INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2006 SURVEI DI ANTARA PELAKU BISNIS DI 32 KOTA DI INDONESIA
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2006 Survei di antara Pelaku Bisnis di 32 Wilayah di Indonesia Tim Penulis: Anung Karyadi Atri Istiyani Frenky Simanjuntak Jenny Putri (MRI) Buku ini dibuat berdasarkan hasil survei yang dilakukan bersama oleh tim peneliti Transparency International Indonesia dengan Marketing Research Indonesia (MRI) pada bulan Oktober-Desember 2006 di 32 kota di Indonesia. Pelaksanaan survei dan produksi buku ini dapat berlangsung atas dukungan dana dari IndonesiaAustralia Legal Development Agency (IALDF). Isi buku merupakan tanggungjawab Transparency International Indonesia.
ii
DAFTAR ISI 1. Pengantar
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Tujuan Survei
1
2. Metodologi
3
2.1. Metodologi
3
2.2. Karakteristik Responden
3
2.3. Pengumpulan Data
8
2.4. Waktu
8
3. Indeks Persepsi Korupsi
9
3.1. Apakah itu Indeks Persepsi Korupsi/ IPK?
9
3.2. Bagaimana IPK Indonesia Dihitung?
9
3.3. Temuan Survei: IPK 2006 di 32 Kabupaten/ Kota
10
3.5. Perbandingan Persepsi Korupsi di antara Kelompok Pengusaha
14
4. Evaluasi Pelayanan Publik
16
4.1. P elayanan Publik
16
4.2. Interaksi Bisnis
26
5. Korupsi yang Melingkari Pelaku Usaha
31
6. Penutup
36
Lampiran
37
Lampiran Data Daerah
39
Lampiran Data Institusi
170
iii
TENTANG TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA Transparency International Indonesia (TI Indonesia) didirikan pada bulan Oktober 2000 sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang bersifat nirlaba. Sejak berdirinya, Transparency International Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam usaha menghapus korupsi, serta telah mengemban misi untuk mempromosikan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam sistem administrasi pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil di Indonesia. Pada saat ini TI Indonesia tidak hanya bekerja di Jakarta, namun juga di kantor-kantor wilayah dan kantor lapangan di 17 wilayah di Indonesia. Pencapaian kami yang patut digarisbawahi adalah penerapan Pakta Integritas (PI) di Kabupaten Solok, kemudian dilanjutkan upaya pengenalan PI di Tanah Datar dan Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Nangroe Aceh Darussalam, Lampung, Medan (Sumatera Utara), Tangerang (Banten), Jember (Jawa Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Bulukumba (Sulawesi Selatan). TI Indonesia telah mengeluarkan beberapa publikasi dalam bentuk buku, antara lain: Countering Bribery for Business Sectors, Corruption Perception Index (CPI) Report tahun 2004, Standar Akuntansi Keuangan Politik, Pemantauan Dana Kampanye Pemilu 2004, dan lain-lain. TI Indonesia juga sudah melaksanakan beberapa studi, antara lain dalam topik: Reformasi Pajak, Transparansi Ekonomi Ekstraktif di Indonesia, Sistem Integritas Nasional, serta terlibat aktif dalam pembuatan rancangan undang-undang keuangan partai politik dan rancangan undangundang pemilihan umum. TI Indonesia memiliki Dewan Pengawas, yang diketuai Arief T Soerowidjojo, dan Dewan Pengurus, yang diketuai Todung Mulya Lubis. Sekretaris Nasional di Jakarta, Indonesia, dipimpin Sekretaris Jendral Rizal Malik. Untuk Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi: Transparency International Indonesia Jl. Senayan Bawah No. 17 Kebayoran Baru Jakarta 12180 Indonesia Tel: 62-21-720 8515, 726 8780, 726 7827 Fax: 62-21-7287815 Email:
[email protected] Web: http://www.ti.or.id
iv
KATA PENGANTAR Setelah bergumul dengan waktu dan hiruk pikuk terjangan banjir Jakarta 2007, Indeks Persepsi Korupsi 32 kota Indonesia tahun 2006 akhirnya bisa kami suguhkan kepada khalayak. Pelaksanaan survei di lapangan sempat terkendala suasana liburan lebaran, disusul Natal dan tahun baru. Sementara ditengah proses finalisasi analisa data dan penulisan laporan, banjir besar Jakarta awal Februari 2007 sempat merendam kantor TI Indonesia lebih dari satu meter. Hal ini memaksa kami selama seminggu menumpang kerja di kantor rekan agar bisa menjaga kontinuitas layanan kepada publik, terutama kelancaran program TI Indonesia. Hingga kini TI Indonesia masih menjalankan aktivitasnya di kantor darurat di lantai II di Senayan Bawah 17, lengkap dengan fasilitas generator dan kelengkapan evakuasi darurat. Sudah menjadi rahasia umum sebagai hasil sebuah survei persepsi, Indeks Persepsi Korupsi bukan dimaksudkan untuk mengukur tingkat korupsi di suatu kota berdasarkan data atau laporan tindak pidana korupsi. Hal itu kami akui amat sulit dilaksanakan, oleh karena itu kami mencoba dengan metode survei persepsi dari kalangan pelaku usaha di 32 kota. Dengan menempatkan kalangan pelaku usaha sebagai responden, diharapkan persepsi yang ada bisa memberikan gambaran tingkat korupsi yang mendekati sesungguhnya. Penambahan jumlah kota dari 21 kota di tahun 2004 menjadi 32 kota di survei tahun 2006 kami percaya merupakan suatu perkembangan positif. Hal ini bisa memberikan kesempatan kepada khalayak untuk melihat gambaran persepsi korupsi di makin banyak kota. Survei yang dilaksanakan setiap dua tahun ini diharapkan bisa diperluas lagi cakupan kotanya di masa mendatang sehingga pada suatu saat bisa menjangkau seluruh kota yang ada di Indonesia. Kelebihan dari Survei Indeks Persepsi Korupsi tahun 2006 ini adalah adanya tambahan kegiatan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) di 5 kota yang dilakukan secara terpisah dan independen dari pelaksanan survei. Kegiatan tambahan ini cukup penting karena bisa memperdalam temuan-temuan dan sekaligus memperkaya dan melengkapi laporan ini. Layaknya sebuah laporan survei, laporan ini dilengkapi dengan paparan data hasil survey dari 32 kota yang telah berhasil dikumpulkan dengan baik oleh Marketing Research Indonesia (MRI), yang kemudian kami kaji secara mendalam dan diperkaya data-data kualitatif yang diperoleh dari tim peneliti kami dan dari MRI sendiri. Hadirnya laporan ini ketengah khalayak tentu tidak terlepas dari berbagai bantuan dan kerjasama, yang terutama dengan lembaga riset MRI. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada MRI khususnya Ibu Jenny Tanan Putri yang telah berhasil merampungkan survey dan laporannya tidak jauh dari batas waktu. Juga kepada Tim Peneliti TI Indonesia yang terdiri atas Anung Karyadi (Koordinator), Frenky Simanjuntak (Research Officer) dan atas bantuan Patricia Istiyani (Senior Researcher). Tim Peneliti disupervisi Tim SC yang terdiri atas Prof. Dr. Mayling Oei - Gardiner, Agus Purnomo dan Rezki Sri Wibowo. Ucapan terima kasih juga kami layangkan kepada Adhi Ardian Kustiardi dan Dwipoto Kusumo yang telah membantu dalam proses percetakan. Akhirnya ucapan terima kasih kami haturkan kepada
v
IALDF, terutama kepada Evin Sofia Djuanidi yang dengan tekun telah memfasilitasi pelaksanaan program ini. Akhirnya, tiada gading tak retak, untuk perbaikan kinerja kami kedepan kami amat berterimakasih terhadap semua kritik membangun dari khalayak. Semoga bermanfaat.
Transparency International Indonesia Hormat kami,
Rizal Malik Sekretaris Jenderal
vi
1. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Praktik korupsi telah terbukti menimbulkan kerugian di banyak bidang dan memperlambat proses pemulihan ekonomi di Indonesia, seperti dampak negatifnya terhadap perbaikan iklim usaha, kebiasaan masyarakat dalam berbisnis dan juga meningkatkan kemiskinan. Berbagai cara telah diusahakan oleh pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk mengurangi praktik suap di kalangan pengusaha dan aparatur pemerintah. Permasalahannya seberapa efektif upaya pemberantasan korupsi khususnya di era otonomi daerah yang telah memberikan keleluasaan terhadap pemerintah daerah, untuk mengurangi praktik korupsi antara pengusaha dan pemerintah. Untuk mengukur tingkat korupsi di suatu negara, Transparency International telah memiliki indikator yang dikenal dengan nama Indeks Persepsi Korupsi (IPK), yaitu indeks yang mengukur persepsi pelaku usaha terhadap praktik suap di suatu daerah1. Sebagai salah satu cabang dari Transparency International yang tersebar di 80 negara, TI Indonesia telah membuat Indeks Persepsi Korupsi untuk level Kabupaten/Kota di Indonesia, untuk melihat perbandingan tingkat di korupsi di tingkat daerah. Sebagai langkah awal, pada tahun 2004, TI Indonesia telah melakukan survei di 21 kabupaten/ kota, dimana daerah-daerah tersebut adalah sebagian besar dimana TI Indonesia telah bekerja. Pada tahun 2006, untuk kedua kalinya, Transparency International Indonesia melakukan survei Indeks Persepsi Korupsi di 32 Kabupaten/Kota dengan total responden 1760, dimana sebagian responden adalah responden survei 2004, dan dengan penambahan wilayah yang berasal dari wilayah timur Indonesia. Disamping mengukur tingkat korupsi di suatu daerah yang didasarkan pada praktek bisnis antara pengusaha dan institusi publik, pada survei ini responden juga ditanyakan mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan praktik korupsi di daerah, seperti penilaian terhadap praktik suap dalam mencari pekerjaan baru yang diperkirakan masih sering terjadi di masyarakat, persepsi pengusaha terhadap praktik korupsi itu sendiri, mengingat masih beragamnya pendapat mengenai setuju atau tidaknya pengusaha memberikan suap atas pelayanan yang diberikan oleh institusi publik. Terakhir adalah mengetahui institusi mana saja yang masih dipercaya pelaku bisnis dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
1.2. Tujuan Survei Tujuan survei ini adalah: 1. Mengukur Indeks Persepsi Korupsi yang akan menggambarkan tingkat korupsi di kabupaten/ kota berdasarkan persepsi pelaku usaha. 2. Mengukur kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh institusi publik kepada para pelaku usaha melalui Indeks Pelayanan/Service Performance Index (SPI).
1
Setiap tahun Transparency International mengeluarkan Corruption Perception Index (CPI)/ Indeks Persepsi Korupsi (IPK), dimana dalam IPK 2006 mencakup 163 negara yang disurvei.
1
3. Mengukur intensitas korupsi di institusi publik dalam hubungannya dengan pelaku usaha, dalam kegiatan pelayanan publik dan memperoleh kontrak bisnis dengan lembaga pemerintah.
2
2. METODOLOGI 2.1. Metodologi Metode penentuan sampel yang digunakan dalam survei ini adalah kuota sampling, dimana untuk daerah dengan aktivitas ekonomi tinggi diwakili oleh jumlah responden yang lebih besar dibanding daerah lainnya. Survei Indeks Persepsi Korupsi 2006 dilaksanakan oleh MRI (Marketing Research Indonesia), sebuah perusahaan riset pemasaran swasta nasional. Survei dilakukan lewat wawancara tatap muka dengan memakai kuesioner terstruktur. Selama wawancara juga dilakukan probing atau pertanyaan yang bersifat mendalam, terutama di antara orang asing dan pimpinan dari perusahaan besar dan PMA. Temuan dituliskan sebagai interpretasi kualitatif terhadap angka-angka kuantitatif. Di samping itu, data-data kualitatif juga dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussions (FGD) yang dilakukan di 5 sampel kota, yaitu Jakarta, Batam, Surabaya, Makassar, dan Ambon. Kuesioner yang digunakan adalah sama dengan kuesioner yang digunakan dalam survei IPK pertama di tahun 2004. Namun di tahun 2006, dilakukan beberapa perubahan sebagai penyesuaian terhadap dinamika sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Perbaikan ini menimbulkan konsekuensi bahwa IPK 2004 dan IPK 2006 tidak dapat dibandingkan. Namun angka indeks tetap dapat memberikan gambaran penilaian dunia usaha terhadap tingkat korupsi di daerahnya dan angka indeks tetap dapat dibandingkan antar daerah.
2.2. Karakteristik Responden Responden adalah pelaku usaha yang berasal dari sektor industri formal dari 32 kabupaten/ kota, yang ditandai dengan kepemilikan SIUP dan NPWP. Kuota untuk jumlah dan jenis usaha ditentukan berdasarkan Sensus Ekonomi 1996 yang dilaksanakan oleh BPS untuk mengetahui proporsi dari populasi dan pemetaan kegiatan usaha di Indonesia. Untuk responden perusahaan PMA, beberapa Kamar Dagang dari Negara Asing memberi rekomendasi kepada anggotanya agar berpartisipasi dalam survei ini. Sebagian responden yang diwawancara adalah mereka yang pernah diwawancara di tahun 2004, baik dari perusahaan yang sama, maupun mereka yang sudah pindah ke perusahaan yang lain. Berdasarkan kuota yang ditetapkan untuk kota/kabupaten, maka responden terbanyak berasal dari DKI Jakarta, yaitu seperlima dari total yang diwawancara. Surabaya menempati urutan kedua. Kota-kota lain diberikan kuota dengan jumlah yang hampir sama, yaitu sekitar 50-60 untuk kota-kota yang agak besar, dan 30 untuk kota atau kabupaten yang lebih kecil. Distribusi sampel dapat dilhat pada tabel berikut.
3
Tabel 2.1. Distribusi sampel di 32 kabupaten/kota No.
1 2 3 4 5 6 7 8
Propinsi
Kabupaten/ Kota
Kota Banda Aceh Kota Medan Kabupaten Solok
Jumlah Responden
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Riau Riau Sumatera Selatan
32 65 33 33 33 67 37 34
Kabupaten Tanah Datar Kota Padang Kota Batam Kota Pekan Baru Kota Palembang
9 10 11 12 13 14 15 16
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
DKI Jakarta Kota Bekasi Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Wonosobo Kota Semarang Kota Yogyakarta Kota Surabaya
17 18 19 20 21
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Kota Pontianak Kota Palangkaraya Kabupaten Kotabaru Kota Banjarmasin Kota Balikpapan
34 33 32 33 66
22 23 24 25
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
Kota Manado Kota Gorontalo Kota Pare-pare Kota Makassar
39 33 32 65
26 27 28 29 30 31 32
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku
Kota Denpasar Kota Mataram Kota Kupang Kota Maumere Kota Larantuka Kota Tual Kota Ambon
43 34 34
333 60 59 61 33 60 38 176
32 31 33 32
Total Responden
1760
Berdasarkan ukuran usaha didasarkan pada klasifikasi BPS, dimana yang dimaksud perusahaan besar adalah yang memiliki jumlah pegawai diatas 100 orang; perusahaan menengah memiliki pegawai 20-99 orang; dan perusahaan kecil memiliki pegawai di bawah 20 orang. Responden survei tahun ini menggunakan 11% perusahaan Besar, 25% perusahaan Menengah, dan dua pertiga (64%) adalah perusahaan kecil. Untuk kepentingan survei ini, proporsi perusahaan besar ditingkatkan dari yang tercatat dalam data BPS Hasil Sensus Ekonomi 1996. Beberapa grafik berikut menjelaskan karakteristik responden yang digunakan dalam survei ini.
4
Grafik 2.1. Karakteristik responden menurut besar usaha
Grafik 2.2. Karakteristik responden menurut kepemilikan modal
Grafik 2.3. Karakteristik responden menurut jender
Menurut jenis badan hukum, dua pertiga perusahaan yang direkrut merupakan milik perorangan atau keluarga. Berdasarkan komposisi jender responden, hampir tiga dari empat responden adalah laki-laki. Sedangkan hampir separuh adalah pemilik perusahaan, sepertiga adalah manajer, dan sisanya memiliki jabatan lainnya.
5
Grafik 2.4. Karakteristik responden menurut kepemilikan
Grafik 2.5. Karakteristik responden menurut jabatan responden 49 37
Pemilik
Manager
7
4
2
Direktur
General Manager
Direktur Utama/Presiden direktur
Dalam survei ini dipakai data BPS sebagai acuan pembagian sektor usaha dan proporsinya [Sensus Ekonomi tahun 1996] untuk perusahaan lokal. Untuk perusahaan lokal, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang terbesar dimana separuh lebih responden berasal dari sektor ini. PMA lebih banyak dijumpai dalam sektor pengolahan/manufacturing. Sebaran perusahaan menurut sektor diperlihatan pada grafik 2.5.
Grafik 2.6. Karakteristik responden menurut sektor
PMA
Lokal
54 44
6
3
1
5
1
2
1
1
1
Electricity, Gas and Water Supply (n=11)
5
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery (n=13)
12
Mining and Quarrying (n=18)
11
Construction (n=46)
7
Financial, Ownership and Business Services (n=107)
14 4
Services (n=221)
Manufacturing Industry (n=252)
11
Transport and Communication (n=192)
23
Trade, Hotel and Restaurant (n=893)
60 50 40 30 20 10 0
Grafik 2.7. Profil responden (menurut wilayah - absolut) 30
Kab. Larantuka (n=31)
1
32
0
Pare-pare (n=32)
32
0
Maumere (n=32)
32
0
Kotabaru (n=32)
31
1
Banda Aceh (n=32)
31
1
Kab. Tual (n=33)
33
0
Gorontalo (n=33)
33
0
Banjarmasin (n=33)
33
0
Palangkaraya (n=33)
33
0
Kab. Wonosobo (n=33)
33
0
33
0
Kab. Solok (n=33)
33
0
Padang (n=33)
33
0
Kupang (n=34)
33
1
Mataram (n=34)
34
0
Pontianak (n=34)
32
2 2
Ambon (n=32)
Kab. Tanah Datar (n=33)
Palembang (n=34)
32
Pakan Baru (n=37)
34
3
Yogyakarta (n=38)
34
4
Manado (n=39)
33
6
Denpasar (n=43)
33
10 55
Cilegon (n=59)
4
54
Semarang (n=60) Bekasi (n=60) Tangerang (n=61)
6
50
10
52
9
Makassar (n=65)
56
Medan (n=65)
56
9
55
11
56
11
Balikpapan (n=66) Batam (n=67)
9
149
Surabaya (n=176)
27 259
DKI Jakarta (n=333) 0
50
100
74 150
200
250
350
300
Berdasarkan wilayah (kota/ kabupaten), maka jumlah responden per wilayah dengan komposisi antara perusahaan lokal dan PMA tercantum seperti ditunjukkan oleh Grafik 2.7. Jumlah PMA terbanyak diperoleh dari Jakarta, diikuti oleh Surabaya. Keduanya masih merupakan kota yang paling banyak menyerap kantor PMA dikarenakan fasilitas yang dimilikinya.
Grafik 2.8. Profil PMA Berdasarkan Asal Negara (%) 20
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
India
Italia
Denmark
RRC
Swiss
Jerman
Malaysia
New Zealand
Kanada
Irlandia
Arab Saudi
1
Swedia
1
Thailand
3
Taiwan
4
Hong Kong
4
Australia
4
Inggris
5
Jerman
5
Perancis
5
Belanda
7
Korea
Singapura
Amerika
Jepang
7
Srilanka
16
Berdasarkan negara asal dari perusahaan PMA, maka untuk tahun 2006 ini, perusahaan penanam modal dari Jepang sedikit lebih banyak daripada perusahaan dari Amerika yang bersedia diwawancara. Negara-negara selanjutnya adalah Singapura dan Korea (masingmasing 7%), Belanda, Perancis, Jerman (masing-masing 5%) dan negara-negara lainnya. Sebagai catatan, sepertiga dari responden sudah pernah diwawancara pada survei yang diadakan tahun 2004 yang lalu.
2.3. Pengumpulan Data Pemilihan responden dilakukan melalui proses menghubungi calon responden lewat telepon dan pengiriman surat pengantar resmi dari TI-Indonesia. Sebagian dari perusahaan PMA menyediakan waktu untuk wawancara ini setelah mendapat rekomendasi dari Kamar Dagang negara yang bersangkutan, seperti British Chamber of Commerce , American Chamber of Commerce, dan Korean Chamber of Commerce. Pendekatan kepada Kamar Dagang ini telah dilakukan pada tahun 2004, sehingga pada tahun 2006, perusahaan PMA yang pernah berpartisipasi langsung dihubungi untuk ditanyakan kesediaannya.
2.4. Waktu Pengumpulan data di lapangan dilakukan dari bulan September sampai Desember 2006, di luar masa libur lebaran dan Natal/Tahun Baru. Perusahaan lokal: 3 Oktober – 23 November 2006 Perusahaan PMA: 27 September – 23 Desember 20062
2
Sebagai catatan, ada sedikit wawancara yang dilakukan di bulan Januari 2007 karena adanya libur Natal dan Tahun Baru. Wawancara dengan perusahaan PMA lebih panjang waktunya karena kesibukan dari responden dan juga adanya penundaan dan penolakan.
8
3. INDEKS PERSEPSI KORUPSI 3.1. Apakah itu Indeks Persepsi Korupsi/ IPK3? Indeks Prestasi Korupsi (IPK) Transparency International mengurutkan wilayah – wilayah di dalam derajat korupsi tertentu yang terjadi pada para pejabat publik. Indeks ini merefleksikan pandangan pelaku bisnis dari daerah tersebut. Indeks dibentuk dari hubungan pengusaha dan pemerintah daerah dalam melakukan bisnis. IPK menitikberatkan praktek korupsi di sektor publik dan mendefinisikan korupsi sebagai penyalahgunaan jabatan untuk keuntungan pribadi. Pertanyaan-pertanyaan dalam survei IPK lebih ditujukan pada masalah penyalahgunaan jabatan/ kekuasaan untuk keuntungan pribadi, dengan penekanan pada, misalnya, penerimaan suap oleh pejabat publik dalam pengadaan barang untuk publik. Sumber tidak membedakan antara korupsi secara adiministratif atau secara politik, atau antara korupsi kecil dan korupsi besar. Mengapa IPK didasarkan hanya pada persepsi? Sangat sulit untuk meletakkan pernyataan komparatif terhadap tingkat korupsi yang berbeda-beda di tiap negara atau daerah berdasarkan data empirik yang pelik, misalnya dengan membandingkan jumlah tuntutan atau kasus yang diajukan. Data-data yang saling silang antar negara tidak dapat merefleksikan tingkat korupsi yang sebenarnya, malahan cara seperti ini hanya menyoroti kualitas penuntut, pengadilan dan/ atau media dalam mempublikasikan korupsi. Satusatunya cara untuk mengumpulkan data komparatif adalah dengan membangun berdasarkan pengalaman dan persepsi dari pihak-pihak yang berkaitan langsung dalam menghadapi realita korupsi yang terjadi. Nilai indeks yang lebih tinggi merupakan indikator bahwa responden memberikan penilaian yang baik, sementara nilai rendah mengindikasikan bahwa responden menilai bahwa di daerahnya praktek korupsi masih tinggi. Dengan demikian, IPK merepresentasikan pemahaman masyarakat tentang tingkat korupsi dan komitmen pemerintah dalam pemberantasan korupsi di daerahnya.
3.2. Bagaimana IPK Indonesia dihitung? Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dibentuk dari 2 komponen utama, yaitu: variabel terjadinya suap di dalam kontrak bisnis antara pengusaha dan institusi publik, dan yang kedua adalah variabel komitmen kepala daerah dalam memberantas korupsi. Variabel pertama dianggap mewakili interaksi korupsi yang terjadi antara pengusaha dan pejabat publik mengingat banyaknya pengadaan barang dan jasa di lembaga-lembaga pemerintah, merupakan peluang yang menggiurkan dan meningkatkan resiko terjadinya korupsi. Besarnya kerugian akibat korupsi diperkirakan mencapai 10% - 25% pada skala normal. Dalam beberapa kasus, kerugian yang ditimbulkan mencapai 40% - 50% dari nilai kontrak4. Sedangkan variabel komitmen kepala daerah dalam memberantas korupsi dianggap mewakili penilaian pelaku bisnis terhadap upaya pemberantasan korupsi di masing-masing daerah.
3 4
Uraian ini berdasarkan konsep Corruption Perception Index yang dikeluarkan Transparency International. Transparency International: Mencegah Korupsi Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Publik: Buku Panduan, 2006
9
Variabel suap yang terjadi dalam kegiatan bisnis antara pengusaha dan institusi publik ditentukan oleh dua indikator. Indikator yang pertama adalah persepsi pengusaha terhadap terjadinya suap untuk mendapatkan kontrak bisnis dengan institusi publik. Yang kedua adalah persepsi pengusaha terhadap terjadinya suap untuk mendapatkan pembayaran atas kontrak bisnis dengan institusi publik yang telah diselesaikan. Artinya persepsi perlunya membayar pungli dan pungutan tidak resmi untuk mendapatkan kontrak publik dan pembayaran setelah kontrak tersebut dilaksanakan. Sedangkan variabel komitmen kepala daerah diwakili oleh indikator penilaian pengusaha terhadap usaha-usaha yang dilakukan pejabat pemerintah daerah dalam memberantas korupsi. Ketiga indikator ini memiliki bobot yang sama dalam menentukan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, yakni sepertiga. Dengan nilai tertinggi 10 dan nilai terendah adalah 0, maka daerah yang dinilai memiliki tingkat korupsi yang tinggi akan memiliki nilai yang rendah, dan daerah yang dinilai memiliki tingkat korupsi yang rendah akan memiliki nilai yang tinggi.
10
3.3. Temuan Survei: Indeks Persepsi Korupsi 2006 di 32 kabupaten/ kota Tabel 3.1. Indeks Persepsi Korupsi 2006 di 32 kabupaten/ kota beserta komponen pembentuknya
Terjadi suap untuk No
Kabupaten/ Kota
mendapatkan tender dengan institusi publik
Terjadi suap untuk mendapatkan pembayaran atas tender dengan institusi publik
Komitmen Kepala Daerah dalam
Indeks Persepsi
memberantas
Korupsi
korupsi
1
Kota Banda Aceh
4.22
4.84
5.00
2
Kota Medan
4.04
4.23
5.74
4.69 4.67
3
Kabupaten Solok
5.23
4.32
6.98
5.51
4
Kabupaten Tanah Datar
4.85
4.39
7.74
5.66
5
Kota Padang
4.02
4.24
7.92
5.39
6
Kota Batam
4.10
4.37
5.05
4.51
7
Kota Pekan Baru
3.38
3.78
6.13
4.43
8
Kota Palembang
3.68
4.04
6.08
4.60
9
DKI Jakarta
3.35
3.57
5.08
4.00
10
Kota Bekasi
4.17
3.96
4.68
4.27
11
Kota Cilegon
3.14
3.43
4.97
3.85
12
Kota Tangerang
3.69
3.89
5.95
4.51
13
Kabupaten Wonosobo
4.39
4.47
8.13
5.66
14
Kota Semarang
4.63
4.54
6.67
5.28
15
Kota Yogyakarta
4.74
5.07
6.95
5.59
16
Kota Surabaya
3.54
3.81
5.85
4.40
17
Kota Pontianak
3.97
4.26
3.63
3.95
18
Kota Palangkaraya
5.15
5.38
9.29
6.61
19
Kabupaten Kotabaru
4.61
4.69
5.52
4.94
20
Kota Banjarmasin
4.24
4.39
6.16
4.93
21
Kota Balikpapan
4.05
4.05
7.19
5.10
22
Kota Manado
3.85
3.33
7.44
4.87
23
Kota Gorontalo
1.59
1.67
7.07
3.44
24
Kota Pare-pare
5.63
5.39
5.97
5.66
25
Kota Makassar
5.12
5.19
5.43
5.25
26
Kota Denpasar
2.50
2.85
5.67
3.67
27
Kota Mataram
3.46
3.68
3.13
3.42
28
Kota Kupang
4.85
4.78
6.89
5.51
29
Kota Maumere
1.95
2.66
5.05
3.22
30
Kota Larantuka
1.94
2.10
8.60
4.21
31
Kota Tual
3.41
3.03
5.63
4.02
32
Kota Ambon
4.45
4.92
6.46
5.28
3.83
3.96
5.91
4.57
Total
Berdasarkan perhitungan IPK 2006, dapat dilihat bahwa di antara 32 kabupaten/ kota yang disurvei, Palangkaraya memiliki IPK yang paling tinggi dan satu-satunya daerah yang memiliki IPK dengan nilai 6. Bila dilihat dari komponen pembentuk IPK, dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha di Palangkaraya menilai komitmen pemerintah daerah dalam memberantas korupsi sangat baik, dengan nilai 9 dari skala 10, meskipun pelaku usaha juga menilai bahwa masih terjadi suap dalam mendapatkan tender dari institusi publik di 11
Palangkaraya, bila dilihat dari variabel terjadinya suap dalam mendapatkan tender. Sedangkan IPK terendah dari 32 kabupaten/ kota terdapat pada kota Maumere, dimana para pelaku usaha menilai masih banyak terjadi suap pada proses tender dengan institusi publik, terlihat dengan nilai variabel suap yang sangat rendah, yaitu 1.95 dan 2.66, dan mereka juga kurang puas dengan komitmen pemerintah daerah dalam memberantas korupsi, yang ditunjukkan dengan nilain 5.05 pada variabel komitmen kepala daerah.
Tabel 3.2. Indeks Persepsi Korupsi 2006 di 32 kabupaten/ kota diurutkan dari yang tertinggi No
Kabupaten/ Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kota Palangkaraya Kabupaten Wonosobo Kota Pare-pare Kabupaten Tanah Datar Kota Yogyakarta Kabupaten Solok Kota Kupang Kota Padang Kota Semarang Kota Ambon Kota Makassar Kota Balikpapan Kota Kotabaru Kota Banjarmasin Kota Manado Kota Banda Aceh
IPK 2006
No
6.61 5.66 5.66 5.66 5.59 5.51 5.51 5.39 5.28 5.28 5.25 5.10 4.94 4.93 4.87 4.69
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kabupaten/ Kota
Kota Medan Kota Palembang Kota Tangerang Kota Batam Kota Pekan Baru Kota Surabaya Kota Bekasi Kota Larantuka Kota Tual DKI Jakarta Kota Pontianak Kota Cilegon Kota Denpasar Kota Gorontalo Kota Mataram Kota Maumere
IPK 2006
4.67 4.60 4.51 4.51 4.43 4.40 4.27 4.21 4.02 4.00 3.95 3.85 3.67 3.44 3.42 3.22
Walaupun angka IPK tidak bisa dibandingkan antara tahun 2006 dengan tahun 2004, namun cukup menarik untuk mengingat kembali hasil perhitungan IPK pada tahun 2004 ketika pertama kali diadakannya survei ini, dimana pada saat itu Wonosobo memiliki IPK tertinggi, dan DKI Jakarta memiliki IPK terendah di antara 21 kabupaten/ kota.
12
Tabel 3.3. Indeks Persepsi Korupsi 2004 diurutkan dari yang tertinggi No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kabupaten/ Kota
IPK 2004
Kabupaten Wonosobo Kota Banjarmasin Kota Makassar Kota Cilegon Kabupaten Kotabaru Kota Manado Kabupaten Tanah Datar Kota Padang Kabupaten Solok Kota Palembang Kota Bekasi Kota Balikpapan Kota Tangerang Kota Yogyakarta Kota Denpasar Kota Pekan Baru Kota Batam Kota Semarang Kota Medan Kota Surabaya DKI Jakarta
5.63 5.39 5.31 5.28 5.23 5.12 4.87 4.83 4.7 4.67 4.61 4.59 4.54 4.51 4.44 4.37 4.32 4.17 4.09 3.93 3.87
Bila kita melihat kembali penilaian responden terhadap komitmen kepala daerah dalam memberantas korupsi terdapat hal yang menarik. Kota Gorontalo yang memiliki IPK relatif rendah dibanding daerah lain, memiliki skor yang cukup tinggi dalam menilai usaha pemerintah daerah, yakni 7,07 dari skala 10. Kemungkinan yang terjadi adalah bahwa meskipun para pengusaha telah melihat adanya komitmen yang tinggi dari kepala daerah untuk mengurangi korupsi, baik melalui kebijakan, belum terasa dampaknya pada tataran pelaksanaan. Berapa lama kebijakan memerlukan waktu? Hal yang sama juga terjadi pada kota Larantuka, dimana komitmen kepala daerah mendapat skor yang cukup tinggi, namun memiliki IPK yang relatif rendah. Dalam membandingkan komitmen kepala daerah di tahun 2004 dengan 2006, terlihat bahwa pada umumnya pelaku usaha menilai ada kenaikan usahausaha yang dilakukan oleh pemda. Namun ada beberapa yang menilai bahwa komitmen pemerintah daerah mengalami kemunduran.
13
Tabel 3.3. Komitmen Kepala daerah dalam memberantas korupsi menurut persepsi pengusaha
No
Kabupaten/ Kota
2006
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kota Palangkaraya Kota Larantuka Kabupaten Wonosobo Kota Padang Kabupaten Tanah Datar Kota Manado Kota Balikpapan Kota Gorontalo Kabupaten Solok Kota Yogyakarta Kota Kupang Kota Semarang Kota Ambon Kota Banjarmasin Kota Pekan Baru Kota Palembang Kota Pare-pare Kota Tangerang Kota Surabaya Kota Medan Kota Denpasar Kota Tual Kabupaten Kotabaru Kota Makassar DKI Jakarta Kota Maumere Kota Batam Kota Banda Aceh Kota Cilegon Kota Bekasi Kota Pontianak Kota Mataram
9.29 8.60 8.13 7.92 7.74 7.44 7.19 7.07 6.98 6.95 6.89 6.67 6.46 6.16 6.13 6.08 5.97 5.95 5.85 5.74 5.67 5.63 5.52 5.43 5.08 5.05 5.05 5.00 4.97 4.68 3.63 3.13
14
3.5. Perbandingan persepsi korupsi di antara kelompok pengusaha Selain mengetahui persepsi pengusaha di tiap daerah, perbandingan persepsi menurut kelompok pengusaha juga dapat memberikan gambaran. Dalam perbandingan di antara kelompok pengusaha berdasarkan besar usaha, pengusaha menengah memiliki persepsi yang paling baik dibandingkan pengusaha kecil, namun pengusaha besar memiliki persepsi yang paling rendah di antara ketiganya. Grafik 3.2. Perbandingan Indeks Persepsi Korupsi menurut pengusaha kecil, menengah, dan besar 4.80
4.70
IPK
4.60
4.50
4.40
4.30
4.20 Pengusaha Kecil
Pengusaha Menengah
Pengusaha Besar
Indeks persepsi korupsi menurut pengusaha domestik lebih baik dibanding pengusaha asing. Ternyata para pengusaha asing memiliki persepsi bahwa masih sering terjadi suap dalam proses tender dengan institusi publik. Grafik 3.1. Perbandingan Indeks Persepsi Korupsi menurut pengusaha lokal dan asing 4.70 4.60 4.50
IPK
4.40 4.30 4.20 4.10 4.00 Pengusaha Asing
Pengusaha Lokal
15
4. EVALUASI INSTITUSI PUBLIK Dalam survei ini, kami mengukur persepsi responden terhadap kualitas pelayanan institusi publik. Di dalam survei ini dibedakan bentuk hubungan antara institusi publik dengan para pelaku bisnis yang menjadi responden kami menjadi dua, yaitu: - pelayanan publik - interaksi bisnis
4.1. Pelayanan Publik Kinerja pelayanan publik yang diberikan oleh institusi-institusi kami tampilkan dalam bentuk indeks yang kami sebut Service Performance Index (SPI). Rentang indeks adalah 1-10, di mana angka 0 berarti ”pelayanan sangat buruk” dan 10 ”pelayanan sangat baik.”
Tabel 4.1. Indeks Pelayanan 2004 dan 2006 No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Institusi
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha* Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi Pelayanan Bea Cukai BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD
2004
2006
5.54 5.45 4.82 4.62
5.56 5.8 5.68 5.23 5.15 5.5 5.54 5.35 6.46 5.35 5.62 5.09 5.82 4.7 4.29 6.07 5.58 6 6.09 4.75
4.79 4.98 5.06 5.9 4.18 3.93 3.79 3.67 5.35 5.38 4.02
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri. **) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada tren kenaikan indeks, bila dibandingkan dengan hasil survei CPI tahun 2004. Meskipun menunjukkan adanya sedikit perbaikan, namun pada 16
prinsipnya banyak responden yang melihat bahwa perubahan yang terjadi belum terlalu signifikan. Seperti seorang responden ekspatriat dari Jakarta yang bekerja di sebuah perusahaan asing yang berkomentar tentang pelayanan di imigrasi, “Now, I go in and out. Improving, in terms of not asking money, but they are not smiling.” Grafik 4.1 di bawah ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan rata-rata penilaian kualitas pelayanan institusi publik antara pengusaha lokal dan pengusaha asing. Di sisi lain, seperti yang ditunjukkan dalam grafik 4.2, di mata para pelaku bisnis besar, menengah maupun kecil nasional, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan dalam penilaian mereka terhadap kinerja institusi publik.
Grafik 4.1. Perbandingan Indeks Pelayanan antara Pengusaha Nasional dan Asing Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha* Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi Pelayanan Bea Cukai BUMN / BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Pengusaha Asing
Pengusaha Lokal
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri. **) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
17
Grafik 4.2. Perbandingan Indeks Pelayanan antara Pengusaha Besar, Kecil dan Menengah Nasional Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha* Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi Pelayanan Bea Cukai BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD 0% Pengusaha Kecil
10%
20%
Pengusaha Menengah
30%
40%
50%
60%
70%
Pengusaha Besar
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri. **) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
Tampak di grafik di atas, bahwa penilaian pengusaha besar terhadap pelayanan institusi publik rata-rata lebih baik dibanding pengusaha kecil maupun menengah. Namun pada prinsipnya, pelayanan publik masih marak dengan praktek suap dan pungli. Seorang ibu pengusaha angkutan umum di Ambon mengatakan bahwa pelayanan pengurusan ijin trayek di kota Ambon sudah lebih baik, namun dengan menggunakan unsur uang pelicin/suap; “sekarang pelayanan lebih cepat, asal kita kasih uang lebih sama petugasnya.” Ketika ditanya apakah petugas selalu meminta uang lebih, menurutnya tidak selalu, “kita beri karena memang sudah kebiasaan.” Praktik suap ternyata masih marak terjadi dalam interaksi dengan institusi-institusi publik. Dalam tabel berikut kami menunjukkan persentase dari responden yang berinteraksi dengan institusi publik yang tercantum, dan berapa persen dari interaksi tersebut melibatkan 18
kegiatan suap di dalamnya. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa dari seluruh interaksi yang dilakukan oleh responden dengan polisi, 55% interaksi tersebut melibatkan kegiatan suap (terbesar dari seluruh institusi). Seorang pengusaha angkutan bis antar kota di Makassar mengatakan, untuk biaya operasional perjalanan armadanya, dia harus menyiapkan dana yang bisa mencapai sebesar dua kali lipat biaya bensin dan perawatan hanya untuk membayar pungutan liar sepanjang trayek bisnya.
Untuk satu bis dari Makassar ke Palu, bensinnya kurang lebih Rp 300.000,- Tapi untuk biaya uang rokok buat Polantas, LLAJR sepanjang jalan, supir biasanya bawa antara 400 sampai 500 (ribu). Itu tergantung musim. Kalau lebaran, penumpang agak banyak, biasanya mereka minta gede. Tapi kalau lagi sepi, mintanya sedikit.
Kalau mobil saya ditilang, tidak pernah dikasih surat tilang. Biasanya sopir langsung kasih uang dan jalan. Pernah juga dikasih surat tilang, tapi bayarnya juga langsung di jalan. (Responden pengusaha angkot di Ambon)
19
Tabel 4.2. Perbandingan interaksi korup yang terjadi di Institusi publik tahun 2004 dan 2006 2004 No.
Institusi
2006
Jumlah
Interaksi
Jumlah
Interaksi
interaksi
korup
interaksi
korup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha* Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi
21% 13% 36% 9%
14% 25% 41% 45%
71% 20% 45% 48% 83%
47% 22% 27% 21% 35%
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pelayanan Bea Cukai BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD
16%
67%
31% 9% 8%
70% 53% 55%
11%
23%
7%
38%
20% 9% 23% 6% 72% 21% 36% 68% 64% 78% 13%
8% 21% 26% 34% 38% 31% 18% 25% 18% 23% 47%
11% 9% 32% 4% 4% 10% 9% 2% 3%
44% 10% 55% 51% 53% 48% 16% 34% 43%
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri. **) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
Meskipun terlihat ada penurunan jumlah interaksi korup yang terjadi bila dibanding dengan hasil survei tahun 2004, namun penurunannya tidak terlalu signifikan. Beberapa responden memang mengatakan bahwa praktek penyelewengan keuangan saat ini justru semakin canggih. Menurut mereka, hal ini disebabkan usaha pemberantasan korupsi yang gencar dilaksanakan pemerintah. Seorang kontraktor dari Batam mengatakan,”sekarang ada KPK, ada TIPIKOR, korupsinya malah makin canggih. Di mana-mana memang begitu. Maling pasti lebih jago daripada polisi.” Tabel di bawah menunjukkan persepsi tentang perubahan praktik suap. Terlihat bahwa sebagian besar responden yang melalukan interaksi korup (membayar suap) dengan institusi pemerintah menyatakan ada peningkatan jumlah orang yang meminta suap. Sementara jumlah uang suap yang diminta juga menurut para responden mengalami kenaikan yang signifikan. Mereka juga memprediksikan bahwa praktek meminta suap akan meningkat dalam rentang waktu tiga tahun ke depan.
20
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha* Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi Pelayanan Bea Cukai BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD
Institusi
3% 4% 9% 78% 68% 13% 10% 11% 4% 32% 72% 36% 2% 20% 23% 9% 6% 9% 64% 21%
interaksi
interaksi (n)
358 163 1197 112 1268 375 1132 410 637 1373 226 44 163 562 69 77 178 164 41 188
Jumlah
Jumlah
43% 51% 10% 23% 25% 47% 48% 44% 53% 55% 38% 18% 34% 8% 26% 21% 34% 16% 18% 31%
korup
Jumlah yang berinteraksi
11 9 7 5 4 4 7 6 7 7 12 5 27 15 10 22 7 7 5 37
tahun)
korup (kali/
Jumlah yang berinteraksi
0.9 1.9 1.8 1.6 1.6 1.2 1.3 1.5 1.2 1.7 5.8 2.2 2.9 8.3 5.2 11.5 3.4 1.0 1.7 16.2
(kali/ tahun)
Frekuensi dimintai suap
Interaksi Korupsi rata-rata
18% -32% 11% 34% 22% 15% 3% 15% -2% 19% 21% 22% 41% 22% 31% -5% 19% -8% 29% 21%
terakhir
suap dalam 3 tahun
Peningkatan Jumlah orang yang meminta
21% -21% 23% 32% 32% 32% 24% 32% 9% 30% 34% 32% 53% 32% 31% 7% 36% 12% 21% 32%
tahun terakhir
diminta dalam 3
**) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
21
-7% -26% 5% 11% 7% 3% -3% 2% -3% 4% 6% 6% 24% 9% 11% -5% 9% -5% 14% 26%
mendatang
meminta suap 3 tahun
Peningkatan Jumlah Perkiraan peningkatan uang suap yang jumlah orang yang
Persepsi kemajuan praktik suap dalam waktu 3 tahun
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
No.
