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya. Sebab ia mengandalkan Dia. Sekalipun namanya jelek, Yabes tidak memiliki karakter seperti namanya—melainkan ia tetap percaya pada Tuhan dan memiliki iman. Mungkin saat ini kita mengalami banyak hal yang membuat kita hampir
menyerah. Tapi, cobalah meniru Yabes. Carilah wajah Allah. Berseru dan berdoa kepada-Nya. “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: ‘Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!’ Dan Allah mengabulkan permintaannya itu (1 Taw. 4:10).” Kalau kita merasa putus asa, jangan pergi kepada yang lain, tetapi pergilah kepada Tuhan Yesus Kristus melalui doa, pujian, dan penyembahan. Jadi, hal nomor satu yang harus kita lakukan, seperti Yabes, ialah mencari Tuhan. Tuhan kita adalah Tuhan yang unlimited “Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik (Why. 1:16).” “Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku (Kis. 7:49 a).” Allah kita adalah Allah yang luar biasa! Jadi, Yabes pun pintar dan beruntung karena ia bukan mencari yang lain,
melainkan hanya Allahnya yang luar biasa besar itu. Tuhan kita adalah Tuhan yang unlimited (tidak terbatas). Yabes melakukan hal yang benar, yaitu mencari Tuhan. Setelah itu, ia mendoakan empat hal ini: 1. kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah 2. kiranya Engkau memperluas daerahku 3. kiranya tangan-Mu menyertai aku 4. kiranya Engkau melindungi aku daripada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah Karena Yabes melihat pembagian lahan tanah baginya begitu kecil, tidak bisa berbuat banyak, hampir ia putus asa. Jadi ia berdoa kepada Tuhan. Dengan iman. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak. 5:16 b).” Kalau doa kita belum dijawab, mungkin kita bukan atau belum menjadi orang benar di mata Tuhan. Atau kita sudah hidup benar, tapi mungkin kita belum yakin atas apa yang kita doakan. Maka, doa kita tidak ada kuasanya. Ingat, doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Itu merupakan syarat—menjadi orang yang benar terlebih dulu. Lalu, yakin. Maka, doa kita akan besar kuasanya. Seperti Yabes yang sudah melakukan hal yang benar, yakni mencari wajah Tuhan. Kurang sanggupkah Tuhan menjawab doa supaya memberkati kita berlimpahlimpah? Kalau kita ragu-ragu bahwa Ia sanggup, tidak akan terjadi apa pun. Atau, mungkin kita malah menertawakan— seperti Sara (Kej. 18:2)—yang orang lain doakan dan imani bagi kita, maka itu juga
pertanda bahwa kita tidak yakin. Di kerajaan surga, Tuhan sebenarnya sudah menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup ini. Tetapi, jika selama hidup kita yang singkat ini, kita tidak pernah meminta kepada-Nya, maka kita pun tidak akan diberi olehNya. Ingat, Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang unlimited. Maka, apa pun permintaan kita dan yang kita doakan, adalah sesuatu yang gampang. Masalahnya, kita hanya tidak pernah meminta kepada Dia. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu (Mat. 7:7).” “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu (Yak. 4:2-3).” Kiranya Engkau memperluas daerahku Kita bisa berdoa kepada Tuhan untuk memperluas wilayah-wilayah usaha, daerah bisnis, kantor, dan lain-lain. Atau wilayah rohani kita seperti gedung gereja atau apa pun. Katakan saja kepada Tuhan. Misalnya, supaya usaha kita tidak hanya di Jakarta, tetapi juga sampai Singapura. Bukan hanya nasional, tapi internasional juga. Bukan hanya tingkat ASEAN, tapi juga sampai Eropa. Mungkin memang terdengar tidak masuk akal, tapi ukuran Tuhan adalah ukuran kelimpahan. 23
PRAYER
David Oyedepo David Oyedepo adalah seorang gembala Gereja Faith Tabernacle di Nigeria. Sebelum menggembalakan gereja besar tersebut pernah mengalami peliknya kemiskinan. Gereja yang ia gembalakan sebelumnya pun kecil. Lalu, hanya bermodalkan doa, ia mempraktikkan doa Yabes. Suatu hari, Tuhan menyuruhnya untuk memindahkan gereja kecilnya ke sebuah daerah bernama Ota. Daerah yang lumayan jauh untuk dijangkau. Apalagi, banyak orang miskin di wilayah itu. Lahannya gersang. Secara rasional, ia keberatan dan berpikir pasti biaya operasional penggembalaan gereja tidak akan cukup. Tetapi, sebagai penuai jiwa dan mau mendengarkan perintah Tuhan, ia pun melakukannya. Ia ikuti firman Tuhan. Suatu ketika, ada seorang jemaat yang ikut naik bus antar-jemput supaya dapat menghadiri ibadah gereja baru di Ota tersebut. Sayangnya, ketika ibadah selesai dan hendak pulang, ia tertinggal bus. Ia menemui Pdt. David Oyedepo dan memintanya untuk menolong memberi uang agar bisa pulang naik bus umum. Pdt. David menyuruhnya menunggu sebentar agar bisa berdoa. Ternyata beliau tidak bisa memberi uang, malah hanya
Foto: Gereja Faith Tabernacle di Nigeria
24
ayat dari Mazmur 1:1-3, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Dan ia menyuruh jemaat tersebut menghapalkannya sembari berjalan kaki pulang. Sesampainya di sebuah jalan, ia melihat seorang penjual minyak. Lalu, Tuhan berbicara kepadanya supaya ia pun berjualan minyak. Walau penjual minyak di daerah itu sudah banyak, tapi ia tetap taat. Ia percaya saja meski tidak mengerti. Akhirnya, ia menjual minyak. Hingga sekitar 10 tahun kemudian, jemaat tersebut menjadi salah satu orang terkaya dan raja minyak di Nigeria. Ia diberkati Tuhan berlimpahlimpah. Ia pun tergerak menyalurkan berkat. Bukan semata-mata untuk keluarganya, atau menunggu sampai mengalami sesuatu yang buruk dulu baru mempersembahkan sesuatu untuk Tuhan. Ia percaya berkatnya sebagai bagian dari milik Tuhan. Ia
membeli sekitar 650 hektar lahan tanah di Ota dan mempersembahkannya pada pihak gereja Pdt. David Oyedepo. Kemudian, mendirikan pabrik-pabrik supaya orang-orang miskin bisa bekerja. Juga membangun sekolah. Tidak hanya itu, ia pun menghadiahi Pdt. David sebuah jet pribadi!
Karena Pdt. David Oyedepo berdoa seperti doa Yabes, maka terjadilah sesuai imannya (lih. Mark. 11:24). Gerejanya pun makin luar biasa besar dan dipakai luar biasa oleh Tuhan. Jadi, jangan menganggap doa Yabes adalah doa yang mengawur, asal-asalan, atau biasa-biasa saja. Kiranya tangan-Mu menyertai aku Jangan sampai Tuhan membiarkan kita berjalan sendiri. Kenapa ini menjadi poin ketiga? Sebab pada bagian yang pertama hasilnya kita diberkati Tuhan. Lalu kedua, usaha atau wilayah diperluas. Tetapi, banyak orang Kristen setelah berdoa dan mengalami berkat bagian pertama dan kedua dari doa Yabes, sudah tidak lagi mengandalkan Tuhan. Tidak lagi merasa ada urusan dengan-Nya. Hari Minggu tidak lagi dipakai untuk beribadah, tapi mengurusi proyek pemerintah. Atau, alasan lainnya. Inilah mungkin kelemahan orang Kristen. Setelah mendapat banyak berkat, tidak punya waktu melayani dan mencari Dia lagi. Janganlah kita menjadi demikian. Mereka lupa bahwa semua berkat itu datangnya dari Tuhan. Padahal, bagian ketiga ini, penyertaan tangan Tuhan, sangat penting. Bahkan paling penting! Jangan sampai Tuhan akan menarik kembali berkat-berkat-Nya. Itu semua hanya masalah waktu untuk kapan Dia akan menariknya. Suatu hari, Bruce Wilkinson penulis buku The Prayer of Jabez (Doa Yabes) mengajak anaknya ke sebuah theme park atau taman hiburan. Ia berenang bersama anaknya di kolam renang yang ada di sana. Ketika anaknya mencoba papan seluncur yang pendek, ia tidak
takut dan hanya tertawa. Tetapi, ketika mau mencoba papan yang sangat tinggi, ia takut meluncur. Kemudian, Bruce Wilkinson naik menyusul ke papan seluncur yang tinggi itu dan mencoba meluncur bersama anaknya. Ia ingin menyertai anaknya—demikian juga yang Bapa inginkan bagi kita, anak-anak-Nya! Kadang kalau kita hanya mengalami persoalan kecil, kita menggampangkannya. Lalu, mengandalkan manusia atau hal lain. Tetapi, saat kita misalnya menghadapi suatu masalah atau penyakit yang gawat, bagaimana reaksi kita? Kita sering hanya mencari Tuhan kalau mengalami badai hidup yang dahsyat. Tidak demikian halnya dengan Yabes. Ia berdoa supaya kiranya tangan Tuhan selalu menyertainya. Kalau bagian pertama dan kedua di doa Yabes sudah kita dapat, Iblis tidak akan tinggal diam. Ia akan mulai bergerak menyerang. Mengapa? Supaya kita kecewa terhadap Tuhan. Ada seseorang yang pernah memiliki saham di Wall Street dan berdoa seperti doa Yabes, yakni supaya Tuhan meningkatkan portofolionya. Dan itu yang terjadi. Meskipun doa Yabes bukan semata-mata menjadi jalan pintas terhadap segala sesuatu, kita bisa setia mempraktikkannya dan mencari wajahNya. Dan belum tentu yang kita kerjakan akan berhasil, seperti yang pernah dialami Bruce Wilkinson terhadap sebuah proyeknya di Afrika meski telah mendoakan serta meyakini doa Yabes. Doa Yabes juga menunjukkan, berkat dan perlindungan dari Allah tidak datang secara otomatis, tetapi terjadi sebagai hasil penyerahan diri total kepadaNya. Dan tujuan doa bukanlah sekadar
mendapatkan keinginan, melainkan lebih pada makin menjadi seperti yang Allah rancangkan bagi hidup kita. Kiranya Engkau melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku Bagian ini hampir sama dengan bagian di Doa Bapa Kami, yaitu: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat (Mat. 6:13 a).” Seperti seorang gladiator di Roma kuno yang bertarung di arena melawan singa, kita sering kali mungkin berhadapan dengan pencobaan. Bisa saja Tuhan menolong dan membuat kita menang. Tetapi, alangkah jauh lebih baiknya kalau kita tidak perlu jatuh di dalam pencobaan. Berdoalah supaya Tuhan melindungi kita dari malapetaka dan tidak membawa kita ke dalam pencobaan. Kenapa kita lebih senang memilih mengalami kebangkrutan atau kehancuran terlebih dulu, baru bertobat dan melayani Dia? Bukankah lebih baik Tuhan melindungi kita senantiasa supaya tidak mengalami semua itu? Suatu hari, Bruce Wilkinson merasa kelelahan setelah sepanjang hari melayani Tuhan di kota Chicago. Dari sana, ia hendak menuju Los Angeles. Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi waktu untuk istirahat. Tapi, ketika berada di dalam pesawat dan duduk di kelas ekonomi, para penumpang di sisi kiri dan kanannya sedang berbuat tidak senonoh. Beliau berdoa supaya mereka segera menghentikannya, namun masih
saja tetap melakukan. Bruce Wilkinson berdoa lagi supaya Tuhan benar-benar membuat dirinya bisa beristirahat. Akhirnya, para penumpang itu mulai berhenti berbuat tidak senonoh, sehingga Bruce bisa tidur nyenyak. Bruce bersukacita karena Tuhan menjawab doanya. Tidak berkali-kali nama Yabes muncul di Alkitab. Tidak terlalu terkenal. Tidak seperti Musa atau Daud yang sering muncul dan amat terkenal. Tetapi, Yabes mungkin seperti kita yang memiliki nama tidak terkenal dan orang biasa. Dan mungkin hari-hari ini ada di antara kita yang mengalami seperti Yabes yang putus asa, kehilangan harapan, dan merasa masa depan suram sebelum memanjatkan doanya. Tetapi, carilah wajah Allah terlebih dulu, jangan yang lain. Berserulah kepada-Nya. Berdoalah seperti doa Yabes: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpahlimpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Semoga Tuhan mengabulkan doa kita. (Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD) 25
FAITH
Siapa saja yang bisa terhapus dari Kitab Kehidupan—menurut Wahyu 3:1-6 ini?
Apakah Nama Anda Tercatat di Surga?
•
•
•
•
26
Pada suatu sore, di sebuah rumah sakit, seorang pasien wanita terlihat bimbang dan kebingungan. Wanita berusia tua itu pun telah didiagnosis oleh dokter akan segera menghembuskan napas terakhirnya beberapa hari ke depan. Dan saat dia merenungkan firman Tuhan, “Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu (Why. 20:15),” ia tampak makin bimbang, akankah namanya ada tercatat di surga ketika meninggal kelak? Atau, namanya tidak terdaftar dalam kitab kehidupan?
dan secara otomatis nama kita terdaftar di surga (Luk. 10:20).
Bila Anda menjadi wanita di atas, apakah Anda yakin nama Anda tertulis dalam kitab kehidupan? Bagaimana supaya nama kita ada di dalam Kitab Kehidupan? Kita harus memberi diri untuk dibaptis selam seperti yang diteladankan oleh Tuhan Yesus. Dan setelah Ia dibaptis, Bapa memperkenan Dia. “Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan (Mat. 3:17).” Saat kita dibaptis, Roh Kudus turun atas kita, dan ada pengakuan dari surga bahwa kita mengikrarkan diri menjadi anak Allah,
“Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya (Why. 3:5).”
Tetapi, apakah nama kita bisa dihapus walau telah terdaftar di surga atau Kitab Kehidupan? Bisa saja! Seperti jemaat di Sardis (lih. Why. 3:1-6). Bila kita kalah dalam peperangan melawan yang jahat, maka nama kita terhapus dari kitab kehidupan. Contoh kekalahan ialah tidak lagi mau berdoa, berpuasa, atau memberi persembahan ataupun perpuluhan. Jadi, syarat supaya nama kita tidak dihapus dari Kitab Kehidupan adalah kita harus menang.
“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama AllahKu, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru (Why. 3:12).”
•
Mereka yang mati secara rohani, menganggap dirinya hidup, padahal sesungguhnya sudah mati secara rohani Mereka yang tidak mau bertobat, lebih mementingkan hidup dalam daging daripada dipimpin oleh Roh Kudus Mereka yang tidak mau berjaga-jaga dan tidak mau menolak tipu daya dosa Mereka yang tidak mau hidup kudus (menjaga pakaian tetap putih). Mereka yang kaki diannya padam, rohnya tidak menyala-nyala lagi bagi Tuhan
Tuhan menegur jemaat Sardis karena, “…engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati (Why. 3:1).” Lalu, “…tidak ada satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku (Why. 3:2).” Gawat. Mungkin tabiat duniawi orang-orang di sana sudah mengkhamiri atau mempengaruhi jemaat, sehingga mereka tidak lagi tertarik pada hal-hal kerajaan Allah. Berbagai aktivitas mereka mungkin bersifat Kristen, tetapi esensinya tidak lagi rohani. Tujuan hidup menjauh dari panggilan sebagai murid-murid Yesus. Namun, Tuhan dengan panjang sabarNya masih meminta mereka untuk bertobat dan memberikan kesempatan. Dengan harapan, kesempatan bertobat secara radikal akan mengembalikan orientasi hidup mereka pada kehidupan rohani yang berkenan kepada Tuhan. Kita melihat jemaat di Sardis telah mati secara rohani dan hanya beberapa anggotanya yang setia pada Injil. Secara 27
FAITH
lahiriah, mereka tampak hidup, aktif, dan memiliki keberhasilan atau kerohanian yang baik. Tetapi, Yesus melihat kehidupan batin dan hati mereka itu payah. Mereka menikmati reputasi baik yang sebenarnya tidak layak dan tidak sesuai kenyataan. Mereka tidak mengenal jati diri atau menyadari keadaan mereka yang sesungguhnya. Sebab itu, Tuhan Yesus memerintahkan agar mereka bangkit dan menguatkan apa pun yang masih ada (Why. 3:11). Masih ada sisa-sisa baik yang harus kembali diperjuangkan, walau tidak satu pun pekerjaan mereka didapati sempurna di hadapan-Nya. Dengan menjaga hidup tetap berkenan kepada Allah, maka nama mereka pun tidak akan terhapus dari Kitab Kehidupan. Karena itu, taatilah firman Tuhan, bertobat dari jalan-jalan yang jahat, selalu berjaga-jaga menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, mengenakan pakaian putih yang melambangkan 3 hal, yaitu kesucian, suasana sukacita, dan kemenangan.
“
Sepanjang sejarah gereja, selalu ada beberapa orang yang tak mencemarkan pakaian dan telah berusaha untuk kembali pada kesederhanaan, kemurnian, dan pengabdian diri kepada Tuhan. Mereka yang tidak mencemarkan pakaiannya di kehidupan ini dengan hal-hal yang tidak suci akan menikmati sukacita besar dalam pesta perkawinan Anak Domba Allah sebagai orang yang ikut dalam kemenangan Tuhan.
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orangorang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masingmasing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.”
Jika nama kita tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan, maka akan masuk ke Hari Penghakiman mengerikan yang terlihat di Wahyu 20:11-15, “Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orangorang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut
Akhirnya, setiap orang yang telah mengalami kelahiran baru, tapi menolak untuk bertekun dalam iman dan menang terhadap yang jahat, maka namanya akan dihapus dari Kitab Kehidupan. Dengan terhapusnya nama dari Kitab Kehidupan, berarti akan kehilangan hidup yang kekal. Dan pada akhirnya, dihukum ke dalam lautan api.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga. —Lukas 10:20
“
Dan bersyukurlah apabila akhir-akhir ini Tuhan sedang menegur kita dan diijinkan mengalami guncangan-guncangan. “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr. 12:6).” Kita mungkin mengetahui arti dari menghajar. Tetapi, tahukah Anda arti dari menyesah? Menyesah ialah memukul dengan barang yang melenting (karet atau rotan dan lain-lain), ataupun mencuci dengan membanting-bantingkan pada batu. Allah mungkin melakukannya sebab Ia mengasihi kita. Dan Ia mau supaya kita mendapat bagian dalam kekudusanNya, berada di surga, dan nama kita ada tertulis di Kitab Kehidupan. “Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr. 12:10).” (IM)
28
29
FAITH
Maukah kita menggenapi rencana-Nya dan memberi dampak bagi generasi saat ini?
“Masih adakah orang yang hidupnya benar?” “Masih adakah hamba Tuhan yang mengabdikan segenap hidupnya tanpa pamrih?” “Masih adakah orang Kristen yang tidak mementingkan uang?” Mungkin sulit menemukan orang seperti itu. Apalagi di generasi sekarang ini.
