No. 08/09/74/Th.VIII, 01 September 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN AGUSTUS 2016 Bulan Agustus 2016 Kota Probolinggo mengalami deflasi sebesar 0,20 persen
Pada Bulan Agustus 2016, Kota Probolinggo mengalami deflasi sebesar 0,20 persen. Deflasi Kota Probolinggo bulan Agustus 2016 terjadi karena dari 7 ( tujuh ) kelompok pengeluaran, 4 ( empat) kelompok mengalami deflasi, sedangkan 3 (tiga) kelompok mengalami inflasi. Hal ini dapat dilihat adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,91 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,27 persen, kelompok sandang sebesar 0,29 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,92 persen, sedangkan 3 (tiga )kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan harga (inflasi) yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,71 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,39 persen
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah angkutan antar kota, daging ayam ras, daging ayam kampung, tarip kendaraan travel, gula pasir, daging sapi, rempela hati ayam, sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama, ikan kembung dan lain-lain.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah sekolah dasar, tongkol pindang, tukang bukan mandor, lemari pakaian, kentang, sepeda, tarip listrik, ikan merah, ikan panggang/mangut, minyak goreng dan lain-lain.
Dari 8 kota di Jawa Timur yang menjadi Kota IHK Nasional, 7 (tujuh) kota mengalami deflasi yaitu kota Kediri sebesar 0,57 persen, kota Madiun sebesar 0,52 persen, Sumenep sebesar 0,43 persen, Jember sebesar 0,30 persen, kota Probolinggo sebesar 0,20 persen, Banyuwangi sebesar 0,14 persen dan kota Malang sebesar 0,03 persen, sedangkan satu-satunya kota di Jawa Timur yang mengalami Inflasi adalah kota Surabaya sebesar 0,10 persen.
Dari 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa, 5 (lima) kota mengalami deflasi sedangkan 1 (satu) kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi kota Bandung sebesar 0,49 persen, disusul kota Semarang sebesar 0,21 persen, Serang sebesar 0,08 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,04 persen dan deflasi terkecil terjadi di DKI Jakarta sebesar 0,01 persen, sedangkan satu-satunya kota yang mengalami Inflasi adalah kota Surabaya sebesar 0,10 persen.
Laju inflasi tahun kalender (s/d Agustus 2016) Kota Probolinggo mengalami inflasi 1,03 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) Kota Probolinggo sebesar 1,76 persen.
Bulan Agustus 2016 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,02 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Agustus 2016) Jawa Timur mengalami inflasi 1,80 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) Jawa Timur sebesar 2,77 persen.
Bulan Agustus 2016 Nasional mengalami deflasi sebesar 0,02 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Agustus 2016) Nasional mengalami inflasi 1,74 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) Nasional sebesar 2,79 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 08/09/74/Th. VIII, 01 September 2016
1
1. Inflasi Probolinggo Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan inflasi Probolinggo tahun 2016(IHK Tahun Dasar 2012 = 100) didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di Probolinggo yaitu;: Pasar Baru, Pasar Wonoasih dan Giant Hypermarhjt. Secara umum, Kota Probolinggo pada bulan Agustus 2016 mengalami deflasi. Penurunan Tarip angkutan baik angkutan bus antar kota antar Provinsi, Kereta Api, travel, daging ayam ras dan biaya-biaya lainnya tidak mampu diimbangi dengan kenaikan harga beberapa komoditas, biaya sekolah SD, minyak goreng, kentang, tarip listrik dan lain-lain.
Series Data Inflasi Kota Probolinggo Bulan Agustus 2010 - 2016
-0,20
Bulan Agustus
0,02 0,07 1,41 2,01
0,73 0,43 Persentase
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
Dari hasil pemantauan harga pada bulan Agustus 2016 Probolinggo mengalami deflasi sebesar 0,20 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,72 pada bulan Juli 2016 turun menjadi 122,48 pada bulan Agustus 2016. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2010 sampai dengan 2016 ( tujuh tahun), pada bulan Agustus terjadi 1(satu) kali deflasi dan 6 (enam) kali inflasi. deflasi terjadi pada tahun 2016 sebesar 0,20 persen, sedangkan inflasi terjadi pada tahun 2012 sebesar 2,12 persen, tahun 2013 sebesar 1,41 persen, tahun 2011 sebesar 0,73 persen, tahun 2010 sebesar 0,43 persen, tahun 2014 sebesar 0,07 persen dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,02 persen. Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks (deflasi) adalah kelompok bahan Berita 2 Resmi Statistik Kota ProbolinggoNo. 08/09/74 Th. VIII, 01 September 2016
makanan yang mengalami penurunan harga sebesar 0,91 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,2384 persen. Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga serta menghambat terjadinya inflasi antara lain daging ayam ras yang mengalami penurunan harga sebesar 11,8309 persen dan menyumbang deflasi 0,0925 persen, daging ayam kampung turun sebesar 9,7307 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0726 persen, daging sapi mengalami penurunan harga sebesar 3,8407 persen dan menekan laju inflasi sebesar 0,0526 persen, rempela hati ayam juga turun sebesar 5,7055 persen dan menyebabkan deflasi sebesar 0,0357 persen, ikan kembung turun sebesar 7,6503 persen dan ikut andil menghambat inflasi sebesar 0,0268 persen dan lain-lain. Adapun komoditas yang mendorong laju inflasi antara lain tongkol pindang yang mengalami kenaikan harga sebesar 22,9861 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0774 persen, kentang juga mengalami kenaikan harga sebesar 10,4211 