PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI PENDELEGASIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: MUHAMMAD HABIB AZAN NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana proses implementasi dari Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya. Judul ini diangkat berdasarkan permasalahan pendelegasian kewenangan bupati kepada BPMPT Kabupaten Kubu Raya belum berjalan secara optimal, masih terdapat beberapa jenis perizinan yang belum didelegasikan. Melalui penelitian ini dimaksudkan untuk memaparkan proses implementasi yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kubu Raya sebagai pelaksana kebijakan. Penulisan Skripsi ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Analisis proses implementasi ini menggunakan teori dari Charles O. Jones. Dari hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberahasilan kebijakan ini yaitu faktor Interpretasi, Organisasi, dan Aplikasi. Kata-kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Pendelegasian Kewenangan
Abstract Thesis writing is intended to determine what extent implementation process of delegation of authority of the Regent To the Board of Investment and Integrated Services Kubu Raya. This title issues raised by the delegation of authority to BPMPT regent Kubu Raya has not run optimally, there are several types of licenses that have not been delegated. Through this research is intended to describe the implementation process conducted by the Board of Investment and Integrated Services (BPMPT) Kubu Raya as implementing the policy. Writing this thesis uses descriptive method with qualitative approach. Analysis of the implementation process using the theory of Charles O. Jones. From the results of research showed there are several factors that influence this policy is a factor success Interpretation, Organization, and Application. Keywords: Implementation, Policy, Delegation of Authority
1 MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mengalami beberapa kendala diantaranya
A. PENDAHULUAN
adalah
sulitnya
menyamakan
persepsi
Provinsi Kalimantan Barat (KalBar)
mengenai program kebijakan Pelayanan
memiliki daerah kabupaten yang masih
Terpadu Satu Pintu (PTSP), dan tidak semua
dianggap
jenis perizinan dapat dilimpahkan Bupati
baru
secara
administratif
pemerintahannya. Salah satu contoh daerah
kepada
tersebut yaitu Kabupaten Kubu Raya (KKR).
beberapa pertimbangan seperti ketersediaan
Kemudian
untuk
BPMPT
karena
ditinjau
dari
menciptakan
sarana dan prasarana serta sumber daya
kemudahan masyarakat dalam mengurus
aparatur yang ada apakah tersedia dan
perizinan pemerintah Kabupaten Kubu Raya
memadai atau tidak. Dari segi struktur
(KKR)
Raya
birokrasi masih menjadi kendala karena sulit
mengeluarkan keputusan Bupati Nomor 18
menempatkan pegawai di posisi/jabatan
Tahun
yang pas disebabkan kurangnya tenaga ahli,
kemudian
2014
kewenangan
Bupati
tentang Bupati
Kubu
pendelegasian kepada
Badan
selain itu dari segi komunikasi antara
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
pemerintah daerah dengan pihak BPMPT
(BPMPT)
Raya.
belum berjalan dengan baik. Sehingga
Bupati
pendelegasian kewenangan Bupati Kepada
mendelegasikan sebagian otoritasnya kepada
BPMPT Kabupaten Kubu Raya belum
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
berjalan
Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kubu Raya
Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2014
untuk
tentang pendelegasian wewenang pelayanan
Kabupaten
Maksudnya
disini
mengurusi
Kubu adalah
segala
sesuatu
yang
secara
efektif.
bersangkutan dengan pelayanan perizinan
dan
dan non perizinan. Dengan adanya Peraturan
nonperizinan kepada BPMPT Kabupaten
tersebut diharapkan agar dalam pemberian
Kubu Raya, telah didelegasikan sebanyak
izin dan non perizinan dapat diselesaikan
13 bidang perizinan dan nonperizinan dan
secara langsung dan terpadu pada satu
jenisnya
badan/kantor saja sehingga akan lebih efektif
nonperizinan dan yang belum didelegasikan
dan efisien.