5 Generasi yang Melayani Tuhan 30
Tetapi, Allah menempatkan kita di dunia pada masa sekarang ini adalah supaya kita melayani dan menjadi teladan bagi generasi kita. Seperti Allah menjumpai Daud sebagai seorang yang melayani pada masanya sesuai kehendak Allah, sehingga Allah meninggikan dia. “Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya (Kis. 13:36 a).” Dalam bahasa aslinya dikatakan bahwa Daud melakukan kehendak Allah bagi generasinya. Daud melakukan kehendak-Nya bagi generasi selama Daud hidup. Jadi, selama kita hidup, kita pun dianggap paling tepat oleh Allah untuk melayani generasi yang ada saat ini.
Langkah awal untuk memberi dampak adalah dengan menjadi teladan melalui karakter Kristus (1 Tim. 4:12-14). Tuhan telah memberi kita talenta-talenta yang sangat tepat sesuai kemampuan kita. Dan dengan talenta tersebutlah kita memberi dampak bagi generasi kita. Talenta adalah segala sesuatu yang bersifat positif, yang lebih kita miliki dibanding orang lain. Tetapi, waspadalah, talenta tersebut bisa saja digunakan untuk memuliakan Tuhan, atau malah mendukakan hati-Nya, merusak hidup kita sendiri, bahkan menghujat Dia. Kata dalam bahasa Yunani untuk ‘teladan’ adalah tupos yang berarti model, gambar, ideal, atau pola. Nah, apakah hidup kita layak menjadi teladan? Menjadi Generasi Yang Melakukan Kehendak-Nya Mungkin banyak orang beranggapan hanya generasi muda yang bersemangat. Banyak juga gereja yang menganggap hanya generasi mudalah yang aktif melakukan pelayanan. Lalu, orang-orang berusia 40 tahun atau lebih dianggap sudah tidak pantas terlibat. Di bidang sekuler pun karyawankaryawan yang berusia 35 - 40 tahun sudah berkurang wilayah pengembangan kariernya. Dan kalau belum memperoleh posisi mapan, mereka akan sulit berpindah-pindah pekerjaan.
Fenomena tersebut memperjelas kesenjangan tajam antar-generasi. Lalu, orang-orang yang sudah tua merasa tidak mungkin bisa lebih bersemangat daripada orang yang masih muda. Tetapi, apakah hal itu juga berlaku dalam hal berkarya untuk melayani Tuhan? Di dalam Tuhan, generasi muda ataupun tua sama-sama berharganya. Tuhan melihat dan mengenal hati, bukannya usia. Tuhan tahu hati yang panas, dingin, ataupun suam. Hati yang panas akan menyala-nyala melayani Dia. Hati yang dingin tidak mau lagi mendekat kepadaNya. Hati yang suam-suam kuku mulai menjauhkan diri dari Tuhan. 5 Generasi Akan Dipakai Tuhan Secara Luar Biasa Untuk Melayani Sebagai gereja yang dipakai oleh Tuhan melalui 5 generasi untuk melayani, mungkin bukan hanya satu generasi yang dominan, melainkan kelima generasi tersebut. Dalam Yoel 2:28-29 dikatakan, tiga generasi yaitu anak-anak, teruna-teruna, dan orang tua akan dipakai Tuhan secara luar biasa. Hari-hari ini generasi-generasi tersebut terbagi menjadi lima kelompok, yaitu: • Generasi Silent: 70 tahun ke atas (generasi yang lebih banyak berdoa) yang lahir pada 1922 – 1945 • Generasi Baby Boomers: usia 52 - 69 tahun yang lahir sekitar 1946 – 1964 • Generasi X: 37 - 51 tahun yang lahir pada 1965 – 1979 • Generasi Y: 17 - 36 tahun (Millenial Generation) yang lahir pada 1980 – 1994 • Generasi Z: 16 tahun ke bawah (lahir setelah era 1995-an ke atas) Penuaian jiwa secara besar-besaran 31
FAITH
kandas apabila hal-hal seperti ini masih berkembang. Tuhan tahu semua hal itu akan terjadi dalam generasi sekarang dan selanjutnya. Dan Ia mengizinkannya agar terjadi penuaian jiwa besar-besaran.
pun akan terjadi pada kelima generasi tersebut. Dan semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Mintalah kepada Tuhan untuk mengirimkan penuaipenuai jiwa pada akhir zaman dan supaya kita menjadi penuai jiwa. “KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerjapekerja untuk tuaian itu (Luk. 10:2).’” Kekristenan di beberapa negara maju seperti Amerika, Korea Selatan, dan Jepang semakin menurun, terutama pada kaum muda (atau Generasi Y). Korea Selatan pun yang pada 2010 menjadi negara pusat doa dan pengutus misionaris terbesar kedua, tapi mengalami penurunan seperti Amerika. Apalagi kekristenan di Jepang untuk Generasi Y dan Z, tidak mencapai 1 persen dari total jumlah penduduknya pada tahun 2016 ini. Apa sebabnya? Karena anak-anak muda di sana dilahap oleh media sosial. Bahkan, hal itu tak menutup kemungkinan akan menyerang negara-negara lain. Sebagai orang Kristen, kita harus jeli 32
membaca tanda-tanda zaman. Banyak hal yang mencoba mengecohkan perhatian dan fokus kita terhadap Tuhan Yesus menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali. “Dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak (Mat. 16:3).” Perhatikan beberapa hal yang akan terjadi dpada masa yang akan datang: • Teknologi bergerak begitu cepat Dalam 10 - 40 tahun ke depan akan terjadi percepatan dan lompatan luar biasa di bidang teknologi. Penting bagi kita mempersiapkan diri supaya jangan menjadi korban teknologi. Masa percepatan ini sudah ada. Teknologi dan media bergerak begitu cepat sehingga kita merasa susah mengejar. Teknologi adalah jalan tol informasi, dan informasi tersebut sifatnya memuridkan. Jika kita tidak mempersiapkan generasi, teknologilah yang akan mempengaruhi dan memuridkan mereka.
Generasi sekarang tidak menyadari bahwa mereka sedang dimuridkan oleh dunia ini. Puluhan ribu informasi mengalir begitu saja, tanpa disaring. Sadar atau tidak, kita dibentuk oleh pesan dan informasi. Informasi akan mengubah cara pandang seseorang. Dan melalui informasi yang tidak disaring, kita akan mempercayai nilai-nilai yang salah. • Anti-agama Pengertian ateis pada zaman sekarang bukan lagi seperti pengertian pada awalnya. Ateis zaman sekarang mengenal firman, tapi tidak melakukannya. Memiliki Alkitab tapi tidak membacanya. Membaca tapi tidak merenungkan. Merenungkan tapi tidak mempraktikkannya. • Menjadi tuhan atas dirinya sendiri Beberapa orang menganggap sains dan teknologi cukup untuk hidup di masa depan. Ilmu pengetahuan dibuat maju sedemikian rupa sehingga manusia seolah menjadi tuhan atas dirinya sendiri. Iman generasi di bawah kita berisiko
Pentakosta Ketiga Hari-hari ini, gereja sedang memasuki Pentakosta yang ketiga. Jika ada Pentakosta ketiga, tentu ada Pentakosta pertama dan kedua. Pentakosta pertama terjadi kurang lebih 2.000 tahun yang lalu pada waktu Roh Kudus dicurahkan untuk pertama kalinya. Waktu itu, muridmurid Yesus dipakai oleh Tuhan menjadi saksi-saksi-Nya. Mereka dipenuhi oleh Roh Kudus, berbahasa roh, dan kemudian bergerak dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Dan dalam kurun waktu 100 tahun, 70% dari masyarakat dunia pada waktu itu menjadi umat Kristen. Sayangnya, setelah itu kekristenan menurun dan memasuki Masa Kegelapan (Dark Ages) kira-kira selama 1.000 tahun karena ulah gereja sendiri. Saat ini, kekristenan menjadi sekitar 30%. Dan dari 30% ini, 70%-nya dimenangkan sejak awal abad ke-20 melalui peristiwa Azusa Street pada 1906 dengan pelayanan seorang hamba Tuhan berkulit hitam bernama William J. Seymour. Tuhan memakai William Seymour secara luar biasa dan dia bernubuat, “100 tahun setelah ini (kirakira era hari-hari ini pada 2016 dan seterusnya), Roh Kudus akan dicurahkan double portion!” Double portion bukan berarti dua kali lipat saja, melainkan berkali-kali lipat!
Dia pun bisa memakai kita dan 5 generasi untuk melayani generasi yang ada pada saat ini. Menurut riset Barna Research dan Life Research, dari Generasi Y di Amerika yang rutin pergi beribadah ke gereja hanya sekitar 30 - 40%. Sedangkan, di Korea Selatan kurang lebih hanya 3%. Generasi anak sekarang adalah generasi yang sangat-sangat akrab bukan saja terhadap penggunaan komputer, tapi juga dengan dunia maya atau internet yang kita masuki dan jelajahi. Kita harus memahami 3 ciri tantangan generasi masa kini agar kita bisa mulai mempersiapkan diri: 1. Penampilan lahiriah Generasi kini menekankan penampilan lahiriah, jauh melebihi generasi-generasi sebelumnya, sebab mereka memiliki ketakutanketakutan. Terutama pada para remaja, yakni takut gemuk, takut bodoh, dan takut miskin (maupun takut sukses). Menjadi gemuk seolah berarti tidak menarik dan tidak sehat. Nilai-nilai sekarang membentuk pola pikir mereka untuk menjadi orang yang ramping. Tidak ramping berarti tidak menarik. Mereka juga takut bodoh sebab keadaan sekitar
mengondisikan dan mendambakan prestasi akademik. Sejak kecil, mereka pun diarahkan masuk ke sekolah favorit agar kelak menjadi manusia favorit pula. Dengan kata lain, jika tidak masuk sekolah favorit, berarti tidak menjadi anak favorit. Untuk merespons penekanan yang sangat kuat pada penampilan lahiriah, kita perlu mengembalikan definisinya pada makna Alkitab. Firman Tuhan telah memberi garis jelas tentang nilai. Tatkala Samuel memandang kakaknya Daud, Eliab, Samuel mengira Eliab-lah yang akan diurapi Tuhan menjadi raja Israel menggantikan Saul. Namun, perhatikan pernyataan Tuhan, “Janganlah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1 Sam. 16:7).” Menjaga penampilan itu memang baik, namun mengagungkan penampilan itu bahaya. Sejak kecil, anak semestinya menyadari harga dirinya bukan berasal dari kecantikan atau ketampanan, kepandaian, atau
Nah, sebagaimana Tuhan mampu memakai seorang William Seymour untuk menuai jiwa-jiwa bagi generasinya, 33
FAITH
kekayaan. Melainkan, menyadari bahwa misi hidup bukanlah untuk mengesankan manusia, tapi menyenangkan hati Tuhan. 2. Tidak benar-benar mengenal Tuhan Generasi masa kini lebih menitikberatkan aspek knowing (mengetahui) daripada doing dan being (melakukan, mempraktikkan). Pengetahuan rohani menggantikan kehidupan rohani. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya (Yak. 1:2224).” Padahal, mengenal Tuhan secara mendalam menuntut proses, baik mental ataupun waktu—tidak ada jalan pintas atau pengkarbitan. Mengetahui tanpa perbuatan tidak akan menciptakan manusia kristiani atau murid Yesus, melainkan hanya akan mencetak pengamat kekeristenan atau fans Kristus.
3. Kekurangan teladan Karena tidak memiliki panutan, masyarakat akan hidup dengan ketidakpastian. Figur hamba Tuhan yang berbudi luhur, tanpa cacat moral, dan penuh pengabdian menjadi langka. Dan gereja yang seharusnya merupakan kumpulan orang berdosa yang berusaha hidup suci, telah berubah menjadi kumpulan orang yang disucikan, namun masih hidup penuh dalam dosa. Generasi masa kini pesimis dan skeptis terhadap kebenaran. Jadilah saksi hidup dan contoh yang nyata dan dapat diandalkan.
Pada waktu Allah menetapkan Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, ia menolak. Ia menjawab, “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda (Yer. 1:6).” Namun, Tuhan menegur dia: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kusampaikan (Yer. 1:7).” Dengarkanlah teguran Tuhan supaya kita menjadi berkat dan melayani generasi di Tahun Pentakosta Ketiga ini. (IM)
“How far you go in life depends on your being tender with the young, compassionate with the aged, sympathetic with the striving, and tolerant of the weak and strong. Because someday in your life you will have been all of these.” —George Washington Carver
34
35
CHARACTER BUILDING
dia lamar menyambut hangat dan memanggilnya untuk wawancara kerja. Namun beberapa hari kemudian, semua menolaknya untuk berkerja. Kegagalan terjadi berulang-ulang. Hingga akhirnya membuat dia gusar. Dia mulai menganggap perusahan-perusahan tersebut rasial, enggan menerima warga negara asing.
S
eorang wanita asal Asia pergi ke negara Perancis untuk kuliah. Dia harus belajar dan bekerja serabutan di sana karena dana berkuliah yang ia dapatkan hanya dari beasiswa. Setelah beberapa waktu tinggal di sana, dia memperhatikan dan mengetahui celah sistem pembayaran untuk transportasi di dekat tempat kuliah dan bekerjanya. Pembayaran transportasi di sana menggunakan sistem otomatis atau membeli tiket sesuai tujuan melalui mesin.
Kejujuran Menentukan Masa Depan Anda, Percayakah? 36
Setiap perhentian kendaraan umum, menggunakan metode self-service dan sangat jarang diperiksa oleh petugas. Bahkan pemeriksaan secara insidental (dilakukan pada waktu tertentu saja, tidak rutin) oleh petugas pun hampir tidak ada. Setelah dia menemukan kelemahan sistem tersebut, karena merasa bisa mengakalinya, maka dengan kepintaran dan kelicikannya dia mencoba menghitung-hitung kemungkinan tertangkap petugas kalau tidak
membeli tiket. Dan hasil kemungkinan ketahuannya sangat kecil—setidaknya, begitulah yang dia sangka. Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum tanpa membayar. Wanita itu bahkan merasa bangga atas “kepintarannya”. Dia juga menenangkan diri sendiri karena menganggap dirinya adalah mahasiswi dari negara miskin, sehingga kalau bisa irit, ya sebisa mungkin harus irit. Namun, dia tidak sadar bahwa dia sedang melakukan kesalahan fatal yang lambat laun akan mempengaruhi kariernya kelak. Tak menyadari bahwa hidup ini dibentuk oleh pilihan-pilihan, keputusan-keputusan kecil yang pada akhirnya akan bertumpuk. Empat tahun berlalu… Akhirnya, dia lulus secara cum laude atau sangat memuaskan dari fakultas di universitas yang ternama. Ini membuatnya penuh percaya diri bahwa kalau mulai mengajukan lamaran kerja di perusahan terkenal di Perancis, akan mudah dan bisa segera diterima bekerja. Awalnya,
semua
perusahan
Lalu, suatu hari, wanita itu memaksa masuk ke bagian SDM salah satu perusahaan, bermaksud untuk menemui manajernya. Dia sangat ingin tahu mengapa perusahaan itu menolaknya. Ternyata, penjelasan manajer SDM itu di luar dugaannya. Manajer: “Nona, saat Anda memohon bekerja di perusahaan kami, kami amat terkesan dengan background (latar belakang atau riwayat) Anda. Pendidikan, prestasi, dan berdasarkan kemampuan Anda, sebenarnya Andalah yang kami cari-cari selama ini.” Wanita: “Kalau begitu… kenapa perusahan ini tidak mau menerima saya?” “Setelah kami memeriksa latar belakang Anda lagi, yang mungkin tidak Anda ketahui, ternyata Anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket naik kendaraan umum.”
“
Kepandaian atau IQ sebesar apa pun tidak akan bisa menolong jika kita memiliki sikap dan etika yang buruk, atau ketidakjujuran.
“
yang 37
CHARACTER BUILDING
“Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” (1 Petrus 3:3-4)
“Oh ya…? Sebenarnya saya tahu tiga kali tidak membayar tiket itu… tapi masa sih cuma karena hal sekecil itu saya ditolak?” “Kami tidak menganggapnya sebagai perkara kecil, Nona. Kami memperoleh informasi bahwa pertama kali Anda melanggar hukum itu terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini. Petugas percaya dengan penjelasan Anda bahwa Anda masih belum mengerti sistem transportasi di negara kami. Lalu, Anda diampuni. Tapi, Anda tertangkap lagi dua kali setelah itu…” “Oh... mungkin waktu itu karena saya tidak ada uang kecil…” “Tidak, tidak. Kami tidak bisa menerima penjelasan dari Anda. Kami yakin, Anda telah melakukan banyak pelanggaran.” “Lain kali saya masih bisa berubah, kan…???” 38
“Kami tidak tahu, Nona. Tapi… kami tahu, perbuatan Anda membuktikan dua hal. Pertama, Anda tidak mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri. Kedua, Anda tidak dapat dipercaya. Banyak pekerjaan di perusahan kami bergantung pada trust (kepercayaan). Jika Anda diberi tanggung jawab penjualan, Anda akan dipercayakan kuasa yang besar. Demi menghemat biaya, kami pasti tidak sanggup memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaan. Perusahan kami hampir mirip-mirip transportasi di negeri ini. Karena itu, kami tidak bisa memakai jasa Anda. Saya pun berani menyatakan bahwa mungkin tak hanya di negara kami, melainkan di seluruh Eropa, tidak akan ada perusahan yang mau menerima Anda karena perkara ini...” Wanita itu seperti terbangun dari
mimpinya. Dan sangat-sangat menyesal. Perkataan terakhir dari manajer itu membuat hatinya gemetar. Pesan moral dari contoh pengalaman wanita itu ialah betapa pentingnya kejujuran kita. Bahkan, saat sekiranya tampak tidak ada pertolongan atau jalan keluar lain, tetapi apabila kita jujur, Tuhanlah yang akan menyediakan pertolongan bagi kita. “Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya (Ams. 2:7).” Kepandaian atau IQ sebesar apa pun tidak akan bisa menolong jika kita memiliki sikap dan etika yang buruk, atau ketidakjujuran. Bagaimana dengan kita? Apakah kita jujur dengan Tuhan, misalnya tentang persembahan dan perpuluhan? Yakinlah, saat kita jujur, kita akan punya masa depan. “Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan (Mzm. 37:37).” Jadi, percayakah Anda kejujuran akan menentukan masa depan? Percayalah! (IM) 39
CHRISTMAS
Natal,
kelahiran Sang Juruselamat
K
ata ‘natal’ berasal dari bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Dalam bahasa Inggris, perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti misa Kristus. Christmas biasa pula ditulis Χ’mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani berarti Chi-Rho. 40
Kelahiran Yesus Kristus, Juruselamat Manusia Cerita kelahiran Yesus dalam Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (Mat. 1:18-2:23) dan Lukas (Luk. 2:1-21). Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu, dia dan suaminya, Yusuf, meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem guna mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Agustus,
Kaisar Romawi saat itu. Karena mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan di sebuah palungan (sebuah tempat untuk makan dan minum domba). Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata, Yudea, di kampung halaman Daud, nenek moyang Yusuf, mengenapi nubuat Nabi Mikha (Mikha 5:1-2).