Interaksi korupsi
Tabel 4.3. Kemajuan institusi dalam 3 tahun menurut responden
Tabel di bawah menunjukkan bahwa responden yang melakukan interaksi suap dengan institusi publik, sebagian besar melakukannya karena diminta.
Tabel 4.4. Inisiatif Melakukan Suap No.
Institusi
1
Dinas Kesehatan - Pemda
2
Dinas Pendidikan - Pemda
3
Dinas Tenaga Kerja - Pemda
4
Dinas Kimpraswil - Pemda
5 6
Menawarkan
Praktik suap
Diminta
8%
43%
57%
21%
53%
47%
26%
84%
16%
34%
82%
18%
Pemda (selain dinas di atas)
38%
79%
21%
Institusi untuk pengurusan ijin usaha*
31%
82%
18%
7
Pelayanan Air (PAM)
18%
43%
57%
8
Pelayanan Listrik (PLN)
25%
57%
43%
9
Pelayanan Telepon (Telkom)
18%
52%
48%
Pelayanan Pajak
23%
76%
24%
11
Pelayanan Imigrasi
47%
90%
10%
12
Pelayanan Bea Cukai
43%
95%
5%
13
BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**
10%
76%
24% 22%
10
14
Polisi
55%
78%
15
Peradilan
51%
100%
0%
16
Militer
53%
80%
20%
17
BPN/ Badan Pertanahan Nasional
48%
87%
13%
18
BPOM
16%
46%
54%
19
KPPN
34%
86%
14%
20
DPRD
44%
90%
10%
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri. **) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
Data dalam tabel di atas sesuai dengan pernyataan beberapa responden yang mengaku selalu dimintai uang pelicin dalam berinteraksi dengan institusi publik. Namun beberapa responden lain mengakui, bahwa mereka sering justru memberikan uang pelicin meskipun tidak diminta. Seorang pengusaha bidang telekomunikasi di Jakarta mengaku, dia selalu menyiapkan biaya entertainment untuk rekanan bisnisnya dari Telkom atau PLN. Menurutnya hal tersebut wajar saja, sebagai ucapan terima kasih dan tidak bersifat mengikat ataupun ada keharusan. Biasalah, kalau selesai proyek, ya kita traktir makan-makan. Nggak ada yang gede-gedean, biasa saja. Tidak mengikat juga, karena toh proyek sudah selesai. Sekedar ucapan terima kasih. Kalau untuk yang kerja di lapangan sih, selama proyek jalan juga kita sering undang makanmakan. Supaya mereka semangat kerjanya. Itu saja sih.
22
Grafik di bawah membandingkan jumlah interaksi korup (terjadi suap) antara perusahaan nasional dan multinasional. Terlihat di dalamnya bahwa perusahaan multinasional lebih banyak yang melakukan interaksi suap di banding perusahaan nasional. Banyak responden ekspatriat yang mengakui bahwa mereka melakukan interaksi suap dengan institusi pemerintah.
Grafik 4.3. Perbandingan Interaksi korup antara perusahaan lokal dan perusahaan multinasional 2006 Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha* Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi Pelayanan Bea Cukai BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pengusaha Lokal
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri. **) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
23
We sometimes need to pick the Customs people to come. This is bonded area. To speed thing up, we have to pick them. It's common ('wajar') if we take them for lunch, but we don't pay money. (Bea Cukai)
Here it's nice. Everything is negotiable. From my personal experience, abroad, they are (the civil servants) are very competent, but inflexible/rigid. It's very simple, so that we don't lose time. (Polisi)
Good and bad. Varies. They can be very good and very bad. Depending on the person and area. I have a lot of contact in Police of terror investigation. They're very good. In the road, sometimes good, sometimes bad. Swings so much depending on the person. The higher (rank) is better. (Polisi)
If we use money, then there is no problem. (Imigrasi) Small tips, like toward the poor, 10,000 to 20,000. For example the telephone cable, it's not corruption. Thank you, small facilitation fee is ok, to speed thing. (Telkom)
Dari beberapa contoh pernyataan responden pekerja ekspatriat dari perusahaanperusahaan multinasional di atas, terlihat bahwa mereka menganggap membayar suap merupakan sesuatu yang wajar di Indonesia, sehingga mereka juga melakukannya. Untuk pelayanan publik, secara umum, responden terbagi hampir sama antara yang beropini setuju dan tidak setuju memberikan imbalan kecil setelah mereka dilayani dengan baik. Mereka yang setuju tampaknya tidak menganggap ini sebagai suap, melainkan hanya berupa tips, sebagai ucapan terima kasih. •
Small tips, like toward the poor, 10,000 to 20,000. For example the telephone cable, it's not corruption. Thank you, small facilitation fee is ok, to speed thing
•
Someone does a good job. Where do you draw the line? Humanity, but if clearly designed for influencing decision then it's no. As long as the size, timing, frequency and openness (not hidden from others in the company, transparency) will determine whether it's ok or not. If once every month, it's a gift it's perfectly reasonable. The whole world it's ok. Everybody does it.
Mereka yang tidak setuju, tetap berpendapat bahwa hal ini akan merusak sistem, lagipula mereka sudah dibayar dan memang selayaknya melakukan pekerjaannya. •
Because if you allowed it. It'll be easy for people with position to extort. If you give this time, next time you'd get bad service if you don't give
•
For monetary: it's still a bribe. But, it's acceptable if it's a small gift, cake or flowers (I notice Indonesians love cakes), a nice Indonesian thing. A bottle of whisky. A gift with no financial benefit. Pens and calenders. Give out for free at Christmas.
24
Grafik 4.4. Persepsi Pengusaha terhadap praktik suap di pelayanan publik
Alasan: - Pembayaran seperti ini merusak sistem
Alasan:
- Sudah tugasnya
- Untuk berterima kasih karena sudah menolong
- Petugas/pejabat akan selalu mengharap
- Hal ini sopan santun biasa/lumrah
dibayar - Mereka sudah dibayar
- Supaya ijin usaha lancar
- Layanan umum/masyarakat/publik harus
- Gaji pegawai negeri sangat rendah - Hal ini tidak mengubah pelayanan yang
sama untuk semua
diberikan
- Melanggar hukum - Membuat biaya tinggi
- Ini seperti sumbangan/zakat
- Tidak tahu
-Tidak tahu
Di bagian lain dari survei, ditanyakan pula alasan dari mereka mengaku menawarkan hadiah, atau uang, kepada petugas selain dari yang seharusnya dibayar. Alasan yang diberikan ternyata agak berbeda untuk institusi yang berbeda. Untuk bidang utilitas seperti telpon, air, dan listrik, dan juga polisi, maka mayoritas menyatakan pemberian itu sebagai ucapan terima kasih. Sedangkan untuk bidang dimana layanan publik ada hubungan dengan kepengurusan surat-surat, ijin ataupun keperluan usaha, maka alasan utama adalah agar urusan cepat beres.
25
Tabel 4.5. Alasan Menawarkan suap di pelayanan publik Base: Semua yang No.
Institusi
menawarkan pembayaran tambahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Institusi untuk pengurusan ijin usaha Pelayanan Air (PAM) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) Pelayanan Pajak Pelayanan Imigrasi Pelayanan Bea Cukai BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas) Polisi Peradilan Militer BPN/ Badan Pertanahan Nasional BPOM KPPN DPRD
20 22 34 11 201 42 69 166 141 142 27 20 7 119 4 10 20 16 2 5
Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
55 73 62 45 44 40 75 73 82 46 33 35 57 54 0 60 40 69 100 40
Kalau tidak, saya tidak dibayari (%)
35 27 32 27 49 52 20 24 18 43 44 55 29 27 50 0 50 31 0 40
Karena kalau tidak dibayar kali ini bisa bermasalah (%)
5 0 9 9 7 7 3 3 1 10 15 10 14 18 0 30 10 0 0 20
4.2. Interaksi Bisnis Tabel berikut menunjukkan perkembangan jumlah interaksi korup dalam hubungan bisnis antara responden dengan institusi publik. Terlihat bahwa sebagian besar responden juga mengaku bahwa ada peningkatan jumlah orang yang meminta suap selama tiga tahun terakhir.
26
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi DPRD
Institusi
46
46
85
82
72
199
63
46
118
70
Jumlah interaksi (n)
** Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No.
11% 7% 5% 5% 4% 4% 4% 3% 3% 3%
Jumlah interaksi (%)
Interaksi korupsi
27
42% 42% 40% 30% 44% 36% 52% 46% 52% 41%
Jumlah yang berinteraksi korup
30 8 4 9 6 14 10 16 8 4
Jumlah yang berinteraksi korup (kali/ tahun)
10.7 3.2 1.7 4.8 2.4 6.1 3.1 6.2 4.0 1.8
Frekuensi dimintai suap (kali/ tahun)
36% 33% 5% 36% 35% -3% 8% 38% 29% 21%
Peningkatan Jumlah orang yang meminta suap dalam 3 tahun terakhir (%)
Tabel 4.6. Kemajuan institusi publik dalam dalam 3 tahun menurut responden yang memiliki hubungan kontrak kerja
36% 29% 9% 30% 31% 25 20% 35% 4% 32%
Peningkatan Jumlah uang suap yang diminta dalam 3 tahun terakhir (%)
Tabel di bawah menunjukkan bahwa, seperti juga dalam konteks pelayanan publik, sebagian besar responden mengakui bahwa mereka membayar suap karena diminta.
Tabel 4.7. Inisiatif Melakukan Suap No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Institusi
Praktik suap
Diminta
Menawarkan
42% 42% 40% 30% 44% 36% 52% 46% 52% 41%
83% 67% 74% 68% 66% 84% 82% 81% 71% 74%
17% 33% 26% 32% 34% 16% 18% 19% 29% 26%
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** Polisi DPRD
**) Lihat lampiran, BUMN/ BUMD yang termasuk dalam kategori ini.
Survei menunjukkan bahwa praktek suap paling sering terjadi di akhir masa kontrak (gratifikasi). Urutan kedua adalah pemberian gratifikasi pada saat memenangkan tender. Urutan ketiga adalah ketika mendapatkan undangan dalam proses short listing atau saat mendapatkan surat untuk dibayar sebagai rekanan.
Grafik 4.5. Dimana saja terjadi suap Menerima pembayaran setelah pekerjaan selesai
39
55
2
Mendapatkan surat untuk dibayar sebagai rekanan
38
57
3
Terpilih sebagai kontraktor/supplier (menang tender)
39
56
2
Ikut dipilih sebagai ’shortlist’ (daftar rekanan)
38
56
3
Ikut diundang tender prakualifikasi
64
31 0%
50% Ya
Tidak
28
3
100% Ditunjuk Langsung
Grafik di bawah melukiskan sikap responden yang melakukan interaksi bisnis dengan pemerintah terhadap tindakan suap. 54% menyatakan tidak setuju memberikan suap, sementara 42% setuju. Tabel 4.8 menunjukkan alasan mengapa melakukan suap. Sebagian besar ternyata menjawab bahwa suap yang mereka berikan merupakan sekedar tanda terima kasih. Grafik 4.6. Persepsi pengusaha terhadap praktik suap - Menawarkan hadiah setelah pelayanan (%) – sikap pengusaha yang sesungguhnya (setuju/ tidak setuju)
Tabel 4.8. Alasan memberikan suap untuk mendapatkan kontrak pemerintah Base: Semua yang No.
Institusi
menawarkan pembayaran tambahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dinas Kesehatan - Pemda Dinas Pendidikan - Pemda Dinas Tenaga Kerja - Pemda Dinas Kimpraswil - Pemda Pemda (selain dinas di atas) Pelayanan Listrik (PLN) Pelayanan Telepon (Telkom) BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas) Polisi DPRD
Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
13 33 16 13 48 19 17 17 16 13
38 55 38 23 44 53 47 35 56 38
29
Kalau tidak, saya tidak dibayari (%)
62 39 50 69 42 37 47 59 38 54
Karena kalau tidak dibayar kali ini bisa bermasalah (%)
0 12 19 8 15 5 6 6 6 15
Untuk menjalin hubungan baik (%)
0 0 0 0 4 11 6 6 0 0
Grafik di bawah ini menggambarkan presentase dari jumlah responden yang memiliki kontrak dengan institusi publik yang mengaku mengurangi kualitas kerja/produk yang diberikannya karena membayar suap. Hanya 12 % yang mengaku melakukan hal tersebut dari total 470 responden.
Grafik 4.7. Pengurangan kualitas karena korupsi (%) Basis: Semua yang punya kontrak Pemerintah (n=470)
Tidak tahu/tidak jawab
4
Tidak
85
Ya
12
0
20
40
60
80
100
Grafik di bawah menunjukkan ada 151 responden mengaku membayar sekian persen dari nilai kontrak untuk suap. 26% mengaku membayar 5,9-9,99% dari nilai kontrak untuk suap, 25% mengaku membayar 10-19,99%, dan 20% mengaku membayar suap dengan jumlah lebih dari 20% nilai kontrak.
Grafik 4.8. Persentase suap dari total nilai kontrak (%) Basis: Semua yang membayar sekian persen dari nilai kontrak (n=151) 100 90 80 70 60 50 40 26
30 20 10
7
7
Kurang dari 1 persen
1-1.99 persen
25
20
12
0 2-4.99 persen
5-9.99 persen
30
10-19.99 persen
Lebih dari 20 persen
5. KORUPSI YANG MELINGKARI PELAKU USAHA Praktek suap tidak hanya terjadi pada saat proses tender untuk mendapatkan kontrak bisnis atau pada saat pelaku usaha akan mendapatkan pelayanan publik dari institusi yang bersangkutan. Praktik-praktik korupsi yang lebih luas masih sering dijalankan oleh kedua belah pihak, baik oleh pejabat publik maupun masyarakat. Salah satunya ditemukan dalam lingkungan lapangan pekerjaan dimana praktik suap yang terjadi pada saat saat seseorang ingin melamar pekerjaan. Dari hasil survei terlihat bahwa kemungkinan membayar suap, hadiah, atau adanya ketergantungan pada koneksi teman, keluarga, dan koneksi lainnya untuk memperoleh pekerjaan masih cukup tinggi. Yang paling tinggi kemungkinan perlu menyuap untuk mendapatkan pekerjaan adalah di berada di sektor instansi pemerintah, diikuti BUMN dan yang terakhir adalah swasta. Grafik 5.1. Perlunya koneksi/ hadiah untuk melamar kerja (%)
Sektor Pemerintah (score=3.4)
2
BUMN/BUMD (score=3.8)
2
0
20
30
40
Sama sekali tidak perlu/mungkin
13
23
41
16
10
16
30
39
11
7
Sektor Swasta (score=4.5)
22
33
33
9
50 Tidak mungkin
60 Mungkin
70 Sangat mungkin
80
90
100
Selalu
Sudah menjadi rahasia umum. Jadi Gubernur saja 5 M, jadi bintara 5 juta.
Utk swasta mungkin, walaupun banyak perusahaan keluarga yang dibawahnya profesional Selain apa yang terjadi di lapangan pekerjaan, maraknya kehidupan demokrasi saat ini yang menyuburkan tumbuhnya partai politik sering menimbulkan pertanyaan apakah pelaku usaha sering memberikan sumbangan kepada partai politik. Dari seluruh responden, hanya 8% yang mengaku pernah memberi sumbangan kepada partai politik. Mayoritas mengakui bahwa mereka tidak pernah dimintai. Dari yang mengakui, sebagian bahkan menyatakan bahwa mereka memang dimintai, tetapi tidak pernah memberikannya.
31
Grafik 5.2. Sumbangan untuk partai politik (%)
ALASAN (n = 144 ) Perusahaan perlu menjaga hubungan baik dengan partai politik 44 % Kalau tidak akan terjadi akibat negatif 18 % Perusahaan harus mendukung proses demokrasi 15 % Perusahaan ini pendukung partai tersebut 13 % Asked but refused 6% Hanya untuk dana sosial 5% Meminta sumbangan dengan paksa 1% Lainnya 1%
Ada beberapa alasan menarik yang melatar belakangi pemberian sumbangan kepada partai politik ini. Dari semua yang mengaku pernah memberikan sumbangan, 44% mengatakan bahwa hal itu perlu dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan partai politik. 18% mengatakan kalau tidak memberi, akan terjadi akibat negatif. 15% mengatakan bahwa perusahaan harus mendukung proses demokrasi. 13% mengakui bahwa perusahaan ini adalah pendukung partai tertentu. 6% dari mereka pernah diminta, tetapi menolak, dan 5% diantaranya diminta hanya untuk dana sosial. Hanya 1% dari mereka yang pernah memberikan yang mengaku dimintai sumbangan dengan cara paksa. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa bagi pengusaha yang memberikan, hal ini dilakukan demi untuk menjaga hubungan baik. Kita dimintai, tapi tidak mau.Mereka minta untuk hadir di acara, dsb. Kami tolak. Maraknya praktik korupsi sering menimbulkan pertanyaan, apakah korupsi disebabkan oleh gaji yang rendah. Meskipun banyak pakar telah berusaha menjawab hubungan gaji rendah dan korupsi, responden memiliki pendapatnya sendiri. Ternyata, pendapat terbagi hampir sama rata. Dari mereka yang setuju bahwa penyebab korupsi adalah gaji yang rendah, menyarankan adanya peningkatan dua kali lipat dari penghasilan saat ini. Hal ini terutama diprioritaskan pada mereka yang bekerja di sektor pendidikan dan kepolisian. Namun mereka juga berpendapat bahwa untuk meningkatkan gaji, sumber yang paling efektif adalah peningkatan efisiensi kerja itu sendiri. Sedangkan yang tidak menyetujui gaji adalah penyebab korupsi berpendapat bahwa persoalannya tidak sesederhana itu. Karena yang memiliki gaji besar juga melakukan korupsi, bahkan semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi tingkat korupsinya. Yang terjadi adalah semacam ”pengangguran terselubung”, dimana mereka mendapatkan pendapatan yang tinggi, namun produktivitasnya kecil. Sementara ada juga yang berpendapat bahwa moral jauh lebih penting. Dan hal ini merupakan persoalan yang cukup parah, mengingat yang
32
dipikirkan hanya semata-mata urusan perut, urusan fisik. Kurang memikirkan hakikat yang sesungguhnya juga dianggap salah satu penyebab tingginya korupsi. Grafik 5.3. Apakah gaji yang rendah penyebab tingginya tingkat korupsi? (%) KENAIKAN GAJI Base : All agree (n = 32) Gaji jadi 2X lipat/Double (47 %) Peningkatan 50 persen (19 %) Gaji jadi 3X lipat/Triple (13 %) Lebih dari 3X lipat/triple (9 %) TIDAK TAHU, TIDAK JAWAB (13 %) SEKTOR PRIORITAS Pendidikan (66 %) Kepolisian (53 %) Pelayanan Kesehatan (41 %) Kantor pajak (13 %) Badan Pengurus Ijin Usaha (9 %) Pengadilan (3 %) Depnaker (3 %) TIDAK TAHU, TIDAK JAWAB (6 %) SUMBER YANG PALING EFFEKTIF MEMBERIKAN KONTRIBUSI Meningkatkan efisiensi (41 %) Meningkatnya pengumpulan pajak (28 %) Mengurangi jumlah pegawai pemerintah/ sektor umum (16 %) Menaikkan pajak dan restribusi (13 %)
Meskipun sering melakukan praktik suap dengan berbagai alasan, para pelaku usaha sesungguhnya menyadari efek negatif dari korupsi. Berdasarkan survei, mereka menganggap korupsi sungguh memberikan banyak dampak negatif terhadap pelbagai aspek kehidupan:, diantaranya kemiskinan, reputasi Indonesia di luar negeri, budaya dan nilai masyarakat, kehidupan politik, dan tentu saja bisnis. Yang masih dianggap agak tidak terlalu banyak pengaruh negatifnya adalah dalam kehidupan pribadi, karena sebagian mengisolasi keluarganya (dari interaksi korupsi). Grafik 5.4. Efek negatif dari korupsi (%)
Rata-rata
Kemiskinan 2
8
90
2.87
Reputasi Indonesia di LN 3
8
90
2.87
Budaya dan nilai di Masyarakat
8
16
76
Kehidupan Politik
8
16
77
Iklim usaha/bisnis
Kehidupan pribadi dan keluarga Sedikit dampak negatif
11
19
2.68 2.69 2.59
70
21 [1]Beberapa dampak negatif [2]
2.25
52 Banyak dampak negatif
[3]
33
Rating: 3-point scale: 1=few negative effects; 3=many negative effects
Dampak korupsi terhadap kemiskinan? Pertanyaan yang menarik. Maksud saya, di jaman Suharto yang korupsinya begitu tinggi, masih ada uang yang mengalir untuk itu. sekarang tidak ada sama sekali. Maka korupsi lebih parah saat ini. Mereka lebih pintar dalam menyembunyikan korupsi. Dampaknya pada kemiskinan, jika kekayaan tidak dikorupsi dan didistribusikan lebih merata, maka akan mengurangi kemiskinan.
Selain itu responden juga diberikan pertanyaan mengenai daftar institusi yang diandaikan bisa dihapuskan korupsinya. Ternyata 1 dari 5 pelaku bisnis ingin melihat pengadilan yang bersih. Posisi ini masih tetap sama dengan posisi tahun 2004. Ini berarti persepsi pengadilan yang korup masih tetap dominan. Grafik 5. 5. Institusi yang ingin dihapuskan korupsi di dalamnya(%) 2004
2006 23
Courts, judiciary Tax services, tax payment and refund
17 11
Police
5
Education services, schools
4
Business licenses Roads department, public works
9
DPR/DPRD
8
Pemda
7
Customs
14
Ditje n Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
9
State-owned companies
14
Polri/Polisi
10
DPRD Central government ministries
20
Pengadilan
PLN
6
Be a dan Cukai
6 4
PU, pe kerjaan umum, jalan dsb.
3
Others BUMN
3 2
Diknas
2
DepHukum
2 2
Layanan Kesehatan Publik Partai politik
1
BPN
1
Ditjen Imigrasi
1
PAM
1
Proyek yang dibiayai World Ba nk
1
Proye k ya ng dibiayai negara donor lain
1
Telkom dan layanannya
1
34
Di tengah maraknya praktik korupsi, ternyata masih ada institusi yang dipercaya memberantas korupsi. Ketika diminta memilih, sebagian besar masih menaruh harapan pada KPK sebagai lembaga yang diharapkan bisa membantu bila diberikan kekuasaan yang lebih besar. Selain KPK, Media dan Asosiasi Bisnis juga adalah pilihan selanjutnya. Grafik 5.3. Institusi yang masih dipercaya mampu memerangi korupsi
32
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
24
Asosiasi Bisnis
Media
LSM
Polisi
Tokoh keagamaan senior
Politikus
Tidak ada
20 15
16 12 9
13
22 19 15
17
23 18
14
34 8 23 4 123 Pertama
35
Kedua
Ketiga
6. PENUTUP Hasil survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2006 dapat dimaknai sebagai gambaran tingkat korupsi di 32 kabupaten/ kota di Indonesia, berdasarkan persepsi 1760 responden yang berasal dari pelaku bisnis. Rasio nilai IPK dari kota-kota yang disurvei dalam penelitian ini adalah 4.57. Nilai yang tidak bisa dibilang membanggakan, mengingat hanya 12 kota yang mencapai skor di atas 5 dan hanya satu kota yang mendapat skor diatas 6. Hal ini menunjukkan bahwa menurut persepsi pelaku usaha, praktek korupsi masih umum terjadi, terutama dalam bentuk suap menyuap. Namun di beberapa daerah terlihat tanda-tanda positif, yaitu tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap komitmen pemerintah daerah dalam memberantas korupsi (misalnya di daerah Palangkaraya dan Larantuka). Kepercayaan yang begitu besar sebaiknya dimanfaatkan sebagai peluang bagi aparat setempat untuk memperbaiki kinerjanya di masa depan. Dalam hal tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan publik, meskipun terlihat ada peningkatan dibanding dengan hasil survei 2004, terlihat dari pernyataan-pernyataan lepas yang dikeluarkan oleh responden bahwa sebenarnya kondisi belum terlalu banyak berubah. Perubahan yang terjadi, diakui oleh beberapa orang, justru mengarah pada semakin canggihnya praktek korupsi di masyarakat. Adapun harapan masyarakat terhadap perbaikan demi mengurangi praktek korupsi di masyarakat, masih bertumpu pada lembaga-lembaga terkait, seperti kejaksaan dan KPK. Mereka juga mengusulkan agar pemerintah bertindak tegas dalam memberikan hukuman terhadap koruptor, seperti hukuman seumur hidup dan denda bahkan sampai hukuman mati untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku korupsi. Pada akhirnya pengukuran Indeks Persepsi Korupsi dan penilaian kinerja institusi ini diharapkan dapat memicu pemerintah daerah dan pejabat publik lainnya dalam memberantas korupsi, sehingga dapat meningkatkan harapan masyarakat akan kehidupan ekonomi dan sosial yang lebih baik.
36
LAMPIRAN
37
38
KOTA BANDA ACEH Total Responden: 32 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
32
Total MNC
1
Total Lokal
31
Kecil (1 – 19 peg)
18
Menengah (20-99 peg)
13
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Transport Non Oil-Gas Manufacturing Private Service Construction Financial, Ownership and Business Services Others Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Oil and Gas Manufacturing Communication General Government Service
16 6 3 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
100.0
Pemda - GABUNGAN
84.4
PLN
40.6
Depnaker
37.5
PAM
28.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
25.0
Telkom dan layanannya
21.9
Diknas - GABUNGAN
18.8
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
18.8
Militer - GABUNGAN
12.5
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
12.5
Other Dept - GABUNGAN
9.4
BPOM BRR
9.4 6.3
DepHukum
6.3
Others BUMN - GABUNGAN
3.1
DPR/DPRD
3.1
Bea dan Cukai
3.1
KPPN
3.1
Ditjen Imigrasi
3.1
BPN
3.1 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
39
- Kontrak Bisnis NONE
71.9
Pemda - GABUNGAN
9.4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
9.4
BRR
6.3
Pengadilan
6.3
Other Dept GABUNGAN
3.1
Others BUMN GABUNGAN
3.1
Bea dan Cukai
3.1
Depnaker
3.1
Militer - GABUNGAN
3.1
Diknas - GABUNGAN
3.1 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.2)
28
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.8)
13
22 0
41
19 20
28 40
0
6 60
25 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
19
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
19
2006 (score=5)
0
25
20 Ya, Sangat berkomitmen
34
40
60
[10]
16
80
Ya, Agak berkomitmen
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
40
100 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
5.52
2
Telkom dan layanannya
-
6.57
3
PAM
-
5.00
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
5.00
5
Layanan Kesehatan Publik
-
4.48
6
Diknas
-
5.73
7
Pemda
-
4.37
8
BPN
-
6.36
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.21
10
Ditjen Imigrasi
-
6.15
11
DepHukum
-
4.79
12
Polri/Polisi
-
3.96
13
TNI/Militer
-
5.31
14
Depnaker
-
6.04
15
KPPN
-
6.57
16
Bea dan Cukai
-
6.15
17
Partai politik
-
3.85
18
DPR/DPRD
-
4.79
19
Pengadilan
-
5.42
20
Others BUMN
-
6.15
21
BPOM
-
6.46
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.04
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.84
24
BRR
-
3.64
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Banda Aceh (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi No.
Institusi
Jumlah yang berinteraksi korup
Jumlah interaksi
Diminta
Menawarkan
1
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
2
Pemda - GABUNGAN
3
PLN
41%
8%
0%
8%
4
Depnaker
38%
17%
8%
8%
100%
13%
13%
0%
84%
15%
11%
4%
41
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
41
47
34
Media
Polisi
9
3
LSM
9
3
6 3
Asosiasi Bisnis
Politikus 0 6
31
9
22
28
13
16
9
Tokoh keagamaan 06 3 senior
0
20
40 Pilihan-1
60 Pilihan-2
80
100
120
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Banda Aceh Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=3.8)
22 13
BUMN (score=4.5)
25 16
16
Swasta (score=4.9)
0
41
6 6
59 22
20
6 6
31 40
13 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
42
19
[7.5]
100
KOTA MEDAN Total Responden: 65 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total Total MNC Total Lokal Kecil (1 – 19 peg) Menengah (20-99 peg) Besar (100+ peg)
65 9 56 33 15 8
b. Menurut Sektor Usaha: SEKTOR Trade, Hotel and Restaurant Transport Non Oil-Gas Manufacturing Financial, Ownership and Business Services Communication Private Service Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Construction Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
30 10 9 8 3 3 1 1 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
92.3
Pemda - GABUNGAN
89.2
PLN
47.7
DepHukum
36.9
Depnaker
32.3
Telkom dan layanannya
32.3
Polri/Polisi - GABUNGAN
24.6
PAM
15.4
Bea dan Cukai
13.8
BPOM
12.3
Other Dept - GABUNGAN
9.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
9.2
BPN
6.2
Ditjen Imigrasi
4.6
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.6
Pengadilan
3.1
DPR/DPRD
3.1
Diknas - GABUNGAN
3.1
KPPN
1.5
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
43
100.0
- Kontrak Bisnis 78.5
NONE Other Dept - GABUNGAN
6.2
Diknas - GABUNGAN
6.2
Pemda - GABUNGAN
4.6
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
4.6
Telkom dan layanannya
4.6
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.1
PLN
3.1
Others BUMN - GABUNGAN
1.5
Depnaker
1.5
DepHukum
1.5
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
1.5
BPN
1.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4)
23
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.2)
18
20 0
43
17
5 11
46
20
40
8
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
9 100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
17
2006 (score=5.7)
0
42
20
Ya, Sangat berkomitmen
38
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
44
3
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
4.93
2.87
2
Telkom dan layanannya
6.04
7.08
3
PAM
5.31
5.94
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.06
4.90
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.16
6
Diknas
-
6.50
7
Pemda
-
5.28
8
BPN
-
6.14
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
4.25
6.51
-
5.83
11
DepHukum
4.30
6.41
12
Polri/Polisi
-
5.08
13
TNI/Militer
-
6.21
14
Depnaker
4.44
5.74
15
KPPN
-
6.62
16
Bea dan Cukai
3.72
5.38
17
Partai politik
3.91
4.36
18
DPR/DPRD
3.48
4.87
19
Pengadilan
3.14
4.20
20
Others BUMN
-
6.36
21
BPOM
4.64
6.26
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.67
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.56
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Medan (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Interaksi korupsi No .
1 2 3 4 5
Institusi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN PLN DepHukum Telkom dan layanannya
Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraks i korup
92% 89% 48% 37% 32%
28% 48% 42% 33% 48%
45
Bagaimana praktik suap terjadi Diminta
23% 45% 42% 33% 33%
Menawarka n
5% 3% 0% 0% 14%
6 7 8
Depnaker Polri/Polisi - GABUNGAN PAM
32% 25% 15%
29% 44% 50%
29% 44% 50%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang minimal 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
25
11
20
LSM
25
18
Asosiasi Bisnis
Polisi
15
Media
14
Tokoh keagamaan senior
6
20
14
17
5
15
9
29
8
14
10
20
25
Politikus 2 5 2
0
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Medan Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
23
Pemerintah (score=3)
43
15
BUMN (score=3.5)
46
17
Swasta (score=4.3)
0
25 26
22 20
82 9 3
42 40
14
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
46
[7.5]
6 100
0% 0% 0%
KABUPATEN SOLOK Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
32
Menengah (20-99 peg)
1
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant
21
Private Service
5
Non Oil-Gas Manufacturing
3
Communication
2
Construction
1
Transport
1
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik 72.7
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. 63.6
Pemda - GABUNGAN 42.4
Telkom dan layanannya
36.4
PLN 18.2
PAM
15.2
Others BUMN - GABUNGAN BPOM
9.1
DepHukum
9.1
Depnaker
6.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
6.1
BPN
6.1 6.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN Bea dan Cukai
3.0
Ditjen Imigrasi
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
47
- Kontrak Bisnis NONE
69.7
Pemda - GABUNGAN
21.2
Diknas - GABUNGAN
21.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.1
PAM
6.1
Other Dept GABUNGAN
3.0
DPR/DPRD
3.0
Militer - GABUNGAN
3.0
Polri/Polisi GABUNGAN
3.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.0
Telkom dan layanannya
3.0
PLN
3.0 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=5.2)
9
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.3)
24
18 0
24
24 20
33
24 40
33 60
0
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
9
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
36
2006 (score=7)
0
20 Ya, Sangat berkomitmen
36
40
21
60
[10]
80
Ya, Agak berkomitmen
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
48
3
100 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.23
5.56
2
Telkom dan layanannya
6.04
6.67
3
PAM
5.32
6.37
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.68
5.73
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.76
6
Diknas
-
5.94
7
Pemda
-
6.06
8
BPN
-
6.46
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.23
6.27
-
5.84
11
DepHukum
6.22
5.92
12
Polri/Polisi
-
5.56
13
TNI/Militer
-
6.67
14
Depnaker
5.14
6.37
15
KPPN
-
6.35
16
Bea dan Cukai
4.68
6.22
17
Partai politik
3.69
5.66
18
DPR/DPRD
4.68
5.76
19
Pengadilan
5.05
4.90
20
Others BUMN
-
6.77
21
BPOM
5.86
6.47
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.30
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.18
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Kabupaten Solok (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi No.
1 2 3 4
Institusi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN Telkom dan layanannya PLN
Jumlah interaksi 73% 64% 42% 36%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10]
49
Jumlah yang berinteraksi korup 0% 14% 0% 8%
Diminta
0% 5% 0% 0%
Menawarkan
0% 10% 0% 8%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi 39
Asosiasi Bisnis
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
21
24
21
Polisi
12
18
LSM
12
18
3
Media
Tokoh keagamaan senior
9
3 3
Politikus 0 3
6
12
33
9
12
12
9
0
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Kabupaten Solok Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=4.7)
12 6
BUMN (score=4.8)
9
Swasta (score=4.7)
0
30
24
33
30
27
36
20
40
24 24 21 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
50
[7.5]
9 6 6 100
KABUPATEN TANAH DATAR Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
27
Menengah (20-99 peg)
5
Besar (100+ peg)
1
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant
20
Non Oil-Gas Manufacturing
6
Private Service
3
Construction
2
Transport
1
Communication
1
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
84.8 63.6
Pemda - GABUNGAN Telkom dan layanannya
24.2
PLN
24.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
18.2
PAM
18.2
BPOM
15.2
DepHukum
15.2
Polri/Polisi - GABUNGAN
12.1
BPN
12.1
Others BUMN - GABUNGAN
9.1
Depnaker
9.1
Ditjen Imigrasi
9.1
Other Dept - GABUNGAN
6.1
Diknas - GABUNGAN
6.1 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
51
- Kontrak Bisnis NONE
60.6
Pemda - GABUNGAN
27.3
Diknas - GABUNGAN
9.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
9.1
Pengadilan
6.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.1
Others BUMN GABUNGAN
3.0
Polri/Polisi GABUNGAN
3.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.8)
18
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.4)
12
12
39
18
0
18
58
20
40
6 6
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
12
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
39
2006 (score=7.7)
0
45
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
9 0
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
52
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
4.59
5.76
2
Telkom dan layanannya
6.22
6.37
3
PAM
5.00
6.47
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.50
5.96
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.36
6
Diknas
-
5.76
7
Pemda
-
6.06
8
BPN
-
5.76
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
4.77
5.76
-
6.15
11
DepHukum
5.41
5.86
12
Polri/Polisi
-
5.15
13
TNI/Militer
-
6.06
14
Depnaker
5.68
5.96
15
KPPN
-
6.25
16
Bea dan Cukai
3.92
5.66
17
Partai politik
3.96
5.66
18
DPR/DPRD
3.51
5.52
19
Pengadilan
3.98
4.95
20
Others BUMN
-
5.96
21
BPOM
5.56
6.16
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.66
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.73
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Kabupaten Tanah Datar (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Interaksi korupsi No.
1 2
Institusi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN
Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
85% 64%
14% 14%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10]
53
Bagaimana praktik suap terjadi Diminta
4% 10%
Menawarkan
11% 5%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
LSM
27
Asosiasi Bisnis
24
24
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
18
21
Polisi
6
Media
3
Politikus 0 6
0
3
9
30
18
Tokoh keagamaan senior
18
9
21
15
9
9
21
6
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Kabupaten Tanah Datar Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di Pemerintah (score=4.3)
BUMN (score=5.4)
Swasta (score=5.3)
9 3
27 18
3
42 36
21
0
12 3 33
42 20
40
27 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
54
3
[7.5]
6 100
KOTA PADANG Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
21
Menengah (20-99 peg)
6
Besar (100+ peg)
6
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant
19
Private Service
5
Non Oil-Gas Manufacturing
3
Financial, Ownership and Business Services
2
Mining and Quarrying
1
Construction
1
Transport
1
Communication
1
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
81.8 75.8
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Telkom dan layanannya
48.5
PLN
36.4
Polri/Polisi - GABUNGAN
33.3
PAM
27.3 21.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN Others BUMN - GABUNGAN
12.1
Depnaker
12.1
DepHukum
12.1
Diknas - GABUNGAN BPN
9.1 6.1
Other Dept - GABUNGAN
3.0
Pengadilan
3.0
Militer - GABUNGAN
3.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
55
- Kontrak Bisnis 63.6
NONE 27.3
Pemda - GABUNGAN 15.2
Diknas - GABUNGAN Other Dept - GABUNGAN
9.1
DPR/DPRD
9.1 6.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb. Others BUMN - GABUNGAN
3.0
KPPN
3.0
Depnaker
3.0
Militer - GABUNGAN
3.0
Polri/Polisi - GABUNGAN
3.0
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.0
PLN
3.0 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4)
21
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.2)
21
18
39
18
0
12
48
20
40
6
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
6
9 100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
55
2006 (score=7.9)
0
20
Ya, Sangat berkomitmen
24
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
18
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
56
0
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.32
4.55
2
Telkom dan layanannya
7.09
6.47
3
PAM
6.31
5.66
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.17
5.56
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.66
6
Diknas
-
5.86
7
Pemda
-
5.15
8
BPN
-
5.56
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.53
5.66
-
5.66
11
DepHukum
5.53
5.25
12
Polri/Polisi
-
4.95
13
TNI/Militer
-
6.47
14
Depnaker
6.10
5.76
15
KPPN
-
6.35
16
Bea dan Cukai
4.54
5.81
17
Partai politik
4.82
4.79
18
DPR/DPRD
5.04
5.10
19
Pengadilan
5.18
4.06
20
Others BUMN
-
6.06
21
BPOM
6.38
5.84
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.92
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.02
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Padang (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Interaksi korupsi No.
1 2 3 4 5
Institusi
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Telkom dan layanannya PLN Polri/Polisi - GABUNGAN
82%
Jumlah yang berinteraksi korup 41%
76% 48% 36% 33%
16% 19% 25% 36%
Jumlah interaksi
57
Bagaimana praktik suap terjadi Diminta
Menawarkan
19%
22%
12% 6% 0% 36%
4% 13% 25% 0%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi Asosiasi Bisnis
30
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
24
24
Media
21
21
Polisi
9
Tokoh keagamaan senior
9
LSM 3
Politikus
12
18
12
27
3
12
18
12
12
24
303
0
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Padang Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di Pemerintah (score=3.9)
15
BUMN (score=4.4)
15
24 21
21
Swasta (score=3.9)
0
52
9 0
39 21
20
21 39
40
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
58
15
[7.5]
3 3 100
KOTA BATAM Total Responden: 67 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total Total MNC Total Lokal Kecil (1 – 19 peg) Menengah (20-99 peg) Besar (100+ peg)
67 11 56 33 18 5
b. Menurut Sektor Usaha: SEKTOR Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Communication Transport Electricity, Gas and Water Supply Construction Financial, Ownership and Business Services Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
26 11 10 7 4 3 3 3 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
98.5
Pemda - GABUNGAN
68.7 58.2
Telkom dan layanannya
55.2
PLN Depnaker
43.3
Bea dan Cukai
35.8 32.8
Ditjen Imigrasi PAM
32.8
Polri/Polisi - GABUNGAN
26.9
Diknas - GABUNGAN
23.9 19.4
DepHukum Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
16.4
Others BUMN - GABUNGAN
10.4 9.0
DPR/DPRD
6.0
BPOM BPN
6.0
Militer - GABUNGAN
4.5
Proyek yang dibiayai World Bank
1.5
Pengadilan
1.5
Partai politik
1.5
KPPN
1.5
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
1.5 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
59
- Kontrak Bisnis NONE
68.7
Telkom dan layanannya
10.4
Pemda - GABUNGAN
9.0
Others BUMN - GABUNGAN
7.5
PLN
6.0
Agen Pemerintah - GABUNGAN
3.0
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
Other Dept - GABUNGAN
1.5
DPR/DPRD
1.5
DepHukum
1.5
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
1.5
PAM
1.5
0.0
10.0 20.0
30.0
40.0 50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.1)
24
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.4)
21 0
Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
18
31
16
24
33
20
40
3
27 60
3
80
100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
21
2006 (score=5.1)
0
24
20
Ya, Sangat berkomitmen
39
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
15
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
60
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
3.39
5.57
2
Telkom dan layanannya
5.41
6.67
3
PAM
3.78
5.62
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.39
4.23
5
Layanan Kesehatan Publik
-
4.83
6
Diknas
-
5.27
7
Pemda
-
4.93
8
BPN
-
5.46
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.71
5.37
-
5.00
11
DepHukum
3.71
5.00
12
Polri/Polisi
-
4.03
13
TNI/Militer
-
6.07
14
Depnaker
3.77
5.82
15
KPPN
-
5.82
16
Bea dan Cukai
3.02
4.43
17
Partai politik
3.14
4.48
18
DPR/DPRD
3.39
4.95
19
Pengadilan
2.89
4.44
20
Others BUMN
-
5.51
21
BPOM
3.52
4.90
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.44
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.52
-
0.00
24 BRR Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Batam (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi No.
