perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010
Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh :
Wulan Riyani
D0107102
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam mewujudkan tujuan pembangunan menuju masyarakat sejahtera, salah satunya pemerintah melaksanakan otonomi daerah. Di Indonesia, Negara yang cukup luas wilayahnya, maka sangatlah sulit bila diterapkannya sentralisasi. Hal ini karena, sangatlah sulit jika pemerintah pusat mengatur seluruh kegiatan yang ada di wilayah Indonesia. Untuk itulah diperlukan desentralisasi melalui program otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah diatur dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004. Dalam Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah
otonom
untuk
mengatur
dan
mengurus
urusan
pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu artinya pelaksanaan otonomi daerah berarti pemerintah pusat mengakui kemandirian dan kemampuan pemerintah dan masyarakat daerah. Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 dalam Bab I tentang ketentuan umum pasal 1 menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa daerah otonom memiliki hak kewenangan dan kewajiban untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri serta daerah otonom commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
memiliki keleluasaan untuk menggali dan mendayagunakan potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini karena, setiap daerah memiliki potensi sendiri yang bisa dikembangkan dan lebih mengetahui dan mengenal kekurangan apa yang ada di daerahnya untuk diperbaiki. Salah satu tolok ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan mengukur seberapa besar kemampuan keuangan suatu daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah atau pemerintahan sendiri. Daerah otonom tersebut dapat menggali sumber-sumber pendapatan daerah dari segala potensi yang dimiliki di daerahnya. Berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan daerah, dalam pasal 157 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah terdiri dari: 1. Pendapatan Asli Daerah,yang selanjutnya disebut PAD, yaitu: a. Hasil pajak daerah b. Hasil retribusi daerah c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 2. Dana Perimbangan 3. Pinjaman Daerah 4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah penerimaan retribusi daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Pajak dan Retribusi Daerah pasal 1 (26) disebutkan bahwa retribusi daerah atau retribusi adalah segala pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan to user oleh Pemerintah Daerah commit untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan adanya pemungutan retribusi daerah diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan memeratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Salah satu penerimaan dari retribusi daerah adalah retribusi pasar. Retribusi pasar merupakan golongan retribusai jasa umum. Hal ini sesuai dengan Perda Surakarta Nomor 8 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar yang terdapat dalam bab II pasal 5. Dalam Undang-Undang tersebut juga disebutkan bahwa retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi. Apabila retribusi tersebut dapat dipenuhi, maka sumber pendapatan dapat digunakan oleh Pemkot Surakarta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pada akhirnya dapat digunakan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Surakarta. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Salah satu kegiatan perdagangan adalah kegitan jual beli di pasar. Orang atau badan hukum yang menerima fasilitas pasar di Surakarta maka akan dikenai retribusi pasar. Hal ini tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar bab II pasal 2. Besarnya tarif retribusi untuk masing-masing pengguna fasilitas pasar pun juga berbeda-beda tergantung letak dan luas kios, serta jenis dagangannya. Untuk masing- masing pasar, ternyata besarnya target retribusi berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh pasar tersebut.
Target retribusi pasar keseluruhan ditetapkan oleh walikota
Surakarta sebagai sumber penerimaan bagi APBD Kota Surakarta. Sedangkan untuk target retribusi pasar untuk masing-masing tradisional Kota Surakarta ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Tabel 1.1 Target dan Realisasi Retribusi Pasar Ayam Tahun Anggaran 2008-2009 Tahun Anggaran
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
2008
91.920.000
108.624.070
2009
93.211.000
109.331.725
Sumber: Kantor Pasar Ayam, Semanggi Dari tabel diatas maka selama kurun waktu 2 tahun terakhir target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta kepada Pasar Ayam Semanggi dapat terpenuhi. Bahkan realisasinya melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari pegawai Pasar Ayam Semanggi yaitu commit to user memuaskan serta strategi serta upaya yang selama ini diterapkan telah
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
berhasil bagi pencapaian target retribusi Pasar Ayam Semanggi Kota Surakarta. Untuk tahun 2010, target yang dipatok oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta untuk retribusai Pasar Ayam Semanggi adalah Rp 122.888.000,00. Berikut rincian target retribusi Pasar Ayam, Semanggi: Tabel 1.2 Rincian Target Retribusi Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Sumber Retribusi Target Retribusi (Rp) 1. Plataran 28.400.000* 2. Los 46.230.000 3. Kios 4. Rupa-rupa: 23.922.000 - Listrik 17.512.000 - Tunggakan 455.000 - SHP 195.000 - KTPP 4.674.000 - Balik Nama 500.000 - Lain-lain - Penjualan Kios Jumlah Total Target Retribusi 122.888.000 Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi Dari tabel diatas maka target retribusi pasar yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta untuk pasar ayam Semanggi adalah sebesar Rp 122.888.000,00. Untuk retribusi plataran, baik itu untuk barang dagangan kambing, ayam ataupun unggas lain maka retribusi tersebut dipungut dengan menggunakan karcis dengan nilai nominal sebesar Rp 460,00 dan Rp 650,00. Pemberian karcis tersebut disesuaikan dengan jumlah dagangan yang dibawa oleh pedagang. Bila dagangan yang dibawa sedikit, maka pedagang dikenai retribusi sebesar Rp 460,00 sedangkan bila agak banyak makatopedagang dipungut retribusi sebesar Rp commit user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
650,00. Untuk ayam maupun unggas lain dibawah 25 atau sama dengan 25 ekor maka dikenai retribusi Rp 460,00 sedangkan untuk ayam atau unggas lain diatas 25 ekor dikenai retribusi Rp 650,00. Sedangkan untuk kambing, kambing yang berukuran kecil diberi karcis senilai Rp 460,00 dan kambing berukuran besar diberi karcis senilai Rp 640,00. Tabel 1.3 Rincian Biaya Retribusi untuk Pedagang Plataran Berdasarkan Jumlah Barang Dagangan Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Banyaknya ayam/ unggas Biaya retribusi Total 1 Bulan (30 hari)
≤ 25 ekor
>25 ekor
Rp 460,00
Rp 650,00
Rp 13.800,00
Rp 19.500,00
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Tabel 1.4 Rincian Biaya Retribusi Kambing untuk Pedagang Plataran Berdasarkan Ukuran Kambing Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Ukuran Kambing Biaya Retribusi
Kecil
Dewasa
Rp 460,00
Rp 640,00
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi Untuk retribusi los baik itu retribusi untuk ayam, unggas atau kambing dipungut dengan kartu dimana besarnya retribusi tersebut tergantung luas los yang dipakai. Ada 2 criteria los di Pasar Ayam commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Semanggi berdasarkan luas wilayahnya, yaitu los yang luasnya 7,5 m2 dan los yang luasnya 9 m2. Untuk los yang luasnya 7,5 m2 dikenai retribusi sebesar Rp 1105,00 per hari dengan rincian retribusi sebesar Rp 615,00 ; listrik sebesar Rp 375,00 ; dan retribusi kebersihan kota sebesar Rp 115,00. Sedangkan untuk los yang luasnya 9 m2, maka besarnya retribusi adalah Rp 1325,00 per hari dengan rincian retribusi sebesar Rp 740,00 ; listrik sebesar Rp 450,00 ; dan retribusi kebersihan kota sebesar Rp 135,00. Untuk retribusi listrik dibebankan kepada
pedagang yang
memiliki los sesuai lahan permeternya. Untuk permeternya dikenakan beban listrik sebesar Rp 50,00. Sehingga seperti yang telah dijelaskan diatas untuk luas los 7,5 m2 maka beban listrik yang harus dibayar adalah Rp 375,00 sedangkan untuk luas los 9 m2 maka beban listrik yang harus dibayar adalah Rp 450,00. Untuk retribusi los ini pembayarannya tergantung pedagang yang bersangkutan, apakah akan dibayar langsung selama sebulan ataukah setiap harinya. Tabel 1.5 Rincian Biaya Retribusi Pasar Pedagang Los Berdasarkan Luas Lahan Los Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Jenis Luas los
Total(Rp) Retribusi (Rp)
Listrik (Rp)
RKK (Rp)
Dikali 30 hari
7,5 m2
615
375
115
33150
9 m2
740
450
135
39750
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
Untuk tunggakan retribusi tersebut merupakan tunggakan retribusi tahun lalu. Setiap pedagang Pasar Ayam Semanggi yang menggunakan los harus memiliki SHP (Surat Hak Penempatan). Awalnya pedagang harus membeli lahan los terlebih dahulu, dimana semeternya dikenai biaya Rp 900.000,00. Biaya tersebut sudah termasuk biaya untuk mendapatkan SHP dan KTPP. Selanjutnya pedagang tersebut mengajukan SHP (Surat Hak Penempatan) kepada Lurah Pasar Ayam, selanjutnya Lurah Pasar Ayam nanti akan mengurusnya ke Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta. Hal ini memerlukan waktu sekitar 2 hari. Setelah melalui Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta maka prosedur selanjutnya diajukan kepada Kepala Dinas Pengelolaan Kota Surakarta untuk mendapat persetujuan. Hal ini memerlukan waktu sekitar 3 hari. Setelah mendapat persetujuan maka akan dikembalikan lagi ke Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Kota Surakarta, dan selanjutnya diserahlan lagi kepada Lurah Pasar Ayam untuk nantinya diserahkan kepada pedagang yang bersangkutan. Biaya yang harus dikelurkan untuk mendapatkan SHP adalah Rp 17.500,00 dan SHP tersebut berlaku selama 3 tahun. Dengan adanya SHP (Surat Hak Penempatan) maka retribusi los yang dimiliki oleh pedagang tetap harus dibayar meskipun los tersebut ditempati ataupun tidak ditempati. Selain itu
pemilik los juga harus
memiliki KTPP ( Kartu Tanda Pengenal Pedagang). Pelayanan KTPP ( Kartu Tanda Pengenal Pedagang ) ini biasanya langsung dijadikan satu dengan SHP ( Surat Hak Penempatan ). Masa berlaku KTPP ( Kartu Tanda commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengenal Pedagang ) adalah 3 tahun, dan untuk mendapatkan KTPP ( Kartu Tanda Pengenal Pedagang) dikenai biaya Rp 7.500,00. Itu artinya biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan KTPP ( Kartu Tanda Pengenal Pedagang ) selama setahun adalah Rp 2.500,00. Jadi biaya total untuk mendapatkan SHP dan KTPP adalah sebesar Rp 25.000,00. Pada awal kepemilikan SHP dan KTPP maka biaya tersebut, sudah dimasukkan dalam biaya pembelian lahan los senilai Rp 900.000,00. Tetapi jika masa berlakunya SHP dan KTPP sudah habis, maka untuk mengajukannya kembali dikenai biaya Rp 25.000,00 dan berlaku untuk 3 tahun ke depan. Retribusi yang didapat dari SHP dan KTPP ini berasal dari biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh SHP dan KTPP yaitu sebesar Rp 25.000,00. Karena biaya tersebut berlaku untuk 3 tahun, maka retribusi pertahunnya adalah Rp 8.333,00 dengan rincian untuk SHP sebesar Rp 5.833,00 dan KTPP sebesar Rp 2.500,00. Balik nama disini diartikan sebagai pengubahan status kepemilikan pedagang dari nama pemilik yang lama menjadi nama pemilik yang baru. Nilai taksiran tempat dasaran untuk balik nama adalah Rp 820.000,00. Biaya pelayanan yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan balik nama permeternya adalah Rp 82.000,00. Untuk sumber retribusi lainlain ini berasal dari tambahan retribusi yang lain, misalnya tambahan dari sponsor yang memasang reklame atau tambahan listrik bagi pedagang plataran yang menginginkan adanya penerangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
Kontribusi retribusi pasar bagi peningkatan PAD Kota Surakarta yang semakin meningkat, secara tidak langsung akan berdampak bagi Pemkot Surakarta untuk mengembangkan penerimaan daerah. Usaha pengembangan penerimaan retribusi pasar pada tiap tahunnya mengalami kendala dan hambatan. Kendala dan hambatan tersebut di antaranya menyangkut perilaku wajib retribusi pasar yang seringkali melakukan penundaan pembayaran retribusi dengan berbagai alasan. Dari penundaan inilah dikhawatirkan penerimaan yang didapatkan tidak bisa atau tidak memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta. Dalam mencapai target retribusi pasar sesuai yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, maka diperlukan suatu strategi yang handal untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk masing-masing pasar, strategi yang digunakan berbeda-beda tergantung Lurah Pasar yang bersangkutan. Begitu pula Lurah Pasar Ayam juga memiliki strategi tersendiri untuk mencapai target sesuai yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu sebesar Rp 122.888.000,00. Pasar Ayam merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Surakarta juga menyumbangkan retribusi bagi penerimaan pendapatan asli daerah Kota Surakarta. Dalam Trans Agro ( edisi 18, tahun II/ Mei 2010, hal: 21) disebutkan bahwa pasar Ayam ini merupakan pasar terbesar diseluruh Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Pada Tahun 2010 ini target retribusi Pasar Ayam Semanggi adalah Rp 122,8 juta. Namun realisasinya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
pada bulan september baru sekitar 55% dari target yang semestinya, yaitu Rp 72,9 juta. Dalam Harian Solopos, (kamis pon, 2 september 2010), Lurah Pasar Ayam, Sunyata mengatakan hingga kini realisasi penarikan retribusi pedagang mencapai 72,9 juta. Penarikan retribusi Pasar Ayam Semanggi ternyata juga mengalami kendala. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Sunyata (Solopos: kamis pon, 2 september 2010) bahwa tidak semua pedagang mematuhi kewajibannya membayar retribusi. Sebagian pedagang sulit ditemui di pasar karena mobilitasnya cukup tinggi. Selain itu, jumlah tunggakan retribusi pasar Ayam Tahun 2009 mencapai sekitar Rp 15 Juta, tetapi hingga kini tunggakan tersebut sudah berkurang menjadi Rp 10 juta. Dengan adanya penunggakan ini, maka juga bisa berimbas pada menurunnya total penerimaan retribusi pasar tiap tahunnya. Untuk itu, Lurah Pasar Ayam beserta staffnya harus menerapkan strategi yang tepat agar target retribusi pasar dapat tercapai. Kelemahan yang dihadapi Lurah Pasar Ayam beserta staffnya dalam mencapai target retribusi Pasar Ayam Semanggi adalah apabila pedagang banyak yang tutup maka hal ini menjadi kendala bagi penarikan retribusi, karena ketika akan dipungut retribusi, pedagang yang bersangkutan tidak ada. Selain itu kelemahan lainnya adalah perilaku wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Yang menjadi tantangan adalah adanya penyakit atau virus yang bisa muncul dari barang dagangan tersebut. Yang menjadi kekuatan pencapaian target commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
retribusi pasar ayam adalah produk yang berkualitas tinggi atau baik, keramahan dan keseriusan Lurah Pasar Ayam Semanggi beserta staff dalam memberikan pelayanan kepada pedagang. Seluruh pegawai dengan serius selalu menjaga kebersihan pasar. Yang menjadi peluang adalah kehadiran pejabat yang datang atau meninjau lokasi dan keadaan Pasar Ayam Semanggi serta adanya penyemprotan berkala setiap sebulan sekali dari Dinas Pertanian Kota Surakarta untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang bisa muncul. Dengan adanya penyemprotan tersebut menjadi peluang bagi pencapaian target retribusi pasar Ayam Semanggi, karena pedagang maupun pembeli merasa mendapat jaminan bahwa barang dagangan mereka berkualitas baik dan tidak menularkan penyakit. Suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya maka harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubahubah. Para pemimpin puncak, dalam hal ini Lurah Pasar Ayam, menentukan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Untuk mencapai target retribusi pasar ayam tersebut dan mengatasi masalah ataupun kendala yang muncul dalam pencapaian target retribusi pasar, maka Lurah Pasar Ayam Semanggi harus memikirkan dan menentukan strategi yang tepat, agar Pasar Ayam Semanggi dapat menggali potensi retribusi yang dimilikinya. Strategi yang digunakan oleh Lurah
Pasar
Ayam
Semanggi beserta commit to user
staffnya
adalah
Strategi
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemberdayaan
Pasar
melalui
pemelirahaan
pasar,
pengembangan
pengelolaan persampahan pasar, pembangunan pasar, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, dan pembinaan pedagang pasar. Strategi pemberdayaan pasar disini merupakan upaya yang dilakukan
pemerintah
Kota
Surakarta,
dalam
hal
ini
yang
menyelenggarakan khusus bagi Pasar Ayam Semanggi adalah Lurah Pasar Ayam beserta staffnya untuk menumbuhkan iklim usaha, pembinaan, pengembangan,
serta
pembiayaan
melalui
pemelirahaan
pasar,
pengembangan pengelolaan persampahan pasar, pembangunan pasar, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, dan pembinaan pedagang pasar. Dengan strategi itu diharapkan iklim usaha menjadi kondusif dan target retribusi dapat dicapai. Selain strategi diatas, Lurah Pasar Ayam Semanggi beserta staff juga melakukan sistem jemput bola ke rumah pedagang untuk menagih retribusi. Hal ini dilakukan mengingat tenggang waktu yang sempit, artinya sisa akhir tahun yang tinggal beberapa bulan saja. Melihat permasalahan tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang strategi pemberdayaan pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam pencapaian target retribusi pasar yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta tahun 2010.