Matius mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian beralih ke kedatangan orangorang majus dari Timur—yang diduga adalah Arabia atau Persia—untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Orang-orang bijak tersebut mula-mula tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang—yang sekarang disebut Bintang Betlehem—menyambut kelahiran seorang raja. Penyelidikan lebih lanjut
memandu mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Ketika bermalam, orang-orang majus itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu, mereka memutuskan untuk langsung pulang tanpa memberitahu Herodes. Matius kemudian melaporkan bahwa keluarga
Yesus mengungsi ke Mesir untuk menghindari tindakan Raja Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak berumur di bawah 2 tahun di Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian Herodes, barulah Yesus dan orangtua-Nya kembali dari Mesir. Tetapi, untuk menghindar dari raja Yudea baru (anak Herodes Agung, yakni Herodes Arkhelaus), mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret. 41
CHRISTMAS
Mengapa dirayakan tanggal 25 Desember? Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei, tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain, perayaan dilakukan pada 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember.
Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Lukas adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Dalam Matius dicatat bahwa ada orang-orang majus dari Timur datang ke Yudea karena melihat sebuah bintang besar yang bersinar di atas wilayah Yerusalem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Beberapa astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu. Pendapat paling kuat adalah dari Johannes Kepler yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang Betlehem itu secara astronomis adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada Desember tahun 7 SM. Asal-mula Peringatan Natal Sekalipun Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal, namun perayaan Natal dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran Juruselamat manusia. 42
Di dunia belahan Timur, orangorang sejak dahulu telah memikirkan mukjizat pemunculan Allah dalam rupa manusia. Menurut tulisan-tulisan lama, suatu golongan Kristen di Mesir telah merayakan “pesta Epifania” (pesta Pemunculan Tuhan) pada tanggal 4 Januari. Gereja sebagai keseluruhan bukan saja menganggap kehadiran Yesus sebagai Epifania, tetapi terutama sebagai kelahiran-Nya di dunia. Sesuai dengan anggapan ini, gereja Timur merayakan pesta Epifania pada 6 Januari sebagai pesta kelahiran Yesus. Perayaan kedua pesta ini berlangsung pada 5 Januari malam (menjelang tanggal 6 Januari) dengan suatu tata ibadah yang indah, yang terdiri dari Pembacaan Alkitab dan puji-pujian. Ephraim dari Syria menganggap Epifania sebagai pesta yang paling indah. Ia berkata: “Malam perayaan Epifania ialah malam yang membawa damai sejahtera dalam dunia. Siapakah yang mau tidur pada malam, ketika seluruh dunia sedang berjagajaga?” Pada malam perayaan Epifania, semua gedung gereja dihiasi karangan bunga. Pesta ini khususnya dirayakan dengan gembira di gua Betlehem, tempat Yesus dilahirkan.
Perayaan pada 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat nonKristen dilakukan pada bulan Desember. Dan dewasa ini, umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan nonKristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invictus (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab. Meskipun kapan tepatnya hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen pada umumnya sepakat untuk menetapkan setiap tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian. Ini didasari atas kesadaran bahwa bukan mementingkan ketepatan tanggalnya, namun esensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari. Dan apakah Kristus Yesus sendiri telah lahir di hati Anda, secara pribadi mengakui dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan? Pohon Natal Pohon Natal di gereja atau di rumahrumah mungkin berhubungan dengan tradisi Mesir ataupun Ibrani kuno. Ada pula yang menghubungkannya dengan pohon khusus di taman Eden
CHRISTMAS
(lih. Kej. 2:9). Tetapi, dalam kehidupan pra-Kristen Eropa memang ada tradisi menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi “Pohon Terang” modern berkembang dari Jerman pada abad ke18. Kartu Natal Terdapat pula tradisi mengirim kartu Natal, yang dimulai pada tahun 1843 oleh John Callcott Horsley dari Inggris. Biasanya dengan gambar yang berhubungan dengan kisah kelahiran Yesus Kristus disertai tulisan: Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Dewasa ini, orang memakai teknologi informasi (e-mail) berkirim kartu Natal elektronik.
Sinterklas Dalam perayaan Natal di Indonesia juga dikenal tradisi Sinterklaas, yang berasal dari Belanda. Tradisi yang dirayakan pada 6 Desember ini sekarang dikenal dengan Santa Claus (Sint Nicolaas atau Santo Nikolas), seorang tokoh legenda yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam dengan kereta salju terbang ditarik beberapa ekor rusa kutub membagi-bagi hadiah. Santo Nikolas sebenarnya berasal dari kota Myra dan diyakini hidup pada abad ke-4 M. Dia terkenal karena kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Di Eropa (lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria, dan Jerman), ia digambarkan sebagai uskup berjanggut dengan jubah keuskupan resmi, tetapi kemudian gambaran ini menjalar ke seluruh dunia dengan penambahan sejumlah atribut, seperti topi dan sebagainya. Dalam dunia modern, perayaan Natal secara sekuler lebih menekankan aspek saling memberi hadiah Natal sehingga ada yang beranggapan, Santa Nikolas lebih penting daripada Yesus Kristus. Tradisi Sinterklaas Belanda menjadi bagian dari acara keluarga (untuk mendisiplin anak-anak) dengan mengunjungi rumah-rumah disertai pembantu berkulit hitam (Zwarte Piet) yang memikul karung berisi hadiah untuk anak yang baik, tetapi karung itu juga tempat anak-anak nakal dimasukkan untuk dibawa pergi. Di Amerika Serikat, tokoh ini disebut Santa Claus dan digambarkan pertama kali oleh suatu iklan
44
minuman sejak 1931 sebagai seorang tua gendut, bercambang putih, berpakain merah dengan sepatu bot, ikat pinggang hitam, dan topi runcing lembut. Yang sering kita lihat juga Natal dimeriahkan dengan banyak cahaya lampu berkelapkelip. Selain untuk menambah semarak perayaan, ini juga memiliki pemahaman cahaya yang ada. Maksudnya, Kristus akan mengusir kuasa kegelapan. Makna Lilin dalam Natal Dalam masa Natal, lilin menggambarkan atau memberikan gambaran Kristus. Kristus dilambangkan sebagai Terang bagi dunia yang gelap. Di dalam Alkitab pun tertulis tentang terang, yaitu di Perjanjian Lama, tepatnya Yesaya 9:1-6, terang yang besar. Sedangkan, di dalam Perjanjian Baru pada Yohanes 1:1-18, yaitu terang manusia. Bukan hanya di dalam peribadahan, di rumah-rumah dan toko-toko pun kerap dihiasi dengan lampu-lampu kelap-kelip. Hal ini muncul sejak zaman Patristik (zaman yang berlangsung setelah Perjanjian Baru sampai abad ke8. Ada juga pendapat yang mengatakan, zaman ini masih berlangsung sampai era Thomas Aquinas. Istilah Patristik pertama kali digunakan oleh bapa-bapa gereja setelah zaman para rasul hingga abad ke8) sebagai gambaran akan terang yang mengalahkan kegelapan. Penggunaan lilin dan lampu-lampu kelap-kelip merupakan pengaruh dari pesta cahaya Yahudi atau Hanukah. Hari raya Hanukkah dirayakan sekitar masa Adven dan Natal, dan terkadang sering disebut dengan istilah Natal Yahudi. (IM) 45
FAMILY
Bagi kita yang menikah, mungkin perlu mengintrospeksi apa saja yang masih kurang dan belum kita lakukan di dalam pernikahan. Sehingga kita bisa memperbaiki keluarga kita. Dan mungkin bagi Anda yang akan memasuki jenjang pernikahan, tanyakanlah apakah ada hal-hal berikut ini atau tidak. Ada “4 Vitamin C Rohani” yang mesti kita miliki supaya pernikahan dan keluarga kita menjadi kokoh dan terhindar dari perceraian. Apa saja keempat vitamin itu?
D
i Amerika Serikat, dalam 2 pernikahan selalu diakhiri dengan sebuah perceraian. Artinya, 50% pernikahan di sana pasti berakhir. Lihat saja bintang film Amerika atau artis-artis Hollywood, seperti yang baru-baru ini dialami pasangan suami istri Brad Pitt dengan Angelina Jolie, hampir semuanya bercerai.
CARA MENGHINDARI PERCERAIAN 46
Sedangkan, di Australia, di dalam 3 pernikahan selalu diakhiri dengan 1 perceraian. Artinya, sepertiga keluarga di sana gagal berumah tangga. Kemudian, di Singapura, di dalam 4 pernikahan diakhiri dengan sebuah perceraian. Artinya, 25% pernikahan berujung pada rumah tangga kandas. Dan ternyata, hal yang cukup mencengangkan adalah hal tersebut bukan hanya terjadi pada orang-orang dunia atau non-Kristen, melainkan juga bahkan pada kalangan pasanganpasangan Kristen. Padahal, ketika pasangan Kristen menikah tentu
diberkati dan didoakan supaya apa yang sudah dipersatukan oleh Allah tidak bisa dicerai-beraikan oleh manusia. Hanya mautlah yang bisa memisahkan. Kenyataannya, di tengah perjalanan pernikahan, badai di dalam rumah tangga datang, lalu menghancurkan pernikahan itu. Di akhir zaman ini, Iblis berusaha supaya kita, orang-orang Kristen tidak mencapai destiny atau tujuan hidup kita. Di dalam perjalanan hidup, Iblis berusaha untuk menghancurkan kita. Iblis juga berusaha menghancurkan gereja. Mengapa? Sebab gereja terdiri dari keluarga-keluarga. Kalau keluarga hancur, maka gereja juga akan hancur. Kita sering melihat keluarga yang awalnya diberkati, happy dan successful, tapi pada waktu badai datang—badai ekonomi, badai pernikahan—keluarga itu hancur sehingga gereja pun ikut runtuh. Bagaimana supaya kita menjadi keluarga yang solid dan kuat? Seperti halnya tubuh yang memerlukan banyak sekali vitamin supaya sehat dan kuat, demikian jugalah pernikahan atau keluarga kita.
Vitamin C pertama: Commitment (komitmen atau berjanji di hadapan Tuhan) “Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu (Maleakhi 2:14).” Seperti janji nikah. Berapa tahun usia pernikahan kita? Apakah rasa cinta itu masih ada seperti ketika masa pacaran dan pertama kali bertemu atau berpegangan tangan? Apakah kita masih jatuh cinta dengan orang yang sama? Janji nikah yang kita ucapkan adalah komitmen di hadapan Tuhan. Kita berkomitmen menerima suami atau istri yang sah, satu-satunya, dan untuk selamanya atau seumur
“
Keluarga yang kokoh adalah keluarga yang memiliki kebersamaan, sesibuk apa pun pelayanan dan pekerjaan mereka. Berikanlah waktu yang lebih banyak untuk pasangan dan anak-anak kita.
“
47
FAMILY
hidup sampai maut memisahkan. Kita berjanji mengasihi pasangan kita dengan sungguh-sungguh, hidup kudus, bijaksana, setia, dan saling menghormati sepanjang hidup. Banyak suami yang mungkin pada awal pernikahan masih hidup miskin dan seadanya, tapi akhirnya bisa menjadi kaya, lalu mulai tidak mencintai istrinya lagi. Kemudian, Tuhan mulai menghajar lewat berbagai persoalan hingga, puji Tuhan, akhirnya bisa dipulihkan kembali. Mengapa Tuhan menghajarnya? Karena sebelumnya ia telah berjanji di hadapan Tuhan, bukan manusia. Komitmen adalah dasar nomor satu supaya kita tetap solid dan kuat dalam pernikahan dan keluarga. Apa pun yang terjadi, kita tetap mau mengasihi. Falling in love is easy, but staying in love is the real challenge (Jatuh cinta itu gampang, tapi tetap saling cinta dan mempertahankan kasih adalah tantangan yang sesungguhnya)!
Vitamin C kedua: Consecration (mengabdi kepada Tuhan) “Maka berkatalah isterinya kepadanya: ‘Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!’ Tetapi jawab Ayub kepadanya: ‘Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?’ Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayub 2:9, 10).” “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN (Yos. 24:15 c).” Dalam sebuah pernikahan atau keluarga, seorang suami harus berfungsi sesuai perintah firman Tuhan, yaitu menjadi imam. Para istri atau ibu tidak boleh
Hasil sebuah survei di Amerika mencatat sebuah dampak bagi anak-anak dari pasangan suami istri atau orangtua sebagai berikut: •
•
•
•
Bila ayah dan ibu tidak setia ke gereja, anaknya menjadi rohani atau takut akan Tuhan hanya 6% Bila ibu yang setia ke gereja, anaknya menjadi rohani hanya 15% Bila ayah yang setia ke gereja, anaknya menjadi rohani hanya 55% Bila ayah dan ibu setia ke gereja, anaknya menjadi rohani atau takut akan Tuhan mencapai 87%
Hasil survei tersebut menandakan, peran seorang pria atau suami dalam keluarga yang setia ke gereja sangat berdampak bagi keturunan dibandingkan peran seorang istri atau wanita dalam keluarga itu yang setia ke gereja. Ada sebuah kesaksian seorang suami yang dulunya tidak punya apa-apa, lalu menjadi pengusaha sukses yang mempunyai tiga pabrik, tapi lalu tidak memperhatikan keadaan rohani keluarganya dan tidak membawa istri atau anaknya untuk takut akan Tuhan. Anaknya kemudian diketahui terkena penyakit hepatitis C karena menggunakan narkoba ataupun seks bebas. Suami atau ayah dari anak itu menuai apa yang ia tabur. 48
Jawabannya, kami cuma mau papa dan mama ada waktu bersama kami.
mengambil posisi tersebut agar suami atau pria tetap memiliki otoritas ilahi di tengah keluarga. Menjadi imam juga berarti membawa teladan dan karakter Yesus ke dalam rumah tangganya, mengajak keluarga, istri, anak-anaknya untuk takut akan Tuhan dan mengabdi kepada-Nya.
Statistik pengguna narkoba, statistik penyakit hepatitis C, homoseksual, penyakit HIV sangat-sangat mengerikan dan meningkat di Indonesia. Mengapa? Karena otoritas ilahi dari figur seorang ayah atau suami untuk membawa keluarga mengabdi kepada Tuhan tidak dilakukan. Milikilah keturunan yang takut akan Tuhan. Apa gunanya kita mencari banyak harta saat masih muda kalau pada waktu usia tua, kita menuai atau mempunyai anak-anak yang terkena HIV, pengguna narkoba, dan lain-lain? Vitamin C ketiga: Communion (persekutuan atau kebersamaan) Sebuah keluarga harus membangun dan mempunyai suatu persekutuan melalui mezbah keluarga serta saat teduh bersama. Perlu juga waktu untuk bersama-sama lewat liburan atau jalanjalan. Sering kali kita disibukkan dengan bermacam pekerjaan, padahal keluarga dan anak-anak membutuhkan kita.
“Kamu harus mengajarkannya kepada anakanakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun (Ul. 11: 19).” Sebuah karakter dalam film The Godfather, Don Corleone seorang tokoh yang kejam saja bisa mengatakan, “A man who doesn’t spend time with his family can never be a real man (Seorang pria yang tidak punya waktu untuk keluarganya tidak layak untuk disebut sebagai seorang pria sejati).” Uang memang perlu, tapi waktu juga lebih perlu untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Keluarga yang kokoh adalah keluarga yang memiliki kebersamaan. Sesibuk apa pun pelayanan dan pekerjaan mereka. Berikanlah waktu
yang lebih banyak untuk pasangan dan anak-anak kita. Vitamin C keempat: Chopping Skill (hikmat atau kemampuan untuk menyelesaikan masalah) Sering kali yang mengalami kesulitan melakukan hal ini ialah para istri. Mungkin di bagian vitamin ke-1, 2, dan 3, para istri cukup hebat, tapi lemah pada vitamin ke-4 ini. Para istri atau ibuibu harus meminta hikmat dari Tuhan tentang bagaimana caranya supaya suami betah di rumah dan tidak marah-marah. Kita pun tidak bisa meminta pasangan kita berubah tanpa kita sendiri terlebih dulu berubah. Kita harus meminta dan mempunyai hikmat dari Tuhan untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam keluarga. Hikmat akan menjadikan rumah dan keluarga sebagai tempat yang paling menyenangkan dan membahagiakan di muka bumi ini daripada tempat yang ainnya. Semoga semua 4 Vitamin C ini ada di dalam pernikahan dan keluarga kita. (Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD)
Di sebuah Sekolah Minggu di Singapura pernah dilakukan pertanyaan kepada sebanyak 150 anak di sana, “Apa yang kamu mau dari Papa atau Mama kamu? Mau mainan atau apa?” Apa yang menjadi jawaban sebagian besar dari mereka? 49
BUSINESS
Sukses Cara Dunia Vs Sukses Dalam Tuhan
A
da seorang pendeta bernama E. V. Hill yang menerima undangan untuk berkhotbah di sebuah gereja di kota besar di Amerika Serikat. Saat berkhotbah, ia menjelaskan perbedaan antara daerah perkotaan yang kaya itu dengan daerah pinggiran kumuh di dekat tempatnya melayani. “Saya tahu apa yang kurang di sini…” kata Pdt. E. V. Hill, “di sini tidak ada grafiti (coret-coret di dinding jalanan) sama sekali. Saya bersedia membuatnya bagi Anda. Saya akan mengambil satu ember cat dan berjalan mengelilingi kawasan ini, lalu saya akan menuliskan satu kata ini di atas rumah jutaan dolar dan mobil mahal buatan Eropa milik Anda semua: sementara.” “Kenapa saya ingin menulis kata itu? Karena tidak ada satu pun dari kekayaan ini bersifat kekal.” Banyak orang mungkin berpendapat bahwa kesuksesan diukur dengan kekayaan. Seperti anak muda dalam Matius 19:22 dan Markus 10:17-22— atau bahkan menurut Lukas 18:18 adalah seorang pemimpin—yang berpikir lebih baik memiliki banyak harta daripada mengikut Tuhan. “Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: ‘Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ Jawab Yesus: ‘Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang,
50
hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Lalu kata orang itu kepada-Nya: ‘Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.’ Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya (Mrk. 10:17-22).” Kekayaan bukan hanya tentang uang atau benda-benda yang kita miliki. Hal yang lebih berharga daripada harta adalah waktu. John C. Maxwell berkata, “Semakin muda usia kita, semakin kita merasa memiliki banyak kebebasan untuk melakukan apa pun terhadap waktu, perkataan, uang, dan lainnya. Tapi, semakin kita bertumbuh di dalam kepemimpinan, kita seharusnya sadar melepaskan kebebasan-kebebasan tersebut.” Harta yang sesungguhnya pun bisa berarti hubungan yang kita miliki dengan teman-teman atau kerabat-kerabat kita. Mungkin doa Yabes dalam 1 Tawarikh 4:10, terutama tentang: kiranya Engkau memperluas daerahku berbicara juga tentang memperoleh teman-teman baru dari Tuhan. Semakin banyak teman, semakin luas networking atau relasi kita.
