Kajian IImiah Ekonomi
&
Bisnis
Mengatasipengangguran di Indonesia Upaya Mengatasi pengangguran
di Indonesia
Oleh: SriHermuningsih Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi pengangguran
di Indonesia
Oleh: Sukidjo pengangguran
di Indonesia Permasalahan dan Strategi Mengatasinya
Oleh: Endang Mulyani Keterkaitan pengangguran Masalah
dan Pendidikan: Potensi Sumber Daya dan
Oleh: EkoGiyartiningrum dan Aula Ahmad Hafidh Peran Sektor Informal dalam Menanggulangi Indonesia
Masalah pengangguran
di
Oleh: Daru Wahyuni Pengembangan Agro Industri: Suatu Alternatif Pembangunan Untuk Mengatasi pengangguran
Pertanian
Oleh: Suwarno Usaha Keeil dan Menengah (UKM)dan Upaya Mengatasi pengangguran Oleh: Teguh Sihono
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI Jurnal Economia I Vol. 1 I No. 1
Hal. 1-85
EKONOMI KOPERASI YOGYAKARTA Yogyakarta, Agustus 2005
ISSN 1858-2648
ISSN: 1858-2648
Jurnal Economia, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2005
DAFTAR ISI Dewa n Reda ksi --------------------------------------------------------------------------
Ii
Penganta r Redaksi ----------------------------------------------------------------------
iii
Daftar Isi---------------------------------------------------------------------------------1.
Upaya Mengatasi pengangguran di Indonesia Oleh: Sri Hermunlngsih
2.
mm
29-40
m
m
m
V V
m
1-16 17-28 _
Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi pengangguran di Indonesia Oleh: Sukidjo ------------------------------------------------------------------------
3.
pengangguran di Indonesia Permasalahan dan Strategi Mengatasinya Oleh: Endang Mulyani -------------------------------------------------------------
4.
Keterkaitan Masalah
pengangguran
dan Pendidikan:
Potensi Sumber Daya dan
. Oleh: Eko Giyartinlngrum dan Aula Ahmad Hafldh 5.
Peran Sektor Informal dalam Menanggulangl Indonesia
mmmmmmmmm
Pengembangan Agro Industrl: Suatu Alternatlf Untuk Mengatasl pengangguran
54-64
v
65-69
v
70-85
J
Pembangunan Pertanlan
Oleh: Suwarno ---------------------------------------------------------------------7.
v
Masalah Pengangguran dl
Oleh: Daru Wahyunl --------------------------------------------------------------6.
41-53
Usaha Keel! dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasl Pengangguran Oleh: Teguh Sihono ----------------------------------------------------------------
Blodata Penulls Pedoman Penullsan
III
JlIrnal Economia, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2005
USAHAKECILMENENGAH(UKM)DAN UPAYAMENGAT~PENGANGGURAN Oleh: Teguh Sihono (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)
Abstract !nce lncJonesfa experfencecJ tne economic crisis in the middle of tne year 1997, various problems were faced by Indonesian people! either economic political, social, cultural, defense or security problems that were more pressing. From the economic aspect of labor-force affairs! unemployment constitutes transformational problem of the crisis. The impact of economic crisis accounted for the greater number of unemployment rate. This! indeed, was not a new matter, since the unemployment had essentially existed long before the crisis happened. During the crisis ovelWhelmed Indonesia! it turned out that there was a sector which survived until nowadays. The sector is called small and middle enterprises (UKM). The writing aims at offering justification that UKM has great contribution to the economy of Indonesian society and plays quite important role to solve unemployment. This writing also provides the conclusion. that small and middle enterprises may not instantly overcome unemployment. However, it needs maximized efforts to empower UKM in order that solve problem maximally as well. Key Words: Small and Middle Enterprise! Unemployment A. Pendahuluan
Dari catatan itu sekitar 15 persen di
Menjelang pergantian tahun 2003, dua tahun yang lalu ILO (International Organization)
memprediksikan
pemuda pengangguran cukup
pada tahun 2003
mencengangkan.
pengangguran
Labor jumlah
pedesaan dan 25 persen di perkotaan. pengangguran termasuk
muda
kategori
yang
sebagian
terdidik,
haruslah
menjadi perhatian. Untuk masa yang akan
Jumlah
datang tentunya jenis penganggur ini porsi
dunia
kelompok ini akan semakin besar dalam
muda di seluruh
diperkirakan 74 juta orang atau 41 persen
keseluruhan penganggur. penganggur
dari jumlah pengangguran pada tahun 2002.
biasanya memiliki tabungan, bisa berupa
Di Indonesia angka ini melonjak dari 8.6 juta
warisan atau hibah orang tua, sehingga·
orang tahun lalu (tahun 2003), menjadi 10,3
bersedia menunggu hingga mendapatkan
juta orang dan pengangguran
pekerjaan
terbuka di
formal.
Sementara
ini
pada sisi
ndonesia pada tahun yang sama mencapai
yang lain untuk terjun ke dalam pekerjaan
45 juta
informal juga dirasa cukup sulit. Berbeda
orang (Sumber
Kompas 29 Mei 2004). 70
Bappenas
dan
dengan pengangguran yang tidak memiliki
Usaha Kedl dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran --- Teguh Sihono ..
ketrampilan,
pendidikan,
dan tabungan,
cita-cita
bagi setiap
termasuk
mencapai
tingkat
mereka cenderung bersedia bekerja asal
Indonesia,
mendapatkan
kesejahteraan yang real bagi masyarakat.
uangjpenghasilan
untuk
mempertahankan hidupnya (Maskur. 2004). Dari fenomena seperti ini, yang akan tercatat sebagai penganggur di masa yang
untuk
negara
Cepat atau lambat masalah pengangguran' harus diatasi, jika tidak menghendaki negeri ini makin mencemaskan.
akan datang adalah penganggur muda dan terdidik,
karena
yang
tidak
memiliki
ketrampilan dan tidak berpendidikan tercatat memiliki pekerjaan informal. pengangguran
B. Ketenagakerjaan
dan Sumber
Daya Manusia (SDM) Berbagai media memberitakan
secara
memang bukanlah hal yang mudah untuk
luas terjadinya tingkat pengangguran yang
dipecahkan.
membengkak di Indonesia selama krisis.