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Dari uraian tentang latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui informasi dan gambaran mengenai strategi yang dilakukan oleh Lurah Pasar Ayam dalam pencapaian target retribusi pasar yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010. 2. Sebagai syarat guna meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diperoleh informasi dan gambaran mengenai strategi pemberdayaan pasar yang dilakukan oleh Lurah Pasar Ayam dalam pencapaian target retribusi pasar yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010. 2. Memberikan sumbangan kepada Dinas terkait berupa saran-saran untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi untuk mencapai target retribusi pasar ayam Surakarta. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, atau strategus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam bahasa Yunani Kuno sering berarti perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Itu artinya penggunaan definisi strategi lebih mengarah pada kalangan militer. Hal ini sependapat dengan Mc Nicholas (1997) dalam J. salusu (1996 : 92-93) yang mengemukakan bahwa: “ strategy is the science and art of employing armed strength of a belligerent to secure the object of war. More restricted, the science and art of military command, exercised to meet the enemy under advantageous conditions”. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa strategi merupakan seni dan tanggung jawab utama dari negara berperang untuk memenangkan atau mengamankan peperangan. Pengertian strategi ini lebih terbatas pada suatu ilmu atau seni memerintah dari militer,untuk mengadakan pertemuan dengan musuh dalam kondisi yang menguntungkan. Robert M. Grant (1996:11) menjelaskan bahwa strategi militer dapat memberi masukan yang penting dalam pengelolaan bisnis. Perbedaan yang paling mendasar antara strategi dan taktik dalam militer adalah strategi merupakan suatu rencana keseluruhan dalam memanfaatkan sumber daya untuk memperoleh kedudukan yang menguntungkan, sedangkan taktik merupakan skema dari tindakan secaratospesifik. Taktik lebih berkaitan dengan commit user
16
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
tindakan yang harus dilakukan untuk memenangkan peperangan, sedangkan strategi lebih menekankan pada memenangkan perang. Namun, apaupun itu keputusan strategis, baik keputusan dalam bidang militer maupun bidang usaha, berkaitan dengan tiga karakteristik umum, yaitu: 1. strategi merupakan halyang penting 2. strategi meliputi komitmen yang penting dari sumber daya 3. strategi tidak mudah diubah. Chandler (1992) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:1), mengemukakan strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian ini strategi lebih mengacu pada usaha atau cara bertindak untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, strategi sangat penting bagi suatu organisasi untuk pencapaian tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. James Brian Quinn (dalam Robert M. Grant, 1966:10) menjelaskan bahwa: Strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh. Menurut Kenneth Andrew dalam J. Salusu ( 1996:89) strategi adalah pola tujuan atau sasaran yang dinyatakan sedemikian rupa, yaitu yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
menegaskan bisnis apa yang digeluti organisasi itu atau yang akan digeluti, dan macam apa atau akan seperti apa organisasi itu. Dari pengertian diatas maka strategi itu tidak hanya mencakup tentang sasaran dan tujuan apa yang akan dicapai suatu organisasi tetapi di dalam strategi juga menjelaskan secara rinci kegiatan maupun jenis organisasi, apakah organisasi profit atau nonprofit. Pada intinya akan dibawa kemanakah organisasi tersebut, bagaimana seharusnya organisasi tersebut berjalan demi meraih tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keputusan strategik yang dibuat perusahaan seharusnya mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan yang nantinya akan menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam lingkungan kompetitif. Menurut J. Salusu (1996:101), strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya maka harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah-ubah. Strategi juga merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.( Stephanie K. Marrus dalam Husein Umar,2010:16) Dari beberapa pengertian strategi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan siasat atau cara yang digunakan untuk menghadapi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
permasalahan yang dihadapi guna tercapainya tujuan suatu organisasi dengan memperhatikan lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Menurut Coulter (2002) Strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Dengan demikian beberapa ciri strategi yang utama adalah : (dalam Kuncoro, 2005:12 ) : 1. Goal Direction Actions yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang diinginkan organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya 2. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta mempertahankan peluang dan tantangan. Terkait dengan ciri strategi di atas, maka penelitian ini telah memenuhi dua ciri tersebut, yaitu adanya Goal Directed Actions, yaitu mengenai penetapan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan strategi pemberdayaan ini yaitu untuk mencapai target retribusi pasar Ayam sesuai dengan target yang telah ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu sebesar Rp 122.888.00,00. Selain itu, Lurah Pasar Ayam beserta staffnya juga dalam strategi pemberdayaan ini mempertimbangkan semua sumberdaya yang dipunyai serta mempertahankan segala peluang yang ada yang kemudian digunakan untuk mengatasi segala tantangan yang ada. Rumusan yang komprehensif mengenai strategi oleh Hax dan Majluf (1991) sebagai berikut : (dalam Salusu, 1996: 100-101) 1. Ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral; commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya; 3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi; 4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya; 5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi. Untuk melaksanakan atau mencapai tujuan yang ingin dicapai maka perlu dipilih strategi yang paling tepat, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi itu sendiri. Tipe-tipe strategi menurut Koteen (1991) dalam pengambilan keputusan strategik yaitu : (dalam Salusu, 1996:104-105) 1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi) Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif
strategik
yang
baru.
Pembatasan-pembatasan
diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa. 2. Program Strategy (Strategi Program) Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi. 3.
Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya) commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial
yang tersedia guna
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya. 4.
Institusional Strategy (strategi kelembagaan) Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik. Para eksekutif perlu menjamin bahwa strategi yang mereka susun
dapat berhasil dengan meyakinkan. Bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan. Menurut Hatten dan Hatten dalam J. Salusu (2003: 107) ada beberapa prinsip agar strategi bisa sukses, yaitu: a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya Jangan membuat strategi yang melawan arus. Ikutilah arus perkembangan dalam masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju. b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi Tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakang. Semua strategi hendaknya diserasikan satu dengan yang lain. c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain Persaingan tidak sehat antar berbagai unit kerja dalam suatu organisasi sering kali mengklaim sumber dayanya, membiarkannya terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi. d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih commit kuat. to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis Mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, jadi harus membuat sesuatu yang memang layak dan dapat dilaksanakan. f. Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi haruslah berhatihati sehingga tidak menjerumuskan organisasi kedalam lobang yang besar. Oleh sebab itu, suatu strategi harusnya dapat selalu dikontrol. g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai Jangan menyusun strategi di atas kegagalan. h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. Grant (2005) dalam Cliff Bowman and Ve´ronique Ambrosini
(2007:363) menyebutkan bahwa: One of the questions that this special issue of Management Decision seeks to address is that of hierarchical strategies or strategy levels. Traditionally competitive strategy relates to how a strategic business unit (SBU), be it a stand alone firm or a division of a larger corporation, competes within a particular market, and corporate strategy relates to how a corporation manages a set of businesses (Grant, 2005). Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa salah satu pertanyaan yang berkaitan dengan issu tentang keputusan manajemen yaitu mengenai hirarki strategi atau level strategi. Dalam jurnal tersebut menjelaskan tentang perbedaan dari strategi kompetitif tradisional dan strategi korporasi. Strategi kompetitif tradisional lebih menekankan bagaimana suatu strategi dari unit bisnis berdiri sendiri sebagai sebuah firma atau bagian dari sebuah organisasi besar, saling berkompetisi dalam pangsa pasar. Sedangkan strategi korporasi lebih menekankan bagaimana sebuah organisasi mengelola/memanage serangkaian bisnis atau usaha.commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pemberdayaan Kata pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa inggris “empowerment” yang berarti “ pemberian kekuasaan” karena power bukan sekedar “daya’ tapi juga “kekuasaan’’, sehingga kata “daya” tidak saja bermakna “mampu” tapi juga “mempunyai kuasa” (Wrihatnolo dan Dwijowijoto, 2007:1). Definisi Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi”, bukanlah sebuah “proses instan” ,pemberdayaan mempunyai tiga tahapan, secara sederhana
dapat
digambarkan
sebagai
berikut
:
(Wrihatnolo
dan
Dwidjowijoto, 2007:2) 1. Penyadaran. Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi “pencerahan” dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk mempunyai “sesuatu”. Program-program yang dapat dilakukan pada tahap ini misalnya memberikan pengetahuan yang bersifat kognisi, belief dan healing. Prinsip dasarnya
adalah
membuat
target
mengerti
bahwa
mereka
perlu
(membangun”demand”) diberdayakan, dan proses pemberdayaan itu dimulai dari diri mereka sendiri. 2. Pengkapasitasan. Disebut “capacity building” atau memampukan. Untuk diberikan daya atau kuasa yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Misalnya, sebelum memberikan
otonomi
daerah,
seharusnya
daerah-daerah
yang
hendak
diotonomkan diberi program kemampuan atau capacity building untuk membuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
mereka cakap dalam mengelola otonomi yang diberikan. Proses capacity building terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, organisasi, dan sistim nilai. 3. Pemberian daya itu sendiri atau “empowerment” dalam makna sempit. Pada tahap ini, kepada target diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang. Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki. Pokok gagasannya adalah bahwa proses pemberian daya atau kekuasaan diberikan sesuai dengan kecakapan penerima. Duncan (dalam Ronald Nangoi, 2004:7) mengemukakan bahwa pemberdayaan menyediakan lebih banyak sumberdaya kreatif dari suatu organisasi. Pemberdayaan mengaktifkan dan memberi energi kepada orang-orang untuk berusaha secara individu mengejar yang lebih baik.
Pemberdayaan adalah proses yang alamiah, dalam arti kita alami dalam kehidupan wajar sehari-hari. Meskipun kehidupan itu adalah proses yang alami, kehidupan pun harus perlu di manajemeni. Jadi pemberdayaan bukanlah semata-mata konsep politik, melainkan lebih pada suatu konsep manajemen. Dan sebagai konsep manajemen, pada akhirnya pemberdayaan harus mempunyai indikator keberhasilan. Indikator tersebut adalah : (Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007:10) 1. Akses, artinya target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai akses akan risorsis yang diperlukan untuk mengembangkan diri. 2. Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya dapat berpartisipasi mendayagunakan risorsis yang diaksesnya. 3. Kontrol, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai to user kemampuan mengontrolcommit proses pendayagunaan risorsis tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
4. Kesetaraan, dalam arti pada tingkat tertentu saat terjadi konflik, target mempunyai kedudukan sama dengan yang lain dalam hal pemecahan masalah. Dasar-dasar pemberdayaan menurut Dubois dan miley (1977) adalah : ( dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 116) 1. Pemberdayaan adalah proses kerjasama antara klien dan pelaksana kerja secara bersama-sama yang bersifat mutual benefit. 2. Proses pemberdayaan memandang sistem klient sebagai komponen dan kemampuan yang memberikan jalan ke sumber penghasil dan memberikan kesempatan. 3. Klien harus merasa dirinya sebagai agen bebas yang dapat mempengaruhi. 4. Kompetensi diperoleh atau diperbaiki melalui pengalaman hidup, pengalaman khusus yang kuat dari pada keadaan yang menyatakan apa yang dilakukan. 5. Pemberdayaan meliputi jalan ke sumber-sumber penghasilan dan kapasitas untuk menggunakan sumber-sumber pendapatan tersebut dengan cara efektif.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses menyeluruh : suatu proses aktif antara motivator, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, pemberian berbagai kemudahan serta peluang untuk mencapai askes sistim sumberdaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyrakat. Wrihatnolo dan dwijowijoto (2007:117), menyebutkan bahwa proses pemberdayaan hendaknya meliputi : 1. enabeling (menciptakan suasana kondusif) commit to user 2. empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat)
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. protecting (perlindungan dari ketidakadilan) 4. supporting (bimbingan dan dukungan) 5. foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang) Aileen Mitchell Stewart (1998:77) menjelaskan bahwa pemberdayaan bukanlah cara manajemen yang gampang dan enak bagi seorang manajer yang malas dan setengah-setengah, melainkan justru menuntut lebih banyak kecakapan dan sumber daya manajerial. Pemberdayaan juga menuntut digunakannya seperangkat kecakapan baru, yang meliputi: 1. Membuat mampu (enabling) Membuat mampu berarti memastikan bahwa staf mempunyaisegala sumber daya yang diperlukan untuk dapat diberdayakan secara penuh, seperti waktu, personel, uang dan lain-lain. 2. Memperlancar (facilitating) Merupakan kecakapan paling mendasar yang diperlukan oleh manajer yang memberdayakan. Manajer yang memberdayakan memandangnya sebagai tugas pokok manajemen untuk meniadakan segala halangan, rintangan dan penundaan yang menghalangistaf untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya. 3. Berkonsultasi (consulting) Manajer yang memberdayakan perlu menggunakan pengetahuan dan pengalaman dan memanfaatkannya untuk berkonsultasi dengan staf yang menyangkut masalah sehari-hari maupun masalah-masalah strategis. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Bekerjasama (collaborating) Berkonsultasi saja tidak cukup, tetapi dalam program pemberdayaan manajer hendaknya juga bekerjasama sepenuhnya dengan staf. Hanya dengan bekerjasama secara bebas, terbuka, dan penuhlah, seluruh kekayaan
kecakapan
dan
pengetahuan
dalam
organisasi
dapat
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi. 5. Membimbing (mentoring) Bertindak sebagai teladan dan dan pelatih bagi staf dan rekan-rekan sekerja. Membimbing sangat fundamental bagi proses pemberdayaan: sebelum kita dapat menerima sepenuhnya bahwa kita tidak harus mengerjakannya sendiri- dan bahwa kita dapat mencapai lebih banyak melalui
orang
lain-
kita
sesungguhnya
belumlah
siap
untuk
memberdayakan staf kita. 6. Mendukung (supporting) Manajer yang baik mengetahui perlunya mendukung staf dan membantu mereka untuk dapat mandiri. Jika staf kita tidak merasa bahwa mereka akan tetap mendapatkan dukungan kita sepenuh hati bahkan pada waktu mereka membuat kesalahan –asalkan kesalahan itu terjadi akibat usaha untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi- maka organisasi atau departemen kita tidak akan pernah akan mencapai pemberdayaan secara penuh. Ginanjar Kartasasmita (1996: 159-160), membicarakan konsep user pemberdayaan secara luas commit yaitu topemberdayaan masyarakat. Konsep
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
pemberdayaan masyarakat digunakan dalam penelitian ini dengan asumsi bahwa pedagang merupakan anggota dari masyarakat secara luas. Dalam kerangka pembangunan nasional, upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui 3 jurusan : 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan setiap masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong (encourage), memotivasi, dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif selain hanya menciptakan iklim dan suasana. Pekuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan masukan atau input serta pembukaan akses kepada berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya. 3. Memberdayakan mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah bertambah lemah karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat oleh karena itu dalam konsep pemberdayaan masyarakat, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah sangat diperlukan. Melindungi disini tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi karena hal itu justru akan semakin melemahkan. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Kristiadi (1977) melihat bahwa ujung dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi swadiri, mampu mengurusi dirinya sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan (dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007:117). Sedangkan Prijo (1996) menjelaskan commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa istilah pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan keadaan ekonomi individu (dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 117). Ada 3 strategi pemberdayaan yang umum dipakai atau dilaksanakan yaitu : (Wrihatnolo dan dwidjowiyoto, 2007:119-120) 1. Pemberdayaan konformis Pemberdayaan yang hanya berkutat di “daun” dan “ranting”. Karena struktur sosial, ekonomi, dan politik yang ada sudah dianggap given, pemberdayaan masyarakat hanya dilihat sebagai upaya meningkatkan daya adaptasi terhadap struktur yang sudah ada. Bentuk aksi strategi ini adalah mengubah sikap mental masyarakat yang tidak berdaya dan pemberian bantuan, baik modal maupun subsidi. Program-program karitatif dan sinterklas termasuk dalam kategori ini. 2. Pemberdayaan reformis Pemberdayaan yang hanya berkutat di “batang”. Konsep ini tidak mempermasalahkan tatanan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang ada. Yang dipersoalkan adalah praktik dilapangan atau pada kebijakan operasional. Pemberdayaan difokuskan pada upaya peningkatan kinerja operasional dengan membenahi pola kebijakan, peningkatan kualitas SDM, penguatan kelembagaan, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
