1
Ilustrasi : Samsam, Citra Disain Grafis : Aldie
MEMPERBAIKI KUALITAS KERJA DAN PRODUKTIFITAS
Panduan Praktis Usaha Kecil Menengah Industri Mebel Kayu
3
Hak Cipta © Kantor Perburuhan Internasional 2004 Pertama terbit tahun 2004 Publikasi Kantor Perburuhan Internasional dilindungi oleh Protokol 2 dari Konvensi Hak Cipta Dunia (Universal Copyright Convention). Walaupun begitu, kutipan singkat yang diambil dari publikasi tersebut dapat diperbanyak tanpa otorisasi dengan syarat agar menyebutkan sumbernya. Untuk mendapatkan hak perbanyakan dan penerjemahan, surat lamaran harus dialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions), International Labour Office, CH-1211 Geneva 22, Switzerland. Kantor Perburuhan Internasional akan menyambut baik lamaran tersebut.
ISBN 92-2-815934-0 Jakarta, Kantor Perburuhan Internasional, 2004 Diterjemahkan dari “Enhancing Quality of Work and Productivity” (ISBN 92-2-115934-5) Sesuai dengan tata cara Perserikatan Bangsa-Bangsa, pencantuman informasi dalam publikasi-publikasi ILO beserta sajian bahan tulisan yang terdapat di dalamnya sama sekali tidak mencerminkan opini apapun dari Kantor Perburuhan Internasional (International Labour Office) mengenai informasi yang berkenaan dengan status hukum suatu negara, daerah atau wilayah atau kekuasaan negara tersebut, atau status hukum pihak-pihak yang berwenang dari negara tersebut, atau yang berkenaan dengan penentuan batas-batas negara tersebut. Dalam publikasi-publikasi ILO sebut, setiap opini yang berupa artikel, kajian dan bentuk kontribusi tertulis lainnya, yang telah diakui dan ditandatangani oleh masing-masing penulisnya, sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing-masing penulis tersebut. Pemuatan atau publikasi opini tersebut tidak kemudian dapat ditafsirkan bahwa Kantor Perburuhan Internasional menyetujui atau menyarankan opini tersebut. Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarti bahwa Kantor Perburuhan Internasional mengiklankan atau mendukung perusahaan, produk atau proses tersebut. Sebaliknya, tidak disebutnya suatu perusahaan, produk atau proses tertentu yang bersifat komersil juga tidak dapat dianggap sebagai tanda tidak adanya dukungan atau persetujuan dari Kantor Perburuhan Internasional. Publikasi-publikasi ILO dapat diperoleh melalui penyalur-penyalur buku utama atau melalui kantor-kantor perwakilan ILO di berbagai negara atau langsung melalui Kantor Pusat ILO dengan alamat ILO Publications, International Labour Office, CH-1211 Geneva 22, Switzerland atau melalui Kantor ILO di Jakarta dengan alamat Gedung Menara Thamrin, Lantai 22, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta 10250. Katalog atau daftar publikasi terbaru dapat diminta secara cuma-cuma pada alamat tersebut, atau melalui e-mail:
[email protected] ;
[email protected] . Kunjungi website kami: www.ilo-jakarta.or.id ; www.ilo.org/publns Dicetak di Jakarta, Indonesia
FPESD JAWA TENGAH
FORUM PENGEMBANGAN EKONOMI DAN SUMBER DAYA JAWATENGAH Gedung Java Design Center Lt. 3, Jl. Imam Bonjol No. 156 – 160 Semarang Telp : (024) 3554 504, Fax : (024) 3554 507 e-mail :
[email protected], Web. fpesd.org
SAMBUTAN KETUA FORUM PESD JATENG
Industri mebel masih merupakan industri andalan bagi Provinsi Jawa Tengah, di samping produk tekstil. Namun akhir–akhir ini industri tersebut mengalami kemunduran, beberapa penyebab di antaranya adalah kesulitan memperoleh bahan baku berkualitas terutama kayu jati dan persaingan yang semakin ketat di pasar internasional. Terkait dengan problematika yang dialami oleh Usaha Kecil Menengah di Jawa Tengah pada sektor mebel, Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Jawa Tengah melalui kegiatan dialog antara stakeholder Pemerintah dan Swasta sedang mengembangkan beberapa program yang mendukung upaya pemulihan industri mebel. Ke depan, arah dan pengembangan industri mebel akan difokuskan kepada pengembangan mebel yang lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat luas dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Jawa Tengah berharap bahwa buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pelaku industri mebel, pengambil kebijakan dan masyarakat pengguna kayu jati dalam upaya mengatasi permasalahan krisis bahan baku kayu jati. Kerjasama antar beberapa pihak, yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam rangka mensosialisasikan buku ini sangat penting, sehingga buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
