02/03/2012
Batasan/Pengertian Metoda Ilmiah (scdientific method) adalah:
Ilmu dan Metoda Ilmiah
A WAY OF INVESTIGATION BASED ON COLLECTING, ANALYZING, AND INTERPRETING SENSE DATA TO DETERMINE THE MOST PROBABLE EXPLANATION ( Barry, 1980)
p h e n o m e n o n , (p l u ra l p h e n o m e n a ) = a fa c t o r a n e ve n t i n n a tu re o r s o c i e ty, e s p e c i a l l y o n e th a t i s n o t fu l l y u n d e rs to o d S e n s e d a ta = d a ta yg d a p a t d i i d e ra K a i d a h = a tu ra n ya n g s u d a h p a s ti , p a to ka n .
AN EFFORT TO ACHIEVE INCREASING UNDERSTANDING OF PHENOMENON BY
METODE ILMIAH ADALAH
(1) DEFINING PROBLEM SO AS TO BUILD ON AVAILABLE KNOWLEDGE,
SUATU CARA INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN
(2) OBTAINING INFORMATION ESENTIAL FOR DEALING WITH THESE PROBLEMS,
DIANDALKAN, DENGAN MENGGABUNGKAN CARA
(3) ANALYZING AND INTERPRETING THESE DATA IN ACCORDANCE WITH CLEARLY DEFINED RULES, AND
BERBASIS RATIO (DEDUKTIF), DAN INFERENSINYA
(4) COMMUNICATING THE RESULTS OF THESE EFFORTS TO OTHERS (Phillips, 1976)
PENELITIAN SESUAI DENGAN TAHAP KE”TAHUANNYA”
PEMAHAMAN TENTANG FENOMENA YANG DAPAT BERFIKIR BERBASIS EMPIRI (INDUKTIF), DAN DIPANDU OLEH KRITERIA KEBENARAN, SERTA DIOPERASIONALKAN DALAM BERBAGAI METODA
Phenomenon, (plural phenomena) = a fact or an event in nature or society, especially one that is not fully understood
1
02/03/2012
5 ITEM ELABORASI DARI DEFINISI TSB.
(1)yang menjadi konsern ilmu adalah eksplanasi tentang fenomena (baik fenomena alam maupun fenomena sosial ); (2)eksplanasi itu harus dapat diandalkan; (3) cara berpikirnya merupakan gabungan dari cara berpikir induktif (berbasis empiri) dengan cara berpikir deduktif (berbasis ratio); (4)inferensinya dipandu oleh kriteria kebenaran, dan (5)investigasinya dijabarkan dalam berbagai metode penelitian
Apa itu Ilmu ?
Explanation = a statement, that tells you why sth happened; a reason given for sth Penjelasan = perbuatan menjelaskan, menguraikan secara terang Inference = a scientific or academic examination of the facts of a subject or problem Investigation = a scientific or academic examination of the facts of a subject or problem Research = a careful study of a subject, to discover new facts or information about it
Bandingkan definisi-defrinisi berikut: PENGETAHUAN • segenap apa yang kita ketahui m engenai segala obyek • Berfungsi sbg; etika (yg baik dan yg buruk), estetika indah dan yang jelek) logika (yg benar dan yang salah) • Diperoleh m elalui pem ikiran/ penalaran, pengam atan/ observasi, perasaan, intuisi, transendsensi, w ahyu. • Yang bersifat em pirik, non em pirik, m aupun keduanya PENGETAHUAN NON ILM IAH ; m eliputi agam a, filsafat, m atem atika, PENGETAHUAN seni, sejarah, dsb. PENGETAHUAN ILM IAH ATAU ILM U ; penjabarannya disebut PENGETAHUAN teknologi.
trance = a state in which sb seems to be asleep but is aware intuition = the ability to know sth by using your feelings rather considering the facts; or a strong f eeling that sth is true although you cannot explain why empirical = based on experiments or experience rather than ideas Penalaran = suatu proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensiev idensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan
Ilmu = suatu eksplorasi ke alam materi, dan yang mencari hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai fenomena yang diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri (science is an exploration in the material univers, based on observation, which seek natural explanatory relations and which itself testing (Helton, 1958)
2
02/03/2012
Ilmu bersumber dari ratio dan indera.
