Indo Premier Investment Management Market Update
Jakarta, 21 Agustus 2014
Perekonomian Global Berpotensi Membaik Pertumbuhan PDB Global
PMI Mengindikasikan Ekspansi Ekonomi
Sumber: Bloomberg
• Terlihat ekonomi di AS dan China kian membaik. Namun Eropa mengalami sedikit perlambatan. • PMI yang merupakan salah satu indikator ekonomi ke depan berada di atas 50 untuk kawasan AS, China, dan Eurozone. Walaupun PMI China telah terlihat menunjukkan perbaikan, namun PMI Eurozone melambat beberapa bulan terakhir meskipun masih berada di atas threshold 50. • Dengan level PMI yang berada di atas 50, kami melihat perekonomian global akan bertumbuh secara bertahap termasuk China dan Eropa. | Page 2
Ekonomi Eurozone Berpotensi Membaik PMI Jerman dan Perancis Melambat
Sumber: Bloomberg
• PMI Eurozone cenderung melambat sejak akhir tahun 2013, terdorong oleh faktor perlambatan PMI di Jerman dan Perancis yang merupakan GDP terbesar pertama dan kedua pada Eurozone walaupun PMI masih berada diatas threshold 50. • Melambatnya PMI Jerman terdorong oleh faktor banyaknya hari libur nasional pada awal tahun, sedangkan melambatnya PMI Perancis terdorong oleh faktor perlambatan new orders from customers. • Namun demikian, ekspektasi ke depannya ECB siap merencanakan pemberian stimulus untuk mendorong pertumbuhan di Eurozone sehingga ekonomi di Eurozone berpotensi membaik lagi. | Page 3
Pengurangan Stimulus Ekonomi AS Laju Inflasi Juli 2014 di 2%
Tingkat Pengangguran Juli 2014 di 6.2%
Sumber: Bloomberg
• Membaiknya data – data makroekonomi AS mendorong The Fed mengumumkan untuk memulai tapering pada Januari 2014. Hingga saat ini, bond buying program tersisa $35bio setiap bulan. • The Fed kini menggunakan ukuran kualitatif dengan melihat ekonomi secara keseluruhan untuk menentukan kebijakan menaikkan suku bunga setelah stimulus berakhir. • Pada 15 Juli 2014 Chair The Fed mengumumkan bahwa stimulus diperkirakan akan berakhir pada Oktober 2014, namun suku bunga akan dinaikkan seiring dengan stabilitas perbaikan pasar tenaga kerja. Dimana diperkirakan akan mulai dinaikkan secara bertahap sejak pertengahan 2015 hingga mencapai target 1% pada akhir tahun 2015.
| Page 4
Rupiah dan Neraca Perdagangan Current Account Berpotensi Membaik
Sumber: Bloomberg
• Data Current Account Defisit Q2 2014 -$9.1B (-4.27% dari PDB) dibandingkan Q1 2014 -$4.1b (-2.05% dari PDB). • Faktor yang mendorong melebarnya Current Account Deficit: 1). Faktor seasonal repatriasi dividen tengah tahun; 2). Faktor seasonal kegiatan impor minyak yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan mudik lebaran. • Pada tanggal 14 Agustus 2014, BI Rate tetap di level 7.50% untuk menjaga stabilitas rupiah dan memastikan defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat. • Kami melihat Current Account akan membaik seiring dengan implementasi paket kebijakan ekonomi untuk menekan laju impor. | Page 5
Inflasi Berpotensi Mencapai Target Trend Inflasi Menunjukkan Penurunan
Sumber: Bloomberg