3. Pemberdayaan struktural Pemberdayaan yang berkutat di “akar”. Strategi tersebut melihat bahwa ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh struktur sosial, politik, budaya, dan ekonomi yang kurang memberikan peluang bagi kaum yang lemah. Pemberdayaan harus dilakukan melalui transformasi struktural secara mendasar dengan meredesign struktur kehidupan yang ada. Karena sifat revolusionernya, konsep terakhir ini disebut juga critical paradigm. Dari tiga strategi pemberdayaan di atas, strategi pemberdayaan pasar oleh lurah Pasar Ayam termasuk ke dalam strategi pemberdayaan reformis. Hal ini dilihat dari praktik dilapangan atau pada kebijakan operasional. Pemberdayaan difokuskan pada upaya peningkatan kinerja operasional dengan membenahi pola kebijakan, peningkatan kualitas SDM, penguatan kelembagaan, dan sebagainya. Spreitzer (1995a, b, 1997) dalam Jean-Se´bastien Boudrias his
colleagues ( 2009:626): Empowered individuals: (1) find meaning in their work role; (2) feel competent to perform their work role; (3) have a feeling of self-determination with regard to specific means to achieve expected results; and (4) believe that they can have a real impact on organizational outcomes. Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat itu meliputi menemukan arti dari cara kerja mereka, adanya rasa bersaing commit to user untuk menunjukkan kerja mereka, memiliki rasa bertahan diri dan saling
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
menghormati dalam arti khusus untuk mencapai hasil yang diharapkan, serta percaya bahwa mereka memiliki pengaruh yang nyata dalam keluaran/hasil organisasi. Dari berbagai pandangan mengenai pemberdayaan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses untuk mendorong masyarakat agar lebih mandiri agar mereka dapat menunjukkan kemampuan mereka bahwa mereka mampu untuk berkreasi, berinovasi dan membuktikan bahwa mereka memiliki pengaruh bagi pencapaian tujuan organisasi. C. Strategi Pemberdayaan 1. Pemberdayaan Pasar Tradisional Menurut peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 3 tahun 1993 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 5 tahun 1983 tentang pasar, yang dimaksud pasar adalah tempat dengan batas-batas tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai tempat berkumpul dan bertemunya pedagang/ pengusaha dengan pembeli dengan maksud untuk terwujudnya jual beli yang secara langsung memperdagangkan barang dan jasa. Dari pengertian diatas maka pasar itu ditetapkan oleh pemerintah Daerah, yang menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk berinteraksi dan saling berhubungan untuk melakukan jual beli atas barang atau jasa tertentu. Dalam hal ini pasar Ayam adalah tempat bertemunya pedagang dan pembeli atas barang dagangan dimana yang diperjualbelikan commit to user adalah Ayam dan Kambing.
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pasar merupakan bagian dari usaha kecil. Hal ini dijelaskan dalam peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan TokoModern yang menjelaskan bahwa: “pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjuallebih dari satu yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun dengan sebutan lainnya. Sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah. Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa took, kios,los dan tenda yang dimilik/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar”. Usaha kecil seperti pasar perlu diberdayakan agar mampu memanfaatkan peluang usaha yang dimiliki dan menjawab tantangan sehingga mampu meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan pasar merupakan strategi untuk menumbuhkan iklim usaha agar pasar dapat tumbuh kokoh dan mampu menggali potensi yang dimilki sehingga bias bermanfaat bagi Negara. Adapun tujuan pemberdayaan usaha kecil yang termuat dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah: 1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; 2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
3) Meningkatkan peran usaha kecil dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan. Pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 dimaksudkan untuk meningkatkan peran usaha kecil dan mikro dalam perekonomian Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa pemberdayaan usaha kecil adalah: “upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk pertumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri” Yang dimaksud dengan iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan pemerintah dan pemerintah daerah untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan diberbagai aspek kehidupan ekonomi agar usaha mikro, kecil dan menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan usaha yang seluas-luasnya (pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008). Iklim usaha yang ditumbuhkan pemerintah dan pemerintah daerah sebagai obyek yang diberdayakan meliputi aspek-aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang, dan dukungan kelembagaan (bab V pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
Selanjutnya yang dimaksud Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dan aspek kesempatan berusaha antara lain melalui kebijaksanaan untuk menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya. Dengan melihat beberapa konsep diatas maka pemberdayaan pasar tradisional menurut peneliti adalah upaya yang dilakukan pemerintah melalui penumbuhan iklim usaha, pembinaan, pengembangan serta pembiayaan sehingga pasar tradisional mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi pasar tradisonal yang tangguh dan mandiri. 2. Strategi Pemberdayaan Pasar Oleh Lurah Pasar Ayam dalam Pencapaian Target Retribusi Tahun 2010 Berdasarkan konsep Strategi dan Pemberdayaan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pemberdayaan pasar adalah segala keputusan
atau kebijakan yang yang dilakukan melalui berbagai tindakan untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha di pasar agar usaha tersebut menjadi kokoh, tangguh dan mandiri. Selain itu menurut Wrihatnolo dan dwidjowiyoto (2007:23) dapat disimpulkan bahwa Strategi Pemberdayaan adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi yaitu untuk keberdayaan masyarakat) dan mengalokasikan/menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat, dan mendorong masyarakat commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk lebih mampu merencanakan, membangun dan memelihara hasil kegiatan secara mandiri. Strategi Pemberdayaan diterapkan ke dalam berbagai program yang menggunakan prinsip dasar bahwa apabila mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan secara mandiri, masyarakat akan berbuat yang terbaik bagi diri mereka, keluarga, dan masyarakatnya. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Melalui otonomi daerah, suatu daerah diharapakan dapat menggali potensi daerahnya sendiri karena lebih mengetahui struktur dan potensi daerahnya. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta merupakan induk dari Pasar Ayam Semanggi, sehingga kebijakan yang ditetapkan DPP Kota Surakarta berlaku juga di Pasar Ayam Semanggi. Kebijakan yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar guna menciptakan kondisi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman, serta mengoptimalkan kontribusi pasar guna mendukung kelancaran pembangunan pemerintah daerah adalah dengan menumbuh kembangkan dan memberdayakan pasar melalui peningkatan sarana prasarana dan fasilitas pasar yang memadai. commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemberdayaan pasar tradisional adalah upaya yang dilakukan pemerintah melalui penumbuhan iklim usaha, pembinaan, pengembangan serta pembiayaan sehingga pasar tradisional mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi pasar tradisonal yang tangguh dan mandiri. Dalam rencana strategis tahun 2006-2011 Dinas Pengelolaan Pasar halaman 7, memiliki strategi dan kebijakan untuk lebih memberdayakan pasar tradisional yaitu melalui: a. Program pemeliharaan pasar Pemeliharaan fasilitas pasar dilakukan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pasar. b. Program pengembangan pengelolaan persampahan pasar Peningkatan kebersihan pasar dilakukan melalui penambahan maupun pengantian alat kebersihan di masing-masing pasar. c. Program pembangunan atau renovasi pasar Pembangunan kenyamanan
pasar.
(renovasi) Dalam
dilakukan pembangunan
untuk juga
meningkatkan diikuti
dengan
penambahan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di pasar. d. Program peningkatan keamanan dan ketertiban pasar Peningkatan keamanan dan ketertiban pasar dilakukan melalui pembinaan petugas keamanan pasar. e. Program pembinaan pedagang pasar Pembinaan dilakukan dengan melakukan penyuluhan terhadap para pedagang pasar.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Renstra tersebut maka indikator yang digunakan untuk menjelaskan strategi pemberdayaan pasar di Pasar Ayam Semanggi adalah
pembangunan
pasar,
pemeliharaan
pasar,
pengembangan
pengelolaan persampahan pasar, Berdasarkan Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010-2015 halaman 12-13, kebijakan
yang
memberdayakan
dirumuskan perekonomian
adalah
menumbuhkembangkan
masyarakat
melalui
dan
peningkatan
pelayanan, sarana dan prasarana dan fasilitas pasar yang cukup memadai guna menciptakan kondisi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman serta mengoptimalkan kontribusi pasar guna mendukung kelancaran pembangunan pemerintah daerah. Dari penjelasan diatas maka tujuan akhir dari kebijakan tersebut adalah untuk menumbuhkembangkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prijo (1996) yang menjelaskan bahwa istilah pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan keadaan ekonomi individu (dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 117). Dengan terciptanya suasana kondusif di lingkungan Pasar Ayam Semanggi maka diharapkan pasar tersebut mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Hal ini sesuai dengan konsep pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang commit to user Nomor 20 tahun 2008 bab 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemberdayaan dilakukan untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha
mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha maka fasilitas ataupun sarana dan prasarana pasar juga harus memadai. Artinya kelengkapan dan ketersediaan fasilitas pasar harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Dalam peningkatan fasilitas pasar, di pasar Ayam disediakan RPU (Rumah Pemotongan Unggas), sarana dan prasarana kebersihan serta fasilitas lainnya seperti toilet dan mushola. D. Retribusi Daerah dan Retribusi Pasar 1. Retribusi Daerah Dalam Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang pajak dan retribusi daerah pasal 1 (26) disebutkan bahwa Retribusi Daerah atau retribusi adalah segala pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan Menurut Suparmoko (2000:94) menjelaskan, “Retribusi ialah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan pembayaran-pembayaran retribusi tersebut.Misalnya uang kuliah,uang langganan air minum, uang langganan listrik.” Dari pendapat diatas maka retribusi merupakan pembayaran dari rakyat atas jasa yang disediakan oleh pemerintah disebabkan rakyat memanfaatkan jasa tersebut. Jadi yang wajib membayar retribusi adalah commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mereka yang memanfaatkan jasa atau fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Untuk dapat menetukan dasar pengenaan retribusi atau objek retribusi terhadap potensi pendapatan daerah, maka perlu dilakukan penilaian terhadap potensi pendapatan daerah tersebut. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi agar potensi pendapatan daerah yang dapat dikenai retribusi, yaitu kecukupan dan elastisitas, keadilan, kemampuan administrasi, kesepakatan politik dan penilaian retribusi oleh pemerintah daerah ( Davey, 1988 dalam Kesit Bambang Prakoso 2005:57). 1. Kecukupan dan Elastisitas Retribusi harus memiliki kecukupan dan elastisitas artinya retribusi harus responsive terhadap variable-variabel yang mempengaruhinya. 2. Keadilan Struktur tarif retribusi secara tradisional bersifat regresif, artinya semakin tinggi dasar pengenaan retribusinya semakin turun tarifnya. Hal ini sangat menguntungkan bagi mereka yang kaya atau berada pada industry besar dan menengah. Maka dari itu tariff retribusi harus dibuat kurang regresif atau bersiifat adil bagi semua masyarakat. 3. Kemampuan Administrasi Secara teoritis retribusi mudah untuk ditaksir dan dipungut. Namun prakteknya
terdapat
kesulitan
seperti
masalah
teknis,
masalah
menyangkut keinginan politik untuk mengenakan sanksi, dan masalah integritas. Untuk itulah diperlukan kemampuan administrasi yang handal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
untuk mentukan jenis retribusi sehingga pemungutannya juga berjalan lancer. 4. Kesepakatan Politik Penentuan besarnya tariff retribusi ataupun peningkatan tariff retribusi seringkali memerlukan adanya keputusan-keputusan politik tertentu. 5. Penilaian Retribusi oleh Pemerintah Daerah Pemerintah daerah berhak menetukan besarnya tariff retribusi di wilahnya sepanjang kenaikan tariff tersebut berdampak akan lebih meningkatkan pelayanan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. 2. Retribusi Pasar Menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 3 tahun 1993 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 5 tahun 1983 tentang Pasar, bahwa pengertian retribusi pasar adalah “sejumlah uang yang harus dibayar oleh pedagang/pengusaha yang memperoleh manfaat dari adanya pasar termasuk pasar swasta atau tempat umum dan wilayah pasar. Dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 tahun 1999 tentang retribusi pasar pasal 2 disebutkan bahwa “dengan nama retribusi pasar dipungut retribusi bagi setiap organisasi atau badan yang memperoleh fasilitas pasar. Itu artinya semua fasilitas pasar yang disediakan oleh pemerintah kota Surakarta yang dimanfaatkan oleh masyarakat dikenai retribusi pasar. Untuk memanfaatkan fasilitas pasar tersebut maka para pedagang atau masyarakat harus mendapatkan izin penempatan dari pejabat yang ditunjuk. Dengan demikian, retribusi pasar merupakan sejumlah pungutan yang dilakukan commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemerintah Daerah kepada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas pasar. E. Kerangka Berpikir Berdasarkan teori-teori di atas, maka diperlukan adanya suatu kerangka pemikiran yang jelas. Kerangka dasar pemikiran digunakan sebagai dasar suatu landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, serta hubungannya dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk lebih memudahkan pembaca dan penguji dalam memahami penelitian mengenai ”Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010”. Selain itu, kerangka pemikiran merupakan landasan berpikir bagi penulis, yang digunakan sebagai pemandu dan petunjuk arah yang hendak dituju. Berdasarkan Teori yang ada, maka kerangka dasar pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Pasar Ayam Surakarta Target Retribusi Pasar Ayam
Faktor Pendukung
Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam: 1. Pemeliharaan Pasar 2. Pengembangan pengelolaan persampahan pasar 3. Pembangunan Pasar 4. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar 5. Pembinaan Pedagang Pasar commit to user
Tercapainya Target Retribusi Pasar Ayam
Faktor Penghambat
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
Pasar Ayam merupakan tempat jual beli hewan ternak yaitu ayam dan kambing. Awalnya hanya ayam saja yang menjadi komoditi utama, namun seiring berjalannya waktu komoditi unggas dan kambing juga masuk ke pasar ayam. Tapi untuk burung tidak termasuk dalam komoditi di pasar ayam. Pasar Ayam secara nyata mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan daging ayam dan kambing. Apalagi ketika hari raya kurban atau idul fitri, maka kebutuhan akan daging ayam maupun kambing semakin meningkat. Keberadaan pasar ayam tentunya juga memberikan sumbangan bagi pemasukan kas daerah atau pendapatan asli daerah melalui retribusi pasar. Sebagai salah satu pasar tradisional yang turut memberi kontribusi bagi penerimaan pendapatan asli daerah, maka seluruh pegawai pasar Ayam harus berusaha semaksimal mungkin di dalam mencapai target retribusi pasar sesuai yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Di dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar, terdapat kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Untuk factor kekuatannya adalah produk yang berkualitas tinggi atau baik, keramahan dan keseriusan Lurah Pasar Ayam beserta staff dalam memberikan pelayanan kepada pedagang. Seluruh pegawai dengan serius selalu menjaga kebersihan pasar. Sementara kelemahan yang dihadapi Lurah Pasar Ayam beserta staffnya dalam mencapai target retribusi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
