BPS KOTA TARAKAN No.03/02/6473/Th.I, 12 Pebruari 2007
INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI ·
Inflasi Kota Tarakan bulan Januari 2007 sebesar 0,08 %.
·
Kelompok Bahan Makanan mengalami deflasi sebesar –0,58 persen atau terjadi penurunan indeks dari 160,62 pada bulan Desember 2006 menjadi 159,68 pada bulan Januari 2007.
·
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau pada bulan Januari 2007 mengalami stagnasi atau terjadi inflasi/deflasi sebesar 0 persen atau dikatakan tidak terjadi perubahan indeks dibandingkan pada bulan Desember 2006 yakni sebesar 171,86.
·
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi sebesar 0,80 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 145,51 pada bulan Desember 2006 menjadi 146,67 pada bulan Januari 2007.
·
Kelompok Sandang pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi 0,50 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 142,91 pada bulan Desember 2006 menjadi 143,63 pada bulan Januari 2007.
·
Kelompok Kesehatan pada bulan Januari 2007 mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 137,40 pada bulan Desember 2006 menjadi 137,26 pada bulan Januari 2007.
·
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami kenaikan indeks dari 146,41 pada bulan Desember 2006 menjadi 147,09 pada bulan Januari 2007, atau terjadi inflasi sebesar 0,46 persen.
·
Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi yang sebesar 0,20 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 146,44 pada bulan Desember 2006 menjadi 146,74 pada bulan Januari 2007.
Berdasarkan hasil pemantauan pada bulan Januari 2007, Kota Tarakan mengalami inflasi yang sangat rendah yakni sebesar 0,08 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 154,00 pada bulan Desember 2006 menjadi 154,12 pada bulan Januari 2007. Dengan angka inflasi tersebut, maka laju inflasi ‘year on year’ (Januari 2007 terhadap Januari 2006) mencapai 10,56 persen.
Tabel 1. Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Tarakan Bulan Januari 2007 (Tahun 2002 = 100)
Kelompok Pengeluaran
IHK IHK Desember Januari 2006 2007
Laju Laju Inflasi Inflasi Januari Kalender 2007 2007 *)
Laju Inflasi ‘y o y’ 2007
**)
***)
UMUM
154,00
154,12
0,08
0,08
10,56
1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
160,62 171,86
159,68 171,86
-0,58 0,00
-0,58 0,00
14,39 15,09
3. Perumahan
145,51
146,67
0,80
0,80
9,52
4. Sandang 5. Kesehatan
142,91 137,40
143,63 137,26
0,50 -0,10
0,50 -0,10
14,70 10,30
6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 7. Transpor & Komunikasi
146,41 146,44
147,09 146,74
0,46 0,20
0,46 0,20
2,71 1,21
*) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2007 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2007 terhadap IHK bulan Desember 2006. ***) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2007 terhadap IHK bulan Januari 2006.
Inflasi yang rendah tersebut terjadi karena sedikit adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok barang dan jasa sebagai berikut: kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,80 persen, kelompok sandang 0,50 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,46 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,20 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan dan kesehatan memberikan efek deflasi yang ditandai dengan penurunan indeks masing-masing sebesar -0,58 dan –0,10 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami stagnasi atau inflasi/deflasi 0 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Januari 2007 antara lain: beras, mie, cabe merah, kentang, soto, jeruk, martabak, wortel, jeruk nipis dan air conditioner (AC). Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: gulapasir, minyak goreng, ayam goreng, cabe rawit, ikan tongkol, daging sapi,kelapa, bawang merah, tempe, apel, bawang putih, tomat sayur, labu,ikan kembung, kacang panjang, telur ayam ras dan kangkung. Pada bulan Januari 2007 kelompok-kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi/deflasi adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan sebesar -0,17 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,00 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,03 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan kurang dari 0,03 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
2
Tabel Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tarakan Bulan Januari 2007 (persen) Andil Inflasi (%)
Kelompok Pengeluaran 1. Bahan Makanan
-0,17
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0,00
3. Perumahan
0,17
4. Sandang
0,03
5. Kesehatan
0,00
6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