• Inflasi YoY bulan Juli 2014 4.53% (ekspektasi analis: 4.40%). • Inflasi MoM Juli 2014 0.93% (ekspektasi analis: 0.82%). • Inflasi pada bulan Juli 2014 dikontribusikan oleh kenaikan kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi. • Namun penurunan tajam level YOY inflasi bulan Juli didorong oleh penurunan dari kenaikan harga kelompok bahan makanan sebesar hanya 3.2% YOY dibandingkan dengan rata – rata kenaikan sebesar 8.2% pada 1H14. | Page 6
PDB Indonesia Berpotensi Membaik PDB Berpotensi Membaik Seiring Dengan Membaiknya Ekonomi Global
Sumber: Badan Pusat Statistik
• PDB Q2 2014 5.12% YOY(ekspektasi analis: 5.20%), pelemahan pertumbuhan PDB didorong oleh faktor penurunan dari pengeluaran pemerintah yang mengalami perlambatan secara YOY akibat dari besarnya ketidakpastian seputar pemilu 2014 (2Q14 -0.71% YOY vs 1Q14 3.58% YOY). • Sementara, data trade balance Juni 2014 defisit -$305M (ekspektasi -$387M), didorong oleh faktor defisit neraca migas sebesar -$606M. • Kami melihat jika keputusan MK 21 Agustus ini sesuai ekspektasi sehingga mengeliminasi ketidakpastian dan didukung oleh ekonomi global yang membaik, hal ini dapat menyebabkan kegiatan ekonomi Indonesia kembali berjalan dengan baik dan PDB berpotensi untuk tumbuh 5.3% pada tahun 2014. | Page 7
Yield Curve AS Flattening Yield Curve AS yang Flattening
Yield Spread antara 10-tahun UST dengan TIPS
Sumber: Bloomberg
• Walaupun guidance dari Chair The Fed telah mengindikasikan potensi kenaikan suku bunga sejak pertengahan 2015, namun market partisipan mengekspektasikan suku bunga di AS masih akan dijaga tetap rendah. Hal ini terlihat dari yield curve yang menjadi lebih flat dibandingkan akhir tahun 2013. • Hal ini juga dikonfirmasi dari spread UST dan TIPS yang terlihat cenderung flat. • Ekspektasi jangka pendek kedepannya, The Fed masih akan menetapkan kebijakan stimulus yang akomodatif hingga pasar tenaga kerja di Amerika menunjukkan perbaikan secara stabil.
| Page 8
Yield USD Gov Bonds & UST Berkorelasi Positif Yield Curve USD Gov Bonds Menurun
Yield USD Gov Bonds 10Y dan UST 10Y
Sumber: Bloomberg
• Grafik diatas menunjukkan hubungan yield antara USD Gov Bonds 10 tahun & UST 10 tahun berkorelasi positif. • Terlihat yield UST dan USD Gov Bonds cenderung flat. Hal ini didorong oleh ekspektasi dari market akan suku bunga AS yang akan dijaga tetap rendah walaupun guidance dari The Fed mengindikasikan potensi kenaikan suku bunga di Amerika pada pertengahan 2015. • Ekspektasi jangka pendek kedepannya suku bunga di Amerika masih akan tetap akomodatif seiring dengan menunggu perbaikan pasar tenaga kerja. Namun secara jangka panjang, suku bunga berpotensi dinaikkan pada pertengahan 2015 secara bertahap hingga mencapai target The Fed 1% pada akhir tahun 2015. | Page 9
Yield Curve Obligasi Pemerintah Domestik Yield Curve SUN Berpotensi Menurun
Yield SUN 2 tahun & 10 tahun
Sumber: Bloomberg
• Beberapa pekan terakhir yield obligasi cenderung sedikit meningkat, seiring dengan ekspektasi dari defisit Current Account Q2 2014 yang melebar akibat dari kegiatan repatriasi dividen walaupun level inflasi Juli 2014 telah mengalami penurunan yang signifikan. • Seiring ekspektasi inflasi yang kedepannya akan tetap terkendali, dan transaksi berjalan yang berpotensi membaik yield obligasi berpotensi turun secara bertahap.
