INTEGRASI TERNAK SAPI PADA TANAMAN JAGUNG DI DESA SARI MULYA JUJUHAN JAMBI Bustami, Susilawati E, dan Debora Kana Hau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT ABSTRAK Telah dilakukan pengkajian Integrasi ternak sapi pada tanaman jagung di Desa Sari Mulya Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo. Pada bulan Maret sampai Nopember 2006. Terhadap 18 koperator yang tergabung dalam satu kelompok tani, secara keseluruhan mempunyai 60 ekor sapi Teknologi yang di introduksikan adalah teknologi pakan komplit, teknologi pemanfaatan pupuk kandang dan teknologi Biogas. Data yang diambil adalah tentang usaha ternak secara umum dan parameter yang yang berkaitan dengan introduksi teknologi, data dianalisa secara deskriptif dan financial. Hasil pengkajian menujukan, Sistem pemeliharaan secara umum adalah dikandangkan yang diberi pakan rumput alam dan limbah tanaman jagung, Penanaman rumput unggul hanya dilakukan hanya disekitar kandang sapi, belum memanfaatkan lahan-lahan kosong sebagai lokasi penanaman rumput produksi tinggi.Introduksi pakan komplit memanfaatkan Limbah jagung 77 %, limbah kedelai 11 %, dedak 4%, jagung giling 3 %, kedelai giling 2 %, Garam 1 %, Urea 1% dan Mineral 1 %, biaya pakan komplit adalah Rp 404/kg. introduksi pemanfaatan pupuk kandang adalah dapat mengefisiensikan penggunaan pupuk sehingga dapat meningkatkan pendapatan Rp 240.000,-/ha/musim tanam. Introduksi biogas dapat menekan biaya pembelian minyak tanah dan waktu mencari kayu bakar, selain itu hasil buangan biogas dapat dimanfaatkan langsung menjadi pupuk kandang. Kata kunci : integrasi, sapi, jagung, Jujuhan Jambi PENDAHULUAN Pembangunan komoditas peternakan tidak lepas dari pembangunan pertanian secara umum,karena sub sektor peternakan dapat berinteraksi dengan sub sektor lainnya terutama pada sub sektor tanaman pangan. Subsektor peternakan dapat dijadikan sebagai sumber pupuk organi dan limbah pertanaian dapat dijadikan sumber pakan. Ternak sapi potong mempunyai peran yang sangat besar dalam sistem usahatani tanaman di lahan kering terutama dalam memproduksi pupuk kandang yang dapat digunakan sebagai sumber bahan organik (Soewarjo dan Saefudin. 1988). Selain itu juga dilaporkan oleh Masbulan,1991. Usaha ternak sapi mampu menghasilkan pupuk kandang sebanyak 16,30 kg/ekor/hari. Dengan potensi produksi pupuk kandang tersebut, sangat mendukung sistem usaha tani tanaman pangan maupun usaha tani sayuran. Program pengembangansapi potong di Propinsi Jambi masih berupa peningkatan populasi melalui droping ternak bibit dari daerah lain, namun sampai saat ini Propinsi Jambi masih mendatangkan ternak potong dari daerah lain untuk mencukupi kebutuhan daging, pada tahun 2005 mencapai 14 ribu ekor lebih (Disnak 2006) dan akan terus meningkat sesuai dengan meningkatnya permintaan daging. Sumber ternak sapi di Jambi masih mengandalkan ternak rakyat yang pengelolaannya masih tradisonal. Secara umum usaha ternak sapi masih mengandalkan rumput alam yang tumbuh bebas dilahan-lahan terbuka atau di dalam perkebunan sepakan utama ternak sapi. Populasi Populasi ternak sapi adalah 113.678 ekor dan kerbau 72.852 ekor (Dinas peternakan TK I Jambi. (2005) perkembangan ternak sapi mencapai - 23.15 %, sedangkan kerbau hanya 6.8 %. Untuk lebih jelas lihat tabel 1 Tabel 1. Dinamika populasi ternak sapi di propinsi Jambi 2005. Parameter Populasi tahun lalu(ekor)
Ternak Sapi 147.917
Populasi ahir tahun (ekor) Perkembangan(%) Pemasukan (ekor) Pengeluaran (ekor) Konsumsi daging (Kg)
113.678 -23,15 25.654 15.336 2.952.576
Sumber Dinas Peternakan I Jambi 2005. Dari tabel diatas terlihat perkembangan populasi ternak sapi menurun. Menurunnya populasi diduga disebabkan oleh tinggi penjualan atau pemotongan betina produktif, survai BPTP Jambi 2006 menunjukkan ada kecendrungan petani ternak etnis melayu Jambi merasa keberatan untuk memelihara ternak secara intensif karena lambatnya menerima keuntungan jika dibandingkan dengan usaha tani karet Desa Sari Mulya merupakan daerah eks transmigrasi Jujuhan di kabupaten Bungo Jambi, usaha tani yang dominan adalah sistem usaha tani lahan kering tanaman Jagung sebagai tanaman utama. Sedangkan usaha ternak sapi sebagai usaha sambilan, dengan pola pemeliharaan semi intensif yaitu dikandangkan. Pakan yang diberikan adalah rumput alam dan biomas jagung yaitu tongkol, kelobot dan daun. Dalam upaya peningkatan pembangunan usaha tani lahan kering telah tersedia teknologi alternatif untuk memperbaiki produktivitas lahan serta meningkatkan pendapatan petani melalui integrasi ternak, yang telah dimulai dari 2004, hasil sementara menyimpulkan penerapan teknologi pertanaman