Kamuflase Kesuksesan Menurut Dunia Dunia sering kali memandang ukuran kesuksesan ialah popularitas, kekayaan, dan menjadi apa pun yang kita inginkan. Padahal Tuhan menilai lain. Bagi Tuhan, kegigihan kita mengemban kepercayaan yang Ia berikan merupakan bentuk kesuksesan. Seperti yang dilakukan hamba-hamba yang baik dalam perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:14-30). Talenta bisa melambangkan semua kemampuan, waktu, sumber daya, dan kesempatan untuk melayani. Kita harus tahu bahwa posisi dan pelayanan kita di surga akan ditentukan oleh kesetiaan kita dalam kehidupan dan pelayanan kita di bumi. Dalam perumpamaan di Matius 25:14-30 itu, sebenarnya semua talenta adalah milik Tuhan. Hamba-hamba tersebut hanya dipercaya untuk mengelolanya. Seandainya anak muda yang kaya menyadari kekayaannya merupakan kepercayaan dari-Nya, pasti ia akan mengelolanya hanya untuk kemuliaan Tuhan. Sebab Dia yang akan memelihara hidupnya (Mat. 6:25-34). 1 Korintus 4:7 c versi The Message mengatakan, “Isn’t everything you have and everything you are sheer gifts from God? (Bukankah semua yang kamu punyai dan hidupmu sendiri pun semata-mata anugerah dari Tuhan?)” “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya,
51
BUSINESS
susah payah tidak akan menambahinya” (Ams. 10:22). Bayangkan, apabila Simon sang nelayan, sebelum menjadi Petrus penjala manusia, terus-menerus bekerja keras menjadi nelayan dan menjala ikan seumur hidupnya, kesuksesan seperti apa yang ia alami? “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa (Luk. 5:5 a).” Bisa saja ia akan mengalami sukses menurut ukuran dunia, tetapi ia tidak sukses di dalam Tuhan. Apakah Kekayaan dan Kesuksesan Merupakan Tanda Rohani yang Sehat? Apakah kekayaan yang meningkat dapat dianggap sebagai tanda kerohanian yang sehat? Belum tentu. Memiliki kekayaan tidaklah salah, tetapi apabila itu membuat kita jatuh cinta pada kekayaan atau uang, akan sukar bagi kita untuk masuk kerajaan surga (Mat. 19:23). Salah satu ukuran kerohanian yang sehat dan sukses di dalam Tuhan ialah kita melakukan sesuatu dengan penuh sukacita dan yang terbaik untuk Dia di manapun kita berada. Tolok ukur lainnya ialah rasa ucapan syukur. Mampukah kita mengucap syukur dalam segala hal? Orang yang mampu bersyukur akan 52
berkata, “Terima kasih, Tuhan, karena kami masih bisa makan seperti ini…” Jangan iri terhadap kesuksesan atau keberhasilan orang lain. Kalau kita iri terhadap orang lain, berarti kita berpikir bahwa supaya bahagia, kita harus memiliki lebih dan lebih banyak benda atau harta lagi. Padahal, menjadi dan merasa bahagia itu pilihan. Kita memilih untuk bahagia—terlepas dari apa pun yang kita alami atau miliki. Kalau kita tak bahagia dengan apa yang kita miliki sekarang, bagaimana kita bisa merasa bahagia dengan memiliki lebih lagi? “Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu (Luk. 12:15).” Banyak orang yang mempunyai karunia untuk memiliki. Tapi, tak banyak orang yang memiliki karunia untuk menikmati yang mereka miliki! Hal itu sangat tragis. Lebih baik kita mempunyai keduanya, yaitu karunia untuk memiliki serta karunia untuk menikmati. Di London terdapat dua tempat yang menarik, yaitu museum Bank of England dan museum Clockmakers. Tempat yang pertama merupakan ruang menyimpan uang-uang. Tempat yang kedua untuk
menyimpan arloji-arloji. Dua tempat tersebut seolah menggambarkan bahwa uang dan waktu merupakan sumber daya yang sangat penting. Tetapi, kedua hal itu menjadi dilema besar. Bukankah kita sering memakai waktu yang berharga untuk bekerja setengah mati mencari uang, lalu menghabiskan begitu banyak uang untuk mengisi waktu liburan? Kita jarang memiliki kedua hal itu secara seimbang. Tetapi, lihatlah teladan Tuhan Yesus. Meskipun kesibukan-Nya amat menyita waktu, Ia meluangkan waktu di pagi hari, bahkan larut malam untuk berdoa, mencari dan melakukan kehendak Bapa. Ia selalu memiliki ketersediaan waktu tenaga, dan “uang” (time margin, energy margin, and money margin). Kita harus selalu mengingat bahwa kesuksesan ialah kasih karunia dari Tuhan. Ukuran kesuksesan yang sejati di dalam hidup ini kembali pada halhal yang sederhana. Melihat anak-anak bertumbuh. Memiliki banyak sahabat baik. Masih punya banyak kesempatan untuk berbuat baik. Dan lainnya. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengkhobah 12:13-14).” Raja Salomo memulai kitab Pengkhotbah dengan sinis bahwa hidup ini sia-sia. Tapi, ia mengakhirinya dengan nasihat bijak tentang makna hidup yang sejati. Yaitu, takut akan Allah, mengasihi Dia, dan menaati firman-Nya merupakan tujuan dan kepuasan yang tidak dapat ditemukan melalui cara lain. Itulah arti sukses di dalam Tuhan. (IM)
53
FAITH
K
ita pasti kesal jika mendapat selembar uang Rp100.000 palsu. Seperti halnya uang palsu tidak akan berguna, demikian juga dengan iman yang palsu. Iman palsu itu bisa tampak sangat asli atau autentik, tetapi dalam jangka panjang, akan tampak hasilnya. Semasa pelayanan-Nya di bumi, Tuhan Yesus sering berhadapan dengan kepalsuan dan kemunafikan manusia. Seperti halnya ketika Ia membalik mejameja penukar uang (Mat. 21:12), begitu pulalah Ia akan menghardik orang-orang munafik. Tetapi, kita sering tidak bisa membedakan antara orang-orang munafik (memiliki iman palsu) dengan orang-orang Kristen sejati. Ada 7 hal yang menandakan Kristen KTP atau palsu: 1. Merasa lebih bersalah tidak ke gereja di hari Minggu daripada menyakiti hati orang lain Kita menganggap kehadiran di gereja adalah tanda utama orang Kristen hidup benar. Kita lebih menghargai kehadiran di gedung gereja daripada sikap yang baik terhadap orang lain.
Kristen palsu (KTP) Vs Kristen asli (Beriman) 54
Kalau kita seperti itu, mungkin kita belum mengenal karakter Yesus. Ia menjelaskan tentang hukum yang terutama, “Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat. 22:37-39).’” Ketahuilah bahwa bisa saja kita selalu hadir beribadah hari Minggu di gereja, tetapi masih hidup jauh dari hadirat Tuhan. 2. Menganggap Alkitab penting, namun merendahkan Tuhan Yesus Mungkin kita sangat paham tahaptahap memperoleh keselamatan kekal, tetapi tanpa menghargai Sumber keselamatan itu sendiri. Mungkin kita hapal dan telah tamat membaca 66 kitab di Alkitab. Jika kita tahu banyak tentang ayat, tapi tidak hidup benar seperti Yesus, kita tak menyadari perkataan-Nya, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehNya kamu mempunyai hidup yang kekal,tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (Yoh. 5:39-40).” Orang-orang Farisi hafal lima kitab pertama (Pentateukh) Alkitab. Mengira dengan begitu, berarti mereka telah menjadi orangorang benar. Padahal pengetahuan hanya akan menaikkan ego dan membelakangi Juruselamat.
Bukankah seluruh isi Alkitab menggenapkan tentang Tuhan Yesus? Jadi, saat kita membaca dan merenungkan isi firman Tuhan, coba tanya diri kita sendiri terlebih dulu apakah kita makin mengasihi Tuhan Yesus dan rindu memiliki keintiman dengan Dia? Ataukah sekadar menambah pengetahuan akan firman? 3. Merasa aman bermain-main dengan godaan dan dosa Selidikilah hati kita. Mengapa kita lebih sering senang mendekat pada dosa daripada mendekat kepadaNya? 4. Merasa tidak apa-apa membenci seseorang yang sangat menyakiti kita Beberapa orang susah mengampuni. Yesus memberi teladan kepada kita ketika Ia berseru, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Luk. 23:34).” 55
FAITH
“
Misalnya, hanya kalau ada masalah kita baru berdoa. Semua untuk kepentingan sendiri. Mungkin itu wajar kalau kita baru mengenal Tuhan Yesus sebab iman belum bertumbuh.
Kristen yang bertumbuh
akan bermultiplikasi. Firman Tuhan berkata bahwa benih yang kecil akan bertumbuh menjadi lebih besar, bahkan
“Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ‘Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh (Mat. 19:27)?’” Petrus masih sebagai Kristen sayuran yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri dengan mengatakan, Apakah yang akan kami peroleh?
burung-burung di udara datang bersarang pada cabangcabangnya.
“
Kita bisa mengampuni, walau tak mudah. Tetapi, kita tidak bisa mengaku sebagai pengikut Kristus apabila tanpa belajar mengampuni. 5. Merasa menjadi orang Kristen sejati, namun tak pernah bergaul dengan orang-orang berdosa Banyak orang menganggap, bergaul dengan orang-orang berdosa akan membuat berdosa juga. Padahal, Yesus bergaul dengan pemungut cukai dan orang berdosa (Mat. 9:10-11, Luk. 5:30, Mrk. 2:15). Ia menjamah dan menyembuhkan orang-orang sakit. Dalam budaya Yahudi, menyentuh orang berpenyakit membuat seseorang tidak kudus atau najis. Tapi, Yesus seolah tidak peduli terhadap hal atau stigma itu. Ia ingin menyembuhkan, memulihkan keadaan fisik maupun rohani mereka. 6. Mempercayai bahwa Tuhan hanya berada di dalam suatu gedung atau bangunan tertentu, bukannya di antara orang-orang percaya Sebelum pengorbanan Yesus di kayu salib, Bait Suci merupakan tempat orang Israel bertemu dengan Allah mereka. Tempat itu merupakan segala-galanya bagi mereka. Dan 56
Kristen Yang Asli - Beriman Dan Bertumbuh Kristen yang bertumbuh akan bermultiplikasi. Firman Tuhan berkata bahwa benih yang kecil akan bertumbuh menjadi lebih besar, bahkan burungburung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. hanya sedikit orang yang dapat memasukinya. Setelah kematian Yesus dan kebangkitan-Nya, hadirat Allah meninggalkan Bait Suci itu untuk masuk ke dalam umat-Nya. Hal ini ditandai dengan terbelahnya tirai Bait Allah. Izinkan Tuhan bekerja dan bergerak melalui diri kita, ke manapun kita pergi dan berada. 7. Menganggap apa yang kita ketahui lebih penting daripada apa pun yang kita lakukan Malam sebelum Ia disalib, Ia mengumpulkan kedua belas muridNya untuk perjamuan terakhir (Yoh. 13:5). Sesaat setelah itu, Ia mengambil wadah air dan menyeka satu per satu kaki murid-Nya dengan kain. Mungkin kita belum mengerti tradisi Yahudi bahwa membasuh kaki orang lain merupakan tugas seorang
budak. Dengan kata lain, Yesus menempatkan diri-Nya lebih rendah daripada para murid-Nya. Tuhan Yesus tidak banyak memberi “teori papan tulis” tentang pengajaran-pengajaran-Nya. Yesus tidak pandai berteori, Ia lebih senang mempraktikkan apa yang diajarkanNya. Sering kali Ia merendahkan diriNya sendiri. Ia seolah menyimpulkan seluruh pengajaran-Nya melalui peristiwa membasuh kaki itu— menjadi pelayan. Frank Powell berkata, “There’s a trendy message, even in Christian circles, that challenges people to ‘Rise up!’ If you’re a follower of Jesus, that’s a faulty message. Christianity isn’t about rising up. It’s about falling down. In God’s kingdom, the more power you have, the more feet you wash. Be very careful about people who love to talk
but hate to serve. The most spiritually mature Christians aren’t always the most eloquent or wise. Those most like Jesus are the ones who grab a towel and place the needs of others above their own.” “Kristen Sayuran” Kekristenan yang seperti sayur berarti menjadikan Tuhan sebagai Tuhan saat ada kebutuhan-kebutuhan pribadi saja.
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya (Mat. 13:31-32).”
Kekristenan kita harus berbuah dan dapat dinikmati orang lain. Apa ciri-ciri kekristenan yang bertumbuh? • Perubahan cara berpikir atau pola pandang Kita mau melihat dan berpikir seperti cara Tuhan berpikir atau memandang. Ketika berhadapan dengan tantangan, kita tidak mengeluh. Kita malah ingin mengetahui rancangan-Nya dalam hidup kita ini. Tuhan pasti memiliki rencana melalui tiap tantangan yang kita hadapi • Haus dan lapar akan Tuhan Seperti halnya jemaat mulamula yang rajin berkumpul dalam pertemuan ibadah karena haus dan lapar akan Tuhan, kita juga harus demikian. Jangan menjauhi ibadah (Ibr. 10:25) • Rindu berjalan dalam iman Di fase ini, seseorang tidak lagi menggunakan kepintaran ataupun pengalamannya saja, melainkan imannya. Ia ingin mengalami sesuai firman Tuhan. Gelar kependidikan mungkin takkan membuat kita takut akan Tuhan; yang dapat membuat kita takut akan Dia ialah menjadi pelaku firman Bagaimana Caranya Supaya Kekristenan Kita Bertumbuh? Tinggallah di dalam Tuhan. “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia 57
FAITH
masalah. Kristen KTP (kekristenan palsu atau “KW”) akan bersungut-sungut saat ada masalah. Atau malah meninggalkan Dia ketika sedang diberkati oleh Tuhan. Sebaliknya, orang Kristen yang bertumbuh akan makin jatuh cinta kepada-Nya—baik saat ada masalah maupun ketika diberkati berlimpah-limpah. Ia akan makin mengandalkan dan mengagumi Dia lebih lagi. Kristen Galilea Apa itu Kristen Galilea? Salah satu tempat terkenal di Israel adalah Danau Galilea. Danau tersebut memiliki beberapa sebutan seperti Tiberias, Kineret (Kinos atau Harpa), dan Genesaret.
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apaapa (Yoh. 15:1-5).”
ikuti proses dari Tuhan. Akan ada proses padang gurun, dapur pemurnian, dan lembah kekelaman dalam hidup ini. Kalau kita mau makin bertumbuh, kita harus melewati proses-Nya dan selama diproses jangan marah-marah kepada Tuhan karena Dia sedang membersihkan kita.
Milikilah kedekatan dengan Tuhan dan berpautlah kepada-Nya. Kemudian,
Cara melihat kekristenan kita bertumbuh dan berbuah adalah saat mengalami
58
Dataran Tinggi Golan (Golan Heights) dan Gunung Hermon (Mount Hermon) adalah dua tempat yang menjadi sumber mata air tawar bagi bangsa Israel. Sumber mata air itu mengalir ke Danau Galilea dan kemudian mengalirkannya lagi ke Sungai Yordan hingga akhirnya ke Laut Mati. Tarik pelajaran dari hal itu, yakni semoga kita menjadi Kristen Galilea yang menerima aliran berkat, kemudian mengalirkan berkat tersebut bagi orangorang lain juga.
59
FAITH
Ketika Tuhan Yesus menjumpai muridmurid-Nya di pantai Danau Tiberias (Yoh. 21:1-14), mereka tidak mengenali karena Dia sudah dalam tubuh kemuliaan. Walaupun begitu, muridmurid tetap taat akan perkataan-Nya. Akhirnya, mereka menebarkan jala sesuai perintah dan mendapatkan 153 ekor ikan. Mengapa 153 ekor ikan? Beberapa tahun lalu, ada sebuah penelitian yang dilakukan yang menemukan bahwa di dalam Danau Galilea terdapat 153 jenis spesies ikan! Apa artinya? Yang tertulis dalam zaman Tuhan Yesus dan masa sekarang adalah kebenaran. Dan ikan-ikan tersebut tetap ada karena pemeliharaan Tuhan. Kembali ke ayat Yohanes 21:1-14, di pantai Danau Galilea terdapat api unggun, lalu Yesus menyuruh muridmurid-Nya membakar ikan untuk dimakan. Artinya, Tuhan menuntun kita agar dapat menikmati setiap berkat dariNya dan hidup dalam pemeliharaan-Nya.
Kristen Galilea, yaitu orang-orang yang menerima berkat dari Tuhan, hidup dalam pemeliharaan-Nya, taat akan perintah-Nya, dan mengalirkan kembali berkat tersebut bagi banyak orang. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikanNya kepadamu (Yoh. 15:16).” Kita pun sudah dipilih dan diselamatkan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Jadi, jangan sia-siakan anugerah tersebut. Mengucap syukurlah dengan cara pergi dan menghasilkan buah. Ada sejumlah buah yang bisa kita hasilkan: • Buah jiwa-jiwa Apakah kita sudah memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus dan mengajak mereka ke gereja?
• Buah pertobatan Adakah perubahan gaya hidup dan tidak kembali melakukan perbuatanperbuatan manusia lama? • Buah pelayanan Bukannya dilayani dan gemar mengkritik, tapi kita mau aktif terlibat dalam pelayanan supaya kita belajar dan diproses • Buah-buah roh Karakter kita makin menyerupai karakter Kristus. “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu (Gal. 5:22-23).” Bagaimana kalau kita tidak menghasilkan buah? Apa hukumannya? Matius 3:10 berkata bahwa pohon itu akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Jika kita tidak berbuah, kita akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Kemudian, di Matius 21:1819, Yesus melihat pohon ara yang tidak berbuah sehingga pohon itu dikutuk, dan seketika itu menjadi kering. Buah-buah itu memang tidak dapat dihasilkan dalam beberapa tahun; butuh proses dan waktu yang cukup lama. Dan mungkin Tuhan bisa memakai orang-orang di sekitar kita untuk memproses kita. Lewat itu semua, semoga kita menjadi orang-orang Kristen yang asli, beriman dan bertumbuh. (IM)
60
HEALTH
Salah satu penyakit yang timbul akibat gangguan pancreas adalah Diabetes mellitus. Diabetes dibagi menjadi 2 jenis yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Pada kondisi diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin sebagaimana seharusnya dan hal tersebut menyebabkan gula darah naik. Pankreas juga kehilangan kemampuan memproduksi dan melepaskan insulin sesuai dengan kadar normal tubuh. Sedangkan pada diabetes tipe 1, sistem imun tubuh justru menyerang sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin sehingga pada penderita diabetes tipe 1 dibutuhkan suntikan insulin seumur hidupnya.
