BUKU PANDUAN KARYA ILMIAH 2015 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E, karena atas rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan “Buku Panduan Karya Ilmiah” yang ditujukan bagi mahasiswa/i dan Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Buku Panduan Karya Ilmiah ini merupakan acuan bagi mahasiswa maupun Dosen yang terlibat di dalam proses penulisan, bimbingan dan evaluasi karya tulis mahasiswa dalam bentuk karya ilmiah di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Tidak lupa pula, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak-pihak atau tim penyusun yang telah membantu: Agung, Danang, Dodi, Fachry, Hendra, Indrawati, Johan, Welhelmina, Ratih, Rosa, Usisa, dan seluruh Kaprodi FISIP ; Alvin Yulityas Sandy, Restu Rahmawati, Firman, Retnayu Prasetyanti, Restilia Polii di dalam penyelesaian “Buku Panduan Karya Ilmiah”, Karena atas bantuan dan masukannya, “Buku Panduan Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu kekurangan apapun. Kami berharap, dengan adanya “Buku Panduan Karya Ilmiah”, dapat membantu seluruh mahasiswa dan juga Dosen di dalam pembuatan karya ilmiah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta dapat meningkatkan kualitas penulisan di kalangan mahasiswa dan Dosen UTA’45 Jakarta.
Jakarta, 31 Agustus 2015, Koordinator Tim penyusun
Vidya. Kusumawardani, M.Si
i
Daftar Isi Halaman Judul………………………………………………………………………………….…...i Kata Pengantar……………………………………………………………………………….……..ii Daftar Isi ……………………………………………………………………………………….…...iii Latar Belakang Buku Panduan Penulisan ………………………………………………….……..1 Tujuan ………………………………………………………………………………………….…….2 Sasaran ………………………………………………………………………………………………2 Bab 1. Penggolongan dan Karakter Karya Ilmiah ……………………………………………….3 Penggolongan Karya Ilmiah ………………………………………………………………………….3 Karakteristik Karya Ilmiah …………………………………………………………………………...4 Bab II Tugas Kuliah Mahasiswa ………………………………………………………………….10 Makalash Essay ……………………………………………………………………………………..10 Critical Review ……………………………………………………………………………………...12 Bab III Laporan KKL dan KKN …………………………………………………………………15 Kuliah Kerja Lapangan ……………………………………………………………………………..15 Kuliah Kerja Nyata …………………………………………………………………………………27 Bab IV Tugas Akhir Skripsi ………………………………………………………………………41 Bab V Teknik Memilih dan Menuliskan Referensi ……………………………………………...62
BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH
A. LATAR BELAKANG Pembuatan karya ilmiah bagi kalangan mahasiswa adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai pelengkap beban studi mahasiswa untuk program Sarjana. Pembuatan buku panduan karya ilmiah ini difokuskan kepada empat jenis karya ilmiah yang biasa ada di dalam lingkungan Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, terutama untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Keempat jenis makalah ilmiah tersebut adalah: (a) Critical review; (b) Makalah essay; (c) Laporan Kuliah Kerja Lapangan dan Kuliah Kerja Nyata ; dan (d) Tugas Akhir Skripsi. Pembuatan buku panduan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa dan dosen di dalam proses pengerjaan keempat jenis karya ilmiah tersebut Kemampuan menulis sebuah karya ilmiah merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dan dosen. Kemampuan tersebut tidak semata-mata berkaitan dengan prosedur dan teknik penulisan sebuah karya akademik, tetapi juga dengan tuntutan substansial yang melekat padanya. Kedua hal tersebut sangat menentukan kualitas sebuah karya ilmiah. Namun, pada kenyataanya masih banyak kasus di dalam pembuatan sebuah karya ilmiah yang masih belum menunjukkan kaedah-kaedah yang seharusnya baik secara teknis maupun substantif. Bahkan muncul kasus dimana integritas akademik dikesampingkan hanya untuk tujuan jagka pendek seperti untuk pemenuhan angka kredit semata. Dengan adanya kondisi tersebut, maka makin banyak praktek plagiarisme yang saat ini melanda para akademisi. Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka kemungkinan besar akan menurunkan integritas akademik bangsa sebagai pilar penopang utama penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan dengan adanya buku panduan
ini akan
memberikan bantuan kepada seluruh pihak yang terkait untuk memberikan kemudahan di dalam proses pembuatan karya ilmiah terutama dalam bentuk tugas mahasiswa (makalah essay dan critical review), laporan KKL dan KKN, dan skripsi sehingga dalam proses pengerjaan ketiga jenis karya ilmiah tersebut mahasiswa sudah tidak lagi dihadapi pada kesulitan-kesulitan yang dapat menghambat proses pembuatan karya akademik.
B. TUJUAN Dalam rangka menjawab permasalahan yang meresahkan tersebut, terkait dengan problematika yang dihadapi di dalam proses pembuatan karya akademik untuk kalangan akademisi, maka kami merasa sangat dibutuhkan adanya pembuatan buku panduan yang menjelaskan tentang prosedur pembuatan karya ilmiah khususnya tugas mahasiswa, laporan KKL dan KKN, dan tugas akhir skripsi. Pembuatan buku panduan yang dikhususkan kepada pembuatan 1
keempat jenis karya ilmiah tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan tidak hanya di kalangan mahasiswa namun juga kalangan dosen sebagai sarana untuk membuat suatu karya ilmiah yang memenuhi standar ilmiah, namun tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kelengkapan administratif tetapi juga diharapkan makalah ilmiah yang telah dibuat oleh mahasiswa nantinya dapat dijadikan sebagai dokumen ilmiah yang pantas untuk diterbitkan secara nasional dan bisa dipertangungjawabkan .
C. SASARAN BUKU MAHASISWA
PANDUAN
UNTUK
PEMBUATAN
KARYA
ILMIAH
Sasaran pembuatan buku panduan untuk pembuatan karya ilmiah (scientific paper) ini ditujukan untuk semua lingkungan civitas akademika UTA’45 termasuk di dalamnya adalah LPPM, Rektorat, Dekan FISIP, Prodi di lingkungan FISIP, Dosen FISIP, Mahasiswa FISIP.
D. SKEMA PENYEBARAN S.O.P PEMBUATAN KARYA ILMIAH Gambar 1. Skema Penyebaran Pembuatan Karya Ilmiah
Tim Penyusun Buku Panduan Karya Ilmiah
Rapat senat Fakultas
KA
Rapat Senat Fakultas (Dekan FISIP, Prodi FISIP, Dosen FISIP) Rapat Koordinasi
Rapat Koodinasi
LPPM
SPMI
Publikasi
Mahasiswa FISIP
Rektorat
BAB 1 PENGGOLONGAN DAN KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH (SCIENTIFIC PAPER)
A. PENGGOLONGAN KARYA ILMIAH (SCIENTIFIC PAPER) Karya tulis ilmiah (scientific paper) biasa kita kenal dengan sebutan karya akademis (academic paper) adalah tulisan/laporan tertulis yang memparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh oleh sesorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh para akademisi. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung di dalam karya akademis tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction) dan pengawasan (control). Beberapa bentuk karya akdemis yang akan dibahas disini hanya kepada karya akademis berupa makalah essay, critical review, laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN),serta skripsi.
1. Makalah essay adalah adalah sebuah karya tulis ringkas yang biasanya sebagai tugas bagi kalangan mahasiwa dalam merangkum suatu topik pembahasan dan disertai dengan pembahasan atau analisis siswa terkait dengan topik yang diminta. Dalam pembahasan, mahasiswa diharapkan mampu mengaitkan permasalahan yang diangkat dengan teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya selama perkuliahan. Untuk halaman makalah essay biasanya hanya sekitar 10 halaman.
2. Critical Review secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku maupun artikel. Critical Review bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau artikel, tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterpretasi serta menganalisis. Dan critical review bukan merupakan pembuktian benar atau salah suatu artikel atau buku. Dalam critical review pembahasan lebih mengenai keunggulan dan kelemahan buku/artikel yang juga dijadikan pertimbangan bagi reviwer.
3. Laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah sebuah laporan yang berisi mengenai kegiatan yang sudah mahaiswa lakukan selama mengikuti program KKL, dalam rangka menganalisis kebijakan perusahaan yang dia ketahui selama praktek di perusahaan tersebut. Dengan pengamatan yang 3
telah mereka lakukan selama melakukan praktik kerja, diharapkan nantinya mereka akan mampu memberikan masukan/ rekomendasi kepada perusahaan berdasarkan teori-teori yang telah mereka dapatkan selama belajar di Universitas 17 Agustus 1945, untuk perbaikan perusahaan tersebut ke depannya.
4. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.
5. Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain; Sebenarnya antara makalah essay dengan skripsi tidak jauh berbeda, perbedaannya hanya terletak kepada struktur penulisannya. Selain itu di dalam pembuatan skripsi biasanya harus disertai dengan hasil penelitian yang dilakukan melalui survey lapangan dalam rangka menemukan hasil untuk mendukung ataupun menolak sebuah teori dalam rangka memberikan rekomenadasi kedepannya.
B. KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH (SCIENTIFIC PAPER) Adapun beberapa karakteristik yang harus dimiliki di dalam setiap penulisan karya akademis baik berup makalah essay maupun skripsi adalah sebagai berikut: 1. Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam pembahasan masalah; 2. Lugas, tidak emosional, bermakna tunggal sehingga tidak menimbukan interpretasi lain; 3. Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten; 4. Efektif, dalam artian ringkas dan padat; 5. Efisien hanya menggunakan kata atau kalimat yang mudah dipahami; 6. Objektif, berdasarkan fakta , setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu sesuai dengan keadaan 7. Sistematis, baik dalam peniulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku.
Menurut Swales dan Feak (2009), tulisan akdemik merupakan produk dari banyak pertimbangan, seperti pembaca, tujuan, organisasi, gaya, alur dan presentasi.Selain itu, sebuah 4
penulisan karya akademik harus memiliki argumen sebagai roh yang mengilhami seluruh kesatuan penulisan. Beberapa pertimbangan yang harus kita perhatikan di dalam pembuatan karya akademik adalah sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan pembaca Tulisan yang baik adalah tulisan yang dibuat dengan mempertimbangkan orang yang membacanya. Kesadaran ini harus tertanam bahkan sebelum proses penulisan dilakukan. Hal yang dipertimbangkan didalam penulisan akademik, pembacanya adalah komunitas akademik. Orang yang membaca tulisan akademik mahasiwa adalah orang-orang yang telah mengetahui topik itu. Kesadaran ini membawa konsekuensi kepada penulis untuk mampu membuat tulisan dengan serius, karena tulisan yang disajikan harus menunjukkan bahwa mahasiswa paham terhadap isu yang menjadi fokus perhatian mereka di dalam penulisannya. Dalam tataran yang lebih teknis, kesadaran terhadap pembaca ini muncul diantaranya melalui pemilihan kata, struktur kalimat, dan paragraf. Salah satu tugas penting bagi penulis adalah harus membuat pembaca merasa perlu untuk terus membaca. (Kane, 2000).
2. Memiliki kejelasan tujuan penulisan; Setiap tulisan akademik harus memiliki tujuan yang jelas yang tercermin dalam bentuk dan gaya penulisannya. Kane membagi tulisan berdasarkan tujuannya menjadi tiga yaitu to inform, to persuade, dan to entertain. Tulisan akdemik dalam kajian sosial dan politik lebih ke arah memberikan informasi dan membujuk.
a. Tulisan yang memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu eksposisi, deskripsi dan narasi (Kane,2000). Dalam penulisan eksposisi dapat menjelaskan posisi pemikiran penulis, menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja, teori dan isu kontroversial. Dalam tulisan deskripsi berhubungan dengan persepsi, terutama persepsi visual. Sedangkan untuk bentuk penulisan narasi berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dalam kaitan waktu. Sebagai penulis naratif idealnya harus mampu menjelaskan setiap peristiwa yang terjadi dan mencari kaitan antara peristiwa-peristiwa tersebut.
5
b. Tulisan yang bertujuan untuk membujuk (persuasif) memiliki tujuan untuk membujuk pembaca agar berpihak kepada pilihan penulis. Untuk dapat meyakinkan pembaca, penulis harus mampu menyajikan fakta dan bukti yang dapat mendukung argumen yang disampaikannya. Dalam tulisan akademik, seluruh bukti, fakta dan opini harus memiliki pembenaran akademik dan bukan berdasarkan asumsi dari penulis semata. Hal penting yang harus diperhatikan bagi penulis bahwa dalam penulisan ini harus dinyatakan dalam tulisan yang eksplisit dan tegas dan bukan samar-samar. Letak ekspresi tujuan ini biasanya berada di bagian awal sebuah tulisan akademik. Kebanyakan permasalahan yang terjadi di dalam bentuk penulisan akademik adalah banyak mahasiswa di dalam membuat penulisan akademik memiliki ketidakjelasan tujuan penulisannya. Sehingga dosen terpaksa harus menebak-nebak penulisan yang bahkan seringkali tidak memiliki kaitan dengan pembahasan.
3. Memiliki argumen yang meyakinkan; Salah satu poin vital dalam tulisan akademik adalah adanya argumen. Argumen pada intinya adalah sebuah presentasi logis secara formal tentang suatu pendapat, klaim, posisi atau cara pandang tertentu yang berkaitan dengan suatu isu yang menjadi perhatian komunitas akademis. Jika tujuan penulisan adalah rohnya, maka argumen adalah manifestasi riil dari tujuan tersebut. Istilah argumen juga sering digunakan secara bergantian dengan klaim atau hipotesis. Dalan argumen, klaim dan hipotesis tentunya harus didukung oleh bukti-bukti pendukung lain. Prinsip argumen yang pertama adalah bahwa harus kontroversial. Kontroversi tersebut bisa berupa pernyataan baru tentang fenomena baru. Kontroversi baik berupa falsifikasi maupun inovasi adalah kunci bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Sebuah argumen akademik juga harus bersifat persuasif. Kekuatan sebuah argumen persuasive terletak pada kemampuan retoris penulis. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan atau seni dalam memadukan perangkat rasional, emosional, dan gaya tertentu untuk meyakinkan pembaca. Selain kontroversial dan persuasif, sebuah argumen yang baik harus dimulai dengan suatu pernyataan yang bersifat debatable yaitu suatu pernyataan yang diyakini oleh seorang penulis namun potensial untuk ditolak oleh orang lain, atau kontroversial yang dapat memicu perdebatan. Karena argumen yang bersifat debatable membuat pembaca merasa tertarik untuk terus membaca. Argumen akademik juga harus bersifat rasional dan bukan emosional. Berarti setiap argumen harus dipertimbangkan secara hati-hati, di dukung dengan bukti yang dicari secara obyektif, dan dengan target audience yang dinilai secara cermat. 6
Selain rasional, sebuah argumen akademmik harus dibangun secara kohesif. Setiap pernyataan untuk mendukung atau mengelaborasi sebuah argumen harus dikembangkan secara sistematis sesuai urutan, sehingga terbangun argumen yang utuh. Dengan demikiam tidak ada cara pandang tunggal terhadap sebuah persoalan atau fenomena. Dalam ilmu sosial dan politik, sebuah fenomena sosial dan politik dapat dibaca dari berbagai cara pandang. Hal yang lebih penting lagi sebenarnya adalah bukan hanya kepada cara pandang yang digunakan, tetapi lebih kepada upaya meyakinkan pembaca tentang cara pandang itu. Dalam hal ini salah satu hal penting untuk meyakinkan pembaca adalah dengan memberi bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Karena pada dasranya, kekuatan sebuah argumen dipengaruhi oleh dua hal yaitu logika diskusi yang dibangun dan kualitas bukti pendukung.
4. Dilengkapi bukti-bukti pendukung; Bukti pendukung merupakan “darah” dari suatu tulisan. Bukti ini bisa beruppa data, informasi, hasil penelitian atau opini tentang informasi tersebut. Bukti pendukung bagi argumen akademik harus memenuhi empat kriteria yaitu relevan, reliabel, representatif dan sufficient. Pada dasarnya , bukti yang mendukung argumen bisa didapatkan dari penelitian, survey, interview ataupun tulisan sebelumnya tentang topik yang dibahas. Bukti tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tabel, kutipan ataupun bentuk-bentuk lainnya.
5. Memiliki struktur penulisan yang baik. Salah satu ciri penting dari sebuah penulisan akademik adalah adanya strukturisasi dalam penulisan. Strukturisasi penulisan yang baik harus dapat didukung dengan bukti yang cukup kuat dan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca sesuai dengan maksud penulis. Pada dasaranya terdapat tiga hal dasar yang harus masuk di dalam sebuah karya akademis, yaitu pendahuluan, isi dan kesimpulan atau penutup.
a. Pendahuluan Pada bagian pendahuluan di dalam penulisan makalah essay/ skripsi biasanya hanya berupa pemaparan singkat tentang objek yang ingin kita teliti, yang disertai dengan alasan pengambilan penelitian tersebut. Suatu alasan pengambilan penelitian di dalam penulisan karya ilmiah disertai dengan pengamatan yang ada di lapangan sebelumnya, yang kita anggap belum terselesaikan sebelumnya. Hal ini dikarenakan tujuan dari scientific paper yang kita buat diharapkan nantinya akan mampu menjawab fenomena sosial yang terjadi disekitar kita. 7
1) Bagian pendahuluan mempunyai dua fungsi yang mendasar dalam sebuah rangkaian tulisan. Memberi ruang kepada penulis untuk mendeklarasikan posisinya atas isu atau topik bahasan atau cara pandang, metode dan landasan berfikir atau kajian teoritiknya, Penentuan posisi yang jelas oleh penulis dapat memberi sumbangan bagi topik yang sedang dibahas; 2) Menunjukkan kepada pembaca mengenai permasalahan yang sebenarnya menjadi pijakan awal menulis, alasan menjadi masalah, dan perlunya pemecahan atas permasalahan tertentu.