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN Telkom dan layanannya PLN Depnaker Bea dan Cukai PAM
Jumlah yang berinteraksi korup
Jumlah interaksi 99% 69% 58% 55% 43% 36% 33%
12% 30% 8% 8% 21% 17% 18%
61
Diminta
11% 28% 3% 3% 21% 17% 9%
Menawarkan
2% 2% 5% 5% 0% 0% 9%
8 9 10 11 12
Ditjen Imigrasi Polri/Polisi - GABUNGAN Diknas - GABUNGAN DepHukum Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN
33% 27% 24% 19%
55% 72% 50% 15%
55% 67% 6% 15%
0% 6% 44% 0%
16%
0%
0%
0%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang minimal 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
27
Asosiasi Bisnis
27
Media
24
21
21
18
24
Polisi
12
12
LSM
9
18
Politikus
19
25
12
16
3 01
Tokoh keagamaan 11 6 senior
0
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
62
50 Pilihan-3
60
70
80
5. Situasi Pekerjaan di Batam Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=3.3)
21
37
15
BUMN (score=3.8)
10
Swasta (score=4.8)
0
30
36
34
21 20
12 0
39 40
25 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
63
13 1
[7.5]
4 100
KOTA PEKAN BARU Total Responden: 37 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
37
Total MNC
3
Total Lokal
34
Kecil (1 – 19 peg)
20
Menengah (20-99 peg)
9
Besar (100+ peg)
5
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant
21
Financial, Ownership and Business Services
5
Private Service
5
Construction
2
Non Oil-Gas Manufacturing
2
Mining and Quarrying
1
Transport
1
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
91.9
PLN
81.1
Telkom dan layanannya
67.6
Pemda - GABUNGAN
64.9
Polri/Polisi - GABUNGAN
35.1
Depnaker
29.7
DepHukum
13.5
BPN
13.5
Others BUMN - GABUNGAN
10.8
BPOM
8.1
Militer - GABUNGAN
8.1
Diknas - GABUNGAN
8.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
8.1
PAM
8.1
KPPN
5.4
Ditjen Imigrasi
5.4
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
5.4
Other Dept - GABUNGAN
2.7
Pengadilan
2.7
DPR/DPRD
2.7
Bea dan Cukai
2.7 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
64
100.0
- Kontrak Bisnis NONE
48.6
Pemda - GABUNGAN
27.0
Depnaker
13.5
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
13.5
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
13.5
Diknas - GABUNGAN
10.8
PLN
10.8
Others BUMN - GABUNGAN
8.1
Telkom dan layanannya
8.1
Other Dept - GABUNGAN
5.4
DPR/DPRD
5.4
BPN
5.4
Agen Pemerintah - GABUNGAN
2.7
BPOM
2.7
Pengadilan
2.7
Bea dan Cukai
2.7
Polri/Polisi - GABUNGAN
2.7
DepHukum
2.7
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.4)
35
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3.8)
35 0
Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
16
14
20
40
32
11 5
22
24
60
80
5 100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
32
2006 (score=6.1)
0
22
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
43
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
65
3
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
2.38
4.23
2
Telkom dan layanannya
4.28
6.13
3
PAM
3.25
4.50
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
2.54
5.23
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.14
6
Diknas
-
5.41
7
Pemda
-
4.14
8
BPN
-
5.59
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.09
5.59
-
5.32
11
DepHukum
2.86
5.05
12
Polri/Polisi
-
3.60
13
TNI/Militer
-
5.59
14
Depnaker
3.02
5.41
15
KPPN
-
6.04
16
Bea dan Cukai
2.78
4.87
17
Partai politik
2.30
3.96
18
DPR/DPRD
2.78
4.68
19
Pengadilan
2.46
4.23
20
Others BUMN
-
5.32
21
BPOM
3.65
5.95
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.32
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.68
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Pekan baru (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi No.
Institusi
Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Diminta
Menawarkan
1
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
92%
44%
41%
3%
2
PLN
81%
33%
33%
0%
3
Telkom dan layanannya
68%
12%
12%
0%
4
Pemda - GABUNGAN
65%
67%
63%
4%
5
Polri/Polisi - GABUNGAN
35%
69%
54%
15%
6
Depnaker
30%
9%
9%
0%
66
b. Kontrak Bisnis No.
Institusi
Jumlah interaksi 1
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
Pemda - GABUNGAN
27%
Jumlah yang berinteraksi korup 50%
Diminta 50%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
43
Asosiasi Bisnis
16
22
Media
22
16
11
Polisi
8
11
11
3
Politikus 0
Tokoh keagamaan 03 senior
11
19
LSM
14
32
19
16
16
5
0
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Pekan baru Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di Pemerintah (score=3.1)
32
19
19
BUMN (score=3.9)
24
16
Swasta (score=4.8)
0
30 30
19 20
16
32 40
22 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
67
14 0
[7.5]
3 11 100
Menawarkan 0%
KOTA PALEMBANG Total Responden: 34 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
34
Total MNC
2
Total Lokal
32
Kecil (1 – 19 peg)
20
Menengah (20-99 peg)
8
Besar (100+ peg)
4
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant
20
Private Service
6
Communication
4
Non Oil-Gas Manufacturing
2
Construction
1
Transport
1
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
97.1
PLN
91.2
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
82.4
Telkom dan layanannya
58.8
PAM
55.9
DepHukum
52.9
Depnaker
44.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
41.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
32.4
Diknas - GABUNGAN
29.4
BPOM
23.5
DPR/DPRD
14.7
Ditjen Imigrasi
11.8
BPN
11.8
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
11.8
Pengadilan
5.9
Bea dan Cukai
5.9
Others BUMN - GABUNGAN
2.9
Militer - GABUNGAN
2.9 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
68
120.0
- Kontrak Bisnis NONE
70.6
Diknas - GABUNGAN
17.6
Pemda - GABUNGAN
14.7
Other Dept GABUNGAN
8.8
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
8.8
Others BUMN GABUNGAN
5.9
Telkom dan layanannya
5.9
Depnaker
2.9
Polri/Polisi GABUNGAN
2.9
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
2.9
PAM
2.9 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.7)
18
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4)
29
15
41
21
0
53
20
40
12 0
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
12 0
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
24
2006 (score=6.1)
0
41
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
29
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
69
6
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
7.00
5.39
2
Telkom dan layanannya
7.33
6.18
3
PAM
6.08
5.39
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.90
4.41
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.30
6
Diknas
-
5.49
7
Pemda
-
4.21
8
BPN
-
4.51
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
4.50
4.80
-
5.39
11
DepHukum
5.83
5.20
12
Polri/Polisi
-
4.02
13
TNI/Militer
-
5.59
14
Depnaker
6.50
4.80
15
KPPN
-
5.49
16
Bea dan Cukai
3.42
4.80
17
Partai politik
3.60
5.00
18
DPR/DPRD
3.68
4.41
19
Pengadilan
5.67
3.72
20
Others BUMN
-
5.10
21
BPOM
7.09
5.30
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
4.90
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.10
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Palembang (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik Interaksi korupsi No.
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
Pemda - GABUNGAN PLN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Telkom dan layanannya PAM DepHukum Depnaker
Bagaimana praktik suap terjadi
Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
97% 91%
39% 42%
36% 39%
3% 3%
82% 59% 56% 53% 44%
21% 25% 37% 6% 27%
21% 25% 37% 6% 27%
0% 0% 0% 0% 0%
70
Diminta
Menawarkan
8 9 10
Polri/Polisi - GABUNGAN Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Diknas - GABUNGAN
41%
71%
64%
7%
32% 29%
9% 30%
0% 30%
9% 0%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
35
LSM
21
Asosiasi Bisnis
21
Media
21
18
Tokoh keagamaan senior
21
9
21
18
Polisi 3
9
29
21
29
15
3 30
Politikus 0 6
0
10
20
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
90
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Palembang Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di Pemerintah (score=3.7)
3
BUMN (score=4.2)
3
53 38
6
Swasta (score=4.6)
38 47
21
0
20
60 12 0
62 40
9 3
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
71
[7.5]
100
KOTA DKI JAKARTA Total Responden: 333 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
333
Total MNC
74
Total Lokal
259
Kecil (1 – 19 peg)
155
Menengah (20-99 peg)
66
Besar (100+ peg)
38
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Private Service Financial, Ownership and Business Services Transport Communication Construction Mining and Quarrying Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Oil and Gas Manufacturing Electricity, Gas and Water Supply General Government Service Others
166 52 40 29 18 9 8 4 2 2 1 1 1
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik 78.4
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
70.9
Pemda - GABUNGAN
64.0
PLN
62.5
Telkom dan layanannya 34.5
Polri/Polisi - GABUNGAN
31.8
DepHukum
30.6
PAM
24.3
Ditjen Imigrasi
18.3
Depnaker
16.8
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
16.5
Bea dan Cukai
11.1
BPN Others BUMN - GABUNGAN
8.1
BPOM
7.2
Diknas - GABUNGAN
7.2
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.9
Pengadilan Other Dept - GABUNGAN
5.4 3.3
Militer - GABUNGAN
3.3
Agen Pemerintah - GABUNGAN
3.0
DPR/DPRD
2.1
KPPN
2.1
Partai politik
1.5
Proyek yang dibiayai negara donor lain
1.2
Others - GABUNGAN
0.9
Proyek yang dibiayai World Bank
0.6 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
72
- Kontrak Bisnis NONE
67.3
Others BUMN - GABUNGAN
8.7
Other Dept - GABUNGAN
6.9
Pemda - GABUNGAN
6.6
Telkom dan layanannya PLN
6.3 5.7
Diknas - GABUNGAN
5.4
Bea dan Cukai
5.1
Polri/Polisi - GABUNGAN Depnaker
4.2
5.1
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
3.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.3
Militer - GABUNGAN
2.7
PU, pekerjaan umum, jalan dsb. DPR/DPRD
2.1 1.8
Agen Pemerintah - GABUNGAN
1.5
Pengadilan
1.5
Partai politik DepHukum
1.5
Others - GABUNGAN
1.2
Ditjen Imigrasi
1.2
BPOM
0.9
BPN Proyek yang dibiayai World Bank
0.9 0.6
KPPN
0.6
1.5
PAM
0.6
Proyek yang dibiayai negara donor lain
0.3 0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.4)
24
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3.6)
23 0
30
35
25 20
40
40
60
8 3 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
8 2
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
9
2006 (score=5.1)
0
43
20
Ya, Sangat berkomitmen
34
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
11
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
73
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.20
5.73
2
Telkom dan layanannya
5.75
6.33
3
PAM
5.03
5.44
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.93
5.08
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.42
6
Diknas
-
5.47
7
Pemda
-
4.30
8
BPN
-
5.28
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.29
4.92
-
5.06
11
DepHukum
4.29
5.26
12
Polri/Polisi
-
4.47
13
TNI/Militer
-
5.83
14
Depnaker
4.00
5.15
15
KPPN
-
5.91
16
Bea dan Cukai
3.38
4.18
17
Partai politik
3.29
4.32
18
DPR/DPRD
3.47
4.49
19
Pengadilan
2.85
3.82
20
Others BUMN
-
5.28
21
BPOM
5.22
5.93
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.75
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.76
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di DKI Jakarta (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
1 2 3 4 5 6
Institusi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN PLN Telkom dan layanannya Polri/Polisi - GABUNGAN DepHukum
Interaksi korupsi
Bagaimana praktik suap terjadi
Jumlah interaks i
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
78% 71% 64% 62% 35% 32%
24% 51% 29% 20% 63% 30%
21% 47% 18% 12% 53% 26%
2% 4% 10% 8% 10% 4%
74
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PAM Ditjen Imigrasi Depnaker Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Bea dan Cukai BPN Others BUMN - GABUNGAN Diknas - GABUNGAN BPOM PU, pekerjaan umum, jalan dsb. Pengadilan Militer - GABUNGAN Other Dept - GABUNGAN Agen Pemerintah - GABUNGAN
31% 24% 18%
17% 54% 49%
10% 51% 46%
7% 4% 3%
17% 17% 11% 8% 7% 7% 7% 5% 3% 3% 3%
13% 42% 54% 19% 25% 33% 26% 39% 55% 36% 30%
5% 42% 51% 11% 17% 21% 22% 39% 45% 36% 30%
7% 0% 3% 7% 8% 13% 4% 0% 9% 0% 0%
b. Kontrak Bisnis No.
Institusi
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
1Others BUMN - GABUNGAN 2Other Dept - GABUNGAN 3Pemda - GABUNGAN 4Telkom dan layanannya 5PLN 6Diknas - GABUNGAN 7Polri/Polisi - GABUNGAN 8Bea dan Cukai 9Depnaker 10Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN 11Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
9% 7% 7% 6% 6% 5% 5% 5% 4% 3% 3%
75
Jumlah yang berinteraksi korup 48% 43% 55% 57% 74% 61% 71% 71% 57% 27% 55%
Diminta Menawarkan 38% 35% 55% 43% 47% 33% 53% 71% 50% 18% 36%
10% 9% 0% 14% 26% 28% 18% 0% 7% 9% 18%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
44
22
Asosiasi Bisnis
14
12
Media
LSM
10
Polisi
8
23
13
13
22
26
20
24
16
11
Politikus 2 1 3
Tokoh keagamaan 22 senior
8
0
10
20
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
90
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di DKI Jakarta Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=2.8)
24
45
23
BUMN (score=2.9)
44
13
Swasta (score=4.3)
0
28 20
23
51
29
40
39 40
15
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
76
[7.5]
5 100
KOTA BEKASI Total Responden: 60 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
60
Total MNC
10
Total Lokal
50
Kecil (1 – 19 peg)
30
Menengah (20-99 peg)
15
Besar (100+ peg)
5
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Private Service Transport Communication Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Construction Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
27 12 9 5 5 1 1 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
75.0
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
61.7 60.0
PLN
56.7
Telkom dan layanannya 36.7
Polri/Polisi - GABUNGAN DepHukum
21.7
Depnaker
18.3 18.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN Ditjen Imigrasi
15.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
15.0
PAM
15.0
Bea dan Cukai
11.7 11.7
BPN
10.0
Militer - GABUNGAN
6.7
KPPN BPOM
5.0
Others BUMN - GABUNGAN
5.0 5.0
Diknas - GABUNGAN
3.3
Pengadilan
1.7
Other Dept - GABUNGAN 0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
77
- Kontrak Bisnis NONE
63.3
Pemda - GABUNGAN
16.7
Diknas - GABUNGAN
11.7
Polri/Polisi - GABUNGAN
10.0
Militer - GABUNGAN
8.3
Telkom dan layanannya
8.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.7
Others BUMN - GABUNGAN
5.0
PLN
5.0
Depnaker
3.3
Others - GABUNGAN
1.7
Other Dept - GABUNGAN
1.7
Pengadilan
1.7
Partai politik
1.7
BPN
1.7
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
1.7 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.2)
18
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4)
20
22
38
23
0
20
18
40 40
12 5
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
3
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
5
2006 (score=4.7)
0
37
33
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
12
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
78
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.20
5.31
2
Telkom dan layanannya
5.96
5.72
3
PAM
4.39
5.50
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.74
4.94
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.48
6
Diknas
-
5.29
7
Pemda
-
4.89
8
BPN
-
5.42
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.84
4.92
-
5.58
11
DepHukum
4.44
5.42
12
Polri/Polisi
-
4.44
13
TNI/Militer
-
5.56
14
Depnaker
3.68
5.11
15
KPPN
-
5.85
16
Bea dan Cukai
3.18
4.67
17
Partai politik
3.84
5.26
18
DPR/DPRD
3.69
4.48
19
Pengadilan
2.88
4.17
20
Others BUMN
-
5.63
21
BPOM
4.54
5.76
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.78
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.56
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Bekasi (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5 6
Institusi
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Polri/Polisi - GABUNGAN DepHukum
Interaksi korupsi
Bagaimana praktik suap terjadi
Jumlah interaks i
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
75%
40%
36%
4%
62% 60% 57% 37% 22%
19% 25% 15% 50% 38%
16% 17% 9% 45% 31%
3% 8% 6% 5% 8%
79
7 8
Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Depnaker
18% 18%
0% 36%
0% 27%
0% 9%
b. Kontrak Bisnis No.
Institusi
Jumlah interaksi 1
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
Pemda - GABUNGAN
Jumlah yang berinteraksi korup
17%
40%
Diminta
Menawarkan
20%
20%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Polisi
3 3
22
13
8
Tokoh keagamaan senior
35
27
10
LSM
3
13
18
Media
18
13
22
Asosiasi Bisnis
7
30
37
5
Politikus 20 7
0
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Bekasi Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
23
Pemerintah (score=3)
45
18
BUMN (score=3.1)
8
Swasta (score=4.7)
48 30
0
20
35 40
25
52
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
80
8 2
17
60
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
20
[7.5]
8 100
KOTA CILEGON Total Responden: 59 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
59
Total MNC
4
Total Lokal
55
Kecil (1 – 19 peg)
32
Menengah (20-99 peg)
16
Besar (100+ peg)
7
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Communication Transport Private Service Others Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Construction Oil and Gas Manufacturing General Government Service
31 11 6 3 3 2 1 1 1 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
67.8
Telkom dan layanannya
67.8
PLN
66.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
33.9
Polri/Polisi - GABUNGAN
32.2
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
30.5
PAM
18.6
DepHukum
13.6
Depnaker
11.9
Bea dan Cukai
10.2
Ditjen Imigrasi
6.8
BPN Others BUMN - GABUNGAN PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.8 5.1 5.1
Pengadilan
3.4
Militer - GABUNGAN
3.4
Diknas - GABUNGAN
3.4
Proyek yang dibiayai negara donor lain
1.7
BPOM
1.7
KPPN
1.7
0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
81
- Kontrak Bisnis NONE
88.1
Others BUMN GABUNGAN
5.1
Pemda - GABUNGAN
5.1
PLN
5.1
Other Dept GABUNGAN
3.4
Diknas - GABUNGAN
3.4
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.4
Polri/Polisi GABUNGAN
1.7
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
1.7
Telkom dan layanannya
1.7 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.1)
27
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3.4)
32
24 0
31
25 20
41
40
60
10 0 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
8 2
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
15
2006 (score=5)
0
27
20 Ya, Sangat berkomitmen
49
40
60
[10]
8
80
Ya, Agak berkomitmen
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
82
100 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
4.81
5.82
2
Telkom dan layanannya
5.93
6.50
3
PAM
4.81
5.48
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.66
4.58
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.54
6
Diknas
-
5.65
7
Pemda
-
4.86
8
BPN
-
5.59
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
4.13
5.20
-
5.20
11
DepHukum
4.55
5.76
12
Polri/Polisi
-
4.86
13
TNI/Militer
-
5.54
14
Depnaker
4.71
5.37
15
KPPN
-
5.88
16
Bea dan Cukai
4.02
4.35
17
Partai politik
4.28
4.01
18
DPR/DPRD
4.07
4.18
19
Pengadilan
3.81
4.01
20
Others BUMN
-
5.54
21
BPOM
4.44
5.59
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.03
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.14
-
0.00
24 BRR Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Cilegon (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
Telkom dan layanannya Pemda - GABUNGAN PLN Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Polri/Polisi - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PAM
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
68% 68% 66%
10% 30% 13%
8% 28% 13%
3% 3% 0%
34% 32%
10% 53%
5% 53%
5% 0%
31% 19%
11% 9%
11% 9%
0% 0%
83
Menawarka n
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
42
LSM
15
Polisi
14
Asosiasi Bisnis
14
Media
19
Politikus
3
10
15
17
19
5
7
5
0
12
20
24
7
Tokoh keagamaan senior
12
20
12
8
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Cilegon Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=2.8)
39
27
31
BUMN (score=3.4)
24
24
Swasta (score=4.2)
0
20
15 20
27
17
34 40
24
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
84
12 2
[7.5]
2 3 100
KOTA TANGERANG Total Responden: 61 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
61
Total MNC
9
Total Lokal
52
Kecil (1 – 19 peg)
32
Menengah (20-99 peg)
14
Besar (100+ peg)
6
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Transport Financial, Ownership and Business Services Communication Electricity, Gas and Water Supply Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Construction Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
33 10 8 4 3 2 1 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
88.5
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
78.7 68.9
PLN
60.7
Telkom dan layanannya Polri/Polisi - GABUNGAN
31.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
18.0 16.4
DepHukum Depnaker
14.8
Ditjen Imigrasi
11.5
BPN
11.5 11.5
PAM Bea dan Cukai
9.8
Militer - GABUNGAN Diknas - GABUNGAN Other Dept - GABUNGAN Others BUMN - GABUNGAN
4.9 4.9 3.3 3.3
Proyek yang dibiayai negara donor lain
1.6
Proyek yang dibiayai World Bank
1.6
BPOM
1.6
Pengadilan
1.6
KPPN
1.6
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
1.6 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
85
- Kontrak Bisnis NONE
90.2
Other Dept GABUNGAN
4.9
Others BUMN GABUNGAN
3.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.3
Telkom dan layanannya
3.3
PLN
3.3
DPR/DPRD
1.6
KPPN
1.6
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
1.6
Pemda - GABUNGAN
1.6
Diknas - GABUNGAN
1.6 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.7)
15
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3.9)
28
10
52
28
0
59
20
40
60
30 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
50
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
15
2006 (score=5.9)
0
54
20
Ya, Sangat berkomitmen
23
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
86
7
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
4.75
5.85
2
Telkom dan layanannya
5.22
6.18
3
PAM
4.51
5.73
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.36
5.25
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.89
6
Diknas
-
5.93
7
Pemda
-
5.03
8
BPN
-
5.81
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.57
5.08
-
5.33
11
DepHukum
4.54
5.41
12
Polri/Polisi
-
4.48
13
TNI/Militer
-
5.93
14
Depnaker
4.01
5.61
15
KPPN
-
5.79
16
Bea dan Cukai
3.23
4.53
17
Partai politik
3.97
4.69
18
DPR/DPRD
4.01
4.92
19
Pengadilan
3.33
4.29
20
Others BUMN
-
5.65
21
BPOM
4.68
5.95
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.24
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.30
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Tangerang (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Diminta
Menawarkan
89% 79% 69% 61% 31%
13% 10% 24% 16% 37%
11% 10% 14% 3% 32%
2% 0% 10% 14% 5%
18% 16%
9% 20%
0% 10%
9% 10%
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Polri/Polisi - GABUNGAN Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN DepHukum
87
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang minimal 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
48
Asosiasi Bisnis
13
LSM
11
Polisi
8
Media
8
Tokoh keagamaan senior
10
18
20
8
21
23
23
10
18
23
5 02
Politikus 2 3
8
0
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
80
90
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Tangerang Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=2.9)
33 25
BUMN (score=3.1)
13
Swasta (score=4.8)
0
28 34
16 20
46 40
34
23
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
88
53
16 60
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
30
[7.5]
8 100
KOTA WONOSOBO Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
27
Menengah (20-99 peg)
6
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Non Oil-Gas Manufacturing Trade, Hotel and Restaurant Private Service Construction Transport Communication Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
15 13 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik PLN
60.6 48.5
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN
45.5
PAM
45.5 21.2
Telkom dan layanannya 9.1
BPOM Other Dept - GABUNGAN
6.1
Depnaker
6.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
6.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.1
Bea dan Cukai
3.0
DepHukum
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
89
70.0
- Kontrak Bisnis NONE
60.6 21.2
Pemda - GABUNGAN Diknas - GABUNGAN
18.2
Other Dept - GABUNGAN
12.1
Partai politik
6.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.1
Telkom dan layanannya
6.1
Others - GABUNGAN
3.0
Agen Pemerintah - GABUNGAN
3.0
Militer - GABUNGAN
3.0
Polri/Polisi - GABUNGAN
3.0
Ditjen Imigrasi
3.0
PAM
3.0
PLN
3.0 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.4)
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.5)
6
27
0
36
0
20
55
9 3
52 40
9 3
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
45
2006 (score=8.1)
0
20
Ya, Sangat berkomitmen
30
48
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
90
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
6.49
7.17
2
Telkom dan layanannya
6.76
7.58
3
PAM
6.04
6.77
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.86
5.25
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.26
6
Diknas
-
6.87
7
Pemda
-
5.76
8
BPN
-
6.67
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.41
6.16
-
6.06
11
DepHukum
6.04
5.66
12
Polri/Polisi
-
4.24
13
TNI/Militer
-
7.68
14
Depnaker
6.04
6.16
15
KPPN
-
6.57
16
Bea dan Cukai
5.59
5.76
17
Partai politik
4.68
5.46
18
DPR/DPRD
4.86
4.65
19
Pengadilan
4.23
4.14
20
Others BUMN
-
6.47
21
BPOM
6.58
7.17
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.97
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.57
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Wonosobo (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
1 2 3 4
Institusi
PLN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PAM Pemda - GABUNGAN
Interaksi korupsi Jumlah interaks i 61%
Jumlah yang berinteraksi korup 20%
48% 45% 45%
0% 0% 13%
91
Bagaimana praktik suap terjadi Dimint a
Menawarka n
10%
10%
0% 0% 0%
0% 0% 13%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Asosiasi Bisnis
39
LSM
33
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Media
Polisi 30
27
12
12
30
9
24
15
24
15
15
27
Politikus 03
6
Tokoh keagamaan 03 senior
0
10
20
30
40
Pilihan-1
50
60
Pilihan-2
70
80
90
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Wonosobo Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
12
Pemerintah (score=3)
6
BUMN (score=3.7)
Swasta (score=4.8)
55
33
39
3
55
36
0
20
0
33 40
21
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
92
0
[7.5]
6 100
KOTA SEMARANG Total Responden: 60 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
60
Total MNC
6
Total Lokal
54
Kecil (1 – 19 peg)
23
Menengah (20-99 peg)
19
Besar (100+ peg)
12
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Transport Non Oil-Gas Manufacturing Mining and Quarrying Financial, Ownership and Business Services Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Electricity, Gas and Water Supply Construction Oil and Gas Manufacturing Communication General Government Service Others
35 13 6 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik PLN
80.0
Telkom dan layanannya
78.3
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
58.3
PAM
58.3
Polri/Polisi - GABUNGAN
50.0
Pemda - GABUNGAN
40.0
DepHukum
28.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
13.3
Depnaker
10.0
Diknas - GABUNGAN
10.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
10.0
Others BUMN - GABUNGAN BPN
8.3 5.0
Other Dept - GABUNGAN
3.3
Proyek yang dibiayai World Bank
3.3
Bea dan Cukai
3.3
Agen Pemerintah - GABUNGAN
1.7
BPOM
1.7
DPR/DPRD
1.7
Militer - GABUNGAN
1.7
Ditjen Imigrasi
1.7 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
93
- Kontrak Bisnis 71.7
NONE 15.0
Pemda - GABUNGAN
10.0
Diknas - GABUNGAN
6.7
Others BUMN - GABUNGAN
6.7
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
5.0
Polri/Polisi - GABUNGAN
3.3
DPR/DPRD
3.3
PU, pekerjaan umum, jalan dsb. Other Dept - GABUNGAN
1.7
Pengadilan
1.7
Partai politik
1.7
Bea dan Cukai
1.7
Depnaker
1.7
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
1.7
BPN
1.7
Telkom dan layanannya
1.7
PLN
1.7 0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.6)
13
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.5)
17 0
22
40
15
45
20
40
17
17 60
7
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
8
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
27
2006 (score=6.7)
0
42
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
20
60 Ya, Agak berkomitmen
3
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
94
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.24
6.45
2
Telkom dan layanannya
5.72
6.95
3
PAM
5.24
6.61
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.30
6.67
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.72
6
Diknas
-
7.06
7
Pemda
-
6.67
8
BPN
-
6.78
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
4.34
6.00
-
6.61
11
DepHukum
4.76
6.56
12
Polri/Polisi
-
4.39
13
TNI/Militer
-
6.84
14
Depnaker
5.24
6.00
15
KPPN
-
7.34
16
Bea dan Cukai
4.58
6.00
17
Partai politik
3.99
6.33
18
DPR/DPRD
4.34
6.22
19
Pengadilan
3.93
5.28
20
Others BUMN
-
6.78
21
BPOM
6.07
7.28
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
7.28
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
7.17
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Semarang (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
Institusi
80% 78% 58%
Jumlah yang berinteraksi korup 79% 64% 63%
58% 50% 40% 28%
43% 67% 63% 76%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6 7
PLN Telkom dan layanannya PAM Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Polri/Polisi - GABUNGAN Pemda - GABUNGAN DepHukum
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
95
Dimint a
Menawarka n
35% 32% 23%
44% 32% 40%
31% 53% 54% 65%
11% 13% 8% 12%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
33
LSM
25
20
Polisi
15
Asosiasi Bisnis
13
Media
12
Tokoh keagamaan senior
5
15
18
15
18
12
15
20
3
17
25
7
Politikus 2 2 5
0
10
20
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Semarang Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
15
Pemerintah (score=4)
10
BUMN (score=4.3)
13
Swasta (score=4.5)
0
23
47
20
55
15 20
12 2 13 0
55 40
12 5
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
96
[7.5]
100
KOTA YOGYAKARTA Total Responden: 38 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
38
Total MNC
4
Total Lokal
34
Kecil (1 – 19 peg)
21
Menengah (20-99 peg)
8
Besar (100+ peg)
5
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Communication Transport Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Construction Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
22 10 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Telkom dan layanannya
86.8
PLN
86.8
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
81.6 76.3
Pemda - GABUNGAN 44.7
DepHukum
42.1
PAM Polri/Polisi - GABUNGAN
26.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
23.7
Depnaker
21.1 15.8
Bea dan Cukai
13.2
PU, pekerjaan umum, jalan dsb. Ditjen Imigrasi
10.5
BPN
10.5
Diknas - GABUNGAN Other Dept - GABUNGAN
10.5 7.9
BPOM
2.6
Others BUMN - GABUNGAN
2.6
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
97
100.0
- Kontrak Bisnis NONE
60.5
Diknas - GABUNGAN
18.4
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
15.8
DPR/DPRD
7.9
Pemda - GABUNGAN
7.9
Others BUMN - GABUNGAN
5.3
Partai politik
5.3
Other Dept - GABUNGAN
2.6
Pengadilan
2.6
Militer - GABUNGAN
2.6
Polri/Polisi - GABUNGAN
2.6
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
2.6
Telkom dan layanannya
2.6
PLN
2.6 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.7)
13
Menyuap agar kontrak dibayar (score=5.1)
11
58
11 5 0
11
63 20
13
40
60
8
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
8
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
26
2006 (score=7)
0
50
20 Ya, Sangat berkomitmen
40
13 3
60
[10]
80
Ya, Agak berkomitmen
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
98
100 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.73
5.97
2
Telkom dan layanannya
5.56
6.58
3
PAM
5.81
6.31
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.73
5.59
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.88
6
Diknas
-
7.02
7
Pemda
-
5.70
8
BPN
-
5.86
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.47
5.00
-
5.97
11
DepHukum
5.73
5.44
12
Polri/Polisi
-
3.25
13
TNI/Militer
-
6.14
14
Depnaker
5.73
5.97
15
KPPN
-
6.14
16
Bea dan Cukai
4.53
5.26
17
Partai politik
4.44
4.65
18
DPR/DPRD
4.44
4.14
19
Pengadilan
4.44
3.68
20
Others BUMN
-
5.18
21
BPOM
5.73
6.41
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.49
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.49
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Yogyakarta (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
Institusi
87% 87%
Jumlah yang berinteraksi korup 12% 3%
82% 76% 45% 42% 26%
32% 31% 35% 13% 40%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6 7
PLN Telkom dan layanannya Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN DepHukum PAM Polri/Polisi - GABUNGAN
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
99
Dimint a
Menawarka n
6% 0%
6% 3%
32% 28% 29% 0% 20%
0% 3% 6% 13% 20%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Media
26
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
24
24
LSM
18
16
8
13
18
Tokoh keagamaan senior
13
18
8
16
11
Asosiasi Bisnis
Polisi
13
24
13
13
21
Politikus 03
0
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Yogyakarta Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=4.9)
0
BUMN (score=4.7)
0
32
5
Swasta (score=4.6)
0
47
37
45
24
61
20
40
13 11
60
80
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
100
8
3 8
Selalu
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
8
[7.5]
100
KOTA SURABAYA Total Responden: 176 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
176
Total MNC
27
Total Lokal
149
Kecil (1 – 19 peg)
76
Menengah (20-99 peg)
49
Besar (100+ peg)
24
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Financial, Ownership and Business Services Non Oil-Gas Manufacturing Transport Private Service Construction Communication Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Electricity, Gas and Water Supply Others Mining and Quarrying Oil and Gas Manufacturing General Government Service
78 28 27 18 13 3 3 2 2 2 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik 86.9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. 77.3
PLN
74.4
Telkom dan layanannya
72.2
Pemda - GABUNGAN 48.9
PAM
44.9
Polri/Polisi - GABUNGAN
36.4
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
35.2
Depnaker 25.0
Bea dan Cukai
23.3
DepHukum
22.7
BPN
15.3
Militer - GABUNGAN
14.2
Ditjen Imigrasi
13.6
Others BUMN - GABUNGAN
13.1
Pengadilan
10.8
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
9.7
BPOM Diknas - GABUNGAN
7.4
Partai politik
6.3
DPR/DPRD
5.1
KPPN
4.0
Other Dept - GABUNGAN 1.7 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
101
- Kontrak Bisnis NONE
78.4
Pemda - GABUNGAN
8.0 6.8
Others BUMN - GABUNGAN
5.1
Telkom dan layanannya PLN
4.0
Other Dept - GABUNGAN
3.4
Diknas - GABUNGAN
3.4
Bea dan Cukai
2.8
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
2.8
Polri/Polisi - GABUNGAN
2.3
BPOM
1.7
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
1.7
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
1.7
DPR/DPRD
1.1
Militer - GABUNGAN
1.1
DepHukum
1.1
PAM
1.1
Pengadilan
0.6
Partai politik
0.6
KPPN
0.6
Depnaker
0.6 0.6
BPN
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya
Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.5)
23
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3.8)
22 0
Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
23
45
17
72
49
20
40
13 0
60
80
100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
22
2006 (score=5.8)
0
36
20
Ya, Sangat berkomitmen
37
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
102
5
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
4.32
5.93
2
Telkom dan layanannya
4.71
6.56
3
PAM
4.49
5.70
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.54
5.32
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.63
6
Diknas
-
5.55
7
Pemda
-
4.95
8
BPN
-
4.51
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.20
4.72
-
5.49
11
DepHukum
3.72
5.17
12
Polri/Polisi
-
4.34
13
TNI/Militer
-
5.97
14
Depnaker
4.71
5.56
15
KPPN
-
5.76
16
Bea dan Cukai
3.46
4.87
17
Partai politik
4.12
4.18
18
DPR/DPRD
4.07
4.00
19
Pengadilan
3.38
3.56
20
Others BUMN
-
6.08
21
BPOM
5.87
6.00
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.58
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.42
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Surabaya (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Pemda - GABUNGAN PAM Polri/Polisi - GABUNGAN
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
87% 77% 74% 72% 49% 45%
103
Jumlah yang berinteraksi korup
Diminta
Menawarkan
50% 41% 34% 66% 26% 82%
34% 18% 7% 46% 12% 53%
16% 24% 27% 20% 14% 29%
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Depnaker Bea dan Cukai DepHukum BPN Militer - GABUNGAN Ditjen Imigrasi Others BUMN - GABUNGAN Pengadilan PU, pekerjaan umum, jalan dsb. BPOM Diknas - GABUNGAN Partai politik
36% 35% 25% 23% 23% 15% 14% 14% 13% 11% 10% 7% 6%
13% 47% 66% 59% 60% 63% 44% 13% 87% 58% 24% 38% 64%
3% 34% 57% 44% 53% 48% 28% 8% 87% 42% 6% 31% 55%
9% 13% 9% 15% 8% 15% 16% 4% 0% 16% 18% 8% 9%
b. Kontrak Bisnis No.
Institusi
Jumlah interaksi 1 2
Pemda - GABUNGAN Others BUMN - GABUNGAN
8% 7%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
31
Asosiasi Bisnis
23
27
Media
15
22
LSM
8
Polisi
5
Tokoh keagamaan senior
3
Politikus
20
13
6
27
12
18
22
15
9
9
3 3 3
0
10
20
30 Pilihan-1
40
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
50
Pilihan-2
60
70
80
90
Pilihan-3
104
Jumlah yang berinteraksi korup 57% 50%
Diminta
Menawarkan
36% 17%
21% 33%
5. Situasi Pekerjaan di Surabaya Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=3.2)
23
33
20
BUMN (score=3.4)
13
Swasta (score=4.5)
0
39
28
49
16 20
51 31
53 40
14
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
105
[7.5]
3 100
KOTA PONTIANAK Total Responden: 34 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
34
Total MNC
2
Total Lokal
32
Kecil (1 – 19 peg)
20
Menengah (20-99 peg)
8
Besar (100+ peg)
4
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Transport Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Construction Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing Communication General Government Service Others
20 7 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
91.2
Ditjen Pajak, urusan pajak, f iskal, dsb.
88.2
Telkom dan layanannya
76.5
PLN
76.5
Polri/Polisi - GABUNGAN
55.9
PAM
52.9
Ditjen Imigrasi
35.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
35.3
Depnaker
23.5
BPOM
20.6
BPN
20.6
Pengadilan
14.7
DepHukum
14.7
Diknas - GABUNGAN
14.7
Others BUMN - GABUNGAN
11.8
Bea dan Cukai
8.8
Other Dept - GABUNGAN
5.9
DPR/DPRD
5.9
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
2.9 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
106
- Kontrak Bisnis NONE
67.6
Diknas - GABUNGAN
14.7
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
11.8
Pengadilan
5.9
BPN
5.9
Pemda - GABUNGAN
5.9
Telkom dan layanannya
5.9
PLN
5.9
Other Dept - GABUNGAN
2.9
BPOM
2.9
Others BUMN - GABUNGAN
2.9
DPR/DPRD
2.9
Bea dan Cukai
2.9
KPPN
2.9
Depnaker
2.9
Militer - GABUNGAN
2.9 2.9
PAM 0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4)
15
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.3)
29
9
44
24
0
59
20
40
63
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
6 6
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
2006 (score=3.6)
0 12
0
85
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
3
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
107
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
2.74
2
Telkom dan layanannya
-
5.59
3
PAM
-
3.53
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
4.02
5
Layanan Kesehatan Publik
-
4.61
6
Diknas
-
5.20
7
Pemda
-
4.90
8
BPN
-
4.90
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
4.71
10
Ditjen Imigrasi
-
5.00
11
DepHukum
-
4.90
12
Polri/Polisi
-
4.02
13
TNI/Militer
-
6.18
14
Depnaker
-
5.20
15
KPPN
-
5.39
16
Bea dan Cukai
-
4.22
17
Partai politik
-
3.63
18
DPR/DPRD
-
4.04
19
Pengadilan
-
3.92
20
Others BUMN
-
4.90
21
BPOM
-
5.10
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.46
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.35
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Pontianak (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5 6
Institusi
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Polri/Polisi - GABUNGAN PAM
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
91%
48%
35%
13%
88% 76% 76% 56% 53%
17% 35% 42% 47% 33%
13% 23% 15% 26% 22%
3% 12% 27% 21% 11%
108
7 8
Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Ditjen Imigrasi
35% 35%
0% 50%
0% 50%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Media
18
24
6
Tokoh keagamaan 0 senior
24
9
15
LSM
6
26
24
Polisi
6
24
26
Asosiasi Bisnis
12
15
29
12
Politikus 0 3
0
10
20
30
Pilihan-1
Pilihan-2
40
50
60
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Pontianak Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=4.3)
9 6
BUMN (score=4.6)
Swasta (score=4.9)
3
18
62
15
68
21
0
33 63
56 20
40
18 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
109
[7.5]
3 100
0% 0%
KOTA PALANGKARAYA Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
22
Menengah (20-99 peg)
11
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Communication Transport Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Construction Non Oil-Gas Manufacturing Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
16 6 5 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik PLN
100.0
Telkom dan layanannya
97.0
Pemda - GABUNGAN
87.9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
66.7
PAM
60.6
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
36.4
DepHukum
30.3
BPN
27.3
Diknas - GABUNGAN
27.3
Polri/Polisi GABUNGAN
15.2
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
9.1
Ditjen Imigrasi
3.0 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
110
120.0
- Kontrak Bisnis NONE
72.7
Pemda - GABUNGAN
21.2
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
12.1
Other Dept - GABUNGAN
6.1
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
6.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.1
BPOM
3.0
DPR/DPRD
3.0
Depnaker
3.0
Polri/Polisi - GABUNGAN
3.0
BPN
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
Telkom dan layanannya
3.0
PLN
3.0 0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=5.2)
12
Menyuap agar kontrak dibayar (score=5.4)
6
9
12
0
20
45
27
52
21
40
60
9
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
6
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
82
2006 (score=9.3)
0
20
Ya, Sangat berkomitmen
15
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
111
30
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
5.46
2
Telkom dan layanannya
-
6.87
3
PAM
-
6.16
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
4.65
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.37
6
Diknas
-
6.37
7
Pemda
-
6.16
8
BPN
-
5.86
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.96
10
Ditjen Imigrasi
-
5.86
11
DepHukum
-
5.96
12
Polri/Polisi
-
6.16
13
TNI/Militer
-
6.47
14
Depnaker
-
6.16
15
KPPN
-
6.16
16
Bea dan Cukai
-
5.56
17
Partai politik
-
5.35
18
DPR/DPRD
-
5.96
19
Pengadilan
-
5.35
20
Others BUMN
-
5.76
21
BPOM
-
5.66
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.86
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.86
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Palangkaraya (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
PLN Telkom dan layanannya Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PAM Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN DepHukum
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaks i
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
100% 97% 88%
3% 0% 7%
3% 0% 7%
0% 0% 0%
67% 61%
5% 0%
5% 0%
0% 0%
36% 30%
0% 0%
0% 0%
0% 0%
112
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Asosiasi Bisnis
LSM 0
Politikus 0
12
9
3
39
18
9
Tokoh keagamaan senior
18
24
15
Media
15
3
30
Polisi
3
21
42
9
15
3
9
0
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Palangkaraya Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=5.1)
6
BUMN (score=5.5)
6
18
52
9
45
21
Swasta (score=4.2)
0
15 30
18 20
36 40
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
113
6 18
60
[7.5]
9
6 100
KOTA KOTABARU Total Responden: 32 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
32
Total MNC
1
Total Lokal
31
Kecil (1 – 19 peg)
23
Menengah (20-99 peg)
6
Besar (100+ peg)
2
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Transport Communication Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Construction Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
15 5 3 3 3 1 1 1 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
100.0
Telkom dan layanannya
100.0
PLN
100.0
Pemda - GABUNGAN
84.4
PAM
81.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
56.3
BPN
15.6
Ditjen Imigrasi
12.5
DepHukum
9.4
Diknas - GABUNGAN
3.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.1 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
114
- Kontrak Bisnis NONE
87.5
Pemda - GABUNGAN
9.4
Diknas - GABUNGAN
6.3
Other Dept GABUNGAN
3.1
Depnaker
3.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.1
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.6)
6
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.7)
9
16
66
9
0
13 0
66 20
40
16 0 60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
6
2006 (score=5.5)
0
59
20
Ya, Sangat berkomitmen
28
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
115
6
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
4.69
6.15
2
Telkom dan layanannya
5.84
6.67
3
PAM
3.64
5.00
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.00
6.04
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.31
6
Diknas
-
6.25
7
Pemda
-
5.52
8
BPN
-
5.73
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.31
5.52
-
6.25
11
DepHukum
5.21
6.04
12
Polri/Polisi
-
5.52
13
TNI/Militer
-
6.57
14
Depnaker
5.84
6.25
15
KPPN
-
6.25
16
Bea dan Cukai
5.31
5.73
17
Partai politik
4.27
4.90
18
DPR/DPRD
3.96
5.31
19
Pengadilan
4.58
3.85
20
Others BUMN
-
5.94
21
BPOM
5.00
6.04
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.67
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.57
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Kotabaru (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
Institusi
100% 100%
Jumlah yang berinteraksi korup 16% 13%
100% 84% 81%
16% 48% 12%
6% 37% 4%
9% 11% 8%
56%
17%
11%
6%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6
PLN Telkom dan layanannya Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN PAM Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
116
Dimint a
Menawarka n
6% 3%
9% 9%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10]
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Asosiasi Bisnis
50
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
13
22
Media
9
Polisi
9
LSM
25
25
31
19
6
Politikus
22
0
16
19
13
3 3 3
Tokoh keagamaan 0 senior
0
13
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Kotabaru Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
Pemerintah (score=4.9)
BUMN (score=5.3)
Swasta (score=5.2)
0
19
63
0 9
16 0
69
0 16 0
16
59 20
40
25 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
117
[7.5]
3 0 100
KOTA BANJARMASIN Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
21
Menengah (20-99 peg)
9
Besar (100+ peg)
3
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Transport Communication General Government Service Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Construction Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing Others
20 6 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik PAM
100.0
Telkom dan layanannya
100.0
PLN
100.0
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
97.0
Pemda - GABUNGAN
66.7
DepHukum
21.2
Polri/Polisi - GABUNGAN
15.2
BPN
9.1
Diknas - GABUNGAN
9.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.1
Bea dan Cukai
3.0
Depnaker
3.0
Ditjen Imigrasi
3.0 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
118
120.0
- Kontrak Bisnis NONE
75.8
Pemda - GABUNGAN
18.2
Others BUMN - GABUNGAN
15.2
Other Dept - GABUNGAN
9.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
9.1
DPR/DPRD
6.1
Partai politik
6.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.1
PAM
6.1
Telkom dan layanannya
6.1
PLN
6.1
Pengadilan
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.2)
12
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.4)
9
15
64
12
0
90
73 20
40
60
60
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
21
2006 (score=6.2)
0
48
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
24
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
119
6
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.98
5.15
2
Telkom dan layanannya
6.61
5.56
3
PAM
6.17
5.56
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.09
5.15
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.86
6
Diknas
-
5.96
7
Pemda
-
5.35
8
BPN
-
5.35
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.35
4.85
-
5.96
11
DepHukum
5.41
5.46
12
Polri/Polisi
-
4.44
13
TNI/Militer
-
5.46
14
Depnaker
5.66
5.46
15
KPPN
-
5.76
16
Bea dan Cukai
4.91
5.66
17
Partai politik
5.22
5.15
18
DPR/DPRD
5.41
5.05
19
Pengadilan
4.21
4.44
20
Others BUMN
-
5.35
21
BPOM
6.42
5.46
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.56
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.35
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Banjarmasin (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5
Institusi
PLN Telkom dan layanannya PAM Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Diminta
Menawarkan
100% 100% 100%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
97% 67%
3% 14%
3% 5%
0% 9%
120
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden minimal 10 orang] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
27
Media
27
24
Asosiasi Bisnis
30
18
Polisi
12
15
LSM
12
12
6
12
Politikus
9
42
12
9
30 6
Tokoh keagamaan 0 senior
12
0
9
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Banjarmasin Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
Pemerintah (score=4.5)
6
18
9
BUMN (score=4.4)
15
9
Swasta (score=3.6)
64
12 0
64
9 0
39
0
20
48 40
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
121
30
[7.5]
100
KOTA BALIKPAPAN Total Responden: 66 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
66
Total MNC
11
Total Lokal
55
Kecil (1 – 19 peg)
33
Menengah (20-99 peg)
13
Besar (100+ peg)
9
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Mining and Quarrying Transport Financial, Ownership and Business Services Communication Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Construction Others Electricity, Gas and Water Supply Oil and Gas Manufacturing General Government Service
30 9 7 6 5 4 2 1 1 1 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
68.2
PLN
66.7
Telkom dan layanannya
57.6
Pemda - GABUNGAN
56.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
45.5
PAM
36.4
Depnaker
22.7
Bea dan Cukai
21.2
Ditjen Imigrasi
19.7
DepHukum
18.2
Others BUMN - GABUNGAN
12.1
Diknas - GABUNGAN
10.6
BPN
9.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.1
Pengadilan
4.5
Militer - GABUNGAN
4.5
Other Dept - GABUNGAN
1.5
BPOM
1.5
KPPN
1.5
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
1.5 0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
122
- Kontrak Bisnis NONE
69.7
Pemda - GABUNGAN
21.2
Diknas - GABUNGAN
4.5
Others BUMN GABUNGAN
3.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.0
Bea dan Cukai
1.5
Depnaker
1.5
Militer - GABUNGAN
1.5
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
1.5
Telkom dan layanannya
1.5 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.1)
15
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.1)
15
26
21
0 Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
47
6 6
53
20
40
8 3
60
80
100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
35
2006 (score=7.2)
0
42
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
20
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
123
0
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
3.33
3.89
2
Telkom dan layanannya
6.60
6.06
3
PAM
1.93
5.46
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
4.07
5.51
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.96
6
Diknas
-
5.96
7
Pemda
-
5.81
8
BPN
-
5.56
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
3.20
5.40
-
5.73
11
DepHukum
5.67
5.41
12
Polri/Polisi
-
5.00
13
TNI/Militer
-
5.64
14
Depnaker
4.53
6.21
15
KPPN
-
6.02
16
Bea dan Cukai
3.00
5.19
17
Partai politik
3.13
5.34
18
DPR/DPRD
3.20
5.20
19
Pengadilan
2.86
4.73
20
Others BUMN
-
5.76
21
BPOM
4.40
5.79
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.39
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.39
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Balikpapan (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6 7
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Pemda - GABUNGAN Polri/Polisi - GABUNGAN PAM Depnaker
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
68% 67% 58% 56% 45% 36% 23%
124
Jumlah yang berinteraksi korup 38% 27% 11% 43% 70% 13% 27%
Diminta
20% 16% 5% 32% 57% 4% 27%
Menawarkan
18% 11% 5% 11% 13% 8% 0%
8 9 10
Bea dan Cukai Ditjen Imigrasi DepHukum
21% 20% 18%
36% 69% 33%
36% 62% 25%
0% 8% 8%
b. Kontrak Bisnis No.
