No. 19/04/31/Th.XIX, 17 April 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT
Pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta. Pada tahun 2016, IPM DKI Jakarta telah mencapai 79,60. Angka IPM tersebut meningkat sebesar 0,61 poin dibandingkan IPM tahun lalu yang sebesar 78,99.
Pada tahun 2016, pembangunan manusia di DKI Jakarta tetap berstatus “tinggi”. Status tersebut masih bertahan seperti status pada beberapa tahun sebelumnya. Angka IPM 2016 yang sebesar 79,60 tersebut tersebut hanya sedikit dibawah batas minimum kategori IPM sangat tinggi yaitu 80. Sementara secara rata-rata, IPM DKI Jakarta tahun 2010-2016 tercatat tumbuh sebesar 0,70 persen pertahun.
Seluruh komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Angka harapan hidup saat lahir (AHH) tahun 2016 sebesar 72,49 tahun, meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 72,43 tahun. Angka harapan lama sekolah (HLS) tahun 2016 mencapai 12,73 tahun, meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 12,59 tahun. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 10,70 tahun pada tahun 2015 menjadi 10,88 tahun pada tahun 2016. Komponen terakhir, yaitu pengeluaran perkapita yang disesuaikan (harga konstan 2012) juga meningkat dari sekitar 17 juta rupiah di tahun 2015 menjadi hampir 17,5 juta rupiah pada tahun 2016.
1.
Perkembangan IPM DKI Jakarta Tahun 2010-2016 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk
(enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru sejak tahun 2014 dan telah dilakukan backcasting sampai ke angka IPM tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup (AHH) yaitu rata-rata lamanya (tahun)
yang dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai rata-rata (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan penduduk sejak umur tertentu. Standar hidup yang layak diukur oleh pengeluaran per kapita disesuaikan. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Formula penghitungan indeks disajikan pada CATATAN TEKNIS. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia di DKI Jakarta terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2016. IPM DKI Jakarta meningkat dari 76,31 pada tahun 2010 menjadi 79,60 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM DKI Jakarta rata-rata tumbuh sebesar 0,71 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM DKI Jakarta tumbuh 0,77 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut masih di atas rata-rata pertumbuhan IPM Indonesia sejak tahun 2010. Angka IPM DKI Jakarta adalah yang tertinggi diantara 34 Provinsi di Indonesia. Bahkan secara total, angka IPM Indonesia jauh di bawah IPM Provinsi DKI Jakarta. Grafik 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta dan Indonesia, 2010-2016
76.31
76.98
77.53
78.08
78.39
78.99
79.60
DKI Jakarta
2.
66.53
67.70
68.90
67.09
68.31
69.55
2010
2011
2012
2013
2014
2015
70.18
2016
Indonesia
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu
umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1 menunjukkan perkembangan IPM DKI Jakarta menurut komponen pembentuknya. Pada table, angka IPM selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif. IPM DKI Jakarta tumbuh sebesar 0,77 persen pada periode 2015-2016. Sementara secara rata-rata, IPM DKI Jakarta tumbuh sebesar 0,70 persen dalam kurun waktu 2010-2016. 2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta Menurut Komponen, 2010-2016 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Tahun
71,71
71,87
72,03
72,19
72,27
72,43
72,49
Tahun
11,86
11,91
11,96
12,24
12,38
12,59
12,73
(1) Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Harapan lama sekolah (HLS) Rata-rata lama sekolah (RLS) Pengeluaran per kapita disesuaikan
Tahun
10,37
10,40
10,43
10,47
10,54
10,70
10,88
Ribu Rupiah
15.111
15.943
16.613
16.828
16.898
17.075
17.468
IPM
0 - 100
76,31
76,98
77,53
78,08
78,39
78,99
79,60
0,87
0,72
0,70
0,40
0,76
0,77
Pertumbuhan IPM
%
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Angka Harapan Hidup saat lahir penduduk Provinsi DKI Jakarta meningkat sebesar 0,78 tahun (sekitar hampir 10 bulan). Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,18 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di DKI Jakarta hanya sebesar 71,71 tahun, dan pada tahun 2016 hampir mencapai 72,5 tahun. Grafik 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) DKI Jakarta (tahun), 2010-2016
71.71
2010
71.87
2011
72.03
2012
72.19
72.27
2013
2014
72.43
72.49
2015
2016
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di DKI Jakarta telah meningkat sebesar 0,85 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,51 tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,17 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di DKI Jakarta telah Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
3
mencapai 12,73 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki harapan untuk dapat menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di DKI Jakarta juga tumbuh sebesar 0,8 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia di DKI Jakarta yang lebih baik. Hingga tahun 2015, secara rata-rata penduduk DKI Jakarta usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas XI (SMA kelas II). Grafik 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah DKI Jakarta (tahun), 2010-2016
11.91
11.86
11.96
12.59
12.73
10.88
12.24
12.38
10.70
2015
10.37
10.40
10.43
10.47
10.54
2010
2011
2012
2013
2014
Harapan Lama Sekolah (HLS)
2016
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi ketiga yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat DKI Jakarta mencapai hampir Rp 17,5 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per kapita (disesuaikan) masyarakat DKI Jakata meningkat sebesar Rp. 393 ribu per tahun. Grafik 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di DKI Jakarta (Rp Juta), 2010-2016
16.6
16.8
16.9
17.1
17.5
15.9 15.1
2010
4
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
3.