FORUM PENGEMBANGAN EKONOMI DAN SUMBER DAYA JAWA TENGAH KETUA
PROF.DR. MIYASTO
5
International Labour Organization
PRAKATA Kantor Perburuhan Internasional (ILO) telah menerbitkan buku ini untuk digunakan sebagai pedoman praktis guna membantu usaha kecil & menengah yang terlibat dalam industri kayu mebel Indonesia agar dapat menghadapi kesulitan-kesulitan yang dijumpai dalam hal mendapatkan bahan baku bermutu tinggi. Kebanyakan usaha-usaha berskala kecil dan menengah tersebut tidak bisa memperoleh informasi yang cukup tentang prosedur penggunaan bahan baku kayu secara tepat dan bijak. Dengan semakin mahal harganya dan semakin langkanya kayu bernilai tinggi seperti jati dan mahoni, sangat penting artinya bahwa perusahaan-perusahaan menggunakan bahan kayu tersebut secara efisien, guna mempertahankan daya saing mereka. Buku ini dimaksudkan memberi informasi praktis bagi perusahaan-perusahaan agar dapat meningkatkan mutu pekerjaan dan produktivitas mereka. Buku ini, bagi pengusaha kecil dan menengah, memberikan nasehat-nasehat berguna mengenai cara memakai bahan baku kayu secara tepat serta bijaksana, serta bagaimana caranya mengembangkan sikap positif dalam berkarya dan berbisnis. Melalui buku ini, diharapkan bahwa para pembaca akan mendapat gagasan-gagasan bagi peningkatan setiap tahap dalam proses produksi mebel dan demikian pula dengan mutu produk-produknya.
Alan Boulton
Direktur ILO Jakarta
INDUSTRI MEBEL KITA Industri mebel Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam kegiatan perekonomian. Industri di Jawa Tengah memberikan sumbangan sebesar 27% dari total ekspor pada tahun 2000. Tidak kurang 8000 unit usaha, tersebar di 32 sentra produksi antara lain: Sukoharjo, Blora, Klaten, Boyolali, Jepara- dengan 400.000 pekerja. Dalam tiga tahun terakhir, pelaku industri mebel merasakan pengaruh penurunan order mebel –terutama dari buyer luar negeri-, bagi kelangsungan usahanya. Masalah pertama yang dirasakan adalah sulitnya memperoleh bahan baku berkualitas –terutama Jati- dan persaingan produk di pasar internasional yang makin ketat. Sekalipun Indonesia memiliki potensi disain, kekayaan budaya dan bahan kayu berkualitas (Jati), mebel kita kalah bersaing dengan mebel asal Cina dan Vietnam, utamanya untuk produk kelas menengah-bawah. Kondisi ini bisa mengakibatkan industri kita tidak bertahan lama. Bukan mustahil banyak orang akan kehilangan pekerjaan, jika kelemahan dan kekurangan dalam mengelola industri mebel tidak segera diperbaiki. Perbaikan dan perubahan yang harus dilakukan dalam industri mebel kita meliputi: pembenahan manajemen, pengembangan teknologi yang tepat dan peningkatan kreatifitas. Buku ini meringkas 10 langkah dan pola sikap positif yang terbukti dapat membuat industri bertahan dari ancaman tersebut diatas. Ada dua pilihan tindakan menghadapi kondisi tersebut diatas, pertama: menyikapi secara positif, kedua: menyikapi secara negatif. Masing-masing pilihan memberikan hasil yang berbeda dan sangat menentukan nasib usaha mebel kita.
7 halaman 1
Usaha mebel TELADAN Memandang permasalahan yang dihadapi sebagai tantangan, berusaha mencari informasi, mau belajar serta berusaha melakukan perubahan dan perbaikan
halaman 2
Usaha mebel MUNDUR Karena keterbatasan informasi, mereka memandang permasalahan sebagai bagian dari nasib. Menyikapi masalah dengan penyelesaian jangka pendek, yang sebenarnya merugikan diri sendiri. Merasa sudah menjalankan usaha dengan benar, tidak perlu melakukan perubahan, tidak terbuka terhadap perubahan.