Institusi
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah yang berinteraksi korup
Jumlah interaksi 1Pemda - GABUNGAN
21%
Diminta Menawarkan
50%
50%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
39
18
27
Asosiasi Bisnis
15
15
Media
LSM
14
Politikus 0 6
Tokoh keagamaan 03 senior
0
23
14
6
Polisi
12
29
12
18
24
8
6
8
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Balikpapan Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=3.5)
14 6
BUMN (score=4.3)
39
32
12
Swasta (score=4.5)
39
0
48
21 20
60 9 3
45 40
18
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
125
[7.5]
3 100
0%
KOTA MANADO Total Responden: 39 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total Total Local Kecil Menengah Besar Multinational (MNC)
39 33 20 9 4 6
b. Menurut Sektor Usaha: Mining and Quarrying Trade, Hotel and Restaurant Financial, Ownership and Business Services Non Oil-Gas Manufacturing Transport Communication General Government Private Service
1 17 5 7 3 1 1 4
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik PLN
- Kontrak Bisnis 95
Telkom dan layanannya
92
PAM
62
Depnaker
26
BPOM
21
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
15
Others BUMN - GABUNGAN
15
BPN
8
Ditjen Imigrasi
8
Militer - GABUNGAN
5
Pengadilan
5
Bea dan Cukai
5
PLN
8 8 3
28
DepHukum
8
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
54
Polri/Polisi - GABUNGAN
Pemda - GABUNGAN
Telkom dan layanannya
67
Pemda - GABUNGAN
87
NONE
97
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
Polri/Polisi - GABUNGAN
3
Others BUMN - GABUNGAN
3
Militer - GABUNGAN
3
Diknas - GABUNGAN
3
Pemprov
3
DepHukum
3
BPOM
3
BPN
3
Pengadilan
3
TNI/Militer
3
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
3
Diknas - GABUNGAN
3
Proyek yang dibiayai World Bank
3
DPR/DPRD
3
KPPN
3
Depnaker
3
DPR/DPRD
3
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3
Diknas
0
20
40
60
80
100
3 0
126
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap agar kontrak dibayar
28
Menyuap untuk mendapat kontrak
33
21
0
21
36
20
23
40
60
Ya, Selalu
13
10
5
10
80
100
[0]
Ya, Sangat mungkin [2,5] Mungkin
[5]
Tidak mungkin
[7,5]
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
41
2006 (score=7.4)
0
41
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60
18
80
Ya, Agak berkomitmen
[6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
5.76
2.82
2
Telkom dan layanannya
6.29
6.50
3
PAM
5.30
4.19
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.30
5.64
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.56
6
Diknas
-
6.24
7
Pemda
-
5.39
8
BPN
-
6.07
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
5.08
5.81
10
Ditjen Imigrasi
-
5.90
127
0
100
11
DepHukum
5.83
5.56
12
Polri/Polisi
-
5.39
13
TNI/Militer
-
6.76
14
Depnaker
5.46
6.07
15
KPPN
-
6.24
16
Bea dan Cukai
6.06
5.64
17
Partai politik
4.85
4.96
18
DPR/DPRD
5.23
4.79
19
Pengadilan
4.77
5.13
20
Others BUMN
-
6.07
21
BPOM
6.06
6.50
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.16
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.90
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Manado (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
Institusi
97%
Jumlah yang berinteraksi korup 29%
95% 92% 67% 62% 54% 28% 26%
22% 19% 27% 42% 10% 27% 20%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6 7 8
PLN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Telkom dan layanannya PAM Pemda - GABUNGAN Depnaker Polri/Polisi - GABUNGAN DepHukum
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10]
128
Dimint a
Menawarka n
11%
18%
5% 6% 19% 25% 10% 9% 10%
16% 14% 8% 17% 0% 18% 10%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi Asosiasi Bisnis
33
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
23
LSM
13
21
Media
8
Polisi
8
Politikus
Tokoh keagamaan senior
18
5
3
0
15
15
15
18
26
21
18
31
5 0
5 0
10
20
30
Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Manado Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=3.1)
21
44
13
BUMN (score=4)
28
13
Swasta (score=3.6)
0
31 49
46 20
8 3 31
40
60
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
129
5 5 80
Selalu
[7.5]
33
100
KOTA GORONTALO Total Responden: 32 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
25
Menengah (20-99 peg)
4
Besar (100+ peg)
4
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Transport Communication Private Service Construction Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
24 2 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik 100.0
Pemda - GABUNGAN
97.0
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. 78.8
PLN
69.7
Telkom dan layanannya 54.5
Depnaker
48.5
PAM 24.2
Polri/Polisi - GABUNGAN
15.2
BPOM
12.1
Ditjen Imigrasi
6.1
Bea dan Cukai DepHukum
6.1
Other Dept - GABUNGAN
3.0
KPPN
3.0
Militer - GABUNGAN
3.0
BPN
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.0 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
130
120.0
- Kontrak Bisnis NONE
93.9
Pemda - GABUNGAN
6.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
6.1
KPPN
3.0
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.0
Telkom dan layanannya
3.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=1.6)
52
Menyuap agar kontrak dibayar (score=1.7)
52 0
36
33
20
40
60
12 30 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
9 30
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
39
2006 (score=7.1)
0
33
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
27
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
131
0
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
4.95
2
Telkom dan layanannya
-
6.47
3
PAM
-
6.27
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
5.76
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.35
6
Diknas
-
5.96
7
Pemda
-
5.35
8
BPN
-
6.37
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.76
10
Ditjen Imigrasi
-
6.16
11
DepHukum
-
5.66
12
Polri/Polisi
-
5.05
13
TNI/Militer
-
6.27
14
Depnaker
-
5.96
15
KPPN
-
6.37
16
Bea dan Cukai
-
6.06
17
Partai politik
-
5.25
18
DPR/DPRD
-
5.25
19
Pengadilan
-
4.55
20
Others BUMN
-
6.06
21
BPOM
-
6.06
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.66
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.66
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Gorontalo (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
Interaksi korupsi
100%
Jumlah yang berinteraksi korup 42%
97% 79% 70% 55% 48%
28% 27% 22% 33% 13%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Depnaker PAM
132
Bagaimana praktik suap terjadi Diminta
Menawarkan
15%
27%
6% 4% 4% 6% 6%
22% 23% 17% 28% 6%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Asosiasi Bisnis
36
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
15
21
LSM
12
33
15
Polisi
39
12
Media
18
9
Politikus
9
15
9
12
27
6 0 6
Tokoh keagamaan 03 0 senior
0
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Gorontalo Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
Pemerintah (score=1.9)
42
42
39
BUMN (score=2.7)
24
30
Swasta (score=2.4)
0
12 30 27
45 20
40
21 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
133
9 0
[7.5]
30 100
KOTA PARE-PARE Total Responden: 32 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
32
Total MNC
0
Total Lokal
32
Kecil (1 – 19 peg)
19
Menengah (20-99 peg)
8
Besar (100+ peg)
5
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Communication Private Service Construction Non Oil-Gas Manufacturing Transport Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
22 4 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Telkom dan layanannya
100.0
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
96.9
PLN
90.6 84.4
Pemda - GABUNGAN 34.4
Polri/Polisi - GABUNGAN
28.1
Depnaker PAM
28.1
BPOM
21.9
Diknas - GABUNGAN
21.9 15.6
Others BUMN - GABUNGAN
15.6
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN DepHukum BPN
9.4 6.3
DPR/DPRD
3.1
Bea dan Cukai
3.1
KPPN
3.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.1 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
134
120.0
- Kontrak Bisnis NONE
68.8
Pemda - GABUNGAN
25.0
DPR/DPRD
18.8
Diknas - GABUNGAN
15.6
Others BUMN GABUNGAN
9.4
Partai politik
9.4
Depnaker
6.3
Other Dept GABUNGAN
3.1
Polri/Polisi GABUNGAN
3.1
Ditjen Imigrasi
3.1
Telkom dan layanannya
3.1 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=5.6)
Menyuap agar kontrak dibayar (score=5.4)
3
16
34
3 13 0
47
50 20
34
40
60
0
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
0
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
6
2006 (score=6)
0
47
20 Ya, Sangat berkomitmen
22
40
60
[10]
0
80
Ya, Agak berkomitmen
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
135
100 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
6.15
2
Telkom dan layanannya
-
6.67
3
PAM
-
6.25
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
6.36
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.46
6
Diknas
-
6.57
7
Pemda
-
6.25
8
BPN
-
6.46
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.31
10
Ditjen Imigrasi
-
6.57
11
DepHukum
-
5.73
12
Polri/Polisi
-
5.31
13
TNI/Militer
-
6.36
14
Depnaker
-
6.04
15
KPPN
-
6.46
16
Bea dan Cukai
-
6.15
17
Partai politik
-
5.00
18
DPR/DPRD
-
5.21
19
Pengadilan
-
4.79
20
Others BUMN
-
6.15
21
BPOM
-
6.25
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.94
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.94
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Pare-pare (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
Interaksi korupsi
100%
Jumlah yang berinteraksi korup 0%
97% 91% 84% 34%
6% 3% 22% 55%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5
Telkom dan layanannya Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Pemda - GABUNGAN Polri/Polisi - GABUNGAN
136
Bagaimana praktik suap terjadi Diminta
Menawarkan
0%
0%
6% 3% 19% 55%
0% 0% 4% 0%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Asosiasi Bisnis
34
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
25
25
LSM
22
19
Media
6
13
9
31
16
Polisi 3
19
38
16
9
Tokoh keagamaan 30 6 senior
Politikus 0 6
0
10
20
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
90
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Pare-pare Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=6)
30
50
47
0
BUMN (score=6)
30
50
47
0
6
Swasta (score=4.7)
25
0
20
44 40
25 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
137
[7.5]
0 100
KOTA MAKASSAR Total Responden: 65 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total Total MNC Total Lokal Kecil (1 – 19 peg) Menengah (20-99 peg) Besar (100+ peg)
65 9 56 32 16 8
b. Menurut Sektor Usaha: SEKTOR Trade, Hotel and Restaurant Financial, Ownership and Business Services Communication Private Service Transport Non Oil-Gas Manufacturing Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Construction General Government Service Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Oil and Gas Manufacturing Others
36 6 6 6 4 3 1 1 1 1 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Telkom dan layanannya
87.7
PLN
81.5 75.4
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
72.3
Pemda - GABUNGAN PAM
66.2
Polri/Polisi - GABUNGAN
41.5 26.2
DepHukum Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
23.1
Depnaker
20.0
BPOM
13.8 12.3
Diknas - GABUNGAN Ditjen Imigrasi
7.7
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
7.7
Bea dan Cukai
6.2 6.2
Militer - GABUNGAN Others BUMN - GABUNGAN
4.6
KPPN
4.6 3.1
Pengadilan DPR/DPRD
3.1
Other Dept - GABUNGAN
1.5
Proyek yang dibiayai World Bank
1.5 1.5
BPN 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
138
- Kontrak Bisnis NONE
78.5
Pemda - GABUNGAN
9.2
Telkom dan layanannya
7.7
Diknas - GABUNGAN
6.2
PLN
6.2
Other Dept - GABUNGAN
4.6
DPR/DPRD
4.6
Agen Pemerintah - GABUNGAN
3.1
Others BUMN - GABUNGAN
3.1
Bea dan Cukai
3.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
3.1
Others - GABUNGAN
1.5
BPOM
1.5
Pengadilan
1.5
KPPN
1.5
Depnaker
1.5
Militer - GABUNGAN
1.5
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
1.5
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
1.5
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
1.5
PAM
1.5
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=5.1)
17
Menyuap agar kontrak dibayar (score=5.2)
17
9
25
0 Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
28
22
28
20
40
17
26 60
12 80
100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
15
2006 (score=5.4)
0
32
20
Ya, Sangat berkomitmen
45
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
3
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
139
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
7.27
5.44
2
Telkom dan layanannya
7.50
6.67
3
PAM
7.73
6.05
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
7.20
5.44
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.31
6
Diknas
-
6.00
7
Pemda
-
5.13
8
BPN
-
6.16
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
6.89
5.69
-
5.95
11
DepHukum
6.52
5.69
12
Polri/Polisi
-
5.08
13
TNI/Militer
-
6.31
14
Depnaker
7.27
5.74
15
KPPN
-
6.31
16
Bea dan Cukai
6.59
5.49
17
Partai politik
5.83
5.49
18
DPR/DPRD
5.91
5.08
19
Pengadilan
6.06
4.92
20
Others BUMN
-
6.00
21
BPOM
7.50
5.85
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.95
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.10
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Makassar (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Diminta
Menawarkan
88% 82% 75% 72% 66% 42% 26%
11% 4% 18% 38% 2% 30% 12%
5% 4% 12% 30% 0% 22% 6%
5% 0% 6% 9% 2% 7% 6%
Telkom dan layanannya PLN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN PAM Polri/Polisi - GABUNGAN DepHukum
140
8 9
Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN Depnaker
23% 20%
0% 0%
0% 0%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Media
34
Asosiasi Bisnis
23
28
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
15
17
LSM
6
Politikus
18
22
11
Tokoh keagamaan senior
15
20
6
11
23
12
3 3 5
Polisi 2
9
0
14
10
20
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Makassar Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=2.8)
29
34
17
BUMN (score=3.5)
31
11
Swasta (score=4.3)
0
34 45
28 20
60
48 40
60
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
141
8 6 80
Selalu
[7.5]
30
100
0% 0%
KOTA DENPASAR Total Responden: 43 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
43
Total MNC
10
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
18
Menengah (20-99 peg)
10
Besar (100+ peg)
5
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Financial, Ownership and Business Services Transport Private Service Communication Electricity, Gas and Water Supply Construction Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
21 7 4 4 3 2 1 1 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
83.7
PLN
79.1
Telkom dan layanannya
76.7
Pemda - GABUNGAN
55.8
Depnaker
53.5
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
44.2
Polri/Polisi - GABUNGAN
27.9
PAM
27.9
Ditjen Imigrasi
25.6
DepHukum
18.6
BPOM
14.0
Bea dan Cukai
11.6
Others BUMN - GABUNGAN
9.3
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
9.3
Other Dept - GABUNGAN
4.7
BPN
4.7
Diknas - GABUNGAN Militer - GABUNGAN
4.7 2.3 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
142
- Kontrak Bisnis NONE
88.4
Telkom dan layanannya
9.3
Others BUMN GABUNGAN
4.7
Pemda - GABUNGAN
4.7
PLN
4.7
Pengadilan
2.3
Militer - GABUNGAN
2.3
Polri/Polisi GABUNGAN
2.3
Diknas - GABUNGAN
2.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
2.3
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
2.3
PAM
2.3
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=2.5)
40
Menyuap agar kontrak dibayar (score=2.8)
28
33 0
Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
28
28
20
40
22
35 60
22
80
100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
14
2006 (score=5.7)
0
44
20
Ya, Sangat berkomitmen
28
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
7
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
143
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
6.49
6.05
2
Telkom dan layanannya
6.58
6.59
3
PAM
5.93
5.82
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.40
4.65
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.19
6
Diknas
-
5.04
7
Pemda
-
4.42
8
BPN
-
5.24
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
10
Ditjen Imigrasi
5.32
4.57
-
5.64
11
DepHukum
6.02
4.57
12
Polri/Polisi
-
4.03
13
TNI/Militer
-
5.35
14
Depnaker
6.06
5.58
15
KPPN
-
5.48
16
Bea dan Cukai
2.89
4.88
17
Partai politik
2.56
3.41
18
DPR/DPRD
3.75
3.80
19
Pengadilan
3.59
3.10
20
Others BUMN
-
5.58
21
BPOM
6.11
5.27
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
4.34
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
4.65
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Denpasar (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
1 2 3 4 5 6
Institusi
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
84% 79% 77% 56% 53%
14% 0% 0% 29% 9%
14% 0% 0% 17% 9%
0% 0% 0% 13% 0%
44%
5%
5%
0%
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya Pemda - GABUNGAN Depnaker Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN
144
Diminta
Menawarkan
7 8 9
PAM Polri/Polisi - GABUNGAN Ditjen Imigrasi
28% 28% 26%
0% 42% 9%
0% 33% 9%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi Asosiasi Bisnis
35
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
14
28
Media
12
LSM
9
14
7
33
12
Tokoh keagamaan senior
5
5
Politikus
5
5 2
7
7
Polisi 2
0
9
5
19
2
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Denpasar Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
Pemerintah (score=2.4)
35
40
26
BUMN (score=3)
33
16
Swasta (score=4.5)
0
21
16 20
40 47
40
60
80
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
145
20 12
Selalu
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
50
[7.5]
9 100
0% 8% 0%
KOTA MATARAM Total Responden: 34 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
34
Total MNC
0
Total Lokal
34
Kecil (1 – 19 peg)
24
Menengah (20-99 peg)
6
Besar (100+ peg)
4
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Transport Construction Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing Communication General Government Service Others
21 5 4 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
85.3
Pemda - GABUNGAN
76.5 70.6
PLN
67.6
Telkom dan layanannya PAM
50.0
Polri/Polisi - GABUNGAN
44.1 35.3
Depnaker Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
32.4
BPOM
26.5
Diknas - GABUNGAN
17.6 11.8
Others BUMN - GABUNGAN DepHukum
11.8
Partai politik
8.8
KPPN
8.8 8.8
PU, pekerjaan umum, jalan dsb. DPR/DPRD Militer - GABUNGAN
5.9 5.9
Other Dept - GABUNGAN
2.9
Proyek yang dibiayai negara donor lain
2.9
Pengadilan
2.9
Ditjen Imigrasi
2.9
BPN
2.9 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
146
- Kontrak Bisnis NONE
61.8
Pemda - GABUNGAN
29.4
Depnaker
20.6
Diknas - GABUNGAN
20.6
DPR/DPRD
17.6
Telkom dan layanannya
14.7
Pengadilan
11.8
KPPN
11.8
Polri/Polisi - GABUNGAN
11.8
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
11.8
PLN
11.8
Partai politik
8.8
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
8.8 8.8
BPN Other Dept - GABUNGAN
5.9
BPOM
5.9
Others BUMN - GABUNGAN
5.9
Militer - GABUNGAN
5.9
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
5.9
PAM
5.9
Others - GABUNGAN
2.9
Agen Pemerintah - GABUNGAN
2.9
Proyek yang dibiayai negara donor lain
2.9
Proyek yang dibiayai World Bank
2.9
Bea dan Cukai
2.9
Ditjen Imigrasi
2.9 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.5)
21
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3.7)
21 0
26
47
21
50
20
40
60
90 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
60
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
6
2006 (score=3.1)
0
15
44
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
32
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
147
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
5.00
2
Telkom dan layanannya
-
6.57
3
PAM
-
5.79
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
5.98
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.88
6
Diknas
-
6.18
7
Pemda
-
5.79
8
BPN
-
6.27
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.39
10
Ditjen Imigrasi
-
5.86
11
DepHukum
-
5.25
12
Polri/Polisi
-
4.95
13
TNI/Militer
-
5.96
14
Depnaker
-
5.98
15
KPPN
-
6.25
16
Bea dan Cukai
-
5.59
17
Partai politik
-
4.65
18
DPR/DPRD
-
4.22
19
Pengadilan
-
4.85
20
Others BUMN
-
6.38
21
BPOM
-
6.47
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.13
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.11
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi 3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Mataram (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN PLN Telkom dan layanannya PAM Polri/Polisi - GABUNGAN
85% 76% 71% 68% 50% 44%
148
Jumlah yang berinteraksi korup 21% 23% 21% 4% 6% 27%
Diminta
Menawarkan
17% 15% 13% 4% 0% 20%
3% 8% 8% 0% 6% 7%
7 8
Depnaker Layanan Kesehatan Publik GABUNGAN
35%
0%
0%
0%
32%
0%
0%
0%
b. Kontrak Bisnis No.
Institusi
Jumlah yang berinteraksi korup
Jumlah interaksi 1
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
Pemda - GABUNGAN
29%
Diminta
Menawarkan
30%
0%
30%
4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
44
LSM
21
Asosiasi Bisnis
21
15
Media
6
Polisi
6
Tokoh keagamaan senior
0
9
50
60
9
3
21
29
15
3 3
Politikus 0 3
9
12
18
6
6
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Mataram Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
Pemerintah (score=3.8)
BUMN (score=4.8)
21 3
38
24 12
Swasta (score=5.3)
24
0
18
47
12 20
24
38 40
29 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
149
[7.5]
0 0 9 100
KOTA KUPANG Total Responden: 34 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
34
Total MNC
1
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
21
Menengah (20-99 peg)
11
Besar (100+ peg)
1
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Private Service Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Construction Transport Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Oil and Gas Manufacturing Communication General Government Service Others
19 7 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik PLN
85.3
Telkom dan layanannya
82.4
PAM
47.1
BPOM
35.3
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
35.3
Pemda - GABUNGAN
32.4
Polri/Polisi - GABUNGAN
23.5
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
23.5
Diknas - GABUNGAN
11.8
Ditjen Imigrasi
8.8
BPN PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
8.8 5.9
Others BUMN - GABUNGAN
2.9
Pengadilan
2.9
DPR/DPRD
2.9
Bea dan Cukai
2.9
KPPN
2.9
Depnaker
2.9
Militer - GABUNGAN
2.9
DepHukum
2.9
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
150
- Kontrak Bisnis NONE
67.6 17.6
Pemda - GABUNGAN PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
8.8
PLN
8.8
Proyek yang dibiayai World Bank
5.9
Partai politik
5.9 5.9
KPPN Others - GABUNGAN
2.9
Agen Pemerintah - GABUNGAN
2.9
Others BUMN - GABUNGAN
2.9
DPR/DPRD
2.9
Bea dan Cukai
2.9
Depnaker
2.9
BPN
2.9
Diknas - GABUNGAN
2.9 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.9)
24
9
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.8)
24
6
0
26
32
35
20
40
26 60
9
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
9
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
32
2006 (score=6.9)
0
32
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
21
60 Ya, Agak berkomitmen
3
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
151
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
5.59
2
Telkom dan layanannya
-
6.57
3
PAM
-
4.44
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
5.27
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.00
6
Diknas
-
5.25
7
Pemda
-
5.96
8
BPN
-
5.93
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
6.47
10
Ditjen Imigrasi
-
5.88
11
DepHukum
-
6.14
12
Polri/Polisi
-
5.29
13
TNI/Militer
-
6.06
14
Depnaker
-
6.78
15
KPPN
-
6.67
16
Bea dan Cukai
-
6.08
17
Partai politik
-
5.19
18
DPR/DPRD
-
4.36
19
Pengadilan
-
3.73
20
Others BUMN
-
6.56
21
BPOM
-
6.67
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.46
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.30
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Kupang (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
85% 82% 47%
Jumlah yang berinteraksi korup 10% 14% 19%
35% 35% 32%
17% 25% 18%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6
PLN Telkom dan layanannya PAM Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. BPOM Pemda - GABUNGAN
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
152
Dimint a
Menawarka n
7% 0% 6%
3% 14% 13%
0% 0% 0%
17% 25% 18%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Asosiasi Bisnis
24
Media
21
LSM
21
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
24
24
15
32
18
18
Polisi
9
26
24
12
12
3
Tokoh keagamaan 30 9 senior
Politikus 0 9
0
10
20
30
40
Pilihan-1
50
Pilihan-2
60
70
80
90
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Kupang Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
24
Pemerintah (score=4)
15
BUMN (score=4.7)
Swasta (score=6.5)
6 9
3 9 0
26
18
26
24
35 20
3 3
29 40
60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
153
24
[7.5]
100
KOTA MAUMERE Total Responden: 32 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
32
Total MNC
0
Total Lokal
32
Kecil (1 – 19 peg)
30
Menengah (20-99 peg)
2
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Non Oil-Gas Manufacturing Trade, Hotel and Restaurant Private Service Construction Financial, Ownership and Business Services Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Oil and Gas Manufacturing Transport Communication General Government Service Others
16 12 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
96.9
Pemda - GABUNGAN
87.5
PLN
62.5
Depnaker
59.4
Telkom dan layanannya
53.1
Polri/Polisi - GABUNGAN
50.0
Others BUMN - GABUNGAN
43.8
BPOM
28.1
PAM Pengadilan
25.0 9.4
Ditjen Imigrasi
9.4
BPN
6.3
Diknas - GABUNGAN
6.3
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
6.3
Other Dept - GABUNGAN
3.1
Proyek yang dibiayai World Bank
3.1
DPR/DPRD
3.1
KPPN
3.1
Militer - GABUNGAN
3.1
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.1 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
154
120.0
- Kontrak Bisnis
NONE
Pemda - GABUNGAN
90.6
6.3
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.1
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=2)
56
Menyuap agar kontrak dibayar (score=2.7)
16
47 0
25
16
20
40
25 60
9 3 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
03
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
9
2006 (score=5.1)
0
41
20
Ya, Sangat berkomitmen
38
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
9
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
155
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
3.85
2
Telkom dan layanannya
-
6.22
3
PAM
-
3.98
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
4.90
5
Layanan Kesehatan Publik
-
3.44
6
Diknas
-
5.49
7
Pemda
-
5.63
8
BPN
-
5.77
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.73
10
Ditjen Imigrasi
-
5.61
11
DepHukum
-
6.30
12
Polri/Polisi
-
6.04
13
TNI/Militer
-
6.67
14
Depnaker
-
6.45
15
KPPN
-
6.11
16
Bea dan Cukai
-
6.67
17
Partai politik
-
5.56
18
DPR/DPRD
-
4.79
19
Pengadilan
-
5.10
20
Others BUMN
-
6.04
21
BPOM
-
6.25
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.50
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.50
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Maumere (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
1 2 3 4 5 6 7
Institusi
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pemda - GABUNGAN PLN Depnaker Telkom dan layanannya Polri/Polisi - GABUNGAN Others BUMN - GABUNGAN
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
97% 88% 63% 59% 53% 50% 44%
23% 11% 20% 0% 12% 6% 0%
19% 11% 15% 0% 12% 6% 0%
3% 0% 5% 0% 0% 0% 0%
156
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
Asosiasi Bisnis
47
Media
9
19
28
Polisi
9
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
9
9
Tokoh keagamaan senior
9
9
LSM
13
6
9
13
9
47
13
28
9
Politikus 0 3 0
0
10
20
30 Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Maumere Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=4.1)
28
16
22
BUMN (score=4.8)
13
28
Swasta (score=5)
0
28
19
31 9
20
19
25 40
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
157
28 80
Selalu
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
16
9 60
[7.5]
9
100
KOTA LARANTUKA Total Responden: 31 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
31
Total MNC
1
Total Lokal
30
Kecil (1 – 19 peg)
30
Menengah (20-99 peg)
0
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Non Oil-Gas Manufacturing Private Service Construction Financial, Ownership and Business Services Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Oil and Gas Manufacturing Transport Communication General Government Service Others
15 11 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
93.5
Pemda - GABUNGAN
93.5
Others BUMN - GABUNGAN
74.2
Telkom dan layanannya
64.5
PLN
54.8
PAM
41.9
Depnaker
32.3
Polri/Polisi - GABUNGAN
29.0
BPN
16.1
BPOM
12.9
Other Dept - GABUNGAN
6.5
KPPN
6.5
Militer - GABUNGAN
6.5
Agen Pemerintah - GABUNGAN
3.2
DPR/DPRD
3.2
Partai politik
3.2
Bea dan Cukai
3.2
Ditjen Imigrasi
3.2
Diknas - GABUNGAN
3.2 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
158
- Kontrak Bisnis NONE
87.1
Pengadilan
6.5
Pemda - GABUNGAN
6.5
Other Dept GABUNGAN
3.2
Others BUMN GABUNGAN
3.2
Partai politik
3.2
Depnaker
3.2
Polri/Polisi GABUNGAN
3.2
BPN
3.2
Diknas - GABUNGAN
3.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.2
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.2 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=1.9)
48
Menyuap agar kontrak dibayar (score=2.1)
48 0
Ya, Selalu
[0]
Mungkin
[5]
29
19
23
20
40
26
60
80
30
30 100
Ya, Sangat Mungkin [2.5] Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
61
2006 (score=8.6)
0
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
60 Ya, Agak berkomitmen
35
30
80
100
[6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
159
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
6.24
2
Telkom dan layanannya
-
6.67
3
PAM
-
3.22
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
3.87
5
Layanan Kesehatan Publik
-
3.98
6
Diknas
-
5.00
7
Pemda
-
6.45
8
BPN
-
4.30
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
6.35
10
Ditjen Imigrasi
-
5.56
11
DepHukum
-
6.67
12
Polri/Polisi
-
6.24
13
TNI/Militer
-
6.89
14
Depnaker
-
6.03
15
KPPN
-
5.56
16
Bea dan Cukai
-
6.67
17
Partai politik
-
5.33
18
DPR/DPRD
-
4.81
19
Pengadilan
-
5.36
20
Others BUMN
-
6.35
21
BPOM
-
5.00
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.67
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.67
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Larantuka (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No.
Institusi
94%
Jumlah yang berinteraksi korup 7%
94% 74% 65% 55% 42% 32%
7% 9% 0% 24% 15% 0%
Jumlah interaksi 1 2 3 4 5 6 7
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Others BUMN - GABUNGAN Telkom dan layanannya PLN PAM Depnaker
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi
160
Diminta
Menawarkan
3%
3%
7% 4% 0% 0% 0% 0%
0% 4% 0% 24% 15% 0%
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi 29
Asosiasi Bisnis
16
23
Media
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
16
19
LSM
6
Politikus
6
Tokoh keagamaan 3 senior
16
13
10
Polisi
10
35
23
13
16
6
30
6
0
13
10
20
30
40
Pilihan-1
Pilihan-2
50
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Larantuka Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=4.2)
19
29
13
BUMN (score=4.5)
29 29
Swasta (score=4)
23
0
23 23
20
23
40
35 23 60
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
161
13 80
Selalu
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
6
[7.5]
0 13 100
KOTA TUAL Total Responden: 33 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
33
Total MNC
0
Total Lokal
33
Kecil (1 – 19 peg)
30
Menengah (20-99 peg)
3
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Private Service Non Oil-Gas Manufacturing Construction Electricity, Gas and Water Supply Financial, Ownership and Business Services Transport Communication Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Mining and Quarrying Oil and Gas Manufacturing General Government Service Others
14 6 5 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Pemda - GABUNGAN
90.9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
84.8
PLN
33.3
Telkom dan layanannya
30.3
DepHukum
21.2
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
21.2
Polri/Polisi - GABUNGAN Diknas - GABUNGAN
18.2 6.1
Others BUMN - GABUNGAN
3.0
Pengadilan
3.0
DPR/DPRD
3.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.0
PAM
3.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
162
- Kontrak Bisnis NONE
78.8
Pemda - GABUNGAN
15.2
DPR/DPRD
9.1
Agen Pemerintah GABUNGAN
3.0
Pengadilan
3.0
KPPN
3.0
Depnaker
3.0
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
3.0
Diknas - GABUNGAN
3.0
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
3.0
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
3.0
PLN
3.0 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=3.4)
36
Menyuap agar kontrak dibayar (score=3)
15
42 0
30
15
20
40
27 60
6
9
6
80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
12
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
18
2006 (score=5.6)
0
48
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
12
60 Ya, Agak berkomitmen
18
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
163
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
5.35
2
Telkom dan layanannya
-
6.47
3
PAM
-
5.76
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
5.86
5
Layanan Kesehatan Publik
-
5.76
6
Diknas
-
6.16
7
Pemda
-
6.27
8
BPN
-
6.37
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.96
10
Ditjen Imigrasi
-
6.57
11
DepHukum
-
6.37
12
Polri/Polisi
-
5.94
13
TNI/Militer
-
6.57
14
Depnaker
-
6.47
15
KPPN
-
6.67
16
Bea dan Cukai
-
6.67
17
Partai politik
-
5.86
18
DPR/DPRD
-
5.56
19
Pengadilan
-
5.25
20
Others BUMN
-
6.57
21
BPOM
-
6.47
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
6.16
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
6.37
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Tual (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
1 2 3 4
Institusi
Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. PLN Telkom dan layanannya
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
91%
10%
3%
7%
85% 33% 30%
7% 9% 0%
4% 9% 0%
4% 0% 0%
164
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi
LSM
Media
21
Asosiasi Bisnis
21
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Polisi
18
15
9
24
24
9
Politikus
15
24
9
12
18
27
27
12
6 0
Tokoh keagamaan 303 senior
0
10
20
30 Pilihan-1
40
50
Pilihan-2
60
70
80
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Tual Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di: Pemerintah (score=3.8)
39 27
BUMN (score=4.5)
6
24
Swasta (score=5.9)
0
6
21 30
3 9 20
9
15
12
15
36 40
24 60
80
Selalu
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
165
[7.5]
100
KOTA AMBON Total Responden: 32 Profil Responden: a. Menurut Jenis dan Besar Usaha: Total
32
Total MNC
0
Total Lokal
32
Kecil (1 – 19 peg)
27
Menengah (20-99 peg)
5
Besar (100+ peg)
0
b. Menurut Sektor Usaha: Trade, Hotel and Restaurant Construction Financial, Ownership and Business Services Private Service Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Transport Non Oil-Gas Manufacturing Communication General Government Service Mining and Quarrying Electricity, Gas and Water Supply Oil and Gas Manufacturing Others
13 4 4 4 2 2 1 1 1 0 0 0 0
c. Menurut kontak dengan institusi: - Pelayanan Publik Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
62.5
Pemda - GABUNGAN
62.5
PLN
62.5
Telkom dan layanannya
53.1
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
28.1
DepHukum
25.0
PAM
21.9
Diknas - GABUNGAN
18.8
Depnaker
15.6
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
15.6
Polri/Polisi - GABUNGAN
12.5
BPN
12.5
KPPN BPOM
9.4 6.3
Others BUMN - GABUNGAN
3.1
Pengadilan
3.1
DPR/DPRD
3.1
Partai politik
3.1
Militer - GABUNGAN
3.1
Ditjen Imigrasi
3.1 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
166
70.0
- Kontrak Bisnis NONE
68.8
Pemda - GABUNGAN
21.9
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
15.6
Layanan Kesehatan Publik - GABUNGAN
9.4
Other Dept - GABUNGAN
6.3
Others BUMN - GABUNGAN
6.3
Diknas - GABUNGAN
6.3
Agen Pemerintah - GABUNGAN
3.1
Proyek yang dibiayai World Bank
3.1
BPOM
3.1
DPR/DPRD
3.1
Partai politik
3.1
KPPN
3.1
Depnaker
3.1
Militer - GABUNGAN
3.1
PLN
3.1
0.0
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
1. Komponen Indeks Persepsi Korupsi a. Aspek Mendapatkan Kontrak Pemerintah dan Bayarannya Menyuap untuk mendapat kontrak (score=4.5)
28
Menyuap agar kontrak dibayar (score=4.9)
16
22 0
25
16
28
20
40
13
13 60
22 80
Ya, Selalu
[0]
Ya, Sangat Mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak Mungkin
Sama sekali tidak perlu/Mungkin
19
100
[7.5]
[10]
b. Aspek Komitmen Kepala Daerah untuk Memberantas Korupsi
34
2006 (score=6.5)
0
31
20
Ya, Sangat berkomitmen
40 [10]
Tidak, Kurang berkomitmen [3.33]
28
60 Ya, Agak berkomitmen
80 [6.67]
Tidak, Sangat tidak berkomitmen [0]
167
6
100
2. Evaluasi kualitas pelayanan Publik 10= sangat baik; 0= sangat buruk No.
Institusi
2004
2006
1
PLN
-
5.31
2
Telkom dan layanannya
-
6.77
3
PAM
-
5.42
4
PU, pekerjaan umum, jalan dsb.
-
5.84
5
Layanan Kesehatan Publik
-
6.15
6
Diknas
-
6.25
7
Pemda
-
5.52
8
BPN
-
5.83
9
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb.
-
5.84
10
Ditjen Imigrasi
-
6.24
11
DepHukum
-
6.35
12
Polri/Polisi
-
5.63
13
TNI/Militer
-
6.25
14
Depnaker
-
5.94
15
KPPN
-
6.56
16
Bea dan Cukai
-
6.24
17
Partai politik
-
5.83
18
DPR/DPRD
-
5.63
19
Pengadilan
-
5.52
20
Others BUMN
-
6.46
21
BPOM
-
6.88
22
Proyek yang dibiayai World Bank
-
5.94
23
Proyek yang dibiayai negara donor lain
-
5.73
24
BRR
-
0.00
Basis berbeda untuk tiap institusi
3. Indikator kegiatan suap di pelayanan publik pada institusi yang paling sering berhubungan dengan pengusaha di Ambon (responden minimal 10 orang) a. Pelayanan Publik No .