jagung cukup baik yang terindikasi telah menerapkan sistem pemupukan anjuran, pengakajian sebelumnya pemberian pupuk kandang dapat menekan biaya pupuk dengan kata lain pupuk kandang dapat disubstitusikan sampai 100 %. METODOLOGI PENELITIAN Telah dilakukan pengkajian tentang integrasi ternak sapi dengan tanaman jagung di lahan kering Desa Sari Mulya Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Jambi. Pengkajian dilakukan di lahan petani dari bulan Maret sampai Nopember 2006 yang terdiri dari 18 koperator, tergabung dalam satu kelompok tani, yang bernama Danau Selampan, yang melihara ternak sapi sebanyak 60 ekor. Teknologi yang diintroduksikan adalah pertama : teknologi pakan komplit, kedua teknologi pemanfaatan pupuk kandang dan teknologi Bio gas. Pengkajian menggunakan sapi betina dewasa/produktif dan pakan komplit dibuat dari bahan limbah jagung dan kacang-kacangan, dedak, jagung giling mineral suplemen, garam dapur dan urea .Alat pencacah menggunakan alat yang sudah tersedia yang siap digunakan yaitu mesin chopper dan mesin giling dan satu unit perangkat peralatan Biogas.yang terdiri dari plastik, pipa pvc dan kompor gas, perakitan peralatan biogas dilakukan dilapangan dengan menggunakan metode sistem bongkar pasang. Selain pengamatan di petani koperator juga diamati petani eksisting. Parameter yang diamati adalah harga barang yang di investasikan dan harga jual yang diterima, produksi jagung, data reproduksi ternak sapi. Analisa data dilakukan secara sederhana dan analisa finasial. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Dan Peternak Desa Sari Mulya adalah eks transmigrasi Jujuhan, masyarakatnya yang mempunyai mata pencaharian utama adalah sebagai petani jagung dan karet. Sehingga di desa tersebut usaha tani jagung sangat berpengalaman, baik tentang pemupukan, varitas dan pola tanam, Lahan garapan adalah milik sendiri seluas 2 ha per kepala keluarga, disamping itu juga lahan pekarangan adalah 0,25 ha yang ditanami kelapa, pisang dan tanaman lainnya. Tetapi saat ini banyak lahan beralih fungsi menjadi lahan perkebunan sawit atau karet sehingga lahan untuk tanaman jagung atau pangan semakin berkurang. Pada 2007 akan dibangun sistem irigasi teknis sehingga kemungkinan akan beralih fungsi dari lahan kering menjadi lahan persawahan. Dengan perubahan tersebut telah dilakukan persiapan-persiapan teknologi bercocok tanaman oleh Dinas Pertanian Tanaman Tingkat II Kabupaten Bungo, Keberadaan ternak sapi di Desa Sari mulya yang perkembangan adalah bantuan dari pemerintah yaitu sapi peranakan ongole (PO), ternak sapi merupakan sebagai tabungan yang dapat digunakan bila ada
kebutuhan yang mendadak. Pada Desa Sari Mulya juga terdapat pos IB sehingga ternak sapi umumnya adalah hasil inseminasi buatan, jenis sapi yang diminati adalah lemosin, tingginya animo masyarakat melakukan program IB adalah disebabkan tingginya harga jual, ada tiga koperator menjual ternak hasil IB yang berumur 9 bulan harganya adalah Rp 6 – 7 juta Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) adalah jika mengalami keberhasilan akan dibayar Rp25.000,-/keberhasilan, umumnya tingkat keberhasil adalah 75 % atau 2- 3 kali inseminasi. Pos IB berada di desa pengkajian sehingga petani apabila ternaknya dalam keadaan birahi maka komunikasi antara peternak dan inseminator cepat terlaksana sehingga proses inseminasi tepat waktu pelaksaan. Kemauan peternak untuk meminta bibit jantan (semen) sama dengan induk sangat rendah hal ini disebabkan oleh bentuk tubuh lebih kecil jika dibandingkan hasil inseminasi. Introduksi Pakan Komplit Banyak produksi biomas tanaman jagung dan kacang tanah merupakan potensi yang sangat besar, kebiasaan petani adalah memberikan daun jagung dan kacang tanah setelah panen, sedangkan penyusunan ransum ini dapat memanfaatkan tong dan batang, sehingga setiap limbah produksi jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Disamping dengan adanya pakan komplit dapat disimpan selama 2 – 4 minggu sebagai pakan cadangan, apabila tidak sempat mengarit rumput. waktu yang dibutuhkan untuk mengarit rumput adalah selama 1-3 jam/hari. Selama ini batang, kelobot dan tongkol jagung belum dimanfaatkan untuk pakan ternak, hanya dibakar di lokasi atau dibiarkan menjadi lapuk kemudian dilakukan pengolahan tanah untuk di tanam jagung kembali. Tanah dilokasi pengkajian berpotensi untuk tanaman jagung, adalah merupakan jenis tanah endapan aliran sungai Batang hari. Pakan komplit yang diintroduksikan disusun dengan komposisi bahan yang tersedia di lokasi pengkajian dapat dilihat pada Tabel 2 dengan kadar TDN 58%, protein 13,6%, lemak 3,0%, SK 24,62% dan abu 9,58%.