0,02
7. Transpor & Komunikasi
0,03
PERBANDINGAN INFLASI NASIONAL DAN ANTAR KOTA Pada bulan Januari 2007 secara Nasional terjadi inflasi sebesar 1,04 persen, dengan laju inflasi year on year (Januari 2007 terhadap Januari 2006) mencapai 6,26 persen. Sementara Kalimantan Timur pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi sebesar 1,46 persen, dengan laju inflasi year on year mencapai 6,69 persen. Sedangkan kota-kota IHK yang berjumlah 45 kota pada bulan Januari 2007, sebanyak 45 kota mengalami inflasi dengan gambaran sebagai berikut: inflasi tertinggi terjadi di Kota Ternate yang mencapai 3,90 persen dan inflasi terendah terjadi di Ambon sebesar 0,10 persen. Sementara kota-kota lain yang berada di Pulau Kalimantan secara berurut yaitu: Sampit 1,94 persen, Samarinda 1,91 persen, Pontianak 1,56 persen, Banjarmasin 1,53 persen, Balikpapan 0,94 persen, dan Kota Palangkaraya sebesar 0,49 persen. TABEL PERBANDINGAN LAJU INFLASI ANTAR WILAYAH
LAJU INFLASI JANUARI 2007
TAHUN KELENDER "YEAR ON YEAR"
NASIONAL
1,04 %
1,36 %
6,26 %
KALTIM
1,46 %
0,84 %
6,69 %
SAMARINDA
1,91 %
0,64 %
7,84 %
BALIKPAPAN
0,94 %
1,06 %
5,38 %
TARAKAN
0,08 %
0,92 %
10,56 %
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
3
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Walaupun pada pada bulan Januari 2007 di Kota Tarakan terjadi kenaikan harga beras yang cukup berarti, namun penurunan beberapa bahan makanan seperti ikan segar, daging segar, lemak dan minyak serta bumbu-bumbuan menyebabkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar –0,58 persen atau terjadi penurunan indeks dari 160,62 pada bulan Desember 2006 menjadi 159,68 pada bulan Januari 2007. Dari 11 subkelompok yang ada dalam kelompok ini enam diantaranya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bahan makanan lainnya sebesar -12,60 persen. Sementara inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok padi-padian sebesar 13,91 persen. Kelompok ini pada bulan Januari 2007 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,17 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: minyak goreng -0,17 persen, cabe rawit dan ikan tongkol –0,16 persen as 0,20 persen, daging sapi -0,14 persen, kelapa -0,12 persen, bawang merah -0,11 persen. Sementara kelompok yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi adalah beras 0,94 persen, cabe merah 0,11 persen dan kentang 0,10 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada bulan Januari 2007 mengalami stagnasi atau terjadi inflasi/deflasi sebesar 0 persen atau dikatakan tidak terjadi perubahan indeks dibandingkan pada bulan Desember 2006 yakni sebesar 171,86. Namun bila dirinci 3 subkelompoknya, maka terlihat bahwa subkelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 1,63 persen dan minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar –5,47 persen Kelompok ini pada bulan Januari 2007 secara rata-rata memberikan sumbangan inflasi/deflasi sebesar 0 persen. Sementara bila dirinci menurut komoditi, terlihat beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi/deflasi adalah mie 0,13 persen, donat 0,11 persen, soto 0,09 persen, martabak 0,06 persen, gula pasir -0,19 persen dan ayam goreng –0,17 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok ini pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi sebesar 0,80 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 145,51 pada bulan Desember 2006 menjadi 146,67 pada bulan Januari 2007. Semua subkelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok perlengkapan rumah tangga yang mencapai 3,70 persen dan inflasi paling rendah terjadi pada subkelompok bahan bakar, penerangan & air yakni kurang dari 0,05 persen. Pada bulan Januari 2007 secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,17 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi ialah air conditioner (AC) sebesar 0,05 persen, Batubata, biaya kontrak rumah, kayu balokan dan lemari es/kulkas masing-masing memberikan andil 0,02 persen. Sementara seng, bola lampu dan keramik masing-masing memberikan andil 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
4