Dalam pendahuluan setidaknya berisi review referensi awal, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan hipotesis. Namun tidak semua komponen itu terdapat dalam sebuah tulisan dan hal ini sangat tergantung pada bentuk tulisan dan metode penelitian yang digunakan oleh penulis.
b. Isi Pada bagian isi di dalam penulisan karya ilmiah berupa pengembangan dari permasalahan yang kita angkat sebelumnya di dalam bagian pendahuluan. Pada bagian ini penulis harus mampu menjawab permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, dengan merujuk kepada teori yang telah dipilih sebelumnya untuk dijadikan sebagai acuan. Dalam pemilihan teori penulis hanya memilih teori yang dianggap benar-benar relevan dengan objek penelitian, dan dianggap bisa menjawab permasalahan yang mereka ungkapkan di dalam penelitian. Pada bagian isi biasanya sudah disertai dengan hasil penelitian yang telah didapatkan oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan. Pada bagian ini, peneliti harus mengungkapkan hasil penelitian yang telah dia dapatkan dengan apa adanya tanpa rekayasa. Terkait dengan pengorganisasin tulisan, ada beberapa hal yang sangat penting untuk dipahami agar pengorganisasian penulisan isi (content) bisa berjalan baik dan memiliki kualitas yang memadai. Beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam penulisan pada bagian isi adalah sebagai berikut: 1) Menempatkan argumentasi penulis sebagai pijakan dalam menentukan alur dari isi. Dalam konteks ini isi harus berlandaskan pada pendapat atau argumentasi bukan berlandaskan pada kebiasaan;
8
2) Harus mampu menempatkan alur yang logis. Ketika tulisan memiliki alur yang logis maka tulisan akan menarik untuk dibaca dan mudah di pahami bagi pembaca. Dalam menentukan tulisan yang logis yang paling utama adalah bisa menempatkan premis atau pernyatan yang sesuai agar dapat menarik kesimpulan secara tepat;
3) Membuat eksplanasi yang memiliki tingkat korelasi yang sesuai dengan pokok permasalahan (research question). Untuk membuat eksplanasi yang baik penulis harus bisa memahami hal yang diinginkan oleh pokok permasalahan baik implisit atau eksplisit;
4) Memberi contoh yang bisa memudahkan pembaca dalam memahami eksplanasi penulis. Dalam hal ini diperlukan kecermatan mengenai tiga variabel yaitu pokok permasalahan, eksplanasi dan contoh. Contoh dimaksudkan agar pembaca memahami tulisan kita.
c. Penutup Pada bagian penutup pemaparan yang diungkapkan adalah berupa pembenaran atau koreksi atas fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita yang telah diuji keabsahannya melalui hasil penelitian. Pada bagian ini penulis juga diharapkan mampu memberikan masukan-masukan untuk diadakan perbaikan lebih baik lagi kedepannya, ataupun diharapkan hasil penelitiannya mampu mendorong para peneliti lain untuk melengkapi penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada bagian penutup di dalam sebuah karya ilmiah yaitu: 1) Terdapat korelasi yang kuat diantara judul (starting point) dengan konklusi (kesimpulan); 2) Berisi jawaban dari pertanyaan yang dilakaukan oleh penulis atau dari pokok permasalahan yang dibangun penulis; dan 3) Bukan berupa ringkasan (summary)
9
BAB 2 TUGAS KULIAH MAHASISWA
A. MAKALAH ESSAY 1. Pentingnya Makalah Essay Bagi Mahasiswa Makalah essay bagi kalangan mahasiswa menjadi hal yang lumrah dilakukan sebagai tugas harian. Makalah essay ini biasanya dibuat dalam rangka mengetahui sejauh mana mahasiswa memahami pemaparan yang disampaikan oleh para dosen terkait dengan mata kuliah yang dipelajarinya. Makalah essay biasanya memiliki topik yang telah ditentukan sebelumnya, baik berdasarkan tema yang ada di mata kuliah ataupun berdaarkan fenomena sosial yang ada di dalam masayarakat. Dalam makalah essay, mahasiswa diharapkan mampu memberikan analisis terkait dengan permasalahan yang diangkat di dalam topik berdasarkan rujukan yang ada. Analisis adalah suatu kegiatan yang membandingkan antara teori dengan kenyataan yang ada dilapangan yang dilengkapai dengan data yang didapatkan. Analisis dimaksudkan agar mahasiswa mampu melakukan argumentasi. Pemikiran argumentasi ini sangat diperlukan agar mahasiswa mampu bersikap kritis dan diharapkan mampu menjadi calon-calon sarjana yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
2. Sistematika Penulisan Makalah Essay Dalam makalah essay biasanya jumlah halaman minima1 terdiri dari 10 halaman, dan biasanya hanya terdiri dari III Bab. Dari ketiga bab tersebut biasanya terdiri dari pemaparan, pembahasan dan analisis, rekomendasi, dan daftar referensi. Bentuk sistematika penulisan dalam bentuk makalah essay biasanya terdiri dari:
JUDUL MAKALAH DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENDAHULUAN Dalam bagian pendahuluan
terdiri
dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang permasalahan yang ingin diangkat oleh penulis di dalam makalahnya tersebut. Pemilihan topik bisaanya ditentukan oleh dosen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan argumentasi mahasiswa yang mungkin masih belum diasah sebelumnya, selain untul melatih mahasiswa agar memiliki teknik penulisan yang tersistematis. 10
B. KAJIAN TEORITIS Berisikan tentang rujukan teoritis yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan menjawab permasalahan yang telah diangkat sebelumnya di dalam topik. Hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki dasar argumentasi yang kuat terkait dengan topik yang diangkat sebelumnya.
C. PEMBAHASAN DAN ANALISIS Dalam bagian pembahasan dan analisis di dalam suatu penulisan karya ilmiah berupa makalah essay biasanya berupa jawaban atas permasalahan di dalam topik yang telah kita angkat sebelumnya dengan menggunakan rujukan teori yang dianggap betul-betul relevan di dalam topik yang dibahas. Dalam pemilihan teori, tidak dibenarkan bagi mahasiwa untuk memasukkan semua teori, karena apabila hal tersebut dilakukan maka bisa dikatakan makalah essay yang dibuat sudah tidak lagi relevan permasalahan yang diangkat. Dalam pemilihan teori dapat bersumber dari buku ataupun sumber elektronik.
D. PENUTUP Dalam bagianpenutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Dalam pembuatan makalah essay diharapkan mahasiswa mampu memberikan saran-saran mengenai kelebihan dan kekurangan dari pemaparan yang diangkat oleh penulis untuk kemudian diharapkan dapat memberikan solusi yang terbaik kedepannnya.
E. DAFTAR PUSTAKA Dalam daftar pustaka yang digunakan oleh penulis pada karya ilmiah biasanya tidak ditentukan. Namun yang harus diingat oleh penulis bahwa di dalam mencantumkan daftar referensi hanya memasukkan daftar buku atau tulisan elekronik yang benar-benar digunakan oleh penulis. Dalam penulisan daftar referensi lebih menggunakan format APA style (American Psychological Association).
11
3. Standarisasi Penilaian Makalah Essay Untuk standarisasi penilaian makalah essay dilakukan oleh masing-masing dosen mata kuliah yang bersangkutan. Untuk penilaian makalah essay kita hanya menerapkan standar penilaian paling kecil adalah E. Perincian penilaian dalam makalah essay yaitu meliputi: a. Kelengkapan dalam pemaparan (pendalaman materi) b. ada hubungan antara tema dan isi c. Tata bahasa d. Kemampuan mahasiswa dalam menganalisa e. Presentasi di kelas (jika ada) f.
Kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan dalam proses presentasi di kelas
Adapun standarisasi penilaian makalah essay bagi mahasiswa UTA’45 yang berlaku adalah sebagai berikut: Tabel 1. Penilaian Makalah Essay Huruf Mutu
Nilai Akhir
Angka Mutu
Status Penilaian
A
80-100
4.00
Sangat memuaskan
B
66-79.99
3.00
Baik
C
56-65.99
2.00
Cukup
D
46-55.99
1.00
Kurang
E
0- 45.99
0
Sangat Buruk
B. CRITICAL REVIEW 1. Definisi Critical Review Critical Review adalah secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku maupun artikel. Critical Review bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau artikel, tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterpretasi serta menganalisis. Dan critical review bukan merupakan pembuktian benar atau salah suatu artikel atau buku. Mengenai keungguluan dan kelemahan juga dijadikan pertimbangan bagi reviwer. Critical Review lazimnya diberikan pada acara perkuliahan di perguruan tinggi sebagai wujud tugas oleh dosen kepada mahasiswa. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi kalangan umum yang mempunyai keinginan untuk mengasah kemampuannya dalam berpikir kritis. Di dalam perkuliahan, tugas critical review diberikan 12
dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai keinginan untuk membaca dan berpikir sistematis dan kritis serta dapat memberikan pendapat melalui tulisannya. Dalam hal ini, akan sangat membantu mahasiswa yang kurang memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pendapat secara lisan. Tidak hanya itu, dengan menulis critical review, mahasiswa akan dituntut untuk dapat membaca berbagai literatur, dan menggali hal-hal yang dianggap unik di dalam artikel atau buku yang dipilih untuk kemudian diperdalam, sehingga dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap suatu kajian tertentu. Dan yang paling penting, dengan menulis critical review para reviewer dapat menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang penulis dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki.
2. Sistematika Penulisan Critical Review Untuk penulisan critical review biasanya hanya berkisar 5 halaman. Adapun sistematika penulisan yang ada di dalam critical review terdiri dari: JUDUL BUKU DAN NAMA PENULISNYA
A. PENDAHULUAN Dalam bagian pendahuluan pada critical review berupa pemaparan penulisan terkait dengan rujukan yang ada berdasarkan buku ataupun artikel sesuai dengan yang diminta oleh Dosen yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis/mahasiswa harus mampu memaparkan secara singkat tentang pembahasan yang ada di dalam rujukan tersebut dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, bukan berupa terjemahan (jika rujukan berasal dari bahasa inggris), atau dengan menggunakan paraphrase. Dengan adanya pemaparan menggunakan bahasa penulis sendiri, tentunya diharapkan mereka akan lebih mengerti tentang pembahasan yang ada di buku/artikel tersebut.
B. PERMASALAHAN Pada bagaian permasalahan dalam critical review adalah berupa permasalahan yang difokuskan oleh penulis buku tersebut. Apa yang menjadi pokok perhatian penulis di dalam buku atau arttikel tersebut.
C. PERBANDINGAN Pada bab perbandingan, mahasiswa harus mampu membandingkan antara rujukan yang menjadi acuan utama sesuai yang diminta oleh Dosen tertentu dengan rujukan yang lain 13
yang diperoleh secara bebas dengan penulis yang berbeda, namun dengan pembahasan yang sama. Dengan adanya pembuatan perbandingan ini mahasiswa akan mengetahui fokus utama antara penulis satu dengan penulis yang lainnya terkait dengan pembahasan yang sama.
D. KESIMPULAN Pada bagian kesimpulan mahasiswa harus mampu menyimpulkan secara ringkas yang mencangkup pendahuluan, permasalahan, perbandingan dan berikan analisisnya terkait dengan penulisan antara penulis yang satu dengan yang lainnya
Apa kelebihan dan
kekurangan yang ditampilkan diantara penulis tersebut untuk permasalahan yang sama.
E. DAFTAR PUSTAKA Dalam daftar pustaka yang digunakan oleh penulis pada karya ilmiah biasanya tidak ditentukan. Namun yang harus diingat oleh penulis bahwa di dalam mencantumkan daftar referensi hanya memasukkan daftar buku atau tulisan elekronik yang benar-benar digunakan oleh penulis. Dalam penulisan daftar referensi lebih menggunakan format APA style (American Psychological Association).
3. STANDARISASI PENILAIAN CRITICAL REVIEW Untuk standarisasi penilaian critical review dilakukan oleh masing-masing dosen mata kuliah yang bersangkutan. Untuk penilaian critical review kita hanya menerapkan standar penilaian paling kecil adalah E. Perincian penilaian dalam makalah essay yaitu meliputi: a. Kelengkapan dalam pemaparan (pendalaman materi) b. Ada hubungan antara tema dan isi c. Tata bahasa d. Kemampuan mahasiswa dalam mereview dan menganalisa rujukan Adapun standarisasi penilaian Critical review bagi mahasiswa UTA’45 yang berlaku adalah sebagai berikut: Tabel 3. Penilaian Critical Review Huruf Mutu
N ilai Akhir
Angka Mutu
Status Penilaian
A
80-100
4.00
Sangat memuaskan
B
66-79.99
3.00
Baik
C
56-65.99
2.00
Cukup
D
46-55.99
1.00
Kurang
14
E
0- 45.99
0
15
Sangat Buruk
BAB 3 LAPORAN KKL DAN KKN
A. KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) 1. Tujuan Laporan Kuliah Kerja Lapangan Bagi Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berlaku di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 biasanya dilakukan pada semester VIII. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memahami dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga tidak hanya terpaku pada teori saja. Program praktek kerja lapangan (internship) ini durasinya biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri. Namun, pada umumnya program internship ini berlangsung selama 1 bulan. Dengan adanya program KKL ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah mereka dapatkan untuk mendukung kinerja mereka di perusahaan yang diwakilinya. Selain tujuan KKL dilihat secara umum, dapat juga dilihat tujuan KKL secara khusus diantaranya adalah: a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam bidang administrasi; b. Meningkatakan keterampilan mahasiswa dalam mengumpulkan data; c. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah administrasi; d. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menyusun rencana pemecahan masalah;dan e. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis situasi dan evaluasi terhadap tata kerja di lokasi tempat magang.
2. Ketentuan Umum Pelaksanaan KKL Bagi Mahasiswa Terdapat bebrapa ketentuan umum yang harus diperhatikan oleh mahasiswa sebelum mereka mengajukan matakuliah praktek kerja lapangan. Ketentuan yang berlaku di dalam praktek kerja lapangan yang ada di llingkungan FISIP UTA’45 adalah sebagai berikut: a. KKL merupakan salah satu tugas mata kuliah yang wajib dilakukan oleh mahasiswa FISIP UTA’45 sebelum menyelesaikan studinya; b. KKL pada dasarnya merupakan program yang menuntut prakarsa dan kemandirian mahasiswa; c. Bobot SKS untuk KKL adalah 3 SKS; d. Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti mata kuliah KKL adalah mereka yang telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 110 SKS dan telah lulus untuk mata kuliah statistik, metode penelitian sosial (MPS), Metode penelitian komunikasi (MPK) untuk jurusan 16
komunikasi, metodologi ilmu administrasi publik (MIAP) untuk jurusan administrasi publik, metodologi ilmu pemerintahan (MIP); Metodologi ilmu Politik (MPPol), e. Waktu pelaksanaan KKL dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan, dan f.
Pelaksanaan KKL bisa dilakukan secara individu/kelompok yang terdiri dari maksimal 3 orang dari jurusan yang sama di satu wilayah instansi atau perusahaan tertentu dengan divisi yang berbeda.
3. Prosedur Pelaksanaan Kuliah kerja Lapangan (KKL) Prosedur pelaksanaan kuliah kerja lapangan harus melalui beberapa tahapan yang ada di bawah ini, yaitu: a. Program KKL pada kartu rencana studi (KRS) harus disyahkan terlebih dahulu oleh jurusan b. Selambat-lambatnya satu bulan sebelum pelaksanaan KKL mahaiswa harus menunjukkan salinan KRS untuk di daftar ke jurusan masing-masing dengan mengisi form KKL sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan FISIP UTA’45 c. Apabila mahasiswa sudah mendapatkan persetujuan mengenai lokasi pelaksanaan KKL, mahasiswa wajib memberitahukan ke jurusan, sekaligus menyampaikan informasi waktu mulai dan berakhirnya pelaksanaan KKL; d. Pembutan proposal KKL kepada prodi e. Selama berada di lokasi magang, mahasiswa wajib melaksanaan seluruh kegitan yang diinstruksikan kepadanya oleh pimpinan di tempat mereka bekerja; f.
Apabila mahasiswa telah selesai melakukan program magang (KKL), maka mahasiswa tersebut wajib membuat laporan KKL dan diajukan ke prodi sesuai dengan proposal KKL yang telah dibuat sebelumnya;
g. Setelah laporan KKL tersebut disetujui oleh jurusan, maka mahasiswa mendaftar ujian sidang KKL kepada Ka.Ur FISIP dengan menyerahkan 3 eksemplar laporan KKL dengan ketentuan 1 untuk mahasiswa, dan 2 untuk dosen penguji. h. Dosen penguji untuk sidang KKL terdiri dari 3 orang dan i.
Setelah mahasiswa dinyatakan lulus, mahasiswa wajib memperbaiki laporan KKL sesuai dengan saran tim penguji, yang selanjutnya menyampaikan laporan akhir KKL tersebut masing-masing untuk instansi; dosen penguji; dan jurusan.