Untuk mengatasi
pengangguran
ini
sudah
masalah dilakukan
Berita
ini di dasarkan
atas kenyataan
1965, melalui Gerakan
terjadinya gelombang pemutusan hubungan
Nasional Transmigrasi hingga kini, dimana
semenjak pada
tahun
tahun
lalu
pemerintah
kerja (PHK) yang melanda tenga kerja Indonesia terutama di sektor formal. Selama
program
percepatan
tahun
2004
mencanangkan
2003 jumlah
pembangunan infrastruktur (pembangunan
diberhentikan
tenaga
kerja yang
atau menjadi korban PHK
satu juta rumah dan jalan tol 1000 KM)
sebanyak 154 - 450 ribu orang. Jumlah ini
dengan total nilai mencapai Rp. 20 triliun.
meningkat sebesar 25 persen dari 124.834
Agar mendorong
pekerja yang di PHK pada tahun 2002.
yang
tumbuhnya
selanjutnya
lapangan
kerja
sektor real
akan
menciptakan
Beban di bidang ketenagakerjaan ini juga
guna
mengurangi
masih ditambah lagi permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar
pengangguran. Departemen Transmigrasi program
Tenaga
(Depnakertrans)
peningkatan
profesional
kerja serta
pengembangan
dan
negeri. Dari sekitar 350.000 tenaga kerja
mencatat,
yang berada di luar negeri selama tahun
Kerja
ketrampilan
dan
2003
perluasan
dan
bermasalah
kesempatan
kerja di 30
terdapat
38.000
(pernyataan
orang
yang
Menteri Tenga
Kerja dan Transmigrasi). TKI ini biasanya
propinsi selama tahun 2003 hanya mampu
pulang ke tanah air dengan
menyerap 128.000 orang. Tentu saja angka
masalah tanpa menunggu
membawa
tersebut tidak sebanding dengan jumlah
kasusnya di luar negeri, karena di sana tidak
penyelesaian
pencari kerja yang mencapai 2,5 juta orang
ada yang membantu.
per tahuri. Angka itu belum lagi ditambah
perlindungan
dengan kasus Pemutusan Hubungan Kerja
Indonesia
(PHK)
(Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia),
yang
masih
sering
terdengar.
Penciptaan lapangan kerja tentunya menjadi
Sebenarnya untuk
terhadap ada kepedulian
tenaga
kerja
dari PJTKI
namun kepeduliannya untuk tenaga kerja
71
JlITllal Econonria, Volume I Nomor 1, Agustus 2005
yang ditempatkan masih rendah
di kawasan Asia Fasifik
(Aan Sadnan.
Kompas 7
Januari 2004). mengalami
dapat melahirkan
Sumber Daya Manusia
yang berkualitas, jika tidak sektor ini akan
Di tahun akan
varia bel. Pendidikan memang diharapkan
2004
ini
pekerja
PHK diperkirakan
meningkat,
yang
menyumbang
terjadinya
pengangguran.
pemerintah
Anggaran pendidikan yang memadailah yang
banyak
akan mampu meningkatkan kualitas Sumber
mengingat
perusahaan tutup dengan alasan relokasi ke
Daya Manusia (SDM) bangsa kita. Dengan
negara lain. Asosiasi Pengusaha Indonesia
kualitas SDM atau pendidikan yang tinggi
(Apindo) memperkirakan bahwa tahun 2004
akan dapat mengLirangi pengangguran yang
pekerja yang terancam
dialami
diberhentikan
di
bangsa
Indonesia,
yang
sektor kehutanan, tekstil dan produksi tekstil
diprediksikan pada tahun 2004lalu mencapai
mencapai sekitar 750.000 orang pekerja
10,3 juta orang.
(Warta Demografi Tahun 34 No. 1 2004). Sementara tambahan angkatan kerja baru untuk
tahun
2004 diprediksikan
akan
mencapai 2,5 juta orang
C. pengangguran dan Pengertiannya Dalam indikator makro ekonomi ada tiga hal yang menjadi pokok permasalahan yang
Berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan anggaran pendidikan, menurut Media
terkait dengan masalah pengangguran. 1. Masalah pertumbuhan ekonomi
2009
Pertumbuhan
ekonomi
dapat
mendatang, anggaran pendidikan baru akan
dikategorikan
baik, manakala
angka
Indonesia1 mencapai anggaran
paling
cepat
20 persen, pendidikan
tahun
padahal
idealnya
adalah sekitar
26
persen dari APBN. Berdasarkan kondisi ini
pertumbuhannya
positif
dan tidak
negatif. 2. Masalah Inflasi
seorang pakar pendidikan dari UNJ Prof. Dr.
Inflasi merupakan indikator perubahan
Tilaar
harga barang-barang dan jasa-jasa pada
menyatakan
bahwa
\\ Negara
Indonesia tidak mempunyai komitmen yang
umumnya, yang secara bersamaan juga
benar untuk memajukan bangsa. Semboyan
bertautan dengan kemampuan daya belL
yang disampaikan negara hanyalah sebatas IljJservicetanpa ada langkah nyata. Adanya
Inflasi mencerminkan stabilitas harga dan stabilitas ekonomi. Semakin rendah
alasan
tingkat inflasi berarti semakin stabil pula
ketidak
adaan
dana terlampau
mengada-ada, untuk menutupi kelemahan pemerintah
yang
memang
tidak
mau
harga dan perekonomian suatu negara. Namun masalah
tidak
hanya
dengan melonjaknya
harga
meningkatkan dana di sektor ini. Pendidikan
bertautan
memang
barang-barang
memiliki
kontribusi
terhadap
inflasi
dan jasa-jasa.
Inflasi
jumlah pengangguran, namun bukan satu-
juga bertautan dengan purchasing power
satunya
(daya beli) dari masyarakat. Sementara
penyebab
pengangguran,
72
tingginya
angka
karena melibatkan banyak
daya beli masyarakat
ditentukan
oleh
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran
--- Teguh Sihono
" upah real. Oleh sebab itu adanya inflasi
dibandingkan
dengan pengangguran
tidak akan menjadi masalah bagi s~atu
yang terjadi
di negar berkembang.
perekonomian,
jika kenaikan
harga barang-barang
harga-
dan jasa diikuti
dengan kenaikan upah real masyarakat. 3. Masalah pengangguran Pengangguran
Masalah pengangguran di negara maju hanyalah
berkaitan
siklus
ekonomi (business cycle's) dan bukan karena kelangkaan
telah menjadi momok
dengan
investasi, ledakan
yang menakutkan terutama bagi negara-
penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.