Tabel 2 Komposi pakan dan perkiraan kandungan gizi pakan komplit. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bahan pakan
% Pakan 77 11 3 2 4 1 1 1
Limbah jagung limbah kedelei Jagung giling Kedelai giling Dedak Garam Urea Mineral Jumlah
Pakan komplit diberikan pada siang hari sebanyak 3 kg sedangkan untuk pakan malam adalah rumput segar yang dianbil sewaktu bekerja di ladang tanaman jagung dengan pola ini akan menghemat tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukan pertambahan berat badan adalah 0,861 gram/ekor/hari pada ternak hasil perkawinan IB yang berumur 9 bulan, jika diamati dengan analisa biaya introduksi pakan komplit maka dapat di terapkan untuk usaha pemeliharaan ternak dalah skala usaha yang banyak, analisa usaha penggunaan pakan komplit dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Analisa biaya pembuatan ransum pakan komplit untuk 500 kg bahan. No
Uraian
Proporsi
Pembuatan 500 kg Volume
Harga
Jumlah
1
Biaya Bahan Pakan
100
500
Kg
154,000
a
Limbah jagung
77
%
385
Kg
100
38,500
b c d
Limbah kedele Jagung giling Kedele giling
11 3 2
% % %
55 15 10
Kg Kg Kg
200 1,500 4,000
11,000 22,500 40,000
e
Dedak
4
%
20
Kg
600
12,000
2 3
f Garam/Urea g Mineral Solar(5 ltr/10 jam utk 625 kg) Oli
2 1 -
% % -
10 5 4 0.25
Kg Kg Liter Liter
1,000 4,000 5,000 12,000
10,000 20,000 20,000 3,000
4
Tenaga Kerja
-
OH
1 Biaya Total
=
25,000 Rp.
25,000 202,000
Biaya per kg
=
Rp.
404
Dari Table 3 terlihat bahwa total biaya pembuatan per kilogram adalah 404 rupiah dengan harga tersebut di harapkan peternak mampu meningkatkan skala usaha pemeliharaan dari 2 ekor induk menjadi 4 ekor induk produktif. Teknologi Pemanfaatan Pupuk Kandang. Pemanfaatan pupuk kandang yang intensif untuk mensubstitusi urea dilakukan oleh 3 koperator petani. Sedangkan petani lain berpedoman pada koperator terpilih. Secara umum petani telah memanfaatkan kotoran ternak sapi sebagai pupuk kandang tetapi belum terukur untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dosis pupuk kandang adalah sebanyak 2 ton/ha atau 24 gram per pohon. Analisa usaha tanaman jagung yang menggunakan pupuk kandang adalah pada atabel 4. Tabel 4. Analisa usaha tani pemanfaatan pupuk kandang Uraian Pengolahan Tanah Benih Pupuk Penyiangan Pupuk Kandang Panen Produksi(Kg/Ha) Total Biaya (A) Penjualan hasil(B) Keuntungan(C) BCR
Eksisting (Rupiah) 200.000 600.000 150.000 140.000 240.000 120.000 1.680 1.450.000 2.184.000 734.000 1,48
Anjuran (Rupiah) 200.000 690.000 140.000 480.000 200.000 2.520 1.710.000 3.276.000 1.566.000 1,85
Disamping itu penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 1.566.000 jika dibandingkan denga pola eksisting yaitu hanya Rp 734.000 setiap panen. Dengan demikian pemanfaatan pupuk kandang dapat menguntungkan petani. Masbulan (2000) melaporkan pola integrasi ternak dalam usaha pertanian relatif lebih menguntungkan dibanding dengan usaha pertanian semata, karena selain menekan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk dapat disubstitusikan dengan pupuk kandang juga sekaligus tenaga kerja ternak akan membantu dalam pengolahan lahan pertanian. Pemeliharaan Ternak Sapi. Sistem pemeliharaan ternak sapi di lokasi pengkajian adalah semi-intensif, yaitu ternak dikandangkan dan ikat pindah di lapangan terbuka, pakan yang diberikan adalah rumput alam dan limbah pertanian terutama biomas jagung, kedelai, kacang tanah dan lainnya. Pemberian pakan secara tak
