No. 02/03/74/Th.IX, 01 Maret 2017
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN PEBRUARI 2017 Bulan Pebruari 2017 Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,13 persen
Pada Bulan Pebruari 2017, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Inflasi Kota Probolinggo bulan Pebruari 2017 terjadi karena dari 7 ( tujuh ) kelompok pengeluaran, 5 (lima) kelompok mengalami inflasi, sedangkan 2 (dua) kelompok mengalami deflasi. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok makanan jadi sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan sebesar 1,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,59 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,54 persen sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,76 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,74 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah tarip listrik, cabai rawit, tarip pulsa ponsel, emas perhiasan, tongkol pindang, bawang merah, daging ayam kampung, mie kering instan, minyak goreng, jeruk dan lain-lain.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah tomat sayur, beras, daging ayam ras, televisi berwarna, telur ayam ras, kelapa, rempela hati ayam, ikan panggang mangut, sosis daging sapi, tempe dan lain-lain.
Dari 8 kota di Jawa Timur yang menjadi Kota IHK Nasional, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi dialami kota Madiun sebesar 0,82 persen disusul kota Kediri sebesar 0,70 persen diikuti Sumenep sebesar 0,65 persen, Banyuwangi sebesar 0,35 persen, kota Malang sebesar 0,24 persen, Jember sebesar 0,22 persen, kota Surabaya sebesar 0,16 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Probolinggo sebesar 0,13 persen.
Dari 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi Serang sebesar 0,50 persen disusul kota Semarang sebesar 0,44 persen, kota Bandung sebesar 0,38 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,36 persen, DKI Jakarta sebesar 0,33 dan inflasi terendah terjadi kota Surabaya sebesar 0,16 persen.
Laju inflasi tahun kalender (s/d Pebruari 2017) Kota Probolinggo mengalami inflasi 1,28 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Pebruari 2017 terhadap Pebruari 2016) Kota Probolinggo sebesar 2,48 persen.
Bulan Pebruari 2017 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Pebruari 2017) Jawa Timur mengalami inflasi 1,78 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Pebruari 2017 terhadap Pebruari 2016) Jawa Timur sebesar 3,99 persen.
Bulan Pebruari 2017 Nasional mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Pebruari 2017) Nasional mengalami inflasi 1,21 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Pebruari 2017 terhadap Pebruari 2016) Nasional sebesar 3,83 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 02/03/74/Th. IX, 01 Maret 2017
1
1. Inflasi Probolinggo Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan inflasi Probolinggo tahun 2016(IHK Tahun Dasar 2012 = 100) didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di Probolinggo yaitu;: Pasar Baru, Pasar Wonoasih dan Giant Hypermarhjt. Secara umum, Kota Probolinggo pada bulan Pebruari 2017 mengalami inflasi. Inflasi dipicu oleh Kenaikan Tarip listrik, kenaikan tarip listrik karena adanya pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA pasca bayar serta kenaikan harga cabai rawit yang beranjak turun..
Series Data Inflasi Kota Probolinggo Bulan Pebruari 2011 - 2017
0.13
Bulan Pebruari
-0.08 -0.42 0.02
0.86 0.46 0.32 Persentase
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
Dari hasil pemantauan harga pada bulan Pebruari 2016 Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,13 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,50 pada bulan Januari 2016 naik menjadi 124,66 pada bulan Pebruari 2017. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2011 sampai dengan 2017 ( tujuh tahun), pada bulan Pebruari terjadi 5 (lima) kali inflasi dan 2 (dua) kali deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0.86 persen, disusul tahun 2012 sebesar 0,46 persen, tahun 2011 sebesar 0,32 persen, tahun 2017 sebesar 0,13 persen inflasi terendah terjadi pada bulan pebruari 2014 sebesar 0,02 persen, , sedangkan deflasi terjadi pada tahun 2016 sebesar 0,08 persen dan tahun 2015 sebesar 0,42 persen.
2
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 01/02/74 Th. IX, 01 Pebruari 2017
Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Pebruari 2017, Inflasi Tahun Kalender 2016 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Tingkat Inflasi Tahun Kalender
Inflasi Year on
IHK Desember 2016
IHK Januari 2017
IHK Pebruari 2017
Andil Inflasi Pebruari 2017
Inflasi Pebruari 20171)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
123,08
124,50
124,66
0,13
0,13
1,28
2,48
1 Bahan Makanan
124,82
125,53
124,58
-0,19
-0,76
-0,19
-0,82
Makanan Jadi, 2 Minuman, Rokok, dan Tembakau
126,56
127,00
127,08
0,01
0,06
0,41
2,72
123,94
125,44
126,99
0,23
1,24
2,46
5,06
4 Sandang
115,27
116,07
116,75
0,04
0,59
1,28
2,86
5 Kesehatan
122,58
122,64
122,90
0,01
0,21
0,26
5,88
125,09
125,09
124,16
-0,07
-0,74
-0,74
3,15
118,92
123,33
124,00
0,10
0,54
4,27
3,01
Kelompok Pengeluaran
(1)
UMUM
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga Transpor, Komunikasi, 7 dan Jasa Keuangan 6
1) 2) 3)
2017 2)
Year 3)
Persentase perubahan IHK bulan Pebruari 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK bulanPebruari 2017 terhadap IHK bulan Januari 2016 Persentase perubahan IHK bulanPebruari 2017 terhadap IHK bulan Pebruari 2016.
Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi antara lain kelompok makanan jadi, yang mengalami mengalami kenaikan harga sebesar 0,06 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0105 persen. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga sekaligus mendorong laju inflasi adalah minuman kesegaran yang mengalami kenaikan sebesar 11,7481 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0115 persen, rokok kretek yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,3783 dan menyumbang inflasi sebesar 0,0054 persen, rokok putih naik sebesar 0,932 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0031 persen, soto juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,4353 persen dan ikut andil mendorong inflasi sebesar 0,0017 persen, biskuit naik sebesar 1,0275 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0016 persen dan lain-lain. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi adalah gula pasir yang mengalami penurunan harga sebesar 0,7844 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0076 persen, minuman ringan juga mengalami penurunan harga sebesar 3,1476 persen dan ikut andil menghambat inflasi sebesar 0,0036 persen serta teh yang mengalami penurunan harga sebesar 1,3134 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0016 persen. Kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami kenaikan indek harga (inflasi) adalah kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi sebesar 1,24 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,2297 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini antara lain tarip listrik pasca bayar yang mengalami kenaikan harga sebesar 7,1654 dengan sumbangan inflasi sebesar 0,2121 persen, paku naik sebesar 9,0884 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0177 persen, keramik juga mengalami kenaikan sebesar 3,93 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0128 persen, semen juga mengalami kenaikan sebesar 0,9912 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0058 persen, pengharum/pelembut cucian naik sebesar 3,991 persen dan menyumbang inflasi
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 02/03/74/Th. IX,03 Maret 2017
3
sebesar 0,0039 persen dan lain-lain. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini yaitu kulkas/lemari es yang mengalami penurunan sebesar 3,47 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,012 persen, kompor juga turun sebesar 2,7986 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0066 persen, mesin cuci mengalami penurunan harga sebesar 2,8000 persen dan mampu menghambat laju inflasi sebesar 0,0046 persen, demikian juga dengan AC juga mengalami penurunan harga sebesar 1,67 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0017 persen serta magic com yang turun sebesar 1,1701 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0011 persen dan lain-lain. Kelompok pengeluaran sandang juga mengalami inflasi yaitu sebesar 0,59 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0381 persen. Komoditas penyumbang inflasi antara lain emas perhiasan yang mengalami kenaikan harga sebesar 2,5182 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0408 persen, celana dalam wanita naik sebesar 6,1143 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0022 persen, mukena naik sebesar 0,3697 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0002 persen, seragam sekolah wanita naik sebesar 0,3136 dan menyumbang inflasi sebesar 0,0002 persen, celana panjang jeans wanita juga naik sebesar 0,09 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0001 persen dan lain-lain. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus menghambat inflasi adalah celana jeans laki-laki turun sebesar 2,3333 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0052 persen dan celana panjang katun laki-laki turun sebesar 0,7767 persen dan mendorong deflasi sebesar 0,0004 persen. Kelompok pengeluaran kesehatan juga mengalami inflasi yaitu sebesar 0,21 persen dan mampu mendongkrak inflasi sebesar 0,0101 persen. Beberapa komoditas yang sangat berperan terhadap kenaikan harga pada kelompok ini antara lain facial yang mengalami kenaikan harga sebesar 7,9996 persen dan mendongkrak inflasi sebesar 0,003 persen, handbody lotion juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,927 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0024 persen, pelembab naik sebesar 1,6684 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0015 persen, deodorant naik sebesar 1,3238 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,001 persen, sabun mandi naik sebesar 0,2795 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0009 persen dan lain-lain. Tidak ada satupun komoditas yang mengalami penurunan harga. Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi adalah kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi yaitu sebesar 0,54 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,1013 persen. Adapun komoditas penyumbang inflasi adalah tarip pulsa ponsel yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,9207 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0678 persen, mobil juga naik sebesar 0,68 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0157 persen, bensin juga mengalami kenaikan harga sebesar 0.22 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0095 persen, ban luar mobil naik sebesar 3,36 persen dan mendongkrak laju inflasi sebesar 0,006 persen, accu juga mengalami kenaikan harga sebesar 2,0834 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0012 persen dan lain-lain. Satu-satunya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah penurunan harga helm sebesar 0,523 persen dan menghambat laju inflasi seebsar 0,0003 persen. Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks atau deflasi adalah kelompok pengeluaran bahan makanan dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga. Kelompok pengeluaran bahan makanan mengalami penurunan indeks atau mengalami deflasi sebesar 0,76 persen dan mampu menghambat laju inflasi sebesar 0,1902 persen. Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain tomat sayur yang turun cukup signifikan sebesar 36,0884 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,1157 persen, beras juga mulai turun yaitu sebesar 2,0361 persen dan mampu menghambat inflasi sebesar 0,1074 persen, daging ayam ras turun sebesar 11,5081 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0697 persen, telur ayam ras juga turun sebesar 3,9097 persen dan mendorong deflasi 4
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 01/02/74 Th. IX, 01 Pebruari 2017
sebesar 0,0697 persen, kelapa juga mengalami penurunan harga sebesar 10,8465 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0247 persen. Meskipun kelompok ini mengalami deflasi, namun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sekaligus mendorong laju inflasi, antara lain cabai rawit yang masih sangat tinggi harga dipasar, dimana harga pada bulan pebruari mengalami kenaikan sebesar 52,8714 persen dabanding bulan Januari sehingga mampu menaikkan laju inflasi sebesar 0,073 persen, tongkol pindang juga mengalami kenaikan harga sebesar 7,8132 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0312 persen, demikian juga bawang merah masih mengalami kenaikan sebesar 6,8581 persen dan mendongkrak inflasi sebesar 0,0279 persen, daging ayam kampung juga naik sebesar 4,5651 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0265 persen, mie kering instan naik sebesar 4,3141 persen dan mengalami inflasi sebesar 0,0258 persen dan lain-lain. Selain kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok lain yang mengalami deflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, dimana kelompok ini mengalami penurunan harga sebesar 0,74 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0677 persen. Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus menghambat laju inflasi antara televisi berwarna turun sebesar 10,37 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0617 persen, komputer tablet turun sebesar 2,34 persen dan mendorong laju deflasi sebesar 0,0038 persen, laptop/notebook juga engalami penurunan harga sebesar 0,5625 persen dan mampu mendorong deflasi sebesar 0,0029 persen, cd-tape-recorder-radio turun sebesar 5,7101 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,001 7 persen serta vcd/dvd player turun sebesar 0,3299 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0003 persen. Satu-satunya komoditas yang mengalami kenaikan harga sebesar 8,3337 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0027 persen.
2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur Gambar 2 Inflasi 8 Kota di Jaw a Timur bulan Pebruari 2017
B.Wangi 0,35 Sby 0,16 Madiun 0,82 Prob. Malang
0,13 0,24 0,70
Kediri
sebesar 0,22 persen, kota Surabaya sebesar 0,16 persen, dan inflasi terendah terjadi di kota Probolinggo sebesar 0,13 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
0,65
Sumenep Jember
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Pebruari 2017, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Madiun sebesar 0,82 persen disusul kota Kediri sebesar 0,70 persen, Sumenep sebesar 0,65 persen, Banyuwangi sebesar 0,35 persen, kota Malang sebesar 0,24 persen, Jember
0,22
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 02/03/74/Th. IX,03 Maret 2017
5
Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di kota Surabaya sebesar 4,55 persen, diikuti kota Madiun sebesar 3,97persen, kota Malang sebesar 3,91 persen,
Gambar 3. Inflasi y-o-y 8 Kota di Jawa Timur (Pebruari 2016 - Pebruari 2017) 4,55
3,07
2,89
Jember sebesar 3,07 persen, Sumenep sebesar 2,89 persen, kota Kediri sebesar 2,81 persen, kota
3,97
3,91
2,48
Jbr.
Probolinggo sebesar 2,48 persen dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 2,14 persen. sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
2,81
Smnp.
Kdr.
Mlg.
Prob.
2,14
Mdn.
Sby.
B.W angi
3. Inflasi/deflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 (enam) kota ibukota provinsi di pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,50 persen, kota Semarang
Gambar 4. Inflasi ibukota Provinsi di Pulau Jawa Bulan Pebruari 2017 0,5 0,44
sebesar 0,44 persen, kota Bandung sebesar 0,38 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,36 persen, DKI
0,38 0,36
0,33
Jakarta sebesar 0,33 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Surabaya sebesar 0,16 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
0,16
Jakarta Semarang
Serang Y ogy akarta
Bandung Surabay a
Inflasi y-o-y bulan Pebruari 2017 pada 6 ibukota provinsi di Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa (Pebruari 2016 - Pebruari 2017)
pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar
4,55
4,55 persen, diikuti oleh Serang sebesar 3,83 persen, kota
3,83 3,54
3,82 3,43
Semarang sebesar 3,82 persen, DKI Jakarta sebesar 3,54
3,48
persen, kota Yogyakarta sebesar 3,48 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Bandung sebesar 3,43 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
6
Jakarta
Serang
Bandung
Semarang
Y ogy akarta
Surabay a
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 01/02/74 Th. IX, 01 Pebruari 2017