IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD
Henry Januar Saputra1, Yustina Nurtitin Harjanti 2 Universitas PGRI Semarang
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA dan guru tidak menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran berbasis lingkungan terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Sukolilo 01. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Desain penelitian ini adalah one group pretest-posttest design.Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Sukolilo 01 yang berjumlah 39 siswa.Pada uji t minat diperoleh hasil thitung sebesar = 29,12 selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan db N-1 = 39-1 = 38 yaitu sebesar 2,024, maka thitung> t tabel. Dengan demikian koefisien t hitung sebesar 29,12 adalah signifikan pada taraf signifikan 0,05. Atas dasar perhitungan tersebut makan pembelajaran berbasis lingkungan berpengaruh terhadap minat belajar pada pembelajaran mata pelajaran IPA pada kelas IV SDN Sukolilo 01. Pada uji t hasil belajar diperoleh hasil thitung sebesar = 23,08 selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan db N-1 = 39-1 = 38 yaitu sebesar 2,024, maka thitung> t tabel. Dengan demikian koefisien thitung sebesar 23,08 adalah signifikan pada taraf signifikan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh pembelajaran berbasis lingkunganterhadap minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sukolilo 01. Kata Kunci: Pembelajaran berbasis lingkungan, Minat belajar, Hasil belajar IPA
ABSTRACT 1 2
Dosen Universitas PGRI Semarang Dosen Universitas PGRI Semarang 311
The research was backed by the low result of studying science and the teacher did not used model of learning in learning. The purpose of this research is for knowing the influence application environment learning based on learning outcomes and student’s interest in science subject for class IV SDN Sukolilo 01. The kind of the research is research of quantitative experiments. The design of the research is one group pretest-posttest design. The research was carried out on 39 students in class IV SDN Sukolilo 01. In interest t-test obtained results of tarithmatic 29,12, furthermore consulted by t-table on the significance of the adequate 0,05 with db N-1 = 39-1 = 38 that 2,024, so thitung> t table. Coefficient tarithmatic which is 29,12 is significance in standart of significance. From this basic calculation, so environment of learning has an influence with the student’s interest in science learning in class IV SDN Sukolilo 01. From the result of studying thitung as big as = 23,08, furthermore consulted with ttabelin standart of significance 0,05 with db N-1 = 39-1=38is 2,024, so thitung> t table . Thus coefficient thitungas big as 23,08 is significance in standart of significance 0,05. Finally, it was concluded that there is an influence of environment learning with learning outcomes and student’s interest in science subject for class IV SDN Sukolilo 01. Keyword: Environment learning, learning outcomes, learning interst
PENDAHULUAN Menurut Zuldafrial (2012:169) peningkatan mutu pendidikan dapat kita lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka serta bertahan lama dalam pikiranya. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif, dan berkeinginan
untuk
maju
melalui
pemanfaatan
sumber
belajar
untuk
mengembangkan potensinya secara utuh dan optimal. Pada kenyataannya sistem pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami masalah.Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah akan menimbulkan kualitas sumber daya manusia yang rendah pula yang nantinya akan berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena
312
lemahnya kemampuan guru dalam menggali potensi siswa.Para guru kurang memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya.Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan siswa bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat siswa kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab”. Hal tersebut dimaksudkan untuk membentuk para penerus bangsa yang kreatif dan mampu mengembangkan dirinya menjadi manusia berkualitas. Proses pendidikan yang baik adalah guru harus mengetahui, memperhatikan, dan mengembangkan minat belajar siswa karena minat sangat penting dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar. Minat membawa seseorang senang terhadap pelajaran dan meningkatkan semangat belajar.Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia menyebabkan tujuan dari pendidikan nasional belum terwujud secara maksimal. Proses pembelajaran yang kurang menarik menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan. Proses pembelajaran yang kurang menarik akan membuat minat belajar siswa menjadi kurang sehingga hasil belajar rendah. Disisi lainberlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas.Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana kurikulum ini menuntut kreativitas seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Mata pelajaran IPA memiliki
banyak materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk
dimengerti serta banyak tersedia pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukanlah sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu membantu seorang
313
guru untuk menjelaskan materi tersebut, salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru menyampaikan materimateri serta dapat memanfaatkan apa yang disediakan oleh alam adalah pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan, yang merupakan hasil dampak positif dari kegiatan pemanfaatan lingkungan untuk digunakan dengan tujuan mengembangkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa karena dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik, lebih menyenangkan, lebih interaktif, tidak membosankan, serta efektif dan efesien. Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya. Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan.Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Berdasarkan observasi dan informasi awal yang diperoleh dari SDN Sukolilo 01, bahwa siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru karena guru hanya mengajar sesuai dengan buku teks yang ada. Pada dasarnya usia siswa SD dalam tahap berpikir konkrit maka dari itu siswa perlu belajar langsung untuk lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru, tidak hanya itu ketika pembelajaran dilaksanakan secara langsung dengan cara siswa berkomunikasi dengan objek maka apa yang mereka pelajari akan lebih berkesan dan bermakna. Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran sebelumnya masih tergolong rendah. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 68, jumlah siswa yang
314
dinyatakan tuntas sekitar 57% dan minat belajar siswa juga masih rendah yaitu 69%. Berdasarkan kenyataan di atas maka penulis berniat melakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya yaitu pada pembelajaran energi dan perubahannya dengan menerapkan pembelajaran berbasis lingkungan diharapkan akan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa mengenai pembelajaran energi dan perubahannya pada kelas IV SDN Sukolilo 01 Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar.Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret dalam menguasai konsep energi dan perubahannya.Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi menurut Zuldafrial (2012:175) empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan pembelajaran berbasis lingkungan terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Sukolilo 01.Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pembelajaran berbasis lingkungan terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Sukolilo 01? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah
pengaruh penerapan pembelajaran berbasis
lingkungan terhadap minat dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Sukolilo 01. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoretis maupun praktis.Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran berbasis lingkungan tercermin dalam minat
315
dan hasil belajar siswa. Sedangkan manfaat praktis bagi sekolah yaitu dengan hasil belajar yang meningkat, maka kualitas sekolah juga akan baik sehingga sekolah dapat menjadi salah satu sekolah terbaik pada daerah setempat, bagi guru penelitian ini guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, karena siswa diarahkan dalam pembelajaran berbasis lingkungan, keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat, karena dimungkinkan hasil siswa juga meningkat, menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan dapat memberikan motivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Bagi siswa penelitian ini siswa mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkan pembelajaran berbasis lingkungan, siswa lebih termotivasi untuk belajar dan memudahkan siswa untuk memahami konsep pembelajaran yang disajikan oleh guru,
mengembangkan
kerjasama
siswa
dalam
merumuskan
masalah,
meningkatkan taraf berpikir dan kreatifitas siswa. Bagi peneliti dapat digunakan sebagai salah satu cara pembelajaran untuk mengajar di waktu yang akan datang. Minat Belajar Minat menurut Fathurrohman (2012:173) adalah kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard “minat” timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Menurut Usman (2003:27) dalam jurnal penabur mengatakan bahwa kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Minat menurut Slameto dalam Djamarah (2011:191) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
316
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Sedangkan belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relative tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja. Jadi, yang dimaksud minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan, kata lain minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam arti menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang besar mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi inilah siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar. Jadi minat sangat erat hubunganya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataanya tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya,temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar.