17
4.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program KKL dilaksanakan dalam 3 tahapan kegiatan, yaitu tahap pembekalan KKL, tahap pelaksanaan KKL, dan tahap pelaporan hasil KKL. a. Tahap pembekalan KKL Pada tahap ini mahasiswa peserta KKL diberi pembekalan berupa pengarahan dengan gambaran umum instansi tempat mereka akan melakukan KKL. Dalam tahap ini akan dijelaskan berbagai hal mengenai bidang kerja, alat/fasilitas kerja serta iklim kerja di instansi yang bersangkutan. Hal ini berguna agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja dimana mereka akan melaksanakan kegiatan magang/ KKL. Dalam tahap pengarahan/pembekalan ini mahasiswa juga akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal yang berkenan dengan tugas dan tanggung jawab serta hak mereka sebagai mahasiswa KKL. Komunikasi kerja yang efektif sangat dibutuhkan untuk kelancaran dan keberhasilan proses magang/ KKL yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Tahap pembekalan ini dilakukan oleh dosen dan pimpinan di instansi yang bersangkutan.
b. Tahap pelaksanaan KKL Pada tahap ini mahasiswa melaksanakan KKL di kantor/instansi/perusahaan dengan tetap berorientasi kepada iklim kerja nyata di lapangan. Dengan demikian maka kondisi belajar akan berlangsung secara alami tanpa dibuat-buat atau dipaksakan untuk kepentingan tertentu. Ada beberapa aspek yang perlu dicermati oleh mahasiswa peserta magang/KKL, selain kecakapan kerja yang harus mereka peroleh, seperti struktur organisasi, bidang kerja, hubungan sosial, persoalan atau kendala yang dihadapi serta pemecahannya juga perlu diketahui oleh mahasiswa. Dengan demikian penekanan KKL tidak hanya tertumpu pada aktivitas kerja tetapi juga menyangkut berbagai kendala dan permasalahan yang akan dihadapi serta solusi dan sikap mahasiswa yang pada akhirnya akan membentuk kedewasan atau kematangan pribadi mahasiswa, baik dalam berfikir, bersikap maupun dalam bertindak/bertingkah laku. Dalam melaksanakan KKL, mahasiswa juga harus berperan akif dalam berbagai kegiatan pada instansi dimana mereka melaksanakan kegiatan KKL tersebut. Dengan cara itu maka banyak manfaat yang akan diperoleh khususnya berkenan dengan pengetahuan dan kecakapan praktis yang mungkin tidak diperoleh di bangku perkuliahan.
18
c. Tahap laporan hasil KKL Tahap ini merupakan tahap akhir yang dilalui mahasiswa peserta KKL. Setelah melaksanakan kuliah kerja lapangan mahasiswa diharuskan menyusun laporan tentang kuliah kerja lapangan yang telah dilakukannya. Bentuk laporan harus disusun dengan mengacu kepada kaidah-kaidah karya tulis ilmiah. Terdapat tiga bagian penting di dalam laporan KKL yaitu: 1) Deskripsi data antara lain meliputi sejarah umum perusahaan/kantor-kantor/instansi tempat KKL, struktur organisasi , bidang kerja, deskripsi kerja dan aktivitas kerja; 2) Pelaksanaan KKL yang berisi mengenai uraian tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa berdasarkan jenis atau bentuk kegiatan, bidang kerja/seksi. prosedur kerja, kendala yang dihadapi dan upaya pemecahan yang dilakukan; 3) Analisis atau pembahasan berkenan dengan data yang diperoleh dari lapangan baik ditinjau dari sisi teoritis maupuan logika praktis atau merupakan akomodasi dari keduanya.
Pada bagian ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik mahasiswa berdasarkan deskripsi data beserta analisis yang telah dilakukannya. Pada bagian ini dapat juga dikemukakan saran-saran yang dirasa perlu untuk dilkaukan. Saran-saran sebaiknya bersifat konstruktif dan spesifik sehingga jelas upaya perbaikan yang sebaiknya dilakukan.
5. Pengelolaan Kuliah kerja Lapangan Program KKL dikelola oleh Fakultas bekerjasama dengan kantor/instansi/perusahaan yang ditunjuk yang ditandai dengan adanya perjanjian dalam bentuk MoU dan MoA. Berhubungan praktek kepada mahasiswa dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan jurusan, dosen, dan para praktisi dari kantor/instansi/perusahaan, maka keterpaduan dalam pemberian bimbingan diharapkan dapat memberikan arah kepada mahasiswa guna menemukan solusi yang tepat berkenan dengan kegiatan KKL yang dilaksanakan.
6. Pemanfaatan Kegiatan KKL Oleh Instansi a. Memantau absensi kehadiran mahasiswa peserta KKL sesuai dengan ketentuan di institusi tempat Mahasiswa tersebut magang; b. Melibatkan mahasiswa dalam kegiatan manajerial di institusi tempat pelaksanaan KKL sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan; 19
c. Memberikan bimbingan teknis yang berkaitan dengan pencapaian tujuan KKL; d. Memberikan penilaian atas aktivitas mahasiswa selama mereka melakukan KKL di instansi tempat mereka melakukan kegiatan KKL;dan e. Memberikan masukan untuk penyempurnaan penyelenggaran kegiatan KKL dan kurikulum kegiatan PKL.
7. Laporan Kuliah Kerja Lapangan a. Syarat Laporan Kuliah kerja Lapangan Suatu laporan agar dapat berfungsi sebagaimana mestianya harus memenuhi syarat sebagai berikut yaitu: 1) Jelas dan lugas. Laporan dikatakan jelas apabila uraianyya mudah dimengerti, dan dikatakan lugas apabila tidak memberikan peluang timbulnya penafsiran yang berbedabeda; 2) Lengkap, dalam arti mengandung data yang relevan dan diperlukan; 3) Singkat, maksudnya isi laporan tidak berbelit-belit dan hanya berisikan butir-butir informasi yang sesuai dan mampu menguraikan hal-hal nyata yang dipandang perlu untuk disampaikan; 4) Tepat waktu, mengindahkan faktor ketepatan waktu penyampaian, karena laporan akan berkurang bahkan hilang manfaatnya apabila disampaikan melampaui waktu yang telah ditetapkan; 5) Disusun secara jujur, objektif, dan transparan; dan 6) Terdiri dari minimal 10 hal tidak termasuk lampiran.
b. Prinsip Laporan Kuliah kerja Lapangan Prinsip-prinsip yang harus diikuti agar mahasiswa dapat memperoleh laporan KKL yang berkualitas dan baik yaitu: 1) Prinsip pertanggungjawaban, ruang lingkup pelaporan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan KKL yang mencangkup apa yang direncanakan, dan apa yang secara nyata dilakukan; 2)
Prinsip pengecualian, yang dialorkan adalah hal-hal yang penting dan relevan dengan pengambilan keputusan dan pertangungjawaban;
20
3) Prinsip perbandinganm laporan harus dapat memberikan gambaran kondisi di lapangan sebelum dan setelah KKL. Hal ini akan terlihat keluran (output) dari program dan kegiatan yang dilaksanakan; 4) Prinsip akuntabilitasm prinsip ini mensyaratkan hal-hal yang dominan yang membuat keberhasilan/kegagalan yang perlu dilaporkan. Hal ini akan terlihat pada faktor pendukung dan penghambat; dan 5) Prinsip manfaat, maksudnya manfaat yang diharapkan dari laporan itu bagi instansi, universitas maupun mahasiswa. c. Fungsi Laporan Kuliah Kerja Lapangan Laporan dapat dikatakan fungsional apabila laporan tersebut disusun atau dibuat secara rinci, jelas singkat , lengkap, dan tepat waktu. Disamping itu juga harus memenuhi standar laporan, baik yang menyangkut sistematika, isi, format, bahasa dan teknis penyusunannya sesuai dengan tujuan dan fungsi laporan. Laporan KKL memiliki empat fungsi, yiatu: 1) Fungsi informasi, yaitu memberikan gambaran menyeluruh mengenai pelaksanaan PKL termasuk di dalamnya faktor pendukung dan penghambatnya; 2) Fungsi pengawasan, menunjukkan suatu aspek yang pelu disempurnakan baik untuk kelancaran kegiatan KKL di lapangan maupun untuk menyempurnakan organisasi pelaksanaannya; 3) Fungsi pertanggungjawaban, menyajikan gambaran dan kesimpulan penting mengenai pelaksanaan tugas dengan membandingkan antara rencana dengan realisasi program dan kegiatan;dan 4) Fungsi pengambilan keputusan, menyediakan berbagai data yang diperlukan untuk pembuatan keputusan dan tindakan yang tepat bagi penyempurnaan kegiatan KKL.
d. Sistematika Penulisan Laporan Kuliah kerja Lapangan Dalam laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berisi mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan kuliah kerja lapangan dalam kurun waktu yang telah disepakati bersama. Dalam laporan ini juga berisikan mengenai pengamatan mahasiswa selama menjadi karyawan internship (magang) di perusahaan tersebut. Pengamatan yang mereka lakukan biasanya bisa berupa kelebihan dan kekurangan dari perusahaan tersebut, proses komunikasi yang berlangsung di dalam perusahaan terutama terkait dengan kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan, aspek sumber daya 21
manusianya, aspek infrastruktur, tupoksi (jobdesk) yang dilakukan mahasiswa selama magang, hubungan personal dan sebagainya yang berguna dalam rangka memberikan rekomendasi/saran kepada perusahaan untuk ke arah perbaikan kedepannya. Dalam laporan kuliah kerja lapangan biasanya terdiri dari lima Bab yang terdiri dari pendahuluan, company profile (profil perusahaan), Pemaparan kegiatan kuliah kerja lapangan yang dilakukan, kesimpulan dan saran, lampiran, dan daftar referensi. Terkait dengan jumlah halaman di dalam laporan kuliah kerja lapangan biasanya terdiri dari minimal 10 halaman. Adapun dalam buku ini akan dipaparkan lebih lanjut mengenai bab-bab yang ada di dalam laporan kuliah kerja lapangan yang berlaku di dalam prodi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta adalah sebagai berikut:
A. PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan di dalam laporan kuliah kerja lapangan berisikan mengenai alasan pemilihan perusahaan tersebut sebagai tempat magang mahasiswa, rencana pelaksanaan KKL mahasiswa, Tujuan pelaksanaan kegiatan KKL bagi mahasiswa baik secara akademis maupun aplikatif dan manfaat pelaksanaan KKL bagi mahasiswa yang dilihat dari segi akademis maupun aplikatif. Sehingga dalam Bab I susunanya sebagai berikut: 1. Alasan pemilihan perusahaan sebagai tempat magang 2. Rencana pelaksanaan KKL, Berisikan tentang durasi kerja KKL yang akan dijalankan oleh mahasiswa. 3. Tujuan pelaksanaan kegiatan KKL bagi mahasiswa a) Tujuan secara akademis Tujuan pelaksanaan program KKL dilihat secara akademis yang diperhatikan adalah bagaimana program KKL yang telah dilakukan oleh mahasiswa dapat mendukung/menjawab teori yang telah mereka dapatkan selama studi. Dengan adanya pengamatan yang dilakukan selama KKL diharapkan mereka dapat memberikan sumbangsih terhadap pengembangan ilmu komunikasi berdasarkan pengalaman kerja yang mereka miliki. b) Tujuan secara aplikatif Tujuan pelaksanaan program KKL dilihat secara aplikatif berisikan bagaimana program KKL yang telah dilakukan oleh mahasiswa dapat menunjang kompetensi dirinya di dalam dunia kerja sehingga nantinya mereka dapat 22
memperoleh gambaran tentang dunia kerja yang akan mereka masuki setelah mereka lulus nanti.
4.
Manfaat pelaksanaan kegiatan KKL bagi mahasiswa a) Manfaat akademis b) Manfaat Aplikatif
B. PROFIL PERUSAHAAN (Company Profile) Dalam bab II menganai profil perusahaan, mahasiswa diwajibkan untuk memasukkan secara singkat mengenai gambaran perusahaan yang dia ketahui, baik logo, visi dan misi perusahaan, data karyawan, divisi yang dimiliki, struktur organisasi, jasa, dan sebagainya.
C. PEMAPARAN KEGIATAN KKL Dalam pemaparan kegiatan KKL, mahasiswa diwajibkan untuk memasukkan divisi yang dia masuki, dan rincian kegiatan yang telah dilakukan selama kurun waktu KKL. Untuk memastikan mahasiwa melakukan KKL seperti yang diharapkan, mahasiswa diwajibkan untuk merinci kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa perharinya hingga KKL tersebut selesai yang harus ditandatangani oleh pmpinan di perusahaan tersebut.
D. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab kesimpulan dan saran berisikan mengenai analisis terkait dengan pengamatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan program KKL di perusahaan tersebut. Dalam analisis ini diusahakan mahasiswa memasukkan teori yang dianggap bisa menjawab ataupun mengoreksi kegiatan KKL yang sudah dilakukan. Sehingga dengan adanya analisis yang merajuk pada salah satu teori, mahasiswa dapat memberikan rekomendasi (saran) kepada perusahaan tersebut, sehingga mereka dapat lebih baik lagi kedepannya.
E. DAFTAR PUSTAKA Dalam daftar refrensi/daftar pustaka yang digunakan oleh penulis pada karya ilmiah biasanya tidak ditentukan. Namun yang harus diingat oleh penulis bahwa di dalam 23
mencantumkan daftar referensi hanya memasukkan daftar buku atau tulisan elekronik yang benar-benar digunakan oleh penulis. Dalam penulisan daftar referensi lebih menggunakan format APA style (American Psychological Association).
F. LAMPIRAN 1. Surat permohonan KKL 2. Surat jawaban penempatan KKL bagi mahasiswa 3. Daftar hadir (absensi) yang harus ditandatangani oleh pimpinan; 4. Rincian kegiatan (working sheet)/hari yang dilakukan selama mengikuti program KKL di perusahaan yang harus di tandatangani oleh supervisor; 5. Bentuk hasil kerja yang telah dilakukan mahasiswa selama program KKL berlangsung; 6. Evaluasi pimpinan selama mahasiswa mengikuti program KKL; 7. Struktur organisasi di divisi yang diitempatkan oleh mahasiswa dalam program KKL; dan 8. Foto kegiatan kerja yang dilakukan mahasiswa selama mengikuti program KKL di instansi tersebut.
8. Standarisasi Penilaian Laporan Kuliah Kerja Lapangan Standarisasi penilaian pada laporan kerja lapangan yang berlaku di lingkungan FISIP UTA’45, dengan nilai tertinggi yaitu A, sedangkan nilai terkecil adalah E. Penilaian juga harus berdasarkan hasil review dari pimpinan di intansi dimana mahasiswa tersebut melakukan program kuliah kerja lapangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi para pimpinan untuk memberikan penilaian kepada setiap mahasiswa magang tersebut. Namun, untuk kasus tertentu seperti misalkan kita menemukan mahasiswa yang melakukan penjiplakan terhadap laporan KKL nya, ataupun mereka tidak benar-benar melakukan program KKL, pengumpulan laporan melebihi tenggat waktu yang ditentukan, dan sebagainya, dosen dapat memberikan penilaian dengan nilai E yang berarti mahasiswa tersebut tidak lulus sehingga harus mengulang mata kuliah ini. Penilaian akhir untuk laporan kuliah kerja lapangan yang ada di lingkungan FISIP UTA’45 berdasarkan penggabungan antara penilaian yang diberikan oleh pimpinan instansi dengan dosen penguji KKL kemudian dibagi 2. Penentuan standarisasi untuk nilai akhir pada laporan KKL didasarkan kepada beberapa aspek berikut yang dibedakan kategorinya antara 24
penilaian menurut dosen penguji dan pimpinan instansi. Adapun kategori dari masing-masing penilai dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4. Indikator Penilaian Kuliah Kerja Lapangan Karakteristik Penilaian Penguji Sidang Kelengkapan dalam pemaparan (pendalaman materi) Tata bahasa Kemampuan mahasiswa dalam menganalisa Presentasi di kelas (sidang PKL) Kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan dalam proses presentasi Kelengkapan lampiran Total
Bobot penilaian
Karakteristik Penilaian Bagi pimpinan
Bobot Penilaian
10 %
Kecakapan bekerja (menurut supervisor)
10 %
5% 10 %
Kedisiplinan Penguasaan keahlian
5% 5%
10 %
Keaktifan dalam setiap kegiatan kerja Kesesuaian hasil kerja dengan yang diminta oleh supervisor
10 %
5%
Proses brainstorming memungkinkan)
10 %
50 %
Total
10 %
(jika
10 %
50 %
Berdasarkan pemaparan karakteristik nilai yang dipaparkan diatas, maka dapat dilihat bahwa bobot nilai antara dosen penguji dan pimpinan memiliki bobot yang sama yaitu masingmasing 50 %, sehingga diperoleh total 100 %. Adapun standarisasi penilaian akhir untuk laporan kerja lapangan yang ada di lingkungan FISIP UTA’45 adalah sebagai berikut: Tabel 5. Penialain Kuliah kerja Lapangan Huruf Mutu
Nilai Akhir
Angka Mutu
Status Penilaian
A
80-100
4.00
Sangat memuaskan
B
66-79.99
3.00
Baik
C
56-65.99
2.00
Cukup
D
46-55.99
1.00
Kurang
E
0- 45.99
0
Sangat Buruk
25
Contoh format penilaian akhir antara successor dan dosen penguji: Untuk penghitungan nilai akhir KKL bagi mahasiswa harus dinilai berdasarkan karakterisitik penilaian yang telah dibedakan antara karakterisik penilaian pimpinan dan karakteristik penilian dosen penguji. Masing-masing karakteristik penilaian baik untuk penguji dan dosen penguji dibedakan menjadi 6 karakteristik yang telah disebutkan sebelumnya di bagian atas.