negara yang sedang berkembang seperti
Setiap negara memberikan pengertian
Indonesia. Negara berkembang sering
yang
berbeda
mengenai
bekerja
dan
kali dihadapkan dengan besarnya angka
pengangguran,
pengangguran,
berubah menurut waktu. Pengertian bekerja
karena
sempitnya
pengertian itu juga dapat
kesempatan kerja dan besarnya jumlah
berdasarkan SUPAStahun 1976, SAKERNAS
penduduk.
tahun 1976 dan sensus penduduk tahun
Tabel1
Sempitnya
lapangan
: Struktur Angkatan Kerja, Pekerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yanag ditamatkan Tahun 2002
I214 v_ •..•.... Struktur Pekerja 270 SMP SMA SMK 100,00 Universitas 100 913 00 100,771221 260 026 12.10 710 1740 220 15,34 025 215 111 2.42 6,02 2,10 1,96 23,40 2,80 10,07 23,50 12,20 6,60 11,00 Diploma/ 16,70 2,70 Akademi 17,49 2,21 2,69 100,00 91,65 7,12 lingkat Pendidikan I kebawah
pekerjaan karena faktor modal untuk investasi.
kelangkaan
1980 adalah apabila selama satu minggu
Masalah pengangguran ini sebenarnya
untuk mendapatan penghasilan paling sedikit
sebelum pencacahan ia melakukan kegiatan
tidak saja hanya dialami oleh negara-
satu jam.
negara berkembang, akan tetapi juga
seseorang tidak bekerja sama sekali selama
dialami oleh negara-negara maju. Akan
satu minggu
tetapi di negara maju lebih mudah diatasi
berusaha
Jadi "pengangguran sebelum
mencari
adalah
pencacahan
pekerjaan".
dan
Menurut
73
Jurnal Economia, Volume I Nomor I, Agustus 2005
payaman
J. Simanjuntak "pengangguran
pencari kerja, dan ketidaktahuan pencari
adalah orang yang tidak bekerja sarna sekali
kerja
atau bekerja kurang dari dua hari selama
pekerjaan, dan sebaliknya pengusaha
seminggu
juga tidak tahu di mana tersedia tenaga
sebelum
pencacahan
dan
berusaha memperoleh pekerjaan" (payaman Simanjuntak.
2002 : 5). Pendapat
"Pengangguran
lain
adalah suatu kondisi di
di mana
terdapat
lowongan
yang sesuai dengan yang dibutuhkan. 3. pengangguran struktural Pengangguran ini terjadi karena adanya
mana orang tidak dapat bekerja, karena
perubahan
tidak tersedia lapangan pekerjaan" (Hidayat
komposisi perekonomian.
Wahyudi.
struktur dan komposisi perekonomian
2004 :32). Tingkat pengguran
menunjukkan
perbandingan
jumlah
penganggur dengan jumlah angkatan kerja, yang dinyatakan dalam persen.
dalam
struktur
menuntut adanya perubahan ketrampilan tenaga
kerja
yang
dibutuhkan.
Sedangkan tenaga kerja tidak mampu
Ada beberapa macam pengangguran,
atau terlambat
dalam menyesuaikan
yaitu:
ketrampilan
1. pengangguran teknologis
dibutuhkan.
Misalnya
masyarakat
agraris
Pengangguran
ini terjadi
akibat dari
perubahan dan penggunaan atau
teknologi
penggunaan
baru.
traktor
mengakibatkan buruh tani.
atau
Perubahan
alat-alat Misalnya
di sawah akan
pengangguran
para
sesuai
dengan
yang
pergeseran menuju
ke
masyarakat ekonomi industri. 4. pengangguran musiman pengangguran musiman terjadi karena pergantian musim. Di luar musim panen dan turun ke sawah banyak orang yang
2. pengangguranfriksional
tidak mempunyai Mereka
kesulitan
temporer
musim yang baru. Selama menunggu,
lowongan
dalam
pencari kerja dengan
keja yang ada. Kesulitan
sekedar
ekonomi.
jenis ini terjadi karena
mempertemukan
hanya
kegiatan
pengangguran
menunggu
mereka digolongkan sebagai penganggur musiman. Namun menurut sensus
temperer terbentuk karena waktu yanag
penduduk dan SAKERNAS, hal ini tidak
.diperlukan selama prosedur pelamaran,
terlihatjelas karena mereka berdasarkan
dan seleksi atau karena faktor jarak dan
definisi termasuk bekerja.
kurangnya informasi. Selama proses, di
Tingginya angka pengangguran sebagai
mana seorang
pelamar
menunggu
akibat dari ledakan penduduk,
distribusi
panggilan untuk seleksi atau ujian masuk,
pendapatan yang tidak merata, dan berbagai
adalah tergolong friksional.
permasalahan lain di negara kita menjadi
pengangguran
salah satu faktor utama rendahnya taraf
pengangguran friksional ini juga dapat
hidup para penduduk di negara kita. Namun
terjadi
yang menjadi manifestasi utama sekaligus
74
karena
kurangnya
mobilitas
Usaha Kedl dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran
--- Teguh Sihono
penyebab rendahnya taraf hidup di negara
Adapun pengangguran terselubung adalah
berkembang adalah rendahnya penyerapan
orang-orang
yang menganggur
karena
(absorbtion) sumber
bekerja di bawah kapasitas optimalnya. Para
termasuk
penganggur terselubung ini adalah orang-
sumber
daya ekonomi, daya manusia. Kalau
orang yang bekerja kurang dari 35 jam
diband.ingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan
dalam
oleh negara-negara berkembang relatif lebih
mengasumsikan krisis ekonomi di negara kita
rendah
ini belum berakhir, maka angka-angka diatas
daripada
yang
dilakukan
oleh
satu
minggunya.
Jika
negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh inefisiensi dan ketidak efektif-an dalam
dipastikan akan terus melonjak.
memanfaatkan
sangat pelik ini dibiarkan
sumber daya, baik sumber
kita
Manakala masalah pengangguran yang berlarut-Iarut,
daya alam maupun sumber daya manusia.
niscaya sangat besar kemungkinannya akan
Ada dua faktor. utama yang menyebabkan
mendorong terjadinya krisis sosial. Indikator
rendahnya
sosial
pemanfaatan
sumber
daya
mulai
nampak
dari
semakin
manusia, yaitu tingkat pengangguran penuh
banyaknya jumlah anak-anak yang mulai
dan tingkat pengangguran terselubung yang
turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen,
terlalu tinggi dan terus melonjak.
pengemis,
Tingkat
pengangguran
terbuka terdiri
pedagang
asongan,
pelaku tindak kriminalitas.