Penyakit diabetes mellitus ( DM ) juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit Gula darah. Penyakit ini diakibatkan oleh karena adanya gangguan sistem metabolism dalam tubuh manusia, dimana organ pancreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Pancreas merupakan organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu: 1. Menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin dimana enzim tersebut berguna untuk memecah makanan sehingga dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing masing misalnya amylase untuk menguraikan karbohidrat dan lipase untuk menguraikan lemak menjadi kolesterol dan asam lemak.
Gejala gejala diabetes : Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang terjadi pada penyakit diabetes: - Rasa haus - Banyak kencing - Berat badan turun - Rasa lapar - Badan lemas - Rasa gatal - Kesemutan - Mata kabur - Kulit Kering Komplikasi yang dapat terjadi : Jika tidak cepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti : 1. Diabetic Ganggren
2. Serta menghasilkan hormon atau fungsi endokrin. Hormon tersebut adalah insulin . insulin akan mengikat glukosa dari darah unutk dibawa ke beberapa jaringan di dalam tubuh agar bisa digunakan sebagai energi.
2. a. b. c. d. e. f.
62
Arteriosclerose ( Penyempitan pembuluh darah) Otak stroke Jantung Heart attack Ginjal diabetic nephropathy Resiko cuci darah Kaki Resiko Amputasi ) Mata Penglihatan Kabur Libido berkurang
63
HEALTH
3. Diabetic Polynueropathy ( saraf perasaan baal, dingin, linu) 4. Kekebalan tubuh menurun. Bagaimana cara mengobatinya? Ada 4 pilar Pengendalian penyakit diabetes:
1. Edukasi : pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dan pengendalian harus dilakukan seumur hidup 2. Makanan : jika input/masukan buruk, maka output/hasil akan buruk, demikian pula bila makan melebihi diet yang ditentukan, maka kadar gula darah akan meningkat. Dan yang terpenting adalah makanan yang manis sudah sangat tidak dianjurkan karena mengandung short chain glucose yang dapat meningkatkan gula darah dalam waktu singkat. 3. Olahraga diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada dalam darah 4. Jaga berat badan ideal 5. Obat: hanya jika diperlukan, tetapi bila kadar gula darah telah turun dengan meminum obat, bukan berarti telah sembuh, tetapi harus konsultasi dengan dokter untuk dapat menentukan dosis yang tepat. Jenis jenis obat yang dapat digunakan dan mungkin sering didengar ( tetapi melalui anjuran dan konsultasi dengan dokter ) diantaranya adalah : 1. Metformin ( contoh : Glucophage ) 2. Sulfonylurea ( contoh : Amaryl , Diamicron ) Penggunaan obat ini tidak dianjurkan dalam jangka waktu panjang karena dapat menyebabkan fungsi kerja pancreas menjadi berat. 3. Acarbose ( Contoh :Glurenorm ) 4. DP 4 inhibitor ( contoh : Januvia , Galvus ) 5. SGLT 2 Inhibitor ( contoh Forxiga ) 6. Insulin ( contoh : Novorapid , Novomix, Levemir, Lantus ) Beberapa golongan obat diatas memiliki cara bekerjanya masing masing dalam menurunkan gula darah, dan penggunaannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi kerja organ tubuh lainnya. Pemilihan menggunakan obat oral maupun insulin harus dikonsultasikan dan dikontrol ketat dibawah anjuran dokter supaya komplikasi dapat diminimalisir dan target control gula darah dapat tercapai dengan maksimal. 64
65
LEADERSHIP
D
alam memilih muridmurid-Nya, mengapa Yesus memilih orangorang biasa yang berprofesi sebagai nelayan, pemungut cukai, dan tabib? Mengapa Yesus tidak mengambil para cerdik-pandai dari kalangan terpelajar? Padahal saat itu banyak kalangan ahli kitab, seperti orang Farisi dan golongan Saduki. Jawabanya jelas, Yesus memilih orang yang mau melakukan kehendakNya, bukan mereka yang bisa namun tidak mau. Yesus sedang mempersiapkan calon pemimpin rohani bagi bangsa Israel. Untuk itulah Ia memilih mereka agar diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus dan ajaran-ajaran Yesus sebagai sarana untuk memenangkan jiwa bagi kerajaan Allah. Yesus tahu cara memaksimalkan potensi para murid-Nya. Hal-hal apa saja yang harus dimiliki seseorang supaya berhasil menjadi pemimpin yang baik? Seorang pemimpin haruslah memiliki kemampuan untuk memotivasi. Ia juga harus bijak menggunakan setiap wewenangnya. Seorang pemimpin harus
fokus mendorong orang lain supaya melakukan hal-hal yang tepat. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip dan strategi menghadapi situasi atau tantangan. Ia memerlukan strategi yang tepat untuk mengatur semua program supaya berjalan lancar. Dan mengantisipasi masalah dan memberi solusi kalau tidak berjalan mulus. Seorang pemimpin harus bisa mengembangkan kemampuan dan keahliannya untuk bisa membawa orang lain naik ke level yang lebih tinggi. Sebab banyak hal yang akan dihadapi dan dituntut dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin juga merupakan pelopor, yaitu bersedia melangkah dan memasuki zona atau teritorial yang belum diketahui, mau menempuh risiko, mencoba cara-cara baru yang lebih baik. Kalau kepemimpinan bagus, hasil atau dampaknya bagus. Kalau kepemimpinan jelek, hasilnya juga jelek. Dampak Kepemimpinan Positif Kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari hasil yang dicapainya bersama
dengan orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang bekerja keras akan mampu mengembangkan intuisi kepemimpinan yang kuat. Apa fungsi intuisi dalam kepemimpinan? - Membaca situasi Para pemimpin mampu membaca situasi yang tidak dibaca oleh orang lain dalam segala keadaan. - Membaca tren Para pemimpin tahu waktu untuk mundur dari apa yang sedang terjadi pada saat tertentu, tetapi berani untuk maju mengikuti perubahan di masa mendatang. - Membaca sumber daya Para pemimpin selalu memaksimalkan setiap aset dan sumber daya yang ada, dan ingat bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah aset terbesar. - Membaca orang lain Para pemimpin mengetahui apa yang sedang terjadi di antara orang-orang yang dipimpinnya, dan mengerti serta merasakan apa saja pengharapan, rasa takut, serta keprihatinan mereka.
Dampak
Sebuah Kepemimpinan 66
67
LEADERSHIP
para pengikutnya sebelum mereka dapat bertindak dan memiliki motivasi. Kesehatian dan kebersamaan antara pemimpin dengan orang-orang lain akan lebih berpengaruh dan berkesan. Kepedulian pemimpin akan mengubah dan menarik hati orang lain. Pemimpin Kristen Kekuatan seorang pemimpin Kristen tidak hanya diukur dari apa yang dapat ia kerjakan, tetapi dari hubungannya dengan Tuhan. Kekuatan seorang pemimpin rohani dapat dilihat dan dibuktikan dalam pengertiannya, penghayatan dan praktik prinsip-prinsip rohani dalam keputusan, tindakan, dan setiap aspek kehidupannya. Hal yang sulit, tapi bukan mustahil. - Membaca diri sendiri Para pemimpin harus mengembangkan kemampuan untuk membaca diri sendiri—kekuatannya, kelemahannya, dan kondisi pikirannya. Juga harus memiliki kualitas daya tarik yang kuat melalui sikap dan kepribadiannya Dampak kepemimpinan negatif Seorang pemimpin yang tidak dapat memimpin dengan baik akan membawa dampak buruk terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Sebab seorang pemimpin memiliki pengaruh besar bagi orang-orang yang mengikutinya. Setiap pemimpin tentu memiliki keterbatasan dalam hal-hal tertentu. Ini menjadi salah satu faktor tidak efektifnya seseorang memimpin. Dengan mengambil banyak waktu melakukan hal-hal di luar kemampuan utamanya, maka akan banyak energi terbuang dan tidak menghasilkan sesuatu yang maksimal. Pemimpin yang tidak dapat membedakan 68
antara otoritas dan kemampuannya justru akan memperlambat kinerja dan menurunkan motivasi orang lain yang memiliki kemampuan tersebut. Seorang pemimpin yang tidak menyadari bahwa pemimpin bekerja melalui orang-orang lain akan kehilangan kesempatan untuk melakukan yang terbaik. Seorang pemimpin harus berpikir lebih jauh (thinking beyond), lebih besar (thinking big), dan mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi (thinking possibilities). Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan. Grace Murray Hopper berkata, “You manage this; you lead people (Anda bukan mengatur orangorang; Anda memimpin mereka).” Sebab kepemimpinan atau leadership merupakan cara seorang pemimpin memberikan instruksi kepada orangorang yang dipimpinnya.
Perlu teknik dan keahlian khusus untuk memiliki pengaruh yang besar. Cara seorang pemimpin haruslah tegas dan tidak mementingkan diri sendiri. Pemimpin harus bekerja sama dengan para stafnya, mempertimbangkan setiap saran ataupun komentar mereka agar bisa memperbaiki diri dan lebih maju dalam kepemimpinannya. Dengan menghargai pendapat-pendapat setiap orang dan mengambil keputusan yang terbaik—tanpa membuat seorang pun merasa terabaikan— semua pihak akan puas dan rela melakukan setiap tugas yang ada. Kepemimpinan menuntut tanggung jawab yang besar. Seorang pemimpin adalah orang yang mengesahkan setiap keputusan yang telah disetujui bersama. Maka, untuk berjalannya suatu rancangan, seorang pemimpin harus memakai otoritasnya dengan tepat. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mengarahkan dan membawa setiap orang yang dipimpinnya
mengalami perubahan dan kemajuan dari keadaan mereka sebelumnya. Seperti yang telah dilakukan Tuhan Yesus terhadap murid-murid-Nya. Menjadikan mereka tampil beda dalam hal-hal yang positif. Itu juga akan menjadi pelajaran yang baik bagi orang-orang lain untuk menghargai orang lain dan menyadari bahwa setiap orang pasti memiliki sesuatu yang istimewa dalam diri mereka. Seorang pemimpin harus mau bekerja nyata, bukan hanya berbicara mengejar tujuan. Harus tanpa keinginan menipu atau memanfaatkan orang lain. Juga memiliki hubungan dan komunikasi yang baik, memperhatikan keperluankeperluan orang-orang yang dipimpinnya, dan memberikan fasilitasfasilitas yang memadai. Gairah seorang pemimpin akan membangkitkan semangat orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin mungkin harus menjadi yang pertama-tama membangkitkan motivasi di dalam diri
Seorang pemimpin yang kuat mempunyai iman (berakar ke bawah) dan karakter (berbuah ke atas) dalam kehidupannya (Mzm. 1:3, Yes. 37:31). Mari kita lihat sejumlah contoh kepemimpinan di dalam firman Tuhan berikut ini dan yang bisa kita pelajari dari mereka. Kepemimpinan Musa Menerima pendidikan di istana Firaun selama 40 tahun tidak cukup memadai untuk memperlengkapi Musa bagi misinya. Menyendiri bersama Allah selama 40 tahun pembinaan dan penderitaan ketika menggembalakan
“
Pemimpin yang tidak dapat membedakan antara otoritas dan kemampuannya justru akan memperlambat kinerja dan menurunkan motivasi orang lain yang memiliki kemampuan tersebut.
“
domba di padang gurun juga diperlukan untuk mempersiapkannya bagi tugas mendatang dalam menggembalakan bangsa Israel melalui gurun itu. Musa memiliki kepemimpinan yang sangat berpengaruh. Pengaruh bisa dirasakan orang-orang yang bersama dengannya karena ia: • • • • •
Meninggalkan zona nyaman (istana Firaun) dalam hidupnya Taat akan panggilannya Mengandalkan Tuhan Memiliki kehidupan berdoa dan berpuasa Lembut hati
Musa, yang hidup sederhana di Midian selaku seorang gembala, tidak memiliki nama terkenal karena telah meninggalkan popularitas sewaktu diangkat menjadi anak oleh putri Firaun. Kerinduan dan cinta kasih yang membara membawanya kembali untuk menghadap Firaun demi Allah yang mengutusnya. Dengan iman, kesabaran, ketaatan, kesetiaan, dan kekuatan dari Tuhan, Musa memimpin bangsa Israel sampai ke perbatasan Tanah Kanaan. Kepemimpinan Yusuf Yusuf berusia sekitar 17 tahun ketika dijual sebagai budak oleh kakakkakaknya (Kej. 37: 2). Tiga belas tahun lamanya Yusuf menjadi budak dan 3 tahun terakhir ia habiskan waktunya dalam penjara. Lalu, Allah mengangkatnya pada posisi kehormatan dan kepemimpinannya pada usia sekitar 30 tahun. Dalam semua proses itu, Yusuf tetap setia kepada Allah. Kepemimpinan Yusuf adalah kepemimpinan yang memiliki visi. Tuhan membentuk dia melalui mimpi ketika dia masih kanak-kanak (Kej. 37:7, 69
LEADERSHIP
dan setia bagi Musa selama 40 tahun pengembaraan di padang gurun. Sebagai orang yang dipenuhi Roh Kudus, ia dipersiapkan sebagai pengganti Musa. Allah memanggilnya untuk menuntun umat-Nya memasuki Tanah Perjanjian. Kepemimpinan Yosua adalah kepemimpinan yang bersifat sejati. Ketika menjadi abdi Musa, ia selalu mengikuti setiap perintah Musa. Ketaatan Yosua membawanya naik ke tingkat yang lebih tinggi dan menarik hadirat Tuhan dalam hidupnya. Yosua sangat gigih membela Tuhan sehingga ia sanggup berdiri di hadapan bangsa Israel dan mengatakan, ia dan seisi rumahnya akan tetap mengikut Allah. Ini membuktikan bahwa ia memiliki prinsip yang teguh. 9). Karena pikirannya belum matang, ia menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya yang menyebabkan mereka merasa iri, sakit hati, dan terhina. Tetapi, semua yang dialami Yusuf menggenapi visi dalam hidupnya dan menganggapnya sebagai jembatan baginya untuk berjalan meraih kemenangan. Ia lebih sabar, tangguh, dan memiliki hati yang bisa merasakan keadaan orang-orang bawahannya ketika ia sudah menjadi pemimpin. Dalam perjalanan hidupnya, Yusuf selalu mendapat penyertaan Tuhan karena ia menjaga kekudusan hidupnya. Yusuf juga tidak mau memanfaatkan atau berkompromi dengan sesuatu yang tidak benar di hadapan Tuhan. Ia pun tidak menjadi kecewa ketika apa yang diinginkan hatinya tidak diindahkan orang lain. Dan tetap sabar menantikan penggenapan visinya. 70
Yusuf memiliki kemurnian hidup dan terbina dalam kerendahan hati dan iman. Ketika menghadapi hal-hal sukar, ia tidak melawan, memberontak, atau mengumpat Allah, dan mengungkapkan kekecewaan atas masalah-masalah yang ia hadapi. Bahkan, ia menyatakan bahwa kemenangan-kemenangan yang ia raih adalah berkat Allah. Kepemimpinan Yosua Yosua merupakan hamba yang akrab
Yosua bertekun di hadapan Allah dengan memulai kepemimpinannya dari keluarganya untuk memimpin dan mendorong mereka melakukan hal yang benar (Yos. 24:15). Ia sadar bahwa keluarga adalah langkah awal untuk berhasil menjadi pemimpin yang besar. Walau pada awalnya Yosua tidak memiliki pengaruh bagi orang Israel, ia terus bertekun, sabar, dan tidak memaksakan kehendak, tapi ia melakukan bagian
tugasnya dengan iman. Sehingga, di tengah-tengah perjalanan hidupnya, Yosua berhasil menjadi pemimpin besar yang berpengaruh, menolong dan membawa banyak orang mengalami peningkatan secara rohani maupun jasmani. Kepemimpinan Yesus Yesus memberi teladan kepemimpinan yang baik kepada murid-murid-Nya dan mengajari mereka tentang kebenarankebenaran rohani. Secara bertahap Ia memposisikan mereka menjadi pemimpin yang mandiri dengan memberi mereka pengalaman langsung yang berharga. Ia tidak membiarkan mereka begitu saja apa adanya untuk terus maju. Yesus benar-benar memperlengkapi mereka untuk jadi pemimpin. Kepemimpinan Yesus adalah kepemimpinan terbesar sepanjang sejarah manusia. Kehadiran Yesus selalu menarik perhatian banyak orang di manapun, dari berbagai tempat, latar belakang, status ekonomi, dan kepribadian. Mereka menyadari, Yesus bisa memberikan apa yang mereka perlukan. Banyak prinsip yang telah diberikan oleh Yesus untuk memperlengkapi
pemimpin-pemimpin gereja. Misalnya: - Pengajaran Ke manapun Yesus pergi, Ia selalu mengajar orang banyak yang mengikuti Dia, terutama dengan cerita atau perumpamaan. Ia mendidik dan menegur orang Farisi. Dan dengan saksama, Ia mengajari murid-murid-Nya, lalu menjelaskan setiap perumpamaan dengan arti-arti rohani (Mrk. 14:11-12). Yesus bisa memakai apa pun sebagai bahan pengajaran-Nya. Pengajaran Yesus juga tidak menentang hukum yang berlaku. - Petunjuk dalam praktik Yesus selalu memberi teladan (Yoh. 13:15). Ini membuktikan bahwa semua pengajaran-Nya adalah hal-hal yang bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari. Setiap waktu dalam keterbatasan murid-murid-Nya, Ia selalu memberi pengertian dan menilai peningkatan mereka. Ia selalu bersama-sama mereka. Dan setelah melewatkan cukup waktu dengan mereka, Ia memberi wewenang dan mengutus mereka. - Penilaian Yesus selalu memperhatikan kemajuan murid-murid-Nya, memberikan nasihat-nasihat, dan nilai-nilai terhadap kemajuan mereka. Penilaian yang Yesus
beri mencakup hal rohani dan jasmani. Yesus menekankan, untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki iman yang bisa memindahkan gunung, standar kekudusan tinggi, motivasi yang benar, dan komitmen yang teguh Kepemimpinan Paulus Tujuan Paulus dalam kepemimpinannya adalah melipatgandakan kepemimpinannya. Untuk mencapai itu, ia mulai bekerja dengan mementor bibit pemimpin muda dan memberi pengaruh untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi. Ke manapun Paulus pergi, apa pun yang ia kerjakan, ia terus memperlengkapi sebanyak mungkin orang (1 Tim. 1:2). Tak hanya memberi nasihat dan semangat, ia juga menetapkan standar yang tinggi supaya setiap pemimpin muda juga menjadi teladan dan pengaruh yang baik. Kepemimpinan bukan sekadar pangkat dan gelar yang diterima atau diberi kepada seseorang. Tetapi, lebih daripada itu, kepemimpinan adalah sebuah pekerjaan atau tindakan yang memerlukan keahlian dan pengorbanan. Kepemimpinan juga harus didasari dengan iman, kasih, dan pengharapan kepada Kristus. (IM) 71
CHARACTER BUILDING
jahat. Berkat untuk orang yang menjaga hatinya suci adalah akan melihat dan memandang Tuhan melimpahkan berkatberkat-Nya ke dalam hidupnya. Izinkan Tuhan memeriksa hati kita apakah ada perzinaan, percabulan, dan rasa sakit hati. Lalu, biarkan Tuhan membersihkan hati kita dari segala keinginan daging, maka hati kita akan tetap suci. 3. Menjaga motivasi hati tetap benar “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita (1 Taw. 29:17).” Raja Daud menjaga hatinya dengan membawa persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang benar. Apa pun yang kita lakukan, atau menolong orang lain, harus dengan motivasi yang benar. Dan tulus. Banyak orang mengharapkan pengakuan, apresiasi, atau pujian dari orang-orang sehingga apa pun yang dilakukannya tanpa motivasi yang benar. Selalu tendensius. Miliki motivasi yang benar karena Ia berkenan pada ketulusan hati.
