No. 12/13/74/Th. VIII, 04 Januari 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN DESEMBER 2015 Bulan Desember 2015 Kota Probolinggo mengalami Inflasi sebesar 0,41 persen
Pada Bulan Desember 2015, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. Inflasi Kota Probolinggo bulan Desember 2015 terjadi karena dari 7 ( tujuh ) kelompok pengeluaran, 5 ( lima) kelompok mengalami inflasi, sedangkan 2 ( dua ) kelompok mengalami deflasi. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,20 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,23 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,40 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,59 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,05 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah bawang merah, telur ayam ras, tarip listrik, cabai merah, ikan kembung, rokok kretek, tomat sayur, daging ayam ras, ikan merah, kentang dan lain-lain.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah ikan tongkol, emas perhiasan, bensin pertamax, udang basah, bayam, tongkol asap, komputer tablet, tongkol pindang, jagung muda, rempela hati ayam dan lain-lain.
Dari 8 kota di Jawa Timur yang menjadi Kota IHK Nasional, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,94 persen disusul kota Malang sebesar 0,89 persen, Banyuwangi sebesar 0,80 persen, kota Kediri sebesar 0,79 persen, Sumenep sebesar 0,77 persen, kota Madiun sebesar 0,59 persen, kota Probolinggo sebesar 0,41 persen dan inflasi terendah terjadi di Jember sebesar 0,39 persen.
Dari 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,13 persen, kota Semarang sebesar 1,04 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,96 persen, kota Surabaya sebesar 0,94 persen, kota Bandung sebesar 0,78 persen dan inflasi terendah terjadi di DKI Jakarta sebesar 0,72 persen
Laju inflasi tahun kalender (s/d Desember 2015) Kota Probolinggo mengalami inflasi sedangkan laju inflasi year on year (Desember sebesar 2,11 persen.
2015
terhadap Desember
2014)
2,11 persen,
Kota Probolinggo
Bulan Desember 2015 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,85 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Desember 2015) Jawa Timur mengalami inflasi 3,08 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Desember 2015 terhadap Desember 2014) Jawa Timur sebesar 3,08 persen.
Bulan Desember 2015 Nasional mengalami inflasi sebesar 0,96 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Desember 2015) Nasional mengalami inflasi 3,35 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Desember 2015 terhadap Desember 2014) Nasional sebesar 3,35 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 12/13/74/Th. VIII, 04 Januari 2016
1
1. Inflasi Probolinggo Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan inflasi Probolinggo tahun 2015 (IHK Tahun Dasar 2012 = 100) didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di Probolinggo yaitu;: Pasar Baru, Pasar Wonoasih dan Giant Hypermart. Secara umum, Kota Probolinggo pada bulan Desember 2015 mengalami inflasi. Kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan seperti bawang merah, telur ayam ras, tarip listrik, cabai merah dan lain-lain cukup signifikan mendorong laju inflasi, sementara disisi yang lain, penurunan beberapa komoditas belum mampu menghambat laju inflasi seperti turunnya emas perhiasan, ikan tongkol, bensin pertamax, udang basah, bayam dan lain-lain.
Series Data Inflasi Kota Probolinggo Bulan Desember 2009 - 2015
0,41
Bulan Desember
2,15 0,90 0,49 0,40 0,05 0,46 Persentase
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
Dari hasil pemantauan harga pada bulan Desember 2015 Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,41 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,73 pada bulan Nopember 2015 naik menjadi 121,23 pada bulan Desember 2015. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2009 sampai dengan 2015 ( tujuh tahun), pada bulan Desember terjadi tujuh kali inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 2,15 persen, diikuti tahun 2013 sebesar 0,90 persen, tahun 2012 sebesar 0,49 persen, tahun 2009 sebesar 0,46 persen, tahun 2015 sebesar 0,41 persen, tahun 2011 sebesar 0,40 persen dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 0,05 persen. Penyebab utama inflasi Probolinggo bulan Desember 2015 sebesar 0,41 persen terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok Bahan Makanan sebesar 1,20 persen dan memberikan sumbangan 2
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 12/13/74 Th. VIII, 04 Januari 2016
inflasi sebesar 0,3051 persen. Hal ini terjadi akibat adanya kenaikan harga bawang merah sebesar 44,1706 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,1200 persen, telur ayam ras naik sebesar 11,7713 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0829 persen, cabai merah naik sebesar 45,5051 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0334 persen, ikan kembung naik sebesar 10,7009 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0334 persen , tomat sayur naik sebesar 12,8945 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0248 persen dan lain-lain. Meskipun kelompok ini mengalami inflasi, namun ada beberapa komoditas yang menghambat laju inflasi seperti ikan tongkol yang mengalami penurunan harga sebesar 10,0634 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0467 persen, udang basah yang mengalami penurunan harga sebesar 6,5138 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0228 persen, bayam turun sebesar 14,6734 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0181 persen, tongkol asap yang mengalami penurunan harga sebesar 5,6822 persen dan menyumbang deflasi 0,0105 persen, tongkol pindang turun sebesar 2,4205 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0093 persen dan lain-lain. Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Desember 2015, Inflasi Tahun Kalender 2015 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Tingkat Inflasi Tahun Kalender
IHK Desember 2014
IHK Nopember 2015