Berdasarkan ke enam
karakteristik itu, maka penilaian akhir yang digunakan adalah melalui penghitungan nilai rata-rata dari total nilai karakteristik tersebut.
sistem penilaian KKL dapat dilihat dalam tabel contoh berikut ini
26
Tabel 6. Sistem Penilaian KKl: Karakteristik nilai
Pimpinan di
(n)
institusi
Dosen Penguji
X1
80
80
X2
75
82
X3
80
85
X4
80
77
X5
70
60
X6
80
70
ƩX
465
454
77.5
75,6
Pimpinan: X1+X2+X3+X4+X5+X6 = 465 Dosen Penguji: X1+X2+X3+X4+X5+X6 = 454 X1 = 77.5 X2 = 75.6 Berdasarkan penilaian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa untuk nilai rata-rata yang diberikan oleh pompinan adalah 77.5, dan nilai rata-rata yang diberikan oleh dosen penguji adalah 75.6. Untuk itu, dalam rangka memperoleh nilai akhir penilaian KKL bagi mahasiswa adalah nilai rata-rata pimpinan + nilai rata-rata dosen penguji, kemudian dibagi 2. Hasil inilah yang kemudian menjadi nilai akhir bagi mahasiswa. melihat contoh kasus diatas maka untuk penentuan nilai akhir PKL mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut: X1 + X2 : 2 = Nilai akhir Jika melihat dari contoh diatas, maka penentuan nilai akhir yang diterima mahasiswa adalah: 77.5 + 75.6 : 2 = 76.5 “Berdasarkan nilai akhir dari penggabungan kedua penilai adalah 76.5, maka hasil yang diperoleh oleh mahasiswa PKL adalah B dengan ketentuan angka mutu adalah 66-79,9 . Maka mahasiswa ini dapat dinyatakan memperoleh predikat “BAIK”
27
9. Pelaksanaan Ujian Sidang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Pada umumnya, mata kuliah ini sama dengan mata kuliah yang lain, maka untuk menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan KKL dilaksanakan ujian KKL dengan ketentuan sebagai berikut: a. Waktu ujian ditentukan oleh jurusan, setelah mahasiswa menyerahkan laporan KKL; b. Ujian KKL dilaksanakan secara lisan oleh tim penguji yang terdiri dari 3 orang yang tunjuk oleh jurusan; c. Nilai akhir KKL merupakan nilai rata-rata laporan KKL dan nilai ujian lisan , dengan predikat kelulusan sama dengan predikat kelulusan mata kuliah yang lain. d. Peserta dinyatakan tidak lulus apabila memperoleh nilai E, sehingga mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan untuk mengulang ujian untuk kesempatan kedua. Apabila masih memperoleh nilai yang sama, maka yang bersangkutan harus mengulang KKL lagi, untuk instansi yang dipilih bisa sama atau berbeda sesuai dengan pengarahan dosen; e. Apabila mahasiswa dinyatakan lulus, maka mereka wajib menyempurnakan laporan akhir KKL sesuai dengan saran-saran yang disampaikan oleh tim penguji yang sudah ditandatangani oleh tim penguji
10. Sanksi a. Mahasiswa Secara individu maupun kelompok dapat dikenakan sanksi apabila terbukti melakukan sejumlah pelanggaran meliputi: 1) Pencemaran nama baik almamater selama melakukan proses KKL; 2) Terbukti secara nyata tidak melakukan kegiatan sesuai dengan waktu dan jadwal yang telah ditetapkan dengan alasan yang tidak dapat dibenarkan; 3) Berbuat asusila atau kriminalitas selama proses KKL 4) Secara nyata terbukti telah membuat dan menimbulkan keresahan di masyarakat/ Lokasi KKL/ Magang.
b. Bentuk sanksi dapat berupa: 1) Teguran secara lisan/tertulis; 2) Pembatalan KKL dan mengulang dari awal program KKL.
28
B. KULIAH KERJA NYATA (KKN) 1. Pengertian KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbeda dengan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). KKN adalah bagian dari penyelenggaraan pendidikan tinggi yang menempatkan mahasiswa di luar kampus agar mahasiswa dapat hidup bermasyarakat untuk membantu dan mendampingi masyarakat, menggali potensi SDM dan SDA lokal yang ada untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam masyarakat.Progaram KKN berbeda dengan program KKL/Program magang yang sudah diselenggarakan oleh program studi/jurusan. Dimana, untuk program KKL/Magang lebih menekankan pada pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa pada program studi ilmu FISIP, sedangkan KKN lebih menekankan pada aplikasi keilmuan, softskill dan pengalaman belajar di masyarakat. Kegiatan KKN terdiri atas model KKN tematik berbasis lokasi yang dilaksanakan secara ilmiah, sistematis dan integratif dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Selanjutnya KKN lebih diarahkan kepada pembangunan masyrakat dan memperkuat kemandirian masyarakat.
2. Maksud, Tujuan dan Sasaran a. Maksud 1) Mewujudkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pada bidang pengabdian masyarakat; 2) Membantu mashasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni yang dipelajari secara langsung yangh sesuai dengan teori sehingga mampu memberi sumbangsih/manfaat bagi masyarakat; 3) Melatih mahasiswa untuk dapat hidup berdampingan dengan masyarakat dan dapat memberikan kontribusi mereka untuk pembangunan desa;dan 4) Membantu pemberdayaan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
b.
Tujuan 1) Membekali mahasiswa dalam hal kemapuan pendekatan kepada masyarakat dan membentuk sikap serta perilaku untuk senantiasa peka terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat;
29
2) Memberikan pembelajaran kepada mahasiswa untuk dapat hidup berdampingan di dalam masyarakat; 3) Mendewasakan kepribadian dan memperluas wawasan mahasiswa;dan 4) Memberdayakan mahasiswa melalui berbagai aspek pembangunan desa sebagai upaya mencapai kesejahteraan pada masyarakat desa atau di perkampungan.
c. Sasaran Ada empat sasaran yang ingin di capai di dalam program pelaksanaan KKN oleh mahasiswa yang meliputi perguruan tinggi, mahasiswa, masyarakat dan pemerintah daerah. Adapun secara terperinci sasaran yang hendak dicapai melalui program KKN berdasarkan pemilahannya, dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Perguruan Tinggi a) Memperoleh umpan balik dari hasil sinergitas mahasiswa dan masyarakat dalam proses pembangunan, agar terciptanya sinkronisasi dengan kurikulum yang ada di Perguruan Tinggi; b) Memperoleh pengalaman dasar guna pengembangan penelitian; c) Meningkatkan kerjasama dengan stakeholders;dan d) Mendekatkan keberadaan Perguruan Tinggi dengan masyarakat.
2) Mahasiswa a) Mendewasakan kepribadian dan wawasan mahasiswa terhadap segala bentuk permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat; b) Mendewasan cara berfikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan serta pemecahan masalah secara interdisipliner dan tersektor; c) Mampu mentransfer IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni) untuk terciptanya pemberdayaan masyarakat; d) Dapat melatih mahasiswa sebagai dinamisator, katalisator, dan fasilitator; e) Menumbuhkan sifat profesionalisme, empati dan rasa tanggung jawab di dalam diri mahasiswa, di dalam lingkungan masyarakat;dan f) Menumbuhkan sikap cepat tanggap kepada mahasiswa di dalam mencari permasalahan yang dihadapi oleh lingkungan masyarakat/desa.
30
3) Masyarakat a) Adanya perubahan sikap dan perilaku positif dari masyarakat dalam menuju kemandirian; b) Tumbuhya dan berkembangnya potensi swadaya masyarakat, sehingga mampu berpartisipasi aktif dan berkonteribusi dalam pembangunan desa; c) Terbentuknya agen perubahan (agent of change) di dalam masyarakat untuk keberlanjutan pembangunan desa; dan d) Adanya sinergi dari pihak masyarakat, universitas, pemerintah dan swasta dalam pelaksanaan program untuk penanganan dan antisipasi bencana
4) Pemerintah Daerah a) Diperolehnya bantuan pemikiran dan tenaga serta IPTEKS dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan desa; b) Memperoleh cara dan metode baru yang dibutuhkan oleh daerahnya untuk memecahkan, merumuskan dan melaksanakan pembangunan; c) Mampu memanfaatkan kegiatan KKN dalam menunjang program pembangunan daerah guna mempercepat kemandirian daerah;dan d) Adanya kerjasama cepat tanggap dalam mencegah dan menangulangi bencana dan permasalahan lain di masyarakat.
3. Prinsip Pelaksanaa KKN Prinsip yang harus diketahui oleh mahasiswa sebelum mereka terjun ke masyarakat dalam rangka melakukan program pembekalan melalui kegiatan KKN, diantaranya adalah sebagai berikut; a. Fokus pada masalah yang dihadapi oleh masyarakat; b. Dilaksanakan berbasis pada riset; c. Berbasis pada potensi yang dimiliki oleh masyrakat; d. Mengacu kepada kebijakan daerah atau stakeholders; e. Memberikan pengalaman dan menanamkan nilai-nilai luhur kepedulian kepada mahasiswa terhadap masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat; f. Menghasilkan kegiatan yang terstruktur, fleksibel, multidisipliner, dan berkelanjutan; dan g. Membentuk kemandirian mahasiswa dan masyarakat
31
4. Alur Penyelanggaran KKN Mahasiswa FISIP di UTA’45
Gambar 2. Alur Penyelenggaraan KKN Rektor
DEKAN
--------------------------
Walikota Jakarta Utara
Prodi
Koordinator. Bidang Penyiapan
Koordinator Bidang Pelaksana
Koordinator Bidang Pemantauan dan evaluasi
Koordinator wilayah
-----------------------------
Kecamatan Tanjung Priuk
Dosen Pembimbing Lapangan
-----------------------------
Desa/Kelurahan
Mahasiswa
32
Dari alur yang tertera di atas terkait dengan proses jalannya KKN pada mahasiswa di lingkungan FISIP UTA’45 Jakarta, berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai tugastugas yang harus diperhatikan oleh masing-masing pihak untuk kelancaran proses KKN mahasiswa di lapangan. Adapun tugas-tugas dari masing-masing pihak adalah sebagai berikut: a. Rektor Rektor sebagai penentu kebijakan dan penanggungjawab pelaksanaan KKN
b. Dekan 1) Mendukung kelancaran progam KKN terkait dengan pengiriman mahasiswa di tingkat fakultas; dan 2) Mendukung KKN dengan menugaskan Kaprodi untuk membentuk koordinator dalam rangka membantu kelancaran program KKN di lapangan.
c. Prodi Prodi membentuk tiga orang koordinator untuk membantu kelancaran pelaksanaan KKN di lapangan yang terdiri dari tiga orang dosen sebagai Koordiantor Bidang Penyiapan, Koordinator Bidang Pelaksana, Koordinator Bidang Pemantauan dan Evaluasi.
d. Koordinator Bidang Penyiapan 1) Merencanakan pengembangan sistem informasi digital berbasis data dalam pelaksanaan kegiatan KKN; 2) Mengembangkan tema KKN yang produktif,relevan dan berkelanjutan; 3) Melakukan kerjasama dengan mitra kerja (stakeholders) dalam pelaksanaan KKN, baik dengan pemerintah pusat dan daerah, lembaga non pemerintah serta korporasi; 4) Membuat jadwal pelaksanaan KKN; 5) Bertanggungjawab kepada Prodi;dan 6) Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan persiapan KKN
e. Koordinator Bidang Pelaksana 1) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan persiapan dan proses berlangsungnya KKN; 2) Merencanakan dan melaksanakan pembekalan kepada mahasiswa peserta KKN; 3) Menetapkan lokasi, mengurus perijinan dan koordinasi dengan instansi terkait; 4) Menyusun daftar penempatan mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan (DPL) KKN 5) Mengkoordinasikan kegiatan KKN dengan koordinator wilayah dan DPL;dan 6) Bertanggungjawab kepada Prodi mengenai waktu, dan pelaksanaan KKN
33
f.
Koordinator Bidang Pemantauan dan Evaluasi 1) Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi seluruh proses kegiatan program KKN; 2) Mengkoordinasikan penyelesaian permasalahan pada seluruh proses kegiatan program KKN; 3) Merumuskan dan melaksanakan sistem penilaian dan evaluasi mahasiswa peserta KKN; 4) Mengevaluasi tema-tema KKN yang produktif, relevan, dan berkelanjutan;serta 5) Bertamggung jawab kepada Prodi
g. Koordinator Wilayah 1) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan KKN dengan DPL di wilayah KKN yang menjadi tangung jawabnya; 2) Melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat; 3) Melaporkan perkembangan situasi dan kondisi wilayah selama kegiatan KKN berlangsung kepada Koordinator Bidang; dan 4) Bertangung jawab kepada Koordinator Bidang
h. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) 1) Membimbing mahasiswa peserta program KKN di tingkat unit kerjanya; 2) Membantu
mekanisme
dalam
mendapatkan
dan
menjalankan
tema
KKN
bimbingannya; 3) Seorang DPL membimbing 1 kelompok mahasiswa tingkat unit, atau bimbingna maksimal 30 orang mahasiswa; 4) Mengadakan orientasi dan observasi pendahuluan ke lokasi KKN untuk kelancaran pelaksanaan KKN; 5) Menumbuhkan disiplin dan motivasi, mendampingi serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi peserta KKN; 6) Melakukan penilaian kegiatan mahasiswa peserta KKN; 7) Mengumpulkan laporan tertulis kegiatan pembimbingan mahasiswa peserta KKN 8) Bertanggung jawab kepada Koordiantor Wilayah dan Koordiantor Bidang Pelaksana KKN
i.
Mahasiswa peserta KKN Mahasiswa peserta KKN wajib melaksanakan tugas sebagai peserta KKN sesuai paradigma permberdayaan masyarakat dan tema yang ditetapkan dengan memenuhi peraturan pelaksanaan KKN yang telah ditetapkan dan norma-norma masyarakat.
5. Aturan Pelaksanaan KKN 34
a. Status dan Beban Kredit KKN diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta , dan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program Sarjana (S1), dengan beban kredit 2 SKS (Satuan Kredit Semester).
b. Mahasiswa Peserta KKN 1) Persayaratan Mahasiswa Peserta KKN a) Telah menempuh minimal 110 SKS; b) Sehat jasmani dan rohani (surat keterangan dokter) dan tidak dalam kondisi hamil; c) Membayar biaya KKN; d) Diijinkan dan dikirim oleh fakultas;dan e) Tidak mengikuti aktifitas perkuliahan atau praktikum selama KKN 2) Prosedur Pendaftaran KKN a) Mahasiswa mendaftarkan diri di fakultas FISIP; b) Mengikuti pembekalan serta mengikuti ujian untuk peserta (pos tes); c) Membayar biaya KKN di bank yang ditunjuk universitas; d) Mendaftar secara online dengan username dan password dari fakultas ;dan e) Memilih tema KKN yang telah ditatapkan oleh Koordinator wilayah
c. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) 1) Persyaratan DPL a) DPL merupakan dosen tetap (PNS /Non PNS) UTA’45; b) Memiliki kompetensi sesuai dengan tema KKN;dan c) Menyatakan kesediaan sebagai DPL yang ditunjukkan dengan surat pernyataan kesediaan 2) Prosedir Penetpan DPL Oleh Fakultas a) Dekan memberikan usulan kepada Rektor mengenai calon-calon DPL yang disesuaikan dengan kompetensi dari masing-masing Dosen dan memenuhi persyaratan; dan b) Rektor menetapkan nama-nama DPL atas usulan dari Dekan
d. Jangka dan Waktu Kegiatan KKN Jangka waktu kegiatan KKN dilaksanakan 2 SKS (beban kredit senmester) dengan rincian sebagai berikut: 1) Persiapan/pembekalan 1 minggu 2) Pelaksanaan di lapangan 1 bulan 35
3) Evaluasi/pelaporan 1 minggu
e. Pendanaan Kegiatan KKN 1) Mahasiswa peserta 2) Universitas 3) Mitra kerja 4) Sumber lain yang tidak mengikat, untuk mendukung kegiatan di lapangan.
6. Desain Model KKN Tematik Berbasis Lokasi a. Karakteristik Desain Model KKN Tematik Berbasis Lokasi 1) Desain KKN tematik berbasis lokasi dilaksanakan terutama berdasarkan tema-tema dan lokasi yang ditetapkan oleh Prodi; 2) Desain model KKN berbasis lokasi didasarkan pada potensi sumber daya dan masalah yang dihadapi masyarakat; 3) Desain model dirancang untuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan pendekatan multisiplin dan interdisipliner;dan 4) Desain model bertujuan untuk menumbuh-kembangkan kemadirian masyarakat.
b. Tahapan pelaksanaan Model KKN Tematik Berbasis Lokasi 1) Fakultas bekerjasama dengan Pemkot dalam bentuk MoU dan MoA untuk mentukan lokasi KKN; 2) Setelah lokasi ditentukan, selanjutnya Prodi mensosialisasikan rencana KKN kepada mahasiswa dan berkoordinasi dengan fakultas; 3) Mahasiswa mendaftar kepada Ka.Ur FISIP; 4) Pembekalan yaitu memberikan pemahaman dan keterapilan bagi mahasiswa peserta tentang hal-hal yang dibutuhkan masyarakat di lokasi KKN; 5) Setelah pembekalan, mahasiswa bersama-sama tim pelaksana melakukan observasi di lokasi yang dijadikan tempat KKN; 6) Mahasiswa menyusun program kegiatan, setelah melakukan observasi ; 7) Mahasiswa berkonsultasi dengan DPL; 8) Penempatan mahasiswa ke lokasi KKN; 9) Pelaksanaan KKN (1 bulan); 10) Pembuatan laporan KKN dan proses evaluasi; 11) Penarikan mahasiswa dari lokasi KKN;dan 12) Membuat rencana tindak lanjut.
