IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DISEKOLAH DASAR HERU PURNOMO, M.Pd UNIVERSITAS KUNINGAN
[email protected] ABSTRAK Pendidikan yang berkualitas dibutuhkan rancangan dalam proses pendidikan dan pedoman untuk pencapaianya. Kerangka program pendidikan tersebut berupa Kurikulum. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Pada tahun 2013 Kementerian pendidikan dan kebudayaan Indonesia memulai pergantian kurikulum 2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013 di beberapa SD yang menjadi “pilot project” dalam implementasi kurikulum 2013, akan tetapi implementasi Kurikulum 2013 sempat dihentikan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan disemua SD se Indonesia pada tahun ajaran semester genap 2014/2015 tepatnya desember 2014, dan sekarang pada tahun 2016 Kurikulum 2013 mulai diimplementasiakan kembali disemua SD di Indonesia secara bertahap. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah pendekatan pembelajaran scientific approach dimana pembelajaran ini menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah pada saat proses kegiatan belajar mengajar, mulai dari Mengamati, Menanya, Menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Karakteristik lain dari kurikulum 2013 adalah Pembelajaran tematik integrative, pembelajaran ini merupakan pendekatan pembelajaran yang mencoba mengintegrasikan berbagai kompetensi kedalam sebua tema, sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Kurikulum 2013 menggembangkan penilaian otentik untuk mengukur ketercapaian selama proses pembelajaran ditinjau dari sikap(attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill)peserta didik.
241
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar yang dicapai dengan sengaja untuk mempengaruhi serta menunjang peserta didik yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan perilaku peserta didik sehingga mencapai tujuan dan dapat mengantarkan peserta didik pada perubahan yang lebih baik. Guna menciptakan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan rancangan proses pendidikan dan sebuah kerja keras untuk pencapaianya. Dalam pencapaian pendidikan dibutuhkan sebuah rancangan yang bisa memuat tujuan dan sasaran yang benar-benar memperbaiki kualitas pendidikan itu sendiri. Kerangka program pendidikan tersebut berupa Kurikulum. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam perjalanan perkembanganya kurikulum yang ada pada pendidikan di Indonesia sering terjadi pergantian kurikulum pendidikan, Menurut catatan sejarah, dunia pendidikan di Indonesia telah
mengalami perubahan kurikulum beberapa kali, mulai dari Kurikulum 1947 (Rencana Pelajaran), Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai), Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan), Kurikulum 1968, Kurikulum Periode 1975, Kurikulum CBSA (1984), Kurikulum 1994, Suplemen Kurikulum 1999, KBK (2004), KTSP (2006) dan terakhir adalah Kurikulum 2013 (2013), yang unik dalam imlepementasi kurikulum pendidikan di Indonesia adalah dalam implementasinya pernah dilakukan penarikan kurikulum yang diberlakukan dan dikembalikan lagi pada kurikulum sebelumnya yaitu dari KTSP (2006) ke Kurikulum 2013 berganti lagi ke KTSP pada semester genap tahun ajaran 2014-2015, yang pada ahirnya Kurikulum 2013 menjadi kurikulum akhir yang dipilih oleh pemerintah pada bulan juli tahun 2016 secara bertahap keseluruh sekolah yang ada diindonesia, dimana kurikulum ini yang dianggap paling sesuai dengan dengan kebutuhan pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, dimana Kurikulum 2013 menggembangkan kemapuan peserta didik dari segi Knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (sikap). Perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah pendekatan pembelajaran scientific approach dimana pembelajaran ini menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah pada saat proses kegiatan belajar mengajar, mulai dari Mengamati, Menanya, Menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
242
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud no 67). Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pada awal penerapaannya, Kurikulum 2013 pada tahun 2015 sempat menjadi polimik dari berbagai steakeholder (pemangku kepentingan) yang berdampak ditariknya Kurikulum 2013 pertengahan 2015 oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, Kurikulum 2013 dianggap kurang siap dalam imlementasi dilapangan mulai dari SDM (guru dan peserta didik), sarana dan prasarana dan penilaian pada kurikulum2013 itu sendiri, yang pada akhirnya kurikulum 2013 ditarik kembali oleh pemerintah guna penyempurnaan kurikulum tersebut. Impelementasi Kurikulum 2013 disekolah dasar diharapkan dapat memotivasi proses pembelajaran dalam mengembangkan ketercapaian belajar peserta didik ditinjau dari aspek penguasaan konsep, sikap dan kemampuan proses setiap peserta didik. Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran tematik integratif. Dimana
pembelajaran ini mencoba mengintegrasikan setiap mata pelajaran kedalam mata pelajaran yang lain yang saling berkaitan, yang bertujuan memudahkan peserta didik dalam memahami dan memaknai setiap materi yang terkait dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada kurikulum2013 memberikan gambaran yang jelas tentang hasil kompetensi yang dicapai oleh peserta didik, yang nantinya diharapkan dalam proses pembelajaran disekolah bisa berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dari aspek Knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), attitude (sikap). Dalam implementasi Kurikulum 2013 guru diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam berbuat, bertanya, bersifat kritis dan berfikir secara inkuiri tehadap setiap materi pelajaran yang disampaikan pendidik serta terjadi sebuah interaksi yang positif antara peserta didik dan pendidik supaya terjadi pembelajaran yang kondusif serta menyenangkan.