IHK Desember 2015
Andil Inflasi Desember 2015
Inflasi Desember 2015 1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
118,72
120,73
121,23
0,41
0,41
2,11
2,11
1 Bahan Makanan
121,70
122,78
124,25
0,31
1,20
2,10
2,10
Makanan Jadi, 2 Minuman, Rokok, dan Tembakau
118,36
122,41
122,69
0,04
0,23
3,66
3,66
116,22
120,03
120,51
0,07
0,40
3,69
3,69
4 Sandang
104,54
111,31
110,65
-0,04
-0,59
5,84
5,84
5 Kesehatan
110,06
115,12
115,43
0,01
0,27
4,88
4,88
116,65
120,23
120,17
0,00
-0,05
3,02
3,02
126,00
122,40
122,59
0,03
0,16
-2,71
-2,71
Kelompok Pengeluaran
(1)
UMUM
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga Transpor, Komunikasi, 7 dan Jasa Keuangan 6
1) 2) 3)
2015 2)
Inflasi Year on Year 3)
Persentase perubahan IHK bulan Desember 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK bulan Desember 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 Persentase perubahan IHK bulan Desember 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014
Kelompok pengeluaran makanan jadi juga mengalami inflasi, yaitu sebesar 0,23 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0382 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sekaligus mendorong laju inflasi antara lain rokok kretek yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,8872 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0255 persen, rokok kretek filter juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,8320 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0149 persen, rokok putih juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,1821 persen dan mampu mendorong inflasi sebesar 0,0035 persen, serta teh naik sebesar 1,1349 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0014 persen. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi adalah
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 12/13/74/Th. VIII, 04 Januari 2016
3
gula pasir yang mengalami penurunan harga sebesar 0,6320 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0058 persen serta air kemasan yang mengalami penurunan harga sebesar 0,3330 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0013 persen. Dorongan inflasi semakin kuat akibat kenaikan indeks pada Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi sebesar 0,40 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0731 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini antara lain tarip listrik naik sebesar 1,3996 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0388 persen, lemari pakaian mengalami kenaikan sebesar 3,2374 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0169 persen, kompor naik sebesar 2,7800 persen dan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,0066 persen, bahan bakar rumahtangga naik sebesar 0,2000 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0053 persen, sabun detergen bubuk/cair naik sebesar 0,8947 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0050 persen dan lain-lain. Meskipun kelompok ini mengalami inflasi namun ada dua komoditas yang ikut andil menghambat laju inflasi, yaitu semen yang mengalami penurunan harga sebesar 0,7067 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0049 persen dan pembersih lantai turun sebesar 0,7281 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0003 persen . Kelompok lain yang juga mengalami inflasi adalah kelompok Kesehatan, yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,27 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0127 persen. Komoditas yang mempunyai andil mendorong laju inflasi antara lain bedak yang mengalami kenaikan sebesar 1,9815 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0045 persen, hand body lotion naik sebesar 3,6269 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0045 persen, sabun mandi juga mengalami kenaikan sebesar 0,4889 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0015 persen, deodorant juga ikiut naik sebesar 1,8849 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0015 persen dan alat kontrasepsi naik sebesar 1,1440 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0007 persen. Tidak ada satupun komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok pengeluaran ini. Kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan juga mengalami inflasi yaitu sebesar 0,16 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0307 persen. Adapun komoditi penyumbang inflasi adalah sepeda yang naik sebesar 1,8308 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0186 persen, telepon seluler juga mengalami kenaikan harga sebesar 3,6237 persen dan ikut mendorong laju inflasi sebesar 0,0169 persen, angkutan antar kota naik sebesar 1,4650 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0150 persen, sepeda motor juga naik sebesar 0,3515 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0066 persen, tarip kereta api naik sebesar 1,9872 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0045 persen dan lain-lain. Adapun satusatunya komoditas yang mengalami penurunan harga bensin pertamax yang mengalami penurunan harga sebesar 0,6500 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0320 persen. Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah Kelompok Sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Kelompok pengeluaran Sandang mengalami penurunan indeks ( deflasi ) sebesar 0,59 persen dan mampu menghambat laju inflasi sebesar 0,0381 persen. Adapun beberapa komoditi yang menyumbang deflasi antara lain emas perhiasan yang mengalami penurunan harga sebesar 2,5215 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0392 persen, baju kaos berkerah turun sebesar 4,6242 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0063 persen, kemeja panjang katun turun sebesar 2,8129 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0016 persen, celana panjang jeans juga mengalami penurunan sebesar 0,1978 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0004 persen serta kemeja pendek katun turun sebesar 0,5485 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0004 persen.