sebanyak 110 jenis pelayanan. Berdasarkan
Selanjutnya agar aturan tersebut
penandatanganan
Berdasarkan
sebanyak
190
tidak
nonperizinan
karena
pada
prosesnya
80
perizinan
dan
dan
latar belakang permasalahan tersebut dari
berjalan secara efektif dan efisien tentunya mudah
perizinan
jenis
pelayanan yang
ada
perizinan di
dan
instansi 2
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintah Kabupaten Kubu Raya, tidak
pendelegasian kewenangan Bupati kepada
semuanya dapat didelegasikan karena harus
BPMPT
ada asistensi terhadap izin yang akan
perizinan dan nonperizinan terpadu di
didelegasikan seperti melakukan identifikasi
wilayah Kabupaten Kubu Raya. Manfaat
dan klasifikasi jenis-jenis izin apa saja yang
praktis dari hasil penelitian ini bisa menjadi
dapat didelegasikan dan jika didelegasikan
salah
dapat mempercepat proses pelayanan bukan
penyelenggaraan pemerintahan, yang ada di
sebaliknya.
penulis
Kalimantan Barat pada umumnya dan
pada
khususnya di Kabupaten Kubu Raya dalam
pendelegasian kewenangan bupati kepada
hal peningkatan komunikasi, sumber daya,
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
disposisi, serta perbaikan struktur birokrasi
Terpadu Kabupaten Kubu Raya belum
pada instansi yang bersangkutan. Supaya
berjalan efektif.
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
Maka
mengidentifikasikan
permasalahan
dalam
memberikan
satu
masukan
pelayanan
terhadap
Berdasarkan data dan pengamatan
demi kemajuan suatu badan atau instansi
dari uraian latar belakang masalah, maka
terkait baik dimasa sekarang maupun yang
peneliti memfokuskan penelitian ini pada
akan datang.
Proses
implementasi
kewenangan Bupati
pendelegasian
dalam
memberikan
pelayanan perizinan dan nonperizinan pada
B. TINJAUAN PUSTAKA
BPMPT di Kabupaten Kubu Raya. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana
proses
implementasi
pendelegasian
kewenangan
1.
Implementasi Kebijakan Publik Mengenai
aktivitas
dalam
pelayanan
implementasi kebijakan publik, Charles O.
perizinan dan nonperizinan pada BPMPT di
Jones (dalam Widodo, 2011:89) memberikan
Kabupaten Kubu Raya.
tiga macam aktivitas implementasi, antara
Manfaat
teoritis
berguna
untuk
Sebagai salah satu bahan perbandingan dari studi lebih lanjut dalam peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
lain yaitu : a. Aktivitas
Interpretasi
(interpretation) Tahap
interpretasi
merupakan
Ilmu Administrasi Negara, khususnya yang
tahapan penjabaran sebuah kebijakan yang
berkaitan
masih bersifat abstrak kedalam kebijakan
dengan
implementasi
3 MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang lebih bersifat teknis operasional.
b. Aktivitas
Oganisasi
Berdasarkan konsep dari interpretasi tersebut
(organization).
maka dapat di tarik aspek-aspek penting dari
Merupakan
suatu
upaya
untuk
interpretasi, yakni :
menetapkan dan menata sumber daya, unit-
1) Peraturan Bupati
unit, dan metode yang mengarah pada upaya
Peraturan
Bupati
hanya
mewujudkan kebijakan menjadi hasil sesuai
menerjemahkan peraturan yang masih
dengan apa yang menjadi tujuan dan sasaran
bersifat
berisi
kebijakan. Menurut Charles O. Jones (dalam
instruksi-instruksi kepada Satuan Kerja
Widodo, 2012:91) terdapat beberapa bagian
Perangkat Daerah (SKPD) tentang siapa
dalam pengorganisasian yaitu :
pelaksana kebijakan, apa yang harus
1) Pelaksana Kebijakan
abstrak,
dilakukan
namun
pelaksana
bagaimana
tidak
juga
kebijakan
kebijakan
dan
tersebut
dilaksanakan.
Pelaksana
sangat
tergantung kepada jenis kebijakan apa yang
2) Standar Operasional Prosedur (SOP)
kebijakan
akan
dilaksanakan,
namun
setidaknya dapat diidentifikasi seperti;
Setiap melaksanakan kebijakan
Dinas, Badan, Kantor, Unit Pelaksana
perlu ditetapkan Standard Operating
Teknis (UPT) di lingkungan Pemerintah
Procedure
Daerah.