36
c. Alur Kegiatan KKN Tematik Berbasis Lokasi
Gambar 3. Alur KKN Tematik FAKULTAS (FISIP)
PEMKOT
PRODI
WILAYAH KKN
MAHASISWA
PENDAFTARAN (Ka.Ur FISIP)
PEMBEKALAN OBSERBVASI LAPANGAN PENYUSUNAN PROGRAM
PENARIKAN
EVALUASI
PELAKSANAAN KKN
PENERJUNAN KKN
7. Persiapan Kegiatan KKN a. Pendaftaran Peserta Peserta yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta diberikan kesempatan untuk mendaftar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui program studi/jurusan dengan cara mengisi formulir pendaftaran KKN dan menyerahkan persyaratan lain kepada Ka. Ur FISIP. (Bukti pembayran biaya KKN, surat keterangan sehat, pas foto, dll).
b. Koordinasi Pelaksanaan Lembaga penyelenggara dalam menyiapkan rencana KKN perlu melakukan koordinasi baik secara internal maupun eksternal. Adapun bentuk koordinasi yang harus dilakukan oleh lembaga penyelenggara adalah:
37
1) Koordinasi Internal Penyelenggara kondisi internal adalah adanya koordinasi antara Fakultas (Dekan) melalui Prodi dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang pelaksanaan KKN, penyamaan persepsi tentang pelaksanaan dan penjadwalan kegiatan serta pelaksanaan kegiatan KKN. 2) Koordinasi eksternal Koordinasi eksternal adalah kondisi yang dilakukan oleh Fakultas dengan Pemkot. Tujuan utama koordinasi eksternal adalah untuk memberikan informasi, pemyamaan persepsi, penggalangan komitmen dan sinergitas dukungan pelaksanaan maupun rencana tindak lanjut KKN.
c. Observasi Lapangan Kegiatan KKN dapat dilaksanakan di desa/kelurahan di kabupatan/kota di sekitar lokasi perguruan tinggi sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam MoU dan MoA. Wilayah desa atau kelaurahan yang dijadikan sebagai lokasi KKN diprioritaskan pada daerah yang tergolong miskin.
d. Pembekalan Mahasiswa Sebelum turun ke lokasi, mahasiswa peserta KKN harus mengikuti kuliah pembekalan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memahami maksud dan tujuan dari pendidikan akademik, khususnya pengabdian kepada masyarakat; 2) Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan KKN sebagaimana perannya sebagai motivator penggerak partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah/desa; 3) Memiliki pola dan strategi dalam proses percepatan pembangunan desa;dan 4) Memiliki informasi tentang potensi SDM. SDA, Sosial dan Budaya., ekonomi wilayah KKN dan konsep pengembangan yang akan diarahkan nantinya pada saat penyelenggaraan KKN Penetapan materi perkuliahan pembekalan ini wajib meliputi tiga aspek diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Maksud dan tujuan pelaksanaan KKN 2) Desain model KKN 3) Hasil koordinasi eksternal dan internal antara Fakultas dengan pemerintah kota
38
e. Penyusunan Program 1) Disusun berdaarkan hasil observasi, pendataan dan pemetaan potensi masyarakat; 2) Program kerja yang disusun, selanjutnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak terkait;dan 3) Program kerja yang telah disepakati, selanjutnya dibuat jadwal kegiatan untuk pelaksanaan KKN
8. Pelaksanaan Kegiatan KKN a. Penempatan Mahasiswa ke Lokasi KKN 1) Penempatan mahasiswa ke lokasi KKN disesuaikan dengan model KKN yaitu berbasis lokasi; 2) Penempatan mahasiswa ke lokasi KKN di tingkat kota dikoordinir oleh koordinator wilayah selanjutnya DPL mongkoordiansi sampai ke lokasi KKN; 3) Kelompok mahasiswa didampingi oleh DPL masingt-masing dalam rangka mempersiapkan berkas kegiatan, bahan pembekalan, dan sarana transportasi menuju lokasi masing-masing kelompok; dan 4) Penyerahan mahasiswa KKN diserahkan oleh koordinator wialyah
b. Orientasi Pelaksanaan dan Program Kerja 1) Kelompok mahasiswa KKN yang sudah di lokasi melakukan sosialisasi program kerja kepada tokoh dan masyarakat setempat; 2) Kelompok mahasiswa KKN bekerjasama dengan masyarakat dalam melaksanakan program kerja;dan 3) Kelompok mahasiswa KKN bersama-sama masyarakat melakukan evaluasi kegiatan secara berkala
c. Bimbingan dan Monitorring 1) DPL membimbing dan mendampingi tahapan program kerja tim kelompok mahasiswa KKN; dan 2) DPL melakukan monitoring dan supervisi di dalam pelaksanaan KKN
d. Penyusunan Laporan 1) Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, masalah yang dihadapi masyarakat baik bidang fisik maupun Non-Fisik , garis-garis besar kegiatan KKN, manfaat KKN serta maksud dan tujuan program KKN; 2) Gambaran kondisi wilayah KKN yang terdiri dari kondisi geografis, kondisi penduduk, kondisi politik/pemerintahan, kondisi ekonomi, kondisi sosial nudaya, kondisi Hankam; 39
3) Pelaksanaan Program Kerja KKN meliputi Pemilihan lokasi KKN, Pelaksanaan program KKN yang meliputi bidang fisik dan non fisik; dan 4) Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran
e. Evaluasi dan Standarisasi Penilaian KKN Evaluasi atau penilaian KKN dilakukan secara komprehensif oleh DPL dan koordinator wilayah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pihak kepala desa/lurah di lokasi KKN, yang meliputi empat kategori penilaian yaitu disiplin kerja, kerjasama tim, pendekatan masyarakat dan penyusunan serta pelaksanaan program. Adapun standarisasi penilaian akhir untuk laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ada di lingkungan FISIP UTA’45 adalah sebagai berikut: Tabel 7. Standarisai Penilaian KKN Huruf Mutu
f.
N ilai Akhir
Angka Mutu
Status Penilaian
A
80-100
4.00
Sangat memuaskan
B
66-79.99
3.00
Baik
C
56-65.99
2.00
Cukup
D
46-55.99
1.00
Kurang
E
0- 45.99
0
Sangat Buruk
Rencana Tindak Lanjut Untuk menjamin agar adanya kesinambungan program maka perlu diberlakukan beberapa program yang harus dilakukan oleh pihak fakultas melalui Koordinator wilayah yaitu: 1) Melakukan evaluasi dan monitoring pasca KKN; 2) Melakukan koordiansi yang melibatkan Pemkot untuk terciptanya kesinmabungan progam kedepannya;dan 3) Koordinator wilayah dan DPL dapat memberikan informasi penelitian dan pengabdian yang aktual
9. Tata Tertib Kegiatan KKN a. Tata Tertib Pra KKN 1) Pembekalan a) Peserta wajib mengikuti seluruh materi pembekalan dan mengisi daftar hadir. Peserta yang tidak mengikuti pembekalan tidak diperbilehkan mengikuti program KKN;
40
b) Peserta wajib menjaga ketertiban dan kedisiplinan demi kelancaran pelaksanaan pembekalan; dan c) Peserta wajib mengikuti ujian materi yang telah diberikan.
2) Observasi a) Peserta wajib melakukan observasi lapangan sebagai bahan penyusunan program kerja; dan b) Observasi dilakukan bersama DPL atau dikonsultasikan dengan DPL. 3) Penyusunan Program a) Peserta wajib menyusun program kerja berdasarkan hasil observasi lapnagan; dan b) Dalam menyusun program kerja perlu mempertimbangkan potensi, permasalahan kebutuhan, waktu dan dana.
b. Tata Tertib Pelaksanaan KKN 1) Peserta wajib tinggal di lokasi selama 1 bulan; 2) Peserta wajib melaksanakan program kerja dengan penuh tangung jawab dan dedikasi tinggi; 3) Peserta wajib menghayati dan menyesuaikan diri dengna kehidupan di lokasi serta menjunjung tinggi norma-norma masyarakat; 4) Peserta harus bersikap sopan dan disiplin yang mencerminkan kepribadian yang senantiasa menjungjung tinggi nama dan citra almamater; 5) Peserta wajib mentaati segala pertauran yang berlaku di lokasi; 6) Peserta wajib mengenakan atribut KKN selama menjalankan program kerja; 7) Peserta yang meninggalkan lokasi wajib mengisi blanko meninggalkan lokasi yang diketahui oleh koordinator kelompok dan kepala desa; 8) Peserta yang meninggalkan lokasi tanpa alasan yang dapat dibenarkan dikategorikan absen dan dapat dikenakan sanksi; 9) Tamu peserta KKN tidak boleh menginap di lokasi;dan 10) Selama di lokasi KKN, peserta tidak diperkenankan mengikuti kegiatan kampus baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
c. Tata Tertib Pasca Pelaksanaan KKN 1) Pada pasca pelaksanaan KKN di lapangan peserta wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan 2) Peserta wajib menyerahkan: a) Daftar hadir harian; 41
b) Catatan pelaksaan program kerja; c) Blanko meninggalkan lokasi baik yang sudah diisi maupun yang masih kosong;dan d) Peserta wajib menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan setelah mendapat pengesahan dari DPL berupa laporan desain model tematik yang diserahkan kepada kepala desa, camat, dan fakultas
42
BAB 4 TUGAS AKHIR SKRIPSI
Skripsi adalah karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan atau kepustakaan yang disusun oleh seorang mahasiswa sesuai dengan bidang studinya, sebagai tugas akhir dalam studinya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian yang ada di dalam skripsi adalah keseluruhan kegiatan, baik di dalam bentuk pemikiran maupun dalam kegiatan nyata, yang dikerjakan oleh seorang mahasiswa untuk menyelesaikan suatu pendekatan
penelitian
yang
masalah pengetahuan dalam rangka penyusunan skripsi. Adapun dipergunakan
di
dalam penyusunan
skripsi
tersebut
dapat
mempergunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Namun, sayangnya hingga saat ini proses pembuatan skripsi masih menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa. Mengapa hal ini bisa terjadi? Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan hampir di seluruh universitas adalah dikarenakan masing-masing siswa masih belum menyiapkan topik yang akan dibahas di dalam penulisan skripsi nanti. Sedangkan penentuan topik adalah sebagai syarat administratif utama bagi mehasiswa di dalam mngajukan skripsi. Sehingga jika hal ini terus terjadi maka tidak menutup kemungkinan siswa akan malas untuk menulis tugas skripsi karena mereka masih belum memiliki kesiapan materi, terkait dengan topik. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan oleh seorang dosen pembimbing adalah mereka harus mampu menjadikan tugas karya ilmiah skripsi ini menjadi tugas yang menyenangkan, relevan dan menarik, dalam rangka membantu kreatifitas berpikir mahasiswa. Pertanyaannya adalah apakah orang-orang yang tidak bisa membuat tugas akhir skripsi adalah orang yang bodoh? ternyata tidak. Mereka hanyalah terkungkung oleh teknik legalitas yang tidak perlu. oleh karena sangat penting bagi universitas untuk membuka kreatifitas mahasiswa sehingga penulisan tugas akhir skripsi dapat lebih bervariatif. Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Prof. Purwo Santoso, Ph.D di dalam pemaparannya pada acara workshop mengenai teknik penulisan skripsi dan metodologi penelitian yang diadakan oleh Prodi Ilmu Politik yang diadakan pada tanggal 25 Juni 2015 bertempat di auditorium Rektorat lantai 3, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, beliau mengemukakan bahwa permasalahan ini tidak hanya terjadi di satu tempat saja, namun hampir terjadi di seluruh instansi pendidikan yang ada di Indonesia, bahkan termasuk universitas ternama sekelas UGM. Berdasarkan pengamatan yang telah beliau lakukan selama beliau bertindak sebagai dosen pembimbing skripsi mahasiswa, dan mungkin hal ini juga hampir terjadi di semua kalangan dosen adalah dikarenakan mereka tidak/belum memahami karakter dari masing-masing mahasiswa yang akan mereka bimbing. Pengenalan karakter dari masing-masing mahasiswa sebelum dilakukan 43
bimbingan adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh pembimbing agar proses bimbingan dapat berjalan dengan lancar, dan diharapkan mahasiswa dapat menyelesaikan tugas akhirnya itu tepat waktu tanpa menemui adanya hambatan yang berarti. Berikut beberapa contoh kasus yang biasa dihadapi oleh mahasiswa, yaitu: Tabel 8. Contoh Kasus No
1
Contoh Kasus
Penyelesaian
Mahasiswa takut akan penggunaan
a) Menghadapi mahasiswa dengan kasus seperti ini,
teori
cara pertama yang bisa dilakukan oleh dosen pembimbing adalah dengan mendengar terlebih dahulu rangkaian narasi yang akan dikembangkan oleh mahasiswa untuk mendapatkan penjelasan lebih rinci b) Meminta kepada mahasiswa untuk menarasikan apa yang sudah diuraikan sebelumnya kepada dosen pembimbing c) Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh mahasiswa kepada dosen, maka akan diketahui kirakira teori apa yang paling cocok digunakan oleh mahasiswa untuk pembahasan lebih lanjut terkait dengan permasalahan yang akan diangkat
2
Mahasiswa takut untuk berdiskusi karena
takut
disalahkan
dalam
pembuatan skripsinya
a) Sebagai
dosen
pembimbing
harus
melakukan
pendekatan dengan cara memberikan semangat kepada mahasiswa yang memiliki rasa tidak percaya diri seperti itu, dalam rangka memberikan rasa percaya diri kepada mahasiswa b) Jangan langsung melakukan pencoretan terhadap setiap naskah yang dibuat oleh mahasiswa sebelum dibahas bersama-sama dan dicari permasalahannya
3
Tuntutan
Administratif
lingkungan
universitas
di Harus adanya kesamaan antara universitas, dosen, dan terkait mahasiswa di dalam proses pengerjaan tugas akhir agar
dengan prosedur pembuatan skripsi
tidak membingungkan mahasiswa di dalam proses pengerjaannya yang pada akhirnya akan mematikan kreatifitas mereka dalam pembuatan karya ilmiah. Sehingga apabila hal sepeerti ini terus berlajut, maka
44
No
Contoh Kasus
Penyelesaian
dapat dilihat makalah ilmiah yang dihasilkan hampir semuanya memiliki kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya. 4
Kompetensi dosen pembimbing
Ada baiknya dalam pemilihan dosen tidak diserahkan kepada mahasiswa secara langsung, karena polemik ini akan memicu adanya dosen favorit dan dosen tidak favorit di kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, ada baiknya dalam pemilihan dosen pembimbing skripsi bagi mahasiswa di sesuaikan dengan mata kuliah yang paling dikuasai oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga prmilihan dosen pembimbing disesuaikan dengan topik yang dikuasai oleh dosen.
5
Kemalasan di kalangan mahasiswa
Sebagai dosen pembimbing yang dapat dilakukan adalah harus mampu melakukan pendekatan persuasif kepada mahasiswa utuk menyemangati mahasiswa, sehingga dengan pendekatan tersebut dapat diketahui apa yang melatarbelakangi mahasiswa sehingga mereka malas untuk menulis tugas karya ilmiah.
Apabila telah
diidentifikasi maka dosen dapat menetukan tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dipaparkan diatas terkait dengan permasalahan yang dihadapi dikalangan mahasiswa dan dosen dalam proses pembuatan tugas akhir skripsi, maka diharapkan nantinya kita dapat memberikan penyelesaian terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing pihak.
A. TUJUAN DAN KEGUNAAN Dilihat berdasarkan essensinya, maka essensi tugas skripsi adalah membangun argumentasi, bukan menyusun kata-kata. Selama ini mahasiswa sibuk dengan menyusun kata-kata. Sehingga yang terjadi adalah mereka hanya mempermasalahkan urutan kata-katanya. Sebenarnya, dalam penulisan skripsi bagian terpentingnya adalah membangun argumentasi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari permasalahan yang menarik untuk dibahas di dalam skripsi, sehingga masalah tersebut dipandang perlu untuk dilakukan penelitian. Rohnya penelitian adalah argumentasi. Argumentasi adalah apa yang ingin kita bangun. Untuk level Sarjana, argumentasi 45
itu apabila bisa menggunakan satu teori dan menjelaskan bekerjanya teori itu dengan bukti/data. Hal ini dikarenakan di dalam program sarjana yang ditutut dari seorang mahasiswa adalah kepiawaiannya dalam beragumentasi. Ketika kita berbicara mengenai skripsi, ada aspek penting yang seringkali kita lupa, dimana aspek pertama adalah naskah yang kita sebut dengan argumentasi. Argumentasi adalah ketika kita mampu mengaitkan antara teori dengan data yang telah kita dapatkan di lapangan. Seringkali kita bersikut dengan bungkusnya (rumusnya) tapi yang dibungkus itu tidak jelas. Oleh karena itu secara lebih prinsipil, di dalam pembuatan skripsi, ketika kita sedang beragumentasi, berarti kita sedang menata pengetahuan. oleh karena itu sangat penting bagi mahasiswa untuk percaya diri terhadap pengetahuan yang telah dimiliki selama bertahun-tahun mengenyam pendidikan di universitas. Hal ini menjadi poin penting yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa. Karena didalam pembuatan skripsi naskah yang harus dibangun adalah yang bersifat justified trough belives.Di dalam membangun sebuah argumentasi di dalam pembuatan skripsi harus mengandung dua tujuan penting yang dilihat dari aspek teoritik maupun praktif. 1. Aspek teoritik adalah bagaimana data yang telah berhasil kita kumpulkan di dalam skripsi dapat mengembangkan ilmu pengetahuan; 2. Praktif adalah bagaimana skripsi yang telah kita buat dapat memberikan penyelesaian di dalam penanganan masalah-masalah ytang bersifat praktif. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di dalam menyusun pernyataan argumentasi di dalam pembuatan skripsi yaitu: 1. Menyusun pertanyaan (perumusan masalah); 2.