Pasar Ayam adalah apabila pedagang banyak yang tutup maka hal ini menjadi kendala bagi penarikan retribusi, karena ketika akan dipungut retribusi, pedagang yang bersangkutan tidak ada. Selain itu kelemahan lainnya adalah perilaku wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Yang menjadi tantangan adalah penyakit atau virus yang bisa muncul seperti flu burung. Yang menjadi kekuatan pencapaian target retribusi pasar ayam adalah. Yang menjadi peluang adalah kehadiran pejabat yang datang atau meninjau Pasar ayam serta adanya penyemprotan berkala setiap sebulan sekali dari Dinas Pertanian Kota Surakarta untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang akan muncul. Dengan adanya penyemprotan tersebut menjadi peluang bagi pencapaian target retribusi pasar Ayam Semanggi, karena pedagang maupun pembeli merasa mendapat jaminan bahwa barang dagangan mereka berkualitas baik dan tidak menularkan penyakit. Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi serta jual beli di pasar ayam, maka diperlukan strategi yang tepat untuk mencapai hasil optimal dalam penerimaan atau pendapatan. Strategi itu dilakukan dengan pemberdayaan pasar melalui pembangunan pasar, pemeliharaan pasar, pengembangan pengelolaan persampahan, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, serta pembinaan pedagang pasar yang diharapkan dapat berdampak langsung pada pembayaran retribusi pasar oleh pedagang yang memanfaatkan fasilitas pelayanan pasar ayam yang disediakan oleh pemerintah Kota Surakarta. Berdasarkan Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas to usermaka tujuan akhir dari kebijakan Pengelolaan Pasar Surakarta commit Tahun 2010,
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dilaksanakan adalah untuk menumbuhkembangkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prijo (1996) yang menjelaskan bahwa istilah pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan keadaan ekonomi individu (dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 117). Dengan terciptanya suasana kondusif di lingkungan Pasar Ayam Semanggi maka diharapkan pasar tersebut mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Hal ini sesuai dengan konsep pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 bab 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa pemberdayaan dilakukan untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Berdasarkan Undang-Undang diatas, Renstra DPP kota Surakarta tahun 2006-2011, dan Renstra SKPD Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010 maka untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha di pasar Ayam itulah maka dipilihlah indikator pembangunan pasar, pemeliharaan
pasar,
pengembangan
pengelolaan
persampahan
pasar,
peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, serta pembinaan pedagang pasar dalam strategi pemberdayaan pasar ini. Menurut Spreitzer (1995a, b, 1997) dalam Jean-Se´bastien Boudrias his colleagues ( 2009:626) bahwa empowerment individuals: have a feeling of self-determination with regard to specific means to achieve expected results; commit to user and believe that they can have a real impact on organizational outcomes. Dari
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
teori tersebut dapat diterapkan dalam proses pembinaan pedagang pasar ayam, yaitu pedagang diberi penyadaran bahwa mereka harus memiliki rasa bertahan diri dan saling menghormati dalam arti khusus untuk mencapai hasil yang diharapkan yaitu peningkatan perekonomian dan kesejahteraan pedagang, serta membuat pedagang percaya bahwa mereka memiliki pengaruh yang nyata dalam keluaran/hasil organisasi yaitu kepercayaan bahwa mereka juga memiliki pengaruh bagi pencapaian target retribusi pasar ayam Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan tersebut, maka terdapat faktor penghambat dan pendukungnya. Faktor hambatan adalah semua faktor yang menghambat proses pemberdayaan pasar. Yang menjadi faktor penghambat adalah dana dan kurangnya kesadaran dari pedagang. Untuk masalah dana hal ini terkait dengan peningkatan fasilitas pasar, dimana Lurah pasar ayam sudah mengajukan untuk pembangunan pasar kepada Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, namun hal ini belum terealisasi karena terkendala oleh keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta yang belum merealisasikan renovasi atau pembangunan gedung pasar ayam karena anggaran pasar yang belum mencukupi. Apalagi gedung di pasar Ayam juga masih layak untuk digunakan, mengingat pembangunan atau renovasi gedung pasar dapat disetujui oleh Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta apabila memang terjadi kerusakan cukup parah di pasar tersebut. Faktor pendukung adalah semua faktor yang bisa mendukung jalannya proses pemberdayaan yaitu kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama dengan commit to userdalam usaha penertiban pedagang Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di pasar ; partisipasi pedagang dalam peningkatan keamanan pasar melalui swakarsa. Strategi pemberdayaan dilakukan untuk menumbuhkan iklim usaha di Pasar Ayam agar kondisi jual beli menjadi kondusif sehingga dapat memperlancar proses penarikan retribusi dan diharapkan penerimaan retribusi pasar sesuai atau bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Berdasarkan
masalah
yang
diangkat
dalam
penelitian
yang
menekankan pada proses dan makna, maka bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang bermaksud memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci dan mendalam mengenai strategi pemberdayaan yang diterapkan oleh lurah Pasar Ayam beserta staffnya dalam pencapaian target retribusi pasar tahun 2010. Menurut H.B Sutopo (2002: 48) penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya. Dengan kata lain penelitiam kualitatif lebih mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya dan cara memandang atau perspektifnya. Selain itu, dalam penelitian ini juga bermaksud untuk memberikan gambaran/ mendeskripsikan strategi, sehingga jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2006:16) , penelitian
deskriptif
adalah
penelitian
yang
terbatas
pada
usaha
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. Variabelnya mandiri, tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan dengan variable lain. Metode deskriptif commit to user digunakan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan,
47
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut. Metode deskriptif dimaksudkan untuk mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi yang lebih berharga daripada sekedar jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka . Seperti yang disampaikan oleh H.B Sutopo (2002:35) yaitu dengan penelitian deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar memiliki arti lebih dari sekedar angkaangka atau frekuensi.
B.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Ayam Semanggi dengan alamat Jl. Serang, Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta. Pemilihan Lokasi tersebut di dasarkan atas alasan bahwa Pasar Ayam Semanggi merupakan institusi yang lebih berwenang dalam pembuatan dan pelaksanaan Strategi Pemberdayaan Pasar dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010.
Dengan kata lain lokasi tersebut merupakan sumber untuk
memperoleh data, yang berhubungan langsung dengan objek penelitian yang saya lakukan. C. Sumber Data Suatu permasalahan atau topic penelitian bila sumber datanya tidak tersedia, maka ia tidak akan punya arti karena ia tidak akan bisa diteliti dan dipahami sehingga sumber data merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian. Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan commit to user jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
informasi yang diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sebagai berikut : 1. Informan Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan/ narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasi. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi narasumber lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002:50). Informan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Lurah Pasar Ayam Semanggi b. Staff Pasar Ayam Semanggi c. Pedagang Pasar Ayam Semanggi d. Pembeli Pasar Ayam Semanggi 2. Dokumen/arsip Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (H.B. Sutopo, 2002: 54). commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, dokumen-dokumen yang diolah dan ditelaah yaitu arsip-arsip dan laporan-laporan terkait Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010, laporan target retribusi Pasar Ayam Semanggi tahun 2008 s/d 2010 dan laporan realisasi retribusi Pasar Ayam Semanggi tahun 2008 dan 2009.
D.
Teknik Pengambilan Sampel Untuk mendapatkan data dalam penelitian, maka peneliti harus mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam objek penelitian. Hal ini akan sangat beresiko, terutama dalam keterbatasan waktu, dan tenaga. Oleh karena itu diperlukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling. Dalam Sugiono (2008:81) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Lebih lanjut lagi, Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sampel adalah sebagian individu yang diselidiki (dalam Susanto, 2006:114). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, maka perlu menggunakan teknik sampling. Sugiono (2008:81) menjelaskan bahwa teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Terkait dengan teknik pengambilan sampel tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel tujuan (Purposive Sampling), yakni dalam hal ini, peneliti sengaja menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya tentang keadaan populasi (Susanto, 2006:120).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
Selain itu, teknik pengambilan sampel lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball Sampling. Teknik penarikan Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiono, 2008:81). Teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk mengantisipasi perilaku informan yang cenderung menghindar ketika akan diwawancarai dan merekomendasikannya kepada orang lain yang dianggap lebih mengetahui dan berwenang memberikan informasi.
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Wawancara mendalam (indepth interview) Wawancara digunakan oleh peneliti sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan untuk mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiono, 2008:137). Lebih rinci lagi teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Dalam HB. Sutopo ( 2002:59) dijelaskan bahwa wawancara di dalam penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai teknik “wawancara mendalam”,karena peneliti merasa “tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open commit to userinformasi, serta dilakukan dengan ended” dan mengarah pada kedalaman
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cara yang tidak terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi secara lebih jauh dan mendalam sehingga dalam hal ini subjek yang diteliti posisinya lebih berperan sebagai informan daripada sebagai responden. Melakukan wawancara mendalam berarti menggali informasi atau data sebanyak-banyaknya dari informan (Susanto, 2006:131). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada: a. Lurah Pasar Ayam Semanggi b. Staff atau Pegawai Pasar Ayam c. Pedagang Pasar Ayam Semanggi d. Pembeli Pasar Ayam Semanggi 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar (HB. Sutopo, 2002:64). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis (Susanto, 2006:126). Oleh karena itu dalam observasi ini
membutuhkan kemampuan dalam
mengamati objek penelitian. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan pasif. Dalam hal ini peneliti mendatangi secara langsung Pasar Ayam Semanggi untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap to tidak user berperan sebagai apapun selain objek yang diteliti tetapicommit peneliti
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagai pengamat pasif. Peneliti melakukan pengamatan tentang proses pembersihan lingkungan pasar, pengamatan dan pencatatan terhadap ketertiban pasar, pengamatan dan pencatatan tentang kondisi bangunan pasar, serta alat atau sarana untuk kebersihan. Hasil penelitian dicatat setelah jangka 15 menit atau setelah peneliti selesai melakukan pengamatan. 3. Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Susanto, 2006:136). Dokumen-dokumen yang digunakan dapat berupa arsip-arsip, catatan pribadi, laporan kelembagaan, referensi-referensi, atau peraturanperaturan yang relevan dengan fokus penelitian, seperti laporan realisasi retribusi pasar Ayam Semanggi Surakarta Tahun 2008 dan 2009,
F.
Validitas Data Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (HB. Sutopo, 2002:267). Data yang telah dicatat dan dikumpulkan harus dijamin kesasihan (validitasnya). Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan informasi dari pengolahan data yang sudah diperoleh. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian (H.B.Sutopo, 2002: 78). Untuk menguji kebenaran dari hasil yang diperoleh maka dalam penelitian ini dilakukan triangulasi data.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar, 2008:230). Menurut Patton teknik trianggulasi dibedakan menjadi, antara lain : (dalam Sutopo, 2002:78) 1. Data trianggulation, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. 2. Investigator trianggulation, yaitu pengumpulan data sejenis yang dikumpulkan oleh beberapa orang peneliti. 3. Methodological trianggulation, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang yang berbeda. 4. Theoritical trianggulation, yaitu peneliti melakukan penelitian tentang topik yang sama dan data yang dianalisis dengan menggunakan perspektif. Dari beberapa teknik trianggulasi di atas, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik trianggulasi sumber (data trianggulation). Trianggulasi sumber atau trianggulasi data memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Artinya di dalam
mengumpulkan
data
yang
sejenis,
akan
lebih
mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Di sini tekanannya lebih pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengumpulan data. Peneliti bisa memperoleh data dari narasumber yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya. Dapat pula menggunakan data yang diperoleh dari catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo, 2002:79). G.
Teknik Analisis Data Menurut Bogdan (dalam Sugiono, 2008:244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Selain itu, menurut Hamidi analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi (dalam Susanto, 2006:142). Sementara itu, Miles dan Huberman menyatakan bahwa terdapat tiga komponen utama dalam proses analisis data (dalam HB. Sutopo, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
2002:91-94). Ketiga komponen tersebut saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. 1. Reduksi data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Itu artinya reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedimikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. 2. Display/ penyajian data Sajian data merupakan narasi kalimat, matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan,dan juga table sebagai pendukung narasinya yang disusun berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. 3. Penarikan kesimpulan Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah mulai mengerti hal-hal yang diteliti, sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan yang longgar tetap terbuka tetapi kesimpulan sudah disediakan mulamula belum jelas kemudian menguat menjadi lebih rinci dan mengakar kuat. Dari penjelasan diatas maka digunakan teknik pengumpulan data dan analisis data model interaktif. Dimana dalam hal ini peneliti tetap commit to user bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung (Sutopo, 2002:95). Secara sederhana model analisis interaktif ini, dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut : Gambar 3.1. Bagan model teknik pengumpulan data dan analisis data secara interaktif menurut Miles dan Huberman
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan kesimpulan
Sumber : H. B. Sutopo, 2002:96
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis akan melakukan pembahasan terkait dengan hasil penelitian terhadap Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010. Melalui penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memperoleh data-data dari berbagai pihak terkait, baik berupa hasil wawancara, hasil observasi, maupun data-data tertulis lainnya. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : A. DESKRIPSI LOKASI 1. Sejarah Singkat Pasar Ayam Semanggi Pasar Ayam berlokasi di Jalan Serang, Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta. Pasar ini sering disebut pula sebagai Pasar Pitik Semanggi oleh pedagang dan pembeli yang sering berinteraksi dengan pasar ini. Pasar Ayam berdiri sejak tahun 1979. Di pasar ini terdapat 163 pedagang los dan 125 pedagang plataran. Mulanya hanya jenis ayam yang menjadi komoditas utama, baik ayam potong, ayam petelur, ayam kampung, ayam hobi dan ayam hias. Tidak hanya jenis ayam saja yang menjadi komoditas tetapi juga kambing. Hal ini dipicu oleh trend atau musim hari raya idul kurban yang setiap tahun diperingati. Pada hari raya tersebut, kota Solo menjadi barometer atau pusat pembelian kambing terbesar. Bahkan kambing dari kota Solo menjadi pemasok commit to user terbesar kebutuhan korban kambing sewilayah ekskarisedenan Surakarta (Solo,
58
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, dan Sukoharjo). Penjual yang datang ke Pasar Ayam kebanyakan berasal dari Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar. Mereka adalah pedagang, baik partai kecil maupun partai besar. Partai kecil adalah mereka yang biasanya membawa dagangannya dengan hanya sepeda motor. Sedangkan partai besar biasanya pedagang yang datang dengan membawa mobil atau truk. Jadi bila dilihat dari jumlah barang dagangannya maka partai kecil jumlah barang dagangannya lebih sedikit dari jumlah dagangan partai besar. Luas lahan Pasar Ayam Semanggi yaitu sekitar 11.220 m2. Di pasar tersebut juga difasilitasi sekitar 21 kios RPU (Rumah Pemotongan Unggas) yaitu kios pemotongan hewan. Rumah pemotongan Unggas ini dibangun dikarenakan transaksi yang terjadi di Pasar Ayam tidak hanya hewan hidup tetapi juga hewan ternak yang dalam kondisi sudah terpotong atau daging segar siap masak. 2. Visi dan Misi Visi: Terwujudnya Citra Pasar Ayam yang bersih, tertib dan aman bertumpu pada perekonomian kota. Misi: a. Memberi kemudahan dalam pelayanan kepada pedagang dan commit to user masyarakat yang memanfaatkan pelayanan Pasar Ayam Semanggi.