4. Sandang Kelompok sandang pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi 0,50 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 142,91 pada bulan Desember 2006 menjadi 143,63 pada bulan Januari 2007. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya yang mencapai 2,78 persen, sementara sandang laki-laki mengalami deflasi sebesar – 0,02 persen. Kelompok ini pada bulan Januari 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah: emas perhiasan sebesar 0,02 persen,sementara ongkos jahit dan daster yang masing-masing memberikan andil kurang 0,01 persen. 5. Kesehatan Kelompok kesehatan pada bulan Januari 2007 mengalami deflasi sebesar -0,10 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 137,40 pada bulan Desember 2006 menjadi 137,26 pada bulan Januari 2007. Dari empat subkelompok dalam kelompok ini tiga diantaranya mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok jasa kesehatan sebesar 0,11 persen, sedangkan subkelompok obat-obatan mengalami deflasi sebesar -1,21 persen. Secara keseluruhan pada bulan Januari 2007 kelompok ini memberikan sumbangan/andil deflasi kurang dari 0,01 persen. Jamu adalah komoditas yang siginifikan memberikan andil deflasi yakni sebesar -0,01 persen 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks dari 146,41 pada bulan Desember 2006 menjadi 147,09 pada bulan Januari 2007, atau terjadi inflasi sebesar 0,46 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok rekreasi yakni mencapai 3,10 persen, sementara peralatan pendidikan mengalami deflasi kurang dari -1,77 persen. Kelompok ini pada bulan Januari 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah VCD/DVD player yaitu sebesar 0,03 persen, sedangkan tas sekolah memberikan andil deflasi -0,01 persen. 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Januari 2007 mengalami inflasi yang sebesar 0,20 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 146,44 pada bulan Desember 2006 menjadi 146,74 pada bulan Januari 2007. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sarana penunjang transpor yakni sebesar 0,66 persen, sementara subkelompok komunikasi dan Subkelompok jasa keuangan mengalami stagnasi. Secara keseluruhan kelompok ini pada bulan Januari 2007 memberikan sumbangan/andil inflasi 0,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah sepeda motor 0,02 persen dan ongkos perbaikan ringan kendaraan 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
5
SUPLEMEN NATIONAL NEWS TICKER PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA ·
· ·
· ·
·
Nilai ekspor Indonesia bulan November 2006 mencapai US$ 8,92 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 2,37 persen dibanding ekspor Oktober 2006. Sementara bila dibanding bulan November 2005 mengalami peningkatan sebesar 29,59 persen. Ekspor nonmigas bulan November 2006 mencapai US$ 7,17 miliar, naik 0,57 persen dibanding bulan Oktober 2006 sedangkan dibanding ekspor November 2005, meningkat 36,07 persen. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-November 2006 mencapai US$ 91,19 miliar atau meningkat 17,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2005, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$ 71,89 miliar atau meningkat 19,56 persen. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar bulan November 2006 terjadi pada bijih, kerak dan abu logam sebesar US$ 191,2 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak & minyak hewan/nabati sebesar US$ 415,9 juta. Ekspor nonmigas ke Jepang bulan November 2006 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,2 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 842,4 juta dan Singapura US$ 661,3 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 38,38 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa ( 25 negara ) sebesar US$ 1, 1 miliar. Menurut sektor, ekspor hasil pertanian periode Januari-November 2006 meningkat 18,70 persen dibanding periode yang sama tahun 2005, sementara ekspor hasil industri serta hasil tambang dan lainnya naik masing-masing sebesar 16,67 persen dan 40,37 persen.
INFLASI INDONESIA ·
·
· ·
· ·
Pada bulan Desember 2006 terjadi inflasi 1,21 persen. Dari 45 kota tercatat 40 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 3,37 persen dan inflasi terendah di Palangkaraya 0,13 persen. Sedangkan deflasi terbesar di Ternate sebesar 0,70 persen, dan deflasi terkecil di Sampit 0,06 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa sebagai berikut : kelompok bahan makanan 3,12 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 1,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,74 persen, kelompok sandang 0,13 persen, kelompok kesehatan 1,05 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,10 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2006 sama dengan laju inflasi “year on year” (Desember 2006 terhadap Desember 2005) yaitu sebesar 6,60 persen. Inflasi komponen inti pada bulan Desember 2006 sebesar 0,65 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Desember) 2006 sama dengan laju inflasi komponen inti “year on year” (Desember 2006 terhadap Desember 2005) yaitu sebesar 6,03 persen. Kelompok yang memberikan andil inflasi tertinggi selama tahun 2006 adalah kelompok bahan makanan sebesar 3,05 persen. Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi nasional selama tahun 2006 adalah beras 1,63 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