| Page 10
Kepemilikan Asing di Obligasi Mencapai Level Tertinggi Kepemilikan Asing di SBN
Kepemilikan Asing di Obligasi Korporasi
Sumber: Depkeu & KSEI
• Sejak awal 2014, kepemilikan asing di SBN bertambah Rp79.02T • Hasil lelang SBN terakhir: Target indikatif lelang SBN pada 19 Juli 2014 sebesar 10T, penawaran yang masuk Rp21.7T dan yang diserap pemerintah sebesar Rp 15T (bid to cover ratio 1.43x). • Tingkat yield saat ini dilihat atraktif oleh asing, hal ini yang memicu pertumbuhan kepemilikan asing di SUN. • Seiring dengan ekspektasi inflasi yang ke depannya menurun, kepemilikan asing pada obligasi berpotensi meningkat secara bertahap. | Page 11
Pergerakan PDB dan IHSG (2005 – 2013) Pertumbuhan PDB dan IHSG
Sumber: Bloomberg, diolah
•
Grafik di atas memperlihatkan pergerakan antara Produk Domestik Bruto Indonesia dengan IHSG hingga 30 Juni 2014 yang berkorelasi positif.
•
Untuk Q2 tahun 2014, PDB Indonesia tumbuh 5.12% YOY (ekspektasi analis: 5.20%). Penurunan tersebut didorong oleh faktor kegiatan belanja pemerintah yang terhambat akibat dari banyaknya ketidakpastian seputar pemilu. Namun ekspektasi kedepannya setelah keputusan MK akan gugatan hasil pemilu yang akan mengeliminasi ketidakpastian tersebut, diharapkan kegiatan belanja pemerintah berjalan dengan baik kembali sehingga ekonomi Indonesia berpotensi untuk tumbuh lebih pesat. | Page 12
IHSG Pada Tahun Pemilu Historikal IHSG pada tahun pemilu 2004 dan 2009
Sumber: Bloomberg
• •
•
Secara historikal terlihat bahwa IHSG dan terutama sektor infrastruktur dan konsumsi mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun pemilu 2004 maupun 2009. Sektor infrastruktur di Indonesia masih mempunyai potensi yang sangat besar mengingat alokasi pembiayaan infrastruktur terhadap PDB Indonesia sebesar 2%, dimana negara-negara tetangga sekitar 45% terhadap PDB. Dengan adanya jajaran pemerintahan baru yang dapat mendukung sektor infrastruktur maupun kesejahteraan rakyat, kami optimis bahwa sektor infrastruktur maupun konsumsi untuk mencetak imbal hasil yang signifikan. | Page 13
Kinerja YTD Sektor – Sektor IHSG Sektor Properti dan Keuangan Mencetak Return Tertinggi
Sumber: Bloomberg
• •
Terlihat sektor properti, keuangan dan infrastruktur mencetak return yang tinggi pada periode YTD 2014 dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sektor properti, keuangan dan infrastuktur terlihat masih mempunyai potensi yang sangat besar. Hal tersebut didorong oleh faktor – faktor berikut: 1). Demand backlog perumahan sebesar 700,000 rumah per tahun; 2). Kondisi perbankan dengan margin yang stabil meskipun terjadi perubahan pada suku bunga; 3). Potensi besar pengembangan sektor infrastuktur sebagai fokus utama program – program presiden dan wakil presiden terpilih. | Page 14
Target Indeks 2014 Target IHSG 2014: Bottom Up Approach JCI target (Equity Bond Approach) total coverage
72.3%
current level Scenario bearish case
5,190.17 Upside
TP
PE (x)
-18.50%
4,230.05
13.56
base case
2.43%
5,316.30
16.70
bullish case
13.62%
5,896.88
18.90
Sumber: Bloomberg, IPIM
•
IHSG berpotensi mencapai 5,316.30 pada akhir 2014 (base case).
•
Potensi tersebut didukung oleh kontribusi konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah yang tinggi pada struktur PDB Indonesia sehingga lebih tahan terhadap krisis global.
| Page 15
Kesimpulan
Kesimpulan •
Perekonomian global, terutama AS dan China berangsur membaik, hanya ekonomi kawasan Eurozone yang sedikit mengalami perlambatan.
•
Current Account ke depannya diharapkan akan kembali ke level yang sehat seiring dengan paket kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah dan perekonomian global yang membaik.