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
b. Terciptanya kondisi atau situasi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman bagi pengguna Pasar Ayam Semanggi. c. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pasar yang memadai serta memberikan kantong-kantong usaha bagi pedagang Pasar Ayam Semanggi. d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas Pasar Ayam Semanggi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 3. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok Pasar Ayam Semanggi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang jual beli hewan ternak ayam dan kambing. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Pasar Ayam Semanggi menyelenggarakan fungsi: a. Penyelenggaraan kesekretariatan Pasar Ayam Semanggi. b. Penyusunan rencana program, pengendalian, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan khusus bagi Pasar Ayam Semanggi. c. Pengelolaan pendapatan Pasar Ayam Semanggi. d. Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan Pasar Ayam Semanggi. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Pengawasan dan Pembinaan pedagang Pasar Ayam Semanggi. f. Pengaturan Los Pasar Ayam Semanggi. g. Penyelenggaraan Keamanan dan ketertiban Pasar Ayam Semanggi. h. Penyelenggaraan sosialisasi di Pasar Ayam Semanggi. 4. Kondisi Pegawai, Susunan Organisasi, dan Uraian Tugas. Secara keseluruhan pegawai di Pasar Ayam berjumlah 11 orang. Terdiri dari : 1. Kepala Lurah Pasar Ayam 2. Sekretaris 3. Bendahara 4. Pemungut Retribusi Pasar 5. Petugas Kebersihan Komposisi pegawainya dapat dilihat dari status pekerjaan dan jenis kelaminnya. Semua pegawai di pasar Ayam adalah laki-laki. Untuk pekerjaanpekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran, dapat dilakukan dengan perjanjian kerja harian atau lepas. Outsourcing adalah suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pengusaha
dengan
tenaga
kerja,
dimana
perusahaan
tersebut
dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis. Dengan kata lain outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan A sebagai pengguna jasa dengan perusahaan B sebagai penyedia jasa, dimana perusahaan A meminta kepada perusahaan B untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah uang dan upah atau gaji tetap dibayarkan oleh perusahaan B. Sedangkan menurut status pekerjaannya maka dapat dijelaskan sesuai table berikut: Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Pasar Ayam Berdasarkan Status Pekerjaannya No Status Pekerjaan Jumlah pegawai 1. PNS 8 Orang 2. THL 2 Orang 3. Outsorsing 1 Orang Total 11 Orang Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
% 72,73 18,18 9,09 100
Dari table di atas maka pegawai Pasar Ayam paling banyak berstatus sebagai PNS dengan jumlah 8 orang (72,73%). Sedangkan pegawai yang berstatus THL (Tenaga Harian Lepas) ada 2 orang (18,18%) dan outsorsing ada 1 orang (9,09%). Untuk lebih jelasnya tentang komposisi pegawai di Pasar Ayam Semanggi, akan dijelaskan berdasarkan table dibawah ini:
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Rincian Komposisi Pegawai Pasar Ayam Semanggi Berdasarkan Tugas Tahun 2010 No. Nama Tugas 1. Sunyata Lurah Pasar Ayam 2. Sriyono Pembersih dan Pemungut Retribuusi 3. Suraji Sekretaris dan Pemungut Retribusi 4. Suparjan Pembersih dan Pemungut Retribusi 5. Giyarto Pembersih dan Pemungut Retribusi 6. Murtarto Pembersih dan Pemungut Retribusi 7. Danang Wartopo Pembersih dan Pemungut Retribusi 8. Listianto Pembersih, Pemungut Retribusi dan bendahara 9. Saiman HS Pembersih dan Pemungut Retribusi 10. Ari Prastowo Pembersih 11. TegoWibowo Pembersih Total 11 orang Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi Untuk struktur organisasinya akan dijelaskan berdasarkan bagan berikut: Bagan 4.3 Struktur Organisasi Pasar Ayam Semanggi Lurah Pasar Ayam
Pegawai-pegawai Sumber : Kantor Pasar Ayam Semanggi Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa pegawai pasar ayam itu terdiri dari 11 orang yang dipimpin oleh lurah pasar yang dibantu oleh pegawai yang bertugas sebagai sekretaris yang merangkap sebagai pemungut retribusi, bendara yang merangkap sebagai pemungut retribusi dan petugas kebersihan, dan pegawai lain sebagai petugas kebersihan dan pemungut retribusi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
Lurah Pasar sebagai pimpinan puncak di organisasi tersebut, mempunyai tugas antara lain: a.
Melaksanakan tugas rutin harian kepengurusan pasar bersama-sama dengan tim sekretariat (sekretaris dan bendahara)
b.
Menyelenggarakan rapat-rapat pengurus, rapat teknis yang berkaitan dengan operasional kepengurusan organisasi
c.
Melaporkan aktivitas-aktivitas organisasi pengurus pasar kepada Dinas Pengelolaan Pasar
d.
Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung di pasar
Sekretaris pasar memiliki tugas yaitu: a.
Mengelola kegiatan kesekretariatan
b.
Mendokumentasikan kegiatan pasar seperti surat menyurat
c.
Menyiapkan agenda sesuai dengan permintaan Lurah Pasar dan disebarkan kepada semua anggota
Bendahara pasar memiliki tugas yaitu: a.
Merencanakan dan mengelola keuangan organisasi
b.
Mengelola, mengadministrasikan dan membuat pertanggungjawaban atas setiap pengeluaran dan pemasukan organisasi
commit to user Pemungut retribusi memiliki tugas yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
a.
65 digilib.uns.ac.id
Memungut retribusi pasar dari pedagang
Petugas Kebersihan memiliki tugas yaitu: a.
Membersihkan lingkungan pasar
b.
Melaporkan segala hal yang berkaitan dengan kebersihan pasar, seperti kerusakan pada alat-alat kebersihan pasar.
B. PEMBAHASAN TENTANG STRATEGI LURAH PASAR AYAM DALAM PENCAPAIAN TARGET RETRIBUSI PASAR YANG DITETAPKAN DINAS PENGELOLAAN PASAR TAHUN 2010 Strategi pemberdayaan pasar adalah segala keputusan atau kebijakan yang yang dilakukan melalui berbagai tindakan untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha di pasar agar usaha tersebut menjadi kokoh, tangguh dan mandiri. Strategi pemberdayaan pasar yang diterapkan dan dilaksanakan di Pasar Ayam Semanggi meliputi pemeliharaan pasar, peningkatan kebersihan pasar, peningkatan fasilitas pasar, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, dan pembinaan pedagang pasar. Melalui strategi tersebut lingkungan pasar menjadi kondusif, kualitas pelayanan kepada pedagang dan masyarakat meningkat sehingga perekonomian pedagang juga meningkat, pembayaran retribusi pasar oleh pedagang lancar dan pada akhirnya realisasi dari penerimaan retribusi pasar dapat mencapai target atau melebihi target. a. Pemeliharaan Pasar commit to user Pemeliharaan pasar disini lebih ditekankan pada upaya untuk
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
memelihara dan menjaga semua sarana dan prasarana yang ada di Pasar Ayam Semanggi. Adapun bentuk program pemeliharaan Pasar Ayam Semanggi adalah: 1. Pemeliharaan sarana dan bangunan Pasar Ayam Semanggi Pemeliharaan sarana dan bangunan pasar dilakukan berdasarkan skala prioritas, artinya komponen yang penting didahulukan terlebih dahulu. Dengan adanya pemeliharaan sarana dan bangunan pasar maka sarana dan bangunan pasar tidak mudah cepat rusak sehingga bisa menciptakan kondisi dan suasana pasar yang lebih menarik dan nyaman dikunjungi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: Dalam hal pemeliharaan pasar lebih difokuskan pada hal-hal yang lebih penting dulu, misalnya atap bocor, saluran air yang mampet. Hal ini karena keduanya penting untuk berlangsungnya jual beli di pasar. Sarana dan prasarana lain juga perlu dirawat untuk mendukung aktivitas di pasar seperti bak sampah, toilet, kantor pasar ayam, dan mushola. Bila sarana dan bangunan pasar terawatkan bisa menghemat dana, keadaan pasar nyaman, pembeli jadi puas belanja. Dengan begitu kegiatan perekonomian jual beli berlangsung lancar, sehingga menghasilkan banyak pemasukan yang nantinya target retribusi juga diharapkan bisa dipenuhi atau tercapai.( wawancara tanggal 27 Oktober 2010). Dari wawancara di atas maka perbaikan yang dilakukan oleh seluruh pegawai Pasar Ayam Semanggi adalah perbaikan atap bocor maupun saluran air yang mampet serta pemeliharaan sarana dan prasara lain yang ada seperti pemeliharaan alat kebersihan, mushola, toilet dan kantor Pasar Ayam Semanggi. Untuk kerusakan ringan maka perbaikannya akan dilakukan sendiri oleh pihak Pasar Ayam dan pedagang pasar Ayam sendiri, commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
misalnya saja untuk atap bocor. Sedangkan untuk perbaikan yang memerlukan banyak biaya seperti perbaikan los, kantor pasar Ayam, perbaikan pagar, maka hal ini dilaporkan terlebih dahulu kepada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Perbaikan tersebut dilakukan oleh pekerja yang telah ditunjuk oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: Untuk perbaikan sarana dan prasarana ataupun bangunan pasar yang ringan seperti atap bocor atau saluran air mampet, setelah mendapat laporan dari pedagang maka petugas Pasar Ayam biasanya langsung memperbaikinya. Tetapi untuk masalah yang memerlukan dana besar seperti perbaikan los, penambahan los, perbaikan kantor pasar ayam, mushola, maka hal ini akan kita laporkan terlebih dahulu kepada Dinas. Hal ini karena bukan pasar ayam saja yang menjadi perhatian Dinas tapi juga pasar tradisional lainnya apalagi mengingat perbaikan yang dilakukan oleh Dinas dilakukan berdasarkan skala prioritas. Jadi kita harus menunggu keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (wawancara jumat, 10 Desember 2010). Agus salah satu pedagang los di Pasar Ayam memberikan pernyataan tentang perbaikan sarana dan prasarana bangunan Pasar Ayam: Perbaikan seperti atap bocor, biasanya saya langsung lapor kepada petugas. Apalagi sekarang musim hujan, terkadang ada genteng yang bocor dan perlu diganti. Biasanya petugas langsung memperbaikinya, tapi untuk hal-hal ringan seperti genteng yang geser gitu mbak, saya sering membenahinya sendiri tanpa harus melaporkan kepada pegawai Pasar.(wawancara, 10 Desember 2010)
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ibu Ningsih, salah satu pedagang los Pasar Ayam Semanggi juga memberikan pernyataan tentang perbaikan sarana dan prasarana bangunan Pasar Ayam Semanggi: Waktu itu juga pernah mbak dilakukan perbaikan saluran air. Masalahnya salurannya mampet dan tersumbat genangan air akibat hujan deras yang sekarang sering terjadi.(wawancara, 10 Desember 2010) 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal Pasar Ayam Semanggi Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal pasar, pegawai Pasar Ayam Semanggi dibantu petugas yang ditunjuk oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta melakukan pemeliharaan instalasi listrik secara berkala dalam kurun waktu 6 bulan sekali melalui peremajaan maupun perbaikan bagian-bagian yang dianggap perlu. Tabel 4.4 Rincian Jumlah Penggantian Lampu dan Kabel Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Jenis Penggantian
Kabel
Lampu
Banyak
10
20
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi Di tahun 2010, pegawai Pasar Ayam Semanggi melakukan pemeliharaan instalasi listrik yang sifatnya kecil, seperti melakukan penggantian alat-alat listrik, yaitu lampu dan kabel. Pemeliharaan instalasi listrik ini dilakukan untuk menghindari kerusakan yang dapat berakibat fatal commit to user seperti kebakaran. Hal ini senada dengan pernyataan Bapak Suraji selaku
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
pegawai administrasi Pasar Ayam Semanggi: “Untuk tahun ini kita tidak melakukan penambahan daya dan pemasangan baru mbak, paling kita hanya melakukan pengggantian kabel-kabel dan bolham lampu, yang sifatnya hanya memperbaiki yang kecil-kecil saja” biasanya kalau pemasangan atau mengganti bohlam lampu sih bisa saya lakukan sendiri, tapi kalau penggantian kabel kita bisa meminta bantuan dari petugas PLN atau jasa dari orang yang bisa melakukan penggantian kabel. Perawatan ini penting mbak, karena apabila tidak dipantau dan tidak menanyakan kepada pedagang tentang keluhan listrik ini maka bisa berakibat fatal seperti kebakaran. Apalagi musim hujan ini, kalau ada talang yang bocor bisa mengakibatkan kabel yang mengelupas bisa konslet kan. Jadi memang peran dari pedagang untuk melaporkan semua masalah kepada kami sangat membantu proses pemeliharaan segala sarana dan prasarana yang ada di sini.(Wawancara 14 Desember 2010) 3. Pemeliharaan TPnA ( Tempat Penampungan Ayam) Pasar unggas hidup seperti pasar Ayam Semanggi diketahui banyak memainkan peran dalam penyebaran virus. Tempat penampungan ayam (TPnA) merupakan salah satu bagian dalam pasar unggas hidup yang menjadi tempat dikumpulkannya unggas dari berbagai daerah sebelum dijual atau dipotong. Di tempat ini kontak tidak hanya terjadi antara unggas dengan unggas akan tetapi juga antar unggas dengan manusia. Hasil penelitian mengenai manajemen pemeliharaan TPnA di Pasar Ayam Semanggi menunjukkan bahwa pada umumnya luas lahan TPnA kurang dari 500 m2, menggunakan kandang pemeliharaan TPnA yang sering disebut sebagai pengereman, hanya menjual satu jenis unggas, ayam diperoleh dari pemasok tetap dengan frekuensi pengiriman ayam setiap hari, dan penanganan ayam selama berada di kandang TPnA diberi pakan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
