BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 27/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT
Pembangunan manusia di D.I. Yogyakarta terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016, IPM D.I. Yogyakarta telah mencapai 78,38, tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Angka IPM tersebut meningkat sebesar 0,79 poin dibandingkan IPM tahun lalu yang sebesar 77,59.
Pada tahun 2016, pembangunan manusia di D.I. Yogyakarta tetap berstatus “tinggi”. Kategori tersebut
masih
bertahan
seperti
status
pada
beberapa
tahun
sebelumnya. Angka IPM 2016 yang sebesar 78,38 tersebut tersebut semakin mendekati batas minimum kategori IPM “sangat tinggi” yaitu 80. Sementara secara rata-rata, IPM D.I. Yogyakarta tahun 2010-2016 tercatat tumbuh sebesar 0,66 persen per tahun.
Seluruh komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Angka harapan hidup saat lahir (AHH) tahun 2016 sebesar 74,71 tahun dan merupakan tertinggi di Indonesia. Dibanding tahun 2015 meningkat sebesar 0,03 poin. Angka harapan lama sekolah (HLS) tahun 2016 mencapai 15,23 tahun juga tertinggi di Indonesia, meningkat 0,20 poin dibanding tahun sebelumnya. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 9,00 tahun pada tahun 2015 menjadi 9,12 tahun pada tahun 2016. Komponen terakhir, yaitu pengeluaran perkapita yang disesuaikan (harga konstan 2012) juga meningkat dari sekitar 12,864 juta rupiah di tahun 2015 menjadi 13,229 juta rupiah di tahun 2016.
1.
Perkembangan IPM D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2016 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging
people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru sejak tahun 2014 dan telah dilakukan backcasting sampai ke angka IPM tahun 2010.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 27/05/34/Th. XIX, 5 Mei 2017
1
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup (AHH) yaitu rata-rata lamanya (tahun) yang dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai rata-rata (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan penduduk sejak umur tertentu. Standar hidup yang layak diukur oleh pengeluaran per kapita disesuaikan. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. Formula penghitungan indeks disajikan pada CATATAN TEKNIS. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia di D.I. Yogyakarta terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2016. IPM D.I. Yogyakarta meningkat dari 75,37 pada tahun 2010 menjadi 78,38 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM D.I. Yogyakarta tumbuh dengan rata-rata sebesar 0,66 persen per tahun. Pertumbuhan pada periode tersebut di bawah rata-rata pertumbuhan IPM Indonesia yang sebesar 0,91 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM D.I. Yogyakarta tumbuh 1,01 persen. Angka IPM D.I. Yogyakarta adalah yang tertinggi kedua diantara 34 Provinsi di Indonesia, sementara yang tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta. Angka IPM Indonesia juga jauh di bawah IPM D.I. Yogyakarta. Grafik 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) D.I. Yogyakarta dan Indonesia, 2010-2016 79.60 78.99 78.39 8
2.
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur
panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 27/05/34/Th. XIX, 5 Mei 2017
Tabel 1 menunjukkan perkembangan IPM D.I. Yogyakarta menurut komponen pembentuknya. Pada tabel terlihat bahwa angka IPM selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif. IPM D.I. Yogyakarta tumbuh sebesar 1,01 persen pada periode 2015-2016. Sementara secara rata-rata, IPM D.I. Yogyakarta tumbuh sebesar 0,66 persen dalam kurun waktu 2010-2016. Tabel 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) D.I. Yogyakarta Menurut Komponen, 2010-2016 Komponen (1) Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Harapan lama sekolah (HLS) Rata-rata lama sekolah (RLS) Pengeluaran per kapita disesuaikan IPM Pertumbuhan IPM
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Tahun
74,17
74,26
74,36
74,45 74,495
Tahun
14,15
14,61
14,64
14,67
Tahun
8,51
8,53
8,63
8,72
Ribu Rupia h0 - 100
74,675
74,71
14,85
15,03
15,23
8,84
9,00
9,12
12.080 12.115 12.137 12.261 12.294
12.684
13.229
%
75,37
75,93
76,15
76,44
76,81
77,59
78,38
0,75
0,29
0,37
0,48
1,02
1,01
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Angka Harapan Hidup saat lahir penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta meningkat sebesar 0,78 tahun (sekitar hampir 10 bulan). Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,18 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di D.I. Yogyakarta hanya sebesar 71,71 tahun, dan pada tahun 2016 hampir mencapai 72,5 tahun.