halaman 3
1
Memilih kayu resmi yang berkualitas dan memakai kayu alternatif Hanya membeli kayu yang baik kualitasnya, dari sumber resmi
halaman 4
1
Sangat tergantung pada Jati, pertimbangan harga lebih utama dari pada kualitas Karena ingin untung besar, selalu mencari kayu yang harganya murah dan mengabaikan kualitas Membeli kayu liar dengan kualitas yang tidak terjamin, untuk menekan ongkos produksi
halaman 5
Memilih kayu resmi yang berkualitas dan memakai kayu alternatif
Menyesuaikan mutu kayu dengan jenis produk yang akan dibuat Mempergunakan jati hanya untuk mebel kualitas tinggi (ukiran, produk eksklusif)
Jati makin bernilai bila dipergunakan untuk bahan mebel kelas atas -mebel antik, mebel ukir
halaman 6
Sangat tergantung pada Jati, pertimbangan harga lebih utama dari pada kualitas
Selalu berpikir bahwa pembeli tidak mau produk yang terbuat dari kayu selain jati Berpikir bahwa menggunakan kayu alternatif repot dan sulit dalam produksinya
Kayu Jati terlalu berharga untuk mebel biasa
halaman 7
Memilih kayu resmi yang berkualitas dan memakai kayu alternatif
Memberi pertimbangan kepada pembeli tentang penggunaan kayu selain jati untuk produk tertentu (mebel kelas menengah, untuk kebutuhan dalam ruangan)
Mindi Sengon Pilang
Jati Pinus Sonokeling Mahoni
Balau Merbau Duren Weru Medang
halaman 8
Sangat tergantung pada Jati, pertimbangan harga lebih utama dari pada kualitas
Ikut mengakibatkan praktek penebangan liar susah dihentikan
Akibat penebangan yang tidak terkendali, pohon Jati tidak tersisa lagi
halaman 9
Memilih kayu resmi yang berkualitas dan memakai kayu alternatif
Hasil Usaha tetap jalan dan dapat bertahan, sekalipun pasokan Jati makin langka Biaya produksi bisa ditekan Mebel yang dihasilkan bermacam-macam, tidak perlu mengeluarkan biaya pembelian bahan yang tinggi untuk produk biasa, sehingga bisa menawarkan produknya dengan harga yang sesuai Pembeli percaya dengan kualitas produk sekalipun tidak terbuat dari Jati Pembeli puas dan kembali dengan order baru Ikut menyumbang bagi upaya pelestarian hutan
halaman 10
Sangat tergantung pada Jati, pertimbangan harga lebih utama dari pada kualitas
Hasil Kualitas mebel yang dihasilkan rendah Produk yang dihasilkan itu-itu saja Pembeli kecewa dengan produk yang buruk Pembeli tidak kembali lagi Produksi terganggu karena berkurangnya pasokan Jati Mengambil resiko melanggar hukum
halaman 11
2
Mengeringkan, memotong, mengawetkan dan menyimpan papan dengan benar Mengerti bahwa kadar air adalah faktor terpenting dalam pembuatan mebel berkualitas Menghasilkan mebel berkualitas dengan kadar air sesuai dengan tujuan pengiriman Membeli alat ukur yang tepat Memasukkan lama pengeringan dalam perhitungan lama produksi dan disampaikan kepada buyer
Alat ukur kadar air metode paku
halaman 12
Pengeringan alami pada papan
2 Cenderung ingin menyelesaikan order secepat-cepatnya Ingin cepat menjual produk Tidak tahu bahwa mebel yang kadar airnya masih tinggi mudah retak Tidak punya informasi tentang perbedaan iklim negara tujuan pengiriman dan hubungannya dengan kadar air mebel Tidak tahu bahwa tiap jenis dan ketebalan kayu perlu suhu dan lama pengeringan yang berbeda Tidak memasukkan lama waktu pengeringan dalam perhitungan lama produksi Berpendapat bahwa kayu sudah cukup kering dengan dijemur begitu saja Mengambil cara mudah dengan membuat pengeringan buatan yang seadanya Kalaupun memakai kiln dry, tidak mempertimbangkan jenis, ketebalan kayu, suhu dan lama pengeringan Terburu-buru melakukan pengeringan karena mengejar order
Mebel retak, akibat proses produksi yang terburu-buru
halaman 13
Mengeringkan, memotong, mengawetkan dan menyimpan papan dengan benar
Tahu berbagai jenis papan –radial, semi radial, tangensial- dengan berbagai sifatnya Tahu menggunakan papan yang tepat untuk tiap bagian mebel
Papan Tangensial Papan tengah/hati Papan Semi Radial Papan Radial
Papan Tangensial Gambar dekoratif serat kayu indah Sifat papan paling tidak stabil Bentuk cacat: baling, melengkung Paling banyak dihasilkan dari pembelahan kayu bulat
halaman 14