Memperoleh jawaban (kesimpulan);
3.
Pemberlakuan metode keilmuan dan metode penelitian.
Menurut hasil workshop yang dipaparkan oleh Prof. Purwo Santoso, Ph.D, di dalam pembuatan skripsi pada umumnya secara sistematis hanya terdiri dari dua bagian penting yang dapat dilihat pada bagian awal maupun akhir yang terdiri dari pertanyaan dan jawaban dan menghikuti model “sosis”. Gambar 4. Penulisan Model Sosis
46
Keterangan gambar: Dalam pembuatan skripsi dapat diistilahkan sebagai sebuah “sosis”, dimana bagian pentingnya ada pada bagian ujungnya yang membungkus badan “sosis” tersebut. Dilihat dari gambar tersebut, apabila “sosis” itu diibaratkan sebagai sebuah naskah skripsi, maka bagian pembungkus ujungnya di dalam sebuah skripsi adalah bagian pertanyaan (rumusan masalah) dan bagian akhir yaitu jawaban (kesimpulan).
Bagian badan “sosis”, di dalam pembuatan skripsi adalah bagian isinya. Dalam bagian isi ini secara sistematis di pilah-pilah menjadi beberapa bagian, yang terdiri dari lima bagian. Kelima bagian ini di dalam skripsi adalah bagian sistematis pembab-an yang pada umumnya ada di dalam pembuatan naskah skripsi. Pembagian bab tersebut, dengan metode “sosis” dapat diganbarkan sebagai berikut: Gambar 5. Metode Model Sosis
Keterangan gambar: Dalam bagian badan “sosis” terlihat sosis tersebut telah di pilah-pilah menjadi lima bagian. Kelima bagian ini yang disebut dengan bagian pembab-an. Dimana kelima bab tersebut terdiri dari pendahuluan, kerangka teoritis, metodologi penelitian, hasil penelitian, dan penutup.
Dikaitkan dengan skripsi, maka kelima bagian tersebut ada tiga kelompok besar yang harus diperoleh oleh mahasiswa yaitu bagian pertanyaan, kerangka berfikir (alur argumentasi), dan penutup, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 6. Kerangka berpikir
Untuk dapat memperoleh gambaran yang menarik mengenai pembuatan skripsi seperti yang tergambar di dalam model sosis tersebut, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
47
oleh mahasiswa untuk membuat sebuah hasil karya skripsi yang menarik yaitu: (1) Ketekunan; (2) Kemandirian; dan (3) Keterampilan. Dengan mengetahui langkah-langkah pembuatan skripsi yang tercantum di dalam buku panduan ini diharapkan akan mempermudah mahasiswa di dalam menyelesaikan tugas akhirnya.
B. KELATAHAN DI DALAM PEMBUATAN SKRIPSI Di dalam proses pembuatan skripsi, seringkali kita melihat karya-karya yang dihasilkan oleh mahasiswa terkesan mirip, terbatas pada permasalahan yang sama, sehingga bisa dikatakan hasil karya yang diciptakan dalam bentuk skripsi tidak menarik minat orang lain untuk membacanya. Sehingga sangat penting sebenarnnya bagi universitas untuk membuat suatu terobosan baru sehingga tugas akhir tidak lagi menjadi hanya merupakan tunttutan administratif semata yang sesuai dengan standarisasi universitas. Menurut Prof. Purwo Santoso, Ph, D beberapa bentuk kelatahan dan kesalahpahaman yang sering terjadi dai dalam pembuatan tugas akhir (TA) adalah sebagai berikut: 1. lebih mengedepankan kepentingan administrasi daripada isi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan mahasiswa terjebak dengan adanya ketentuan bahwa tugas akhir menjadi syarat administratif untuk memperoleh kelulusan. 2. Dalam proses penulisan lebih mengikuti koleksi perpustakaan daripada kata hati yang berasal dari buah fikiran kita. Hal ini terjadi dikarenakan masih kurangnya budaya membaca di dalam diri mahasiswa, kurangnya literature review, dan kurangnya berpendapat 3. Lebih mengedepankan metode daripada metodologi. Hal ini terjadi karena pembelajaran metodologi tidak memadai, tidak aplikatif 4. Kerangka teori hanya dijadikan sebagai pajangan. Sehingga banyak teori-teori yang dimasukkan di dalam TA tidak relevan dengan permasalahan yang diangkat. Apabila hal itu terus dibiarkan maka mahasiswa akan kehilangan orientasi dalam membangun argumentasi. 5. Kesimpulan tidak sesuai dengan perumusan masalah
C. KEDUDUKAN SKRIPSI DAN BOBOT SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS) Tugas akhir skripsi biasanya ditujukan bagi mahasiswa untuk program Strata -1 (Sarjana). Penulisan skripsi biasanya hanya bisa dilakukan bagi mahasiswa semester 8 (tingkat akhir). Namun, kita juga tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa yang memiliki academic record yang cukup memuaskan yang dapat dilihat dari semester 1, maka merekapun juga diperbolehkan untuk mengambil tugas akhir skripsi. Bobot SKS yang wajib dipenuhi oleh masing-masing mahasiswa untuk membuat tugas akhir skripsi adalah sekitar 120 SKS hingga proposal penelitian. Dari 120 SKS yang ada, ada beberapa mata kuliah wajib yang harus lulus bagi kalangan mahasiswa untuk mendukung tugas skripsi yaitu Metode Penelitian Sosial (MPS), Statistik, dan 48
Metode penelitian Komunikasi (MPK), dan seminar proposal. Keempat mata kuliah tersebut dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengerti mengenai langkah-langkah apa saja yang mereka perlukan di dalam proses penelitian pada saat pembuatan tugas akhir skripsi nanti. Bobot skripsi ditetapkan berdasarkan buku pedoman pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yaitu sebesar 6 SKS atau yang setara dengan kegiatan akademik setiap minggu sebesar 24-30 jam SKS selama 1 semester atau juga setara dengan kegiatan akademik sebesar 600-750 jam. Skripsi ini adalah sebagai tugas akhir (final assignment) mahasiswa program S1 dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dari mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian.
D. SYARAT PENYUSUNAN SKRIPSI Seorang mahasiswa diperkenankan membuat skripsi bila memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku yaitu: 1. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan; 2. Mengumpulkan sejumlah SKS tertentu sesuai dengan yang ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yaitu minimal 120 SKS dan sudah lulus ketiga mata kuliah wajib yaitu statistik, MPS, dan MP Prodi sebagai syarat untuk mengajukan proposal penelitian skripsi sebagai acuan di dalam pembuatan skripsi nantinya. 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,00 4. Tidak ada nilai akhir E 5. Memiliki nilai D tidak lebih dari 10% dari beban kredit total atau beban studi kumulatif yang harus ditempuh; 6. Telah menyelesaikan semua mata kuliah prasyrat bagi pendidikan di jurusan/program studinya, sebagaimana ditentukan oleh jurusan/program studi masing-masing 7. Memenuhi syarat-syarata lain yang ditentukan oleh fakultas yaitu: a. Tata cara dan metode pembuatan skripsi; b. Tata cara dan metode pembuatan skripsi diatur dalam buku pedoman FISIP UTA’45; c. Nilai kredit skripsi program sarjana sebesar 6 (enam) SKS d. Waktu penyelesaian tugas akhir; 1) Skripsi harus sudah diselesaikan dalam waktu 2 (dua) semester sejak skripsi diprogramkan dalam KRS. 2) Perpanjangan waktu dapat dilakukan dengan mendapatkan persetujuan dari Dekan setelah mendapatkan rekomendasi dari Kepala Program Studi (Kaprodi)
49
E. SYARAT PENGAJUAN JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagaiman tersbeut di atas diperkenakan mengajukan usulan topik penelitian ke jurusan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Mengajukan satu usulan judul penelitian; 2. Berdasarkan usulan mahasiswa tersebut, jurusan menetapkan satu judul penelitian yang aktual dan researchable s untuk menetapkan dosen pembimbing.
F. DOSEN PEMBIMBING 1. Persyaratan dosen pembimbing skripsi bagi mahasiswa: a) Dosen pembimbing skripsi terdiri satu orang; b)
Dosen pembimbing bergelar Doktor, atau magister atau setidaknya asisten ahli/ahli di bidangnya masing-masing;
c)
Penetapan dosen pembimbing didasarkan pada minat/keahlian masing-masing dosen tersebut.
2. Hak dan kewajiban dosen pembimbing: a. Hak dosen pembimbing: 1) Menerima honorarium sebagaimana diatur oleh fakultas; 2) Mengganti tema/judul dari usulan pertama oleh mahasiswa dan jurusan; dan 3) Mengundurkan diri sebagai pembimbing dengan alasan akademik. b. Kewajiban dosen pembimbing: 1) Membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam menyusun usulan penelitian; 2) Menandatangani usulan penelitian apabila telah layak; 3) Menghadiri seminar usulan penelitian sesuai dengan judul yang telah disepakati bersama serta mengisi berita acara ujian dan seminar serta menandatangani kartu seminar ujian; 4) Membimbing dan mengarahkan mahasiswa di dalam menyusun laporan penelitian (skripsi); 5) Menandatangani kartu konsultasi mahasiswa, dalam setiap konsutasi; 6) Memeriksa secara teliti atas kejujuran penyusunan skripsi dan pencarian data primer, untuk menghindari data fiktif dan tuntutan dari oihak yang terkait dalam penulisan skripsi; 7) Hadir pada saat ujian skripsi dilaksanakan, untuk bertindak sebagai ketua/anggota penguji 8) Bertanggung jawab terhadap revisi skripsi
50
3. Penggantian Dosen Pembimbing a. Apabila terjadi halangan yang tetap, yaitu tidak dapat menjalankan fungsi bimbingan pada mahasiswa untuk jangka waktu minimal tiga bulan secara berturut-turut, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat melapor kepada Kaprodi. Selanjutnya Kaprodi mengusulkan kepada Dekan untuk seterusnya akan membuat SK penggantian pembimbing. Apabila terjadi masalah yang menghambat penyelesaian skripsi, maka penyelesaian ditangani oleh Kaprodi dan apabila belum bisa diseselsaikan maka dilimpahkan kepada Dekan. b. Penggantian
dosen
pembimbing
dapat
dilakukan
karena
dosen
pembimbing
mengundurkan diri atau atas permintaan mahasiswa dengan alasan yang dapat diterima; c. Dosen pembimbing yang mengundurkan diri harus mengajukan secara tertulis kepada jurusan;Mahasiswa yang mengajukan permohonan penggantian dosen pembimbing harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada jurusan dan disetujui oleh dosen yang diusulkan; d. Berdasarkan rekomendasi dekan, Kaprodi harus menetapkan peggantinya; e. Dalam hal permohonan dosen oleh mahasiswa tidak mendapat persetujuan dosen yang bersangkutan, maka jurusan menginisiasi pertemuan dosen dan mahasiswa, dengan memperhatikan hasil tersebut, jurusan menetapkan perlu tidaknya penggantian Dosen.
G. TATA KERJA PENYUSUNAN DAN ALUR PENGAJUAN SKRIPSI 1. Tata Kerja Penyusunan Skripsi Mahasiswa yang telah memeuhi persyaratan untuk skripsi, diperkenankan mengajukan usulan penelitian ke jurusan dengan sebagai berikut: a. Mendaftarkan 1 judul ke Ka.Urusan FISIP dalam bentuk outline dengan menunjukkan form pendaftaran skripsi, membawa KHS (kartu hasil study) asli terakhir; b. Ka.Urusan FISIP mendistribusikan kepada masing-masing Prodi untuk didistribusikan kepada masing-masing Dosen berdasarkan kompetensi mereka, c. Menunggu jawaban dari masing-masing dosen mengenai kesediaan mereka untuk melakukan bimbingan terhadap mahasiswa berdasarkan topik penelitian yang telah didistribusikan oleh jurusan, dengan batas waktu jawaban maksimal 7 (tujuh) hari dari topik tersebut didistribusikan oleh jurusan; d. Setelah dosen menyetujui, maka kemudian dibuat surat persetujuan bimbingan yang diketahui oleh Dekan dan Ketua Program studi (Kaprodi). e. Proses bimbingan skripsi terhadap mahasiswa dapat segera dilakukan termasuk arahan dalam pembuatan proposal penelitian skripsi yang terdiri dari III bab pada bagian skripsi yaitu pendahuluan, kerangka teori dan metodologi penelitian. 51
f.
Pengajuan sidang seminar proposal penelitian
g. Seminar Proposal Penelitian, h. Pengajuan pelaksanaan penelitian oleh mahasiswa yang disetujui oleh dosen pembimbing setelah ada revisi i.
Pelaksanaan Sidang Skripsi
2. Seminar Proposal Sebelum mahasiswa menyelesaikan tugas akhir (skripsi) terlebih dahulu mahasiswa harus mengikuti seminar proposal. Adapun syarat-syarat yang harus dilalui oleh mahasiswa untuk mengikuti seminar proposal penelitian yang ada di lingkungan FISIP UTA’45 adalah adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa mengajukan 1 judul Proposal skripsi dengan mengisi form untuk bimbingan proposal skripsi kepada Ka.Urusan FISIP; b. Judul dan form yang sudah di isi kemudian diserahkan kepada Ka. Urusan FISIP untuk didistirbusikan kepada masing-masing prodi; c. Kaprodi menyetujui proposal skripsi disertai dengan penunjukan 1 orang dosen pembimbing yang sesuai dengan kompetensi dosen berdasarkan topik yang diajukan oleh mahasiswa; d. Mahasiswa mengajukan proposal skripsi yang sudah ada masukan dari dosen pembimbing kepada Kaprodi untuk mengajukan seminar proposal ; e. Mahasiswa wajib mengikuti seminar proposal skripsi yang ada di masing-masing prodi minimal setelah melalui bimbingan sebanyak 3 kali pertemuan dengan mengisi form kehadiran yang dikoordinir oleh Kaprodi dan sudah ditandatangani oleh dosen pembimbing. f.
Ujian seminar proposal penelitian yang dilakukan oleh 2 orang penguji yang terdiri dari 1 orang dosen pembimbing dan 1 orang dosen penguji 1.
52
H. ALUR PENGAJUAN SKRIPSI BAGI MAHASISWA UTA’45 Gambar 7. Alur Pengajuan Skripsi Untuk poengajuan judul skripsi persyaratan minimal 120 SKS
Pengajuan judul dalam bentuk outline (judul, alasan pemilihan judul) kepada KaUr FISIP dan dilanjutkan ke Prodi
Persetujuan oleh Kaprodi untuk melakukan pemilihan pembimbing berdasarkan topik yang diajukan
Pelaksanaan penelitian
Pengajuan ujian skripsi ke Kaprodi setelah mendapatkan persetujuan pembimbing
Penetapan dengan SK Dekan
Penunjukan dosen penguji II oleh Kaprodi.dengan persetujuan Dekan
Proses bimbingan mahasiswa oleh dosen pembimbing untuk proposal penelitian disertai dengan buku bimbingan yang harus dibawa dan diisi pada saat bimbingan
Mahasiswa menyerahkan 3 rangkap naskah skripsi ke Kaur FISIP
Mahasiswa mengajukan 2 eksemplar proposal penelitian ke Kaur FISIP
Sidang Proposal Penelitian Skripsi diuji oleh 2 orang dosen terdiri dari dosen pembimbing dan dosen penguji I Revisi seminar proposal skripsi makasimal 2 minggu setelah sidang proposal yang diserahkan kepada dosen pembimbing
Ka.Ur menyerahkan naskah skripsi kepada dosen penguji
Pelaksanaan sidang/ujian skripsi yang sebelumnya telah memenuhi 138 SKS
Pengajuan surat penelitian yang disetujui oleh rektor
53
Revisi tugas akhir skripsi berdasarkan masukan-masukan yang diberikan oleh penguji dengan batas akhir 1 bulan setelah sidang, jika telat dianggap tidak lulus
Setelah revisi Mahasiswa menyerahkan 3 rangkap hardcover dan soft copy (1 CD ) ke KaUr FISIP
Konsep Pembuatan Jurnal oleh mahasiswa
Wisuda
I. KARAKTERISTIK SKRIPSI Skripsi yang disusun mahasiswa harus memenuhi persyaratan: 1.
Merupakan hasil karya asli buka jiplakan, baik sebagian atau secara keseluruhan;
2. Mempunyai manfaat teoritis dan praktis; 3. Sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan; 4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku; 5. Disusun dengan proporsi dan jumlah minimal yang disyaratkan. Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 (enam puluh) halaman secara keseluruhan. Proporsi jumlah halaman sebagai berikut: a. Bab I
: 10%
b. Bab II
: 25%
c. Bab III
: 10%
d. Bab IV
: 50%
e.