Hasil Belajar Hasil belajar itu sendiri dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil menunjuk pada suatu porelahan
317
akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.Sedangkan belajar menurut Slameto, dalam Fathurrohman (2012:118) ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseoranguntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Gagne (1985 dalam Uno 2010: 17) dalam jurnal (2014) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu”. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Sudjana, 2009:22). Menurut J.L Murshell, dalam Zuldafrial (2012:7) hasil belajar adalah munculnya pemahaman, munculnya pengertian, munculnya respond yang berakal. Hasil belajar itu tidak hanya terikat pada munculnya pemahaman saja, tetapi dapat digunakan pada situasi lain. Menurut Bloom dalam (Sudjana, 2006: 22-31) klasifikasi belajar secara garis besar membaginya menjdai tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 1) Ranah kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. 3) Ranah Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yakni: a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, c) Kemampuan perceptual; termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan
318
lain-lain, d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks, f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
Pembelajaran Berbasis Lingkungan Pengertian Pembelajaran berbasis Lingkungan Pendidikan lingkungan adalah sebuah proses yang komprehensif untuk menolong manusia memahami lingkungannya dan isu yang terkait (NAAEE, 2001). Lieberman (1998) dalam jurnal berpendapat bahwa pendidikan lingkungan memiliki strategi sebagai berikut: 1) memberikan pengalaman belajar hands-on melalui kegiatan berbasis proyek, 2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi terhadap lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan dapat dilaksanakan di luar kelas. Dumouchel (2003) dalam jurnal menyatakan bahwa pendidikan di luar kelas (outdoor) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap; 1) diri melalui masalah sehari-hari yang ditemui, 2) orang lain melalui permasalahan kelompok dan dalam pengambilan keputusan, 3) alam melalui pengamatan secara langsung. Uno
(2011:11)
menyatakan
bahwa
strategi
pembelajaran
yang
menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru. Siswa dapat belajar dengan menggunakan sumber belajar yang ada dalam lingkungan sekitar. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Misalnya siswa yang sekolahnya berada di kompleks perkotaan, maka bagaimana memanfaatkan halhal yang ada di kota itu menjadi sumber belajar. Begitu sebaliknya dengan siswa yang berada di pedesaan.Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran. Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada disekitar siswa dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
319
kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan dengan kompetensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan. Pembelajaran yang dikembangkan sekarang adalah pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dikenal sebagai sumber belajar yang dikenal sebagai pembelajaran bersumber lingkungan. Guru dalam mengajar tidak terikat pada buku teks, dan menjelaskan kepada siswa tentang konsep-konsep, istilah-istilah dan teori-teori di kelas secara abstrak dan siswa berusaha untuk memahami jalan pikiran guru. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar dan pembelajaran berpusat pada guru. Pembelajaran kontekstual materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru dikaitkan dengan lingkungan siswa sebagai sumber belajar. Siswa mempelajari materi dengan cara memahami konteksnya, sehingga pada siswa akan muncul pemahaman sendiri tentang apa yang dipelajari yang bersifat idiosinkratik. Jadi pengetahuan atau pemahaman dibangun dan dibentuk sendiri oleh siswa bukan hasil dari apa yang dijelaskan oleh guru. Sebagai contoh untuk memahami tentang pelanggaran hak azazi manausia, maka siswa ditugaskan mengamati
kasus-kasus
pelanggaran
hak
azazi
manusia
yang
terjadi
dilingkungannya. Dengan mempelajari kasus tersebut maka siswa akan memahami makna dari pelanggaran hak azazi manusia itu sendiri. Keuntungan Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Berbagai keuntungan bila kita menggunakan alam atau lingkungan sekitar sebagai sumber belajar membuat siswa mudah mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung, siswa mudah mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan, siswa mengenal dan mencintai lingkungan yang pada akhirnya mengagumi dan mengagungkan penciptanya, membuat pelajaran lebih konkrit, biaya relative murah, penerapan ilmu menjadi lebih mudah, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga siswa akan merasakan bahwa belajar itu bermakna dan menarik.Berdasarkan keuntungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar memberikan peluang yang sangat besar kepada
320
peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya, dan secara umum konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar bagi siswa. Kelemahan Konsep Pembelajaran Dengan Menggunakan Lingkungan Dalam
aplikasinya,
konsep
pembelajaran
dengan
menggunakan
lingkungan memiliki beberapa kelemahan antara lain adalah sebagai berikut lebih cenderung digunakan pada mata pelajaran IPA atau sains dan sejenisnya, perbedaan kondisi lingkungan di setiap daerah (dataran rendah dan dataran tinggi), adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan lingkungan setiap saat dan timbulnya bencana alam. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’.Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Namun, dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi menurut Jujun Suriasumantri diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja (dalam Trianto, 2013:136). Untuk itu dalam hal ini kita tetap menggunakan istilah IPA untuk menunjuk pada pengertian sains yang kaprah yang berarti natural science.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif.Penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan bentuk One-Group pretestposttest Design.Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.Satu kelompok diberi treatment/perlakuan,