(SOP)
sebagai
pedoman,
petunjuk, tuntunan, dan referensi bagi
2) Sumber Daya Keuangan dan Peralatan
para pelaksana kebijakan agar mereka
Setelah ditetapkan siapa yang
mengetahui apa yang harus disiapkan dan
menjadi pelaku kebijakan dan SOP,
lakukan, siapa sasarannya, dan hasil apa
langkah
yang ingin dicapai dari pelaksanaan
berapa besarnya anggaran dan dari mana
kebijakan tersebut.
sumbernya,
3) Pemahaman Isi dan Tujuan
sangat
terselenggaranya
diperlukan atau
untuk
terlaksanakanya
kebijakan tersebut.
serta
perlu
ditetapkan
peralatan
yang
dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
Memahami isi dan tujuan sebuah kebijakan
berikutnya
kebijakan. c. Aktivitas
Aplikasi
(application) Aktivitas
aplikasi
merupakan
aktivitas penerapan penyedian pelayanan secara rutin sesuai dengan tujuan dan sarana 4 MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kebijakan yang ada. Pada tahapan aplikasi
C. METODE PENELITIAN
meliputi hal-hal: 1) Pedoman Program
Jenis
Pedoman program yang dimaksud
adalah
penelitian
deskriptif
yang
dengan
menggunakan
dalam hal ini adalah pedoman yang telah
metode
ditetapkan oleh kantor atau instansi dalam
menceritakan
melaksanakan
pendelegasian kewenangan bupati kepada
kebijakan
yang
telah
dibuat.
kualitatif.
digunakan
Penelitian
ini
bagaimana
akan proses
BPMPT Kabupaten Kubu Raya.. Waktu
2) Pelaksanaan Bersifat Dinamis
penelitian
dalam
menyusun
laporan
Pelaksanaan yang bersifat dinamis
dilakukan dari bulan November 2015 hingga
ini adalah adanya pelaksanaan proses
bulan Desember 2015. Subjek dari penelitian
perizinan yang tidak hanya mengacu
ini adalah Bupati Kabupaten Kubu Raya,
kepada hari kerja saja dan di kantor saja,
Kepala BPMPT Kabupaten Kubu Raya,
namun adanya pola lain yang dilakukan
serta pengusaha yang jenis perizinannya
oleh
sudah
BPMPT
untuk
memudahkan
masyarakat dalam mengurus izin mereka. Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian pendelegasian kewenangan bupati kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya belum berjalan efektif
dilimpahkan
dan
yang
belum
dilimpahkan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan atau triangulasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif Miles dan Huberman (dalam
3 macam aktivitas implementasi kebijakan menurut Charles O. Jones (dalam Widodo, 2011:89) 1. Organization 2. Interpretation 3. Application
Mendeskripsikan sejauh mana proses implementasi pendelegasian kewenangan pelayanan perizinan dan nonperizinan pada BPMPT Kabupaten Kubu Raya
Sugiyono, 2014:91-99) yaitu menganalisis data dengan caramembaca, meneliti, dan mempelajari seluruh data yang diperoleh baik
dokumen.
hasil
wawancara
Data-data
tersebut
maupun kemudian
dianalisis dan ditafsirkan untuk mengetahui maknanya. Kemudian hasilnya dihubungkan dengan
Pendelegasian kewenangan bupati kepada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya berjalan efektif
dari
masalah
penelitian
sehingga
diperoleh pemahaman tentang gejala yang menjadi fokus penelitian. 5
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penelitian ini menggunakan jenis triangulasi
teknik
untuk
a. Pemahaman isi dan tujuan
menguji
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kreadibilitas data yang telah dilakukan
bapak Ir. Iswandi selaku Plt. Kepala BPMPT
dengan cara mengecek data kepada sumber
Bupati Kabupaten Kubu Raya tekait dengan
yang sama dengan teknik yang berbeda.
pertanyaan
bagaimana
Misalnya data
mengenai
pendelegasian
yang
diperoleh melalui
pemahamannya kewenangan
wawancara, lalu di cek melalui observasi
perizinan dan non perizinan ini, berikut
dan dokumentasi.