Papan Radial Gambar dekoratif serat kayu tidak sebagus papan tangensial Sifat papan paling stabil Tidak mudah mendapatkan potongan radial
Papan Semi Radial Gambar dekoratif serat kayu kurang bagus Sifatnya lebih stabil dibandingkan papan tangensial Bentuk cacat diagonal (diamonding)
Cenderung ingin menyelesaikan order secepat-cepatnya
Suka cara mudah dan cepat dalam pemotongan kayu dengan memakai cara jeblosan Hanya memakai papan jenis tangensial, karena paling mudah didapat Tidak tahu bahwa dari kayu bulat bisa dihasilkan beberapa jenis papan Tidak tahu bahwa untuk pelebaran papan hasil terbaik bila memakai papan radial atau semi radial Tidak tahu cara pelebaran papan yang benar Sambungan terbuka
Sambungan tidak rata
Pelebaran papan tangensial
Pelebaran papan radial
Pelebaran papan semi radial
halaman 15
Mengeringkan, memotong, mengawetkan dan menyimpan papan dengan benar
Melakukan pengawetan kayu dengan cara rendam/celup Proses dilakukan dengan memperhitungkan keselamatan kerja
PENGAWETAN SISTEM DINGIN DENGAN MENGGUNAKAN DRUM Kayu Tutup bak pencelupan
Plat besi Drum Minyak pengawet Seng
halaman 16
Cenderung ingin menyelesaikan order secepat-cepatnya
Tidak melakukan pengawetan, beranggapan bahwa finishing sudah cukup melindungi mebel Kalaupun melakukan pengawetan hanya dengan cara asal dilabur atau disemprot Tidak mempertimbangkan keselamatan kerja
halaman 17
Mengeringkan, memotong, mengawetkan dan menyimpan papan dengan benar
Menyimpan papan hasil pengeringan di dalam ruang, dengan ganjal, sirkulasi udara bagus, tidak lembab Menyimpan balok dibawah naungan dan diberi paku S & U pada ujungnya PENGERINGAN ALAMI Kayu ganjal Papan
Papan
Tumpukan silang
Tumpukan sandar
PAKU U
halaman 18
PAKU S
Cenderung ingin menyelesaikan order secepat-cepatnya
Menyimpan papan asal tumpuk, tidak terlindung dari lembab, panas, air dan serangga Tidak tahu bahwa papan yang disimpan sembarangkan akan rusak (baling, retak, jamur) atau basah lagi Menyimpan log sembarangan, tidak terlindung, tidak tahu pentingnya paku U & S
KAYU BURUK
KAYU SUSUT
Mata kayu Retak
Kayu susut
halaman 19
Mengeringkan, memotong, mengawetkan dan menyimpan papan dengan benar
Hasil Mebel yang dihasilkan berkualitas tinggi Awet, tidak retak sekalipun digunakan di negara empat musim Pembeli puas dan yakin dengan jaminan kualitas
halaman 20
Cenderung ingin menyelesaikan order secepat-cepatnya
Hasil Mebel yang dihasilkan buruk, retak, lepas konstruksi Mebel tidak awet Pembeli kecewa Order berhenti Pemilik usaha dan pekerja sengsara
halaman 21
3 Hemat & bijak memakai bahan kayu Membuat kreasi disain yang irit bahan kayu (ramping), menggabungkan bahan lain (rotan, logam, serat alam, batok kelapa) Menggabungkan beberapa jenis bahan kayu –konstruksi utama Jati, bagian lain kayu alternatif-
halaman 22
3 “…Produksi mebel, ya sudah seperti itu…!” Menggantungkan order hanya dari beberapa buyer saja Karena merasa berpengalaman, menganggap sepele perencanaan produksi
Dari waktu ke waktu hanya membuat mebel ini saja.
halaman 23
Hemat & bijak memakai bahan kayu
Melakukan perencanaan produksi dengan benar Membuat barang contoh dengan benar untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku dengan tepat Menggunakan alat yang tepat, mal yang baik, sehingga kayu terpotong dengan tepat
Melakukan perencanaan produksi
halaman 24
“…Produksi mebel, ya sudah seperti itu…!”
Tidak ingin belajar disain baru, hanya membuat mebel jenis tertentu yang sudah dikuasai Tidak mampu mengusulkan pilihan disain atau produk baru kepada buyer Cenderung meniru disain milik orang lain Berpendapat bahwa mebel yang bagus adalah yang terbuat hanya dari Jati Tidak memiliki informasi perubahan selera pasar
Hanya bisa membuat mebel tertentu saja
halaman 25
Hemat & bijak memakai bahan kayu
Hasil Sangat sedikit kayu terbuang Biaya produksi layak bahkan bisa ditekan Produk yang dihasilkan kualitasnya terjamin Produk bervariasi, membuka pasar baru Pembeli terkesan dengan daya kreasinya dan menjadi menghargai mebel-mebel kombinasi Pendapatan bertambah Ikut menyumbang bagi kelestarian hutan
halaman 26
“…Produksi mebel, ya sudah seperti itu…!”