dan
selanjutnya
diobservasi
hasilnya.Penelitian
ini
dilaksanakn di SDN Sukolilo 01, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.Populasi dalam penelitian ini adalah
321
seluruh kelas IV SDN Sukolilo 01 tahun pelajaran 2014/2015 yang terbagi dalam.Jumlah keseluruhan siswa dalam populasi adalah 39 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan jenis teknik sampling jenuh, yaitu menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: (1) variabel bebas yaitu pembelajaran berbasis lingkungan, (2) variabel terikat yaitu minat dan hasil belajar. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, observasi, tes, dokumentasi dan kuesioner. Sebelum tes digunakan tes diuji cobakan di SDN Baturejo 01 dengan jumlah soal 50 kemudian hasil tes dianalisis secara validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas liliefors untuk mengetahui data berdistribusi normal dan teknik analisis uji-t untuk menguji hipotesis penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dari data minat belajar dan hasil belajar, diperoleh data minat belajar pretest diperoleh rata-rata skor 116 yang tergolong cukup maka perlu ditingkatkan lagi, untuk hasil posttest diperoleh rata-rata skor 169 tergolong dalam kategori baik. Rata-rata hasil posttest skala minat belajar siswa menunjukan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest skala minat belajar siswa dengan selisih skor rata-rata 53. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Pretest dan Posttest Minat Kategori
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Minat Tinggi
160
221
Minat Terendah
72
117
Rata-rata
116
169
Grafik 1 Rata-rata nilai pretest dan posttest minat belajar siswa
322
250 200 150
Pretest
100
Posttest
50 0 Minat Tinggi
Minat Rendah
Rata-rata
Sedangkan analisis deskriptif yang telah dilakukan dari data hasil belajar, diperoleh hasil pretest rata-rata nilai sebesar 59,28 tergolong rendah dibawah KKM yang ditargetkan yaitu 68. Sedangkan data hasil belajar diperoleh hasil posttest rata-rata nilai sebesar 78,87 tergolong tinggi. Rata-rata hasil posttest tes hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest hasil belajar siswa dengan selisih nilai rata-rata 19,59. Hal ini disebabkan karena siswa diberikan pengaruh treatment dengan pembelajaran berbasis lingkungan. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kategori
Pretest
Posttest
Nilai Tertinggi
73
100
Nilai Terendah
40
60
Rata-rata
59,28
78,87
Jumlah siswa yang tuntas
6
33
Jumlah siswa yang tidak
33
6
15,38%
84,62%
tuntas Presentase ketuntasan
323
Grafik 2 Distribusi Frekuensi Variabel Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar 120 100 80 60 40 20
pretest
0
posttest
Berdasarkan hasil perhitungan data minat dan hasil belajar, maka hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa ada pengaruh penerapan pembelajaran berbasis lingkungan terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDNSukolilo 01, dapat diterima. Untuk membuktikan hipotesis penelitian terkait maka dapat dilihat dari hasil perhitungan minat belajar siswa yang diperoleh thitung sebesar = 29,12 selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan db N-1 = 39-1 = 38 yaitu sebesar 2,024 maka thitung> ttabel, thitung 29,12 > ttabel 2,024, sedangkan hasil perhitungan tes hasil belajar siswa yang diperoleh thitung sebesar = 23,08 selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan db N1 = 39-1 = 38 yaitu sebesar 2,024 maka thitung> ttabel, thitung 23,08 > ttabel 2,024. Berdasarkan hasil perhitungan data minat belajar dan tes hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis lingkungan berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
Kelas IV
SDNSukolilo 01. Untuk menunjang keefektifan, juga dilakukan pengujian uji ketuntasan belajar klasikal yang sekurang-kurangnya 75% dari siswa behasil mencapai tingkat
324
penguatan yang ditetapkan yaitu sebesar 68, didapatkan hasil 33 siswa tuntas dengan presentase 84,62% dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa dengan presentase 15,385%. Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah siswa yang tuntas belajar klasikal lebih dari 75% yaitu sebesar 84,62% sehingga penerapan pembelajaran berbasis lingkungan berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDNSukolilo 01. Pengaruh pembelajaran berbasis lingkungan terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Sukolilo 01 merupakan hal yang logis, karena pembelajaran berbasis lingkungan merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku teks atau kitab yang merupakan pegangan guru. Siswa dapat belajar dengan menggunakan sumber belajar yang ada dalam lingkungan sekitar. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Misalnya pada salah satu pada percobaan perpindahan energi panas, siswa berjemur dibawah sinar matahari ketika berjemur dibawah sinar matahari siswa merasakan panas yang dihantarkan oleh matahari kemudian peneliti menghubungkan dengan teori yang sudah diberikan dengan percobaan yang telah dilakukan bahwa peristiwa ini merupakan peristiwa perpindahan panas secara radiasi. Dengan mengetahui lingkungan yang ada disekitarnya, maka kelak siswa setelah belajar, dia akan berusaha memanfaatkan lingkungan ini sebagai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Pada pembelajaran materi energi bunyi siswa diberi tugas oleh peneliti untuk membuat telepon dari kaleng susu bekas untuk percobaan perambatan bunyi pada benda padat hal ini merupakan salah satu pemanfaatan lingkungan yaitu pemanfaatan barang bekas sebagai media percobaan pada pembelajaran.