adalah hasil kutipan wawancaranya: “Kami
sebagai
menerima
lembaga
wewenang
teknis
bupati
yang berupa
tanggung jawab dalam menangani segala
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
macam izin di Kubu Raya, saya yakin semua Untuk menganalisis permasalahan
pegawai
di
BPMPT
pasti
memahami
dalam penelitian ini menggunakan teori
kebijakan ini. Memang selama ini bupati
Charles O. Jones (dalam Widodo, 2011:89)
masih
memberikan
aktivitas
sepenuhnya kepada kami, mungkin karna
implementasi, antara lain yaitu aktivitas
kami masih dalam keterbatasan sumber
interpretasi,
daya.”
tiga
macam
aktivitas
organisasi,
dan
aktivitas aplikasi.
belum
menyerahkan
Berdasarkan
wawancara
wewenang
tersebut
menunjukan bahwa pihak BPMPT telah memahami
1. Interpretasi Interpretasi terlihat dari berbagai
mengatur
isi
keputusan tentang
bupati
yang
pendelegasian
aspek seperti pemahaman isi dan tujuan,
kewenangan bupati kepada BPMPT dalam
sosialisasi,
hal perizinan dan non perizinan sebagaimana
dan
dukungan
masyarakat.
Implementor kebijakan dalam hal ini adalah
telah
Bupati Kabupaten Kubu Raya dan Badan
Keputusan Bupati Nomor 18 Tahun 2014
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
merupakan dasar hukum yang digunakan
(BPMPT)
Kabupaten
dan
oleh pihak BPMPT dalam memproses segala
pengusaha
yang jenis
usahanya sudah
jenis izin usaha. Dengan adanya keputusan
dilimpahkan
dan
Kubu
juga
Raya
yang
dilimpahkan.
belum
disebutkan
informan
tersebut.
bupati tersebut berarti segala macam jenis perizinan dan non perizinan yang telah 6
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
didelegasikan sudah menjadi wewenang BPMPT.
Beliau
juga
menambahkan
Selanjutnya peneliti menanyakan hal yang
sama
kepada
pihak
Pemerintah
penyebab belum dilimpahkan seluruhnya
Kabupaten Kubu Raya yaitu Bapak H.
jenis perizinan di Kabupaten Kubu Raya
Rusman
mungkin karena sumber daya yang ada di
Kabupaten Kubu Raya, beliau mengatakan
BPMPT masih kurang baik itu sumber daya
hal yang hampir senada dengan perkataan
tenaga ahli, peralatan dan lain sebagainya.
Plt. Kepala BPMPT Kabupaten Kubu Raya,
b. Sosialisasi
berikut
Mengenai aspek sosialisasi terkait
Ali,
S.H
selaku
wawancara
Bupati
dengan
di
Bupati
Kabupaten Kubu Raya :
dengan pendelegasian kewenangan bupati
“Kami belum pernah melakukan sosialisasi
kepada BPMPT, peneliti mewawancarai
mengenai pendelegasian kewenangan ini,
Bapak Ir. Suwandi selaku Plt. Kepala
begitu juga dengan pihak BPMPT. Hal ini
BPMPT
dikarnakan
dengan
pertanyaan
bagaimana
pihak
BPMPT
masih
sosialisasi terkait pendelegasian kewenangan
kekurangan tenaga ahli untuk melakukan
bupati kepada BPMPT kepada lapisan
kegiatan tersebut. Untuk sementara ini
masyarakat yang ada di Kabupaten Kubu
masyarakat tau dari mulut ke mulut saja
Raya. Berikut penjelasannya :
dan saya rasa lumayan efektif jika dilihat
“Belum pernah, secara formal belum
dari
pernah disosialisaskan. sosialisasi secara
membuat izin usahanya.”
langsung menurut kami itu susah dilakukan,
antusias
masyarakat
Berdasarkan
yang
wawancara
ingin
tersebut
karna kami masih kekurangan tenaga ahli
dapat dijelaskan bahwa baik itu pemerintah
dan juga biaya.”
daerah maupun BPMPT memang belum
Berdasarkan
paparan
yang
pernah
melakukan
sosialisasi
disampaikan oleh Bapak Ir. Suwandi, bahwa
masyarakat
selama ini pihak BPMPT Kabupaten Kubu
kewenangan karena Bupati menilai pihak
Raya belum melakukan sosialisasi secara
BPMPT masih kekurangan sumber daya.
langsung
Bupati juga mengatakan selama ini dalam
terkait
dengan
kebijakan
terkait
kepada
informasi
pendelegasian
pendelegasian kewenangan ini. Hal ini
menyampaikan
mengenai
dianggap rumit dilakukan karena pihak
pendelegasian kewenangan hanya dari mulut
BPMPT itu sendiri masih kekurangan
ke mulut saja, beliau menilai hal ini cukup
sumber daya.
efektif jika dilihat dari antusias masyarakat 7
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam
membuat
izin
usaha.