minum, dan pemberian vitamin serta rata-rata ayam dipelihara selama satu hari sebelum dijual atau dipotong. Kandang atau pengereman yang digunakan umumnya terbuat dari bahan bambu serta tidak menggunakan alas kandang. Luas kandang TPnA berkaitan dengan jumlah unggas yang ditampung. Dalam system pemeliharaan kapasitas dalam kandang harus diperhatikan untuk menghindari penularan berbagai penyakit khususnya flu burung. Pasar Ayam Semanggi menjual unggas dalam jumlah besar dan unggas ditempatkan secara saling berdesakan, maka hal ini merupakan multiplikator penyebaran penyakit. Umumnya TPnA hanya menjual satu jenis ayam saja. Hal ini karena TPnA yang menjual berbagai jenis ayam mempunyai risiko yang lebih besar terkena penyakit karena ayam berasal dari berbagai daerah dan dapat memudahkan penularan ke jenis ayam yang lain. Tetapi penularan antar jenis ayam di kandang penampungan dapat dicegah dengan cara menerapkan system pemisahan (zoning) antar jenis ayam. Banyaknya pengiriman ayam setiap harinya di suatu TPnA dapat berisiko tinggi terinfeksi jika pemeliharaan di TPnA tidak diterapkan dengan baik. Kebersihan dan kesehatan ayam juga dijaga dengan baik. Setiap sebulan sekali dilakukan penyemprotan untuk mencegah dan mengantisipasi penularan penyakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sriyono, salah satu petugas kebersihan di Pasar Ayam Semanggi: TPnA atau pengereman disini kebanyakan luasnya kurang dari 500 m2. Kandangnya itu terbuat dari bambu mbak dan tidak ada commit topengereman user alasnya. Kita menyebutnya mbak,,Kandang ini harus
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kita rawat dan jaga kebersihannya agar tidak menularkan penyakit. (wawancara jumat 14 desember 2010). Bapak Sunyata, selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi menyatakan: Untuk mengantisipasi penyebaran virus ataupun penyakit seperti flu burung, disini setiap bulannya kedatangan petugas dari Dinas Pertanian Surakarta untuk melakukan penyemprotan di seluruh area Pasar Ayam. (wawancara 8 November 2010). Bapak Sriyono salah petugas kebersihan di pasar Ayam Semanggi menyatakan: “Untuk satu pengereman disini hanya terdiri dari satu jenis ayam, tidak campur. Ini untuk memudahkan proses jual belinya mbak,dan lebih mudah dalam membersihkan dan memeliharan kandangnya serta biar nggak menyebarkan virus penyakit,kan penyakit timbul pada tempat yang kotor.(wawancara 14 Desember 2010). Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas merupakan upaya yang dilakukan oleh seluruh pegawai dalam meningkatkan dan melancarkan kegiatan jual beli di Pasar Ayam Semanggi. Dengan kegiatan tersebut kegiatan jual beli yang terjadi akan semakin meningkat sehingga meningkatkan perekonomian pedagang Pasar Ayam Semanggi dan akan berdampak pada pembayaran retribusi pasar yang tepat waktu oleh para pedagang yang pada akhirnya penerimaan retribusi dapat mencapai target atau bahkan bisa melebihi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. b. Pengembangan Pengelolaan Persampahan Pasar Pengembangan
pengelolaan
persampahan
merupakan
usaha
pegawai pasar untuk meningkatkan kebersihan pasar. Interaksi yang sangat commit to user tinggi antara manusia dan unggas hidup terjadi setiap harinya di Pasar Ayam
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
Semanggi dan hal tersebut dapat menjadi potensi penularan penyakit flu burung. Peningkatan kebersihan harus selalu dilakukan agar suasana pasar nyaman, tidak bau, dan tidak menularkan penyakit seperti flu burung. Setiap pasar tradisional di Surakarta memiliki petugas kebersihan yang jumlahnya untuk masing-masing pasar berbeda tergantung luas dan besarnya pasar. Pasar Ayam Semanggi tergolong pasar kelas II dan mempunyai 9 petugas kebersihan pasar dan mereka digaji oleh Pemerintah. Berikut pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: “di sini pengurus pasarnya semua 11 orang termasuk saya. Satu orang merangkap sebagai sekretaris sekaligus sebagai pemungut retribusi yaitu pak Suraji itu. Satu pegawai merangkap tugas sebagai bendahara, pemungut retribusi dan petugas kebersihan yaitu pak Listianto. Enam pegawai merangkap tugas sebagai pemungut retribusi dan petugas kebersihan yaitu pak Sriyono, Suparjan, Giyarto, Murtarto, Danang, dan Saiman. Sedangkan pegawai lain berfungsi sebagai petugas kebersihan yaitu pak Ari dan pak Tego. Jadi disini ada 9 petugas kebersihan. (Wawancara 27 Oktober 2010) Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak Sriyono, selaku petugas kebersihan dan pemungut retribusi Pasar Ayam Semanggi: “petugas kebersihan disini jumlahnya 9 mbak,,,yang menggaji mereka ya pemerintah ,,,(wawancara 14 Desember 2010) Pasar Ayam Semanggi mempunyai dua bak sampah, yaitu satu berukuran kecil terbuka yang biasanya terdapat didepan los pedagang dan satunya lagi besar tertutup. Sampah hasil pemotongan ayam atau sampah lain seperti plastic makanan atau minuman dibersihkan setiap hari oleh commit to user petugas kebersihan pasar, kemudian sampah dikumpulkan pada tempat
perpustakaan.uns.ac.id
73 digilib.uns.ac.id
pembuangannya. Selanjutnya sampah-sampah tersebut akan diambil oleh sebuah armada truk pengangkut sampah dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Pengambilan sampah-sampah tersebut juga dilakukan setiap harinya. Berikut pernyataan Bapak Suraji selaku petugas pemungut retribusi dan administrasi di Pasar Ayam Semanggi: “Disini ada dua bak tempat sampah, satunya berukuran kecil dan terbuka satunya lagi berukuran besar dan tertutup. Keduanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum sampah itu nantinya diangkut oleh petugas dari Dinas dengan truk. Setiap hari sampah kita kumpulkan lalu kita taruh di tempat penampungan sementara. (Wawancara 14 Desember 2010) Hal tersebut juga dibenarkan oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: “Setiap hari sampah yang dikumpulkan di bak tertutup atau container tersebut nantinya akan diambil oleh petugas dari Dinas dengan menggunakan truk besar. Biasanya kalau gak jam 10an ya 11an, pokoknya diatas jam 10an lah. Untuk berapa jumlahnya saya kurang tahu pasti, diatas 2 oranglah. (27 Oktober 2010). Selain itu pegawai Pasar Ayam Semanggi juga melakukan penambahan ataupun penggantian alat-alat kebersihan seperti sapu, ekrak, pacul dan bak sampah kecil. Berikut pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: “Alat-alat kebersihan disini terdiri dari sapu, ekrak, alat pel, pacul dan bak sampah. Bulan kemarin kita juga melakukan penambahan lagi alat tersebut, mengingat sudah ada beberapa alat yang rusak dan tak layak pakai. Sebisa mungkin kita selalu menyediakan lagi peralatan baru dengan tujuan agar petugas lebih rajin dan lebih optimal. Kadangkan kalau peralatan tidak mendukung maka commit to user kebersihannya juga gak maksimal kan mbak? (27 Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id
74 digilib.uns.ac.id
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Bapak Sriyono selaku petugas pemungut retribusi dan petugas kebersihan yang mengatakan: “Kalau alat-alat yang sudak tidak mendukung untuk digunakan maka ya harus cepat diganti dong mbak. Misalnya saja sapu ataupun ekrak untuk mengeruk sampah. Bila tidak diganti maka akan mengurangi produktivitas kita serta kerja kita menjadi lamban tidak secepat kalau alat tersebut masih layak dan dalam keadaan baik. (Wawancara 14 Desember 2010) Pihak kantor Pasar Ayam Semanggi juga berupaya untuk menumbuhkan kesadaran para pedagang untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kios atau los yang ditempati. Di sini pedagang dituntut pengertiannya untuk memelihara dengan membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan tempat demi kenyamanan. Mereka juga harus menjaga kebersihan los mereka sendiri supaya menjadi daya tarik pembeli untuk membeli dagangan mereka sehingga mereka memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan begitu pedagang diharapkan dapat membayar retribusi tepat waktu dan tidak melakukan penunggakan retribusi. Berikut kutipan penyataan dari Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: “ saya juga sering berkeliling pasar untuk melihat keadaan pasar, bagaimana kebersihannya, bagaimana interaksi antar pedagang , pembeli dan petugas pasar. Saya juga sering meminta pedagang untuk menjaga kebersihan losnya sendiri. Saya suruh mereka untuk mengumpulkan sampah pada bak sampah yang telah disediakan. Dengan begitu juga membantu meringankan tugas para petugas kebersihan. Misalnya ada sampah berserakan di sekitar los, saya juga menegur mereka tapi dengan halus dan rada bercanda. Dengan cara seperti itu saya harap to mereka commit user sadar, mereka juga pasti merasa nggak enak bila ditegur begitu kan mbak? (27 Oktober 2010)
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyataan dari Bapak Sunyata juga didukung oleh pendapat Ibu Padmini, pedagang di Pasar Ayam Semanggi, berikut pernyataannya: “Pak Lurah kadang sering keliling pasar, bapak sering mantau keadaan mbak, kadang gitu juga negur pedagang soal sampah di sekitar los…tapi kalau petugas kebersihan setiap hari itu keliling untuk nyapu sampah dan ngumpulin sampah atau ngambilin sampah trus ditaruh di bak besar, biasanya sih pagi dan siang hari… kalau saya ya berusaha untuk ngumpulin sampah disekitar los pada bak sampah kecil,,nanti biar diambil petugaslah, jadi ya meringankan tugas mereka,” (10 Desember 2010) Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa dalam rangka meningkatkan kebersihan pasar maka perlu adanya kerjasama dengan pedagang pasar. Pedagang pasar harus turut berperan dalam menjaga dan memelihara kebersihan pasar, agar suasana pasar lebih kondusif dan nyaman untuk proses jual beli. Pembeli jadi lebih nyaman untuk berbelanja dan tidak merasa takut atau was-was terhadap virus semacam flu burung. Kebersihan pasar ternyata sangat dibutuhkan oleh pembeli ataupun pengepul dari luar daerah. Kebersihan penting bagi mereka untuk memberi rasa nyaman ketika berinteraksi dengan pedagang ataupun lingkungan sekitar. Berikut petikan wawancara dengan Ibu Rosi salah seorang pembeli di Pasar Ayam: “Wah saya senang mbak kalau pasar itu bersih,,, saya jadi nggak takut untuk membeli ayam disini, beda waktu virus flu burung merebak kemarin, saya jadi was-was untuk belanja disini, ”(Wawancara 10 Desember 2010) Pak Handoko pedagang di pasar ayam juga memberikan pernyataan:
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Bila dibanding dulu, keadaannya ya jauh lebih baik mbak,,,, baunya juga tidak separah dulu,,,, dulu itu awalnya saya harus pake masker, setidaknya dengan rajin membersihkan pasar, dapat menarik pembeli dan bau yang ditimbulkan bisa diminimalisir. Wajarlah mbak kalau pasar ayam itu bau”(10 Desember 2010) Berdasarkan pengamatan dan penelitian peneliti di lapangan serta pernyataan diatas menunjukkan bahwa kondisi kebersihan pasar sekarang ini jauh lebih baik daripada pasar yang dulu, namun masih terdapat kondisi jalan yang becek apalagi bila musim hujan tiba. Untuk tahun ini juga belum dilakukan pengecoran jalan di dalam pasar karena terbatasnya anggaran pasar. Pembeli dan pedagang juga menyadari kalau pasar itu baunya tidak enak, sehingga mereka juga tidak menuntut terlalu banyak agar pegawai pasar mengurangi bau yang ditimbulkan. Bila mereka terganggu dengan bau tidak sedap tersebut, maka mereka berinisiatif untuk menggunakan masker. c. Pembangunan Pasar Pembangunan
(renovasi)
dilakukan
untuk
meningkatkan
kenyamanan pasar. Dalam pembangunan juga diikuti dengan penambahan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di pasar. Fasilitas yang memadai sangat menunjang aktivitas di lingkungan pasar. Peningkatan fasilitas pasar Ayam Semanggi disini lebih pada usaha untuk menambah sarana dan prasarana pasar. Berdasarkan penelitian dan pengamatan maka untuk peningkatan fasilitas di Pasar Ayam Semanggi meliputi pembangunan RPU (Rumah Pemotongan Unggas). Rumah pemotongan unggas (RPU) dibangun untuk memisahkan antara tempat pemotongan dan tempat jual beli. Hal ini commit user dilakukan agar kondisi pasar lebih torapi dan bersih. Dengan adanya rumah
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemotongan unggas, maka usaha pembersihan lokasi pasar akan lebih mudah dan tidak ruwet. Hal ini sesuai dengan pendapat Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: “ Pembangunan yang sudah terealisasi di Pasar Ayam saat ini adalah pembangunan rumah pemotongan unggas. Hal ini dilakukan agar pasar memiliki tempat pemotongan tersendiri, terpisah dari tempat jual beli ayam maupun kambing. Dengan begitukan kebersihan pasar lebih mudah dikontrol, serta prosesnya tidak ruwet. Bedakan mbak, kalau tempat pemotongan dan jualbelinya jadi satu. Petugas kebersihan maupun pedagang akan lebih sulit membersihkannya, karena kotorannya menumpuk, banyak darah dimana-mana. Nantinya hal ini dapat mengurangi kenyaman dari pembeli dong”(8 November 2010) Fasilitas RPU (Rumah Pemotongan Unggas) dibangun untuk meningkatkan dan memperlancar kegitan jual beli unggas. Hal ini karena proses jual beli di Pasar Ayam tidak sebatas pada jual beli unggas hidup tetapi juga untuk hewan ternak dalam kondisi sudah terpotong atau daging segar siap masak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sriyono, selaku petugas pemungut retribusi dan kebersihan pasar Ayam Semanggi: “RPU itu dibangun karena memang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pedagang. Apalagi pasar Ayam ini tidak hanya menjual hewan hidup tapi juga hewan ternak yang sudah terpotong atau siap dimasak.(14 Desember 2010)” Sementara untuk renovasi bangunan pasar seperti los di Pasar Ayam
Semanggi
untuk
tahun
anggaran
2010
belum
terealisasi.