325
Pembelajaran berbasis lingkungan merupakan pembelajaran yang kontekstual artinya materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dikaitkan dengan lingkungan siswa sebagai sumber belajar. Siswa mempelajari materi dengan cara memahami konteksnya, sehingga pada siswa akan muncul pemahaman sendiri tentang apa yang dipelajari yang bersifat idiosinkaratik. Jadi pengetahuan atau pemahaman dibangun dan dibentuk sendiri oleh siswa bukan hasil dari apa yang dijelaskan oleh guru. Sebagai contoh percobaan konduktor dan isolator peneliti meminta siswa untuk merasakan panas pada tubuh siswa antara tubuh yang terkena panas secara langsung dengan tubuh yang terlindungi dengan baju seragam yang mereka kenakan. Pada percobaan ini tentunya siswa akan memahami apa yang disebut konduktor dan isolator dengan arahan dari peneliti. Pembelajaran berbasis lingkungan merupakan pembelajaran yang menyenangkan, pada pembelajaran ini siswa lebih aktif, tertarik, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran berbasis lingkungan ini dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan ditunjukan aktivitas siswa di kelas yang cenderung aktif, berani mengemukakan pendapatnya, serta rasa ingin tahu yang tinggi. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diungkapkan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan minat dan hasil belajar IPA siswa antara pretest dan posttest minat dan hasil belajarsiswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis lingkunganpada siswa kelas IV di SDN Sukolilo 01 tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan analisis t-test minat dimana thitung> t
tabel
yakni
diperoleh 29,12 > 2,024 untuk hasil belajar siswa diperoleh 23,08 >2,024 yang berarti ada pengaruh pembelajaran berbasis lingkungan terhadap minat dan hasil belajar siswa.Dalam hal ini ketuntasan belajar siswa mencapai 75% dengan KKM 68.Adanya
perbedaan
yang
signifikan
menunjukkan
bahwa
penerapan
pembelajaran berbasis lingkungan berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sukolilo 01.
326
Pembelajaran berbasis lingkungan berpengaruh untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Sukolilo 01. Hal ini membuktikan dengan hasil ratarata minat pretest diperoleh 116 sedangkan minat posttest diperoleh 169. Saran yang disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu: pada penelitian eksperimen ini, diharapkan guru dapat mencoba menggunakan pembelajaran berbasis lingkungan untuk dapat diterapkan pada pembelajaran yang lainnya. Tujuanya agar siswa senang dan antusias dalam mengitu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan meningkatkan hasil belajar.
327
DAFTAR PUSTAKA Amini, Risda dan Munandar.2010. Pengaruh Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Berbasis Outdoor Terhadap Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan Bagi Calon Guru Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. ISSN:1412-565X.Vol 11 No.1:15 Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Aritonang, Keke T. 2008. “Minat dan Motivasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar”. Jurnal Pendidikan. Tahun ke 7. No.10:14 Djamarah.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta .2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Fathurrohman,Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras Kemendikbud. 2006. Standar Isi Kurikulum 2006 Kompetenai Dasar SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan.Bandung: Rosda Karya Rumidani,dkk. 2014. “Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Calistung Siswa Sekolah Dasar”.Jurnal PPs Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 4 Sudjana.2005. Metoda Statistika.Bandung : Tarsito Soegeng.2006. Dasar-Dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R &D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Uno, Hamzah.2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara Zuldafrial. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Cakrawala Media
328
329