bahkan
Mereka adalah
dari orang-orang yang sebenarnya mampu
generasi yang kehilangan kesempatan untuk
dan ingin
mendapatkan
bekerja,
akan tetapi
tidak
pendidikan dan pembinaan
mendapatan pekerjaan sama sekali. Berdasarkan berita kompas tanggal29 Mei
yang baik. Krisis sosial ditandai oleh semakin
2003 jumlah pengaguran terbuka pada tahun 2003 mencapai 10,3 juta orang.
tingginya angka kenakalan remaja, semakin
Jumlah tersebut berarti hampir 11 persen
preman,
serta besar kemungkinan
akan
dari jumlah tenaga kerja yang ada sebanyak
terjadi
berbagai
yang
94 juta orang.
tersebut
menghantui masyarakat kita. pengangguran
yang
yang terjadi tidak saja menimpa angkatan
belum
Padahal jumlah
termasuk
pengangguran
meningkatnya angka kriminalitas, semakin meningkatnya
jumlah
anak jalanan kekerasan
dan
angkatan
kerja yang baru lulus sekolah, akan tetapi
kerja setiap tahun di prediksikan 2,5 juta
juga menimpa orang tua yang kehilangan
orang, dan jumlah angkatan kerja sebanyak
pekerjaan
96,6
sehingga
terselubung.
juta
Jika pertambahan
orang,
memerhitungkan terselubung,
maka
dengan
pengangguran
di mana pengangguran total
karena perusahaannya
rnenghadapi
banyak
tutup,
orang yang frustasi
nasibnya.
Mendapatkan
pekerjaan bagi orang-orang adalah identik
Indonesia sebanyak 45 juta orang, maka
dengan rnendapatkan
tingkat pengangguran di negara kita pada tahun 2004 lalu mencapai 46 persen.
kehilangan harga diri rnereka. Kendati bukan
hilangnya
pekerjaan
harga dirinya, dan sarna
dengan
75
Jllrnal Econom;a, Volume I Nomor I, Agustus 2005
sebagai
pilihan semua orang, di zaman
yang serba susah ini pengangguran dapat
pertanyaan
penting
"Bagaimana
dapat
keluar dari krisis pengangguran ini?" Jenis
dianggap sebagai nasib. Seorang pekerja
pekerjaan apa yang layak dilakukan sebagai
dapat saja setiap saat diputuskan hubungan
alternatif
kerjanya, karena perusahaan gulung tikar.
menganggur saat ini?
pilihan bagi orang yang sedang
Sementara di dalam masyarakat tersedia jutaan penganggur yang masih menunggu agar
mendapatkan
kesempatan
untuk
D. Usaha Keeil Menengah (UKM) UKM merupakan
salah satu bagian
penting dari perekonomian negara ataupun
dipekerjakan. Salah satu faktor yang menyebabkan
daerah. Sebagai suatu ilustrasi, kontribusi
tingginya angka pengangguran di negara kita
sektor ini terhadap out-put nasional atau
adalah terlampau banyaknya angkatan kerja
Pendapatan Domestik Rerata Bruto (PDRB)
yang di arahkan ke sektor formal, sehingga
hanya 56,7 persen, dan dalam ekspor non
di
migas 15 persen, namun UKM memberikan
sektor formal, mereka kelabakan dan tidak
kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah
ketika mereka dapat
kehilangan
berusaha
untuk
pekerjaan menciptakan
badan usaha Indonesia, serta mempunyai
pekerjaan sendiri di sektor informal. Justru
andil99,6 persen dalam penyerapan tenaga
orang yang kurang berpendidikan dan minim
kerja (Kompas,
ketrampilan-Iah
Salah satu solusi yang pernah ditawarkan
yang dapat melakukan
inovasi dalam menciptakan sektor informal. penumpang
pekerjaan di
Misalnya : menjadi joki
bus/angkot,
menjadi
payung di waktu hujan/panas,
joki
pedagang
kaki lima, tukang becak/bajaj, tukang ojek,
pemerintah
14-12-2001).
untuk menciptakan
Sehingga lapangan
kerja adalah menggerakkan "usaha kedl menengah" nama UKM.
yang lazim dikenal dengan
Menurut catatan Kantor Menteri Negara
dan lain sebagainya. Yang dikhawatirkan
Koperasi dan UKM, jumlah pengusaha kecil
adalah
yang
dan menengah hingga skala mikro jumlah
mencari jalan keluar dengan mencari nafkah
Koperasi dan UKM mencapai 39 - 40 juta
yang melanggar hukum baik hukum negara
orang pengusaha. Namun dalam kenyataan
maupun
selama
jika
banyak
hukum
penganggur
agama
(tidak
halal).
ini UKM kurang
mendapatkan
Misalnya saja banyak di antara mereka yang
perhatian. Semenjak mencanangkan
mencadi pencopet, penjaja seks, pencuri,
sebagai
preman,
Indonesia,
penjual/penyalur
memerdagangkan sebagainya.
narkoba,
anak/bayi,
dan lain
Bahkan tidak sedikit mereka
dibayar untuk membikin
kerusuhan atau
pernah
geliat
dalam
pemerintah
menawarkan
UKM
perekonomian rasanya resep
belum
yang jitu
mengenai UKM. Dalam rencana membangun rumah satu juta unit dan jalan 1000 KM
kekacauan dan anarkis demi kepentingan
pemerintah
politik.
rencana, dan belum memiliki rincian, belum
76
Akhirnya
sampailah
kita
pada
baru terbatas
pad a bicara
Usaha Kedl dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran
m
Teguh Sihono
disinggung sumber dana, dan siapa yang
yang berkompeten terlihat tenang-tenang
akan menggarapnya.
saja. Minimnya lapangan kerja di sektor
Jika kita
dengan
tangkas mengaitkan rencana pemerintah itu
formal
dengan
sebagian pencari kerja dengan memasuki
pengangguran
dan UKM, dan
mencoba membangunkan pikiran tidur yang selalu
mengaitkan
infrastruktur dilakukan rumah
pembangunan
di Indonesia oleh negara.
dan jalan
menghidupkan
yang harus Pembangunan
tersebut
jelas
UKM, sebab
akan
unit-unit
sebenarnya
sektor
dapat disiasati
informal.
bergeliatnya
Namun
sektor
oleh
sayangnya
informal
ini tidak
sertamerta mendapatkan dukungan positif dari pemerintah.
Hal ini tentunya sejalan
dengan pendapat beberapa organisasi non pemerintah
yang mengatakan
bahwa
pengadaan bahan bangunan itu dilakukan
pemerintah cenderung memiliki paradigma
oleh pengusaha kecil sampai menengah.