Namun
Selanjutnya
peneliti
melakukan
demikian kebijakan ini akan lebih efektif
wawancara dengan Bapak H. Rusman Ali,
lagi
S.H selaku Bupati dari Kabupaten Kubu
jika
dilakukan
sosialisasi
secara
langsung kemasyarakat.
Raya dengan pertanyaan yang sama, yang
c. Dukungan Masyarakat
mengemukakan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ir. Suwandi selaku Plt. Kepala
“Seperti yang saya katakan tadi dukungan
BPMPT Kabupaten Kubu Raya terkait
masyarakat
dukungan masyarakat tentang pendelegasian
kewenangan ini cukup tinggi, hal ini dapat
kewenangan perizinan dan non perizinan ini,
dilihat data pembuatan izin usaha dari
berikut penjelasnnya:
tahun ke tahun selalu meningkat. Oleh
“Menurut
saya
dukungan
terhadap
pendelegasian
masyarakat
karena itu kita punya rencana dengan
terhadap pendelegasian kewenangan ini
anggaran yang baru nanti kita akan
cukup tinggi, dapat kita lihat hampir setiap
menambah
hari kantor ini selalu ada saja masyarakat
peralatan di BPMPT itu sendiri dan akan
baik yang ingin membuat izin usaha
menambah jenis perizinan yang akan
maupun yang ingin memperpanjang izin
dilimpahkan ke BPMPT.”
tenaga
tenaga
ahli
dan
usahanya.” Berdasarkan dapat
wawancara
dijelaskan
masyarakat
bahwa
terkait
tersebut dukungan
Berdasarkan Bupati
Kabupaten
wawancara Kubu
Raya
dengan dapat
pendelegasian
disimpulkan bahwa antusias masyarakat
kewenangan ini cukup tinggi, hal ini dapat
mengenai pendelegasian kewenangan ini
dilihat dari antusias masyarakat yang datang
lumayan tinggi, pernyataan tersebut dapat
ke BPMPT baik itu untuk membuat izin
dilihat dari data BPMPT bahwa pembuatan
usaha maupun untuk memperpanjang izin
izin usaha selalu mengalami peningkatan
usahanya.
setiap tahunnya.
Namun
sangat
disayangkan
dengan antusias masyarakat yang cukup tinggi ini tidak bisa dimaksimalkan dengan baik karena masih terkendala sumber daya yang ada.
2. Organisasi Dalam menggali informasi mengenai organisasi pada implementasi pendelegasian kewenangan bupati kepada BPMPT dalam 8
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
hal
perizinan
dan
non
perizinan
di
Raya, maka peneliti melakukan wawancara
Kabupaten Kubu Raya ini, ada beberapa
dengan Bapak Ir. Suwandi selaku Plt.
aspek yang akan dikaji lebih dalam, yaitu
Kepala BPMPT Kabupaten Kubu Raya,
pelaksana kebijakan, Standar Operasional
Beliau mengatakan bahwa :
dan Prosedur (SOP), dan Sumber Daya
“Dalam melakukan perkerjaan, kantor kami
Keuangan dan Peralatan. Dengan penjelesan
selalu didasarkan dengan peraturan yang
sebagai berikut :
ada.
a. Pelaksana Kebijakan
menjadi dasar panduan pekerjaan kami dan
BPMPT adalah salah satu Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur
Tentunya kami punya SOP yang
berkerja sesuai dengan SOP tersebut.” Berdasarkan
hasil
wawancara
pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh
tersebut bahwa dalam setiap kegiatan dan
seorang Kepala Badan yang berada di bawah
pelayanan yang dilakukan, pihak BPMPT
dan bertanggung jawab kepada Bupati
selalu didasarkan dengan prosedur yang ada
melalui Sekretaris Daerah.