PEMBAHASAN A. Kurikulum Dalam pendidikan dibutuhkan sebuah rencana yang digunakan untuk mecapai sebuah tujuan pendidikan, oleh karena itu disusunlah kurikulum guna mencapai tujuan pendidikan, Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses 243
pendidikan untuk berkembangnya kualitas potensi peserta didik dalam sebuah proses pendidikan. kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang erat berkaitan, tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sistem pendidikan yang dijalankan pada zaman modern ini tidak mungkin tanpa melibatkan keikut sertaan kurikulum (Nurgiyantoro, 2008: 1). Dijelaskan menurut Albert I. Oliver membagi kurikulum kedalam menjadi emapat elemen dasar yaitu: "(1) program belajar, (2) program pengalaman, (3) program pelayanan, dan (4) kurikulum tersembunyi. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003, bab I, pasal 1 ayat 19) Dijelaskan oleh Ronald C. Doll mendefinisikan kurikulum sekolah sebagai Isi dan proses formal maupun informal dimana proses yang pelajar dapatkan memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keterampilan dan mengubah sikap, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah tersebut. Sedangkan menurut Daniel Tanner dan Laurel N. Tanner mengusulkan menjelaskan bahwa Para penulis menganggap kurikulum sebagai rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman yang dikembangkan
secara sistematis di bawah naungan sekolah (atau universitas), untuk memungkinkan pelajar untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Dijelaskan oleh Oliva (1992) bahwa kurikulum berkaitan dengan apa yang harus diajarkan, sedangkan pengajaran mengacu pada bagaimana cara mengajarkannya. Kurikulum berhubungan dengan sebuah program, sebuah perencanaan, isi atau materi pelajaran dan pengalaman belajar, sedangkan pengajaran berkaitan dengan metode, tindakan mengajar, implementasi dan presentasi. Dapat disimpulkan dari berbagai pendapat diatas bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikembangkan secara sistematis di bawah naungan sekolah (atau universitas), untuk memungkinkan pelajar untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman B. Pembelajaran pada Kurikulum 2013. Pada tahun 2013 dunia pendidikan Indonesia dikejutkan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan, yang mengeluarkan kurikulum baru untuk penyempurnaan kurikulum 2006 (KTSP) yaitu Kurikulum 2013, 244
akan tetapi kurikulum baru ini pada tahun 2013 hanya di implemntasikan diberapa sekolah saja, dimana sekolah menjadi “pilot project” untuk penerapan Kurikulum 2013, Seperti kita ketahui, Kurikulum 2013 diterapkan di 6.221 sekolah pada tahun pelajaran 2013/2014 dan di implementasikan ke semua sekolah di seluruh tanah air pada tahun pelajaran 2014/2015. Dalam perjalanannya pada pertengahan 2015 kurikulum resmi ditarik kembali oleh pemerintah pada bulan desember 2014. Pada dasarnya kurikulum 2013 sudah tepat karena kurikulum ini mencoba mengembangkan kemapuan peserta didik dari segi knowledge (pengetahuan, skill (keterampilan) dan attitude (sikap). Perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah pendekatan pembelajaran scientific approach, Pembelajaran tematik integrative dan penilaian otentik di dalam Kurikulum 2013. 1. Pembelajaran Scientific Approach Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah pendekatan pembelajaran scientific approach dimana pembelajaran ini menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah pada saat proses kegiatan belajar mengajar, mulai dari Mengamati, Menanya, Menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Model
pembelajaran yang dibutuhkan adalah mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000 & Semiawan, 1998). Dijelaskan oleh Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi bahwa pendekatan ilmiah ( scientific approach) dalam pembelajaran mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Menurut Jack Holbrook (2008: 2), mengungkapkan bahwa “Science is not an activity but rather an approach to activities that share the goal of discovering knowledge. One of these activities is research. Like any approach, a scientific approach has limitations. These limitations include rational inference, criteria for growth, pragmatic action, and intellectual honesty”. Terdapat karateristik pada proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik yaitu 245
Berpusat pada siswa, Melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa, Dapat mengembangkan karakter siswa Dijelaskan oleh Hosnan, (2014: 34) bahwa Scientific Approach (pendekatan saintifik) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan suatu konsep atau prinsip yang ditemukan. Dari berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa Scientific Approach adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta sehingga pesrta didik mampu belajar