Mengapa orang Kristen harus jaga hati & tidak boleh kepahitan?
R
eputasi, harta, ataupun bahkan pengurapan— walaupun itu semua penting—Tuhan tak memerintahkan kita untuk menjaganya, tapi Tuhan mau agar kita menjaga hati. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams. 4:23).” Ketika kita terus-menerus menjaga hati, maka
72
reputasi, harta, pengurapan, ataupun apa pun akan terjaga dalam hidup kita. Sering kita mendengar tentang menjaga hati. Tapi, apa sesungguhnya arti menjaga hati? 1. Menjaga suasana hati tetap damai “Damai sejahtera Allah, yang melampaui
segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Flp. 4:7).” Suasana Natal biasanya adalah suasana damai. Dan ayat tersebut mengajak agar hati kita terpelihara oleh damai sejahtera. Jangan izinkan masalah atau kebencian merampas dan menghilangkan damai sejahtera dan sukacita di hati pada Natal tahun ini. Melainkan, hati harus penuh pengampunan. Kalau sulit mengampuni
atau mengucap syukur, itu tandanya kita tak menjaga hati. Musa tak sampai masuk ke Tanah Perjanjian karena ia tak bisa menjaga hati karena kemarahannya ketika memukul bukit batu (Bil. 20:10-12, Mzm. 106:32-33). Tuhan memerintahkannya, “Katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu (ay. 8),” tapi ia
malah berkata di hadapan orang-orang Israel secara tergesa-gesa dan bernafsu, lalu memukul bukit batu itu dua kali. Ia tak menjaga suasana hatinya tetap damai. 2. Menjaga isi hati tetap suci “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Mat. 5:8).” Menjaga hati tetap suci adalah tidak mencemarinya dengan hal-hal
4. Menjaga luapan hati untuk tetap manis “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari bani Korah. Nyanyian pengajaran; nyanyian kasih. Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir (Mzm. 45:1-2).” Luapan hati dapat terlihat melalui ekspresi di gadget, media sosial, atau perkataan kita. Sering kali perkataan 73
CHARACTER BUILDING
matang, watak teruji, ketaatan yang dewasa, dan perkenanan Allah. Rick Warren berkata, “God has a plan for your life. You probably know that. But he also has a timetable for your life. Here’s the rub: God never explains his timetable (Tuhan memang punya rencana bagi hidup Anda. Tapi, kita jarang tahu kapan waktu penggenapannya).” Lupakah kita akan ayat berikut? “Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas (Ayub 23:10).” kita bukan yang manis, membuat orang yang mendengar atau membacanya pun geram. Kata-kata yang manis bisa seperti, “Please (tolong),” “Thank you (terima kasih),” atau “I’m sorry… (maaf).” Katakata tersebut pasti mendatangkan reaksi yang menyenangkan dari orang lain atau keluarga kita yang mendengarkan. “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia (2 Tim. 2:21).” 5. Melihat Hati Jika kita ingin agar Tuhan memakai hidup kita, kita mesti menjaga kesucian hati kita. Ketika Ia menilai seseorang, Tuhan melihat hati. “Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya (2 Taw. 32:31).” Kadang-kadang Allah juga menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenananNya untuk menguji kemurnian dan keteguhan hati hamba-hamba-Nya. Tujuannya, supaya mereka rendah hati 74
dan siap untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar. Tapi, Ia pun menjauhkan diri-Nya dari orang-orang fasik. “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengarNya (Ams. 15:29).” Allah menguji umat-Nya melalui beberapa cara seperti: • keadaan buruk yang seolah tak kunjung berhenti, seperti pengalaman Yusuf di Mesir • penderitaan jasmani atau emosional, seperti pengalaman Ayub • penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham beserta Sara (Kej. 15-21) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kej. 37:1-36, 42:6). Ingat, penundaan bukanlah pembatalan • ujian ketaatan, seperti Abraham terhadap Ishak (Kej. 22:1-24) atau Raja Saul (1 Sam 15:1-35) • musim-musim kekeringan rohani pada rentang waktu tertentu dalam kehidupan ini Di tengah-tengah zaman yang serba tergesa-gesa ini, sangat mudah bagi kita untuk tak mempercayai-Nya. Di tengahtengah penderitaan yang berat, sangat mudah bagi kita untuk tak setia kepadaNya. Belajarlah mempercayai Allah dan tetap setia kepada-Nya. Mengapa? Agar kita menghasilkan buah iman yang
Allah menguji bukan berarti Ia tak berkenan atau menghukum kita, tapi mungkin ada tujuan-Nya yang lebih besar bagi hidup kita. Mungkin kita bukan orang yang sempurna, tapi semoga kita memiliki hati yang murni. Salah satu menjaga dan mempunyai hati yang murni ialah melalui pengakuan. St. Augustine berkata, “The confession of bad works is the beginning of good works (Pengakuan akan hal-hal jahat adalah permulaan untuk hal-hal baik).” Kata ‘mengaku’ dalam bahasa Yunani memakai kata homologeo yang terdiri dari kata homo (sama) serta logeo (berbicara). Artinya, berbicara yang sama tentang dosa kita sebagaimana Tuhan melihat atau mengatakannya. Sehati dengan Tuhan. Dan mengaku bahwa hal-hal jahat yang kita lakukan bukanlah ketidaksengajaan atau kesalahan belaka, melainkan benar-benar dosa. Bukan juga berarti seolah nego dengan Tuhan untuk tidak melakukannya lagi, atau berjanji berbuat baik bila diampuni. Melainkan, cukuplah sekadar mengakui. Menjelang dan memasuki masa Natal tahun ini, belajarlah berjaga-jaga terhadap hati. Dan jangan kepahitan. (IM) 75
PRAYER
Keuntungan ikut Doa Fajar “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama (Kisah Para Rasul 1:14 a).” Ayat tersebut bisa berbicara juga tentang Menara Doa. Dan penuaian jiwa besar-besaran akan terjadi karena adanya Menara Doa. Di gereja GBI PRJ CK7 sendiri telah diadakan Menara Doa, yaitu melalui Doa Fajar yang militan dan radikal (bersemangat tinggi). Dan Doa Fajar adalah menara doa tertinggi karena dilakukan di pagi-pagi hari benar yang dimulai pukul 04.45 WIB. Firman Tuhan mengatakan bahwa pada waktu pagi, Tuhan mempertajam pendengaran kita. “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid (Yes. 50. 4 c).” Setiap kita wajib aktif dalam kegerakan Tuhan yang dahsyat menjelang penuaian 76
jiwa di akhir zaman ini. Karena itu, mau tidak mau kita harus melakukannya dengan cara ikut masuk menara doa yang ada, yaitu Doa Fajar. Dengan cepat terlibat dan bergabung dalam Doa Fajar, maka penuaian jiwa besar-besaran pun akan segera terjadi. Apa yang harus kita lakukan untuk penuaian jiwa di akhir zaman? 1. Bertekun untuk berdoa Tekun artinya sungguh-sungguh, tanpa kenal putus asa. Begitu juga kita, jangan jemu-jemu berdoa. Bertekun sampai Tuhan memberikan jawaban. 2. Sehati (unity) untuk berdoa Sehati bukan bicara sekadar kumpulkumpul, melainkan bersatu dalam satu tujuan dan motivasi. Dengan sehati, akan mengalirkan kuasa ilahi dari tempat yang mahatinggi.
3. Berdoa bersama-sama Doa bersama-sama artinya lebih dari satu orang, dan ini bisa dilakukan salah satunya melalui Doa Fajar. Doa Fajar adalah salah satu sarana bagi jemaat Tuhan untuk dapat berdoa, memuji, serta menyembah Tuhan secara bersama-sama, dan menerima pengajaran firman Tuhan. Saat kita memuji dan menyembah di pagi hari secara bersama, mendengarkan firmanNya, dan memperhatikan orang-orang yang kekurangan melalui memanjatkan doa syafaat kita bagi mereka maupun kebutuhan pribadi kita, maka sesuai dengan Kisah Para Rasul yang menulis tentang cara hidup jemaat mula-mula (lih. Kis. 2:41-47), kita akan menuai jiwajiwa bagi Tuhan.
Keuntungan ikut Doa Fajar Dengan ikut Doa Fajar, kita mengikuti teladan Tuhan Yesus. “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana (Mark. 1:35).” Dengan ikut Doa Fajar, mata Tuhan tertuju pada kita dan kita diperhatikan oleh-Nya. “Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat (Ayub 7:17-18)?” Dengan ikut Doa Fajar, doa dan seruan hati kita didengar oleh Tuhan. “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu (Mzm. 5:3).”
Dengan ikut Doa Fajar, yakinlah bahwa kita diberi kepekaan rohani untuk mendengar suara-Nya (lih. Yes. 50. 4 c).
Nah, kita perlu solusi untuk mengalahkan penghalang-penghalang itu. “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya (1 Kor. 9:27 a).”
Doa Fajar memiliki kuasa yang luar biasa. Dan doa kita bisa mengubah kutuk menjadi berkat.
Tips mengalahkan penghalang ikut Doa Fajar: 1. Buat komitmen untuk datang ke Doa Fajar 2. Atur alarm Anda 3. Ingat, tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan
Tetapi, tentu tidak mudah sebab akan ada dua penghalang utama untuk kita datang dan ikut Doa Fajar: • Keinginan daging kita. “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup (Rm. 8:13).” • Kemalasan. “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring (Ams. 6:10).”
Kita harus melatih tubuh kita dan menguasainya agar bisa mengalahkan kedagingan kita sehingga dapat mengikuti teladan Tuhan Yesus. Dan mungkin semua itu akan membantu mencapai destiny atau tujuan hidup kita. (IM)
77
FAMILY
D
ampak seorang ayah bagi anak, terutama putranya, ibarat seorang pandai besi menempa sebuah pedang. Sebagaimana tukang tempa tak hanya membuat pedang, melainkan juga mengasah ketajamannya, demikian jugalah tugas seorang ayah untuk menjaga anak-anaknya dari ketumpulan rohani. Banyak orang mungkin menganggap menjadi seorang ayah yang hebat ialah tidak pernah membentak, selalu menyamaratakan perlakuan terhadap anak, atau selalu ada ketika anak-anak membutuhkan. Tapi, jika begitu, pasti banyak para ayah yang tak memenuhi kualifikasi tersebut.
9 hal dilakukan ayah yang hebat! 78
Bagaimana kita bisa menjadi seorang ayah yang hebat? Salah satu caranya ialah mengasihi istri, ibu dari anak-anak kita. Atau, juga dengan sungguh-sungguh bekerja agar unggul di dalam pekerjaan kita. Rick Johnson, pengarang banyak buku, seperti Better Dads, Stronger Sons dan 10 Things Great Dads Do memberikan sejumlah tips menjadi seorang ayah yang hebat.
1. Bersenang-senang bersama Menetapkan tujuan itu penting. Misalnya dalam pekerjaan. Jadi, tetapkan tujuan seperti apa yang kita ingin capai dalam pekerjaan? Tanpa tujuan, entah bekerja keras 12 jam sehari, puluhan tahun, atau seahli apa pun, akan sia-sia semuanya. Dengan tekanan pekerjaan tanpa tujuan seperti itu, akan sulit bagi kita untuk bersenang-senang. Dengan tahu tujuan, akan memudahkan kita menetapkan waktu untuk bersenang-senang bersama keluarga atau anak-anak kita. Tawa pun merupakan sebuah senjata ampuh bagi seorang ayah. Bahkan tawa mungkin yang paling ditunggu-tunggu seorang anak ketika ayah mereka sampai di rumah sepulang dari bekerja. 2. Lakukan sesuatu yang baru Segala sesuatu yang baru memang tidak selalu baik, tapi segala sesuatu yang baik akan membuat hidup kita terasa baru. Beranikah kita, ketika anak kita meminta sesuatu yang belum pernah dilakukan bersama, lalu kita menyanggupinya? Ada kalanya kita bukan hanya berusaha mencoba berada di dalam posisi pasangan kita, tapi juga mencoba memposisikan 79
FAMILY
diri kita seperti mereka. Waktu berjalan cepat. Jangan sampai momen untuk bersama-sama melakukan sesuatu yang baru itu lenyap. 3. Miliki teman-teman yang berarti Tahun 1988, teolog Carl Henry memprediksikan melalui bukunya Twilight of A Great Civilization, seiring Amerika kehilangan warisan JudeoChristian (kekristenan yang bersanding dengan bangsa Yahudi), maka hal-hal duniawi akan makin merajalela di sana. Dan kemungkinan besar itu sedang dan telah terjadi. Dengan memiliki teman-teman yang sehat dalam kerohanian, keluarga serta anak-anak kita akan tercegah dan terlindungi dari pengaruh buruk dunia. Ada beberapa penyebab yang membuat kita enggan membuka diri dan berteman, seperti terlalu sibuk, egois atau sombong, terlalu takut, penuh kepalsuan ataupun persaingan, dan tak memiliki karakter Kristus. 4. Komunikasi John C. Maxwell berkata, “Everyone communicates, few connect (Kita semua berkomunikasi, tapi sedikit orang yang benar-benar berkomunikasi).”
tapi karena ayah mereka tahu apa yang lakukannya. “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas (Amsal 22:1).” 6. Kerohanian yang sehat Sebenarnya ketika kita mendidik anak-anak kita, kita pun sedang mempersiapkan mereka tentang cara mendidik anak-anak mereka, cucucucu kita secara tak langsung. Sebab apa yang kita ajarkan akan mereka teruskan kepada generasi selanjutnya. Dengan kerohanian yang sehat, kita bisa mengajarkan hal-hal yang baik kepada mereka. 7. Bentuk karakter Jangan terlalu memanjakan anak-anak. Tanpa mempersiapkan mereka dan memberi tahu bahwa tak segala sesuatu bisa diperoleh secara mudah, apalagi di masa depan kelak, mereka akan menggampangkan banyak hal. Penderitaan merupakan salah satu cara atau kesempatan untuk menguji diri kita sendiri. Demikian juga halnya tanpa menyadari adanya penderitaan di dalam hidup ini, anak-anak akan lemah ketika merasa menghadapi sesuatu yang sulit.