1 2 3 4
Institusi
PLN Pemda - GABUNGAN Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Telkom dan layanannya
Bagaimana praktik suap terjadi
Interaksi korupsi Jumlah interaksi
Jumlah yang berinteraksi korup
Dimint a
Menawarka n
63% 63%
20% 20%
10% 20%
10% 0%
63% 53%
0% 12%
0% 0%
0% 12%
168
b. Kontrak Bisnis [Tidak ada dengan responden yang lebih dari 10] 4. Siapa yg masih dipercaya mengatasi korupsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
34
13
Media
19
25
Polisi
19
25
Asosiasi Bisnis
19
LSM
6
Tokoh keagamaan senior
9
22
13
16
19
3
Politikus 0 3
6
19
16
9
6
0
10
20
30
Pilihan-1
40 Pilihan-2
50
60
70
Pilihan-3
5. Situasi Pekerjaan di Ambon Apakah perlu menyuap untuk mendapatkan Pekerjaan di:
34
Pemerintah (score=3)
28
25
BUMN (score=3.7)
25
16
Swasta (score=4.4)
0
25
25 20
40
28 3
60
80
[0]
Sangat mungkin [2.5]
Mungkin
[5]
Tidak mungkin
169
13
38
Selalu
Sama sekali tidak perlu/mungkin [10]
9 3
[7.5]
6
16 100
LAYANAN KESEHATAN PUBLIK Total Responden : 406 Profil dari responden yang kontak dengan layanan kesehatan publik : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
362
74
406
Total MNC
65
8
70
Total Lokal
297
66
336
Kecil (1 – 19 pegawai)
114
39
139
Menengah (20-99 pegawai)
99
21
110
Besar (100+ pegawai)
84
6
87
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
362
74
406
65
8
70
Trade, Hotel and Restaurant
186
44
214
Non Oil-Gas Manufacturing
65
6
70
Private Service
32
9
37
Transport
27
3
29
Financial, Ownership and Business Services
20
5
22
Construction
7
4
9
Communication
7
3
7
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
6
0
6
Mining and Quarrying
6
0
6
Electricity, Gas and Water Supply
3
0
3
Oil and Gas Manufacturing
1
0
1
General Government Service
1
0
1
Multinational (MNC)
170
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum KTBR (n=32) DPS (n=43) SBY (n=176) PKRY (n=33) PNAK (n=34) CLG (n=59) MTRM (n=34) PLB (n=34) AMBN (n=32) YOG (n=38) KPG (n=34) MKS (n=65) TUAL (n=33) PDG (n=33) ACEH (n=32) BKS (n=60) TNDT (n=33) TGR (n=61) JKT (n=333) BTM (n=67) PRPR (n=32) MND (n=39) SMG (n=60) MDN (n=65) MAME (n=32) BLPP (n=66) BJMS (n=33) SLK (n=33) PKBR (n=37) GRTL (n=33) WNSB (n=33) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis 56%
GRTL (n=2)
44% 36% 36% 35% 34% 32% 32%
BJMS (n=8)
38% 36%
TGR (n=6)
33%
MTRM (n=13)
31%
AMBN (n=10)
30%
PLB (n=10)
30%
CLG (n=7)
29%
PKBR (n=19)
26%
LRTK (n=4)
25%
SMG (n=17)
24%
TNDT (n=13)
23%
PKRY (n=9)
22%
MDN (n=14)
21%
MND (n=5)
20%
DPS (n=5)
20%
SLK (n=10)
20%
BKS (n=22)
18%
WNSB (n=13)
9%
15%
TUAL (n=7)
6% 6% 6% 6% 5% 3% 3%
14%
JKT (n=109)
10%
PDG (n=12)
8%
SBY (n=38)
8%
MKS (n=14)
7%
BLPP (n=20)
20%
5%
Total (n=471)
21% 0%
40%
PNAK (n=11)
28% 24% 24% 23% 21% 21% 19% 18% 18% 18% 17% 16% 16% 15% 13%
50%
YOG (n=15)
40%
60%
171
16% 0%
20%
40%
60%
1. SPI Layanan Kesehatan Publik 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
4.48
-
0.00
Medan
4.59
6.16
3.33
7.78
3
Kab. Solok
6.04
5.76
3.33
0.00
4
Kab. Tanah Datar
5.09
5.36
0.00
6.67
5
Padang
6.17
5.66
0.00
6.67
6
Batam
4.21
4.83
3.33
0.00
7
Pakan Baru
3.33
5.14
0.00
3.33
8
Palembang
8.08
5.30
6.67
6.67
9
DKI Jakarta
4.88
5.42
4.44
5.56
10
Bekasi
5.00
5.48
3.33
5.00
11
Cilegon
5.19
5.54
5.00
6.67
12
Tangerang
5.34
5.89
3.33
6.67
13
Kab. Wonosobo
6.76
6.26
3.33
0.00
14
Semarang
5.72
6.72
3.33
5.00
15
Yogyakarta
6.41
5.88
6.67
4.00
16
Surabaya
6.09
5.63
3.33
5.00
17
Pontianak
-
4.61
-
0.00
18
Palangkaraya
-
6.37
-
0.00
19
Kotabaru
4.90
5.31
5.00
4.44
20
Banjarmasin
6.54
5.86
5.84
0.00
21
Balikpapan
5.33
5.96
0.00
0.00
22
Manado
5.46
5.56
0.00
6.67
23
Gorontalo
-
5.35
-
6.67
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
6.46
-
0.00
25
Makassar
8.18
6.31
0.00
0.00
26
Denpasar
6.67
5.19
0.00
6.67
27
Mataram
-
5.88
-
6.67
28
Kupang
-
5.00
-
0.00
29
Maumere
-
3.44
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
3.98
-
0.00
31
Kab. Tual
-
5.76
-
3.33
32
Ambon
-
6.15
-
6.67
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
172
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
6 (19% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
7 (10% )
29%
65
6 (9% )
17%
17%
0%
3
Kab. Solok
37
6 (16% )
17%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
6 (16% )
0%
33
6 (18% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
15 (32% )
7%
33
7 (21% )
14%
0%
14%
6
Kota Batam
53
13 (25% )
23%
67
11 (16% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
10 (24% )
0%
37
2 (5% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
40
6 (15% )
17%
34
11 (32% )
9%
0%
9%
9
DKI Jakarta
260
68 (26% )
13%
333
56 (17% )
13%
5%
7%
10
Kota Bekasi
66
10 (15% )
10%
60
11 (18% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
63
11 (17% )
18%
59
20 (34% )
10%
5%
5%
12
Kota Tangerang
69
8 (12% )
13%
61
11 (18% )
9%
0%
9%
13
Kab. Wonosobo
37
3 (8% )
67%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
18 (32% )
11%
60
8 (13% )
13%
0%
13%
15
Kota Yogyakarta
39
12 (31% )
17%
38
9 (24% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
128
35 (27% )
17%
176
64 (36% )
13%
3%
9%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
12 (35% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
12 (36% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
9 (28% )
22%
32
18 (56% )
17%
11%
6%
20
Kota Banjarmasin
53
19 (36% )
21%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
9 (18% )
0%
66
4 (6% )
0%
0%
0%
22
Kota Manado
44
8 (18% )
0%
39
6 (15% )
17%
17%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
5 (16% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
8 (18% )
0%
65
15 (23% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
6 (15% )
0%
43
19 (44% )
5%
5%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
11 (32% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
8 (24% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
2 (6% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
-
-
-
33
7 (21% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
9 (28% )
0%
0%
0%
173
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
14
3 (21% )
67%
67%
0%
3
Kab. Solok
10
2 (20% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
3 (23% )
33%
33%
0%
5
Kota Padang
12
1 (8% )
100%
100%
0%
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
5 (26% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
3 (30% )
33%
33%
0%
9
DKI Jakarta
109
11 (10% )
27%
18%
9%
10
Kota Bekasi
22
4 (18% )
50%
50%
0%
11
Kota Cilegon
7
2 (29% )
50%
50%
0%
12
Kota Tangerang
6
2 (33% )
50%
50%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
2 (15% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
17
4 (24% )
25%
25%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
6 (40% )
83%
50%
33%
16
Kota Surabaya
38
3 (8% )
33%
0%
33%
17
Kota Pontianak
11
4 (36% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
2 (22% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
3 (38% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
1 (5% )
0%
0%
0%
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
1 (50% )
100%
100%
0%
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
4 (31% )
25%
25%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
1 (14% )
100%
100%
0%
32
Kota Ambon
10
3 (30% )
100%
100%
0%
174
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Layanan Kesehatan Publik dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
DPS (n=1)
100
0
KTBR (n=3)
100
0
CLG (n=2)
100
0
PLB (n=1)
100
0
PKBR (n=1)
100
0
SBY (n=8)
25
50
25
100
0
SMG (n=1) 0
100
0
TGR (n=1) 0
100
0 14
86
PDG (n=1) 0
100
MDN (n=1) 0
100
TOTAL (n=28) 0
20
40 Meningkat
100 100
0 0 0 -14
-100
60 Sama
100
-100
18
46
36
100
0
MND (n=1) 0
JKT (n=7) 0
100
Menurun
175
80
18 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
DPS (n=2)
50
50
0
PKBR (n=2)
50
50
0
25
JKT (n=12)
67
50 50
8
17
MND (n=1) 0
100
0
SBY (n=2) 0
100
0
BLPP (n=1) 0
100
0
WNSB (n=1) 0
100
0
SMG (n=1) 0
100
0
BKS (n=1) 0
100
0
BTM (n=1) 0
100
-100
MDN (n=1) 0
100
-100
20
TOTAL (n=25) 0
68 20
40 Meningkat
0 0 0 0 0
12 60
Sama
0
80
8 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Layanan Kesehatan Publik Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Don't Know
176
Hubungan Bisnis
20
13
35
62
5
0
55
38
5
0
DIKNAS Total Responden : 243 Profil dari responden yang kontak dengan Diknas : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
164
120
243
Total MNC
24
6
27
Total Lokal
140
114
216
Kecil (1 – 19 pegawai)
65
63
111
Menengah (20-99 pegawai)
46
36
69
Besar (100+ pegawai)
29
15
36
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
164
120
243
Multinational (MNC)
24
6
27
Trade, Hotel and Restaurant
68
63
109
Private Service
48
19
58
Non Oil-Gas Manufacturing
13
18
28
Financial, Ownership and Business Services
9
5
13
Construction
7
7
11
Transport
7
3
9
Mining and Quarrying
5
0
5
Communication
3
4
5
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
2
1
3
Electricity, Gas and Water Supply
1
0
1
General Government Service
1
0
1
177
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PLB (n=34) PKRY (n=33) BTM (n=67) PRPR (n=32) AMBN (n=32) ACEH (n=32) MTRM (n=34) PNAK (n=34) MKS (n=65) KPG (n=34) BLPP (n=66) YOG (n=38) SMG (n=60) BJMS (n=33) PDG (n=33) PKBR (n=37) SBY (n=176) JKT (n=333) MAME (n=32) TUAL (n=33) TNDT (n=33) BKS (n=60) TGR (n=61) DPS (n=43) CLG (n=59) LRTK (n=31) KTBR (n=32) MDN (n=65) GRTL (n=33) WNSB (n=33) SLK (n=33) MND (n=39) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis 29% 27%
24% 22% 19% 19% 18% 15% 12% 12% 11% 11% 10% 9% 9% 8% 7% 7% 6% 6% 6% 5% 5% 5% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 9% 0%
10%
20%
SLK (n=10) PLB (n=10) MTRM (n=13) PRPR (n=10) KTBR (n=4) YOG (n=15) WNSB (n=13) PNAK (n=11) PDG (n=12) SMG (n=17) BKS (n=22) MKS (n=14) CLG (n=7) MDN (n=14) LRTK (n=4) TNDT (n=13) PKBR (n=19) AMBN (n=10) MND (n=5) DPS (n=5) TGR (n=6) JKT (n=109) SBY (n=38) BLPP (n=20) TUAL (n=7) BJMS (n=8) PKRY (n=9) ACEH (n=9) BTM (n=21) KPG (n=11) Total (n=471)
30%
178
70% 60% 54% 50% 50% 47% 46% 45% 42% 35% 32% 29% 29% 29% 25% 23% 21% 20% 20% 20% 17% 17% 16% 15% 14% 13% 11% 11% 10% 9% 25% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
1. SPI Diknas 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.73
-
6.67
Medan
4.78
6.50
0.00
6.67
3
Kab. Solok
6.04
5.94
3.33
6.67
4
Kab. Tanah Datar
4.87
5.76
0.00
0.00
5
Padang
5.67
5.86
3.33
6.67
6
Batam
3.96
5.27
3.33
5.42
7
Pakan Baru
3.49
5.41
3.33
2.22
8
Palembang
7.25
5.49
3.33
4.67
9
DKI Jakarta
4.63
5.47
4.44
4.79
10
Bekasi
4.70
5.29
3.33
4.00
11
Cilegon
4.87
5.65
5.00
0.00
12
Tangerang
5.17
5.93
0.00
0.00
13
Kab. Wonosobo
6.31
6.87
4.17
10.00
14
Semarang
6.01
7.06
5.56
5.00
15
Yogyakarta
5.90
7.02
4.44
5.84
16
Surabaya
6.46
5.55
3.33
2.78
17
Pontianak
-
5.20
-
6.00
18
Palangkaraya
-
6.37
-
0.00
19
Kotabaru
5.00
6.25
4.44
3.33
20
Banjarmasin
6.54
5.96
6.67
0.00
21
Balikpapan
6.47
5.96
0.00
5.00
22
Manado
5.30
6.24
3.34
0.00
23
Gorontalo
-
5.96
-
0.00
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
6.57
-
6.67
25
Makassar
8.18
6.00
6.67
6.67
26
Denpasar
6.10
5.04
3.33
10.00
27
Mataram
-
6.18
-
6.67
28
Kupang
-
5.25
-
0.00
29
Maumere
-
5.49
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
5.00
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.16
-
3.33
32
Ambon
-
6.25
-
6.67
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
179
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
6 (19% )
33%
0%
33%
Kota Medan
69
3 (4% )
0%
65
2 (3% )
0%
0%
0%
3
Kab. Solok
37
5 (14% )
20%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
10 (27% )
0%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
10 (21% )
40%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
53
10 (19% )
10%
67
16 (24% )
50%
6%
44%
7
Kota Pekan Baru
42
7 (17% )
29%
37
3 (8% )
33%
33%
0%
8
Kota Palembang
40
7 (18% )
29%
34
10 (29% )
30%
30%
0%
9
DKI Jakarta
260
44 (17% )
20%
333
24 (7% )
25%
17%
8%
10
Kota Bekasi
66
6 (9% )
33%
60
3 (5% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
63
7 (11% )
57%
59
2 (3% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
5 (7% )
0%
61
3 (5% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
7 (19% )
57%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
9 (16% )
33%
60
6 (10% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
14 (36% )
21%
38
4 (11% )
25%
25%
0%
16
Kota Surabaya
128
15 (12% )
7%
176
13 (7% )
38%
31%
8%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
5 (15% )
60%
40%
20%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
9 (27% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
10 (31% )
30%
32
1 (3% )
100%
100%
0%
20
Kota Banjarmasin
53
2 (4% )
50%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
2 (4% )
0%
66
7 (11% )
14%
0%
14%
22
Kota Manado
44
4 (9% )
50%
39
1 (3% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
7 (22% )
14%
0%
14%
25
Kota Makassar
44
5 (11% )
20%
65
8 (12% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
6 (15% )
17%
43
2 (5% )
50%
0%
50%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
6 (18% )
17%
17%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
4 (12% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
2 (6% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
1 (3% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
2 (6% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
6 (19% )
0%
0%
0%
180
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
1 (11% )
0%
0%
0%
Kota Medan
14
4 (29% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
10
7 (70% )
43%
43%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
3 (23% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
12
5 (42% )
40%
20%
20%
6
Kota Batam
21
2 (10% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
4 (21% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
10
6 (60% )
67%
33%
33%
9
DKI Jakarta
109
18 (17% )
61%
33%
28%
10
Kota Bekasi
22
7 (32% )
71%
57%
14%
11
Kota Cilegon
7
2 (29% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
6
1 (17% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
6 (46% )
17%
0%
17%
14
Kota Semarang
17
6 (35% )
33%
17%
17%
15
Kota Yogyakarta
15
7 (47% )
57%
29%
29%
16
Kota Surabaya
38
6 (16% )
17%
0%
17%
17
Kota Pontianak
11
5 (45% )
80%
60%
20%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
2 (50% )
50%
50%
0%
20
Kota Banjarmasin
8
1 (13% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
3 (15% )
33%
33%
0%
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
5 (50% )
20%
0%
20%
25
Kota Makassar
14
4 (29% )
25%
25%
0%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
7 (54% )
14%
14%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
1 (14% )
100%
100%
0%
32
Kota Ambon
10
2 (20% )
100%
100%
0%
181
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi diknas dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
KTBR (n=1)
0
100
PNAK (n=3) PLB (n=3)
33
0
67
33
33
33
33
0
MTRM (n=1) 0
100
0
DPS (n=1) 0
100
0
BLPP (n=1) 0
100
0
YOG (n=1) 0
100
0
JKT (n=6) 0
100
0
ACEH (n=2) 0 SBY (n=5) 0 BTM (n=8) 0
50
50
PRPR (n=1) 0
100
PKBR (n=1) 0
100
TOTAL (n=34) 0
20
Meningkat
0
-100
60 Sama
0
-100
44 40
0
-88
44
12
0
-60
88
13
0
-50
60
40
100
Menurun
182
80
-32 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
TUAL (n=1)
100
0
100
AMBN (n=2)
100
0
100
MKS (n=1)
100
0
100
MTRM (n=1)
100
0
100
KTBR (n=1)
100
0
100
SLK (n=3)
100
0
100
MDN (n=2)
100
0
100
0
60 50
BKS (n=5)
40
60
SMG (n=2)
50
50
0
PDG (n=2)
50
50
0
PKBR (n=2)
50
50
0
JKT (n=11) YOG (n=4)
25
50
25
PLB (n=4)
25
50
25
PNAK (n=4)
25
9 0 0
50
25
-25
PRPR (n=1) 0
100
0
BLPP (n=1) 0
100
0
WNSB (n=1) 0
100
0
SBY (n=1) 0
100
TOTAL (n=49) 20
40 Meningkat
0 0 -100
60 Sama
0
16
35
49 0
50
27
36
36
50
80
33 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Diknas Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
183
Hubungan Bisnis 22
33
27
39
0
12
73
55
DEPNAKER Total Responden : 453 Profil dari responden yang kontak dengan Depnaker : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
418
46
453
Total MNC
142
5
145
Total Lokal
276
41
308
Kecil (1 – 19 pegawai)
95
14
109
Menengah (20-99 pegawai)
93
16
104
Besar (100+ pegawai)
88
11
95
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
418
46
453
Multinational (MNC)
142
5
145
Trade, Hotel and Restaurant
174
24
190
Non Oil-Gas Manufacturing
108
7
114
Private Service
41
7
47
Financial, Ownership and Business Services
30
2
31
Transport
26
4
30
Mining and Quarrying
12
0
12
Construction
7
2
9
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
6
0
6
Communication
6
0
6
Electricity, Gas and Water Supply
4
0
4
Oil and Gas Manufacturing
1
0
1
184
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum MAME (n=32) GRTL (n=33) MND (n=39) DPS (n=43) PLB (n=34) BTM (n=67) ACEH (n=32) MTRM (n=34) SBY (n=176) MDN (n=65) LRTK (n=31) PKBR (n=37) PRPR (n=32) PNAK (n=34) BLPP (n=66) YOG (n=38) MKS (n=65) BKS (n=60) JKT (n=333) AMBN (n=32) TGR (n=61) PDG (n=33) CLG (n=59) SMG (n=60) TNDT (n=33) WNSB (n=33) SLK (n=33) BJMS (n=33) KPG (n=34) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis MTRM (n=13)
59% 55% 54% 53% 44% 43% 38% 35% 35% 32% 32% 30% 28% 24% 23% 21% 20% 18% 18% 16% 15% 12% 12% 10% 9% 6% 6% 3% 3% 24% 0%
54%
PKBR (n=19)
26%
LRTK (n=4)
25%
KTBR (n=4)
25%
PRPR (n=10)
20%
MND (n=5)
20%
TUAL (n=7)
14%
JKT (n=109)
13%
PKRY (n=9)
11%
ACEH (n=9)
11%
AMBN (n=10)
10%
PLB (n=10)
10%
KPG (n=11)
9%
PNAK (n=11)
9%
BKS (n=22)
9%
PDG (n=12)
8%
MKS (n=14)
7%
MDN (n=14)
7%
SMG (n=17)
6%
BLPP (n=20)
5%
SBY (n=38)
3%
Total (n=471)
50%
100%
185
10% 0%
50%
100%
1. SPI Depnaker 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
6.04
-
5.56
Medan
4.44
5.74
3.81
6.11
3
Kab. Solok
5.14
6.37
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
5.68
5.96
0.00
0.00
5
Padang
6.10
5.76
4.67
0.00
6
Batam
3.77
5.82
3.57
5.00
7
Pakan Baru
3.02
5.41
2.96
3.33
8
Palembang
6.50
4.80
6.67
4.67
9
DKI Jakarta
4.00
5.15
3.07
4.47
10
Bekasi
3.68
5.11
3.70
4.00
11
Cilegon
4.71
5.37
4.82
6.67
12
Tangerang
4.01
5.61
5.00
3.33
13
Kab. Wonosobo
6.04
6.16
5.00
0.00
14
Semarang
5.24
6.00
4.44
0.00
15
Yogyakarta
5.73
5.97
3.33
3.33
16
Surabaya
4.71
5.56
3.52
3.91
17
Pontianak
-
5.20
-
3.33
18
Palangkaraya
-
6.16
-
0.00
19
Kotabaru
5.84
6.25
3.33
3.33
20
Banjarmasin
5.66
5.46
5.24
0.00
21
Balikpapan
4.53
6.21
3.84
6.00
22
Manado
5.46
6.07
5.24
5.00
23
Gorontalo
-
5.96
-
5.56
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
6.04
-
5.56
25
Makassar
7.27
5.74
7.78
6.67
26
Denpasar
6.06
5.58
3.33
5.00
27
Mataram
-
5.98
-
6.67
28
Kupang
-
6.78
-
0.00
29
Maumere
-
6.45
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
6.03
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.47
-
6.67
32
Ambon
-
5.94
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
186
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
12 (38% )
17%
8%
8%
Kota Medan
69
36 (52% )
58%
65
21 (32% )
29%
29%
0%
3
Kab. Solok
37
4 (11% )
0%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
6 (16% )
0%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
16 (34% )
31%
33
4 (12% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
53
22 (42% )
64%
67
29 (43% )
21%
21%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
14 (33% )
64%
37
11 (30% )
9%
9%
0%
8
Kota Palembang
40
9 (23% )
11%
34
15 (44% )
27%
27%
0%
9
DKI Jakarta
260
98 (38% )
51%
333
61 (18% )
49%
46%
3%
10
Kota Bekasi
66
17 (26% )
53%
60
11 (18% )
36%
27%
9%
11
Kota Cilegon
63
24 (38% )
38%
59
7 (12% )
29%
29%
0%
12
Kota Tangerang
69
11 (16% )
55%
61
9 (15% )
22%
22%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
11 (30% )
18%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
11 (20% )
27%
60
6 (10% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
10 (26% )
20%
38
8 (21% )
13%
13%
0%
16
Kota Surabaya
128
61 (48% )
30%
176
62 (35% )
47%
34%
13%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
8 (24% )
13%
13%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
13 (41% )
23%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
25 (47% )
56%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
48 (96% )
27%
66
15 (23% )
27%
27%
0%
22
Kota Manado
44
14 (32% )
50%
39
21 (54% )
10%
10%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
18 (55% )
33%
6%
28%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
9 (28% )
33%
33%
0%
25
Kota Makassar
44
15 (34% )
20%
65
13 (20% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
8 (21% )
13%
43
23 (53% )
9%
9%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
12 (35% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
19 (59% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
10 (32% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
5 (16% )
0%
0%
0%
187
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
9
Jumlah Interaksi 1 (11% )
Interaksi korup 100%
Base
1
Kota Banda Aceh
2
Kota Medan
14
1 (7% )
3
Kab. Solok
10
4
Kab. Tanah Datar
5
Diminta
Menawarkan
100%
0%
100%
100%
0%
0 (0% )
-
-
-
13
0 (0% )
-
-
-
Kota Padang
12
1 (8% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
5 (26% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
1 (10% )
100%
0%
100%
9
DKI Jakarta
109
14 (13% )
57%
50%
7%
10
Kota Bekasi
22
2 (9% )
50%
0%
50%
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
1 (3% )
0%
0%
0%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
1 (25% )
100%
100%
0%
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
1 (5% )
100%
100%
0%
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
2 (20% )
100%
100%
0%
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
100%
100%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
7 (54% )
43%
43%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
1 (14% )
100%
0%
100%
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
0%
0%
0%
188
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi depnaker dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
DPS (n=2)
100
0
YOG (n=1)
100
0
PKBR (n=1)
100
0
BKS (n=4) GRTL (n=6) ACEH (n=2)
50
BTM (n=6)
50
CLG (n=2)
50
0
50
TGR (n=2)
50
0
50
SBY (n=29) BLPP (n=4) 0
25
-50
100
-100 16
56 20
40 Meningkat
0 -25
50
28
20
-10 0
50
PNAK (n=1) 0
0
21
75
MND (n=2) 0
33
-33
100
PLB (n=4) 0
TOTAL (n=105)
3
69
10
50
0
50
33
75
33
0
73
17
100
0
67
23
MDN (n=6)
17
33
100
50 0
50
33
JKT (n=30)
17
17
67
PRPR (n=3)
0
25
75
100
60 Sama
Menurun
189
80
11 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
TUAL (n=1)
100
0
MKS (n=1)
100
0
KTBR (n=1)
100
0
MTRM (n=3) JKT (n=8)
100 67
25
63
13
100
0
33
67
100
-13 BLPP (n=1) 0
0
100
0 PLB (n=1) 0
100
0
ACEH (n=1) 0
100
0
0 0 PRPR (n=2) 0
50
50
-50 BKS (n=1) 0
100
MDN (n=1) 0
100
-100 -100 TOTAL (n=21)
24
48
29
5 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Depnaker Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
190
Hubungan Bisnis 34
16
32
50
9
19
62
38
PU, PEKERJAAN UMUM, JALAN DSB. Total Responden : 151 Profil dari responden yang kontak dengan PU, pekerjaan umum, jalan dsb. : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
113
63
151
Total MNC
24
7
29
Total Lokal
89
56
122
Kecil (1 – 19 pegawai)
27
27
47
Menengah (20-99 pegawai)
33
25
44
Besar (100+ pegawai)
29
4
31
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
113
63
151
Multinational (MNC)
24
7
29
Trade, Hotel and Restaurant
40
18
53
Construction
14
22
26
Non Oil-Gas Manufacturing
18
5
20
Private Service
18
4
20
Financial, Ownership and Business Services
8
6
11
Transport
5
2
7
Communication
2
3
4
Mining and Quarrying
3
0
3
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
1
1
2
Electricity, Gas and Water Supply
0
1
1
Oil and Gas Manufacturing
1
0
1
General Government Service
1
1
1
191
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum AMBN (n=32) BKS (n=60)
16%
GRTL (n=2)
15%
AMBN (n=10) PKRY (n=9)
YOG (n=38)
13%
ACEH (n=32)
13%
PLB (n=34)
12%
SBY (n=176)
11%
SMG (n=60)
10%
DPS (n=43)
9%
PKRY (n=33)
9%
MTRM (n=34)
9%
PKBR (n=37)
8%
MKS (n=65)
8%
JKT (n=333)
7%
WNSB (n=33)
6%
KPG (n=34)
6%
CLG (n=59)
5%
MDN (n=65)
5%
PRPR (n=32)
3%
MAME (n=32)
3%
KTBR (n=32)
3%
TUAL (n=33)
3%
SLK (n=33)
3%
- Kontrak Bisnis
CLG (n=7)
Total (n=1760)
20% 17%
MTRM (n=13)
15% 15% 15% 14%
TUAL (n=7) MDN (n=14)
14% 13%
SBY (n=38) SMG (n=17)
12%
BLPP (n=20) PLB (n=10)
10% 10% 10% 7% 6% 5%
BTM (n=21) BKS (n=22)
5% 13%
Total (n=471)
6% 0%
25% 20%
WNSB (n=13) TNDT (n=13)
SLK (n=10)
1%
25%
DPS (n=5) PDG (n=12)
MKS (n=14) JKT (n=109)
BTM (n=67)
26% 25%
BJMS (n=8) MND (n=5)
3%
2%
29% 27%
LRTK (n=4) KTBR (n=4)
3% 2%
33% 33%
KPG (n=11) PKBR (n=19)
MND (n=39) TGR (n=61)
50% 44%
MAME (n=3) ACEH (n=9)
PNAK (n=34)
BLPP (n=66)
100%
50%
100%
192
0%
50%
100%
1. SPI PU, pekerjaan umum, jalan dsb. 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.00
-
5.00
1
Banda Aceh
2
Medan
4.06
4.90
5.56
5.00
3
Kab. Solok
5.68
5.73
6.67
0.00
4
Kab. Tanah Datar
4.50
5.96
3.33
0.00
5
Padang
6.17
5.56
6.00
0.00
6
Batam
3.39
4.23
0.00
0.00
7
Pakan Baru
2.54
5.23
2.22
4.67
8
Palembang
5.90
4.41
6.67
0.00
9
DKI Jakarta
3.93
5.08
3.70
4.44
10
Bekasi
3.74
4.94
0.00
5.84
11
Cilegon
4.66
4.58
3.33
0.00
12
Tangerang
4.36
5.25
0.00
0.00
13
Kab. Wonosobo
5.86
5.25
6.67
6.67
14
Semarang
5.30
6.67
3.33
4.44
15
Yogyakarta
5.73
5.59
6.67
6.67
16
Surabaya
4.54
5.32
2.71
4.45
17
Pontianak
-
4.02
-
0.00
18
Palangkaraya
-
4.65
-
6.67
19
Kotabaru
5.00
6.04
0.00
6.67
20
Banjarmasin
5.09
5.15
5.00
0.00
21
Balikpapan
4.07
5.51
0.00
6.67
22
Manado
5.30
5.64
6.67
0.00
23
Gorontalo
-
5.76
-
6.67
24
Pare-pare
-
6.36
-
0.00
25
Makassar
7.20
5.44
3.33
6.67
26
Denpasar
5.40
4.65
0.00
3.33
27
Mataram
-
5.98
-
6.67
28
Kupang
-
5.27
-
6.67
29
Maumere
-
4.90
-
3.33
30
Kab. Larantuka
-
3.87
-
0.00
31
Kab. Tual
-
5.86
-
3.33
32
Ambon
-
5.84
-
5.33
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
193
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
2006
Jumlah Interaksi
Base
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawar kan
-
-
-
32
4 (13% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
3 (4% )
100%
65
3 (5% )
33%
33%
0%
3
Kab. Solok
37
2 (5% )
100%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
5 (14% )
40%
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
10 (21% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
3 (6% )
0%
67
1 (1% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
5 (12% )
60%
37
3 (8% )
67%
67%
0%
8
Kota Palembang
40
6 (15% )
17%
34
4 (12% )
0%
0%
0%
9
DKI Jakarta
260
25 (10% )
36%
333
23 (7% )
26%
22%
4%
10
Kota Bekasi
66
4 (6% )
0%
60
9 (15% )
44%
33%
11%
11
Kota Cilegon
63
2 (3% )
50%
59
3 (5% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
0 (0% )
-
61
1 (2% )
100%
100%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
4 (11% )
50%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
7 (13% )
57%
60
6 (10% )
33%
17%
17%
15
Kota Yogyakarta
39
12 (31% )
17%
38
5 (13% )
20%
20%
0%
16
Kota Surabaya
128
27 (21% )
59%
176
19 (11% )
58%
42%
16%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
3 (9% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
2 (6% )
0%
32
1 (3% )
100%
100%
0%
20
Kota Banjarmasin
53
4 (8% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
0 (0% )
-
66
1 (2% )
0%
0%
0%
22
Kota Manado
44
3 (7% )
67%
39
1 (3% )
100%
100%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
4 (9% )
25%
65
5 (8% )
20%
0%
20%
26
Kota Denpasar
39
0 (0% )
-
43
4 (9% )
25%
25%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
3 (9% )
67%
67%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
2 (6% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
1 (3% )
100%
100%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
5 (16% )
60%
60%
0%
194
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
3 (33% )
67%
0%
67%
1
Kota Banda Aceh
2
Kota Medan
14
2 (14% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
10
1 (10% )
100%
100%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
2 (15% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
12
2 (17% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
21
1 (5% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
5 (26% )
60%
60%
0%
8
Kota Palembang
10
1 (10% )
100%
0%
100%
9
DKI Jakarta
109
7 (6% )
71%
57%
14%
10
Kota Bekasi
22
1 (5% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
7
2 (29% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
2 (15% )
100%
100%
0%
14
Kota Semarang
17
2 (12% )
100%
100%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
5 (13% )
80%
60%
20%
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
4 (44% )
25%
25%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
1 (25% )
100%
100%
0%
20
Kota Banjarmasin
8
2 (25% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
2 (10% )
50%
50%
0%
22
Kota Manado
5
1 (20% )
100%
100%
0%
23
Kota Gorontalo
2
2 (100% )
50%
50%
0%
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
2 (15% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
3 (27% )
33%
33%
0%
29
Kota Maumere
3
1 (33% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
1 (14% )
100%
0%
100%
32
Kota Ambon
10
5 (50% )
100%
100%
0%
195
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi PU, pekerjaan umum, jalan dsb. dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
AMBN (n=3)
100
0
MAME (n=1)
100
0
MTRM (n=2)
100
0
DPS (n=1)
100
0
KTBR (n=1)
100
0
PKBR (n=2)
50
SMG (n=2)
50
JKT (n=6)
50 0
50
33
BKS (n=4)
75
18
100 100 100 100 50 0
67
25
SBY (n=11)
0
100
73
0
33
0
25
9
9
MND (n=1) 0
100
0
0
MKS (n=1) 0
100
0
0
YOG (n=1) 0
100
0
0
TGR (n=1) 0
100
0
0
MDN (n=1) 0
100
0
0
TOTAL (n=38)
39 0
20
55 40 Meningkat
60 Sama
5 80
Menurun
196
100
34
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
TUAL (n=1)
100
0
AMBN (n=5)
100
0
GRTL (n=1)
100
0
100
KTBR (n=1)
100
0
100
PKRY (n=1)
100
0
100
SMG (n=2)
100
0
100
PLB (n=1)
100
0
100
SLK (n=1)
100
0
100
0
50
ACEH (n=2)
50
PKBR (n=3)
33
JKT (n=5)
50 0
100 100
67
20
-33
60
20
0
MND (n=1) 0
100
0
0
KPG (n=1) 0
100
0
0
BLPP (n=1) 0
100
0
0
WNSB (n=2) 0
100
0
0
MDN (n=1) 0
100
0
0
SBY (n=4) 0
75
TOTAL (n=33)
25
48 0
20
39 40 Meningkat
60 Sama
-25 12
80
36 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di PU, pekerjaan umum, jalan dsb. Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Don't Know
Hubungan Bisnis
11
13
27
69
9
8
45
23
18
0
197
PEMDA Total Responden : 1338 Profil dari responden yang kontak dengan Pemda : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1272
206
1338
Total MNC
144
10
146
Total Lokal
1128
196
1192
Kecil (1 – 19 pegawai)
683
104
726
Menengah (20-99 pegawai)
289
63
306
Besar (100+ pegawai)
156
29
160
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1272
206
1338
Multinational (MNC)
144
10
146
Trade, Hotel and Restaurant
670
104
694
Non Oil-Gas Manufacturing
187
29
201
Private Service
144
22
151
Transport
76
13
84
Financial, Ownership and Business Services
76
10
82
Communication
42
6
43
Construction
35
16
39
Mining and Quarrying
14
0
14
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
13
2
13
Electricity, Gas and Water Supply
7
0
7
General Government Service
3
4
5
Oil and Gas Manufacturing
1
0
1
198
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum GRTL (n=33) PLB (n=34) LRTK (n=31) PNAK (n=34) TUAL (n=33) MDN (n=65) TGR (n=61) PKRY (n=33) MAME (n=32) PRPR (n=32) KTBR (n=32) ACEH (n=32) PDG (n=33) MTRM (n=34) YOG (n=38) BKS (n=60) MKS (n=65) SBY (n=176) JKT (n=333) BTM (n=67) CLG (n=59) BJMS (n=33) PKBR (n=37) TNDT (n=33) SLK (n=33) AMBN (n=32) MND (n=39) BLPP (n=66) DPS (n=43) WNSB (n=33) SMG (n=60) KPG (n=34) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis
100% 97% 94% 91% 91% 89% 89% 88% 88% 84% 84% 84% 82% 76% 76% 75% 72% 72% 71% 69% 68% 67% 65% 64% 64% 63% 62% 56% 56% 45% 40% 32% 72% 0%
50%
GRTL (n=2) PRPR (n=10) PKRY (n=9) MTRM (n=13) KTBR (n=4) BJMS (n=8) PDG (n=12) TUAL (n=7) AMBN (n=10) BLPP (n=20) SLK (n=10) TNDT (n=13) MAME (n=3) MND (n=5) KPG (n=11) WNSB SMG (n=17) PKBR (n=19) LRTK (n=4) PLB (n=10) BKS (n=22) MKS (n=14) CLG (n=7) DPS (n=5) SBY (n=38) ACEH (n=9) BTM (n=21) MDN (n=14) JKT (n=109) YOG (n=15) PNAK (n=11) TGR (n=6) Total (n=471)
100%
0%
199
100% 80% 78% 77% 75% 75% 75% 71% 70% 70% 70% 69% 67% 60% 55% 54% 53% 53% 50% 50% 45% 43% 43% 40% 37% 33% 29% 21% 20% 20% 18% 17% 44% 50%
100%
1. SPI Pemda 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
1
Banda Aceh
-
4.37
-
2.67
2
Medan
-
5.28
-
5.24
3
Kab. Solok
-
6.06
-
5.72
4
Kab. Tanah Datar
-
6.06
-
6.67
5
Padang
-
5.15
-
5.00
6
Batam
-
4.93
-
4.67
7
Pakan Baru
-
4.14
-
3.50
8
Palembang
-
4.21
-
3.09
9
DKI Jakarta
-
4.30
-
3.84
10
Bekasi
-
4.89
-
4.50
11
Cilegon
-
4.86
-
5.00
12
Tangerang
-
5.03
-
3.81
13
Kab. Wonosobo
-
5.76
-
6.67
14
Semarang
-
6.67
-
6.25
15
Yogyakarta
-
5.70
-
4.82
16
Surabaya
-
4.95
-
4.66
17
Pontianak
-
4.90
-
4.22
18
Palangkaraya
-
6.16
-
5.56
19
Kotabaru
-
5.52
-
5.00
20
Banjarmasin
-
5.35
-
5.00
21
Balikpapan
-
5.81
-
5.79
22
Manado
-
5.39
-
4.85
23
Gorontalo
-
5.35
-
4.76
24
Pare-pare
-
6.25
-
6.30
25
Makassar
-
5.13
-
4.74
26
Denpasar
-
4.42
-
3.75
27
Mataram
-
5.79
-
4.07
28
Kupang
-
5.96
-
5.00
29
Maumere
-
5.63
-
4.17
30
Kab. Larantuka
-
6.45
-
6.67
31
Kab. Tual
-
6.27
-
5.56
32
Ambon
-
5.52
-
5.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
200
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
27 (84% )
15%
11%
4%
Kota Medan
69
-
-
65
58 (89% )
48%
45%
3%
3
Kab. Solok
37
-
-
33
21 (64% )
14%
5%
10%
4
Kab. Tanah Datar
37
-
-
33
21 (64% )
14%
10%
5%
5
Kota Padang
47
-
-
33
27 (82% )
41%
19%
22%
6
Kota Batam
53
-
-
67
46 (69% )
30%
28%
2%
7
Kota Pekan Baru
42
-
-
37
24 (65% )
67%
63%
4%
8
Kota Palembang
40
-
-
34
33 (97% )
39%
36%
3%
9
DKI Jakarta
260
-
-
333
236 (71% )
51%
47%
4%
10
Kota Bekasi
66
-
-
60
45 (75% )
40%
36%
4%
11
Kota Cilegon
63
-
-
59
40 (68% )
30%
28%
3%
12
Kota Tangerang
69
-
-
61
54 (89% )
13%
11%
2%
13
Kab. Wonosobo
37
-
-
33
15 (45% )
13%
0%
13%
14
Kota Semarang
56
-
-
60
24 (40% )
63%
54%
8%
15
Kota Yogyakarta
39
-
-
38
29 (76% )
31%
28%
3%
16
Kota Surabaya
128
-
-
176
127 (72% )
66%
46%
20%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
31 (91% )
48%
35%
13%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
29 (88% )
7%
7%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
-
-
32
27 (84% )
48%
37%
11%
20
Kota Banjarmasin
53
-
-
33
22 (67% )
14%
5%
9%
21