Ilmu = kumpulan Ilmu Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya, dan disusun dalam bentuk yang berpola (Andi Hakim Nasution, 1980)
Artinya setelah fakta/fenomena/gejala alam ditangkap oleh indera, kita mencoba berolah pikir, agar fakta atau gejala alam itu : • tidak lagi menjadi misteri, dan • memungkinkan kita untuk meramalkan dan /atau mengontrol gejala tersebut. BER”NALAR”; PROSESNYA = PENALARAN
Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubunghubungkan faktas-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan (Borys Kerap, 1983)
CIRI HAKIKI PENGETAHUAN
Apapun jenis pengetahuannya, apakah itu ilmu, filsafat, seni atau cabang pengetahuan lain dapat ditelusuri melalui tiga ciri pembeda, yaitu melalui apa (ontologi), bagaimana (epistemolgi), dan untuk apa (aksiologi)
Ontologi Apakah yang ingin diketahui ilmu? Atau apakah yang menjadi bidang telaah ilmu? Ini adalah pertanyaan ontologis.
pengetahuan tersebut diketahui, disusun dan dimanfaatkan. Ketiga aspek inilah yang mencirikan hakekat suatu pengetahuan dan sekaligus membedakannya dengan pengetahuan lain.
3
02/03/2012
EPISTEMOLOGI (Bagaimana caranya ilmu itu diperoleh atau dibangun? Itu adalah pertanyaan EPISTEMOLOGIS)
ILMU DIBANGUN DENGAN MEMANFAATKAN DUA KEMAMPUAN MANUSIA Y.I. • PIKIRAN/RATIO (BERPIKIR SECARA RASIONAL ) • INDERA (MENGALAMI, MENANGKAP PENGALAMAN/EMPIRI, SENSE PERCEPTION).
BERFPIKIR YANG DITUNTUN OLEH PENGALAMAN. (Fakta empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia lewat pancainderanya).
ILMU DIBANGUN DENGAN • BERPIKIR SECARA RASIONAL dan • BERPIKIR SECARA EMPIRIS. Yang kesimpulan- kesimpulanya ditarik setelah dilakukan pengujian berulang-ulang. ILMU A POSTERIORI, FILSAFAT A PRIORI:
BERPIKIR SECARA RASIONAL TANPA EMPIRI (kesimpulan- kesim pulannya ditarik tanpa pengujian).
Ciri epistemologi berikutnya adalah anut pada TEORI KEBENARAN; yaitu KESIMPULAN-KESIMPULAN ILMU DITERIMA OLEH SEMUA ORANG (JADI UNIVERSAL) KARENA TERUJI ”KEBENARANNYA”, ATAU DAPAT DIANDALKAN, SEDANGKAN FILSAFAT DITERIMA PENGIKUTNYA (JADI TERBATAS) KARENA SECARA SPEKULATIFKONTEMPLATIF MEYAKINKAN.
• karena itu dalam filsafat kita mengenal adanya “penganut”, “aliran”, “kelompok”, atau “madhab”. • contemplation = the act of thinking deeply about sth • speculation = the act of forming opinions about w hat has happened might happen w ithout know ing all the facts:
koherensi, korespondensi, dan pragmatisme Itulah Kebenaran Ilmiah, yaitu kebenaran relatif, yang terikat waktu dan ruang, bukan kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan, Sang Pencipta.
Para ilmuw an biasanya menghindarkan diri dari penggunaan kata “benar”, untuk suatu kesimpulan ilmiah, tapi menggunakan kata ”teruji”.
4
02/03/2012
KOHERENSI
TEORI KOHERENSI
tubuh ilmu tersusun sangat sitematis.
KOHERENSI ADALAH KEBENARAN ILMIAH YG BERTUMPU PADA AZAS KONSISTENSI
Laiknya sebuah piramida terbalik, ilmu menyusun tubuh pengetahuannya secara konsisten berdasarkan pengetahuan ilmiah sebelumnya.
JADI HANYA BILA ADA KONSISTENSI DALAM ALUR BERBERPIKIR, MAKA KESIMPULA N YANG DITARIK ADALAH BENAR Konsisten dengan ilmu ilmu,, statement atau kesimpulan sebelumnya
contoh ”kesimpulan karbol dapat meningkatkan laju tumbuh tanaman”
KORESPONDENSI Filsafat juga memegang kriteria koherensi. Namun mengapa ilmu berkembang sangat pesat, jauh lebih pesat dari pengetahuan lainnya?
teori kebenaran lainnya, y.i. TEORI KORESPONDNSI.