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat provinsi cukup bervariasi.
IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 69,52 (Kepulauan Seribu) hingga 83,84 (Jakarta Selatan). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 67,88 tahun (Kepulauan Seribu) hingga 74,14 tahun (Jakarta Timur). Sementara pada dimensi pengetahuan, besaran angka Harapan Lama Sekolah berkisar antara 12,1 tahun (Kepulauan Seribu) hingga 13,22 tahun (Jakarta Selatan), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 8,24 tahun (Kepulauan Seribu) hingga 11,52 tahun (Jakarta Timur). Dimensi pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 11,6 juta rupiah per tahun (Kepulauan Seribu) hingga 22,9 juta rupiah per tahun (Jakarta Selatan). Gambar 5 AngkaIPM Menurut Kab/Kota, 2016
Peningkatan IPM di tingkat kabupaten/kota juga tercermin pada level provinsi. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat ada dua kota administrasi yang mengalami kemajuan pembangunan manusia di atas peningkatan provinsi, yaitu Kepulauan Seribu (0,99%), dan Jakarta Barat (0,78%). Peningkatan pembangunan manusia di Kepulauan Seribu didorong oleh seluruh dimensi IPM. Sementara di Jakarta Pusat lebih dikarenakan pendidikan dan kesehatan. Sementara itu, kemajuan pembangunan Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
5
manusia di Jakarta Utara (0,61%) tercatat paling lambat di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 20152016. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016
Kabupaten/Kota
AHH (tahun)
HLS (tahun)
RLS (tahun)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000)
IPM Capaian
Pertumbuhan (%)
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015-2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kep. Seribu
67,72
67,88
11,90
12,10
8,04
8,24
11.433
11,608
68,84
69,52
0,99
Jakarta Selatan
73,81
73,83
13,09
13,22
11,23
11,42
22.425
22,932
83,37
83,94
0,68
Jakarta Timur
74,10
74,14
13,08
13,20
11,32
11,52
16.455
16,733
80,73
81,28
0,68
Jakarta Pusat
73,70
73,76
12,96
13,09
10,88
11,01
16.143
16,493
79,69
80,22
0,67
Jakarta Barat
73,32
73,34
12,60
12,69
10,15
10,36
19.006
19,501
79,72
80,34
0,78
Jakarta Utara
72,91
72,95
12,42
12,53
10,05
10,23
17.205
17,418
78,30
78,78
0,61
DKI JAKARTA
72,43
72,49
12,59
12,73
10,70
10,88
17.075
17,468
78,99
79,60
0,77
(1)
Keterangan : AHH
: Angka Harapan Hidup saat lahir
HLS
: Harapan Lama Sekolah
RLS
: Rata-rata Lama Sekolah
6
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
CATATAN TEKNIS I.
Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐴𝐻𝐻0 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛 𝑥 100 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
Indeks Pendidikan 𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑥 100 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑥 100 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ) 𝑥 100 ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 ) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3
𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 II. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
7
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi:
Syarifuddin Nawie, S.Si, ME Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Telepon Fax e-mail Homepage
8
: : : :
021-31928493 31928496 021-3152004
[email protected] http://jakarta.bps.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017