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,021 persen, ikan merah naik sebesar 9,0089 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,017 persen, ikan panggang/mangut juga mengalami kenaikan harga sebesar 5,4501 persen dan mampu mendorong laju inflasi sebesar 0,0159 persen, minyak goreng juga naik sebesar 0,998 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0133 persen dan lain-lain. Kelompok pengeluaran makanan jadi juga yang mengalami penurunan harga sebesar 0,27 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0459 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus menghambat laju inflasi antara lain gula pasir turun sebesar 5,8756 persen dan turut menyumbang deflasi sebesar 0,0652 persen, makanan ringan/snack mengalami penurunan harga sebesar 0,2237 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0012 persen serta minuman kesegaran juga mengalami penurunan harga sebesar 0,2501 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0002 persen Sedangkan komoditas yang mendorong laju inflasi antara lain kopi bubuk yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,3889 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0103 persen, rokok kretek filter mengalami kenaikan harga sebesar 0,344 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0065 persen, rokok kretek naik sebesar 0,1159 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0016 persen, kembang gula juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,6812 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0009 persen, keripik juga naik sebesar 0,3555 persen dan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,0005 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 08/09/74/Th. VIII,01 September 2016
3
Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Agustus 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Tingkat Inflasi Tahun Kalender
IHK Agustus 2016
Andil Inflasi Agustus 2016
Inflasi Agustus 20161)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
121,23
122,72
122,48
-0,20
-0,20
1,03
1,76
Bahan Makanan
124,25
126,45
125,30
-0,24
-0,91
0,85
1,62
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
122,69
126,12
125,78
-0,05
-0,27
2,52
3,41
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
120,51
121,85
122,71
0,13
0,70
1,83
2,93
Sandang
110,65
116,84
116,50
-0,02
-0,29
5,29
4,67
Kesehatan
115,43
118,12
118,65
0,02
0,45
2,79
3,70
120,17
122,55
124,25
0,13
1,39
3,40
4,72
122,59
119,09
118,00
-0,17
-0,92
-3,74
-3,44
IHK Desember 2015
IHK Juli 2016
(2)
UMUM
Kelompok Pengeluaran
(1)
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
2016 2)
Inflasi Year on Year 3)
Persentase perubahan IHK bulanAgustus 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2016 terhadap IHK bulan Juli 2016 Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2016 terhadap IHK bulan Agustus 2015.
Kelompok Sandang juga mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,29 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0195 persen. Adapun komoditas penyumbang deflasi antara lain emas perhiasan yang mengalami penurunan harga sebesar 0,6874 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0118 persen, celana panjang jeans untuk laki-laki juga mengalami penurunan harga sebesar 1,9472 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0049 persen, kemeja panjang katun mengalami penurunan harga sebesar 3,5551 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,002 persen, kemeja pendek katun juga mengalami penurunan harga sebesar 2,0133 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0015 persen, celana panjang katun untuk laki-laki turun sebesar 1,7189 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0008 persen dan lain-lain. Meskipun kelompok pengeluaran Sandang mengalami penurunan indeks (deflasi) namun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan mendorong laju inflasi antara lain pembalut wanita yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,2184 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0025 persen, baju kaos berkerah mengalami kenaikan harga sebesar 1,065 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0015 persen dan celana pendek naik sebesar 1,3129 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0006 persen. Kelompok pengeluaran lain yang mengalami deflasi adalah kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi yaitu sebesar 0,92 persen dan ikut andil menyumbang deflasi sebesar 0,1684 persen. Adapun komoditas penyumbang deflasi antara lain angkutan antar kota yang yang mengalami penurunan harga sebesar 9,5132 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,1053 persen, tarip kendaraan travel juga mengalami penurunan harga sebesar 24,4049 persen dan ikut menghambat laju inflasi sebesar 0,0696 persen, mobil juga turun sebesar 0,49 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0113 persen, ban luar mobil juga mengalami penurunan harga sebesar 4,52 persen yang menghambat laju inflasi sebesar 0,0086 persen, tarip kereta api juga mengalami penurunan harga sebesar 1,2499 persen dan menyebabkan deflasi sebesar 0,0029 persen, sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga dan mendorong inflasi adalah sepeda naik sebesar 1,95 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0205 persen serta tarip pulsa ponsel naik Berita 4 Resmi Statistik Kota ProbolinggoNo. 08/09/74 Th. VIII, 01 September 2016