8. Tahu prioritas Anak-anak merupakan anggota keluarga, namun bukan berarti mereka menjadi pusat perhatian seisi keluarga. Sebagai ayah atau suami, kita mesti memberitahukan hal itu. Tapi idealnya, memang anak adalah prioritas nomor satu dibandingkan pekerjaan kita. 9. Jadi imam Bagaimana kita bisa mengetahui apa yang harus dilakukan apabila kita tidak berfokus terlebih dahulu kepada Tuhan? Karena itu, penting bersaat teduh di pagi hari, membaca firman Tuhan untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan pada hari itu. Terutama bersama keluarga dan anak-anak kita. “Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku. Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia (Ams. 8:34-35).” Sebagaimana seorang ibu dapat menentukan suasana atau keadaan di dalam rumah, begitu juga halnya seorang ayah akan menentukan nilai dan arah di dalam keluarga. Saat seorang ayah menjadi ayah yang hebat, anak-anak pun akan menjadi lebih bahagia, lebih sehat, dan berpotensi untuk sukses. (IM)
Jika kita tak memiliki waktu cukup untuk berkomunikasi dengan anak-anak, maka orang lain atau teman-teman mereka yang akan sering melakukannya. 5. Jati diri sejati Seorang ayah harus mengenali jati dirinya—mengapa ada di dunia, visi hidupnya, siapa dirinya di dalam Tuhan? Sehingga ketika anak-anak membicarakan ayahnya mereka akan bangga. Bukan karena hal-hal besar, 80
81
CHRISTMAS
M
ungkin sebagian besar dari kita pernah menyaksikan film Home Alone yang tokoh utamanya ialah seorang anak kecil dan berlatar waktu Natal. Jika belum pernah, mungkin kita perlu menyaksikannya, baik Home Alone 1 atau 2 maupun 3 dari film itu. Mengapa? Karena kadang kita perlu melihat sesuatu dengan lebih baik menggunakan sudut pandang seorang anak kecil. Hari ini, mungkin tepat tanggal 25 Desember, dan Anda sekeluarga sedang merayakan Natal di rumah. Tetapi, apakah Anda masih benar-benar merasakan sukacita Natal? Sukacita seperti dulu ketika kita masih anak-anak yang sangat ingin merayakan merasakan sukacita Natal? Jangan biarkan Yesus lahir dan datang ke dunia ini saja, tetapi kita juga harus memberi diri supaya Dia lahir dan datang di hati kita masing-masing. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri (Mat. 1:18)
Di Natal Ini, Sudahkah Kristus Lahir di Hatimu?? 82
Tugas Berat Maria Maria menerima tugas berat untuk mengandung Sang Mesias. Namun, Maria mau taat menerima tugas itu dengan iman. Allah pun menguatkan Maria dengan meyakinkan Yusuf untuk setia mendampingi Maria. Mengikut Tuhan memang kerap tidak mudah. Firman dan perintah-Nya terkadang sulit diterima dengan akal. Tapi, apabila kita mengasihi-Nya, hal itu akan menjadi kekuatan bagi kita. Ada dua hal yang bisa kita pegang supaya tetap taat seperti Maria. Pertama, merupakan sebuah anugerah jika kita dipakai oleh Allah sebagai sarana penggenapan rencana-Nya. Kedua, lewat iman kita percaya bahwa Allah akan memampukan kita menjalani rencanaNya. Seperti halnya Allah meneguhkan Yusuf untuk mendampingi Maria, Ia pasti memberikan segala yang kita perlukan untuk mampu terus berjalan. Bertumbuh dewasa Mungkin banyak orang ketika Natal hanya menganggap bahwa hari atau peristiwa itu merupakan peringatan semata-mata untuk merayakan kelahiran Yesus 2.000 tahun yang lalu serta kehadiran-Nya di bumi sebagai bayi. Sebagian kita menganggap bahwa
Yesus hanya menjadi seorang bayi yang tak berdaya di dekapan ibunda-Nya. Padahal, bayi Yesus bertumbuh terus menjadi dewasa hingga mati di kayu salib menebus dosa, menjadi Juruselamat seluruh umat manusia (Mat 1:21). Jika Yesus hanya tetap menjadi bayi, bayangkan betapa Dia tak akan berkuasa menebus kita ataupun mengubahkan kehidupan banyak orang. Mungin banyak juga orang Kristen yang kehilangan arti yang sejati untuk Natal. Halford E. Luccock berkata, “Kita bisa saja terpesona dengan kisah seorang bayi yang membuat kita begitu emosional. Namun, kisah itu tidak mendorong kita untuk berbuat sesuatu atau menuntut perubahan dalam cara hidup atau berpikir. Pertanyaan yang penting bagi kita adalah apakah Natal yang kita rayakan hanya merupakan cerita tentang seorang bayi ataukah lebih dari itu? Yaitu, kisah abadi tentang bayi yang bertumbuh menjadi Pribadi yang menebus dunia dari segala dosa dan memanggil kita untuk bersekutu dengan tujuan-Nya yang agung dan mulia?” Kita hanya akan dapat menangkap makna Natal atau kedatangan Kristus ke dunia apabila kita juga melihat kelahiran-Nya dari sisi penyaliban dan kebangkitanNya. Fokus Natal Jika Natal hanya berfokus pada perayaannya, tidak pada Kristus, sungguh ironis. Banyak orang yang mungkin bertanya, “Hadiah apa yang bisa aku dapatkan?” Bukannya bertanya tentang apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan. Mungkin di gereja juga banyak yang sibuk dengan berbagai persiapan acara, tapi lupa tentang makna Natal yang 83
CHRISTMAS
Yesus seharusnya menjadi alasan utama kita merayakan Natal. Dan ada tiga hal tentang arti Natal yang sejati yang dapat kita sampaikan kepada orang lain: • Natal adalah perayaan untuk menghormati Yesus sebab Anak Allah yang mengambil rupa manusia dan diam di antara kita (Yoh. 1:14)
sesunguhnya dan menjadi hanya sebuah rutinitas tahunan. “Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur (Mat. 2:11).” Orang-orang Majus berfokus pada Kristus. Mereka datang ke Betlehem dari negeri yang jauh—yang diduga dari Arab atau Persia—dan memberikan persembahan bagi-Nya. Fokus mereka adalah menyembah Kristus. Bukan aku, aku, dan aku, atau menuruti keinginan dan kepentingan diri sendiri. Emas, kemenyan, dan mur yang dibawa orang Majus pun merupakan barang-barang berharga yang mahal pada waktu itu. Saat Natal akan menjadi lebih indah apabila kita memusatkan diri pada Yesus. Dialah arti yang sesungguhnya dari Natal. Jangan biarkan Yesus lahir dan datang ke dunia ini saja, tapi kita juga harus memberi diri supaya Dia datang di hati kita masing-masing. Dialah Pusat perayaan Natal kita. Merayakan Natal dengan sederhana Apabila seorang raja dan ratu berkunjung ke suatu tempat, sangat wajar kalau persiapannya sangat banyak. Namun, ketika Tuhan “berkunjung” ke bumi, Dia memilih untuk dilahirkan sebagai seorang bayi yang bergantung penuh pada pengasuhan seorang wanitamuda di sebuah kandang domba. 84
Philip Yancey berkata, “Saat saya membaca kisah kelahiran Yesus, saya tidak bisa tidak menyimpulkan bahwa walaupun dunia mungkin lebih mementingkan mereka yang kaya dan berkuasa, Allah lebih mementingkan mereka yang hidup sangat sederhana.” Mungkin di tengah perayaan Natal yang meriah, mewah, serta sarat hadiah, apakah kita mau meniru kesederhanaan Yesus Kristus? Seperti halnya Yesus Kristus yang datang dalam kerendahan, demikian juga kita dipanggil untuk bersukacita dalam perendahan diri di hadapan Bapa. Jangan salah, kita bisa saja tetap merayakan Natal dengan penuh sukacita, tapi dengan hati yang sederhana. Kita bisa mengingat kebaikan-Nya sepanjang tahun yang telah Ia perbuat. Memang kita tidak tahu secara pasti tanggal kelahiranNya dan Alkitab tidak memerintahkan kita untuk merayakan hari kelahiranNya. Namun, bukanlah hal yang salah apabila kita merayakannya asalkan Kristus tetap menjadi yang terutama di dalam hati dan hidup kita. Dialah Pusat perayaan Natal kita. Berkumpullah dan bersukacitalah bersama dengan keluarga. “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita (Rm. 12:15 a).” Dan bila kita mengasihi-Nya, Dia pun memberkati perayaan yang kita lakukan. Jangan merayakan Natal tanpa Yesus! Natal bukan sekadar perayaan, saling
tukar kado, lantas melupakan Yesus sebagai Pribadi terpenting dalam Natal itu sendiri. Rayakanlah Natal dan rasakan kasih-Nya. Terimalah kado terbesar dari Allah, yaitu Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal. Mungkin banyak orang yang merayakan Natal dengan kesedihan ataupun kesederhanaan tahun ini, bahkan mungkin terasa begitu buruk bagi mereka. Tapi, sekali lagi, Natal tidaklah harus penuh kegembiraan agar bermakna. Dan bila kita masih memiliki semangat seperti anak-anak yang ingin sekadar merayakan Natal—melihat Natal dari mata seorang anak kecil, kita akan tetap memiliki Natal yang bermakna. Arti Natal yang Sejati Makna Natal lebih daripada sekadar arti harfiahnya, melainkan pada implikasinya atau tujuan kita merayakannya. Perayaan Natal bukan untuk menjauhkan kita dari kenyataan hidup, melainkan untuk melaluinya bersama Raja Damai. Yesus pun merupakan hadiah terindah untuk segala zaman. Mengapa? Sebab, pada Natal yang pertama itu Bapa telah mengarunikan hadiah terindah di atas segalanya—Dia mengaruniakan AnakNya yang tunggal. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).”
• Yesus datang untuk kita. Dia lahir untuk mati disalib karena dosa kita, dan Dia bangkit untuk memberi kita pengampunan dan hidup kekal (1 Kor. 15:3,4) • Kita dapat mendorong orang lain untuk menerima Kristus dengan iman, dan menerima tawaran keselamatan-Nya (Yoh. 1:12, 3:16) Apakah arti Natal sekadar kado-kado indah di bawah pohon terang dan lampulampu hiasnya, pohon-pohon Natal di mal-mal, dan ucapan Selamat Natal dari orang terdekat? Padahal, makna Natal ialah membagi kasih, terutama kepada orang-orang yang mungkin tak layak mendapatkannya. Sebab kita adalah anak-anak Bapa dan kitalah sahabat-sahabat-Nya, jadi kita bisa turut berbahagia bersama-Nya. Natal memang berbicara tentang kelahiran Tuhan Yesus. Tetapi, sekarang Natal pun bisa berbicara tentang orangorang yang lahir baru, seperti Nikodemus (Yoh. 3:1-21). Sulit bagi seorang Farisi untuk percaya kepada Tuhan Yesus waktu itu dan pasti menghadapi banyak risiko. Tapi, ia tidak takut dan itu bisa kita ketahui ketika ia membela Yesus. “Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: ‘Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui
apa yang telah dibuatNya (Yoh. 7:50-51)?’” Nikodemus tidak pernah takut lagi setelah ia percaya kepada Tuhan Yesus. Dan itulah tanda orang yang telah percaya, yaitu ia selalu bersama dengan Tuhan Yesus. Nikodemus tidak hanya membela Tuhan Yesus, tetapi juga memberikan minyak campuran antara minyak mur dan gaharu sebagai penyembahan yang berharga kepada-Nya. “Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempahrempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat (Yoh. 19:39-40).” Orang yang lahir baru, ia harus meninggalkan pola hidup lama, lalu masuk ke anggota kerajaan Allah. Tingkah lakunya, cara hidupnya, dan cara berpikirnya menjadi baru. Menerima Berkat dan Mukjizat Natal Natal tidak akan memiliki arti apa-apa sebelum kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Nah, sudahkah Kristus lahir di hati Anda? Natal juga adalah saatnya untuk merenungkan apa yang telah Allah berikan kepada kita dan apa yang dapat kita berikan kepada-Nya. Natal memang hanya sekali setahun, tapi kita pun bisa merayakannya setiap hari apabila kita tetap memiliki harapan, kedamaian, dan sukacita yang berasal dari Allah saat Natal tiba. Semoga
Pribadi yang kita sembah dan elukan saat Natal itu pun berkuasa penuh atas kehidupan kita dan sanggup mengubahkan total kehidupan dan masa depan kita menjadi lebih baik. Semoga kita pun merayakan, makin menyadari, dan menghargai arti Natal yang sejati. Sehingga anak-anak kita dan orang-orang di sekitar kita pun melihatnya serta meneladan yang kita lakukan saat Natal. Terlebih lagi, mereka melihat Kristus hidup di dalam kita. Figur Yesus di saat Natal harus lebih dan jauh lebih dominan ketimbang Sinterklas atau lainnya. Dan melebihi keadaan apa pun yang kita alami. Dalam dunia modern, perayaan Natal secara sekuler lebih menekankan aspek saling memberi hadiah Natal sehingga beranggapan Santa Claus lebih penting daripada Yesus Kristus. Tujuan pertama-tama Natal memang ialah merayakan atau perayaannya. Lukas 2:10 pada Alkitab versi New International Version berkata, “I bring you good news of great joy that will be for all the people.” Kita bisa membaginya ke dalam tiga hal: • bersifat pribadi: I bring you (aku memberitakan kepadamu) 85
CHRISTMAS
telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan (Ul. 7:7-9).”
• bersifat positif: good news of great joy (kesukaan besar) • bersifat universal: for all the people (untuk seluruh bangsa) Dengan kata lain, siapa pun kita, apa pun yang telah kita lakukan, di manapun kita, berita sukacita Natal ini ialah untuk kita semua. Singkatnya, Natal merupakan momen untuk merayakan bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengasihi kita. Jika kita sadar betapa kita begitu dikasihi olehNya, sudah seharusnya kita merayakan Natal ini dengan penuh sukacita. Di hari Natal ini, kita merayakan kasih Tuhan yang telah diberikan kepada manusia melalui kelahiran Yesus sebagai kasih yang sejati. Seperti apa sifat kasih yang sejati dari Allah? • Kasih Allah itu murni. “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu-bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? -- tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang 86
• Kasih Allah itu berasal dari diri-Nya sendiri dan tidak memandang bulu. Tidak memandang apakah kita miskin atau kaya, tua atau muda. Kasih-Nya tanpa syarat. Dia mau mengasihi kita apa adanya, tanpa syarat atau kondisi tertentu terlebih dahulu. Kalau kita menganggap mahal darah Yesus, maka jangan menganggap diri kita murah
2. Happy (bersukacita). “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Flp. 4:7).” Sukacita kita sebagai orang Kristen bukan naik-turun sesuai keadaan, namun tidak bersyarat, melampaui segala akal— kapan pun, apa pun kondisinya kita mau bersyukur, berbahagia, dan bersukacita. 3. Honorable (bermartabat, pantas dihormati). “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Mat. 5:37).” Orang yang bermartabat adalah orang yang berintegritas. (IM)
• Kasih Allah itu tidak dapat diukur. “Sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awanawan (Mzm. 108:5).” Orang-orang yang merayakan Natal bukan hanya orang yang mengalami Natal, namun juga berubah menjadi jauh lebih baik. Orang yang mengalami Natal seharusnya memiliki kualitas dalam hidupnya. Ada tiga ciri orang yang hidupnya berkualitas: 1. Holy (kudus). “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah (1 Yoh. 3:9).” Kekudusan bukan soal bisa atau tidak, tapi soal mau atau tidak mau. 87
CHARACTER BUILDING
T
menitipkan atau melemparkan. Itu berarti masalah kita akan diselesaikan oleh Tuhan sendiri sebab Ia bertanggung jawab atas hidup kita. Ketika kita menyerahkan beban kita, maka kita akan merasa tenang. Setelah diserahkan jangan berusaha untuk mengambil kembali beban yang sudah diserahkan kepada Tuhan. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat. 11:28).”
idak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Sebab Tuhan Yesus Kristus memberikan hikmat dan jalan keluar sehingga kita bisa menanggung permasalahan dan pergumulan kita dalam Dia.
Tangguh menghadapi badai hidup “The thing I have noticed about average people is they don’t want anybody else to rise above average.” —John C. Maxwell
88
Rahasia untuk Dapat Menanggung Beban Hidup • Tanggalkan beban yang harus ditanggalkan Beban itu harus kita tanggalkan supaya tidak ada rintangan dalam hidup kita. Beban keterikatan akan dosa yang membelenggu, kepahitan, sakit hati harus kita tanggalkan supaya kita bisa hidup berkemenangan. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibr. 12:1).” •
Serahkan beban yang harus kita serahkan Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk menyerahkan segala permasalahan hidup kita—bukan
•
•
Terimalah beban yang harus diterima Setelah kita menyerahkan beban permasalahan kepada Tuhan, maka Ia memberi kita kuk untuk kita pikul. Dan semuanya akan terasa ringan dan enak. “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan (Mat. 11:2930).” Hindari beban yang harus dihindari Ada beban karena kehendak Tuhan, tetapi ada juga beban masalah karena kebodohan kita. Jadilah orang
yang berhikmat untuk menghindari beban masalah bertambah banyak dan berat. Jangan menambah beban hidup dengan masalah baru, sementara masalah yang pertama saja belum terselesaikan. Selesaikan segala permasalahan kita dengan menyerahkan semua beban kita kepada Tuhan dan jangan lagi menanggung sendirian. “Ketika Daud sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah di atas kepala. Berkatalah Daud kepadanya: ‘Jika engkau turut dengan aku, maka engkau menjadi beban kepadaku nanti (2 Sam. 15:32-33).’” •
Bagikan beban yang harus dibagikan Sharing-kanlah beban masalah kita kepada Tuhan dan komunitas orangorang percaya. Jadikanlah itu pokokpokok doa syafaat, maka kita akan menjadi kuat dan dapat menanggung segala beban karena Tuhan pasti menolong. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus (Gal. 6:2).”
Iman yang Progresif Allah turut bekerja dalam segala sesuatu. Kita sering kali hanya memiliki sudut pandang atau perspektif yang kecil. Padahal, Tuhan melihat gambaran besarnya dari segala yang kita alami. Dan Ia dapat memakai penderitaan kita sebagai salah satu cara untuk memberkati ataupun mendidik kita. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang 89
CHARACTER BUILDING
terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28).” “Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’ Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepada-Nya: ‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’ Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’ Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’ Tetapi Yesus menjawab: ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ Kata perempuan itu: ‘Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.’ Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga anaknya sembuh (Mat. 15:21-28).” Untuk dapat memahami makna kebenaran dari setiap ayat Alkitab, kita harus belajar dengan sungguh dan melihat dari berbagai sudut pandang. Pada Matius 15:21-28, Tuhan Yesus pergi
dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Daerah Tirus dan Sidon adalah daerah orang-orang kafir, tidak percaya Tuhan. Di situ terdapat seorang wanita Kanaan yang datang kepada Tuhan meminta belas kasihan-Nya karena anaknya kerasukan setan. Tapi Tuhan diam. Tidak menjawab. Tetapi, wanita itu tidak kecewa, melainkan terus berjalan mengikuti Tuhan Yesus. Berkali-kali wanita itu datang kepada-Nya, tapi Dia menolak dengan keras. Namun, wanita Kanaan itu memiliki iman yang kuat, sehingga walaupun ditolak oleh Tuhan saat itu, imannya makin kuat. Semakin keras penolakan dari Tuhan, semakin ia sujud menyembah kepada-Nya. Fokus wanita itu adalah agar permohonannya dikabulkan, yaitu kesembuhan anaknya. Namun, fokus Tuhan bukanlah pada permohonannya, melainkan kepada pemohonnya. Tuhan tak berfokus pada apa yang kita doakan, tapi sering kali Ia lebih berfokus kepada diri kita. Ia ingin kita masuk dalam proses pemurnian karena Ia tahu bahwa kecenderungan manusia hanya ingin memiliki yang diingini hatinya. Kekuatan kita harus lahir dari dalam, yaitu kemurnian. Untuk itu, kita harus mengaplikasikan hal yang rohani pada kehidupan yang jasmani. Apabila yang
Jadi, jika hari ini permintaan kita belum dijawab Tuhan, mungkin kita belum matang dalam proses. Kecenderungan manusia adalah cara yang instan dan melupakan proses kehidupan. Bila iman kita sudah kuat dan proses kita jalani, maka fokus hidup kita bukan lagi tentang jawaban doa, tapi kematangan hidup. Tuhan mau menjawab atau tidak permohonan kita, takkan terlalu jadi masalah lagi, melainkan yang terlebih penting ialah menyembah Dia. Rasul Paulus pernah meminta agar Tuhan mencabut duri dalam daging, tapi Tuhan menjawab, “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Rasul Paulus tidak mengeluh kepada Tuhan, melainkan berkata, “Terlebih aku suka dalam penderitaan dan penganiayaan karena Injil, karena jika aku lemah maka aku kuat.” Orang yang tidak mau masuk dalam proses hidup cenderung tak menjadi diri sendiri—dan membandingkan diri dengan orang lain. Kita beranggapan, kalau saya seperti dia (atau mereka), pasti hidup saya lebih baik. Padahal, kita lupa, tidak ada orang sukses tanpa proses. Wanita Kanaan menyadari siapa dirinya di hadapan-Nya. Dan karena imannya, ia yakin bahwa siapa pun yang menyembah kepada Tuhan akan memperoleh kasih karunia. Setiap proses kehidupan, kegagalan yang terjadi dalam hidup kita, bisa menjadi cara Tuhan untuk
90
masalahnya. Berpikirlah seperti Kristus berpikir dan taklukkanlah pikiran kita di dalam pikiran Kristus. “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan bentengbenteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Kor. 10:3-5).” Masalah diizinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita supaya hidup kita menjadi lebih baik di pandangan mata-Nya.
dari dalam kita benar, akan ada kuasa Allah. Kata ‘murni’ berasal dari kata Ibrani, tahor, dan dari kata tersebutlah lahir kata tahir. Hati yang murni atau tahir berbicara tentang kedalaman hati yang tanpa tipu muslihat dan tidak bersumpah palsu.
mengajarkan sesuatu bagi kita agar menjadi kebaikan bagi kita. Kita Lebih Daripada Pemenang “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita (Rom. 8:37).” Bagaimana kita menjadi umat yang lebih dari pemenang?