Kota Balikpapan
50
-
-
66
37 (56% )
43%
32%
11%
22
Kota Manado
44
-
-
39
24 (62% )
42%
25%
17%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
33 (100% )
42%
15%
27%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
27 (84% )
22%
19%
4%
25
Kota Makassar
44
-
-
65
47 (72% )
38%
30%
9%
26
Kota Denpasar
39
-
-
43
24 (56% )
29%
17%
13%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
26 (76% )
23%
15%
8%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
11 (32% )
18%
0%
18%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
28 (88% )
11%
11%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
29 (94% )
7%
3%
3%
31
Kota Tual
-
-
-
33
30 (91% )
10%
3%
7%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
20 (63% )
20%
20%
0%
201
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
3 (33% )
33%
33%
0%
1
Kota Banda Aceh
2
Kota Medan
14
3 (21% )
33%
33%
0%
3
Kab. Solok
10
7 (70% )
71%
57%
14%
4
Kab. Tanah Datar
13
9 (69% )
22%
0%
22%
5
Kota Padang
12
9 (75% )
11%
0%
11%
6
Kota Batam
21
6 (29% )
17%
17%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
10 (53% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
10
5 (50% )
60%
40%
20%
9
DKI Jakarta
109
22 (20% )
55%
55%
0%
10
Kota Bekasi
22
10 (45% )
40%
20%
20%
11
Kota Cilegon
7
3 (43% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
6
1 (17% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
7 (54% )
29%
14%
14%
14
Kota Semarang
17
9 (53% )
44%
33%
11%
15
Kota Yogyakarta
15
3 (20% )
33%
33%
0%
16
Kota Surabaya
38
14 (37% )
57%
36%
21%
17
Kota Pontianak
11
2 (18% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
7 (78% )
14%
14%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
3 (75% )
100%
100%
0%
20
Kota Banjarmasin
8
6 (75% )
17%
17%
0%
21
Kota Balikpapan
20
14 (70% )
50%
50%
0%
22
Kota Manado
5
3 (60% )
33%
33%
0%
23
Kota Gorontalo
2
2 (100% )
50%
50%
0%
24
Kota Pare-pare
10
8 (80% )
75%
63%
13%
25
Kota Makassar
14
6 (43% )
33%
33%
0%
26
Kota Denpasar
5
2 (40% )
50%
50%
0%
27
Kota Mataram
13
10 (77% )
30%
30%
0%
28
Kota Kupang
11
6 (55% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
2 (67% )
50%
50%
0%
30
Kab. Larantuka
4
2 (50% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
5 (71% )
20%
0%
20%
32
Kota Ambon
10
7 (70% )
86%
86%
0%
202
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Pemda dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
AMBN (n=4) 100 LRTK (n=2) 100 PKRY (n=2) 100 PKBR (n=16) 75 TUAL (n=3) 67 MTRM (n=6) 17 67 GRTL (n=14) 14 64 PNAK (n=15) 33 60 CLG (n=12) 25 58 SMG (n=15) 40 53 WNSB (n=2) 50 50 BKS (n=18) 44 44 YOG (n=9) 22 44 DPS (n=7) 57 43 MND (n=10) 30 40 MKS (n=18) 44 39 MAME (n=3) 67 33 PRPR (n=6) 50 33 TNDT (n=3) 33 33 JKT (n=121) 60 32 BTM (n=14) 50 29 PDG (n=11) 45 27 27 ACEH (n=4) 75 25 SBY (n=84) 62 25 KTBR (n=13) 69 23 PLB (n=13) 46 23 MDN (n=28) 57 21 TGR (n=7) 57 14 BLPP (n=16) 69 13 BJMS (n=3) 0 100 SLK (n=3) 0 67 KPG (n=2) 0 0 50 TOTAL (n=484) 50 36 0
20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
203
0 0 0 6
19 33
0 17 21 7 17 7 0 11
33 0 30 17 0 17 33 7 21 0 13 8 31 21 29 19 0 33
80
14 100
100 100 100 69 67 50 43 53 42 47 50 33 11 43 10 22 33 17 0 25 7 -18 25 12 15 -8 0 -14 -6 0 -33 0 22
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
GRTL (n=1)
100
0
MKS (n=2)
100
0
MAME (n=1)
100
0
YOG (n=1)
100
0
TNDT (n=2)
100
0
PDG (n=1)
0
100
AMBN (n=6)
0
17
83
SLK (n=5)
0
20
80
PLB (n=3)
67
33
0
MTRM (n=3)
67
33
0
KTBR (n=3)
BKS (n=4)
13
50
0
75
25
PRPR (n=6)
0
50
50 38
SBY (n=8)
20
20
60
JKT (n=12)
0
33
67
PKBR (n=5)
33
50
17
MND (n=1) 0
100
0
DPS (n=1) 0
100
0
BLPP (n=7) 0
100
0
BJMS (n=1) 0
100
0
PKRY (n=1) 0
100
0
MDN (n=1) 0
100
0
ACEH (n=1) 0
100
0
SMG (n=4) 0
25
75
WNSB (n=2) 0
50
50
TUAL (n=1) 0
100 100
BTM (n=1) 0 TOTAL (n=84)
20
10
46
44 0
100 100 100 100 100 100 83 80 67 67 67 40 50 25 25 -17 0 0 0 0 0 0 0 -25 -50 -100 -100 35
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Pemda Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan
Hubungan Bisnis
201
48
49
42
7
15
44
44
1
4
Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
204
DEPHUKUM Total Responden : 389 Profil dari responden yang kontak dengan Dephukum : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
384
11
389
Total MNC
89
3
91
Total Lokal
295
8
298
Kecil (1 – 19 pegawai)
127
1
128
Menengah (20-99 pegawai)
79
5
80
Besar (100+ pegawai)
89
2
90
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
384
11
389
89
3
91
Trade, Hotel and Restaurant
174
4
177
Non Oil-Gas Manufacturing
69
2
70
Private Service
39
0
39
Financial, Ownership and Business Services
31
4
32
Transport
29
1
29
Construction
11
0
11
Communication
10
0
10
Mining and Quarrying
8
0
8
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
4
0
4
Electricity, Gas and Water Supply
3
0
3
General Government Service
2
0
2
Oil and Gas Manufacturing
1
0
1
Multinational (MNC)
205
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PLB (n=34) YOG (n=38) MDN (n=65) JKT (n=333) PKRY (n=33) SMG (n=60) MKS (n=65) MND (n=39) AMBN (n=32) SBY (n=176) BKS (n=60) TUAL (n=33) BJMS (n=33) BTM (n=67) DPS (n=43) BLPP (n=66) TGR (n=61) TNDT (n=33) PNAK (n=34) CLG (n=59) PKBR (n=37) PDG (n=33) MTRM (n=34) PRPR (n=32) KTBR (n=32) SLK (n=33) ACEH (n=32) GRTL (n=33) WNSB (n=33) KPG (n=34) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis
53% 45% 37% 32% 30% 28%
MND (n=5)
20%
MDN (n=14)
26% 26% 25% 23% 22% 21% 21% 19% 19% 18% 16% 15% 15% 14% 14% 12% 12% 9% 9% 9% 6% 6% 3% 3%
7%
SBY (n=38)
5%
PKBR (n=19)
5%
BTM (n=21)
5%
JKT (n=109)
5%
Total (n=471)
2%
22% 0%
50%
100% 0%
206
5%
10%
15%
20%
25%
1. SPI DepHukum 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
4.79
-
0.00
Medan
4.30
6.41
3.87
7.50
3
Kab. Solok
6.22
5.92
5.24
0.00
4
Kab. Tanah Datar
5.41
5.86
5.28
6.67
5
Padang
5.53
5.25
4.21
0.00
6
Batam
3.71
5.00
3.13
6.67
7
Pakan Baru
2.86
5.05
2.78
4.44
8
Palembang
5.83
5.20
5.00
3.33
9
DKI Jakarta
4.29
5.26
3.69
4.86
10
Bekasi
4.44
5.42
3.12
5.33
11
Cilegon
4.55
5.76
4.63
6.67
12
Tangerang
4.54
5.41
3.33
3.33
13
Kab. Wonosobo
6.04
5.66
4.76
3.33
14
Semarang
4.76
6.56
3.54
6.41
15
Yogyakarta
5.73
5.44
3.81
6.11
16
Surabaya
3.72
5.17
3.26
3.20
17
Pontianak
-
4.90
-
1.11
18
Palangkaraya
-
5.96
-
0.00
19
Kotabaru
5.21
6.04
4.33
0.00
20
Banjarmasin
5.41
5.46
4.85
6.67
21
Balikpapan
5.67
5.41
4.33
4.17
22
Manado
5.83
5.56
5.48
3.34
23
Gorontalo
-
5.66
-
6.67
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
5.73
-
0.00
25
Makassar
6.52
5.69
6.15
5.00
26
Denpasar
6.02
4.57
3.33
3.33
27
Mataram
-
5.25
-
3.33
28
Kupang
-
6.14
-
0.00
29
Maumere
-
6.30
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
6.67
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.37
-
0.00
32
Ambon
-
6.35
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
207
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawar kan
-
-
-
32
2 (6% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
56 (81% )
77%
65
24 (37% )
33%
33%
0%
3
Kab. Solok
37
30 (81% )
23%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
28 (76% )
43%
33
5 (15% )
20%
0%
20%
5
Kota Padang
47
40 (85% )
48%
33
4 (12% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
53
28 (53% )
61%
67
13 (19% )
15%
15%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
38 (90% )
63%
37
5 (14% )
60%
60%
0%
8
Kota Palembang
40
40 (100% )
30%
34
18 (53% )
6%
6%
0%
9
DKI Jakarta
260
159 (61% )
53%
333
106 (32% )
30%
26%
4%
10
Kota Bekasi
66
35 (53% )
46%
60
13 (22% )
38%
31%
8%
11
Kota Cilegon
63
40 (63% )
45%
59
8 (14% )
13%
13%
0%
12
Kota Tangerang
69
41 (59% )
49%
61
10 (16% )
20%
10%
10%
13
Kab. Wonosobo
37
25 (68% )
28%
33
1 (3% )
100%
0%
100%
14
Kota Semarang
56
26 (46% )
62%
60
17 (28% )
76%
65%
12%
15
Kota Yogyakarta
39
31 (79% )
23%
38
17 (45% )
35%
29%
6%
16
Kota Surabaya
128
115 (90% )
41%
176
41 (23% )
59%
44%
15%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
5 (15% )
60%
60%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
10 (30% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
30 (94% )
33%
32
3 (9% )
0%
0%
0%
20
Kota Banjarmasin
53
53 (100% )
62%
33
7 (21% )
29%
29%
0%
21
Kota Balikpapan
50
26 (52% )
38%
66
12 (18% )
33%
25%
8%
22
Kota Manado
44
19 (43% )
74%
39
10 (26% )
20%
10%
10%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
2 (6% )
50%
0%
50%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
3 (9% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
42 (95% )
31%
65
17 (26% )
12%
6%
6%
26
Kota Denpasar
39
34 (87% )
12%
43
8 (19% )
25%
25%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
4 (12% )
25%
25%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
-
-
-
33
7 (21% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
8 (25% )
13%
13%
0%
208
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
Jumlah Interaksi 0 (0% )
Kota Medan
14
3
Kab. Solok
4
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
1 (7% )
100%
100%
0%
10
0 (0% )
-
-
-
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
1 (5% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
1 (5% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
5 (5% )
80%
60%
20%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
2 (5% )
100%
100%
0%
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
0 (0% )
-
-
-
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
0 (0% )
-
-
-
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
209
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi dephukum dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
AMBN (n=1)
100
0
DPS (n=2)
100
0
WNSB (n=1)
100
0
SMG (n=13) PNAK (n=3) 50
MND (n=2)
50
YOG (n=6)
33
PKBR (n=3)
33
JKT (n=32)
50
0
BLPP (n=4) 0
100
0
CLG (n=1) 0
100
0
MDN (n=8) 0 MKS (n=2) 0
50
50
BJMS (n=2) 0
50
50
TGR (n=2) 0
50
50
GRTL (n=1) 0
100
MTRM (n=1) 0
100
PLB (n=1) 0
100
TNDT (n=1) 0
100
TOTAL (n=117) 0
20
0
-50 -50 -100 -100 -100 -100
40 Meningkat
0
-50
60 Sama
15
16
53
31
0
-25
25
75
50
8
8
75
17
67
0
20
60
62
25
6
63
100
0
33
33
100
17
17
50
20
SBY (n=24)
0
50
31
BKS (n=5)
0
33
67
BTM (n=2)
15
8
77
100
Menurun
210
80
100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
SBY (n=2)
100
0
100 JKT (n=4)
25
75
0
25 MDN (n=1) 0
100
0
0
43
TOTAL (n=7)
57
0
43 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di DepHukum Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
211
Hubungan Bisnis 42
5
52
40
7
20
40
40
2
20
PAM Total Responden : 661 Profil dari responden yang kontak dengan pam : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
654
16
661
Total MNC
52
0
52
Total Lokal
602
16
609
Kecil (1 – 19 pegawai)
326
8
331
Menengah (20-99 pegawai)
180
6
182
96
2
96
Besar (100+ pegawai)
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
654
16
661
52
0
52
355
9
361
Private Service
81
1
81
Non Oil-Gas Manufacturing
75
1
75
Financial, Ownership and Business Services
38
2
38
Transport
38
1
38
Communication
27
1
27
Construction
20
1
21
Mining and Quarrying
6
0
6
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
5
0
5
Electricity, Gas and Water Supply
4
0
4
General Government Service
4
0
4
Multinational (MNC) Trade, Hotel and Restaurant
212
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum BJMS (n=33) KTBR (n=32) MND (n=39) MKS (n=65) PKRY (n=33) SMG (n=60) PLB (n=34) PNAK (n=34) MTRM (n=34) SBY (n=176) GRTL (n=33) KPG (n=34) WNSB (n=33) YOG (n=38) LRTK (n=31) BLPP (n=66) BTM (n=67) JKT (n=333) PRPR (n=32) ACEH (n=32) DPS (n=43) PDG (n=33) MAME (n=32) AMBN (n=32) CLG (n=59) TNDT (n=33) SLK (n=33) MDN (n=65) BKS (n=60) TGR (n=61) PKBR (n=37) TUAL (n=33) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis 100% 81%
67% 66% 61% 58% 56% 53% 50% 49% 48% 47% 45% 42% 42% 36% 33% 31% 28% 28% 28% 27% 25% 22% 19% 18% 18% 15% 15% 11% 8% 3%
25%
DPS (n=5)
20%
SLK (n=10)
20%
MTRM (n=13)
15%
PLB (n=10)
10%
PNAK (n=11)
9%
WNSB (n=13)
8%
MKS (n=14)
7%
SBY (n=38)
5%
BTM (n=21)
5%
JKT (n=109)
2%
Total (n=471)
37% 0%
BJMS (n=8)
50%
100%
213
3% 0%
50%
100%
1. SPI PAM 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.00
-
1.67
1
Banda Aceh
2
Medan
5.31
5.94
3.33
4.67
3
Kab. Solok
5.32
6.37
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
5.00
6.47
6.67
6.67
5
Padang
6.31
5.66
6.67
3.33
6
Batam
3.78
5.62
3.33
5.00
7
Pakan Baru
3.25
4.50
0.00
6.67
8
Palembang
6.08
5.39
0.00
4.29
9
DKI Jakarta
5.03
5.44
4.22
4.31
10
Bekasi
4.39
5.50
3.33
0.00
11
Cilegon
4.81
5.48
6.67
6.67
12
Tangerang
4.51
5.73
2.50
6.67
13
Kab. Wonosobo
6.04
6.77
6.67
3.33
14
Semarang
5.24
6.61
3.33
6.97
15
Yogyakarta
5.81
6.31
0.00
5.00
16
Surabaya
4.49
5.70
3.33
5.80
17
Pontianak
-
3.53
-
2.22
18
Palangkaraya
-
6.16
-
0.00
19
Kotabaru
3.64
5.00
3.33
5.56
20
Banjarmasin
6.17
5.56
5.56
0.00
21
Balikpapan
1.93
5.46
0.00
4.44
22
Manado
5.30
4.19
3.33
3.81
23
Gorontalo
-
6.27
-
5.00
24
Pare-pare
-
6.25
-
0.00
25
Makassar
7.73
6.05
8.89
5.00
26
Denpasar
5.93
5.82
6.67
0.00
27
Mataram
-
5.79
-
3.33
28
Kupang
-
4.44
-
4.44
29
Maumere
-
3.98
-
6.67
30
Kab. Larantuka
-
3.22
-
3.33
31
Kab. Tual
-
5.76
-
0.00
32
Ambon
-
5.42
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
214
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawar kan
-
-
-
32
9 (28% )
22%
11%
11%
Kota Medan
69
6 (9% )
33%
65
10 (15% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
37
4 (11% )
0%
33
6 (18% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
6 (16% )
17%
33
6 (18% )
17%
0%
17%
5
Kota Padang
47
4 (9% )
50%
33
9 (27% )
11%
0%
11%
6
Kota Batam
53
10 (19% )
40%
67
22 (33% )
18%
9%
9%
7
Kota Pekan Baru
42
6 (14% )
0%
37
3 (8% )
33%
33%
0%
8
Kota Palembang
40
5 (13% )
0%
34
19 (56% )
37%
37%
0%
9
DKI Jakarta
260
49 (19% )
31%
333
102 (31% )
17%
10%
7%
10
Kota Bekasi
66
7 (11% )
14%
60
9 (15% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
63
7 (11% )
14%
59
11 (19% )
9%
9%
0%
12
Kota Tangerang
69
12 (17% )
33%
61
7 (11% )
14%
14%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
16 (43% )
6%
33
15 (45% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
13 (23% )
38%
60
35 (58% )
63%
23%
40%
15
Kota Yogyakarta
39
5 (13% )
0%
38
16 (42% )
13%
0%
13%
16
Kota Surabaya
128
75 (59% )
16%
176
86 (49% )
26%
12%
14%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
18 (53% )
33%
22%
11%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
20 (61% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
6 (19% )
17%
32
26 (81% )
12%
4%
8%
20
Kota Banjarmasin
53
8 (15% )
38%
33
33 (100% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
2 (4% )
0%
66
24 (36% )
13%
4%
8%
22
Kota Manado
44
8 (18% )
13%
39
26 (67% )
27%
19%
8%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
16 (48% )
13%
6%
6%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
9 (28% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
12 (27% )
25%
65
43 (66% )
2%
0%
2%
26
Kota Denpasar
39
6 (15% )
17%
43
12 (28% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
17 (50% )
6%
0%
6%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
16 (47% )
19%
6%
13%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
8 (25% )
38%
25%
13%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
13 (42% )
15%
0%
15%
31
Kota Tual
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
7 (22% )
0%
0%
0%
215
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
Base
Menawar kan
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
9
0 (0% )
-
-
-
1
Kota Banda Aceh
2
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
2 (20% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
1 (5% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
10
1 (10% )
0%
0%
0%
9
DKI Jakarta
109
2 (2% )
100%
0%
100%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
1 (8% )
100%
0%
100%
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
2 (5% )
50%
0%
50%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
2 (25% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
100%
100%
0%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
2 (15% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
216
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi PAM dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
GRTL (n=2)
100
0
MTRM (n=1)
100
0
CLG (n=1)
100
0
TGR (n=1)
100
0
KTBR (n=3) 50
PNAK (n=6)
50
LRTK (n=2)
50
SMG (n=22)
35
MAME (n=3)
33
PLB (n=7)
27
32
6
59 33
33
29
43 43
43
14
SBY (n=22)
17
0
29
MND (n=7)
0
50 33
41
JKT (n=17)
36
55
9
0
33
67
ACEH (n=2)
MKS (n=1) 0
100
0
BLPP (n=3) 0
100
0
YOG (n=2) 0
100
0
PDG (n=1) 0
100
0
PKBR (n=1) 0
100
0
KPG (n=3) 0 MDN (n=5) 0 BTM (n=4) 0
33
67 60
40 75
25
TNDT (n=1) 0 TOTAL (n=117)
100
0
26
45
28 20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
217
80
100
100 100 100 100 67 50 33 50 14 29 0 0 -29 -27 0 0 0 0 0 -33 -60 -75 -100 3
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
MKS (n=1) 0
100
0
0 SBY (n=1) 0
100
0
0 WNSB (n=1) 0
100
0
0 JKT (n=2) 0
100
0
0 TOTAL (n=5) 0
100
0
0 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di PAM Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Don't Know
218
Hubungan Bisnis 69
4
20
0
3
0
75
100
1
0
PLN Total Responden : 1227 Profil dari responden yang kontak dengan pln : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1210
72
1227
Total MNC
112
12
114
Total Lokal
1098
60
1113
Kecil (1 – 19 pegawai)
640
31
646
Menengah (20-99 pegawai)
310
19
316
Besar (100+ pegawai)
148
10
151
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1210
72
1227
Multinational (MNC)
112
12
114
Trade, Hotel and Restaurant
615
28
623
Non Oil-Gas Manufacturing
162
12
164
Private Service
155
8
157
Transport
76
5
77
Financial, Ownership and Business Services
75
6
76
Communication
55
4
55
Construction
32
2
33
Mining and Quarrying
13
2
13
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
9
1
10
Electricity, Gas and Water Supply
7
2
8
General Government Service
5
1
5
Oil and Gas Manufacturing
1
1
1
219
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum KTBR (n=32) BJMS (n=33) PKRY (n=33) MND (n=39) PLB (n=34) PRPR (n=32) YOG (n=38) KPG (n=34) MKS (n=65) PKBR (n=37) SMG (n=60) DPS (n=43) GRTL (n=33) SBY (n=176) PNAK (n=34) MTRM (n=34) TGR (n=61) BLPP (n=66) CLG (n=59) JKT (n=333) AMBN (n=32) MAME (n=32) WNSB (n=33) BKS (n=60) BTM (n=67) LRTK (n=31) MDN (n=65) ACEH (n=32) SLK (n=33) PDG (n=33) TUAL (n=33) TNDT (n=33) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis 100%MND (n=5) 100% 100%CLG (n=7) 97% DPS (n=5)
91% 91% 87% 85% 82% 81% 80% 79% 79% 77% 76% 71% 69% 67% 66% 64% 63% 63% 61% 60% 55% 55%
33%
MTRM (n=13)
31%
MKS (n=14)
29%
KPG (n=11)
27%
BJMS (n=8)
25%
PKBR (n=19)
21%
BTM (n=21)
19%
SBY (n=38)
18%
PNAK (n=11)
18%
JKT (n=109)
17%
TUAL (n=7)
14%
MDN (n=14)
14%
BKS (n=22)
14%
PKRY (n=9)
11%
AMBN (n=10)
10%
SLK (n=10)
10%
PDG (n=12)
41% 36% 36% 33% 24% 69% 50%
40%
TGR (n=6)
48%
0%
60% 43%
8%
WNSB (n=13)
8%
YOG (n=15)
7%
SMG (n=17)
6%
Total (n=471)
100%
220
15% 0%
50%
100%
1. SPI PLN 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.52
-
6.67
1
Banda Aceh
2
Medan
4.93
2.87
4.28
2.05
3
Kab. Solok
5.23
5.56
1.67
3.33
4
Kab. Tanah Datar
4.59
5.76
5.00
3.33
5
Padang
5.32
4.55
5.56
3.33
6
Batam
3.39
5.57
3.33
5.84
7
Pakan Baru
2.38
4.23
1.67
4.17
8
Palembang
7.00
5.39
3.33
4.87
9
DKI Jakarta
5.20
5.73
4.44
5.60
10
Bekasi
5.20
5.31
5.24
6.00
11
Cilegon
4.81
5.82
3.89
4.67
12
Tangerang
4.75
5.85
3.86
5.67
13
Kab. Wonosobo
6.49
7.17
6.67
5.33
14
Semarang
5.24
6.45
3.54
6.49
15
Yogyakarta
5.73
5.97
3.33
5.84
16
Surabaya
4.32
5.93
2.55
5.72
17
Pontianak
-
2.74
-
3.33
18
Palangkaraya
-
5.46
-
6.67
19
Kotabaru
4.69
6.15
6.67
6.00
20
Banjarmasin
5.98
5.15
3.33
0.00
21
Balikpapan
3.33
3.89
3.33
3.33
22
Manado
5.76
2.82
3.81
2.42
23
Gorontalo
-
4.95
-
3.33
24
Pare-pare
-
6.15
-
6.67
25
Makassar
7.27
5.44
7.34
6.67
26
Denpasar
6.49
6.05
6.67
6.67
27
Mataram
-
5.00
-
5.00
28
Kupang
-
5.59
-
5.84
29
Maumere
-
3.85
-
4.17
30
Kab. Larantuka
-
6.24
-
6.67
31
Kab. Tual
-
5.35
-
6.67
32
Ambon
-
5.31
-
3.34
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
221
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawar kan
-
-
-
32
13 (41% )
8%
0%
8%
Kota Medan
69
20 (29% )
35%
65
31 (48% )
42%
42%
0%
3
Kab. Solok
37
10 (27% )
20%
33
12 (36% )
8%
0%
8%
4
Kab. Tanah Datar
37
16 (43% )
13%
33
8 (24% )
13%
0%
13%
5
Kota Padang
47
17 (36% )
35%
33
12 (36% )
25%
0%
25%
6
Kota Batam
53
15 (28% )
53%
67
37 (55% )
8%
3%
5%
7
Kota Pekan Baru
42
22 (52% )
18%
37
30 (81% )
33%
33%
0%
8
Kota Palembang
40
14 (35% )
7%
34
31 (91% )
42%
39%
3%
9
DKI Jakarta
260
131 (50% )
27%
333
213 (64% )
29%
18%
10%
10
Kota Bekasi
66
34 (52% )
21%
60
36 (60% )
25%
17%
8%
11
Kota Cilegon
63
22 (35% )
27%
59
39 (66% )
13%
13%
0%
12
Kota Tangerang
69
36 (52% )
53%
61
42 (69% )
24%
14%
10%
13
Kab. Wonosobo
37
20 (54% )
10%
33
20 (61% )
20%
10%
10%
14
Kota Semarang
56
32 (57% )
50%
60
48 (80% )
79%
35%
44%
15
Kota Yogyakarta
39
18 (46% )
11%
38
33 (87% )
12%
6%
6%
16
Kota Surabaya
128
96 (75% )
18%
176
136 (77% )
41%
18%
24%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
26 (76% )
35%
23%
12%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
33 (100% )
3%
3%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
8 (25% )
13%
32
32 (100% )
16%
6%
9%
20
Kota Banjarmasin
53
13 (25% )
38%
33
33 (100% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
12 (24% )
17%
66
44 (67% )
27%
16%
11%
22
Kota Manado
44
20 (45% )
35%
39
38 (97% )
29%
11%
18%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
26 (79% )
27%
4%
23%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
29 (91% )
3%
3%
0%
25
Kota Makassar
44
25 (57% )
20%
65
53 (82% )
4%
4%
0%
26
Kota Denpasar
39
14 (36% )
7%
43
34 (79% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
24 (71% )
21%
13%
8%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
29 (85% )
10%
7%
3%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
20 (63% )
20%
15%
5%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
17 (55% )
24%
0%
24%
31
Kota Tual
-
-
-
33
11 (33% )
9%
9%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
20 (63% )
20%
10%
10%
222
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
Jumlah Interaksi 0 (0% )
Kota Medan
14
3
Kab. Solok
4
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
2 (14% )
50%
50%
0%
10
1 (10% )
0%
0%
0%
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
1 (8% )
100%
0%
100%
6
Kota Batam
21
4 (19% )
25%
0%
25%
7
Kota Pekan Baru
19
4 (21% )
75%
75%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
19 (17% )
74%
47%
26%
10
Kota Bekasi
22
3 (14% )
33%
33%
0%
11
Kota Cilegon
7
3 (43% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
6
2 (33% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
1 (8% )
100%
0%
100%
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
100%
100%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
7 (18% )
57%
29%
29%
17
Kota Pontianak
11
2 (18% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
2 (25% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
3 (60% )
33%
33%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
4 (29% )
25%
25%
0%
26
Kota Denpasar
5
2 (40% )
50%
50%
0%
27
Kota Mataram
13
4 (31% )
25%
0%
25%
28
Kota Kupang
11
3 (27% )
33%
33%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
1 (14% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
0%
0%
0%
223
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi PLN dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik TUAL (n=1) GRTL (n=7) PKBR (n=10) MAME (n=4) MTRM (n=5) CLG (n=5) MKS (n=2) WNSB (n=4) YOG (n=4) LRTK (n=4) AMBN (n=4) SMG (n=38) PNAK (n=9) KTBR (n=5) TGR (n=10) BTM (n=3) JKT (n=61) BLPP (n=12) BKS (n=9) SBY (n=56) MDN (n=13) MND (n=11) PRPR (n=1) PKRY (n=1) TNDT (n=1) ACEH (n=1) PLB (n=13) PDG (n=3) KPG (n=3) SLK (n=1) TOTAL (n=301)
Net Peningkatan 0
100
0 14 10 10 0 25 20 20 0 0 0
86 80 75 20 20
60 60 50 50 50 50 50 45 44 40 40 33 31 25 22 21 15
25 0
0 20
40
0
67 10
59 17 22 23 23 27
58 56 55 62 64
0 0 0 0
100 100 100 100 38
62 67
33 100 100 20
18
48
33 0
16 11
39 44 60
9 0 0 0 0 0 0 0 0
50 50 50 0 50
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
224
80
100
100 71 70 75 40 40 50 50 50 50 0 29 33 40 20 33 21 8 0 -2 -8 -18 0 0 0 0 -38 -67 -100 -100 15
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
DPS (n=1)
0
100
PKBR (n=3) JKT (n=14)
0 7
71
21
14
MND (n=1) 0
100
0
MKS (n=1) 0
100
0
KPG (n=1) 0
100
0
WNSB (n=1) 0
100
0
SMG (n=1) 0
100
0
BKS (n=1) 0
100
0
BTM (n=1) 0
100
0
SBY (n=4) 0
100
PDG (n=1) 0
100
MDN (n=1) 0
100
0
20
40 Meningkat
0 0 0 0 0 0
-100 -100 19 60
Sama
-25 -100
66
16
0
25
75
MTRM (n=1) 0
TOTAL (n=32)
100
33
33
33
80
-3 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di PLN Hubungan Bisnis
Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan
166
19
24
37
3
5
73
53
1
11
1
0
Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik Don't Know
225
TELKOM DAN LAYANANNYA Total Responden : 1158 Profil dari responden yang kontak dengan telkom dan layanannya: a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1144
83
1158
Total MNC
110
11
114
Total Lokal
1034
72
1044
Kecil (1 – 19 pegawai)
591
39
598
Menengah (20-99 pegawai)
296
23
299
Besar (100+ pegawai)
147
10
147
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1144
83
1158
Multinational (MNC)
110
11
114
Trade, Hotel and Restaurant
586
28
589
Private Service
147
10
147
Non Oil-Gas Manufacturing
130
8
132
Transport
79
6
80
Financial, Ownership and Business Services
76
7
79
Communication
64
17
66
Construction
27
2
27
Mining and Quarrying
14
1
14
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
7
2
9
Electricity, Gas and Water Supply
5
1
6
General Government Service
5
1
5
226
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PRPR (n=32) KTBR (n=32) BJMS (n=33) PKRY (n=33) MND (n=39) MKS (n=65) YOG (n=38) KPG (n=34) SMG (n=60) DPS (n=43) PNAK (n=34) SBY (n=176) GRTL (n=33) CLG (n=59) MTRM (n=34) PKBR (n=37) LRTK (n=31) JKT (n=333) TGR (n=61) PLB (n=34) BTM (n=67) BLPP (n=66) BKS (n=60) AMBN (n=32) MAME (n=32) PDG (n=33) SLK (n=33) MDN (n=65) TUAL (n=33) TNDT (n=33) ACEH (n=32) WNSB (n=33) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis 100% DPS (n=5) 100% MND (n=5) 100% 97% GRTL (n=2) 92% MTRM (n=13) 88% MKS (n=14) 87%
82% 78% 77% 76% 74% 70% 68% 68% 68% 65% 62% 61% 59% 58% 58% 57% 53% 53% 48%
60% 50% 38% 36%
TGR (n=6)
33%
BTM (n=21)
33%
BJMS (n=8)
25%
SBY (n=38)
24%
BKS (n=22)
23%
MDN (n=14)
21%
PLB (n=10)
20%
JKT (n=109)
19%
PNAK (n=11)
18%
PKBR (n=19)
16%
WNSB (n=13)
15%
CLG (n=7)
14%
PKRY (n=9)
11%
PRPR (n=10)
10%
SLK (n=10)
10%
42% 32% 30%
YOG (n=15)
24% 22% 21% 50%
7%
SMG (n=17)
6%
BLPP (n=20)
5%
Total (n=471)
65% 0%
80%
100%
227
18% 0%
50%
100%
1. SPI Telkom dan layanannya 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
6.57
-
0.00
1
Banda Aceh
2
Medan
6.04
7.08
4.44
7.00
3
Kab. Solok
6.04
6.67
3.33
0.00
4
Kab. Tanah Datar
6.22
6.37
3.33
0.00
5
Padang
7.09
6.47
6.67
5.56
6
Batam
5.41
6.67
3.33
6.67
7
Pakan Baru
4.28
6.13
4.17
6.00
8
Palembang
7.33
6.18
3.33
6.00
9
DKI Jakarta
5.75
6.33
4.96
6.46
10
Bekasi
5.96
5.72
4.81
6.11
11
Cilegon
5.93
6.50
4.81
6.67
12
Tangerang
5.22
6.18
4.82
6.11
13
Kab. Wonosobo
6.76
7.58
6.67
6.67
14
Semarang
5.72
6.95
4.10
6.89
15
Yogyakarta
5.56
6.58
4.44
6.67
16
Surabaya
4.71
6.56
3.89
6.17
17
Pontianak
-
5.59
-
5.46
18
Palangkaraya
-
6.87
-
0.00
19
Kotabaru
5.84
6.67
5.00
6.67
20
Banjarmasin
6.61
5.56
5.00
0.00
21
Balikpapan
6.60
6.06
6.67
6.00
22
Manado
6.29
6.50
5.00
6.19
23
Gorontalo
-
6.47
-
6.67
24
Pare-pare
-
6.67
-
0.00
25
Makassar
7.50
6.67
7.78
7.23
26
Denpasar
6.58
6.59
0.00
3.34
27
Mataram
-
6.57
-
6.67
28
Kupang
-
6.57
-
5.84
29
Maumere
-
6.22
-
6.67
30
Kab. Larantuka
-
6.67
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.47
-
0.00
32
Ambon
-
6.77
-
5.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
228
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawar kan
-
-
-
32
7 (22% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
26 (38% )
35%
65
21 (32% )
48%
33%
14%
3
Kab. Solok
37
13 (35% )
15%
33
14 (42% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
15 (41% )
7%
33
8 (24% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
20 (43% )
10%
33
16 (48% )
19%
6%
13%
6
Kota Batam
53
24 (45% )
8%
67
39 (58% )
8%
3%
5%
7
Kota Pekan Baru
42
28 (67% )
14%
37
25 (68% )
12%
12%
0%
8
Kota Palembang
40
10 (25% )
10%
34
20 (59% )
25%
25%
0%
9
DKI Jakarta
260
150 (58% )
30%
333
208 (62% )
20%
12%
8%
10
Kota Bekasi
66
45 (68% )
20%
60
34 (57% )
15%
9%
6%
11
Kota Cilegon
63
32 (51% )
28%
59
40 (68% )
10%
8%
3%
12
Kota Tangerang
69
29 (42% )
31%
61
37 (61% )
16%
3%
14%
13
Kab. Wonosobo
37
20 (54% )
5%
33
7 (21% )
29%
0%
29%
14
Kota Semarang
56
33 (59% )
39%
60
47 (78% )
64%
32%
32%
15
Kota Yogyakarta
39
12 (31% )
25%
38
33 (87% )
3%
0%
3%
16
Kota Surabaya
128
89 (70% )
7%
176
131 (74% )
34%
7%
27%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
26 (76% )
42%
15%
27%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
32 (97% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
8 (25% )
25%
32
32 (100% )
13%
3%
9%
20
Kota Banjarmasin
53
9 (17% )
22%
33
33 (100% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
7 (14% )
14%
66
38 (58% )
11%
5%
5%
22
Kota Manado
44
32 (73% )
13%
39
36 (92% )
19%
6%
14%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
23 (70% )
22%
4%
17%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
32 (100% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
20 (45% )
30%
65
57 (88% )
11%
5%
5%
26
Kota Denpasar
39
17 (44% )
0%
43
33 (77% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
23 (68% )
4%
4%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
28 (82% )
14%
0%
14%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
17 (53% )
12%
12%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
20 (65% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
10 (30% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
17 (53% )
12%
0%
12%
229
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
Jumlah Interaksi 0 (0% )
Kota Medan
14
3
Kab. Solok
4
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
3 (21% )
33%
33%
0%
10
1 (10% )
0%
0%
0%
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
7 (33% )
14%
14%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
3 (16% )
67%
33%
33%
8
Kota Palembang
10
2 (20% )
0%
0%
0%
9
DKI Jakarta
109
21 (19% )
57%
43%
14%
10
Kota Bekasi
22
5 (23% )
20%
0%
20%
11
Kota Cilegon
7
1 (14% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
6
2 (33% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
2 (15% )
50%
0%
50%
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
100%
100%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
9 (24% )
22%
0%
22%
17
Kota Pontianak
11
2 (18% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
2 (25% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
1 (5% )
100%
100%
0%
22
Kota Manado
5
3 (60% )
33%
33%
0%
23
Kota Gorontalo
2
1 (50% )
0%
0%
0%
24
Kota Pare-pare
10
1 (10% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
14
5 (36% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
4 (80% )
50%
50%
0%
27
Kota Mataram
13
5 (38% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
230
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Telkom dan layanannya dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
CLG (n=4) GRTL (n=5)
20
20
60
KTBR (n=4)
50
AMBN (n=2)
50
0
50
MAME (n=2)
50
0
50
SMG (n=30)
47
PNAK (n=11)
45
TGR (n=6)
33
JKT (n=42)
33
BLPP (n=4) MKS (n=6)
17
37
18
36 33
33
14
52
0
75 20
60
20
17
67
17
SBY (n=45)
0
50
25
BKS (n=5)
25
0
75
40
49
11
MTRM (n=1) 0
100
WNSB (n=2) 0
100
MND (n=7) 0
0 0 29
71
PDG (n=3) 0
67
PKBR (n=3) 0
67
PLB (n=5) 0
33 33 40
60
BTM (n=3) 0
67
33
MDN (n=10) 0
70
30
YOG (n=1) 0
100
KPG (n=4) 0
50
TOTAL (n=205) 0
28
45
26 20
40 Meningkat
b. Kontrak Bisnis
60 Sama
80
100
Menurun
Net Peningkatan
DPS (n=2)
50
50
0
PKBR (n=2)
50
50
0
25
JKT (n=12)
67
8
100
0
SBY (n=2) 0
100
0
BLPP (n=1) 0
100
0
WNSB (n=1) 0
100
0
SMG (n=1) 0
100
0
BKS (n=1) 0
100
0
BTM (n=1) 0
100
MDN (n=1) 0
100 20
0
40 Meningkat
0 0 0 0 0 0
-100 12 60
Sama
50
-100
68 20
50
17
MND (n=1) 0
TOTAL (n=25)
50 40 50 0 0 30 27 0 19 25 0 0 -29 0 0 -29 -33 -33 -40 -67 -70 -100 -50 -2
80
Menurun
231
8 100
4. Alasan Menawarkan suap di Telkom dan layanannya Hubungan Bisnis
Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan
141
17
18
47
1
6
82
47
0
6
1
0
Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/ mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik Don't know
232
DITJEN PAJAK, URUSAN PAJAK, FISKAL, DSB. Total Responden : 1399 Profil dari responden yang kontak dengan ditjen pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1391
29
1399
Total MNC
178
6
180
Total Lokal
1213
23
1219
Kecil (1 – 19 pegawai)
744
11
747
Menengah (20-99 pegawai)
306
6
309
Besar (100+ pegawai)
163
6
163
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
1391
29
1399
Multinational (MNC)
178
6
180
Trade, Hotel and Restaurant
706
13
708
Non Oil-Gas Manufacturing
203
3
203
Private Service
162
2
163
Transport
96
0
96
Financial, Ownership and Business Services
87
4
89
Communication
50
3
51
Construction
39
3
41
Mining and Quarrying
16
0
16
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
12
0
12
Electricity, Gas and Water Supply
10
1
10
General Government Service
3
0
3
Oil and Gas Manufacturing
2
0
2
233
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum KTBR (n=32) ACEH (n=32) BTM (n=67) GRTL (n=33) BJMS (n=33) PRPR (n=32) MAME (n=32) MND (n=39) LRTK (n=31) MDN (n=65) PKBR (n=37) PNAK (n=34) SBY (n=176) MTRM (n=34) TUAL (n=33) TNDT (n=33) DPS (n=43) PLB (n=34) YOG (n=38) TGR (n=61) JKT (n=333) PDG (n=33) MKS (n=65) SLK (n=33) BLPP (n=66) PKRY (n=33) AMBN (n=32) BKS (n=60) SMG (n=60) WNSB (n=33) KPG (n=34) CLG (n=59) Total (n=1760)
100% 100% 99% 97% 97% 97% 97% 95% 94% 92% 92% 88% 87% 85% 85% 85% 84% 82% 82% 79% 78% 76% 75% 73% 68% 67% 63% 62% 58% 48% 35% 31%
- Kontrak Bisnis MTRM (n=13)
23%
PKRY (n=9)
22%
MND (n=5)
20%
TGR (n=6)
17%
TUAL (n=7)
14%
CLG (n=7)
14%
JKT (n=109)
10%
BTM (n=21)
10%
SBY (n=38)
8%
MKS (n=14)
7%
MDN (n=14)
7%
YOG (n=15)
7%
SMG (n=17)
6%
Total (n=471)
6%
79% 0%
50%
0%
100%
234
50%
100%
1. SPI Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik
No.