"anti masyarakat miskin", Ancaman
Dalam
konteks
UKM,
salah
satu
penggusuran
terus didengungkan
dan
pemyataan yang menarik untuk dimunculkan
dilakukan, sementara lapangan kerja di kota
adalah: "Apakah krisis ekonomi benar-benar
dan di desa semakin
membawa pengaruh pada dinamika spasial
seriusan pemerintah dalam menggerakkan
usaha kedl menengah (UKM)? Tentunya
sektor informal ini juga diperkuat dengan
dapatlah dikemukakan
lemahnya pemerintah daerah dalam upaya
sejumlah
studi
mengamati
bahwa selama ini
sudah dilakukan
distribusi
spasial
untuk
industri
sempit.
Ketidak
meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun demikian keberadaan sektor
manufaktur, khususnya yang berskala besar
informal masih memberikan
dan menengah.
pencerahan
yang
meringankan,
bahkan mengatasi peliknya
terhadap
Namun
pengamatan
usaha kedl menengah
belum
oleh
E. Kontribusi UKM Dalam Mengatasi pengangguran pengangguran diarahkan
diharapkan
dapat
pengangguran akut yang sedang dirasakan
banyak dilakukan" (Kuncoro, 2002).
Banyakjalan
setitik sinar
bangsa
Indonesia.
pencerahan
sektor
diharapkan
dapat
Titik
informal meringankan
sinar yang dan
untuk mengatasi masalah
mengatasi masalah pengangguran tersebut
kalau
politik
dilakukan
proses
(UKM). Usaha kedl menengah diharapkan
kemauan
kesana. Persoalannya,
politik dan proses sosial di negeri ini sering
dapat
oleh
usaha kedl menengah
merupakan
terobosan
tidak nyambung
(macth), dan berjalan
komprehensif
untuk
sendiri-sendiri,
sehingga
pengangguran.
Dimuka
pemecahan
yang
mengatasi juga
telah
masalahnya menjadi rumit dan sulit. Tingkat
disinggung bahwa usaha ked I menengah di
penganggur total diperkirakan mencapai 45
negara kita jumlahnya mencapai 39 juta -
juta orang, ironisnya pemerintah nampak
40 juta orang. Jika setiap pengusaha kedl
tidak serius menanggulangi, dan para pihak
dapat menyerap dua orang tenaga kerja
77
Jurnal Economia, Volume I Nomor 1, Agustus 2005
saja,
maka usaha
memberikan
kecil menengah
UKM merupakan
ini
peluang penyerapan tenaka
bagian penting dari
perekonomian negara atau daerah. Kendati kontribusinya dalam output nasional (PDRB)
kerja yang sangat luar biasa jumlahnya. Tetapi mengapa hal ini tidak terjadi di
hanya 56,7 persen dan ekspor non migas
negara kita ? Karena memang tidak ada
hanya 15 persen, namun UKM memberikan
kemauan
usaha keeil
kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah
banyak yang tidak memiliki akses, termasuk
badan usaha Indonesia serta mempunyai
akses ke modal karena kendala persyaratan
andil99,6 persen dalam penyerapan tenaga
birokrasi
kerja
politik.
yang
Akibatnya
rumit.
Ada saja yang
(Kompas
14/12/2001).
Namun
dipersoalkan misalnya, boilerbelum ada ijin,
kesadaran
genset, penangkal petirpun harus pakai ijin,
muneul belakangan ini. Menurut Berry, dkk.
sumbangan yang harus dibayar, dan lain
2001, ada beberapa alasan yang mendasari
sebagainya. bagaimana
Kalau direeokin
seperti itu,
iklim usaha keeil ini dapat
kondusif? Birokrasi di negeri kita ini sering tidak
melakukan
fungsi
memandang penting terhadap keberadaan 1.
kinerja UKM eenderung lebih baik dalam menghasilkan
mestinya, sehingga hanya melihat usaha
melalui teknologi
seeara
yang
mencapai peningkatan produktivitasnya
mereka mengurus perijinan, dan direcoki diatas
kerja
di dalam proses dinamika, UKM sering
setelah usahanya mulai berjalan. persoalan
tenaga
prod uktif 2.
tidak jarang dijadikan sapi perah sewaktu
Jikalau
UKM baru
UKM, yaitu :
sebagaimana
keeil ini dari sisi jeleknya saja. Pelaku usaha
akan pentingnya
3.
investasi
UKM sering
dan perubahan
diyakini
berangsur-angsur akan teriliminir, sehingga tidak lagi menjadi kendala bagi pengusaha
daripada
keeil
mengatasi penangguran kunei uatamanya
disampaikan menengah
Kuneoro " Usaha kedl, di Indonesia telah
adalah menumbuhkembangkan
memainkan
peran
menengah,
wirausahawan
maka
dalam
(entrepreneur;
kreatif membangun
usaha
kelompok baru yang
usaha produktif
dan
mampu menjadi penghela. Perlunya suatu upaya yang dapat memotivasijmeranggsang
dalam
mempunyai
keunggulan
usaha besar. Seperti yang
rumah tangga. Alasan ketiga yang diberikan oleh Berry
berubah
dalam
orang yang
dalam
unit usaha dan mendukung pendapatan
dan kawan-kawan
kelompok
penting
menyerap tenaga kerja, meningkatkan
agar paradigma kaum muda peneari kerja menjadi
hal fleksibilitas
konteks
di atas sangat relevan
Indonesia
yang tengah
dapat meneiptakan lapangan kerja. Caranya
mengalami krisis ekonomi. Aspek fleksibilitas
adalah menghapus segala hambatan dan memulai melakukan usaha keeil dan
tersebut menarik pula dihubungkan dengan
menengah (UKM).