Tanda orang berubah adalah sudut pandang berubah. Lalu, cara melihat suatu hal menjadi berubah pula. Dan perubahan itu dimulai dari perubahan hati. Perubahan seperti apakah yang Tuhan mau bagi kita? Bukan perubahan dari luar, tapi perubahan dari dalam, yaitu hati kita sebab ketika mengalami perubahan hati, maka akan mempengaruhi perubahan yang di luar.
2. Apa pun yang hadapi tidak akan melampaui kekuatan kita Tuhan selalu dan pasti memberi kekuatan dan jalan keluar bagi kita ketika menghadapi masalah. Jangan sampai masalah itu membuat kita kehilangan pengharapan dan kekuatan. “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana (Ams. 24:16).” 3. Tuhan membuat jalan keluar bagi kita Allah setia. Ia takkan membiarkan dan meninggalkan kita bergumul sendiri dengan permasalahan kita. Selalu ada cara bagi Tuhan untuk memberi atau membuat jalan bagi mukjizat dan keajaiban. “Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ‘Maukah engkau sembuh?’ Jawab orang sakit itu kepada-Nya: ‘Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.’ Dan
1. Hati-hati dengan permainan persepsi Di mata Tuhan, segala permasalahan dan pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa; dan bukan yang luar biasa. Bangunlah persepsi menurut ukuran dan sudut pandangnya Tuhan; dan bukan sudut pandang manusia. Persepsi Daud dan Saul bertolak belakang ketika menghadapi musuh yang sama—Goliat. Dan kemenangan menjadi milik Daud karena ia memiliki persepsi yang benar. Ketika persepsi kita kita sudah menguasai dari masalah. Lihatlah masalah yang ada; dan
benar, maka sekitar 70% mukjizat atas bukan melihat 91
CHARACTER BUILDING
pembelajaran karena proses. Tanpa proses, tidak ada pertempuran. Kata ketaatan dari bahasa Ibrani mempunyai arti kita mendengar dan melakukan apa yang kita dengar. Ketika kita memiliki ketaatan, Tuhan akan memberkati setiap aspek kehidupan kita.
pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat (Yoh. 5:6-9).” Jadilah kuat. Dan jadilah pemenang atas setiap masalah yang kita hadapi. Ketika Badai Datang Dalam kehidupan ini, kita pasti mengalami badai atau masalah. Meski kita cenderung enggan mengalami badai, namun melaluinya, kita dapat melihat mukjizat dari Tuhan. Mengapa mesti kehidupan kita? •
•
•
ada
badai
dalam
Menguji kekuatan iman Apakah kita dapat melihat Allah dalam berbagai badai yang kita hadapi? Semakin besar badai, semestinya semakin besar kekuatan iman kita Menguji cinta kita kepada Yesus Saat kita diberkati, mudah bagi kita untuk mengatakan kita mencintai Dia. Namun, bagaimana saat datang badai? Apa kita masih dapat menyatakan cinta? Menguji respons kita terhadap badai Respons kita terhadap badai harus benar, yaitu menjadikannya sebagai kesempatan agar firman Tuhan nyata dalam hidup kita
Tetapi, bagaimana cara menghadapi badai? 1. Datanglah kepada Yesus “Maka datanglah murid-murid-Nya… (Mat. 8:25).” Saat badai datang dalam hidup kita, hal pertama yang harus kita lakukan adalah datang kepada Yesus. Jangan kepada dunia! Tetap fokus kepada Tuhan! 92
2. Bangunkan Dia “…membangunkan Dia (Mat. 8:25).” Sering kali kita malah mengacuhkan Tuhan. 3. Berkata-kata kepada Tuhan “Katanya: ‘Tuhan, tolonglah… (Mat. 8:25).’” Kita harus berkata-kata, mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan. Tuhan mau intim dengan kita. Sampaikan dalam doa kita apa yang menjadi kebutuhan kita. Bukannya Tuhan tak peduli terhadap apa yang kita mau, tapi Ia terlebih rindu memberikan yang kita butuhkan. 4. Bereskan karakter kita “‘Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?’ Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali (Mat. 8:26).” Kita harus mengubah karakter yang kurang baik seperti kesombongan, pelit, dan lainnya. Pembentukan karakter tidaklah instan, tapi ada proses. Saat Tuhan membentuk karakter kita, maka ujung kehidupan kita tak pernah dilepasNya. Pola Hidup Benar Menjadikan Kita Kuat Di masa-masa akhir ini akan terjadi masa
sukar, di mana manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Marilah memiliki gaya hidup yang benar—seperti yang sudah diteladanan oleh Tuhan Yesus. Karena tujuan tertinggi kekrtistenan bukanlah hanya untuk masuk surga, melainkan menjadi seperti Pemilik surga. Kekuatan kita harus lahir dari dalam, yaitu kemurnian, untuk itu kita harus mengaplikasikan yang rohani pada kehidupan yang jasmani. Apabila yang dari dalam kita benar maka akan ada kuasa Allah yang didemonstrasikan-Nya. Tuhan juga mau kita memiliki ketaatan. Yesus pun mau taat dari apa yang telah diderita-Nya. Ketaatan lahir dari
Tuhan Mendidik & Mengajar Orang yang Dikasihinya Ada bentuk kasih yang lain Allah yang dinyatakan kepada kita. Apakah bentuk kasih yang lain itu? Kasih tersebut bisa dalam bentuk didikan, peringatan, dan hajaran yang membentuk dan mengubah kita menjadi lebih sesuai dengan kehendak-Nya. “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi (Ams. 3:11-12).” Mungkin hari-hari ini kita sedang merasakan didikan atau proses yang keras dari Tuhan. Ini bukanlah karena Tuhan jahat, tidak peduli terhadap kita. Melainkan, Tuhan sedang mengajar kita untuk bergantung penuh dan berserah total kepada-Nya. Juga, Ia sedang menunjukkan kasih-Nya kepada kita seperti seorang ayah kepada anak yang disayanginya. Mengapa Allah mendidik dan menghajar kita dengan keras? •
Supaya Kita Hidup Dalam Pertobatan Tujuan Tuhan mendidik dan menghajar kita dengan keras adalah supaya kita hidup dalam pertobatan. Relakanlah hati kita dan bertobat. Bertobat bukan hanya mengakui segala dosa, tapi juga meninggalkan
perbuatan-perbuatan jahat tersebut, lalu mengambil keputusan untuk hidup berkenan kepada-Nya. Pertobatan juga berarti memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan lagi perkara-perkara duniawi. Pertobatan juga hidup dalam kekudusan. •
Supaya Kita Menjadi Kuat di Dalam Tuhan Kalau Ia sedang mendidik kita, jangan anggap enteng karena didikan tersebut supaya kita menjadi kuat. Dan jangan putus asa. Melalui didikan dan teguran, Ia juga melatih otot-otot rohani kita.
•
Supaya Kita Semakin Indah di Hadapan Tuhan Karakter kita akan terbentuk menjadi lebih baik, makin indah, dan berkenan kepada Allah lewat didikan dan teguran yang kita terima.
Apa Rahasianya Dapat Tetap Bertahan di Masa Sukar? 1. Selalu berhasil dalam pekerjaan (Kej. 39:2-3) Tuhan tidak pernah membuat kita hidup naik turun, tapi akan membuat kita selalu berhasil. Seperti halnya yang dialami Yusuf karena ia selalu disertai
oleh-Nya dan menjadi kegemaran Tuhan. Maka, jika ingin selalu berhasil dalam segala aspek kehidupan, kita harus menjadi kegemaran-Nya. Ciri-ciri orang yang menjadi kegemaran Tuhan ialah kerendahanhatian serta hidup dalam kekudusan. 2. Sikap yang manis (bersikap positif) [Kej. 39:6 b] Yusuf manis dalam bersikap, itu yang menjadi kunci bertahan melewati kesukaran. Belajarlah seperti Yusuf. Sikap manis lebih baik daripada wajah yang manis. Bersikaplah manis dan positif menghadapi kesukaran. Maka kita juga akan menjadi kegemaran atau kesukaan orang. 3. Menjadi favorit di dalam keluarga (Kej. 50:21) Jadilah orang yang digemari di keluarga, tak hanya di lingkungan sekitar. Karena dengan menjadi orang kegemaran di dalam keluarga, secara otomatis kita akan menjadi kegemaran di sekitar kita, dan memberi pengaruh bagi mereka melalui ketabahan dan kemenangan kita melewati masa-masa sukar. (IM) “Doing the right thing daily, compounds over time.” —John C. Maxwell 93
VISI
Jadi, perhatikan baik-baik apabila Tuhan menegur dan mengajar Anda! Sehebat apa pun kita dan orang-orang yang bekerja dengan kita, kalau kita tidak meminta konfirmasi atau peneguhan dari Tuhan lewat doa, kita akan terjeblos dalam kegagalan dan kesalahan. Karena itu, di tahun Ayin Zayin, Tuhan ingin menasihati, menegur, dan mengajar jalan mana yang harus kita tempuh. Di mana kita bisa menujukan mata kita kepada Tuhan? Pertama, datanglah ke gereja untuk memuji dan menyembah Dia. Mengucap syukur bahwa kita masih dapat hidup dan merasakan kebaikankebaikan-Nya. Mengucaplah syukur untuk banyak hal baik yang masih kita punyai—seperti rumah, kendaraan, atau lainnya.
S
ebelum memahami makna tahun baru Yahudi tersebut, yaitu Ayin Zayin, kita harus tahu terlebih dulu arti tentang visi. Visi adalah pandangan ke depan yang datangnya dari Tuhan. Artinya, mesti terjadi karena dari Dia. Amsal 29:18 berkata, “Bila tidak ada wahyu (vision), menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” Jadi, jika sebuah gereja tidak memiliki visi atau wahyu, maka menjadi liarlah jemaatnya karena tidak tahu ke mana arah yang akan dituju. Visi itu penting dan gereja harus memiliki visi. Karena visi datangnya dari Tuhan, maka pemimpin gereja harus peka mendengar suara Tuhan—apakah betul dari Dia atau tidak? Jangan bukan dari Tuhan, tapi malah berkata datangnya dari Dia. Visi yang bukan datang dari Tuhan tidak akan terjadi. 94
Arti Ayin Zayin Kalender orang Yahudi atau Israel, mulai tanggal 3 Oktober 2016 – 20 September 2017 masuk menjadi tahun Ayin Zayin atau 5777. Ayin Zayin Ayin = angka 70 yang melambangkan bahwa mata Tuhan sedang tertuju kepada kita. Dia juga akan menegur kita, serta mengajar dan menunjukkan jalan hidup yang harus kita tempuh. Jadi, mata kita pun harus tertuju kepada-Nya supaya kita tidak terjeblos ke dalam dosa dan kekalahan. “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu (Mzm. 32:8).” “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya (Mzm. 33:18).” Ada seorang pengusaha yang pernah mendapatkan dan menang tender bisnis sebesar sekitar 40 juta dolar AS, tetapi ketika ia sedang berdoa di Doa Fajar dan menujukan matanya kepada Tuhan untuk mendengar dan taat kepada-Nya, ia memperoleh petunjuk dari Tuhan terkait proyek itu. Walaupun semua akuntannya berkata bahwa pasti untung kalau mengambil tender tersebut, ia tidak merasakan damai sejahtera. Ia hanya mau taat kepada Tuhan dan tidak mengambil proyek itu. Ia membiarkan pihak lain yang mengerjakan. Singkat cerita, ternyata ada mark-up atau penggelembungan dana di proyek itu. Lalu, pihak-pihak yang terkait dijebloskan ke penjara.
Kedua, bacalah firman Tuhan. Saat kita membaca Alkitab, mata kita sebenarnya sedang tertuju kepada Tuhan. Dan kita bisa saja tiba-tiba memperoleh hikmat, pewahyuan, atau bahkan konfirmasi dari Tuhan. Ketiga, melalui doa. Tentu kita berdoa dan berharap kepada Tuhan, dan bukannya kepada si Iblis.
Zayin = angka 7 melambangkan pedang yang berarti enam hal berikut ini, yaitu: • • • • • •
Peperangan rohani Kemurkaan Allah Keruntuhan Musim ekstrem Penyembahan Penuaian jiwa
Pedang Di tahun Ayin Zayin ini, pedang akan turun di hidup kita. Kita akan mengalami berbagai masalah. Arti dari pedang tersebut adalah untuk memisahkan antara kambing dengan domba. Supaya menjadi domba, Tuhan akan mengajar dan menuntun kita agar tidak salah langkah. Tahun ini juga akan terjadi banyak guncangan. Tetapi, kiranya di tahun yang penuh guncangan ini kita tidak terguncang supaya kita menjadi dombadombanya Allah. Jagalah hati dan kerendahhatian Anda. “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. Lalu s e m u a bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan m e r e k a seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan
Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan (Mat. 25:31-34).” Domba di sebelah kanan akan masuk surga. Kambing di sebelah kiri akan masuk ke neraka. Kita harus mengambil keputusan yang benar sesuai kehendak Tuhan dan mata kita harus tertuju kepada Tuhan. Seandainya kita diperhadapkan dengan dua pilihan: apakah memilih menerima proyek yang sangat besar dan kita akan menjadi sangat kaya tapi menjadi tidak mengenal dan mengandalkan Tuhan lagi, atau diutus pelayanan ke sebuah daerah pedalaman yang jauh untuk orang-orang miskin tapi merasakan damai sejahtera? Manakah yang akan kita pilih? Jika Tuhan menuntun dan menyuruh kita untuk berpuasa, apakah kita mau atau malah makan dengan tenang-tenang saja? Mungkin kita pun sedang mengalami pedang yang harus membuat kita menentukan memilih jalan yang ini atau yang itu. Misalnya, hari Minggu harus memilih apakah menerima proyek dan mengikuti perintah manusia ataukah setia beribadah dan melayani Tuhan? Atau misalnya, haruskah menikah dengan seseorang yang beragama lain dan berkompromi atau tidak? Kalau mata kita tertuju kepada Tuhan, kita akan tahu jalan mana yang harus kita tempuh serta menerima konfirmasi dan tuntunan-Nya.
95
VISI
Pedang itu mungkin sesuatu yang tidak enak dan kita harus menentukan pilihan. Tujuannya adalah supaya kita lebih memiliki komitmen, dan bukan menjadi prajurit yang memble atau melempem, melainkan gagah perkasa bersama Tuhan. Peperangan rohani Tuhan mengizinkan banyak hal jahat, salah satunya LGBT, terjadi supaya gereja sadar akan adanya peperangan rohani. Dan gereja seharusnya menjadi “bengkel” untuk memperbaiki atau mengubah orang-orang yang mungkin sebelumnya brengsek dan tidak benar agar menjadi setengah, seperempat, bahkan sampai sama sekali tidak brengsek lagi dan benar-benar menjadi orang benar. “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka (Rm. 1:26-27).” Memasuki peperangan rohani ini, kita harus menjadi pemenang. Dan kemenangan kita bergantung pada Penasihat yang ajaib, yaitu Tuhan Yesus. “Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak (Ams. 24:6).” Peperangan kita bukan melawan darah dan daging, tapi melawan roh-roh jahat di udara. “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah 96
dan daging, tetapi melawan pemerintahpemerintah, melawan penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12).” Kemurkaaan Allah “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup (Ibr. 10:31).” Kalau kita dimarahi atau ditegur oleh manusia atau pemimpin, mungkin cuma mengerikan. Tapi, kalau sampai kita dimarahi oleh atau kena murka Allah, mengerikan benar! Keruntuhan Di tahun Ayin Zayin ini, mungkin akan terjadi berbagai keruntuhan seperti di bidang ekonomi, di dalam iman— sebelumnya percaya Tuhan menjadi tidak lagi—dan lainnya. Mungkin kita menganggap dan merasa ini semua belum terjadi. Tapi, karena ini merupakan visi atau pandangan ke depan yang datangnya dari Tuhan, maka akan terjadi. Musim ekstrem Kita tahu bahwa akhir-akhir ini mungkin sering hujan. Di tahun Ayin Zayin ini akan terjadi musim-musim yang ekstrem. Dalam makna rohani, menghadapi musim ekstrem ini kita harus mengenakan pakaian yang cocok dan menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada (lih. Efesus 6:11-18). Kita tentu tidak bisa memakai celana pendek untuk keluar rumah saat musim salju, bukan? Demikian juga
halnya, kalau kita menghadapi cuaca ekstrem di kehidupan, mata kita harus tertuju kepada Tuhan. Penyembahan Di tahun Ayin Zayin ini, kita harus banyak memuji dan menyembah Tuhan. Memuji dan menyembah seperti apa? “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).” Mungkin banyak orang ataupun gereja yang tidak seperti itu. Kita pun butuh keintiman dengan Tuhan. Penuaian jiwa Kunci penuaian jiwa adalah sesuai hidup intim dengan Tuhan, taat, dan memiliki kesatuan hati (unity). “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh. 17:21).” Gereja yang sejati adalah gereja yang menggembalakan umat untuk tahu ke mana arah yang harus dituju dan memancarkan terang kemuliaan Tuhan Yesus Kristus sehingga menuai banyak jiwa yang datang kepada-Nya. (Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD)
97
Formulir Pemasangan Iklan
Tgl:
Christian Lifestyle Magazine Nama/PT
:
Alamat : Telp./Handphone : Pilihan iklan: DOUBLE PREMIUM INSIDE
: Rp 10.000.000
OUTSIDE BACK COVER
: Rp 8.000.000
INSIDE FRONT / BACK COVER
: Rp 7.000.000
INSIDE (FULL PAGE)
: Rp 5.000.000
- FREE promosi di website dan akun social media (Facebook, Twitter, Path) - GBI PRJ khusus untuk pemasangan iklan Double Premium Inside & Outside Back Cover - Materi Iklan berupa: JPEG, TIFF, CMYK 300 DPI, ukuran 210 mm x 275 mm + bleed 0,5 cm (CD)
Menyetujui (…………………………)
INFORMASI IKLAN Handrie Yanti
SPESIFIKASI 0817 0938 063 0815 895 8855
Email:
[email protected] JADWAL TERBIT - Maret - Juni - September - Desember
Ukuran Jumlah Halaman Cover Content Warna Jadwal Terbit Oplah
: 210 mm x 275 mm : 100 halaman : Art Carton 260 gram : Matte Paper 100 gram : 4/4 Full Colour : 3 bulan sekali : 10.000 eksemplar
ADVERTISEMENT SIZES FULL PAGE bleed size 220 x 285mm 275 mm 210 mm
DOUBLE PREMIUM SPREAD (DPS) bleed size 420 mm 285 x 430 mm 275 mm
98
210 mm
210 mm
99
100