Hasil Produk yang dihasilkan tidak bervariasi Tidak mampu menghasilkan mebel jenis baru Tidak bisa memetik keuntungan dari perubahan selera pasar Biaya produksi tinggi, akibat boros pemakaian bahan baku Mendapat citra buruk sebagai peniru disain
halaman 27
4 Memanfaatkan sisa kayu Menghasilkan produk sampingan dari sisa kayu Memiliki pekerja yang kreatif untuk mengolah kayu sisa jadi produk seni Hanya membuang bagian kayu yang benar-benar tidak bisa lagi dimanfaatkan Menawarkan ke buyer produk sampingan yang dimilikinya
Produk sampingan dari kayu sisa
halaman 28
4 Tidak tertarik memanfaatkan kayu sisa, selain untuk bahan bakar Tidak pernah berpikir memanfaatkan kayu sisa, sekalipun pernah melihat produk kerajinan dari kayu sisa Merasa keahliannya adalah membuat mebel, bukan membuat kerajinan Kayu sisa dalam potongan besar yang masih bagus, dicampur dengan sisa kayu kecil-kecil, lalu dibakar
Tidak memanfaatkan kayu sisa untuk produk kerajinan, hanya mau membuat mebel
halaman 29
Memanfaatkan sisa kayu
Hasil Memiliki daya tarik lain dari usahanya Mendapat citra baik karena kreatif Memiliki peluang membuka pasar baru Mendapatkan pendapatan tambahan
halaman 30
Tidak tertarik memanfaatkan kayu sisa, selain untuk bahan bakar
Hasil Kehilangan peluang menghasilkan produk selain mebel Tidak mendapat keuntungan tambahan Malas berkreasi, usaha tidak bergairah Bila order mebel sepi, praktis pekerja menganggur
halaman 31
5 Merencanakan dan menghitung biaya produksi dengan cermat Aktif mencari informasi perkembangan pasar Menghitung seluruh biaya produksi (listrik, upah seluruh pihak yang terlibat, pengepakan, pengiriman, administrasi, pemeliharaan alat, asuransi, biaya kontrol kualitas dll) dengan teliti Melakukan pencatatan order dengan lengkap, teliti dan benar, meliputi: disain, di daerah/negara mana produk akan pakai, untuk keperluan apa (dalam ruang – luar ruang), Mampu menghitung kebutuhan bahan baku, lama produksi, tingkat kesulitan pengerjaan Mampu menetapkan harga yang layak Menyimpan seluruh dokumen order yang pernah diterima, sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan produksi lebih lanjut
halaman 32
5 Terburu-buru menyetujui order Hanya menunggu order datang Menetapkan harga dengan pertimbangan asal dapat order Bila mendapat tawaran order, langsung diterima tanpa perhitungan harga yang tepat Menetapkan biaya produksi (pembelian bahan baku, upah kerja dll) berdasarkan nilai order yang disetujui Cenderung memperebutkan order dengan banting harga Dari salah perhitungan, supaya masih dapat untung, mengorbankan kualitas produk (beli bahan baku tidak berkualitas, bayar upah rendah, beberapa biaya tidak dihitung, proses produksi dipercepat) Tidak melakukan perencanaan produksi dengan benar
Menetapkan harga berdasarkan perkiraan
halaman 33
Merencanakan dan menghitung biaya produksi dengan cermat
Hasil Proses produksi lancar Tidak mengalami kerugian akibat salah hitung Menepati order sesuai jadwal pengiriman Mampu merespon order baru dengan cepat Pembeli senang dan percaya Citra baik
halaman 34
Terburu-buru menyetujui order
Hasil Produk yang dihasilkan tidak sesuai order Keuntungan tipis atau bahkan rugi Pekerja tidak semangat karena upah rendah Buyer protes, kecewa tidak kembali lagi
halaman 35
6 Mengelola ruang kerja dengan cermat Ruang kerja dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kelancaran produksi Tata letak mesin diperhatikan sesuai fungsi dan alur produksi Mesin dan peralatan terawat dan tertata rapi Ruangan cukup cahaya, rapi dan bersih, ventilasi dan sirkulasi udara bagus
halaman 36
6 Ruang kerja seadanya Tidak menganggap penting menyiapkan ruang kerja yang layak Tidak menganggap pekerja memerlukan ruang kerja yang baik Ruang kerja gelap – kurang cahaya-, berantakan, sirkulasi udara terbatas, jadi pengap, bising Peletakan mesin tidak diatur, peralatan tidak diletakkan ditempatnya dengan rapi
Ruang kurang cahaya dan kerja asal-asalan
halaman 37
Mengelola ruang kerja dengan cermat