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
78
hasil studi Akatiga berdasarkan
survei di
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran
Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara. Temuan Akatiga tersebut adalah: usaha keeil di Jawa lebih menderita akibat
m
Teguh Sihono
pengangguran, hilangnya penghasilan, dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Hasil survei yang dilakukan oleh Bank
krisis daripada di luar Jawa, demikian di
Dunia bekerjasama dengan Ford Foundation
perkotaan jika dibandingkan
dan BPS(1998) menegaskan bahwa ketiga
dengan di
persoalan itu oleh masyarakat ditempatkan
pedesaan. Sementara itu berdasarkan data PDRB,
sebagai persoalan prioritas (sangat pelik)
krisis ekonomi telah menyebabkan provinsi-
yang
provinsi
penyelesaian.
di Jawa mengalami
kontraksi
harus
segera
mendapatkan
ekonomi yang lebih besar daripada daerah-
Kondisi ketenagakerjaan saat ini kiranya
daerah "lain di Indonesia. Lima provinsi di
dapat memberikan gambaran dampak sosial
Jawa seluruhnya adalah lima besar provinsi
seperti
di Indonesia yang mengalami kemerosotan
pengangguran mengalami kenaikan dari 4,9
ekonomi paling parah. Pada tahun 1998,
persen pada tahun
sa at ekonomi
persen pada tahun 2001 Krisis ekonomi telah membalikkan tren formalisasi ekonomi
Indonesia
kontraksi terparah,
mengalami
hanya Papua sajalah
pada tabel
2 di atas,
tingkat
1996 menjadi
8,10
satu-satunya provinsi yang pertumbuhannya
sebagaimana nampak dari berkurangnya
positif. Pada tahun tersebut pertumbuhan
pangsa pekerja sektor formal menjadi 35,1
ekonomi nasional adalah minus 13 persen
persen, yang pada tahun 199637,9 persen.
lebih. Ekonomi nasional yang mengalami
Hal ini menunjukkan bahwa sektor informal
kontraksi sebagai akibat krisis ini, diikuti
menjadi penting dalam masa krisis ekonomi
dengan penderitaan usaha kedl di seluruh
saat ini. Sebagian besar tenaga kerja Indonesia berada di sektor informal ini.
negara Indonesia.
Sementara
sosial
ekonomi
dari
krisis
dampak tersebut,
terkonsentrasi di wilayah perkotaan dan di
Belakangan
ini banyak diungkapkan
bahwa UKM memiliki peran penting bagi
Pulau Jawa, serta di sejumlah provinsi di
masyarakat. Dengan memupuk UKMdiyakini
Indonesia bagian Timur. Ini menunjukkan
akan dapat dieapai pemulihan ekonomi
adanya dimensi spasial dari krisis ekonomi
(Kompas 14/12/2001). Usaha kedl sendiri
yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997.'
pada dasarnya sebagian
F. Bertahan Dengan Usaha Keeil
dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha baru.
informal, Menengah (UKM)
dan oleh karena
Pentingnya
Krisis ekonomi tentu akan berdampak
tersebut
menyulitkan kehidupan masyarakat sehari-
dikaitkan
besar bersifat itu mudah
peran UKM/sektor
ada benarnya, dengan
informal
setidaknya jika
perannya
di dalam
hari. Kondisi krisis tidak akan mengejutkan
meminimasi
dampak
jika menyebabkan
persoalan sosial yang
ekonomi.
Khususnya
sangat
masyarakat,
pengangguran dan hilangnya penghasilan
dirasakan
seperti
sosial dari krisis persoalan
79
Jllrnal Economia, Volume I Nomor I, Agustus 2005
3
No
Tabel 2 : Jumlah Angkatan Kerja dan Peneari Kerja (penganggur) Tahun 1996 - 2001 Ketenagakerjaan Kategori 1996 88.20 1997 1999 1998 2001 2000*) Angkatan Tingkat Peneari 5,813 6,08% 95,650 6,030 6,36% 92,734 5,062 5,46% 94,847 4,197 89,602 4,68% Kerja 8,10% 92,812 8,00 Kerja 4,9% 3,39 (jutaan) (jutaan)
Sumber : Badan Pusat Statistik.
*) tidak termasuk provinsi Maluku msyarakat.
UKM merupakan
solusi masyarakat
salah satu
untuk tetap bertahan
kerja
cenderung
penurunan
berkurang.
jumlah
tenaga
Hanya
kerja
tidak
dalam menghadapi krisis, yaitu dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha keeil
setajam penurunan jumlah unit usaha. Oleh
yang berkarakteristik informal. Dengan UKM
oleh masing-masing
ini persoalan pengangguran sedikit banyak
mengalami kenaikan. Ini merupakan indikasi
dapat teratasi dan implikasinya juga dalam
bahwa
hal pendapatan.
keunggulan dalam menyerap tenaga kerja.
Anjloknya
pendapatan
karena itu jumlah tenaga kerja yang diserap unit usaha reratanya
UKM sebenarnya
juga
memiliki
daya beli
Krisis ekonomi rupanya telah menaikkan
terhadap produk yang dipenuhi oleh usaha
kemampuan setiap UKM untuk menyerap
besar,
tenaga
masyarakat
yang menurunkan
produk
yang
dihasilkan
UKM
kerja,
memungkinkan menjadi penggantijsubtitusi
berperan
prod uk usaha
pengangguran. Dari data
kebangkrutan.
besar
mengalami
Jika demikian halnya maka
keeenderungan merupakan
yang
itu
sekaligus
respon terhadap
juga
merosotnya
menunjukkan kemampuan
daya beli masyarakat. Survei tersebut hanya terbatas pada UKM yang tidak berbadan
Tentunya
sehingga
mengatasi di
atas
bahwa menjadi
perekonomian
hukum,
atau sektor
dalam
menghadapi
persoalan
secara
jelas
UKM mempunyai pilar penting
masyarakat terpaan
hal ini tidak
kemampuan
UKM telah
krisis
bagi
dalam ekonomi.
terlepas
dari
UKM untuk merespon krisis
hasilnya merefleksikan sektor informal. Seluruh sektor ekonomi dieakup oleh
ekonomi secara cepat dan fleksibel. Karena
disurvei tersebut, keeuali sektor pertanian,
hidup di sektor informal memang dalam
sehingga
taraf subsisten, maka ada yang berpendapat
hasil
meneerminkan
survei
tersebut
lebih
UKM di perkotaan. Secara
sektor informal tidak memberikan perbaikan
umum hasil survei BPS tadi menunjukkan
yang berarti bagi taraf hidup pekerjanya
beberapa kecenderungan menarik, seperti
(Basri, 2002).
jumlah unit usaha UKM dan jumlah tenaga
80
Usaha Kedl dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran --- Teguh Sihono
30
25 J 20 u 15
t
[iiI
a 10
Unit Usaha
• Pekerja
5 o 1996
1998
1999
2000
Tahun Gambar 1. Perkembangan Jumlah Unit Usaha dan Pekerja UKM, 1996-2000
UKM pad a dasarnya adalah aktivitas ekonomi,
sedangkan
aktivitas
ekonomi
sendiri secara umum dapat diindikasikan oleh tenaga kerja dan nilai tambahnya. Dalam tulisan ini indikator yang digunakan
mengalami penurunan, sedangkan em pat provinsi lainnya mengalami
peningkatan
secara sinambung, ditambah provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Dari Tabel 3 di atas, mulai tahun 1998
adalah tenaga kerja UKM disertai dengan
pangsa Jawa kembali meningkat
unit
mencapai
usahanya.