mengkunstruk konsep, hukum atau prinsip selama proses pembelajaran. 2. Pembelajaran Tematik Integratif Salah satu ciri dari Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang terintegrasi setiap mata pelajaran kepelajaran yang lain, Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mencoba mengintegrasikan berbagai kompetensi kedalam sebua tema, sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsia, seperti pada kurikulum sebelumnya. Dijelaskan oleh Randle (2010: 85) menambahkan “ Integrated Thematic Instruction-based curicula stress the integration of all disciplines to present students with learning experiences that are based in real-world application and structured to encourage higher-order learning”. Hal senada dijelaskan oleh Poerwadarminta (2005: 35), integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu kebulatan atau utuh. Istilah kurikulum integrasi umumnya diambil dari istilah “integrated curriculum”. Terdapat beberapa kelebihan pembelajaran tematik integratif disbanding dengan pembejaran kovensional seperti dikutip 246
Kemendikbud (2013; 8). (1) memudahkan suatu perhatian dalam suatu tema tertentu; (2) peserta didik mampu mempelejari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama; (3) pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik ; (5) lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) peserta didik dapat lebih bergairah dalam belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain; dan (7) guru dapat menghemat waktu sebab pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, serta waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remidial pembelajaran, pemantapan, atau pegayaan materi Dijelaskan oleh Kemendikbud (2013:9) pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dlakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Dapat disimpulkan dari berbagai teori diatas pembelajaran tematik integrative merupakan sebuah dpendekatan pembelajaran yang megintegrasikan nenerapa pembelajaraan kedalam sebuah tema. 3. Penilaian Otentik Dalam kurikulum 2013 yang cukup menarik adalah penilain yang digunakan guna melihat perkembangan peserta didik, dimana penilaian harus mencakup kemampuan peserta didik selam proses kegiatan belajar mengajar, Kurikulum 2013 menggembangkan penilaian otentik untuk mengukur ketercapaian selama proses pembelajaran ditinjau dari sikap(attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill)peserta didik. Dijelaskan oleh Abdul Majid yang mengutip Pusat Kurikulum (2014:236), penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip 247
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Dijelaskan oleh Carole (1998: 40) tentang penilaian otentik yaituAuthentic assessment allows students to demonstrate their understanding of languange and literacy processes in serveral ways, and teachers can use these means to support, guide, and monitor students’ learning. Sedangkan Dijelaskan Menurut Sa’dun Akbar (2013:91), penilaian otentik memugkinkan potret perilaku nyata, kebermaknaan pembelajaran, penerapan pengetahuan pada perilaku rill, keterampilan pembelajaran, penampilan sebenarnya, pemahaman, kemampuan kolektif, portofolio siswa, demonstrasi, keadaan diri, dan pengujian langsung perbuatan benar-benar dapat dijangkau.senada dengan bebrapa terori diatas dijelaskan menurut Nitko & Brookhart (2007: 253) mengemukakan bahwa “authentic assesment usually means presenting student with tasks that are directly meaningfull to their education instead of indirectly meaningful.” Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. memugkinkan potret perilaku nyata, kebermaknaan pembelajaran, penerapan pengetahuan pada perilaku rill, keterampilan pembelajaran, penampilan sebenarnya, pemahaman, kemampuan kolektif, portofolio siswa, demonstrasi, keadaan diri, dan pengujian langsung DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosda Karya Carole,
C. (1998). Teaching Langguage Arts a Student and Response Centered Classroom. Long Beach: Allyn and Bacon
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Nitko, A.J &Brookhart. (2007). Educational Assesment of Student. New York: Pearson Education Inc. Nurgiyantoro. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Jack
Holbrook (2008: 2), An Education through Science approach to promoting 21st
248
Century Skills. Tartu & ICASE
University of
Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan Saintifik (ppt) . Disajikan dalam Pelatihan Kurikulum 2013. IKIP PGRI Semarang, 30 Juli 2013 Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013-Kompetensi dasar untuk sekolah dasar (SD)/madrasah ibtidaiyah (MI). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No 67 tentang Kerangka Dasar dan struktur Kurikulum Kompetensi SD. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Oliva. Peter F. 1992.Developing the Curriculum.New York: Harper Collins Publisher. Poerwadarminta WJS. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Sa’dun
Akbar. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
249