Menerapkan prinsip keselamatan kerja (mesin dengan pelindung, mesin pengumpul debu, penutup hidung, sarung tangan, kacamata, pemadam kebakaran dll) Pekerja bekerja dengan baik, bersemangat dan sehat Menerapkan disiplin dalam pengelolaan dan perawatan ruang kerja
halaman 38
Ruang kerja seadanya
Mesin dan peralatan tidak terawat Tidak memperdulikan prinsip keselamatan kerja
halaman 39
Mengelola ruang kerja dengan cermat
Hasil Proses produksi berjalan lancar Order bisa dipenuhi tepat waktu Mutu produk terjamin Jarang terjadi kecelakaan kerja Pekerja lebih bersemangat dan tekun Kontrol terhadap pekerja dan hasil pekerjaannya lebih mudah Tidak keluar biaya tak terduga, akibat alat rusak, hilang ataupun kecelakaan kerja Kepercayaan buyer meningkat
halaman 40
Ruang kerja seadanya
Hasil Sering terjadi kesalahan produksi Sulit mengontrol pekerja dan hasil pekerjaannya Pekerja tidak bekerja dengan baik Kesehatan pekerja buruk, sering tidak masuk karena gangguan kesehatan Sering terjadi kecelakaan kerja Ketika dibutuhkan alat tidak berfungsi dengan baik Mutu barang tidak terjamin Order tidak dipenuhi tepat waktu Pembeli kecewa, tidak datang lagi Order makin sepi
halaman 41
7 Memelihara hubungan baik dengan pekerja Menyadari bahwa pekerja adalah kekuatan inti usahanya Pekerja yang sehat dan bahagia akan menjadi produktif Setiap pekerja dengan berbagai keahlian dan fungsi punya peran sama penting Memahami bahwa menghasilkan produk berkualitas adalah hasil kerja bersama Melakukan peningkatan keahlian pekerja melalui pelatihan & kursus Membangun hubungan kerja berdasarkan kontrak dan perincian tugas tanggung jawab yang jelas Menyediakan jaminan biaya kesehatan dan mengasuransikan keselamatan pekerja Mau mendengarkan masukan-masukan dari pekerja dan mendiskusikan dengan terbuka
halaman 42
7 “…Sudah untung bisa kerja!!!” Memperlakukan pekerja dengan tidak adil, membeda-bedakan Anggota keluarga yang terlibat kadang tidak diberi upah layak, atau lebih diistimewakan Sewenang-wenang menetapkan upah, bila usaha rugi upah pekerja dipotong Tidak ada kontrak kerja, pemutusan hubungan sepihak Tidak mengajak pekerja ikut serta memikirkan masalah perusahaan Tidak peduli peningkatan keterampilan pekerja Tidak mendorong pekerja mempergunakan alat-alat untuk keselamatan kerja Tidak mau menanggung resiko terjadinya kecelakaan kerja
halaman 43
Memelihara hubungan baik dengan pekerja
Hasil Proses managemen berjalan baik Punya pekerja tetap dengan keterampilan tinggi Pekerja punya rasa memiliki terhadap perusahaan Produktifitas meningkat Kepercayaan buyer meningkat
halaman 44
“…Sudah untung bisa kerja!!!”
Hasil Pekerja tidak bersemangat Kualitas produk yang dihasilkan tidak tetap -kadang bagus, kadang burukPekerja tidak bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya Tidak punya pekerja tetap yang terampil Buyer kecewa
halaman 45
8 Membangun komunikasi yang baik dengan pembeli Memperlakukan buyer sebaik mungkin Tidak membedakan perlakuan kepada buyer besar maupun buyer kecil Memenuhi order dengan penuh tanggung jawab (tepat waktu, mutu terjamin, sangat bertanggung jawab pada pembeli Tidak ingin merugikan pembeli, tidak mau menipu, Memberikan pertimbangan dan masukan tentang produk demi kebaikan dan keuntungan bersama Memberikan jaminan mutu untuk setiap produk yang dihasilkannya Memperhatikan keluhan pembeli, mau melakukan perbaikan bahkan mau mengganti bila ada produk rusak Mau mendengarkan masukan dari buyer, Menjadikan buyer sebagai salah satu sumber informasi tentang selera pasar Memiliki data tentang pembeli, secara berkala melakukan kontak dengan pembeli, untuk menawarkan produk jenis baru, menanyakan kualitas produk yang sudah dipakai oleh pembeli Punya karyawan khusus urusan kepuasan buyer (customer service)
halaman 46
8