Seperti
juga
industri
manufaktur besar dan menengah, distribusi
namun
hingga
66 persen pada tahun 2000,
di Sumatera
yang
mengalami
spasial UKM dalam kurun waktu 1996 - 2000
peningkatan
juga berpusat di Pulau Jawa. Pada tahun
menurun 16 persen pada tahun 2000. Agar
1996, sekitar 66 persen UKM di Indonesia
mendapatkan suatu kesimpulan yang lebih
berada di Pulau Jawa, sejak terjadinya
akurat tentang perkembangan penyebaran
kkrisis ekonomi,
regional
memusat
UKM justeru
semakin
di Pulau Jawa, yakni menjadi
dari
pada tahun 1998, menjadi
UKM dapat
dilihat
dari
konsentrasi spasialnya. Konsentrasi spasial
sekitar 68 persen dari seluruh unit usaha
di sini menunjukan terkonsentrasinya
UKM
UKM di Indonesia. Dari lima provisnsi yang
pada beberapa daerah saja. Suatu contoh,
ada di Pulau Jawa, hanya DK! Jakarta yang
dalam studi mengukur trend konsentrasi
81
Jurnal Econonria, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2005
Tabel 3 : Distribusi Spasial UKMdan Rasio Pekerja Per Unit Usaha (1996 - 2000) UNIT USAHA(%) 2000 1996 1998 1999 1998 1999 66,10 67,70 66,00 64,60 67,90 64,50 66,20 65,90 4,80 5,80 100,00 16,00 0,40 5,60 0,30 14,90 0,40 5,10 100,00 15,60 6,40 15,00 17,00 5,20 1,30 2,30 100,00 17,30 5,00 16,20 1,10 100,00 16,40 5,00 1,10 5,30 6,60 6,50 6,10 5,50 6,50 6,80 5,20 6,50 4,90 6,70 PEKERJA (%) PULAU Kalimantan
Sumber : Warta Demiografi Tahun ke 34 No.1, 2004
spaslal Industrl dl Indonesia 1976 - 1995,
spasial industri manufaktur
Kuncoro menggunakan indeks Entropi Theil,
waktu 1980 -1996 tidaklah berkurang, dan
sedangkan
liberalisasi perdagangan yang dimulai tahun
Sjooberg
dan
Sjoholm
menggunakan indeks Herfindahl dan indeks
1983 telah gaga I menurunkan
Ellison Glaeser (Kuncoro, 2002). Kuncoro menemukan bahwa sampai
konsentrasi
sebelum tah.un 1988, konsentrasi spasial industri memiliki pola menurun, namun
industri
tingkat
manufaktur
(Iihat
gambar 2) Sebelum krisis, tingkat konsentrasi spasial
unit usaha UKM adalah 0,126.
spasial justeru
mengalami
Sebagai pembanding, indeks Herfindahl industri manufaktur Indonesia tahun 1996
peningkatan.
Peningkatan
konsentrasi
adalah 0,190. Hal ini tidak berubah banyak
spasial
lebih
sejak
memasuki
konsentrasi jauh
periode
deregulasi,
menyolok"
di Jawa
daripada Sumatera dan pulau-pulau
lain.
pada satu tahun ekonomi.
setelah
Namun
krisis
1999
Kasus di Indonesia, deregulasi perdagangan
konsentrasi
mengalami peningkatan cukup tinggl dan
justeru
deregulasi
memperkuat
spasial
terjadi
pad a tahun
bersama dengan serangkaian yang ditetapkan
belum menurunkan
unit
usaha
UKM
secara berarti pada
konsentrasi spasial industri manufaktur. Untuk kasus industri manufaktur di Indonesia
tahun 2000. Jika dilihat dari sisi tenaga kerja,
menggunakan indeks Herfindahl dan indeks
tingkat konsentrasi spasial kendati relatif
Ellison Glaeser terhadap data tenaga kerja
ked!. Pada tahun 1999 dan 2000, indeks
maupun industri I
dalam kurun
diperoleh
nilai tambah manufaktur. tidak jauh
yang dihasilkan Kesimpulan berbeda
Kesimpulan di atas. Tingkat
82
yang
dengan
konsentrasi
setelah krisis justeru
terjadi
penurunan
Herfindahl pekerja UKM meningkat menjadi lebih dari 0,12. Hal ini memberikan indikasi bahwa sejak terjadi kecenderungan
krisis ekonomi, ada
menguatnya
konsentrasi
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran --- Teguh Sihono
0,135 0,13 0,125 [) USAHA
0,12
• PEKERJA
0,115 0,11 1996
1998
2000
1999
Gambar 2. Tingkat Konsentrasi Spasial UKM (Indeks Herfindahl),
1996 - 2000
(Sumber : Walta Demografi Tahun34, No.1, 2004)
2003).
Dari analisis dapatlah disimpulkan bahwa
Kendati demikian, peningkatan konsentrasi
sampai dengan tahun 2000, UKM (non
spasial tersebut sebetulnya tidaklah terlalu besar.
pertanian
spasial UKM di Indonesia (Brata,
yang tidak berbadan
masih tetap terkonsentrasi di Pulau Jawa, baik dilihat jumlah
G. Kesimpulan Dari analisis di muka telah menunjukkan bahwa
UKM dapat
ketenagakerjaan
mengatasi dan terutama
hukum)
dari jumlah
pekerjanya.
menguatnya
usaha maupun
Terdapat
konsentrasi
indikasi
spasial
UKM
masalah
terse but semenjak krisis ekonomi melanda
dalam
negara kita Indonesia. Indikasi itu kiranya masih
perfu dilengkapi
dengan
upaya
mengatasi pengangguran. Data BPS dan studi lain telah membuktikan bahwa UKM
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang
memainkan
mempengaruhi
peran
dalam
mengatasi
dinamika
spasial
UKM
persoafan ketenagakerjaan. Data yang ada
sebagaimana dilakukan dalam studi industri
juga
peran yang
manufaktur pada umumnya. Akan tetapi ada
cukup penting,
satu haf yang perfu dijadikan catatan dari
menunjukkan
bahwa
dilakukan
UKM tersebut
walaupun
penyerapan tenaga kerja ofeh
tulisan ini adalah dengan melihat peran UKM
UKM dari aspek spasial nampak masih
dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan,
kurang teramati.