•
Secara historikal, pemilu memberikan dampak positif bagi pasar saham Indonesia. Kami melihat IHSG berpotensi mencapai level 5,316.30 pada akhir 2014 (base case).
| Page 17
Kinerja Reksa Dana
Kinerja Reksa Dana Saham (15 August‘14)
Sumber: Bloomberg, Investor Daily
•
Untuk investor yang tidak ingin terexpose terlalu besar pada volatilitas namun mempunyai strategi untuk memaksimalkan penempatan pada pasar saham bisa disarankan untuk memanfaatkan ETF R-LQ45X dan ETF IDX30.
| Page 19
Kinerja Reksa Dana Saham (15 August‘14)
Sumber: Bloomberg, Investor Daily
•
•
ETF Syariah JII dapat menjadi pilihan alternatif investasi mengingat ETF Syariah JII ini mempunyai eksposur ke Mining & Energy sebesar 7.18% dan Agri 2.95%, di mana komoditas – komoditas pada sektor tersebut merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia yang bisa dimanfaatkan investor dalam menghadapi pelemahan Rupiah terhadap dolar AS. ETF XISI juga bisa menjadi alternatif investasi, terutama pasangan capres dan cawapres nomor dua telah dinyatakan terpilih, karena pasangan tersebut menekankan program pada pembangunan infrastruktur. Selain itu, potensi infrastruktur di Indonesia masih mempunyai potensi besar mengingat alokasi pembiayaan infrastruktur terhadap PDB Indonesia masih baru sekitar 2%. | Page 20
Kinerja Reksa Dana Saham (15 August‘14)
Sumber: Bloomberg, Investor Daily
•
Untuk investor yang masih percaya kondisi variabel makroekonomi Indonesia akan menjadi lebih baik seiring dengan jalannya program Presiden dan jajaran pemerintahan yang baru dan ingin diuntungkan dengan setiap perubahan makroekonomi variabel tersebut, bisa disarankan untuk masuk Makroplus.
| Page 21
Kinerja Reksa Dana Campuran (15 August‘14)
Sumber: Bloomberg, Investor Daily
•
•
Sebagai Reksa Dana Campuran, Premier Campuran Fleksibel memiliki peluang untuk memberikan imbal hasil yang lebih besar sekaligus membatasi kerugian kedepannya. Investor juga dapat disarankan untuk masuk RPCF, bagi yang mempunyai strategi untuk meminimalkan risiko volatilitas yang tinggi dengan memanfaatkan alokasi asset yang optimal.
| Page 22
- THANK YOU -
PT Indo Premier Investment Management Wisma GKBI Lt.7 Suite 719 Jl. Jenderal Sudirman No.28 Jakarta 10210 Telp: +6221-5793.1260 Fax: +6221-5793.1222
DISCLAIMER This document has been prepared based on the information and data received from the Company. The information and data presented in this document has not been independently verified. No representation, warranty, express or implied, is made as to, and no reliance should be placed on, the fairness, accuracy, completeness or correctness of the information and opinions in this presentation. None of the Company or any of its agents or advisers, or any of their respective affiliates, advisers or representatives, undertake to update or revise any statement, whether as a result of new information, future events or otherwise and none of them shall have any liability (in negligence or otherwise for any loss howsoever arising from any use of this presentation or its contents. This document is strictly confidential to the recipient, may not be reproduced, retransmitted or further distributed to any other person or entity, in any form, in whole or in part for any purpose. The information contained in this presentation is for informational purposes only and does not constitute an offer or invitation to sell or the solicitation of an offer to make investment in the Company. This document should not, nor should anything contained in it, for the basis, or be relied upon in any connection with any such contract of commitment whatsoever, and does not constitute a recommendation regarding investment in the Company. This document is intended only for the recipient of the document and may not be retransmitted or distributed by them to any other persons. This document should not be treated as advice relating to legal, taxation, financial, accounting or investment matters. By reading this document you (i) acknowledge that you will be solely responsible for your own assessment of the market and the market position of the Company and of the risks and merits of any investment in the Company, and that you will conduct your own analysis and be solely responsible for forming your own view of the potential future performance of Company’s business and (ii) agree to be bound by the foregoing terms and to keep this presentation and the information contained herein confidential.