Pembangunan tersebut terkendala oleh anggaran pasar serta keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang belum memutuskan bahwa akan dilakukan renovasi atau pembangunan tambahan untuk los. Hal commit user Ayam Semanggi, Bapak Sunyata ini sesuai dengan pernyataan LurahtoPasar
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
yang mengatakan: “Saat ini belum dilakukan renovasi pasar untuk penambahan los. Hal ini karena terbatasnya dana, dan belum adanya keputusan dari dinas untuk merenovasi pasar. Kita sih juga sudah mengajukan, tapi kalo dari Dinasnya belum menyetujui ya gak mungkin ada renovasi pasar mbak. Untuk sementara ya kita terima dulu apa adanya.(8 November 2010) Pendapat tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Suraji selaku pegawai Administrasi atau sekretaris Pasar Ayam Semanggi: “Untuk masalah peningkatan pasar, kemarin kita kedatangan pejabat dari MOU dan Dinas, katanya akan dilakukan renovasi pasar. Namun ya tidak untuk tahun ini mbak.”(14 Desember 2010). Peningkatan fasilitas pasar juga dilakukan penambahan atau penggantian sarana dan prasarana kebersihan seperti sapu, bak sampah, ataupun ekrak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji, petugas administrasi dan pemungut retribusi di pasar Ayam Semanggi: “Alat-alat kebersihan disini terdiri dari sapu, ekrak, dan bak sampah. Mengingat sudah ada beberapa alat yang rusak dan tak layak pakai.”(14 Desember 2010). Peningkatan fasilitas Pasar Ayam Semanggi dilakukan untuk menunjang kelancaran segala kegiatan yang ada di Pasar Ayam Semanggi. Dengan adanya penambahan sarana dan prasarana kebersihan pasar, maka usaha untuk meningkatkan kebersihan dapat berjalan secara optimal. Selain itu, peningkatan fasilitas tersebut juga dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas petugas kebersihan karena pekerja lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sriyono selaku petugas pemungut retribusi commit dan petugas kebersihan yang mengatakan: to user
perpustakaan.uns.ac.id
79 digilib.uns.ac.id
“Kalau alat-alat yang sudak tidak mendukung untuk digunakan maka ya harus cepat diganti dong mbak. Misalnya saja sapu ataupun ekrak untuk mengeruk sampah. Bila tidak diganti maka akan mengurangi produktivitas kita serta kerja kita menjadi lamban tidak secepat kalau alat tersebut masih layak dan dalam keadaan baik. (14 Desember 2010). d. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar Keamanan dan ketertiban pasar merupakan faktor penting dalam menunjang keberlangsungan proses jual beli di pasar tradisional. Keamanan disini lebih mengarah pada suatu kondisi pasar yang nyaman dimana pasar itu terbebas dari tindakan kejahatan ataupun keributan. Sedangkan ketertiban adalah suatu keadaan dimana pedagang patuh atau tertib dalam mentaati aturan-aturan yang berlaku di pasar. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Sunyata, selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: ”keamanan disini tu ya seperti pasar bebas dari kejahatan,tidak ada pencurian atau pencopetan dan tidak ada keributan antar pedagang atau pengunjung. Kalau ketertiban itu ya pedagang harus tertib dengan peraturan yang ada disini.(27 Oktober 2010) Keamanan di Pasar Ayam Semanggi menerapkan sistem swakarsa dengan dana swadaya yang dikumpulkan dari pedagang itu sendiri. Itu artinya keamanan disini merupakan kegiatan yang diselenggarakan atas inisiatif pedagang sendiri. Petugas keamanan ditunjuk oleh pedagang dan digaji oleh pedagang Pasar Ayam Semanggi bukan dari APBD. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sunyata, Lurah Pasar Ayam Semanggi: ”kalau keamanan biasanya untuk sejumlah pasar tradisional lain di Surakarta petugasnya tu berasal dari Dinas dan digaji oleh Dinas. Tapi di sini untuk keamanannya adalah swakarsa. Dari dinas tidak menyediakan khusus. Pedagang yang menentukan berapa jumlahnya dan mereka juga yang menggajinya.(27 Oktober 2010) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Bapak Suraji, selaku pegawai administrasi atau sekretaris Pasar Ayam Semanggi: ”Untuk keamanan disini ada petugas keamanannya mbak,, ada 8 orang. Sistemnya swakarsa, jadi yang menggaji itu pedagang. Besarnya ya atas kesepakatan antara pedagang dan petugas keamanannya.(14 Desember 2010) Sementara itu, dalam upaya meningkatkan keamanan di Pasar Ayam Semanggi petugas keamanan dibagi menjadi 2 shift. Hal ini dilakukan agar keamanan tetap terjaga selama 24 jam. Berikut diungkapkan oleh Bapak Sriyono: “keamanan disini dibagi menjadi 2 shift, biar pasar tetap aman selama 24 jam. 8 orang petugas keamanan itu kita menjadi 2 kelompok, dari jam 07.00-19.00 dan 19.00-07.00”(14 Desember 2010). Peryataan diatas juga dibenarkan oleh Bapak Giono, salah seorang petugas keamanan di pasar Ayam : “ jumlahnya 8 orang mbak. Kita disini bekerja selama 12 jam mbak, dibagi 2 shift lah. Dari jam 07.00-19.00 dan 19.00-17.00. Ya biar pasar aman terkendali selama 24 jam.(14 Desember 2010). Petugas keamanan di Pasar Ayam Semanggi untuk tahun ini belum ada yang dikirim untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diselenggarakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta tiap tahunnya, hal ini karena terkendala oleh dana. Selain itu peserta yang berhak mengikuti pelatihan dan pembinaan tersebut juga ditentukan oleh pengurus Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji selaku pegawai administrasi Pasar Ayam Semanggi: “kalau disini tahun ini belum dilakukan pengiriman petugas commit topembinaan user keamanan untuk mengikuti yang diselenggarakan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
Dinas mbak. Masalahnya sih biaya, serta pesertanya itu ditentukan oleh Dinas. Ya mungkin untuk pasar ayam gilirannya tidak saat ini mbak”.(14 Desember 2010) Untuk masalah ketertiban, selama ini yang menjadi focus pegawai Pasar Ayam Semanggi adalah pada usaha untuk membuat pedagang agar mematuhi peraturan yang ada, seperti menertibkan pedagang agar menempati tempatnya masing-masing, menertibkan barang dagangan pedagang yang menonjol atau semrawut, penertiban parkir, dan penertiban penggunaan lampu yang tidak terpakai. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sunyata, selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: "penertiban disini lebih diartikan pedagang itu mematuhi dan taat pada aturan yang ada di sini. kita pegawai di sini sering mbak menertibkan pedagang, misalnya mereka harus berjualan sesuai tempatnya, menertibkan dagangan yang semrawut agar rapi, parkir juga kami pantau mbak supaya nggak ngalangin jalan atau semrawut, serta penertiban lampu yang tidak terpakai. Hal ini dilakukan karena dari dinas seringkali mengadakan sidak mbak. (8 November 2010) Upaya penertiban pasar juga melibatkan pihak lain seperti Satpol PP. Hal ini dilakukan apabila terjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh pihak pasar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: “misalnya terjadi masalah soal penertiban pedagang yang sulit untuk ditertibkan, dan kami tidak bisa mengatasi sendiri maka kita lapor ke Dinas agar mengirimkan Satpoll PP untuk membantu tugas kami mbak,(17 Desember 2010) Kemudian untuk masalah ketertiban, pegawai Pasar Ayam Semanggi juga seringkali melakukan penertiban terhadap pedagang oprokan yang dilakukan pada pagi hari, namun pelaksanaannya juga mendadak tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
82 digilib.uns.ac.id
terjadwal. Biasanya kegiatan ini dilakukan apabila banyak pedagang yang mulai tidak tertib dalam menempati tempat berdagang di pasar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: “kami pegawai disini sering melakukan penertiban pedagang di pagi hari. namun kegiatan ini tidak terjadwal dan seringnya mendadak mbak, terutama ketika pedagang tidak tertib dalam menempati tempat jualan” (14 Desember 2010) Menurut keterangan Bapak Teguh selaku pedagang di Pasar Ayam Semanggi mengenai penertiban yang dilakukan oleh pegawai pasar, mengatakan: ”Kadang-kadang pihak pasar juga sering melakukan penertiban pedagang mbak,,,,pagi-pagi gitu mereka sudah ada di pelataran, jadi ya kami harus berjualan ditempat semestinya.(14 Desember 2010) Upaya peningkatan keamanan mendapat respon positif dari para pembeli yang mengatakan cukup puas dengan kondisi keamanan di pasar Ayam Semanggi, hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Dian salah seorang pembeli di Pasar Ayam Semanggi: “saya rasa keamanan di sini cukup baik,,,ada petugas yang berkeliling pasar menjaga keamanan,, tidak ada premannya juga.(14 Desember 2010) Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat ditarik simpulan bahwa upaya peningkatan keamanan pasar yang sudah dilakukan oleh seluruh pegawai pasar ayam sudah baik dan mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat yang berbelanja di Pasar Ayam Semanggi. Namun untuk masalah penertiban harus lebih diperhatikan agar pedagang bisa lebih tertib dan lebih sadar terhadap pentingnya ketertiban bagi proses jual beli di Pasar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
Ayam Semanggi mengingat belum adanya peraturan yang mengikat tentang keberadaan pedagang pelataran atau oprokan. e. Pembinaan Pedagang Pasar Ayam Semanggi Pembinaan pedagang Pasar Ayam Semanggi merupakan upaya yang dilakukakan oleh pegawai pasar untuk meningkatkan kualitas SDM dari pedagang yang ada di pasar Ayam Semanggi. Tujuannya adalah memperbaiki sikap, pola pikir ataupun perilaku pedagang untuk lebih mengetahui tentang hak dan kewajibannya sebagai pedagang. Sosialisasi dilakukan 3 bulan sekali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: “Pembinaan lebih dilakukan pada usaha memberikan pengertian kepada pedagang untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai pedagang. Mereka mendapatkan fasilitas yang mereka butuhkan, untuk itu mereka juga harus membayar retribusi. Biasanya 3 bulan sekali kita mengadakan sosialisasi. (27 Oktober 2010). Pembinaan pedagang dilakukan melalui penyuluhan kepada pedagang yang dilakukan setiap ada pertemuan dengan pihak paguyuban. Selain itu pembinaan juga dilakukan dengan mendatangi langsung para pedagang untuk bertegur sapa dan berbincang-bincang. Pihak Pasar Ayam Semanggi juga melakukan penyadaran kepada pedagang bahwa pedagang mempunyai peran yang besar bagi pencapaian target retribusi pasar ayam semanggi. Pedagang diberi pengetahuan tentang segala hal yang berhubungan dengan retribusi pasar dengan cara melakukan pertemuan dengan pedagang untuk mensosialisasikan Undang-Undang commitsosialisasi to user tersebut diharapkan pedagang tentang Retribusi Pasar. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id
84 digilib.uns.ac.id
mengerti tentang hal yang berkaitan dengan retribusi pasar, tata pelaksanaan pembayaran retribusi pasar, mengerti apa yang menjadi hak dan kewajibannya, sehingga pada akhirnya tidak ada penyimpangan dalam pelaksanan pemungutan retribusi seperti kelebihan biaya pembayaran SHP; pedagang memiliki kesadaran untuk membayar retribusi pasar tepat waktu dan target yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata: “dalam pembinaan kita juga melakukan sosialisasi tentang undangundang retribusi pasar. Dengan sosialisai tersebut pedagang bisa tahu apa hak dan kewajibannya, mengerti tata pelaksanaan pembayaran, sehingga bila pedagang mengerti dan paham isi perda tidak akan ada penyimpangan dalam pemungutan retribusi, seperti kelebihan pembayaran SHP. Pedagang juga akan sadar bahwa mereka harus membayar retribusi pasar agar target yang ditetapkan dari Dinas dapat dicapai.(17 Desember 2010) Berkaitan dengan pembinanaan pedagang Ibu Sri salah satu pedagang pasar Ayam Semanggi, menyatakan: "kalau pembinaan sih pegawai pasar disini juga sering menegur mbak kalau ada yang menunda pembayaran retribusi, kita diberi tahu kalau kita jangan menunda pembayaran retribusi pasar. Kita dibina agar lebih tepat waktulah dalam membayar retribusi. (17 Desember 2010). Dari pernyataan diatas pembinaan di Pasar Ayam lebih pada upaya untuk mengenalkan dan mensosialisasikan Perda tentang Retribusi Pasar dan usaha untuk menyadarkan pedagang yang menunda pembayaran agar lebih tepat waktu dalam membayar retribusi pasar. Pembinaan tersebut dilakukan oleh pegawai pasar secara langsung melalui pertemuan dengan commit to user pedagang, memberi lembaran Undang-undang tentang retribusi pasar dan
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengingatkan pedagang bila mereka melakukan penundaan pembayaran retribusi pasar. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji: "Untuk sosialisasi Undang-undang tentang retribusi pasar kita pernah memberikan lembaran undang-undang tersebut,. pembinaan juga kita lakukan secara langsung, misal ada pedagang yang menunda maka kita tegur dan kita ingatkan agar lebih tepat waktu mbak.(14 Desember 2010). Biasanya setiap pasar tradisional di Surakarta memiliki paguyuban pasar. Paguyuban pedagang pasar ini menampung segala aspirasi pedagang serta juga turut berperan dalam pembinaan pedagang pasar. Namun di Pasar Ayam Semanggi, paguyuban pedagangnya sudah vakum hampir 3 tahun. Hal ini disebabkan pengurus yang lama sudah tidak berdagang lagi di Pasar Ayam Semanggi sementara tidak ada pengganti yang mau mengurusi lagi. Akibatnya dalam pembinaan pedagang pasar tahun ini pegawai pasar ayam tidak dibantu atau tidak berkoordinasi dengan paguyuban pedagang pasar Ayam Semanggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji, selaku pegawai administrasi atau sekretaris Pasar Ayam Semanggi: “ paguyubannya disini dah vakum tu mbak, hampir 3 tahun ini. Masalahnya yang mengurusi dulunya yang dari jakarta, sekarang sudah tidak berdagang lagi disini”(wawancara 14 Desember 2010) Semua kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seluruh pegawai Pasar Ayam Semanggi itu pada dasarnya adalah upaya untuk menyadarkan pedagang tentang pentingnya pembayaran retribusi pasar dan meningkatkan kualitas SDM pedagang pasar, sehingga target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dapat dicapai. commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. 6. Matriks Hasil Penelitian Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010. No.
Indikator
1.
Pemeliharaan Pasara
2.
Pengembang an Pengelolaan Persampahan Pasar
3.
Pembanguna n Pasar
4.
Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar
Pernyataan Kegiatan Yang Sudah dilakukan
a. Pemeliharaan sarana dan bangunan Pasar Ayam Semanggi dalam hal perbaikan atap bocor, saluran air yang mampet, pemeliharaan sarana lain seperti alat kebersihan, mushola, toilet dan kantor pasar. b. Pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal Pasar Ayam Semanggi seperti penggantian alat-alat listrik yaitu lampu dan kabel. c. Pemeliharaan TPnA (Tempat Penampungan Ayam) dirawat dan dijaga kebersihannya serta setiap sebulan sekali dilakukan penyemprotan oleh Dinas Pertanian Surakarta. a. Terdapat 9 petugas kebersihan b. Ada dua bak sampah yaitu bak sampah kecil terbuka dan bak sampah besar tertutup (container) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sampah sebelum diangkut atau diambil oleh armada truk dari DPP kota Surakarta. c. Penambahan dan penggantian alat kebersihan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas petugas kebersihan. a. Adanya RPU (Rumah Pemotongan Unggas) untuk mendukung proses jual beli karena tidak hanya ternak hidup yang dijual tetapi juga untuk hewan ternak dalam kondisi sudah terpotong atau daging segar siap masak. b. Penambahan dan penggantian sarana dan prasarana kebersihan seperti sapu, bak sampah, ekrak untuk meningkatkan kinerja san produktivitas petugas kebersihan. a. Terdapat 8 petugas keamanan dengan sistem swakarsa dengan dana merupakan swadaya yang dikumpulkan dari pedagang pasar Ayam Semanggi. b. Keamanancommit tetap to terjaga user selama 24 jam karena petugas keamanan dibagi menjadi 2 shift.
Kegiatan Yang Belum dilakukan a. Renovasi bangunan b. Penambaha n daya dan pemasanga n listrik
a. Pengecoran jalan di dalam pasar untuk mengatasi becek.
a. Renovasi bangunan dan penambaha n los
a. Petugas keamanan belum dikirim untuk mengikuti
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Menertibkan pedagang agar menempati tempat masing-masing. d. Menertibkan barang dagangan pedagang yang menonjol dan semrawut e. Penertiban parkir. f. Penertiban penggunaan lampu yang tidak terpakai. g. Kerjasama dengan satpol PP untuk menertibkan pedagang.
5.
Pembinaan Pedagang Pasar
a. Melakukan sosialisasi tentang perda yang berlaku dalam hal pemungutan retribusi pasar agar pedagang melaksanakan hak dan kewajibannya.
commit to user
pelatihan dan pembinaan yang diselenggar akan oleh Dinas Pengelolaa n Pasar Kota Surakarta b. Terkadang masih ada pedagang yang tidak menempati tempatnya hal ini karena belum adanya peraturan yang mengikat tentang keberadaan pedagang pasar pelataran atau oprokan. a. Belum terbentukny a paguyuban pedagang pasar ayam semanggi setelah vakum hampir 3 tahun.