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Badan
Penanaman
Modal
Dan
Selanjutnya,
terakait
dengan
Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya
informasi mengenai SOP yang dijalankan
merupakan perpanjangan tangan dari Bupati
oleh BPMPT, peneliti mewawancarai Bupati
dalam
Kabupaten Kubu Raya yaitu Bapak H.
menyelenggarakan
pelayanan-
pelayanan yang bersifat administratif yaitu
Rusman Ali, S.H yang menyatakan bahwa :
perizinan dan non perizinan. Kedudukan
“Menurut
BPMPT Kabupaten Kubu Raya dalam
melakukan pelayanan sesuai dengan SOP
melaksanakan kebijakan ini dijelaskan pada
yang ada, karena saya selalu menekankan
Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 89
baik itu kepada kepala dinas maupun
Tahun 2009 tentang Struktur Organisasi,
pegawai biasa agar mengutamakan kualitas
Tugas
Badan
pelayanan.
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Kabupaten
(BPMPT) Kabupaten Kubu Raya.
kabupaten dengan pelayanan publik terbaik
b. Standar Operasional dan Prosedur
se-Indonesia.”
Pokok
dan
Tata
Kerja
(SOP)
saya
pihak
BPMPT
Alhamdulillah Kubu
Raya
telah
kemarin merupakan
Hasil wawancara dengan Bapak H.
Informasi mengenai bagaimana SOP
Rusman Ali, S.H selaku bupati Kabupaten
ini dijalankan oleh BPMPT Kabupaten Kubu
ubu Raya tersebut bahwa menurutnya pihak 9
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
BPMPT telah menjalankan tugasnya sesuai dengan
SOP
atas
menambah pada kepemimpinannya juga
Raya dalam melaksanakan pekerjaannya
mengatakan
membutuhkan
pelayanan
Beliau
di
diketahui bahwa BPMPT Kabupaten Kubu
selalu
ada.
wawancara
juga
kualitas
yang
Berdasarkan
menekankan
dukungan
keuangan
dan
masyarakat,
sumber keuangan BPMPT Kabupaten Kubu
sehingga Kabupaten Kubu Raya dinobat
Raya dalam melakukan rutinitas kegiatan
sebagai
kerjanya selama ini menggunakan Anggaran
pelayanan
kepada
pada
publik
terbaik
se-
Indonesia.
Pendapatan Belanja dan Daerah atau APBD
c. Sumber Daya Keuangan dan Peralatan
Kabupaten Kubu Raya. Namun anggaran
- Sumber Daya Keuangan
tersebut masih belum mencukupi, salah satu
untuk mengetahui sumber keuangan
contohnya adalah bangunan BPMPT yang
dari BPMPT Kabupaten Kubu Raya ini,
belum jadi secara sempurna.
peneliti melakukan wawancara dengan Plt.
- Sumber Daya Peralatan
Kepala BPMPT Kabupaten Kubu Raya yaitu
Untuk
mengetahui
informasi
Bapak Ir. Suwandi berikut pernyataan yang
mengenai peralatan yang dimiliki oleh
di sampaikan beliau :
BPMPT Kabupaten Kubu Raya, peneliti
“Kantor
kami
sebagai
instansi
mewawancarai
Plt.
Kepala
BPMPT
perpanjangan pelayanan dari Bupati dalam
Kabupaten Kubu Raya yaitu Bapak Ir.
pelayanan
Suwandi
izin
memerlukan
di
dana
Kubu dalam
Raya
tentu
menjalankan
yang
dalam
pernyataannya
mengemukakan sebagai berikut :
pekerjaan kami agar kantor ini berjalan
“Saat ini kami merasa masih kekurangan
dengan sesuai yang diharapkan Bupati dan
peralatan-peralatan
masyarakat. Jika ditanya mengenai sumber
kinerja pelayanan kami, bisa adik lihat
keuangan kami tentu dari APBD Kabupaten
sendiri peralatan yang ada disini masih
Kubu
setiap
terbatas. Walaupun begitu kami harus
tahunnya. Kalau masalah cukup atau tidak
melayani masyarakat semaksimal mungkin.
cukup tentu masih belum mencukupi, bisa
Mungkin ini yang menjadi alasan bupati
dilihat dari bangunan disini masih belum
belum melimpahkan seluruh jens perizinan
jadi sempurna, ya karena kekurangan
kepada kami.”