sebesar 0,5802 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0088 persen. Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indek harga (inflasi) antara lain : kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi sebesar 0,71 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,1287 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini antara lain tukang bukan mandor naik sebesar 8,3333 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0668 persen, lemari pakaian juga mengalami kenaikan sebesar 6,25 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0345 persen, tarip listrik naik sebesar 0,6982 persen dan turut mendorong laju inflasi sebesar 0,019 persen, meja kursi tamu naik sebesar 3,3334 persen dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0109 persen, tempat tidur naik sebesar 7,6949 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0104 persen dan lain-lain. Hanya satu komoditas yang menghambat laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini yaitu semen yang mengalami penurunan sebesar 2,6592 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0173 persen. Kelompok pengeluaran kesehatan juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,45 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0216 persen. Adapun komoditas penyumbang inflasi antara lain sabun mandi naik sebesar 2,6895 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0084 persen, pasta gigi juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,3238 persen dan mengerek inflasi sebesar 0,0038 persen, bedak juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,3834 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0031 persen, parfum juga mengalami kenaikan sebesar 1,1339 persen dan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,0029 persen, pembersih/penyegar naik sebesar 4,5467 persen dan ikut andil mendorong laju inflasi sebesar 0,0018 persen dan lain-lain, sementara komoditas yang mengalami penurunan harga dan menghambat laju inflasi adalah deodorant turun sebesar 0,3204 persen dan turut menyumbang deflasi sebesar 0,0003 persen serta obat flu yang mengalami penurunan harga sebesar 0,9685 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0003 persen. Kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami kenaikan indeks yang cukup besar yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,39 persen dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,1261 persen. Komoditas penyumbang inflasi antara lain biaya sekolah tingkat Sekolah Dasar naik sebesar 11,99 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,1901 persen serta buku tulis bergaris juga naik sebesar 2,9699 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,032 persen, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus dapat menghambat laju inflasi antara lain Sekolah Menengah Atas yang mengalami penurunan harga sebesar 3,28 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0352 persen, Sekolah Menengah Pertama juga turun sebesar 3,4497 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0291 persen, perseonal komputer/desktop turun sebesar 2,3801 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0022 persen serta laptop/notebook turun sebesar 0,14 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0007 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 08/09/74/Th. VIII,01 September 2016
5
2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Gambar 2 Inflasi 8 Kota di Jaw a Timur bulan Agustus 2016
B.Wangi -0,14 Sby 0,10 Madiun -0,52 Prob.
persen dan deflasi terendah terjadi di kota Malang sebesar 0,03 persen, sedangkan satu-satunya kota yang mengalami inflasi adalah kota Surabaya sebesar 0,10 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
-0,20
Malang
-0,03 -0,57
Kediri
-0,43
Sumenep
Agustus 2016, 7 (tujuh) kota mengalami deflasi dan 1 (satu) kota mengalami inflasi. Kotakota yang mengalami deflasi antara lain kota Kediri sebesar 0,57 persen diikuti kota Madiun sebesar 0,52 persen, Sumenep sebesar 0,43 persen, kota Probolinggo sebesar 0,20 persen, Banyuwangi sebesar 0,14
-0,30
Jember
Gambar 3. Inflasi y-o-y 8 Kota di Jawa Timur (Agustus 2015 - Agustus 2016) 3,16 2,93 2,5 2,2
2,25 1,76
1,62 1,4
Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di kota Surabaya sebesar 3,16 persen, diikuti kota Malang sebesar 2,93 persen, Sumenep sebesar 2,50 persen, kota Madiun sebesar 2,25 persen, Banyuwangi sebesar 2,20 persen, kota Probolinggo sebesar 1,76 persen, Jember sebesar 1,62 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Kediri sebesar 1,40 persen. sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
Jbr.
Smnp.
Kdr.
Mlg.
Prob.
Mdn.
Sby.
B.W angi
Berita 6 Resmi Statistik Kota ProbolinggoNo. 08/09/74 Th. VIII, 01 September 2016
3. Inflasi/deflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 (enam) kota ibukota provinsi di pulau Jawa, 5 (lima) kota mengalami deflasi dan 1 (satu) kota
Gambar 4. Inf lasi ibukota Prov insi di Pulau Jawa Bulan Agustus 2016
mengalami Inflasi. Kota-kota yang mengalami deflasi antara lain kota Bandung sebesar 0,49 persen, kota
0,1 -0,01
Semarang sebesar 0,21 persen, Serang sebesar 0,08
-0,04
-0,08 -0,21
persen, kota Yogyakarta sebesar 0,04 persen dan terendah terjadi di DKI Jakarta sebesar 0,01 persen. Satu-satunya kota yang mengalami inflasi adalah
-0,49
Jakarta Semarang
Serang Y ogy akarta
Bandung Surabay a
Surabaya sebesar 0,10 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Inflasi y-o-y bulan Agustus 2016 pada 6 ibukota provinsi di Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa (Agustus 2015 - Agustus 2016) 3,75 3,16 2,88 2,23
2,39
pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 3,76 persen, diikuti oleh kota Surabaya sebesar 3,16 persen, kota Yogyakarta sebesar 2,88 persen, kota Bandung
2,29
sebesar 2,39 persen, kota Semarang sebesar 2,29 persen dan inflasi terendah terjadi di DKI Jakarta sebesar 2,23 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
Jakarta
Serang
Bandung
Semarang
Y ogy akarta
Surabay a
Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 08/09/74/Th. VIII,01 September 2016
7