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.7 Rincian Jumlah Penggantian Lampu dan Kabel Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Jenis Penggantian
Kabel
Lampu
Banyak
10
20
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi Berdasarkan tabel diatas, maka di Pasar Ayam Semanggi dalam tahun 2010 telah dilakukan perbaikan kabel yang rusak sebanyak 10 kali. Kabel yang rusak tersebut kebanyakan disebabkan karena kabel yang mengelupas. Sedangkan untuk penggantian lampu sudah 20 kali. Selain itu penggantian lampu yang tak layak pakai sering juga dilakukan oleh pedagang sendiri, pedagang yang menyediakan sendiri lampu untuk losnya. Tabel 4.8 Sosialisasi yang Dilakukan Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010 Bulan
Januari
Sosialisasi
Sosialisasi Tentang Perda Kota Surakarta No 8 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar April Penyuluhan Tentang Antisipasi dan Bahaya Virus Flu Burung Agustus Penyuluhan tentang Pentingnya Membayar Retribusi November Sosialisasi Tentang Pentingnya Kebersihan Pasar commit to user Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Jumlah Pedagang yang Hadir 50
73
44
53
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada bulan Januari di Pasar Ayam dilakukan sosialisasi tentang Perda Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 1999 tentang retribusi pasar. Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan pedagang mengerti dan paham akan isi Perda sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembayaran retribusi pasar, seperti kesalahan penghitungan pembayaran SHP atau KTTP. Pada bulan April dilakukan penyuluhan tentang antisipasi dan bahaya flu burung. Penyuluhan ini dilakukan agar pedagang bisa tahu dan paham bahwa salah satu tantangan dalam jual beli unggas adalah adanya virus flu burung. Untuk itu pedagang diharapkan bisa mengantisipasi adanya virus tersebut. Pada bulan Agustus dilakukan penyuluhan tentang pentingnya retribusi pasar. Dalam penyuluhan ini pedagang di beri tahu tentang hak dan kewajibannya. Mereka juga harus membayar retribusi pasar, karena mereka juga telah mendapatkan haknya, sehinggga target retribusi pasar Ayam dapat tercapai. Pada bulan November dilakukan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan pasar. Hal ini karena kebersihan pasar yang baik akan menciptakan suatu kondisi pasar yang nyaman dan aman untuk dikunjungi. Selain itu kebersihan yang terjaga juga bisa mencegah virus seperti flu burung. Berdasarkan data diatas pembinaan pedagang yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pedagang melalui penyuluhan di paguyuban kurang efektif mengingat seringkali banyak pedagang yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut. commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. PERKEMBANGAN PENERIMAAN ATAU REALISASI RETRIBUSI PASAR AYAM SEMANGGI Penerimaan retribusi Pasar Ayam Semanggi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan program pemberdayaan Pasar Ayam Semanggi oleh seluruh pegawai pasar. Penerimaan retribusi yang meningkat merupakan bukti nyata semakin meningkatnya kegiatan ekonomi di pasar tradisional setelah dilaksanakannya program pemberdayaan pasar tradisional. Apalagi selama kurun waktu 2 tahun terakhir lalu realisasi retribusi pasar Ayam Semanggi selalu melebihi dari target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Tabel 4.9 Target dan Realisasi Retribusi Pasar Ayam Tahun Anggaran 2008-2010 Tahun
Target (Rp)
Anggaran
Realisasi
Tingkat keberhasilan
Peningkatan
(Rp)
realisasi thd target
realisasi retribusi
retribusi(%)
pertahun(%)
2008
91.920.000
108.624.070
118,72
-
2009
93.211.000
109.331.725
117,29
0,6
2010
122.888.000
123.355.355
100,38
12,8
112,13
6,7
Rata-rata
Sumber: Kantor Pasar Ayam, Semanggi Dari tabel diatas, jelas terlihat bahwa realisasi retribusi Pasar Ayam Semanggi mengalami peningkatan dan bahkan melebihi target yang telah dipatok oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Untuk tahun ini commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
realisasi retribusi pasar juga melebihi target, sehingga dapat dikatakan strategi pemberdayaan yang diterapkan di pasar Ayam Semanggi berhasil untuk mencapai target yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan tersebut, maka terdapat factor penghambat dan pendukungnya. Factor hambatan adalah semua factor yang menghambat proses pemberdayaan pasar. Yang menjadi factor penghambat adalah dana dan kurangnya kesadaran dari pedagang. Faktor pendukung adalah semua factor yang bisa mendukung jalannya proses pemberdayaan yaitu kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta dalam usaha penertiban pedagang di pasar ; partisipasi pedagang dalam peningkatan keamanan pasar melalui swakarsa. a. Faktor Pendukung Faktor yang medukung jalannya proses pemberdayaan adalah: 1. Kerjasama dengan Instansi lain. Dalam proses pemberdayaan pasar tradisional, lurah pasar Ayam Semanggi beserta staffnya melakukan kerjasama dengan satpoll PP kota Surakarta untuk menertibkan pedagang Pasar Ayam Semanggi yang tidak menempati tempat yang semestinya. Kerjasama ini dilakukan karena seringkali pihak pasar mengalami kesulitan dalam user dengan pernyataan Lurah Pasar menertibkan pedagang.commit Hal initosesuai
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ayam Semanggi: "misalnya terjadi masalah soal penertiban pedagang yang sulit untuk ditertibkan, dan kami tidak bisa mengatasi sendiri maka kita lapor ke Dinas agar mengirimkan Satpoll PP untuk membantu tugas kami mbak"(wawancara 17 Desember 2010) 2. Partisipasi Pedagang Pasar Ayam Semanggi Partisipasi pedagang dalam proses pemberdayaan disini ditunjukkan dengan adanya program swakarsa dalam usaha peningkatan keamanan. Swakarsa disini artinya dana yang digunakan untuk membayar petugas keamanan adalah swadaya yang dikumpulkan dari pedagang itu sendiri. Itu artinya keamanan disini merupakan kegiatan yang diselenggarakan atas inisiatif pedagang sendiri. Petugas keamanan ditunjuk oleh pedagang dan digaji oleh pedagang Pasar Ayam bukan dari APBD. Partisipasi pedagang juga ditunjukkan pada usaha peningkatan kebersihan pasar. Pedagang juga turut menjaga kebersihan pasar dengan membuang sampah pada bak sampah yang telah disediakan pihak pasar. Pedagang turut menjaga kebersihan los nya, meskipun ada petugas kebersihan yang selalu membersihkan pasar tiap hari. Selain itu partisipasi pedagang lainnya adalah menyampaikan segala kerusakan atau keluhan yang bisa mengganggu proses jual beli di pasar, seperti dalam pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal pasar ayam semanggi pedagang selalu melaporkan bila terjadi pengelupasan pada kabel listrik.
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peran dan partisipasi pedagang sangat dibutuhkan untuk melancarkan jalannya proses pemberdayaan pasar Ayam Semanngi. Dengan pemberdayaan tersebut maka dapat meningkatkan kualitas SDM pedagang, dapat meningkatkan perekonomian pedagang sehingga pada akhirnya akan berdampak pada pembayaran retribusi tepat waktu dan realisasi penerimaan retribusi pasar ayam sesuai dengan target atau bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Kota Surakarta. b. Faktor Penghambat Faktor yang menghambat proses pemberdayaan adalah: 1. Dana Dalam melaksanakan segala kegiatannya, pegawai Pasar Ayam tentunya membutuhkan dana yang diperoleh dari APBD. Hal ini karena semua kegiatan atau program dari DPP kota Surakarta yang merupakan induk dari Pasar Ayam Semanggi dimasukkan dalam rencana anggaran daerah yang kemudian ditetapkan sebagai APBD sehingga semua kegiatan ataupun program tahunan DPP Kota Surakarta telah dianggarkan dalam APBD. Berikut ini pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Semanggi menegenai anggaran atau dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan atau program di Pasar Ayam Semanggi: commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
”semua kegiatan di Pasar Ayam ini dananya ya berasal dari APBD atau pemerintah mbak,,, biasanya program tahunan DPP telah dianggarkan oleh APBD yang telah mendapat persetujuan dari anggota dewan tentunya,, nah dari itu,misalnya kita ingin menyelenggarakan kegiatan contohnya renovasi los ataupun pengadaan barang ya kita tinggal mengajukan draff kepada Dinas. Soal keputusan apakah terlaksana atau tidak itu semua tergantung dari Dinas.(8 November 2010). Dana disini merupakan factor penghambat proses pemberdayaan di Pasar Ayam Semanggi, dalam hal renovasi Pasar, pengecoran jalan, dan keikutsertaan petugas keamanan dalam pembinaan dan pelatihan petugas keamanan yang diselenggarakan oleh DPP Kota Surakarta. Untuk renovasi bangunan pasar seperti los di Pasar Ayam untuk tahun anggaran 2010 belum terealisasi. Pembangunan tersebut terkendala oleh anggaran pasar serta keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang belum memutuskan bahwa akan dilakukan renovasi atau pembangunan tambahan untuk los. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: “Saat ini belum dilakukan renovasi pasar untuk penambahan los. Hal ini karena terbatasnya dana, dan belum adanya keputusan dari dinas untuk merenovasi pasar. Kita sih juga sudah mengajukan, tapi kalo dari Dinasnya belum menyetujui ya gak mungkin ada renovasi pasar mbak. Untuk sementara ya kita terima dulu apa adanya.(8 november 2010) 2.
Kurangnya kesadaran pedagang Rendahnya kesadaran pedagang terhadap hak dan kewajibannya merupakan salah satu faktor yang bisa menghambat jalannya proses pemberdayaan pasar Ayam Semanggi. Kesadaran pedagang untuk commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melaksanakan kewajibannya merupakan faktor yang bisa mendukung tercapainya realisasi penerimaan retribusi sesuai dengan target atau bahkan melebihi target. Rendahnya kesadaran pedagang disini ditunjukkan oleh perilaku wajib retribusi yang seringkali tidak menaati peraturan di dalam membayar retribusi pasar. Pedagang seringkali masih menunda pembayaran retribusi pasar, meskipun mereka sudah ditegur dan dibina, sehingga dikhawatirkan menghambat tercapainya realisasi retribusi pasar sesuai target yang telah ditentukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Pedagang Hal ini sesuai pernyataan dari Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi: ”Penarikan retribusi pasar ayam agak sedikit mengalami kendala mbak. Hal ini terkait dengan perilaku wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Kadang meskipun mereka sudah dibina atau ditegut gitu, beberapa bulan setelahnya mereka juga masih menunda pembayaran retribusi. Itu artinya mereka tidak taat akan peraturannya. Harusnya kan mereka membayar tepat waktu dan tidak menunda. (8 November 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Pemeliharaan Pasar Dalam indikator pemeliharaan pasar ini Lurah Pasar Ayam beserta staffnya melakukan pemeliharaan dalam hal pemeliharaan sarana dan bangunan pasar Ayam Semanggi, pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal pasar Ayam Semanggi dan pemeliharaan TPnA (Tempat Penampungan Ayam). Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki atap bocor, saluran air yang mampet, penggantian lampu dan kabel, serta memelihara dan menjaga kebersihan tempat penampungan ayam. Pedagang juga turut berperan dengan melaporkan segala kerusakan yang terjadi. 2. Pengembangan Pengelolaan Persampahan Pasar Dalam peningkatan kebersihan pasar, Lurah Pasar Ayam Semanggi beserta staffnya memiliki 9 petugas kebersihan yang setiap harinya membersihkan lokasi pasar. Dalam usaha peningkatan kebersihan pasar juga dilakukan penambahan dan penggantian sarana dan prasarana kebersihan untuk menunjang kegiatan tersebut serta untuk meningkatkan kinerja dan commit to user produktivitas petugas kebersihan. peningkatan kebersihan pasar tersebut
96
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
dilakukan agar pasar Ayam Semanggi menjadi nyaman, menghindari penularan virus penyakit seperti flu burung serta untuk meminimalisir bau tak sedap yang ditimbulkan. Peran pedagang juga dilibatkan dalam usaha peningkatan kebersihan pasar seperti pedagang membuang sampah pada tempatnya serta pedagang menjaga kebersihan di sekitar losnya. 3. Pembangunan Pasar Untuk upaya peningkatan fasilitas pasar Ayam Semanggi, di pasar tersebut telah dilengkapi atau dibangun Rumah pemotongan unggas (RPU). RPU dibangun untuk menunjang kegiatan jual beli di Pasar Ayam Semanggi, hal ini karena di pasar tersebut tidak hanya mejual hewan ternak hidup tetapi juga hewan ternak dalam kondisi sudah terpotong dan siap untuk dimasak. Selain itu juga dilakukan penambahan dan penggantian sarana dan prasarana pasar yang rusak seperti alat kebesihan pasar seperti ekrak, sapu, cangkul dan bak sampah. 4. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar Keamanan di pasar Ayam Semanggi menerapkan sistem swakarsa dengan biaya untuk menggaji petugas keamanan berasal dari iuran pedagang. Untuk meningkatkan keamanan di pasar Ayam Semanggi, terdapat 8 petugas keamanan yang dibagi menjadi 2 shift. Hal ini dilakukan agar kondisi pasar aman terkendali selama 24 jam. Adanya sistem swakarsa tersebut menunjukkan bahwa pedagang juga turut berperan dalam proses pemberdayaan ini, karena untuk keamanan di pasar Ayam Semanggi tidak disediakan khusus oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Namun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
untuk tahun 2010 ini petugas keamanan belum ada yang dikirim untuk mengikuti pelatihan dan bimbingan yang diadakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. 5. Pembinaan Pedagang Pasar Pembinaan pedagang di pasar Ayam Semanggi disini lebih pada upaya menyadarkan pedagang bahwa mereka turut berperan dalam pencapaian target retribusi pasar yang ditetaplan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta serta memberikan pengertian kepada pedagang untuk memahami hak dan kewajibannya melalui penyuluhan dan pertemuan langsung dengan pedagang. Dalam pembinaan juga dilakukan sosialisasi terhadap perda yang berlaku seperti perda Kota Surakarta tentang retribusi pasar sehingga pedagang mengerti apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan tahu tata pelaksanaan pemungutan ataupun pembayaran retribusi pasar. Namun sosialisasi yang diadakan sangat kurang, karena sosialisasi yang diadakan sekitar 3 bulan sekali. Tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk menghindari penyimpangan terhadap pelaksanaan pemungutan ataupun pembayaran retribusi. Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas merupakan upaya yang dilakukan oleh seluruh pegawai dalam menciptakan kondisi pasar yang kondusif sehingga dapat meningkatkan dan melancarkan kegiatan jual beli di Pasar Ayam Semanggi. Semakin meningkatnya kegiatan jual beli di pasar Ayam Semanggi maka perekonomian pedagang juga meningkat commit to user sehingga penerimaan retribusi dapat mencapai target atau bahkan bisa
perpustakaan.uns.ac.id
99 digilib.uns.ac.id
melebihi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Realisasi retribusi pasar Ayam Semanggi untuk tahun 2010 adalah Rp 123.355.355,00. Dengan realisasi retribusi pasar yang melebihi target maka dapat dikatakan bahwa strategi pemberdayaan yang diterapkan di pasar Ayam Semanggi dapat dikatakan berhasil. B. Saran Setelah melakukan penelitian dan analisa data, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi seluruh pegawai pasar Ayam Semanggi dalam pencapaian target retribusi pasar yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta melalui strategi pemberdayaan. Berikut adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Melakukan penyuluhan, pertemuan langsung dengan pedagang untuk pembinaan dan sosialisasi-sosialisasi tentang perda yang berhubungan dengan retribusi pasar yang lebih intensif, agar pedagang lebih paham mengenai hak dan kewajiban mereka sehingga mereka dapat mendapatkan hak mereka tapi juga tak lupa melaksanakan kewajiban mereka untuk membayar retribusi pasar tepat waktu. Dalam kegiatan pembinaan itu harusnya dibuat suatu kegiatan yang menarik supaya pedagang berminat hadir dalam pertemuan tersebut,misalnya pemberian doorprize atau hadiah. 2. Pembentukan kembali paguyuban pedagang, sehingga dalam pembinaan commit to user pedagang dan sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan diharapkan juga
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melibatkan paguyuban pedagang pasar. Paguyuban pedagang merupakan wadah dimana pedagang bisa menyalurkan segala keluhan dan keresahannya sehingga hal ini juga memudahkan pegawai pasar Ayam Semanggi untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pedagang di pasar tersebut. 3. Membuat slogan tulisan tentang kebersihan agar pedagang lebih sadar tentang pentingnya kebersihan di lingkungan pasar.
commit to user