4
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 12/13/74 Th. VIII, 04 Januari 2016
Meskipun kelompok Sandang mengalami deflasi, namun banyak juga komoditi yang mangalami kenaikan harga (inflasi), seperti pembalut wanita yang mengalami kenaikan harga sebesar 2,3810 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0050 persen, baju kaos tanpa kerah/t-shirt mengalami kenaikan harga sebesar 3,0441 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0023 persen, celana panjang jeans untuk wanita yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,8288 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0011 persen, baju kaos berkerah untuk laki-laki juga mengalami kenaikan sebesar 0,5312 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0008 persen serta sarung katun yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,0582 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0006 persen. Kelompok lain yang mengalami deflasi adalah kelompok pengeluaran Pendidikan, rekreasi dan olah raga, dimana kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dan ikut andil menyumbang deflasi sebesar 0,0037 persen. Komoditas yang menghambat laju inflasi adalah komputer tablet yang mengalami penurunan harga sebesar 5,5600 persen dan ikut andil menyumbang deflasi sebesar 0,0101 persen serta laptop/notebook yang mengalami penurunan harga sebesar 0,2557 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0014 persen. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga dan mendorong laju inflasi antara lain televisi berwarna yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,9136 persen dan mampu mendorong laju inflasi sebesar 0,0055 persen, biaya fotocopy naik sebesar 3,6667 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0012 persen serta vcd/dvd player mengalami kenaikan harga sebesar 1,0871 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0011 persen. 2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Desember 2015, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Surabaya sebesar 0,94 persen diikuti kota Malang sebesar 0,89 persen, Banyuwangi sebesar 0,80 persen, kota Kediri sebesar 0,79 persen, Sumenep sebesar 0,77 persen, kota Madiun sebesar 0,59 persen, kota Probolinggo 0,41 persen dan inflasi terendah terjadi di Jember sebesar 0,39 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Inflasi 8 Kota di Jaw a Timur bulan Desember 2015 B.Wangi 0,80 Sby 0,94 Madiun 0,59 Prob.
0,41
Malang
0,89 0,79
Kediri
0,77
Sumenep Jember
Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di kota Surabaya sebesar 3,43 persen, diikuti kota Malang sebesar 3,32 persen, kota Madiun sebesar 2,75 persen, Sumenep sebesar 2,62 persen, Jember sebesar 2,31 persen, Banyuwangi sebesar 2,15 persen, kota Probolinggo sebesar 2,11 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Kediri sebesar 1,71 persen. sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
0,39
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 12/13/74/Th. VIII, 04 Januari 2016
5
Gambar 3. Inflasi y-o-y 8 Kota di Jawa Timur (Desember 2014 - Desember 2015) 3,43
3,32 2,75
2,62 2,31
2,15
2,11 1,71
Jbr.
Smnp.
Kdr.
Mlg.
Prob.
Mdn.
Sby.
B.W angi
3. Inflasi/deflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 (enam) kota ibukota provinsi di pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi
di Serang
Gambar 4. Inf lasi ibukota Prov insi di Pulau Jawa Bulan Desember 2015 1,13
sebesar 1,13 persen, Semarang
sebesar 1,04 persen, Yogyakarta sebesar 0,96 persen,
1,04 0,96
0,72
0,78 0,94
Surabaya sebesar 0,94 persen, Bandung sebesar 0,78 persen dan terendah terjadi di DKI Jakarta sebesar 0,72 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Jakarta Semarang
Serang Y ogy akarta
Bandung Surabay a
Inflasi y-o-y bulan Desember 2015 pada 6 ibukota Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa (Desember 2014 - Desember 2015) 4,67
provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 4,67 persen, diikuti oleh Bandung sebesar 3,93
3,93 3,30
3,09
3,43
2,56
persen, Surabaya sebesar 3,43 persen, DKI Jakarta sebesar 3,30 persen, Yogyakarta sebesar 3,09 persen dan terendah terjadi di Semarang sebesar 2,56 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
6
Jakarta
Serang
Bandung
Semarang
Y ogy akarta
Surabay a
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 12/13/74 Th. VIII, 04 Januari 2016