6
SUPLEMEN NATIONAL NEWS TICKER
HASIL PENDAFTARAN (LISTING) PERUSAHAAN/USAHA DI INDONESIA SENSUS EKONOMI 2006 ·
·
·
· ·
Hasil final pendaftaran (listing) perusahaan/usaha Sensus Ekonomi (SE06) menunjukkan bahwa jumlah seluruh perusahaan/usaha di luar sektor pertanian tercatat sebanyak 22,7 juta, yang terdiri dari 9,8 juta (43,03 persen) berusaha pada lokasi tidak permanen dan 12,9 juta (56,97 persen) berusaha pada lokasi permanen. Dibandingkan tahun 1996, jumlah perusahaan/usaha meningkat 6,3 juta, atau 3,32 persen per tahun Berdasarkan skala usaha, sebagian besar perusahaan/usaha merupakan Usaha Mikro (UM) dan Usaha Kecil (UK), dengan persentase masing-masing 83,43 persen dan 15,84 persen. Sedangkan jumlah perusahaan/usaha yang merupakan Usaha Menengah dan Besar (UMB) hanya 166,4 ribu atau tidak lebih dari satu persen terhadap seluruh perusahaan/ usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 50 juta orang. Sekitar 38,7 juta orang (77 persen) bekerja pada perusahaan/usaha dengan lokasi permanen, sementara sisanya bekerja pada perusahaan/usaha di lokasi tidak permanen. Menurut skala usaha, 62,68 persen bekerja pada usaha mikro, 21,91 persen pada usaha kecil, 5,39 persen pada usaha menengah, dan 10,02 persen pada usaha besar. Pulau Jawa mendominasi jumlah perusahaan/usaha sebanyak 14,5 juta (64 persen) diikuti oleh Pulau Sumatera dengan jumlah perusahaan/usaha sebanyak 4,0 juta (18 persen). Menurut lapangan usaha perdagangan besar dan eceran merupakan kegiatan ekonomi terbesar, mencapai 10,3 juta perusahaan/usaha (45 persen) diikuti industri pengolahan dan hotel, penginapan dan rumah makan minum yang masing–masing mencapai 3,2 juta perusahaan/usaha (14,17 persen) dan 3,0 juta perusahaan/usaha (13,26 persen).
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH , OKTOBER 2006 ·
·
·
Pada bulan Oktober 2006, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 103,27 atau naik 0,24 persen dibanding NTP September 2006 yang mencapai 103,02. Hal ini disebabkan karena kenaikan Indeks harga yang diterima petani sebesar 1,04 persen, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,80 persen. Dari 23 propinsi yang dilaporkan pada bulan Oktober 2006, 10 propinsi mengalami kenaikan, 1 propinsi stabil dan 12 propinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Propinsi Bengkulu, yaitu sebesar 6,03 persen karena harga produsen ketimun naik 29,33 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Propinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 2,33 persen, karena harga karet jinton turun 9,62 persen. Pada Oktober 2006, terjadi inflasi di daerah perdesaan Indonesia sebesar 0,99 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena indeks harga sub kelompok makanan naik 1,21 persen, perumahan naik 0,61 persen, pakaian naik 2,18 persen, dan kelompok aneka barang dan jasa naik 0,25 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
7
SUPLEMEN NATIONAL NEWS TICKER
PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN NOVEMBER 2006 · · · ·
·
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia melalui 13 pintu masuk pada bulan Nopember 2006 mencapai 365,0 ribu orang, mengalami kenaikan 25,73 persen dibanding jumlah wisman bulan Oktober 2006 sebanyak 290,3 ribu orang. Sementara itu jumlah wisman ke Bali pada bulan Nopember 2006 naik 0,42 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 118,8 ribu orang pada bulan Oktober 2006 menjadi 119,3 ribu orang. Jumlah wisman dari 13 pintu masuk selama Januari-Nopember 2006, mencapai 3,59 juta orang atau menurun 4,60 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2005 sebanyak 3,76 juta orang. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) pada bulan Oktober 2006 mencapai rata-rata 42,76 persen, mengalami penurunan 3,75 poin dibanding TPK bulan September 2006 sebesar 46,51 persen. Sedangkan TPK hotel berbintang di Bali turun dari 48,69 persen pada bulan September 2006 menjadi 46,12 persen pada bulan Oktober 2006. Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang selama bulan Oktober 2006 adalah 2,30 hari, mengalami kenaikan 0,05 hari jika dibanding bulan September 2006.
Berita Resmi Statistik Kota Tarakan No.03/02/Th.I, 12 Pebruari 2007
8
BPS KOTA TARAKAN Informasi lebih lanjut hubungi : Akhmad Junaidi, S.E Kepala BPS Kota Tarakan Telp. 0551-31590 Fax. 31715 e-mail :
[email protected]