Diantara semua responden
Kabupaten/Kota
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.21
-
5.00
1
Banda Aceh
2
Medan
4.25
6.51
3.63
7.06
3
Kab. Solok
5.23
6.27
2.50
0.00
4
Kab. Tanah Datar
4.77
5.76
3.33
6.67
5
Padang
5.53
5.66
5.71
5.84
6
Batam
3.71
5.37
2.41
5.00
7
Pakan Baru
3.09
5.59
2.50
4.67
8
Palembang
4.50
4.80
3.75
3.89
9
DKI Jakarta
3.29
4.92
2.74
4.58
10
Bekasi
3.84
4.92
3.45
5.24
11
Cilegon
4.13
5.20
3.33
5.00
12
Tangerang
3.57
5.08
3.62
2.66
13
Kab. Wonosobo
5.41
6.16
4.00
0.00
14
Semarang
4.34
6.00
3.53
6.89
15
Yogyakarta
5.47
5.00
4.44
4.33
16
Surabaya
3.20
4.72
2.59
4.30
17
Pontianak
-
4.71
-
2.66
18
Palangkaraya
-
5.96
-
6.67
19
Kotabaru
5.31
5.52
6.67
5.33
20
Banjarmasin
5.35
4.85
4.92
3.33
21
Balikpapan
3.20
5.40
2.56
5.29
22
Manado
5.08
5.81
3.70
5.42
23
Gorontalo
-
5.76
-
5.93
24
Pare-pare
-
5.31
-
3.33
25
Makassar
6.89
5.69
6.67
5.55
26
Denpasar
5.32
4.57
3.33
3.33
27
Mataram
-
5.39
-
3.89
28
Kupang
-
6.47
-
5.00
29
Maumere
-
5.73
-
4.76
30
Kab. Larantuka
-
6.35
-
5.00
31
Kab. Tual
-
5.96
-
5.00
32
Ambon
-
5.84
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
235
Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. 2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
2006
Jumlah Interaksi
Base
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Mena warkan
-
-
-
32
32 (100% )
13%
13%
0%
Kota Medan
69
49 (71% )
67%
65
60 (92% )
28%
23%
5%
3
Kab. Solok
37
33 (89% )
12%
33
24 (73% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
33 (89% )
9%
33
28 (85% )
14%
4%
11%
5
Kota Padang
47
36 (77% )
19%
33
25 (76% )
16%
12%
4%
6
Kota Batam
53
43 (81% )
42%
67
66 (99% )
12%
11%
2%
7
Kota Pekan Baru
42
33 (79% )
36%
37
34 (92% )
44%
41%
3%
8
Kota Palembang
40
36 (90% )
22%
34
28 (82% )
21%
21%
0%
9
DKI Jakarta
260
214 (82% )
44%
333
261 (78% )
24%
21%
2%
10
Kota Bekasi
66
58 (88% )
47%
60
37 (62% )
19%
16%
3%
11
Kota Cilegon
63
57 (90% )
40%
59
18 (31% )
11%
11%
0%
12
Kota Tangerang
69
54 (78% )
43%
61
48 (79% )
10%
10%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
25 (68% )
20%
33
16 (48% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
38 (68% )
45%
60
35 (58% )
43%
31%
11%
15
Kota Yogyakarta
39
29 (74% )
21%
38
31 (82% )
32%
32%
0%
16
Kota Surabaya
128
123 (96% )
37%
176
153 (87% )
50%
34%
16%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
30 (88% )
17%
13%
3%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
22 (67% )
5%
5%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
30 (94% )
7%
32
32 (100% )
16%
6%
9%
20
Kota Banjarmasin
53
46 (87% )
46%
33
32 (97% )
3%
3%
0%
21
Kota Balikpapan
50
50 (100% )
26%
66
45 (68% )
38%
20%
18%
22
Kota Manado
44
40 (91% )
23%
39
37 (95% )
22%
5%
16%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
32 (97% )
28%
6%
22%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
31 (97% )
6%
6%
0%
25
Kota Makassar
44
36 (82% )
22%
65
49 (75% )
18%
12%
6%
26
Kota Denpasar
39
32 (82% )
9%
43
36 (84% )
14%
14%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
29 (85% )
21%
17%
3%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
12 (35% )
17%
0%
17%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
31 (97% )
23%
19%
3%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
29 (94% )
7%
7%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
28 (85% )
7%
4%
4%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
20 (63% )
0%
0%
0%
236
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan N o 1
Kabupaten/Kota Kota Banda Aceh
9
0 (0% )
-
-
Menawarka n -
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
2
Kota Medan
14
1 (7% )
100%
100%
0%
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
2 (10% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
11 (10% )
55%
36%
18%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
1 (14% )
100%
100%
0%
12
Kota Tangerang
6
1 (17% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
3 (8% )
33%
0%
33%
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
2 (22% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
3 (23% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
1 (14% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
237
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi ditjen pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
LRTK (n=2) 100 PKRY (n=1) 100 DPS (n=5) 80 20 PNAK (n=5) 80 0 20 MTRM (n=6) 67 17 17 PKBR (n=15) 60 27 13 KTBR (n=5) 60 20 20 MAME (n=7) 57 43 GRTL (n=9) 56 22 22 SMG (n=15) 53 40 7 TUAL (n=2) 50 50 ACEH (n=4) 50 50 YOG (n=10) 50 10 40 CLG (n=2) 50 0 50 BLPP (n=17) 47 47 6 TGR (n=5) 40 40 20 BTM (n=8) 38 50 13 BKS (n=7) 29 71 TNDT (n=4) 25 75 MND (n=8) 25 50 25 PDG (n=4) 25 0 75 SBY (n=76) 24 61 16 JKT (n=62) 23 69 6 PLB (n=6) 17 50 33 MDN (n=17) 12 59 29 MKS (n=9) 11 67 22 PRPR (n=2) 0 50 50 KPG (n=2) 0 50 0 BJMS (n=1) 0 100 TOTAL (n=316) 34 50 15 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
Menurun
238
0 0 0
0
0 0
0 0
100
100 100 80 60 50 47 40 57 33 47 50 50 10 0 41 20 25 29 25 0 -50 8 16 -17 -18 -11 -50 0 -100 19
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
CLG (n=1)
0
100
100
JKT (n=6)
0
67
33
33
SBY (n=1) 0
0
100
0
MDN (n=1) 0
0
100
0
TOTAL (n=9)
0
67
33
33 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Ditjen Pajak, urusan pajak, fiskal, dsb. Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
Hubungan Bisnis
142
9
43
56
10
11
46
33
2
11
239
DITJEN IMIGRASI Total Responden : 236 Profil dari responden yang kontak dengan Ditjen Imigrasi : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
230
7
236
Total MNC
128
2
129
Total Lokal
102
5
107
Kecil (1 – 19 pegawai)
35
2
37
Menengah (20-99 pegawai)
34
2
36
Besar (100+ pegawai)
33
1
34
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
230
7
236
Multinational (MNC)
128
2
129
Non Oil-Gas Manufacturing
78
1
78
Trade, Hotel and Restaurant
70
4
74
Financial, Ownership and Business Services
18
1
19
Private Service
17
0
17
Transport
15
1
16
Mining and Quarrying
13
0
13
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
7
0
7
Electricity, Gas and Water Supply
3
0
3
Communication
3
0
3
Construction
2
0
2
Oil and Gas Manufacturing
2
0
2
240
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PNAK (n=34)
- Kontrak Bisnis
35%
BTM (n=67) DPS (n=43)
26%
JKT (n=333) BLPP (n=66)
24% 20%
33%
BKS (n=60)
PRPR (n=10)
10%
15% 14%
SBY (n=176) KTBR (n=32)
13% 12%
GRTL (n=33) PLB (n=34)
12%
TGR (n=61) YOG (n=38)
11% 11%
MAME (n=32) TNDT (n=33)
9% 9%
KPG (n=34)
9% 8%
MND (n=39) MKS (n=65)
MTRM (n=13)
8%
WNSB (n=13)
8%
8% 7%
CLG (n=59) PKBR (n=37)
5% 5%
MDN (n=65) LRTK (n=31)
3%
AMBN (n=32) ACEH (n=32)
3% 3%
BJMS (n=33)
3% 3%
PKRY (n=33) SLK (n=33)
JKT (n=109)
3% 3%
MTRM (n=34) SMG (n=60)
4%
Total (n=471) 1%
2% 13%
Total (n=1760) 0%
100% 0%
50%
241
50%
100%
1. SPI Ditjen Imigrasi 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
1
Banda Aceh
-
6.15
-
0.00
2
Medan
-
5.83
-
6.67
3
Kab. Solok
-
5.84
-
0.00
4
Kab. Tanah Datar
-
6.15
-
0.00
5
Padang
-
5.66
-
0.00
6
Batam
-
5.00
-
3.89
7
Pakan Baru
-
5.32
-
0.00
8
Palembang
-
5.39
-
3.33
9
DKI Jakarta
-
5.06
-
4.30
10
Bekasi
-
5.58
-
4.67
11
Cilegon
-
5.20
-
5.00
12
Tangerang
-
5.33
-
4.44
13
Kab. Wonosobo
-
6.06
-
0.00
14
Semarang
-
6.61
-
3.33
15
Yogyakarta
-
5.97
-
5.00
16
Surabaya
-
5.49
-
5.15
17
Pontianak
-
5.00
-
2.78
18
Palangkaraya
-
5.86
-
0.00
19
Kotabaru
-
6.25
-
3.33
20
Banjarmasin
-
5.96
-
6.67
21
Balikpapan
-
5.73
-
4.81
22
Manado
-
5.90
-
0.00
23
Gorontalo
-
6.16
-
0.00
24
Pare-pare
-
6.57
-
6.67
25
Makassar
-
5.95
-
0.00
26
Denpasar
-
5.64
-
3.33
27
Mataram
-
5.86
-
0.00
28
Kupang
-
5.88
-
6.67
29
Maumere
-
5.61
-
3.33
30
Kab. Larantuka
-
5.56
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.57
-
0.00
32
Ambon
-
6.24
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
242
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
-
-
65
3 (5% )
33%
33%
0%
3
Kab. Solok
37
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
-
-
33
3 (9% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
-
-
67
22 (33% )
55%
55%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
-
-
37
2 (5% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
40
-
-
34
4 (12% )
50%
50%
0%
9
DKI Jakarta
260
-
-
333
81 (24% )
54%
51%
4%
10
Kota Bekasi
66
-
-
60
9 (15% )
56%
56%
0%
11
Kota Cilegon
63
-
-
59
4 (7% )
50%
50%
0%
12
Kota Tangerang
69
-
-
61
7 (11% )
43%
43%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
-
-
60
1 (2% )
100%
0%
100%
15
Kota Yogyakarta
39
-
-
38
4 (11% )
100%
100%
0%
16
Kota Surabaya
128
-
-
176
25 (14% )
44%
28%
16%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
12 (35% )
50%
50%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
-
-
32
4 (13% )
25%
25%
0%
20
Kota Banjarmasin
53
-
-
33
1 (3% )
100%
100%
0%
21
Kota Balikpapan
50
-
-
66
13 (20% )
69%
62%
8%
22
Kota Manado
44
-
-
39
3 (8% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
4 (12% )
0%
0%
0%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
44
-
-
65
5 (8% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
-
-
43
11 (26% )
9%
9%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
3 (9% )
67%
0%
67%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
3 (9% )
33%
33%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
1 (3% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
243
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
Jumlah Interaksi 0 (0% )
-
-
Menawarka n -
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
4 (4% )
75%
50%
25%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
1 (8% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
0 (0% )
-
-
-
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
1 (10% )
100%
100%
0%
25
Kota Makassar
14
0 (0% )
-
-
-
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
1 (8% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
244
Interaksi korup
Diminta
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi ditjen imigrasi dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
MAME (n=1)
100
0
DPS (n=1)
100
0
PNAK (n=6)
83
YOG (n=4)
17
75
BTM (n=12)
0
58
CLG (n=2) BKS (n=5)
0
JKT (n=44)
42
20
20
27
61
22
83
0
36
25
BLPP (n=9)
17
40
36
100
50
50
40
SBY (n=11)
25
25
50
0
100
9 11
78
14 0
22
KTBR (n=1) 0
100
0
0
SMG (n=1) 0
100
0
0
TGR (n=3) 0
100
0
0
PLB (n=2) 0
100
0
0
MDN (n=1) 0
100
0
0
BJMS (n=1) 0
100
-100
PKBR (n=1) 0
100
-100
TOTAL (n=107)
35 0
20
49 40 Meningkat
14
60 Sama
Menurun
245
80
21 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
JKT (n=3)
0
100
100
PRPR (n=1) 0
0
100
0
TOTAL (n=4)
25
75
0
75
0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Ditjen Imigrasi Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
246
Hubungan Bisnis 27
3
44
100
15
0
33
0
7
0
BEA DAN CUKAI Total Responden : 228 Profil dari responden yang kontak dengan bea dan cukai : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
199
31
228
Total MNC
121
6
127
Total Lokal
78
25
101
Kecil (1 – 19 pegawai)
17
11
27
Menengah (20-99 pegawai)
26
7
33
Besar (100+ pegawai)
35
7
41
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
199
31
228
Multinational (MNC)
121
6
127
Non Oil-Gas Manufacturing
85
3
88
Trade, Hotel and Restaurant
45
11
56
Transport
25
8
31
Mining and Quarrying
12
0
12
Private Service
10
2
12
Financial, Ownership and Business Services
8
2
10
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
4
0
4
Electricity, Gas and Water Supply
3
0
3
Construction
0
3
3
Communication
1
2
3
Oil and Gas Manufacturing
2
0
2
247
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum BTM (n=67)
- Kontrak Bisnis
36%
SBY (n=176)
25%
BLPP (n=66)
JKT (n=109)
16%
21%
JKT (n=333)
MKS (n=14)
17%
YOG (n=38)
14%
16%
MDN (n=65)
14%
BKS (n=60)
SBY (n=38)
13%
12%
DPS (n=43)
12%
CLG (n=59)
10%
TGR (n=61)
10%
PNAK (n=34)
ACEH (n=9)
9%
MKS (n=65)
11%
KPG (n=11)
9%
PNAK (n=11)
9%
6%
GRTL (n=33)
6%
PLB (n=34)
6%
MND (n=39)
5%
SMG (n=60)
3%
LRTK (n=31)
3%
PRPR (n=32)
3%
ACEH (n=32)
3%
BJMS (n=33)
3%
WNSB (n=33)
3%
SLK (n=33)
3%
KPG (n=34)
3%
PKBR (n=37)
3%
Total (n=1760)
SMG (n=17)
6%
PKBR (n=19)
5%
5%
BLPP (n=20)
Total (n=471)
11% 0%
8%
MTRM (n=13)
25%
50%
248
7% 0%
10%
20%
1. SPI Bea dan Cukai 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
6.15
-
6.67
Medan
3.72
5.38
3.89
3.33
3
Kab. Solok
4.68
6.22
3.33
0.00
4
Kab. Tanah Datar
3.92
5.66
0.00
0.00
5
Padang
4.54
5.81
3.33
0.00
6
Batam
3.02
4.43
2.74
3.33
7
Pakan Baru
2.78
4.87
1.11
0.00
8
Palembang
3.42
4.80
3.33
0.00
9
DKI Jakarta
3.38
4.18
2.71
3.82
10
Bekasi
3.18
4.67
2.22
5.00
11
Cilegon
4.02
4.35
2.38
6.67
12
Tangerang
3.23
4.53
2.66
3.33
13
Kab. Wonosobo
5.59
5.76
3.33
0.00
14
Semarang
4.58
6.00
3.33
6.67
15
Yogyakarta
4.53
5.26
3.33
3.33
16
Surabaya
3.46
4.87
2.94
2.50
17
Pontianak
-
4.22
-
6.67
18
Palangkaraya
-
5.56
-
0.00
19
Kotabaru
5.31
5.73
3.34
0.00
20
Banjarmasin
4.91
5.66
4.07
0.00
21
Balikpapan
3.00
5.19
2.08
5.56
22
Manado
6.06
5.64
5.00
0.00
23
Gorontalo
-
6.06
-
3.33
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
6.15
-
0.00
25
Makassar
6.59
5.49
0.00
6.67
26
Denpasar
2.89
4.88
3.33
1.67
27
Mataram
-
5.59
-
0.00
28
Kupang
-
6.08
-
0.00
29
Maumere
-
6.67
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
6.67
-
6.67
31
Kab. Tual
-
6.67
-
0.00
32
Ambon
-
6.24
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
249
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
7 (10% )
86%
65
9 (14% )
11%
11%
0%
3
Kab. Solok
37
2 (5% )
50%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
0 (0% )
-
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
3 (6% )
67%
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
20 (38% )
85%
67
24 (36% )
17%
17%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
4 (10% )
75%
37
1 (3% )
100%
100%
0%
8
Kota Palembang
40
3 (8% )
33%
34
2 (6% )
50%
50%
0%
9
DKI Jakarta
260
67 (26% )
64%
333
55 (17% )
42%
42%
0%
10
Kota Bekasi
66
5 (8% )
60%
60
7 (12% )
57%
57%
0%
11
Kota Cilegon
63
11 (17% )
64%
59
6 (10% )
17%
17%
0%
12
Kota Tangerang
69
8 (12% )
63%
61
6 (10% )
67%
50%
17%
13
Kab. Wonosobo
37
1 (3% )
100%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
10 (18% )
90%
60
2 (3% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
3 (8% )
67%
38
6 (16% )
67%
67%
0%
16
Kota Surabaya
128
35 (27% )
49%
176
44 (25% )
66%
57%
9%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
3 (9% )
33%
0%
33%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
6 (19% )
33%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
11 (21% )
82%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
50
13 (26% )
62%
66
14 (21% )
36%
36%
0%
22
Kota Manado
44
6 (14% )
33%
39
2 (5% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
2 (6% )
50%
0%
50%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
2 (5% )
0%
65
4 (6% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
3 (8% )
67%
43
5 (12% )
40%
40%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
1 (3% )
100%
0%
100%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
250
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
1 (11% )
Interaksi korup 100%
Kota Medan
14
0 (0% )
3
Kab. Solok
10
4
Kab. Tanah Datar
5
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Diminta
Menawarkan
100%
0%
-
-
-
0 (0% )
-
-
-
13
0 (0% )
-
-
-
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
1 (5% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
17 (16% )
71%
71%
0%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
100%
100%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
5 (13% )
80%
40%
40%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
1 (5% )
100%
100%
0%
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
2 (14% )
50%
50%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
1 (8% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
251
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi bea dan cukai dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan 100
GRTL (n=1)
100
0
DPS (n=2)
100
0
100
BTM (n=4)
100
0
100
PKBR (n=1)
100
0
100
YOG (n=4)
75
TGR (n=4)
0
50
BLPP (n=5)
50
40
BKS (n=4)
60
25
JKT (n=23)
50
22
SBY (n=29)
50
25
50
0
40
25 70
17
0
76
0 9
13
7
10
LRTK (n=1) 0
100
0
0
PLB (n=1) 0
100
0
0
MDN (n=1) 0
100
0
PNAK (n=1) 0
100
CLG (n=1) 0
100
TOTAL (n=82)
32 0
-100 -100 59
20
40 Meningkat
60 Sama
0
Menurun
252
10 80
22 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
MKS (n=1)
100
0
SMG (n=1)
100
0
100
100 33
JKT (n=12)
67
0
33 SBY (n=4) 0
100
0
BLPP (n=1) 0
100
0
PNAK (n=1) 0
100
0
ACEH (n=1) 0
100
0
0
0
0
0 29
TOTAL (n=21)
0
71
20
40 Meningkat
0
60 Sama
80
29
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Bea dan Cukai Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
253
Hubungan Bisnis 20
10
55
80
10
10
35
10
OTHERS BUMN Total Responden : 242 Profil dari responden yang kontak dengan others bumn : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
164
91
242
Total MNC
46
18
57
Total Lokal
118
73
185
Kecil (1 – 19 pegawai)
59
34
91
Menengah (20-99 pegawai)
22
28
48
Besar (100+ pegawai)
37
11
46
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
164
91
242
Multinational (MNC)
46
18
57
Trade, Hotel and Restaurant
62
34
94
Non Oil-Gas Manufacturing
41
15
53
Financial, Ownership and Business Services
15
14
26
Transport
14
14
26
Private Service
8
5
13
Mining and Quarrying
9
0
9
Communication
5
5
8
Construction
4
2
6
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
2
0
2
Oil and Gas Manufacturing
2
1
2
Electricity, Gas and Water Supply
0
1
1
254
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum LRTK (n=31)
- Kontrak Bisnis BJMS (n=8)
74%
MAME (n=32)
44%
PRPR (n=32)
16%
DPS (n=5)
MND (n=39)
15%
TGR (n=6)
SLK (n=33)
15%
SBY (n=176)
12%
JKT (n=109)
PDG (n=33)
12%
LRTK (n=4)
MTRM (n=34)
12%
PNAK (n=34)
12% 11% 10%
DPS (n=43)
9%
TNDT (n=33)
9%
SMG (n=60)
8% 8%
JKT (n=333) CLG (n=59)
5%
MKS (n=65)
5%
32% 30% 27% 25%
BTM (n=21)
24%
SMG (n=17)
24%
AMBN (n=10)
20%
MND (n=5)
20%
PLB (n=10)
20%
PKBR (n=19)
16%
MTRM (n=13)
15%
5%
BKS (n=60)
40% 33%
PRPR (n=10)
BLPP (n=66)
BTM (n=67)
43%
SBY (n=38)
14%
PKBR (n=37)
63%
CLG (n=7)
MKS (n=14)
14%
BKS (n=22)
14%
YOG (n=15)
13%
TGR (n=61)
3%
ACEH (n=9)
AMBN (n=32)
3%
BLPP (n=20)
10%
ACEH (n=32)
3%
KPG (n=11)
9%
TUAL (n=33)
3%
PNAK (n=11)
9%
KPG (n=34)
3%
PDG (n=12)
8%
PLB (n=34)
3%
TNDT (n=13)
8%
YOG (n=38)
3%
MDN (n=14)
7%
Total (n=1760)
Total (n=471)
9% 0%
11%
20%
40%
60%
80%
255
19% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
1. SPI Others BUMN 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
6.15
-
0.00
Medan
4.39
6.36
2.50
0.00
3
Kab. Solok
5.95
6.77
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
5.37
5.96
0.00
6.67
5
Padang
5.96
6.06
4.16
6.67
6
Batam
3.90
5.51
2.22
6.67
7
Pakan Baru
3.17
5.32
0.00
6.67
8
Palembang
4.00
5.10
3.33
0.00
9
DKI Jakarta
4.12
5.28
3.63
5.69
10
Bekasi
4.04
5.63
3.33
6.67
11
Cilegon
4.34
5.54
2.22
6.67
12
Tangerang
4.20
5.65
3.33
0.00
13
Kab. Wonosobo
5.50
6.47
6.67
0.00
14
Semarang
4.94
6.78
3.33
5.00
15
Yogyakarta
5.73
5.18
5.00
6.67
16
Surabaya
4.92
6.08
3.81
7.04
17
Pontianak
-
4.90
-
6.67
18
Palangkaraya
-
5.76
-
0.00
19
Kotabaru
5.52
5.94
6.67
0.00
20
Banjarmasin
5.28
5.35
3.33
0.00
21
Balikpapan
4.87
5.76
3.33
6.67
22
Manado
5.84
6.07
6.67
0.00
23
Gorontalo
-
6.06
-
0.00
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
6.15
-
6.67
25
Makassar
7.05
6.00
3.33
0.00
26
Denpasar
5.24
5.58
0.00
0.00
27
Mataram
-
6.38
-
0.00
28
Kupang
-
6.56
-
0.00
29
Maumere
-
6.04
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
6.35
-
6.67
31
Kab. Tual
-
6.57
-
0.00
32
Ambon
-
6.46
-
8.34
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
256
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
6 (9% )
67%
65
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
37
6 (16% )
0%
33
5 (15% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
11 (30% )
0%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
16 (34% )
50%
33
4 (12% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
53
7 (13% )
43%
67
7 (10% )
14%
14%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
5 (12% )
20%
37
4 (11% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
40
8 (20% )
13%
34
1 (3% )
0%
0%
0%
9
DKI Jakarta
260
68 (26% )
34%
333
27 (8% )
19%
11%
7%
10
Kota Bekasi
66
5 (8% )
20%
60
3 (5% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
63
10 (16% )
30%
59
3 (5% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
6 (9% )
17%
61
2 (3% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
2 (5% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
8 (14% )
50%
60
5 (8% )
20%
20%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
8 (21% )
25%
38
1 (3% )
100%
100%
0%
16
Kota Surabaya
128
22 (17% )
32%
176
24 (14% )
13%
8%
4%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
4 (12% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
8 (25% )
13%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
6 (11% )
17%
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
5 (10% )
20%
66
8 (12% )
25%
25%
0%
22
Kota Manado
44
4 (9% )
50%
39
6 (15% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
5 (16% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
12 (27% )
8%
65
3 (5% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
5 (13% )
0%
43
4 (9% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
4 (12% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
14 (44% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
23 (74% )
9%
4%
4%
31
Kota Tual
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
257
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
1 (11% )
0%
0%
0%
Kota Medan
14
1 (7% )
0%
0%
0%
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
1 (8% )
100%
0%
100%
5
Kota Padang
12
1 (8% )
100%
100%
0%
6
Kota Batam
21
5 (24% )
20%
20%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
3 (16% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
2 (20% )
0%
0%
0%
9
DKI Jakarta
109
29 (27% )
48%
38%
10%
10
Kota Bekasi
22
3 (14% )
33%
33%
0%
11
Kota Cilegon
7
3 (43% )
33%
33%
0%
12
Kota Tangerang
6
2 (33% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
4 (24% )
75%
75%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
2 (13% )
50%
0%
50%
16
Kota Surabaya
38
12 (32% )
50%
17%
33%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
5 (63% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
2 (10% )
0%
0%
0%
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
3 (30% )
67%
67%
0%
25
Kota Makassar
14
2 (14% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
2 (40% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
2 (15% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
2 (20% )
100%
100%
0%
258
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Others BUMN dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
YOG (n=1)
100
0
BTM (n=1)
100
0
100 100 PKBR (n=2)
100
0
100 SBY (n=3)
67
33
0
67 JKT (n=5)
20
80
0
20 LRTK (n=2) 0
100
0
0 BLPP (n=2) 0
100
0
0 SMG (n=1) 0
100
0
0 TOTAL (n=17)
41
59
0
41 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
Menurun
259
100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
AMBN (n=2)
100
0
CLG (n=1)
100
0
BKS (n=1)
100
0
TNDT (n=1)
100
0
PDG (n=1)
100
0
BTM (n=1)
100
0
SMG (n=3)
67
JKT (n=14)
33
50
SBY (n=6)
36
17
100
0
PRPR (n=2) 0
100
67
0 0 -100
50
35 60 Sama
100
0
YOG (n=1) 0
Meningkat
100
17 0
40
100
43
100
20
100
0
PNAK (n=1) 0
0
100
7
67
TOTAL (n=34)
100
12 80
38 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Others BUMN Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
260
Hubungan Bisnis 7
17
29
59
14
6
57
35
0
6
POLRI/POLISI Total Responden : 593 Profil dari responden yang kontak dengan Polri/Polisi : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
568
49
593
Total MNC
119
3
120
Total Lokal
449
46
473
Kecil (1 – 19 pegawai)
177
26
190
Menengah (20-99 pegawai)
140
15
149
Besar (100+ pegawai)
132
5
134
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
568
49
593
Multinational (MNC)
119
3
120
Trade, Hotel and Restaurant
279
25
291
Non Oil-Gas Manufacturing
105
6
109
Private Service
56
7
60
Transport
48
5
50
Financial, Ownership and Business Services
39
4
41
Mining and Quarrying
15
1
15
Construction
8
0
8
Communication
8
0
8
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
5
1
6
Electricity, Gas and Water Supply
2
0
2
261
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PNAK (n=34) MAME (n=32) SMG (n=60) BLPP (n=66) SBY (n=176) MTRM (n=34) MKS (n=65) PLB (n=34) BKS (n=60) PKBR (n=37) JKT (n=333) PRPR (n=32) PDG (n=33) CLG (n=59) TGR (n=61) LRTK (n=31) MND (n=39) DPS (n=43) BTM (n=67) YOG (n=38) ACEH (n=32) MDN (n=65) GRTL (n=33) KPG (n=34) TUAL (n=33) BJMS (n=33) PKRY (n=33) AMBN (n=32) TNDT (n=33) WNSB (n=33) SLK (n=33) Total (n=1760)
50% 50%
- Kontrak Bisnis 56% MTRM (n=13) BKS (n=22)
45% 45% 44% 42% 41%
25%
MND (n=5)
20%
DPS (n=5)
20%
SMG (n=17)
18%
JKT (n=109)
16%
MKS (n=14)
14%
CLG (n=7)
14%
PKRY (n=9)
11%
SBY (n=38)
11%
PRPR (n=10)
10%
PLB (n=10)
10%
SLK (n=10)
10%
PDG (n=12)
18% 15% 15% 13% 12%
8%
WNSB (n=13)
8%
TNDT (n=13)
8%
YOG (n=15)
6% 6%
7%
PKBR (n=19)
20%
30%
5%
Total (n=471)
32% 10%
27%
LRTK (n=4)
37% 35% 35% 34% 33% 32% 31% 29% 28% 28% 27% 26% 25% 25% 24% 24%
0%
31%
40%
50%
60%
262
10% 0%
10%
20%
30%
40%
1. SPI Polri/Polisi 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
3.96
-
5.00
Medan
3.72
5.08
3.86
6.67
3
Kab. Solok
4.68
5.56
5.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
3.51
5.15
1.67
5.00
5
Padang
4.32
4.95
2.78
2.50
6
Batam
2.58
4.03
2.33
4.36
7
Pakan Baru
2.06
3.60
2.42
3.33
8
Palembang
5.50
4.02
3.33
2.67
9
DKI Jakarta
3.18
4.47
2.71
4.70
10
Bekasi
3.28
4.44
2.78
4.89
11
Cilegon
4.39
4.86
3.67
4.33
12
Tangerang
3.58
4.48
3.57
3.33
13
Kab. Wonosobo
4.50
4.24
2.50
6.67
14
Semarang
3.51
4.39
2.85
2.50
15
Yogyakarta
4.44
3.25
4.00
5.83
16
Surabaya
3.12
4.34
2.26
3.99
17
Pontianak
-
4.02
-
4.44
18
Palangkaraya
-
6.16
-
0.00
19
Kotabaru
4.90
5.52
3.33
0.00
20
Banjarmasin
4.46
4.44
4.44
3.33
21
Balikpapan
3.13
5.00
2.38
5.24
22
Manado
5.23
5.39
3.94
5.56
23
Gorontalo
-
5.05
-
6.67
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
5.31
-
5.24
25
Makassar
5.61
5.08
4.67
5.00
26
Denpasar
5.49
4.03
3.33
3.33
27
Mataram
-
4.95
-
5.84
28
Kupang
-
5.29
-
5.00
29
Maumere
-
6.04
-
6.67
30
Kab. Larantuka
-
6.24
-
6.67
31
Kab. Tual
-
5.94
-
5.56
32
Ambon
-
5.63
-
6.67
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
263
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
8 (25% )
50%
50%
0%
Kota Medan
69
21 (30% )
90%
65
16 (25% )
44%
44%
0%
3
Kab. Solok
37
7 (19% )
57%
33
2 (6% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
7 (19% )
57%
33
4 (12% )
50%
25%
25%
5
Kota Padang
47
10 (21% )
60%
33
11 (33% )
36%
36%
0%
6
Kota Batam
53
27 (51% )
74%
67
18 (27% )
72%
67%
6%
7
Kota Pekan Baru
42
13 (31% )
85%
37
13 (35% )
69%
54%
15%
8
Kota Palembang
40
12 (30% )
33%
34
14 (41% )
71%
64%
7%
9
DKI Jakarta
260
98 (38% )
65%
333
115 (35% )
63%
53%
10%
10
Kota Bekasi
66
16 (24% )
75%
60
22 (37% )
50%
45%
5%
11
Kota Cilegon
63
13 (21% )
77%
59
19 (32% )
53%
53%
0%
12
Kota Tangerang
69
19 (28% )
79%
61
19 (31% )
37%
32%
5%
13
Kab. Wonosobo
37
5 (14% )
80%
33
2 (6% )
50%
0%
50%
14
Kota Semarang
56
13 (23% )
54%
60
30 (50% )
67%
53%
13%
15
Kota Yogyakarta
39
8 (21% )
63%
38
10 (26% )
40%
20%
20%
16
Kota Surabaya
128
76 (59% )
70%
176
79 (45% )
82%
53%
29%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
19 (56% )
47%
26%
21%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
5 (15% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
9 (28% )
44%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
18 (34% )
83%
33
5 (15% )
40%
40%
0%
21
Kota Balikpapan
50
19 (38% )
74%
66
30 (45% )
70%
57%
13%
22
Kota Manado
44
13 (30% )
85%
39
11 (28% )
27%
9%
18%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
8 (24% )
25%
0%
25%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
11 (34% )
55%
55%
0%
25
Kota Makassar
44
10 (23% )
50%
65
27 (42% )
30%
22%
7%
26
Kota Denpasar
39
6 (15% )
17%
43
12 (28% )
42%
33%
8%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
15 (44% )
27%
20%
7%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
8 (24% )
25%
13%
13%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
16 (50% )
6%
6%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
9 (29% )
22%
22%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
6 (18% )
50%
17%
33%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
4 (13% )
25%
0%
25%
264
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan N o 1
Kabupaten/Kota Kota Banda Aceh
9
0 (0% )
-
-
Menawarka n -
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
2
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
1 (10% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
1 (8% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
12
1 (8% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
1 (5% )
100%
100%
0%
8
Kota Palembang
10
1 (10% )
100%
0%
100%
9
DKI Jakarta
109
17 (16% )
71%
53%
18%
10
Kota Bekasi
22
6 (27% )
67%
50%
17%
11
Kota Cilegon
7
1 (14% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
1 (8% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
17
3 (18% )
67%
67%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
4 (11% )
50%
25%
25%
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
1 (10% )
100%
100%
0%
25
Kota Makassar
14
2 (14% )
50%
0%
50%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
4 (31% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
265
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Polri/Polisi dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
TNDT (n=2) YOG (n=4) CLG (n=10) TUAL (n=3) BTM (n=13) DPS (n=5) PKBR (n=9) BKS (n=11) LRTK (n=2) ACEH (n=4) GRTL (n=2) MTRM (n=4) BJMS (n=2) PNAK (n=9) TGR (n=7) MDN (n=7) SMG (n=20) MND (n=3) JKT (n=72) SBY (n=65) PDG (n=4) PLB (n=10) PRPR (n=6) BLPP (n=21) MKS (n=8) MAME (n=1) KPG (n=2) WNSB (n=1) AMBN (n=1) TOTAL (n=308)
Net Peningkatan
100 75 70 67 62 60 56 55 50 50 50 50 50 44 43 43 40 33 28 28 25 25 20 17 14 13 25
25 30 33
0
0
31 40 33
11
8 0
36 50 50 50 50 50
0 0 0
9 0 0
33
22 57
0
29
29 55
5
33
33 64 63
7 9 50
50
0 0 0 0
30 83 86
0 0 50
100 100 100 100 35
0
0 0
20
0 0 0 52
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
266
13 80
100
100 75 40 67 54 60 22 45 50 50 0 0 0 22 43 14 35 0 21 18 -25 -10 17 14 -38 0 0 0 -100 22
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
PKBR (n=1)
0
100
100 SBY (n=2)
0
50
50
50 SMG (n=2)
0
50
50
50 JKT (n=12)
BKS (n=4)
17
33
50
0
75
25
33
PRPR (n=1) 0
100
0
MKS (n=1) 0
100
0
PLB (n=1) 0
100
TOTAL (n=24)
20
Meningkat
60 Sama
0
13
46
40
0
-100
42
0
25
80
29 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Polri/Polisi Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan
Hubungan Bisnis
119
16
27
38
18
6
54
56
3
0
2
0
Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik Don't Know
267
PENGADILAN Total Responden : 96 Profil dari responden yang kontak dengan pengadilan : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
72
27
96
Total MNC
36
1
36
Total Lokal
36
26
60
Kecil (1 – 19 pegawai)
10
14
22
9
9
18
17
3
20
Menengah (20-99 pegawai) Besar (100+ pegawai)
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
72
27
96
Multinational (MNC)
36
1
36
Non Oil-Gas Manufacturing
24
5
29
Trade, Hotel and Restaurant
14
13
26
Financial, Ownership and Business Services
10
4
13
Private Service
8
3
10
Mining and Quarrying
6
0
6
Transport
5
1
6
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
2
0
2
Construction
1
1
2
Communication
1
0
1
268
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PNAK (n=34)
- Kontrak Bisnis LRTK (n=4)
15%
SBY (n=176)
13%
MAME (n=32)
MTRM (n=13)
9%
PLB (n=34)
50% 31%
ACEH (n=9)
22%
6%
JKT (n=333)
5%
MND (n=39)
5%
BLPP (n=66) 3%
BKS (n=60)
3%
AMBN (n=32)
3%
MKS (n=65)
3%
MDN (n=65)
3%
TUAL (n=33)
20%
DPS (n=5)
20%
PNAK (n=11)
5%
CLG (n=59)
MND (n=5)
18%
TNDT (n=13)
15%
TUAL (n=7)
14%
BJMS (n=8)
13%
MKS (n=14)
7%
3%
YOG (n=15)
7%
PDG (n=33)
3%
SMG (n=17)
6%
KPG (n=34)
3%
PKBR (n=19)
5%
MTRM (n=34)
3%
PKBR (n=37)
3%
JKT (n=109)
5%
BKS (n=22)
5%
TGR (n=61)
2%
BTM (n=67)
1%
Total (n=1760)
SBY (n=38) 4%
0%
3%
Total (n=471) 10%
20%
269
6% 0%
20%
40%
60%
1. SPI Pengadilan 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.42
-
0.00
Medan
3.14
4.20
2.50
0.00
3
Kab. Solok
5.05
4.90
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
3.98
4.95
0.00
0.00
5
Padang
5.18
4.06
3.34
0.00
6
Batam
2.89
4.44
3.33
0.00
7
Pakan Baru
2.46
4.23
0.00
0.00
8
Palembang
5.67
3.72
0.00
3.33
9
DKI Jakarta
2.85
3.82
2.35
3.33
10
Bekasi
2.88
4.17
3.33
3.33
11
Cilegon
3.81
4.01
12
Tangerang
3.33
4.29
3.33
0.00
13
Kab. Wonosobo
4.23
4.14
0.00
0.00
14
Semarang
3.93
5.28
3.33
0.00
15
Yogyakarta
4.44
3.68
3.33
0.00
16
Surabaya
3.38
3.56
2.59
1.27
17
Pontianak
-
3.92
-
5.00
18
Palangkaraya
-
5.35
-
0.00
19
Kotabaru
4.58
3.85
3.33
0.00
20
Banjarmasin
4.21
4.44
3.33
0.00
21
Balikpapan
2.86
4.73
0.00
3.33
22
Manado
4.77
5.13
2.22
0.00
23
Gorontalo
-
4.55
-
0.00
1
Banda Aceh
2
0.00
24
Pare-pare
-
4.79
-
0.00
25
Makassar
6.06
4.92
0.00
6.67
26
Denpasar
3.59
3.10
0.00
0.00
27
Mataram
-
4.85
-
0.00
28
Kupang
-
3.73
-
0.00
29
Maumere
-
5.10
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
5.36
-
0.00
31
Kab. Tual
-
5.25
-
0.00
32
Ambon
-
5.52
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
270
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
69
4 (6% )
100%
65
2 (3% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
37
0 (0% )
-
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
5 (14% )
0%
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
6 (13% )
33%
33
1 (3% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
53
5 (9% )
60%
67
1 (1% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
7 (17% )
57%
37
1 (3% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
40
1 (3% )
0%
34
2 (6% )
100%
100%
0%
9
DKI Jakarta
260
41 (16% )
41%
333
18 (5% )
39%
39%
0%
10
Kota Bekasi
66
5 (8% )
40%
60
2 (3% )
50%
50%
0%
11
Kota Cilegon
63
4 (6% )
0%
59
2 (3% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
6 (9% )
50%
61
1 (2% )
100%
100%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
1 (3% )
0%
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
6 (11% )
50%
60
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
39
3 (8% )
67%
38
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
128
13 (10% )
69%
176
23 (13% )
87%
87%
0%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
5 (15% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
2 (6% )
50%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
5 (9% )
100%
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
3 (6% )
100%
66
3 (5% )
33%
33%
0%
22
Kota Manado
44
3 (7% )
100%
39
2 (5% )
50%
50%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
44
0 (0% )
-
65
2 (3% )
50%
50%
0%
26
Kota Denpasar
39
0 (0% )
-
43
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
3 (9% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
271
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
2 (22% )
0%
0%
0%
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
2 (15% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
1 (5% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
5 (5% )
80%
80%
0%
10
Kota Bekasi
22
1 (5% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
1 (3% )
100%
100%
0%
17
Kota Pontianak
11
2 (18% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
1 (13% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
4 (31% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
2 (50% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
1 (14% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
272
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Pengadilan dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
MND (n=1)
0
100
100 BLPP (n=1)
0
100
100 TGR (n=1)
0
100
100 JKT (n=7)
14
29
57
43 SBY (n=20)
5
60
35
30
BKS (n=1) 0
100
0
PLB (n=2) 0
100
0
MDN (n=1) 0
100
0
MKS (n=1) 0
100
TOTAL (n=35)
20
9
51 40 Meningkat
60 Sama
0 0 -100
40 0
0
Menurun
273
80
31 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
SBY (n=1)
0
100
100
PNAK (n=2)
50
0
50
50
75
25
JKT (n=4)
0
25
0
57
43
TOTAL (n=7)
43 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Pengadilan Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik Others
274
Hubungan Bisnis 4
3
50
67
0
33
0
33
25
0
25
0
MILITER Total Responden : 105 Profil dari responden yang kontak dengan militer : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
80
29
105
Total MNC
28
2
30
Total Lokal
52
27
75
Kecil (1 – 19 pegawai)
12
12
23
Menengah (20-99 pegawai)
17
10
25
Besar (100+ pegawai)
23
5
27
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
80
29
105
Multinational (MNC)
28
2
30
Trade, Hotel and Restaurant
27
16
42
Non Oil-Gas Manufacturing
18
2
20
Financial, Ownership and Business Services
8
3
11
Mining and Quarrying
7
0
7
Transport
4
4
7
Private Service
6
0
6
Communication
5
2
5
Electricity, Gas and Water Supply
2
0
2
Construction
0
2
2
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
1
0
1
275
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum SBY (n=176)
- Kontrak Bisnis 15%
ACEH (n=32)
BKS (n=22)
23%
13%
BKS (n=60)
10%
PKBR (n=37)
8%
LRTK (n=31)
6%
MKS (n=65)
6%
MTRM (n=34)
6%
MND (n=39)
5%
TGR (n=61)
5%
BLPP (n=66)
5%
BTM (n=67)
4%
MND (n=5)
20%
DPS (n=5)
20%
MTRM (n=13)
15%
ACEH (n=9)
11%
AMBN (n=10)
10%
SLK (n=10)
10%
PNAK (n=11)
9%
CLG (n=59)
3%
JKT (n=333)
3%
AMBN (n=32)
3%
MAME (n=32)
3%
GRTL (n=33)
3%
PDG (n=33)
3%
KPG (n=34)
3%
YOG (n=15)
PLB (n=34)
3%
SBY (n=38)
5%
BLPP (n=20)
5%
DPS (n=43)
8% 8%
5%
7% 7%
Total (n=471)
5% 0%
JKT (n=109)
MKS (n=14)
2%
Total (n=1760)
8%
WNSB (n=13)
2%
SMG (n=60)
PDG (n=12)
10%
15%
20%
276
6% 0%
5%
10%
15%
20%
25%
1. SPI TNI/Militer 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
5.31
-
5.56
Medan
4.69
6.21
3.33
0.00
3
Kab. Solok
6.58
6.67
6.67
0.00
4
Kab. Tanah Datar
4.59
6.06
0.00
0.00
5
Padang
6.23
6.47
0.00
0.00
6
Batam
4.40
6.07
0.00
6.67
7
Pakan Baru
3.49
5.59
0.00
3.33
8
Palembang
6.25
5.59
0.00
0.00
9
DKI Jakarta
5.20
5.83
3.89
6.39
10
Bekasi
4.90
5.56
3.33
6.25
11
Cilegon
5.34
5.54
6.00
0.00
12
Tangerang
4.69
5.93
4.00
3.33
13
Kab. Wonosobo
6.22
7.68
0.00
6.67
14
Semarang
5.48
6.84
3.33
0.00
15
Yogyakarta
5.21
6.14
6.67
0.00
16
Surabaya
5.40
5.97
2.91
4.63
17
Pontianak
-
6.18
-
0.00
18
Palangkaraya
-
6.47
-
0.00
19
Kotabaru
5.94
6.57
6.67
0.00
20
Banjarmasin
5.79
5.46
6.67
0.00
21
Balikpapan
5.27
5.64
3.33
5.56
22
Manado
6.14
6.76
3.33
6.67
23
Gorontalo
-
6.27
-
6.67
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
6.36
-
0.00
25
Makassar
7.20
6.31
3.33
0.00
26
Denpasar
5.15
5.35
0.00
0.00
27
Mataram
-
5.96
-
0.00
28
Kupang
-
6.06
-
0.00
29
Maumere
-
6.67
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
6.89
-
8.34
31
Kab. Tual
-
6.57
-
0.00
32
Ambon
-
6.25
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
277
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
4 (13% )
75%
75%
0%
Kota Medan
69
4 (6% )
50%
65
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
37
2 (5% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
0 (0% )
-
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
0 (0% )
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
53
1 (2% )
0%
67
3 (4% )
33%
33%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
1 (2% )
100%
37
3 (8% )
67%
67%
0%
8
Kota Palembang
40
4 (10% )
0%
34
1 (3% )
0%
0%
0%
9
DKI Jakarta
260
32 (12% )
56%
333
11 (3% )
55%
45%
9%
10
Kota Bekasi
66
4 (6% )
50%
60
6 (10% )
83%
83%
0%
11
Kota Cilegon
63
6 (10% )
83%
59
2 (3% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
12 (17% )
83%
61
3 (5% )
33%
33%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
0 (0% )
-
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
4 (7% )
50%
60
1 (2% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
2 (5% )
50%
38
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
128
21 (16% )
38%
176
27 (15% )
63%
48%
15%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
4 (13% )
25%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
6 (11% )
83%
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
2 (4% )
50%
66
3 (5% )
67%
0%
67%
22
Kota Manado
44
2 (5% )
50%
39
2 (5% )
50%
50%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
1 (3% )
100%
0%
100%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
44
3 (7% )
33%
65
4 (6% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
0 (0% )
-
43