“…Pokoknya ada yang mau beli mebel saya, kalau tidak kembali lagi, ya…cari buyer lain…” Tidak berniat membangun hubungan baik dengan pembeli Cenderung ingin mengambil untung sebesar-besarnya pada kesempatan pertama berhubungan dengan pembeli Tidak memperdulikan keluhan pembeli dan masukan yang diberikan pembeli Mengambil sikap tidak peduli ketika pembeli kecewa dan tidak kembali lagi Berpendapat bahwa bila satu pembeli pergi, masih bisa mencari pembeli lain untuk jadi korban berikutnya Tidak merasa perlu memiliki data pembeli, tidak pernah melakukan kontak hubungan dengan pembeli Tidak mau tahu apa yang sekarang menjadi selera pasar
Suka keuntungan sesaat, merugikan diri sendiri
halaman 47
Membangun komunikasi yang baik dengan pembeli
Hasil Hubungan baik-jangka panjang dengan pembeli Pembeli yang puas akan datang lagi dengan order baru Tahu perkembangan pasar dan perubahan selera pasar Citra yang baik akan berkembang dari mulut ke mulut Tidak pernah sepi order
halaman 48
“…Pokoknya ada yang mau beli mebel saya, kalau tidak kembali lagi, ya…cari buyer lain…”
Hasil Produknya tetap, tidak berkembang Jumlah pelanggan tidak bertambah Kehilangan peluang mendapatkan informasi tentang teknologi baru, Pembeli kecewa, tidak kembali lagi
halaman 49
9 “..Yang terpenting, kualitas mebel unggul !!!” Menerapkan kontrol kualitas pada seluruh tahap produksi (pemilihan bahan, pengeringan, disain, konstruksi, finishing, pengepakan & pengiriman) Memberi instruksi yang jelas kepada pekerja tentang target mutu Cepat memperbaiki kesalahan yang muncul dalam proses produksi Memiliki karyawan yang khusus bertugas melakukan kontrol kualitas Mencatat riwayat keluhan buyer (produk cacat, lepas konstruksi, retak, finishing rusak), berikut cara penanganan
halaman 50
9 Tidak peduli kualitas produk Ingin cepat selesai order, lalu pindah order berikutnya Cenderung mengutamakan keuntungan jangka pendek, tidak peduli hubungan baik jangka panjang Tidak melakukan kontrol kualitas pada tiap tahap produksi Kontrol kualitas dilakukan, namun bukan untuk menghasilkan produk bermutu (menggunakan alat ukur yg tidak sesuai) Tidak memiliki catatan keluhan buyer Tidak memiliki perencanaan produksi
Tidak tahu cara pengeringan yang benar
Mempergunakan kayu yang masih basah
halaman 51
“..Yang terpenting, kualitas mebel unggul !!!”
Hasil Kepercayaan buyer meningkat Order baru datang Produk selalu bermutu tinggi
halaman 52
“...Tidak peduli kualitas produk !!!”
Hasil Mutu produk buruk (tidak awet, retak, lepas konstruksi, finishing rusak) Produk ditolak Pembayaran order terganggu Kehilangan peluang mendapat untung Kehilangan buyer
halaman 53
10 Membangun jaringan kerja Bergabung/berkelompok dengan sesama perajin dalam pembelian bahan baku, pemotongan kayu, proses pengeringan, transportasi, pengawetan, penyimpanan Saling bertukar informasi dan pengetahuan Mengikuti pameran dagang bersama Membuka hubungan dengan lembaga penelitian, lembaga pemerintah, kamar dagang, asosiasi industri, perguruan tinggi, lembaga pengembangan masyarakat Memperkuat hubungan kerja dengan mitra usahanya (pemasok bahan produksi, toko mebel, perusahaan jasa promosi, jasa pengangkutan, jasa komunikasi)
Membina kerjasama dan hubungan kerja, semua pihak diuntungkan
halaman 54
10 Tidak membangun jaringan kerja Menganggap sesama perajin sebagai pesaing Ingin menjadi yang paling untung dan paling maju Tidak mau berbagi informasi dan pengetahuan Beranggapan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha Tidak merasa perlu melihat keadaan diluar dirinya
Merasa sudah benar, tidak mau berubah
halaman 55
Membangun jaringan kerja
Hasil Posisi tawar –terhadap buyer, pemerintah- lebih kuat Efek berantai yang membuat iklim usaha bergairah Kesejahteraan masyarakat meningkat
halaman 56
Tidak membangun jaringan kerja
Hasil Tertutup dari informasi tentang perubahan dan perkembangan industri mebel Terkungkung dalam rutinitas dan beban usaha Terkucil
halaman 57
Usaha mebel TELADAN Tidak pernah kehabisan order Produknya berkualitas dan bervariasi Produk mampu bersaing dan masuk ke berbagai negara Pekerjanya terampil, produktif dan sejahtera Produktifitas usaha tinggi Usahanya makin berkembang Buyer terus bertambah Mendapat citra bagus Turut berperan bagi upaya pelestarian hutan Turut menyumbang pertumbuhan perekonomian daerah