sudah
Dafam tulisan ini yang
saatnya
memberdayakan
UKM
diamati barulah soal distribusi spasiaf UKM
sekaligus membuka lapangan kerja yang
dan belum sampai pada determinan dari
banyak. Meskipun diketahui bahwa serapan
dinamika spasial UKM itu sendiri.
tenaga kerja di sektor UKM sangat kecil per unitnya,
akan
tetapi
akumufasinya
83
Jurnal Economia, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2005
menunjukkan
bahwa sektor
diberdayakan
guna
ini pantas mengatasi
infrastruktur khususnya UKM, agar kendala yang dihadapi sektor ini dapat dihilangkan dan pada akhirnya pengangguran akut yang
pengangguran. Untuk itu dibutuhkan suatu perhatian dan kebijaksanaan dari pemerintah secara nyata
dapat
mengakibatkan
krisis sosial dapat
dieegah dan diatasi.
dalam memaksimisasi pemberdayaan sektor
Daftar Pustaka Aan Sadnan . 2004. " Rendahnya kepedulian Terhadap TKI yang Ditempatkan Di Kawasan Asia Fasifik". Kompas 7/01/2004. Anonim. 2004. "Usaha Kedl dan Menengah (Solusi Datang Justru Dari Swasta)". Kompas, 29 Mei. Anonim. 2001. "Memupuk UKM, Menuai Pemulihan Ekonomi". Kompas,
14 Desember 200l.
Banu Astono. 2004. "Jujur Saja pemerintah Yang Menjadi Penyebab". Kompas,29 Mei Basri, M.C. 2002. "Wajah Murung Ketenagakerjaan Kita". Kompas,
25 Nopember.
Berry,A.E., Dkk. 2001. "Small and Medium Enterprises Dynamics in Indonesia': Bulletin of Indonesian Economic Studies 37 (3) : 363 - 384. Brata, Alaysius Gunadi. 2003. "Distribusi Spasial UKM di Masa Krisis". Jurnal Ekonomi RakyatTh. II No.8, Nopember 2003. Chotib. 2002. "Nasib Tenaga Kerja Indonesia Selama Krisis". Walta Demografi tahun ke 32 No.2 & 3 Tahun 2002. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Dedi Muhtadi. 2004. "Mengatasi pengangguran, Kalau Ada Kemamuan Politik Tidak Sulit". Kompas 20 Mei. Direktorat "endidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen, Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Ketenagakerjaan (Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP). Jakarta Eta. 2004. "penyelenggaraan
Bursa Kerja Lebih Baik". Kompas
29 Mei
Hidayat Wahyudi. 2004. "Usaha Keeil Menengah dan pengangguran". Walta Demografi Tahun ke 34 No.1 Tahun 2004. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Kuneoro, M. 2002. "Analisis Spasial dan Regional Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia'~ PAU-AMPYKPN, Yogyakarta. Limongan, Andreas. 2004. "Masalah Pengangguran di Indonesia", Apa Kabar Net tanggal akses 13April 2004.
84
Jurnal Economia, Volume I Nomor I, Agustus 2005
menunjukkan
bahwa
diberdayakan
sektor
guna
infrastruktur
ini pantas mengatasi
khususnya UKM, agar kendala
yang dihadapi sektor ini dapat dihilangkan
pengangguran.
dan pada akhirnya pengangguran akut yang
Untuk itu dibutuhkan suatu perhatian dan kebijaksanaan dari pemerintah secara nyata
dapat
mengakibatkan
krisis sosial dapat
dieegah dan diatasi.
dalam memaksimisasi pemberdayaan sektor
Daftar Pustaka Aan Sadnan . 2004. " Rendahnya kepedulian Terhadap TKI yang Ditempatkan Di Kawasan Asia Fasifik". Kompas 7/01/2004. Anonim. 2004. "Usaha Keeil dan Menengah (Solusi Datang Justru Dari Swasta)". Kompas, 29 Mei. Anonim. 2001. "Memupuk UKM, Menuai Pemulihan Ekonomi". Kompas,
14 Desember
200l.
Banu Astono. 2004. "Jujur Saja pemerintah Yang Menjadi Penyebab". Kompas,29 Mei Basri, M.C. 2002. "Wajah Murung Ketenagakerjaan
Kita". Kompas, 25 Nopember.
Berry,A.E., Dkk. 2001. "Small and Medium Enterprises Dynamics in Indonesia': Bulletin of Indonesian Economic Studies 37 (3) : 363 - 384. Brata, Alaysius Gunadi. 2003. "Distribusi RakyatTh. II No.8, Nopember 2003.
Spasial UKM di Masa Krisis". Jurnal Ekonomi
Chotib. 2002. "Nasib Tenaga Kerja Indonesia Selama Krisis". Walta Demografi tahun ke 32 No.2 & 3 7ahun 2002. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Dedi Muhtadi. 2004. "Mengatasi pengangguran, Kalau Ada Kemamuan Politik Tidak Sulit". Kompas 20 Mei. Direktorat "endidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen, Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Ketenagakerjaan (Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP). Jakarta Eta. 2004. "penyelenggaraan
Bursa Kerja Lebih Baik". Kompas
29 Mei
Hidayat Wahyudi. 2004. "Usaha Keeil Menengah dan Pengangguran". Walta Demografi Tahun ke 34 No.1 Tahun 2004. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Kuneoro, M. 2002. "Analisis Spasial dan Regional Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia'~ PAU-AMPYKPN, Yogyakarta. Limongan, Andreas. 2004. "Masalah pengangguran di Indonesia", Apa Kabar Net tanggal akses 13April 2004.
84
Usaha Keci! dan Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi Pengangguran --- Teguh Sihono
Masku~ Fatkhul. 2004. "Menyoroti pengangguran dan Wirausahawan Baru". Bisnis Indonesia 11 Apri/2004. payaman J. Simanjuntak. 2001. pengantar Ekonomi Sumber daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Romanus Beni. 2004. "Analisis Berita Kependudukan Tri Wulan Ke dua 2004". Walta Demografi Tahun ke 34 No.2 Tahun 2004. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. ------. 2004. "Analisis Berita Kependudukan Tri Wulan pertama 2004", Walta Demografi Tahun ke 34 No.1 Tahun 2004. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Suyanto. 2004. "Persoalan pengangguran dan Pendidikan", Kompas, Tweki Triardianto. 2004. "pengangguran,
29 Mei.
Tantangan Terbesar". Kompas, 29 Mei.
85