TEORI KEBENARAN YANG MENDASARKAN DIRI KEPADA KRITERIA TENTANG KESESUAIAN ANTARA MATERI YANG DIKANDUNG OLEH SUATU PERNYATAAN DENGAN OBYEK YANG DIKENAI PERNYATAAN ITU. Bila kita menyatakan ”gula itu rasanya manis”, maka pernyataan itu adalah benar bila dalam kenyataannya gula itu memang manis.
5
02/03/2012
JADI ILMU TIDAK HANYA MENGANDALKAN PIKIRAN dalam menyusun pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan sistematis berdasarkan KRITERIA KOHERENSI , AKAN TETAPI JUGA SEKALIGUS MENGANDALKAN PANCAINDERA untuk menguji apakah pernyataan yang dihasilkan oleh proses berpikir itu juga sesuai dengan kenyataan sebenarnya berdasarkan KRITERIA KORESPONDENSI .
APAKAH DENGAN CARA DEMIKIAN PENGETA HUAN ILMIAH DAPAT SAMPAI KEPADA KEBENAR AN MUTLAK?
Itulah yang – secara epistemologis – ilmu itu disebut A -POSTERIORI : kesimpulan-kesimpulan ilmiah ditarik setelah dilakukan pengujian berulang-ulang. Karenanya pengetahuan ilmiah itu menjadi DAPAT DIANDALKAN, artinya bila komponen-komponennya dapat dipenuhi, maka dapat diulang kembali dengan hasil yang sama, atau dapat digunakan untuk meramal, atau mengontrol kejadian. Ciri keilmuan ini disebut REPRODUCEABLE.. REPRODUCEABLE
APAKAH DENGAN CARA DEMIKIAN PENGETA HUAN ILMIAH DAPAT SAMPAI KEPADA KEBENAR AN MUTLAK?
PRAGMATISME =TEORI KEBENARAN/KRITERIA TENTANG BERFUNGSI TIDAKNYA SUATU PERNYATAAN DALAM LINGKUP RUANG DAN WAKTU TERTENTU.
Tidak, tidak mungkin dan memang tidak perlu. Yang penting adalah – karena sifat keterandalannya, karena sifat reproduceablenya – pengetahuan ilmiah itu dapat berfungsi, walaupun hanya untuk kurun waktu dan ruang tertentu.
Inilah kriteria kebenaran bertikutnya; PRAGMATISME
Jadi bila suatu pengetahuan ilmiah secara fungsional mampu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala alam tertentu, maka secara pragmatis pengetahuan ilmiah itu adalah benar. CIRI KEILMUAN DEMIKIAN BIASANYA DIUNGKAPKAN SEBAGAI: ILMU BERSIFAT PROBABILISTIK.
6
02/03/2012
AKSIOLOGI BILA KEMUDIAN MUNCUL PENGETAHUAN ILMIAH LAIN Y ANG LEBIH FUNGSIONAL, MAKA ”KEBENARAN” KITA ALIHKAN KEPADA PENGETAHUAN ILMIAH BARU T ERSEBUT.
ü Untuk apa ilmu itu dibangun, atau akan digunakan untuk apa ilmu yang telah dibangun itu? Itulah pertanyaan-pertanyaan aksiologis.
JADI SECARA PRAGM ATIS DUNIA KEILM UAN M EM BERIKAN PREFERENSI KEPADA PENGETAHUAN ILM IAH YANG BERSIFAT LEBIH M EYAKINKAN DAN LEBIH BERSIFAT UNIVERSAL, KATIM BANG PENGETAHUAN ILM IAH SEBELUM NYA.
PRAGM ATGISM E BERPREFERNSI KEPADA YANG M EM PUNYAI KEM UNGKINAN PALING BESAR DAPAT M ENJAM IN KETERANDALAN.
ü Peran aspek aksiologi ini, akan dan harus lebih menonjol dalam memanfaatkan kebenaran ilmiah yang telah dicapai, atau dalam teknologi (applied sciences), bila teknologi diartikan sebagai pemanfaatan Ilmu atau sebagai Ilmu untuk kepentingan manusia.
tersusun sangat sistematis (buah dari kriteria koherensi), pengetahuan ilmiah anut kepada kriteria kebenaran.
nyata (karena diuji berulangulang u/ memenuhi kriteria korespondensi), dan sangat terandalkan (dipilih mana yang paling fungsional; u/ memenuhi kriteria pragmatisme )
7