Raya
yang
dianggarkan
anggaran makanya seperti ini.”
yang
menunjang
Dari hasil wawancara dengan Plt. Kepala BPMPT Kabupaten Kubu Raya, 10
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dapat disimpulkan bahwa BPMPT masih
ini, menurut kami SOP yang kami miliki
kekurangan peralatan-peralatan penunjang
sudah cukup baik.”
kinerjanya. Walaupun begitu pihak BPMPT
Berdasarkan
tetap
berusaha
semaksimal
pernyataan
yang
mungkin
disampaikan oleh Plt. Kepala BPMPT
melayani masyarakat dalam hal perizinan.
Kabupaten Kubu Raya tersebut dapat dilihat
Dengan keterbatasan peralatan yang ada di
bahwa pihak BPMPT Kabupaten Kubu Raya
BPMPT inilah yang menjadi latar belakang
dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya
bupati belum melimpahkan jenis perizinan
didasarkan oleh Pedoman Program yang
secara keseluruhan.
dimilikinya. Pelaksanaan Bersifat Dinamis Selanjutnya
3. Aplikasi
untuk
mengetahui
pelaksanaan dinamis yang dilakukan oleh
Tahap aplikasi meliputi aspek-aspek
BPMPT Kabupaten Kubu Raya, peneliti
berupa pedoman program dan pelaksanaan
melakukan wawancara dengan Plt. Kepala
bersifat dinamis.
BPMPT Kabupaten Kubu Raya yaitu Bapak
a. Pedoman Program
Ir. Suwandi, berikut kutipan wawancaranya :
Pedoman program merupakan acuan
“Kalau pola pelayanan lain yang pernah
dasar suatu organisasi dalam melakukan
dilakukan untuk sementara ini belum ada.
segala kegiatan yang disusun berdasarkan
Pelayanan seperti jemput bola secara
tugas dan fungsinya.
khusus belum pernah kami dilakukan karna
Lebih lanjut mengenai pedoman program ini, peneliti langsung melakukan wawancara kepada Plt. Kepala BPMPT
selain kurangnnya tenaga ahli kami juga terkendala dalam hal biaya.” Berdasarkan
kutipan
wawancara
Kabupaten Kubu Raya yakni Bapak Ir.
dengan Plt. Kepala BPMPT Kabupaten
Suwandi, yang mengatakan bahwa :
Kubu Raya diketahui bahwa pelaksanaan
“Kalau pedoman program, tentu kami
bersifat dinamis selama ini belum pernah
menjalankan pekerjaan kantor ini memakai
dilakukan oleh pihak BPMPT Kabupaten
pedoman program. Pedoman program ini
Kubu Raya. Hal ini dikarenakan pihak
yang menjadi petunjuk kami untuk berkeja.
BPMPT masih kekurangan tenaga ahli dan
Kalau pedoman program kami ini tentu
juga kekurangan biaya.
SOP yang ada pada kami, selain itu kami
Selanjutnya mengetahui pelaksanaan
tidak mempunyai petunjuk teknis selain SOP
perizinan yang dinamis yang dilakukan oleh 11
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
BPMPT Kabupaten Kubu Raya, berdasarkan
E. KESIMPULAN
wawancara yang dilakukan dengan Bupati Kabupaten Kubu Raya yakni Bapak H.
1.
Interpretasi pada proses implementasi
Rusman Ali, S.H, mengemukakan sebagai
pendelegasian
berikut :
kepada Badan Penanaman Modal Dan
“Pelayanan yang dilakukan di BPMPT
Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu
seperti jemput bola izin belum pernah
Raya sudah mengikuti prosedur yang
dilakukan. Hal itu dikarenakan masih
ada.
kurangnya tenaga teknis untuk menjalankan
kebijakan abstrak sudah cukup baik
pelayanan seperti itu, namun kami sudah
mulai dari penafsiran oleh Peraturan
merencanakan supaya pelayanan perizinan
Bupati
seperti jemput bola harus ada di Kubu
administratif yakni Standar Operasional
Raya. Bagi yang ingin membuat izin usaha
Prosedur
untuk sekarang silahkan datang saja ke
implementasi
kantor BPMPT yang ada di samping kantor
masih
Bupati, dan untuk jenis perizinan yang
masalah. Seperti yang diakui oleh
belum dilimpahkan masih tetap kepada
pengusaha baik yang jenis perizinannya
dinas terkait.”
sudah dilimpahkan maupun yang belum
Dari hasil wawancara dengan Bapak H.