terbatas, pemberian pakan tambahan dilakukan terutama pada ternak yang baru beranak, yaitu dedak atau jagung giling. Jenis ternak sapi yang dipelihara yaitu sapi PO dan hasil persilangannya, Sistem perkawinan yang dominan sistem IB yaitu 75 % dan sedangkan jenis ternak yang paling diminati oleh petani ádalah semintal dengan alasan tingkat keberhasilan IB yang cukup tinggi yaitu 1 - 2 kali IB. Skala usaha induk sapi yang dipelihara yaitu hanya 2 – 3 ekor saja. Dengan alasan ketidakmampuan mencari pakan. Perubahan berat badan anak hasil persilangan yaitu 1120 gram/ekor/hari dengan demikian pada umur 10 bulan berat badan anak dapat mencapai 290 – 367 kg. Produksi anak jantan yang berumur 8 – 10 bulan di jual dengan harga Rp 6 -7 juta. Sedangkan anak yang betina dipelihara sendiri ataupun dipelihara oleh tetangga sesuai dengan perjanjian atau dijual di lingkungan desa Sari Mulya. Interval kelahiran yaitu 13 – 16 bulan, dengan interval kelahiran tersebut cukup baik karena mampu beranak satu tahun sekali. Lebih baik jika dibandingkan sapi PO yang dilaporkan Wirdahayati et al. 1997, yaitu interval kelahiran sapi onggole yang dipelihara di pulau Sumba yaitu 18 – 21 bulan. KESIMPULAN Usaha tani tanaman jagung di desa Sari Mulya merupaka usaha yang berkelanjutan sepanjang tahun, sehingga desa tersebut merupakan sentra produksi jagung di kecamatan Jujujhan, selan itu usaha yang berkembang adalah usaha ternak sapi, usaha ini saling berhubungan, karena saling keterkaitan, biomas jagung merupakan sumber pakan ternak sapi, begitu juga kotoran ternak dijadikan pupuk, sehingga integrasi ternak sapi di desa Sari mulya merupakan usaha yang Sangat menguntungkan. Sistem pemeliharaan ternak sapi ádalah dikandangkan, pakan yang diberikan yaitu rumput alam, limbah pertanian dan pakan tambahan berupa jagung giling dan dedak. Jenis induk sapi yang dipelihara adalah peranakan Onggole(PO), sitem perkawinan 75 % ádalah IB, Anak jantan dipelihara selama 8 - 10 bulan saja kemudian dijual yang mencapai harga Rp 6 – 7 juta. Dengan pola pemeliharaan tersebut petani umumnya hanya memelihara 2 ekor induk saja, alasannya ketidak mampuan mencari pakan. Introduksi pakan komplit dapat menekan waktu untuk mencari pakan DAFTAR PUSTAKA Dinas Peternakan Provinsi Jambi 2001. Statistik Peternakan Jambi tahun 2000, Dinas peternak Propinsi Jambi. Masbulan, E. R, R. Hardianto, Supriadi dan N.L. Nurina. 1991. Tinjauan Ekonomi Integrasi Ternak Sapi Potong dan Sistem usahatani Lahan Kering di DAS Brantas. Rízala Lokakarya Sistem Usahatani Konsenvasi di DAS Jratunseluna dan DAS Brantas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Masbulan, E, D.P. Priyanto, A. Priyanti, B. Haryanto dan Tj. D. Sujana. 2000. Integrasi Usaha Sapi Potong dalam Sistem Usaha Tani Padi di Kawasan Pengembangan IP 300 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 18-19 Oktober 1999 Bogor Soewardjo dan A. Saefudin. 1998. Beberapa Permasalahan Konservasi tanah dan Air Di DAS Jratubseluna dan Brantas Rízala Lokakarya Sistem Usahatani Konsenvasi di DAS Jratunseluna dan DAS Brantas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Wirdahayati. R.B, A. Pohan, C. Liem, P. Th. Fernandez dan A. Bamualim. 1997. Study Banding Produktivitas Sapi Bali dan Sapi Ongole di Pulau Timor. Prosiding Seminar Regional Hasilhasil Penelitian Pertanian Berbasis Perukanan, Peternakan dan Sistem Usahatani Kawasan Timur Indonesia. Kupang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.