halaman 58
Usaha mebel MUNDUR Usaha tidak berkembang Order makin berkurang Produktifitas rendah Pekerja menganggur/PHK Pendapatan makin berkurang Citranya buruk dan akan berkembang dari mulut ke mulut Bangkrut
halaman 59
Daftar Alamat Pendukung Pendidikan Industri Kayu (PIKA) Jl. Imam Bonjol 96 Semarang 50139 Tel. : 024 - 354 6460 Fax. : 024 - 358 2641 Jl. Lingkar Taman Industri Blok.A.2-1 Jatibarang, Mijen, Semarang
FEDEP Kabupaten Pekalongan Jl. Raya Bhakti No. 30 Pekalongan
ATIKA (Akademi Teknologi Industri Kayu) Jl. Pekeng – Tahunan Jepara Tel/Fax.: 0291 - 595477
FEDEP Kabupaten Cilacap Jl. Damar No. 41 Rt/Rw. 02/09 Cilacap
FEDEP Kabupaten Banyumas Gd. F Fak. Ekonomi UNSOED Jl. HR. Bunyamin Purwokerto
FEDEP Kabupaten Sukoharjo Jl. Solo Stasiun KA. Gawok Km. 8 No. 46 Gatak Sukoharjo Asmindo (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) : Asmindo Komda Jepara Jl. Raya Tahunan Pekeng Km. 4 No. 16 Jepara 59427 Tel/Fax.: 0291 - 591257 Asmindo Surakarta Jl. Letjend. Suprapto No. 80 Banjarsari, Surakarta Telp/Fax.: 0271 - 731041 Asmindo Komda Semarang Jl. Erlangga Tengah III/47 Semarang Tel/Fax.: 024 - 8319841
FEDEP (Forum for Economic and Employment Promotion) : FEDEP Kabupaten Jepara Jl. Ki Mangunsarkoro No. 17A Jepara FEDEP Kabupaten Wonosobo Jl. Jogonegoro No. 39 Wonosobo FEDEP Kabupaten Pati Jl. Sunan Kudus II / 10B Juwana Pati FEDEP Kabupaten Klaten Jl. Ki Ageng Bribig No. 28 Klaten
Sekolah Ukir FEDEP Jepara Jl. Ki Mangun Sarkoro No. 17A Jepara Sekretariat Forum PESD (Pengembangan Ekonomi Dan Sumber Daya) Jawa Tengah Gedung Pusat Promosi & Rancang Bangun (PPRB) Jl Imam Bonjol No. 156-160 Semarang Tel.: 024 - 3554504, Fax.: 024 - 3554507 Email :
[email protected] Website : www.fpesd.org Pusat Desain Nasional Gedung Depperindag Lt. 15 Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Tel/Fax.: 021 - 5251729, 5255509 ext. 2178 Fax. : 021 - 525 1729 Website : www.designcenter.or.id Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Jl. Letjen.S.Parman 112 Jakarta 11440 Tel. : 021- 5666729, 567 4229 ext. 138 Fax. : 021- 5666729, 5666732 CEMSED (Center For Micro and Small Enterprise Dinamics) Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Tel. : 0298 - 321212 ext. 217 Fax. : 0298 - 321433
Daftar Alamat Pendukung Klinik Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Jl. Imam Bonjol 1 Semarang Tel. : 024 - 8417221 Fax. : 024 - 8419902, 841 9903 Klinik Kayu Departemen THH Fahutan IPB Sekretariat : Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Tel.: 0251 - 621285 Fax. : 0251 - 621256 Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah Jl. Menteri Supeno I/2 Semarang KADIN Jawa Tengah Jl. Pemuda No. 142 Semarang GTZ RED (Regional Economic Development) Jl. Mayor Kusmanto No. 109 Klaten 57414 Tel.: 0272 - 328990 Fax.: 0272 - 328991 BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) Jl. Abdul Muis No. 6-8 Jakarta Pusat
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jl.Gunung Batu 5 Bogor Tel. : 0251-633 378 PT. Perhutani (Persero) Unit I Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang Tel.: 024 – 413631/8413631 Ps.364 Fax: 024 - 43142 Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. K.S.Tubun 5, Subang 41213 Tel. : 0260 - 411478, 412878 Fax. : 0260 - 411 239 PT. PNM (Permodalan Nasional Madani) kantor cabang Semarang Graha HSBC lantai 5 Jl. Gajah Mada 135 Semarang 50134 Telp : 024- 8453975-76-77 Fax : 024- 845 3978 email :
[email protected] website : www.pnm.co.id
DETRO Jl. KM. Sukri No. 17A Jepara Tel/Fax.: 0291 - 594671 BDS Asmindo Jepara (Klinik Desain UKM) Jl. Raya Tahunan Pekeng Km. 4 No. 16 Jepara, 59427 Telp/Fax. (0291) 591257 PPEI (Pendidikan Dan Pelatihan Ekspor Indonesia) Jl. Letjend. S. Parman 112 Grogol Jakarta 11440 FORDA (Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan) Gd. Manggala Wanabhakti Blok VII Lt. 4 Jakarta 10270 Tel. (021) 5730111, 5730398 Fax (021) 5720392 Website : http://www.forda.org
3