: 5%
Bab V
K. PENULISAN SKRIPSI Setelah mahasiswa selesai melakukan penelitian, maka: 1. Mahasiswa segera menulis skripsi sesuai dengan dengan rancangan dan sistematika yang berlaku; 2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dengan disertai bukti-bukti pengumpulan data primer dan sekunder; 3. Setiap konsultasi dicatat dalam kartu konsultasi dan ditandatangai oleh dosen pembimbing; 4. Perbaikan/penyempurnaan skripsi harus sesuai dengan hasil konsultasi dari dosen pembimbing; 5. Meminta tanda tangan persetujuan sidang skripsi kepada dosen pembimbing; 6. Menggandakan skripsi sebnayak 4 (empat) eksemplar dengan ketentuan 1 eksemplar untuk fakultas, 1 eksemplar untuk BAK,1 eksemplar untuk universitas dan 1 eksemplar untuk mahasiswa.
L. PENGAJUAN UJIAN SKRIPSI Setelah skripsi telah dianggap layak, maka mahasiswa dapat melakukan pengajuan ujian sidang skripsi dengan memperhatika tata cara berikut ini: 1. Syarat Akademik a. Telah lulus semua mata kuliah yang diwajibkan; b. Nilai C tidak melebihi 10% dari beban kredit total; c. Tidak ada nilai D; 54
d. Skripsi telah ditandatangani oleh dosen pembimbing, Jurusan dan diketahui oleh Dekan e. Menyiapkan halaman tanda persetujuan sidang oleh dewan penguji untuk ditandatangani oleh dosen pembimbing, penguji 1 dan penguji 2, Jurusan, dan Dekan.
2. Syarat administratif Mendaftarkan untuk jadwal sidang ujian skripsi ke bagian BAAK dengan menyerahkan: a. Melakukan pembayaran ujian skripsi b. Mengumpulkan bukti pembayaran sidang, 4 rangkap skripsi dan memenuhi kelengkapan lainnya ke Biro Administrasi Akademik sampai dengan batas akhir c. Satu lembar KHS (Kartu hasil studi) yang asli; d. Satu lembar pembayaran SPP 1 tahun terakhir; e. Satu lembar surat keterangan bebas pinjaman dari perpustakaan fakultas; f.
Satu lembar surat keterangan bebas pinjaman dari perpustakaan universitas;
g. Mengumpulkan pasfoto terbaru.
3. Dalam ujian skripsi , mahasiswa yang akan diuji harus menyerahkan draft skripsinya sebanyak empat rangkap kepada jurusan atau program studi paling lambat 2 (dua) minggu sebelum sebelum sidang skripsi dilaksanakan, yang akan dibagikan kepada: a. Satubuah untuk dosen pembimbing; b. Dua buah untuk dosen penguji ; c. Satu buah untuk mahasiswa.
4. Dosen penguji skripsi minimal terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang dosen pembimbing, 2 orang dosen penguji (1 orang dosen sebagai ketua penguji dan 1 orang dosen anggota penguji). Dosen pembimbing hanya berperan sebagai dosen pendamping, dan tidak berhak meberikan nilai ujian skripsi
5. Hasil ujian skripsi diumumkan setelah satu minggu dari pelaksanaan ujian sidang skripsi, menunggu sidang senat dan hasilnya dapat dilihat di papan pengumuman.
6. Bagi mahasiswa yang tidak lulus ujian maka diwajibkan untuk melakukan ujian ulangan skripsi setelah memperbaiki skripsi terlebih dahulu dan setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing. Mahasiswa dapat mendaftar ujian perbaikan dengan cara sebagai berikut: a. Melakukan pembayaran ujian mengulang tugas akhir studi b. Mengumpulkan bukti pembayaran sidang dan 4 rangkap skripsi ke biro administrasi akademik hingga batas akhir 55
c. Jadwal sidang akan diumumkan melalui papan pengumuman
M. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI 1. Bagian Awal Skripsi Pada bagian awal skripsi, harus terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. Sampul, pada bagian sampul ditulis judul skripsi, tujuan, nama dan NIM mahasiswa, logo universitas, fakultas, jurusan, program studi, kota, tahun; b. Halaman judul; berisikan tulisan dan susunan yang sama dengan halaman sampul c. Halaman tanda persetujuan skripsi d. Tanda pengesahan majelis penguji e. Halaman pernyataan orisinalitas, halaman ini memuat pernyataan orisinalitas skripsi yang harus ditandatangani oleh mahasiswa. f.
Abstraksi adalah gambaran secara ringkas dan padat yang mencangkup permasalahan penelitian, tujuan penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, temuan penelitian serta kesimpulan dan saran.
g. Abstract adalah ringkasan yang ditulis dalam versi bahasa inggris. h. Kata pengantar; i.
Daftar Isi memuat keseluruhan judul komponen skripsi mulai dari bagian awal, bagian utama, dan bagian akkhir skripsi yang diikuti dengan penujukan halaman;
j.
Daftar tabel, halaman daftar tabel memuat urutan judul tabel yang diikuti dengan penujukan halaman;
k. Daftar gambar /bagan memuat urutan judul gambar atau bagan yang diikuti dengan penunjukan halaman; l.
Daftar lampiran memuat urutan lampiran yang diikuti dengan penujukan halaman.
2. Bagian Utama Skripsi A. PENDAHULUAN Dalam bagian pendahuluan, penulis hanya memaparkan secara singkat tentang objek yang akan di teliti yang disertai dengan alasan kuat mengapa penelitian tersebut harus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menjawab berbagai fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita melalui hasil penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan biasanya terdiri berbagai sub bab yang meliputi: 1. Latar belakang; Pada dasarnya menggambarkan tentang seberapa jauh teori-teori yang tekah ditawarkan oleh para ahli telah berhasil menjelaskan pertanyaan-pertanyaan penting mengenai topik tersebut (disertai referensi), sedalam apa “kesenjangan” antara 56
pertanyaan-pertanyaan para ahli yang belum belum berhasil diberikan jawabannya (referensi atau dukungan data sekunder) dan sumbangan atau dimensi apa yang ingin dikaji peneliti melalui penelitian yang akan dilakukan, latar belakang juga memuat fenomena yang menjadi alasan penelitian tersebut menarik untuk dilakukan; 2. Perumusan masalah; Merupakan suatu bentuk penjabaran terhadap masalah yang telah diungkapkan secara konkret. Penjabaran yang dilakukan harus terarah, sederhana, spesifik dan diformulasikan dalam kalimat tanya. Dalam perumusan masalah biasanya hanya berupa pointernya saja. 3. Tujuan penelitian Merupakan bentuk pernyataan tentabng apa yang diharapkan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu pernyataan dilakukan secara pasti, ringkas dan jelas tentang apa yang akan dilaksanakan dalam penelitian, sesuai dengan sifat permasalahan dan hasil yang ingin dicapai di dalam melaporkan penelitian. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan atau menguji suatu gejala. 4. Manfaat penelitian Merupakan bentuk pernyataan tentang kemungkinan dari manfaat hasil penelitian secara lebih spesifik, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun untuk keperluan praktis. 5. Sistematika pembahasan Berisi tentang pemadatan isi dari masing-masing bab yang ditulis didalam skripsi (bukan pengulangan daftar isi).
B. KERANGKA TEORI Mengemukakan teori-teori atau temuan ilmiah dari buku ilmiah, jurnal, hasil penelitian (skripsi, tesis, disertasi) yang berkaitan dengan permasalahan atau pertanyaan penelitian. Dalam hubungan ini, pemilihan bahan pustaka didasarkan pada dua kriteria yaitu prinsip kemuktahiran dan prinsip relevansi dengan topik yang diteliti. Untuk penelitian yang menguji hipotesis, peneliti harus membuat kesimpulan teori atau model teoritis. Bila perlu dinyatakan pula dalam model hipotesids atau langsung dalam suatu rumusan hipotesis. Sedangkan dalam penelitian yang bersifat kualitatif, peneliti harus membuat kernagka pemikiran dari konsep-konsep dalam tinjauan pustaka.
57
C. METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan bagaimana penelitian untuk skripsi tersebut dilakukan. Dalam metode peneltian dapat memepergunakan metode kuantitaif, kualitatif muauan gabungan dari keduanya.
1. Metode Kuantitatif Komponen-komponen yang ada di dalam metode kuantitatif adalah sebagai berikut: a) Jenis penelitian Diungkapkan tentang jenis penelitian yang digunakan, dan alasan menggunakan jenis penelitian tersebut. b) Lokasi penelitian Mengemukakan tentang di mana lokasi penelitian tersebut dilakukan disertai dengan alasan pemilihan lokasi c) Variabel atau pengukuran Memuat tentang konsep dan variabel penelitian berikut definisi operasionalnya serta indikator dan item serta skala pengukuran yang dipergunakan. d) Populasi dan sampel Bagian ini menjelaskan secara definitif karakteristik yang menjadi satuan penelitian, populasi dan karakteristiknya, besar sampel yang diambil serta teknik dan cara pengambilan sampelnya. e) Teknik pengumpulan data Mengemukakan metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data berikut instrumen yang digunakan. f) Teknik analisis Menguraikan tentang metode analisis yang dipilih berikut tahapan-tahapannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian.
2. Metode Kualitatif Komponen-komponen metode kualitatif pada garis besarnya meliputi: a) Jenis penelitian Diungkapkan tentang jenis peneliitian yang digunakan dan alasan menggunakan jenis penelitian tersebut
58
b) Fokus penelitian Mengemukakan tentang penetapan masalah yang menjadi pusat perhatian penelitian. c) Pemilihan lokasi penelitian Dikemukakan dimana tempat penelitian dilakukan dan dimana sebenarnya penelitian dapat menagkap keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. d) Sumber data Mengemukakan sumber data yang dipergunakan di dalam kegiatan penelitian. Dalam hal ini dikemukakan pula peristiwa apa kita terlibat di dalamnya dalam rangka mengumpulkan data. Sebutkan pula aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. e) Pengumpulan data Mengemukakan bagaimana menggali data di lapangan menurut instrumen yang dipilih, serta menjelaskan mempergunakan instrumen tersebut. f) Instrumen penelitian Mengemukakan alat yang dipergunakan di dalam menggali data dimana penelitian tersebut dilakukan. g) Metode analisis Mengemukakan tahapan-tahapan di dalam menganalisis data penelitian. Menyebutkan teknik analisis yang dipergunakan serta alasan mempergunakan teknik analisis tersebut.
3. Metode kuantitaif dan kualitatif Merupakan kombinasi antara kedua komponen metode kualitatif dan
kuantitatif
diatas. Dijelaskan secara terperinci hipotesis dan pertanyaan mana yang ingin dijawab secara kuantitatif dan kualitatif.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Penyajian data Menggambarkan sejumlah variabel atau masalah penelitian yang mencerminkan karakteristik dari objek atau fenomena yang terjadi saat itu secara kronologis menurut tujuan penelitian. Penyajian data hasil penelitian dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik, foto, disertai uraian yang memuat ulasan makna didalamnya dan bukan untuk dibahas tetapi dibunyikan maknanya.
59
2. Analisis dan Interpretasi Memaparkan perlakuan data atau fenomena dalam tahapan-tahapan analisis dengan tata cara metode/teknik) tertentu, yang selanjutnya diinterpretasikan (ditafsirkan) sesuai dengan konsepsi dan teori yang dipakai dalam rangka pencapaian tujuan penelitian. Pembahasan analisis dan interpretasi adalah pemberian makna dan alasan, dimana ulasan dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara kuantitatif dan kualitatif dan yang penting untuk diperhatikan pembahasan harus komprehensif dan tidak keluar dari konteks yang dipaparkan di dalam tujuan penelitian dan alur bahasan sesuai dengan judul.
E. PENUTUP Pada bagian penutup atau akhir skripsi sebagai karya ilmiah harus disajikan kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan dan saran-saran hasil penelitian disajikan secara terpisah. 1) Kesimpulan Kesimpulan secara garis besarnya merupakan temuan pokok yang menjawab tujuan penelitian, baik sifat substansial maupun metode teknis serta dikemukakan pula implementasi dari hasil pembahasan, dan kesimpulan sebagai jawaban permasalahan penelitian harus bersesuaian dengan tujuan penelitian. 2) Saran Saran merupakan implementasi dari penemuan-penemuan ataupun rekomendasi tentang studi lanjutan dan kebijakan-kebijakan yang akan datang.
3. Bagian Akhir a. Daftar Kepustakaan Memuat semua bahan rujukan yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi. Penulisan sistem daftar pustaka menggunakan standar APA. Bahan rujukan yang berasal dari website tidak boleh melebihi 40 % dari total daftar pustaka yang ada. b. Lampiran-lampiran Memuat bahan-bahan rujukan yang dipergunakan maupun bahan pembantu analisis yang tidak memuat di bagian isi skripsi, yaitu: 1) Instrumen penelitian, memuat seperangkat instrument beserta bahan- bahan yang dipergunakan dalam penelitian 2) Hasil analisis statistik, memuat semua analisis statistik apabila mempergunakakan uji statistik yang digunakan dalam penulisan skripsi 3) Daftar riwayat hidup nara sumber 60
4) Surat keterangan riset dari tempat riset
N. STANDARISASI PENILAIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Untuk standarisasi penilaian pada laporan kerja lapangan yang berlaku di lingkungan FISIP UTA’45, nilai tertinggi yaitu A, sedangkan nilai terkecil adalah E. Adapun standarisasi untuk penilaian tugas akhir skripsi adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Standarisasi Penilaian Skripsi Huruf Mutu
N ilai Akhir
Angka Mutu
Status Penilaian
A
80-100
4.00
Sangat istimewa
B
66-79.99
3.00
Baik
C
56-65.99
2.00
Cukup
D
46-55.99
1.00
Kurang
E
0- 45.99
0
Sangat buruk
Untuk penilaian tugas akhir akhir skripsi biasanya dilakukan setelah mahasiswa mengikuti sidang ujian skripsi. Untuk sidang ujian skripsi biasanya terdiri dari tiga penguji yang terdiri dari satu orang dosen pembimbing, dan dua orang dosen penguji. Dosen yang memberikan nilai pada saat sidang hanyalah Dosen penguji I dan Dosen Penguji II. Hasil dari nilai rata-rata tersebut yang akan mejadi nilai akhir dari hasil skripsi mahasiswa. Penentuan nilai bagi dosen didasarkan kepada tiga karakteristik diantaranya adalah: (1) wawasan bidang keilmuan; (2) Isi Skripsi; (3) lain-lain. Dari ketiga karakteristik penentu tersebut, untuk penghitungan nilai akhirnya, menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk lebih detail mengenai sistem penilaian tugas akhir skripsi dapat dilihat dalam contoh berikut ini:
61
Tabel 10. Sistem Penilaian Skripsi Karakteristik nilai
Dosen
Dosen
(n)
Penguji I
Penguji II
X1
80
80
X2
75
82
X3
80
85
ƩX
235
247
78.3
82.3
Dosen Penguji I: X1+X2 = 235 Dosen Penguji II: X1+X2 = 247 X1 = 78.3 X2 = 82.3 Berdasarkan penilaian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa untuk nilai rata-rata yang diberikan oleh dosen penguji I adalah 78.3, dan nilai rata-rata yang diberikan oleh dosen penguji II adalah 82.3, Untuk itu, dalam rangka memperoleh nilai akhir penilaian skripsi bagi mahasiswa adalah nilai rata-rata dosen penguji I + nilai rata-rata dosen penguji II kemudian dibagi 2. Hasil inilah yang kemudian menjadi nilai akhir bagi mahasiswa. Melihat contoh kasus diatas maka untuk penentuan nilai akhir skripsi mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut:
X1 + X2: 2 = Nilai akhir Jika melihat dari contoh diatas, maka penentuan nilai akhir yang diterima mahasiswa adalah: 78.3 + 82.3:2 = 80.3 “Berdasarkan nilai akhir dari penggabungan ketiga penilai adalah 80.3 maka hasil yang diperoleh oleh mahasiswa skripsi adalah A, dengan ketentuan angka mutu adalah ≥ 80 . Maka mahasiswa ini dapat dinyatakan memperoleh predikat “SANGAT ISTIMEWA”. Dari ketiga komponen penghitungan di dalam pemberian nilai skripsi kepada mahasiswa, mencangkup unsur-unsur berikut ini:
62
Tabel 11. Indikator Penilaian Skripsi
Aspek I
Komponen Wawasan
Acuan Penilaian
Bobot
a) Pemahaman bidang keahlian b) Pemahaman
keterkaitan
isi
20% penelitian
dengan bidang keahlian II
ISI SKRIPSI
A
Pendahuluan
a) Perumusan masalah jelas dan terarah
1. Perumusan masalah
b) Tujuan penelitian dapat dijabarkan dengan
2. Tujuan penelitian 3. Kontribusi penelitian
jelas c) Kontribusi penelitian dapat dijabarkan dengan jelas
B
Kerangka Teori
a) Adanya relevansi dengan topik yang diteliti b) Kemuktahiran daftar pustaka 70%
c) Pengacuan daftar pustaka
C
Metodologi penelitian
a) Kesesuaian dengan masalah b) Ketepatan rancangan c) Ketepatan instrument d) Ketepatan dan ketajakam dalam menganalisis
D
Hasil Penelitian
a) Manfaat
dan
kontribusi
bagi
pengembangan ilmu b) Sesuai dengan tujuan penelitian c) Kedalaman pembahasan d) Keaslian tulisan III
Lain-lain
a) Bahasa
10%
b) Format penulisan/sistematika penulisan c) Abstraksi Jumlah
63
100%
BAB 5 TEKNIK MEMILIH DAN MENULISKAN DAFTAR REFERENSI
Salah satu unsur penting di dalam setiap penulisan skripsi adalah teknik memilih referensi. Teknik penulisan skripsi ini sangat penting diperhatikan bagi mahasiswa karena beberapa alasan diantaranya adalah: 1. Dengan merujuk ke referensi yang tepat maka argumentasi penulis akan lebih kuat dan terpercaya; 2. Pembaca bisa melacak dan menilai akurasi dari pernyataan penulis; 3. Pembaca dapat mengakses lebih lanjut dari sumber yang penullis rujuk untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan; dan 4. Dengan mengikuti teknik referensi secara tepat penulis dapat terhindar dari plagiarism.