1 (2% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
2 (6% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
2 (6% )
100%
100%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
278
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
1 (11% )
0%
0%
0%
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
1 (10% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
1 (8% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
9 (8% )
67%
56%
11%
10
Kota Bekasi
22
5 (23% )
60%
40%
20%
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
1 (8% )
100%
100%
0%
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
2 (5% )
50%
50%
0%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
1 (5% )
100%
0%
100%
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
1 (20% )
0%
0%
0%
27
Kota Mataram
13
2 (15% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
0%
0%
0%
279
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi militer dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
TGR (n=1)
0
100
BLPP (n=2)
50
PKBR (n=2)
50
0
50
100 50
50
0
0 BKS (n=5)
0
80
20
20 JKT (n=6)
17
67
17
0 SBY (n=17)
35
53
12
-24 MND (n=1) 0
0
100
0 LRTK (n=2) 0
0
100
0 BTM (n=1) 0
100
0
ACEH (n=3) 0
100
0
0 0 GRTL (n=1) 0
100
-100 TOTAL (n=41) 0
22
61
17 20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
280
80
100
-5
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
SBY (n=1)
100
0
100 100
BKS (n=3)
0
100 JKT (n=6)
17
50
33
-17
BLPP (n=1) 0
100
0
0
WNSB (n=1) 0
100
0
0
42
TOTAL (n=12)
42
17
25 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan menawarkan suap di Militer Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Don't Know
281
Hubungan Bisnis 10
8
0
50
30
38
60
38
10
0
BPN Total Responden : 191 Profil dari responden yang kontak dengan BPN : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
182
18
191
Total MNC
41
0
41
Total Lokal
141
18
150
Kecil (1 – 19 pegawai)
50
6
52
Menengah (20-99 pegawai)
45
8
49
Besar (100+ pegawai)
46
4
49
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
182
18
191
Multinational (MNC)
41
0
41
Trade, Hotel and Restaurant
59
7
63
Non Oil-Gas Manufacturing
39
2
40
Private Service
32
5
34
Financial, Ownership and Business Services
22
0
22
Transport
8
1
9
Mining and Quarrying
7
1
8
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
6
0
6
Construction
6
1
6
Electricity, Gas and Water Supply
1
0
1
General Government Service
1
1
1
282
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum PKRY (n=33) SBY (n=176) PNAK (n=34) LRTK (n=31) KTBR (n=32) PKBR (n=37) AMBN (n=32) TNDT (n=33) PLB (n=34) BKS (n=60) TGR (n=61) JKT (n=333) YOG (n=38) BLPP (n=66) BJMS (n=33) KPG (n=34) MND (n=39) CLG (n=59) PRPR (n=32) MAME (n=32) MDN (n=65) SLK (n=33) PDG (n=33) BTM (n=67) SMG (n=60) DPS (n=43) ACEH (n=32) GRTL (n=33) MTRM (n=34) MKS (n=65) Total (n=1760)
- Kontrak Bisnis
27% 23% 21% 16% 16% 14% 13% 12% 12% 12% 11% 11% 11% 9% 9% 9% 8% 7% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 5% 5% 3% 3% 3% 2% 10% 0%
LRTK (n=4)
25%
MTRM (n=13)
23%
MND (n=5)
20%
PNAK (n=11)
18%
PKRY (n=9)
11%
PKBR (n=19)
11%
KPG (n=11)
50%
MDN (n=14)
7%
SMG (n=17)
6%
BKS (n=22)
5%
JKT (n=109)
3%
SBY (n=38)
3%
Total (n=471)
4%
100%
283
9%
0%
50%
100%
1. SPI BPN 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
1
Banda Aceh
-
6.36
-
6.67
2
Medan
-
6.14
-
10.00
3
Kab. Solok
-
6.46
-
0.00
4
Kab. Tanah Datar
-
5.76
-
6.67
5
Padang
-
5.56
-
6.67
6
Batam
-
5.46
-
5.00
7
Pakan Baru
-
5.59
-
4.44
8
Palembang
-
4.51
-
1.67
9
DKI Jakarta
-
5.28
-
4.13
10
Bekasi
-
5.42
-
5.00
11
Cilegon
-
5.59
-
6.67
12
Tangerang
-
5.81
-
6.67
13
Kab. Wonosobo
-
6.67
-
0.00
14
Semarang
-
6.78
-
5.00
15
Yogyakarta
-
5.86
-
4.45
16
Surabaya
-
4.51
-
2.64
17
Pontianak
-
4.90
-
2.22
18
Palangkaraya
-
5.86
-
0.00
19
Kotabaru
-
5.73
-
5.00
20
Banjarmasin
-
5.35
-
3.33
21
Balikpapan
-
5.56
-
4.67
22
Manado
-
6.07
-
6.67
23
Gorontalo
-
6.37
-
3.33
24
Pare-pare
-
6.46
-
6.67
25
Makassar
-
6.16
-
6.67
26
Denpasar
-
5.24
-
3.33
27
Mataram
-
6.27
-
0.00
28
Kupang
-
5.93
-
0.00
29
Maumere
-
5.77
-
3.33
30
Kab. Larantuka
-
4.30
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.37
-
0.00
32
Ambon
-
5.83
-
6.67
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
284
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawar kan
-
-
-
32
1 (3% )
100%
100%
0%
Kota Medan
69
-
-
65
4 (6% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
37
-
-
33
2 (6% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
-
-
33
4 (12% )
25%
0%
25%
5
Kota Padang
47
-
-
33
2 (6% )
50%
0%
50%
6
Kota Batam
53
-
-
67
4 (6% )
50%
50%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
-
-
37
5 (14% )
20%
20%
0%
8
Kota Palembang
40
-
-
34
4 (12% )
100%
100%
0%
9
DKI Jakarta
260
-
-
333
37 (11% )
54%
51%
3%
10
Kota Bekasi
66
-
-
60
7 (12% )
57%
57%
0%
11
Kota Cilegon
63
-
-
59
4 (7% )
25%
25%
0%
12
Kota Tangerang
69
-
-
61
7 (11% )
14%
14%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
-
-
60
3 (5% )
33%
0%
33%
15
Kota Yogyakarta
39
-
-
38
4 (11% )
75%
50%
25%
16
Kota Surabaya
128
-
-
176
40 (23% )
60%
53%
8%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
7 (21% )
43%
29%
14%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
9 (27% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
32
-
-
32
5 (16% )
40%
20%
20%
20
Kota Banjarmasin
53
-
-
33
3 (9% )
33%
33%
0%
21
Kota Balikpapan
50
-
-
66
6 (9% )
83%
83%
0%
22
Kota Manado
44
-
-
39
3 (8% )
67%
67%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
1 (3% )
100%
0%
100%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
2 (6% )
50%
50%
0%
25
Kota Makassar
44
-
-
65
1 (2% )
100%
100%
0%
26
Kota Denpasar
39
-
-
43
2 (5% )
50%
50%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
3 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
2 (6% )
50%
50%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
5 (16% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
4 (13% )
25%
25%
0%
285
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
14
1 (7% )
100%
100%
0%
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
2 (11% )
100%
100%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
3 (3% )
100%
100%
0%
10
Kota Bekasi
22
1 (5% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
100%
100%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
1 (3% )
0%
0%
0%
17
Kota Pontianak
11
2 (18% )
50%
50%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
0 (0% )
-
-
-
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
3 (23% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
0 (0% )
-
-
-
286
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi bpn dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
AMBN (n=1)
100
0
GRTL (n=1)
100
0
MAME (n=1)
100
0
DPS (n=1)
100
0
BJMS (n=1)
100
0
CLG (n=1)
100
PNAK (n=3)
0
67
33
MND (n=2)
50
50
BKS (n=4)
50
50
YOG (n=3)
33
SBY (n=24)
33
0 0 33
29
JKT (n=20)
0
63
20
8
75
5
PRPR (n=1) 0
100
0
MKS (n=1) 0
100
0
KTBR (n=2) 0
100
0
BLPP (n=5) 0
100
0
SMG (n=1) 0
100
0
TGR (n=1) 0
100
0
BTM (n=2) 0
100
0
PKBR (n=1) 0
100
0
MDN (n=2) 0
100
0
ACEH (n=1) 0
100
PLB (n=4) 0 TNDT (n=1) 0
25 100
PDG (n=1) 0 TOTAL (n=85)
100 27
0
0
75
65 20
40 Meningkat
60 Sama
287
Menurun
8 80
100
100 100 100 100 100 100 67 50 50 0 21 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -25 -100 -100 19
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
PNAK (n=1)
100
0
100 100
PKBR (n=2)
0
100 SMG (n=1) 0
100
0
0 JKT (n=3) 0
100
0
0 MDN (n=1) 0
100
0
0 38
TOTAL (n=8)
63
0
38 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di BPN Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan
Hubungan Bisnis
20
5
50
80
10
0
40
0
0
20
Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
288
BPOM Total Responden : 176 Profil dari responden yang kontak dengan BPOM : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
164
14
176
Total MNC
33
2
35
Total Lokal
131
12
141
Kecil (1 – 19 pegawai)
69
5
74
Menengah (20-99 pegawai)
32
5
36
Besar (100+ pegawai)
30
2
31
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
164
14
176
33
2
35
Trade, Hotel and Restaurant
103
9
111
Non Oil-Gas Manufacturing
46
1
47
Private Service
6
0
6
Transport
3
1
4
Financial, Ownership and Business Services
2
1
3
Electricity, Gas and Water Supply
2
0
2
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
1
0
1
Construction
0
1
1
Communication
1
1
1
Multinational (MNC)
289
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum
- Kontrak Bisnis
35%
KPG (n=34)
MND (n=5)
28%
MAME (n=32)
20%
26%
MTRM (n=34) PLB (n=34)
24%
PRPR (n=32)
MTRM (n=13)
22%
PNAK (n=34)
21%
MND (n=39)
21%
15%
PKRY (n=9)
11%
15%
GRTL (n=33)
15%
TNDT (n=33) DPS (n=43)
14%
MKS (n=65)
14%
LRTK (n=31)
AMBN (n=10)
10%
13%
MDN (n=65)
PNAK (n=11)
12%
SBY (n=176)
10%
ACEH (n=32)
9%
WNSB (n=33)
9%
9%
SBY (n=38)
8%
9%
SLK (n=33) PKBR (n=37)
8%
JKT (n=333)
MKS (n=14)
7%
AMBN (n=32)
6%
BTM (n=67)
6%
PKBR (n=19)
5%
BKS (n=60)
7%
5%
3%
YOG (n=38) CLG (n=59)
2%
SMG (n=60)
2%
TGR (n=61)
2%
BLPP (n=66)
2%
Total (n=1760)
9% 0%
10%
20%
30%
JKT (n=109)
3%
Total (n=471)
3%
40%
290
0%
5%
10%
15%
20%
25%
1. SPI BPOM 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
6.46
-
0.00
Medan
4.64
6.26
4.44
6.67
3
Kab. Solok
5.86
6.47
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
5.56
6.16
0.00
0.00
5
Padang
6.38
5.84
6.67
0.00
6
Batam
3.52
4.90
3.33
0.00
7
Pakan Baru
3.65
5.95
0.00
0.00
8
Palembang
7.09
5.30
0.00
3.34
9
DKI Jakarta
5.22
5.93
4.82
5.19
10
Bekasi
4.54
5.76
3.33
6.67
11
Cilegon
4.44
5.59
3.33
0.00
12
Tangerang
4.68
5.95
13
Kab. Wonosobo
6.58
7.17
6.67
0.00
14
Semarang
6.07
7.28
3.33
0.00
15
Yogyakarta
5.73
6.41
0.00
0.00
16
Surabaya
5.87
6.00
3.33
6.67
17
Pontianak
-
5.10
-
3.34
18
Palangkaraya
-
5.66
-
0.00
19
Kotabaru
5.00
6.04
6.67
0.00
20
Banjarmasin
6.42
5.46
5.83
0.00
21
Balikpapan
4.40
5.79
0.00
0.00
22
Manado
6.06
6.50
4.44
6.67
23
Gorontalo
-
6.06
-
6.67
1
Banda Aceh
2
0.00
24
Pare-pare
-
6.25
-
0.00
25
Makassar
7.50
5.85
6.67
6.67
26
Denpasar
6.11
5.27
0.00
6.67
27
Mataram
-
6.47
-
6.67
28
Kupang
-
6.67
-
6.67
29
Maumere
-
6.25
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
5.00
-
0.00
31
Kab. Tual
-
6.47
-
0.00
32
Ambon
-
6.88
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
291
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
3 (9% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
10 (14% )
30%
65
8 (12% )
13%
13%
0%
3
Kab. Solok
37
5 (14% )
0%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
37
5 (14% )
0%
33
5 (15% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
3 (6% )
33%
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
2 (4% )
50%
67
4 (6% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
4 (10% )
0%
37
3 (8% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
40
3 (8% )
0%
34
8 (24% )
25%
25%
0%
9
DKI Jakarta
260
35 (13% )
26%
333
24 (7% )
33%
21%
13%
10
Kota Bekasi
66
2 (3% )
50%
60
3 (5% )
33%
0%
33%
11
Kota Cilegon
63
3 (5% )
33%
59
1 (2% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
0 (0% )
-
61
1 (2% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
9 (24% )
11%
33
3 (9% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
3 (5% )
33%
60
1 (2% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
4 (10% )
0%
38
1 (3% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
128
24 (19% )
13%
176
17 (10% )
24%
6%
18%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
7 (21% )
14%
0%
14%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
9 (28% )
11%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
15 (28% )
53%
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
0 (0% )
-
66
1 (2% )
0%
0%
0%
22
Kota Manado
44
7 (16% )
43%
39
8 (21% )
25%
13%
13%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
5 (15% )
20%
0%
20%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
7 (22% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
3 (7% )
33%
65
9 (14% )
11%
11%
0%
26
Kota Denpasar
39
4 (10% )
0%
43
6 (14% )
17%
17%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
9 (26% )
11%
0%
11%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
12 (35% )
25%
0%
25%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
9 (28% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
4 (13% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
2 (6% )
0%
0%
0%
292
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
Jumlah Interaksi 0 (0% )
Kota Medan
14
3
Kab. Solok
4
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
0 (0% )
-
-
-
10
0 (0% )
-
-
-
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
1 (5% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
3 (3% )
33%
33%
0%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
3 (8% )
67%
0%
67%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
0%
0%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
2 (15% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
0%
0%
0%
293
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi bpom dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
MTRM (n=1)
100
0
100 DPS (n=1)
100
0
100 PNAK (n=1)
100
0
100 JKT (n=8)
13
63
13
0 MKS (n=1) 0
100
0
0 BKS (n=1) 0
100
0
0 PLB (n=2) 0
100
0
0 MDN (n=1) 0
100
0
0 SBY (n=4) 0
50
50
-50 GRTL (n=1) 0
100
-100 MND (n=2) 0
100
-100 TOTAL (n=26)
15
46
23
-8 0
20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
294
80
100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
PNAK (n=1)
0
100
100
JKT (n=1) 0
0
100
0
50
50
SBY (n=2) 0
-50
25
50
25
TOTAL (n=4)
0 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di BPOM Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
295
Hubungan Bisnis 16
3
31
33
0
33
69
67
KPPN Total Responden : 56 Profil dari responden yang kontak dengan KPPN : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
42
16
56
Total MNC
19
2
21
Total Lokal
23
14
35
Kecil (1 – 19 pegawai)
8
4
10
Menengah (20-99 pegawai)
8
8
16
Besar (100+ pegawai)
7
2
9
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
42
16
56
Multinational (MNC)
19
2
21
Trade, Hotel and Restaurant
15
7
22
Non Oil-Gas Manufacturing
13
0
13
Financial, Ownership and Business Services
5
2
7
Mining and Quarrying
5
0
5
Construction
2
5
5
Private Service
1
2
3
Transport
1
0
1
296
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum
- Kontrak Bisnis
AMBN (n=32)
9%
MTRM (n=34)
GRTL (n=2)
50%
9%
BKS (n=60)
MTRM (n=13)
7%
LRTK (n=31)
31%
6%
PKBR (n=37)
KPG (n=11)
5%
MKS (n=65)
5%
SBY (n=176)
18%
TGR (n=6)
17%
4%
PRPR (n=32)
3%
MAME (n=32)
3%
ACEH (n=32)
3%
GRTL (n=33)
3%
KPG (n=34)
3%
MND (n=39)
TUAL (n=7)
AMBN (n=10)
10%
PNAK (n=11)
9%
PDG (n=12)
3%
JKT (n=333)
14%
8%
2%
CLG (n=59)
2%
TGR (n=61)
2%
MDN (n=65)
2%
BLPP (n=66)
2%
BTM (n=67)
1%
Total (n=1760)
MKS (n=14)
SBY (n=38)
3%
JKT (n=109)
2%
Total (n=471)
2% 0%
7%
5%
10%
297
3% 0%
20%
40%
60%
1. SPI KPPN 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik
No.
Di antara semua responden
Kabupaten/Kota
Di antara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
1
Banda Aceh
-
6.57
-
6.67
2
Medan
-
6.62
-
0.00
3
Kab. Solok
-
6.35
-
0.00
4
Kab. Tanah Datar
-
6.25
-
0.00
5
Padang
-
6.35
-
0.00
6
Batam
-
5.82
-
0.00
7
Pakan Baru
-
6.04
-
0.00
8
Palembang
-
5.49
-
0.00
9
DKI Jakarta
-
5.91
-
2.22
10
Bekasi
-
5.85
-
6.67
11
Cilegon
-
5.88
-
0.00
12
Tangerang
-
5.79
-
0.00
13
Kab. Wonosobo
-
6.57
-
0.00
14
Semarang
-
7.34
-
0.00
15
Yogyakarta
-
6.14
-
0.00
16
Surabaya
-
5.76
-
5.00
17
Pontianak
-
5.39
-
0.00
18
Palangkaraya
-
6.16
-
0.00
19
Kotabaru
-
6.25
-
0.00
20
Banjarmasin
-
5.76
-
0.00
21
Balikpapan
-
6.02
-
0.00
22
Manado
-
6.24
-
0.00
23
Gorontalo
-
6.37
-
6.67
24
Pare-pare
-
6.46
-
0.00
25
Makassar
-
6.31
-
0.00
26
Denpasar
-
5.48
-
0.00
27
Mataram
-
6.25
-
10.00
28
Kupang
-
6.67
-
0.00
29
Maumere
-
6.11
-
3.33
30
Kab. Larantuka
-
5.56
-
3.33
31
Kab. Tual
-
6.67
-
0.00
32
Ambon
-
6.56
-
6.67
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
298
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan
2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
1 (3% )
100%
100%
0%
Kota Medan
69
-
-
65
1 (2% )
0%
0%
0%
3
Kab. Solok
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
-
-
67
1 (1% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
-
-
37
2 (5% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
40
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
260
-
-
333
7 (2% )
29%
14%
14%
10
Kota Bekasi
66
-
-
60
4 (7% )
50%
50%
0%
11
Kota Cilegon
63
-
-
59
1 (2% )
0%
0%
0%
12
Kota Tangerang
69
-
-
61
1 (2% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
-
-
60
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
39
-
-
38
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
128
-
-
176
7 (4% )
57%
43%
14%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
-
-
66
1 (2% )
0%
0%
0%
22
Kota Manado
44
-
-
39
1 (3% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
44
-
-
65
3 (5% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
-
-
43
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
-
-
-
34
3 (9% )
33%
33%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
1 (3% )
100%
100%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
2 (6% )
50%
50%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
3 (9% )
67%
67%
0%
299
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan N o 1
Kabupaten/Kota Kota Banda Aceh
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
0 (0% )
-
-
-
2
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
1 (8% )
0%
0%
0%
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
2 (2% )
50%
50%
0%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
1 (17% )
0%
0%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
1 (3% )
100%
100%
0%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
1 (50% )
100%
100%
0%
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
1 (7% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
4 (31% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
2 (18% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
1 (14% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
100%
100%
0%
300
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi KPPN dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
AMBN (n=2)
100
0
100 LRTK (n=1)
100
0
100 MAME (n=1)
100
0
100 MTRM (n=1)
100
0
100 BKS (n=2) 0
100
0
0 JKT (n=2) 0
100
0
ACEH (n=1) 0
100
0
SBY (n=4) 0
TOTAL (n=14)
75
25
36
0
20
57
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
301
0
-25 7
80
0
29 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
A MBN (n=1)
100
0
GRTL (n=1)
100
0
100 100 100
SBY (n=1)
0
100 100
PNA K (n=1)
0
100 JKT (n=1) 0
100
0
0 80
TOTA L (n=5)
20
0
80 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di KPPN Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
302
Hubungan Bisnis 2
0
100
0
DPR/DPRD Total Responden : 87 Profil dari responden yang kontak dengan DPR/DPRD : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
45
46
87
Total MNC
16
3
19
Total Lokal
29
43
68
Kecil (1 – 19 pegawai)
9
19
25
Menengah (20-99 pegawai)
7
16
23
13
8
20
Besar (100+ pegawai)
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
45
46
87
Multinational (MNC)
16
3
19
Trade, Hotel and Restaurant
15
26
38
Non Oil-Gas Manufacturing
6
5
10
Private Service
6
4
10
Financial, Ownership and Business Services
7
2
9
Transport
3
4
7
Construction
0
5
5
Mining and Quarrying
4
0
4
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
2
0
2
Electricity, Gas and Water Supply
1
0
1
303
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum
PLB (n=34)
- Kontrak Bisnis
PRPR (n=10)
15%
BTM (n=67)
60%
MTRM (n=13)
9%
46%
MTRM (n=34)
6%
TUAL (n=7)
PNAK (n=34)
6%
BJMS (n=8)
25%
PDG (n=12)
25%
SBY (n=176)
5%
LRTK (n=31)
3%
AMBN (n=32)
3%
PRPR (n=32)
3%
MAME (n=32)
3%
ACEH (n=32)
3%
MKS (n=65)
3%
MDN (n=65)
3%
TUAL (n=33)
3%
KPG (n=34)
3%
PKBR (n=37) MND (n=39) JKT (n=333)
MKS (n=14)
20%
YOG (n=15)
20% 17%
SMG (n=17)
12%
PKRY (n=9)
11%
PKBR (n=19)
11%
AMBN (n=10)
10%
SLK (n=10)
10% 9%
3%
PNAK (n=11)
9%
3%
JKT (n=109)
6%
SBY (n=38)
5%
BTM (n=21)
5%
Total (n=471)
3% 0%
MND (n=5)
KPG (n=11)
2%
Total (n=1760)
21%
TGR (n=6)
2%
SMG (n=60)
43%
10%
20%
304
10% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
1. SPI DPR/DPRD 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
4.79
-
6.67
Medan
3.48
4.87
3.33
3.33
3
Kab. Solok
4.68
5.76
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
3.51
5.52
0.00
0.00
5
Padang
5.04
5.10
4.44
6.67
6
Batam
3.39
4.95
3.33
6.67
7
Pakan Baru
2.78
4.68
0.00
3.33
8
Palembang
3.68
4.41
3.33
3.33
9
DKI Jakarta
3.47
4.49
2.92
3.89
10
Bekasi
3.69
4.48
0.00
0.00
11
Cilegon
4.07
4.18
6.67
0.00
12
Tangerang
4.01
4.92
3.33
3.33
13
Kab. Wonosobo
4.86
4.65
3.33
0.00
14
Semarang
4.34
6.22
3.33
0.00
15
Yogyakarta
4.44
4.14
3.33
0.00
16
Surabaya
4.07
4.00
1.90
1.67
17
Pontianak
-
4.04
-
6.67
18
Palangkaraya
-
5.96
-
6.67
19
Kotabaru
3.96
5.31
6.67
0.00
20
Banjarmasin
5.41
5.05
0.00
0.00
21
Balikpapan
3.20
5.20
0.00
0.00
22
Manado
5.23
4.79
0.00
0.00
23
Gorontalo
-
5.25
-
0.00
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
5.21
-
6.00
25
Makassar
5.91
5.08
3.33
5.00
26
Denpasar
3.75
3.80
0.00
0.00
27
Mataram
-
4.22
-
3.33
28
Kupang
-
4.36
-
0.00
29
Maumere
-
4.79
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
4.81
-
0.00
31
Kab. Tual
-
5.56
-
3.33
32
Ambon
-
5.63
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
305
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
1 (3% )
100%
100%
0%
Kota Medan
69
4 (6% )
25%
65
2 (3% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
37
0 (0% )
-
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
1 (3% )
0%
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
6 (13% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
2 (4% )
50%
67
6 (9% )
17%
17%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
3 (7% )
100%
37
1 (3% )
100%
100%
0%
8
Kota Palembang
40
6 (15% )
17%
34
5 (15% )
40%
40%
0%
9
DKI Jakarta
260
19 (7% )
42%
333
7 (2% )
29%
29%
0%
10
Kota Bekasi
66
2 (3% )
0%
60
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
63
5 (8% )
20%
59
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
69
4 (6% )
50%
61
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
37
2 (5% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
2 (4% )
50%
60
1 (2% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
2 (5% )
50%
38
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
128
13 (10% )
54%
176
9 (5% )
78%
78%
0%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
2 (6% )
0%
0%
0%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
4 (13% )
25%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
1 (2% )
0%
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
0 (0% )
-
66
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
44
4 (9% )
0%
39
1 (3% )
100%
100%
0%
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
1 (3% )
100%
100%
0%
25
Kota Makassar
44
7 (16% )
29%
65
2 (3% )
50%
0%
50%
26
Kota Denpasar
39
1 (3% )
0%
43
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
-
-
-
34
2 (6% )
50%
50%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
1 (3% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
306
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
1 (10% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
3 (25% )
67%
33%
33%
6
Kota Batam
21
1 (5% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
2 (11% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
6 (6% )
67%
67%
0%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
1 (17% )
100%
100%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
17
2 (12% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
3 (20% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
2 (5% )
50%
0%
50%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
1 (11% )
100%
0%
100%
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
2 (25% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
1 (20% )
0%
0%
0%
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
6 (60% )
83%
83%
0%
25
Kota Makassar
14
3 (21% )
33%
0%
33%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
6 (46% )
17%
17%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
3 (43% )
33%
0%
33%
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
0%
0%
0%
307
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi DPR/DPRD dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
MND (n=1)
0
100
100 MTRM (n=1)
0
100
100 PLB (n=2)
0
50
50
50 SBY (n=7)
0
57
43
43 PRPR (n=1) 0
0
100
0 MKS (n=1) 0
0
100
0 PKBR (n=1) 0
0
100
0 MDN (n=1) 0
0
100
0 ACEH (n=1) 0
0
100
0 JKT (n=2) 0
50
50
-50 BTM (n=1) 0
100
-100 TOTAL (n=19)
11
58
32
21 0
20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
308
80
100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
TUAL (n=1)
100
0
100 MKS (n=1)
100
0
100 MTRM (n=1)
100
0
100 PKBR (n=1)
100
0
100 PDG (n=2)
50
50
0
50 PRPR (n=5)
20
60
20
0 PKRY (n=1) 0
100
0
0 PNAK (n=1) 0
100
0
0 TGR (n=1) 0
100
0
0 JKT (n=4) 0
100
0
0 SBY (n=1) 0
100
-100 TOTAL (n=19)
32
58
11
21 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan menawarkan suap di DPR/DPRD Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
309
Hubungan Bisnis 5
13
40
54
20
15
40
38
AGEN PEMERINTAH Total Responden : 27 Profil dari responden yang kontak dengan agen pemerintah : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
12
15
27
Total MNC
9
0
9
Total Lokal
3
15
18
Kecil (1 – 19 pegawai)
1
7
8
Menengah (20-99 pegawai)
1
6
7
Besar (100+ pegawai)
1
2
3
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
12
15
27
Multinational (MNC)
9
0
9
Non Oil-Gas Manufacturing
7
1
8
Trade, Hotel and Restaurant
0
7
7
Private Service
2
3
5
Financial, Ownership and Business Services
2
1
3
Transport
0
2
2
Oil and Gas Manufacturing
1
0
1
General Government Service
0
1
1
310
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum
LRTK (n=31)
- Kontrak Bisnis
3%
TUAL (n=7)
14%
MKS (n=14)
14%
AMBN (n=10)
10%
BTM (n=21)
JKT (n=333)
10%
3% KPG (n=11)
SMG (n=60)
2%
9%
MTRM (n=13)
8%
WNSB (n=13)
8%
PKBR (n=19)
5%
JKT (n=109)
Total (n=1760)
5%
1% Total (n=471)
0%
1%
2%
3%
4%
5%
311
3% 0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Menawa rkan
Diminta
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
69
-
-
65
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
-
-
67
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
42
-
-
37
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
40
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
260
-
-
333
10 (3% )
30%
30%
0%
10
Kota Bekasi
66
-
-
60
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
63
-
-
59
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
69
-
-
61
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
-
-
60
1 (2% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
-
-
38
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
128
-
-
176
0 (0% )
-
-
-
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
-
-
66
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
44
-
-
39
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
44
-
-
65
0 (0% )
-
-
-
26
Kota Denpasar
39
-
-
43
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
28
Kota Kupang
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
1 (3% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
312
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
14
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
10
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
2 (10% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
19
1 (5% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
5 (5% )
40%
40%
0%
10
Kota Bekasi
22
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
1 (8% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
17
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
15
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
38
0 (0% )
-
-
-
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
14
2 (14% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
1 (8% )
100%
100%
0%
28
Kota Kupang
11
1 (9% )
0%
0%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
0 (0% )
-
-
-
31
Kota Tual
7
1 (14% )
0%
0%
0%
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
100%
100%
0%
313
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi agen pemerintah dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
JKT (n=3) 0
67
33
-33
TOTAL (n=3) 0
67
33
-33
0
20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
314
80
100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
AMBN (n=1)
100
0
100 MTRM (n=1)
100
0
100
50
JKT (n=2)
50
0
50
75
TOTAL (n=4)
25
0
75 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Agen Pemerintah Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
315
Hubungan Bisnis 0
1
0
100
OTHER DEPT. Total Responden : 117 Profil dari responden yang kontak dengan Other Dept : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
48
72
117
Total MNC
10
8
17
Total Lokal
38
64
100
Kecil (1 – 19 pegawai)
18
38
55
Menengah (20-99 pegawai)
10
16
25
Besar (100+ pegawai)
10
10
20
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum
Kontrak Bisnis
Total Kontak
Total
48
72
117
Multinational (MNC)
10
8
17
Trade, Hotel and Restaurant
17
38
53
Non Oil-Gas Manufacturing
12
7
18
Transport
8
5
13
Private Service
5
7
12
Financial, Ownership and Business Services
3
5
8
Construction
0
5
5
Communication
1
2
3
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
0
1
1
Mining and Quarrying
1
0
1
General Government Service
0
1
1
316
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum
- Kontrak Bisnis
ACEH (n=32)
TGR (n=6)
9%
MDN (n=65)
9%
YOG (n=38)
TNDT (n=33) PNAK (n=34)
30%
CLG (n=7)
29%
6%
MDN (n=14)
6%
LRTK (n=4)
25%
KTBR (n=4)
25%
6%
DPS (n=43)
31%
PLB (n=10)
6%
WNSB (n=33)
38%
WNSB (n=13)
8%
LRTK (n=31)
50%
BJMS (n=8)
29%
PDG (n=12)
5%
25%
PKRY (n=9)
22%
SMG (n=60)
3%
MKS (n=14)
21%
JKT (n=333)
3%
JKT (n=109)
21%
TGR (n=61)
3%
AMBN (n=10)
MAME (n=32)
3%
GRTL (n=33)
3%
PDG (n=33)
3%
MTRM (n=34)
3%
PKBR (n=37) 2%
BKS (n=60)
2%
MKS (n=65)
2%
BLPP (n=66)
2%
Total (n=1760)
15%
ACEH (n=9)
11%
PKBR (n=19)
11%
PRPR (n=10)
10% 10%
PNAK (n=11)
9%
YOG (n=15)
7%
SMG (n=17)
3% 0%
16%
MTRM (n=13)
SLK (n=10)
3%
SBY (n=176)
20%
SBY (n=38)
6%
BTM (n=21)
5%
BKS (n=22)
5%
Total (n=471) 5%
10%
317
15% 0%
20%
40%
60%
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
2006 Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
3 (9% )
0%
0%
0%
Kota Medan
69
-
-
65
6 (9% )
17%
17%
0%
3
Kab. Solok
37
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
-
-
33
2 (6% )
0%
0%
0%
5
Kota Padang
47
-
-
33
1 (3% )
100%
100%
0%
6
Kota Batam
53
-
-
67
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
42
-
-
37
1 (3% )
0%
0%
0%
8
Kota Palembang
40
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
260
-
-
333
11 (3% )
36%
36%
0%
10
Kota Bekasi
66
-
-
60
1 (2% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
63
-
-
59
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
69
-
-
61
2 (3% )
100%
100%
0%
13
Kab. Wonosobo
37
-
-
33
2 (6% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
56
-
-
60
2 (3% )
0%
0%
0%
15
Kota Yogyakarta
39
-
-
38
3 (8% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
128
-
-
176
3 (2% )
67%
67%
0%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
2 (6% )
100%
50%
50%
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
-
-
66
1 (2% )
100%
100%
0%
22
Kota Manado
44
-
-
39
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
1 (3% )
0%
0%
0%
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
44
-
-
65
1 (2% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
39
-
-
43
2 (5% )
50%
50%
0%
27
Kota Mataram
-
-
-
34
1 (3% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
2 (6% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
318
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
9
1 (11% )
0%
0%
0%
Kota Medan
14
4 (29% )
50%
50%
0%
3
Kab. Solok
10
1 (10% )
0%
0%
0%
4
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
3 (25% )
33%
0%
33%
6
Kota Batam
21
1 (5% )
100%
0%
100%
7
Kota Pekan Baru
19
2 (11% )
50%
50%
0%
8
Kota Palembang
10
3 (30% )
67%
33%
33%
9
DKI Jakarta
109
23 (21% )
43%
35%
9%
10
Kota Bekasi
22
1 (5% )
100%
0%
100%
11
Kota Cilegon
7
2 (29% )
50%
50%
0%
12
Kota Tangerang
6
3 (50% )
33%
33%
0%
13
Kab. Wonosobo
13
4 (31% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
100%
0%
100%
15
Kota Yogyakarta
15
1 (7% )
100%
0%
100%
16
Kota Surabaya
38
6 (16% )
17%
17%
0%
17
Kota Pontianak
11
1 (9% )
100%
100%
0%
18
Kota Palangkaraya
9
2 (22% )
50%
50%
0%
19
Kab. Kotabaru
4
1 (25% )
0%
0%
0%
20
Kota Banjarmasin
8
3 (38% )
33%
33%
0%
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
1 (10% )
0%
0%
0%
25
Kota Makassar
14
3 (21% )
0%
0%
0%
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
2 (15% )
50%
50%
0%
28
Kota Kupang
11
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
2 (20% )
100%
100%
0%
319
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Other Dept. dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
Net Peningkatan
DPS (n=1)
100
0
100 TGR (n=2)
50
50
0
50 PNAK (n=2)
50
0
50
0 JKT (n=4)
25
75
0
25 SBY (n=2) 0
100
0
0 BLPP (n=1) 0
100
0
PDG (n=1) 0
100
0
MDN (n=1) 0
100
0
TOTAL (n=14)
29
0
64
20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
320
7
80
0
0
0
21 100
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
MTRM (n=1)
100
0
100
BJMS (n=1)
100
0
100
CLG (n=1)
100
0
100
TGR (n=1)
100
0
100
PKBR (n=1)
100
0
100
0
50
AMBN (n=2)
50
MDN (n=2)
50
JKT (n=10)
50 50
0
0 30
50
20
-10
SBY (n=1) 0
100
0
0
PNAK (n=1) 0
100
0
0
YOG (n=1) 0
100
0
0
BKS (n=1) 0
100
0
BTM (n=1) 0
100
0
PLB (n=2) 0
100
SMG (n=1) 0
100
PDG (n=1) 0
100
-50 -100 -100 -100 28
41
31 0
20
0
50
50
PKRY (n=1) 0
TOTAL (n=29)
0
40 Meningkat
60 Sama
80
3 100
Menurun
4. Alasan Menawarkan suap di Other Dept. Pelayanan Masyarakat Basis: Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha Karena kalau tidak dibayar kali ini, lain kali bisa bermasalah Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya Untuk menjalin hubungan baik
321
Hubungan Bisnis 3
14
33
57
33
0
67
36
0
7
PARTAI POLITIK Total Responden : 45 Profil dari responden yang kontak dengan partai politik : a. Berdasarkan Jenis dan Besar Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
22
24
45
Total MNC
6
1
7
Total Lokal
16
23
38
Kecil (1 – 19 pegawai)
8
8
15
Menengah (20-99 pegawai)
5
9
14
Besar (100+ pegawai)
3
6
9
b. Berdasarkan Sektor Usaha: Pelayanan Umum Total
Kontrak Bisnis
Total Kontak
22
24
45
Multinational (MNC)
6
1
7
Trade, Hotel and Restaurant
8
17
24
Non Oil-Gas Manufacturing
4
2
6
Construction
1
2
3
Financial, Ownership and Business Services
3
0
3
Transport
2
1
3
Private Service
1
2
3
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
1
0
1
Mining and Quarrying
1
0
1
Electricity, Gas and Water Supply
1
0
1
322
c. Berdasarkan penetrasi kontak per daerah: - Pelayanan Umum
- Kontrak Bisnis PRPR (n=10)
MTRM (n=34)
30%
9%
SBY (n=176)
LRTK (n=4)
25%
BJMS (n=8)
25%
6%
MTRM (n=13)
LRTK (n=31)
23%
KPG (n=11)
3%
18%
WNSB (n=13) AMBN (n=32)
3%
15%
YOG (n=15)
13% 10%
AMBN (n=10) JKT (n=333)
2%
BTM (n=67)
1%
Total (n=1760)
6%
SMG (n=17) JKT (n=109)
5%
BKS (n=22)
5% 3%
SBY (n=38)
1%
5%
Total (n=471) 0%
5%
10%
0%
323
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
1. SPI Partai politik 2004 – 2006 by region Skala: 0 = sangat buruk; 10 = sangat baik No.
Kabupaten/Kota
Diantara semua responden
Diantara yang menyuap
2004
2006
2004
2006
-
3.85
-
0.00
Medan
3.91
4.36
3.33
0.00
3
Kab. Solok
3.69
5.66
0.00
0.00
4
Kab. Tanah Datar
3.96
5.66
0.00
0.00
5
Padang
4.82
4.79
3.33
0.00
6
Batam
3.14
4.48
1.67
0.00
7
Pakan Baru
2.30
3.96
0.00
0.00
8
Palembang
3.60
5.00
0.00
0.00
9
DKI Jakarta
3.29
4.32
1.90
3.34
10
Bekasi
3.84
5.26
3.33
0.00
11
Cilegon
4.28
4.01
0.00
0.00
12
Tangerang
3.97
4.69
3.33
0.00
13
Kab. Wonosobo
4.68
5.46
3.33
0.00
14
Semarang
3.99
6.33
3.81
3.33
15
Yogyakarta
4.44
4.65
3.33
0.00
16
Surabaya
4.12
4.18
3.33
0.95
17
Pontianak
-
3.63
-
0.00
18
Palangkaraya
-
5.35
-
0.00
19
Kotabaru
4.27
4.90
6.67
0.00
20
Banjarmasin
5.22
5.15
0.00
0.00
21
Balikpapan
3.13
5.34
0.00
0.00
22
Manado
4.85
4.96
3.33
0.00
23
Gorontalo
-
5.25
-
0.00
1
Banda Aceh
2
24
Pare-pare
-
5.00
-
5.56
25
Makassar
5.83
5.49
0.00
0.00
26
Denpasar
2.56
3.41
3.33
0.00
27
Mataram
-
4.65
-
0.00
28
Kupang
-
5.19
-
6.67
29
Maumere
-
5.56
-
0.00
30
Kab. Larantuka
-
5.33
-
0.00
31
Kab. Tual
-
5.86
-
0.00
32
Ambon
-
5.83
-
0.00
Catatan: Basis berbeda untuk tiap daerah pada tahun 2004 dan 2006
324
2a. Interaksi korupsi yang terjadi pada pelayanan publik, dan siapa yang meminta dan menawarkan 2004 No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
2006
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Base
Jumlah Interaksi
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
Kota Medan
69
2 (3% )
50%
65
0 (0% )
-
-
-
3
Kab. Solok
37
1 (3% )
100%
33
0 (0% )
-
-
-
4
Kab. Tanah Datar
37
2 (5% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
47
5 (11% )
40%
33
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
53
4 (8% )
50%
67
1 (1% )
0%
0%
0%
7
Kota Pekan Baru
42
2 (5% )
50%
37
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
40
1 (3% )
0%
34
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
260
18 (7% )
39%
333
5 (2% )
0%
0%
0%
10
Kota Bekasi
66
4 (6% )
100%
60
0 (0% )
-
-
-
11
Kota Cilegon
63
1 (2% )
0%
59
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
69
3 (4% )
67%
61
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
37
6 (16% )
50%
33
0 (0% )
-
-
-
14
Kota Semarang
56
10 (18% )
70%
60
0 (0% )
-
-
-
15
Kota Yogyakarta
39
3 (8% )
33%
38
0 (0% )
-
-
-
16
Kota Surabaya
128
13 (10% )
62%
176
11 (6% )
64%
55%
9%
17
Kota Pontianak
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
32
3 (9% )
33%
32
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
53
0 (0% )
-
33
0 (0% )
-
-
-
21
Kota Balikpapan
50
0 (0% )
-
66
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
44
3 (7% )
33%
39
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
25
Kota Makassar
44
4 (9% )
0%
65
0 (0% )
-
-
-
26
Kota Denpasar
39
1 (3% )
100%
43
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
-
-
-
34
3 (9% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
-
-
-
34
0 (0% )
-
-
-
29
Kota Maumere
-
-
-
32
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
-
-
-
31
1 (3% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
-
-
-
33
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
-
-
-
32
1 (3% )
0%
0%
0%
325
2b. Interaksi korupsi yang terjadi pada kontrak bisnis, dan siapa yang meminta dan menawarkan
9
Jumlah Interaksi 0 (0% )
Kota Medan
14
3
Kab. Solok
4
No
Kabupaten/Kota
1
Kota Banda Aceh
2
Base
Interaksi korup
Diminta
Menawarkan
-
-
-
0 (0% )
-
-
-
10
0 (0% )
-
-
-
Kab. Tanah Datar
13
0 (0% )
-
-
-
5
Kota Padang
12
0 (0% )
-
-
-
6
Kota Batam
21
0 (0% )
-
-
-
7
Kota Pekan Baru
19
0 (0% )
-
-
-
8
Kota Palembang
10
0 (0% )
-
-
-
9
DKI Jakarta
109
5 (5% )
40%
40%
0%
10
Kota Bekasi
22
1 (5% )
0%
0%
0%
11
Kota Cilegon
7
0 (0% )
-
-
-
12
Kota Tangerang
6
0 (0% )
-
-
-
13
Kab. Wonosobo
13
2 (15% )
0%
0%
0%
14
Kota Semarang
17
1 (6% )
100%
100%
0%
15
Kota Yogyakarta
15
2 (13% )
0%
0%
0%
16
Kota Surabaya
38
1 (3% )
0%
0%
0%
17
Kota Pontianak
11
0 (0% )
-
-
-
18
Kota Palangkaraya
9
0 (0% )
-
-
-
19
Kab. Kotabaru
4
0 (0% )
-
-
-
20
Kota Banjarmasin
8
2 (25% )
0%
0%
0%
21
Kota Balikpapan
20
0 (0% )
-
-
-
22
Kota Manado
5
0 (0% )
-
-
-
23
Kota Gorontalo
2
0 (0% )
-
-
-
24
Kota Pare-pare
10
3 (30% )
100%
100%
0%
25
Kota Makassar
14
0 (0% )
-
-
-
26
Kota Denpasar
5
0 (0% )
-
-
-
27
Kota Mataram
13
3 (23% )
0%
0%
0%
28
Kota Kupang
11
2 (18% )
50%
50%
0%
29
Kota Maumere
3
0 (0% )
-
-
-
30
Kab. Larantuka
4
1 (25% )
0%
0%
0%
31
Kota Tual
7
0 (0% )
-
-
-
32
Kota Ambon
10
1 (10% )
0%
0%
0%
326
3. Persepsi pengusaha mengenai perkembangan institusi Partai Politik dalam 3 tahun terakhir (Berdasarkan jumlah orang yang korupsi dalam 3 tahun terakhir) a. Pelayanan publik
SBY (n=7)
Net Peningkatan
29
57
14
14
TOTA L (n=7)
29
57
14
14 0
20
40 Meningkat
60 Sama
80
100
Menurun
b. Kontrak Bisnis
Net Peningkatan
KPG (n=1) 0
0
100
0 SMG (n=1) 0
0
100
0
JKT (n=2) 0
0
100
0
PRPR (n=3) 0
33
67
-33
TOTAL (n=7) 0
14
86
-14 0
20
40 Meningkat
60 Sama
Menurun
327
80
100
4. Alasan Menawarkan suap di Partai politik Pelayanan Masyarakat Basis : Yang menawarkan Karena kalau tidak, saya tidak akan dilayani/mendapat kontrak/ijin usaha
Hubungan Bisnis 1
3
0
67
100
33
Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
328