Grafik 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) D.I. Yogyakarta (tahun), 2010-2016
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 27/05/34/Th. XIX, 5 Mei 2017
3
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di D.I. Yogyakarta telah meningkat sebesar 1,08 tahun, sementara Ratarata Lama Sekolah meningkat 0,61 tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,24 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di D.I. Yogyakarta telah mencapai 15,23 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki harapan untuk dapat menamatkan pendidikan mereka hingga lulus D3. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di D.I. Yogyakarta juga tumbuh sebesar 1,16 persen per tahun. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia di D.I. Yogyakarta yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk D.I. Yogyakarta usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas X (SMA kelas I). Grafik 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah D.I. Yogyakarta (tahun), 2010-2016
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi ketiga yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat D.I. Yogyakarta mencapai hampir Rp 13,23 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per kapita (disesuaikan) masyarakat D.I. Yogyakarta meningkat sebesar 1,15 juta per tahun. Grafik 4. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di D.I. Yogyakarta (ribu rupiah), 2010-2016
4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 27/05/34/Th. XIX, 5 Mei 2017
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 67,82 (Gunungkidul) hingga 85,32 (Kota Yogyakarta). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 73,50 tahun (Bantul) hingga 75,03 tahun (Kulon Progo). Sementara pada dimensi pengetahuan, besaran angka Harapan Lama Sekolah berkisar antara 12,93 tahun (Gunungkidul) hingga 16,81 tahun (Sleman), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,62 tahun (Gunungkidul) hingga 11,42 tahun (Kota Yogyakarta). Dimensi Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 8,47 juta rupiah per tahun (Gunungkidul) hingga 17,77 juta rupiah per tahun (Kota Yogyakarta). Gambar 5 AngkaIPM Menurut Kab/Kota, 2016
Peningkatan IPM di tingkat kabupaten/kota juga tercermin pada level provinsi. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, Kulon Progo dan Sleman mengalami kemajuan pembangunan manusia di atas peningkatan provinsi, masing-masing 1,21 persen dan 1,17 persen. Peningkatan pembangunan manusia di Kulon Progo didorong oleh seluruh dimensi IPM terutama pada laju peningkatan Harapan Lama Sekolah. Demikian pula di Sleman juga didorong oleh semua komponen, dengan penggerak utamanya laju peningkatan indikator Rata-rata Lama Sekolah. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Bantul pada periode 2015-2016 tercatat paling lambat di D.I. Yogyakarta, yaitu 0,55 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 27/05/34/Th. XIX, 5 Mei 2017
5
Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016
Kabupaten/ Kota
(1)
AHH (tahun)
HLS (tahun)
RLS (tahun)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000)
IPM Capaian
Pertumbuhan (%)
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015-2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kulon Progo
75,00
75,03
13,55
13,97
8,40
8,50
8.688
8.938
71,52
72,38
1,21
Bantul
73,44
73,50
14,72
14,73
9,08
9,09
14.320
14.880
77,99
78,42
0,55
Gunungkidul
73,69
73,76
12,92
12,93
6,46
6,62
8.336
8.467
67,41
67,82
0,61
Sleman
74,57
74,60
15,77
16,08
10,30
10,64
14.562
14.921
81,20
82,15
1,17
Kota Yogyakarta
74,25
74,30
16,32
16,81
11,41
11,42
17.317
17.770
84,56
85,32
0,90
D.I.YOGYAKARTA
74,68
74,71
15,03
15,23
9,00
9,12
12.684
13.229
77,59
78,38
1,01
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
6
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 27/05/34/Th. XIX, 5 Mei 2017
CATATAN TEKNIS I.
Sumber Data Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS)
o o
II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan
Indeks Pengeluaran
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:
III. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60 8
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 19/04/31/Th. XVIX, 17 April 2017
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Informasi lebih lanjut hubungi:
Mainil Asni, SE., M.E. Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Telepon Fax e-mail Homepage
: : : :
0274-4342234 Pesawat 550 0274-4342230
[email protected] http://yogyakarta.bps.go.id /