A. JENIS REFERENSI Berdasarkan jenisnya, bentuk referensi terbagi menjadi beberapa sumber yaitu buku, jurnal, dokumen, website, surat kabar maupun transkrip wawancara. Sedangkan bersasarkan jangkauannya terdapat dua bentuk referensi yaitu: 1. Referensi yang terpublikasi (published material) Referensi yang terpublikasi adalah informasi yang telah beredar secara umum dan dapat diakses oleh siapapun tanpa kecuali. Contohnya seperti buku, jurnal, surat kabar, media online.
2. Referensi yang tidak terpublikasi (unpublished material). Referensi yang tidak terpublikasi adalah informasi yang tidak beredar secara umum, dan hanya dapat diakses secara terbatas oleh kalangan tertentu. Contohnya seperti dokumen negara, laporan kesehatan, laporan keuangan, hasil penelitian, makalah seminar, skripsi, disertasi dan transkrip wawancara.
B. MEMILIH REFERENSI YANG LAYAK Perkembangan teknologi informasi dewasa ini sangat membantu masyarakat di dalam mendapatkan informasi dan referensi yang bermanfaat di dalam mendukung argumen. Namun, di lain pihak dengan kemudahan informasi tersebut justru banyak informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan kualitas, sehingga membuat masyarakat terjebak dengan informasi yang disampaikan. Kualitas informasi disini berkaitan erat dengan validitas dan akurasi informasi. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui kelayakan sumber-sumber materi 64
yang akan dijadikan acuan. Untuk dapat menilai kelayakan sumber-sumber materi, beberapa ketentuan harus dimiliki oleh kita sebagai penerima informasi sebelum mengambil referensi tersebut sebagai acuan, diantaranya adalah:
1. Mengidentifikasi kelayakan referensi terpublikasi (Buku, jurnal, artikel surat kabar) a. Apakah terdapat referensi yang memungkinkan pembaca untuk melacak argumen? b. Apakah buku atau artikel jurnal telah melewati proses peer preview sebelum dipublikasikan? c. Siapa yang mempublikasikan? Apakah lembaga penerbit yang memiliki kredibilitas ataukah penerbit tidak jelas. d. Bagaimana reputasi jurnal, surat kabar atau artikel itu diterbitkan? Untuk jurnal misalnya bisa dilihat dari status akreditasi. e. Bagaimana reputasi penulis dalam dunia akademik.
2. Halaman web Untuk menilai kelayakan informasi yang bersumber dari halaman web, penyaringan awal dapat kita lakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut: a. Siapakah pemilik situs/penulis artikel dalam halaman web yang kita rujuk. b. Apakah data/informasi yang ditampilkan secara regular mengalami pembaruan? c. Apakah website tersebut dimiliki oleh korporasi atau lembaga dengan kepentingan tertentu? d. Apakah karakter URL atau alamat web yang bersangkutan?
3. Mengidentifikasi kelayakan referensi yang tidak terpublikasi (sumber tertulis) Sumber atau referensi penulis yang tidak terpublikasi misalnya adalah dokumen negara, laporan kesehatan, laporan keuangan, hasil penelitian, makalah seminar, skripsi, tesis, disertasi dan transkrip wawancara. Untuk menguji kelayakan naskah tersebut, beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan: a. Apa latar belakang penulis atau organisasi yang menyusun informasi tersebut? b. Dalam forum apa dan untuk tujuan apa naskah tersesbut dibuat? c. Apakah terdapat referensi yang memungkinkan pembaca untuk melacak kekuatan argumen?
4. Mengidentifikasi kelayakan referensi yang tidak terpublikasi (sumber tertulis) a. Apakah nara sumber memiliki relevansi kedudukan (jabatan, posisi, peran) dengan topik yang disampaikan? 65
b. Apakah nara sumber memiliki latar legitimasi akademik atau professional dalam memberikan informasi? c. Apakah nara sumber dapat memberi informasi secara obyektif?
C. MEMBUAT CATATAN Setelah penulis berhasil mengidentifiaksi referensi yang layak dan dapat diandalkan untuk dimasukkan di dalam pembuatakan karya ilmiah, langkah penting yang harus dilakukan oleh seorang penulis adalah membacanya. Setelah itu penulis harus mampu membuat catatan-catatan penting yang mereka temukan di dalam bacaan. Menulis bagian-bagian penting yang telah mereka baca, dapat memebrikan manfaat yang pentiing bagi penulis di dalam penulisan karya akademik. Diantaranya adalah dapat mengingat poin-poin penting yang dapat menjadi penunjang dalam gagasan argumennya, mampu membantu penulis di dalam merumuskan struktur argumen yang hendak dibangun, dapat membaca dengan lebih efektif, serta dapat memudahkan di dalam mencantumkan sumber bacaan, sehingga penulis akan terhindar dari praktek plagiasi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan di dalam membuat catatan-catatan kecil diantaranya adalah: 1. Menggunakan diagram atau spidergrams. 2. Mencatat poin penting setelah selesai membaca (sambil mengingat). 3. Highlight poin-poin penting. 4. Mencatat untuk masing-masing bab pada kertas (catatan) yang berbeda-beda. 5. Menulis di kertas baca (reading cards) kemudian diklasifikasi sesuai dengan bab atau topik bacaan.
D. MENCANTUMKAN KUTIPAN Salah satu ciri utama dalam penulisan naskah akademik adalah mengutip materi dari sumber-sumber lain untuk mendukung argumen. Mengutip pada dasarnya adalah meminjam gagasan orang lain untuk memperkuat argumentasi yang hendak dibangun oleh penulis. Materimateri yang dikutip dapat berupa informasi, data, gagasan, maupun opini yang berasal dari orang lain. Mengutip dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu mengutip dengan langsung dan mengutip secara tidak langsung. 1. Mengutip secara langsung (Direct Quotation) Mengutip secara langsung adalah meminjam gagasan orang lain dengan cara mencantumkan kata perkata, termasuk tanda baca secara persis sama dari sumber aslinya. Penulisan kutipan langsung harus merujuk jelas pada nama penulis, tahun dan halaman sumber yang dikutip. Dalam hal ini terdapat dua model penutipan langsung, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang. 66
a. Kutipan langsung pendek Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari tiga baris ketikan. Kutipan ini cukup dimasukkan ke dalam teks dengan memberi tanda petik diantara kutipan tersebut (“…”). b. Kutipan langsung panjang Adalah kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris ketikan, dan kutipan itu harus diberi tempat tersendiri dalam alinea baru. Beberapa hal yang harus diingat oleh penulis di dalam menulis kutipan langsung baik dalam format pendek atau panjang, penulis harus: a. Lakukan penulisan kutipan dengan kaidah yang tepat Contoh: “…..” (Giddens,1991;120) atau Giddens, “……” (1991) b. Tuliskanlah kalimat paragraf sebelum masuk pada kutipan langsung Contoh: Sebagaimana dikatakan oleh Giddens bahwa, “……” (1991;120) c. Jelaskan kepada pembaca mengapa menurut anda kalimat itu penting untuk dikutip secara langsung
2. Mengutip secara tidak langsung Mengutip secara tidak langsung adalah meminjam gagasan orang lain dengan menggunakan kalimat yang kita susun sendiri tanpa merubah substansi gagasan yang kita kutip. Kutipan tidak langsung ini biasanya berbentuk ringkasan atau parapfrase. a. Ringkasan (summary) Ringkasan digunakan untuk mengemukakan pokok gagasan yang dikutip dengan menggunakan kalimat penulis sendiri. Langkah-langkah didalam melakukan ringkasan: 1) Baca dan pahami materi yang hendak di kutip. 2) Tutup buku/artikel asli. 3) Tuliskan beberapa kata kunci dari paragraf/halaman yang hendak diringkas. 4) Kembangkan kata kunci menjadi kalimat dengan menggunakan bahasa sendiri. 5) Baca ringkasan yang telah anda buat, pastikan gagasan pokok yang hendak anda kutip telah tersampaikan dengan baik pada kalimat anda. 6) Cantumkan sumber kutipan sesuai dengan kaidah yang digunakan.
b. Parafrase (Paraphrase) Parafrase adalah menggabungkan gagasan orang lain ke dalam suatu karya dengan kalimat sendiri tanpa harus mengidentifikasi kata kunci. Dalam paraphrase yang 67
terpenting adalah memahami gagasan yang hendak disampaikan oleh penutur asli lalu menyampaikannya kembali dengan menggunakan kalimat yang disusun oleh penulis sendiri. Langkah-langkah di dalam melakukan parafrase adalah sebagai berikut: 1) Baca dan pahami paragraph asli yang hendak di parafrase. 2) Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam anda bisa membacanya berkali-kali tapi bukan untuk menghafalkan. 3) Setelah anda merasa paham dengan ide pokok paragraf tersebut, singkirkan referensi yang tadi sudah anda baca. 4) Jelaskan pada diri anda sendiri maksud dari paragraf asli yang hendak di parafrasekan. 5) Tuliskan penjelasan tersebut dalam bahasa anda sendiri. 6) Alihkan sejenak pikiran dan perhatian anda dengan hal-hal lain. 7) Gunakan kalimat anda sendiri 8) Baca dan perbaiki draft yang tadi anda tulis 9) Bandingkan dengan naskah asli. Apakah kalimat yang anda buat sudah mampu mewakili kalimat asli yang dibuat oleh penulis atau tidak. 10) Cantumkan sumber dengan kaidah parafrase yang berlaku.
E. MENULISKAN DAFTAR PUSTAKA Salah satu bagian penting di dalam penulisan karya ilmiah adalah penulisan daftar pustaka/studi literatur (membaca dari berbagi sumber rujukan) sesuai dengan topik yang diteliti oleh penulis dalam rangka menghasilkan argumentasi yang kuat dan dapat dipertangungjawabkan hasilnya. Adapun penulisan daftar pustaka yang telah disepakati di dalam lingkungan FISIP UTA’45 adalah menggunakan format APA Style (American Psychological Association). Untuk penulisan format APA di dalam penulisan daftar pustaka, untuk karya ilmiah dibedakan berdasarkan sumbernya, apakah sumbernya berasal dari buku, serial, wawancara, karya lain dan karya non cetak, dan publikasi elektronik. Berikut akan diberikan contoh-contoh penulisan daftar pustaka yang baik dengan menggunakan format APA Style yang dibedakan berdasarkan sumbernya; 1. Buku a. Penulis Tunggal Baxter, C. (1997). Race equality in health and care and education. Philadelphia: Balliere Tindall.
68
b. Penulis Dua atau Tiga orang Cone, J.D., & Foster, S.L. (1993). Dissertations and theses from start to finish: Psychology and related fields. Washington, DC: American Psychological Association. c. Tidak Ada Nama Penulis Merriam-Webster‘s collegiate dictionary (10thed.). (1993). Springfield, MA: MerriamWebster d. Bukan Edisi Pertama Mitchell, T.R., & Larson, J.R. (1987). People in organizations: An introduction to organizational behavior (3rd ed.). New York : McGraw- Hill e. Penulis Berupa Tim atau Lembaga American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th.ed). Washington, DC: Author f.
Buku Berseri atau Multi Volume (editor sebagai penulis) Koch, S.(Ed). (1959-1963). Psychology : A study of science (Vols 1-6). New York : McGraw-Hill.
g. Terjemahan Kotler, Philip. (1997). Manajemen pemasaran : Analisis, perencanaan, implementasi (Hendra Teguh & Ronny Antonius Rusli, Penerjemah.). Jakarta: Prenhallindo. h. Artikel atau Bab Buku yang di Edit Eiser, S., Redpath , A., & Rodgers, N. (1987). Outcomes of early parenting : Knowns and unknowns. In A.P. Kern & L.S . Maze (Ed.). Logical thinking in children (pp. 58,87). New York: Springer i.
Artikel/ Istilah Dalam Buku Referensi Schneider , I. (1989). Bandicoots. In Grzimek’s encyclopedia of mammals (vol .1, pp. 300-304). New York : McGraw-Hill.
j.
Makalah Seminar, Konferensi dan Sejenisnya Crespo, C.J. (1998, March). Update on national data on asthma. Paper presented at the meeting of the National Asthma Education and Prevention Program, Leesburg, VA.
2. Serial a. Artikel Jurnal Clark, L.A., Kochanska, G., & Ready, R. (2000). Mother’s personality and its interaction with child temperament as predictors of parenting behavior . Journal of Personality and Social Psychology, 79, 274-285. 69
b. Artikel Majalah Greenberg, G. (2001, August 13). As good as dead: Is there really such a thing as brain death? New Yorker, 36-41 c. Artikel Surat Kabar Crossete, Barbara. (1990, January 23). India lodges first charges in arms scandal. New York Times. A4 d. Artikel Surat Kabar Tanpa Penulis Understanding early years as a prerequisites to development. (1986, May 4). The wall Street Journal, p.8 e. Resensi Buku Dalam Jurnal Grabill, C. M., & Kaslow , N.J. (1999). Announce of prevention: Improving children’s mental health for the 21st century [Review of the book Handbook of prevention and treatment with children and adolescent]. Journal of Clinical Child Psychology, 28, 115-116 f.
Resensi Film Dalam Jurnal Lane, A. (2000, December 11). Come fly with me [Review of the motion picture Crouching Tiger, Hidden Dragon]. The New Yorker, 129-131
3. Wawancara White, Donna. (1992, December 25). Personal Interview.
4. Karya Lain dan Karya non Cetak a. Acara Televisi Crystal. L. (Executive Producer). (1993, October 11). The MacNeil /Lehrer news hour. [Television Broadcast]. New York and Washington, DC: Public Broadcasting Service. b. Kaset Video/VCD National Geographic Society (Producer). (1987). In the shadow of Vesuvius. [Videotape]. Washington, DC : National Geographic Society. c. Kaset Audio McFerrin, Bobby (Vocalist). (1990). Medicine music [Audio Recording]. Hollywood, CA: EMI-USA. d. Perangkat Lunak Komputer Arend, DominicN. (1993). Choices (Version 4.0) [Computer software].Champaign, IL:U.S. Army Corps of Engineers Research Laboratory . (CERL Report No. CH7-22510). 70
5. Publikasi Elektronik a. Karya Lengkap McNeese, MN. (2001). Using technology in educational settings. October 13,2001. University of Southern Missisipi, Educational Leadership and Research. http://www.dept.usm.edu-eda/
b. Artikel Dari Pangkalan Data Online Senior, B. (1997, September). Team roles and team performance: Is there really a link? Journal of Occupational and Organizational Psychology , 70, 241-258. June 6, 2001.ABI/INFORM Global (Proquest) database. c. Artikel Jurnal di Website Lodewidjkx, H. F. M. (2001, May 23). Individual-group continuity in cooperation and competition undervarying communication condition. Current Issues in Social Psychology, 6 (12), 166-182. September 14, 2001. http://www.uiowa.edu/grproc/crisp/crisp.6.12.htm. d. Dokumen Lembaga NAACP (1999, February 25). NAACP calls for Presidential order to halt police brutality crisis.
June
3,
2001.
http://www.naacp.org/president/releases/police_brutality.htm. e. Dokumen Lembaga Tanpa Nomer Halaman, Tanpa Informasi Tahun Penerbitan Greater Hattiesburg Civic Awareness Group, Task Force on Sheltered Programs. (n.d). Fund-raising efforts. November10, 2001. http://www.hattiesburgcag.org. f.
Penulis dan Informasi Waktu Penerbitan Tidak Diketahui GVU’s 8th WWW user survey. (n.d.). September 13, 2001. http://www.gvu.gatech.edu/user_surveys/survey-1997-10.
g. Email Wilson, R.W. (1999, March 24). Pennsylvania reporting data. Child Maltreatment Research. March 30,1999.
[email protected]. h. CD-ROM Ziegler, H. (1992). Aldehyde. The Software Toolworks multimedia encyclopedia (CDROM version1.5). Boston: Grolier. Januari 19, 1999. Software Toolworks. Nickell, Stephen J. (August 1996). Competition and corporate performance. The Journal of Political Economy, 104 (4), 724-747. December 15, 2003. Proquest Database (CD-ROM).
71