Rusman
Kabupaten
Ali, Kubu
S.H
kewenangan
bupati
Penafsiran-penafsiran
sampai
kepada
(SOP).
ditemukan
dilimpahkan
Peraturan
Namun
kebijakan
dari
dalam
dilapangan
indikasi-indikasi
bahwa
pelimpahan
selaku
Bupati
wewenang ini banyak yang belum
menjelaskan
bahwa
mengetahuinya
karena
sosialisasi
bersifat dinamis yaitu sistem jemput bola
langsung. Selain itu terkait dengan jenis
dalam
pernah
perizinan yang belum dilimpahkan ke
dilakukan. Beliau juga mengatakan bahwa
BPMPT, para pengusaha masih bingung
untuk mengurus segala bentuk perizinan
dengan proses pembuatan izin usahanya
langsung mengunjungi
serta
usaha
belum
kantornya,
yang
tidak
pemerintah
ada
sepengetahuannya untuk pelayanan yang
perizinan
dari
tidak
mengerti
secara
persyaratan-
dalam hal ini adalah BPMPT Kabupaten
persyaratan terkait dengan pengajuan
Kubu Raya.
izin usaha. 2.
Pengorganisasian di BPMPT Kabupaten Kubu Raya sudah cukup baik. Dalam 12
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Keputusan Bupati Nomot 18 Tahun
F. SARAN
2014 telah disebutkan bahwa bupati telah
mendelegasikan
sebagian
1.
otoritasnya dalam perizinan dan non
lebih dari pihak BPMPT Kabupaten
perizinan kepada BPMPT Kabupaten
Kubu Raya agar bisa memaksimalkan
Kubu Raya. BPMPT Kabupaten Kubu
implementasi
Raya sebagai badan yang ditunjuk untuk
kewenangan.
melakukan pelayanan perizinan dan non
2.
pendelegasian
Memaksmalkan kerja kantor dengan
perizinan yang ada di Kabupaten Kubu
menambah peralatan serta tenaga ahli
Raya,
yang mendukung proses pekerjaan agar
namun
sumber
daya
yang
mendukung masih belum memadai, baik
proses
dari sumber daya anggaran, maupun
diselesaikan.
dari
sumber
daya
peralatan
3.
perlengkapan. 3.
Interpretasi perlu mendapat perhatian
dapat
pelayanan
yang
cepat
bersifat
dinamis seperti pelayanan jemput bola
Aplikasi
dari
terdapat
pelayanan
dinamis
dalam
perizinan,
Perlunya
pelayanan
kebijkan
seperti
ini
yang
melakukan pelayanan
belum
perizinan
dan
bersifat
pekerjaan
yang
proses
perlunya mengatur
prosedur untuk
pelayanan yang lebih prima.
yang
dilakukan diluar kantor dan waktu kerja. Proses perizinan mengacu pada SOP
G. REFERENSI
tanpa adanya inisiatif untuk melakukan pelayanan perizinan seperti jemput bola. Selain itu, pedoman program masih mengacu pada SOP yang ada dan tidak terdapat pedoman program yang lain seperti standar pelayanan prima.
1.
Buku-Buku:
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika. Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Badjuri, Abdulkahar dan Yuwono, Teguh. 2002. Kebijakan Publik: Konsep dan Startegi. Semarang: Universitas Dipenogoro. Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2004. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, 13
MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jutnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Iswanto, Hadi. 2002. Walet Budidaya dan Aspek Bisnisnya. Jakarta: PT Bumi Toko Gunung Agung.
2.
Sumber lain :
Kep.Bup. No. 18 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Kewenangan Perizinan dan nonperizinan pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya.
Purwanto, Erwan Agus & Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Sedarmayanti. 2010. Reformasi Administrasi Publik, reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan .PT Refika Aditama, Bandung. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI. Widodo, Joko. 2011. Membangun Birokrasi Berbasisi Kinerja. Bayumedia Publishing. Malang. .................... 2012. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Dan Aplikasi Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.
14 MUHAMMAD HABIB AZAN, NIM. E01111079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan